Anda di halaman 1dari 115

SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DENGAN


MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS OKA
KECAMATAN LARANTUKA KABUPATEN FLORES TIMUR

OLEH

VERONIKA PLERA EKA PUTRI


1707010311

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DENGAN


MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS OKA
KECAMATAN LARANTUKA KABUPATEN FLORES TIMUR

OLEH :

VERONIKA PLERA EKA PUTRI

1707010311

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Nusa Cendana

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Skripsi ini dengan judul: Hubungan Tingkat Kepuasan Pasien Dengan Mutu
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Oka Kecamatan Larantuka Kabupaten
Flores Timur, atas nama : Veronika Plera Eka Putri, NIM : 1707010311
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Nusa Cendana, telah dipertahankan di depan Tim Penguji Ujian
Skripsi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Nusa Cendana pada tanggal 27 Mei 2022, dan disetujui
untuk diperbanyak sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Muntasir, S.Si.,Apt.,M.Si Drs. Kenjam Yoseph, M.Kes


NIP. 19700816 200012 1 001 NIP. 19590227 198601 1 001

Mengetahui

Dekan Koordinator Program studi


Fakultas Kesehatan Masyarakat Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Nusa Cendana Universitas Nusa Cendana

Dr. Apris A. Adu, S.Pt., M.Kes Mustakim Sahdan, S.KM., M.Kes


NIP. 19760813 200112 1 001 NIP. 19781110 200212 1 001

i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Skripsi ini dengan judul: Hubungan Tingkat Kepuasan Pasien Dengan Mutu
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Oka Kecamatan Larantuka Kabupaten
Flores Timur, atas nama : Veronika Plera Eka Putri, NIM : 1707010311
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Nusa Cendana, telah dipertahankan di depan Tim Penguji Ujian
Skripsi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Nusa Cendana pada tanggal 27 Mei 2022, dan disetujui
untuk diperbanyak sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat.

Tim Penguji

1. Dr. Muntasir, S.Si.,Apt.,M.Si 1. ........................................

2. Drs. Kenjam Yoseph, M.Kes 2. ........................................

3. Dr. Yendris K. Syamruth, S.KM.,M.Kes 3. ........................................

Mengetahui

Dekan Koordinator Program studi


Fakultas Kesehatan Masyarakat Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Nusa Cendana Universitas Nusa Cendana

Dr. Apris A. Adu, S.Pt., M.Kes Mustakim Sahdan, S.KM., M.Kes


NIP. 19760813 200112 1 001 NIP. 19781110 200212 1 001

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini dengan judul “Hubungan Tingkat Kepuasan Pasien Dengan Mutu

Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Oka Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores

Timur”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini melibatkan banyak

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih

kepada Bapak Dr. Muntasir, S.Si.,Apt.,M.Si dan Bapak Drs. Kenjam Yoseph,

M.Kes selaku dosen pembimbing serta Bapak Dr. Yendris K. Syamruth, S.KM.,

M.Kes, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan arahan,koreksi, petunjuk

dan saran hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis juga ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Apris A. Adu, S.Pt., M.Kes sebagai Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Nusa Cendana.

2. Bapak Mustakim Sahdan, S.KM., M.Kes sebagai Koordinator Program Studi

Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM UNDANA.

3. Ibu Indriati A. Tedju Hinga, S.KM.,M.Sc sebagai Dosen Penasihat Akademik

yang sudah membina dan membimbing penulis selama proses perkuliahan.

4. Bapak/Ibu dosen dan staf akademik Fakultas Kesehatan Masyarakat yang

sudah membantu kelancaran dalam perkuliahan.

5. Kepala Puskesmas Oka dan seluruh staf yang telah memberikan izin serta telah

membantu penulis dalam melakukan penelitian.

iii
6. Keluarga tersayang khususnya Bapak Nyoman dan Mama Kartin Kedang serta

seluruh anggota keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikan

motivasi maupun dukungan baik secara moral maupun materil.

7. Seluruh Responden yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.

8. Sahabat-sahabat tersayang Nona, Yola, dan semua teman-teman seperjuangan

angkatan 2017 yang sudah membantu dan mendukung penulis sehingga dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari

berbagai pihak demi penyempurnaan skripsi ini.

Kupang, Mei 2022

Penulis

iv
ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DENGAN MUTU


PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS OKA KECAMATAN
LARANTUKA KABUPATEN FLORES TIMUR
Veronika P. Eka Putri, Muntasir, Yoseph Kenjam. + xiii + 78 + 7 Lampiran

Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Kesehatan menjadi kebutuhan pokok sehingga diperlukan juga fasilitas
pelayanan kesehatan yang bermutu yang dapat menunjang kesehatan masyarakat.
Pusat Kesehatan Masyarakat atau disebut puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Mutu pelayanan kesehatan adalah
pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta
penyelenggara sesuai dengan standar dan kode etik profesi. Penelitian ini
dilakukan di Puskesmas Oka selama satu bulan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan tingkat kepuasan pasien dengan mutu pelayanan
kesehatan di Puskesmas Oka, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross
sectional. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah metode simple random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini sebanyak 91 responden dari jumlah pasien yang berkunjung selama satu bulan,
dan pengambilan data dengan menggunakan wawancara langsung dengan
kuesioner pada pasien yang berkunjung di Puskesmas Oka. Teknik analisis data
yang digunakan adalah metode uji korelasi rank spearman. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dimensi mutu pelayanan
kesehatan dengan kepuasan pasien di Puskesmas Oka.

Kata Kunci : Kepuasan Pasien, Mutu Pelayanan Kesehatan


Daftar Pustaka : 36 (2006-2020).

v
ABSTRACT

The Relationship Of Patient Satisfaction Level With The Quality


Of Health Services In Oka Public Health Center Larantuka Dis-
trict Timur Flores Regency
Veronika P. Eka Putri, Muntasir, Yoseph Kenjam. + xiii + 78 + 7 Appendix

Health is defined as a healthy state, both physically, mentally, spiritually and so-
cially that allows everyone to live socially and economically productive. Health is
a basic need so that quality health service facilities are also needed that can sup-
port public health. Community Health Centers or referred to as public health cen-
ter are health service facilities that carry out public health efforts and first-level
individual health efforts, by prioritizing promotive and preventive efforts, to
achieve the highest degree of public health in their working areas. The quality of
health services is health services that can satisfy every user of health services in
accordance with the level of satisfaction of the average population and providers
in accordance with professional standards and codes of ethics. This research was
conducted at the Oka Health Center for one month. The purpose of this study was
to determine the relationship between the level of patient satisfaction and the qual-
ity of health services at the Oka Health Center, Larantuka District, East Flores
Regency. This study uses a quantitative approach with a cross sectional research
design. The method used for sampling in this study is a simple random sampling
method. The sample used in this study were 91 respondents from the number of
patients who visited for one month, and data were collected using direct inter-
views with questionnaires to patients who visited the Oka Health Center. The data
analysis technique used is the Spearman rank correlation test method. The results
of this study indicate that there is a relationship between the dimensions of health
service quality and patient satisfaction at the Oka Health Center.

Keywords: Patient Satisfaction, Quality Of Health Services


Bibliography : 36 (2006-2020).

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI .................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
ABSTRAK....................................................................................................... v
ABSTRACT ....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH ....................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang…........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 7
1.3 Tujuan .............. ......................................................................................... 7
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................. 7
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 8
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 8
1.4.1 Bagi Puskesmas ............................................................................... 8
1.4.2 Bagi Masyarakat............................................................................... 9
1.4.3 Bagi Peneliti..................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 10
2.1 Tinjauan Konseptual, Landasan Teori dan Kajian ................................... 10
2.1.1 Mutu Pelayanan Kesehatan ............................................................ 10
2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan ……....…........ 11
2.1.3 Standar Pelayanan Kesehatan ......................................................... 12
2.1.4 Dimensi Mutu Pelayanan ............................................................... 14
2.1.5 Kepuasan Pasien ............................................................................ 17
2.1.6 Puskesmas ...................................................................................... 21

vii
2.2 Kerangka Konsep ................................................................................. 26
2.2.1 Kerangka Pikir ............................................................................. 26
2.2.2 Kerangka Hubungan Antar Variabel............................................. 28
2.2.3 Hipotesis Penelitian ….................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 30
3.1 Jenis Dan Rancangan Penelitian........................................................... 30
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian................................................................ 30
3.3 Populasi Dan Sampel............................................................................ 30
3.4 Definisi Operasional.............................................................................. 32
3.5 Jenis, Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data................................. 34
3.6 Teknik Pengolahan, Analisis, Dan Penyajian Data. .............................. 36
3.7 Etika Penelitian....................................................................................... 39
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 41
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian....................................................... 41
4.2 Gambaran Karakteristik Responden...................................................... 43
4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….... 43
4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur............................... 44
4.2.3 karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ....................... 44
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan .......................... 45
4.3 Analisis Univariat ................................................................................... 46
4.4 Analisis Uji Spearman Rank .................................................................. 52

4.4.1 Hubungan Antara Dimensi Tangible (Bukti Langsung) Dengan


Kepuasan Pasien di Puskesmas Oka Tahun 53
2021...............................................................................................

4.4.2 Hubungan Antara Dimensi Reliability (Kehandalan) Dengan


Kepuasan Pasien di Puskesmas Oka Tahun 54
2021...............................................................................................

4.4.3 Hubungan Antara Dimensi Responsiveness (Daya Tanggap)


Dengan Kepuasan Pasien di Puskesmas Oka Tahun 56
2021................................................................................................

viii
4.4.4 Hubungan Antara Dimensi Assurance (Jaminan) Dengan
Kepuasan Pasien di Puskesmas Oka Tahun 57
2021.............................................................................................

4.4.5 Hubungan Antara Dimensi Empathy (Empati) Dengan Kepuasan


59
Pasien di Puskesmas Oka Tahun 2021…………………………...

4.5 Pembahasan……………………………………………………….. 60

4.5.1 Hubungan Dimensi Tangible Dengan Kepuasan


60
Pasien di Puskesmas Oka .............................................................

4.5.2 Hubungan Dimensi Reliability Dengan Kepuasan


62
Pasien di Puskesmas Oka ............................................................

4.5.3 Hubungan Dimensi Responsiveness Dengan Kepuasan


65
Pasien di Puskesmas Oka ............................................................

4.5.4 Hubungan Dimensi Assurance Dengan Kepuasan


67
Pasien di Puskesmas …………………………………………….

4.5.5 Hubungan Dimensi Empathy Dengan Kepuasan Pasien


70
di Puskesmas Oka........................................................................

BAB VPENUTUP........................................................................................... 73
5.1 Simpulan............................................................................................... 73
5.2 Saran..................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 75
LAMPIRAN ................................................................................................... 79

ix
DAFTAR TABEL
Tabel Uraian Halaman
Definisi operasional variabel penelitian di Puskesmas Oka
3.1 30
Larantuka tahun 2021
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin
4.1 41
pada pengunjung Puskesmas Oka tahun 2021
Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur pada
4.2 42
pengunjung Puskesmas Oka tahun 2021
Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat
4.3 43
pendidikan pada pengunjung Puskesmas Oka tahun 2021
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan pada 43
4.4
pengunjung Puskesmas Oka tahun 2021
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan
4.5 Bukti Fisik (Tangible) Terhadap Mutu Pelayanan di 45
Puskesmas Oka, Kecamatan Larantuka
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan
4.6 Kehandalan (Reliability) Terhadap Mutu Pelayanan di 46
Puskesmas Oka, Kecamatan Larantuka
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan Daya
4.7 Tanggap (Responsiveness) Terhadap Mutu Pelayanan di 47
Puskesmas Oka, Kecamatan Larantuka
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan
4.8 Jaminan (Assurance) Terhadap Mutu Pelayanan di 48
Puskesmas Oka, Kecamatan Larantuka
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan
4.9 Empati (Empathy) Terhadap Mutu Pelayanan di Puskesmas 49
Oka, Kecamatan Larantuka
4.10 Interpretasi Koefisien Korelasi 51
Hasil Korelasi Rank Spearman antara Tangible (Bukti
4.11 51
Langsung) dengan Kepuasan Pasien
Hasil Korelasi Rank Spearman antara Reliability
4.12 52
(Kehandalan) dengan Kepuasan Pasien
Hasil Korelasi Rank Spearman antara Responsiveness
4.13 54
(Daya Tanggap) dengan Kepuasan Pasien
Hasil Korelasi Rank Spearman antara Assurance
4.14 55
(Jaminan) dengan Kepuasan Pasien
Hasil Korelasi Rank Spearman antara Empathy (Empati)
4.15 57
dengan Kepuasan Pasien

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar Uraian Halaman


2.2.2 Kerangka Hubungan Antar Variabel 26

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Uraian Halaman


1 Informed Consent dan Kuesioner 76
2 Hasil Uji Rank Spearman 82
3 Master Data 84
4 Sertifikat Kaji Etik 92
5 Surat Ijin Penelitian-Selesai 93
6 Dokumentasi 96
7 Daftar Riwayat Hidup Penulis 99

xii
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

KB = Keluarga Berencana

Permenkes = Peraturan Menteri Kesehatan

Posbindu = Pos Binaan Terpadu

Prolanis = Program Pengelolaan Penyakit Kronis

PTM = Penyakit Tidak Menular

Puskesmas = Pusat Kesehatan Masyarakat

UKBM = Upaya Kesehatan Bersumberdaya Manusia

UKGS = Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

UKK = Upaya Kesehatan Kerja

UKM = Upaya Kesehatan Masyarakat

UKP = Upaya Kesehatan Perorangan

UKS = Usaha Kesehatan Sekolah

xiii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa sekarang ini masih banyak masyarakat mengeluh

tentang mutu pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan termasuk

puskesmas. Kesehatan menjadi kebutuhan pokok sehingga diperlukan juga

fasilitas pelayanan kesehatan yang bermutu yang dapat menunjang

kesehatan masyarakat. Berdasarkan (UU No. 36, 2009), kesehatan

didefinisikan sebagai keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara

sosial dan ekonomis. Salah satu persyaratan dalam pelayanan kesehatan

adalah pelayanan yang bermutu. Suatu barang atau jasa dikatakan mutu

apabila jasa atau barang tersebut memiliki keunggulan atau kelebihan.

Setiap masing-masing orang akan menilai mutu pelayanan kesehatan

berdasarkan standar atau kriteria yang berbeda-beda. Persepsi pasien

terhadap pelayanan kesehatan yang didapatkan dapat mempengaruhi

kualitas mutu pelayanan kesehatan yang diberikan.

Pusat kesehatan masyarakat atauPuskesmas merupakan salah satu fasilitas

penyelenggara pelayanan kesehatan yang banyak dimanfaatkan oleh

masyarakat (Jamal H. M. Arifin et al., 2020). Pusat Kesehatan Masyarakat

atau di sebut puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya


2

promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas merupakan salah satu

unit pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tolak ukur

pembangunan kesehatan serta menjadi bukti keikutsertaan masyarakat.

(Permenkes Nomor 75, 2014)

Puskesmas memiliki tanggung jawab pada wilayah kerja yaitu

kecamatan. Puskesmas memiliki visi yaitu tercapainya kecamatan yang

sehat. Kecamatan yang sehat memiliki cakupan 4 indikator utama, yakni

hubungan yang sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang

bermutu, dan derajat kesehatan penduduk. Untuk mencapai visi tersebut,

puskesmas perlu ditunjang dengan pelayanan kesehatan yang bermutu.

Menurut Alfiana (2019), mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan

kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan

kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta

penyelenggara sesuai dengan standar dan kode etik profesi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2017) menyatakan

persepsi pasien tentang mutu pelayanan dengan tingkat kepuasan pasien

rawat inap puskesmas, hasil penelitian menunjukkan persepsi bukti

langsung dengan p=0,003, kehandalan dengan p=0,010, daya tanggap

dengan p=0,374, jaminan dengan p=0,574, perhatian dengan p=0,746. Ada

hubungan antara persepsi bukti langsung, persepsi kehandalan dengan

tingkat kepuasan pasien. Tidak ada hubungan antara persepsi daya


3

tanggap, persepsi jaminan, persepsi perhatian dengan tingkat kepuasan

pasien.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Pangerapan (2018)

menyatakan hubungan mutu pelayanan dengan kepuasan pasien di

poliklinik penyakit dalam Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih

Manado, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

bukti fisik, daya tanggap dan perhatian, dan tidak terdapat hubungan

antara kehandalan dan jaminan dengan kepuasan pasien di poliklinik

penyakit dalam Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Manado.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Andriani (2017) yaitu

hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien di ruangan

poli umum Puskesmas Bukittinggi. Hasil penelitian menunjukkan dari 65

responden yang mendapatkan mutu pelayanan tinggi terdapat lebih dari

sebagian yaitu 38 orang dengan persentase (58.5%) mendapatkan

kepuasan dan responden yang mendapatkan mutu pelayanan rendah

terdapat kurang dari separuh yaitu 24 orang dengan persentase (36.9%)

mendapatkan kepuasan hal menunjukkan bahwa terdapat hubungan mutu

pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien di ruangan poli umum

Puskesmas Tigo Baleh Bukittinggi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maramis (2019)

menunjukkan hasil nilai probabilitas bukti fisik (0,021), kehandalan

(0,007), ketanggapan (0,072), jaminan (0,004), Empati (0,008). Terdapat

hubungan dari 4 dimensi yaitu bukti fisik, kehandalan, jaminan dan empati
4

dan yang tidak terdapat hubungan yaitu 1 dimensi ketanggapan. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Korompis (2020) menunjukkan hasil yang

didapatkan yaitu terdapat hubungan antara mutu jasa pelayanan kesehatan

dengan kepuasan pasien di Puskesmas Kotobangon Kota Kotamobagu.

Provinsi Nusa Tenggara Timur, terbagi atas 22 kabupaten. Luas

wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur 47.932 km2 dengan jumlah

penduduk 5.325.566 jiwa dengan rata-rata tingkat kepadatan penduduk

Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah sebesar 111 jiwa/km2. Kabupaten

Flores Timur sendiri memiliki tingkat kepadatan penduduk sebanyak

276.896 jiwa dengan luas wilayah 1.813,20 km2. Dengan jumlah

penduduk yang cukup besar tersebut, dibutuhkan beberapa fasilitas

kesehatan masyarakat. Salah satu kabupaten yang masih bermasalah disegi

pada mutu pelayanan kesehatan adalah Kabupaten Flores Timur.

Kabupaten Flores Timur memiliki beberapa fasilitas kesehatan

salah satunya adalah Puskesmas Oka yang terletak di Kecamatan

Larantuka. Sebagai institusi jasa kesehatan masyarakat, Puskesmas Oka

memiliki visi yaitu Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Yang Optimal &

Menjadikan Masyarakat Kecamatan Larantuka yang Mampu Hidup Sehat

Secara Mandiri. Puskesmas Oka tidak hanya dituntut untuk memenuhi

pelayanan kesehatan masyarakat dengan baik, akan tetapi juga harus

mampu bersaing untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan

memberikan kualitas pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.


5

Puskesmas Oka merupakan salah satu puskesmas yang memiliki

upaya kesehatan yang meliputi upaya kesehatan wajib dan upaya

kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib bentuk kegiatannya

sudah baku antara lain : upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan

lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya

perbaikan gizi masyarakat, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit

menular dan upaya pengobatan, sedangkan upaya kesehatan

pengembangan sesuai dengan permasalahan kesehatan yang ditemukan di

masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Dalam

rekapitulasi data kunjungan pasien Puskesmas Oka, pada tahun 2018

tercatat kunjungan sebanyak 22.850 pasien, pada tahun 2019 mengalami

peningkatan sebanyak 24.390 pasien dan pada tahun 2020 mengalami

penurunan yaitu sebesar 20.909 pasien, data tersebut menunjukkan adanya

kecenderungan penurunan jumlah kunjungan pasien di Puskesmas Oka.

Ada dua hal kemungkinan yang terjadi sehingga terjadi penurunan jumlah

angka kunjungan pasien di pelayanan kesehatan yaitu faktor eksternal dan

faktor internal. Faktor eksternalnya yakni derajat kesehatan yang semakin

tinggi dan faktor internalnya yakni disebabkan enggannya masyarakat

untuk berobat ke unit pelayanan kesehatan dikarenakan kurang puasnya

masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Demikian hal

nya dengan Puskesmas Oka, sebagai pelayanan kesehatan masyarakat

umum, Puskesmas Oka memiliki masalah utama yakni mengenai

pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai harapan pasien atau tidak.
6

Puskesmas Oka sendiri telah mengupayakan memberikan pelayanan

kesehatan yang bermutu namun dalam perjalanannya mendapat keluhan

dari pasien.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di Puskesmas Oka dan

ditinjau berdasarkan aspek dimensi mutu pelayanan yang dinilai maka

terdapat beberapa dimensi yang perlu diperhatikan yaitu dimensi

responsiveness yakni beberapa pegawai puskesmas yang datang tidak tepat

waktu, petugas yang bersikap cuek terhadap pasien yang datang berobat,

dimensi tangible yakni kursi yang disediakan kurang sehingga ada pasien

yang harus berdiri, kurangnya kebersihan, dan juga beberapa ruangan yang

rusak dan belum diperbaiki.

Penilaian pasien terhadap puskesmas tergantung pada apa yang

diberikan puskesmas kepada masyarakat sebagai upaya memberikan

pelayanan kesehatan. Apabila pelayanan yang diberikan sudah sesuai yang

diharapkan maka pasien akan merasa puas dan sebaliknya apabila

pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan maka

mengakibatkan kehilangan ketertarikan pasien untuk menggunakan jasa

puskesmas, dan menyebabkan pasien memiliki pandangan yang buruk

terhadap puskesmas. Bentuk jasa pelayanan puskesmas yang baik akan

memberi kepuasan tersendiri bagi pasien. Kepuasan pasien adalah suatu

tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan

kesehatan yang diperoleh setelah pasien membandingkan dengan apa yang

dirasakan. Ada 5 (lima) dimensi yang mewakili persepsi konsumen


7

terhadap suatu kualitas pelayanan jasa, yaitu : tangible atau aspek yang

terlihat secara fisik misalnya peralatan dan personel, reliability atau

kemampuan untuk memiliki performa yang bisa diandalkan dan akurat,

responsiveness atau kemauan untuk merespon keinginan atau kebutuhan

akan bantuan dari pelanggan, serta pelayanan yang cepat, assuranceatau

kemauan para personel untuk menimbulkan rasa percaya dan aman kepada

pelanggan, empathy atau kemauan personel untuk peduli dan

memperhatikan setiap pelanggan (Handayani, 2016).

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang “Hubungan Tingkat Kepuasan Pasien Dengan Mutu

Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Oka Kecamatan Larantuka

Kabupaten Flores Timur” yang bertujuan untuk mengevaluasi kembali

faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien dan selanjutnya

diimplementasikan terhadap permasalahan pada puskesmas tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah sejauh mana hubungan tingkat

kepuasan pasien dengan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Oka?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat kepuasan pasien dengan mutu

pelayanan kesehatan di Puskesmas Oka, Kecamatan Larantuka,

Kabupaten Flores Timur.


8

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan antara kepuasan pasien dengan dimensi

tangible (bukti langsung) dalam mutu pelayanan kesehatan di

Puskesmas Oka.

b. Mengetahui hubungan antara kepuasan pasien dengan dimensi

reliability (kehandalan) dalam mutu pelayanan kesehatan di

Puskesmas Oka.

c. Mengetahui hubungan antara kepuasan pasien dengan dimensi

responsiveness (daya tanggap) dalam mutu pelayanan kesehatan di

Puskesmas Oka.

d. Mengetahui hubungan antara kepuasan pasien dengan dimensi

assurance (jaminan) dalam mutu pelayanan kesehatan di

Puskesmas Oka.

e. Mengetahui hubungan antara kepuasan pasien dengan dimensi

empathy (empati) dalam mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas

Oka.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Puskesmas

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi instansi yaitu

Puskesmas Oka Larantuka, Kabupaten Flores Timur untuk

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat

Kabupaten Flores Timur.


9

1.4.2 Bagi Masyarakat

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk

mengetahui mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Oka

Larantuka, Kabupaten Flores Timur.

1.4.3 Bagi Peneliti

Bermanfaat bagi peneliti dalam melatih dan mengembangkan

kemampuan berfikir ilmiah dan sistematis dalam mengembangkan

kemampuan penulis dalam karya ilmiah di bidang ilmu kesehatan

masyarakat.
10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Konseptual, Landasan Teori dan Kajian Empiris

2.1.1. Mutu Pelayanan Kesehatan

Pengertian Mutu Pelayanan

Mutu adalah suatu keputusan yang berhubungan dengan proses

pelayanan, yang berdasarkan tingkat dimana pelayanan memberikan

kontribusi terhadap nilai outcome (Ahmad, 2019).

Pelayanan merupakan suatu langkah peningkatan pelayanan

kesehatan baik untuk individu maupun untuk populasi sesuai dengan

pengeluaran (outcome) kesehatan yang diharapkan dan sesuai dengan

pengetahuan profesional terkini. Mutu pelayanan kesehatan adalah

kesesuaian pelayanan kesehatan dengan standar profesi dengan

memanfaatkan sumber daya yang ada secara baik, sehingga kebutuhan

pelanggan dan tujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal

dapat tercapai (Puteri et al, 2020).

Untuk mengembangkan mutu pelayanan kesehatan secara

berkelanjutan, institusi penyedia pelayanan kesehatan harus mengikuti

empat kaidah jaminan mutu yang terdiri atas :

1. Pemenuhan kebutuhan dan harapan individu dan kelompok

masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan.

2. Mengikuti sistem dan proses (standar) di dalam institusi pelayanan

kesehatan.
11

3. Menggunakan data untuk menganalisis proses penyediaan dan

produk (output dan outcome) pelayanan kesehatan.

4. Mendorong berkembangnya team work yang solid untuk mengatasi

setiap hambatan dan kendala yang muncul dalam proses

perkembangan mutu secara berkesinambungan.

2.1.2. Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan.

Faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan (Alimul Aziz

(2008) dalam (Purwoastuti, Ending Dan Walyani,2015) adalah :

a. Ilmu pengetahuan dan teknologi baru

Mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka

akan diikuti oleh perkembangan pelayanan kesehatan untuk

mengatasi masalah-masalah penyakit yang sulit dapat disembuhkan

menggunakan alat seperti laser, terapi menggunakan gen dan lain-

lain.

b. Nilai masyarakat

Dengan beragamnya masyarakat, maka dapat menimbulkan

pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan yang berbeda. Masyarakat

yang sudah maju dengan pengetahuan yang tinggi, maka akan

memiliki kesadaran yang lebih dalam penggunaan atau

pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya.

c. Aspek legal dan etik

Dengan tingginya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan atau

pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi


12

pula tuntutan hukum dan etik dalam pelayanan kesehatan, sehingga

pelaku pemberi pelayanan kesehatan harus dituntut untuk memberi

pelayanan kesehatan secara profesional dengan memperhatikan

nilai-nilai hukum dan etika yang ada di masyarakat.

d. Ekonomi

Semakin tinggi ekonomi seseorang, pelayanan kesehatan akan lebih

diperhatikan dan mudah dijangkau, begitu juga sebaliknya keadaan

ekonomi ini yang akan dapat mempengaruhi dalam sistem

pelayanan kesehatan.

e. Politik

Kebijakan pemerintah melalui sistem politik yang ada akan

semakin berpengaruh sekali dalam sistem pemberian pelayanan

kesehatan. Kebijakan-kebijakan yang ada dapat memberikan pola

dalam sistem pelayanan.

2.1.3. Standar Pelayanan Kesehatan

Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan

termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus

semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat

keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman serta perkembangan

masa kini dan masa yang akan datang umtuk memperoleh manfaat

yang sebesar-besarnya.
13

Menurut Daryanto dan Setyobudi (2014), standar pelayanan publik

merupakan tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan

sebagai komitmen atau janji dari pihak penyelenggara pelayanan

kepada masyarakat. Cakupan standar pelayanan harus ditetapkan

sekurang-kurangnya yaitu :

1. Prosedur Pelayanan

Harus ditetapkan standar prosedur pelayanan yang dilakukan bagi

pemberi dan penerima pelayanan termasuk prosedur pengaduan

2. Waktu Penyelesaian

Harus ditetapkan standar waktu penyelesaian pelayanan yang

ditetapkan saat pengajuan permohonan sampai dengan

penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan

3. Biaya Pelayanan

Dalam hal ini harus ditetapkan standar biaya atau tarif pelayanan

termasuk rinciannya dalam proses pemberian pelayanan.

Hendaknya setiap kenaikan biaya pelayanan diiluti dengan kualitas

pelayanan juga

4. Produk Pelayanan

Ditetapkan standar produk atau jasa pelayanan yang akan diterima

dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan harga pelayanan

yang telah dibayarkan oleh masyarakat, mereka akan mendapatkan

pelayanan apa saja


14

5. Sarana dan Prasarana

Harus ditetapkan standar sarana dan prasarana yang memadai oleh

penyelenggara pelayanan kesehatan

6. Kompetensi Petugas

Perlu ditetapkan standar kompetensi petugas pemberi pelayanan

berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap serta

perilaku yang dibutuhkan.

2.1.4. Dimensi Mutu Pelayanan

Sehubungan dengan proses pemberian pelayanan, terdapat

beberapa dimensi atau ukuran yang dapat dilihat melalui kacamata

mutu. Ukuran-ukuran inilah yang kemudian menjadi karakteristik dari

mutu pelayanan (Shinta Ayu Respati, 2014).

Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1985) melalui penelitiannya

mengidentifikasi sepuluh dimensi pokok (Bustami, 2011), yaitu daya

tanggap, kehandalan (reliabilitas), kompetensi, kesopanan, akses,

komunikasi, kredibilitas, kemampuan memahami pelanggan,

keamanan dan bukti fisik. Pada penelitian selanjutnya yang dilakukan

oleh Parasuraman, dkk (1988), diperoleh lima dimensi utama yaitu

reliabilitas, daya tanggap, jaminan, empati, dan bentuk fisik atau bukti

langsung, yang dikenal sebagai Service Quality (Bustami, 2011).

1. Kehandalan (reliability)

Kemampuan memberikan pelayanan dengan segera, tepat (akurat),

dan memuaskan. Secara umum dimensi reliabilitas merefleksikan


15

konsistensi dan keandalanhal yang dapat dipercaya dan

dipertanggungjawabkan dari penyedia pelayanan dengan kata lain,

reliabilitas berarti sejauh mana jasa mampu memberikan apa yang

telah dijanjikan kepada pelanggannya dengan memuaskan.

2. Daya Tanggap (responsiveness)

Yaitu keinginan para karyawan/staf membantu semua pelanggan

serta berkeinginan dan melaksanakan pemberian pelayanan dengan

tanggap. Dimensi ini menekankan pada sikap dari penyedia jasa

yang penuh perhatian, cepat dan tepat dalam menghadapi

permintaan, pertanyaan, keluhan dan masalah dari pelanggan.

3. Jaminan (assurance)

Artinya karyawan/staf memiliki kompetensi, kesopanan dan dapat

dipercaya, bebas dari bahaya, serta bebas dari resiko dan keragu-

raguan.

4. Empati (empathy)

Hal ini karyawan/staf mampu menempatkan dirinya pada

pelanggan, dapat berupa kemudahan dalam menjalin hubungan dan

komunikasi termasuk perhatiannya terhadap para pelanggannya

serta dapat memahami kebutuhan dari pelanggan.

5. Bukti fisik atau bukti langsung (tangible)

Dapat berupa ketersediaan sarana dan prasarana termasuk alat yang

siap pakai serta penampilan karyawan/staf yang menyenangkan.


16

Menurut Parasuraman, et al (2018) dimensi dari mutu pelayanan

kesehatan untuk mengukur pelayanan kesehatan yang dikenal

model SERVQUAL (service quality) yakni:

1) Bukti langsung (tangible)

Wujud kenyataan secara fisik yang meliputi penampilan dan

kelengkapan fasilitas fisik seperti ruang perawatan, gedung,

tersedianya tempat parkir kebersihan, kerapian dan kenyamanan

ruang tunggu dan ruang pemeriksaan, kelengkapan peralatan

komunikasi dan penampilan.

2) Kehandalan (reliability)

Dimensi ini menunjukkan kemampuan untuk memberikan

pelayanan dengan sesuai janji yang ditawarkan. Penilaian ini

berkaitan dengan ketepatan waktu pelayanan, waktu mengurus

pendaftaran, waktu pengobatan/pemeriksaan, kesesuaian antara

harapan dan realisasi waktu bagi pasien.

3) Daya tanggap (responsiveness)

Respon atau kesigapan serta kemampuan untuk membantu

pelanggan dan meningkatkan kecepatan pelayanannya. Dimensi ini

juga dapat menunjukkan kesiapan pekerja untuk melayani

pelanggan.

4) Jaminan (assurance)

Kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara

tepat, jaminan keselamatan, keterampilan dalam memberikan


17

keamanan, dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan dan

kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap

perusahaan.

5) Kepedulian (empathy)

Memberikan perhatian secara individual penuh kepada pasien dan

keluarganya, seperti kemudahan untuk menghubungi, kemampuan

untuk berkomunikasi, perhatian yang tinggi kepada pasien.

2.1.5. Kepuasan Pasien

a) Pengertian Kepuasan

Menurut Kotler dalam Lerbin R (2005:2), kepuasan adalah

tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau

hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Kepuasan

adalah keadaan dimana pasien merasakan suatu kinerja atau hasil

yang telah memenuhi berbagai harapannya. Annisa (2017)

mendefinisikan kepuasan sebagai modal kesenjangan antara

harapan (standar kinerja yang seharusnya) dengan kinerja aktual

yang diterima pelanggan. Kepuasan didefinisikan sebagai tingkat

perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang

dirasakan dengan harapannya, kepuasan pelanggan merupakan

tujuan utama pelayanan prima sehingga setiap aparatur pelayanan

berkewajiban untuk berupaya memuaskan pelanggannya (Daryanto

dan Ismanto Setyabudi, 2014).


18

Menurut Rangkuti (2003) et. al Nursalam (2015) ada enam

faktor menyebabkan timbulnya rasa tidak puas pelanggan terhadap

suatu produk yaitu

1. Tidak sesuai harapan dan kenyataan

2. Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan

3. Perilaku personel tidak memuaskan

4. Suasana dan kondisi fisik lingkungan yang tidak menunjang

5. Cost terlalu tinggi, karena jarak terlalu jauh, banyak waktu

terbuang, dan harga tidak sesuai

6. Promosi atau iklan tidak sesuai kenyataan.

b) Manfaat Kepuasan

Dengan pelayanan yang baik dan maksimal yang diberikan

kepada pasien dan menimbulkan suatu kepuasan atas pelayanan

yang telah diberikan. Maka dari itu pelayanan yang memuaskan

dapat memberikan suatu manfaat tersendiri antara lain sebagai

berikut (I. D. Sari, 2010):

1. Kepuasan pelanggan merupakan sarana untuk menghadapi

kompetisi dimasa yang akan datang.

2. Kepuasan pelanggan merupakan promosi terbaik.

3. Kepuasan pelanggan merupakan aset perusahaan terpenting

4. Kepuasan pelanggan menjamin pertumbuhan dan perkembangan

perusahaan.

5. Pelanggan makin kritis dalam pemilihan produk


19

6. Pelanggan puas akan kembali

7. Pelanggan yang puas mudah memberikan referensi

c) Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien/pelanggan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan

menurut Nursalam (2016), yaitu sebagai berikut:

1. Kualitas produk atau jasa

Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan

bahwa produk atau jasa yang digunakan berkualitas.

2. Harga

Harga yang termasuk di dalamnya adalah harga produk atau jasa.

Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam

pemantauan kualitas guna mencapai kepuasan pasien.

3. Karakteristik produk

Produk ini merupakan kepemilikan yang bersifat fisik antara lain

gedung dan dekorasi. Karakteristik produk meliputi penampilan

bangunan, kebersihan dan tipe kelas kamar yang disediakan

beserta kelengkapannya.

4. Pelayanan

Keramahan petugas, kecepatan dalam pelayanan. Institusi

pelayanan kesehatan dianggap apabila dalam memberikan

pelayanan lebih memperhatikan kebutuhan pasien.


20

5. Lokasi

Lokasi meliputi letak kamar dan lingkungannya. Merupakan salah

satu aspek yang menentukan pertimbangan dalam memilih

institusi pelayanan kesehatan. Umumnya semakin dekat lokasi

dengan pusat perkotaan atau yang mudah dijangkau, mudahnya

transportasi dan lingkungan yang baik akan menjadi pilihan

pasien.

6. Fasilitas

Fasilitas turut menentukan penilaian kepuasan pasien, misalnya

fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana, tempat parkir, ruang

tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap.

7. Komunikasi

Komunikasi yaitu tata cara informasi yang diberikan pihak

penyedia jasa dan keluhan-keluhan dari pasien. Bagaimana

keluhan-keluhan dari pasien dengan cepat diterima oleh penyedia

jasa terutama perawat dalam memberikan bantuan terhadap

keluhan pasien.

d) Cara penilaian kepuasan pasien

1. Sistem keluhan dan saran.

Seperti kotak saran di lokasi-lokasi strategis, kartu pos

berperangko, saluran telepon bebas pulsa, website, email dan lain-

lain.
21

2. Survei kepuasan pelanggan.

Baik via pos, telepon, email, maupun tatap muka langsung.

3. Ghost shopping.

Salah satu bentuk observasi yang memakai jasa orang yang

menyamar sebagai pelanggan atau pesaing untuk mengamati

aspek-aspek pelayanan dan kualitas produk.

4. Lost customer analysis.

Yaitu menghubungi atau mewawancarai pelanggan yang telah

beralih dalam rangka memahami penyebab dengan melakukan

perbaikan pelayanan.

2.1.6. Puskesmas

a) Pengertian

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. (Permenkes Nomor 75,

2014).

b) Fungsi Puskesmas

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang

Puskesmas menyebutkan bahwa dalam menyelenggarakan, puskesmas

mempunyai fungsi sebagai berikut :


22

a. Penyelenggaraan UKM

1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah

kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang

diperlukan.

2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan

3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan

pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.

4. Menggerakan masyarakat untuk mengidentifikasi dan

menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat

perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor

terkait

5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan

dan upaya kesehatan berbasis masyarakat.

6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia,

puskesmas memantau pelaksanaan pembangunan agar

berwawasan kesehatan

7. Melaksanakan pencatatan , pelaporan dan evaluasi terhadap

akses, mutu dan cakupan pelayanan kesehatan

8. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan

masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan

dini dan respon penanggulangan penyakit


23

b. Penyelenggaraan UKP

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara

komprehensif, berkesinambungan dan bermutu

2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan

upaya promotif dan preventif

3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan

keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung

5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip

koordinatif dan kerjasama inter dan antar profesi

6. Melaksanakan rekam medis

7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap

mutu dan akses pelayanan kesehatan

8. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan

9. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas

pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya

10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis

dan sistem rujukan.

c. Jenis-jenis Puskesmas

Dalam rangka pemenuhan pelayanan kesehatan yang didasarkan

pada kebutuhan dan kondisi masyarakat, puskesmas dapat


24

dikategorikan berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan

kemampuan penyelenggaraan.

1. Berdasarkan karakteristik wilayah kerjanya, puskesmas

dikategorikan menjadi :

A. Puskesmas kawasan perkotaan

Puskesmas kawasan perkotaan merupakan puskesmas yang

wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling

sedikit 3 dari 4 kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut :

a. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya

pada sektor non agraris, terutama industri, perdagangan dan

jasa.

b. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5

km, pasar radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang

dari 5 km, bioskop atau hotel

c. Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga

memiliki listrik.

d. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas

perkotaan

B. Puskesmas kawasan pedesaan

Puskesmas kawasan pedesaan merupakan Puskesmas yang

wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling

sedikit 3 dari 4 kriteria kawasan perdesaan sebagai berikut:


25

a. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada

sektor agraris

b. Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5

km, pasar dan perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit

radius lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas berupa

bioskop atau hotel

c. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (Sembilan

puluh persen)

d. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas.

C. Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil

Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil merupakan

puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan

karakteristik sebagai berikut:

a. Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana,

pulau kecil, gugus pulau, atau pesisir,

b. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak

tempuh pulang pergi dari ibu kota kabupaten memerlukan

waktu lebih dari 6 jam, dan transportasi yang ada sewaktu-

waktu dapat terhalang iklim atau cuaca

c. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan

yang tidak stabil.

2. Berdasarkan kemampuan penyelenggaraan, puskesmas

dikategorikan menjadi :
26

A. Puskesmas non rawat inap

Puskesmas non rawat inap adalah puskesmas yang tidak

menyelenggarakan pelayanan rawat inap, kecuali pertolongan

persalinan normal.

B. Puskesmas rawat inap

Puskesmas rawat inap adalah puskesmas yang diberi tambahan

sumber daya untuk menyelenggarakan pelayanan rawat inap,

sesuai pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

2.2 Kerangka Konsep

2.2.1 Kerangka Pikir

Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat perlu

dilakukan berbagai upaya kesehatan. Agar pelayanan kesehatan tersebut

dapat mencapai hasil yang diharapkan maka pelayanan yang diberikan harus

bermutu. Pelayanan kesehatan yang bermutu secara umum dapat diartikan

sebagai tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

dan dapat memuaskan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai

dengan etika dan standar profesi (Azwar, 2010).

Pengguna jasa pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas

menuntut agar pelayanan yang diberikan berkualitas dan tidak hanya

menyangkut kesembuhan dari penyakit secara fisik akan tetapi juga

menyangkut kepuasan terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan

petugas dalam memberikan pelayanan dan tersedianya sarana dan prasarana


27

yang dapat mendukung dalam pelayanan serta dapat memberikan

kenyamanan.

Mutu pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas Oka, ditinjau dari

lima dimensi mutu pelayanan kesehatan yakni reliability (kehandalan)

meliputi ketepatan waktu pelayanan, waktu mengurus pendaftaran, waktu

pengobatan/pemeriksaan kesesuaian antara harapan dan kenyataan bagi

pasien. Assurance (jaminan) meliputi kemampuan karyawan atas

pengetahuan terhadap produk secara tepat, jaminan keselamatan,

keterampilan dalam memberikan keamanan dalam memanfaatkan jasa yang

ditawarkan dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen.

Tangible (bukti langsung) berupa penampilan dan kelengkapan fasilitas fisik

seperti ruang perawatan, gedung, kebersihan ruangan dan kenyamanan

ruang pemeriksaan. Empathy (empati) berupa memberikan perhatian secara

individual kepada pasien dan keluarga, seperti kemudahan untuk

menghubungi, kemampuan untuk berkomunikasi serta perhatian yang

tinggi. Responsiveness (daya tanggap) berupa kemampuan untuk membantu

pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat.

Dengan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan maka fungsi

pelayanan di puskesmas menjadi lebih efisien dan efektif serta dapat

memberikan kepuasan tersendiri kepada pasien dan juga masyarakat. Oleh

karena itu, kepuasan pasien tergantung pada mutu pelayanan kesehatan yang

ada di puskesmas tersebut.


28

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah mutu pelayanan

kesehatan yang dapat dilihat dari beberapa dimensi/karakteristik, yaitu:

tangible (bukti langsung) reliability (kehandalan), responsiveness (daya

tanggap), assurance (jaminan), empathy (empati) dan variabel terikat dalam

penelitian ini adalah tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Oka.

2.2.2 Kerangka Hubungan Antar Variabel

Kepuasan Pasien
Mutu Pelayanan
Puskesmas Oka

Dimensi Mutu
Tangibels (bukti langsung) Faktor yang mempengaruhi
kepuasan pasien
Reliability (kehandalan)
Responsiveness (daya tanggap) 1. Kualitas produk atau
jasa
Assurance (jaminan)
2. Harga
Empathy (empati) 3. Pelayanan
4. Lokasi
5. Fasilitas
6. komunikasi

Keterangan :

: diteliti

: tidak diteliti

Gambar 2.2.2 Kerangka Hubungan Antar Variabel


29

2.2.3 Hipotesis Penelitian

a. Terdapat hubungan tingkat kepuasan pasien dengan dimensi

tangible (bukti langsung) dalam mutu pelayanan kesehatan di

Puskesmas Oka

b. Terdapat hubungan tingkat kepuasan pasien dengan dimensi

reliability (kehandalan) dalam mutu pelayanan kesehatan di

Puskesmas Oka

c. Terdapat hubungan tingkat kepuasan pasien dengan dimensi

responsiveness (daya tanggap) dalam mutu pelayanan kesehatan di

Puskesmas Oka

d. Terdapat hubungan tingkat kepuasan pasien dengan dimensi

assurance (jaminan) dalam mutu pelayanan kesehatan di

Puskesmas Oka

e. Terdapat hubungan tingkat kepuasan pasien dengan dimensi

empathy (empati) dalam mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas

Oka.
30

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Desain penelitian ini merupakan desain penelitian cross sectional.

Penelitian cross sectional merupakan penelitian dengan melakukan

pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) antara

faktor resiko/paparan dengan penyakit (Budiarto, 2013). Jenis penelitian

ini merupakan penelitian kuantitatif, dimana penelitian dilakukan untuk

mencari hubungan antar variabel dan dibuat kesimpulan yang bersifat

sebab akibat.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Oka Larantuka, pada bulan

Agustus sampai dengan September tahun 2021

3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan kelompok individu atau objek

yang diamati oleh penelitiNotoatmodjo (2012). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh pasien yang berkunjung di puskesmas

selama 1 bulan terakhir yaitu berjumlah 1.670 pasien.

Kriteria yang harus dimiliki oleh responden dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :


31

a. Semua pasien yang telah mengunjungi Puskesmas Oka

minimal dua kali kunjungan.

b. Bersedia menjadi responden dan terlibat dalam proses

pengambilan data

c. Pasien yang dapat berkomunikasi dengan baik.

3.3.2. Sampel, Besaran Sampel dan Cara Pengambilan Sampel

1. Menurut Sugiyono (2013) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam

penelitian ini adalah sebagian dari pasien yang berkunjung di

puskesmas.

2. Besaran sampel

Sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan formula

menurut Stanley Lemeshow (1997), yaitu :

n=

Keterangan :

N = jumlah sampel

N = total populasi

1 = galat baku untuk derajat kepercayaan 95% = 1,96

= maksimal estimasi = 0,5

= alpha (0,10) atau sampling error = 10%

Dari rumus tersebut perhitungan besar sampel dalam penelitian

ini adalah :
32

n=

, × , , .
n=
, . , , ,

n = 90,86

Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah 91

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan teknik simple random sampling yaitu

pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi tersebut

3.4. Definisi Operasional


Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian Di Puskesmas Oka
Larantuka tahun 2021

Skala
No Nama Variabel Definisi Operasional Kriteria Objektif Alat Ukur
Data
1. Tangible Meliputi penampilan Skala yang terdiri dari 5 Kuesioner Ordinal
(Bukti fasilitas fisik, pilihan jawaban yaitu:
Langsung) peralatan-peralatan, 5.Sangat baik
sumber daya manusia 4.Baik
(petugas kesehatan) 3.Sedang
serta alat komunikasi 2.Buruk
(Mukti, 2007) 1.Sangat Buruk
(Sugiyono, 2010)
33

2. Reliability Yaitu kemampuan Skala yang terdiri dari 5 Kuesioner Ordinal


(Kehandalan) untuk memberikan pilihan jawaban yaitu :
pelayanan dengan 5.Sangat baik
segera, tepat (akurat) 4.Baik
dan memuaskan 3.Sedang
(Bustami, 2011, p. 5) 2.Buruk
1.Sangat Buruk
(Sugiyono, 2010 p.13)
3. Responsiveness Meliputi kesigapan Skala yang terdiri dari 5 Kuesioner Ordinal
(Daya Tanggap) petugas dalam pilihan jawaban yaitu:
memberikan 5.Sangat baik
pelayanan secara cepat 4.Baik
dan tepat, kecepatan 3.Sedang
dan ketepatan dalam 2.Buruk
menangani permintaan 1.Sangat Buruk
pertanyaan, keluhan, (Sugiyono, 2010 )
dan masalah dari
pelanggan, serta
kesediaan menangani.
(Mukti, 2007 ) dan
(Bustami, 2011 )
4. Assurance Meliputi Kompetensi Skala yang terdiri dari 5 Kuesioner Ordinal
(Jaminan) pelayanan kesehatan, pilihan jawaban yaitu:
keramahan (sopan, 5.Sangat baik
santun) kepada pasien 4.Baik
(Bustami, 2011, p. 6) 3.Sedang
2.Buruk
1.Sangat Buruk
(Sugiyono, 2010 p.135 )
34

5. Empathy Yaitu kemampuan Skala yang terdiri dari 5 Kuesioner Ordinal


(Kepedulian) petugas dalam pilihan jawaban yaitu:
menempatkan dirinya 5.Sangat baik
pada pasien, 4.Baik
kemudahan dalam 3.Sedang
menjalani hubungan 2.Buruk
dan komunikasi 1.Sangat Buruk
termasuk perhatiannya (Sugiyono, 2010)
terhadap pasien, serta
dapat memahami
kebutuhan pasien.
(Bustami, 2011)
6. Tingkat Kepuasan pasien Skala yang terdiri dari 5 kuesioner Ordinal
kepuasan pasien adalah perasaan pilihan jawaban yaitu:
di Puskesmas senang, puas individu 5.Sangat puas
Oka karena terpenuhinya 4.Puas
harapan atau 3.Sedang
keinginan dalam 2.Tidak puas
menerima jasa 1.Sangat tidak puas
pelayanan kesehatan. (Sugiyono, 2010)
(Daryanto dan
Ismanto Setyabudi,
2014)

3.5. Jenis, Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Jenis data

a) Data primer

Data primer adalah data yang didapat langsung dari pihak

pertama (Bustami, 2011). Data yang diperoleh dari data primer ini
35

harus diolah lagi. Sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data (Sujarweni, 2014). Data primer diperoleh

langsung dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner

dan observasi oleh peneliti secara langsung kepada responden

pengunjung Puskesmas Oka.

b) Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari sumber

lain (Bustami, 2011). Data sekunder adalah data yang didapat dari

catatan, buku, majalah, berupa laporan keuangan publikasi

perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori,

dan lain sebagainya. Data yang diperoleh dari data sekunder ini

tidak perlu diolah lagi. Sumber yang tidak langsung memberikan

data pada pengumpul data (Sujarweni, 2014). Data sekunder

diperoleh dari profil Puskesmas Oka.

2. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberi

kuesioner kepada pasien yang berkunjung ke puskesmas yang berisi

pertanyaan tentang kualitas mutu pelayanan kesehatan yang ada di

Puskesmas Oka.

3. Instrumen pengumpulan data

Instrumen penelitian ini menggunakan lembar-lembar kuesioner

yaitu alat pengumpulan data secara formal kepada responden untuk

menjawab pertanyaan secara tertulis (Nursalam, 2015) yang telah


36

dirancang sedemikian rupa agar diperoleh informasi yang relevan

dengan tujuan penelitian. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner

yang berisi pertanyaan tentang kualitas mutu pelayanan kesehatan yang

ada di puskesmas.

3.6. Teknik Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data


1. Teknik pengolahan data

Pengolahan data adalah kegiatan untuk mengubah sejumlah data

yang ditetapkan menjadi suatu bentuk yang dapat dianalisis dan

diinterpretasikan (Bustami, 2011).

Pengolahan data yang dilakukan yaitu :

1. Editing

Merupakan kegiatan pengecekan dan perbaikan isi kuesioner

yang diberikan pada responden. Peneliti memeriksa kelengkapan

isi pernyataan, kejelasan tulisan, relevansi jawaban dengan

pertanyaan, dan konsistensi jawaban dengan jawaban lainnya.

2. Coding

Pengkodean merupakan proses mengubah data dalam bentuk

kalimat atau huruf menjadi data angka/bilangan.

3. Data entry

Peneliti memasukkan data kuesioner yang telah diisi oleh

responden ke dalam komputer. Data berupa jawaban-jawaban

dari masing-masing responden yang berbentuk kode

(angka/huruf) dimasukkan dalam program/perangkat lunak

komputer
37

4. Tabulating

Tabulating yaitu membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan peneliti.

2. Analisis data

a. Analisis Univariat

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis

univariat. Notoatmodjo (2010) mengemukakan bahwa analisis

univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik suatu variabel penelitian. Dalam penelitian ini, ana-

lisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik vari-

abel dimensi mutu pelayanan kesehatan yaitu dimensi tangible, re-

liability, responsiveness, assurance, dan empathy.

Analisis univariat pada penelitian ini menggunakan formula ca-

paian indikator yang dikemukakan menurut Riduwan (2014:78)

sebagai berikut :

∑ !
: × 100%
"

Keterangan :

CI : Capaian Indikator

∑JR: Total Jawaban Responden

SI : Skor Ideal
38

Adapun langkah yang dilalui dalam penggunaan formula ini terdiri dari:

1. Menentukan skor ideal, yaitu dengan mengalikan skor tertinggi pada

skala likert dengan jumlah responden. Jadi skor ideal didapat dari 5 x

91 responden : 455.

2. Menentukan total skor dengan menjumlahkan keseluruhan skor

jawaban responden atas setiap indikator.

3. Membagi total skor dengan skor ideal, lalu dikali 100%.

Selanjutnya, setelah perhitungan dilakukan maka hasil perhitungan

berupa Capaian Indikator tersebut perlu diklasifikasikan berdasarkan

kriteria menurut Riduwan (2014: 81), sebagai berikut:

a. 20 – 36 %: Sangat tidak baik/ puas

b. > 36 – 52 % : Tidak baik/ puas

c. > 52 – 68 % : Kurang baik/ puas

d. > 68 – 84 % : Baik/ puas

e. >84 – 100% : Sangat baik/ puas.

b. Uji Korelasi Rank Spearman.

Uji korelasi Rank Spearman adalah uji statistik yang ditujukan untuk

mengetahui hubungan antar dua variabel berskala Ordinal. Dengan

rumus :

1 − 6∑ 2
%=
) ) −1

% = koefisien korelasi Spearman Rank

* = beda antara dua pengamatan berpasangan

N = total pengamatan
39

3. Penyajian data

Data akan disajikan dalam bentuk tabel dan dijelaskan dalam

bentuk narasi.

3.7 Etika Penelitian

Etika penelitian dilakukan berdasarkan panduan penulisan skripsi Fakultas

Kesehatan Masyarakat edisi tahun 2018. Dalam penelitian ini, sebelum

melakukan penelitian ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu mengikuti

uji etik untuk melihat kelayakan penelitian ini, setelah mendapatkan

sertifikat kaji etik dengan no: 2021133-KEPK, peneliti melakukan tahap

perijinan dari fakultas, ke Dinas Penanaman Modal PTSP Provinsi,

Kesbangpol Kabupaten Flores Timur, kantor Camat Larantuka dan

kemudian mengurus surat perijinan di Puskesmas Oka. Setelah

mendapatkan izin untuk melakukan penelitian, peneliti melakukan

penelitian dengan memperhatikan etika-etika penelitian sebagai berikut :

1. Informed Consent (lembar persetujuan)

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden

dengan memberikan lembar persetujuan (informed consent). Sebelum

melakukan penelitian, informed consent diberikan kepada responden untuk

menyatakan kesedian menjadi responden dalam penelitian. Tujuan dari

informed consent adalah agar responden mengerti maksud, tujuan dan

mengetahui dampak dari penelitian yang dilakukan. Jika responden

bersedia maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan


40

bersedia mengisi kuesioner penelitian, dan jika responden tidak bersedia

maka peneliti harus menghormati keputusan responden tersebut.

2. Anonymity (tanpa nama)

Merupakan etika dalam penelitian dengan cara tidak

mencantumkan nama responden dan hanya menuliskan kode (angka atau

huruf) atau inisial nama pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Merupakan etika dalam penelitian dengan menjaga kerahasiaan

dari hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

Semua informasi, identitas responden, yang dikumpulkan dijaga

kerahasiaannya oleh peneliti.


41

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Puskesmas Oka terletak di Kecamatan Larantuka dengan wilayah kerja

Puskesmas Oka meliputi 2 desa dan 8 kelurahan yang berada di wilayah

Kecamatan Larantuka yaitu Desa Mokantarak, Desa Lamawalang, Kelurahan

Waibalun, Kelurahan Lewolere, Kelurahan Pantai Besar, Kelurahan

Larantuka, Kelurahan Balela, Kelurahan Pohon Sirih, Kelurahan Lohayong

dan Kelurahan Lokea. Adapun batas-batas wilayah Puskesmas Oka adalah:

1. Utara : wilayah kerja Puskesmas Waimana Kecamatan Ile mandiri

2. Selatan : wilayah kerja puskesmas Nagi Kecamatan Larantuka

3. Timur : wilayah kerja Puskesmas Demon Pagong Kecamatan Demon

Pagong

4. Barat : wilayah kerja Puskesmas Lewolema Kecamatan Lewolema.

Luas wilayah kerja Puskesmas Oka adalah 53,7km2. Puskesmas Oka

merupakan puskesmas rawat jalan yang memiliki 2 puskesmas pembantu dan

1 polindes yang tersebar di 2 kelurahan dan 1 desa yakni Puskesmas

Pembantu Lewolere, Puskesmas Pembantu Lokea dan Polindes Mokantarak.

Puskesmas Oka memiliki beberapa UKBM (Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Manusia) di beberapa desa untuk membantu pelaksanaan

pembangunan kesehatan. Puskesmas Oka memiliki 20 Posyandu Balita, 15

Posyandu Lansia, 10 Posbindu PTM, 2 Pos UKK, 10 Kelas Ibu Hamil, dan 2

Prolanis.
42

Jumlah penduduk yang berada di wilayah kerja Puskesmas Oka

sebanyak 15,835 jiwa dengan perincian jumlah penduduk laki-laki sebanyak

8.008 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 7,827 jiwa (data dari

Profil Puskesmas Oka 2019).

Ketersediaan tenaga kesehatan di puskesmas yakni dokter umum

sebanyak 1 orang, perawat sebanyak 27 orang, bidan sebanyak 23 orang,

kesehatan masyarakat sebanyak 2 orang, kesehatan lingkungan sebanyak 7

orang, ahli laboratorium medis sebanyak 7 orang, tenaga teknis kefarmasian

sebanyak 2 orang, apoteker 2 orang, tenaga dukungan manajemen 2 sebanyak

2 orang. Pelayanan-pelayanan kesehatan yang tersedia di Puskesmas Oka

terdiri dari pelayanan poli umum, poli ibu dan anak, poli KB, klinik gizi,

kegawatdaruratan, klinik sanitasi, laboratorium, poli gigi, poli TB, HIV, dan

kusta, pelayanan imunisasi, administrasi, pelayanan posyandu (pelayanan

kesehatan bayi, balita, kelas ibu hamil dan nifas), pelayanan kesehatan lansia,

pelayanan kesehatan UKS/UKGS, pelayanan PTM, prolanis, kunjungan

rumah penderita, kesehatan kerja dan olahraga.

Visi dan Misi dan Puskesmas Oka adalah

a. Visi : Mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal dan menjadikan

masyarakat Kecamatan Larantuka yang mampu hidup sehat secara

mandiri.

b. Misi :

1. Meningkatkan pengetahuan serta mampu memberdayakan masyarakat

dalam pembangunan kesehatan yang mandiri.


43

2. Menjadikan tenaga kesehatan yang berdedikasi, profesional, tanggung

jawab, etos kerja yang baik serta memiliki komitmen bersama

3. Meningkatkan kualitas sumber daya dan mutu pelayanan kesehatan

4. Mengoptimalkan kerja sama lintas sektor dan stakeholder.

4.2 Gambaran Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diteliti adalah jenis kelamin, umur,

pendidikan, dan pekerjaan.

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel

berikut

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pada

Pengunjung Puskesmas Oka tahun 2021

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)


1 L 23 25,27%
2 P 68 74,73%
Total 91 100%

Table 4.1 menunjukkan distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

lebih sedikit berjenis kelamin laki-laki berjumlah 23 (25,27%) dibanding

perempuan berjumlah 68 (74,73%).


44

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur


Distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur pada

Pengunjung Puskesmas Oka tahun 2021.

No Umur (Tahun) Jumlah Presentase (%)


1 0-9 0 0,00%
2 10-19 1 1,10%
3 20-29 15 16,48%
4 30-39 16 17,58%
5 40-49 26 28,57%
6 50-59 19 20,88%
7 60-69 11 12,09%
8 >70 3 3,30%
Total 91 100%

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan umur

paling banyak pada umur 40-49 tahun sebanyak 26 responden (28,57 %)

dan paling sedikit pada umur 10-19 tahun yang berjumlah 1 orang (1,10 %)

4.2.3 karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan responden dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan

formal terakhir. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dibedakan

menjadi 4 pendidikan yaitu SD, SMP, SMA dan D3/S1. Distribusi

responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut


45

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat

PendidikanTerakhir pada Pengunjung Puskesmas Oka tahun 2021

No Pendidikan Jumlah Presentase (%)


1 SD 10 10,99%
2 SMP 8 8,79%
3 SMA 41 45,05%
4 D3 7 7,69%
5 S1 25 27,47%
Total 91 100%

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan tingkat

pendidikan paling banyak adalah pada tingkat pendidikan SMA yang

berjumlah 41 responden (45,05 %) dan paling sedikit pada tingkat SMP

berjumlah 8 (8,79 %).

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan


Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Frekuensi Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan pada

Pengunjung Puskesmas Oka pada tahun 2021

No Pekerjaan Jumlah Presentase (%)


1 Belum kerja 6 6,59%
2 Petani 3 3,30%
3 Nelayan 6 6,59%
4 Wiraswasta 14 15,38%
5 IRT 36 39,56%
6 PNS 12 13,19%
7 Guru 10 10,99%
8 Pensiunan 4 4,40%
Total 91 100%
46

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan jenis

pekerjaan menunjukkan paling banyak pekerjaan IRT (Ibu Rumah Tangga)

berjumlah 36 responden (39,56 %) sedangkan paling sedikit pekerjaan

Petani berjumlah 3 responden (3,30 %).

4.3 Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan untuk mendeskripsikan setiap variabel penelitian,

yakni kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan di Puskesmas Oka.

Kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan di Puskesmas Oka merupakan

penilaian yang dilakukan pasien setelah membandingkan kualitas pelayanan

yang dirasakan setelah berkunjungan ke Puskesmas Oka dengan harapan

pasien.

Kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan pada penelitian ini

merupakan persepsi pasien terhadap 5 dimensi penting dalam pelayanan

puskesmas yang terdiri dari aspek tangible, reliabillity, responsiveness,

assurance dan empathy.

1. Dimensi Tangible (Bukti Langsung)

Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner diketahui bahwa deskripsi aspek

tangible sebagaimana dikemukakan melalui analisis pada tabel berikut ini :


47

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan Tangible

(Bukti Langsung) Terhadap Mutu Pelayanan di Puskesmas Oka,

Kecamatan Larantuka

Variabel Item Tingkat Kategori


pernyataan Kepuasan (%)
P1 87,7% Sangat Baik
P2 89,2% Sangat Baik
Tangible P3 88,3% Sangat Baik
P4 79,3% Baik
P5 70,1% Baik
P6 71,4% Baik
Rata-rata 97,2% Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa penilaian yang diberikan

pasien terhadap kerapihan penampilan tenaga kesehatan dalam pelayanan

puskesmas (P1), kebersihan penampilan tenaga kesehatan dalam pelayanan

puskesmas (P2) dan kelengkapan alat-alat medis puskesmas (P3) menunjukkan

capaian indikator masing-masing sebesar 87.7% , 89.2%, dan 88.3% capaian

inimasuk dalam kategori sangat baik. Demikian pula penilaian pasien terhadap

ketersediaan tempat parkir (P4), kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan ruang

tunggu (P5), dan kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruang pemeriksaan

(P6) menunjukkan capaian indikator sebesar 79.3%, 70.1%, dan 71.4% capaian

inimasuk dalamkategori penilaian baik. Dilihat secara keseluruhan, penilaian

kepuasan pasien terhadap aspek tangible pada pelayanan medis yang diberikan

oleh Puskesmas Oka menunjukkan capaian sebesar 97,2% masuk dalam

kategori penilaian sangat baik.


48

2. Dimensi Reliability (Kehandalan)

Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner diketahui bahwa deskripsi aspek

reliability sebagaimana dikemukakan melalui analisis pada tabel berikut ini :

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan Reliability

(Kehandalan) Terhadap Mutu Pelayanan di Puskesmas Oka,

Kecamatan Larantuka

Variabel Item Tingkat Kategori


pernyataan Kepuasan (%)
P1 85,3% Sangat Baik
P2 82,2% Baik
Reliability P3 84,6% Sangat Baik
P4 72,3% Baik
P5 74,3% Baik
P6 74,9% baik
Rata-rata 94,7% Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa penilaian yang diberikan

pasien terhadap tenaga kesehatan melaksanakan kegiatan tepat waktu (P1),

petugas kesehatan mampu menjawab dan menjelaskan keluhan pasien (P3)

menunjukkan capaian indikator masing-masing sebesar 85.3% dan 84.6%

capaian ini masuk dalam kategori sangat baik. Demikian pula penilaian pasien

terhadap tenaga kesehatan memberikan kesempatan untuk bertanya (P2),

prosedur penerimaan pasien dilayani secara cepat dan tidak terbelit-belit (P4),

tenaga kesehatan memberikan penjelasan tentang keadaan pasien secara jelas

(P5), dan tenaga kesehatan selalu maksimal dalam melayani pemulihan pasien

(P6) menunjukkan capaian indikator sebesar 82.2%, 72.3%, 74.3%, dan 74.9%

capaian ini masuk dalam kategori penilaian baik. Dilihat secara keseluruhan,
49

penilaian kepuasan pasien terhadap aspek reliability pada pelayanan medis

yang diberikan oleh Puskesmas Oka menunjukkan capaian sebesar 94,7%

masuk dalam kategori penilaian sangat baik.

3. Dimensi Responsiveness (Daya Tanggap)

Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner diketahui bahwa deskripsi aspek

responsiveness sebagaimana dikemukakan melalui analisis pada tabel beri-

kut ini :

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan

Responsiveness (Daya Tanggap) Terhadap Mutu Pelayanan di

Puskesmas Oka, Kecamatan Larantuka

Variabel Item Tingkat Kategori


pernyataan Kepuasan (%)
P1 84,4% Sangat Baik
P2 86,8% Sangat Baik
Responsivennes P3 87,9% Sangat Baik
P4 71,2% Baik
P5 75.4% Baik
P6 72,9% Baik
Rata-rata 95,7% Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa penilaian yang diberikan

pasien terhadap pemeriksaan pasien dilakukan secara cepat (P1), pengobatan

pasien dilakukan secara cepat (P2), perawatan pasien dilakukan secara cepat

(P3) menunjukkan capaian indikator masing-masing sebesar 84.4%, 8.6%, dan

87.9% capaian ini masuk dalam kategori sangat baik. Demikian pula penilaian

pasien terhadap tenaga kesehatan selalu melakukan tugasnya dengan baik

dalam melayani pasien (P4), petugas kesehatan selalu ada pada jam kerja saat
50

pasien membutuhkan (P5), pasien diikutsertakan dalam pengambilan keputusan

tentang perawatan atau pengobatan pasien (P6), menunjukkan capaian

indikator sebesar 71.2%, 75.4%, dan 72.9% capaian ini masuk dalam kategori

penilaian baik. Dilihat secara keseluruhan, penilaian kepuasan pasien terhadap

aspek responsiveness pada pelayanan medis yang diberikan oleh Puskesmas

Oka menunjukkan capaian sebesar 95.7% masuk dalam kategori penilaian

sangat baik.

4. Dimensi Assurance (Jaminan)

Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner diketahui bahwa deskripsi aspek

assurance sebagaimana dikemukakan melalui analisis pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan Assurance

(Jaminan) Terhadap Mutu Pelayanan di Puskesmas Oka,

Kecamatan Larantuka

Variabel Item Tingkat Kategori


pernyataan Kepuasan (%)
P1 84,6% Sangat Baik
P2 85,3% Sangat Baik
Assurance P3 86,6% Sangat Baik
P4 75,4% Baik
P5 78% Baik
Rata-rata 82% Baik

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa penilaian yang diberikan

pasien terhadap tenaga kesehatan memberikan rasa nyaman saat bertanya dan

saat mendapatkan pelayanan (P1), tenaga kesehatan melakukan pemeriksaan,

pengobatan, perawatan dan memberitahukan hasilnya (P2), tenaga kesehatan

memberikan pelayanan sesuai dengan harapan pasien (P3) menunjukkan


51

capaian indikator masing-masing sebesar 84.6%, 85,.%, dan 86.6% capaian ini

masuk dalam kategori sangat baik. Demikian pula penilaian pasien terhadap

petugas kesehatan menjaga kerahasiaan pasien (P4), dan biaya perawatan

terjangkau (P5), menunjukkan capaian indikator sebesar 75.4% dan 78%

capaian ini masuk dalam kategori penilaian baik. Dilihat secara keseluruhan,

penilaian kepuasan pasien terhadap aspek assurance pada pelayanan medis

yang diberikan oleh Puskesmas Oka menunjukkan capaian sebesar 82% masuk

dalam kategori penilaian baik.

5. Dimensi Empathy (Empati)

Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner diketahui bahwa deskripsi aspek

empathy sebagaimana dikemukakan melalui analisis pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasanm Empathy

(Empati) Terhadap Mutu Pelayanan di Puskesmas Oka,

Kecamatan Larantuka

Variabel Item Tingkat Kategori


pernyataan Kepuasan (%)
P1 89% Sangat Baik
P2 86,6% Sangat Baik
Empathy P3 86,8% Sangat Baik
P4 73,2% Baik
P5 74,9% Baik
P6 79,8% Baik
Rata-rata 98% Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa penilaian yang diberikan

pasien terhadap keramahan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan

(P1), tenaga kesehatan memberikan pelayanan tanpa memperhatikan status


52

social (P2), tenaga kesehatan bersikap sopan terhadap pasien (P3)

menunjukkan capaian indikator masing-masing sebesar 89%, 86.6%, dan

86.8% capaian ini masuk dalam kategori sangat baik. Demikian pula penilaian

pasien terhadap perawat meluangkan waktu khusus untuk berkomunikasi

dengan pasien (P4), waktu untuk berkonsultasi keluarga pasien (P5),

menghibur dan memberikan dorongan kepada pasien supaya cepat sembuh dan

mendoakan mereka (P6), menunjukkan capaian indikator sebesar 73.2%,

74.9%, dan 79.8% capaian ini masuk dalam kategori penilaian baik. Dilihat

secara keseluruhan, penilaian kepuasan pasien terhadap aspek empathy pada

pelayanan medis yang diberikan oleh Puskesmas Oka menunjukkan capaian

sebesar 98% masuk dalam kategori penilaian sangat baik.

4.4 Analisis Uji Rank Spearman

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

hipotesis dengan uji korelasi Spearman Rank untuk menguji hubungan atau

pengaruh dua variabel yang diteliti, yaitu hubungan antara kepuasan pasien

dengan mutu pelayanan kesehatan yang terdiri dari 5 indikator antara lain

tangible(bukti langsung), reliability (kehandalan), responsiveness (daya

tanggap), assurance (jaminan) dan empathy (empati).

Untuk mengetahui tingkat atau derajat keeratan hubungan antara variabel

variabel yang diteliti, digunakan tabel kriteria pedoman untuk koefisien

korelasi sebagai berikut:


53

Tabel 4.10 : Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Cukup
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
(Riduwan, 2013: 228)

4.4.1 Hubungan antara Dimensi Tangible (Bukti Langsung) dengan

Kepuasan Pasien di Puskesmas Oka Tahun 2021

Hubungan antara dimensi tangible dengan kepuasan pasien di Puskesmas

Oka tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11 Hasil Korelasi Rank Spearman antara Tangible (Bukti

Langsung) dengan Kepuasan Pasien

Tangible Kepuasan
Spearman's Correlation
1.000 .635**
rho Coefficient
Tangible Sig. (2-tailed) .000
N 91 91
Correlation
.635** 1.000
Coefficient
Kepuasan Sig. (2-tailed) .000
N 91 91
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil output di atas diketahui nilai signifikan atau Sig.(2-

tailed) sebesar 0,000, karena nilai Sig.(2-tailed) 0,000 lebih kecil dari 0,05

maka artinya ada hubungan yang signifikan antara tangible dengan

kepuasan pelayanan di Puskesmas Oka. Selanjutnya untuk melihat tingkat


54

kekuatan (keeratan) hubungan dari output di atas diperoleh angka

koefisien korelasi sebesar 0,635 yang artinya tingkat kekuatan hubungan

(korelasi) antara tangible dengan kepuasan pelayanan di Puskesmas Oka

adalah 0,635 atau dapat dikatakan kuat. Hasil penelitian ini sejalan dengan

hasil penelitian oleh Sulastri (2020) ada hubungan mutu pelayanan

kesehatan dengan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Lurasik

Kabupaten Timor Tengah Utara. Dan untuk melihat arah (jenis) hubungan

tangible dengan kepuasan pelayanan pasien dari hasil output di atas angka

koefisien korelasi pada hasil di atas bernilai positif yaitu 0,635, sehingga

hubungan antara tangible dengan kepuasan pasien bersifat searah. Dengan

demikian dapat diartikan bahwa semakin ditingkatkan mutu pelayanan

dalam hal tangible (bukti langsung) maka kepuasan pelayanan pasien di

Puskesmas Oka juga akan meningkat.

4.4.2 Hubungan antara Dimensi Reliability (Kehandalan) dengan Kepuasan

Pasien di Puskesmas Oka Tahun 2021

Hubungan antara dimensi reliability dengan kepuasan pasien di Puskesmas

Oka tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12 Hasil Korelasi Rank Spearman antara Reliability (Kehandalan)

dengan Kepuasan Pasien

Reliability Kepuasan
Spearman's Correlation
1.000 .701**
rho Coefficient
Reliability Sig. (2-tailed)
.000
N 91 91
Correlation
Kepuasan .701** 1.000
Coefficient
55

Sig. (2-tailed) .000


N 91 91
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil output di atas diketahui nilai signifikan atau Sig.(2-

tailed) sebesar 0,000, karena nilai Sig.(2-tailed) 0,000 lebih kecil dari 0,05

maka artinya ada hubungan yang signifikan antara reliability dengan

kepuasan pelayanan pasien di Puskesmas Oka. Selanjutnya untuk melihat

tingkat kekuatan (keeratan) hubungan dari output di atas diperoleh angka

koefisien korelasi sebesar 0,701 yang artinya tingkat kekuatan hubungan

(korelasi) antara reliability (kehandalan) dengan kepuasan pelayanan

pasien di Puskesmas Oka adalah 0,701 atau dapat dikatakan kuat. Hasil

penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Sulastri (2020) ada

hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien rawat jalan

di Puskesmas Lurasik Kabupaten Timor Tengah Utara. Dan untuk melihat

arah (jenis) hubungan reliability dengan kepuasan pelayanan pasien dari

hasil output di atas angka koefisien korelasi pada hasil di atas bernilai

positif yaitu 0,701, sehingga hubungan antara reliability dengan kepuasan

pasien bersifat searah. Dengan demikian dapat diartikan bahwa semakin

ditingkatkan mutu pelayanan dalam hal reliability (kehandalan) maka

kepuasan pelayanan pasien di Puskesmas Oka juga akan meningkat.


56

4.4.3 Hubungan antara Dimensi Responsiveness (Daya Tanggap) dengan


Kepuasan Pasien di Puskesmas Oka Tahun 2021
Hubungan antara dimensi Responsiveness (Daya Tanggap) dengan

kepuasan pasien di Puskesmas Oka tahun 2021 dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.13 Hasil Korelasi Rank Spearman antara Responsiveness (Daya

Tanggap) dengan Kepuasan Pasien

Responsiveness Kepuasan
Spearman's Correlation
1.000 .592**
rho Coefficient
Responsiveness Sig. (2-tailed)
.000
N 91 91
Correlation
.592** 1.000
Coefficient
Kepuasan Sig. (2-tailed) .000
N 91 91
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil output di atas diketahui nilai signifikan atau Sig.(2-

tailed) sebesar 0,000, karena nilai Sig.(2-tailed) 0,000 lebih kecil dari 0,05

maka artinya ada hubungan yang signifikan antara responsiveness (daya

tanggap) dengan kepuasan pelayanan pasien di Puskesmas Oka.

Selanjutnya untuk melihat tingkat kekuatan (keeratan) hubungan dari

output di atas diperoleh angka koefisien korelasi sebesar 0,592 yang

artinya tingkat kekuatan hubungan (korelasi) antara responsiveness (daya

tanggap) dengan kepuasan pelayanan pasien di Puskesmas Oka adalah

0,592 atau dapat dikatakan cukup. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian oleh Sulastri (2020) ada hubungan mutu pelayanan kesehatan


57

dengan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Lurasik Kabupaten

Timor Tengah Utara. Dan untuk melihat arah (jenis) hubungan

responsiveness (daya tanggap) dengan kepuasan pelayanan pasien dari

hasil output di atas angka koefisien korelasi pada hasil di atas bernilai

positif yaitu 0,592, sehingga hubungan antara responsiveness (daya

tanggap) dengan kepuasan pasien bersifat searah. Dengan demikian dapat

diartikan bahwa semakin ditingkatkan mutu pelayanan dalam hal

responsiveness (daya tanggap) maka kepuasan pelayanan pasien di

Puskesmas Oka juga akan meningkat.

4.4.4 Hubungan antara Dimensi Assurance (Jaminan) dengan Kepuasan


Pasien di Puskesmas Oka Tahun 2021

Hubungan antara dimensi assurance (jaminan) dengan kepuasan responden

di Puskesmas Oka tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.14 Hasil Korelasi Rank Spearman antara Assurance (Jaminan)

dengan Kepuasan Pasien

Assurance Kepuasan
Spearman's Correlation
1.000 .537**
rho Coefficient
Assurance Sig. (2-tailed)
.000
N 91 91
Correlation
.537** 1.000
Coefficient
Kepuasan Sig. (2-tailed)
.000
N 91 91
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
58

Berdasarkan hasil output di atas diketahui nilai signifikan atau Sig.(2-

tailed) sebesar 0,000, karena nilai Sig.(2-tailed) 0,000 lebih kecil dari 0,05

maka artinya ada hubungan yang signifikan antara assurance (jaminan)

dengan kepuasan pelayanan pasien di Puskesmas Oka. Selanjutnya untuk

melihat tingkat kekuatan (keeratan) hubungan dari output di atas diperoleh

angka koefisien korelasi sebesar 0,537 yang artinya tingkat kekuatan

hubungan (korelasi) antara assurance (jaminan) dengan kepuasan

pelayanan pasien di Puskesmas Oka adalah 0,537 atau dapat dikatakan

cukup. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Sulastri

(2020) ada hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien

rawat jalan di Puskesmas Lurasik Kabupaten Timor Tengah Utara. Dan

untuk melihat arah (jenis) hubungan assurance (jaminan) dengan kepuasan

pelayanan pasien dari hasil output di atas angka koefisien korelasi pada

hasil di atas bernilai positif yaitu 0,537, sehingga hubungan antara

assurance (jaminan) dengan kepuasan pasien bersifat searah. Dengan

demikian dapat diartikan bahwa semakin ditingkatkan mutu pelayanan

dalam hal assurance (jaminan) maka kepuasan pelayanan pasien di

Puskesmas Oka juga akan meningkat.


59

4.4.5 Hubungan antara Dimensi Empathy (Empati) dengan Kepuasan Pasien

di Puskesmas Oka Tahun 2021

Hubungan antara dimensi Empathy (Empati) dengan kepuasan responden di

Puskesmas Oka tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.15 Hasil Korelasi Rank Spearman antara Empathy (Empati) dengan

Kepuasan Pasien

Empathy Kepuasan
Spearman's Correlation
1.000 .784**
rho Coefficient
Empathy Sig. (2-tailed)
.000
N 91 91
Correlation
.784** 1.000
Coefficient
Kepuasan Sig. (2-tailed)
.000
N 91 91
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil output di atas diketahui nilai signifikan atau Sig.(2-

tailed) sebesar 0,000, karena nilai Sig.(2-tailed) 0,000 lebih kecil dari 0,05

maka artinya ada hubungan yang signifikan antara empathy (empati)

dengan kepuasan pelayanan pasien di Puskesmas Oka.

Selanjutnya untuk melihat tingkat kekuatan (keeratan) hubungan dari

output di atas diperoleh angka koefisien korelasi sebesar 0,784 yang

artinya tingkat kekuatan hubungan (korelasi) antara empathy (empati)

dengan kepuasan pelayanan pasien di Puskesmas Oka adalah 0,784 atau

dapat dikatakan kuat. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian

oleh (Sulastri 2020) ada hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan

kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Lurasik Kabupaten Timor


60

Tengah Utara. Dan untuk melihat arah (jenis) hubungan empathy (empati)

dengan kepuasan pelayanan pasien dari hasil output di atas angka koefisien

korelasi pada hasil di atas bernilai positif yaitu 0,784, sehingga hubungan

antara empathy (empati) dengan kepuasan pasien bersifat searah. Dengan

demikian dapat diartikan bahwa semakin ditingkatkan mutu pelayanan

dalam hal empathy (empati) maka kepuasan pelayanan pasien di

Puskesmas Oka juga akan meningkat.

4.5 Pembahasan

4.5.1 Hubungan Dimensi Tangible (bukti langsung) Dengan Kepuasan

Pasien Di Puskesmas Oka

Muninjaya (2011) menyebutkan bahwa dengan tersedianya fasilitas

fisik serta perlengkapan yang memadai, maka penyedia layanan

kesehatan akan mampu bekerja secara optimal sesuai dengan

keterampilan masing-masing. Dalam penelitian ini dimensi tangible

dalam pelayanan di Puskesmas Oka diukur dari penampilan fisik yang

bersih dan sopan pada tenaga kesehatan puskesmas, kelengkapan

fasilitas fisik yang memadai, kebersihan dan kenyamanan ruang tunggu

dan juga ruang pemeriksaan yang dapat dilihat dan dirasakan langsung

oleh pasien.

Berdasarkan hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji

Korelasi Spearman dalam penelitian ini menunjukkan bahwa diperoleh

nilai Sig.(2-tailed) 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang artinya ada

hubungan yang signifikan antara tangible dengan kepuasan pelayanan


61

di Puskesmas Oka. Nilai Korelasi Spearman sebesar r = 0,635

menunjukkan bahwa kekuatan korelasi kuat. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Asriani Kamsir (2018) yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan

pasien terhadap dimensi bukti fisik yang mana pasien lebih banyak

mengatakan puas terhadap pelayanan kesehatan di Poli Umum

Puskesmas Lompoe Kota Pare-Pare. Hal ini berbeda dengan hasil

penelitian Supartiningsih (2017) yang menemukan bahwa dimensi bukti

fisik (tangible) tidak mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap kepuasan pasien rumah sakit Sarila Husada Sragen pada

pasien Rawat Jalan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan dimensi bukti

langsung dengan kepuasan pasien di Puskesmas Oka mempunyai

pengaruh positif dan signifikan dengan rata- rata skor 97.2 % dengan

penilaian terhadap pelayanan yang diberikan sudah sangat baik. Hal ini

didukung oleh akumulasi penilaian kepuasan pasien terhadap kerapian

penampilan tenaga kesehatan dalam pelayanan puskesmas (87.7%),

kebersihan penampilan tenaga kesehatan dalam pelayanan puskesmas

(89.2%), kelengkapan alat-alat medis puskesmas (88.3%), ketersediaan

tempat parkir (79.3%) kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruang

tunggu (70.1%). Berdasarkan hasil perhitungan akumulasi jawaban

setiap responden untuk pernyataan (P1-P6) pada dimensi tangible

dengan nilai akhir jawaban 1 masuk dalam kategori sangat buruk,


62

akumulasi jawaban dengan nilai akhir 2 masuk dalam kategori buruk.

Hal ini menunjukkan bahwa penilaian setiap responden untuk dimensi

tangible pada pelayanan di Puskesmas Oka masih rendah.

Semakin baik persepsi pasien terhadap bukti langsung maka

kepuasan pasien akan semakin tinggi, jika penilaian pasien terhadap

bukti langsung buruk, maka kepuasan pasien semakin rendah. Seorang

pasien yang menjalani perawatan dan pemeriksaan di puskesmas, pada

saat masuk hal yang dinilai oleh pasien adalah penampilan fisik kamar

tempat pemeriksaan, ruang tunggu. Pasien pada umumnya

menginginkan ruang periksa, ruang tunggu yang baik sesuai dengan

keinginan mereka, oleh karena itu pihak Puskesmas Oka selalu

berusaha menjaga supaya keadaan ruang pemeriksaan, ruang tunggu

tetap bersih selama pasien menjalani perawatan dan pemeriksaan.

4.5.2 Hubungan Dimensi Reliability (kehandalan) Dengan Kepuasan

Pasien Di Puskesmas Oka

Muninjaya (2011) menyebutkan bahwa dari kelima dimensi

kepuasan, dimensi kehandalan (reliability) dinilai sebagai salah satu

dimensi yang penting oleh pelanggan berbagai industri jasa. Begitupun

dengan pasien sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan,

menganggap bahwa pelayanan pemeriksaan, pengobatan, dan

perawatan yang cepat dan tepat, jadwal pelayanan dijalankan secara

tepat, prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit merupakan cermin

dari dimensi ini. Dalam penelitian ini dimensi reliability dalam


63

pelayanan di Puskesmas Oka diukur dari pelaksanaan kegiatan tepat

waktu, prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit, petugas kesehatan

mampu memberikan penjelasan tentang keadaan pasien dan petugas

kesehatan selalu maksimal dalam pemulihan pasien.

Berdasarkan hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji

Korelasi Spearman dalam penelitian ini menunjukkan bahwa diperoleh

nilai Sig.(2-tailed) 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang artinya ada

hubungan yang signifikan antara reliability dengan kepuasan pelayanan

di Puskesmas Oka. Nilai Korelasi Spearman sebesar r = 0,701

menunjukkan bahwa kekuatan korelasi kuat. Penelitian ini sejalan

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wowor (2018) yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara dimensi reliability dengan

kepuasan pasien di Puskesmas Walantakan Kecamatan Langowan

Utara. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Kamil H

(2012) yang menemukan bahwa ada ketidak puasan pasien terhadap

dimensi kehandalan terhadap mutu pelayanan kesehatan pada ruang

rawat inap kelas III RSUDZA Banda Aceh, yang menunjukkan bahwa

petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap

pasien belum optimal dalam melaksanakan tugasnya dalam aspek

kecepatan, ketepatan, kesesuaian, dan kelancaran pelayanan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan dimensi

kehandalan dengan kepuasan pasien di Puskesmas Oka mempunyai

pengaruh positif dan signifikan dengan rata- rata skor 94.7 % dengan
64

penilaian terhadap pelayanan yang diberikan sudah sangat baik. Hal ini

didukung oleh akumulasi penilaian kepuasan pasien terhadap tenaga

kesehatan melaksanakan kegiatan tepat waktu (85.3%), tenaga

kesehatan memberikan kesempatan untuk bertanya (82.2%), petugas

kesehatan mampu menjawab dan menjelaskan keluhan pasien (84,6%),

prosedur penerimaan pasien dilayani secara cepat dan tidak berbelit-

belit (72.3%), tenaga kesehatan memberikan penjelasan tentang

keadaan pasien secara jelas (74.3%) dan tenaga kesehatan selalu

maksimal dalam melayani pemulihan pasien (74,9%). Berdasarkan hasil

perhitungan akumulasi jawaban setiap responden untuk pernyataan (P1-

P6) pada dimensi reliability dengan nilai akhir jawaban 1 masuk dalam

kategori sangat buruk, akumulasi jawaban dengan nilai akhir 2 masuk

dalam kategori buruk. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian setiap

responden untuk dimensi reliability pada pelayanan di Puskesmas Oka

masih rendah

Semakin baik persepsi pasien terhadap kehandalan maka kepuasan

pasien akan semakin tinggi, jika penilaian pasien terhadap kehandalan

buruk, maka kepuasan pasien semakin rendah. Seorang pasien yang

menjalani pemeriksaan di puskesmas, akan melakukan penilaian

terhadap ketepatan waktu dalam melaksanakan tugas dan juga pada saat

melakukan pelayanan dan pemeriksaan. Oleh karena itu pihak

Puskesmas Oka selalu berusaha menjaga dan meningkatkan

kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan


65

memuaskan serta sesuai dengan harapan pasien sehingga jumlah

kunjungan pasien di Puskesmas Oka meningkat.

4.5.3 Hubungan Dimensi Responsiveness (daya tanggap) Dengan

Kepuasan Pasien Di Puskesmas Oka

Laksana (2008) menyebutkan bahwa dimensi daya tanggap

(responsiveness) merupakan bentuk kemauan untuk menolong

pelanggan dan menyediakan pelayanan yang cepat. Dimensi ini

dimasukkan ke dalam kemampuan petugas kesehatan menolong

pelanggan dan kesiapannya melayani sesuai prosedur dan bisa

memenuhi harapan pasien. Dalam penelitian ini dimensi responsiveness

dalam pelayanan di Puskesmas Oka diukur dari petugas kesehatan

melakukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan secara cepat,

petugas kesehatan melakukan tugasnya dengan baik dalam melayani

pasien dan petugas kesehatan selalu ada pada jam kerja.

Berdasarkan hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji

Korelasi Spearman dalam penelitian ini menunjukkan bahwa diperoleh

nilai Sig.(2-tailed) 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang artinya ada

hubungan yang signifikan antara responsiveness dengan kepuasan

pelayanan di Puskesmas Oka. Nilai Korelasi Spearman sebesar r =

0,592 menunjukkan bahwa kekuatan korelasi kuat. Penelitian ini

sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fakhsiannor (2021)

yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

responsiveness dengan kepuasan rawat jalan di Puskesmas Batumandi


66

Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Supartiningsih (2017) yang

menemukan bahwa dimensi daya tanggap (responsiveness) tidak

mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kepuasan

pasien rumah sakit Sarila Husada Sragen pada pasien Rawat Jalan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan dimensi daya

tanggap dengan kepuasan pasien di Puskesmas Oka mempunyai

pengaruh positif dan signifikan dengan rata- rata skor 95,7% dengan

penilaian terhadap pelayanan yang diberikan sudah sangat baik. Hal ini

didukung oleh akumulasi penilaian kepuasan pasien terhadap

pemeriksaan pasien dilakukan secara cepat (84.4%), pengobatan pasien

dilakukan secara cepat (86.8%), perawatan pasien dilakukan secara

cepat (87.9%), tenaga kesehatan selalu melakukan tugasnya dengan

baik dalam melayani pasien (71.2%), petugas kesehatan selalu ada pada

jam kerja saat pasien membutuhkan (75.4%) dan pasien diikutsertakan

dalam pengambilan keputusan tentang perawatan atau pengobatan

pasien (72.9%). Berdasarkan hasil perhitungan akumulasi jawaban

setiap responden untuk pernyataan (P1-P6) pada dimensi

responsiveness dengan nilai akhir jawaban 1 masuk dalam kategori

sangat buruk, akumulasi jawaban dengan nilai akhir 2 masuk dalam

kategori buruk. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian setiap responden

untuk dimensi responsiveness pada pelayanan di Puskesmas Oka masih

rendah
67

Semakin baik persepsi pasien terhadap daya tanggap maka

kepuasan pasien akan semakin tinggi, jika penilaian pasien terhadap

daya tanggap buruk, maka kepuasan pasien semakin rendah.Hal ini

dapat dilihat dari ketanggapan petugas kesehatan, dokter dalam

menangani masalah kesehatan pasien, petugas memberikan informasi

yang jelas sebelum melakukan tindakan sehingga Puskesmas Oka

sendiri perlu meningkatkan lagi pelayanan yang diberikan agar pasien

merasa puas dengan kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya

melebihi harapannya.

4.5.4 Hubungan Dimensi Assurance (jaminan) Dengan Kepuasan Pasien

Di Puskesmas Oka

Teori Parasuraman menyatakan bahwa ada hubungan yang erat

antara kualitas produk dengan kepuasan konsumen. Kualitas produk

sama dengan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada

pasien. Jaminan dari suatu pelayanan juga ditentukan dari adanya

komitmen organisasi yang kuat, yang menganjurkan agar setiap

pegawai memberikan pelayanan secara serius dan sungguh-sungguh

untuk memuaskan orang yang dilayani. Jaminan dalam hal ini yaitu

jaminan dari para petugas kesehatan yang memberikan pelayanan yang

terbaik kepada pasien sehingga pasien merasa puas akan pelayanan

yang diberikan. Dimensi assurance mencakup pengetahuan,

kemampuan, kesopanan, dan sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki

petugas, bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan. Dalam penelitian


68

ini dimensi assurance dalam pelayanan di Puskesmas Oka diukur dari

petugas kesehatan memberikan rasa nyaman saat bertanya dan

mendapatkan pelayanan, petugas memberikan pelayanan sesuai dengan

harapan pasien, petugas menjaga kerahasiaan pasien.

Berdasarkan hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji

Korelasi Spearman dalam penelitian ini menunjukkan bahwa diperoleh

nilai Sig.(2-tailed) 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang artinya ada

hubungan yang signifikan antara assurance dengan kepuasan pelayanan

di Puskesmas Oka. Nilai Korelasi Spearman sebesar r = 0,537

menunjukkan bahwa kekuatan korelasi kuat. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Jamaluddin (2020) dengan judul

Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Di

Rumah Sakit Izza Karawang yang menyatakan bahwa pelayanan yang

diberikan sudah sesuai dengan apa yang diharapkan pasien. Jaminan

atas pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan mampu

memberikan pelayanan yang handal, mandiri dan profesional yang

berdampak pada kepuasan pelayanan yang diterima. Hal ini berbeda

dengan hasil penelitian yang dilakukan Kamil H (2012) yang

menemukan bahwa ada ketidak puasan pasien terhadap dimensi

jaminan terhadap mutu pelayanan kesehatan pada ruang rawat inap

kelas III RSUDZA Banda Aceh, yang menunjukkan bahwa petugas

kesehatan dalam memberikan pelayanan belum sesuai harapan pasien

yang meliputi rasa aman dalam menerima pelayanan, bersikap


69

konsisten, dan memiliki pengetahuan yang memadai untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan pasien.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan dimensi jaminan

dengan kepuasan pasien di Puskesmas Oka mempunyai pengaruh

positif dan signifikan dengan rata- rata skor 82% dengan penilaian

terhadap pelayanan yang diberikan sudah baik. Hal ini didukung oleh

akumulasi penilaian kepuasan pasien terhadap tenaga kesehatan

memberikan rasa nyaman saat bertanya dan saat mendapatkan

pelayanan (84.6%), tenaga kesehatan melakukan pemeriksaan,

pengobatan, perawatan dan memberitahukan hasilnya (85.3%), tenaga

kesehatan memberikan pelayanan sesuai dengan harapan pasien

(86.6%), petugas kesehatan menjaga kerahasiaan pasien (75.4%) dan

biaya perawatan terjangkau (78%). Berdasarkan hasil perhitungan

akumulasi jawaban setiap responden untuk pernyataan (P1-P5) pada

dimensi assurance dengan nilai akhir jawaban 1 masuk dalam kategori

sangat buruk, akumulasi jawaban dengan nilai akhir 2 masuk dalam

kategori buruk. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian setiap responden

untuk dimensi assurance pada pelayanan di Puskesmas Oka masih

rendah

Semakin baik persepsi pasien terhadap jaminan maka kepuasan

pasien akan semakin tinggi, jika penilaian pasien terhadap jaminan

buruk, maka kepuasan pasien semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari

petugas memberikan jaminan tepat waktu dalam pelayanan, jaminan


70

biaya dalam pelayanan, jaminan legalitas dalam pelayanan, jaminan

kepastian biaya dalam pelayanan. Puskesmas Oka harus tetap

mempertahankan dan terus meningkatkan mutu pelayanan terhadap

kepuasan pasien agar jumlah kunjungan pasien semakin meningkat.

4.5.5 Hubungan Dimensi Empathy (empati) Dengan Kepuasan Pasien Di

Puskesmas Oka

Muninjaya (2004) menyebutkan bahwa empati yang petugas

kesehatan berikan akan menyentuh emosi pasien yang tentunya hal ini

akan berdampak pada tingkat kepatuhan pasien terhadap rencana

pengobatan. Dalam penelitian ini dimensi empathy dalam pelayanan di

Puskesmas Oka diukur dari perhatian secara individual yang diberikan

puskesmas terhadap pasien dan keluarganya seperti kemudahan untuk

menghubungi, kemampuan untuk berkomunikasi, perhatian yang tinggi

dari petugas, kemudahan dalam mencapai lokasi, kemudahan dalam

membayar, dan mengurus administrasi

Berdasarkan hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji

korelasi spearman dalam penelitian ini menunjukkan bahwa diperoleh

nilai Sig.(2-tailed) 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang artinya ada

hubungan yang signifikan antara emphaty dengan kepuasan pelayanan

di Puskesmas Oka. Nilai korelasi spearman sebesar r = 0,784

menunjukkan bahwa kekuatan korelasi kuat. Penelitian ini sejalan

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kolibu (2019) yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara perhatian


71

dengan kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Tingkat IV Lanud

Sam Ratulangi. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Supartiningsih

(2017) yang menemukan bahwa dimensi empati (empathy) tidak

mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kepuasan

pasien rumah sakit Sarila Husada Sragen pada pasien Rawat Jalan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan dimensi empati

dengan kepuasan pasien di Puskesmas Oka mempunyai pengaruh

positif dan signifikan dengan rata- rata skor 98% dengan penilaian

terhadap pelayanan yang diberikan sudah sangat baik. Hal ini didukung

oleh akumulasi penilaian kepuasan pasien terhadap keramahan tenaga

kesehatan dalam memberikan pelayanan semakin baik persepsi pasien

terhadap empati maka kepuasan pasien akan semakin tinggi, jika

penilaian pasien terhadap empati buruk, maka kepuasan pasien semakin

rendah. Hal ini dapat dilihat dari keramahan petugas kesehatan terhadap

pasien dalam memberikan pelayanan (89%), tenaga kesehatan

memberikan pelayanan tanpa memperhatikan status sosial (86.6%),

tenaga kesehatan bersikap sopan terhadap pasien (86.8%), perawat

meluangkan waktu khusus untuk berkomunikasi dengan pasien

(73.2%), waktu untuk berkomunikasi dengan pasien terpenuhi (74.9%)

dan menghibur serta memberikan dorongan kepada pasien supaya cepat

sembuh dan mendoakan mereka (79.8%). Berdasarkan hasil

perhitungan akumulasi jawaban setiap responden untuk pernyataan (P1-

P6) pada dimensi empathy dengan nilai akhir jawaban 1 masuk dalam
72

kategori sangat buruk, akumulasi jawaban dengan nilai akhir 2 masuk

dalam kategori buruk. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian setiap

responden untuk dimensi empathy pada pelayanan di Puskesmas Oka

masih rendah.

Pihak puskesmas perlu mempertahankan dan terus meningkatkan

dimensi empati agar pasien yang berkunjung merasa puas dan jumlah

kunjungan pasien meningkat.


73

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Terdapat hubungan antara kepuasan pasien dengan dimensi tangible (bukti

langsung) dalam mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Oka

2. Terdapat hubungan antara kepuasan pasien dengan dimensi reliability

(kehandalan) dalam mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Oka

3. Terdapat hubungan antara kepuasan pasien dengan dimensi

responsiveness (daya tanggap) dalam mutu pelayanan kesehatan di

Puskesmas Oka

4. Terdapat hubungan antara kepuasan pasien dengan dimensi assurance (ja-

minan) dalam mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Oka

5. Terdapat hubungan antara kepuasan pasien dengan dimensi empathy (empati)

dalam mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Oka

5.2 Saran

1. Bagi Puskesmas Oka

Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diwujudkan lebih baik

dengan meningkatkan keterampilan staf (sumber daya manusia) dan motivasi

kerja dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat.


74

2. Bagi Masyarakat

Masyarakat berhak mendapatkan pelayanan yang layak tidak hanya secara

medis,oleh sebab itu masyarakat dapat memberikan penilaian atau masukan

kepada petugas puskesmas terkait pelayanan yang diberikan sehingga dapat

diperhatikan oleh pihak puskesmas.

3. Bagi Peneliti Lain

Pada penelitian ini peneliti melihat hubungan mutu pelayanan kesehatan

dengan kepuasan pasien di Puskesmas Oka berdasarkan lima dimensi

mutu pelayanan kesehatan, diharapkan peneliti lain dapat meneliti mutu

layanan kesehatan melalui variabel-variabel lain dengan responden atau

sasaran yang berbeda atau lebih luas lagi.


75

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2019. Pengaruh Persepsi Mutu Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan


Pasien di Puskesmas Titi Papan Kecamatan Medan Deli Tahun 2019
(Universitas Islam Negeri]. http://repository.uinsu.ac.id/7743/)
Alfiana. 2019.Analisis Mutu Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Tingkat IV
Kota Madiun Tahun 2019. Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.
Andriani. 2017.Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Puskesmas
BukitTinggi. 2, 45–52.
Annisa.2017.Hubungan Mutu Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap
Kelas III di Rumah Sakit Tk. IV Madiun Tahun 2017. Stikes Bhakti Husada
Mulia Madiun.
Aprina Hetikus Taekab, Chriswardani Suryawati.2019. Analisis Persepsi Pasien
Terhadap Mutu Pelayanan Puskesmas Dan Hubungannya Dengan Kepuasan
Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Leyangan Kabupaten Semarang Tahun
2018. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(1), 31–40.
Astuti.2017.Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan dengan Tingkat Kepuasan
Pasien Rawat Inap Puskesmas. Hygeia Journal Of Public Health, 1(3), 65–
72. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia
Arifin, Alwi, Darmawansyah.2011.Analisis Mutu Pelayanan Kesehatan Ditinjau
dari Aspek Input Rumah Sakit di Instalasi Rawat Inap RSU. Haji Makassar.
Jurnal MKMI, Vol 7 No.1.
Azwar, A. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan (3rd ed.). Binarupa Aksara.
https://books.google.co.id/books?id=G-50AQAACAAJ
Budiarto, E. 2013. Metode Penelitian Kedokteran.
Bustami. 2011. Penjamin Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya (1st
ed.). Erlangga.
Burhanuddin et al.2016.Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan
Pasien Rsud Syekh Yusuf Gowa. Jurnal MKMI, Vol. 12 No. 1, Maret 2016
Daryanto dan Ismanto Setyabudi. 2014. Konsumen dan Pelayanan Prima. Gava
Media.
76

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia;Jakarta
Djeinne Thresye Pangerapan, Ora Et Labora I. Palandeng.2018.Hubungan Antara
Mutu Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Di Poliklinik Penyakit Dalam
Rumah Sakit Umum Gmim Pancaran Kasih Manado. Ilmu Kesehatan
Masyarakat Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi, 2(1), 9–18.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkk/article/viewFile/18836/18386
Jamal H. M. Arifin et al. 2020. Analysis of Outpatient Satisfaction and the Quality
of Health Services
Kamil H. Tingkat kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan di
RSUDZA Banda Aceh. Idea Nursing Journal. 2012. ;3(1):1-0))
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT Indeks
Kelompok Gramedia
Sry Agustini. 2020.Analisis Hubungan Dimensi Kualitas Pelayanan Kesehatan
terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap (Studi Kasus pada RSU. Budi
Rahayu Pekalongan). Tesis. Universitas Diponegoro Semarang.
Mukti, A. G. 2007.Strategi Terkini Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan :
Konsep Implementasi. PT. Karya Husada Mukti.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan (2nd ed.). PT. Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Nursalam. 2015.Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Salemba Medika.
Nursalam. 2016.Manajemen Keperawatan: aplikasi dan praktik keperawatan
profesional (edisi 5). Salemba Medika.
Margaretha. 2003. Kualitas Pelayanan: Teori dan Aplikasi: Mandar Maju,
Jakarta.
Parasuraman, A. Valerie.2001. (Diterjemahkan oleh Sutanto) Delivering Quality
Service. The Free Press, New York.
Prastica .I.2019.Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan
77

Pasien Unit Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun 2019.
Permenkes Nomor 75.2014.Tentang Kesehatan Masyarakat.
Pohan, Imbalo S. 2006.Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan, Dasar-dasar
Pengertian. Jakarta : Kesaint Blanc
Purwo Astuti, Ending Dan Walyani, E. S. 2015.Mutu Pelayanan Kesehatan &
Kebidanan. Pustaka Baru Press.
Puteri et al. 2020.Hubungan Antara Persepsi Mutu Jasa Pelayanan Kesehatan
dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Puskesmas Tikala Baru. Jurnal Kesmas,
9(4), 118–124.
Respati, S. A et al.2020. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Tingkat
Kepuasan Pasien Rawat Inap di Puskesmas Halmahera Kota Semarang
Tahun 2014 [Universitas Negeri Semarang]. http://lib.unnes.ac.id/20257/
Rondonuwu N. S., Sondakh, R. C., & Ratag, B. T.2014.Hubungan Antara
Kepuasan Pasien Terhadap Kualitas Jasa Pelayanan Rawat Jalan dengan
Minat Untuk Memanfaatkan Kembali Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Ranotana Weru Kota Manado Tahun 2014. 1–7.
Riwudan. 2014. Metode Dan Teknik Penyusunan Proposal Penelitian. Bandung.
Alvabeta
Sari, I. D. 2010. Manajemen Pemasaran Usaha Kesehatan (4th ed.). Nuha
Medika.)
Supartiningsih S. Kualitas pelayanan kepuasan pasien rumah sakit: kasus pada
pasien rawat jalan. Jurnal medicoeticolegal dan manajemen rumah sakit.
2017. Apr;6(1):9-15).
Sari Lestari. 2019. Faktor Yang Berhubungan Dengan Mutu Pelayanan
Kesehatan Di Ruang Rawat Inap Rumkital Dr. Komang Makes Belawan.
Jurnal Kesehatan Global, Vol. 2, No. 3, September 2019 : 158-164)
Satrianegara, M. 2014.Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta
PT. Salemba Medika.
Sulastri.2020.Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien
Rawat Jalan Di Puskesmas Lurasik Kabupaten Timor Tengah Utara.
78

Sugiyono. 2010. H Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta.


Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (anggota
Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) (ed.); 19th ed.). Alfabeta.
Sujarweni, V. W. 2014. Metodologi Penelitian Keperawatan. Gava Media.
Sulistyo, Bambang Petrus. 2016. Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan
dengan Tingkat Kepuasan Pasien BPJS di Puskesmas Delanggu Kabupaten
Klaten.)
79

Lampiran 1. Informed Consent Dan Kuesioner Penelitian

INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Alamat :

Setelah saya membaca dan mendapat penjelasan serta memahami


sepenuhnya tentang penelitian “Hubungan Tingkat Kepuasan Pasien Dengan
Mutu Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Oka Kecamatan Larantuka Kabupaten
Flores Timur”. Maka dengan ini, saya secara sukarela dan tanpa paksaan menya-
takan bersedia diikutkan dalam penelitian tersebut.
Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Larantuka, Oktober 2021


Peneliti/Pewawancara Responden

Veronika P. Eka Putri

Saksi
80

KUESIONER

Hubungan Tingkat Kepuasan Pasien Dengan Mutu Pelayanan Kesehatan Di


Puskesmas Oka Kecamatan Larantuka Kabupaten
Flores Timur.

No. Responden :
Tanggal Pengisian :
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
ALTERNATIF JAWABAN
A. Mutu pelayanan (tangible, reliability, responsiveness, assurance, empathy)
1. Sangat Buruk
2. Buruk
3. Sedang
4. Baik
5. Sangat Baik
B. Kepuasan pasien
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
3. Sedang
4. Puas
5. Sangat Puas
81

Penilaian
No PERNYATAAN 1 2 3 4 5

A. Tangible (bukti langsung)

1. Kerapihan penampilan tenaga kesehatan dalam


pelayanan puskesmas
2. Kebersihan penampilan tenaga kesehatan
dalam pelayanan puskesmas
3. Kelengkapan alat-alat medis puskesmas
4. Ketersediaan tempat parkir
5. Kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruang
tunggu
6. Kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruang
pemeriksaan
B. Reliability (kehandalan)

7. Tenaga kesehatan melaksanakan kegiatan tepat


waktu
8. Tenaga kesehatan memberikan kesempatan
untuk bertanya
9. Petugas kesehatan mampu menjawab dan
menjelaskan keluhan pasien
10. Prosedur penerimaan pasien dilayani secara
cepat dan tidak berbelit-belit
11. Tenaga kesehatan memberikan penjelasan
tentang keadaan pasien secara jelas

12. tenaga kesehatan selalu maksimal dalam


melayani pemulihan pasien

C. Responsiveness (daya tanggap)

13. Pemeriksaan pasien dilakukan secara cepat


14. Pengobatan pasien dilakukan secara cepat
15. Perawatan pasien dilakukan secara cepat
16. Tenaga kesehatan selalu melakukan tugasnya
dengan baik dalam melayani pasien
17. Petugas kesehatan selalu ada pada jam kerja
saat pasien membutuhkan
18. Pasien diikutsertakan dalam pengambilan
keputusan tentang perawatan atau pengobatan
pasien
D. Assurance (jaminan)
82

19. Tenaga kesehatan memberikan rasa nyaman


saat bertanya dan saat mendapatkan pelayanan
20. Tenaga kesehatan melakukan pemeriksaan,
pengobatan, perawatan dan memberitahukan
hasilnya
21. Tenaga kesehatan memberikan pelayanan
sesuai dengan harapan pasien
22. Petugas kesehatan menjaga kerahasiaan pasien
23. Biaya perawatan terjangkau
E. Empathy ( empati)

24. Keramahan tenaga kesehatan dalam


memberikan pelayanan
25. Tenaga kesehatan memberikan pelayanan
tanpa memperhatikan status sosial
26. Tenaga kesehatan bersikap sopan terhadap
pasien
27. Perawat meluangkan waktu khusus untuk
berkomunikasi dengan pasien
28. Waktu untuk berkonsultasi keluarga pasien
terpenuhi
29. Menghibur dan memberikan dorongan kepada
pasien supaya cepat sembuh dan mendoakan
mereka
F. Kepuasan 1 2 3 4 5

1. Prosedur penerimaan pasien dilayani secara


cepat dan tidak berbelit-belit
2. Ketepatan waktu dokter dalam memberikan
pelayanan
3. Kecepatan petugas dalam memberikan respon
terhadap permintaan anda dalam pelayanan
keperawatan
4. Petugas bersikap ramah dan sopan
5. Perilaku petugas menimbulkan rasa aman
6. Perawat menguasai dan terampil dalam
melakukan pelayanan keperawatan
7. Ketersediaan obat-obatan
8. Kejelasan rincian biaya
83

Lampiran 2. Uji Rank Spearman

Hasil Uji Rank Spearman

Correlations

RE-
TAN- RELI- SPON- AS- EM-
GI- ABIL- SIVE- SURA PA- KEPU
BLES ITY NESS NCE THY ASAN
Spearma TANGI- Correlation 1.000 .644** .372** .372** .547** .635**
n's rho BLES Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000 .000 .000 .000 .000

N 91 91 91 91 91 91

RELIABIL- Correlation .644** 1.000 .605** .567** .671** .701**


ITY Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 . .000 .000 .000 .000

N 91 91 91 91 91 91

RESPON- Correlation .372** .605** 1.000 .782** .528** .592**


SIVENESS Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .000 . .000 .000 .000

N 91 91 91 91 91 91

ASSUR- Correlation .372** .567** .782** 1.000 .518** .537**


ANCE Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 . .000 .000

N 91 91 91 91 91 91

EMPATHY Correlation .547** .671** .528** .518** 1.000 .784**


Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 . .000

N 91 91 91 91 91 91

KEPUA- Correlation .635** .701** .592** .537** .784** 1.000


SAN Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .

N 91 91 91 91 91 91

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


84

Correlations
TANGIBLE KEPUASAN
**
Spearman's rho TANGIBLE Correlation Coefficient 1,000 ,635
Sig. (2-tailed) . ,000
N 91 91
**
KEPUASAN Correlation Coefficient ,635 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 91 91
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations
RELIABILITY KEPUASAN
**
Spearman's rho RELIABILITY Correlation Coefficient 1,000 ,701
Sig. (2-tailed) . ,000
N 91 91
**
KEPUASAN Correlation Coefficient ,701 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 91 91
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations
RESPONSIVEN
ESS KEPUASAN
**
Spearman's rho RESPONSIVENESS Correlation Coefficient 1,000 ,592
Sig. (2-tailed) . ,000
N 91 91
**
KEPUASAN Correlation Coefficient ,592 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 91 91
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations
ASSURANCE KEPUASAN
**
Spearman's rho ASSURANCE Correlation Coefficient 1,000 ,537
Sig. (2-tailed) . ,000
N 91 91
**
KEPUASAN Correlation Coefficient ,537 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 91 91
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations
EMPATHY KEPUASAN
**
Spearman's rho EMPATHY Correlation Coefficient 1,000 ,784
Sig. (2-tailed) . ,000
N 91 91
**
KEPUASAN Correlation Coefficient ,784 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 91 91
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
85

Lampiran 3. Master Data

Pendidikan

Pekerjaan
Tangible Reliability Responsiveness Assurance Empathy
Nama

Umur

No JK

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29

1 P Belum
KC 18 SMA Kerja 4 5 4 4 5 4 4 3 3 4 5 5 3 3 4 5 4 5 3 3 3 5 5 5 4 3 4 5 5

2 P
AL 36 SMA PNS 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 5 5 5 4 4 4 5
5 5 5
3 P
MK 61 SMA Pensiunan 5 5 5 3 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5
Belum 5 3 4
4 P
FJ 71 SMA Kerja 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 5 3 3 4 4 5 4 4 4 4

5 P
RH 32 SD IRT 4 4 4 5 4 4 5 3 3 5 5 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 3 4 4 5

6 P
SI 43 SMA IRT 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4

7 P
AK 74 SD IRT 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5

8 P
EK 49 SD IRT 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5

9 P
PB 53 SMA PNS 4 4 4 5 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4

10 P
YY 46 SMA IRT 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 4 5 3 3 4 2 2 2 3 3 3 5 5 4 4 2 2 4 2

11 P
TA 28 S1 Wiraswasta 4 5 5 4 5 5 5 4 2 4 5 5 3 3 3 4 5 4 2 3 3 4 5 5 5 4 5 5 5

12 P
RK 67 SD IRT 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4

13 P
MH 24 SMP IRT 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4

14 P
EN 40 SMA IRT 5 5 4 5 4 4 5 4 3 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4

15 P
MD 27 D3 PNS 5 5 5 5 3 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4

16 P
SA 42 S1 GURU 4 5 4 5 2 3 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4

17 P
MC 29 SMA IRT 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4
86

Lampiran 3. Master Data


18 P
SB 58 SMP IRT 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4

19 P
TK 61 S1 Pensiunan 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4

20 L
MK 58 SD PETANI 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4
21 P
MT 55 S1 GURU 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4

22 L
DS 64 D3 Pensiunan 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4

23 P
AT 50 S1 PNS 3 3 3 5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 3 4 5 4 4 4

24 P
LT 56 SD IRT 3 3 3 5 4 4 3 3 4 3 4 3 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4

25 P
MT 39 SMP IRT 3 3 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 5 4 4 4

26 P
CT 61 SMA Pensiunan 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 3 4 4 5

27 P
SH 57 S1 GURU 4 3 3 5 4 4 3 3 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 3 4 5 4 4 4

28 L
HK 79 SD PETANI 4 3 3 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4

29 P
AL 36 S1 IRT 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4

30 P
YS 63 SD IRT 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4

31 P
GD 43 SMP IRT 3 4 3 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4

32 P
DB 55 S1 GURU 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4

33 L
HK 38 D3 PNS 5 5 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 5 5 4 4 3 5 4 5 4 4 5 5 5 3 4 4

34 P
SK 40 SMA IRT 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5

35 P
AD 39 SMA IRT 4 5 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4

36 P
DK 25 SMA IRT 5 5 5 2 3 3 4 3 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 3 3 5 4 4 3 4 5

37 P
GK 58 SMP IRT 5 5 5 5 2 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 4

38 L
TL 42 SMP NELAYAN 5 5 5 5 2 2 4 4 5 3 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4

39 P
FK 45 S1 PNS 4 4 5 4 5 4 5 4 5 3 4 3 5 4 4 3 4 3 5 5 4 4 5 4 5 4 4 3 5
87

Lampiran 3. Master Data


40 L
TT 48 SMA Wiraswasta 5 5 5 3 2 3 5 5 5 3 2 3 5 5 5 4 5 3 5 5 5 4 3 5 5 5 4 5 4

41 L
RI 57 SMA NELAYAN 5 5 5 3 3 2 3 3 5 2 3 2 5 5 5 3 4 3 5 5 5 2 3 5 4 5 2 3 4

42 P
AK 39 SMA IRT 5 5 5 2 3 2 5 5 5 2 3 2 5 5 5 3 4 3 5 5 5 3 2 5 5 5 2 3 4

43 P
MK 29 SMA Wiraswasta 5 5 5 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 5 4 5 3 4 4 4 4
44 P
IN 39 SD IRT 3 3 3 1 2 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 2 3

45 P
MB 43 SMA IRT 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 2 4 3 4 2 4 2

46 P
DS 33 SMP IRT 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4

47 P
RH 43 SMA IRT 3 4 4 4 2 3 4 3 4 1 1 2 4 4 4 2 3 2 4 4 4 2 3 4 4 4 3 2 3

48 P Belum
AL 23 SMA Kerja 5 4 4 3 2 3 3 3 5 2 2 2 4 4 5 2 3 2 5 4 4 2 3 4 4 5 3 2 3

49 L
KN 39 SMA NELAYAN 5 4 4 2 3 2 5 5 5 3 3 2 5 5 5 3 4 3 5 5 5 3 2 4 5 4 4 2 4

50 P
YD 26 S1 Wiraswasta 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 4

51 P
RB 32 S1 Wiraswasta 4 4 4 4 2 3 3 3 3 2 5 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4

52 P
ML 31 S1 Wiraswasta 5 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 5 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 3 4

53 P
LP 29 S1 GURU 5 5 5 3 4 5 5 5 5 4 3 4 5 5 5 4 3 4 5 5 5 4 3 5 5 5 4 5 4

54 L
OD 40 SMA NELAYAN 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4

55 P
IH 27 S1 GURU 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 5 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4

56 P
SK 26 S1 Wiraswasta 5 5 5 3 4 3 4 4 5 3 4 2 5 5 5 2 3 2 5 5 5 4 3 5 4 4 2 4 3

57 P Belum
DK 24 SMA Kerja 4 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4

58 P
IL 29 S1 GURU 5 5 5 4 3 2 4 4 2 4 3 4 2 3 5 3 4 3 2 2 3 2 4 5 4 4 4 4 4

59 P Belum
VK 25 SMA Kerja 4 5 5 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4

60 P
SK 28 S1 GURU 4 4 4 3 4 3 3 3 2 5 3 5 4 4 4 3 5 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 5 3

61 L
DR 48 S1 Wiraswasta 5 5 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 5 4 3 4 4 4 5 5 4 3 5 4 4 4 4 4
88

Lampiran 3. Master Data


62 P
YW 46 SMA IRT 5 5 5 5 4 3 5 5 5 4 3 4 5 5 5 3 4 3 5 5 5 3 4 5 5 5 3 4 4

63 L
OS 57 SMA NELAYAN 5 5 5 3 4 3 4 4 5 3 4 3 4 5 5 2 3 2 5 4 5 3 4 5 5 5 3 2 3

64 P
TD 51 SMA IRT 5 5 5 3 3 4 5 4 5 4 2 3 5 4 5 3 4 3 5 5 4 3 2 5 5 4 2 3 3

65 P
EL 47 SMA Wiraswasta 5 5 5 2 3 2 5 5 5 3 4 3 5 5 5 2 3 4 5 5 5 3 1 5 5 5 3 2 3

66 P
JG 43 SMA IRT 4 5 4 2 1 3 4 5 5 3 2 1 5 5 4 2 3 2 5 5 5 2 1 5 5 5 4 2 3
67 P
FL 49 S1 PNS 5 5 5 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 3 4

68 P
TH 55 S1 PNS 5 5 5 3 4 5 4 4 5 4 3 2 5 5 4 3 5 3 5 5 5 3 2 5 5 4 4 3 4

69 P
BH 50 SMA IRT 5 5 5 2 3 2 5 5 5 2 1 3 4 4 3 1 3 1 5 4 4 1 2 5 4 3 2 1 3

70 P
JT 61 SMA IRT 5 5 5 3 4 3 4 4 4 3 3 2 2 4 4 3 2 3 4 2 4 4 2 5 5 4 4 2 4

71 L
MB 37 S1 PNS 5 5 5 2 3 2 5 4 3 3 2 1 4 4 5 3 2 3 3 4 4 3 4 5 4 5 2 3 3

72 P
DM 33 S1 GURU 5 5 5 5 4 3 5 5 5 3 5 3 5 5 4 4 3 4 5 5 5 3 1 5 4 4 3 4 4

73 L
RR 30 S1 PNS 4 4 4 5 4 3 5 5 5 4 4 3 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 3 3 3 4 4

74 L
YK 55 SMA Wiraswasta 3 5 4 3 3 2 5 5 4 2 4 2 3 5 5 2 3 3 4 3 5 2 1 5 4 5 3 2 3

75 L
PK 57 SMA NELAYAN 3 4 5 3 4 2 4 4 5 3 4 3 5 5 4 3 4 3 5 5 5 3 4 4 5 4 4 3 4

76 L
TK 45 S1 PNS 4 4 5 4 3 3 5 4 3 3 3 2 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 2 4 4 2 3 4 3

77 L Belum
BL 55 SMA Kerja 4 4 4 3 4 3 5 5 5 3 4 3 5 5 4 2 3 4 5 5 5 3 2 4 4 4 3 4 4

78 P
IP 47 S1 GURU 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5

79 L
ML 56 SMA IRT 5 5 5 2 1 2 4 4 4 2 1 2 3 5 5 1 2 1 4 3 5 1 1 5 5 4 1 2 1

80 L
DK 48 D3 Wiraswasta 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 5

81 P
MK 60 SMA IRT 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 5 3 5 4 4 5

82 P
MK 42 SMA IRT 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5

83 P
BM 45 D3 IRT 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4
89

Lampiran 3. Master Data


84 L
YK 61 SMA Wiraswasta 4 5 5 5 4 5 5 4 3 5 4 5 3 3 5 4 5 5 3 3 3 4 5 5 4 4 4 4 5

85 P
IT 40 SMA Wiraswasta 4 4 4 3 2 3 5 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4

86 P
NF 61 D3 IRT 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 3 5 4 4 4 4 5 4 5 4 3 5 5 5 5 4

87 P
BA 41 SMP IRT 4 4 5 4 2 3 5 4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 3 3 5 5 5 4 4 4

88 P
NH 48 SMA IRT 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5

89 L
AK 61 SD PNS 4 3 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4
90 L
RM 36 SMA Wiraswasta 5 5 2 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5 5 5

91 L
NL 51 SMA PETANI 4 5 5 3 3 2 5 4 5 2 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5

399 406 402 361 319 325 388 374 385 329 338 341 384 395 400 324 343 332 385 388 394 343 355 405 394 395 333 341 363
Σ

455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455
SI

CI (%) 87,7 89,2 88,3 79,3 70,1 71,4 85,3 82,2 84,6 72,3 74,3 74,9 84,4 86,8 87,9 71,2 75,4 72,9 84,6 85,3 86,6 75,4 78,0 89,0 86,6 86,8 73,2 74,9 79,8

97,2 % ( Sangat Baik ) 94,7 % ( Sangat Baik ) 95,7 % ( Sangat Baik ) 82 % ( Baik ) 98 % ( Sangat Baik )
CV
90

Pendidi-

Peker-
Nama

Umur

jaan
kan
No JK Kepuasan Pasien

Pendidikan

Pekerjaan
Kepuasan Pasien

Nama

Umur
No JK 20 L
MK 58 SD PETANI 5 4 5 4 4 4 4 5
21 P
MT 55 S1 GURU 3 4 5 4 4 4 4 4
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
22 L
DS 64 D3 Pensiunan 4 4 5 4 4 4 4 5
1 P Belum
KC 18 SMA Kerja 4 4 4 5 4 4 5 4 23 P
AT 50 S1 PNS 4 3 4 4 4 4 4 5
2 P
AL 36 SMA PNS 4 4 5 4 4 5 5 5 24 P
LT 56 SD IRT 3 5 3 4 4 4 5 5
3 P
MK 61 SMA Pensiunan 5 5 5 4 5 5 5 5 25 P
Belum MT 39 SMP IRT 3 4 3 4 4 4 5 5
4 P
FJ 71 SMA Kerja 4 3 4 4 4 4 5 5
26 P
CT 61 SMA Pensiunan 4 4 4 4 4 4 4 5
5 P
RH 32 SD IRT 5 5 4 4 4 4 5 5
27 P
SH 57 S1 GURU 3 5 4 4 4 4 5 5
6 P
SI 43 SMA IRT 5 5 5 5 5 3 5 4
28 L
HK 79 SD PETANI 3 4 4 4 4 4 5 5
7 P
AK 74 SD IRT 4 4 4 5 5 4 5 4
29 P
AL 36 S1 IRT 5 5 5 4 4 4 4 5
8 P
EK 49 SD IRT 4 5 5 5 5 5 5 5
30 P
YS 63 SD IRT 3 5 4 4 4 4 4 5
9 P
PB 53 SMA PNS 5 4 4 4 4 4 4 5
31 P
GD 43 SMP IRT 3 4 4 4 4 4 4 5
10 P
YY 46 SMA IRT 4 2 4 1 1 1 2 2
32 P
DB 55 S1 GURU 4 5 5 4 4 4 5 5
11 P
TA 28 S1 Wiraswasta 5 4 5 5 4 5 5 5
33 L
HK 38 D3 PNS 4 5 5 4 4 4 3 3
12 P
RK 67 SD IRT 5 5 5 5 5 5 4 5
34 P
SK 40 SMA IRT 4 5 4 4 5 5 5 4
13 P
MH 24 SMP IRT 5 4 5 4 4 4 4 4
35 P
AD 39 SMA IRT 4 5 4 4 4 4 5 4
14 P
EN 40 SMA IRT 5 3 5 4 4 4 5 5
36 P
DK 25 SMA IRT 4 5 4 4 4 4 3 5
15 P
MD 27 D3 PNS 5 5 5 4 4 4 5 5
37 P
GK 58 SMP IRT 5 5 5 4 4 4 4 5
16 P
SA 42 S1 GURU 5 4 4 4 4 4 5 5
38 L
TL 42 SMP NELAYAN 4 5 5 4 5 5 5 5
17 P
MC 29 SMA IRT 4 4 5 4 4 4 5 5
39 P
FK 45 S1 PNS 5 5 5 4 3 5 4 5
18 P
SB 58 SMP IRT 5 4 5 4 4 4 4 5
40 L
TT 48 SMA Wiraswasta 5 5 5 4 4 5 4 3
19 P
TK 61 S1 Pensiunan 4 4 5 4 4 4 5 5
41 L
RI 57 SMA NELAYAN 3 5 4 4 3 2 3 4
91

Pendidi-

Pendidi-
Peker-

Peker-
Nama

Umur

Nama

Umur
jaan

jaan
kan

kan
No JK Kepuasan Pasien No JK Kepuasan Pasien

42 P 64 P
AK 39 SMA IRT 5 5 5 2 3 3 3 4 TD 51 SMA IRT 5 5 5 2 3 4 3 3

43 P 65 P
MK 29 SMA Wiraswasta 5 4 3 4 4 4 4 4 EL 47 SMA Wiraswasta 5 5 5 3 2 3 2 3
44 P 66 P
IN 39 SD IRT 3 3 3 1 2 1 3 1 JG 43 SMA IRT 4 5 5 3 4 4 3 4
45 P 67 P
MB 43 SMA IRT 3 4 3 2 2 3 3 2 FL 49 S1 PNS 4 5 4 4 3 4 3 4

46 P 68 P
DS 33 SMP IRT 4 4 4 4 4 4 5 5 TH 55 S1 PNS 4 5 5 2 3 2 3 4

47 P 69 P
RH 43 SMA IRT 4 4 4 2 2 3 2 3 BH 50 SMA IRT 5 5 4 2 3 2 1 2

48 P Belum 70 P
AL 23 SMA Kerja 3 4 4 3 2 1 3 2 JT 61 SMA IRT 4 5 5 5 4 3 5 4

49 L 71 L
KN 39 SMA NELAYAN 5 5 5 3 2 3 2 3 MB 37 S1 PNS 5 4 4 3 2 3 4 3

50 P 72 P
YD 26 S1 Wiraswasta 4 4 4 2 3 4 4 3 DM 33 S1 GURU 5 5 4 4 4 3 4 4

51 P 73 L
RB 32 S1 Wiraswasta 3 5 3 4 4 4 4 4 RR 30 S1 PNS 5 4 3 4 4 3 4 4

52 P 74 L
ML 31 S1 Wiraswasta 3 5 4 4 5 4 3 4 YK 55 SMA Wiraswasta 5 4 4 3 4 3 2 4

53 P 75 L
LP 29 S1 GURU 5 5 5 4 3 4 5 4 PK 57 SMA NELAYAN 4 3 5 4 3 2 3 3

54 L 76 L
OD 40 SMA NELAYAN 3 5 4 4 3 5 4 3 TK 45 S1 PNS 5 4 4 3 3 4 3 4

55 P 77 L Belum
IH 27 S1 GURU 3 4 4 4 3 4 4 3 BL 55 SMA Kerja 5 3 4 3 4 3 4 3

56 P 78 P
SK 26 S1 Wiraswasta 4 5 4 4 3 3 4 3 IP 47 S1 GURU 4 4 5 4 4 5 5 5

57 P Belum 79 L
DK 24 SMA Kerja 4 5 4 4 3 4 4 5 ML 56 SMA IRT 4 5 5 2 2 1 2 2

58 P 80 L
IL 29 S1 GURU 4 4 4 3 4 4 3 4 DK 48 D3 Wiraswasta 4 4 5 4 5 5 4 5

59 P Belum 81 P
VK 25 SMA Kerja 4 4 4 4 3 4 5 3 MK 60 SMA IRT 5 4 3 4 5 4 4 5

60 P 82 P
SK 28 S1 GURU 3 4 4 3 4 4 4 3 MK 42 SMA IRT 5 4 4 5 5 5 4 5

61 L 83 P
DR 48 S1 Wiraswasta 4 5 4 3 3 4 4 3 BM 45 D3 IRT 4 5 4 5 4 5 5 5

62 P 84 L
YW 46 SMA IRT 5 5 5 3 4 3 4 3 YK 61 SMA Wiraswasta 5 4 4 5 4 4 5 5

63 L 85 P
OS 57 SMA NELAYAN 4 4 5 2 3 3 4 4 IT 40 SMA Wiraswasta 5 5 4 4 4 3 3 3
92

Pendidi-

Peker-
Nama

Umur

jaan
kan
No JK Kepuasan Pasien

86 P
NF 61 D3 IRT 4 3 4 5 5 5 5 5

87 P
BA 41 SMP IRT 4 4 4 4 4 4 4 4

88 P
NH 48 SMA IRT 4 3 4 4 4 4 3 2

89 L
AK 61 SD PNS 5 3 4 5 4 4 5 4
90 L
RM 36 SMA Wiraswasta 5 5 4 5 5 5 4 5

91 L
NL 51 SMA PETANI 4 4 4 4 5 5 4 5

384 395 392 341 341 345 363 372


Σ

455 455 455 455 455 455 455 455


SI

CI (%) 84,4 86,8 86,1 74,9 74,9 75,8 79,8 81,7

128,9 % ( Sangat Puas )


CV
93

Lampiran 4. Sertifikat Kaji Etik


94

Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian-Selesai


95
96
97

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Melakukan wawancara dengan responden

Gambar 2. Melakukan wawancara dengan responden


98

Gambar 3. Melakukan wawancara dengan responden

Gambar 4. Melakukan wawancara dengan responden


99

Gambar 5. Tampak depan Puskesmas Oka

Gambar 6. Tampak dalam Puskesmas Oka


100

Lampiran 7. Daftar Riwayat Hidup Penulis

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Veronika Plera Eka Putri


Jenis Kelamin : Perempuan
TempatTanggal Lahir : Waibalun, 09 Juni 1999
Alamat : Jl. Anggrek 2, Gg Ukitau, RT.43/RW.7,
Liliba, Oebobo
Agama : Katolik
Nama OrangTua
1. Ayah : Yoseph H. Ema
2. Ibu : Bibiana B. K. Kedang
RiwayatPendidikan :
1. TK Nely Waibalun : Tamat Tahun 2005
2. SDK Waibalun II : Tamat Tahun 2011
3. SMPK Mater Inviolata : Tamat Tahun 2014
4. SMAK Frateran Podor : Tamat Tahun 2017
5. FKM UNDANA : Sejak Tahun 2017-2022

Anda mungkin juga menyukai