TESIS
Oleh
LAMRIWATI PAKPAHAN
097032048/IKM
TESIS
Oleh
LAMRIWATI PAKPAHAN
097032048/IKM
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. dr. Delfi Lutan, M.Sc, Sp.OG (K)) (Asfriyati, S.K.M, M.Kes)
Ketua Anggota
(Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si) (Dr. Drs. Surya Utama, M.S)
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Lamriwati Pakpahan
097032048/IKM
The attempt done by the government to minimize the maternal and child
mortality rates was conducted by Basic Emergency Neonatal and Obstetric Services
at Health Centre. In Lebong District, Bengkulu Province the maternal and neonatal
mortality rates are still high Maternal Mortality Rate (MMR) in 2008 as many as
there were 8 people; in 2009 there were 9 people, while Neonatal Mortality Rate
(NMR) in 2008 there were 38 people; in 2009 there were 36 people)..
The purpose of this explanatory survey study was to analyze the influence of
individual and organizational factors on the performance of the midwives working
for the Basic Emergency Neonatal and Obstetric Services at Health Centre in Lebong
District, Bengkulu Province. The study was couducted from September 2011 until
January 2012. The population of this study were all of the 34 midwives working at
Health Centre in Lebong District, and all of them were selected to be the sample for
this study. The data for this study were obtained through questionnaire-based
interviews. The data obtained were then analyzed through multiple regression tests at
α = 0.05.
The result of this study revealed that statistically the individual factor (ability
and experience) and the organizational factor (rewards and supervision) had
significant influence on the performance of the midwives working for the Basic
Emergency Neonatal and Obstetric Services at Health Centre in Lebong District.
Organizational factor gave the dominant influence on the performance of midwives.
The management of Lebong District Health 0ffice is suggested to do its best to
improve the ability and experience of the midwives in manage the emergency
neonatal and obstetric cases. Health Centre with the Basic Emergency Neonatal and
Obstetric Services in Lebong District should plan its fund/budget allocation which is
more appropriate to be used as rewards for the midwives whose manage the
emergency neonatal and obstetric cases and completing the facilities, equipment and
medicine are in need in a Basic Emergency Neonatal and Obstetric Services.
Midwife Coordinator and Mother and Child Health Program Manager of Lebong
District Health Office should do routine supervision activities to the Health Centre
with the Basic Emergency Neonatal and Obstetric Services as an attempt of midwife
development.
Segala Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat dan rahmat serta pertolonganNya yang berlimpah sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis ini dengan judul "Pengaruh Faktor
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
1. Rektor Universitas Sumatera Utara, yaitu Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H,
2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara
3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Utara.
5. Prof. dr. Delfi Lutan, M.Sc, Sp.OG (K) selaku ketua komisi pembimbing dan
Asfriyati, S.K.M, M.Kes, selaku anggota komisi pembimbing yang dengan penuh
untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga penulisan tesis selesai.
6. Dr. Juanita, S.E, M.Kes dan dr. Heldy BZ, M.P.H selaku penguji tesis yang
8. Para dosen dan staf di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
9. Ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada Ayahanda S. Pakpahan dan
pendidikan terbaik.
pengorbanan dan doa serta rasa cinta yang dalam setia menunggu, memotivasi
dan memberikan dukungan moril agar bisa menyelesaikan pendidikan ini tepat
waktu.
Penulis menyadari atas segala keterbatasan, untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini dengan harapan,
semoga tesis ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan, dan
Lamriwati Pakpahan
097032048/IKM
Lamriwati Pakpahan, lahir pada tanggal 07 Juli 1974 di Dolok Pansur Godang
Pangaribuan Tapanuli Utara, anak pertama dari enam bersaudara dari pasangan
Dasar HKBP Pangaribuan, selesai Tahun 1986, Sekolah Menengah Pertama di SMP
Negeri 1 Pangaribuan, selesai Tahun 1989, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri
tahun 2002 sampai tahun 2003, sebagai staf di Puskesmas Ketahun Bengkulu Utara,
tahun 2003 sampai tahun 2005, sebagai staf di Puskesmas Muara Aman, tahun 2005
sampai sekarang.
Masyarakat Universitas Sumatera Utara sejak tahun 2009 hingga saat ini.
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
LAMPIRAN ......................................................................................................... 98
4.18 Uji Regresi Berganda Pengaruh Faktor Individu dan Organisasi terhadap
Kinerja Bidan di Puskesmas PONED Kabupaten Lebong.......................... 71
7. Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar .................. 156
The attempt done by the government to minimize the maternal and child
mortality rates was conducted by Basic Emergency Neonatal and Obstetric Services
at Health Centre. In Lebong District, Bengkulu Province the maternal and neonatal
mortality rates are still high Maternal Mortality Rate (MMR) in 2008 as many as
there were 8 people; in 2009 there were 9 people, while Neonatal Mortality Rate
(NMR) in 2008 there were 38 people; in 2009 there were 36 people)..
The purpose of this explanatory survey study was to analyze the influence of
individual and organizational factors on the performance of the midwives working
for the Basic Emergency Neonatal and Obstetric Services at Health Centre in Lebong
District, Bengkulu Province. The study was couducted from September 2011 until
January 2012. The population of this study were all of the 34 midwives working at
Health Centre in Lebong District, and all of them were selected to be the sample for
this study. The data for this study were obtained through questionnaire-based
interviews. The data obtained were then analyzed through multiple regression tests at
α = 0.05.
The result of this study revealed that statistically the individual factor (ability
and experience) and the organizational factor (rewards and supervision) had
significant influence on the performance of the midwives working for the Basic
Emergency Neonatal and Obstetric Services at Health Centre in Lebong District.
Organizational factor gave the dominant influence on the performance of midwives.
The management of Lebong District Health 0ffice is suggested to do its best to
improve the ability and experience of the midwives in manage the emergency
neonatal and obstetric cases. Health Centre with the Basic Emergency Neonatal and
Obstetric Services in Lebong District should plan its fund/budget allocation which is
more appropriate to be used as rewards for the midwives whose manage the
emergency neonatal and obstetric cases and completing the facilities, equipment and
medicine are in need in a Basic Emergency Neonatal and Obstetric Services.
Midwife Coordinator and Mother and Child Health Program Manager of Lebong
District Health Office should do routine supervision activities to the Health Centre
with the Basic Emergency Neonatal and Obstetric Services as an attempt of midwife
development.
masalah kesehatan pada kelompok ibu dan anak, yang ditandai dengan masih
tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kematian
kesehatan pada masyarakat. Masalah kesehatan ibu dan anak masih tetap
menempatkan posisi penting karena menyangkut kualitas sumber daya manusia yang
Angka kematian ibu dan bayi merupakan indikator derajat kesehatan suatu
negara, risiko kematian ibu dan dan bayi umumnya terjadi selama masa kehamilan
dan pada saat persalinan (Depkes RI, 2004). Kematian ibu (maternal) merupakan
masalah kompleks yang tidak hanya memberikan pengaruh pada para wanita saja,
akan tetapi juga memengaruhi keluarga bahkan masyarakat, karena kematian ibu
Pencapaian AKI di Indonesia masih jauh dari target internasional, yaitu 125
per 100.000 kelahiran hidup sampai tahun 2005 dan 75 per 100.000 kelahiran hidup
sampai tahun 2015. Terkait dengan tingginya AKI, hasil Assessment Safe
ibu terjadi 10 kali lebih sering pada saat persalinan dibandingkan pada masa
Angka Kematian Ibu di Indonesia 228 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian
Bayi 34 per 1.000 kelahiran hidup, artinya dengan jumlah penduduk 225.642.000
jiwa berarti ada 9.774 ibu meninggal pertahun atau 1 orang ibu meninggal per jam
dan 17 orang bayi meninggal per jam yang terkait dengan kehamilan, persalinan dan
nifas.
diharapkan AKI menurun sebesar tiga perempatnya dalam kurun waktu 1990–2015.
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup. Namun komitmen tersebut belum konsisten
dengan target penurunan AKI yang ditetapkan Depkes untuk tahun 2010-2014
sebesar 118 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan tahun 2015 terget MDG’S
tercapai tanpa upaya yang lebih intensif untuk mempercepat laju penurunannya. Salah
satu upaya pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB adalah diselenggarakannya
Angka Kematian Ibu (AKI) selama 2 dekade terakhir dengan beberapa upaya
yang dilakukan, belum menunjukkan penurunan yang berarti. Selain angka kematian,
masalah kesehatan ibu dan anak, demikian pula dengan penyakit-penyakit yang
diderita oleh ibu hamil ketika akan, sedang atau setelah persalinan masih tetap
persalinan kala III tidak adekuat; (2) eklampsia dan komplikasi abortus (11%);
(3) infeksi (10%) sebagai akibat pencegahan dan manajemen infeksi yang kurang
baik; (4) persalinan lama (9%); (5) faktor lain (28%). Penyebab kematian neonatal di
Indonesia adalah: (1) gangguan pernapasan (37%); (2) prematuritas (34%); (3) sepsis
(12%). Secara umum kematian ibu dan bayi saat proses persalinan disebabkan oleh
dari keberadaan tenaga sumber daya manusia sebagai penolong persalinan yang
Srilangka tahun 1997, intervensi yang sangat kritis adalah tersedianya tenaga
penolong persalinan yang terlatih. Agar tenaga penolong yang terlatih tersebut
(dokter atau bidan) dapat memberikan pelayanan yang bermutu, maka diperlukan
adanya standar pelayanan, karena dengan standar pelayanan para petugas kesehatan
mengetahui kinerja apa yang diharapkan dari mereka, apa yang harus mereka
kerjakan pada setiap tingkat pelayanan, serta kompetensi apa yang diperlukan.
dengan cara dan oleh tenaga kesehatan yang tepat (Saifuddin, 2001).
dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah
variabel, yaitu (a) variabel individual, (2) variabel psikologi, dan (3) variabel
organisasi.
Kinerja personil dari aspek mikro biasanya dilihat secara individual dari unit
organisasi kesehatan. Menurut Ilyas (2002), ada dua aspek yang dapat dinilai dari
kinerja seseorang, yaitu keluaran dan proses atau perilaku pekerja. Indikator ini
tergantung pada jenis pekerjaan dan fokus penelitian yang akan dilakukan. Apabila
kinerja pada keluaran. Sedangkan pekerjaan yang hasilnya sulit diidentifikasi seperti ;
jasa pelayanan kesehatan fokus penilaian ditujukan pada aktifitas atau proses.
AKB. Pada tahun 2009 sebesar 53 per 100.000 kelahiran hidup meningkat pada tahun
2010 menjadi 58 per 100.000 kelahiran hidup. AKB tahun 2009 sebesar 46 per 1000
kelahiran hidup meningkat pada tahun 2010 menjadi 49 per 1000 kelahiran hidup
(Dinkes Propinsi Bengkulu, 2010). Salah satu Kabupaten di Propinsi Bengkulu yang
memiliki AKI yang meningkat dalam tiga tahun terakhir, yaitu Kabupaten Lebong.
Angka Kematian Ibu pada tahun 2007 tercatat sebanyak 5 orang, tahun 2008
sebanyak 8 orang, dan tahun 2009 sebanyak 9 orang. Demikian juga dengan AKN,
pada tahun 2007 sebanyak 26 orang, tahun 2008 sebanyak 34 orang dan pada tahun
secara intensif dilakukan oleh bidan terlatih emergensi. Dengan demikian tenaga
kesehatan yang mempunyai peran utama dalam upaya menurunkan AKI adalah
tenaga bidan, sedangkan peran dokter di puskesmas lebih berperan dalam aspek
menangani.
2 unit Puskesmas mampu PONED pada tahun 2005, yaitu Puskesmas Muara Aman
dan Puskesmas Tes sebagai salah satu upaya pelayanan di tingkat primer sesuai
dengan strategi Making Pregnance Safer (MPS). Penderita gawat darurat pada
dengan penyulit, atau persalinan dengan risiko tinggi yang berasal dari rujukan bidan
Seluruh persalinan dengan risiko tinggi yang dirujuk oleh bidan desa dari 11
neonatal belum mampu ditangani langsung oleh Puskesmas PONED, sehingga pasien
PONED akhirnya dirujuk ke luar Kabupaten Lebong, hal ini menunjukkan kinerja
bidan di Puskesmas mampu PONED belum optimal dalam menurunkan AKI, AKB,
Jenis kasus obstetri dan neonatal yang dirujuk karena tidak mampu ditangani
bidan di Puskesmas PONED adalah : (1) pendarahan 11%, (2) eklampsia 7% (3)
persalinan lama 9%, (4) gangguan pernapasan 7%, (5) prematuritas 9% dan (6) sepsis
Kabupaten Lebong melalui tahapan sebagai berikut : (a) setiap pasien dengan kasus
(b) bidan yang menangani berupaya mengenali secara tepat tanda dan gejala
berdasarkan jenis kasus obstetri dan neonatal, (c) bidan mempersiapkan tindakan
yang akan dilakukan setelah mengenali secara tepat tanda dan gejala kasus.
jenis kasus obstetri dan neonatal yang ditangani. Apabila tidak mampu ditangani,
maka dirujuk ke RS PONEK melalui sistem rujukan yang disesuaikan jenis pasien,
misalnya untuk pasien yang ditanggung Jamkesmas maka biaya penanganan pasien
dibebankan biaya penanganan di puskesmas serta biaya lainnya termasuk biaya untuk
yang rendah dan pengalaman yang masih kurang dalam menangani pasien dan
Salah satu sumber daya manusia yang terlibat langsung dalam pelayanan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal adalah tenaga bidan yang harus profesional.
Penanganan masalah kematian ibu dan bayi pada masa persalinan merupakan salah
satu tanggung jawab yang dipikul oleh bidan, hal ini tentunya menuntut kemampuan
PONED adalah: keterbatasan sumber daya manusia, sarana dan peralatan pelayanan,
belum memadai, marketing public relation belum maksimal. Akibat dari hambatan
maksimal.
berguna dalam penerapan norma dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai
hasil yang diinginkan dan dapat dibandingkan dengan pelayanan yang diperoleh,
penyebab tingginya jumlah kasus obstetri dan neonatal yang dirujuk dari Puskesmas
secara jelas.
4 orang bidan Puskesmas PONED pada 2 Puskemas, yaitu Puskesmas Muara Aman
dan Puskesmas Tes, menyatakan bahwa kepala puskesmas kurang memberi dukungan
pemberian imbalan dari Puskesmas tidak menentu dan jumlahnya relatif sedikit.
kepemimpinan dan sikap tidak berhubungan dengan kinerja. Hasil uji regresi
gaya kepemimpinan, imbalan dan motivasi terhadap kinerja bidan di desa. Kinerja
organisasi terhadap kinerja, seperti hasil penelitian Basri (2008) yang meneliti kinerja
bidan desa di Kabupaten Aceh Tenggara juga menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan faktor individu dan organisasi terhadap kinerja dan hasil penelitian
Chailaty (2011) menunjukkan bahwa secara statistik variabel faktor individu dan
dan belum dapat dilaksanakannya Gerakan Sayang Ibu (GSI) secara optimal.
obstetri dan neonatal terkait dengan kemampuan dan pengalaman secara individu dan
Provinsi Bengkulu”.
1.2 Permasalahan
1.4 Hipotesis
Provinsi Bengkulu.
personal dilakukan pengkajian terhadap beberapa teori kinerja. Secara teoritis ada tiga
kelompok variabel yang memengaruhi perilaku kinerja dan kerja yaitu variabel
tersebut memengaruhi perilaku kerja yang pada akhirnya berpengaruh pada kerja
personal. Perilaku yang berhubungan dengan kinerja adalah yang berkaitan dengan
tugas-tugas pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran suatu jabatan
atau tugas.
Dikatakan bahwa kinerja bukan outcome, konsekuensi atau hasil dari perilaku atau
perbuatan. Tetapi kinerja adalah perbuatan atau aksi itu sendiri, disamping itu kinerja
beberapa bentuk komponen kerja, yang dibuat dalam batas hubungan variasi dengan
variabel lain. Kinerja dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi
adalah menyangkut apa yang dihasilkan seseorang dari perilaku kerja. Tingkat sejauh
(penampilan kerja) adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku
dalam pekerjaan yang bersangkutan. Menurut teori Atribusi atau Expectancy Theory,
interaksi antara motivasi dengan ability (kemampuan dasar). Dengan demikian orang
yang tinggi motivasinya, tetapi memiliki kemampuan dasar yang rendah akan
menghasilkan performance yang rendah, begitu pula halnya dengan orang yang
(Wijono, 2000).
kajian terhadap teori kinerja. Secara teori ada tiga kelompok variabel yang
mempengaruhi perilaku dan kinerja yaitu : faktor individu, faktor organisasi, dan
faktor psikologis. Ketiga kelompok faktor tersebut mempengaruhi perilaku kerja yang
dengan kinerja adalah yang berkaitan dengan tugas-tugas pekerjaan yang harus
1996).
analisis terhadap sejumlah variabel yang mempengaruhi perilaku dan kinerja adalah
faktor individu, psikologi dan organisasi. Faktor individu terdiri dari kemampuan dan
efek tidak langsung pada perilaku dan kinerja individu. Faktor organisasi yang
mempengaruhi kinerja individu terdiri dari sumber daya, sarana kerja, kepemimpinan,
motivasi. Variabel ini banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman
merupakan hal yang kompleks, sulit diukur dan sukar mencapai kesepakatan tentang
pengertian dari variabel tersebut, karena seorang individu masuk dan bergabung
dengan organisasi kerja pada usia, etnis, latar belakang budaya dan ketrampilan yang
kondisi kerja karyawan yang dilaksanakan secara formal yang dikaitkan dengan
standar kerja yang telah ditentukan perusahaan. Penilaian kinerja merupakan proses
Metode ini merupakan metode yang paling tua yang digunakan dalam
tingkat perilaku bagi suatu pekerjaan tertentu. Penilai hanya perlu kata atau
subjektivitas dalam penilaian. Salah satu sasaran dasar pendekatan pilihan ini
Metode ini bermanfaat untuk memberi karyawan umpan balik yang terkait
Metode ini berkaitan erat dengan metode peristiwa kritis, yaitu catatan
Rating Scale=BARS)
(h) Tes dan Observasi Prestasi Kerja (Performance Test and Observation)
Penilaian diri sendiri adalah penilaian yang dilakukan oleh karyawan sendiri
perilaku kerja yang perlu diperbaiki pada masa yang akan datang.
Penilaian ini lazimnya dengan teknik terdiri atas wawancara, tes psikologi,
oleh manajer yang tingkatnya lebih tinggi. Penilaian termasuk yang dilakukan
disampaikan. Penilaian ini dapat juga melibatkan manajer lini unit lain. Sebagai
pemakai barang yang dibeli. Hal ini normal terjadi bila interaksi antara personel
dan unit lain cukup tinggi. Sebaiknya penggunaan penilaian atasan dari bagian
lain dibatasi, hanya pada situasi kerja kelompok dimana individu sering
atasan manajer dengan tingkat lebih tinggi yang sering bekerja sama dalam
kelompok kerja. Penilaian kerja kelompok akan sangat bernilai jika penilaian
dilakukan dengan bebas dan kemudian dilakukan mufakat dengan diskusi. Hasil
gambaran total kinerja personel lebih tepat, tetapi kemungkinan terjadi bias
yang merata.
Penilaian atasan langsung sangat penting dari seluruh sistem penilaian kinerja.
Hal ini disebabkan karena mudah untuk memperoleh hasil penilaian atasan dan dapat
diterima oleh akal sehat. Para atasan merupakan orang yang tepat untuk mengamati
dan menilai kinerja bawahannya. Oleh sebab itu, seluruh sistem penilaian umumnya
sangat tergantung pada evaluasi yang dilakukan oleh atasan (Rivai, 2005).
memengaruhi kinerja individu, karena seorang individu masuk dan bergabung dalam
organisasi kerja pada usia, etnis, latar belakang sosial budaya dalam hal ini:
(a) kemampuan dan keterampilan (mental, fisik), (b) latar belakang ( keluarga, tingkat
sosial, pengalaman), (c) demografis (umur, jenis kelamin, pendidikan, status kawin
a. Umur
Umur adalah lamanya hidup dihitung sejak dilahirkan hingga saat ini. Umur
merupakan periode penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan baru.
Pada masa ini merupakan usia produktif, masa bermasalah, masa ketegangan emosi,
nilai, masa penyesuaian dengan cara hidup baru dan masa kreatif. Pada masa dewasa
ditandai oleh adanya perubahan jasmani dan mental, kemahiran dan ketrampilan
dengan peningkatan usia pekerja. Pekerja usia 20-30 tahun mempunyai motivasi kerja
relatif lebih rendah dibandingkan pekerja yang lebih tua, karena pekerja lebih muda
2003).
b. Jenis Kelamin
menyebabkan perbedaan kinerja tetapi berbagai faktor berkaitan dengan jenis kelamin
misalnya perbedaan mendapatkan formasi, besarnya gaji dan lain-lain. Siagian (2006)
wanita dan perawat pria. Walaupun demikian jenis kelamin perlu diperhatikan karena
sebahagian besar tenaga kesehatan berjenis kelamin wanita dan sebahagian kecil
berjenis kelamin pria. Pada pria dengan beban keluarga tinggi akan meningkatkan
jam kerja perminggu, sebaliknya wanita dengan beban keluarga tinggi akan
c. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Rogers (1974) dalam Notoatmodjo
perilaku baru, dalam dirinya orang tersebut terjadi proses berurutan, yaitu:
d. Pendidikan
dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian materi guna mencapai perubahan
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Dari batasan ini tersirat
2003).
Konsep dasar dari pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di
yang lebih baik, lebih dewasa dan lebih matang sehingga dapat menghasilkan
motivasi kerja yang berbeda dengan pendidikan yang lebih rendah. Siagian (2006)
seseorang. Tenaga kesehatan yang berpendidikan tinggi motivasinya akan lebih baik
karena telah memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dibandingkan
dengan tenaga kesehatan yang berpendidikan rendah. Hal serupa dikemukakan oleh
e. Kemampuan
induktif; (4) ingatan yang luar biasa; (5)rentang ingatan; (6)kecakapan; (7)kecepatan
penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Kemampuan keseluruhan
seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor yaitu intelektual dan
berbagai aktifitas mental, berfikir, menalar, dan memecahkan masalah. Dalam hal ini
termasuk kemampuan potensial (IQ) dan kemampuan realty menurut Keith Davis.
karyawan yang memiliki ketermapilan yang cukup, seperti mampu membaca dan
g. Tempat Tinggal
bertempat tinggal dirumah jabatan memiliki kinerja yang lebih baik bila
dibandingkan dengan petugas kesehatan yang tidak bertempat tinggal di rumah dinas
Hal ini sangat logis karena dari fakta yang ditemukan responden yang tidak
bertempat tinggal di rumah jabatan dan jaraknya jauh dari puskesmas sebagian waktu
kerjanya habis tersita oleh perjalanan pulang pergi dari tempat tinggal ke puskesmas.
h. Masa Kerja
Masa kerja adalah lamanya seseorang bekerja pada suatu organisasi. Setiap
organisasi pelayanan kesehatan menginginkan turn overnya rendah dalam arti tenaga
atau karyawan aktif yang lebih lama bekerja di kantor tersebut tidak pindah ke unit
kerja lain, sebab dengan turn over yang tinggi menggambarkan kinerja unit kerja
tersebut.
j. Pengalaman
tertentu secara terus menerus dalam waktu yang lama biasanaya meningkatkan
berkurang tingkat kesalahan yang dibuat oleh pekerja dan pekerja semakin terampil
ini memiliki dampak pertama pada komponen kognitif dari sikapnya, Artinya
pengalaman- pengalaman pribadi dengan objek tertentu (orang, benda atau peristiwa)
dengan cara menghubungkan obyek tertentu dengan pengalaman lain dimana anda
individu terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain
pekerjaan. Baron dan Byrne (1997), mengatakan bahwa kinerja dipengaruhi oleh dua
hal utama, yaitu faktor organisasional (perusahaan) dan faktor individual. Faktor
organisasional meliputi imbalan, supervisi, beban kerja, nilai dan minat, serta kondisi
fisik dari lingkungan kerja. Sementara faktor individual merupakan faktor yang
terdapat dalam diri sendiri meliputi ciri sifat kepribadian, senioritas, masa kerja,
kepuasan hidup.
a. Sumber Daya
Menurut Notoatmojo (2003), sumber daya terdiri dari sumber daya manusia
(SDM), sarana, dana dan metoda merupakan bagian dari unsur masukan yang
keberadaannya dalam suatu organisasi merupakan hal yang paling pokok karena
Pada peneltian ini, sumber daya yang dimaksudkan adalah sumber daya
manusia tenaga kesehatan yang terdiri dari bidan koordinator yang memegang
peranan penting dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
khususnya pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan Ibu nifas, pelayanan
pokok dari segala jenis organisasi. Kepemimpinan adalah sebagai suatu proses untuk
yaitu : formal dan informal. Kepimpinan formal terbentuk melalui pemilihan atau
terbentuk karena keterampilan, keahlian atau karena wibawa yang dapat memenuhi
kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama dengan orang-orang di luar
Oleh karena itu, kepemimpinan merupakan faktor yang vital bagi keberhasilan suatu
c. Imbalan
yaitu imbalan intrinsik dan imbalan ekstrinsik. Imbalan instrinsik adalah imbalan
(personal growth). Imbalan instrinsik melekat/inheren pada aktivitas itu sendiri dan
atau tindakan-tindakan dari orang lain atau hal-hal lainnya. Imbalan ekstrinsik adalah
imbalan yang merupakan bagian dari pekerjaan itu sendiri, imbalan tersebut
mencakup imbalan finansial (gaji/upah dan tunjangan), imbalan antar pribadi, dan
promosi.
dianggap adil, (3) diorientasikan secara individual. Bila pertimbangan tersebut tidak
dalam organisasi mempunyai dua tipe dasar atau katagori. Kedua tipe diartikan
a. Sederhana, aturan sistem imbalan haruslah ringkas, jelas dan dapat dimengerti.
b. Spesifik, para karyawan perlu mengetahui secara rinci apa yang diharapkan
c. Dapat dicapai, setiap karyawan harus memiliki kesempatan yang masuk akal
d. Dapat diukur, tujuan yang terukur merupakan landasan di mana rencana insentif
Menurut Rivai (2005), ada dua jenis imbalan, pertama imbalan intrinsik yaitu
imbalan yang diterima individu untuk diri mereka sendiri mencakup prestasi, otonomi
dan pengembangan karier, kedua imbalan ekstrinsik yaitu imbalan yang diterima dari
yang dapat diperoleh dengan segera atau insentif yang diperoleh dalam jangka
a. Insentif primer
Yaitu umpan balik sensoris dari lingkungan (misalnya main musik untuk
c. Insentif sosial
dari individu.
Beberapa aktifitas / kegiatan fisik dapat memberikan nilai insentif tersendiri pada
individu.
Insentif ini berasal dari tingkat kepuasan dari dalam diri seseorang yang
uang lembur. Kenaikan gaji khusus ataupun berkala dalam skala tertentu dapat
3. Pengakuan atau pengumuman dari prestasi seseorang atau grup di lingkungan yang
luas.
4. Dalam bentuk yang berlawanan apabila prestasi atau kinerja tersebut ditemukan
tidak baik atau di bawah target maka bentuk reward lebih tepat disebut sebagai
d. Supervisi
adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap
masalah segera diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna
mengatasinya.
diskripsi dan standar kerja. Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang
agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Umpan
balik dan perbaikan dapat dilakukan saat supervisi. Supervisi dapat juga dilakukan
tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan sehingga mungkin terjadi
diperoleh banyak manfaat. Manfaat yang dimaksud apabila ditinjau dari sudut
manajemen dapat dibedakan atas dua macam yakni : 1) dapat lebih meningkatkan
2.4 Bidan
Bidan adalah seorang tenaga kesehatan yang mempunyai tugas penting dalam
bimbingan dan penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan nifas, dan menolong
persalinan dengan tanggung jawabnya sendiri serta memberikan asuhan kepada bayi
baru lahir (prenatal care). Asuhan ini termasuk tindakan pencegahan, deteksi kondisi
abnormal ibu dan anak, usaha mendapatkan bantuan medik dan melaksanakan
tindakan kedaruratan dimana tidak ada tenaga bantuan medik. Bidan mempunyai
tugas penting dalam pendidikan dan konseling, tidak hanya untuk klien tetapi juga
wewenang bidan, bidan ialah seseorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus sesuai dengan persyaratan
yang berlaku.
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu wirdhan yang artinya wanita bijaksana, namun
ada juga yang mengartikan bahwa bidan adalah dukun yang terdidik. Pada saat ini
yang diakui dan mendapatkan lisensi untuk melaksanakan praktek kebidanan (Sofyan
et.al, 2006)
Bidan adalah seseorang yang telah lulus mengikuti program pendidikan bidan
yang diakui di negaranya dan memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau
memiliki izin yang sah untuk melakukan praktek bidan. Dia harus mampu
memberikan supervise, asuhan dan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama
masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan, memimpin persalinan atas
tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak (Depkes RI,
1998).
1. Dalam mencapai tugasnya berpegang teguh pada filosofi etika profesi dan aspek
legal.
dibuatnya.
secara berkala.
kebidanan.
kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan
anak.
7. Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar
mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek
persalinan normal, pencegahan, penanganan dan deteksi dini komplikasi pada ibu dan
anak, melaksanakan tindakan kegawatdaruratan. Selain daripada itu bidan juga dapat
praktik diberbagai tatanan pelayanan , termasuk dirumah, masyarakat, RS, klinik atau
Bidan).
tanggungjawab bidan
2. Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai
anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu
3. Layanan kebidanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam
rangka rujukan kesistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu
pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang
2. Standar Pelayanan Ante Natal terdiri dari 6 Standar (standar 3 s/d standar 8)
4. Standar Pelayanan Nifas terdiri dari 3 Standar (standar 13 s/d standar 15)
2. Melakukan asuhan persalinan fisiologis kepada ibu bersalin (Post Natal Care)
puskesmas.
(WUS).
7. Melakukan pelacakan dan pelayanan rujukan kepada ibu hamil risiko tinggi
(bumil resti).
8. Mengupayakan diskusi audit maternal perinatal (AMP) bila ada kasus kematian
Puskesmas.
langsung terhadap ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas baik yang datang sendiri atau
atas rujukan kader/masyarakat, bidan desa dan puskesmas. Puskesmas PONED dapat
kewenangan dan kemampuannya atau melakukan rujukan pada Rumah Sakit PONEK
daruratan obstetri dan neonatal yang meliputi: pelayanan obstetri yaitu pemberian
PONED dilaksanakan oleh Puskesmas dan menerima rujukan dari dan oleh
tenaga atau fasilitas kesehatan ditingkat desa atau masyarakat dan rujukan ke RS
dilaksanakan oleh tenaga atau fasilitas kesehatan ditingkat desa dan sesuai dengan
aspek obstetrik ditambah dengan melakukan transfusi darah dan bedah saesar.
neonatal secara intensif oleh bidan/perawat terlatih emergensi setiap saat (Depkes RI,
2004).
komplikasi obstetri harus segera ditangani dalam waktu kurang dari dua jam,
misalnya perdarahan harus segera dilakukan tindakan dalam waktu kurang dari dua
(Critical) adalah suatu keadaan yang berbahaya, genting,penting, tingkat kritis suatu
penyakit. Gawat darurat medik adalah suatu kondisi yang dalam pandangan pasien,
keluarga atau siapapun yang bertanggung jawab dalam membawa pasien kerumah
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi,
dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam (Prawirohardjo, 2004).
Persalinan dan Kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 - 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin.
yang apa bila tidak segera ditangani akan berakibat kematian ibu dan janin. Kasus ini
menjadi penyebab utama kematian ibu, janin, dan bayi baru lahir. Empat penyebab
utama kematian ibu ialah perdarahan, infeksi dan sepsis, hipertensi dan
terjadi pada saat persalinan berlangsung, sedangkan ketiga penyebab yang lain dapat
terjadi dalam kehamilan, persalinan, dan dalam masa nifas oleh perlukaan jalan lahir,
koma/pingsan/tidak sadar.
4. Kasus persalinan macet, lebih mudah dikenal yaitu apa bila kemajuan persalinan
tidak berlangsung sesuai dengan batas waktu yang normal, tetapi kasus persalinan
preeklamsia/eklamsia, syok, distosia bahu, prolapsus tali pusat, persalinan macet dan
terhadap kinerja menurut Gibson et al (1996) adalah faktor individu, psikologi dan
organisasi.
kemampuan dan pengalaman seorang bidan maka semakin memungkinkan bagi bidan
imbalan dan supervisi. Imbalan adalah segala sesuatu yang diterima karyawan
sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Handoko, 2000). Imbalan dalam penelitian ini
diukur melalui kriteria pemberian imbalan, sistem pemberian imbalan dan bentuk
secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh
bawahan untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau
merupakan hal yang kompleks, sulit diukur dan sukar mencapai kesepakatan tentang
pengertian dari variabel tersebut, karena seorang individu masuk dan bergabung
dengan organisasi kerja pada usia, etnis, latar belakang budaya dan ketrampilan yang
sebagai berikut :
lebih akurat ketika dilakukan pengamatan langsung. Hal ini cukup menyulitkan
PONED menggunakan alat tubuhnya secara cepat dan tepat dalam menangani
2. Latar Belakang; keluarga, tingkat sosial bidan Puskesmas PONED relatif tidak
menunjukkan perbedaan.
3. Umur, asal dan suku bidan Puskesmas PONED relatif tidak menunjukkan
perbedaan
kompleks, sulit diukur dan sukar mencapai kesepakatan tentang pengertian dari
variabel tersebut.
pengaruh faktor individu dan organisasi terhadap kinerja bidan Puskesmas Pelayanan
Bengkulu, dengan pertimbangan tingginya angka rujukan dan tingginya AKI, AKN.
Penelitian ini dilakukan bulan September 2011 sampai dengan bulan Januari 2012,
3.3.1 Populasi
Kabupaten Lebong, yaitu Puskesmas Muara Aman dan Puskesmas Tes sebanyak 34
orang.
Data sekunder diperoleh dari registrasi Koordinator Bidan Desa dan Bidan
penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya terhadap 30 orang
bidan di wilayah kerja Puskesmas Air Lais dan Puskesmas Bintunan Kabupaten
a. Uji validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur (instrumen) dalam mengukur suatu data. Untuk
dengan kriteria : bila r-hitung > r-tabel maka pertanyaan valid dan bila r-hitung < r-
b. Uji Reliabilitas
r-hasil (alpha cronbach) dengan r-tabel, dengan kriteria : bila r-alpha cronbach > r-
tabel maka pertanyaan reliabel dan bila r-alpha cronbach < r-tabel maka pertanyaan
tidak reliabel.
Hasil uji validitas dan reliabilitas menunjukkan seluruh butir pertanyaan dan
pernyataan pada kuesioner valid dan reliabel, dimana bila r-hitung > r-tabel (0,3) dan
1. Faktor individu adalah faktor yang terdapat dalam diri sendiri dalam hal ini bidan
persalinan.
2. Faktor organisasi adalah faktor yang terdapat dalam organisasi, meliputi indikator
imbalan dan indikator supervisi: (a) indikator imbalan adalah suatu bentuk
motivasi bagi bidan agar dalam diri mereka timbul semangat yang lebih besar
pemberian imbalan, bentuk pemberian imbalan dan (b) indikator supervisi adalah
pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang
Kinerja merupakan hasil kerja sesuai dengan potensi yang dimiliki bidan
diukur berdasarkan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga bidan di Puskesmas
PONED.
Jumlah Skala
No Variabel Indikator Kategori Range
Indikator Ukur
1 Kinerja 18 Mengacu kepada tugas a. Baik 68-90
(Y) pokok dan fungsi bidan b. Cukup Baik 43-67 Interva
Puskesmas PONED c. Tidak Baik 18-42 l
b. Analisis bivariat, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel bebas
dengan terikat, dengan menggunakan uji chi square pada taraf uji nyata (α = 0,05)
persamaan:
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + μ
Y = Kinerja bidan
b 0 = Konstanta
X 1 = Faktor Individu
X 2 = Faktor Organisasi
b 1 -b 2 = Koefisien regresi
μ = error of term
Muara Aman pada awalnya merupakan Balai Pengobatan, tahun 1967 berubah
Wilayah kerja Puskesmas Muara Aman meliputi 2 kelurahan dan 10 desa pada
16.211 jiwa terdiri dari 7.869 jiwa laki-laki dan 8.342 perempuan dengan jumlah
Kepala Keluarga sebanyak 4.181. Sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah
bertani (42,8%), berdagang (9,2%), pegawai (32,5%), buruh dan pekerja (15,5%).
di Puskesmas Muara Aman secara organisasi terdiri dari dokter (Kepala Puskesmas),
yang emergensi adalah : partus set, ginecology set, tempat tidur rawat, lemari
Lebong Selatan dengaan luas wilayah 56,52 km2. yang dibagi dalam 7 wilayah
binaan, yaitu: Desa Jeniak, Kelurahan Turan lalang, Kelurahan Mubai, Desa Mania
Balu, Desa Turan Tiging, Kelurahan Taba Anyar dan Kelurahan Tes.
Jumlah penduduk pada wilayah kerja Puskesmas Tes sebanyak 11.110 jiwa
terdiri dari 5.521 jiwa laki-laki dan 5.589 perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga
sebanyak 3.186.
Wilayah kerja Puskesmas Tes meliputi 3 kelurahan dan 4 desa pada wilayah
Sarana pelayanan yang dimiliki Puskesmas Tes terdiri dari 7 unit posyandu
balita, 7 unit posyandu lansia 1 unit Poskesdes, 1 unit Poskestren serta didukung
melaksanakan penanganan kasus obstetri neonatal yang emergensi adalah : bed tidur,
bed tindakan, partus set, ginekologi set, lemari instrumen, inkubator, tiang infus dan
lampu sorot, meja bayi, timbangan bayi serta dilengkapi sejumlah alat kesehatan
lainnya.
sebanyak 25 (73,5%) dan yang status kawin sebanyak 9 orang (26,5%). Pendidikan
responden sebagian besar D.1 sebanyak 17 orang (50,0%). Masa kerja responden
sebanyak 18 orang (52,9%) dengan masa kerja < 10 tahun. Tempat tinggal responden
(58,8%). Berdasarkan wilayah kerja sebanyak 21 orang (61,8%) bekerja pada wilayah
4.3.1 Kemampuan
kemampuan menangani ibu hamil dengan kasus : (a) preeklamsia berat/eklamsia, (b)
kasus persalinan macet (distosia bahu) dan (c) penanganan ibu melahirkan dengan
prosedur adalah memberitahukan kepada ibu bersalin tentang yang akan dikerjakan
tindakan lainnya belum sesuai prosedur karena sebagian besar jawaban responden
dimana dari 14 pertanyaan yang diajukan diperoleh nilai rata-rata sebesar 3 atau sama
Jawaban
Kemampuan Menangani Hampir
Ibu Hamil dengan Kasus Sangat
sering
Sering
Kadang-
kadang
tidak
Tidak
pernah
Jumlah
No dilakukan pernah
Preeklamsia dilakukan dilakukan dilakukan
Berat/Eklamsia dilakukan
n % n % n % n % n % n %
1 Memberitahukan tindakan dan
berikan kesempatan untuk 22 64.7 1 2.9 8 23.5 3 8.8 0 0.0 34 100.0
mengajukan pertanyaan
2 Meminta bantuan orang lain 3 8.8 1 2.9 4 11.8 13 38.2 13 38.2 34 100.0
3 Membaringkan ibu pada sisi
kiri, mengurangi aspirasi 2 5.9 2 5.9 19 55.9 11 32.4 0 0.0 34 100.0
ludah, muntah dan darah
4 Memastikan bahwa jalan nafas 4 11.8 0 0.0 17 50.0 13 38.2 0 0.0 34 100.0
ibu terbuka
5 Memberikan oksigen 4-6
liter/menit melalui sungkup 3 8.8 2 5.9 15 44.1 13 38.2 1 2.9 34 100.0
atau kanula
6 Melindungi dari risiko jatuh
dengan mengikat tangan dan
kaki dan melakukan isap 2 5.9 2 5.9 17 50.0 12 35.3 1 2.9 34 100.0
lender mulut dan tenggorok,
sesuai kebutuhan
7 Memasang infuse intravena
dengan menggunakan larutan 3 8.8 0 0.0 16 47.1 14 41.2 1 2.9 34 100.0
Ringer laktat atau glukosa 5%
8 Memberikan 4 gr MgSO 4 (10
ml) larutan 40% IV secara 2 5.9 1 2.9 17 50.0 4 11.8 0 0.0 34 100.0
perlahan-lahan selama 5 menit
9 Melanjutkan dengan 6gr
MgSO 4 40% (15 ml) dalam
larutan Ringer Asetat/ Ringer 1 2.9 3 8.8 15 44.1 14 41.2 1 2.9 34 100.0
Laktat selama 6 jam
10 Jika kejang berulang setelah 15
menit, apakah diberikan
MgSO 4 (40%) 2gr IV selama 5 0 0.0 2 5.9 19 55.9 12 35.3 1 2.9 34 100.0
menit
11 Memberikan MgSO 4 1g / jam 2 5.9 0 0.0 23 67.6 9 26.5 0 0.0 34 100.0
12 Memberikan 4g MgSO 4 40%
(10 ml) melalui infuse intra 0 0.0 3 8.8 3 8.8 0 0.0 28 82.4 34 100.0
vena dalam 5 menit
13 Memberikan MgSO 4 (40%) 5
g IM bokong kiri/ kanan 1 2.9 2 5.9 0 0.0 3 8.8 28 82.4 34 100.0
dengan 1ml Lognokain
14 Apabila kejang berulang
setelah 15 menit, apakah :
- Memberikan 2 g magnesium
sulfat 40% (5 ml)
- Melakukan pemberikan 0 0.0 1 2.9 1 2.9 3 8.8 29 85.3 34 100.0
melalui suntikan intravena
secara perlahan-lahan selama
5 menit
Kabupaten Lebong tentang kemampuan menangani kasus dengan janin distosia bahu
ditemukan bahwa tindakan yang dilakukan belum ada yang sesuai prosedur, karena
dari 13 pertanyaan yang diajukan tentang kasus dengan janin distosia bahu diperoleh
rata-rata jawaban 3 atau sama dengan jawaban kadang-kadang dilakukan, hal ini
Jawaban
Hampir
Kemampuan Menangani Sangat
sering
Sering
Kadang-
kadang
tidak
Tidak
pernah
Jumlah
No
Janin Distosia Bahu dilakukandilakukandilakukan pernah dilakukan
dilakukan
n % n % n % n % n % n %
1 Menempatkan jari telunjuk dan
jari tengah (tangan kiri) antara 0 0.0 17 50.0 5 14.7 4 11.8 8 23.5 34 100.0
kepala bayi dan perineum
2 Memasukkan jarum secara
subkutan, mulai komisura
posterior, menelusuri 0 0.0 17 50.0 4 11.8 7 20.6 6 17.6 34 100.0
sepanjang perineum dengan
sudut 45o kearah kanan ibu
3 Melakukan aspirasi, apabila
pada aspirasi terdapat cairan
darah, tarik jarum sedikit dan 0 0.0 1 2.9 22 64.7 10 29.4 1 2.9 34 100.0
kembali masukkan dengan
arah yang berbeda
4 Memberikan suntikan bahan
anastesi (Lidokain 1%) 5-10 0 0.0 0 0.0 22 64.7 11 32.4 1 2.9 34 100.0
ml
5 Menekan tempat infiltrasi agar
anastesi menyebar. 0 0.0 2 5.9 17 50.0 14 41.2 1 2.9 34 100.0
6 Membaringkan ibu terlentang
pada punggung 1 2.9 1 2.9 21 61.8 11 32.4 0 0.0 34 100.0
plasenta manual ditemukan bahwa tindakan yang dilakukan sesuai prosedur adalah:
(a) periksaan tanda vital pasien, catat dan buat laporan tindakan, (b) instruksi
perawatan, pengobatan dan pemantauan pasca tindakan dan meminta petugas untuk
telah selesai. Sedangkan tindakan lainnya belum sesuai prosedur karena sebagian
dari 14 pertanyaan yang diajukan diperoleh nilai rata-rata sebesar 3 atau sama dengan
Jawaban
Menangani Ibu Hampir
N Sangat Kadang- Tidak Jumlah
Sering tidak
o
Melahirkan dengan sering
dilakukan
kadang
pernah
pernah
Plasenta Manual dilakukan dilakukan dilakukan
dilakukan
n % n % n % n % n % n %
1 Memberikan sedative atau 2 5.9 3 8.8 15 44.1 13 38.2 1 2.9 34 100.0
analgetika.
2 Mengosongkan kandung kemih 1 2.9 1 2.9 18 52.9 14 41.2 0 0.0 34 100.0
3 Melakukan jepit tali pusat
dengan kocher, tegangkan tali 1 2.9 4 11.8 14 41.2 15 44.1 0 0.0 34 100.0
pusat dengan tangan kiri
4 Memasukkan tangan kanan
melalui introitus vagina secara
obstetrik, menelusuri tali pusat 0 0.0 2 5.9 17 50.0 15 44.1 0 0.0 34 100.0
hingga serviks.
5 Menahan fundus dengan
tangan kiri tali pusat dipegang 1 2.9 1 2.9 18 52.9 13 38.2 1 2.9 34 100.0
oleh asisten.
6 Melanjutkan penetrasi tangan
kanan ke kavum uteri, temukan 1 2.9 2 5.9 17 50.0 12 35.3 2 5.9 34 100.0
implementasi dan tepi plasenta.
7 Menyisipkan ujung jari
diantara plasenta dan dinding 2 5.9 2 5.9 15 44.1 14 41.2 1 2.9 34 100.0
uterus
8 Menggerakkan tangan ke kiri
dan kanan sehingga secara
bertahap, seluruh plasenta
dapat dilepaskan dengan tepi 2 5.9 1 2.9 17 50.0 13 38.2 1 2.9 34 100.0
luar jari-jari tangan dalam,
setelah penyisipan berhasil
9 Gunakan tangan luar atau
minta asisten untuk menarik
tali pusat untuk mengeluarkan
plasenta dan sementara tangan 1 2.9 0 0.0 19 55.9 11 32.4 3 8.8 34 100.0
dalam masih di kavum uteri
dan memeriksa sisa plasenta
dengan janin distosia bahu dan ibu melahirkan dengan plasenta manual) dapat
4.3.2 Pengalaman
kerja lebih banyak dilakukan 3-4 kali dalam setahun. Pengalaman bidan dalam
> 4 orang dalam setahun dan sebagian besar dengan indikasi dirujuk serta jenis yang
ditemukan 67,6% responden yang menangani > 4 orang dalam setahun dan sebagian
besar dengan indikasi dirujuk serta jenis yang ditangani adalah gangguan pernafasan.
penanganan kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal seperti pada Tabel 4.5:
dikategorikan dan ditemukan persentase tertinggi pada kategori sedang yaitu 16 orang
(47,1%)
4.4.1 Supervisi
bahwa kegiatan supervisi yang dilakukan belum dilakukan secara rutin, dalam
bidan desa.
Tabel 4.9 :
Jawaban
Hampir
Sangat Kadang- Tidak Jumlah
Sering tidak
No Supervisi sering kadang pernah
dilakukan pernah
dilakukan dilakukan dilakukan
dilakukan
n % n % n % n % n % n %
1 Supervisi secara rutin ke
2 5.9 3 8.8 1 2.9 8 23.5 20 58.8 34 100.0
Puskesmas PONED
2 Supervisor memberikan
pembinaan pada kegiatan 5 14.7 0 0.0 1 2.9 7 20.6 21 61.8 34 100.0
supervisi
3 Pelaksanaan supervisi
meningkatkan motivasi dalam
2 5.9 3 8.8 0 0.0 25 73.5 4 11.8 34 100.0
melaksanakan tugas sebagai
bidan Puskesmas PONED
4 Supervisor memeriksa
dokumentasi pelaporan bidan 0 0.0 1 2.9 1 2.9 8 23.5 24 70.6 34 100.0
Puskesmas PONED
5 Menjelaskan secara terbuka
masalah yang dihadapai di
1 2.9 3 8.8 0 0.0 7 20.6 23 67.6 34 100.0
Puskesmas PONED kepada
supervisor
6 Supervisor diberitahukan
sebelumnya oleh pimpinan 1 2.9 4 11.8 1 2.9 12 35.3 16 47.1 34 100.0
puskesmas
7 Supervisor menjelaskan secara
terperinci setiap permasalahan
0 0.0 1 2.9 3 8.8 3 8.8 27 79.4 34 100.0
yang ditemukan dalam
kegiatan supervisi.
8 Supervisi mensosialisasikan
format baru menangani kasus
0 0.0 3 8.8 0 0.0 8 23.5 23 67.6 34 100.0
kegawatdaruratan persalinan
sesuai dengan standar
4.4.2 Imbalan
pangkat dan golongan (8,8% menyatakan selalu), jenis imbalan yang diberikan adalah
Jawaban
Kadang- Tidak Jumlah
No Imbalan Selalu Sering Jarang
Kadang pernah
n % n % n % n % n % n %
1 Imbalan disesuaikan dengan
2 5.9 1 2.9 10 29.4 20 58.8 1 2.9 34 100.0
beban kerja
2 Imbalan disesuaikan dengan
3 8.8 0 0.0 16 47.1 14 41.2 1 2.9 34 100.0
pangkat/golongan
3 Imbalan disesuaikan dengan
0 0.0 2 5.9 17 50.0 13 38.2 2 5.9 34 100.0
masa kerja
4 Imbalan diberikan dalam
16 47.1 3 8.8 5 14.7 0 0.0 10 29.4 34 100.0
bentuk tunai.
5 Imbalan diberikan dalam
0 0.0 0 0.0 0 0.0 6 17.6 28 82.4 34 100.0
bentuk non tunai.
6 Imbalan non tunai dalam
0 0.0 1 2.9 1 2.9 2 5.9 30 88.2 34 100.0
bentuk promosi jabatan
ditemukan persentase tertinggi pada kategori tidak baik yaitu 27 orang (79,4%)
ditemukan persentase tertinggi pada kategori tidak baik yaitu 19 orang (55,9%)
dikategorikan dan ditemukan persentase tertinggi pada kategori tidak baik yaitu
26 orang (76,5%)
dari 34 bidan yang menjadi responden ditemukan bahwa kinerja bidan yang baik
(47,1% sering dilakukan), mengidentifikasi kasus sesuai dengan hasil anamneses dan
kegawatdaruratan pada bayi dan melakukan rujukan dengan melengkapi alat-alat dan
kasus tidak tertangani serta melakukan persipan peralatan sesuai dengan kasus yang
PONED lainnya belum dilaksanakan secara baik karena sebagian besar menjawab
4.14 :
Jawaban
Hampir
Sangat Kadang- Tidak Jumlah
Sering tidak
No Kinerja Bidan PONED sering kadang pernah
dilakukan pernah
dilakukan dilakukan dilakukan
dilakukan
n % n % n % n % n % n %
1 Melakukan deteksi dini ibu
risiko tinggi sesuai dengan 1 2.9 2 5.9 1 2.9 20 58.8 10 29.4 34 100.0
pedoman PONED
2 Dalam menangani kasus
kegawatdaruratan, melakukan
2 5.9 16 47.1 7 20.6 9 26.5 0 0.0 34 100.0
anamnesa, pemeriksaan dan
melakukan tindakan
3 Melakukan persetujuan
tindakan medik sebelum 3 8.8 1 2.9 2 5.9 17 50.0 11 32.4 34 100.0
menangani pasien.
4 Melakukan pencatatan
partograf untuk mengetahui
1 2.9 1 2.9 1 2.9 19 55.9 12 35.3 34 100.0
kemajuan persalinan dan
keadaan ibu.
5 Mengidentifikasi kasus sesuai
dengan hasil anamneses dan 0 0.0 18 52.9 6 17.6 9 26.5 1 2.9 34 100.0
pemeriksaan.
6 Setelah melakukan
penanganan kegawatdaruratan,
1 2.9 17 50.0 8 23.5 7 20.6 1 2.9 34 100.0
melakukan rujukan apabila
kasus tidak tertangani.
7 Merencanakan tindakan
penanganan kasus
kegawatdaruratan sesuai 0 0.0 18 52.9 4 11.8 11 32.4 1 2.9 34 100.0
dengan Standar
Kegawatdaruratan Persalinan
8 Melakukan tindakan
kegawatdaruratan persalinan
0 0.0 18 52.9 6 17.6 9 26.5 1 2.9 34 100.0
berdasarkan prioritas diagnosa
pasien
ditemukan persentase tertinggi pada kategori tidak baik yaitu 16 orang (47,1%)
Kinerja
Faktor Jumlah
Baik Cukup baik Tidak baik Value P
Individu
n % n % n % n %
Tinggi 2 5.9 1 2.9 0 0.0 3 100,0
Sedang 1 2.9 14 41.2 1 2.9 16 100,0 32,349 0,001
Rendah 0 0.0 0 0.0 15 44.1 15 100,0
Kinerja
Faktor Jumlah
Baik Cukup baik Tidak baik Value P
Organisasi
n % n % n % n %
Baik 2 5.9 0 0.0 0 0.0 2 100,0
Cukup baik 1 2.9 5 14.7 0 0.0 6 100,0 29,641 0,001
Tidak baik 0 0.0 10 29.4 16 47.1 26 100,0
lebih baik maka hal ini akan menyebabkan perubahan peningkatan kinerja bidan di
Puskesmas PONED Kabupaten Lebong (Y). Hasil uji regresi pada Tabel 4.18 :
Tabel 4.18 Uji Regresi Berganda Pengaruh Faktor Individu dan Organisasi
terhadap Kinerja Bidan di Puskesmas PONED Kabupaten Lebong
Unstandardized Standardized
Variabel t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2.503 4.287 0.584 0.564
Faktor Individu 0.152 0.073 0.343 2.071 0.047
Faktor Organisasi 0.561 0.151 0.614 3.710 0.001
R Square = 88,6%
Sumber : Lampiran 4 ( Hasil uji regresi berganda)
pengujian seacara statistik, yaitu melaui uji t (parsial) dan uji F (simultan).
Berdasarkan hasil uji statistik regresi berganda terangkum pada Tabel 4.18 di
atas untuk membuktikan apakah variabel faktor individu berpengaruh secara parsial,
digunakan uji t dengan membandingkan nilai t- tabel dan nilai t- hitung . Pada penelitian
ini diperoleh nilai t- hitung =2,071>t- tabel =1,695, dengan probabilitas p=0,047. Karena
nilai probabilitas p<0,05, hal ini berarti bahwa variabel faktor individu (X 1 )
Berdasarkan hasil uji statistik regresi berganda terangkum pada Tabel 4.18
parsial, digunakan uji t dengan membandingkan nilai t- tabel dan nilai t- hitung . Pada
penelitian ini diperoleh nilai t- hitung =3,710>t- tabel =1,695, dengan probabilitas p=0,001.
Karena nilai probabilitas p<0,05, hal ini berarti bahwa variabel faktor organisasi (X 2 )
diketahui melalui nilai koefisien determinan (R2). Dengan demikian besar pengaruh
variabel faktor individu dan organisasi adalah sebesar 88,6%, sisanya sebesar 11,4%
linier berganda melalui uji F statistik, diperoleh nilai F- hitung = 120,884 dan
F- tabel = 3,300 dengan nilai signifikansi (p=0,000<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
nilai signifikansi p=0,000<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa faktor individu dan
PONED Kabupaten Lebong, sehingga hipotesis yang berbunyi “faktor individu dan
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1Regression 4372.757 2 2186.378 120.884 .000
Residual 560.684 31 18.087
Total 4933.441 34
a Predictors: (Constant),Faktor Organisasi, Faktor Individu
b Dependent Variable: Kinerja
Kinerja bidan dalam penanganan kasus gawat darurat obstetri dan neonatal
adalah hasil kerja yang dicapai oleh bidan di Puskesmas PONED Kabupaten Lebong.
Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja bidan mengacu kepada tugas
sebanyak 47,1% pada kategori tidak baik. Fenomena rendahnya kinerja bidan
kegiatan pembinaan peran serta masyarakat (35,2%) dan tidak pernah melakukan
(35,2%).
pertolongan persalinan dukun, register kohort ibu dan register kohort bayi. Register-
register ini memuat informasi tentang semua persalinan di wilayah kerja yang
dilakukan oleh Bidan di Desa. Sistem informasi lain adalah PWS-KIA (Pemantauan
Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak) yang merupakan alat pemantauan
kebidanan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang
telah ditetapkan. Oleh karena itu para bidan, agar dapat memberikan pelayanan yang
bermutu sesuai kompetensi yang dimiliki serta wewenang yang diberikan, hendaknya
selalu berpedoman pada standar pelayanan kebidanan yang ada, selain adanya
dukungan sarana dan prasarana yang memadai, karena dalam pelayanan kesehatan
sumber daya kesehatan dan ketersediaan sarana maupun prasarana merupakan salah
Syarat yang harus dimiliki oleh bidan untuk mampu mencapai kinerja yang
penatalaksanaan awal bila didapatkan komplikasi pada bayi baru lahir. Penolong
persalinan juga harus mampu untuk melakukan rujukan ibu maupun bayi bila
hasil penelitian ini, ditemukan beberapa hal yang menyebabkan rendahnya kinerja
bidan dalam penanganan kasus gawat darurat obstetri dan neonatal andalah: tingkat
pendidikan bidan yang bertugas di Puskesmas PONED yang masih terdapat dengan
adalah tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu dan merata di seluruh wilayah.
neonatal merupakan hal yang cukup kompleks, karena bukan hanya ditentukan oleh
(2002) bahwa faktor yang berhubungan dengan faktor risiko kematian maternal di
oleh faktor–faktor yang berhubungan dengan faktor ibu, faktor status reproduksi,
dengan pelayanan kesehatan, faktor sosial ekonomi dan faktor sosial budaya.
dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu maupun bayi, dan hal ini
menunjukkan kinerja bidan sebagai tenaga penolong persalinan yang rendah. Sesuai
penelitian Pratomo (2003) tentang kematian ibu dan kematian perinatal pada kasus –
karakteristik tenaga kesehatan yang merujuk, cara rujukan, alasan merujuk, diagnosis
terkait dengan kasus kematian maternal. Kematian maternal sebesar 83,3% terjadi
pada kelompok tidak tepat rujukan dan 77,1% kematian perinatal dari kelompok tidak
tepat rujukan. Demikian juga penelitian Latuamury (2001) tentang hubungan antara
maternal.
adanya kesenjangan kinerja yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan bagi ibu
hamil dan bersalin. Kolaborasi tersebut di atas, kemudian merancang suatu pelatihan
klinik yang diharapkan mampu untuk memperbaiki kinerja petugas pelaksana dan
bekerja sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan pelatihan ini adalah
komplikasi obstetrik yang dapat mengancam keselamatan ibu hamil atau bersalin,
bidan di Puskesmas PONED Kabupaten Lebong. Hal ini memberikan arti bahwa
semakin baik faktor individu yang ditunjukkan dari peningkatan kemampuan dan
mempunyai kemampuan cukup baik (38,1%) dan kinerja bidan desa cukup baik
bahwa pengalaman baik (40,7%) serta secara statistik faktor pengalaman mempunyai
Sesuai dengan pendapat Timpe (2000) bahwa ada dua dasar atribusi untuk
melihat kinerja dalam suatu organisasi, yaitu yang bersifat internal (berhubungan
dengan lingkungan kerja). Faktor internal dalam hal ini adalah kemampuan dan
menentukan jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam periode waktu tertentu
eklamsia merupakan keadaan gawat karena dapat mengakibatkan kematian ibu dan
janin. Preeklamsia ringan dapat mudah berubah menjadi preeklamsia berat, dan
preeklamsia adalah tekanan darah yang tinggi, ditemukannya protein dalam urin dan
kasus, keadaan tetap ringan sepanjang kehamilan, akan tetapi pada kasus yang lain,
dengan meningkatnya tekanan darah dan jumlah protein urin, keadaan dapat menjadi
berat. Terjadi nyeri kepala, muntah, gangguan penglihatan, dan kemudian anuria.
Pada stadium akhir dan paling berat terjadi eklamsia, pasien akan mengalami kejang.
secara cepat, akan terjadi kehilangan kesadaran dan kematian maternal karena
kegagalan jantung, kegagalan ginjal, kegagalan hati atau perdarahan otak. Hal ini
preeklamsia dan eklamsia adalah nullipara, usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih
dari 35 tahun, status ekonomi kurang, kehamilan kembar, diabetes melitus, hipertensi
Untuk itu diperlukan tenaga profesional yang dapat secara cepat mengenali adanya
komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan sekaligus melakukan penanganan
tepat waktu untuk menyelamatkan jiwa ibu. Angka kematian maternal akan dapat
diturunkan secara adekuat apabila 15% kelahiran ditangani oleh dokter dan 85%
ditangani oleh bidan. Rasio ini paling efektif bila bidan dapat menangani persalinan
normal, dan dapat secara efektif merujuk 15% persalinan yang mengalami komplikasi
kepada dokter. Tenaga penolong persalinan yang terlatih merupakan salah satu teknik
bukti telah menunjukkan bahwa penanganan persalinan oleh dokter, bidan dan
hanya 58% dari seluruh persalinan yang ditolong oleh tenaga yang terlatih.
53% wanita melahirkan dengan pertolongan tenaga kesehatan (bidan atau dokter) dan
hanya 40% yang melahirkan di rumah sakit atau pusat kesehatan, dan diperkirakan
15% wanita hamil tersebut akan mengalami komplikasi yang mengancam kehidupan,
keadaan tersebut, antara lain adalah kurangnya tenaga yang terlatih dan kurang
pelayanan kesehatan terkait dengan masa kerja di tempat tugasnya. Disebutkan bahwa
seorang bidan dapat menyesuaikan diri dengan kondisi tempat tugasnya serta dengan
dengan kinerja.
rendah, hal ini diindikasikan dari hasil penelitian bahwa deteksi dini ibu hamil dalam
1 tahun hanya dilakukan 3-4 kali (61,8%), jenis kasus kegawatdaruratan obstetri yang
sering ditangani adalah jenis kegawatdaruratan dengan tingkat kesulitan yang sedang
yaitu perdarahan (82.4%), serta kasus kegawat daruratan neonatal juga sebagian besar
menyatakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja individu adalah
pengalaman, apabila pengalaman individu makin banyak maka akan semakin tinggi
bekerja, itu berarti bahwa individu tersebut selalu memetik pelajaran dari keseluruhan
perjalanan kerja atau karier sehingga akan semakin berkurang jumlah kesalahan yang
menerus dalam waktu yang cukup lama dapat meningkatkan kedewasaan teknisnya.
Dalam artian akan semakin berkurang jumlah kesalahan yang dilakukannya, asumsi
yang sama berlaku untuk semua jenis pekerjaan. Hal ini dikarenakan salah satu
kelebihan dari sifat manusia dibandingkan dengan mahluk lain adalah kemampuan
belajar dari pengalaman yang telah didapat terutama didalam pengalaman yang
turut membentuk perilaku dan kepribadian orang yang bersangkutan dalam kehidupan
dengan cara menghubungkan obyek tersebut dengan pengalaman lain dimana anda
hal yang sangat penting, semakin banyak pengalaman yang diperoleh semakin mudah
sangat bergantung kepada sejauh mana pengalaman bidan desa dalam memberikan
pelayanan. Berapa jumlah partus yang pernah ditolong, bagaimana mutu pertolongan
yang dilakukan bidan, apakah bidan bisa menolong persalinan dengan penyulit atau
apakah bidan dapat menolong persalinan pada kondisi ibu melahirkan dengan resiko
dan apakah bidan dapat dengan cepat melakukan tindakan rujukan apabila diperlukan.
semakin baik faktor individu yang ditunjukkan dari peningkatan imbalan dan
Lebong sebagaimana terlihat dari hasil penelitian bahwa sebagian besar menyatakan
jarang dan tidak pernah diberikan. Hal tersebut menunjukkan sistem pemberian
beberapa poin penting yang perlu diperhatikan yaitu : imbalan disesuaikan dengan
beban kerja, pangkat dan golongan serta sesuai masa kerja (pernyataan nomor 1,2 dan
3) serta waktu/tanggal pemberian imbalan tepat sesuai dengan waktu yang telah
hasil kegiatan kinerja dalam pertolongan persalinan tidak sesuai target (84,4%).
adalah penghargaan/imbalan.
sebagaimana terlihat dari hasil penelitian bahwa sebagian besar menyatakan tidak
bidan puskesmas masih perlu diintensifkan. Beberapa poin penting yang perlu
Sesuai penelitian Subowo (2008) bahwa persoalan yang sering muncul dalam
desentralisasi kesehatan ini antara lain lemahnya kualitas sumberdaya manusia serta
tidak memadai, sistem logistik, informasi manajemen dan mekanisme jaminan mutu
pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang
diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya. Adapun
sederhana dapat diuraikan sebagai berikut: 1) tujuan utama supervisi ialah untuk
supervisi harus edukatif dan suportif, bukan otoriter, 3) supervisi harus dilakukan
secara teratur dan berkala, 4) terjalin kerja sama yang baik antara “atasan” dan
perkembangan.
perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total. Hal ini
menunjukkan bahwa tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu petugas
semata, melainkan juga untuk membina pertumbuhan profesi dalam arti luas,
maternal dan neonatal dasar berkualitas harus sejalan dengan program atau kebijakan
“Empat Pilar Safe Motherhood (Four Pilars of Safe Motherhood)” yang meliputi:
sebagai pilar kedua, Persalinan yang aman sebagai pilar ketiga, dan Cakupan
kritis adalah tersedianya tenaga penolong persalinan yang terlatih. Agar tenaga
penolong yang terlatih tersebut (dokter atau bidan) dapat memberikan pelayanan yang
bermutu, maka diperlukan adanya Standar pelayanan, karena dengan standar para
petugas kesehatan mengetahui kinerja apa yang diharapkan dari mereka, apa yang
harus mereka lakukan pada setiap tingkat pelayanan, serta kompetensi apa yang
diberikan dengan cara dan oleh tenaga kesehatan yang tepat. Standar pelayanan juga
berguna dalam penerapan norma dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai
masyarakat, karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan
dengan dasar yang jelas, dengan adanya standar pelayanan, yang dapat dibandingkan
pedoman dan peraturan pusat. Sementara bantuan pendanaan untuk program spesifik
dan proyek-proyek yang berasal dari pemerintah pusat tetap tersedia, anggaran
terbesar yang diperlukan untuk penanaman modal dan biaya rutin dalam era
implikasi negatif bagi kabupaten/kota yang miskin, daerah yang telah kehabisan
sumberdaya dan dimana kesehatan, khususnya kesehatan maternal dan neonatal tidak
suatu kendala.
meningkatkan kesehatan ibu dan anak, masalah-masalah yang telah dibahas di atas
dapat menjadi tantangan bagi pelaksanaan program kesehatan maternal dan neonatal.
Bidan Desa dan Pustu sebagai satelit dari Puskesmas memiliki beberapa petugas
paramedis, yang memberikan pelayanan maternal dan neonatal dasar yaitu pelayanan
selama kehamilan, persalinan dan nifas, maupun pertolongan obstetri pertama baik di
Emergensi Dasar (PONED). Bidan di Desa mendapat Bidan Kit dengan peralatan,
obat-obatan dan bahan-bahan untuk pelayanan maternal dan neonatal. Persediaan dan
puskesmas Dokter umum dan Bidan Puskesmas melakukan supervisi terhadap Bidan
kabupaten/kota.
Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Semua Rumah Sakit
Komprehensif (PONEK).
angka kematian maternal pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis ‘empat
pilar safe motherhood’. Mengingat sekitar 90% kematian maternal terjadi di sekitar
persalinan dan kira–kira 95% penyebab kematian ibu adalah komplikasi obstetri yang
persalinan ditolong atau minimal didampingi oleh bidan, dan pelayanan obstetri
Dasar (PONED), yang didukung RS Kabupaten sebagai fasilitas rujukan utama yang
24 jam sehingga tercipta jaringan pelayanan obstetri yang mantap dengan bidan desa
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
dan neonatal oleh bidan di puskesmas PONED Kabupaten Lebong sesuai yang
diharapkan, disarankan :
Diploma 3 Kebidanan.
neonatal melalui :
pelayanan PONED.
3. Bidan Koordinator serta Pengelola Program KIA Dinas Kabupaten Lebong supaya
sekali ke puskesmas PONED sebagai upaya evaluasi dan pembinaan bagi bidan.
Baron, Robert A. dan Don Byrne. 1997. Social Psychology: Understanding Human
Interaction. 5th ed. Boston: Allyn dan Bacon
De Cheney AH, Nathaan L. 2003. Current Obstetric and Gynecologic Diagnosis and
Treatment. 9th edition. Mc. Graw – Hill, Inc.
______, 1998. Modul Safe Motherhood. (kerjasama Depkes RI-WHO dan FKM UI,
Jakarta.
______, 2004. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, Edisi Baru dengan
Resusitasi, Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi bekerja
______, 2004. Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar, Buku Acuan,
Edisi Revisi, Jakarta.
______, 2005. Rencana Strategis Departemen Kesehatan Tahun 2005 – 2009, Jakarta
______, 2006. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas, Jakarta.
Gibson, J.l. J.M lvanicevic,.dan J H. Donnelly, Jr. 1996. Organisasi dan Manajemen
Perilaku: Struktur Struktur dan Proses (terjemahan Djarkasih). Erlangga.
Jakarta.
Gibson, JL., Ivancevich, JM., Donnelly, JH., 1997. Organisasi: Perilaku Struktur
Proses, Edisi 5, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hanafiah, Jusuf M., 2008. Etika Kedokteran dan Ajaran Islam, Penerbit Pustaka
Bangsa Press, Medan.
Ikatan Bidan Indonesia, 2007. Bidan Menyongsong Masa Depan, 50 Tahun IBI, IBI
Jakarta.
Ilyas, Yaslis, 2002. Kinerja, Teori, Penilaian dan Penelitian. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta.
PP IBI. 2001. Bidan Menyongsong Masa Depan, 50 Tahun IBI, IBI Jakarta.
Pratomo J. 2003 Kematian Ibu dan Kematian Perinatal pada Kasus-Kasus Rujukan
Obstetri di RSUP dr. Kariadi Semarang. Bagian Kebidanan dan Kandungan
FK UNDIP / RSUP dr. Kariadi Semarang.
Prawirohardjo, Sarwono, 2004. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga, Yayasan Bina Pustaka
Rivai V, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke
Praktik, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Robbins, S.P., 2002. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi dan Aplikasi. (Jilid 1
dan 2) Edisi bahasa Indonesia. Alih bahasa: Pujaatmaka, H.PT Prenhallindo,
Jakarta.
Saifuddin, AB. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Setiawan, Wawan. 2007. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan
di Desa dalam Pertolongan Persalinan di Kabupaten Tasikmalaya. Program
Pasca Sarjana. Universitas Diponegoro Semarang
Siagian, Sondang, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta
Simamora, Henry, 2004. Manajemen Sumber daya Manusia, Edisi III, STIE YPKN,
Yogyakarta.
Tim Kajian AKI-AKA, Depkes RI. 2004. Kajian Kematian Ibu dan Anak di
Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.
______, 2004. Research Study And Impacts. Maternal Mortality Update 2004,
Delivery Into Good Hands. New York, UNFPA.
KUESIONER PENELITIAN
Pengaruh Faktor Individu dan Organisasi terhadap Kinerja Bidan Puskesmas
Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED)
di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu
A. DATA RESPONDEN
Nomor Responden : .................................................................
Status Perkawinan : a. Kawin b. Belum kawin
Pendidikan : a. Bidan C b. Bidan D.1 c. Bidan D.3 d. Bidan D.4
Masa Kerja : ........................................................ tahun
Tempat Tinggal : ................................................................
Wilayah Kerja : ................................................................
B. Faktor Individu
Petunjuk :
Peneliti menanyakan kepada setiap bidan Puskesmas PONED, apakah
melaksanakan setiap tahapan kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal.
Jawaban setiap pertanyaan di tulis pada kolom jawaban sesuai dengan jawaban
yang diberikan responden.
(a) Kemampuan
(b) Pengalaman
Petunjuk :
Peneliti menanyakan kepada setiap bidan Puskesmas PONED tentang apa yang
dialami bidan selama ini dalam penanganan kasus kegawatdaruratan persalinan.
Peneliti memberikan tanda contreng (√) pada kolom jawaban sesuai dengan jawaban
yang diberikan oleh setiap responden.
1. Berapa kali Ibu melakukan deteksi dini ibu hamil di wilayah kerja pada pasien
yang mempunyai risiko tinggi dalam 1 (satu) tahun terakhir ini ?
a 1-2 kali
b 3-4 kali
c > 4 kali
2. Dalam satu tahun terakhir, berapa kasus kegawatdaruratan obstetri yang saudari
tangan?
a 1-2 orang
b 3-4 orang
c > 4 orang
3. Kasus-kasus kegawatdaruratan obstetri apa saja yang sering saudari tangani?
a Infeksi
b Pendarahan
c Eklampsia dan komplikasi abortus
B. Faktor Organisasi
a.Imbalan
Petunjuk :
Peneliti membacakan ”pernyataan” tentang imbalan kepada setiap bidan Puskesmas
PONED serta meminta bidan untuk memberikan jawaban dari setiap pernyataan
sesuai dengan alternatif jawaban yang ada. Peneliti memberikan tanda contreng (√)
pada kolom jawaban sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh setiap responden
Sl Sr KD Jr TP
No Pernyataan
5 4 3 2 1
b. Supervisi
Petunjuk :
Peneliti membacakan ”pernyataan” tentang supervisi kepada setiap bidan Puskesmas
PONED serta meminta bidan untuk memberikan jawaban dari setiap pernyataan
sesuai dengan alternatif jawaban yang ada. Peneliti memberikan tanda contreng (√)
pada kolom jawaban sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh setiap responden
Alternatif jawaban tentang supervisi sebagai berikut :
SS = Sangat Sering dilakukan
S = Sering dilakukan
K = Kadang-kadang dilakukan
HT = Hampir tidak pernah dilakukan
TP = Tidak Pernah dilakukan
No Pertanyaan SS S K HT TP
1 Supervisi secara rutin ke Puskesmas PONED
Supervisor memberikan pembinaan pada kegiatan
2 supervisi
3 Pelaksanaan supervisi meningkatkan motivasi dalam
melaksanakan tugas sebagai bidan Puskesmas
PONED
4 Supervisor memeriksa dokumentasi pelaporan bidan
Puskesmas PONED
5 Menjelaskan secara terbuka masalah yang dihadapai
di Puskesmas PONED kepada supervisor
C. Kinerja Bidan
Petunjuk :
Peneliti membacakan ”pernyataan” tentang kinerja kepada setiap bidan Puskesmas
PONED serta meminta bidan untuk memberikan jawaban dari setiap pernyataan
sesuai dengan alternatif jawaban yang ada. Peneliti memberikan tanda contreng (√)
pada kolom jawaban sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh setiap responden
No Pernyataan SS S K HT TP
1. Saya melakukan deteksi dini ibu risiko tinggi sesuai
dengan pedoman PONED
2. Dalam menangani kasus kegawatdaruratan, saya
melakukan anamnesa, pemeriksaan dan melakukan
tindakan
3. Saya melakukan persetujuan tindakan medik sebelum
menangani pasien.
4. Saya melakukan pencatatan partograf untuk mengetahui
kemajuan persalinan dan keadaan ibu.
5. Saya mengidentifikasi kasus sesuai dengan hasil
a. Kemampuan
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 40
Alpha = .9954
Reliability Coefficients
Alpha = .8560
c. Imbalan
Reliability Coefficients
Alpha = .9426
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 10
Alpha = .9479
e. Kinerja Bidan
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 18
Alpha = .9156
Frequencies
Status Perkawinan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Belum kawin 25 73.5 73.5 73.5
Kawin 9 26.5 26.5 100.0
Total 34 100.0 100.0
Tempat Tinggal
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Luar Puskesmas 14 41.2 41.2 41.2
Puskesmas 20 58.8 58.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
Wilayah Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Puskesmas Muara Aman 11 32.4 32.4 32.4
Puskesmas Tes 23 67.6 67.6 100.0
Total 34 100.0 100.0
EKLAM1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hampir Tidak Pernah
3 8.8 8.8 8.8
Dilakukan
Kadang-kadang
8 23.5 23.5 32.4
Dilakukan
Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 35.3
Sangat Sering Dilakukan 22 64.7 64.7 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 13 38.2 38.2 38.2
Hampir Tidak Pernah
13 38.2 38.2 76.5
Dilakukan
Kadang-kadang
4 11.8 11.8 88.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 91.2
Sangat Sering Dilakukan 3 8.8 8.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
EKLAM3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hampir Tidak Pernah
11 32.4 32.4 32.4
Dilakukan
Kadang-kadang
19 55.9 55.9 88.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 94.1
Sangat Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
EKLAM4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hampir Tidak Pernah
13 38.2 38.2 38.2
Dilakukan
Kadang-kadang
17 50.0 50.0 88.2
Dilakukan
Sangat Sering Dilakukan 4 11.8 11.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
13 38.2 38.2 41.2
Dilakukan
Kadang-kadang
15 44.1 44.1 85.3
Dilakukan
Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 91.2
Sangat Sering Dilakukan 3 8.8 8.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
EKLAM6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
12 35.3 35.3 38.2
Dilakukan
Kadang-kadang
17 50.0 50.0 88.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 94.1
Sangat Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
EKLAM7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
14 41.2 41.2 44.1
Dilakukan
Kadang-kadang
16 47.1 47.1 91.2
Dilakukan
Sangat Sering Dilakukan 3 8.8 8.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hampir Tidak Pernah
14 41.2 41.2 41.2
Dilakukan
Kadang-kadang
17 50.0 50.0 91.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 94.1
Sangat Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
EKLAM9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
14 41.2 41.2 44.1
Dilakukan
Kadang-kadang
15 44.1 44.1 88.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 3 8.8 8.8 97.1
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
EKLAM10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
12 35.3 35.3 38.2
Dilakukan
Kadang-kadang
19 55.9 55.9 94.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hampir Tidak Pernah
9 26.5 26.5 26.5
Dilakukan
Kadang-kadang
23 67.6 67.6 94.1
Dilakukan
Sangat Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
EKLAM12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 28 82.4 82.4 82.4
Hampir Tidak Pernah
3 8.8 8.8 91.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 3 8.8 8.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
EKLAM13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 28 82.4 82.4 82.4
Hampir Tidak Pernah
3 8.8 8.8 91.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 97.1
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
EKLAM14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 29 85.3 85.3 85.3
Hampir Tidak Pernah
3 8.8 8.8 94.1
Dilakukan
Kadang-kadang
1 2.9 2.9 97.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 8 23.5 23.5 23.5
Hampir Tidak Pernah
4 11.8 11.8 35.3
Dilakukan
Kadang-kadang
5 14.7 14.7 50.0
Dilakukan
Sering Dilakukan 17 50.0 50.0 100.0
Total 34 100.0 100.0
DISTOS2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 6 17.6 17.6 17.6
Hampir Tidak Pernah
7 20.6 20.6 38.2
Dilakukan
Kadang-kadang
4 11.8 11.8 50.0
Dilakukan
Sering Dilakukan 17 50.0 50.0 100.0
Total 34 100.0 100.0
DISTOS3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
10 29.4 29.4 32.4
Dilakukan
Kadang-kadang
22 64.7 64.7 97.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
DISTOS4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
11 32.4 32.4 35.3
Dilakukan
Kadang-kadang
22 64.7 64.7 100.0
Dilakukan
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
14 41.2 41.2 44.1
Dilakukan
Kadang-kadang
17 50.0 50.0 94.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
DISTOS6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hampir Tidak Pernah
11 32.4 32.4 32.4
Dilakukan
Kadang-kadang
21 61.8 61.8 94.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 97.1
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
DISTOS7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hampir Tidak Pernah
15 44.1 44.1 44.1
Dilakukan
Kadang-kadang
15 44.1 44.1 88.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 3 8.8 8.8 97.1
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hampir Tidak Pernah
13 38.2 38.2 38.2
Dilakukan
Kadang-kadang
18 52.9 52.9 91.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 94.1
Sangat Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
DISTOS9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hampir Tidak Pernah
14 41.2 41.2 41.2
Dilakukan
Kadang-kadang
16 47.1 47.1 88.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 91.2
Sangat Sering Dilakukan 3 8.8 8.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
DISTOS10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hampir Tidak Pernah
16 47.1 47.1 47.1
Dilakukan
Kadang-kadang
13 38.2 38.2 85.3
Dilakukan
Sering Dilakukan 3 8.8 8.8 94.1
Sangat Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hampir Tidak Pernah
12 35.3 35.3 35.3
Dilakukan
Kadang-kadang
18 52.9 52.9 88.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 94.1
Sangat Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
DISTOS12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 5 14.7 14.7 14.7
Hampir Tidak Pernah
14 41.2 41.2 55.9
Dilakukan
Kadang-kadang
10 29.4 29.4 85.3
Dilakukan
Sering Dilakukan 4 11.8 11.8 97.1
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
DISTOS13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
19 55.9 55.9 58.8
Dilakukan
Kadang-kadang
13 38.2 38.2 97.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
13 38.2 38.2 41.2
Dilakukan
Kadang-kadang
15 44.1 44.1 85.3
Dilakukan
Sering Dilakukan 3 8.8 8.8 94.1
Sangat Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
PLASEN2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hampir Tidak Pernah
14 41.2 41.2 41.2
Dilakukan
Kadang-kadang
18 52.9 52.9 94.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 97.1
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
PLASEN3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hampir Tidak Pernah
15 44.1 44.1 44.1
Dilakukan
Kadang-kadang
14 41.2 41.2 85.3
Dilakukan
Sering Dilakukan 4 11.8 11.8 97.1
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hampir Tidak
15 44.1 44.1 44.1
Pernah Dilakukan
Kadang-kadang
17 50.0 50.0 94.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
PLASEN5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
13 38.2 38.2 41.2
Dilakukan
Kadang-kadang
18 52.9 52.9 94.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 97.1
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
PLASEN6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 2 5.9 5.9 5.9
Hampir Tidak Pernah
12 35.3 35.3 41.2
Dilakukan
Kadang-kadang
17 50.0 50.0 91.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 97.1
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
14 41.2 41.2 44.1
Dilakukan
Kadang-kadang
15 44.1 44.1 88.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 94.1
Sangat Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
PLASEN8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
13 38.2 38.2 41.2
Dilakukan
Kadang-kadang
17 50.0 50.0 91.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 94.1
Sangat Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
PLASEN9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 3 8.8 8.8 8.8
Hampir Tidak Pernah
11 32.4 32.4 41.2
Dilakukan
Kadang-kadang
19 55.9 55.9 97.1
Dilakukan
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hampir Tidak Pernah
14 41.2 41.2 41.2
Dilakukan
Kadang-kadang
17 50.0 50.0 91.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 97.1
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
PLASEN11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
13 38.2 38.2 41.2
Dilakukan
Kadang-kadang
18 52.9 52.9 94.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 97.1
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
PLASEN14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
8 23.5 23.5 26.5
Dilakukan
Kadang-kadang
7 20.6 20.6 47.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 52.9
Sangat Sering Dilakukan 16 47.1 47.1 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hampir Tidak Pernah
10 29.4 29.4 29.4
Dilakukan
Kadang-kadang
5 14.7 14.7 44.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 3 8.8 8.8 52.9
Sangat Sering Dilakukan 16 47.1 47.1 100.0
Total 34 100.0 100.0
PLASEN12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hampir Tidak Pernah
10 29.4 29.4 29.4
Dilakukan
Kadang-kadang
5 14.7 14.7 44.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 47.1
Sangat Sering Dilakukan 18 52.9 52.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
ALAM1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3-4 kali 10 29.4 29.4 29.4
> 4 kali 24 70.6 70.6 100.0
Total 34 100.0 100.0
ALAM2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3-4 kali 11 32.4 32.4 32.4
> 4 kali 23 67.6 67.6 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Gangguan pernafasan 28 82.4 82.4 82.4
Preamaturias 6 17.6 17.6 100.0
Total 34 100.0 100.0
ALAM4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3-4 orang 21 61.8 61.8 61.8
> 4 orang 13 38.2 38.2 100.0
Total 34 100.0 100.0
ALAM5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3-4 kali 11 32.4 32.4 32.4
> 4 kali 23 67.6 67.6 100.0
Total 34 100.0 100.0
ALAM6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3-4 kali 11 32.4 32.4 32.4
> 4 kali 23 67.6 67.6 100.0
Total 34 100.0 100.0
ALAM7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perdarahan 28 82.4 82.4 82.4
Eklamsia dan
6 17.6 17.6 100.0
Komplikasi Abortus
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Eklamsia dan
17 50.0 50.0 50.0
Komplikasi Abortus
Infeksi 17 50.0 50.0 100.0
Total 34 100.0 100.0
IMBAL1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat tidak setuju 1 2.9 2.9 2.9
Tidak setuju 20 58.8 58.8 61.8
Ragu-ragu 10 29.4 29.4 91.2
Setuju 1 2.9 2.9 94.1
Sangat Setuju 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
IMBAL2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat tidak setuju 1 2.9 2.9 2.9
Tidak setuju 14 41.2 41.2 44.1
Ragu-ragu 16 47.1 47.1 91.2
Sangat Setuju 3 8.8 8.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
IMBAL3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat tidak setuju 1 2.9 2.9 2.9
Tidak setuju 8 23.5 23.5 26.5
Ragu-ragu 7 20.6 20.6 47.1
Setuju 2 5.9 5.9 52.9
Sangat Setuju 16 47.1 47.1 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak setuju 10 29.4 29.4 29.4
Ragu-ragu 5 14.7 14.7 44.1
Setuju 3 8.8 8.8 52.9
Sangat Setuju 16 47.1 47.1 100.0
Total 34 100.0 100.0
IMBAL5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat tidak setuju 28 82.4 82.4 82.4
Tidak setuju 6 17.6 17.6 100.0
Total 34 100.0 100.0
IMBAL6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat tidak setuju 30 88.2 88.2 88.2
Tidak setuju 2 5.9 5.9 94.1
Ragu-ragu 1 2.9 2.9 97.1
Setuju 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
IMBAL7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat tidak setuju 2 5.9 5.9 5.9
Tidak setuju 13 38.2 38.2 44.1
Ragu-ragu 16 47.1 47.1 91.2
Setuju 1 2.9 2.9 94.1
Sangat Setuju 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat tidak setuju 1 2.9 2.9 2.9
Tidak setuju 14 41.2 41.2 44.1
Ragu-ragu 16 47.1 47.1 91.2
Sangat Setuju 3 8.8 8.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
IMBAL9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat tidak setuju 2 5.9 5.9 5.9
Tidak setuju 13 38.2 38.2 44.1
Ragu-ragu 17 50.0 50.0 94.1
Sangat Setuju 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
IMBAL10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat tidak setuju 1 2.9 2.9 2.9
Tidak setuju 13 38.2 38.2 41.2
Ragu-ragu 17 50.0 50.0 91.2
Setuju 1 2.9 2.9 94.1
Sangat Setuju 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
SUPER1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 20 58.8 58.8 58.8
Hampir Tidak Pernah
8 23.5 23.5 82.4
Dilakukan
Kadang-kadang
1 2.9 2.9 85.3
Dilakukan
Sering Dilakukan 3 8.8 8.8 94.1
Sangat Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 21 61.8 61.8 61.8
Hampir Tidak Pernah
7 20.6 20.6 82.4
Dilakukan
Kadang-kadang
1 2.9 2.9 85.3
Dilakukan
Sering Dilakukan 5 14.7 14.7 100.0
Total 34 100.0 100.0
SUPER3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 4 11.8 11.8 11.8
Hampir Tidak Pernah
25 73.5 73.5 85.3
Dilakukan
Sering Dilakukan 3 8.8 8.8 94.1
Sangat Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
SUPER4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 24 70.6 70.6 70.6
Hampir Tidak Pernah
8 23.5 23.5 94.1
Dilakukan
Kadang-kadang
1 2.9 2.9 97.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
SUPER5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 23 67.6 67.6 67.6
Hampir Tidak Pernah
7 20.6 20.6 88.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 3 8.8 8.8 97.1
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 16 47.1 47.1 47.1
Hampir Tidak Pernah
12 35.3 35.3 82.4
Dilakukan
Kadang-kadang
1 2.9 2.9 85.3
Dilakukan
Sering Dilakukan 4 11.8 11.8 97.1
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
SUPER7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 27 79.4 79.4 79.4
Hampir Tidak Pernah
3 8.8 8.8 88.2
Dilakukan
Kadang-kadang
3 8.8 8.8 97.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
SUPER8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 23 67.6 67.6 67.6
Hampir Tidak Pernah
8 23.5 23.5 91.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 3 8.8 8.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 14 41.2 41.2 41.2
Hampir Tidak Pernah
13 38.2 38.2 79.4
Dilakukan
Kadang-kadang
2 5.9 5.9 85.3
Dilakukan
Sering Dilakukan 4 11.8 11.8 97.1
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
SUPER10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 12 35.3 35.3 35.3
Hampir Tidak Pernah
19 55.9 55.9 91.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 3 8.8 8.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
KINERJA1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 10 29.4 29.4 29.4
Hampir Tidak Pernah
20 58.8 58.8 88.2
Dilakukan
Kadang-kadang
1 2.9 2.9 91.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 97.1
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hampir Tidak Pernah
9 26.5 26.5 26.5
Dilakukan
Kadang-kadang
7 20.6 20.6 47.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 16 47.1 47.1 94.1
Sangat Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
KINERJA3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 11 32.4 32.4 32.4
Hampir Tidak Pernah
17 50.0 50.0 82.4
Dilakukan
Kadang-kadang
2 5.9 5.9 88.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 91.2
Sangat Sering Dilakukan 3 8.8 8.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
KINERJA4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 12 35.3 35.3 35.3
Hampir Tidak Pernah
19 55.9 55.9 91.2
Dilakukan
Kadang-kadang
1 2.9 2.9 94.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 97.1
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
9 26.5 26.5 29.4
Dilakukan
Kadang-kadang
6 17.6 17.6 47.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 18 52.9 52.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
KINERJA6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
7 20.6 20.6 23.5
Dilakukan
Kadang-kadang
8 23.5 23.5 47.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 17 50.0 50.0 97.1
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
KINERJA7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
11 32.4 32.4 35.3
Dilakukan
Kadang-kadang
4 11.8 11.8 47.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 18 52.9 52.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
9 26.5 26.5 29.4
Dilakukan
Kadang-kadang
6 17.6 17.6 47.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 18 52.9 52.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
KINERJA9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 5 14.7 14.7 14.7
Hampir Tidak Pernah
23 67.6 67.6 82.4
Dilakukan
Kadang-kadang
2 5.9 5.9 88.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 4 11.8 11.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
KINERJ10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 9 26.5 26.5 26.5
Hampir Tidak Pernah
18 52.9 52.9 79.4
Dilakukan
Kadang-kadang
3 8.8 8.8 88.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 4 11.8 11.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
11 32.4 32.4 35.3
Dilakukan
Kadang-kadang
4 11.8 11.8 47.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 17 50.0 50.0 97.1
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
KINERJ12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 10 29.4 29.4 29.4
Hampir Tidak Pernah
18 52.9 52.9 82.4
Dilakukan
Kadang-kadang
1 2.9 2.9 85.3
Dilakukan
Sering Dilakukan 3 8.8 8.8 94.1
Sangat Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
KINERJ13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
12 35.3 35.3 38.2
Dilakukan
Kadang-kadang
3 8.8 8.8 47.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 18 52.9 52.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hampir Tidak
9 26.5 26.5 26.5
Pernah Dilakukan
Kadang-kadang
7 20.6 20.6 47.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 18 52.9 52.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
KINERJ15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 1 2.9 2.9 2.9
Hampir Tidak Pernah
10 29.4 29.4 32.4
Dilakukan
Kadang-kadang
21 61.8 61.8 94.1
Dilakukan
Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
KINERJ16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 13 38.2 38.2 38.2
Hampir Tidak Pernah
15 44.1 44.1 82.4
Dilakukan
Kadang-kadang
3 8.8 8.8 91.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 97.1
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 12 35.3 35.3 35.3
Hampir Tidak Pernah
18 52.9 52.9 88.2
Dilakukan
Kadang-kadang
1 2.9 2.9 91.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 97.1
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
KINERJ18
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah Dilakukan 9 26.5 26.5 26.5
Hampir Tidak Pernah
21 61.8 61.8 88.2
Dilakukan
Kadang-kadang
1 2.9 2.9 91.2
Dilakukan
Sering Dilakukan 2 5.9 5.9 97.1
Sangat Sering Dilakukan 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
MAMPUK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 14 41.2 41.2 41.2
Sedang 17 50.0 50.0 91.2
Tinggi 3 8.8 8.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
ALAMK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sedang 23 67.6 67.6 67.6
Tinggi 11 32.4 32.4 100.0
Total 34 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 15 44.1 44.1 44.1
Sedang 16 47.1 47.1 91.2
Tinggi 3 8.8 8.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
supervisi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Baik 27 79.4 79.4 79.4
Cukup Baik 7 20.6 20.6 100.0
Total 34 100.0 100.0
imbalan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Baik 19 55.9 55.9 55.9
Cukup Baik 12 35.3 35.3 91.2
Baik 3 8.8 8.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
Faktor Organisasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Baik 26 76.5 76.5 76.5
Cukup Baik 6 17.6 17.6 94.1
Baik 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
Kinerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Baik 16 47.1 47.1 47.1
Cukup Baik 15 44.1 44.1 91.2
Baik 3 8.8 8.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
Kinerja
Tidak Baik Cukup Baik Baik Total
Faktor Rendah Count 15 0 0 15
Individu Expected Count 7.1 6.6 1.3 15.0
% within Faktor Individu 100.0% .0% .0% 100.0%
Sedang Count 1 14 1 16
Expected Count 7.5 7.1 1.4 16.0
% within Faktor Individu 6.3% 87.5% 6.3% 100.0%
Tinggi Count 0 1 2 3
Expected Count 1.4 1.3 .3 3.0
% within Faktor Individu .0% 33.3% 66.7% 100.0%
Total Count 16 15 3 34
Expected Count 16.0 15.0 3.0 34.0
% within Faktor Individu 47.1% 44.1% 8.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 42.349a 4 .000
Likelihood Ratio 44.588 4 .000
Linear-by-Linear
26.325 1 .000
Association
N of Valid Cases 34
a. 5 cells (55.6%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is .26.
Kinerja
Tidak Baik Cukup Baik Baik Total
Faktor Tidak Baik Count 16 10 0 26
Organisasi Expected Count 12.2 11.5 2.3 26.0
% within Faktor
61.5% 38.5% .0% 100.0%
Organisasi
Cukup Baik Count 0 5 1 6
Expected Count 2.8 2.6 .5 6.0
% within Faktor
.0% 83.3% 16.7% 100.0%
Organisasi
Baik Count 0 0 2 2
Expected Count .9 .9 .2 2.0
% within Faktor
.0% .0% 100.0% 100.0%
Organisasi
Total Count 16 15 3 34
Expected Count 16.0 15.0 3.0 34.0
% within Faktor
47.1% 44.1% 8.8% 100.0%
Organisasi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 29.641a 4 .000
Likelihood Ratio 23.183 4 .000
Linear-by-Linear
16.560 1 .000
Association
N of Valid Cases 34
a. 7 cells (77.8%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is .18.
Regression
Variables Entered/Removedb
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Faktor
Organisas
. Enter
i, Faktora
Individu
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Kinerja
Model Summary
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4372.757 2 2186.378 120.884 .000a
Residual 560.684 31 18.087
Total 4933.441 33
a. Predictors: (Constant), Faktor Organisasi, Faktor Individu
b. Dependent Variable: Kinerja
Coefficientsa
Standardi
zed
Unstandardized Coefficien
Coefficients ts
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.503 4.287 .584 .564
Faktor Individu .152 .073 .343 2.071 .047
Faktor Organisasi .561 .151 .614 3.710 .001
a. Dependent Variable: Kinerja