SKRIPSI
Oleh :
IWAN DIAN EKOWANTO
NIM:2011A0142
SKRIPSI
Oleh :
IWAN DIAN EKOWANT, NIM:2011A0142
NOVITA ANA ANGGRAENI,S.Kep.,Ns.,M.Kep, NIDN:0720048605
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
Diajukan Oleh:
Iwan Dian Ekowanto
NIM:2011A0142
TELAH DISETUJUI
Kediri, Jum’at 26 Juni 2022
Dosen Pembimbing
MENGETAHUI,
Dekan Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Diajukan Oleh
Iwan Dian Ekowanto
NIM.2011A0142
DOSEN PENGUJI
Ketua Penguji
Dr.Yenny Puspitas Sari,S.Kep.,Ns.,M.Kep ( )
Anggota Penguji
Heri Saputro,S.Kep.,Ns.,M.Kep ( )
Pembimbing
Novita Ana Anggraeni,S.Kep.,Ns.,M.Kep ( )
Mengetahui
Dekan Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
Dr.BybaMelda Suhita,S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIDN.0707037901
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-nya yang berlimpah, sehingga penyusunan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Peran Masyarakat Terhadap Program Bebas
Pasung Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bantaran Kabupaten Probolinggo” sebagai salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan sarjana keperawatan pada program studi Prodi S1
Keperawatan Fakultas Keperawatan Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Strada
Indonesia.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak
maka skripsi ini tidak dapat terwujud, untuk ini dengan segala kerendahan hati
perkenankan kami menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dr.dr. Sentot Imam Suprapto.,MM, selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan
STRADA Indonesia
2. Dr. Byba Melda Suhita,S.Kep.,Ns.,M.Kes, selaku Dekan Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
3. Novita Ana Anggraeni,S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Pembimbing yang sudi
meluangkan waktu untuk membimbing.
4. Kedua Orang tua yang selalu memberikan do’a terbaik untuk kelancaran
dalam masa studi pendidikan.
5. Semua teman seperjuangan dalam suka dan duka yang membantu demi
terselesaikan skripsi ini.
Akhirnya semoga bimbingan dan bantuan beliau di catat sebagai amal baik
oleh tuhan yang maha kuasa, semoga skripsi yang masih jauh dari kesempurnaan
ini juga bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan.
Peneliti
v
ABSTRAK
Latar belakang: Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) adalah orang yang
mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan dalam bentuk
perubahan perilaku yang bermakna, sehingga tidak dapat produktif secara sosial
dan ekonomi.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis korelasional.
Desain penelitian cross sectional. Populasi adalah Seluruh Masyarkat Di Wilayah
Kerja Puskesmas Bantaran sebanyak 50 responden. Teknik sampling
menggunakan Simple Random Sampling, sehingga besar sampel sebanyak 44
responden.
Hasil: peran masyarakat mayoritas adalah cukup sejumlah 28 (63,6%) dan
program bebas pasung pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mayoritas
adalah cukup sejumlah 19 (43,2%), Ada Pengaruh Peran Masyarakat Terhadap
Program bebas Pasung Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Di Wilayah
Kerja Puskesmas Bantaran Kabupaten Probolinggo dengan nilai p value = 0,022
< α = 0,05.
Analisa: Analisa data menggunakan uji spearman rank
Kesimpulan: Pemasungan merupakan kegagalan keluarga dalam mendukung
keluarga untuk membawa pasien ke tempat pelayanan kesehatan yang terdekat,
tindakan pemasungan itu hanya memperparah kondisi gangguan jiwa, oleh sebab
itu peran masyarakat sangat penting untuk mencegah terjadinya pemasungan pada
ODGJ.
Kata Kunci: peran masyarkat, program bebas pasung, orang dengan gangguan
jiwa (ODGJ)
vi
ABSTRACT
Background: People with mental disorders (ODGJ) are people who experience
disturbances in thoughts, behavior, and feelings in the form of significant
behavioral changes, so they cannot be socially and economically productive.
Methods: This research is a quantitative research with correlational type. The
research design is cross sectional. The population is the entire community in the
Bantaran Puskesmas working area as many as 50 respondents. The sampling
technique used Simple Random Sampling, so the sample size was 44 respondents.
Results: the majority of the community's role is quite 28 (63.6%) and the majority
of the shackle-free program for people with mental disorders (ODGJ) is 19
(43.2%), There is an Influence of Community Roles on the Pasung-free Program
for People with Mental Disorders (ODGJ) in the Bantaran Health Center Work
Area, Probolinggo Regency with p value = 0.022 < = 0.05.
Analysis: Data analysis using Spearman rank test
Discuss: Deprivation is the failure of the family to support the family to take the
patient to the nearest health care facility, the deprivation action only exacerbates
mental disorders, therefore the role of the community is very important to prevent
shackles in ODGJ.
Keywords: the role of the community, shackle-free program, people with mental
disorders (ODGJ)
vii
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri dan
belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai
jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi mana pun.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
L. Keterbatasan Penelitian............................................................. 32
BAB IV HASIL
A. Diskripsi Lokasi Penelitian....................................................... 33
...................................................................................................
B. Karakteristik Responden........................................................... 33
C. Karakteristik Variabel............................................................... 34
D. Tabulasi Silang Antar Variabel................................................. 35
E. Hasil Uji Statistik...................................................................... 35
BAB V PEMBAHASAN
A. Peran Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas
Banataran Kabupaten Probolinggo........................................... 36
...................................................................................................
B. Program Bebas Pasung Pada Orang Dengan Gangguan
Jiwa (ODGJ) Di Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran
Kabupaten Probolinggo............................................................. 37
C. Pengaruh Peran Masyarakat Terhadap Program Bebas Pasung
Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Di Wilayah
Kerja Puskesmas Bantaran Kabupaten Probolinggo................ 38
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 41
x
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 11 Dokumentasi
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan Jiwa dapat diartikan sebagai orang dengan gangguan jiwa
yang selanjutnya disingkat ODGJ adalah orang yang mengalami gangguan
dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk
sekumpulan gejala dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat
menimbulkan penderitaan dan hambatan bagi orang tersebut sehingga tidak
dapat produktif secara sosial dan ekonomi. Gangguan jiwa dapat dibagi
menjadi gangguan jiwa ringan dan gangguan jiwa berat (Riskesdas, 2013
dalam Kementrian Kesehatan, R. I, 2013)
Masalah kesehatan jiwa saat ini merupakan ancaman, meskipun tidak
menyebabkan kematian, secara langsung namun dapat menyebabkan kerugian
karena ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) tidak menjadi produktif bahkan
seringkali tergantung pada keluarga atau masyarakat sekitar. Orang dengan
Gangguan jiwa (ODGJ) merupakan orang yang mengalami gangguan dalam
pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan
gejala dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan
penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia.
Masalah ODGJ menimbulkan beban besar terhadap keluarga,teman,
masyarakat, maupun pemerintah. Gangguan mental atau gangguan jiwa adalah
orang yang memiliki gangguan pikiran, perilaku, perasaan yang tercermin
dalam sekumpulan gejala atau perubahan perilaku yang signifikan serta dapat
menimbulkan penderitaan, hambatan dalam menjalani fungsi kehidupan
sebagai manusia (Presiden RI UUNo.18 tahun 2014).
Menurut data WHO (2016), kesehatan jiwa masih menjadi salah satu
permasalahan kesehatan yang signifikan di dunia, terdapat sekitar 35 juta
orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena
skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia.
Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial
dengan keanekaragaman penduduk, maka jumlah kasus gangguan jiwa terus
bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan
2
yang lama akan mengalami atropi otot, tidak mampu berjalan, mengalami
cidera. Dampak lain dari pemasungan itu sendiri pasien mengalami trauma,
dendam kepada keluarga, merasa terbuang, rendah diri, dan putus asa, bisa
jadi muncul depresi dan berniatan melakukan bunuh diri (Yususf, 2017).
Berdasarkan hal tersebut dukungan psikososial maupun finansial dari
masyarakat diperlukan untuk mengurangi beban yang ditanggung keluarga.
Keluarga memiliki beberapaalasan untuk merawat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa di rumah, faktor utamanya adalah keluarga tidak
tahu bahwa gangguan jiwa dapat diobati, adanya stigma dan diskriminasi
sehingga keluarga merasa malu, dan tidak memiliki biaya untuk
memeriksakan anggota keluarga ke pusat layanan kesehatan (Yogyo,
Andarini, dan Lestari, 2015). Pemasungan dipilih dengan beberapa
pertimbangan,yang meliputi: masyarakat dan keluarga takut anggota keluarga
akan bunuh diri dan atau melakukan perilaku kekerasan kepada orang lain,
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gangguan jiwa,
atau karena pemerintah tidak memberikan pelayanan kesehatan jiwa dasar
pada klien gangguanjiwa (Yogyo, Andarini, dan Lestari, 2015; Lestari
&Wardhani, 2014). Ketidakberdayaan keluarga dalam menangani perilaku
kekerasan ODGJ mengakibatkan keluarga mengambil keputusan untuk
melakukan pasung. Pasung (confinement) adalah tindakan untuk
mengendalikan klien gangguan jiwa yang tidak terkontrol oleh masyarakat
biasa atau non profesional (Eka & Daulima, 2019).
Menurut Notoatmodjo (2018), sikap merupakan reaksi atau respon
yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
Dengan kata lain, sikap belum merupakan suatu tindakan tetapi merupakan
suatu kecenderungan (predisposisi) untuk bertindak terhadap objek di
lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek tersebut.
Banyak penelitian membuktikan bahwa sikap mempunyai korelasi yang
positif terhadap perilaku. Metode pemasungan tidak terbatas pada pemasungan
secara tradisiona l(menggunakan kayu atau rantai pada kaki), tetapitermasuk
tindakan pengekangan lain yang membatasi gerak, pengisolasian, termasuk
mengurung, danpenelantaran (Riskesdas, 2018). Pasung merupakan tindakan
4
yang bertujuan untuk membatasi gerak danaktivitas dari klien gangguan jiwa
yang diharapkan keluarga untuk mencegah klien menciderai diri
sendirimaupun orang lain (Halvorsen, 2018).
Menurut Keliat (2015) dalam faktor yang mempengaruhi kekambuhan
klien dengan gangguan jiwa menyatakan bahwa lingkungan masyarakat
tempat tinggal klien yang tidak mendukung dapat meningkatkan frekuensi
kekambuhan. Misalnya masyarakat menganggap klien gangguan jiwa sebagai
individu yang tidak berguna, mengejek klien, mengucilkan klien dan
seterusnya. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan dengan judul “Pengaruh Peran Masyarakat Terhadap Program
Bebas Pasung Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bantaran Kabupaten Probolinggo”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah
pada penelitian ini adalah : Apakah Ada Pengaruh Peran Masyarakat Terhadap
Program Bebas Pasung Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Di
Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran Kabupaten Probolinggo?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis “Pengaruh Peran
Masyarakat Terhadap Program Bebas Pasung Pada Orang Dengan
Gangguan Jiwa (ODGJ) Di Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran
Kabupaten Probolinggo”.
2. Tujuan Khusus
1 Mengidentifikasi Peran Masyarakat Pada Orang Dengan Gangguan
Jiwa (ODGJ) Di Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran Kabupaten
Probolinggo
2 Mengidentifikasi Program Bebas Pasung Pada Orang Dengan
Gangguan Jiwa (ODGJ) Di Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran
Kabupaten Probolinggo.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu di bidang
Psikologi Perkembangan dalam kajian variabel pengaruh peran
masyarakat terhadap program bebas pasung pada orang dengan gangguan
jiwa (ODGJ) Di Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran Kabupaten
Probolinggo.
2. Manfaat Praktis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada
masyarkat mengenai program bebas pasung pada orang dengan
gangguan jiwa (ODGJ).
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada
masyarakat mengenai program bebas pada orang dengan gangguan
jiwa (ODGJ) Di Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran Kabupaten
Probolinggo
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Peran
1. Definisi Peran
istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai
arti pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong,
perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan di masyarakat. Menurut Abu Ahmadi (2009) peran adalah
suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus
bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu yang berdasarkan status dan
fungsi sosialnya.
Pengertian peran menurut Soerjono Soekanto (2010), yaitu peran
merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka
ia menjalankan suatu peranan. Dari hal diatas lebih lanjut kita lihat
pendapat lain tentang peran yang telah ditetapkan sebelumnya disebut
sebagai peranan normatif. Sebagai peran normatif dalam hubungannya
dengan tugas dan kewajiban dinas perhubungan dalam penegakan hukum
mempunyai arti penegakan hukum secara total enforcement, yaitu
penegakan hukum secara penuh,(Soerjono Soekanto 2017).
Sedangkan peran ideal, dapat diterjemahkan sebagai peran yang
diharapkan dilakukan oleh pemegang peranan tersebut. Misalnya dinas
perhubungan sebagai suatu organisasi formal tertentu diharapkan
berfungsi dalam penegakan hukum dapat bertindak sebagai pengayom
bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan ketertiban, keamanan yang
mempunyai tujuan akhir kesejahteraan masyarakat, artinya peranan yang
nyata, (Soerjono Soekamto).
Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status) yang
dimiliki oleh seseorang, sedangkan status merupakan sekumpulan hak dan
kewajiban yang dimiliki seseorang apabila seseorang melakukan hak-hak
dan kewajiban-kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia
7
B. Konsep Masyarakat
1. Pengertian Masyarakat
a. Menurut Linton (ahli antropologi)
Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama
hidup bekerja sama sehingga dapat mengorganisasi dirinya dan berfikir
tentang dirinya sebagai satu kesatuan social dengan batas-batas
tertentu.
b. Menurut MJ. Herskovits
Masyarakat adalah kelompok individu yang dikoordinasikan dan
mengikuti satu cara hidup tertentu.
c. Menurut JL. Jillin dan JP. Jillin
Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar mempunyai
kebiasaan tradisi sikap dan perasaan persatuan yang sama.
d. Menurut Prof. DR. Koentjoroningrat
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
suatu system adat istiadat tertentu yang berkesinambungan dan terikat
oleh suatu rasa identitas bersama.
2. Ciri-ciri Masyarkat
a. Interaksi antar warga.
b. Adat istiadat, norma hokum dan aturan khas yang mengatur seluruh
penduduk warga kota atau desa.
c. Satuan komunitas dalam wilayah.
d. Satuan rasa identitas kuat yang mengikat semua warga.
9
6. Kategori Masyarakat
a. Kategori social adalah kesatuan manusia yang terwujut karena adanya
suatu ciri-ciri yang objektif yang dikenakan pada manusia-
manusianya, seperti: seks, usia, pendapatan dll. Dilakukan kategori
bila kriterianya sbb:
1) Tidak ada interaksi antar anggota.
2) Tidak ada ikatan moral bersama yang dimiliki.
10
D. Konsep Pasung
1 Pengertian Pasung
Pengertian pasungPasung merupakan suatu tindakan memasang
sebuah balok kayu pada tangan dan/atau kaki seseorang, diikat atau
dirantai, diasingkan pada suatu tempat tersendiri di dalam rumah ataupun
di hutan. Keluarga dengan klien gangguan jiwa yang dipasung seringkali
merasakan beban yang berkaitan dengan perawatan klien. Alasan keluarga
melakukan pemasungan adalah mencegah perilaku kekerasan, mencegah
risiko bunuh diri, mencegah klien meninggalkan rumah dan ketidak
mampuan keluarga merawat klien gangguan jiwa (Bekti, 2016).
Mereka lebih memilih menyembunyikan penderita dibanding
mengobati. Kebanyakan pelaku dari kasus pemasungan ini adalah keluarga
dari si penderita gangguan jiwa itu sendiri. Keluarga penderita pada
umumnya tidak paham apa yang sebaiknya mereka lakukan terhadap para
penderita. Keluarga juga khawatir jika yang bersangkutan nantinya
melakukan tindakan merusak atau bahkan kekerasan kalau sakitnya itu
kambuh. Faktor keterbatasan ekonomi juga jadi faktor penting kenapa
penderita tidak dilarikan ke rumah sakit jiwa.
F. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah hubungan antara konsep konsep yang ingin di
amati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmojo, 2017).
Usia
Peran Keluarga
Pendidikan
Masyarakat
Pekerjaan
Promosi kesehatan
Dukungan/peran
masyarakat
Pergerakan Kader
Social budaya
lingkungan Pengobatan
Keterangan:
= Diteliti
= Tidak diteliti
Kerangka konsep di atas dijelaskan bahwa terdapat beberapa aspek
didalam program bebas pasung. Faktor-faktor yang mempengaruhi
program bebas pasung antara lain: usia, pendidikan, pekerjaan. Selain itu
program bebas pasung terdiri dari peran keluarga, masyarakat, promosi
kesehatan, pergerakan kader dan pengobatan.
20
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pernyataan penelitian
yang telah dirumuskan. Hipotesis dalam penelitian keperawatan terdiri atas
hipotesis nol (hipotesis statistik/nihil) dan hipotesis alternatif (hipotesis
kerja). Hipotesis alternatif menyatakan adanya hubungan antarvariabel
sedangkan hipotesis nol menyatakan tidak ada hubungan antarvariabel
(Hidayat, 2017).
Hipotesa (H1) Ada Pengaruh Peran Masyarakat Terhadap Program
bebas Pasung Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Di Wilayah
Kerja Puskesmas Bantaran Kabupaten Probolinggo. H1 diterima apabila p
< α ( 0,05 ).
21
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian korelasi adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih,tanpa melakukan
perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada
(Arikunto, 2016). Untuk mengetahui korelasi antara satu variabel dengan
variabel lain tersebut diusahakan dengan mengidentifikasi variabel yang ada
pada suatu objek, kemudian diidentifikasi pula variabel lain yang ada pada
objek yang sama dan dilihat apakah ada hubungan antara keduanya
(Notoatmodjo, 2016).
Desain penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional.
Pada studi cross sectional dimana subjek diobservasi satu kali saja melalui
pengukuran atau pengamatan pada saat yang bersamaan dengan tujuan untuk
melihat variabel bebas (Independent) dan terkait (Dependent). Dengan judul
Peran Masyarakat Terhadap Program bebas Pasung Pada Orang Dengan
Gangguan Jiwa (ODGJ) Di Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran Kabupaten
Probolinggo.
Populasi
Seluruh Masyarkat Di Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran sebanyak 50
responden Pada Bulan Januari 2022 sebanya 50 responden
Sampel
Sebagian Masyarkat Di Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran sebanyak 44
Responden
Analisa Data
Analisa Univariat: Distribusi Frekuensi
Analisa Bivariat: Dengan Uji Spearman Rank
Kesimpulan
H1 diterima jika pvalue ≤α dengan α=0,05
H0 diterima jika pvalue >α dengan α=0,05
2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011).
Besar sampel dalam penelitian ini adalah:
N
n= 2
1+ N (d)
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumalh populasi
d = tingkat signifikasi (p)
N
Maka : n=
1+ N (d)2
50
n= 2
1+50( 0,05)
50
n=
1+50( 0,0025)
50
n=
1+0,125
50
n=
1,125
n=44,4=44
Sampel penelitian ini sebagian Masyarakat Di Wilayah Kerja
Puskesmas, yang diambil berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
sebanyak 44 orang (data bulan Januari 2021)
3. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah
sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2013).
Sampling adalah proses penyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi (Nursalam, 2013).
Pada penelitian ini peneliti menggunakan tehnik simple random
sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari anggota populasi yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
24
populasi itu. (Nursalam, 2013). Adapun besar sample dalam penelitian ini
sebanyak 44 responden.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep
pengertian tertentu (umur, jenis kelamin, dll).
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang akan terpengaruh/
berubah setelah dikenakan perlakuan atau percobaan, atau bisa disebut
variabel bebas. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Peran
Masyarakat.
2. Variabel Dependen
Variabel dependenadalah variabel akibat atau variabel tergantung
(Arikunto 2017). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Program
bebas Pasung Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
E. Definisi Operasional
Tabel 3.1.Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Paramet Alat Skala Kategori
er / Ukur Data
(menurut peneliti
Indikato
bersifat operasional
r
tidak boleh
bertentangan dengan
teori, bersifat
operasional)
Bebas: Aspek dinamis 1. Kues Ordinal Kategori:
Peran kedudukan (status), Pengeta ioner 1. Baik:
Masyara apabila seseorang huan 10-13
kat melaksanakan hak dan tentang 2. cukup:
kewajibannya sesuai ODGJ 6-9
dengan kedudukannya 2. 3. kurang:
Penanga 1-5
n ODGJ
G. Prosedur Penelitian
Peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada
program studi S1 Keperawatan.
1. Mengajukan permohonan ijin kepada Bakesbangpol untuk melakukan
penelitian.
2. Setelah mendapatkan izin, peneliti mengadakan pengumpulan data
penelitian.
3. Peneliti menjelaskan pada calon responden tentang prosedur, manfaat
penelitian dan cara pengisian kuesioner.
26
H. Pengumpulan data
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data (Notoadmodjo, 2016).
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan pada variabel
independen dan variabel dependen adalah menggunakan lembar Kuisioner.
1. Uji Validitas
Uji Validitas adalah acuan pada kemampuan instrumen
pengumpulan data untuk mengukur apa yang harus diukur agar
mendapatkan data yang relevan dengan apa yang harus diukur. Agar
mendapatkan data yang relevan dengan apa yang diukur. (Nasrudin,
2019). Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang
berarti prinsip keandalan instrument dalam mengumpulkan data.
Instrument harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur
(Nursalam, 2017).
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data untuk
mengetahui validitas suatu instrument (dalam hal ini kuesioner)
dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor masing-masing
variable dengan skor totalnya. Teknik korelasi yang digunakan adalah
korelasi pearson product moment. Suatu variabel (pertanyaan)
dinyatakan valid jika skor variabel tersebut berkorelasi secara
signifikan dengan skor totalnya dengan cara membandingkan nilai r
27
tabel dengan r hitung, bila r (hasil) > r tabel, maka pertanyaan tersebut
valid.
Berdasarkan uji validitas pada kuesioner dengan 10 responden,
dari hasil uji validitas kuisioner mengenai peran masyarakat terdapat
10 pertanyaan, 10 pertanyaan yang valid (nomor 1,2,3,4.5.6.7.8.9 dan
10) diperoleh r hitung minimal 0,720 dan r hitung maksimal 0,920
dengan r tabel 0,632 dan dari hasil uji validitas kuisioner mengenai
program bebas Pasung Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
terdapat 5 pertanyaan, 5 pertanyaan yang valid (nomor 1,2,3,4, dan 5)
diperoleh r hitung minimal 0,715 dan r hitung maksimal 0,935 dengan
r tabel 0,632.
2. Uji Reabilitas
Reabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan
bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali
dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati
sama-sama memegang peranan yang penting dalam waktu yang
bersamaan. Perlu diperhatikan bahwa reabilitas belum tentu akurat
(Nursalam, 2017).
Uji reabilitas dilakukan untuk memastikan apakah kuesioner
penelitian yang akan digunakan untuk mengumpulkan data variable
penelitian reliable atau tidak. Kusiner dapat dikatakan reliable jika
kuesioner tersebut dilakukan pengukuran ulang, maka akan
mendapatkan hasil yang sama. Dapat dikatakan reliable apabila nilai
cronbach alpha > 0,6. Dari hasil uji reabilitas diperoleh r alpha
kuesioner peran masyarakat yaitu 0,966 karena r hitung lebih besar
dari r tabel maka pertanyaan tersebut reliable dan dari hasil uji
reabilitas diperoleh r alpha kuesioner program bebas Pasung Pada
Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yaitu 0,954 karena r hitung
lebih besar dari r tabel maka pertanyaan tersebut reliable.
28
4. Tabulating
Tabulatingadalah proses pengolahan data yang bertujuan untuk
membuat tabel-tabel yang dapat memberikan gambaran statistik.
Proses ini merupakan tahapan akhir pengolahan data yang sangat
berguna untuk kegiatan selanjutnya yaitu teknik penyajian data. Untuk
variabel dependen yakni Peran Keluarga digunakan lembar kuesioner
yang itu setiap skor dimasukkan ke dalam master tabulasinya dan di
total dan diklasifikasikan sesuai dengan nilai.
a. Peran Keluarga dinyatakan Baik apabila nilainya 75-100%, jika
didapatkan 50-75 dikatakan Cukup dan jika nilai mencapai <50
dikatakan Kurang. Nilai presentasi di dapatkan dari total nilai
kuesioner yang dinyatakan benar dan diolah menggunakan rumus :
SP
n= X100
SM
Kemudian dari hasil rumus tersebut setiap responden dikategorikan
sesuai dengan nilai prosentase.
I. Analisa Data
Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai
tujuan pokok penelitian yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian
yang mengungkap fenomena (Nursalam, 2008 : 117). Dalam melakukan
analisis khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik
terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis (Hidayat,
2007: 122).
Pemilihan uji statistic yang dipilih berdasarkan tujuan uji yaitu untuk
menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel Independent yaitu
Peran Masyarakat terhadap variabel Dependent yaitu Program bebas Pasung
Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang skala datanya ordinal
maka digunakan teknik Spearman Rank yang perhitungannya dilakukan
dengan program SPSS, dengan penarikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Bila p value ≤ α (0.05) berarti ada pengaruh peran masyarakat terhadap
program bebas pasung pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) Di
Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran Kabupaten Probolinggo.
30
2. Bila p value > α (0.05) berarti tidak ada pengaruh peran masyarakat
terhadap program bebas pasung pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
Di Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran Kabupaten Probolinggo.
J. Etika Penelitian
1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden)
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan
diteliti peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan serta
dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah mengumpulkan data
(Nursalam 2017). Lembar persetujuan ini diberikan kepada setiap
petugas yang masuk dalam kriteria iklusi. Peneliti memberikan pejelasan
tentang maksud dan tujuan peneliti serta pengaruh yang terjadi jika
menjadi responden. Lembar persetujuan diisi secara suka rela oleh
responden dan jika pasien tidak bersedia, maka hak pasien tetap
dijunjung tinggi.
2. Anonymity (tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang
memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara
tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
hasil penelitian yang akan disajikan
3. Confidentility (kerahasiaan)
Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan dari
hasil penelitian baik informasi maupun masalah - masalah lainnya, semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti
dan hanya kelompok data tertentu yang akan disajikan atau dilaporkan
pada hasil riset (Hidayat, Alimul Aziz, 2018).
Informasi yang telah diperoleh dari responden dijamin
kerahasiannya. Informasi yang disajikan dalam laporan hanyalah data
yang berhubungan dengan penelitian.
31
K. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan Penelitian yaitu bagian riset keperawatan yang
menjelaskan keterbatasan dalam penulisan riset, dalam setiap penulisan
pasti mempunyai kelemahan – kelemahan yang ada, kelemahan –
kelemahan tersebut ditulis dalam keterbatasan (Hidayat, 2017). Pada saat
penelitian ada sebagian responden yang tidak hadir sehingga peneliti harus
menyesuaikan kembali penelitian yang akan dilaksanakan sehingga hal
tersebut juga dapat memperpanjang waktu penelitian.
1
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN
B. Karakteristik responden
1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Krakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran Kabupaten
Probolinggo Pada Bulan Desember 2021.
C. Karakteristik variabel
1. Karakteristik responden berdasarkan peran masyarakat
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Krakteristik Responden Berdasarkan
peran masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran
Kabupaten Probolinggo Pada Bulan Desember 2021.
3 Baik 28 63,6
Jumlah 44 100
Sumber : Data primer kuesioner penelitian 2021
Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan bahwa data peran masyarakat
pada responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran Kabupaten
Probolinggo kategori terbanyak yaitu baik sejumlah 28 responden
(63,6%)
2. Karakteristik responden berdasarkan Program bebas Pasung Pada
Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Krakteristik Responden Berdasarkan
Program bebas Pasung Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) Di Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran Kabupaten
Probolinggo Pada Bulan Desember 2021.
f % f % f % f %
Baik 14 50 10 35,7 4 14,3 28 100
Cukup 1 7,7 8 61,5 4 30,8 13 100
Kurang 1 33,3 1 33,3 1 33,3 3 100
Jumlah 16 36,4 19 43,2 9 20,5 44 100
Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan hasil bahwa peran masyarakat dan
Program bebas Pasung Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) adalah
baik sebanyak 14 responden (50%).
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian “Pengaruh Peran
Masyarakat Terhadap Program Bebas Pasung Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) Di Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran Kabupaten Probolinggo”, dengan
mengacu pada penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti dengan jumlah
sampel 44 responden masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran
Kabupaten Probolinggo.
sendiri, orang lain atau lingkungan. Upaya bebas pasung merupakan program
prioritas yang harus dicapai pemerintah pada tahun 2019. Saat ini upaya
bebas pasung telah dilaksanakan dengan baik, permasalahan baru muncul
setelah masa pengobatan selesai dan harus kembali kepada keluarga dan
masyarakat. Keluarga tidak menghendaki pasien kembali kepada keluarga,
diabaikan, kembali kambuh atau menjadi gelandangan psikotik. (Daulima,
2014; Wahyuningsih, 2014)
Peneliti berpendapat bahwa peran masyarakat adalah sikap, tindakan
dan penerimaan masyarakat terhadap penderita yang sakit,masyarakat
memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan
pertolongan dan bantuan jika diperlukan dengan demikian tindakan
pemasungan merupakan kegagalan masyarakat dalam memberikan dukungan
untuk membawa pasien ke tempat pelayanan kesehatan, tindakan
pemasungan hanya memperparah kondisi penderita gangguan jiwa tersebut.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Peran masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran Kabupaten
Probolinggo kategori terbanyak yaitu baik sejumlah 28 (63,6%)
2. Program bebas Pasung Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Di
Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran Kabupaten Probolinggo, kategori
terbanyak yaitu baik sejumlah 19 (43,2%)
3. Ada Pengaruh Peran Masyarakat Terhadap Program bebas Pasung Pada
Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Di Wilayah Kerja Puskesmas
Bantaran Kabupaten Probolinggo dengan nilai p value = 0,022 < α = 0,05
B. Saran
1. Saran bagi responden
Diharapkan bagi responden dapat menerapkan program bebas
pasung dengan menolak untuk dipasung dan mau berobat di puskesmas
terdekat.
2. Saran bagi tempat penelitian
Diharapkan kepada masyarakat dapat mengembangkan dan
memberikan edukasi melalui para petugas kesehatan untuk untuk
meningkatkan pengetahuan tentang program bebas pasung pada ODGJ Di
Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran Kabupaten Probolinggo.
3. Saran bagi bagi tenaga kesehatan di tempat penelitian
Diharapkan kepada tenaga kesehatan perawat atau bidan yang ada
diwilayah tersebut tetap memantau pasien ODGJ dan masyarakat agar
tidak ada lagi pemasungan, serta memberikan pengarahan tentang program
bebaspasung dan pentingnya berobat di puskesmas terdekat.
4. Saran bagi Peneliti selanjutnya
Dari penelitian ini didapatkan bahwasanya faktor program bebas
pasung dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, pendidikan, pekerjaan.
Selain itu program bebas pasung terdiri dari peran keluarga, masyarakat,
41
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, A. 2016. Moral disengagement: How people do harm and live with
themselves. New York: Worth.
Duke, James A., 2014. Proceedings of the National Academy of Sciences. 2nd ed.
New York: CRC Press LLC. p.529.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
INFORMED CONSENT
Kepada :
Yth.
Di Tempat
Dengan Hormat,
Dengan ini saya, Iwan Dian Ekowanto , Mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan IIK Strada Kediri, bermaksud akan mengadakan penelitian
dengan Judul “Pengaruh Peran Masyarakat Terhadap Program bebas
Pasung Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bantaran Kabupaten Probolinggo” yang merupakan tugas akhir
sebagai syarat kelulusan Program Studi S1 Keperawatan IIK Strada Indonesia.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, saya mohon bantuan untuk
bersedia menjadi responden (sampel) penelitian saya, dengan cara mengisi
angket yang saya berikan. Dan saya menjamin atas kerahasiaan nama dan
alamat responden serta isi dari jawaban angket yang saya berikan.
Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesediaannya saya
ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Lampiran 4
Responden
47
Lampiran 5
LEMBAR KUISIONER
PERAN MASYARAKAT
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan :
Pekerjaan :
No Pertanyaan YA TIDAK
1 Apakah anda tau pengertian tentang
ODGJ?
2 Apakah ada tau ciri-ciri ODGJ?
3 Apakah anda memperlakukan
ODGJ dengan baik? Misalnya tidak
mengucilkannya
4 Apakah anda melakukan
pemasungan pada ODGJ?
5 Apakah anda mendukung jika
dilingkungan anda ada tindakan
pasung pada ODGJ
6 Apakah anda melaporkan dan
merujuk ODGJ yang dipasung ke
pusat layanan kesehatan terdekat?
7 Apakah anda berinisiatif
memberikan informasi kepada
keluarga ODGJ tentang program
bebas pasung?
8 Apakah anda mempunyai persepsi
yang positif terhadap program
bebas pasung dipasung pada ODGJ
48
LAMPIRAN 6
LEMBAR KUISIONER
PROGRAM BEBAS PASUNG PADA ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA
(ODGJ)
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan :
Pekerjaan :
saja
Setiap saat (termasuk di saat
pasien tidak kumat)
4 Adakah alasan khusus yang membuat Tidak
bapak/ibu melakukan tindakan Ada
pemasungan terhadap pasien?
(Pemeriksa melengkapi sesuai
pernyataan keluarga pasien)
Tidak setuju,
karena………………
51
Lampiran 7
1. VALIDITAS
2. REABILITAS
Cronbach’s Alpha
0,966 15
52
Lampiran 8
1. VALIDITAS
2. REABILITAS
Cronbach’s N of items
Alpha
0,954 12
53
Lampiran 9
JENIS KELAMIN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
LAKI-LAKI 27 61.4 61.4 61.4
Valid PEREMPUAN 17 38.6 38.6 100.0
Total 44 100.0 100.0
USIA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
25-30 tahun 8 18.2 18.2 18.2
31-35 tahun 14 31.8 31.8 100.0
Valid
36-40 tahun 22 50.0 50.0 68.2
Total 44 100.0 100.0
PEKERJAAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
TIDAK
7 15.9 15.9 15.9
BEKERJA
PETANI 20 45.5 45.5 61.4
Valid WIRASWASTA 14 31.8 31.8 93.2
PNS 3 6.8 6.8 100.0
Total 44 100.0 100.0
PENDIDIKAN TERAKHIR
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid SD 9 20.5 20.5 20.5
SMP 9 20.5 20.5 93.2
SMA 23 52.3 52.3 72.7
PERGURUAN 3 6.8 6.8 100.0
TINGGI
54
PERAN MASYARAKAT
Correlations
Correlation
1.000 .344*
Coefficient
Peran Masyarakat
Sig. (2-tailed) . .022
Spearman N 44 44
's rho Correlation
.344* 1.000
Coefficient
Program Bebas Pasung
Sig. (2-tailed) .022 .
N 44 44
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
56
Lampiran 10
LEMBAR KONSULTASI
No Tanggal/ Materi yang dikonsulkan Hasil Konsul TTD Dosen
Tahun
1 09/08/21 Konsul proposal bab 1,2,3 Sudah diperbaiki bab
1,2,3 sesuai arahan
2 01/09/21 Konsul revisi proposal bab 1 Sudah dilengkapi bab
1,2,3
3 08/09/21 Konsul proposal bab 1,2,3 Sudah dilengkapi bab
1,2,3
4 24/09/21 Konsul proposal bab 1,2,3 ACC
5 31/09/21 Konsul proposal bab 1,2,3 ACC
untuk ujian
6 23/10/21 Konsul bab 1 sampai bab 6 Sudah diperbaiki bab 1
sampai bab 6
7 20/5/22 Konsul bab 1 sampai bab 6 Sudah diperbaiki:
Penulisan cover luar
dan dalam “Times
new rowman 12”
Surat pernyataan
keaslian tulisan
sudah ditambahkan
ttd beserta matrai
Rp.10.000
Penulisan bab 1-6
sudah diperbaiki
Penulisan abstrak
sudah diperbaiki
Penulisan bagan
diganti dengan
gambat
Penulisan tabel
sudah diperbaiki
Surat penelitian
sudah ditambahkan
Lembar konsultasi
sudah ditambahkan
Dokumentasi
penelitian sudah
ditambahkan
57
Lampiran 11
DOKUMENTASI