PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cakupan K4 adalah pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit 4
kali, yaitu minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua
dan 2 kali pada triwulan ketiga. Hal itu merupakan upaya yang dilakukan
Pemerintah untuk mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi adalah
melalui peningkatan pengetahuan dan perubahan prilaku ibu dan keluarga.
Dalam peningkatan pengetahuan dan prilaku ini diharapkan dapat meningkat
pula kesadaran terhadap pentingnya kesehatan selama masa kehamilan
(Depkes RI, 2010 dalam Prasetyo, 2014).
Pada masa kehamilan dapat dilakukan Antenatal Care (ANC) yang
merupakan salah satu faktor penunjang untuk menurunkan Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). ANC yang baik dan sedini
mungkin akan mencegah kematian ibu dan bayi serta dapat meningkatkan
kualitas ibu hamil. Angka kematian dan komplikasi dalam kehamilan dapat
dikurangi dengan ANC secara teratur yang bermanfaat untuk memonitor
kesehatan ibu hamil dan bayinya (Manuaba, 2001 dalam Adri, 2008).
Pelayanan ANC terintegrasi dengan Program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA). Salah satu indikator yang paling penting untuk menilai keberhasilan
pelayanan ANC dan Program KIA adalah cakupan Kunjungan K4. Kunjungan
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat atau lebih
untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan
(Saifuddin, 2002).
Kebanyakan perempuan hamil (72%) di Indonesia melakukan
kunjungan pertama, tetapi putus sebelum empat kunjungan yang
direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan. Kurang lebih 16%
perempuan (25% dari perdesaan dan 8% perempuan perkotaan) tidak pernah
1
2
hanya ada dua provinsi yang mencapai target yaitu Sulawesi Utara dan DKI
Jakarta (Kemenkes RI, 2015). Pada tahun 2015, cakupan pelayanan kesehatan
ibu hamil K1 yaitu 95,75% dan cakupan K4 yaitu 87,48%. Angka tersebut
telah memenuhi target Rencana Strategis (Renstra) Kementrian Kesehatan
tahun 2015 untuk cakupan K4 sebesar 72%. Namun, target ini lebih rendah
dari target Renstra di tahun 2014 yakni 95%. Akan tetapi, meskipun target
Renstra diturunkan masih terdapat lima provinsi yang belum mencapai target
tersebut yaitu Papua, Papua Barat, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan
Sulawesi Tengah (Kemenkes RI, 2016).
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya cakupan
kunjungan pemeriksaan K4 ibu hamil di fasilitas pelayanan kesehatan seperti
usia, pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan, dukungan keluarga dan
jangkauan ke tempat pelayanan kesehatan (Rohan, 2013).
Berdasarkan hasil dari penelitian Nita (2017) tentang faktor-faktor yang
berhubungan kunjungan antenatal care (ANC) di Puskesmas Mergangsan
Yogyakarta bahwa variable pengetahuan, sikap, umur, pendidikan, paritas,
pekerjaan, pendapatan, sumber informasi, dukungan petugas kesehatan,
dukungan keluarga, dan dukungan tokoh masyarakat memiliki hubungan
dengan frekuensi kunjungan antenatal care (ANC) di Puskesmas Mergansan.
Berbeda dengan penelitian Diah Nur Awaliyah (2018) menunjukan
bahwa 61,1% responden melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan
lengkap, 74,1% responden memiliki usia tidak berisiko, 46,3% responden
yang memiliki pendidikan rendah, 83,3% responden tidak bekerja, 66,7%
responden tidak memiliki kepercayaan tentang kehamilan. Hasil yang
menunjukan bahwa adanya hubungan dengan cakupan kunjungan pemeriksaan
kehamilan adalah tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga Sedangkan
pendidikan, kepercayaan, keterjangkauan fasilitas kesehatan, dan dukungan
petugas kesehatan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan cakupan
kunjungan pemeriksaan kehamilan.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan, diperoleh data kunjungan ibu
hamil di Puskesmas Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2018 yang tertinggi
4
Tabel 1
Angka Kunjungan Ibu Hamil di 20 Puskesmas Kabupaten Indragiri Hulu
Tahun 2018
Ibu Hamil
No Puskesmas K1 K4
Jumlah
Jumlah % Jumlah %
1 Kuala Cenaku 334 317 94,9 303 90,7
2 Sipayung 602 523 86,9 512 85,0
3 Kambesko 666 493 74,0 436 65,5
4 Pekan Heran 1134 858 75,7 728 64,2
Pangkalan Kasai 1465 1218 83,1 1136 77,5
5 Seberida 826 711 86,1 665 80,5
6 Kilan 470 413 87,9 387 82,3
7 Lubuk Kandis 355 341 96,1 356 100,3
8 Lirik 666 555 83,3 566 85,0
9 Air Molek 893 640 71,7 555 62,2
10 Sei Lala 236 225 95,5 229 97,0
11 Sei Parit 126 104 81,3 113 88,3
12 Kulim Jaya 539 408 75,7 328 60,9
13 Polak Pisang 616 393 63,8 387 62,8
14 Rakit Kulim 601 318 52,9 272 45,3
15 Peranap 799 697 87,2 680 85,1
16 Batang Peranap 115 84 73,0 91 79,1
17 Sencano Jaya 146 65 44,5 69 47,3
KAB. INHU 10.591 8.364 79,0 7.813 73,8
5
B. Rumusan Masalah
Rendahnya cakupan kunjungan K4 pada ibu hamil merupakan
permasalahan yang sangat penting bagi suatu negara dikarenakan akan
sulitnya terdeteksi penyulit selama masa kehamilan dan yang akan
mempengaruhi angka kematian ibu dan bayi di negara tersebut. Kunjungan K4
adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat atau lebih
untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan yaitu
minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua dan 2 kali
6
pada triwulan ketiga. Hal itu merupakan upaya yang dilakukan Pemerintah
untuk memperepat penurunan kematian ibu dan bayi adalah melalui
peningkatan pengetahuan dan perubahan prilaku ibu dan keluarga.
Rendahnya cakupan kunjungan K4 biasanya dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu, sikap ibu serta
ada atau tidaknya dukungan dari keluarga terhadap ibu dalam memeriksakan
kehamilannya kepada tenaga kesehatan. berdasarkan data yang diperoleh dari
Puskesmas di Kabupaten Indragiri Hulu, diketahui bahwa kunjungan
pemeriskaan K4 di Puskesmas Sencano Jaya adalah yang terendah
persantasenya yaitu hanya 47,3%. Oleh karena itu dapat dirumuskan
permasalahan penelitian tentang “Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kunjungan K4 Ibu Hamil Di Puskesmas Sencano Jaya
Kecamatan Batang Peranap Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2019.”
C. Pertanyaan Penelitian
1. Apakah ada hubungan faktor pendidikan ibu terhadap kunjungan
pemeriksaan kehamilan K4 di Puskesmas Sencano Jaya Kecamatan
Batang Peranap Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2019.
2. Apakah ada hubungan faktor pekerjaan ibu terhadap kunjungan
pemeriksaan kehamilan K4 di Puskesmas Sencano Jaya Kecamatan
Batang Peranap Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2019.
3. Apakah ada hubungan faktor pengetahuan ibu terhadap kunjungan
pemeriksaan kehamilan K4 di Puskesmas Sencano Jaya Kecamatan
Batang Peranap Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2019.
4. Apakah ada hubungan faktor sikap ibu terhadap kunjungan pemeriksaan
kehamilan K4 di Puskesmas Sencano Jaya Kecamatan Batang Peranap
Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2019.
5. Apakah ada hubungan faktor dukungan keluarga terhadap kunjungan
pemeriksaan kehamilan K4 di Puskesmas Sencano Jaya Kecamatan
Batang Peranap Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2019.
7
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan
cakupan K4 pada ibu hamil di Puskesmas Sencano Jaya Kecamatan
Batang Peranap Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui hubungan antara pendidikan ibu dengan kunjungan
pemeriksaan kehamilan K4 di Puskesmas Sencano Jaya Kecamatan
Batang Peranap Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2019.
b. Diketahui hubungan antara pekerjaan ibu dengan kunjungan
pemeriksaan kehamilan K4 di Puskesmas Sencano Jaya Kecamatan
Batang Peranap Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2019.
c. Diketahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan kunjungan
pemeriksaan kehamilan K4 di Puskesmas Sencano Jaya Kecamatan
Batang Peranap Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2019.
d. Diketahui hubungan antara sikap ibu dengan kunjungan pemeriksaan
kehamilan K4 di Puskesmas Sencano Jaya Kecamatan Batang Peranap
Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2019.
e. Diketahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan
pemeriksaan kehamilan K4 di Puskesmas Sencano Jaya Kecamatan
Batang Peranap Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2019.
f. Diketahui hubungan antara paritas terhadap kunjungan pemeriksaan
kehamilan K4 di Puskesmas Sencano Jaya Kecamatan Batang Peranap
Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2019.
8
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas
Sebagai tambahan informasi bagi puskesmas mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi cakupan K4 pada ibu hamil di Puskesmas Sencano
Jaya Kecamatan Batang Peranap Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2019.
2. Bagi STIKes Hang Tuah Pekanbaru
Sebagai khasanah penelitian dan menambah refrensi bagi peneliti
selanjutnya yang akan meneliti tentang cakupan kunjungan K4.
3. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan merupakan pengalaman yang sangat
berharga dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat serta mendapatkan
wawasan dalam melakukan penelitian dibidang kesehatan.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Antenatal Care
1. Pengertian Antenatal Care
Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan pada ibu hamil yang
dilakukan oleh dokter, bidan atau perawat agar ibu dan janin sehat secara
optimal sejak kehamilan sampai pada masa nifas (Manuaba, 2008 ).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan
sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar
Pelayanan Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi
anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan
laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai
risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan). (Kemenkes RI, 2010 dalam
Mulyanto, 2015).
Menurut Farrer (2001) pemeriksaan antenatal meliputi pengawasan
yang dilakukan selama kehamilan untuk mengetahui apakah
kehamilannya berjalan normal, deteksi dini penanganan setiap komplikasi
yang timbul dan juga sebagai usaha untuk mengantisipasi masalah yang
timbul selama kehamilan, persalinan dan periode masa nifas, serta
penyuluhan mengenai kehamilan, perawatan bayi dan dukungan terhadap
masalah sosial dan psikologis.
c. Kunjungan Trimester 3
Kunjungan Trimester 3 pada kehamilan dilakukan 2 kali yaitu
antara Minggu 28-36. Kegiatan yang dapat dilakukan sama seperti
pada hamil Minggu 14-28, ditambah palpasi abdominal untuk
mengetahui apakah ada kehamilan ganda. Setelah 36 Minggu,
kegiatan yang dapat dilakukan sama seperti setelah 36 Minggu,
ditambah deteksi letak janin dan kondisi lain serta kontraindikasi
untuk bersalin diluar RS (Satrianegara, 2009 dalam Mulyanto, 2015).
B. Kerangka Teori
Faktor Predisposisi :
Umur
Pendidikan
Pengetahuan
Pekerjaan
Paritas
Sikap
Nilai dan
Budaya
Faktor pendorong
Ketersediaan sarana
Sumber dana Kunjungan ANC
(Pendapatan)
Keterjangkauan
Fasilitas Kesehatan
Faktor penguat
Dukungan Keluarga
Dukungan Teman
Dukungan Petugas
Kesehatan
20
Gambar 1
Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2011)
C. Kerangka Konsep
Pendidikan
Pekerjaan
Pengetahuan Kunjungan Pemeriksaan
Kehamilan K4
Sikap
Dukungan
Keluarga
Paritas
Gambar 2
Kerangka Konsep
D. Hipotesis
1. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kunjungan pemeriksaan
kehamilan K4 di Puskesmas Sencano Jaya Kecamatan Batang Peranap
Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2019.
2. Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan kunjungan pemeriksaan
kehamilan K4 di Puskesmas Sencano Jaya Kecamatan Batang Peranap
Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2019.
3. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kunjungan pemeriksaan
kehamilan K4 di Puskesmas Sencano Jaya Kecamatan Batang Peranap
Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2019.
21
E. Penelitian Sejenis
Tabel 2
Penelitian Sejenis
Penelitian Arif Dwi Aditya Bayu
Keterangan Restiyani
Sekarang Mulyanto Prasetyo
(2012)
(2019) (2015) (2013)
Judul Faktor-faktor Faktor-faktor Analisa Faktor-faktor
Penelitian yang yang Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Berhubungan yang Berhubungan
Kunjungan K4 Dengan Ibu Mempengaruhi dengan
Ibu Hamil Di Hamil dalam Cakupan K4 Kunjungan
Puskesmas Melakukan Bidan Desa di Pemeriksaan
Sencano Jaya Kunjungan Wilayah Kerja Kehamilan K4
Kecamatan Antenatal Dinas di Wilayah
Batang Care Kesehatan Kerja
Peranap Kabupaten Puskesmas
Kabupaten Rembang Jetis II Bantul,
Indragiri Hulu Yogyakarta
tahun 2019
Metode Kuantitatif Kuantitatif Kuantitatif Kuantitatif
22
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan selama bulan Desember 2019.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan yang terdata di Puskesmas Sencano Jaya Kecamatan Batang
Peranap Kabupaten Indragiri Hulu pada bulan Desember 2019.
Pengambilan jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan rumus
Slovin, sebagai berikut (Notoatmodjo, 2012) :
N
n=
1+ N ( d ) 2
292
n=
1+292 ( 0,05 ) 2
292
n=
1+292 ( 0,0025 )
292
n=
1+7,3
292
n=
8,3
n=35,18
n=35
Jadi, jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 35 orang.
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
d = Tingkat Kepercayaan atau ketetapan yang diinginkan.
D. Teknik Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi. Sampel pada penelitian ini di ambil dengan teknin
convenience sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan
kebetulan dan dianggap sesuai dengan kriteria yang diinginkan peneliti.
Seseorang dijadikan sampel karena kebetulan berada di tempat tersebut atau
kebetulan kenal dengan orang itu (Noor, 2011).
25
Kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya di Puskesmas Sencano Jaya pada bulan Desember 2019 yang
bersedia dijadikan responden penelitian.
Tabel 4
Sebaran Kuesioner per Variabel
Bentuk Jumlah
Variabel Nomor Item Total
Pertanyaan Item
Kunjungan
Pemeriksaan Favorable 1,2 2
2
Kehamilan Unfavorable - 0
K4
28
Favorable 1 1
Pendidikan 1
Unfavorable - 0
Favorable 1 1
Pekerjaan 1
Unfavorable - 0
Favorable 1-10 10
Pengetahuan 10
Unfavorable - 0
Favorable 1,2,3,4,8,9,10,12 8
Sikap 12
Unfavorable 5,6,7,11 2
Dukungan Favorable 1,2,3,4 4
7
Keluarga Unfavorable 5,6,7 3
Favorable 1,2,3,4,5,6,7 7
Paritas 7
Unfavorable - 0
G. Pengolahan Data
Data yang telah diambil dan dikumpulkan kemudian diolah melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Editing
Berfungsi untuk memeriksa kembali isian lembar kuesioner yang
dikumpulkan oleh responden dengan cara memeriksa kelengkapan,
kesalahan pengisian, dan konsistensi dari setiap jawaban sehingga apabila
ada kekurangan atau bias segera dilengkapi.
2. Coding
Mengklasifikasikan jawaban-jawaban yang sudah diedit menurut
macamnya. Klasifikasi dilakukan dengan cara menandai masing-masing
jawaban berupa angka kemudian dimasukkan ke dalam lembaran tabel
kerja guna mempermudah pembacaannya.
3. Tabulating
Memasukkan data – data hasil penelitian kedalam tabel-tabel sesuai
dengan kriteria.
4. Entry Data
Proses pemasukan data kedalam komputer melalui program
29
H. Analisis Data
Data yang sudah diolah kemudian dilakukan analisis secara bertahap
sesuai dengan tujuan penelitian dengan menggunakan alat komputer.
1. Analisis Univariat
Digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel penelitian berdasarkan tabel distribusi frekuensi
(Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini masing-masing variabel
penelitian meliputi variabel bebas yaitu untuk mengetahui gambaran
pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan dukungan keluarga secara
deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dari masing-masing
variabel.
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariat merupakan analisa untuk mengetahui interaksi dua
variabel, baik berupa komperatif, asosiatif maupun korelatif. Terdapat uji
parametrik dan nonparametik pada analisa bivariat (Hidayat, 2008).
Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan, dengan tujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara
variabel independent dengan menggunakan uji statistik chi-square dengan
derajat kepercayaan 95% (p= 0,05). Analisis disimpulkan dengan cara
apabila p value < 0,05 maka Ho ditolak artinya ada hubungan antara
variabel independent dengan variabel dependen, namun apabila p value >
0,05 maka Ho gagal ditolak artinya tidak ada hubungna yang bermakna
antara variabel independent dengan variabel dependen.
I. Jadwal Penelitian
30
Tabel 3
Jadwal Penelitian