Anda di halaman 1dari 16

DISUSUN OLEH:

Tesha Islami Monika


1102012293

PEMBIMBING:
dr. Hapsari Andriyani, M.Kes, Sp.KK
dr. Gayanti Germania, Sp.KK
dr. Christilla Citra Aryani, Sp.KK

Kepaniteraan Ilmu Kulit dan Kelamin RSUD Pasar Rebo


Periode 16 Oktober – 18 November 2017
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi
Jakarta
ABSTRAK
• Isotretinoin merupakan terapi paling efektif pada
acne vulgaris berat.
LATAR • Terapi isotretinoin dapat mengakibatkan fobia sosial,
depresi, gelisah, dan keinginan untuk bunuh diri
BELAKANG • Pada beberapa pasien, isotretinoin tidak toleransi
oleh karena efek sampingnya.

• Pada penelitian ini, terdapat 84 pasien dengan acne


sedang-berat yang secara acak mendapat terapi
isotretinoin 0.75 mg/kg/hari selama 6 bulan (kelompok
METODE 1.45 pasien) atau 0.75 mg/kg dalam 10 hari pertama
setiap bulan selama 6 bulan (kelompok 2.49 pasien),
menurut tingkat keparahan acne dan jumlah lesi inflamasi.
ABSTRAK
• Secara statistik tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara kedua kelompok mengenai
efektivitas terapi.
HASIL • Frekuensi dan keparahan isotretinoin berhubungan
dengan efek samping yang lebih tinggi pada
kelompok 1 dibandingkan dengan kelompok 2.

• Terapi intermiten isotretinoin dapat menjadi pilihan


alternatif untuk kasus acne vulgaris sedang dan berat
DISKUSI terkait dengan rendahnya insiden dan keparahan efek
samping. Hal ini dapat diindikasikan pada pasien yang
tidak dapat toleransi dengan terapi konvensional.
PENDAHULUAN
Acne vulgaris merupakan
kelainan inflamasi kronis Terapi sistemik isotretinoin
pada pilosebaseus, biasanya merupakan terapi paling
pada dewasa muda, dengan efektif pada acne vulgaris
karakteristik komedo, papul berat.
pustul, kista, nodul, dan skar

Telah dilaporkan terapi Penelitian ini bertujuan untuk


isotretinoin dapat membandingkan efektivitas
menyebabkan fobia sosial, dan efek samping terapi
depresi, gelisah, dan isotretinoin intermiten dan
keinginan untuk bunuh diri. terapi isotretinoin standar.
Faktor Utama Patogenesis AV
Hiperkeratinisasi folikular

Hipersekresi folikular terkait dengan


stimulasi androgen

Kolonisasi folikular dari Propionibacterium


acnes

Respon imun dan inflamasi


Terapi Acne Vulgaris
Terapi Topikal Terapi Sistemik

• Antibiotik • Antibiotik
• Asam azelaic • Hormonal
• Asam salisilat • Retinoid
• Benzoil peroxide
• Asam retinoid
• Kombinasinya
METODE
Desain Penelitian Pengacakan

• Randomized controlled • Pasien dilakukan


trial pengacakan terhadap
terapi pada kedua
kelompok
METODE
Subjek Penelitian Analisa Data

• Inklusi: Pasien dengan acne • Mann Whitney U test digunakan


vulgaris sedang-berat dan untuk membandingkan
pasien yang tidak responsif perbedaan kelompok penelitian
terhadap terapi konvensional • Ki-square dan Fisher’s exact ki-
atau pasien dengan fenomena square test digunakan untuk
rebound setelah terapi. membandingkan respon terapi
• Eksklusi: Pasien dengan skor
keparahan acne <1.5
Protokol Penelitian
 Sebanyak 84 pasien tidak responsif terhadap terapi
konvensional atau pasien dengan fenomena rebound
setelah terapi ini disertakan dalam penelitian.
 Usia, berat badan, durasi pengobatan, terapi sebelumnya
dan skor keparahan acne dicatat sebelum dilakukannya
terapi.
 Digunakan skor keparahan acne
 Kisaran 0.25-1.0 : Acne ringan
 Kisaran 1.5-10 : Acne berat.
 Jumlah lesi inflamasi di wajah, dada dan punggung dicatat.
Protokol Penelitian
Pasien diperiksa perbaikan
Kelompok 1 Kelompok 2 secara klinis, tingkat keparahan
acne dan efek samping selama
masa pengobatan enam bulan
• Isotretinoin • Isotretinoin dan selama periode lanjut
0,75 mg / kg 0,75 mg / kg bulanan dan tahunan dengan
interval tiga bulan.
/ hari selama dalam 10
enam bulan hari pertama
setiap
bulannya
selama Total masa follow up adaQlah
enam bulan 12 bulan.
HASIL

84 pasien

Kelompok I Kelompok II
(45 pasien) (39 pasien)
Terapi Standar Terapi Intermiten
HASIL
Terdapat penurunan signifikan pada skor keparahan
acne sebelum dan sesudah pengobatan pada
kedua kelompok (p<0.001).

Pada kedua kelompok juga ditemukan penurunan


skor keparahan acne secara signifikan diakhir masa
follow up 12 bulan dibandingkan dengan periode
pra-terapi (p<0.001).

Secara statistik, tidak terdapat perbedaan signifikan


efektivitas antara kasus acne sedang dan berat
pada kedua kelompok (p 0.553).
HASIL

Frekuensi dan tingkat keparahan


efek samping lebih tinggi pada
kelompok terapi standar
dibandingkan dengan kelompok
terapi intermiten
DISKUSI

Dalam penelitian ini,


ditunjukkan bahwa terapi Terapi isotretinoin intermiten
isotretinoin intermiten sama digunakan pada pasien yang
efektifnya dengan terapi tidak dapat toleransi dengan
standar namun memiliki efek terapi standar.
samping yang lebih ringan.
KESIMPULAN

Sebagai kesimpulan, terapi standar isotretinoin dan intermiten


sangat efektif dalam terapi acne vulgaris.

Terapi intermiten dapat digunakan pada pasien yang tidak


toleransi dengan terapi standar.

Anda mungkin juga menyukai