Anda di halaman 1dari 97

SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT


TENTANG PENYAKIT DBD DENGAN PENCEGAHAN
DBD DI DUSUN PAPPASANGENG KABUPATEN
JENEPONTO

NUNUNG PARAWATI
NIM:183145105131

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
T.A 2022
SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT


TENTANG PENYAKIT DBD DENGAN PENCEGAHAN
DBD DI DUSUN PAPPASANGENG KABUPATEN
JENEPONTO

“Disusun dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana di Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Universitas Megarezky”

Oleh:
NUNUNG PARAWATI
NIM:183145105131

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
T.A 2022
2
HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil penelitian dengan judul

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT DBD


DENGAN PENCEGAHAN DBD DI DUSUN PAPPASANGENGKABUPATEN
JENEPONTO

Disusun dan diajukan oleh:

NUNUNG PARAWATI

NIM.183145105131

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Megarezky

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Irwansyah,S.Kep.,MSN Tut Handayani,S.Kep.,Ns.,M.Kes


NIDN. 0902078301 NIDN. 0922059101
Mengetahui,

Ketua Program Studi

SUDIRMAN EFENDI,S.Kep.,Ns.,M.Kep.
NIDN.0913068603

3
HALAMAN PENGESAHAN

Pada Hari ini Tanggal 15 Oktober 2022 , bertempat di ruang Program Studi pendidikan Profesi Ners

Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Megarezky, telah dilaksanakan Ujian Skripsi sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Sarjana Keperawatan terhadap mahasiswa atas

nama:

Nama : Nunung Parawati

NIM : 183145105131

Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan

Jenjang : Strata 1

Judul Skripsi : Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit DBD

Dengan Pencegahan DBD Di Dusun Pappasangeng Kabupaten

Jeneponto

Yang telah diuji oleh Tim Penguji Skripsi, sebagai berikut:

Tim penguji Tanda Tangan

1. Risnawati,S.Kep.,Ns.,M.Kep ( )

2. Irwansyah,S.Kep.,MSN ( )

3. Tut Handayani,S.Kep.,Ns.,M.Kes ( )

Mengetahui

Dekan Ketua Program Studi

Dr.Syamsuriyati,S.ST.,SKM.,M.Kes Sudirman Efendi,S.Kep.,Ns.,M.Kes

NIDN. 0270473019 NIDN. 0913068603

4
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala

rahmat,taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul: “Hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit DBD

dengan pencegahan DBD di Dusun PappasangengKabupaten Jeneponto”, yang

merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai gelar sarjana pada Program Studi

Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas

Megarezky Skripsi ini merupakan upaya dan kerja keras dari penulis untuk

mendapatkan sesuatu yang terbaik, meskipun penulis menyadari bahwa didalamnya

masih banyak terdapat kekeliruan dan kekurangan serta masih jauh dari apa yang di

harapkan. Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis mengalami banyak tantangan dan

hambatan, namun berkata usaha dan kemauan serta Kerjasama yang baik dari semua

pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.Oleh karna itu, perkenalan

penulis dengan segala hormat dan kerendahan hati mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya terkhusus penulis ucapkan kepada Ayahanda H.

Muh. Ilyas dan Ibunda HJ. Nurbiah serta seluruh keluarga besar penulis atas segala

perhatian, pengorbanan, kasih sayang serta doa restunya yang luar biasa selama ini.

Kepada Bapak Irwansyah S.Kep.,MSN.,selaku pembimbing I dan Ibu Tut

Handayani,S.Kep.,Ns,M.Kes selaku pembimbing II dengan kesabaran dan keikhlasan

meluangkan waktu, tenaga danpikirannya untuk memberikan perhatian, bimbingan

dan arahan kepada penulis,serta Ibu Risnawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku penguji

yang telah meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan masukan dan

5
arahan guna perbaikan skripsi ini. Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr. H. Alimuddin, SH., MH., MKn. Selaku Pembina YPI Mega

Rezky Makassar

2. Ibu Hj. Suryani, SH.,MH. Selaku ketua YPI Mega Rezky Makassar

3. Bapak Prof. Dr. dr. H. Ali Aspar Mappalaya, Sp.PD.,Sp JP(K) selaku

Rektor Universitas Megarezky.

4. Ibu Dr. Syamsuriati, S.ST., SKM., M.Kes., selaku Dekan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan.

5. Bapak Sudirman Efendi, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Program studi

Pendidikan Profesi Ners.

6. Bapak dan ibu Dosen serta Staf Universitas Megarezky yang telah

memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan Pendidikan

selama ini. Bapak/Ibu Kepala Puskesmas Togo-togo yang telah memberikan izin

untuk melakukan penelitian.

7. Bapak/ibu yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi responden

penelitian ini.

6
8. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan Angkatan 2022 yang tak dapat penulis sebutkan

satu persatu yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan

dukungan, dorongan moril dan berbagai bantuan selama perkuliahan sampai

menyelesaikan pendidikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusun Proposal ini masih jauh

dari sempurna, untuk itu dengan hati terbuka penulis siap menerima kritik dan

saran dari pihak manapun yang konstuktif dan sifatnya membangun untuk

kesempurnaan penulisan yang akan datang.

Makassar, Juli 2022

Penulis

NunungParawati

7
ABSTRAK

Nunung Parawati (183145105131). Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang


Penyakit DBD Dengan Pencegahan DBD Di Dusun Pappasangeng Kabupaten
Jeneponto.Dibimbing oleh Irwansyah dan TutHandayani

Latar Belakang: Pengetahuan masyarakat yang meningkat penting dalam mengendalikan


jumlah vektor DBD di rumahnya sendiri-sendiri, tetapi apabila pengetahuan masyarakat
kurang akan menimbulkan peningkatan kasus DBD.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
masyarakat tentang penyakit DBD dengan pencegahan DBD di Dusun Pappasangeng
Kabupaten Jeneponto.
Metode: rancanganpenelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross
sectional study dengan jumlah sampel sebanyak 137 orang. Pengumpulan data dilakukan
melalui kuesioner. Data di analisis secara univariat dan bivariat (chi square).
Hasil: hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masayarakat didominasi
dengan pengetahuan cukup yaitu sebanyak 96 orang dengan persentase 70.1 %, adapun
berdasarkan pencegahan DBD didominasi dengan pencegahan cukup yaitu sebanyak 78
orang dengan persentase 56.9 %. Adapun hasilujistatisticmenunjukannilai p= 0,000dimana
p< α (alpha = 0,05).
Kesimpulan: dapat disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak artinya ada hubungan yang
signifikan antara Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit DBD Dengan
Pencegahan DBD di Dusun Pappasangeng Kabupaten Jeneponto.
Saran: Diharapkan bagi masyarakat di Dusun Pappasangeng Kabupaten Jeneponto agar bisa
menjaga kebersihan lingkungannya serta mengikuti penyuluhan dari puskesmas guna
menambah pengetahuan.

Kata kunci: DBD, Pencegahan, dan Pengetahuan Masyarakat.

8
ABSTRACT

Nunung Parawati (183145105131). The relationship of public knowledge levels about


dengue fever disease with dengue fever prevention in Pappasangeng village, Jeneponto
regency. Supervised by Irwansyah and Tut Handayani.
Background : Increased public knowledge is important in controlling the number of flag
fever vectors in their respectivehomes, but if public knowledge is lacking, it will lead to an
increase in dengue fever case.
Aim : This study aims to find out the relationship between the level of public knowledge
about dengue fever and the prevention of dengue fever in the Pappasangeng village,
Jeneponto regency.
Methods : The research design used was quantitative with a cross-sectional study design
with a total sampel of 137 people. The data was collected through questionnaires, the data
were analyzed by univariate and bivariate (chi-square).
Results : The result showed that the level of knowledge of the community was dominated by
sufficient knowledge as many as96 people with a percentage of 70,1, white based on
prevention of dengue fever wasdominated by sufficient prevention as many as 78 people
(56,9%). While the result of statistical tests showed the value of p = 0,000 where p< (α =
0,05).
Conclusion : It can be concluded that Ha is accepted and Ho is rejected, meaning that there
is a significant relationship between the level of public knowledge about dengue fever and
dengue fever prevention in Pappasangeng village , Jeneponto regency.
Suggestion : It is hoped that the community at the Pappasangeng village Jeneponto regency,
will be able to maintain a clean environment and participate in counseling from the
puskesmas to increase knowledge.
Keywords : Dengue fever, prevention and public knowledge.

9
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..........................................................................……i

HALAMAN JUDUL..............................................................................…...ii

PERSETUJUAN....................................................................................…..iii

HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................iv

KATA PENGANTAR..................................................................................v

ABSTRAK.................................................................................................viii

ABTRACK...................................................................................................ix

DAFTAR ISI.................................................................................................x

DAFTAR TABEL.....................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar belakang....................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................4

C. Tujuan Penelitian...............................................................................4

1. Tujuan umum............................................................................................4

2. Tujuan Khusus..........................................................................................5

D. Manfaat Penelitian.............................................................................5

1. Manfaat teoritis.........................................................................................5

2. Manfaat praktis..........................................................................................5

3. Manfaat bagi peneliti.................................................................................6

4. Manfaat bagi institusi................................................................................6

E. Bidang Ilmu.........................................................................................6
10
F. Keaslian Penelitian.............................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................8

A. Tinjauan umum DBD.........................................................................8

1. Definisi DBD ..........................................................................................8

2. Etiologi atau penyebab.............................................................................9

3. Manifestasi klinis/tanda gejala...............................................................11

4. Patogenesis/perjalanan penyakit.............................................................12

1. Telur........................................................................................................12

2. Jentik.......................................................................................................13

3. Pupa........................................................................................................13

4. Nyamuk dewasa......................................................................................13

5. Faktor risiko penularan DBD.................................................................14

6. Penatalaksanaan.....................................................................................15

7. Pencegahan DBD...................................................................................16

B. Tinjauan umum tingkat pengetahuan masyarakat.......................16

a. Definisi pengetahuan......................................................................16

b. Tingkat pengetahuan......................................................................16

c. Faktor yang mempengaruhi ...........................................................19

d. Pengukuran tingkat pengetahuan....................................................21

C. Kerangka teori..................................................................................22

D. Kerangka konsep......................................................................................23

E. Variabel penelitian....................................................................................23

F. Hipotesis penelitian...................................................................................23

BAB III METODE PENELITIAN...........................................................25

11
A. Desain penelitian...............................................................................25

B. Populasi dan sampel.........................................................................25

1. Populasi...................................................................................................25

2. Sampel.....................................................................................................25

3. Teknik sampling......................................................................................26

a. Kriteria inklusi.....................................................................................26

b. Kriteria ekslusi....................................................................................26

C. Definisi Operasional..................................................................................27

D. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................28

E. Alat Pengumpulan Data............................................................................28

1. Kuesioner................................................................................................28

2. Wawancara..............................................................................................28

3. Dokumentasi...........................................................................................28

F. Prosedur Pengumpulan Data...................................................................29

G. Rencana Analisa Data...............................................................................30

1. Pengolahan Data .....................................................................................30

a. Seleksi data(Editing).............................................................................30

b. Pemberian kode (Coding).....................................................................30

c. Memasukkan data (Data entry).............................................................30

d. Pengecekkan (Cleaning data)...............................................................30

e. Pengelompokkan data (Tabulation)......................................................31

2. Teknik analisa data..................................................................................31

a. Analisis univariat..................................................................................31

b. Analisis bivariat....................................................................................31

H. Etika Penelitian.........................................................................................32

12
1. Informed consen.............................................................................32

2. Anomity (Tanpa nama)...................................................................32

3. Confidentiality (Kerahasiaan)........................................................32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................33

A. Gambaran umum Dusun Pappasangeng............................................33

1. Sejarah............................................................................................33

2. Visi dan Misi Dusun Pappasangeng...............................................33

B. Hasil Penelitian......................................................................................34

1. Analisis Univariat...........................................................................34

a. Karakteristik responden penelitian...............................................34

b. Distribusi frekuensi variabel tingkat pengetahuan.......................37

2. Analisis Bivariat.............................................................................39

3. Pembahasan....................................................................................41

4. Keterbatasan Penelitian..................................................................47

BAB V PENUTUP......................................................................................48

A. Kesimpulan............................................................................................48

B. Saran.......................................................................................................48

1. Bagi institusi pendidikan keperawatan...........................................48

2. Bagi puskesmas..............................................................................48

3. Bagi masyarakat.............................................................................49

4. Bagi peneliti selanjutnya................................................................49

13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................50

LAMPIRAN................................................................................................53

14
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Hasil Penelitian Terdahulu........................................................................7

Tabel 3.1 Definisi Operasional............................................................................................27

15
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori................................................................................................22

Gambar 2.2 Kerangka konsep.............................................................................................23

Gambar 3.1 Prosedur pengumpulan data.............................................................................29

16
17

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Demam berdarah Dengue (DBD) atau DengueHemorrhagic Fever (DHF)

adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang merupakan virus RNA

untai tunggal ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

(Zulkoni, 2011). World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa dari 2,2

juta kasus pada tahun 2010 menjadi 3,2 juta kasus pada tahun 2015, kasus DBD

meningkat pada tahun 2016. (Bina, 2019)

Menurut data World Health Organization (WHO), Indonesia memiliki

insiden demam berdarah dengue tertinggi di Asia Tenggara, dengan sekitar 95%

kasus menyerang anak-anak di bawah usia 15 tahun. Pada tahun 2008, tercatat

137.469 kasus DBD di Indonesia. , dengan 1.187 kematian; jumlah ini meningkat

menjadi 154.855 pasien dengan 1.384 kematian pada tahun 2009. Demam berdarah

tersebar luas di seluruh daerah tropis, dengan variasi risiko lokal yang dipengaruhi

oleh curah hujan, suhu, dan urbanisasi.Kejadian demam berdarah telah meningkat

secara dramatis di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir. Sebagian besar

kasus tidak menunjukkan gejala dan karenanya jumlah aktual kasus Demam

berdarah dengue dilaporkan, Jumlah kasus yang dilaporkan meningkat dari 2,2 juta

pada tahun 2010 menjadi lebih dari 3,34 juta pada tahun 2016.(WHO,2011).

Prevalensi DBD di dunia sebanyak 1,2 juta kasus DBD tercatat di kawasan

Amerika, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat pada tahun 2008; 2,3 juta kasus
18

dilaporkan pada tahun 2010, dan 2,35 juta kasus dilaporkan di Amerika pada tahun

2013, dimana 37.687 kasus dilaporkan demam berdarah ekstrim.

Di Indonesia Demam berdarah merupakan salah satu penyakit menular yang

paling tinggi. Kasus DBD sebanyak 68.407 pada tahun 2017, dengan tingkat

kematian 0,72%, menurut profil kesehatan Indonesia. Dari tahun sebelumnya yang

mencapai 204.171 kasus dengan tingkat kematian 0,78%, jumlah ini turun cukup

tajam. Dibandingkan tahun 2016, angka kesakitan DBD turun dari 78,85 menjadi

26,10 per 100.000 penduduk pada tahun 2017. Case Fatality Rate (CFR) Dari 0,78

pada 2016 menjadi 0,72 pada 2017, (Kemenkes RI, 2017).

Di Sulawesi Selatan menurut laporan dari program pemberantasan penyakit

menular (P2PL) Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, tahun 2007

terdapat 5.333 kasus baru DBD. Makassar menempati urutan kedua tertinggi

setelah Kabupaten Bone dengan 452 kasus. Sementara itu, data statistik dari P2PL

Dinas Kesehatan Kota Makassar menunjukkan penurunan infeksi dengue yang

cukup besar dari 255 kasus pada tahun 2009 menjadi 182 kasus pada tahun 2010,

dan peningkatan persentase orang tanpa jentik dari 78% pada tahun 2009 menjadi

79,96% pada tahun 2010. Demikian halnya dengan jumlah kematian akibat DBD

dari tahun ke tahun mengalami penurunan pada tahun 2009 tercatat kematian akibat

DBD sebanyak 2 orang, pada tahun 2010 tidak ada kematian.(Syamsul, 2019)

Menurut (Wati, 2014), segitiga epidemiologi yang meliputi penyebab

(agent), pejamu (host), dan lingkungan dapat digunakan untuk menjelaskan

bagaimana faktor lain seperti lingkungan dapat mempengaruhi kejadian DBD.

(evironment). Virus dengue dan manusia yang paling mungkin terkena penyakit
19

DBD merupakan hospes yang dituju dan faktor yang berfungsi sebagai agen

(penyebab) dalam penyebaran penyakit DBD. Usia, ras, kelas sosial, kondisi

ekonomi, cara hidup, status perkawinan, keturunan, diet, dan kekebalan adalah

contoh faktor tuan rumah. variabel eksternal (lingkungan) dikategorikan menjadi

empat kategori: lingkungan sosial ekonomi, lingkungan biologis, lingkungan kimia,

dan lingkungan fisik Siklus hidup nyamuk dari telur-larva-pupa-nyamuk

membutuhkan waktu 8-10 hari, dan ini merupakan faktor aktivitas pemberantasan

sarang nyamuk (PSN). (Susanti dan suharyono, 2017)

Tingginya penyakit DBD juga dapat diakibatkan kurangnya pemahaman

oleh masyarakat tentang deteksi dini dan tanda/gejala bahaya DBD. Penyakit ini

dimulai dengan gejala yang sangat mirip dengan gangguan infeksi virus lainnya.

Namun, ada tanda-tanda klinis tertentu yang dapat dicari untuk menyingkirkan

demam berdarah. Dengan memperluas upaya penjangkauan dan pendidikan

masyarakat, dimungkinkan untuk memprediksi bahwa orang tua tidak akan dapat

mengenali indikasi atau gejala risiko DBD. Kejadian DBD tumbuh pada tahun 2016

dan berkurang pada tahun 2017.(Irma & Masluhiya AF, 2021)

Partisipasi masyarakat dalam mengurangi vektor DBD akan menentukan

penurunan jumlah kasus DBD; Untuk meningkatkan peran masyarakat, penyuluhan

dan pelatihan DBD perlu dilakukan kepada petugas pemantau jentik (Jumantik).

Penyuluhan kepada masyarakat umum tentang bahaya nyamuk demam berdarah,

padahal peningkatan kesadaran masyarakat sangat penting untuk mengurangi

jumlah vektor DBD di rumah-rumah penduduk (Rohmah dkk 2019).


20

Penyuluhan kepada masyarakat umum tentang bahaya nyamuk demam

berdarah sangat penting bagi publik untuk mengetahui lebih banyak. Faktor

lingkungan merupakan faktor yang kompleks meliputi lingkungan biotik, abiotok

dan sosial. Perubahan iklim (climate change) banyak mempengaruhi faktor

lingkungan yang lain, diantaranya curah hujan dan suhu. Curah hujan akan

mempengaruhi bertambahnya habitat nyamuk vektor DBD terutama di luar rumah.

(Sanyaolu et al.,2017).

Berdasarkan data dari Puskesmas Togo-togo pada tahun 2022 bulan Mei

sebanyak 137 orang. Pengetahuan masyarakat tentang pencegahan demam berdarah

dengue (DBD) di wilayah kerja puskesmas Togo-togo masih terbilang rendah

karena pendidikan dan informasinya masih kurang, ditemukan beberapa masyarakat

yang suspect DBD dari tahun ke tahun.

Dari penjelasan diatas peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh

penyuluhan kesehatan terhadap kemampuan keluarga dalam pencegahan DBD di

Dusun Pappasangeng Kabupaten Jeneponto.

B. Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah

penelitian ini adalah ‘’Bagaimana Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan

Masyarakat Tentang Penyakit DBD Dengan Pencegahan DBD di Dusun

Pappasangeng Kabupaten Jeneponto.’’

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
21

Untuk mengetahui Hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat

tentang penyakit DBD dengan pencegahan DBD di Dusun Pappasangeng

Kabupaten Jeneponto.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit

DBD denganpencegahan DBD di Dusun Pappasangeng Kabupaten

Jeneponto.

b. Untuk mengetahui pencegahan DBD di Dusun Pappasangeng Kabupaten

Jeneponto.

c. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang

penyakit DBD dengan pencegahan DBD di Dusun Pappasangeng

Kabupaten Jeneponto.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritas

Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi masyarakat bahwa pentingnya tingkat

pengetahuan masyarakat tentang penyakit DBD dengan pencegahan DBD di Dusun

Pappasangeng Kabupaten Jeneponto.

2. Manfaat Praktis

a.Masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan sarana untuk menambah pengetahuan

masyarakat agar masyarakat dapat melakukan pembersihan pada


22

lingkungan tempat tinggalnya, dengan adanya pembersihan maka upaya

pencegahan DBD akan tidak meningkat tiap tahunnya.

b. Dusun Pappasangeng

Penelitian ini dijadikan masukan bagi Dusun Pappasangengdengan

memperhatikan tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit DBD

dengan pencegahan DBD.

c.Penelitian selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk peneliti selanjutnya

dalam melakukan penelitian tentang pengetahuan masyarakat dan

pencegahan DBD.

d. Universitas Megarezky

Di harapkan peneliti ini dapat menambah referensi untuk studi

Keperawatan khususnya, dan ilmu kesehatan pada umumnya.

3. Manfaat bagi peneliti

Sebagai pengalaman ilmiah yang sangat bermanfaat yang dapat meningkatkan

pengetahuan dan menambah wawasan serta menjadi dasar untuk penelitian

selanjutnya khusus mengenai pencegahan DBD.

4. Manfaat bagi institusi

Sebagai informasi tambahan bagi Institusi Pendidikan dalam meningkatkan ilmu

Keperawatan.

E. Bidang Ilmu
23

Bidang ilmu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bidang ilmu KMB.
7

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 keaslian penelitian

No Nama Judul penelitian Variabel Desaian Hasil penelitian


penelitian/tahun yang diteliti Penelitian

1. Ika yuniar Hubungan antara tingkat penelitian ini Hasil penelitian ini yaitu tentang adanya hubungan antara pengetahuan
herminungrum, tingkat pengetah- pengetahuan merupakan pe tentang pencengahan DBD dengan upaya pencengahan DBD sesuai
Arina Maliya. uan masyarakat (Independe), nelitian kuanti dengan penelitian Helmi (2006) tentang pengaruh pendidikan kesehatan
tentang penyakit Upaya pence tatif non exper tentang penyakit DBD terhadap perilaku pencengahan DBD pada ibu-ibu
DBD dengan upa gahan DBD imental denga warga minapadi nusukan surakarta.
ya pencehan DB (Dependen). n rancangan
D di desa Sukore Cross Section
jo Musuk Boyola al.
li.

2. Linda Rohmah, Gambaran Tingkat Jenis penelitia Hasil penelitian ini menggambarkan karakteristi responden berdasarkan
Yulia Susanti,  tingkat pengetahuan n yang diguna Usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan riwayat demam berdarah
Dwi Haryanti pengetahuan (Independe), kan dalam pen dengue (DBD) dalam keluarga di Desa Tunggulasari kecamatan
masyarakat Penyakit elitian ini adal Brangsong Kabupaten Kendal terlihat dalam tabel responden sebagian
tentang penyakit ah deskriptif besar berusia masa 36-45 tahun yang tergolong dalam masa dewasa akhir
demam berdarah DBD (Depe dengan pende dengan presentase 37,3. Mayoritas berjenis kelamin laki-laki yaitu
Dengue nden). katan survey. sebanyak 234 responden (70,5%), berdasarkan pendidikan sebagian besar
SD sebanyak 151 responden (45,5%), berdasarkan pekerjaan sebagian
besar bekerja sebagai swasta sebanyak 114 responden (34,3%).

7
8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang DBD

1. Definisi DBD

Penyakit virus demam berdarah dengue (DBD), yang disebarkan

oleh nyamuk, telah menyebar luas. Risiko demam berdarah bervariasi secara

lokal tergantung pada faktor-faktor termasuk curah hujan, suhu, dan

urbanisasi. Demam berdarah sangat umum di daerah tropis. Dalam beberapa

dekade terakhir, kasus demam berdarah meningkat drastis di seluruh dunia.

Karena sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala, sebenarnya ada

lebih banyak kasus demam berdarah dengue daripada yang tercatat; dari 2,2

juta kasus pada 2010 menjadi lebih dari 3,34 juta kasus pada 2016,

misalnya. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

masalah umum kesehatan masyarakat di Indonesia, lancarnya hubungan

transportasi serta tersebar luasnya virus Dengue dan nyamuk penularnya di

berbagai wilayah di Indonesia.(Sahat et al., 2016)

Variasi lamanya umur nyamuk dipengaruhi oleh temperatur,

kelembapan, makanan dan aktivitas reproduksi. Ada tiga cara penyebaran

virus dengue menurut Widoyono (2009): melalui manusia, virus, dan

perantara vektor. Ketika nyamuk menggigit seseorang yang mengalami

viremia, virus dengue masuk ke dalam tubuh nyamuk. Dari sana, virus

menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes

albopictus yang menular. Virus demam berdarah dimulai 1-2 hari sebelum

8
9

demam dan menetap di dalam darah selama 4-7 hari (masa inkubasi

intrinsik). Praktik nyamuk menghisap darah, terutama pada masa peralihan

antara musim panas dan musim hujan, antara jam 8 dan 10 pagi dan 16 dan

18 sore. Daerah dengan banyak kasus DBD (rentan/endemis), daerah

dataran rendah yang padat masyarakat, sekolah, rumah sakit/fasilitas

kesehatan, pertokoan, pasar, rumah makan, dan tempat-tempat lain

merupakan titik potensial penularan DBD.

Virus adalah penyebab demam berdarah dengue (DBD), suatu

penyakit (genus Flavivirus, famili Flaviviridae). Melalui gigitan vektor,

virus ini memasuki sistem pembuluh darah. Nyamuk Aedes aegypti atau

Aedes albopticus berfungsi sebagai perantara virus yang paling sering. Ada

empat serotipe yang dikenali dari virus ini (DEN-1.DEN-2, DEN-3 dan

DEN-4). Semua kelompok umur rentan terhadap demam berdarah dengue,

yang dapat menyerang kapan saja sepanjang tahun tetapi lebih sering terjadi

selama musim hujan. Cepatnya penyebaranpenyakit, DBD sering

menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) terutama di daerah

tropissepertiIndonesia.(Indriyani & Gustawan, 2020)

2. Etiologi/Penyebab

DBD diakibatkan Virus dengue adalah contoh dari virus yang

ditularkan melalui arthropoda. Empat serotipe yang disebarkan oleh nyamuk

Aedes aegypti adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Nyamuk ini

membangun sarangnya di air yang tergenang dan berkembang biak di

sana.Di Indonesia, semua jenis ada, dengan DEN-3 menjadi serotipe yang
10

paling luas. Antibodi terhadap trombositopenia, penurunan fungsi trombosit,

dan kelainan sistem koagulasi akan timbul sebagai respon terhadap infeksi

yang disebabkan oleh salah satu serotipe (Ngastiyah, 2014). gejala tubuh,

seperti nyeri pada otot. Selain itu muncul ruam atau bintik-bintik merah

pada kulit, hiperemia tenggorokan atau mungkin terjadi pembesaran

kelenjar getah bening, dan hati (hepatomegali). Kemudian reaksi virus

bersama antibodi membentuk kompleks virus antibodi yang akan

mengaktivasi sistem komplemen dalam sirkulasi. Kondisi ini akan

mengaktivasi C3 dan C5 yang selanjutnya akan melepaskan C3a dan C5a

hingga memicu histamin sebagai mediator kuat peningkatan permeabilitas

dinding kapiler pembuluh darah. Akibatnya, plasma dipindahkan ke

lingkungan ekstraseluler. Akibat kekurangan volume plasma akibat

kebocoran plasma ini dapat terjadi syok, hipotensi, hemokonsentrasi,

hipoproteinemia, dan efusi (syok). Kebocoran plasma ditandai dengan

hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20%). (kebocoran). Oleh

karena itu, penting untuk mengawasi nilai hematokrit yang jelas sampai

gejala syok (sianosis, kulit basah dan dingin, hipotensi, agitasi, pengisian

kapiler lebih dari 2 detik, denyut nadi cepat dan lemah) mulai muncul.(Dian

Haerani, 2020).

Virus penyebab demam berdarah dengue (DBD) ditularkan dari

orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang merupakan

vektor utama, sedangkan spesies nyamuk lainnya, seperti Ae. albopictus,

juga dapat menularkan penyakit. Kecuali daerah yang ketinggiannya lebih


11

dari 1000 meter di atas permukaan laut, hampir seluruh Indonesia menjadi

rumah bagi serangga pembawa demam berdarah ini.(Farasari, 2018).

3. Manifestasi klinis/Tanda dan gejala

Sekitar 20% infeksi dengue menimbulkan gejala, oleh karena itu penting

untuk mencari gejala atau indikator untuk identifikasi cepat. Secara umum, DF

adalah penyakit demam yang berkembang dengan sendirinya 3-10 hari setelah

seseorang digigit nyamuk yang terinfeksi. (2018) (Reza, M., dan Rusdji, S.R.)

Fase awal demam:

- Tahap awal Infeksi dengue memiliki gejala yang sebanding dengan

malaria, influenza, chikungunya, dan zika pada tahap awal. Nyeri retro-

orbital, demam, sakit kepala yang menyiksa, nyeri sendi dan otot yang

menyiksa, dan mual adalah gejala penyakit ini.

- Ditandai dengan demam parah yang muncul tiba-tiba dan berlangsung

selama dua sampai tujuh hari. Tes touniquet saat ini digunakan untuk

membedakan dengue dari infeksi lain yang serupa. 69,70 Setelah periode

demam, sebagian besar pasien DENV dapat pulih sepenuhnya tanpa

masuk ke tahap penyakit yang serius.

Fase kritis:

- Menunjukkan indikasi peringatan, seperti sakit perut yang ekstrem,

muntah terus menerus, perubahan suhu yang nyata, manifestasi

hemoragik, atau perubahan kondisi mental. Setelah penurunan tajam

dalam jumlah trombosit mengakibatkan syok atau akumulasi cairan


12

dengan gangguan pernapasan, perdarahan hebat, dan kerusakan organ,

pasien biasanya memburuk karena suhu mereka naik menjadi 37,5-38°C.

4. Patogenesis/Perjalanan penyakit

Patogenesis DBD yaitu Melalui gigitan nyamuk, virus menginfeksi

seseorang, memasuki aliran darah, berkembang biak saat tubuh

mengembangkan antibodi untuk melawannya, dan kemudian membentuk

kompleks antibodi dengan virus, yang berfungsi sebagai antigennya. Proses

autoimun adalah ketika kombinasi antigen-antibodi melepaskan bahan kimia

yang membahayakan sel-sel pembuluh darah. Pembesaran pori-pori pembuluh

darah kapiler merupakan salah satu tanda peningkatan permeabilitas kapiler,

yang disebabkan oleh proses ini. Sel darah, seperti trombosit dan eritrosit, akan

bocor sebagai akibatnya. Tubuh kemudian akan mengalami pendarahan pada

kulit, saluran pencernaan (bercak darah, muntah darah), saluran pernapasan

(mimisan, batuk darah), dan organ penting (jantung, hati, dan ginjal), yang

seringkali berujung pada kematian. (Pang,X.,Zhang, R.,& Cheng, G. 2017).

Adapun ciri-ciri Nyamuk Aedes Aegypty, Menurut Direktorat P2

Penyakit Tular dan Vektor Zoonotik (2016:42-45) nyamuk aedes aegypti

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Telur

a) Setiap kali bertelur, nyamuk betina dapat mengeluarakn telur ± sebanyak

100-200 butir.
13

b) Telur nyamuk aedes aegypti berwarna hitam dengan ukuran sangat kecil

kira-kira 0,8 mm.

c) Telur menempel di tempat yang kering dan dapat bertahan sampai 6 bulan.

d) Telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu ± 2 hari setelah terendam

air.

2. Jentik

a) Jentik kecil yang menetas dari telur akan tumbuh menjadi besar yang

panjangnya 0,5-1 cm.

b) Jentik selalu bergerak aktif dalam air. Geraknya berulang-ulang dari

bawah ke atas permukaan air untuk bernafas (mengambil udara) kemudian

turun kembali ke bawah dan seterusnya.

c) Pada waktu istirahat, posisinya hampir tegak lurus dengan permukaan air,

biasanya berada di sekitar dinding tempat penampungan air.

d) Setelah 6-8 hari jentik tersebut akan berkembang menjadi pupa.

3. Pupa

a) Berbentuk seperti koma.

b) Gerakannya lamban

c) Sering berada di permukaan air

d) Setelah 1-2 hari berkembang menjadi nyamuk dewasa

4. Nyamuk dewasa

1. Berwarna hitam dengan belang-belang putih pada kaki dan tubuhnya.

2. Hidup di dalam dan di luar rumah, serta di tempat-tempat umum seperti

sekolah, perkantoran, tempat beribadah, pasar, dll.


14

3. Memiliki kemampuan untuk terbang ± 100 meter.

4. Hanya nyamuk betina yang aktif menggigit (menghisap) darah manusia.

Waktu menghisap darah pada pagi hari dan sore hari dan setelah

menghisap darah nyamuk ini akan mencari tempat untuk beristirahat.

5. Nyamuk jantan hanya menghisap sari bunga/tumbuhan yang mengandung

gula.

6. Umur nyamuk aedes aegypti rata-rata 2 minggu, tetapi ada yang dapat

tertahanhingga 2-3 bulan.

7. Nyamuk aedes aegypti menyenangi hinggap pada benda-benda yang

tergantung seperti pakaian, kelambu atau tumbuh-tumbuhan di dekat

tempat perkembangbiaknya, dan dalam ruangan yang agak gelap serta

lembab. Setlah masa istirahat selesai, nyamuk itu akan meletakkan

telurnya pada dinding bak mandi/WC, tempayan, drum, kaleng bekas, ban

bekas dan lain-lain. Telur biasanya diletakkan sedikit diatas permukaan

air, dan selanjutnya nyamuk akan menghisap darah lagi dan seterusnya

(Epidemiologi, 2017)

5. Faktor risiko penularan DBD

Pertambahan penduduk perkotaan yang cepat, mobilisasi penduduk

sebagai akibat dari infrastruktur dan pilihan transportasi yang lebih baik, dan

gangguan atau lemahnya pengendalian penduduk merupakan faktor risiko

penularan DBD. Kemiskinan, yang menghalangi individu untuk dapat

menyediakan perumahan yang layak dan sehat, pasokan air minum, dan
15

pembuangan limbah yang efisien, merupakan faktor risiko lainnya. Namun,

demam berdarah juga dapat menyerang penduduk yang lebih kaya, terutama

mereka yang sering bepergian.

Urbanisasi yang tidak terencana dan tidak terkendali serta pertumbuhan

penduduk yang tidak berpola merupakan dua faktor yang meningkatkan bahaya

penularan dan munculnya penyakit demam berdarah.

6. Penatalaksanaan

Tujuan utama pengobatan DBD adalah untuk mencegah hilangnya

cairan plasma yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas kapiler dan

perdarahan. Salah satu jenis terapi medis yang paling efisien adalah pemberian

cairan intravena untuk mengisi kembali volume darah. Jika terjadi

hiperpireksia (>39OC) atau kecenderungan kejang disertai demam, pengobatan

simtomatik biasanya berupa pemberian antiseptik seperti parasetamol setiap 6

jam. Menurut usia, dosis parasetamol yang dianjurkan adalah sebagai berikut: 1

tahun: 60 mg/dosis, 3-6 tahun: 120 mg/dosis, dan 6-12 tahun: 240 mg/dosis.

Pasien dengan masalah DBD perlu mendapat perawatan intensif. Untuk

menurunkan angka kematian, diagnosis dini dan panduan pengobatan harus

diberikan jika ada indikator syok. Tanda-tanda vital dipantau selama

pengobatan setiap 1-2 jam, nilai hematokrit setiap 3-4 jam, serta asupan,

haluaran, dan status pasien sesuai dengan (Mudatsir M, SasmonoRt, 2019).


16

7. Pencegahan DBD

Menurut Wong dan Abu Bakar (2013) (dalam Iroma Maulida, dkk.

2016) individu dapat melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya

DBD seperti :

a. Menguras tempat yang berpotensi menampung air serta menjadi sarang

perkembangan nyamuk vektor.

b. Menutup tempat penampungan air seperti kaleng, pot, maupun bamboo.

c. Membuang sampah yang ada di rumah serta mengubur benda-benda yang

dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

d. Penggunaan larvasida abate pada penampungan air setiap 2-3 bulan ; dan

e. Perilaku penunjang lain seperti penggunaan obat anti nyamuk, kelambu,

maupun menggunakan pakaian panjang.

B. Tinjauan umum tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyait DBD

a. Definisi pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap suatu objek dari indera yang dimilikinya seperti (mata,

hidung, telinga, dan sebagainya). Menurut Mubarak (2012) pengetahuan

adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pada

panca indra.

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Kloid dan Notoadmodjo (2012) terdapat 6 tingkat

pengetahuan, yaitu:
17

a) Tahu (Know)

Tahu adalah mengingat kembali memori yang telah ada sebelumnya setelah

mengamati sesuatu.

b) Memahami (Chomprehension)

Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan tentang suatu

objek yang diketahui dan diinterpretasikan secara benar

c) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk mempraktekkan materi yang sudah

dipelajari pada kondisi real (sebenarnya).

d) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan menjabarkan atau menjelaskan suatu objek atau

materi tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu dengan yang lainnya.

e) Sintesis (Syinthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan menghubungkan bagian-bagian di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi adalah pengetahuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

materi atau objek.

Empat kategori pengetahuan, menurut Sulaiman (2015), adalah

pengetahuan deskriptif, pengetahuan kausal, pengetahuan normatif, dan

pengetahuan esensial. Semacam pengetahuan yang dikenal sebagai pengetahuan

deskriptif tidak memiliki unsur subjektivitas dalam penyampaian atau


18

penjelasannya dan dibentuk secara objektif. Pengetahuan kausal adalah

informasi yang menjelaskan hubungan sebab dan akibat. Pengetahuan yang

bersifat normatif adalah pengetahuan yang selalu dihubungkan dengan suatu

standar, norma, atau pedoman. Pengetahuan esensial adalah suatu pengetahuan

yang menjawab pertanyaan tentang hakikat segala sesuatu dan hal ini sudah

dikaji dalam bidang ilmu filsafat.

Masyarakat harus diinformasikan karena pengetahuan ini mempengaruhi

keinginan mereka untuk menghentikan penyebaran penyakit di lingkungan

mereka. Strategi pengendalian yang melibatkan operasi fogging tidak terlalu

efektif karena mahal, menghasilkan hasil yang minimal, dan menimbulkan risiko

kesehatan yang serius. Untuk mencegah gigitan nyamuk dari vektor demam

berdarah, seseorang harus menggunakan bahan kimia alami yang ada di tanaman

pengusir nyamuk daripada cara yang aman bagi kesehatan dan lingkungan.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa spesies tanaman tertentu, seperti

lavender, serai, dan kamboja, mengandung senyawa kimia organik yang

menghasilkan aroma yang tidak disukai nyamuk, sehingga dapat digunakan

sebagai pengusir nyamuk. Pendekatan paling sederhana untuk menggunakan

tanaman pengusir nyamuk adalah menanamnya di dalam pot dan

menempatkannya di dalam atau di luar tempat kita melakukan aktivitas sehari-

hari. Budidaya tanaman pengusir nyamuk cukup mudah dengan steak batan,

camgkok, penyebaran pada tunas anakan dengan menyemai bijinya.


19

c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Fitriani dalam Yuliana (2017), Faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah sebagai berikut:

a) Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin tinggi pendidikan

seseorang, maka semakin mudah seseorang tersebut untuk menerima sebuah

informasi. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan

formal, akan tetapi dapat diperoleh juga pada pendidikan non formal.

Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mengandung dua aspek yaitu

aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini menentukan sikap sesorang

terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang

diketahui akan menumbuhkan sikap positif terhadap objek tersebut. Pendidikan

tinggi seseorang didapatkan informasi baik dari orang lain maupun media

massa. Semakin banyak informasi yang masuk, semakin banyak pula

pengetahuan yang dapat tentang kesehatan.

b) Media massa/sumber informasi

Informasi yang dapat diperoleh baik dari segi pendidikan formal maupun non

formal dapatmemberikan pengetahuan jangka pendek (immediatee impact),

sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Kemajuan

teknologo menyediakan bermacam-macam media massa yang dapat

mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang informasi baru. Sarana

komunikasi seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan, dan lain-
20

lain yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayaan orang.

c) Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan atau tradisi yang dilakukan seseoarang tanpa penalaran apakah yang

dilakukan baik atau tidaknya. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

ketersediaan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status

sosial ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

d) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu baik lingkungan

fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses

masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada pada lingkungan

tersebut. Hal tersebut terjadi karena adanya interaksi timbal balik yang akan

direspon sebagai pengetahuan.

e) Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi seseorang ataupun

pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan salah satu cara untuk

memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

f) Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Bertambahnya usia

akan semakin berkembang pola pikir dan daya tangkap seseorang sehingga

pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak.


21

d. Pengukuran tingkat pengetahuan

Menurut Budiman dan Riyanto (2013) pengetahuan seseorang ditetapkan

menurut hal-hal berikut :

a) Bobot I : tahap tahu dan pemahaman.

b) Bobot II : tahap tahu, pemahaman, aplikasi dan analisis.

c) Bobot III : tahap, pemahaman, aplikasi, analisis sintesis dan evaluasi.

Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan wawancara atau kuesioner yang

menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau

responden. Menurut Arikunto (2006) terdapat 3 kategori tingkat pengetahuan

yang didasarkan pada nilai presentase sebagai berikut :

a) Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya ≥ 75%

b) Tingkat pengetahuan kategori cukup jika nilainya 56-74%

c) Tingkat pengetahuan kategori kurang jika nilainya ≤55%


22

C. Kerangka Teori

Tingkat pengetahuan: Ciri-ciri nyamuk aedes aegypti:

1. Tahu (Know) a. Telur

2. Memahami (Chomprehension) b. Jentik

3. Aplikasi (Aplication) c. Pupa

4. Analisis (Analysis) d. Nyamuk dewasa

5. Sintesis (Syinthesis) Direktorat P2 Penyakit Tular dan Vektor


Zoonotik
6. Evaluasi (Evaluation)
Gejala DBD:

1. Gejala awal
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan: 2. Gejala lanjutan

1. Pendidikan (Edi Warsidi, 2009)

2. Media massa/sumber informasi

3. Sosial budaya dan ekonomi

4. Lingkungan

5. Pengalaman

6. Usia

Fitriani dalam Yuliana (2017)

Gambar 2.1 Kerangka teori


23

D. Kerangka Konsep

Pengetahuan masyarakat
Pencegahan DBD
Tentang penyakit DBD

Gambar 2.2 Kerangka konsep

Keterangan:

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Variabel Yang Menghubungkan

E. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan oleh peneliti ada dua kategori, yaitu :

1. Variabel bebas (independen variable)

2. Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah pengetahuan

masyarakat tentang penyakit DBD.

3. Variabel terkait (dependen variable)

4. Variabel dependen (terkait) dalam penelitian ini adalah pencegahan

DBD.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya masih harus diuji secara empiris.


24

Ha : Ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit DBD

Dengan Pencegahan DBD Di Dusun Pappasangeng Kabupaten Jeneponto.


25

BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi yang menggunakan pendekatan cross-

sectional, dimana untuk mengetahui hubungan antara variabel. Bertujuan untuk

mengetahui adakah hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat tentang

penyakit DBD dengan pencegahan DBD di Dusun Pappasangeng Kabupaten

Jeneponto.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah generalisasi atau kerakteristik tertentu baik dari objek

maupun subjek yang dapat menjadi kuantitas dan karakteristik yang diterapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Ahmad,

2019). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang ada di Dusun

Pappasangeng berjumlah 324 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut sampel yang di ambil dari populasi tersebut harus betul-betul

representatif atau mewakili populasi yang diteliti. Sugiyono (2019) Prosedur

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total

sampling jumlah sampel sebanyak 137 orang.

25
26

3. Teknik Sampling

Teknik dalam pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan metode

Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama

dengan populasi.

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria umum subjek yang terjangkau yang akan

diteliti.

1. Masyarakat yang ada di Dusun Pappasangeng dan berumur 25-59 tahun.

2. Masyarakat yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan

3. Masyarakat yang dapat membaca dan menulis.

b. Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi merupakan suatu kriteria menghilangkan atau mengeluarkan

subjek yang terjangkau yang akan diteliti:

1. Masyarakat yang tiba-tiba membatalkan kesediaannya untuk menjadi

responden.

2. Masyarakat yang dalam keadaan sakit.

3. Masyarakat yang tidak berada ditempat ketika pengumpulan data

dilakukan.
27

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara ukur Hasil ukur Skala

Independen Pengetahuan masyarakat tentang DBD Kuesioner pengetahuan DBD pemberian Baik = 6-7 Ordinal


adalah kemampuan masyarakat dalam skor menggunakan skala Guttman:
Pengetahuan menjawab pertanyaan mengenai DBD. Cukup =4-5
masyarakat tentang Jawaban Ya = 1
penyakit DBD Kurang = 0-3
Jawaban Tidak = 0

Dependen Pencegahan DBD adalah segala tindaka Kuesioner pencegahan DBD Pemberian Baik = 25-35 Ordinal


n yang dilakukan secara nyata skor menggunakan skala likert :
Pencegahan DBD darimasyarakat untuk melakukan pence Cukup = 13-24
gahan DBD yang terdiri dari Selalu = 3
Kurang = 1-2
manajemen lingkungan, perlindungan Sering = 2
diri, dan pengendalian biologis.
Kadang-kadang =1

Tidak pernah = 0

27
28

D. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian telah dilakukan di Dusun Pappasangeng Kabupaten Jenepontopada

bulan Agustus2022.

E. Alat pengumpulan data

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan pertanyaan atau pernyataan yang tertulis kepada responden untuk

dijawab. Menurut Bachtiar kuesioner atau angket merupakan alat pengumpulan

data dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Kuesioner yang dilakukan

dalampenelitian ini adalah kuesioner yang diadopsi dari penelitian Zulaikhah

(2014) yang berjudul “Hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat

tentang penyakit DBD dengan pencegahan DBD di Dusun Pappasangeng

Kabupaten Jeneponto.

2. Wawancara

Wawancara (interview) merupakan teknis dalam upaya menghimpun data yang

akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu.

Data yang diperoleh dengan teknis ini adalah dengan cara tanya jawab secara

lisan dan bertatap muka secara langsung antara seorang atau beberapa orang

pewawancara dengan seseorang atau beberapa orang narasumber.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan dan pencatatan dokumen-dokumen

yang berkaitan dengan penelitian.


29

F. Prosedur pengumpulan data

Perizinan dari fakultas

Mengajukan surat izin penelitian ke Kepala Puskesmas Togo-


togo

Peneliti menentukan responden sesuai dengan kriteria


inklusi dan kriteria ekslusi.

Setelah mendapatkan responden yang sesuai dengan kriteria


penelitian, peneliti mengumpulkan calon responden untuk
diberikan penjelasan tentang tujuan, manfaat dan prosedur
penelitian, serta menjamin kerahasiaan identitas responden
dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Calon responden diberikan lembar persetujuan untuk dibaca dan


ditanda tangani,yang berarti calon responden tersebut bersedia ikut
serta dalam penelitian

Peneliti mengumpulkan kuesioner dan memeriksa kelengkapannya.

Analisa data dan penyusunan laporan

Gambar 3.1 Prosedur Pengumpulan Data


30

G. Rencana analisa data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara manual (dengan mengisi kuesioner yang

disediakan), selanjutnya menggunakan bantuan SPSS for windows dengan urutan

sebagai berikut:

a. Seleksi data (Editing)

Editing adalah salah satu upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

telah diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

b. Pemberian kode (coding)

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data

yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila

pengolahan dan analisa data mengguanakan computer. Biasanya dalam

pemberian kode. Dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku untuk

memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.

c. Memasukkan data (data entry)

Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam

master tabel atau database computer kemudian membuat distribusi frekuensi

sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi.

d. Pengecekkan (Cleaning data)

Pengecekkan yaitu kegiatan mengecek kembali data-data yang sudah dientri

apakah ada kesalahan atau tidak.


31

e. Pengelompokkan data (Tabulation) yaitu kegiatan dengan mengelompokkan

kedalam suatu tabel menurut sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan

penelitian.

2. Teknik Analisa Data

Metode statistikuntuk analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Analisis univariat

Analisis univariat merupakan deskripsi dari masing-masing faktor yang

diselidiki. Penelitian ini menggunakan analisis univariat, yang menggambarkan

bagaimana komposisi dievaluasi dari berbagai sudut sehingga karakteristik

responden dapat dianalisis. Analisis persentase dari seluruh responden yang

termasuk dalam penelitian digunakan dalam penelitian ini. Variabel

karakteristik individu yang ada dianalisis secara deskriptif dengan

menggunakan variabel tunggal, distribusi frekuensi dan proporsinya. Variabel

penelitian berikut menjadi sasaran analisis univariat dalam penelitian ini: 1.

Informasi demografi masyarakat, termasuk usia, pendidikan, dan jenis kelamin;

2. Kesadaran masyarakat akan penyakit demam berdarah dengue; dan 3.

Pencegahan demam berdarah dengue.

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menjelaskan hubungan dua variabel yaitu

antara variabel bebas dengan variabel terikat (Budiarto, 2008) yaitu untuk

melihat hubungan variabel pengetahuan dan variabel pencegahan DBD.

Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu uji korelasi

Spearman. Uji korelasi spearman yang merupakan uji statistik yang ditujukan
32

untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel berskala Ordinal.

Derajat kepercayaan dalam penelitian ini adalah 95% dengan α 5% sehingga

jika nilai P <0,05 maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan

antara variabel independen dengan variabel dependen, namun jika P > 0,05

berarti Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

variabel independen dengan variabel dependen.

H. Etika penelitian

Masalah etika yang harus diperhatiakn antara lain adalah sebagai berikut:

1. Informed Consent

Lembaran persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan di teliti yang

memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian. Bila

subjek menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak

subjek.

2. Anomity (tanpa nama)

Dalam penelitian akan di jamin kerahasiaannya data dari responden dengan cara

tidak memberikan atau mencantumkan nama responden (Mensius Darus, 2018).

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah di kumpulkan di jamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan di laporkan

pada hasil riset.


33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum Dusun Pappasangeng

1. Sejarah

Sebuah perbukitan yang memiliki punggung yang relatif datar yang

dimanfaatkan penduduk sebagai lahan pemukiman, perkebunan, dan terutama

persawahan. Sebagian besar lahan persawahan menurut informasi penduduk

memiliki potensi bahan alat batu berupa gamping, kalsedon, chert, andesit

yang bisa kelihatan di musim kemarau ketika sawah tidak olah. Secara

administratif situs Tonroa berada dalam wilayah dusun Pappasangeng, Desa

Camba-camba, Kecematan Batang. Sementara secara astronomi berada pada

titik koordinat 05ᵒ 38’27.9’’ Lintang Selatan dan 119ᵒ 48’ 47.2’’ Bujur Timur

(GPS). Morfologi situs secara makro memperhatikan gelombang lemah kecuali

zona utara yang sangat terjal, kira-kira 70ᵒ.

2. Visi dan Misi Dusun Pappasangeng Kabupaten Jeneponto

Visi :

Jeneponto Smart 2023

Berdaya Saing, Maju, Religius& Berkelanjutan

Misi :

1. Mengakselerasi perbaikan indeks pembangunan manusia

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

3. Mewujudkan peradaban birokrasi melalui tata kelola pemerintahan yang

profesional, aspiratif, partisipatif dan transparan.

33
34

4. Melaksanakan pengembangan wilayah dan pembangunan infrastruktur

wilayah secara merata.

5. Meningkatkan perekonomian daerah melalui pengelolaan sumber daya

daerah dan lingkungan hidup secara berkelanjutan dan investasi yang

berkeadilan.

6. Mewujudkan tata kelola keuangan daerah yang efektif, efesien,

produktif, transparan dan akuntabel.

7. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan nilai-nilai budaya.

8. Menegakkan supremasi hukum, keamanan dan ketertiban.

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat dilakukan terhadap karakteristik responden dan variabel-

variabel penelitian yang mendeskripsikan hasil-hasil penelitian tersebut. Analisis

yang digunakan untuk mengungkapkan karakteristik responden adalah statistik

deskriptif yakni rata-rata, persentase dan tabel frekuensi.

a. Karakteristik Responden Penelitian

1. Jenis Kelamin

Berikut data primer karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

masyarakat Dusun Pappasangeng Kabupaten Jeneponto tahun 2022 yang

dijelaskan dalam tabel di bawah ini:


35

Tabel 4.1

Karakteristik respondenberdasarkan Jenis kelamin masyarakat Dusun


Pappasangeng Kabupaten Jeneponto tahun 2022

Jenis kelamin N %
Laki-Laki 56 40.9
Perempuan 81 59.1
Total 137 100.0
Sumber Data :Dataprimer (2022)

Berdasarkan Tabel 4.1, dapat diketahui bahwa jumlah responden

terbanyak adalah responden perempuan, sebanyak 81 orang dengan

persentase 59.1 %.Dan jumlah yang paling sedikit adalah responden laki-

laki sebanyak 56 orangdengan persentase40.9 %.

2. Umur

Berikut data primer karakteristik responden berdasarkan umur

masyarakat Dusun Pappasangeng Kabupaten Jeneponto tahun 2022 yang

dijelaskan dalam tabel dibawah ini:


36

Tabel 4.2

Karakteristik respondenberdasarkan umur masyarakat Dusun


Pappasangeng Kabupaten Jeneponto tahun 2022

Umur N %
25-29 40 29.2
30-34 36 26.3
35-39 25 18.2
40-44 6 4.4
45-49 12 8.8
50-54 6 4.4
55-59 12 8.8
Total 137 100.0
Sumber Data :Dataprimer (2022)

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden berdasarkan umur

terbanyak yaitu umur 25-29 tahunsebanyak 40 orang atau (29.2%),

kemudian umur30-34tahun sebanyak 36 orang atau (26.3%), umur 35-

39tahun sebanyak 25 orang atau (18.2% ), umur 40-44tahun sebanyak 6

orang atau (4.4% ), umur 45-49tahun sebanyak 12 orang atau (8.8% ),

umur 50-54tahun sebanyak 6 orang atau (4.4%), dan umur 55-59tahun

sebanyak 12orangatau (8.8% ).

3. Pendidikan Terakhir

Berikut data primer karakteristik responden berdasarkan pendidikan

terakhir masyarakat Dusun Pappasangeng Kabupaten Jeneponto tahun

2022 yang dijelaskan dalam tabel dibawah ini:


37

Tabel 4.3

Karakteristik respondenberdasarkan pendidikan terakhir


masyarakat Dusun Pappasangeng Kabupaten Jeneponto tahun 2022

Pendidikan terakhir N %
Tidak Sekolah 1 0.7
SD 13 9.5
SMP 26 19.0
SMA 53 38.7
Sarjana 44 32.1
Total 137 100.0
Sumber Data :Dataprimer (2022)

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa responden dengan

pendidikan terakhir didominasi dengan SMA yaitu 53 orang atau

dengan persentase 38.7 % dan paling sedikit dengan tidak sekolah yaitu

1 orang atau 0.7 %.Kemudian yang sarjana 44 orang atau 32,1%, SMP

sebanyak 26 orang atau 19.0% dan yang SD sebanyak 13 orang atau 9.5

%.

b. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian Tingkat Pengetahuan Responden

Berikut data primer karakteristik responden berdasarkan tingkat

pengetahuan masyarakat Dusun Pappasangeng Kabupaten Jeneponto tahun

2022 yang dijelaskan dalam tabel dibawah ini:


38

1. Distribusi frekuensi Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang DBD

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat


PengetahuanMasyarakat TentangDBD Di Dusun Pappasangeng
Kabupaten Jeneponto

Pengetahuan Masyarakat tentang


DBD N %
Baik 41 29.9
Cukup 96 70.1
Kurang 0 0.0
Total 137 100.0
Sumber : Data primer 2022

Tabel 4.4 merupakan data yang diperoleh dari kuisioner

pernyataan pengetahuan responden tentang penyakit demam berdarah

dengue, didominasi dengan pengetahuan cukup yaitu sebanyak 96 orang

dengan persentase 70.1 % dan dapatdilihat bahwa mayoritas responden

yang paling rendah yaitu dengan pengetahuan kurang 0 responden 0.0%.

Sedangkan yang berpengetahuan baik ada 41 orang dengan persentase 29.9

%.

2. Distribusi Frekuensi RespondenBerdasarkan PencegahanDBD

Berikut data primer karakteristik responden berdasarkan praktek

pencegahan DBD masyarakat Dusun Pappasangeng Kabupaten Jeneponto

tahun 2022 yang dijelaskan dalam tabel dibawah ini:


39

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Praktik
TentangPencegahan DBD

Pencegahan DBD N %
Baik 41 29.9
Cukup 78 56.9
Kurang 18 13.1
Total 137 100.0
Sumber : Data primer 2022

Tabel 4.5 merupakan data yang diperoleh dari hasil keseluruhan

kuisioner pernyataan praktik pencegahan demam berdarah dengue,

dapat dilihat bahwa didominasi dengan pencegahan cukup yaitu

sebanyak 78 orang dengan persentase 56.9 % dan yang paling sedikit

yaitu praktik pencegahan kurang yaitu sebanyak 18 orang atau 13.1 %.

Sedangkan pencegahan baik sebanyak 41 orang atau 29.9 %.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen yang dikategorikan melalui uji korelasi

spearman yang merupakan uji statistik person chi-square diperoleh nilai p=

0,000dimana p< α (alpha = 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang

Penyakit DBD Dengan Pencegahan DBDdi Dusun Pappasangeng Kabupaten

Jeneponto.
40

Tabel 4.6

Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit


DBD Dengan Pencegahan DBD Di Dusun Pappasangeng
Kabupaten Jeneponto

Pengetahuan Praktek Pencegahan


Masyarakat Total p-value
DBD
Tentang
DBD Baik Cukup Kurang
N % n % n % n %
Baik 41 29,9 0 0,0 0 0,0 41 29,9
Cukup 0 0,0 78 56,9 18 13,1 96 70,1 0,000
Kurang
0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Total 41 29,9 78 56,9 18 13,1 137 100,0

Sumber : Data primer 2022

Berdasarkanhasil Analisa Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat

Tentang Penyakit DBD Dengan Pencegahan DBD di Dusun Pappasangeng

Kabupaten Jeneponto pada tabel 4.6 diatas dapat dinyatakan bahwa Responden

dengan pengetahuan baik dengan praktek pencegahan DBD yang baik

sebanyak 41 0rang (29,9%), pengetahuan baik dengan pencegahan cukup

sebanyak 0 orang (0,0%) dan pengetahuan baik dengan pencehgahan kurang

sebanyak 0 orang (0,0%). Kemudian responden dengan pengetahuan cukup

dengan praktek pencegahan DBD yang baik sebanyak 0 0rang (0,0%),

responden dengan pengetahuan cukup dengan pencegahan DBD cukup

sebanyak 78 orang atau (56,9%), responden dengan pengetahuan cukup dengan

pencegahan kurang sebanyak 18 orang atau (13,1%). Adapun responden


41

dengan pengetahuan kurang dengan pencegahan DBD baik sebanyak 0 atau

(0,0 %), responden dengan pengetahuan kurang dengan pencegahan cukup

sebanyak 0 atau (0,0 %), responden dengan pengetahuan kurang dengan

pencegahan kurang sebanyak 0 atau (0,0 %).

Hasil person chi-square diperoleh nilai p value = 0,000dimana p< α

(alpha = 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan

Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit DBD Dengan Pencegahan

DBD di Dusun Pappasangeng Kabupaten Jeneponto.

3. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 September 2022 – 6 Oktober 2022.

Pada penelitian ini terdapat 137 jumlah responden, dengan menggunakan

pengumpulan dengan cara membagikan kuesioner kepada responden dengan

door to door (pintu ke pintu). Jika responden menyetujui maka akan diberikan

kuesioner yang berupa pernyataan untuk diisi, dan disampaikan bahwa data yang

telah diperoleh dijamin kerahasiaannya, begitupun sebaliknya jika responden

tidak bersedia, maka kita akan berpindah ke responden yang lain dimana kita

melakukan suatu penelitian tidak ada unsur paksaan.

1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Masyarakat Tentang DBD.

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuanrespondententangpenyakitdemamberdarahdengue, didominasi

dengan pengetahuan cukup yaitu sebanyak 96 orang dengan persentase 70.1


42

% dan dapatdilihat bahwamayoritasresponden yang paling rendah yaitu

dengan pengetahuan kurang 0 responden 0.0%. Sedangkan yang

berpengetahuan baik ada 41 orang dengan persentase 29.9 %.

Asumsi Peneliti dari hasil penelitian, secara umum responden telah

mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan penyakit DBD, misalnya

responden telah mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan gerakan 3M

Plus (menguras, menutup, dan mengubur) masyarakat juga dapat

menggunakan larvasida dan memelihara ikan, Hal ini sejalan dengan

penelitian Respati T, GHMC (2016) mengenai perbandingan pengetahuan

dengan sikap dalam pencegahan DBD. Tempat perkembang biakan nyamuk

pada air kotor serta banyak menggantung pakaian akan menjadi sarang

nyamuk. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang, seperti pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses membawa

manusia kearah kedewasaan, pendidikan adalah proses dimana pengalaman

atau informasi diperoleh dari belajar.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden

memiliki pendidikan terakhir SMA sebanyak 53 (38.7 %) orang dan bahkan

banyak yang memiliki pendidikan terakhir sebagai sarjana sebanyak 44 ( 32.1

%) orang dan hanya terdapat 1 (0.7 %) orang yang tidak sekolah. Sehingga

besar kemungkinan responden memiliki pengetahuan baik (Dian susanti,

2021).
43

Akan tetapi hasil penelitian menunjukkan pengetahuan masyarakat

didominasi dengan pengetahuan cukup 96 orang (70.1%). Peneliti

mengasumsikan bahwa pengetahuan masyarakat di Desa Camba – Camba

berada pada kategori cukup karena dari keseluruhan responden juga terdapat

responden yang memiliki pendidikan terakhir SD sebanyak 13 orang (9,5 %),

hal tersebut mempengaruhi pengetahuan yang kurang Selain itu pengetahuan

juga dipengaruhi beberapa faktor lain seperti pekerjaan, pekerjaan akan

mempengaruhi pengetahuan karena dengan bekerja seseorang akan banyak

berinteraksi dengan orang banyak sehingga orang tersebut akan memiliki

cukup pengetahuan dan pengalaman dari orang lain disekitar sehingga orang

tersebut melakukan tindakan sebagai realisasi terhadap pengetahuan. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Dian susanti, 2021).

2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pencegahan DBD

Berdasarkan tabel 4.5 yang menunjukkan bahwa responden dengan

pencegahan DBD cukup mendominasi yaitu sebanyak 78 orang (56,9),

dilanjutkan dengan responden dengan pencegahan DBD baik sebanyak 41

orang (29,9), dan responden yang pencegahan DBDnya kurang sebanyak 18

orang (13,1).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pencegahan DBD secara

umum responden telah mengetahui hal – hal yang berhubungan dengan

penyakit DBD, misalnya responden sudah mengetahui hal – hal seperti

penggunaan larvasida abate pada penampungan air setiap 2-3 bulan dan selain

itu responden juga telah mengetahui perilaku penunjang lain seperti


44

penggunaan obat anti nyamuk, kelambu, maupun menggunakan pakaian

panjang.

Secara umum hasil penelitian ini dapat dikatakan sesuai dengan teori

yang dikemukakan oleh Wongdan Abu Bakar, setiap individu dapat

melakukan berbagai upaya untuk mengetahui cara pencegahan DBD, dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya umur, pengaruh orang

dilingkungan sekitar dan media massa atau sumber informasi baik itu media

cetak maupun elektronik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh (Iroma Maulida, skk. 2016).

Peneliti mengasumsikan bahwa jumlah responden didominasi dengan

cukup dalam pencegahan DBD yang terjadi pada masyarakat mengenai

pentingnya menerapkan kebersihan pada lingkungan dengan menerapkan 3M

(Menguras, Menutup, dan Membuang sampah) guna mewujudkan pencapaian

dalam pencegahan DBD.

3. Hubungan Tingkat Pengetahuan masyarakat dengan Pencegahan DBD Di

Dusun Pappasangeng Kabupaten Jeneponto

Berdasarkan hasil dari tabel 4.6 memperlihatkan bahwa dari 137

responden yang telah diteliti dapat dilihat bahwa responden dengan kategori

baik dalam pengetahuan masyarakat tentang DBD memiliki sikap puas

berjumlah 41 orang (29,9), cukup sebanyak 0 orang (0,0%) dan kurang

sebanyak 0 orang (0,0%). Responden dengan pengetahuan cukup dengan

pencegahan DBD yang puas sebanyak 0 orang (0,0%), cukup sebanyak 78


45

orang (56,9%) dan kurang sebanyak 18 orang (13,1%), sedangkan responden

dengan pengetahuan kurang pada pencegahan DBD yang puas sebanyak 0

orang (0,0%), Cukup sebanyak 0 orang (0,0%) dan kurang sebanyak 0 orang

(0,0%). Berdasarkan hasil penelitian ini dengan menggunakan ujiperson chi-

square diperoleh nilai p value = 0,000dimana p< α (alpha = 0,05),maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara hubungan tingkat

pengetahuan masyarakat tentang penyakit DBD dengan pencegahan DBD di

Dusun Pappasangeng Kabupaten Jeneponto.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika yuniar

herminungrum arina maliya (2017) mengenai hubungan antara tingkat

pengetahuan masyarakat tentang penyakit DBD dengan upaya pencegahan

DBD dengan hasil penelitian ini yaitu adanya hubungan antara pengetahuan

tentang pencegahan DBD dengan upaya pencegahan DBD sesuai dengan

penelitian Helmi (2006) tentang pengaruh pendidikan kesehatan tentang

penyakit DBD terhadap perilaku pencegahan DBD pada ibu-ibu warga

minapadi nusukan surakarta.

Hasil penelitian ini menunjukkan kategori baik dalam pengetahuan

masyarakat tentang DBD memiliki sikap puas berjumlah 41 orang (29,9),

cukup sebanyak 0 orang (0,0%) dan kurang sebanyak 0 orang (0,0%).

Responden dengan pengetahuan cukup dengan pencegahan DBD yang puas

sebanyak 0 orang (0,0%), cukup sebanyak 78 orang (56,9%) dan kurang

sebanyak 18 orang (13,1%), sedangkan responden dengan pengetahuan

kurang pada pencegahan DBD yang puas sebanyak 0 orang (0,0%), Cukup
46

sebanyak 0 orang (0,0%) dan kurang sebanyak 0 orang (0,0%). Responden

yang memiliki kategori puas dikarenakan stigma dari mereka bahwa tingkat

pengetahuan masyarakat sangat berkaitan dengan pencegahan DBD dimana

masyarakat mampu bergotongroyong dalam membersihkan lingkungan dan

menerapkan 3M (Menguras, Menutup, dan Membuang sampah) dimana hal

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini, A.,(2016)

mengenai pengaruh kondisi sanitasi lingkungan dan perilaku 3M plus

terhadap kejadian DBD. Selain menerapkan 3M masyarakat dapat

menggunakan larvasida abate pada penampungan air setiap 2-3 bulan dan

melakukan penunjang lain seperti obat anti nyamuk, kelambu, mampu

menggunakan pakaian panjang di malam hari .

Peneliti mengasumsikan bahwa adanya hubungan antara tingkat

pengetahuan masyarakat tentang penyakit DBD dengan pencegahan DBD.

Masyarakat harus diinformasikan karena pengetahuan ini mempengaruhi

keinginan mereka untuk menghentikan penyebaran penyakit di lingkungan

mereka. Strategi pengendalian yang melibatkan operasi fogging tidak terlalu

efektif karena mahal, menghasilkan hasil yang minimal, dan menimbulkan

risiko kesehatan yang serius. Karena itu sebaliknya menggunakan metode

yang aman bagi kesehatan dan ekonomi untuk mencegah gigitan nyamuk

vektor DBD dengan menanam temulawak dan beberapa tanaman yang ada

dilingkungan seperti serai, dan jeruk purut, tanaman tersebut sangat efektif

untuk memutus mata rantai penularan penyakit DBD hal ini sejalan dengan
47

penelitian Rahmawati et al.,(2020) Efektivitas anti nyamuk alami dalam

mematikan nyamuk Aedes Aegypti.

4. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan keterbatasan dalam pengumpulan

data yaitu:

1. Pengambilan data yang dilakukan dengan door to door (pintu ke pintu),

keterbatasan yang dialami adalah terkadang responden tidak sedang berada

dalam rumahnya, dan ada sebagian responden yang menolak untuk mengisi

kuesioner.

2. Kebenaran pengisian kuesioner sangat dipengaruhi oleh kejujuran,

pemahaman dan daya ingat responden tentang pengetahuan terhadap

penyakit DBD dan Pencegahannya.


48

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan


masyarakat tentang penyakit DBD dengan pencegahan DBD di Dusun
Pappasangeng Kabupaten Jeneponto yang telah dilakukan dari total 137
responden didapatkan bahwa tingkat pengetahuan masayarakat didominasi
dengan pengetahuan cukup yaitu sebanyak 96 orang dengan persentase 70.1 %,
adapun berdasarkan pencegahan DBD didominasi dengan pencegahan cukup
yaitu sebanyak 78 orang dengan persentase 56.9 %. Adapun
hasilujistatisticmenunjukannilai p= 0,000dimana p< α (alpha = 0,05).Sehingga
dapat disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak artinya ada Hubungan yang
signifikan antara Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit DBD
Dengan Pencegahan DBD di Dusun Pappasangeng Kabupaten Jeneponto.

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut lagi dan mendalam mengenai

factor yang berhubungan dengan praktik pencegahan DBD dan peneliti

selanjutnya diharapkan untuk dapat mengobservasi secara langsung terhadap

praktik pencegahan DBD yang dilakukan oleh masyarakat.

2. Bagi Puskesmas

Pihak Puskesmas diharapkan untuk mensurvey lingkungan di setiap

desa dan memberi pemahaman bagi masyarakat dengan cara melakukan

penyuluhan di tiap Dusun.

48
49

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan bagi masyarakat di Dusun Pappasangeng Kabupaten

Jeneponto agar bisa menjaga kebersihan lingkungannya serta mengikuti

penyuluhan dari puskesmas guna menambah pengetahuan.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Disarankan menggunakan indikator dalam melihat Hubungan tingkat

pengetahuan masyarakat tentang penyakit DBD dengan pencegahan DBD yang

menggunakan analisis penelitian lainnya agar menghasilkan suatu karya ilmiah

yang lebih luas.


50

DAFTAR PUSTAKA

Bina, A. . (2019). Gambaran pengetahuan masyarakat tentang pencegahan demam

berdarah dengue (dbd) di kelurahan ilir kecamatan gunungsitoli. Karya Tulis

Ilmiah, 5–6.

Dian Haerani, S. N. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Demam

Berdarah Dengue: Sebuah Studi Kasus. Buletin Kesehatan, 4(2), 80–97.

Epidemiologi, B., Biostatistika, D. A. N., Masyarakat, F. K., & Jember, U. (2017).

Farasari, R. (2018). Model Buku Saku Dan Rapor Pemantauan Jentik Dalam

Meningkatkan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk. Journal of Health

Education, 3(2), 110–117.

Indriyani, D. P. R., & Gustawan, I. W. (2020). Manifestasi klinis dan penanganan

demam berdarah dengue grade 1: sebuah tinjauan pustaka. Intisari Sains Medis,

11(3), 694. https://doi.org/10.15562/ism.v11i3.847

Irma, I., & Masluhiya AF, S. (2021). Trend Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

di Sulawesi Tenggara Berbasis Ukuran Epidemiologi. JUMANTIK (Jurnal Ilmiah

Penelitian Kesehatan), 6(1), 70. https://doi.org/10.30829/jumantik.v6i1.7968

Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2017,Profil Kesehatan Indonesia 2017.

Jakarta : Kemenkes Kesehatan RI ;2018.p.100

Digital Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember

Digital Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember.

Mudatsir M, Sasmono RT(2019).Epidemology of dengue hemorrhagic fever in

Indonesia; analysis of five decades data form the National Disease Surveillance,

BMc Res Notes.


51

Notoatmojo. 2012 Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Putri DF, Widiani N, Arivo D. Penyebaran Virus Dengue Secara Transovarial Pada

Vektor Demam Berdarah Dengue Nyamuk Aedes aegypti. Holistik J Kes.(2018).

Rahmawati, U.,Gustina., M., & Mirza, R(2020). Efektivitas Anti Nyamuk Alami

Elektrik Mat Serai Wangi (Cymbopogon Nardus) Dalam Mematikan Nyamuk

Aedes Aegypti. jurnal of Nursing and Public Health.

Respati T, GMHC (2016) Perbandingan Pengetahuan Dengan Sikap dalam

Pencegahan Demam Berdarah Dengue.

Reza, M., dan Rusdji, S.R.(2018) Aedes aegypti larva indices and risk for dengue

epidemics.Emerg Infect Dis.

Rohmah, L., Susanti, Y., & Haryanti, D. (2019). Gambaran Tingkat Pengetahuan

Masyarakat Tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue Linda Rohmah, Yulia

Susanti*, Dwi Haryanti. Community of Publishing in Nursing (COPING), 7(1),

21–30.

Sahat, H., Manalu, P., Munif, A., Upaya, P., Masyarakat, K., Badan, P., Dan, P.,

Kesehatan, K., & Kesehatan, R. I. (2016). Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat

dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Provinsi Jawa Barat dan

Kalimantan Barat Communities Knowledge and Behavior In Dengue

Haemorrhagic Fever (DHF) Prevention In West Java and West Kalimantan.

Aspirator, 8(2), 69–76.

Syamsul, M. (2019). Faktor-faktor Lingkungan Meningkatkan Insidensi Demam

Berdarah di Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 1(1), 1–7.

WHO,(2011). Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and


52

Dengue Hemorrohargic Fever. India: WHO , Regional Office for Soultheast Asia;

Widoyono. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan

Pemberantasannya. Jakarta: Penerbit Erlangga: (2011)


53

Lampiran 1

Rencana jadwal kegiatan penelitian

No Jadwal Kegiatan Juli Agustus September Oktober

1 Pengurusan izin 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
pengambilan data awal

2 Pengambilan data awal

3 Penyusunan proposal

4 Seminar proposal

5 Revisi proposal
penelitian

6 Penyusunan izin
untupenelitin

7 Pelaksanaan penelitian

8 Penyusunan hasil
penelitian

9 Ujian hasil

10 Revisi ujian hasil

11 Penyempurnaan
laporan
54

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN PENELITI

Kepada Yth

Calon Responden penelitian

Di Dusun Pappasangeng Kabupaten Jeneponto

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini saya:

Nama : Nunung parawati

Nim : 183145105131

Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan

Adalah mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan Universitas Megarezky Makassar yang sedang


melakukan penelitian dengan judul “HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN
MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DBD DENGAN PENCEGAHAN DBD DI DUSUN
PAPPASANGENG KABUPATEN JENEPONTO.”

Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi Bapak/ Ibu/ Saudara/i
sebagai responden. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan kami jaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila Bapak/ Ibu/ Saudara/i menyetujui menjadi
responden maka saya mohon kesediaan untuk menandatangani persetujuan dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang telah tersedia.

Demikian, atas perhatian dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Makassar, September 2022

Nunung parawati
55

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

Setelah mendapat penjelasan serta mengetahui manfaat penelitian dengan judul

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit DBD Dengan Pencegahan

DBD Di Dusun Pappasangeng Kabupaten Jeneponto.” Saya menyatakan setuju di ikut

sertakan dalam penelitian ini dengan catatan bila sewaktu-waktu dirugikan dalam bentuk

apapun berhak membatalkan persetujuan. Saya percaya apa yang saya buat dijamin

kerahasiaannya.

Makassar, September 2022

Responden
56

Lampiran 4

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit DBD Dengan Upaya

Pencegahan DBD Di Dusun Pappasangeng Kabupaten Jeneponto.

A. Petunjuk Pengisisan :

1. Bacalah semua pernyataan yang tertera di lembar kuesioner ini dengan seksama.

2. Pilihlah salah satu kolom yang tersedia dengan memberi tanda checklist (√ ) sesuai

dengan Bapak/ Ibu/ Saudara/i lakukan dengan sejujur-jujurnya.

3. Jika dalam menjawab pernyataan lembar kuesioner ini terjadi kesalahan dalam

pengisian, harap jawaban yang salah tersebut di coret dan ganti dengan jawaban yang

Bapak/ Ibu/ Saudara/i anggap paling benar atau sesuai dengan tindakan yang dilakukan.

4. Bila ada pertanyaan yang tidak dimengerti silahkan tanyakan langsung pada peneliti.

B. Data Demografi

1. Nama responden :

2. Pendidikan terakhir :

a. Tidak sekolah

b. Sekolah Dasar (SD)

c. Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Sederajat

d. Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sederajat

e. Perguruan Tinggi
57

3. Jenis Kelamin

a. Laki-laki

b. Perempuan

4. Usia

a. 25-29

b. 30-34

c. 35-39

d. 40-44

e. 45-49

f. 50-54

g. 55-59

Sumber: Zulaikhah (2014).


58

C. Pernyataan tentang pengetahuan responden terhadap DBD

Beri tanda Ceklist (√ ) pada kolom jawaban sesuai dengan pengalaman pengetahuan anda.

No Pernyataan Pengetahuan Ya Tida Keterangan

1. Nyamuk Aedes aegypty dapat

berkembangbiak pada tempat penampungan

air kotor sesperti selokan.

2. Menggantung baju dalam kamar dapat

menjadi tempat bersarangnya nyamuk Aedes

aegypty.

3. Menaburkan bubuk larvasida abate pada

tempat penampung air dapat mengurangi

pertumbuhan jentik nyamuk.

4. Menguras bak mandi/ tempat penampungan

air sebaiknya dilakukan 1x dalam seminggu.

5. Upaya pencegahan DBD dapat dilakukan

dengan memperbaiki kondisi lingkungan

salah satunya yaitu 3M (menguras, menutup

tempat penampungan air, membuang sampah


59

serta mengubur barang bekas).

6. Menggunakan obat nyamuk oles atau obat

nyamuk semprot dapat menghindari gigitan

nyamuk

7. Kegiatan pengasapan atau foggingbertujuan

hanya untuk membunuh nyamuk dewasa.


60

D. Pernyataan tentang pencegahan responden terhadap DBD

Beri tanda ceklist (√ ) pada kolom jawaban sesuai dengan tindakan yang anda lakukan.

No. Pernyataan Selalu Sering Kadang- Tidak


kadang pernah

1. Saya menguras dan


membersihkan tempat
penampungan air
sedikitnya 1 kali dalam
seminggu.

2. Saya menutup

tempatpenampunganair.

3. Saya membuang
sampah dan mengubur
barang bekas yang
tidak terpakai.

4. Saya menaburkan
bubuk larvasida abate
pada tempat
penampungan air.

5. Saya memelihara ikan


pemakan jentik pada
tempat penampungan
air.

6. Saya memakai baju dan


celana panjang untuk
menghindari gigitan
nyamuk.

7. Saya menggunakan
obat nyamuk bakar atau
semprot
61

8. Saya menggunakan
obat nyamuk oles
(autan/ sofel)

9. Saya senantiasa
melakukan
pemeriksaan jentik
nyamuk pada tempat-
tempat penampungan
air.

10. Saya tidak membiarkan


ada genangan air di
sekitar rumah saya.

11. Saya tidak membiarkan


ranting pohon
berserakan di halaman
rumah saya.

12. Saya bersedia


melakukan pengasapan/
fogging jika terdapat
kasus DBD di
lingkungan saya.
62

Lampiran 5

Master Tabel Pengetahuan responden terhadap DBD

Pengetahuan responden terhadap


PT J U DBD
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 JM KT
5 2 1 0 1 1 0 1 1 1 5 2
3 1 3 1 1 0 0 1 1 0 4 2
4 2 3 1 1 1 1 1 1 1 7 1
2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 7 1
4 2 1 1 1 1 1 1 0 0 5 2
5 2 4 0 1 1 1 1 1 0 5 2
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1
3 2 5 1 1 1 1 1 1 1 7 1
3 2 6 0 1 1 1 1 1 1 6 1
5 2 7 1 1 1 1 1 1 1 7 1
5 2 2 1 1 1 1 1 1 1 7 1
5 2 2 0 1 1 1 1 1 1 6 1
4 2 4 0 1 1 1 1 1 1 6 1
4 2 5 1 0 1 1 1 1 1 6 1
5 2 2 1 1 1 1 1 0 0 5 2
5 2 2 0 1 1 1 1 1 1 6 1
5 2 3 0 1 1 1 1 0 0 4 2
5 1 2 0 1 1 1 1 1 1 6 1
4 2 3 1 1 1 1 1 1 1 7 1
5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1
4 1 1 0 1 1 0 1 1 1 5 2
4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 7 1
4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1
5 1 3 1 1 1 1 1 1 1 7 1
5 2 2 1 1 1 1 1 1 1 7 1
4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1
5 2 1 1 1 0 1 1 1 1 6 1
2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 7 1
4 2 3 1 0 1 1 1 1 0 5 2
5 2 2 1 0 1 0 1 1 0 4 2
4 2 3 1 1 1 1 1 1 1 7 1
5 2 2 1 1 1 1 1 1 1 7 1
63

2 2 3 0 0 1 1 1 1 0 4 2
4 2 2 0 0 1 1 1 1 1 5 2
5 2 1 1 0 1 1 1 1 1 6 1
2 2 1 0 0 1 0 1 1 0 3 3
2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 7 1
4 2 1 0 0 1 1 1 1 1 5 2
4 2 2 1 1 0 1 1 1 1 6 1
2 2 1 1 0 1 1 1 1 1 6 1
5 2 1 1 0 1 0 1 1 1 5 2
4 2 2 0 1 1 1 1 1 1 6 1
4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 5 2
3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 6 1
3 2 3 0 1 1 1 1 1 1 6 1
4 2 3 1 0 1 1 1 1 1 6 1
5 2 1 0 1 1 1 1 1 1 6 1
5 2 2 1 1 1 0 1 1 0 5 2
3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 6 1
4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 6 1
4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 6 1
5 2 1 0 1 1 1 1 1 1 6 1
5 1 1 1 0 0 1 1 1 0 4 2
3 1 1 0 1 1 0 1 1 1 5 2
4 2 2 1 1 0 0 1 1 0 4 2
4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 7 1
3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 7 1
4 1 3 1 1 1 1 1 0 0 5 2
4 1 1 0 1 1 1 1 1 0 5 2
4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 7 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1
4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 6 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1
3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 7 1
5 1 2 0 1 1 1 1 1 1 6 1
4 1 2 0 1 1 1 1 1 1 6 1
4 2 2 1 0 1 1 1 1 1 6 1
4 1 1 1 1 1 1 1 0 0 5 2
4 2 3 0 1 1 1 1 1 1 6 1
3 2 3 0 1 1 1 1 0 0 4 2
4 2 2 0 1 1 1 1 1 1 6 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1
5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1
64

4 1 1 0 1 1 0 1 1 1 5 2
3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1
5 2 2 1 1 1 1 1 1 1 7 1
3 2 7 1 1 1 1 1 1 1 7 1
5 1 2 1 1 1 1 1 1 1 7 1
5 2 6 1 1 1 1 1 1 1 7 1
3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 7 1
4 2 2 1 1 0 1 1 1 1 6 1
4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 7 1
3 1 3 1 0 1 1 1 1 0 5 2
4 1 3 1 0 1 0 1 1 0 4 2
4 2 7 1 1 1 1 1 1 1 7 1
5 2 3 1 1 1 1 1 1 1 7 1
5 1 6 0 0 1 1 1 1 0 4 2
2 2 1 0 0 1 1 1 1 1 5 2
2 2 5 1 0 1 1 1 1 1 6 1
3 1 1 0 0 1 0 1 1 0 3 3
5 2 4 1 1 1 1 1 1 1 7 1
3 2 2 0 0 1 1 1 1 1 5 2
3 1 7 1 1 0 1 1 1 1 6 1
3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 6 1
5 2 6 1 0 1 0 1 1 1 5 2
5 1 2 0 1 1 1 1 1 1 6 1
5 1 3 1 1 1 0 1 1 0 5 2
4 1 2 0 1 1 1 1 1 1 6 1
4 2 7 0 1 1 1 1 1 1 6 1
4 1 2 1 0 1 1 1 1 1 6 1
3 1 6 0 1 1 1 1 1 1 6 1
4 2 2 1 1 1 0 1 1 0 5 2
3 1 5 0 1 1 1 1 1 1 6 1
4 2 1 0 1 1 1 1 1 1 6 1
3 1 4 0 1 1 1 1 1 1 6 1
5 2 1 0 1 1 1 1 1 1 6 1
4 1 2 1 0 0 1 1 1 0 4 2
4 2 7 1 1 0 1 1 1 1 6 1
4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1
4 1 2 1 0 1 1 1 1 0 5 2
2 1 4 1 0 1 0 1 1 0 4 2
3 2 5 1 1 1 1 1 1 1 7 1
5 2 3 1 1 1 1 1 1 1 7 1
3 1 4 0 0 1 1 1 1 0 4 2
65

3 2 3 0 0 1 1 1 1 1 5 2
5 1 5 1 0 1 1 1 1 1 6 1
5 1 7 0 0 1 0 1 1 0 3 3
5 2 7 1 1 1 1 1 1 1 7 1
4 1 3 0 0 1 1 1 1 1 5 2
5 2 5 1 1 0 1 1 1 1 6 1
5 2 1 1 0 1 1 1 1 1 6 1
4 1 7 1 0 1 0 1 1 1 5 2
4 2 5 0 1 1 1 1 1 1 6 1
4 2 1 1 1 1 0 1 1 0 5 2
2 1 2 0 1 1 1 1 1 1 6 1
3 1 3 0 1 1 1 1 1 1 6 1
5 2 7 1 0 1 1 1 1 1 6 1
5 1 6 0 1 1 1 1 1 1 6 1
3 2 3 1 1 1 0 1 1 0 5 2
2 1 5 0 1 1 1 1 1 1 6 1
1 2 7 0 1 1 1 1 1 1 6 1
5 2 5 0 1 1 1 1 1 1 6 1
4 2 3 0 1 1 1 1 1 1 6 1
2 2 5 1 0 0 1 1 1 0 4 2
4 1 7 1 1 1 0 1 1 0 5 2
5 1 5 0 1 1 1 1 1 1 6 1

YANG 8 12 13
JAWAB YA 2 102 6 115 7 131 105
YANG JAWAB 5
TIDAK 5 35 11 22 0 6 32

Master Tabel Pencegahan responden terhadap DBD


66

Pencegahan responden terhadap DBD


P P1
JM KT
1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 0 P11 P12
1 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3 3 31 1
3 3 3 0 0 3 3 1 3 3 3 3 28 1
3 3 3 0 0 2 2 0 1 2 2 1 19 2
2 2 3 2 0 2 1 1 2 1 3 3 22 2
2 1 3 3 2 2 2 1 2 2 2 1 23 2
3 3 3 0 1 1 2 1 2 3 3 1 23 2
2 2 3 1 1 0 3 3 3 3 3 3 27 1
3 1 2 3 1 2 2 1 3 2 2 2 24 2
2 2 3 3 0 2 2 0 2 2 3 3 24 2
1 1 0 1 0 0 3 0 0 3 3 3 15 2
2 1 2 0 3 1 2 1 3 3 3 0 21 2
0 0 0 0 0 1 3 1 0 0 3 3 11 3
2 1 3 0 2 1 1 0 3 3 3 1 20 2
3 3 3 3 0 3 3 2 3 3 3 3 32 1
1 3 1 1 3 2 3 0 1 3 3 3 24 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 1 7 3
3 3 0 1 0 1 1 0 0 3 3 3 18 2
3 3 0 0 0 0 0 0 0 3 3 1 13 2
3 3 0 0 0 0 0 0 0 3 3 1 13 2
3 3 0 0 0 0 1 1 0 3 3 3 17 2
2 1 0 0 0 1 1 1 0 1 2 3 12 3
2 1 1 0 0 2 3 1 1 1 1 1 14 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 1 7 3
1 3 1 1 3 2 3 0 1 3 3 3 24 2
2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 18 2
2 1 3 3 0 3 0 3 3 3 3 3 27 1
3 1 1 0 0 1 0 1 3 3 3 0 16 2
1 0 2 3 0 1 0 2 3 3 2 0 17 2
2 3 3 1 1 3 3 3 1 3 3 3 29 1
3 3 3 0 0 3 1 1 2 3 3 1 23 2
3 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 3 11 3
2 1 1 1 0 1 0 0 1 2 0 2 11 3
3 3 3 1 0 1 1 1 1 3 3 3 23 2
3 3 3 1 0 3 1 1 3 3 3 3 27 1
3 3 3 1 0 1 1 1 1 3 3 3 23 2
3 3 3 1 0 1 1 1 1 3 3 3 23 2
3 3 3 1 0 1 1 1 1 3 3 3 23 2
3 3 3 1 0 1 3 3 2 3 3 3 28 1
67

3 3 1 1 0 1 3 2 2 3 1 1 21 2
3 3 3 0 0 1 0 3 3 3 3 3 25 1
3 3 3 3 0 1 1 2 2 3 3 3 27 1
3 3 3 1 0 1 1 3 1 3 3 3 25 1
1 0 1 3 0 1 2 1 2 2 2 2 17 2
1 0 1 2 0 1 2 3 1 1 1 1 14 2
3 3 3 1 0 1 3 3 1 3 3 3 27 1
2 3 3 1 3 1 2 1 3 3 3 3 28 1
1 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3 3 31 1
3 3 3 0 0 3 3 1 3 3 3 3 28 1
3 3 3 0 0 2 2 0 1 2 2 1 19 2
2 2 3 2 0 2 1 1 2 1 3 3 22 2
2 1 3 3 2 2 2 1 2 2 2 1 23 2
3 3 3 0 1 1 2 1 2 3 3 1 23 2
2 2 3 1 1 0 3 3 3 3 3 3 27 1
3 1 2 3 1 2 2 1 3 2 2 2 24 2
2 2 3 3 0 2 2 0 2 2 3 3 24 2
1 1 0 1 0 0 3 0 0 3 3 3 15 2
2 1 2 0 3 1 2 1 3 3 3 0 21 2
0 0 0 0 0 1 3 1 0 0 3 3 11 3
2 1 3 0 2 1 1 0 3 3 3 1 20 2
3 3 3 3 0 3 3 2 3 3 3 3 32 1
1 3 1 1 3 2 3 0 1 3 3 3 24 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 1 7 3
3 3 0 1 0 1 1 0 0 3 3 3 18 2
3 3 0 0 0 0 0 0 0 3 3 1 13 2
3 3 0 0 0 0 1 1 0 3 3 3 17 2
2 1 0 0 0 1 1 1 0 1 2 3 12 3
2 1 1 0 0 2 3 1 1 1 1 1 14 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 1 7 3
1 3 1 1 3 2 3 0 1 3 3 3 24 2
2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 18 2
2 1 3 3 0 3 0 3 3 3 3 3 27 1
3 1 1 0 0 1 0 1 3 3 3 0 16 2
1 0 2 3 0 1 0 2 3 3 2 0 17 2
2 3 3 1 1 3 3 3 1 3 3 3 29 1
3 3 3 0 0 3 1 1 2 3 3 1 23 2
3 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 3 11 3
2 1 1 1 0 1 0 0 1 2 0 2 11 3
3 3 3 1 0 1 1 1 1 3 3 3 23 2
3 3 3 1 0 3 1 1 3 3 3 3 27 1
68

3 3 3 1 0 1 1 1 1 3 3 3 23 2
3 3 3 1 0 1 1 1 1 3 3 3 23 2
3 3 3 1 0 1 1 1 1 3 3 3 23 2
3 3 3 1 0 1 3 3 2 3 3 3 28 1
3 3 1 1 0 1 3 2 2 3 1 1 21 2
3 3 3 0 0 1 0 3 3 3 3 3 25 1
3 3 3 3 0 1 1 2 2 3 3 3 27 1
3 3 3 1 0 1 1 3 1 3 3 3 25 1
1 0 1 3 0 1 2 1 2 2 2 2 17 2
1 0 1 2 0 1 2 3 1 1 1 1 14 2
3 3 3 1 0 1 3 3 1 3 3 3 27 1
3 3 3 1 0 1 3 3 1 3 3 3 27 1
2 3 3 1 3 1 2 1 3 1 3 3 26 1
1 2 3 3 3 2 3 0 0 0 1 2 20 2
1 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3 3 31 1
3 3 3 0 0 3 3 1 3 3 3 3 28 1
3 3 3 0 0 2 2 0 1 2 2 1 19 2
2 2 3 2 0 2 1 1 2 1 3 3 22 2
2 1 3 3 2 2 2 1 2 2 2 1 23 2
3 3 3 0 1 1 2 1 2 3 3 1 23 2
2 2 3 1 1 0 3 3 3 3 3 3 27 1
3 1 2 3 1 2 2 1 3 2 2 2 24 2
2 2 3 3 0 2 2 0 2 2 3 3 24 2
1 1 0 1 0 0 3 0 0 3 3 3 15 2
2 1 2 0 3 1 2 1 3 3 3 0 21 2
0 0 0 0 0 1 3 1 0 0 3 3 11 3
2 1 3 0 2 1 1 0 3 3 3 1 20 2
3 3 3 3 0 3 3 2 3 3 3 3 32 1
1 3 1 1 3 2 3 0 1 3 3 3 24 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 1 7 3
3 3 0 1 0 1 1 0 0 3 3 3 18 2
3 3 0 0 0 0 0 0 0 3 3 1 13 2
3 3 0 0 0 0 1 1 0 3 3 3 17 2
2 1 0 0 0 1 1 1 0 1 2 3 12 3
2 1 1 0 0 2 3 1 1 1 1 1 14 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 1 7 3
1 3 1 1 3 2 3 0 1 3 3 3 24 2
2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 18 2
2 1 3 3 0 3 0 3 3 3 3 3 27 1
3 1 1 0 0 1 0 1 3 3 3 0 16 2
1 0 2 3 0 1 0 2 3 3 2 0 17 2
69

2 3 3 1 1 3 3 3 1 3 3 3 29 1
3 3 3 0 0 3 1 1 2 3 3 1 23 2
3 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 3 11 3
2 1 1 1 0 1 0 0 1 2 0 2 11 3
3 3 3 1 0 1 1 1 1 3 3 3 23 2
3 3 3 1 0 3 1 1 3 3 3 3 27 1
3 3 3 1 0 1 1 1 1 3 3 3 23 2
3 3 3 1 0 1 1 1 1 3 3 3 23 2
3 3 3 1 0 1 1 1 1 3 3 3 23 2
3 3 3 1 0 1 3 3 2 3 3 3 28 1
3 3 1 1 0 1 3 2 2 3 1 1 21 2
3 3 3 0 0 1 0 3 3 3 3 3 25 1
3 3 3 3 0 1 1 2 2 3 3 3 27 1
3 3 3 1 0 1 1 3 1 3 3 3 25 1
1 0 1 3 0 1 2 1 2 2 2 2 17 2
1 0 1 2 0 1 2 3 1 1 1 1 14 2
3 3 3 1 0 1 3 3 1 3 3 3 27 1

YG
JAWAB
TIDAK 10
PERNAH 9 18 25 52 1 19 28 38 29 4 3 9
YG
JAWAB
KADANG 1
2 22 36 27 52 12 69 42 59 43 6 13 37
YG
JAWAB 2
SERING 38 10 12 6 9 28 26 12 27 1 21 10
YG
JAWAB 9 10
SELALU 68 73 73 25 15 21 41 28 38 6 0 81
69

Lampiran 6

Lembar Hasil Pengolahan Data Menggunakan Komputer Dan Contoh

Perhitungan Manual

FREKUENSI

Statistics

pengetahuan
pendidikan masyarakat ttg PraktekPencegaha
umur jenis kelamin terakhir DBD nDBD

N Valid 137 137 137 137 137

Missing 0 0 0 0 0

Mean 2.85 1.59 3.92 2.40 1.83

Std. Error of Mean .163 .042 .084 .079 .054

Median 2.00 2.00 4.00 3.00 2.00

Mode 1 2 4 3 2

Range 6 1 4 2 2

Minimum 1 1 1 1 1

Maximum 7 2 5 3 3

Sum 391 218 537 329 251


70

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 25-29 40 29.2 29.2 29.2

30-34 36 26.3 26.3 55.5

35-39 25 18.2 18.2 73.7

40-44 6 4.4 4.4 78.1

45-49 12 8.8 8.8 86.9

50-54 6 4.4 4.4 91.2

55-59 12 8.8 8.8 100.0

Total 137 100.0 100.0

Jeniskelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 56 40.9 40.9 40.9

perempuan 81 59.1 59.1 100.0

Total 137 100.0 100.0

pendidikan terakhir

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak sekolah 1 .7 .7 .7

SD 13 9.5 9.5 10.2

SMP 26 19.0 19.0 29.2

SMA 53 38.7 38.7 67.9

Sarjana 44 32.1 32.1 100.0

Total 137 100.0 100.0


71

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG DBD


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid BAIK 41 29.9 29.9 29.9
KURAN
96 70.1 70.1 100.0
G
Total 137 100.0 100.0

PENCEGAHAN DBD
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid BAIK 41 29.9 29.9 29.9
CUKUP 78 56.9 56.9 86.9
KURAN
18 13.1 13.1 100.0
G
Total 137 100.0 100.0

UJI CHI-SQUARE

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG DBD * PENCEGAHAN DBD


Crosstabulation
PENCEGAHAN DBD
BAIK CUKUP KURANG Total
Pengetahuan BAI Count 41 0 0 41
Masyarakat K Expected Count 12.3 23.3 5.4 41.0
72

Tentang Dbd % within


PENGETAHUAN
100.0% .0% .0% 100.0%
MASYARAKAT
TENTANG DBD
% within
100.0% .0% .0% 29.9%
PENCEGAHAN DBD
% of Total 29.9% .0% .0% 29.9%
KUR Count 0 78 18 96
AN Expected Count 28.7 54.7 12.6 96.0
G
% within
PENGETAHUAN
.0% 81.2% 18.8% 100.0%
MASYARAKAT
TENTANG DBD
% within
.0% 100.0% 100.0% 70.1%
PENCEGAHAN DBD
% of Total .0% 56.9% 13.1% 70.1%
Total Count 41 78 18 137
Expected Count 41.0 78.0 18.0 137.0
% within
PENGETAHUAN
29.9% 56.9% 13.1% 100.0%
MASYARAKAT
TENTANG DBD
% within
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
PENCEGAHAN DBD
% of Total 29.9% 56.9% 13.1% 100.0%
73

Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value Df (2-sided)
Pearson Chi-Square 1.370E2a 2 .000
Likelihood Ratio 167.207 2 .000
Linear-by-Linear
99.927 1 .000
Association
N of Valid Cases 137
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 5,39.

Lampiran 7

Surat Pengantar Penelitian Dari Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Ke Instansi

Tempat Penelitian
74

Lampiran 8

Surat Izin Penelitian Dari Instansi Tempat Penelitian Atau Yang Berwenang
75

Lampiran 9
76

Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Penelitian Dari Instansi Tempat Penelitian

Atau Yang Berwenang

Lampiran 10
77

Foto Dengan Responden


78
79

Anda mungkin juga menyukai