Pendahuluan
1
Cakupan pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care menurut WHO
2015 angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi dibandingkan negara
Association of Southeast Asia Nations (ASEAN) lainnya. Menurut Survei
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 AKI di Indonesia mencapai 305 per
100.000 kelahiran hidup.3
Pada tahun 2016, Jawa Barat masih belum mencakupi semua target yang
di tetapkan yaitu cakupan imunisasi TT2+ sebesar 95,5% dan Kabupaten
Karawang cakupannya masih dibawah rata-rata Jawa Barat yaitu 88,9%. Cakupan
pemberian zat besi ibu hamil pada kunjungan pertama (F1) mencapai 102,3% dan
pada kunjungan ketiga (F3) terjadi penurunan 6,5 point menjadi 95,7%.Menurut
data Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang 2016, didapatkan AKB mengalami
penurunan dari 4,09 per 1.000 angka kelahiran pada tahun 2015 menjadi 3,93 per
1.000 angka kelahiran pada tahun 2016.Berdasarkan perbandingan antara
kabupaten di Jawa Barat tahun 2016, Karawang menduduki tangga ke-tujuh pada
cakupan K1 (89,80%) dan tangga ke-empat pada cakupan K4 (84,95%) yaitu di
atas cakupan keseluruhan Jawa Barat bagi cakupan K1 (85,90%) dan K4 (77,01%)
pada tahun tersebut.6
2
Untuk mendukung SDGs, UPTD Puskesmas Tirtajaya Kabupaten
Karawang, menjalankan pelayanan antenatal care kunjungan K1 dan K4 yang
termasuk dalam program Puskesmas. Karena belum diketahuinya tingkat
keberhasilan program, masalah, penyebab masalah dan cara penyelesaian
permasalahan program pelayanan antenatal care kunjungan K1 dan K4 di UPTD
Puskesmas Tirtajaya pada periode Desember 2018 sampai dengan November
2019 maka evaluasi program ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pelaksanaan program.
3
7. Karawang menduduki tangga ke-tujuh pada cakupan K1 (89,80%) dan
tangga ke-empat pada cakupan K4 (84,95%) pada tahun 2016.
8. Berdasarkan Laporan Tahunan Program Antenatal Care Tahun 2018
UPTD Puskesmas Tirtajaya menunjukkan bahwa cakupan kunjungan K1
sebesar 51,0% dan kunjungan K4 sebesar 44,6% dari target 100% serta
terdapat ibu hamil yang mangkir (drop out) pada pelayanan K4 sebesar 6,4
%.
1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum :
4
5. Diketahuinya cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi di UPTD Puskesmas
Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2018 sampai dengan
November 2019.
6. Diketahuinya cakupan penanganan komplikasi obstetri yang ditanganin di
UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2018
sampai dengan November 2019.
7. Diketahuinya cakupan kegiatan kunjungan rumah ibu hamil di UPTD
Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2018 sampai
dengan November 2019
8. Diketahuinya cakupan pencatatan dan pelaporan Program Pelayanan
Antenatal di UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang Desember
2018 sampai dengan November 2019.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Evaluator
5
3. Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) sebagai
universitas yang menghasilkan dokter yang berkualitas.
1.5 Sasaran
Ibu hamil yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya,
Kabupaten Karawang periode Desember 2018 sampai dengan November
2019.
6
Bab II
Materi dan Metode
2.1. Materi
2.2. Metode
7
Bab III
Kerangka Teoritis
5
Lingkungan
1 2 3 6
4
Umpan balik
8
2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang
terdapat dalam sistem yang berfungsi untuk mengubah masukan
menjadi keluaran yang direncanakan, yang terdiri dari unsur
berikut merupakan variabel dalam melaksanakan evaluasi program
ANC yaitu:
- Perencanaan (planning)
- Organisasi (organization)
- Pelaksanaan (actuating)
- Pengawasan (controlling)
3. Keluaran (output) adalah elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Umpan balik (feedback) adalah elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
5. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak
dikelola sistem tapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran
suatu sistem.
9
Bab IV
Penyajian Data
10
- Sebelah Timur : wilayah kerja Puskesmas Batujaya
4.2.1.3 Luas wilayah kerja
Puskesmas Tirtajaya memiliki luas tanah sebesar 1680 m2 dan
dengan luas bangunan 900 m2, yang memiliki wilayah kerja
11.362,815 Ha, terdiri dari darat seluas 847.788 Ha, sawah seluas
4.449.027 Ha, tambak seluas 6.066.000 Ha. Puskesmas Tirtajaya
mempunyai 11 desa, 48 RW dan 135 RT. Desa yang terdapat di
Puskesmas Tirtajaya adalah sebagai berikut:
- Desa Pisang Sambo
- Desa Sabajaya
- Desa Gempolkarya
- Desa Medankarya
- Desa Tambaksumur
- Desa Tambaksari
- Desa Sumurlaban
- Desa Srijaya
- Desa Bolang
- Desa Kutamakmur
- Desa Srikamulyan
12
B. Dana
C. Sarana
- Medis
Meja ginekologi : 1 buah
Doppler : 3 set
Timbangan dewasa : 3 buah
Pita pengukur : 2 buah
Tensimeter : 2 buah
Stetoskop : 1 buah
USG dan monitor : 1 set
Tablet besi : Tersedia
Vaksin TT dan alat suntik : Tersedia
Alat dan bahan laboratorium : Mesin hitung
haemoglobin,
Stick proteinuria, Tes
Pack
Pregnancy strip Beta
HCG.
- Non medis
Ruang KIA : Tersedia
Ruang PONED : Tersedia
Ruang USG : Tersedia
Kursi tunggu : Tersedia
Lampu : Tersedia
Lemari alat : Tersedia
Lemari obat : Tersedia
13
Kasa steril : 1 buah
Meja administrasi : Ada
Tempat sampah : 2 buah
Tempat tidur ibu hamil : 2 buah
Meja instrument stainless :-
Alat peraga penyuluhan (leaflet) : 10 buah
Buku KIA : Ada
Buku pencatatan hasil imunisasi : Ada
Buku pencatatan stok vaksin : Ada
Kartu pencatatan suhu lemari es : Ada
Kartu pencataan suhu freezer : Ada
D. Metode
a) Anamnesis
b) Pemeriksaan Fisik
i. Pemeriksaan Umum :
- Tinggi Badan dan Berat Badan
Tinggi badan: Diukur tanpa alas kaki, satuan centimeter.
Berat badan: Ditimbang tanpa alas kaki dan pakaian
seringan mungkin, satuan kilogram
- Tekanan darah: Menggunakan sfigmomanometer, satuan
mmHg.
ii. Pemeriksaan Obstetri
- Mengukur TFU
Menggunakan pita ukur, diukur dari fundus ke simfisis
dengan satuan sentimeter.
- Menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
(DJJ)
Untuk menentukan presentasi janin dilakukan palpasi atau
pemeriksaan Leopold (Leopold I – IV)
15
Leopold I : Menentukan Tinggi Fundus Uteri
dengan palpasi setelah usia kehamilan 12 minggu
dan dengan pita pengukur (dari simfisis pubis
sampai dengan bagian janin yang ada di fundus
uteri) setelah usia kehamilan 22 minggu, dan
dengan perabaan untuk menentukan usia kehamilan
dan juga untuk mengetahui bagian janin apa yang
terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).
Leopold II : Meraba samping rahim dan merasakan
di sebelah mana teraba tahanan yang lebih keras dan
tahanan terus dari atas ke bawah, untuk menentukan
di mana letak punggung ataupun kaki janin pada
kedua sisi perut ibu.
Leopold III : Meraba bagian bawah rahim dengan
satu tangan untuk mengetahui bagian janin yang
berada di bawah rahim serta menentukan bagian
janin tersebut sudah menyentuh pintu atas panggul
atau tidak.
Leopold IV : Meraba bagian janin yang berada di
bagian bawah rahim dengan dua tangan dan
menentukan sampai di mana janin telah masuk
Pintu Atas Panggul.
- Pemeriksaan auskultasi untuk menentukan denyut
jantung janin menggunakan Doppler. Denyut
jantung janin normal 110-150 kali/menit. Bila ada
kelainan denyut mungkin dapat disebabkan oleh
adanya kelainan janin atau plasenta.
iii. Pemeriksaan Laboratorium
- Hemoglobin : dengan mesin hitung Hb
- Protein urin : dengan stick protein urin
16
- Gula darah : dengan glukometer
- Tes kehamilan : tes β HCG
17
4. Deteksi ibu hamil risiko tinggi : kegiatan yang dilakukan untuk
menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan
komplikasi kebidanan.
a. Faktor risiko pada ibu hamil antara lain :
- Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun
- Anak lebih dari 4
- Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun
- Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas
(LILA) < 23,5 cm dan penambahan berat badan < 9 kg
selama masa kehamilan.
- Anemia dengan dari Hb < 11 g/dL.
- Tinggi badan < 145 cm, atau dengan kelainan bentuk
panggul dan tulang belakang.
- Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau
sebelum kehamilan ini.
- Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain:
TBC, kelainan jantung-ginjal-hati, psikosis, kelainan
endokrin, tumor dan keganasan.
- Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, KET, mola
hidatidosa, KPD, bayi dengan cacat kongenital.
- Riwayat persalinan dengan komplikasi: persalinan dengan
seksio sesarea, ekstraksivakum / forseps.
- Riwayat nifas dengan komplikasi: perdarahan pasca
persalinan, infeksi masa nifas, psikosis post partum (post
partum blues).
- Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis,
hipertensi dan riwayat cacat kongenital.
- Kelainan jumlah janin: kehamilan ganda, janin dampit.
- Kelainan besar janin: pertumbuhan janin terhambat, janin
besar.
18
- Kelainan letak dan posisi janin: letak lintang, sungsang
pada usia kehamilan > 32 minggu.
b. Komplikasi pada ibu hamil :
- Ketuban pecah dini
- Perdarahan pervaginam: keguguran, plasenta previa,
solusio plasenta.
- Hipertensi dalam kehamilan: tekanan darah tinggi (sistolik
> 140 mmHg, diastolik > 90 mmHg), dengan atau tanpa
edema pre-tibial.
- Ancaman persalinan prematur.
- Infeksi berat dalam kehamilan: demam berdarah, tifus
abdominalis, sepsis.
5. Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil:
19
janinnya dengan menghitung DJJ (Denyut Jantung Janin) terutama
pada kasus ibu hamil dengan risiko tinggi dan sedang serta
memberikan nasihat-nasihat tentang menjaga kehamilannya oleh
bidan desa.
8. Pencatatan dan pelaporan: Menggunakan SP2TP.
- Pencatatan
Register ibu hamil : buku register untuk mencatat setiap
ibu hamil yang diperiksa.
Buku KIA : buku untuk memantau perkembangan
kesehatan ibu hamil setiap kali pemeriksaan kehamilan,
dipegang oleh ibu hamil.
Kohort ibu hamil : buku pencatatan perkembangan
kesehatan ibu hamil.
Pencatatan PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak): Setiap bulannya, Puskesmas
melakukan pencatatan PWS KIA berdasarkan data
pencatatan di Puskesmas. Selain itu data sasaran juga
diperoleh dengan mengumpulkan data yang berasal dari
lintas program dan fasilitas pelayanan lain yang ada di
wilayah kerja.
- Pelaporan
Laporan Bulanan KIA (LB3): merupakan formulir
pelaporan KIA untuk dilaporkan ke Suku Dinas Kesehatan
Kabupaten Karawang.
20
4.3.2 Proses
A. Perencanaan
Ada tertulis, lengkap dan terperinci mengenai :
1. Kunjungan ibu hamil K1 dan K4
- Merencanakan perawatan kehamilan dan pendeteksian dini risiko
tinggi pada ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas yang
akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pukul 08:00
sampai dengan 14:00 WIB di poliklinik KIA dimana
penerapannya terdiri atas 10T (Timbang, Tensi, Tinggi badan,
status gizi/ LILA, Tinggi fundus uteri, Tentukan presentasi
janin dan denyut jantung janin, menentukan status Tetanus
Toksoid dan pemberian Tetanus Toksoid jika diperlukan,
pemberian Tablet Fe, pemeriksaan laboratorium rutin dan
khusus bila ada indikasi, Tatalaksana kasus, Temu wicara).
- Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pukul 08:00
sampai dengan 14:00 WIB.
- Pemberian tablet besi mulai diberikan pada ibu hamil mulai
trimester I sebanyak 90 tablet yang diberikan dalam 3 tahap.
Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pukul 08:00
sampai dengan 14:00 WIB.
Ibu hamil yang belum pernah diberikan imunisasi TT harus
mendapatkan imunisasi paling sedikit 2 kali suntikan selama
kehamilannya, yaitu pertama pada saat K1 dan kedua kali pada
4 minggu kemudian.
4. Deteksi risiko ibu hamil
Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pukul 08:00 sampai
dengan 14:00 WIB.
21
5. Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil (PONEK)
Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pukul 08:00 sampai
dengan 14:00 WIB dan bidan jaga PONED 24 jam
B. Organisasi
a. Kepala Puskesmas
Kepala Puskemas
Bidan Koordinator
Neneng S, SST
Bidan Puskesmas
Nurhasanah, Amd.Keb
24
C. Pelaksanaan
1. Kunjungan ibu hamil K1 dan K4 : Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00
WIB di poli KIA dan setiap diadakan Posyandu .
2. Pemberian tablet zat besi Fe1 dan Fe3 : Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-
14.00 WIB.
3. Deteksi risiko ibu hamil : Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB dan
bidan jaga PONED 24 jam. Sebagian ibu hamil risiko tinggi ditangani oleh dokter
umum dan bidan PONED 24 jam.
4. Pemberian imunisasi TT :Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
5. Dilaksanakannya pendeteksian dini risiko tinggi kehamilan pada ibu hamil pada saat
pemeriksaan 10T saat kunjungan ibu hamil yang dilakukan bidan setiap hari kerja
pukul 08.00-14.00 WIB di Puskesmas Tirtajaya atau Posyandu.
6. Penanganan komplikasi obstetri yang di tanganin dilakukan oleh bidan setiap hari
kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB dan bidan jaga PONED 24 jam
7. Kunjungan rumah akan dilakukan minimal 1 bulan sekali oleh bidan desa dengan
sasaran ibu hamil dengan risiko tinggi dan sedang.
8. Pencatatan dan pelaporan :
- Pencatatan: Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
- Pelaporan: Dilakukan setiap awal bulan.
D. Pengawasan
Ada, tiap bulan diadakan rapat dan dipimpin oleh kepala Puskesmas untuk
mengetahui apakah program berjalan sesuai dengan rencana (Lokakarya Mini
Bulanan)
Ada, 1x/bulan dilaporkan hasil pencatatan dari setiap sector yang berkaitan
dengan program kepada kepala Puskesmas dan ditandatangani oleh kepala
Puskesmas.
25
4.3.3 Keluaran
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4
Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun = 1.805 ibu hamil. Data yang digunakan dari
Desember 2018 sampai dengan November 2019. Jumlah kunjungan K1 (periode
Desember 2018 sampai dengan November 2019) = 1.728 orang ibu hamil.
Cakupan K1 =
= 95.73%
= 4.27%
Kesimpulan : Cakupan kunjungan ibu hamil K1 belum mencapai target dengan besar
masalah 4,27%
Cakupan K4 =
= 89.30%
= 10,7%
Kesimpulan : Cakupan kunjungan ibu hamil K4 belum mencapai target dengan besar
masalah 10,7%.
2. Cakupan pemberian tablet zat besi Fe1 dan Fe3 pada ibu hamil
26
Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun = 1.805 orang ibu hamil. Data yang
digunakan dari Desember 2018 sampai dengan November 2019. Jumlah ibu hamil
yang mendapatkan tablet besi Fe1 (periode Desember 2018 sampai dengan November
2019) = 1.789 orang ibu hamil.
= 99,11%
= 0,89%
Kesimpulan : Cakupan pemberian tablet zat besi Fe1 belum mencapai target sengan
besar masalah 0,89%.
= 89.36%
= 10.64%
Kesimpulan : Cakupan pemberian tablet zat besi Fe3 belum mencapai target dengan
besar masalah 10.64%
27
Cakupan pemberian TT1=
= 33.29%
= 66.71%
Kesimpulan : Cakupan pemberian imunsasi TT1 belum mencapai target dengan besar
masalah 66.71%.
= 29.47%
= 70.53%
Kesimpulan : Cakupan pemberian imunsasi TT1 belum mencapai target dengan besar
masalah 70.53%.
= 21.32%
28
= 78,68%
Kesimpulan : Cakupan deteksi risiko ibu hamil oleh tenaga kesehatan belum
mencapai target dengan besar masalah78,68%.
5. Cakupan rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil tidak dapat dinilai karena tidak
didapatkan data
6. Cakupan penanganan komplikasi obstetri yang ditanganin
Target cakupan penanganan komplikasi obstetri selama 1 tahun = 100%
= 44,0%
= 56,0%
Kesimpulan : Cakupan penanganan komplikasi obstetri yang ditanganin belum
mencapai target dengan besar masalah 56,0%
7. Cakupan kunjungan rumah ibu hamil : tidak dapat dinilai karena tidak didapatkan
data
8. Catatan dan pelaporan kurang lengkap.
4.4 Lingkungan
1. Fisik
- Lokasi :
Lebih mudah mencapai tempat praktek bidan swasta yang jaraknya lebih
dekat dari rumah.
29
Mudah dicapai oleh ibu hamil dari desa terjauh ke Puskesmas dengan jarak
yaitu 8 km dan waktu tempuh terlama adalah 30 menit serta dari desa
terdekat dengan jarak yaitu 50 m dan waktu tempuh tercepat adalah 2
menit.
- Transportasi :
Tersedia sarana transportasi umum yang relatif murah seperti angkutan umum
Jalur jalan raya rata dan mudah dilalui oleh prasarana trasportasi darat.
- Fasilitas kesehatan :
- Adanya fasilitas kesehatan yang lain yakni klinik 24 jam dan Bidan praktek
swasta dan juga pustu.
2. Non fisik
30
4.5 Umpan Balik
1. Adanya pencatatan dan pelaporan tiap bulan sebagai masukan dalam perencanaan
program ANC selanjutnya. Namun terdapat beberapa kegiatan dalam program
ANC yang tidak dicatat secara lengkap, antara lain :
- Pemberian vaksin TT1 dan TT2 pada ibu hamil
- Rujukan kasus resiko tinggi ibu hamil
- Kunjungan rumah ibu hamil
2. Adaya evaluasi dari koordinator bidang setiap 2 bulan sekali kepada setiap bidan
desa.
3. Adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas satu bulan satu kali yang
mengevaluasi program yang telah dilaksanakan.
4.6 Dampak
1. Dampak langsung: dapat turut serta dalam menurunkan angka kejadian anemia pada
ibu hamil, angka kejadian bayi lahir dengan berat badan rendah, angka kejadian pre
eklamsi pada ibu hamil.
2. Dampak tidak langsung: dapat turut serta dalam menurunkan kejadian Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
31
Bab V
Pembahasan
Tabel 1: Hasil Pengamatan Cakupan di UPTD Puskesmas Jatisari Dibandingkan dengan Tolok Ukur
yang Telah Ditetapkan
Variabel Tolok Ukur Cakupan Masalah
Keluaran
1. Cakupan K4 100% 89.30% 10.7%
2. Cakupan Fe3 100% 89.36% 10.64%
3. Cakupan TT2 100% 29.47% 70.53%
4. Cakupan deteksi ibu hamil 100% 21.32% 78.68%
risiko tinggi 100%
5. Cakupan penanganan 44.0% 56.0%
komplikasi obstetri yang 100%
ditanganin
6. Kunjungan rumah ibu 0% 100%
hamil 100%
7. Rujukan kasus resiko 100%
0%
tinggi ibu hamil
100%
32
Bidan Desa Ada 11 bidan untuk 11 (-)
Desa
Kader Posyandu Ada 22 orang untuk 11 (-)
Desa
34
Masalah Menurut Proses
35
3 Pelaksanaan Dilakukan pemeriksaan Sudah diterapkan (-)
kehamilan dengan metode
10T
Pemberian tablet besi Sudah dilakukan (-)
Pemberian imunisasi TT Sudah dilakukan seusai (-)
dengan status imunisasi
TT ibu hamil
Pendeteksian dini risiko Sudah dilakukan (-)
tinggi kehamilan
Kelas ibu hamil yang Sudah dilakukan tapi (+)
dilakukan oleh bidan desa tidak rutin
Kunjungan rummah ibu Sudah dilakukan (+)
hamil dengan risiko tinggi namun pendataan tidak
dan sedang lengkap
Dibuat pencatatan dan Sudah dibuat namun (+)
pelaporan ada beberapa data yang
tidak ada seperti
cakupan kunjungan ibu
hamil yang dating ke
bidan praktek swasta
dan dokter umum.
4 Pengawasan Dilakukan pertemuan/rapat Sudah dilakukan (-)
bulanan dan juga tahunan pengawasan program
yang dipimpin oleh kepala dalam bentuk lokakarya
pskesmas untuk mengetahui mini bulanan
apakah program berjalan
sesuai rencana atau tidak
36
Masalah Menurut Lingkungan
37
Bab VI
Perumusan Masalah
38
6.3.3 Pelaksanaan
a) Belum dijalankan dengan baik tentang pelaksanaan kelas ibu hamil yang
merupakan sarana tepat untuk mengedukasi para ibu hamil agar memiliki
pengetahuan mengenai bagaimana bahayanya kehamilan yang tidak dipantau
secara berkala.
b) Belum dijalankan dengan baik tentang pelaksanaan kunjungan rumah ibu
hamil khususnya yang berisiko tinggi dan sedang setiap bulannya.
6.3.4 Pengawasan
a) Sudah dibuat pencatatan dan pelaporan, namun beberapa data yang belum
lengkap seperti kunjungan rumah ibu hamil dengan resiko sedang dan tinggi.
39
Bab VII
Prioritas Masalah
40
7.2 Prioritas Masalah
Tabel 2. Prioritas Masalah
No Parameter Masalah
A B C D E F G
1. Besar masalah 3 3 4 4 4 3 3
2. Akibat yang 3 3 4 4 4 3 3
ditimbulkan
3. Keuntungan sosial yang 3 3 4 4 3 3 3
diperoleh
4. Teknologi yang 3 3 3 3 3 3 3
tersedia
5. Sumber daya yang 3 3 4 3 3 3 3
tersedia
Jumlah 15 15 19 18 17 15 15
3 : Cukup penting/sedang
Yang menjadi prioritas masalah adalah:
a) Cakupan pemberian imunisasi TT2 periode Desember 2018 sampai dengan
November 2019 sebesar 29.47%, dari target 100% dengan besar masalah 70.53%.
41
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
8.1 Masalah :
1. Cakupan pemberian imunisasi TT2 periode Desember 2018 sampai dengan
November 2019 sebesar 29.47%, dari target 100% dengan besar masalah
70.53%.
Penyebab dari unsur masukan
1. Kurangnya media promosi di Puskesmas, Posyandu dan tempat-tempat
umum seperti leaflet dan poster mengenai pentingnya imunisasi TT.
Penyebab dari unsur proses
1. Belum dijalankan degan baik tentang pelaksanaan kelas ibu hamil yang
merupakan sarana tempat untuk mengedukasi para ibu hamil agar
memiliki pengetahuan mengenai bagaimana bahayanya kehamilan yang
tidak diberikan imunisasi TT.
2. Belum dijalankan dengan baik tentang pelaksanaan pemberian imunisasi
TT khususnya yang berisiko tinggi dan sedang setiap bulannya.
3. Pada struktur organisasi sudah dibentuk dan jelas, dalam pelaksanaannya
sudah berjalan sesuai dengan structural organisasi namun terdapat
beberapa tanggung jawab yang dilimpahkan yang belum dilaksanakan
dengan baik.
4. Sudah dibuat pencatatan dan pelaporan namun beberapa data yang belum
lengkap seperti kunjungan rumah ibu hamil dengan risiko sedang dan
tinggi.
- Penyebab dari unsur lingkungan :
1. Tingkat pengetahuan dan ekonomi masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas rata-rata masih rendah sehingga pengetahuan, sikap dan
perilaku ibu hamil terhadap kesehatan dan keselamatan ibu serta janin
yang dikandungnya masih kurang.
2. Sebagian besar ibu hamil masih memiliki kepercayaan untuk memeriksa
kehamilannya pada dukun beranak atau paraji.
42
3. Masih banyak bidan praktek swasta yang tidak melakukan pencatatan
dan pelaporan kepada Puskesmas.
- Penyelesaian Masalah:
1. Meningkatkan promosi kesehatan mengenai pentingnya pemberian
imunisasi TT.
2. Mengadakan penyuluhan kelompok di ruang tunggu puskesmas, saat
dilakukannya kelas ibu hamil, posyandu dan saat kunjungan rumah
menggunakan buku KIA. Penyuluhan yang diberikan harus disesuaikan
dengan tingkat pendidikan ibu hamil, agar dapat meningkatkan
pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya kesehatan dan keselamatan
ibu dan janin yang dikandungnya serta risiko tinggi dalam kehamilan
sehingga ibu hamil memiliki kesadaran untuk memeriksakan sendiri
kehamilannya di fasilitas kesehatan serta rutin mengkonsumsi tablet besi
pada masa kehamilannya.
3. Menghimbau para kader dan bidan desa untuk wajib melakukan
kunjungan rumah terutama ibu hamil yang tidak mengikuti kelas ibu
hamil atau posyandu untuk melakukan pemberian imunisasi TT dan
melakukan pendataan.
4. Memberikan edukasi pada pasangan usia subur agar pada saat hamil
melakukan imunisasi TT untuk mencegah komplikasi lebih dini.
5. Memberikan ganjaran dan penghargaan bagi bidan dan kader yang aktif
sehingga mendorong minat dan semangat para bidan dan kader untuk
terus memberikan yang terbaik.
6. Memperbaiki pencatatan dan pelaporan dari setiap data yang didapat
baik itu dari bidan desa, maupun bidan praktek swasta secara teliti.
43
Bab IX
9.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program pelayanan antenatal dengan cara pendekatan sistem dapat
diambil kesimpulan bahwa program pelayanan antenatal di UPTD Puskesmas Tirtajaya,
Kabupaten Karawang pada periode Desember 2018 sampai dengan November 2019,
sebagian besar berjalan dengan baik. Ditemukan beberapa kekurangan yang menjadi
masalah, yaitu:
a) Cakupan kunjungan K1 sebesar 95.73%, dari targe 100%.
b) Cakupan kunjungan K4 sebesar 89.30%, dari target 100%.
c) Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 99.11%, dari target 100%.
d) Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 89.36%, dari target 100%.
e) Cakupan pemberian imunisasi TT1 sebesar 33.29%, dari target 100%.
f) Cakupan pemberian imunisasi TT2 sebesar 29.47%, dari target 100%.
g) Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi oleh tenaga kesehatan sebesar 21.32% dari
target 100%.
h) Cakupan penanganan komplikasi obstetri yang ditanganin sebesar 44.0% dari target
100%.
i) Rujukan kasus resiko tinggi ibu hamil tidak ada data tertulis.
j) Pelaksanaan kunjungan rumah ibu hamil tidak ada data tertulis.
44
9.2 Saran
Saran untuk Puskesmas Tirtajaya:
Cakupan pemberian imunisasi TT2 periode Desember 2018 sampai
dengan November 2019 sebesar 29.47%
45
periode yang akan datang sehingga dapat meningkatkan cakupan sesuai
target.
46
Daftar pustaka
47
Lampiran
Lampiran I
Jenis Areal
No Desa Jumlah
Darat Sawah Tambak (Ha)
(Ha) (Ha)
1 Pisang Sambo 92.000 460.000 - 552.400
2 Sabajaya 156.500 387.500 - 544.000
3 Medankarya 64.013 520.446 - 584.459
4 Tambaksumur 92.201 726.419 2.750.000 3.586.620
5 Tambaksari 74.453 98.636 3.316.000 3.489.089
6 Srijaya 97.900 395.999 - 493.899
7 Srikamulyan 96.773 529.260 - 626.033
8 Kutamakmur 82.195 360.000 - 442.195
9 Bolang 48.056 426.000 - 474.056
10 Gempolkarya 18.832 291.232 - 310.064
11 Sumurlaban 24.865 253.135 - 278.000
Jumlah 847.788 4.449.027 6.066.000 11.362.815
Sumber: Laporan Tahunan Kecamatan Tirtajaya tahun 2018
48
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya pada Tahun
2018 adalah 73.888 jiwa dimana laki-laki sebanyak 35.115 jiwa dan
perempuan sebanyak 37.773 jiwa dan jumlah kepala keluarga 26.735
jiwa.
Jumlah Penduduk
49
Tabel 3. Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya Tahun 2018
Tingkat Pendidikan
Tidak Tamat
Tamat SD /
No Desa
SLT
S1
S2
S3
DI
A
SLTP
SD
1 2 3 4 6 7 8 9 10
1 Pisangsambo 429 2,054 695 97
2 Sabajaya 427 2,086 659 99
3 Meda nkarya 287 1,475 511 68
4 Tambaksumur 310 1,784 633 65
5 Tambaksari 391 1,858 469 50
6 Srijaya 415 1,620 415 51
7 Srikamulyan 452 1,570 435 62
8 Kutamakmur 355 1,019 309 60
9 Bolang 337 1,333 293 54
10 Gempolkarya 336 1,052 302 55
11 Sumurlaban 219 1,002 289 53
Jumlah 3,958 16,853 5,010 714
50
Tabel 4. Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Kepala
Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang
51
Lampiran II
Laporan Bulanan UPTD Puskesmas Tirtajaya Karawang
Periode 2019
52
Lampiran IV
Dokumentasi Kegiatan Pelayanan ANC
53
Dokumentasi Posyandu
54
55