Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL PENELITIAN

Upaya Puskesmas dalam Mengoptimalkan Pelayanan Kebidanan


pada ANC di Puskesmas Potowe Indo

Mahniar Herniawati Tomboelu

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju


Jln. Harapan Nomor 107, Lenteng Agung – Jakarta Selatan 12610
Email: niarrachigatlenny@gmail.com

Abstrak

Upaya menurunkan AKI sangat dibutuhkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang berkualitas sesuai standar
kebijakan Pemerintah, yaitu sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui upaya puskesmas dalam mengoptimalkan pelayanan kebidanan pada ANC di Puskesmas Potowe
Indo. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan
sampel sumber data dilakukan secara purposive, tekhnik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan).
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Puskesmas Potowe Indo dan sampel yang digunakan
sebanyak 10 orang ibu hamil. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam mengoptimalkan pelayanan ANC
dibutuhkan strategi membuat Pedoman Pelaksanaan Pelayanan ANC memiliki Total Attractiveness Scores
(TAS) sebesar 5,76 dan meningkatkan kemampuan SDM melalui pelatihan ANC memiliki TAS sebesar 4,9.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan, kegiatan pelayanan ANC sudah berjalan. Namun, ada beberapa
kegiatan yang pelaksanaannya belum optimal yaitu: keterbatasan Puskesmas untuk menyediakan SDM pelaksana
dan terlatih pada pelayanan ANC, menyediakan pedoman pelaksanaan ANC, menyediakan fasilitas untuk
pelaksanaan ANC, dan untuk mensosialisasikan pelaksanaan pelayanan ANC. Untuk itu, puskesmas perlu
adanya upaya alternatif untuk memperbaiki model pelayanan kebidanan ANC yaitu; meningkatkan kemampuan
SDM melalui pelatihan ANC, dan membuat Pedoman Pelaksanaan Pelayanan ANC.

Kata Kunci : Antenatal Care, Ibu Hamil, Kebidanan

Abstract

Efforts to reduce MMR are urgently needed for quality Ante Natal Care (ANC) services according to
Government policy standards, which is at least 4 times during pregnancy. This study aims to determine the
efforts of puskesmas in optimizing midwifery services for ANC at Puskesmas Potowe Indo. The type of research
used is qualitative research with a case study approach. Sampling of data sources was carried out purposively,
the collection technique was triangulation (combined). Data was collected using in-depth interviews,
observation and documentation studies. The population in this study were all pregnant women at the Potowe
Indo Health Center and the samples used were 10 pregnant women. The results show that optimizing ANC
services requires a strategy to make ANC Service Implementation Guidelines have a Total Attractiveness Scores
(TAS) of 5.76 and improving the ability of human resources through ANC training has a TAS of 4.9. From the
results of this study, it can be concluded that ANC service activities have been running. However, there are
several activities whose implementation has not been optimal, namely: the limitations of the Puskesmas to
provide implementing and trained human resources in ANC services, providing ANC implementation guidelines,
providing facilities for ANC implementation, and to socialize the implementation of ANC services. For this
reason, puskesmas need alternative efforts to improve the ANC midwifery service model, namely; improve the
capacity of human resources through ANC training, and make ANC Service Implementation Guidelines.

Keywords : Antenatal Care, Pregnant Women, Midwifery

171
Vol.11. No.4, Desember 2021 Upaya Puskesmas dalam Mengoptimalkan Pelayanan Kebidanan pada
ANC di Puskesmas Potowe Indo

bagian integral dari pelayanan kesehatan yang


Pendahuluan
disarankan untuk mewujudkan kesehatan
Data World Health Organization (WHO) keluarga dalam rangka mewujudkan kesehatan
mengenai status kesehatan nasional pada capaian keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.5
target Sustainable Development Goals (SDGs) Dikutip dalam WHO pada penelitian
menyatakan secara global sekitar 830 wanita mendefenisikan Antenatal Care (ANC) sebagai
meninggal setiap hari karena komplikasi selama perawatan yang diberikan oleh profesional
kehamilan dan persalinan, dengan tingkat AKI perawatan kesehatan terampil kepada wanita
sebanyak 216 per 100.000 kelahiran hidup. hamil untuk memastikan kondisi kesehatan
Sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah terbaik bagi ibu dan bayi selama kehamilan.
kehamilan, persalinan atau kelahiran terjadi di Komponen ANC meliputi : identifikasi risiko;
negara-negara berkembang. Rasio AKI masih pencegahan dan pengelolaan penyakit terkait
dirasa cukup tinggi sebagaimana ditargetkan kehamilan atau bersamaan; pendidikan
menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada kesehatan dan promosi kesehatan.6
tahun 2030.1 Jumlah kematian ibu menurut provinsi
Menurut WHO (2018), tahun 2018-2019 dimana terdapat penurunan
merekomendasikan untuk kunjungan Antenatal dari 4.226 menjadi 4.221 kematian ibu di
Care (ANC) minimal delapan kali. Kunjungan Indonesia berdasarkan laporan. Pada tahun 2019
pertama pada trimester I umur kehamilan 0- penyebab kematian ibu terbanyak adalah
12 minggu, kunjungan pada trimester II umur perdarahan (1.280 kasus), hipertensi dalam
kehamilan 20 dan 26 minggu, kunjungan pada kehamilan (1.066 kasus), infeksi (207 kasus).2
trimester III umur kehamilan 30, 34, 36, 28, 40 Menurut Malouf & Redshaw dalam
minggu.(2) Kebijakan yang berlaku di Indonesia penelitian Lisnawati, indikator penting dalam
untuk pelayanan antenatal (Antenatal mencegah faktor risiko kematian ibu hamil di
Care/ANC) pada kehamilan normal minimal 6x Sulawesi Tengah adalah kontak ≥ 8 kali dan Hb
dengan rincian 2x di Trimester 1, 1x di ≥10gr% (p-Value=0,035). Hasil penelitian ini
Trimester 2, dan 3x di Trimester 3. Minimal 2x menjadi pesan kunci dalam ANC WHO 2016 di
diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Sulteng yakni jumlah kunjungan ibu hamil
Trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di sebaiknya 8 kali atau lebih dan memastikan Hb
Trimester 3.3 terkontrol ≥ 10 gr dari setiap waktu
Data Kementerian Kesehatan RI tahun pemeriksaan. Menurut Malouf & Redshaw
2020 menunjukkan bahwa Selama tahun 2006 sebagian besar tes laboratorium tambahan
sampai tahun 2019 cakupan pelayanan kesehatan dilakukan pada wanita berisiko tinggi.
ibu hamil K4 cenderung meningkat. Jika Penggunaan antenatal yang tidak proporsional
dibandingkan dengan target Rencana Strategis sesuai dengan tingkat risiko kehamilan
(Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2019 mengindikasikan perlunya penjadwalan
yang sebesar 80%, capaian tahun 2019 telah perawatan yang lebih baik.7
mencapai target yaitu sebesar 88,54%. Hasil Sebagaimana yang dinyatakan dalam
cakupan K1 pada ibu hamil di Provinsi penelitian pelayanan kebidanan merupakan salah
Kalimantan Utara adalah 114,5 %, dan untuk K4 satu upaya kesehatan yang diberikan oleh tenaga
yaitu 101,2%. Sedangkan untuk daerah kebidanan yang telah terdaftar dan terlisensi
Sulawesi Tengah hasil cakupan K1 pada ibu sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk
hamil yaitu 90,2 dan K4 pada ibu hamil yaitu dapat melakukan praktik kebidanan. Pelayanan
79.7%.(4) kebidanan diberikan pada wanita sepanjang
Model pelayanan kebidanan adalah masa reproduksinya yang meliputi masa pra
seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab kehamilan, kehamilan, persalinan, nifas; bayi
praktek profesi bidan dalam sistem pelayanan baru lahir; dan anak usia di bawah lima
kesehatan yang bertujuan meningkatkan tahun(balita).8
kesehatan ibu dan anak dalam rangka Menurut Soepardan pelayanan kebidanan
mewujudkan kesehatan masyarakat dan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan.Selama
keluarga. Pelayanan kebidanan merupakan ini, pelayanan kebidanan bergantung pada sikap

172
Tomboelu MH Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia

sosial masyarakat dan keadaan lingkungan Masih menjadi masalah bagi kabupaten
tempat bidan bekerja. Hal tersebut mendasari Morowali Utara, terutama di Puskesmas Potowe
keyakinan bahwa bidan merupakan mitra Indo. Berdasarkan fakta dan data tersebut, maka
perempuan sepanjang masa reproduksinya. tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa
Sebagai pelaksana pelayanan kebidanan, bidan upaya puskesmas dalam mengoptimalkan
merupakan tenaga kesehatan yang strategis pelayanan kebidanan pada ANC di Puskesmas
dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Potowe Indo.
Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Metode
Kematian Balita (AKABA).9
Jenis penelitian ini kualitatif, dengan
Menurut Herlina faktor manusia sebagai
bermaksud untuk memahami fenomena tentang
pemberi pelayanan publik dalam menghasilkan
apa yang dialami oleh subjek penelitian secara
pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayanan
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kepada masyarakat sangat tergantung pada
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
individual dan sistem yang dipakai. Dokter dan
yang alamiah dan dengan memanfaatkan
tenaga penunjang medis serta nonmedis yang
berbagai metode alamiah.12 Penelitian ini
bertugas di rumah sakit harus memahami cara
menggunakan metode kualitatif karena melalui
melayani konsumen dengan baik terutama
metode ini peneliti dapat mengungkap dan
kepada pasien dan keluarga pasien, karena
menggali informasi lebih dalam mengenai
pasien dan keluarga pasien adalah konsumen
evaluasi serta alternatif kebijakan operasional.
utama di rumah sakit. Kemampuan rumah sakit
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya
dalam memenuhi kebutuhan pasien dapat diukur
puskesmas dalam mengoptimalkan pelayanan
dari tingkat kepuasan pasien.10
kebidanan pada ANC di Puskesmas Potowe
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan
Indo.
Sulawesi Tengah Tahun 2017, Presentase
Cakupan kunjungan ibu hamil K1 tahun 2017 Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas
meningkat (90,3%) dengan capaian tertinggi Potowe Indo, Kecamatan Mamosalato,
yaitu Kota Palu 99,4 % dan yang terendah Kabupaten Morowali Utara pada bulan Januari
Kabupaten Morut yaitu 75,1 %, dibandingkan 2020. Subjek penelitian dipilih secara purposive
cakupan tahun 2016 (89,2%). Sedangkan sampling.12 Instrumen dalam penelitian ini
cakupan Pelayanan K4 (78,2%) dengan capaian dibagi atas informan kunci (key-informan), dan
tertinggi yaitu Kota Palu 94,3 % dan yang informan pendukung. Informan pada penelitian
terendah Kabupaten Balut yaitu 51%, sementara ini terdiri dari Kepala Puskesmas, Bidan dan
untuk kabupaten morowali utara berada pada Kader dan Ibu hamil.
posisi kedua terendah dengan presentase 62,2 %. Pada penelitian ini peneliti menggunakan
Peningkatan kunjungan K1 disebabkan karena teknik pengumpulan data dengan cara observasi,
meningkatnya pengetahuan ibu hamil tentang dokumentasi, dan wawancara, teknik observasi
pentingnya memeriksakan kehamilan, sejak saat (pengamatan) dan triangulasi. Sedangkan
ibu mengetahui bahwa ia hamil dan kerjasama analisis data yang digunakan adalah reduksi
dengan tenaga kesehatan, kader dan pemantauan data, display data, dan penarikan kesimpulan.
wilayah yang baik. Kemudian belum semua ibu
melakukan kunjungan K4 untuk membuat Proses analisis data menjadi tiga bagian,
kesepakatan ditolong oleh tenaga kesehatan, dan yaitu (1) reduksi data, merupakan proses
masyarakat masih memilih melahirkan ditolong berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan
oleh dukun. 11 dan keluasan dan kedalaman wawasan yang
Berdasarkan hasil pengkajian data awal di tinggi. Reduksi data dilakukan dengan Focus
Puskesmas Potowe Indo, indikator Standar Group Dissucsion (FGD), melalui diskusi
Pelayanan Minimal kunjungan ibu hamil K4 tersebut maka wawasan penelitian
dengan capaian tahun 2017 sebanyak 66 %, berkembang.10 Mereduksi data dilakukan dengan
pada tahun 2018 sebanyak 64 %, dan pada menggunakan analisis Strengths (kekuatan),
Tahun 2019 sebanyak 55 % terlihat jelas ini Weaknesses (kelemehan), Opportunities
(peluang) dan Threats (ancaman) (SWOT), yaitu
173
Vol.11. No.4, Desember 2021 Upaya Puskesmas dalam Mengoptimalkan Pelayanan Kebidanan pada
ANC di Puskesmas Potowe Indo

identifikasi berbagai faktor secara sistematis SDM terkait Pelayanan Kebidanan


untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis Antenatal care di Puskesmas menurut PMK no.
ini didasarkan pada hubungan atau interaksi 43 tahun 2016 tentang SPM bidang kesehatan
antara unsur internal, yaitu kekuatan, kelemahan yaitu terdiri dari dokter umum/dokter gigi,
dan unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. Perawat, Bidan, dalam hal ini Tenaga Kesehatan
Suatu perusahaan atau organisasi harus membuat yang sudah berkompeten dalam pelayanan ANC
analisis SWOT dengan menekankan pada terpadu, Tenaga Kesmas, tenaga Kesling, Ahli
kekuatannya untuk menutupi kelemahannya.13 Laboratorium, Ahli Gizi, Tenaga Farmasi, dan
Tenaga Administrasi di FKTP.
Selanjutnya penyajian data, Setelah data
Berdasarkan hasil wawancara informan
direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
kepala puskesmas dan bikor Program KIA dapat
menyajikan data, penyajian data dalam
disimpulkan bahwa, ketersediaan petugas
penelitian ini dilakukan dalam bentuk uraian
disetiap desa masih terbatas jumlahnya sehingga
singkat, bagan, hubungan antar kategori, tabel
ada yang merangkap tugas atau dialihkan kepada
dan sejenisnya. Pada penelitian ini penyajian
tenaga honor yang belum terlatih.
data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan
Ketersediaan SDM yang lengkap dan
cara mendeskripsikan semua kegiatan yang
terlatih diharapkan akan menjaga kualitas mutu
berlangsung selama proses penelitian dan
pelayanan. Hal lain yang juga diperlukan yaitu
mendeskripsikan hasil dari penelitian yang
pelatihan petugas yang berkaitan dengan
peneliti lakukan selama berada di lapangan. Dan
Pelatihan Pelayanan Kebidanan diPuskesmas.
(3) kesimpulan atau verifikasi, menarik
Dengan diadakannya pelatihan secara berkala
kesimpulan dari berbagai permasalahan yang
diharapkan dapat menjamin pengetahuan dan
diteliti, diharapkan adalah merupakan temuan
keterampilan petugas.
baru yang sebelumnya belum pernah ada. Pada
Selain itu pentingnya pemetaan jumlah
penelitian ini peneliti melakukan penarikan
bidan dengan jumlah desa sesuai wilayah kerja
kesimpulan atau verifikasi data hasil penelitian
Puskesmas Potowe Indo merupakan langkah
setelah peneliti selesai melakukan semua proses
penting untuk melihat ketersediaan petugas
penelitian di lapangan. Bentuk kesimpulan atau
Puskesmas yang tidak merata.
verifikasi yang penulis lakukan adalah dengan
b.Fasilitas Kesehatan yang Memadai
cara menarik kesimpulan dari semua
Fasilitas menurut pendapat Arikunto
permasalahan yang peneliti teliti selama di
dalam Anugerah (2019) segala sesuatu hal yang
lapangan.14
dapat memudahkan dan memperlancar
Hasil dan Pembahasan pelaksanaan segala sesuatu usaha. Dari
penjabaran diatas dapat kita pahami bahwa
a. Petugas Kesehatan yang Profesional
segala sesuatu yang dapat memperlancar
Dari hasil wawancara diketahui bahwa pelayanan kesehatan yang dapat digunakan
sumber daya kesehatan memiliki kekurangan dalam rangka menyelenggarakan upaya
SDM karena menurut Permenkes No. 33 tahun kesehatan orang perorang baik secara promotif,
2015 tentang puskesmas syarat minimal jumlah preventif, kuratif dan rehabilitatif.
bidan untuk pelaksanaan ANC Terpadu adalah 5 Peralatan yang dimiliki puskesmas sangat
orang selain itu juga masih terdapat kekurangan minim sekali, hal ini sangat berpengaruh pada
dokter. pemberian pelayanan ANC. Misalnya alat
Pada awalnya kendala untuk sumber daya pemeriksaan HB yang sudah lama, sehingga
manusia terletak pada kurangnya waktu petugas laboratorium bisa saja salah dalam
pelayanan diwilayah kerja Puskesmas Potowe membaca hasilnya. Padahal Kadar HB pada ibu
Indo, namun hal ini sudah diatasi dengan hamil sangat penting untuk diketahui untuk
penambahan waktu kegiatan yaitu adanya mempersiapkan diri pada saat persalinan.
Puskesmas keliling.

174
Tomboelu MH Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia

Tabel 1. Matrix USG Pemilihan Issu Aktual

No Issu Aktual U S G Total Ranking


1 Keterbatasan Puskesmas untuk menyediakan SDM pelaksana dan
terlatih pelayanan ANC 5 5 4 14 II
2 Keterbatasan Puskesmas untuk menyediakan pedoman pelaksanaan
pelayanan ANC 5 5 5 15 I
3 Keterbatasan Puskesmas menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan
pelayanan ANC 5 4 4 13 III

Pada wawancara peneliti dengan informan Rekomendasi ini di usulkan untuk puskesmas
bahwa peralatan untuk bidan dipolindes tidak tujuannya sebagai pedoman dalam melakukan
tercukupi sepenuhnya. Padahal bidan desa pelayanan kebidanan antenatal care berkualitas
mendapat beban kegiatan pengobatan dan Berdasarkan hasil wawancara didapatkan
program-program yang lain selain KIA. bahwa dipuskesmas potowe indo belum pernah
Kekurangan peralatan ini dipenuhi dengan biaya ada usulan rekomendasi yang berisikan pedoman
mandiri dari bidan desa pelayanan kebidanan antenatal care berkualitas
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan termasuk tugas dan fungsi dari pelaksana
bahwa fasilitas kesehatan dalam mendukung kegiatan. Sehingga dalam pelaksanaannya belum
pelaksanaan pelayanan kebidanan antenatal care dapat berjalan dengan baik dipengaruhi juga
dipuskesmas sebagian sudah terpenuhi, namun oleh jumlah tenaga kesehatan yang belum cukup
masih ada juga alat yang penting belum untuk ditempatkan pada desa-desa terpencil
terpenuhi. Tenaga kesehatan yang ditempatkan yang sangat sulit dijangkau, oleh karena itu
didaerah terpencil sangat menginginkan masih ada bidan yang merangkap tugasnya.
kelengkapan alat agar segera terpenuhi untuk Oleh karena itu membuat Pedoman
memperlancar proses pelayanan antenatal care Pelaksanaan Pelayanan ANC di Puskemas harus
Terpadu. Selain itu, juga diperlukan Perbaikan dilakukan karena puskemas membutuhkan acuan
bangunan Tempat dilakukannya Posyandu. Oleh dalam penyelenggaraan pelayanan ANC
Karena itu Puskesmas bersama dengan Dinas sehingga pelayanan sesuai standar. Pedoman ini
Kesehatan setempat perlu meninjau kembali diharapkan menjadi acuan bagi tenaga kesehatan
kelengkapan alat yang dibutuhkan agar dalam memberikan pelayanan antenatal yang
pelayanan ANC di Puskesmas Potowe dapat berkualitas untuk meningkatkan status kesehatan
berjalan dengan baik. ibu yang pada akhirnya akan memberikan
b. Pedoman Pelayanan Kesehatan kontribusi terhadap penurunan angka kematian
Puskesmas merupakan unit pelaksana ibu.
teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota Selanjutnya dari tiga faktor tersebut
sebagai unit pelaksana tingkat pertama bernting dilakukan penilaian tingkat urgensinya dengan
dalam pembangunan kesehatan termasuk menggunakan matrix USG. Penilaian urgency,
pelayanan kesehatan memerlukan adanya serious dan growth (USG) dimaksudkan untuk
pedoman internal seperti rekomendasi yang menentukan issu mana yang paling dominan
disetujui oleh kepala puskesmas dalam setiap untuk pemecahan masalah yang dihadapi dalam
penyelenggaraan kegiatan agar setiap petugas melaksanakan pelayanan ANC di Puskesmas
dapat menjalankan tugas dan fungsinya. Enam Potowe Indo. Alasan ini dituangkan dalam suatu
desa diwilayah kerja Puskesmas potowe indo matrix untuk menghitung total nilai USG
selama ini melakukan kegiatan pelayanan tersebut.
kebidanan antenatal care berpedoman
Berdasarkan hasil USG, peneliti
pada pengetahuan masing-masing bidan desanya
memiliki tiga masalah yang menjadi prioritas
dan SOP yang baru dibuat diakhir tahun 2019
utama yaitu:
untuk persiapan akreditasi puskesmas.
175
Vol.11. No.4, Desember 2021 Upaya Puskesmas dalam Mengoptimalkan Pelayanan Kebidanan pada
ANC di Puskesmas Potowe Indo

Tabel 2. Prioritas Masalah kebijakan yang disusun. Langkah ini khusus


digunakan untuk kebijakan yang akan
No Faktor Penyebab Tidak Optimal diambil/dipilih, dengan membuat quantitative
Pelaksanaan pelayanan ANC strategic planning matrix (QSPM) untuk
1 Keterbatasan Puskesmas untuk menyediakan menentukan prioritas strategi alternatif dalam
pedoman pelaksanaan pelayanan ANC mengoptimalkan pelaksanaan pelayanan ANC.
2 Keterbatasan Puskesmas untuk menyediakan
SDM pelaksana dan terlatih pelayanan ANC Berdasarkan tabel 3 maka didapatkan
3 Keterbatasan Puskesmas menyediakan hasil alternatif yang sebaiknya digunakan oleh
fasilitas untuk pelaksanaan pelayanan ANC Puskesmas Potowe Indo adalah membuat
Penyebab utama belum optimalnya pelayanan Pedoman Pelaksanaan Pelayanan ANC karena
kebidanan pada ANC di Puskesmas Potowe Indo strategi ini memiliki total TAS sebesar 5,76.
adalah keterbatasan puskesmas untuk Strategi ini perlu dilakukan agar
menyediakan pedoman pelaksanaan pelayanan penyelenggaraan pelayanan ANC berkualitas
ANC. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dan dapat menjangkau sasaran ibu hamil
dapat dirumuskan beberapa alternatif kebijakan terhindar dari berbagai perilaku berisiko yang
guna mengoptimalkan pelayanan kebidanan dapat merugikan ibu hamil itu sendiri.
pada ANC di Puskesmas Potowe Indo. Adapun Alternatif kebijakan yang telah disusun
beberapa alternatif kebijakan tersebut adalah: sebelumnya yaitu membuat Pedoman
1. Meningkatkan kemampuan SDM melalui Pelaksanaan Pelayanan ANC. Adapun
pelatihan ANC untuk menunjang pelayanan keuntungan dari Pedoman Pelaksanaan
ANC di puskesmas dan pemberdayaan Pelayanan ANC adalah: 1) Menyediakan
masyarakat. Jumlah SDM yang tersedia pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan
diharapkan mampu mengatasi masalah berkualitas, termasuk konseling kesehatan dan
pelayanan antenatal care di wilayah. Dalam hal gizi ibu hamil,
ini SDMK yang berperan langsung terhadap Tabel 3. Prioritas Alternatif Kebijakan Terpilih
pelayanan antenatal care di wilayah adalah
Bidan Desa. Namun, jumlah SDM yang masih No Strategi
Rangking
kurang disampaikan oleh hampir semua TAS
informan. Ketersediaan petugas disetiap desa
1 Membuat Pedoman 5.76
masih terbatas jumlahnya sehingga ada yang Pelaksanaan Pelayanan ANC
merangkap tugas atau dialihkan kepada tenaga
honor yang belum terlatih. 2 Meningkatkan kemampuan 4.9
2. Membuat Pedoman Pelaksanaan Pelayanan SDM melalui pelatihan ANC
ANC, Puskemas membutuhkan acuan dalam untuk menunjang pelayanan
ANC di puskesmas
penyelenggaraan pelayanan ANC sehingga
pelayanan sesuai standar. Pedoman ini konseling kesehatan dan gizi ibu hamil,
diharapkan menjadi acuan bagi tenaga kesehatan konseling KB dan pemberian ASI. 2)
dalam memberikan pelayanan antenatal yang Menghilangkan “missed opportunity” pada ibu
berkualitas untuk meningkatkan status kesehatan hamil dalam mendapatkan pelayanan antenatal
ibu yang pada akhirnya akan memberikan terpadu, komprehensif, dan berkualitas. 3)
kontribusi terhadap penurunan angka kematian Mendeteksi secara dini
ibu. Pedoman ini juga dapat digunakan untuk kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu
memperkaya materi ajar pendidikan dan hamil. 4) Melakukan intervensi terhadap
pelatihan tenaga kesehatan dalam meningkatkan kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil
keterampilan dan kompetensi tenaga kesehatan. sedini mungkin. 5) Melakukan rujukan kasus ke
Setelah menyusun alternatif kebijakan fasiltas pelayanan kesehatan sesuai dengan
untuk mengoptimalkan pelayanan kebidanan sistem rujukan yang ada.
pada ANC di Puskesmas Potowe Indo, langkah Selain itu kemungkinan adanya hambatan
selanjutnya adalah mengevaluasi alternatif yang dihadapi dalam pelaksanaan Pedoman

176
Tomboelu MH Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia

Pelaksanaan Pelayanan ANC seperti: 1) antenatal secara individu terhadap wanita


Kurangnya komitmen dan keseriusan dari yang memerlukan kebutuhan khusus
manajemen puskesmas maupun lintas sektoral (Home Visite).
dalam mendukungan implementasi dari 3.Galakan gerakan baca buku KIA
pedoman tersebut. Hal yang dapat dilakukan Peneliti melakukan konfirmasi kepada
untuk mengatasi masalah tersebut adalah kepala Puskesmas dan koordinator pelayanan
memberikan insentif dalam pencapaian kinerja ANC Puskesmas Potowe Indo tentang hasil
dari pelayanan ANC dan memberikan sosialisasi temuan faktor-faktor yang menyebabkan belum
terkait pedoman tersebut sehingga siapapun optimalnya pelaksanaan pelayanan ANC di
yang terlibat dalam implementasi pedoman Puskesmas Potowe Indo dan alternatif kebijakan
tersebut dapat mengerti dalam menjalankannya. yang diusulkan untuk mengoptimalkan
2) Kurangnya monitoring dan evaluasi dari pelaksanaan pelayanan ANC. Kemudian hasil
Puskesmas dan dinas kesehatan terkait temuan dengan kepala Puskesmas dan
pelaksanaan pelayanan ANC. Agar monitoring koordinator pelayanan ANC Puskesmas Potowe
dan evaluasi terlaksana dengan baik sesuai Indo tentang pengajuan usulan pedoman
dengan ketentuan perlu dibuat tim khusus pelayanan ANC diperoleh hasil bahwa, pada
pelaksana monitoring dan evaluasi dari dasarnya kepala Puskesmas dan koordinator
pencapaian implementasi pedoman pelayanan pelayanan ANC menyetujui adanya perbaikan
ANC. pelaksanaan pelayanan ANC di Puskesmas
Adapun isi dari pedoman pelaksanaan Potowe Indo.
pelayanan ANC terdiri dari; Namun pedoman yang telah dibuat belum
1.Pedoman Untuk Puskesmas bisa diterapkan mengingat keterbatasan waktu.
a. Menerapkan pemberdayaan kader dalam Peneliti sudah mengajukan dan melakukan
mengelola posyandu. konfirmasi terhadap kebijakan operasional yang
b. Peningkatan kemampuan bidan dan kader ditemukan dan yang akan digunakan oleh
dalam komunikasi serta konseling pada Puskesmas Potowe Indo untuk mengoptimalkan
ibu hamil pelaksanaan pelayanan ANC. Kegiatan
c. Pelayanan yang diberikan dalam implementasi, pemantauan dan evaluasi
kunjungan ANC dengan standar 10 T kebijakan operasional dapat digunakan sebagai
d. Mendukung perencanaan untuk merekrut materi penelitian selanjutnya untuk menilai
dan mempertahankan tenaga kesehatan keefektivitasan kebijakan operasional yang
yang berkualitas dipedesaan dan wilayah digunakan oleh Puskesmas Potowe Indo untuk
terpencil mengoptimalkan pelaksanaan pelayanan ANC.
e. Pelatihan teknis untuk peningkatan
kompetensi pelayanan obstetrik bagi Kesimpulan
bidan puskesmas maupun bidan desa Berdasarkan hasil penelitian pada upaya
masih terbatas puskesmas dalam mengoptimalkan pelayanan
f. Upaya pendekatan kepada masyarakat kebidanan pada ANC di Puskesmas Potowe
dengan melakukan kemitraan bersama Indo, dapat disimpulkan bahwa kegiatan
lintas sektor pelayanan ANC secara umum sudah berjalan.
g. Dukungan sistem kesehatan untuk standar Namun, ada beberapa kegiatan yang
minimum layanan USG, sesuai rujukan pelaksanaannya belum optimal seperti
dan manajemen komplikasi yang keterbatasan Puskesmas untuk menyediakan
diidentifikasi dengan USG sangat penting SDM pelaksana dan terlatih, keterbatasan
2.Pedoman Untuk Tenaga Kesehatan Puskesmas untuk menyediakan pedoman
a. Penerapan konseling kehamilan yang pelaksanaan pelayanan ANC, dan keterbatasan
dilakukan bidan terhadap ibu hamil Puskesmas menyediakan fasilitas untuk
b. Mendukung program perawatan antenatal pelaksanaan pelayanan ANC. Untuk itu,
yang diberikan oleh petugas kesehatan puskesmas perlu alternatif kebijakan operasional
yang profesional dan alternatif perawatan untuk mengoptimalkan pelayanan kebidanan

177
Vol.11. No.4, Desember 2021 Upaya Puskesmas dalam Mengoptimalkan Pelayanan Kebidanan pada
ANC di Puskesmas Potowe Indo

pada ANC di Puskesmas Potowe Indo yaitu; 8. Yuningsih R. Pengembangan Kebijakan


dengan meningkatkan kemampuan SDM tenaga Profesi Bidan Dalam Upaya Meningkatkan
kesehatan melalui pelatihan ANC untuk Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak.
menunjang pelayanan ANC di puskesmas, dan 2016;7:1.
9. Soepardan S, Hadi D. Etika Kebidanan &
membuat Pedoman Pelaksanaan Pelayanan
Hukum Kesehatan. Jakarta: EGC; 2018.
ANC. Alternatif yang sebaiknya digunakan 10. Herlina S. Quality Dimensions Of Midwifery
adalah strategi membuat Pedoman Pelaksanaan Care On Patient Satisfaction Jampersal
Pelayanan ANC karena strategi ini memiliki (Delivery Assurance). 2016;
total TAS sebesar 5,76 11. Profil Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah
Kabupaten Morowali Utara. Bidang Bina
Saran Kesehatan Masyarakat Kota Kolonodale.
Saran dari penelitian ini diharapkan Ibu 2018;
hamil perlu meningkatkan kesadaran bahwa 12. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,
pentingnya pelayanan agar ibu hamil dapat Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta;
mengenali dan mengatasi masalah yang sedang 2011.
13. Moelong. Metode Penelitian Kualitatif.
dihadapi pada saat kehamilan. Dan bagi Bandung: Remaja Rosdakarya; 2018.
puskesmas perlu mengoptimalkan upaya dalam 14. Raco. Metode Kualitatif (Jenis, Karakteristik,
pelayanan kebidanan ANC seperti meningkatkan dan Keunggulannya). Jakarta: PT. Gramedia
kualitas SDM tenaga kesehatan dengan Widiasarana; 2018.
melakukan pelatihan yang menunjang pelayanan
ANC, memperluas wilayah pelaksanaan
pelayanan ANC, pembentukan dan pembinaan
kader secara berkesinambungan, menyediakan
ruang khusus pelayanan ANC yang bersifat
privasi, sosialisasi melalui media cetak maupun
media elektronik
Daftar Pustaka
1. Say L, et al. Global Causes of Maternal
Death: A WHO Systematic Analysis. Lancet
Glob Health. 2014;2(6).
2. Kemenkes R.I. Profil Kesehatan Indonesia
tahun 2018. Jakarta: Kemenkes RI; 2018.
3. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman
Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas dan
Bayi Baru Lahir di Era Adaptasi Kebiasaan
Baru. In Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2020.
4. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan
Indonesia 2020. In Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI; 2020.
5. Kementrian Kesehatan RI. Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Minimal
Bidang Kesehatan. In Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI; 2019.
6. Mustika S. 50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia:
Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta:
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia;
2018.
7. Lisnawati, Dkk. Penerapan Model Antenatal
Care (Anc) Model Who 2016 Di Kabupaten
Poso Dan Parigi Mautong Provinsi Sulawesi
Tengah. Poltekes Kemenkes Palu. J Kesehat
Prima. 2019;13:2.

178

Anda mungkin juga menyukai