Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

BAKTI SOSIAL PEMERIKSAAN LANSIA DAN


SKRINING IBU HAMIL
GILI-KETAPANG

RSIA MUHAMMADIYAH
KOTA PROBOLINGGO
2022

1
LEMBAR PERSETUJUAN
BAKTI SOSIAL PEMERIKSAAN LANSIA DAN
SKRINING IBU HAMIL
GILI-KETAPANG

Pengajuan Bakti Sosial Pemeriksaan ibu Hamil dan Skrining Ibu Hamil Gili ketapang
Disetujui

Oleh RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO

Probolinggo, ... September 2022

Ketua Panitia Direktur RSIA Muhammadiyah

(Ns. A. Risky,S.Kep) (dr. Benny Rahman Khomanani)

2
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas rahmat dan karunianya


yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga proposal Bakti Sosial Pemerik-
saan ibu Hamil dan Skrining Ibu Hamil Gili ketapang dapat kami selesaikan dengan
baik.

Mengingat pentingnya kualitas Kesehatan masyarakat, Tim PKRS RSIA


Muhammadiyah Kota Probolinggo menyelenggarakan Bakti Sosial Pemeriksaan ibu
Hamil dan Skrining Ibu Hamil Gili ketapang dalam rangka meningkatkan kualitas
hidup lansia dan menurunkan angka kematian ibu hamil dengan skrining pada ibu
ibu hamil kami berharap dapat membantu pemerintah demi masyarakat sejahtera.

Kami megnucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah berpar-


tisipasi dalam pelaksaaan Bakti Sosial Pemeriksaan ibu Hamil dan Skrining Ibu Hamil
Gili ketapang ini, sehingga acara ini dapat berjalan dengan lancar.

Probolinggo, … September 2022

Ketua Pelaksana

Ns. A. Risky,S.Kep

3
DAFTAR ISI

Judul......................................................................................................................1
Lembar Pengesahan...............................................................................................2
Kata Pengantar.......................................................................................................3
Daftar Isi................................................................................................................4
Bab 1 Pendahuluan................................................................................................5
Bab 2 Pembahasan.................................................................................................7
Bab 3 Rencana Pelaksanaan Baksos......................................................................9
Bab IV Penutup.....................................................................................................10
Lampiran................................................................................................................11

4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya pengembangan masyarakat Indonesia yang merata, adil dan
makmur khususnya dalam bidang kesehatan tidak hanya merupakan tanggung
jawab pemerintah semata. Secara proporsional tugas ini diemban pula oleh
seluruh komponen bangsa lainnya, termasuk di dalamnya masyarakat yang
bersangkutan itu sendiri, maupun oleh lapisan masyarakat lain yang secara sosial
ekonomi berkemampuan relatif lebih baik khususnya tenaga kesehatan. Seluruh
komponen ini mempunyai kepentingan untuk secara aktif bersinergi dalam upaya
perbaikan taraf kesejahteraan masyarakat. Adapun tenaga Kesehatan sebagai
yang bergerak dibidang kesehatan adalah salah satu pihak yang turut
mengembang Amanah. Peran serta tenaga Kesehatan dalam masyarakat tidaklah
dibatasi untuk menajalankan tugas didalam polindes, puskesmas maupun rumah
sakit saja melainkan juga di lapangan. Tenaga kesehatan dituntut untuk secara
kritis mampu terlibat lebih aktif dalam upaya pembangunan nasional, melalui
proses pengabdian masyarakat berupa bakti sosial dengan kerja nyata di
lingkungan.

Memengingat kualitas Kesehatan masyarakat terutama lansia dan ibu


hamil masyarakat Gili Ketapang yang masih rendah, Kesehatan para lansia yang
mulai belakangan ini telah ditingkatkan oleh pemerintah melalui program-
program dari Puskesmas seperti posyandu lansia, dan posyandu ibu hamil, namun
hal ini masih kurang luas menjamah para lansia dan ibu hamil karena dengan
intensitas kegiatan posyandu yang hanya dilakukan sekali dalam beberapa
minggu, dikarenakan banyaknya lingkungan dalam cakupan wilayah kerja
puskesmas. Sehingga para lansia dan ibu hamil yang mengalami keluhan, akan
sulit memeriksakan diri ke puskesmas karena masalah kemampuan fisik dan
transportasi. Kami tenaga Kesehatan dari RSIA Muhammadiyah Kota
Probolinggo berinisiatif untuk melakukan kegiatan bakti sosial berupa
pemeriksaan bagi lansia dan skrining pada ibu hamil. Hal ini kami lakukan untuk

5
membantu pemerintah guna menurunkan angka kematian ibu dan meningkatkan
kualitas hidup pada lansia di Gili Ketapang.

Pemeriksaan pada lansia dan skrining pada ibu hamil ini tidak dipungut
biaya, karena kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kerja nyata pengabdian
masyarakat yang dilakukan oleh tenaga Kesehatan RSIA Muhammadiyah Kota
Probolinggo. RSIA Muhammadiyah dalam melakukan promosi kesehatan bagi
masyarakat yang membutuhkan, mengaharapkan agar menuju perbaikan taraf
hidup serta peningkatan kesejahteraan jangka panjang yang mandiri dan terarah.

1.2 Tujuan

Kegiatan Bulan imunisasi Anak Nasional (BIAN) bertujuan untuk :


2.2.1 Meningkatkan cakupan pemeriksaan pada lansia dan krining pada ibu
hamil
2.2.2 Memberikan pelayanan Kesehatan pada lansia dan skrining pada ibu hamil

6
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pemeriksaan Pada Lansia


Untuk menurunkan atau bahkan mencegah penyakit di usia tua, pe-
meriksaan kesehatan lansia adalah salah satu upaya yang perlu dilakukan.
Berikut ini adalah beberapa jenis pemeriksaan kesehatan untuk lansia yang di-
lakukan di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Serang diantaranya :
2.1.1 Tekanan darah, sebaiknya memeriksa tekanan darah setiap ada kesem-
patan, jangan menunggu sampai setahun. Saat ini bahkan sudah ada alat
praktis yang bisa digunakan untuk tes tekanan darah secara mandiri dari
rumah. Jika Anda mengidap diabetes, penyakit jantung, penyakit hati, atau
penyakit lainnya, Anda wajib memeriksa tekanan darah secara rutin.
2.1.2 Berat badan, yang turun atau naik secara drastis bisa menandakan kondisi
medis tertentu. Berat badan bertambah bisa berarti retensi cairan (edema),
penyakit ginjal, hati, atau jantung. Sementara itu, berat badan turun bisa
berarti infeksi atau kanker.
2.1.3 Tes darah, usahakan untuk melakukan cek darah lengkap setiap tahun.
Mulai dari sel-sel darah, gula darah, kolesterol, kadar hormon, hingga
kadar elektrolit, akan tetapi tes darah yang dilakukan dilingkungan dinas
kesehatan cuma mencakup pemeriksaan kolestrol, gula darah, dan asam
urat.

2.2 Skrining Pada Ibu Hamil


Antenatal care (ANC) terpadu merupakan salah satu program yang dis-
usun oleh kementrian kesehatan RI untuk dapat mendeteksi dini masalah/
penyakit pada ibu hamil. Diharapkan dengan ANC terpadu pada fasilitas kese-
hatan primer maka status kesehatan ibu akan meningkat dan dapat menu-
runkan angka kematian ibu. Pada ANC terpadu dilakukan penapisan pada fak-
tor risiko dan penyakit yang dapat berpengaruh pada kehamilan.

7
Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu dibagi menjadi penye-
bab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung berhubungan dengan
komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan, pre eklamsia/
eklamsia, infeksi, persalinan macet dan abortus. Penyebab tidak langsung
adalah faktor yang dapat memperberat keadaan ibu hamil dan mempersulit
penanganan kedaruratan seperti empat terlalu dan tiga terlambat.
Empat terlalu terdiri dari terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering
melahirkan, dan terlalu dekat jarak kehamilan, sedangkan tiga terlambat
meliputi terlambat mengenali tanda bahaya, mengambil keputusan, mencapai
fasilitas kesehatan dan terlambat penanganan kegawat daruratan.Faktor lain
yang berpengaruh adalah ibu hamil yang menderita penyakit menular seperti
malaria, HIV/AIDS, tuberkulosis, sifilis, dan tidak menular seperti hipertensi,
diabetes melitus, gangguan jiwa, dan kekurangan gizi.
Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, pelayanan standar yang harus
dilakukan meliputi beberapa hal. Pertama di lakukan penimbangan berat
badan setiap kali kunjungan antenatal. Penambahan berat badan kurang dari 9
kg selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulan menunjukkan
adanya gangguan pertumbuhan janin.
Kedua, lakukan pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) sebagai skrin-
ing dari ibu hamil dengan kurang energi kronis (KEK). Apabila LiLA < 23,5
cm, ibu mengalami KEK dan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan
lahir rendah (BBLR).
Selanjutnya penting dilakukan pengukuran tekanan darah untuk mende-
teksi adanya hipertensi (>140/90 mmHg). Perlu diwaspadai tanda-tanda
preeklamsia yang lain seperti edema wajah, tungkai atau proteinuria. Penguku-
ran tinggi fundus uteri setiap kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi
pertumbuhan janin dan kesesuaian dengan usia kehamilan.
Hitung denyut jantung janin (DJJ) dimulai dari akhir trimester I. Nilai
normal DJJ adalah 120-160x/menit. Tentukan presentasi janin sejak akhir
trimester II. Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau
kepala belum masuk ke panggul, waspadai kelainan letak, panggul sempit atau
8
masalah lain.
Untuk mencegah tetanus neonatorum, setiap ibu hamil diberikan imu-
nisasi TT disesuaikan dengan status imunisasi ibu. Berikan tablet tambah
darah minimal 90 tablet sejak kontak pertama. Lakukan pemeriksaan laborato-
rium secara rutin pada trimester pertama yaitu pemeriksaan hemoglobin (diu-
lang pada trimester ketiga) dan golongan darah, dan pemeriksaan lain atas in-
dikasi seperti protein utin, gula darah/reduksi, malaria, batang tahan asam
(BTA), sifilis, serologi HIV. Pemeriksaan USG juga dapat dilakukan untuk
mengetahui perkembangan janin.
Setelah dilakukan pemeriksaan, tenaga kesehatan dapat menentukan
penanganan selanjutnya bagi masing-masing ibu hamil. Kasus yang tidak da-
pat ditangani harus dirujuk sesuai dengan sistem rujukan. Kehamilan dapat
diklasifikasikan sesuai hasil pemeriksaan. Kehamilan normal adalah keadaan
dimana keadaan umum ibu baik, tekanan darah < 140/90 mmHg, bertambah
berat badan minumal 8 kg selama kehamilan sesuai indeks massa tubuh (IMT)
ibu, edema hanya pada ekstremitas, DJJ 120-160x/menit, gerakan janin dapat
dirasakan sejak usia 18-20 minggu hingga melahirkan, tidak ada kelainan ob-
stetri, ukuran fundus uteri sesuai usia kehamilan, dan hasil pemeriksaan fisik
dan laboratorium dalam batas normal.
Pada kasus ibu hamil dengan perdarahan antepartum atau preeklamsia
yang ditandai dengan hipertensi, edema wajah dan tungkai, dan proteinuria,
maupun adanya tanda gawat janin maka pasien harus dirujuk untuk penan-
ganan sesuai standar karena termasuk keadaan gawat darurat. Pada keadaan ini
kehamilan diklasifikasikan sebagai kehamilan dengan kondisi kegawat daru-
ratan dan membutuhkan rujukan segera.
Klasifikasi selanjutnya adalah kehamilan dengan msalah kesehatan
yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi dan/atau kerjasama penanganan-
nya. Contohnya pada ibu dengan riwayat kehamilan sebelumnya janin atau
neonatus mati, keguguran ≥ 3x, bayi < 2500 g atau > 4500 g, hipertensi, dan
operasi. Selain itu pada kehamilan ini ditemukan kehamilan ganda, usia ibu <
16 tahun atau > 40 tahun, hipertensi, massa pelvis, penyakit jantung, ginjal, di-
9
abetes melitus, malaria, tuberkulosis, sifilis, TBC, anemia berat, HIV, dan
masalah kesehatan jiwa. Kenaikan berat badan ibu hamil < 1 kg/bulan atau
dengan risiko KEK LiLA < 23,5 cm, tinggi badan < 145 cm, tinggi fundus
uteri tidak sesuai dengan umur kehamilan, kelainan letak janin pada trimester
III, dan infeksi saluran kemih perlu dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Ibu hamil dengan demam dapat ditangani di fasilitas kesehatan primer
sesuai penanganan demam. Namun apabila dalam dua hari masih demam atau
keadaan umum memburuk maka perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan lebih
lengkap. Bila pada pemeriksaan tekanan darah ibu 140/90 mmHg tanpa pro-
teinuri maka tangani hipertensi sesuai standar, periksa ulang dalam dua hari,
bila meningkat maka segera rujuk. Apabila terdapat gangguan janin perlu un-
tuk segera dirujuk. Ibu hamil dengan hipertensi berat (diastol ≥ 110 mmHg)
tanpa proteinuria perlu dirujuk.
Ibu hamil yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga diklasi-
fikasikan sebagai kehamilan dengan masalah khusus, seharusnya dirujuk ke
rumah sakit dengan fasilitas Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) terhadap korban
kekerasan. Rujukan dapat dilakukan pada rumah sakit umum ataupun rumah
sakit POLRI.
Beberapa pusat kesehatan di Jawa Timur menetapkan kartu skor Poedji
Rochjati (KSPR) untuk membantu mendeteksi dini faktor risiko pada kehami-
lan. Kartu ini menggolongkan kelompok risiko ibu hamil menjadi kehamilan
risiko rendah dengan skor 2, kehamilan risiko tinggi dengan skor 6-10, dan ke-
hamilan risiko sangat tinggi dengan skor ≥ 12. Poin-poin yang menjadi penila-
ian adalah kehamilan itu sendiri (skor 2), primi muda (hamil anak pertama
usia ≤ 16 tahun), primi tua (lama perkawinan ≥ 4 tahun, ibu umur ≥ 35 tahun),
anak terkecil < 2 tahun, primi tua sekunder ( persalinan terakhir ≥ 10 tahun
yang lalu), grande multi (melahirkan ≥ 4 kali).
Poin lain yang dihitung pada KPSR adalah tinggi badan ≤ 145 cm, ri-
wayat obstetri jelek (keguguran, lahir preterm, lahir mati, lahir hidup lalu mati
usia ≤ 7 hari, keguguran ≥ 2 kali, riwayat janin mati dalam kandungan), bekas
operasi caesar, penyakit pada kehamilan, pre eklamsia, hamil kembar, hidram-
10
nion, janin mati dalam rahim, hamil lebih bulan, letak sungsang atau lintang,
perdarahan antepartum, preeklamsia berat/eklamsia. Apabila hasil skor pasien
tergolong KRT maka persalinan harus dilakukan di tenaga kesehatan, sedan-
gkan pada pasien KRST persalinan harus di RS atau spesialis kandungan

2.3 ANALISIS KEBUTUHAN BAKSOS

Kegiatan BAKSOS diperuntukkan bagi Lansia dan ibu hamil untuk dilakuka
pemeriksaan Kesehatan dan skrining pada ibu hamil

11
BAB 3

RENCANA PELAKSANAAN ZOOMINAR

1.1 SASARAN
Seluruh masyarakat Gili Ketapang khususnya lansia dan ibu hamil

1.2 RUANG LINGKUP


Seluruh msyarakat Gili-Ketapang kabupaten Probolinggo

1.3 WAKTU PELAKSANAAN


Hari : Jum’at
Tanggal : 26 Agustus 2022
Jam :07.00-Selesai

1.4 CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Anamnesa Pengunjung
2. Pemeriksaan pada lansia
3. Skrining pada ibu hamil
4. Dokumentasi

1.5 ANGGARAN BIAYA


Menggunakan dana operasional murni dari RSIA Muhammadiyah
Probolinggo
-

12
BAB 4
PENUTUP

Demikian proposal ini kami Buat, kami berharap kegiatan Bakti Sosial
ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dan semoga acara ini bisa
terlaksana sebagaimana yang kita harapkan. Atas perhatian dan
kerjasamnaya kami ucapkan terima kasih.

13
Lampiran 1

SUSUNAN PANITIA BULAN IMUNIASASI ANAK NASIONAL (BIAN)

Penanggung jawab : dr. Benny Rahman Khomaini


Ketua PKRS : Sheilla Gabriella Lailan N, S.ST
Ketua Panitia : Ns. A. Risky,S.Kep
Sekertaris : Adinda Dwi Zhezaria,STr.Keb
Bendahara : Fahmi Shiddiqi, SE
Seksi Acara : 1.Apt. Achmat Bagas A, S.Farm
2.Yuniar
Seksi Konsumsi & Dokumentasi/Publikasi : Siska Yunia Harda,SE
Seksi Sarpras : Muhammad David
IT : Arif Furrofiq

14
Lampiran 2

SUSUNAN ACARA BULAN IMUNIASASI ANAK NASIONAL

WAKTU KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB


Anamnesa pengunjung Panitia
Pemeriksaan pada lansia
07.00 WIB- Selesai Panitia
Skrining pada ibu hamil
Dokumentasi Panitia

15
Lampiran 3

ANGGARAN ACARA BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN)

A. GEDUNG
1. Sewa gedung : Rp.-
2. Brosur leafleat : Rp.-

B. Dana pembuatan Video : Rp 1.500.000


C. Souvenir : 50x Rp 5000
:Rp 250.000
D. Dana Komik saku : Rp 100.000
E. Dana Banner : Rp 200.000

Total : Rp. 2.050.000

16
Lampiran 4

Banner

17
Lampiran 5

Brosur

18

Anda mungkin juga menyukai