BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu bentuk pelayanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah
daerah untuk masyarakat adalah pelayanan dalam bidang kesehatan. Pemerintah
harus menyediakan pelayanan kesehatan, mengingat pelayanan kesehatan
merupakan salah satu hak dasar yang dimiliki oleh rakyat. Hal ini sesuai dengan
amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) dan Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dimana salah satu hak dasar rakyat
adalah hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
terjangkau.
Pelayanan kesehatan adalah hak asasi manusia yang harus diselenggarakan
oleh pemerintah. Pemerintah harus melaksanakan prinsip-prinsip good
governance dalam melaksanakan pelayanan publik, termasuk pelayanan
kesehatan, prinsip tersebut mencakup keadilan, responsivitas dan efisiensi
pelayanan.
Puskesmas merupakan unit pelaksana dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Puskesmas sesuai dengan fungsinya Sebagai unit pelaksana teknis
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional
dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelayanan tingkat pertama
dan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta pusat pelayanan
kesehatan dasar berkewajiban mengupayakan, menyediakan dan
menyelenggarakan pelayanan yang bermutu dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan kesehatan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat menyatakan bahwa setiap puskesmas harus
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat essensial untuk mendukung
Universitas Sriwijaya
2
Universitas Sriwijaya
3
Kematian Ibu (AKI) sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup dimana kontribusi
kematian ibu dari Kota Lubuklinggau adalah sebesar 224 per 100.000 kelahiran
hidup. Pada tahun 2016, kematian ibu di Kota Lubuklinggau sebanyak 6 dari
3149 kelahiran hidup atau sebesar 191 per 100.000 kelahiran hidup dan angka ini
masih tergolong tinggi. Gambaran jumlah kematian ibu di Kota Lubuklinggau
pada tahun 2016 dapat ditampilkan dalam Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Gambaran Jumlah Kematian Ibu di Kota Lubuklinggau Tahun 2016
Jumlah Kematian Ibu
Lahir Sebab Kematian
No Puskesmas
Hidup Hipertensi Lain- Total
Perdarahan Infeksi
Kehamilan lain
1. Swasti Saba 494 1 0 0 0 1
2. Sidorejo 334 0 0 0 0 0
3. Sumber Waras 216 0 0 0 0 0
4. Simpang 423 0 0 0 0 0
Periuk
5. Citra Medika 395 1 0 0 1 2
6. Taba 294 0 0 0 0 0
7. Swasti Saba 216 0 1 0 1 2
8. Petanang 216 0 0 0 0 0
9. Megang 561 0 1 0 0 1
Dinkes Kota LLG 3149 2 2 0 2 6
Sumber: Subbid Kesga, Dinkes Kota Lubuklinggau
Universitas Sriwijaya
4
Universitas Sriwijaya
5
62,14% untuk capaian K4. Jumlah capaian K1 dan K4 Kota Lubuklinggau Tahun
2016 ditampilkan dalam Tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.2
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil di Kota Lubuklinggau Tahun 2016
Jumlah K1 K4
No Puskesmas
Ibu Hamil Jumlah % Jumlah %
1. Swasti Saba 698 451 64,61 432 61,89
2. Sidorejo 452 302 66,81 293 64,82
3. Sumber Waras 272 181 66,54 171 62,87
4. Simpang Periuk 590 393 66,61 374 63,39
5. Citra Medika 541 363 67,10 345 63,77
6. Taba 409 275 67,24 262 64,06
7. Swasti Saba 278 193 69,42 174 62,59
8. Petanang 337 239 70,92 204 60,53
9. Megang 773 476 61,58 448 57,96
Dinkes Kota LLG 4350 2873 66,05 2703 62,14
Sumber: Subbid Kesga, Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau
Universitas Sriwijaya
6
adalah 769 per 100.000 kelahiran hidup dan di tahun 2016 sebesar 926 per
100.000 kelahiran hidup.
Puskesmas Swasti Saba saat ini memiliki ruang untuk pelayanan kesehatan
ibu hamil. Untuk peralatan kesehatan yang dimiliki oleh Puskesmas Swasti Saba
juga masih kurang lengkap, dari 36 item alat kesehatan yang harus ada di ruang
pelayanan kesehatan ibu hanya tersedia 15 item alat kesehatan atau hanya sebesar
41,67% saja yang dimiliki oleh Puskesmas Swasti Saba. Kekurangan sarana dan
prasarana ini juga akan mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil di
Puskesmas Swasti Saba.
Buruknya kualitas pelayanan kesehatan antenatal, persalinan, dan pasca
persalinan merupakan hambatan utama untuk menurunkan kematian ibu.
Berdasarkan kenyataan empiris tersebut, maka penelitian ini bermaksud untuk
mengetahui kondisi kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan karena
hanya masyarakat atau publik yang bisa memberikan penilaian sebenarnya atas
pelayanan yang mereka peroleh. Dalam upaya pemberian pelayanan kesehatan
kepada masyarakat khususnya ibu hamil, perlu diketahui pasti kualitas pelayanan
yang diberikan di Puskesmas Swasti. Penelitian ini mencoba menganalisis kualitas
pelayanan kesehatan ibu hamil yang diterima pelanggan dalam hal ini masyarakat
yang memanfaatkan jasa Puskesmas Swasti Saba Kota Lubuklinggau.
Universitas Sriwijaya
7
Universitas Sriwijaya
8
Universitas Sriwijaya