Ditulis oleh :
Regina Rizki
(11711061)
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT karena atas berkat, rahmat dan karunia
nya kami dapat menyelesaikan penelitian elektif tentang “Persepsi Ibu Tentang Kontrasepsi
Mantap”. Selama penyelesaian penugasan elektif ini kami juga mendapatkan banyak dukungan
dan juga bantuan dari berbagai pihak maka dari itu kami hanturkan banyak terima kasih kepada :
1. dr. Wisnu Retnanigsih selaku kepala Puskesmas Kedawung II, yang telah berbagi
banyak ilmu dan memberikan kami kesempatan untuk melaksanakan kegiatan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Kedawung II.
2. dr. Titik Kuntari, MPH, selaku dokter pembimbing stase Ilmu Kesehatan Masyarakat
yang telah memberikan banyak bekal dan membimbing kami selama kegiatan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Kedawung II
3. Ibu Sugiartutik, SKM sebagai dosen pembimbing lapangan di Puskesmas Kedawung
II
4. Semua tenaga kesehatan di Puskesmas Kedawung II yang selalu mendukung dan
banyak membantu selama terlaksananya kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat
5. Pak Warijo sebagai lurah desa Pengkok, bidan Desa, dan ibu-ibu kader Puskesamas
Kedawung II yang sudah banyak membantu terlaksananya kegiatan ini.
6. Orang tua kami tersayang yang telah banyak memberikan doa dan dukungan selama
kami menjalani kegiatan kepanitraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat.
7. Serta teman-teman sejawat dokter muda FKUII seperjuangan.
Penulis menyadari penyelesaian penelitian elektif ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena
itu,saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan penelitian ini kedepannya. Terima kasih
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..…………………....…………………………………………..…...…1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….2
DAFTAR ISI………………….…………….………………………………………………..3
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang…………………...…...…………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah ……….……..…………….…………………………………..6
1.3 Tujuan Penelitiaan……...…………...……………………………………………6
1.4 Keaslian Penelitian………………….....…………….…………………………...6
1.5 Manfaat penelitian..................................................................................................6
BAB II. METODE
2.1 Metode Penelitian………………………………………………………………..7
2.2 Tahap kegiatan ………...……………….………………………………………..7
BAB III. HASIL
3.1 Hasil observasi………………………….……………………………………….8
3.2 hasil wawancara...................................................................................................9
3.3 rencana intervensi.................................................................................................10
BAB IV. INTERVENSI
4.1Kegiatan Intervensi dan respon …………….…………………………………...11
4.2Perubahan yang terjadi…………………………………………………………..12
4.3Harapan Masyarakat………………………………………………….……….....12
BAB V. PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan………………………………....................…………………….....13
5.2 Kesimpulan………………………………….........………………………….....14
5.3 Saran…………………………………………...................………………….....15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………….................……………………...16
LAMPIRAN
Foto penyerahan produk elektif……………………………………………………...17
Jadwal kegiatan elektif…………..…………………………………………..……....19
Transkrip wawancara ………………………………………………………………..20
3
BAB I. PENDAHULUAN
Tiap tahun jumlah kelahiran bayi di Indonesia mencapai sekitar 4,5 juta bayi. Di
kabupaten atau kota yang masih mempunyai tingkat fertilitas tinggi atau yang KB-nya kurang
berhasil, jumlah bayi yang lahir tiap tahun akan lebih banyak dibangdingkan dengan kabupaten
atau kota yang program KB-nya berhasil menurunkan tingkat fertilitas. Kabupaten atau kota
yang masih mempunyai jumlah kelahiran yang besar akan menghadapi konsekuensi pemenuhan
kebutuhan pelayanan dasaratas kelahiran bayi ini, saat ini dan seterusnya hingga bayi
mendapatkan pekerjaan dan menjadi ibu yang melahirkan generasi penerus. Pengetahuan tentang
fertilitas atau kelahiran dan KB serta berbagai indikator terkait sangat berguna bagi para penentu
kebijakan dan perencana program untuk merencanakan pembangunan sosial terutama
kesejahteraan ibu dan anak. Dalam hal kematian Indonesia mempunyai komitmen untuk
mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDG) untuk menurunkan angka kematian
anak sebesar dua per tiga dari angka di tahun 1990 atau menjadi 20 per 1000 kelahiran bayi pada
tahun 2015 dan menurunkan kematian ibu sebesar tiga perempatnya menjadi 124 per 100.000.
untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan usaha yang sungguh-sungguh (baik dalam bentuk
program kerja ataupun memerhatikan berbagai indikator untuk menurunkan angka kematian
balita dan angka kematian ibu) dari berbagai instasi terkait, mulai dari pemerintah baik pusat
maupun daerah, LSM dan masyarakat (Kurniawati, 2011).
Dalam rangka pengendalian jumlah penduduk dan menurunkan angka kematian ibu,
pemerintah menerapkan program Keluarga Berencana (KB) sejak tahun 1970 yang mana
tujuannya untuk memenuhi permintaan pelayanan KB dan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan reproduksi yang berkualitas, serta mengendalikan angka kelahiran yang pada akhirnya
akan meningkatkan kualitas penduduk dan mewujudkan keluarga kecil berkualitas (Sulistyawati,
2011).
Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.
Sasaran program KB nasional lima tahun kedepan yang sudah terantum dalam RPJM 2004/2009
adalah menurunkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) secara nasional menjadi 1,14%
per tahun, menurunkan angka kelahiran TFR menjadi 2,2 setiap wanita, meningkatkan peserta
KB pria menjadi 4,5%, menurunkan pasangan usia subur (PUS) yang tidak ingin punya anak lagi
dan ingin menjarangkan kelahirannya, tetapi tidak memakai alat kontrasepsi (unmet need)
mencapai 6%., meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi yang efektif dan efisien,
meningkatkan partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak, meningkatkan
jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera yang aktif dalam usaha ekonomi produktif,
4
meningkatkan jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan keluarga berencana
(Fraser, 2009).
Data pada bulan Desember 2015 yang terdapat di puskesmas Kedawung II mengenani
jumlah peserta atau pengguna alat kontrasepsi berupa kontrasepsi mantap yaitu sebesar 274
(6,6%) dibandingkan dengan penggunaan kontrasepsi pil sebesar 258 ( 6,3%), suntik 3261
(79,1%), implan sebesar 644 (15,6%), dan kondom sebanyak 23 (0,6%). Berdasarkan informasi
yang diperoleh dari petugas kesehatan di puskesmas Kedawung II menyatakan bahwa masih
banyak masyarakat yang memiliki jumlah anak banyak yang tidak mau menggunakan alat
kontrasepsi, dan masih takut untuk memilih alat kontrasepsi mantap untuk mengendalikan
jumlah kelahiran anak. Adanya perasaan takut dalam menggunakan alat kontrasepsi mantap
merupakan faktor psikologis pasien. Faktor psikologis tersebut merupakan persepsi. Persepsi
diartikan sebagai proses diterimanya rangsang melalui pancaindra yang didahului oleh perhatian
sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati
baik yang ada di luar maupun dalam diri individu. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan
partisipasi dalam munggunakan alat kontrasepsi mantap, perlu diadakan penelitian tentang
persepsi ibu tentang kontrasepsi mantap.
Sterilisasi pada wanita dapat dilakukan dengan medis operatif wanita (MOW) atau
tubektomi. Tubektomi merupakan prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilisasi
seorang wanita secara permanen. Metode ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dann
ovum dengan cara mencapai tuba falopii dan menutup tuba falopii. Tindakan yang dilakukan
pada tubektomi salah satunya dengan cara mencapai tuba falopii. Cara ini dapat dilakukan
melalui abdominal dengan tindakan laparotomy (Kurniawati, 2011)
Sterilisasi pada pria menggunakan metode yang disebut medis operatif pria (MOP) atau
vasektomi merupakan metode kontrasepsi dengan memotong atau menyumbat vas deferens
melalui operasi. Hal ini dilakukan untuk menghambat perjalanan spermatozoa di dalam semen
atau ejakulat. Setelah menjalani operasi pemotongan atau penyumbatan vas deferens, seorang
pria tidak langsung menjadi infertile. Hal tersebut karena sperma di bagian uretra dari obstruksi
belumkeluar semua. Metode ini sangat efektif dan aman, tindakan bedah yang aman dan
sederhana serta cepat (Kurniawati, 2011)
5
1.2 Perumusan Masalah
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi ibu tentang
kontrasepsi mantap di puskesmas Kedawung II Kabupaten Sragen Jawa Tengah.
6
BAB II METODE
2.1 Metode penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan
prosedur purposif yaitu menentukan kelompok peserta yang menjadi informan sesuai dengan
kriteria terpilih yang relevan dengan topik penelitian. Ukuran sampel ditentukan atas dasar
kejenuhan data yang mana (titik dalam pengumpulan data saat data baru tidak lagi membawa
wawasan tambahan untuk pertanyaan penelitian). Subjek penelitian yang digunakan sebagai
narasumber dalam penelitian ini yaitu pertama bidan di bagian KIA puskesmas Kedawung II.
Kedua, yaitu pasien yang datang ke ruang KIA. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam dan observasi.
Sedangkan data sekunder didapat dari melihat isi dokumen yang berkaitan dengan kepentingan
penelitian. Instrument penelitian yang digunakan seperti alat buku tulis dan kamera.
Tujuan Kegiatan :
7
BAB III. HASIL
3.1 Hasil Observasi
Kegiatan magang yang berlangsung sejak tanggal 23 Mei 2016 hingga 28 Mei 2016 kami
mendapatkan informasi seputar ruangan dan rutinitas di ruang Kesehatan Ibu dan Anak. Di
ruangan KIA terbagi menjadi 2 ruangan, ruangan pertama untuk poli pelayanan Anak, sedangkan
ruang kedua untuk poli pelayanan ibu. Terdapat masing-masing 2 orang perawat yang
memberikan pelayanan kesehata ibu dan anak.
Ruang pelayanan kesehatan anak dilengkapi dengan peralatan pengukuran panjang
badan, tinggi badan anak, timbangan untuk bayi dan anak, termometer, senter, stetoskop, lemari
pendingin untuk menyimpan vaksin imunisasi, serta terdapat 4 poster promosi kesehatan terkait
kesehatan anak. Kegiatan pelayanan terdiri dari pelayanan kesehatan anak dan pelayanan
imunisasi. Pemberian pelayanan kepada pasien dan orang tua pasien sudah sangat baik dan
ramah. Anamnesis dilakukan secara sistematis menggunakan yang sopan dan mudah dipahami.
Pemberian saran untuk pemeriksaan penunjang seudah sesai dengan permasalahan keluhan
pasien. Pemilihan penggunaan obat sudah rasional dengan dosis yang menyesuaikan dengan
berat badan anak dan kondisi yang diderita anak.
8
3.2 hasil wawancara
Berdasarkan hasil kegiatan magang yang telah dilakukan di ruang kesehatan ibu didapatkan data
atau informasi mengenani jumlah pengguna kontrasepsi.
Tabel 1. Pengguna Alat Kontrasepsi MOP dan MOW Periode Desember 2015
Jumlah pengguna MOW yang paling banyak yaitu terdapat di desa Karangpelem sebesar (1,9%)
dan di desa Mojodoyong didapatkan pengguna MOW sebesar (1,75%) sedangkan jumlah
pengguna MOW yang lebih sedikit terdapat di desa Celep sebesar (0,18%).
Gambar 1. Persentase Pengguna Alat Kontrasepsi Menurut Jenis Periode Desember 2015
Didapatkan persentase pengguna MKJP (27%) atau metode kontrasepsi jangka panjang lebih
sedikit penggunaan nya dibandingkan dengan Non MKJP (bukan metode kontrasepsi jangka
panjang) sebesar 73%.
9
Gambar 2. Persentase Penggunaan Alat Kontrasepsi MKJP Menurut Jenis Periode Desember
2015
Dari hasil yang didapatkan diketahui bahwa persentase penggunaan metode kontrasepsi jangka
panjang (MKJP) yang paling banyak dipilih yaitu metode implan sebesar (53%) sedangkan yang
paling sedikit digunakan adalah MOW sebesar (17 %).
10
BAB IV
INTERVENSI
Pemberian poster tentang jenis-jenis alat Dengan pemberian poster mengenai jenis-
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi diharapkan ibu-ibu
yang belum mengetahui alat kontrasepsi
mendapatkan informasi teantang jenis alat
kontrasepsi dengan membaca tulisan yang
ada di poster dan diharapkan para kader
bidan dapat mendorong meningkatkan
minat penggunaan alat kontrasepsi dengan
cara memperlihatkan poster yang berisi
informasi mengenai jenis kontrasepsi.
11
4.2 Perubahan yang Terjadi
Perubahan yang terjadi dengan dilakukan nya konseling tentang alat kontrasepsi,
ibu-ibu yang mendapatkan konseling lebih banyak menunjukkan respon yang baik
terhadap pengguanaan alat kontrasepsi yang ditunjukkan dengan sering bertanya dan
mempunyai ketertarikan dengan berbagai metode alat kontrasepsi lainnya yang belum
diketahui seperti kontrasepsi mantap.
Perubahan yang terjadi setelah pemberian poster mengenai jenis-jenis alat
kontrasepsi ialah kader bidan dapat lebih aktif untuk meningkatkan minat ibu-ibu untuk
menggunakan alat kontrasepsi, dengan media poster ibu-ibu memiliki gambaran
informasi tentang jenis kontrasepsi dan dapat diharapkan dapat memilih jenis alat
kontrasepsi yang tepat sesuai dengan kondisinya.
4.3 Harapan Masyarakat
Dengan dilakukannya konseling diharapkan ibu-ibu mendapatkan pengetahuan
tentang jenis-jenis alat kontrasepsi maupun cara penggunaan dan cara kerjanya sehingga
apabila ibu-ibu ingin menggunakan alat kontrasepsi dapat berdiskusi dengan kader bidan
untuk membantu memilihkan kontrasepsi yang tepat.
Harapan masyarakat agar kader bidan maupun petugas kesehatan mampu
memberikan arahan untuk memilih jenis kontrasepsi apabila ibu-ibu yang ingin
menggunakan alat kontrasepsi masih bingung dalam memilih jenis kontrasepsi yang
tepat. Karena masih banyak ibu-ibu yang bahkan tidak mengetahui jenis-jenis alat
kontrasepsi serta kegunaannya.
12
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
13
program edukasi kesehatan pun masih jarang mendapatkan informasi seputar kontrasepsi jangka
panjang. Hampir semua peserta diskusi menyatakan bahwa faktor yang menghambat penggunaan
metode kontrasepsi jangka panjang yaitu suami yang tidak setuju, mengingat anak sebagai aset,
pengetahuan tentang sterilitas yang kurang,tidak sesuai dengan budaya dan agama serta beberapa
efek samping seperti infeksi dan perdarahan akibat pemasangannya (Mekonnen,2014).
Metode kontrasepsi jangka panjang yang meliputi vasektomi dan tubektomi adalah
metode yang paling dimanfaatkan di seluruh dunia dan khususnya di Sub Sahara, Afrika.
Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang
yaitu kurangnya penyediaan tenaga kesehatan yang terampil, akses layanan yang jauh untuk
mendapatkan fasilitas kesehatan yang menyediakan metode kontrasepsi jangka panjang, serta
masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kontrasepsi jangka panjang (Mutombo,
2014).
14
Table 2. Hasil wawancara
NO Persepsi Responden f %
Pengertian alat kontrasepsi mantap
1. Tahu 2 20
2. Tidak tahu 8 80
5.2 Kesimpulan
Berdasarkan wawancara terhadap ibu-ibu yang berkunjung di ruang KIA ibu puskesmas
Kedawung II sebagian besar responden masih banyak yang tidak mengetahui tentang kontrasepsi
mantap, dan cenderung takut untuk menggunakan kontrasepsi mantap.
5.3 Saran
Puskesmas dengan bantuan kader bidan desa perlu meningkatkan program penyuluhan
mengenai penjelasan tentang motode kontrasepsi mantap terhadap ibu-ibu usia reproduksi di
wilayah kerja puskesmas Kedawung II.
Sebaiknya ibu-ibu pengguna alat kontrasepsi dapat memilih alat kontrasepsi yang tepat
sesuai dengan kondisinya dan diharapkan ibu-ibu dapat bertanya seputar alat kontrasepsi dengan
petugas kesehatan terdekat di wilayah lingkungan tempat tinggalnya.
Serta diharapakan dengan pemberian konseling yang telah dilakukan dapat meningkatkan
minat ibu-ibu untuk memilih menggunakan kontrasepsi mantap apabila ingin menggunakan alat
kontrasepsi yang bersifat menetap dalam mengendalikan kehamilan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. (2013). Situasi Keluarga Berencaana di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan
Informasi
Meskele., Mekonnen. (2014) Factors affecting women’s intention to use long acting and
permanent contraceptive methods in Wolaita Zone, Southern Ethiopia: A cross-sectional study
14 (109), doi: 10.1186/1472-6874-14-109
Mutombo., Bakibinga. (2014) The effect of joint contraceptive decisions on the use of
Injectables, Long-Acting and Permanent Methods (ILAPMs) among married female (15-49)
contraceptive usersin Zambia: a cross-sectional study 11(51),doi: 10.1186/1742-4755-11-51
Mekonnen., Enquselassie., Tesfaye., Semahegn. (2014) Prevalence and factors affecting use
of long acting and permanent contraceptive methods in Jinka town, Southern Ethiopia: a cross-
sectional study 18(980), doi: 10.11604/pamj2014.8.96.3421
16
LAMPIRAN
17
Foto wawancara bersama responden
18
Jadwal kegiatan elektif
Waktu
07.30 Upacara atau Upacara atau Upacara atau Upacara atau Upacara atau Upacara atau
brefing di brefing di brefing di brefing di brefing di brefing di
puskesmas puskesmas puskesmas puskesmas puskesmas puskesmas
08.00-12.00 Magang dan Magang dan Magang dan Magang dan Magang dan Magang dan
wawancara di wawancara di wawancara di wawancara di wawancara di wawancara di
ruang ruang ruang ruang ruang ruang
kesehatan ibu kesehatan ibu kesehatan ibu kesehatan ibu kesehatan ibu kesehatan ibu
dan KB dan KB dan KB dan KB dan KB dan KB
13.00-14.00 Mencari data Mencari data Mencatat Mencatat Analisis hasil Analisis hasil
sekunder sekunder hasil hasil wawancara wawancara
(laporan dari (laporan dari wawancara wawancara
puskesmas, puskesmas, dan data dan data
bidan, atau bidan, atau sekunder sekunder
bidan desa) bidan desa)
14.00-21.00 Menyusun Menyusun Menyusun Membuat Membuat Membuat
laporan elektif laporan elektif laporan produk elektif produk elektif produk elektif
elektif
19
Transkrip wawancara
Responden 1
Usia : 23 tahun
Paritas : 2 anak
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Wawancara
Ibu: karena biaya nya murah mba, dari bu bidan diberitahunya ya suntik
Saya: oh iya bu, apakah ibu mengetahui tentang apa itu kontrasepsi mantap ?
Ibu: belum mba, saya cuma pernah dengan dari bu bidan kontrasepsi ya seperti pil,suntik, spiral.
Kontrasepsi mantap itu apa ya mba?
Saya: kontap atau metode steril bu. Jadi saluran telur wanita di ikat. Metode kontrasepsi ini
jangka panjang melalui operasi kecil
20
Ibu:iya mba. Dengan operasi mba.
Saya: ya bu. Jika ibu memilih menggunakan kontrasepsi mantap apa yang menjadi alasan ibu?
Responden 2
Usia: 35 tahun
Paritas: 3 anak
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan: Pedagang
Saya: ibu saya ingin bertanya tentang pengertian dari kontrasepsi mantap itu apa ya bu?
Saya: ya nama lain nya steril atau tubektomi bu. Dilakukan dengan mengikat saluran indung
telur
Saya: mohon maaf bu, saat ini ibu menggunakan kontrasepsi apa?
Ibu: karena lebih praktis mba, setiap bulan datang ke bidan untuk suntik nya
Saya: ibu pernah mendapatkan informasi kontrasepsi mantap dari mana ya bu?
21
Ibu: mungkin saya masih kurang nyaman mba, soalnya saya pakai spiral saja rasanya kurang
nyaman apalagi dengan steril
Saya: menurut ibu efek dari pemakaian kontrasepsi mantap apa ya bu?
Responden 3
Usia: 39 tahun
Paritas: 4 anak
Pendidikan: SLTA
Pekerjaan: IRT
Saya: ibu saya ingin bertanya mengenai pengertian apa itu kontrasepsi mantap bu?
Saya: disebut juga steril atau tubektomi untuk wanita bu. Ibu mendapatkan informasi tentang
kontrasepsi mantap dari mana ya bu
Ibu: kalau informasinya belum pernah tahu dari bidan desa mba. Cuma tau nama nya
Saya: oh ya, kira-kira ibu tertarik untuk menggunakan kontrasepsi mantap bu?
Saya: kalau mengenai efek atau dampak penggunaan dari kontrasepsi mantap menurut ibu
bagaimana ya?
Responden 4
Usia: 37 tahun
Paritas: 4 anak
Pendidikan: SLTA
Pekerjaan: Swasta
22
Saya: ya kontrasepsi untuk merencanakan kehamilan ya bu. Kalau saat ini ibu menggunakan
jenis kontrasepsi apa yabu?
Saya: metode kontrasepsi jangka panjang dengan cara mengikat saluran telur wanita bu, nama
lainnya steril melalui operasi kecil
Ibu: mengangguk
Saya: ibu sebelumnya sudah pernah mendengar informasi tentang kontrasepsi mantap?
Ibu: belum mba, biasanya ibu bidan desa ngasih tau nya habis lahiran jenis kontrasepsi mantap
kayak pil, kondom, suntik mba
Saya: kira-kira menurut ibu efek dari menggunakan metode kontrasepsi mantap apa ya bu?
Responden 5
Usia: 24 tahun
Paritas: 2 anak
Pendidikan: SLTA
Pekerjaan: Pedagang
Saya: ibu saya ingin bertanya mengenai apakah pengertian dari kontrasepsi mantap bu?
Ibu: suntik tiap 1 bulan mba, dulu saya ,menggunakan pil tapi karena merasa sering pusing dan
mual jadi ganti pakai suntik
23
Saya: ibu mengetahui apa saja jenis-jenis kontrasepsi?
Saya: kalau kontrasepsi mantap sudah pernah mendapatkan informasinya seputar itu bu?
Saya : menurut ibu apa dampak atau efek dari penggunaan kontrasepsi mantap bu?
Responden 6
Usia: 32 tahun
Paritas: 3 anak
Pendidikan: SLTP
Pekerjaan: Swasta
Saya: ibu saya ingin bertanya mengenai pengertian dari kontrasepsi mantap bu. Bisa dijelaskan
kepada saya?
Saya: mohon maaf saat ini ibu menggunakan jenis kontrasepsi apa?
Saya: ibu bisa menyebutkan jenis-jenis kontrasepsi ada apa saja ya bu?
Saya: kalau informasi tentang kontrasepsi mantap sudah pernah mengerti ibu?
Saya: disebut juga steril bu dengan mengikat saluran telur wanita, sifatnya jangka panjang. Serta
melalui operasi kecil mba. Apakah ibu tertarik menggunakan kontrasepsi mantap?
Ibu: takut mba, gak berani. Masih mau pakai yang suntik aja
Responden 7
24
Usia : 30 tahun
Paritas: 3 anak
Pekerjaan: SLTP
Pendidikan: Swasta
Saya: ibu saya ingin bertanya tentang apakah pengertian dari kontrasepsi mantap?
Saya: kalau jenis-jenis dari kontrasepsi ibu bisa sebutkan ada apa saja ya bu?
Ibu: karena biar cepat mba, kan tiap 1 bulan sekali kalau 3 bulan kelamaan
Saya: belum pernah dengar dari bidan desa bu? Jadi kontrasepsi mantap atau steril yaitu metode
kontrasepsi jangka panjang dengan mengikat saluran telur melalui operasi kecil ya bu
Ibu: ya mba.
Saya: apakah ibu tertarik menggunakan kontrasepsi jenis steril atau kontrasepsi mantap?
Saya: kalau menurut ibu dampak atau efek samping dalam penggunaan kontrasepsi mantap apa
ya bu?
Responden 8
Usia : 34 tahun
Paritas: 3
Pendidikan: SLTA
25
Pekerjaan: Pedagang
Saya: ibu saya ingin bertanya tentang apakah pengertian dari kontrasepsi mantap?
Saya: ibu pernah mendapatkan informasi tentang kontrasepsi mantap, mungkin dari bidan desa
atau petugas kesehatan bu?
Saya: ya kontrasepsi mantap atau steril ya bu yaitu metode kontrasepsi jangka panjang yang
mana saluran telur wanita diikat melalui operasi kecil.
Saya: menurut ibu kira-kira dampak atau efek samping apa yang bisa terjadi jika menggunakan
kontrasepsi mantap
Responden 9
Usia: 31 tahun
Paritas: 3 anak
Pekerjaan: IRT
Pendidikan: SLTP
26
Saya: ibu saya akan bertanya mengenai apakah pengertian dari kontrasepsi mantap ya bu? Bisa
dijelaskan kepada saya pengertiannya apa
Saya : maaf, kalau saat ini ibu menggunakan kontrasepsi apa ya?
Ibu: dari bidan desa mba, setiap lahiran biasanya bidan nya ngasih tau
Saya: mengenai kontrasepsi mantap sudah pernah mendapatkan informasinya dari bidan bu?
Saya: kontrasepsi mantap atau disebut juga steril ya bu yaitu metode kontrasepsi jangka panjang
dengan mengikat saluran telur wanita melalui operasi kecil. Kira-kira apakah ibu tertarik
mengggunakan kontrasepsi mantap?
Ibu: berartu lama mba metodenya ya. Saya takut mba kalau pakai itu.
Saya: menurut ibu dampak atau efek samping apa yang mungkin bisa terjadi jika menggunakan
kontrasepsi mantap?
Ibu: gak ngerti mba. Baru dengar kontrasepsi mantap ya sekarang ini
Responden 10
Usia: 28 tahun
Paritas: 2 anak
Pendidikan: SLTA
Pekerjaan: Swasta
Saya: ibu saya ingin bertanya tentang apakah pengertian dari kontrasepsi mantap bu. Bisa
dijelaskan kepada saya?
27
Ibu: spiral mba
Ibu: disarankan oleh bidan mba, dulu saya pernah menggunakan pil sama suntik tapi kurang
cocok. Menstruasinya tidak beraturan.
Saya: kontrasepsi mantap atau steril yaitu metode kontrasepsi jangka panjang dengan mengikat
saluran telur melalui operasi kecil ya bu. Informasi seputar kontrasepsi mantap ibu pernah
mendapatkan nya, mungkin dari bidan atau petugas kesehatan bu?
Ibu: belum mba, ya saya ngertinya kontrasepsi ada pil, kondom, suntik, sama spiral. Kalau
kontrasepsi mantap saya belum tahu.
Saya: dari sedikit penjelasan yang saya beritahu mengenai kontrasepsi mantap, apakah kira-kira
ibu tertarik untuk menggunakannya?
Saya: menurut ibu kira-kira dampak atau efek samping apa yang timbul dalam penggunaan
kontrasepsi mantap bu?
28
29