OLEH:
PEMBIMBING:
2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat melindungi dan bebas dari kecelakaan kerja pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja
tidak saja menimbulkan korban jiwa tetapi juga kerugian materi bagi pekerja dan
pengusaha, tetapi dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak
lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Visi
Pembangunan Kesehatan di Indonesia yang dilaksanakan adalah Indonesia Sehat
2010 dimana penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu
memperoleh layanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Kesehatan kerja dapat tercapai secara optimal jika tiga komponen
berupa kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja dapat berinteraksi baik
dan serasi. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja,
mudah sakit, stres, sulit berkonsentrasi sehingga menyebabkan menurunnya
produktif kerja.
Pesatnya perkembangan zaman diikuti dengan lahirnya berbagai teknologi
muktahir. Salah satu penemuan teknologi terpenting pada abad ke-20 adalah
komputer. Penggunaan komputer telah menjadi primadona untuk memudahkan
pekerjaan di segala bidang. Sekitar 75% pekerjaan di dunia bergantung pada
komputer. Memandang hal tersebut, semakin banyak orang harus bekerja di depan
komputer selama berjam-jam tanpa istirahat. Tanpa disadari, bekerja berlama-
lama di depan komputer dapat menimbulkan masalah kesehatan negatif baik
secara fisik maupun mental pada operatornya. Kumpulan gangguan fisik yang
menyerang pengguna komputer disebut Computer Vision Syndrome (CVS).
Sekitar 88-90% pengguna komputer mengalami CVS. Kejadian CVS juga
dinyatakan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Gejala CVS dibedakan
2
menjadi keluhan gejala pada mata, muskuloskeletal, dan umum. Mayoritas,
sekitar 75-90%, pengguna komputer mengeluhkan gejala oftalmikus.
3
BAB II
LAPORAN KASUS
I. ANAMNESIS
A. Anamnesis Klinis
1) Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pegawai Loket PKM Jumpandang Baru
Status pernikahan : Menikah
Kedudukan dalam keluarga : Istri
Alamat : Jl.Sultan Alauddin II No 28
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : S1
2) Keluhan Utama : Mata gatal
3) Anamnesis Terpimpin
Mata gatal dialami sejak kurang lebih 3 minggu yang lalu.
Semakin lama semakin memberat, dirasakan hilang timbul, dirasakan
terutama saat bekerja lama dan saat tugas yang harus dikerjakannya
banyak dan membaik saat pasien beristirahat. Keluhan gatal juga
disertai mata kering, merah, mudah silau saat keluar rumah, merasa
seperti ada pasir di mata, sekret tidak ada, penglihatan kabur terutama
mata kanan, keluhan saat ini awalnya dirasakan saat mengerjakan
tugasnya sebagai petugas di loket pendaftaran. Keluhan ini dirasakan
tidak terlalu menganggu aktivitas. Keseharian pasien selain bekerja di
depan komputer, juga sering menonton dan bermain gadget saat tidur.
- Riwayat pengobatan :
Pasien belum pernah berobat sebelumnya.
- Riwayat penyakit terdahulu :
4
Keluhan seperti ini pernah dirasakan pasien sebelumnya 3 bulan
bulan yang lalu namun pasien tidak menghiraukan dan hanya
beristirahat karena menganggap dirinya kelelahan.
- Riwayat penyakit dalam keluarga :
Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita keluhan yang
sama.
- Riwayat atopi :
Pasien tidak mempunyai riwayat asma, rhinitis alergi pada dirinya
maupun keluarganya.
- Riwayat alergi :
Tidak ada riwayat alergi terhadap substansi atau obat-obatan
tertentu pada pasien.
- Riwayat sosioekonomi :
Pasien merupakan seorang perempuan istri dan ibu dari seorang
anak. Pasien merupakan seorang sarjana dari fakultas ekonomi
yang bekerja sebagai pegawai loket pendaftaran di PKM
Jumpandang Baru. Keseharian pasien juga melakukan akitvitas
rumah tangga di rumah.
B. Anamnesis Okupasi
1) Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan bahan/material yang tempat kerja Masa kerja
digunakan (perusahaan) (dalam bulan /
tahun)
Pegawai loket Kursi, meja, layar Jasa 9 bulan
Pendaftaran komputer, keyboard, pengetikan
mouse, printer komputer
2) Uraian Tugas
Pasien merupakan pegawai di loket pendaftaran dengan tugas
mengetik data pasien yang berobat. Dalam bekerja, pasien
menggunakan berbagai alat dan sarana seperti kursi, meja, layar
komputer, keyboard, mouse, dan printer. Pasien bekerja selama 6 hari
5
dalam seminggu dan 6 jam dalam sehari dengan waktu istirahat 1 jam
perhari.
Uraian Tugas Rutin
Jam 05.20 – 07.45 Bangun, sholat, mandi, membersihkan rumah,
mencuci pakaian, sarapan.
Jam 07.45 Berangkat ke tempat kerja.
Jam 08.00 – 12.00 Bekerja sebagai petugs pengetikan.
Jam 12.00 – 13.00 Istirahat.
Jam 13.00 – 14.00 Bekerja sebagai petugas pengetikan.
Jam 14.00 – .17.00 Beristirahat.
Jam 17.00 – 21.00 Melakukan aktivitas rumah tangga.
Jam 22.00 – 05.20 Istirahat.
Jam 07. 45
Jam 22.00 – 05.20
Berangkat ke
Istirahat
tempat kerja
6
3) Bahaya potensial dan risiko kecelakaan kerja pada pekerja
Urutan Bahaya Potensial Gangguan Risiko
kegiatan Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psiko kesehatan kecelakaan
yang kerja
mungkin
Mengetik Radiasi - Kebersihan Bekerja dengan monotoni CVS, tersengat
di dari mouse, gerakan TTH, RSI, listrik
komputer komputer keyboard repetitive, posisi CTS, LBP,
dan listrik, (bakteri) duduk lama, stress
cahaya pinggang twisted, kerja,
side bending,
Pergelangan
tangan dan jari-
jari fleksi >45o
dan ekstensi >45o
, leher fleksi>30o
Mengeprint Radiasi Tinta - Posisi duduk monotoni NIHL, tersengat
listrik, printer lama, pergelangan dermatitis listrik
Kebisingan tangan fleksi, kontak,
bagian ulna dan LBP,
radial deviasi, stress
pergelangan kerja,
memutar, dan ful
extended, lengan
terangkat >45o,
pinggang twisted,
side bending ,
leher fleksi>30o ,
bahu
terangkat,kepala
membungkuk
>20o,
7
5) Body discomfort map
////////
Keterangan :
2. Isilah : keluhan yang sering dirasakan oleh pekerja dengan memberti tanda/mengarsir
bagian- bagian sesuai dengan gangguan muskulo skeletal yang dirasakan pekerja
Kesemutan = x x x Pegal-pegal = / / / / /
8
S S
Keterangan:
- Untuk tangan dan pergelangan tangan kanan dan kiri resiko tinggi (brief
survey 3)
- Untuk lengan kanan dan kiri resiko rendah (brief survey 0)
- Untuk leher resiko tinggi (brief survey 3)
- Untuk punggung resiko tinggi (brief survey 3)
- Untuk kaki resiko tinggi (brief survey 3)
9
II. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum: Sakit ringan/ Gizi Cukup/ Composmentis
B. Tanda Vital dan antropometri
TD : 110/70 mmHg Pernapasan : 16 x/menit
Nadi : 84 x/menit Suhu : 36,5°C
BB : 59 kg IMT : 21,67 kg/m2 (normal)
TB : 165 cm
KEPALA LEHER
Anemis : (-) MT : (-)
Ikterus : (-) Pembesaran
Sianosis : (-) Tiroid : (-)
Edema : (-) KGB : (-)
NT : (-)
DVS : R + 1 MmH20
THORAX JANTUNG
I : Simetris: (D) = (S) I : IC tidak tampak
P : MT : (-) NT : (-) P : IC tidak teraba
P : Sonor P : Batas Jantung : dalam batas normal
A : BP: Vesikuler Pekak : (+)
BT: Rh: -/- ; Wh: -/- A : BJ : I/II murni regular.
BT: Bising: (-)
ABDOMEN EKSTREMITAS, dll
I : Bentuk: Datar Edema : (-)
A : Bising usus: (+) kesan normal Deformitas : (-)
P : MT : (-) NT : (-) Effloresensi kulit : sama dengan kulit
Hepar : Tidak teraba sekitar
Lien : Tidak teraba Nyeri tekan gastrocnemius : (-)
P : Timpani (+) Tanda pendarahan : (-)
MATA
Persepsi warna: normal
Kelopak mata: normal
Konjungtiva: hiperemis (+), sekret (-)
Kesegarisan/gerak bola mata: normal
Sklera: ikterus (-)
Lensa mata: sulit dinilai
Bulu mata: normal
10
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
IV. RESUME
Seorang perempuan, usia 25 tahun, datang dengan keluhan mata gatal
dialami sejak kurang lebih 3 minggu yang lalu. Semakin lama semakin
memberat, dirasakan hilang timbul, dirasakan terutama saat bekerja lama dan
saat tugas yang harus dikerjakannya banyak dan membaik saat pasien
beristirahat. Keluhan gatal juga disertai mata kering, merah, mudah silau saat
keluar rumah, merasa seperti ada pasir di mata, sekret tidak ada, penglihatan
kabur terutama mata kanan, keluhan saat ini awalnya dirasakan saat
mengerjakan tugasnya sebagai petugas di loket pendaftaran. Keluhan ini
dirasakan tidak terlalu menganggu aktivitas. Keseharian pasien selain bekerja
di depan komputer, juga sering menonton dan bermain gadget saat tidur.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit ringan, gizi
cukup, compos mentis, TD: 120/70 mmHg, pernapasan: 20 x/menit, nadi:
84x/menit, suhu: 36,5°C. Pada mata terlihat konjungtiva hiperemis.
V. DIAGNOSIS KLINIS
Computer Vision Syndrome ODS
11
VII. DIAGNOSIS OKUPASI
LANGKAH DIAGNOSIS PERTAMA
1. Diagnosis Klinis
Computer Vision Syndrome ODS
Seorang perempuan, usia 25 tahun, datang dengan
keluhan mata gatal dialami sejak kurang lebih 3 minggu
yang lalu. Semakin lama semakin memberat, dirasakan
hilang timbul, dirasakan terutama saat bekerja lama dan saat
tugas yang harus dikerjakannya banyak dan membaik saat
pasien beristirahat. Keluhan gatal juga disertai mata kering,
merah, mudah silau saat keluar rumah, merasa seperti ada
Dasar diagnosis pasir di mata, sekret tidak ada, penglihatan kabur terutama
(anamnesis, mata kanan, keluhan saat ini awalnya dirasakan saat
pemeriksaan fisik) mengerjakan tugasnya sebagai petugas di loket pendaftaran.
12
terangkat >45o, leher fleksi>30o , pinggang twisted, bahu
terangkat, kepala membungkuk >20o
Psikososial Monotoni
Jumlah jam
6 jam
terpajan/ hari
Konsentrasi
Sulit dinilai
pajanan
Kesimpulan -
jumlah pajanan
13
dan dasar
perhitungannya
5. Faktor individu
yang
berpengaruh -
terhadap
timbulnya
diagnosis klinis.
6. Pajanan bahaya
potensial yang Selain saat bekerja, pasien juga sering menggunakan
di luar tempat komputer atau laptop untuk menonton atau bermain game
kerja
VIII. PROGNOSIS
1) Klinik : ad vitam : dubia ad ad bonam
ad sanasionam : dubia ad ad bonam
ad fungsionam : dubia ad ad bonam
2) Okupasi : dubia ad bonam
14
IX. PERMASALAHAN PASIEN DAN RENCANA PENATALAKSANAAN
Jenis Rencana Tindakan (materi & metoda) ;
Permasalahan Tatalaksana medikamentosa; non medika
Medis & Non mentosa (nutrisi, olahraga, konseling dan Hasil yang
15
Terapi nonmedikamentosa:
- Penggunaan kacamata anti radiasi dan
pelapis layar antiglare.
- Setiap 20 menit, dianjurkan untuk melihat
ke arah yang jauh (sekitar 20 kaki) selama
20 detik.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing : dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK
Tanda Tangan :
16
BAB III
PEMBAHASAN
17
Definisi Computer Vision Syndrome
Computer Vision Syndrome (CVS) adalah sebuah kondisi yang terjadi pada
orang-orang yang bekerja pada monitor komputer. Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya CVS adalah posisi yang tidak pas seperti duduk
terlalu dekat ke monitor komputer, pencahayaan yang kurang, dan bertambahnya
tatapan ke layar dan frekuensi berkedip yang berkurang. CVS merupakan kondisi
sementara yang diakibatkan oleh mata yang bekerja terlalu fokus dan menatap
pada display komputer dalam suatu periode waktu yang tidak mendapat interupsi.
Prevalensi
Survei yang dilakukan oleh American Optometrist Association (AOA) tahun
2004 menunjukkan bahwa 61% masyarakat Amerika Serikat mengalami
permasalahan yang sangat serius pada penglihatan yang disebabkan oleh
penggunaan komputer dalam waktu lama. Banyak penelitian menunjukkan
timbulnya CVS pada pengguna computer. Sekitar 88-90% pengguna komputer
mengalami CVS. AOA dan Federal Occupational Safety and Health
Administration meyakini bahwa CVS di masa mendatang akan sangat banyak
dikeluhkan para pekerja.
Penyebab
Biasanya orang kurang berkedip ketika bekerja dengan komputer sedangkan
berkedip penting untuk menjaga mata tetap lembab dan rileks. Kurang berkedip
menyebabkan penguapan air mata berlebihan dan mata menjadi kering. Beberapa
orang sudah mempunyai masalah seperti koordinasi mata dan pemfokusan yang
tidak jelas terlihat pada aktivitas lain, tetapi menjadi masalah besar ketika
menggunakan komputer. Komputer sering dipasang sedemikian rupa sehingga
membuat mata bekerja terlalu keras, seperti jenis huruf komputer yang dipakai
mungkin terlalu kecil, pantulan dari sumber cahaya di dekatnya atau dari jendela
mungkin terlalu terang, monitor mungkin diletakkan terlalu tinggi untuk
penglihatan normal mata. Orang yang berusia lebih dari 40 tahun dan memakai
kacamata bifokal atau kacamata baca sering mengalami masalah karena kacamata
mereka terlalu disetel untuk melihat buku yang dipegang 40 cm jauhnya,
18
dibandingkan dengan layar monitor yang biasanya terletak 60 cm dari mata
pengguna computer.
Patofisiologi
CVS disebabkan oleh penurunan refleks berkedip saat bekerja dalam waktu
yang lama dan fokus pada layar komputer. Frekuensi berkedip normal adalah 16-
20 kali per menit. Studi menunjukkan frekuensi berkedip menurun hingga 6-8 kali
per menit pada pekerja yang menggunakan komputer. Sebagai tambahan,
pemfokusan dalam jarak dekat untuk durasi yang lama memaksa kerja dari otot
siliaris pada mata. Hal ini memicu gejala-gejala astenopia dan memberi rasa lelah
pada mata setelah bekerja dalam waktu yang lama. Beberapa orang dengan umur
sekitar 30-40 tahunan mengeluhkan ketidakmampuan dalam memfokuskan objek-
objek dekat setelah bekerja dalam waktu yang singkat, yang berakhir pada
penurunan mekanisme fokus akomodasi dari mata dan presbyopia.
Tampilan yang terdapat di monitor tidak sama pada hasil tampilan piksel-
piksel yang berupa titik, yang tercetak di atas kertas. Permukaan garis-garis
luarnya yang sangat berliku-liku tersebut menambah nilai kontras yang rendah
dan kekurangjelasan. Selain itu, huruf-huruf di monitor komputer bervariasi
dalam intensitas cahaya, yang mana juga menambah nilai kontras yang rendah.
Hal-hal ini menyebabkan mata harus tetap fokus secara spontan untuk menjaga
ketajaman gambar sehingga memaksa kerja dari otot siliaris pada mata.
Kelemahan akomodasi juga meningkatkan kerja dari otot siliaris pada mata.
Manifestasi klinis
Gejala CVS dibedakan menjadi tiga bagian yaitu gejala pada mata, gejala
muskuloskeletal dan gejala umum. Sekitar 75-90 % pengguna komputer
mengeluhkan gejala oftalmikus. Jenis-jenis gejala oftalmikus yang dapat dialami
adalah mata lelah (asthenopia), mata kering, merah, kabur, tegang, mata terasa
terbakar dan berair. Berbagai gejala yang timbul pada pekerja komputer yang
bekerja dalam waktu yang lama selain diakibatkan oleh cahaya yang masuk ke
bola mata, juga dikarenakan mata seorang pekerja ketika menatap komputer maka
kedipan mata berkurang sebesar 2/3 kali lebih sedikit dibandingkan normal.
Berkurangnya kedipan menyebabkan mata menjadi kering, teriritasi, tegang, lelah
19
dan terasa terbakar. Gejala oftalmikus pada CVS dibagi menjadi dua yakni gejala
internal meliputi sakit dan tegang pada bola mata serta gejala eksternal yaitu mata
seperti terbakar, iritasi, kering disertai refleks pengeluaran airmata.
Gejala CVS diantaranya mata kering, sakit kepala, iritasi mata, sensasi benda
asing, penglihatan yang kabur, sensitif terhadap cahaya, penglihatan ganda,
ketidakmampuan memfokuskan objek dalam jarak tertentu (pseudomyopia), nyeri
leher dan bahu, tampak gambaran halo muncul pada monitor, lemas dan lelah,
kesulitan dalam berkendara pada malam hari.
Diagnosis
Diagnosis CVS dapat dilakukan dengan sebagai berikut:
- Pemeriksaan okular
- Direct opthalmoscopy
- Visual acuity
- Tonometry
Diagnosis banding
Sindroma mata kering pada CVS sering di salah diagnosiskan dengan mata
kering paska bedah refraktif.
Penatalaksanaan
Mata kering lebih sering menjadi target terapi pada CVS. Penggunaan larutan
counter artificial tear dapat mereduksi efek-efek mata kering pada CVS. Gejala-
gejala astenopia dapat direduksi dengan mengistirahatkan mata beserta ototnya.
Berkedip rutin juga dianjurkan untuk membantu pengisian kembali dari tear film.
Untuk mengurangi kerja dari otot siliaris dapat dibantu dengan sesekali melihat
keluar dari jendela dan menatap langit. Setiap 20 menit, fokuskan mata pada objek
berjarak 20 feet (6 meter) selama 20 detik. Hukum ini dikenal dengan “20-20-20
rule”. Selain ini, bisa juga dianjurkan untuk menutup kedua mata selama 20 detik,
dilakukan sesring mungkin atau sekurangnya dalam kurun waktu setengah jam.
Kemampuan fokus yang menurun dapat dikurangi keparahannya dengan memakai
kacamata positif berkekuatan kecil (+1 s.d. +1.50). Kacamata ini akan membantu
penderita untuk mengembalikan kemampuan fokus penderita.
20
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, yakni:
- Jaga jarak 20-26 inci dari monitor
- Monitor komputer harus ditempatkan 10˚ - 15˚ dari level bawah mata pada
tatapan yang lurus
- Gunakan layar antiglare
- Penurunan cahaya
- Hindari paparan cahaya matahari langsung pada posisi komputer dan
minimalisasikan tatapan.
- Berkedip secara reguler
- Monitor komputer diletakkan secara horizontal di atas meja yang akan sangat
membantu dalam membaca dengan mengoreksi presbyopia penderita
- Pemberian konseling dan pencegahan yang baik memberikan hasil prognosis
yang baik.
21