Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KEGIATAN ELEKTIF

PERSEPSI IBU TENTANG KONTRASEPSI MANTAP


Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti
Program Pendidikan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Di Puskesmas Kedawung II

Ditulis oleh :

Regina Rizki
(11711061)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PUSKESMAS KEDAWUNG II KABUPATEN SRAGEN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2016

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT karena atas berkat, rahmat dan karunia
nya kami dapat menyelesaikan penelitian elektif tentang “Persepsi Ibu Tentang Kontrasepsi
Mantap”. Selama penyelesaian penugasan elektif ini kami juga mendapatkan banyak dukungan
dan juga bantuan dari berbagai pihak maka dari itu kami hanturkan banyak terima kasih kepada :

1. dr. Wisnu Retnanigsih selaku kepala Puskesmas Kedawung II, yang telah berbagi
banyak ilmu dan memberikan kami kesempatan untuk melaksanakan kegiatan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Kedawung II.
2. dr. Titik Kuntari, MPH, selaku dokter pembimbing stase Ilmu Kesehatan Masyarakat
yang telah memberikan banyak bekal dan membimbing kami selama kegiatan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Kedawung II
3. Ibu Sugiartutik, SKM sebagai dosen pembimbing lapangan di Puskesmas Kedawung
II
4. Semua tenaga kesehatan di Puskesmas Kedawung II yang selalu mendukung dan
banyak membantu selama terlaksananya kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat
5. Pak Warijo sebagai lurah desa Pengkok, bidan Desa, dan ibu-ibu kader Puskesamas
Kedawung II yang sudah banyak membantu terlaksananya kegiatan ini.
6. Orang tua kami tersayang yang telah banyak memberikan doa dan dukungan selama
kami menjalani kegiatan kepanitraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat.
7. Serta teman-teman sejawat dokter muda FKUII seperjuangan.

Penulis menyadari penyelesaian penelitian elektif ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena
itu,saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan penelitian ini kedepannya. Terima kasih

Sragen, Mei 2016

Dokter Muda FKUII

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..…………………....…………………………………………..…...…1

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….2

DAFTAR ISI………………….…………….………………………………………………..3

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang…………………...…...…………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah ……….……..…………….…………………………………..6
1.3 Tujuan Penelitiaan……...…………...……………………………………………6
1.4 Keaslian Penelitian………………….....…………….…………………………...6
1.5 Manfaat penelitian..................................................................................................6
BAB II. METODE
2.1 Metode Penelitian………………………………………………………………..7
2.2 Tahap kegiatan ………...……………….………………………………………..7
BAB III. HASIL
3.1 Hasil observasi………………………….……………………………………….8
3.2 hasil wawancara...................................................................................................9
3.3 rencana intervensi.................................................................................................10
BAB IV. INTERVENSI
4.1Kegiatan Intervensi dan respon …………….…………………………………...11
4.2Perubahan yang terjadi…………………………………………………………..12
4.3Harapan Masyarakat………………………………………………….……….....12
BAB V. PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan………………………………....................…………………….....13
5.2 Kesimpulan………………………………….........………………………….....14
5.3 Saran…………………………………………...................………………….....15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………….................……………………...16
LAMPIRAN
Foto penyerahan produk elektif……………………………………………………...17
Jadwal kegiatan elektif…………..…………………………………………..……....19
Transkrip wawancara ………………………………………………………………..20

3
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tiap tahun jumlah kelahiran bayi di Indonesia mencapai sekitar 4,5 juta bayi. Di
kabupaten atau kota yang masih mempunyai tingkat fertilitas tinggi atau yang KB-nya kurang
berhasil, jumlah bayi yang lahir tiap tahun akan lebih banyak dibangdingkan dengan kabupaten
atau kota yang program KB-nya berhasil menurunkan tingkat fertilitas. Kabupaten atau kota
yang masih mempunyai jumlah kelahiran yang besar akan menghadapi konsekuensi pemenuhan
kebutuhan pelayanan dasaratas kelahiran bayi ini, saat ini dan seterusnya hingga bayi
mendapatkan pekerjaan dan menjadi ibu yang melahirkan generasi penerus. Pengetahuan tentang
fertilitas atau kelahiran dan KB serta berbagai indikator terkait sangat berguna bagi para penentu
kebijakan dan perencana program untuk merencanakan pembangunan sosial terutama
kesejahteraan ibu dan anak. Dalam hal kematian Indonesia mempunyai komitmen untuk
mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDG) untuk menurunkan angka kematian
anak sebesar dua per tiga dari angka di tahun 1990 atau menjadi 20 per 1000 kelahiran bayi pada
tahun 2015 dan menurunkan kematian ibu sebesar tiga perempatnya menjadi 124 per 100.000.
untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan usaha yang sungguh-sungguh (baik dalam bentuk
program kerja ataupun memerhatikan berbagai indikator untuk menurunkan angka kematian
balita dan angka kematian ibu) dari berbagai instasi terkait, mulai dari pemerintah baik pusat
maupun daerah, LSM dan masyarakat (Kurniawati, 2011).

Dalam rangka pengendalian jumlah penduduk dan menurunkan angka kematian ibu,
pemerintah menerapkan program Keluarga Berencana (KB) sejak tahun 1970 yang mana
tujuannya untuk memenuhi permintaan pelayanan KB dan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan reproduksi yang berkualitas, serta mengendalikan angka kelahiran yang pada akhirnya
akan meningkatkan kualitas penduduk dan mewujudkan keluarga kecil berkualitas (Sulistyawati,
2011).

Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.
Sasaran program KB nasional lima tahun kedepan yang sudah terantum dalam RPJM 2004/2009
adalah menurunkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) secara nasional menjadi 1,14%
per tahun, menurunkan angka kelahiran TFR menjadi 2,2 setiap wanita, meningkatkan peserta
KB pria menjadi 4,5%, menurunkan pasangan usia subur (PUS) yang tidak ingin punya anak lagi
dan ingin menjarangkan kelahirannya, tetapi tidak memakai alat kontrasepsi (unmet need)
mencapai 6%., meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi yang efektif dan efisien,
meningkatkan partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak, meningkatkan
jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera yang aktif dalam usaha ekonomi produktif,

4
meningkatkan jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan keluarga berencana
(Fraser, 2009).

Data pada bulan Desember 2015 yang terdapat di puskesmas Kedawung II mengenani
jumlah peserta atau pengguna alat kontrasepsi berupa kontrasepsi mantap yaitu sebesar 274
(6,6%) dibandingkan dengan penggunaan kontrasepsi pil sebesar 258 ( 6,3%), suntik 3261
(79,1%), implan sebesar 644 (15,6%), dan kondom sebanyak 23 (0,6%). Berdasarkan informasi
yang diperoleh dari petugas kesehatan di puskesmas Kedawung II menyatakan bahwa masih
banyak masyarakat yang memiliki jumlah anak banyak yang tidak mau menggunakan alat
kontrasepsi, dan masih takut untuk memilih alat kontrasepsi mantap untuk mengendalikan
jumlah kelahiran anak. Adanya perasaan takut dalam menggunakan alat kontrasepsi mantap
merupakan faktor psikologis pasien. Faktor psikologis tersebut merupakan persepsi. Persepsi
diartikan sebagai proses diterimanya rangsang melalui pancaindra yang didahului oleh perhatian
sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati
baik yang ada di luar maupun dalam diri individu. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan
partisipasi dalam munggunakan alat kontrasepsi mantap, perlu diadakan penelitian tentang
persepsi ibu tentang kontrasepsi mantap.

Kontrasepsi mantap atau sterilisasi merupakan metode KB dengan cara melakukan


pembedahan pada tuba falopii atau vas deferens baik berupa pemotongan dan atau pengambilan
sebagian atau melakukan pengikatan saja. Metode ini merupakan metode KB yang paling efektif,
dengan angka kegagalan sebesar 0,2-0,4 pada setiap 100 wanita per tahun (Kurniawati, 2011)

Sterilisasi pada wanita dapat dilakukan dengan medis operatif wanita (MOW) atau
tubektomi. Tubektomi merupakan prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilisasi
seorang wanita secara permanen. Metode ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dann
ovum dengan cara mencapai tuba falopii dan menutup tuba falopii. Tindakan yang dilakukan
pada tubektomi salah satunya dengan cara mencapai tuba falopii. Cara ini dapat dilakukan
melalui abdominal dengan tindakan laparotomy (Kurniawati, 2011)

Sterilisasi pada pria menggunakan metode yang disebut medis operatif pria (MOP) atau
vasektomi merupakan metode kontrasepsi dengan memotong atau menyumbat vas deferens
melalui operasi. Hal ini dilakukan untuk menghambat perjalanan spermatozoa di dalam semen
atau ejakulat. Setelah menjalani operasi pemotongan atau penyumbatan vas deferens, seorang
pria tidak langsung menjadi infertile. Hal tersebut karena sperma di bagian uretra dari obstruksi
belumkeluar semua. Metode ini sangat efektif dan aman, tindakan bedah yang aman dan
sederhana serta cepat (Kurniawati, 2011)

5
1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana persepsi ibu tentang kontrasepsi mantap di puskesmas Kedawung II Kabupaten


Sragen

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi ibu tentang
kontrasepsi mantap di puskesmas Kedawung II Kabupaten Sragen Jawa Tengah.

1.4 Keaslian Penelitian


1. Penelitian oleh Siti Maryam (2014), dengan judul “Analisis persepsi Ibu tentang Program
Keluarga Berencana dengan Penggunaan Kontrasepsi Di Desa Sumberdadi Kecamatan
Sumbergempol Kabupaten Tulungagung Tahun 2014”. Didapatkan ada hubungan antara
persepsi ibu tentang program keluarga berencana dengan penggunaan kontrasepsi.
2. Penelitian Sartika (2013), dengan judul “Persepsi Ibu Rumah Tangga Tentang
Penggunaan Pil KB di Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu”.
Kesimpulan hasil penelitian yaitu para ibu rumah tangga di Kelurahan Tondo sudah
banyak memahami penggunaan pil KB baik dari cara menggunakan, manfaat maupun
pengaruh yang ditimbulkan.
Perbedaan dengan peneliltian ini adalah dapat dilihat dari tempat, dan tahun
penelitian yang berbeda dengan peneliltian terdahulu. Judul penelitian yang dilakukan ini
adalah “Persepsi Ibu Tentang Kontrasepsi Mantap”
1.5 Manfaat penelitian
1. Mendapatkan informasi mengenai persepsi ibu tentang kontrasepsi mantap di Puskesmas
Kedawung II.
2. Menambah pengetahuan tentang kontrasepsi mantap pada ibu-ibu yang melakukan
pemeriksaan di KIA puskesmas Kedawung II.
3. Informasi yang di dapat, bisa digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan minat ibu-ibu
dalam memilih kontrasepsi yang tepat.

6
BAB II METODE
2.1 Metode penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan
prosedur purposif yaitu menentukan kelompok peserta yang menjadi informan sesuai dengan
kriteria terpilih yang relevan dengan topik penelitian. Ukuran sampel ditentukan atas dasar
kejenuhan data yang mana (titik dalam pengumpulan data saat data baru tidak lagi membawa
wawasan tambahan untuk pertanyaan penelitian). Subjek penelitian yang digunakan sebagai
narasumber dalam penelitian ini yaitu pertama bidan di bagian KIA puskesmas Kedawung II.
Kedua, yaitu pasien yang datang ke ruang KIA. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam dan observasi.
Sedangkan data sekunder didapat dari melihat isi dokumen yang berkaitan dengan kepentingan
penelitian. Instrument penelitian yang digunakan seperti alat buku tulis dan kamera.

2.2 Tahapan Kegiatan


Nama kegiatan : Melakukan wawancara tentang “Persepsi Ibu Tentang Kontrasepsi
Mantap”. yang dilakukan di puskesmas Kedawung II, Kabupaten Sragen.

Tujuan Kegiatan :

1. Untuk mendapatkan informasi tentang persepsi ibu terhadap kontrasepsi mantap


2. Untuk mengumpulkan dokumen tentang kontrasepsi mantap

Sasaran kegiatan : Ibu-ibu yang melakukan pemeriksaan di ruang KIA Ibu


Tempat dan waktu : 23 Mei 2016 di ruang KIA Ibu

7
BAB III. HASIL
3.1 Hasil Observasi
Kegiatan magang yang berlangsung sejak tanggal 23 Mei 2016 hingga 28 Mei 2016 kami
mendapatkan informasi seputar ruangan dan rutinitas di ruang Kesehatan Ibu dan Anak. Di
ruangan KIA terbagi menjadi 2 ruangan, ruangan pertama untuk poli pelayanan Anak, sedangkan
ruang kedua untuk poli pelayanan ibu. Terdapat masing-masing 2 orang perawat yang
memberikan pelayanan kesehata ibu dan anak.
Ruang pelayanan kesehatan anak dilengkapi dengan peralatan pengukuran panjang
badan, tinggi badan anak, timbangan untuk bayi dan anak, termometer, senter, stetoskop, lemari
pendingin untuk menyimpan vaksin imunisasi, serta terdapat 4 poster promosi kesehatan terkait
kesehatan anak. Kegiatan pelayanan terdiri dari pelayanan kesehatan anak dan pelayanan
imunisasi. Pemberian pelayanan kepada pasien dan orang tua pasien sudah sangat baik dan
ramah. Anamnesis dilakukan secara sistematis menggunakan yang sopan dan mudah dipahami.
Pemberian saran untuk pemeriksaan penunjang seudah sesai dengan permasalahan keluhan
pasien. Pemilihan penggunaan obat sudah rasional dengan dosis yang menyesuaikan dengan
berat badan anak dan kondisi yang diderita anak.

Ruang pelayanan kesehatan ibu dilengkapi dengan peralatan berupa timbangan,


tensimeter, stetoskop, bed pemeriksaan, laynec, alat pendengar denyut jantung janin, meteran,
alat pengukur tinggi badan, senter, dan USG, serta poster terkait dengan alat reproduksi wanita.
Kegiatan pelayanan kesehatan ibu meliputi pemeriksaan ANC, pengisian buku KIA,
pemeriksaan USG, penjaringan ibu dengan kehamilan risiko tinggi bersama bidan desa dan
kader, serta pelayanan keluhan selama kehamilan. Anamnesis dilakukan dengan seistematis,
pemeriksaan penunjang yang sangat mendukung yaitu adanya alat pemeriksaan USG yang mana
sangat berguna untuk mengetahui usia kehamilan dan denyut jantung janin serta ukuran dan
posisi janin. Pemberian obat sudah disesuaikan dengan keluhan pasien.

8
3.2 hasil wawancara
Berdasarkan hasil kegiatan magang yang telah dilakukan di ruang kesehatan ibu didapatkan data
atau informasi mengenani jumlah pengguna kontrasepsi.

Tabel 1. Pengguna Alat Kontrasepsi MOP dan MOW Periode Desember 2015

Pengguna Alat Kontrasepsi MOP dan MOW Periode Desember 2015


Desa Jumlah PUS Jumlah KB Aktif MOP % MOW %
Karangpelem 878 681 0 0.00 63 1.90
Celep 1029 790 0 0.00 6 0.18
Pengkok 739 567 0 0.00 8 0.24
Jengkrik 877 680 0 0.00 18 0.54
Mojodoyong 599 603 0 0.00 58 1.75
Total 4122 3321 0 0.00 153 4.61

Jumlah pengguna MOW yang paling banyak yaitu terdapat di desa Karangpelem sebesar (1,9%)
dan di desa Mojodoyong didapatkan pengguna MOW sebesar (1,75%) sedangkan jumlah
pengguna MOW yang lebih sedikit terdapat di desa Celep sebesar (0,18%).

Gambar 1. Persentase Pengguna Alat Kontrasepsi Menurut Jenis Periode Desember 2015

Didapatkan persentase pengguna MKJP (27%) atau metode kontrasepsi jangka panjang lebih
sedikit penggunaan nya dibandingkan dengan Non MKJP (bukan metode kontrasepsi jangka
panjang) sebesar 73%.

9
Gambar 2. Persentase Penggunaan Alat Kontrasepsi MKJP Menurut Jenis Periode Desember
2015

Dari hasil yang didapatkan diketahui bahwa persentase penggunaan metode kontrasepsi jangka
panjang (MKJP) yang paling banyak dipilih yaitu metode implan sebesar (53%) sedangkan yang
paling sedikit digunakan adalah MOW sebesar (17 %).

3.3 Rencana Intervensi


Berdasarkan kegiatan magang yang telah dilakukan di ruang KIA ibu, terdapar
rencana intervensi yang akan dilakukan meliputi pemberian konseling terhadap ibu-ibu
yang datang melakukan pemeriksaan di KIA dengan materi mengenai keluarga berencana
dan jenis-jenis alat kontrasepsi. Pemberian konseling untuk menambah pengetahuan ibu-
ibu tentang alat kontrasepsi dan meningkatkan minat menggunakan alat kontrasepsi.
Kegiatan intervensi selanjutnya adalah membuat poster tentang jenis-jenis alat
kontrasepsi dan diharapkan dengan membagikan poster tersebut ibu-ibu yang belum
mengetahui tentang alat kontrasepsi dapat mengetahui jenis alat kontrasepsi dan dapat
segera memilih alat kontrasepsi yang tepat seusuai kebutuhan dan kondisinya.

10
BAB IV

INTERVENSI

4.1 Intervensi dan Respon


Intervensi Respon
Pemberian konseling tentang penggunaan Diharapkan dengan pemberian konseling
alat kontrasepsi tentang alat kontrasepsi akan menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai alat
kontrasepsi, cara penggunaan disertai
dengan cara kerja masing-masing jenis alat
kontrasepsi sehingga ibu-ibu tidak bingung
untuk menentukan pilihan jenis alat
kontrasepsi yang tepat sesuai dengan
kebutuhannya.

Pemberian poster tentang jenis-jenis alat Dengan pemberian poster mengenai jenis-
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi diharapkan ibu-ibu
yang belum mengetahui alat kontrasepsi
mendapatkan informasi teantang jenis alat
kontrasepsi dengan membaca tulisan yang
ada di poster dan diharapkan para kader
bidan dapat mendorong meningkatkan
minat penggunaan alat kontrasepsi dengan
cara memperlihatkan poster yang berisi
informasi mengenai jenis kontrasepsi.

11
4.2 Perubahan yang Terjadi
Perubahan yang terjadi dengan dilakukan nya konseling tentang alat kontrasepsi,
ibu-ibu yang mendapatkan konseling lebih banyak menunjukkan respon yang baik
terhadap pengguanaan alat kontrasepsi yang ditunjukkan dengan sering bertanya dan
mempunyai ketertarikan dengan berbagai metode alat kontrasepsi lainnya yang belum
diketahui seperti kontrasepsi mantap.
Perubahan yang terjadi setelah pemberian poster mengenai jenis-jenis alat
kontrasepsi ialah kader bidan dapat lebih aktif untuk meningkatkan minat ibu-ibu untuk
menggunakan alat kontrasepsi, dengan media poster ibu-ibu memiliki gambaran
informasi tentang jenis kontrasepsi dan dapat diharapkan dapat memilih jenis alat
kontrasepsi yang tepat sesuai dengan kondisinya.
4.3 Harapan Masyarakat
Dengan dilakukannya konseling diharapkan ibu-ibu mendapatkan pengetahuan
tentang jenis-jenis alat kontrasepsi maupun cara penggunaan dan cara kerjanya sehingga
apabila ibu-ibu ingin menggunakan alat kontrasepsi dapat berdiskusi dengan kader bidan
untuk membantu memilihkan kontrasepsi yang tepat.
Harapan masyarakat agar kader bidan maupun petugas kesehatan mampu
memberikan arahan untuk memilih jenis kontrasepsi apabila ibu-ibu yang ingin
menggunakan alat kontrasepsi masih bingung dalam memilih jenis kontrasepsi yang
tepat. Karena masih banyak ibu-ibu yang bahkan tidak mengetahui jenis-jenis alat
kontrasepsi serta kegunaannya.

12
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

Puskesmas Kedawung II Sragen merupakan salah satu Puskesmas yang berada di


Kecamatan Karangpelem Sragen yang memiliki salah satu fasilitas rawat inap. Puskesmas
Kedawung II memiliki lima wilayah kerja terdiri dari desa Karangpelem, Mojodoyong, Jenggrik
dan Pengkok. Berdasarkan kegiatan wawancara yang telah dilakukan penggunaan MKJP atau
metode kontrasepsi jangka panjang yang meliputi MOW dan MOP masih sedikit di kalangan
wanita PUS (pasangan usia subur) di wilayah puskesmas Kedawung II. Program keluarga
berencana memiliki makna yang sangat strategis, komprehensif, dan fundamental dalam
mewujudkan manusia Indonesia yang sehat dan sejahtera. UU nomor 52 tahun 2009 tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga menyebutkan bahwa keluarga
berencana adalah upya untuk mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas (Kemenkes RI, 2013). Penggunaan MOP dan MOW
kurang begitu banyak hal ini mungkin disebabkan karena pengguna metode ini membutuhkan
tindakan dan keterampilan profesional tenaga kesehatan yang lebih kompleks. Sebesar 80% ibu-
ibu yang berkunjung di ruang KIA puskesmas Kedawung II tidak mengetahui tentang pengertian
kontrasepsi mantap. Pengunaaan metode MOP atau MOW menurut ibu-ibu yang telah
diwawancara menyebutkan bahwa efek yang mungkin bisa didapatkan ialah infeksi, perdarahan
dan sebagian menyatakan tidak tahu tentang efek sampingnya didapatkan sebesar 70%
responden menyatakan bahwa merasa takut dalam menggunakan kontrasepsi mantap. Efek
samping pemakaian kontrasepsi mantap responden menyebutkan dapat terjadi infeksi yang
didapatkan sebesar 40% dari jumlah responden sedangkan sisanya sebesar 60% menyatakan
tidak tahu tentang efek samping penggunaan kontrasepsi mantap. Informasi tentang kontrasepsi
mantap, jenis kontrasepsi mantap, cara pemakaiannya responden menyatakan bahwa sebesar
90% ibu-ibu atau responden tidak mendapatkan informasi mengenani kontrasepsi mantap.

Penelitian yang dilakukan di jinka Town, Ethiopia menyatakan pengetahuan tentang


kontrasepsi jangka panjang sepserti vasektomi dan tubektomi masih sangat rendah. Pada

13
program edukasi kesehatan pun masih jarang mendapatkan informasi seputar kontrasepsi jangka
panjang. Hampir semua peserta diskusi menyatakan bahwa faktor yang menghambat penggunaan
metode kontrasepsi jangka panjang yaitu suami yang tidak setuju, mengingat anak sebagai aset,
pengetahuan tentang sterilitas yang kurang,tidak sesuai dengan budaya dan agama serta beberapa
efek samping seperti infeksi dan perdarahan akibat pemasangannya (Mekonnen,2014).

Metode kontrasepsi jangka panjang yang meliputi vasektomi dan tubektomi adalah
metode yang paling dimanfaatkan di seluruh dunia dan khususnya di Sub Sahara, Afrika.
Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang
yaitu kurangnya penyediaan tenaga kesehatan yang terampil, akses layanan yang jauh untuk
mendapatkan fasilitas kesehatan yang menyediakan metode kontrasepsi jangka panjang, serta
masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kontrasepsi jangka panjang (Mutombo,
2014).

Penelitian yang dilakukan di Ethiopia yang meneliti sebanyak156 perempuan usia


15-46 tahun menyatakan bahwa didapatkan sebesar 9% hanya mengetahui tentang vasektomi
sedangkan sebasar 87,8% sudah mengtahui mengenai kontrasepsi jenis implan. Berdasarkan
tingkat pendidikan, didapatkan 2 sampai 2,8 kali perempuan yang memiliki tingkat pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi lebih tertarik memilih metode kontrasepsi jangka panjang di
bandingkan dengan perempuan dengan tingkat pendidikan yang rendah (Meskele, 2014).

14
Table 2. Hasil wawancara

NO Persepsi Responden f %
Pengertian alat kontrasepsi mantap
1. Tahu 2 20
2. Tidak tahu 8 80

Penggunaan alat kontrasepsi mantap


1 Takut 7 70
2. Kurang nyaman 1 10
3. Biaya 2 20

Efek samping pemakaian kontrasepsi mantap


1 Infeksi 4 40
2. Tidak tahu 6 60

Informasi terhadap alat kontrasepsi mantap


1. Mendapatkan 1 10
2. Tidak mendapatkan 9 90

5.2 Kesimpulan

Berdasarkan wawancara terhadap ibu-ibu yang berkunjung di ruang KIA ibu puskesmas
Kedawung II sebagian besar responden masih banyak yang tidak mengetahui tentang kontrasepsi
mantap, dan cenderung takut untuk menggunakan kontrasepsi mantap.

5.3 Saran

Puskesmas dengan bantuan kader bidan desa perlu meningkatkan program penyuluhan
mengenai penjelasan tentang motode kontrasepsi mantap terhadap ibu-ibu usia reproduksi di
wilayah kerja puskesmas Kedawung II.

Sebaiknya ibu-ibu pengguna alat kontrasepsi dapat memilih alat kontrasepsi yang tepat
sesuai dengan kondisinya dan diharapkan ibu-ibu dapat bertanya seputar alat kontrasepsi dengan
petugas kesehatan terdekat di wilayah lingkungan tempat tinggalnya.

Serta diharapakan dengan pemberian konseling yang telah dilakukan dapat meningkatkan
minat ibu-ibu untuk memilih menggunakan kontrasepsi mantap apabila ingin menggunakan alat
kontrasepsi yang bersifat menetap dalam mengendalikan kehamilan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Fraser. (2009). Myles buku ajar bidan. Jakarta: EGC

Kemenkes RI. (2013). Situasi Keluarga Berencaana di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan
Informasi

Kurniawati. (2011). BUKU AJAR KEPENDUDUKAN DAN PELAYANAN KB. Jakarta:


EGC

Meskele., Mekonnen. (2014) Factors affecting women’s intention to use long acting and
permanent contraceptive methods in Wolaita Zone, Southern Ethiopia: A cross-sectional study
14 (109), doi: 10.1186/1472-6874-14-109

Mutombo., Bakibinga. (2014) The effect of joint contraceptive decisions on the use of
Injectables, Long-Acting and Permanent Methods (ILAPMs) among married female (15-49)
contraceptive usersin Zambia: a cross-sectional study 11(51),doi: 10.1186/1742-4755-11-51

Mekonnen., Enquselassie., Tesfaye., Semahegn. (2014) Prevalence and factors affecting use
of long acting and permanent contraceptive methods in Jinka town, Southern Ethiopia: a cross-
sectional study 18(980), doi: 10.11604/pamj2014.8.96.3421

Sulistyawati. (2011). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika

16
LAMPIRAN

Foto penyerahan produk elektif

17
Foto wawancara bersama responden

18
Jadwal kegiatan elektif

Waktu

Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu

07.30 Upacara atau Upacara atau Upacara atau Upacara atau Upacara atau Upacara atau
brefing di brefing di brefing di brefing di brefing di brefing di
puskesmas puskesmas puskesmas puskesmas puskesmas puskesmas

08.00-12.00 Magang dan Magang dan Magang dan Magang dan Magang dan Magang dan
wawancara di wawancara di wawancara di wawancara di wawancara di wawancara di
ruang ruang ruang ruang ruang ruang
kesehatan ibu kesehatan ibu kesehatan ibu kesehatan ibu kesehatan ibu kesehatan ibu
dan KB dan KB dan KB dan KB dan KB dan KB

13.00-14.00 Mencari data Mencari data Mencatat Mencatat Analisis hasil Analisis hasil
sekunder sekunder hasil hasil wawancara wawancara
(laporan dari (laporan dari wawancara wawancara
puskesmas, puskesmas, dan data dan data
bidan, atau bidan, atau sekunder sekunder
bidan desa) bidan desa)
14.00-21.00 Menyusun Menyusun Menyusun Membuat Membuat Membuat
laporan elektif laporan elektif laporan produk elektif produk elektif produk elektif
elektif

19
Transkrip wawancara

Responden 1

Usia : 23 tahun

Paritas : 2 anak

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Wiraswasta

Wawancara

Saya: ibu apakah mengetahui tentang kontrasepsi?

Ibu: untuk menunda kehamilan mba

Saya : menurut ibu pengertian kontrasepsi mantap apa ya?

Ibu : saya gak tau mba

Saya: saat ini ibu menggunakan jenis kontrasepsi apa?

Ibu: suntik 1 bulan mba

Saya: alasan memilih kontrasepsi suntik kenapa ya bu?

Ibu: karena biaya nya murah mba, dari bu bidan diberitahunya ya suntik

Saya: ya bu, apakah ibu mengetahi tentang jenis-jenis kontrasepsi lainnya?

Ibu: ada suntik,pil, kondom, sama spiral mba

Saya:ibu mengetahui tentang jenis kontrasepsi dari mana ya bu?

Ibu: ibu bidan desa mba

Saya: oh iya bu, apakah ibu mengetahui tentang apa itu kontrasepsi mantap ?

Ibu: tidak tahu mba

Saya: sudah pernah mendapatkan informasi mengenani kontrasepsi mantap , bu?

Ibu: belum mba, saya cuma pernah dengan dari bu bidan kontrasepsi ya seperti pil,suntik, spiral.
Kontrasepsi mantap itu apa ya mba?

Saya: kontap atau metode steril bu. Jadi saluran telur wanita di ikat. Metode kontrasepsi ini
jangka panjang melalui operasi kecil

20
Ibu:iya mba. Dengan operasi mba.

Saya: ya bu. Jika ibu memilih menggunakan kontrasepsi mantap apa yang menjadi alasan ibu?

Ibu: biaya nya mahal ya mba, kan dengan operasi

Saya: menurut ibu efek samping dari penggunaan kontraepsi mantap?

Ibu: bisa kena infeksi mba

Responden 2

Usia: 35 tahun

Paritas: 3 anak

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan: Pedagang

Saya: ibu saya ingin bertanya tentang pengertian dari kontrasepsi mantap itu apa ya bu?

Ibu : oh yang steril itu ya mba dengan dipotong.

Saya: ya nama lain nya steril atau tubektomi bu. Dilakukan dengan mengikat saluran indung
telur

Saya: mohon maaf bu, saat ini ibu menggunakan kontrasepsi apa?

Ibu: suntik mba

Saya: suntik setiap 1 bulan atau setiap 3 bulan ibu?

Ibu: suntik 1 bulan mba

Saya: alasan memilih suntik setiap bulan kenapa ya bu?

Ibu: karena lebih praktis mba, setiap bulan datang ke bidan untuk suntik nya

Saya: apakah ibu juga mengetahui tentang metode kontrasepsi lainnya?

Ibu: ya ada kondom, suntik, spiral,sama susuk mba

Saya: ibu pernah mendapatkan informasi kontrasepsi mantap dari mana ya bu?

Ibu: saat periksa ke puskesmas mba, dikasih tau sama perawatnya.

Saya: kira-kira ibu tertarik untuk menggunakan kontrasepsi mantap?

21
Ibu: mungkin saya masih kurang nyaman mba, soalnya saya pakai spiral saja rasanya kurang
nyaman apalagi dengan steril

Saya: menurut ibu efek dari pemakaian kontrasepsi mantap apa ya bu?

Ibu: infeksi ya mba

Responden 3

Usia: 39 tahun

Paritas: 4 anak

Pendidikan: SLTA

Pekerjaan: IRT

Saya: ibu saya ingin bertanya mengenai pengertian apa itu kontrasepsi mantap bu?

Ibu: itu mba steril ya

Saya: disebut juga steril atau tubektomi untuk wanita bu. Ibu mendapatkan informasi tentang
kontrasepsi mantap dari mana ya bu

Ibu: kalau informasinya belum pernah tahu dari bidan desa mba. Cuma tau nama nya

Saya: oh ya, kira-kira ibu tertarik untuk menggunakan kontrasepsi mantap bu?

Ibu: ya kalau mungkin biaya nya mahal mba

Saya: kalau mengenai efek atau dampak penggunaan dari kontrasepsi mantap menurut ibu
bagaimana ya?

Ibu: bisa infeksi ya mba

Responden 4

Usia: 37 tahun

Paritas: 4 anak

Pendidikan: SLTA

Pekerjaan: Swasta

Saya: ibu apakah menurut ibu penjelasan mengenai kontrasepsi ?

Ibu: untuk menunda kehamilan ya mba

22
Saya: ya kontrasepsi untuk merencanakan kehamilan ya bu. Kalau saat ini ibu menggunakan
jenis kontrasepsi apa yabu?

Ibu: suntik setiap 1 bulan mba sama bidan

Saya: oh ya. Ibu bisa sebutkan apa saja jenis-jenis kontrasepsi?

Ibu: ya pil, kondom, suntik, spiral mba

Saya: kalau kontrasepsi mantap ibu tahu tidak bu?

Ibu: tidak tahu mba. Itu apa?

Saya: metode kontrasepsi jangka panjang dengan cara mengikat saluran telur wanita bu, nama
lainnya steril melalui operasi kecil

Ibu: mengangguk

Saya: ibu sebelumnya sudah pernah mendengar informasi tentang kontrasepsi mantap?

Ibu: belum mba, biasanya ibu bidan desa ngasih tau nya habis lahiran jenis kontrasepsi mantap
kayak pil, kondom, suntik mba

Saya: apakah ibu tertarik untuk menggunakan kontrasepsi mantap?

Ibu: saya masih takut mba,ngeri juga rasanya

Saya: kira-kira menurut ibu efek dari menggunakan metode kontrasepsi mantap apa ya bu?

Ibu: ya infeksi mba

Responden 5

Usia: 24 tahun

Paritas: 2 anak

Pendidikan: SLTA

Pekerjaan: Pedagang

Saya: ibu saya ingin bertanya mengenai apakah pengertian dari kontrasepsi mantap bu?

Ibu: saya tidak tahu mba

Saya: kalau saat ini ibu menggunakan kontrasepsi apa?

Ibu: suntik tiap 1 bulan mba, dulu saya ,menggunakan pil tapi karena merasa sering pusing dan
mual jadi ganti pakai suntik

23
Saya: ibu mengetahui apa saja jenis-jenis kontrasepsi?

Ibu: kondom, pil, suntik, spiral mba

Saya: kalau kontrasepsi mantap sudah pernah mendapatkan informasinya seputar itu bu?

Ibu: gak tau mba

Saya: kira-kira ibu tertarik untuk menggunakan kontrasepsi mantap?

Ibu: takut mba

Saya : menurut ibu apa dampak atau efek dari penggunaan kontrasepsi mantap bu?

Ibu: saya tidak tahu efeknya mba

Responden 6

Usia: 32 tahun

Paritas: 3 anak

Pendidikan: SLTP

Pekerjaan: Swasta

Saya: ibu saya ingin bertanya mengenai pengertian dari kontrasepsi mantap bu. Bisa dijelaskan
kepada saya?

Ibu: mboten mba

Saya: mohon maaf saat ini ibu menggunakan jenis kontrasepsi apa?

Ibu: suntik 1 bulan

Saya: ibu bisa menyebutkan jenis-jenis kontrasepsi ada apa saja ya bu?

Ibu: pil, kondom, suntik mba

Saya: kalau informasi tentang kontrasepsi mantap sudah pernah mengerti ibu?

Ibu: belum ngerti mba, itu apa ya?

Saya: disebut juga steril bu dengan mengikat saluran telur wanita, sifatnya jangka panjang. Serta
melalui operasi kecil mba. Apakah ibu tertarik menggunakan kontrasepsi mantap?

Ibu: takut mba, gak berani. Masih mau pakai yang suntik aja

Responden 7

24
Usia : 30 tahun

Paritas: 3 anak

Pekerjaan: SLTP

Pendidikan: Swasta

Saya: ibu saya ingin bertanya tentang apakah pengertian dari kontrasepsi mantap?

Ibu: saya tidak ngerti mba

Saya: kalau jenis-jenis dari kontrasepsi ibu bisa sebutkan ada apa saja ya bu?

Ibu: pil, kondom, suntik, sama spiral mba

Saya: saat ini ibu menggunakan jenis kontraspsi apa ya?

Ibu: suntik 1 bulan

Saya: alasan ibu memilih suntik setiap 1 bulan kenapa ya bu?

Ibu: karena biar cepat mba, kan tiap 1 bulan sekali kalau 3 bulan kelamaan

Saya: ibu pernah mendapatkan informasi tentang kontrasepsi mantap?

Ibu : belum mba

Saya: belum pernah dengar dari bidan desa bu? Jadi kontrasepsi mantap atau steril yaitu metode
kontrasepsi jangka panjang dengan mengikat saluran telur melalui operasi kecil ya bu

Ibu: ya mba.

Saya: apakah ibu tertarik menggunakan kontrasepsi jenis steril atau kontrasepsi mantap?

Ibu: takut mba, belum berani.

Saya: kalau menurut ibu dampak atau efek samping dalam penggunaan kontrasepsi mantap apa
ya bu?

Ibu: kurang ngerti mba

Responden 8

Usia : 34 tahun

Paritas: 3

Pendidikan: SLTA

25
Pekerjaan: Pedagang

Saya: ibu saya ingin bertanya tentang apakah pengertian dari kontrasepsi mantap?

Ibu: tidak ngerti mba

Saya: maaf saat ini ibu menggunakan kontrasepsi jenis apa?

Ibu: suntik setiap 1 bulan mba

Saya: suntik nya dimana bu?

Ibu: bidan di sekitar rumah mba

Saya: sudah berapa lama menggunakan kontrasepsi suntik bu?

Ibu: sejak awal saya pakai nya suntik mba

Saya: selain suntik, jenis kontrasepsi lainnya apa ya bu?

Ibu: pil,kondom, spiral mba

Saya: ibu pernah mendapatkan informasi tentang kontrasepsi mantap, mungkin dari bidan desa
atau petugas kesehatan bu?

Ibu: belum mba, gak ngerti

Saya: ya kontrasepsi mantap atau steril ya bu yaitu metode kontrasepsi jangka panjang yang
mana saluran telur wanita diikat melalui operasi kecil.

Saya: apakah ibu tertarik menggunakan kontrasepsi mantap?

Ibu: takut mba kalo dibelah saya tidak berani

Saya: menurut ibu kira-kira dampak atau efek samping apa yang bisa terjadi jika menggunakan
kontrasepsi mantap

Ibu: senyum, tidak tahu mba

Responden 9

Usia: 31 tahun

Paritas: 3 anak

Pekerjaan: IRT

Pendidikan: SLTP

26
Saya: ibu saya akan bertanya mengenai apakah pengertian dari kontrasepsi mantap ya bu? Bisa
dijelaskan kepada saya pengertiannya apa

Ibu: senyum sambil menunduk, saya tidak tahu mba

Saya : maaf, kalau saat ini ibu menggunakan kontrasepsi apa ya?

Ibu: suntik 1 bulan mba di tempat bidan desa

Saya: selain suntik jenis kontrasepsi lainnya apa saja ya bu?

Ibu: ya ada kondom, suntik ,spiral sama susuk mba

Saya: ibu mengetahui seputar jenis kontrasepsinya dari mana ya bu?

Ibu: dari bidan desa mba, setiap lahiran biasanya bidan nya ngasih tau

Saya: mengenai kontrasepsi mantap sudah pernah mendapatkan informasinya dari bidan bu?

Ibu: belum mba, tidak ngerti

Saya: kontrasepsi mantap atau disebut juga steril ya bu yaitu metode kontrasepsi jangka panjang
dengan mengikat saluran telur wanita melalui operasi kecil. Kira-kira apakah ibu tertarik
mengggunakan kontrasepsi mantap?

Ibu: berartu lama mba metodenya ya. Saya takut mba kalau pakai itu.

Saya: menurut ibu dampak atau efek samping apa yang mungkin bisa terjadi jika menggunakan
kontrasepsi mantap?

Ibu: gak ngerti mba. Baru dengar kontrasepsi mantap ya sekarang ini

Responden 10

Usia: 28 tahun

Paritas: 2 anak

Pendidikan: SLTA

Pekerjaan: Swasta

Saya: ibu saya ingin bertanya tentang apakah pengertian dari kontrasepsi mantap bu. Bisa
dijelaskan kepada saya?

Ibu: maaf mba saya tidak tahu

Saya: mohon maaf saat ini ibu menggunakan kontrasepsi apa?

27
Ibu: spiral mba

Alasan ibu memilih spiral kenapa ya bu?

Ibu: disarankan oleh bidan mba, dulu saya pernah menggunakan pil sama suntik tapi kurang
cocok. Menstruasinya tidak beraturan.

Saya: ibu pernah mendapatkan informasi tentang kontrasepsia mantap bu?

Ibu: tidak mba. Kontrasepsi mantap apa ya?

Saya: kontrasepsi mantap atau steril yaitu metode kontrasepsi jangka panjang dengan mengikat
saluran telur melalui operasi kecil ya bu. Informasi seputar kontrasepsi mantap ibu pernah
mendapatkan nya, mungkin dari bidan atau petugas kesehatan bu?

Ibu: belum mba, ya saya ngertinya kontrasepsi ada pil, kondom, suntik, sama spiral. Kalau
kontrasepsi mantap saya belum tahu.

Saya: dari sedikit penjelasan yang saya beritahu mengenai kontrasepsi mantap, apakah kira-kira
ibu tertarik untuk menggunakannya?

Ibu: takut mba karena melalui operasi

Saya: menurut ibu kira-kira dampak atau efek samping apa yang timbul dalam penggunaan
kontrasepsi mantap bu?

Ibu: apa ya mba, saya tidak ngerti

28
29

Anda mungkin juga menyukai