1708010038
FAKULTAS KEDOKTERAN
KUPANG
2020
HALAMAN PERSETUJUANPEMBIMBING
19.
dr. Su Djie To Rante, M.Biomed.,Sp.OT dr. Efrisca M. Br. Damanik, M.Biomed, SpPA
Mengetahui
Dekan,
Fakultas Kedokteran
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
NIM : 1708010038
Pandemi Covid-19.
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian
hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya
orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia
menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Nusa Cendana.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Penulis,
Materai Rp 6.000
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini
dengan judul “Hubungan Kualitas Tidur dengan Konsentrasi belajar Pada Mahasiswa
Teknik Sipil Di Politeknik Negeri Kupang Selama Pandemi Covid-19” dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dan membimbing dalam penulisan proposal ini. Ucapan terima kasih ini
1. Prof. Ir. Fredik L. Benu, M.Si., Ph.D selaku Rektor Universitas Nusa Cendana.
Universitas Nusa Cendana beserta staf yang telah membantu memfasilitasi dalam
3. dr. Su Djie To Rante, M.Biomed., Sp.OT selaku dosen pembimbing 1 yang selalu
4. dr. Efrisca M. Br. Damanik, M.Biomed, SpPA selaku dosen pembimbing 2 yang
penulisan skripsi dan atas saran serta masukan yang telah diberikan.
5. Pak Conrad Liab H. Folamauk, S.KM., M.Sc selaku penguji yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan perbaikan dalam skripsi ini.
iv
6. Kedua orang tua, kakak dan juga keluarga yang selalu mendukung dan
7. Teman-teman dan sahabat yang setia mendukung, Cen Nurak, Yohanes Lolan,
Eko Nurismail, Vincent Bessie, Desri Ukat, Clarita Klau, Paula Amalo, Cydri
Dendongara, Dian Courputy, Niken Mutu, Yundri Bako, Destrini Landa dan Feli
Louk
Cendana yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyusun skripsi
ini
9. Semua pihak yang terlibat yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
bahwa penyusunan proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
Penulis
v
HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DAN KONSENTRASI BELAJAR PADA
MAHASISWA TEKNIK SIPIL DI POLITEKNIK NEGERI KUPANG
SELAMA PANDEMI COVID 19
ABSTRAK
Latar Belakang : Data epidemiologi saat ini menunjukkan adanya peningkatan
angka keluhan pasien terhadap kualitas tidur. Diperkirakan setiap tahun, antara 20%-
40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur, dan 17% diantaranya mengalami
masalah serius. Berbagai dampak negatif dapat ditimbulkan oleh gangguan tidur;
antara lain menurunnya daya tahan tubuh, menurunnya prestasi kerja, kelelahan,
depresi, mudah tersinggung, dan menurunnya daya konsentrasi yang dapat
mempengaruhi keselamatan diri sendiri dan juga orang lain. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Pennsylvania State University di dalam jurnal sleep, kuliah dengan
jurusan media dan teknik cenderung kurang tidur dan begadang bahkan dalam sehari
mereka bisa tidur tiga sampai tiga setengah jam lebih sedikit dibandingkan dengan
mahasiswa fakultas lain.
Tujuan : Mengetahui Hubungan Antara Kualitas Tidur dan Konsentrasi Belajar
Mahasiswa Teknik Sipil di Politeknik Negeri Kupang Selama Pandemi Covid 19.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
rancangan cross sectional yang dilakukan pada mahasiswa teknik sipil angkatan 2017
(S1) Politeknik Negeri Kupang dengan cara megisi kuesioner Pitssburgh Sleep
Quality Indeks (PSQI) dan kuesioner konsentrasi belajar. Sample diambil secara non-
probability sampling dengan teknik purposive sampling dengan jumlah responden 65
orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini dianalisis secara
univariat, bivariat menggunakan uji Koefisien Kontingensi.
Hasil : Dari 65 responden didapatkan hasil 53 (81,5%) responden memiliki Hal
kualitas tidur buruk dan 12 (18,5%) yang memiliki kualitas tidur baik. Dari 65
responden juga didapatkan 11 responden (17%) memiliki konsentrasi belajar yang
baik, 43 responden (66%) memiliki konsentrasi belajar yang cukup dan sebanyak 11
responden (17%) memiliki konsentrasi belajar yang buruk. Hasil uji analisis bivariat
diperoleh hasil p=0,093 (p>0,05).
Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dan
konsentrasi belajar pada mahasiwa Teknik Sipil di Politeknik Negeri Kupang Selama
Pamdemi Covid 19.
Kata Kunci : Kualitas tidur, Konsentrasi, Teknik Sipil
vi
CORRELATION SLEEP QUALITY AND THE LEARNING CONCENTRATION
IN CIVIL ENGINEERING STUDENTS IN POLITEKNIK NEGERI KUPANG
DURING PANDEMI COVID 19
Vanda Melinda Sunbanu1, Su Djie To Rante2, Efrisca M. Br. Damanik3
1 Faculty Of Medicine, The University Of Nusa Cendana
2
Department of Orthopaedic and Traumatology Faculty of Medicine, University of Nusa
Cendana
3
Department of Pathological Anantomy Faculty Of Medicine,The University Of Nusa
Cendana
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
viii
2.1.8 Dampak Kurang Tidur ................................................................................ 17
ix
4.3 Hasil Analisis Univariat .................................................................................... 47
4.4 Hasil Analisis Bivariat ..................................................................................... 52
4.5 Hasil Analisis Variabel Perancu ........................................................................ 54
4.6 Pembahasan Hubungan Kualitas Tidur dengan Konsentrasi Belajar ............... 55
4.7 Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 61
BAB 5 PENUTUP ..................................................................................................... 62
5.1 Kesimpulan........................................................................................................ 62
5.2 Saran .................................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 64
LAMPIRAN ............................................................................................................... 68
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.9 Pengelompokan Rata-Rata Skor Kualitas Tidur dan Konsentrasi Belajar..52
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
DAFTAR SINGKATAN
LH : Lituenzing Hormone
vii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat berguna dalam kelangsungan
beraktivitas, energi dalam tubuh manusia akan berkurang dan manusia akan merasa
kelelahan. Saat mengalami kelelahan, tubuh akan mengirim sinyal secara otomatis
untuk beristirahat sehingga seseorang harus tidur agar tubuh bisa optimal dalam
beraktivitas di hari berikutnya. Kebutuhan tidur yang cukup ditentukan oleh kualitas
dan kuantitas tidur yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, penyakit,
latihan dan kelelahan, stres psikologis, obat dan nutrisi, lingkungan dan motivasi.
Kualitas tidur yang buruk dan tidak adekuat juga akan dapat mengakibatkan
Desember 2019 di Kota Wuhan Provinsi Hubei Tiongkok, saat ini hampir menyebar
ke seluruh dunia dengan sangat cepat, sehingga WHO pada tanggal 11 Maret 2020
menetapkan wabah ini sebagai pandemic global. Rumitnya penanganan wabah ini
membuat para pemimpin dunia menerapkan kebijakan untuk memutuskan mata rantai
2
pencegahan covid-19. Kebijakan ini berdampak buruk bagi semua aspek kehidupan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor empat tahun 2020 tanggal 24 maret
2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan pada masa darurat penyebaran covid-
pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Menurut penelitian yang dilakukan oleh
menyimak materi yang diberikan oleh guru/dosen. Sistem pembelajaran ini lebih
banyak bersifat teoritis dan minim praktik karena tidak dimungkinkan adanya
melakukan hal lain untuk mengalihkan pikiran atau perhatian sehingga dapat
tidur yang buruk.(3) Data epidemiologi saat ini menunjukkan adanya peningkatan
angka keluhan pasien terhadap kualitas tidur. Diperkirakan setiap tahun, antara 20%-
40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur, dan 17% diantaranya mengalami
masalah serius. Penelitian epidemiologi dalam beberapa decade terakhir ini mengung
3
kapkan bahwa jumlah anak remaja yang mengalami gangguan tidur semakin
jenis gangguan tidur yang dialami dan prevalensi gangguan tidur pada populasi
indeks hidup pola sehat American International Assurance (AIA) pada tahun 2013
(5)
yang dilaksanakan oleh perusahaan riset global yaitu Taylor Nelson Sofrens(TNS)
waktu tidur selama tujuh setengah jam ternyata hanya dapat merealisasikan enam
setengah jam saja setiap harinya, hal ini dikarenakan aktivitas mereka yang semakin
hari semakin meningkat. Setiap tahunnya diperkirakan sekitar 20% sampai 50%
orang dewasa melaporkan memiliki gangguan tidur serius, prevalensi gangguan tidur
setiap tahunnya juga semakin meningkat hal ini sesuai dengan peningkatan usia dan
berbagai penyebab lainnya. Survey yang dilakukan oleh National Sleep Foundation
pada tahun 2011 yang melibatkan 1.508 responden yang dibagi kedalam 4 kelompok
umur yaitu, usia 13-18 tahun, 19-29 tahun, 30-45 tahun, dan 46-64 tahun. Sebagian
besar responden mengaku tidak pernah atau jarang tertidur lelap atau pulas pada hari
bekerja atau sekolah, dengan presentasi tertinggi yakni sekitar 51% pada usia 19-29
tahun.(6)
Berbagai dampak negatif dapat ditimbulkan oleh gangguan tidur; antara lain
menurunnya daya tahan tubuh, menurunnya prestasi kerja, kelelahan, depresi, mudah
diri sendiri dan juga orang lain.(7) Gangguan pemusatan pikiran atau dikenal dengan
salah satu bentuk gangguan eksternalisasi, contohnya selalu mengetuk jari, selalu
gelisah. Anak dengan simptom-simptom seperti itu akan sulit dalam berkonsentrasi.
Menurut penelitian dari Zainul Arifin tahun 2020 didapatkan hasil bahwa kualitas
tidur sangat berpengaruh terhadap konsentrasi belajar seseorang. Penelitian ini sejalan
penurunan pada kualitas tidur dan kuant itas tidur akan berdampak pada system
yang dilakukan oleh Pennsylvania State University di dalam jurnal sleep, kuliah
dengan jurusan media dan teknik cenderung kurang tidur dan begadang bahkan dalam
sehari mereka bisa tidur tiga sampai tiga setengah jam lebih sedikit dibandingkan
pada mahasiswa Politeknik Negeri Kupang khususnya mahasiswa jurusan teknik sipil
Apakah ada hubungan antara Kualitas Tidur Dengan Konsentrasi Belajar Pada
antara Kualitas Tidur Dengan Konsentrasi Belajar Pada Mahasiswa Teknik Sipil di
Belajar Pada Mahasiswa Teknik Sipil di Politeknik Negeri Kupang Selama Pandemi
Covid-19.
Kupang yang memiliki keluhan kualitas tidur selama masa pandemi covid-19.
tidur dan hubungannya dengan konsentrasi belajar selama pandemic covid-19 dengan
dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran ( S.Ked).
Dapat disajikan sebagai bahan referensi lebih lanjut untuk peneliti lain yang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
rangsangan lainnya.(9) Tidur adalah suatu keadaan berulang, teratur, mudah reversible
yang ditandai dengan keadaan relative tidak bergerak dan tingginya peningkatan
ambang respon terhadap stimulus dari luar dibandingkan dengan keadaan terjaga.(10)
Tidur juga merupakan dua keadaan yang bertolak belakang dimana tubuh beristirahat
secara tenang dan aktivitas metabolisme menurun, tetapi otak bekerja lebih keras
secara bergantian menekan dan mengaktivasi pusat otak. Siklus tidur dan bangun
dikontrol oleh interaksi di antara tiga sistem saraf yaitu : (1) sistem kejagaan yang
mengandung sleep-on neuron, yang menginduksi tidur gelombang lambat, dan (3)
pusat tidur paradox di batang otak yang mengandung REM sleep-on neuron, yang
serebral pengaturan tidur dan bangun adalah serotonin, epinefrin, dan asetilkolin.(12)
Sedangkan, sistem yang mengatur untuk siklus atau perubahan dalam tidur adalah
Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Regional (BSR) yang
saraf pusat termaksud tidur dan kewaspadaan. Selain itu, RAS dapat memberi
rangsangan nyeri, visual, pendengaran, perabaan dan juga dapat menerima stimulasi
dari korteks serebri termaksud rangsangan emosi. RAS terletak dalam mensefalon
dan bagian atas pons. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan
katekolamin seperti norepinefrin dan pada saat tidur adanya pelepasan serum
serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah yaitu Bulbar
a. Sistem Serotoninergik
serotonin dalam triptofan. Lokasi nucleus raphe dorsalis dibatang otak merupakan
9
b. Sistem Adrenergik
nucleus cereleus di batang otak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus sangat
penurunan yang jelas pada tidur REM dan peningkatan keadaan jaga.
c. Sistem Kolinergik
tidur ini terlihat pada orang depresi, sehingga terjadi pemendekan latensi tidur REM.
dari lokus cereleus maka tampak gangguan pada fase awal dan penurunan REM.
d. Sistem Histaminergik
e. Sistem Hormon
tidur seseorang. Hormon-hormon ini disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior melalui
seluruh otak dengan aktivitas listrik yang cepat, tidak beraturan dan beramplitudo
yang rendah menuju gelombang yang tinggi, untuk melihat perubahan ini dapat
Tidur dibagi menjadi 2 fase yaitu, Rapid Eye Movement (REM) atau
pergerakan mata cepat dan Non Rapid Eye Movement (NREM) atau pergerakan mata
yang tidak cepat. Fase NREM dan REM terjadi secara bergantian sekitar empat
sampai enam siklus dalam semalam. Tidur diawali dengan fase NREM yang terdiri
Pada tahap ini seseorag masih rileks, rasa mengantuk, masih sadar dengan
lingkungan, bola mata bergerak dari samping ke samping, frekuensi nadi dan napas
sedikit menurun, serta dapat bangun segera tahap ini berlangsung sekitar 5 menit.
Selama tahap pertama tidur mata akan bergerak perlahan-lahan dan aktifitas otot
melambat.
11
Pada tahap ini denyut jantung melambat dan suhu tubuh menurun. Pada tahap
ini didapati bola mata berhenti bergerak dan tahap ini biasanya berlangsung 10-15
menit.
Tahap ini lebih dalam dari tahap sebelumnya denyut nadi, frekuensi napas,
dan proses tubuh lainnya melambat hal ini disebabkan oleh karena dominasi sistem
saraf para simpatis sehingga seseorang sulit untuk dibagunkan, dan jika terbangun,
seseorang tidak dapat langsung menyesuaikan diri dan sering merasa bingung
beberapa menit.
Tahap tiga dan empat diangap sebagai tidur dalam atau Deep Sleep. Pada
tahap ini kecepatan jantung dan pernapasan menurun, jarang bergerak, sulit
dibangunkan, sekresi lambung menurun, dan tonus otot menurun. Pada tahap ini juga
aliran darah dialirkan jauh dari otak dan menuju otot, untuk memulihkan energi fisik.
(15).
Fase tidur REM mata bergerak cepat ke berbagai arah, walaupun kelopak mata
tetap tertutup, pernapasan juga menjadi lebih cepat, tidak teratur, dangkal, denyut
jantung dan nadi juga meningkat. Pada waktu fase REM berlangsung lebih cepat dan
intens saat menjelang pagi atau bangun. Ciri-ciri tidur REM sebagai berikut :
- Tonus otot selama tidur nyenyak akan tertekan, menuju inhibisi kuat proyeksi
- Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi berperan dalam belajar,
Siklus tidur pada orang dewasa dimulai dengan rasa kantuk yang bertahap,
setelah tertidur seseorang melewati empat tahap NREM, setelah mencapai tahap
empat maka akan kembali lagi menuju tahap tiga, tahap dua kemudian mencapai fase
aktif REM. Biasanya dalam waktu 90 menit seseorang dapat mencapai fase tidur aktif
REM. Jika seseorang terbagun dari tidur selama tahap apapun itu, maka tidur akan
dewasa muda dan menegah terdiri dari 75%-80% tidur NREM dan 20%-25% tidur
NREM.(15) Pola tidur seseorang berbeda-beda tergantung pada kelompok usia. Bayi
yang berusia satu sampai 18 bulan, akan memiliki jumlah jam tidur antara 12-14 jam
per hari. Anak-anak usia tiga sampai enam tahun memiliki jumlah jam tidur kurang
lebih sepuluh jam per hari. Pada usia remaja 12-18 tahun jumlah jam tidur sekitar
tujuh sampai dengan delapan setengah jam per hari. Pola tidur dewasa muda usia 18-
40 tahun tidak jauh berbeda dengan remaja yaitu tujuh sampai delapan jam per hari.
Usia dewasa menengah 40-60 tahun jumlah jam tidurnya sama seperti jumlah jam
tidur dewasa muda yaitu tujuh sampai delapan jam per hari. Dan pada usia dewasa
tua > 60 tahun memiliki jumlah waktu tidur enam jam per hari. Semakin dewasa
seseorang pola tidurnya akan semakin berkurang. Kualitas tidur ditentukan oleh
kedalaman tidur yang tercapai, dimana terjadi keseimbangan antara fase tidur Rapid
Eye Movement (REM) dan Non Rapid Eye Movement (NREM). Tidur tanpa
keseimban gan kedua fase ini bukan tergolong tidur yang berkualitas.
dengan durasi tujuh sampai sembilan jam setiap malam dan mencapai tahap tidur
yang optimal(6) kebutuhan tidur tidak hanya ditentukan dari jumlah jam tidur
(kuantitas tidur) tetapi juga dari kedalaman tidur (kualitas tidur). Seseorang dapat
tertidur dengan waktu yang singkat tetapi memiliki kedalaman tidur yang cukup
sehingga saat terbagun tubuh menjadi lebih segar, pola tidur seperti ini akan
14
mengalami gangguan kesehatan tetapi apabila seseorang mengalami kurang tidur dan
berlangsung terus menerus maka akan terjadi gangguan fisik dan psikis.(18)
sebagai suatu fenomena kompleks yang melibatkan beberapa dimensi. Kualitas tidur
meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur seperti : lamanya tidur, waktu yang
diperlukan untuk tertidur, dan aspek subjektif seperti kedalaman dan kepuasan tidur.
pada malam hari seperti kemudahan untuk tertidur tanpa bantuan medis dan
kedalaman tidur. Kualitas tidur yang baik sangat penting dan vital untuk hidup sehat
semua orang, karena kualitas tidur yang baik dapat memberikan perasaan tenang dan
senang di pagi hari serta perasaan energik karena tidak memiliki keluhan tidur.
yaitu EEG yang merupakan rekaman arus listrik dari otak. Perekaman listrik dari
permukaan otak atau permukaan luar kepala dapat menunjukkan adanya aktivitas
listrik yang terus menerus timbul dalam otak. Ini sangat dipengaruhi oleh derajat
eksitasi otak sebagai akibat dari keadaan tidur, keadaan siaga atau karena penyakit
lain yang diderita. Tipe gelombang EEG diklasifikasikan sebagai gelombang alfa,
faktor seperti ;
1. Faktor Internal
a. Penyakit
b. Kelelahan
Pola tidur seseorang juga dapat dipengaruhi oleh kondisi tubuh yang lelah.
dilaluinya.(19)
c. Stress emosional
NREM tahap empat dan REM. Stress akibat kecemasan yang berlebihan
tidur.(13)
16
d. Diet
dengan peningkatan total tidur dan sedikitnya periode terjaga di malam hari.
2. Faktor Eksternal
a. Konsumsi Kafein
pusat dan penurunan jumlah jam tidur. Adanya pengaruh kafein terhadap
mengkonsumsi berkafein memiliki kualitas tidur yang baik sebesar 73,3%. (19)
b. Lingkungan
Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus yang asing dapat
menghambat upaya tidur. Sebagai contoh, suhu ruangan yang tidak nyaman
Wicaksono, ligkungan yang buruk dan kurang variasi tempat tinggal dapat
mahasiswa.(13)
17
c. Kerja shift
Kerja shift akan menganggu ritme biologis tubuh yang biasanya tidur tetap
waktu saat malam dan kemudian saat kerja shift memaksa pekerja untuk tetap
atau lembur akan memiliki waktu tidur yang kurang baik dibandingkan
tidur.
penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan sebaliknya apabila kebutuhan tidur
diantaranya : (16,21)
1. Stres
oleh tidur. Saat tidur korteks serebrum tidak melakukan pengolahan sensoris dan
18
fungsi motorik sehingga korteks serebrum dapat bekerja menguatkan asosiasi ingatan
dan ingatan yang terbentuk saat tertidur dapat diintegrasikan ke dalam ingatan jangka
panjang.
Waktu tidur yang kurang cukup membuat badan menjadi cepat lelah, badan
tidak segar dan kurang bertenaga, sehingga aktifitas sehari-hari dapat terganggu.
otak dan pertumbuhan fisik, serta terjadi pelepasan hormon pertumbuhan pada anak,
sehingga apabila kebutuhan tidur tidak tercukupi maka pertumbuhan hormon akan
terhambat.
1. Insomnia
kualitas tidur yang terjadi, meskipun keadaan dan peluang untuk tidur cukup,
Insomnia menurut etiologi dibedakan menjadi dua yaitu : insomnia yang tidak
memiliki hubungan dengan kondisi kesehatan lainnnya atau primer dan insomnia
yang didasari oleh kondisi kesehatan seperti depresi, stres, asma , dan lain sebagainya
2. Parasomnia
yang berlangsung pada malam hari pada saat tidur atau pada waktu antara bangun dan
tidur. Kelainan ini terletak pada aurosal yang sering terjadi pada stadium transmisi
antara bangun dan tidur. Gambaran berupa aktivitas otot skeletal dan perubahan
sistem otonom. Gejala khasnya berupa penurunan kesadaran yang diikuti dengan
aurosal dan amnesia episode tersebut. Seringkali terjadi pada stadium tiga dan empat.
digunakan untuk mengukur kualitas tidur dan pola tidur. PSQI dapat membedakan
antara kualitas tidur yang baik dan buruk, menyediakan indeks yang mudah dipakai
oleh subjek dan interpretasi oleh peneliti, dan digunakan sebagai ringkasan dalam
pengkajian gangguan tidur yang bisa berdampak pada kualitas tidur (23)
kualitas tidur baik dan buruk yang mencakup 7 ranah yaitu : kualitas tidur subjektif,
latensi tidur, durasi tidur, disfungsi tidur di siang hari , gangguan tidur, penggunaan
obat, dan efisiensi tidur. Jawaban dari masing-masing soal memiliki skor nol sampai
dengan tiga dan setiap pertanyaan memiliki cara perhitungan berbeda-beda. Pada
akhir penjumlahan skor dari seluruh pertanyaan hasilnya diklasifikasikan menjadi dua
kategori. Jika skor akhir kurang dari lima maka dikategorikan kualitas tidur baik dan
skor lebih dari lima maka dikategorikan ke dalam kualitas tidur buruk .(23)
20
titik tengah lingkaran. Jadi secara bahasa konsentrasi diartikan sebagai kegiatan
sebagai usaha untuk memusatkan pikiran, memfokuskan daya pikir, dan mengikat
diartikan sebagai pemusatan pikiran terhadap suatu hal dan menyampingkan semua
hal lainnya yang tidak berhubungan. Menurut Artur J Gates, belajar adalah perubahan
tingkah laku melalui pengalaman dan latihan. Sedangkan, menurut Clifford .T.
Morgan, belajar merupakan bentuk perubahan tingkah laku yang merupakan hasil
pengalaman yang lalu. Belajar selalu menunjukan suatu proses perubahan tingkah
materi yang berlangsung tanpa melakukan hal-hal lainnya. Seseorang tidak akan
dengan baik, hal ini bisa diakibatkan karena suasana yang tidak tepat, materi yang
1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal berarti faktor-faktor yang berasal dari luar atau lingkungan
diantaranya:
a. Lingkungan : suara yang keras dan bising serta udara, polusi, dan bau dapat
2. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang,
faktor ini merupakan faktor yang utama yang sangat menentukan apakah mahasiswa
dapat berkonsentrasi dengan efektif atau tidak, faktor internal antara lain :
a. Faktor jasmani
baik dari makanan dan minuman, berfungsi secara baik seluruh panca indra,
tidak mengalami gangguan fungsi otak dan saraf, detak jantung, irama serta
b. Faktor rohani
konsisten, pengendalian diri yang baik, tidak memiliki masalah yang berat dan
tidak emosional, memiliki rasa percaya diri, bebas dari gangguan mental
c. Faktor mahasiswa
melihat atau melakukan sesuatu juga dapat menyita perhatian mahasiswa pada
Suasana yang berisik, tempat yang tidak rapih dan berantakan juga
- Kondisi kesehatan
Mahasiswa yang kelelahan, sakit, kurang tidur, dan kurang gizi juga
- Kecakapan belajar
sesuatu, sehingga tidak memiliki cara belajar yang baik sehingga akan merasa
bosan dalam berpikir terutama menghadapi materi yang sulit dari pokok
pelajaran.
mengajukan pertanyaan (rasa ingin tahu) terhadap materi yang dirasa kurang
dipahami.
24
d. Faktor Dosen
menghafal, serta tidak dibiasakan untuk belajar aktif. Hal ini membuat
belajar.
belajar.
optimal dalam proses belajar adalah terlibatnya intelektual dan emosi yang
hal ini dikarenakan jumlah mahasiswa yang banyak dan keterbatasan waktu
Perhatian hanya tertuju pada satu objek, apapun yang terjadi di sekitarnya
tidak diperhatikannya dan akan terus belajar. Dalam kegiatan belajar di kelas
Ini merupakan perhatian yang tertuju pada berbagai hal atau objek sekaligus.
dalam belajar karena sibuk memperhatikan hal lain dan meghiraukan objek.
Indikator atau alat dalam mengukur konsentrasi belajar, menurut Super dan
Crities yang dikutip oleh Kuntorodalam Nur Hasanah (2014) sebagai berikut :
b. Dapat merespon serta memahami materi pelajaran yang diberikan oleh dosen
materi pelajaran
e. Kondisi kelas yang tenang dan tidak gaduh saat proses pembelajaran
berlangsung
26
konsentrasi dan teori mengenai konsentrasi yang dituliskan dalam tinjauan pustaka.
Likert dengan pilihan jawaban tidak pernah, kadang-kadang, sering dan sangat sering.
Jenis pertanyaan akan dibagi menjadi favourable dan nonfavourable sebagai berikut :
Sangat Sering 4
Sering 3
Kadang-Kadang 2
Tidak Pernah 1
Sangat Sering 1
Sering 2
Kadang-Kadang 3
Tidak Pernah 4
27
Desember 2019 di Kota Wuhan Provinsi Hubei Tiongkok, saat ini hampir menyebar
ke seluruh dunia dengan sangat cepat, sehingga WHO pada tanggal 11 Maret 2020
menetapkan wabah ini sebagai pandemic global. Rumitnya penanganan wabah ini
membuat para pemimpin dunia menerapkan kebijakan untuk memutuskan mata rantai
pencegahan covid-19. Kebijakan ini berdampak buruk bagi semua aspek kehidupan
dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor empat tahun 2020 tanggal 24 maret 2020
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Agus Purwanto (28) mengenai dampak
oleh guru/dosen. Sistem pembelajaran ini lebih banyak bersifat teoritis dan minim
sehingga mahasiswa mudah terdistraksi atau melakukan hal lain untuk mengalihkan
buruk bukanlah bagaimana perasaan kita pada malam hari, tetapi bagaimana hal itu
dapat mempengaruhi kita disiang hari , baik secara fisik maupun emosional. Pada
orang yang kurang tidur akan merasa kelelahan dan kurangnya konsentrasi. Menurut
studi tahun 2007 yang dimuat dalam jurnal Neuropsychiatric Disease and Treatment,
individu yang memiliki kualitas tidur yang buruk memiliki hormon stres seperti
kortisol, yang tinggi. Kortisol yang tinggi akan membuat penurunan fugsi kognitif
otak dan hippocampus. Hippocampus adalah bagian otak yang berfungsi untuk
mendapatkan informasi dan menyimpanya ke ingatan dalam waktu yang lama. Hal ini
yang menyebabkan saat seseorang memiliki kualitas tidur yang buruk akan kesulitan
Kualitas Tidur
Kafein
Penyakit
Lingkungan
Kelelahan
Kerja Shift
Diet
Stress ↑ Hormon Kortisol
Faktor Internal
↓ Konsentrasi
1. Jasmani
2. Rohani
3.
Faktor Eksternal
1. Lingkungan
2. Penerangan
4. Fasilitas
2.4 Hipotesis
H0 : Tidak Ada Hubungan Antara Kualitas Tidur dan Konsentrasi Belajar Pada
Mahasiswa Teknik Sipil di Politeknik Negeri Kupang Selama Pandemi Covid-19
H1: Ada Hubungan Antara Kualitas Tidur dan Konsentrasi Belajar Pada Mahasiswa
Teknik Sipil di Politeknik Negeri Kupang Selama Pandemi Covid-19.
32
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Kualitas Kosentrasi
tidur belajar
Nutrisi
Lingkungan
Variabel perancu
3. Variabel perancu atau variabel yang tidak diteliti yaitu nutrisi, dan lingkungan.
33
Buruk (23)
3. Konsentrasi
Kurang : Skor
kurang dari 56
% (26)
tubuh.(29) kuesioner
tenang.
sectional, dimana variabel independen dan dependen diukur dalam waktu yang sama.
Penelitian ini dilaksanakan secara online melalui aplikasi whatsapp atau zoom
pada mahasiswa Teknik Sipil di Politeknik Negeri Kupang pada bulan Juli sampai
3.6.1 Populasi
Negeri Kupang angkatan 2017 (S1) dengan total sebanyak 184 orang.
3.6.2 Sample
Negeri Kupang khususnya mahasiswa angkatan 2017 (S1) yang memenuhi kriteria
inklusi dan ekslusi. Sample diambil secara non-probability sampling dengan teknik
purposive sampling. Jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 65
n= N/(1+N.(e)2)
Dibulatkan menjadi 65
36
Keterangan :
n = Jumlah Sample
b. Mengisi kuisioner dengan data yang tidak lengkap dan tidak relevan (menjawab
2. Bagi mahasiswa teknik sipil Politeknik Negeri Kupang yang bersedia menjadi
seperti zoom dan whatsapp yang dilakukan sesuai dengan waktu yang diberikan
5. Untuk pengumpulan data akan dilakukan secara online dengan cara membagikan
Dengan keterangan:
: Koefisien Korelasi
Hasil uji validasi dari 18 item soal pertanyaan terdapat 3 nomor yang tidak valid yaitu
nomor 15, 16 dan 17 karena r hitung < r tabel, dan nilai signifikan >0,05. Peneliti
menggunakan jumlah r tabel sebesar 0,334 karna jumlah responden uji validitas
sebanyak 35 orang. Sehingga jumlah item pertanyaan yang telah di validasi sebanyak
Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat
dipercaya dan tetap konsisten bila digunakan 2 kali atau lebih terhadap gejala dan alat
40
ukur yang sama (Notoadmodjo, 2010). Uji reliabilitas untuk instrument konsentrasi
Keterangan :
R : Reliabilitas instrumen
: Varian total
Nilai koefisien uji reliabilitas instrumen konsentrasi belajar adalah sebesar 0,845
Identifikasi data yang diambil merupakan data primer atau langsung dari subjek
penelitiannya. Data yang ditelti memiliki skala ordinal untuk variabel bebas (kualitas
1. Editing
terhadap data yang telah dikumpulkan untuk memastikan bahwa data tersebut
2. Coding
Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka
atau bilangan. Coding ini sangat berguna dalam proses memasukan data.
3. Entry Data
4. Cleaning
kemungkinan kesalahan dalam pemberian kode, data yang tidak lengkap dan lain
lainnya.
42
Data yang telah didapat dari hasil penelitian di lapangan akan diolah
menggunakan program Statistic computer. Data dari hasil penelitian akan dianalisis
sebagai berikut :
variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas berupa kualitas tidur dan
variabel terikat berupa konsentrasi belajar. Pada umumnya dalam analisa ini
hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentasi dari setiap variabel yang
dependen berupa skala nominal dan variabel independent berupa skala ordinal.
BAB 4
jurusan Teknik sipil angkatan 2017 (S1). Politeknik Negeri Kupang terletak di Jl.
Adi Sucipto, Penfui Kupang, Kelurahan Lasiana, Kecamatan Kelapa Lima, Kota
Kupang Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2020.
inklusi dan eksklusi. Dalam penelitian ini diambil data mengenai karakteristik
responden yang mencakup jenis kelamin, usia, kebiasaan sarapan, dan keadaan
lingkungan.
46
• 22 12 18,5
• 23 5 7,7
3 4,6
• 24
Kebiasaan Sarapan
31 47,7
• Ya
34 52,3
• Tidak
Keadaan Lingkungan (tenang dan nyaman)
58 89,2
• Ya
7 10,8
• Tidak
Hasil penelitian yang telah diaparkan pada tabel 4.1 diatas diketahui
bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak daripada perempuan, rata-rata usia
responden adalah 21 tahun dengan jumlah sebanyak 31 (47,7%) dan usia dengan
penelitian yang merupakan mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Angkatan 2017 (S1)
jumlah kualitas tidur yang baik sebanyak 12 (18,5%) responden dan jumlah
dari 12 (18,5%) responden yang memiliki kualitas tidur baik terbagi atas delapan
Hasil penelitian yang telah dipaparkan di tabel 4.4, kualitas tidur yang
buruk paling banyak dialami oleh responden pada usia 21 tahun sebanyak 26
responden dan paling sedikit pada usia 24 tahun sebanyak dua responden,
sedangkan untuk kualitas tidur baik yang paling banyak dialami responden pada
usia 21 tahun terdapat lima responden dan paling sedikit pada usia 23 dan 24
Pittsburgh Quality Indeks (PSQI). Kualitas tidur pada penelitian ini dijabarkan
dengan skor PSQI. Skor PSQI yang semakin besar menunjukan kualitas tidur
semakin buruk. Terdapat tujuh komponen kualitas tidur yang dikaji dalam PSQI,
yaitu : kualitas tidur subjektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur, gangguan
7,83, standar deviasi 2,655, skor minimum tiga dan skor maksimum 14 (95% Cl
7,17-8,49). Selain itu, dapat dilihat juga bahwa nilai komponen PSQI yang paling
tinggi yaitu gangguan beraktivitas. Secara berurutan skor komponen tidur dari
yang paling besar pada mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Angkatan 2017 (S1) di
Politeknik Negeri Kupang tahun 2020 yaitu, gangguan beraktivitas, durasi tidur,
latensi tidur, kualitas tidur subjektif, gangguan tidur, efisiensi tidur dan
kurang.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.7 didapatkan hasil dari 11 (17%)
responden yang memiliki konsentrasi belajar baik dan kurang terbagi atas enam
(55%) responden berjenis kelamin laki laki dan lima (45%) responden berjenis
trasi belajar cukup terbagi atas 23 (53,48%) responden berjenis kelamin laki-laki
Baik 3 4 2 0 2 11
Cukup 8 25 6 3 1 43
Kurang 3 2 4 2 0 11
Total 14 31 12 5 3 65
konsentrasi belajar yang cukup paling banyak dialami pada usia 21 tahun
sebanyak 25 responden dan paling sedikit dialami pada usia 24 tahun sebanyak
satu responden, konsentrasi belajar baik paling banyak dialami pada usia 21 tahun
sebanyak empat respodenden dan paling sedikit pada usia 23 tahun yang tidak
dialami pada usia 22 tahun sebanyak empat responden dan paling sedikit pada
Belajar
dipaparkan pada tabel 4.9 diatas menunjukan bahwa rata-rata skor kualitas tidur
pada responden dengan konsentrasi belajar baik adalah 6,36 (SD 3,202),
sedangkan rata-rata skor kualitas tidur pada responden konsentrasi belajar cukup
adalah 8,00 (SD 2,093) dan untuk rata-rata skor kualitas tidur pada responden
hubungan antara dua variabel yang meliputi variabel bebas dan variabel terikat.
Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan Uji Chi Square dengan adanya
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ditunjukan dengan p < 0,05.
Teknik Sipil Angkatan 2017 (S1) Politeknik Negeri Kupang disajikan dalam table
berikut.
Tabel 4.10 Hubungan kualitas tidur dan konsentrasi belajar mahasiswa Fakultas
diperoleh hasil bahwa nilai tingkat signifikan antara kualitas tidur dengan
konsentrasi belajar p = 0.093 atau p > 0.05, dan nilai r = 0.204 yang artinya tidak
ada hubungan antara kualitas tidur dan konsentrasi belajar pada Mahasiswa
baik dengan empat (6,3%) responden memiliki konsentrasi belajar baik, enam
(9,2%) responden memiliki konsentrasi belajar cukup dan dua (3%) responden
Variabel Sig. β α
Jenis Kelamin 0,979 0,018 0,05
Usia 0,390 0,275 0,05
Sarapan 0,764 0,205 0,05
Lingkungan 0,999 19,774 0,05
Hasil penelitian yang telah dipaparkan pada tabel 4.11 yang dianalisis
bahwa jenis kelamin, usia, sarapan, dan lingkungan tidak memiliki hubungan
dalam memulai tidur dan untuk mempertahankan tidur. Kualitas tidur seseorang
dapat digambarkan dengan lama waktu tidur, dan keluhan-keluhan yang dirasakan
saat tidur ataupun setelah bangun tidur. Kebutuhan tidur yang cukup selain oleh
faktor jumlah jam tidur (kuantitas tidur), juga ditentukan oleh faktor kedalaman
(81,5%) responden memiliki Hal kualitas tidur buruk dan hanya 12 (18,5%) yang
memiliki kualitas tidur baik. ini disebabkan kerena semakin tinggi semester,
semakin sering waktu tidur responden berkurang. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Andi Aprilia Wulandari (2019) pada mahasiswa
(30,8%) responden memiliki kualitas tidur yang baik. Hal ini juga bisa disebabkan
Karena responden banyak diberikan tugas oleh dosen pada awal semester
sehingga banyak menyita waktu tidur mereka sehingga gangguan kualitas tidur
bermula pada saat-saat tersebut. Selanjutnya, ketika responden telah masuk dalam
semester atau tingkat akhir, responden justru merasa bahwa kualitas tidur yang
dimiliki semakin berkurang karena kebiasaan kurang tidur yang sudah berkurang
learning dan problem-based learning, dimana mahasiswa tidak lagi secara pasif
sendiri dan juga interaksi dengan lingkungan sekitar. Hal ini berkaitan dengan
dan interaksi dengan lingkungan sekitar dalam bentuk mengerjakan tugas yang
perempuan memiliki kualitas tidur yang lebih buruk dibandingkan dengan laki-
laki, hal ini sebanding dengan penelitian Mohd Luthfi tahun 2017 yaitu kualitas
diikuti laki-laki sebanyak 16 (34,1%) responden. Kualitas tidur yang buruk pada
dalam irama sirkadian dan pola tidur secara langsung. Selain itu penurunan
57
kecemasan, gelisah dan emosi sering tidak terkontrol pada perempuan. (32)
tidur buruk banyak dialami oleh responden pada usia 21 tahun sebanyak 31
responden dan 20 tahun sebanyak 14 responden. Kualitas tidur yang buruk dapat
disebabkan oleh aktifitas sosial, karena pada usia dewasa muda seseorang sedang
Konsentrasi berasal dari bahasa latin centrum yang berarti poros, pusat dan
titik tengah lingkaran. Jadi secara bahasa konsentrasi diartikan sebagai kegitan
berlangsung tanpa melakukan hal-hal lain. Seseorang tidak akan dapat menikmati
proses belajar apabila seseorang tidak mampu berkonsentrasi dengan baik, hal ini
bisa diakibatkan karena suasana yang tidak tepat, materi yang dianggap
belajar kurang sebesar 17% atau sekitar 11 responden, konsentrasi belajar cukup
belajar baik. Hal ini di diukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Zainul
perempuan pada penelitian ini yaitu 54,5 % : 45,5 % hal ini sama dengan
penelitian Ira Saputri tahun 2014 dimana dengan jumlah 63 sample subyek laki-
dialami pada usia 22 tahun sebanyak empat responden, konsentrasi belajar cukup
responden dan konsentrasi belajar baik paling banyak dialami pada usia 21 tahun
Pada penelitian ini didapatkan bahwa rata-rata skor kualitas tidur pada
responden dengan konsentrasi belajar kurang adalah 8,64 (SD 3,641), untuk
responden yang memiliki konsentrasi belajar cukup 8,00 (SD 2,903) dan untuk
konsentrasi belajar baik sebesar 6,36 (SD 3,202) yang artinya terdapat perbedaan
rerata skor kualitas tidur dimana responden yang memiliki konsentrasi belajar
kurang memiliki rerata skor kualitas tidur yang lebih tinggi dibandingkan skor
kualitas tidur pada responden yang memiliki konsentrasi belajar cukup dan baik.
Sipil Angkatan 2017 (S1) di Politeknik Negeri Kupang karena didapatkan hasil
p=0,093 atau p>0,05. Tidak terdapat hubungan antara kualitas tidur dan
konsentrasi belajar secara statistik. Hal ini berarti H1 ditolak dam H0 diterima
yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan
konsentrasi belajar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agista
59
Dewi Maulina tahun 2016(36) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan
antara kualitas tidur dengan daya konsentrasi belajar pada mahasiswa tingkat
empat fakultas kedokteran Universitas Islam Bandung. Hasil penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Grisel Nandecya tahun 2016 (37)
yang menyatakan banwa tidak ada hubungan yang menunjukan bahwa kurangnya
kualitas tidur akan mempengaruhi daya konsentrasi belajar dan sebaliknya, tidak
ada hubungan yang menunjukan bahwa kualitas tidur yang baik akan
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Gigi Universitas Sumatra Utara. Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian
yang dilakukan oleh Zainul Arifin 2020(34) dimana didapatkan hasil bahwa
belajar cukup (37 responden) dan baik ( tujuh responden) dapat disebabkan oleh
yang mendukung, kondisi tubuh atau fisik yang fit, tenang, pengendalian diri yang
bagus, bebas dari gangguan mental seperti rasa takut, gelisah maupun was-was,
faktor mahasiswa dan faktor dosen yang tidak diteliti dalam penelitian ini akibat
60
namum memiliki konsentrasi belajar yang baik pada penelitian ini dapat
bergantung pada individu itu sendiri. Seseorang dapat fokus dalam belajar
meskipun ditempat yang tidak tepat sekalipun bisa disebabkan oleh motivasi yang
kuat yang timbul dari dalam diri seorang mahasiswa dapat mendorongnya untuk
belajar.(38)
61
( faktor jasmani, faktor rohani dan faktor dosen) tidak diteliti dalam
penelitian ini.
62
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Bagi responden, peneliti berharap agar dapat meningkatkan pola
saat belajar.
DAFTAR PUSTAKA
23. Busyee, D., Reynolds, C., Monk, T., et al. The Pittsburgh Sleep Quality
Index (PSQI): A New Instrument for Psychiatric Research and
Practice.Psychiatri Research,. 1989. 28, 193-213.
24. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders Fourth Edition Text Revision, DSM-IV-TR. Arlington,
VA: American Psychiatric Association.2000;
25. Dimyanti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2009), 239
26. Wisni, Pratiwi, Hubungan Derajat Insomnia dengan Konsentrasi Belajar
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.2017; Diakses pada 30 juni 2020 melalui http://repository
.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/LAMPIRAN.pdf?sequence=12&i
sAllowed=y
27. Rizqon, Halal Syah Aji, Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia:
Sekolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran, Jakarta 2020;
28. Agus, Purwanto, Studi Eksploratif Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap
Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar Universitas Pelita Harapan,
Indonesia. 2020;
29. KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia.[online] Available at
http://kbbi.web.i/nutrisi [Diakses 13 juli 2020].2016
30. KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia.[online] Available at
http://kbbi.web. Id/lingkungan [Diakses 13 juli 2020].2016
31. Andi Aprilia Wulandari dkk. Hubungan Antara Kualitas Tidur dan
Kebiasaan Merokok dengan Fungsi Kognitif pada Mahasiswa Fakultas
Teknik Univeritas Sam Ratulangi. Jurnal Kesmas vol 8 no 7 november
2019
32. Luthfi, Mohd dkk.2017. Hubungan Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah
pada Pelajar Kelas 2 SMA Negeri 10 Padang. Jurnak Kesehatan Andalas
2017 ; 6(2)
67
33. Rori, Andre dkk. Gambarana nyeri kepala pada mahasiswa pemain game
komputer di Fakultas Kedokteran Uniersitas Sam Ratulangi angkatan
2012. Jurnal e-Clinic (eCl). 2016;4(1)
34. Zainul Arifin, dkk. Hubungan Kualitas Tidur dengan Konsentrasi Belajar
Mahasiswa Keperawatan Universitas Muhamadiyah Purwokerto, Jurnal
Human Care, july, 2020.
35. Ira Saputri, Hubungan Kebiasaan Sarapan pagi Dengan Konsentrasi
Belajar Anak Usia Sekolah Di SDN 69 Kecamatan Syiah Kuala Banda
Aceh, Universitas Syiah Kuala,2014 (56).
36. Agista Dewi Maulina, Hubungan Kualitas Tidur degan Daya Konsentrasi
Pada Mahasiswa Tingkat Empat Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Bandung,2016.
37. Grisel Nandecya, Hubungan Kualitas Tidur dan Konsentrasi Belajar Pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Tahun 2014 Universitas Muhammadiyah
Jakarta,2016.
38. Hermano Nathaniel D. Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tingkat
Konsentrasi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatra
Utara, 2017.
68
LAMPIRAN
Penelitian
Kepada Yth.
Subjek Penelitian
di
Tempat
Cendana. Saat ini saya akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan
antara Kualitas Tidur dan Konsentrasi Belajar pada Mahasiswa Teknik Sipil
ini, peneliti berharap dapat mengetahui adakah hubungan Kualitas Tidur dan
antara kualitas tidur dan konsentrasi belajar serta mengetahui kualitas tidur diri
sendiri dan peranannya dalam menentukan konsentrasi belajar yang lebih baik.
mengikuti penelitian.
Hormat saya,
170801003
70
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : …………………………………………
Umur : …………………………….……………
Menyatakan bahwa saya setuju untuk ikut dalam penelitian ini. Saya tahu
bahwa keikutsertaan saya ini bersifat sukarela tanpa paksaan, sehingga saya bisa
menolak ikut atau mengundurkan diri dari penelitian ini. Saya berhak bertanya atau
meminta penjelasan pada peneliti bila masih ada hal yang ingin saya ketahui tentang
penelitian ini. Saya juga mengerti bahwa semua biaya yang dikeluarkan sehubungan
dengan penelitian ini ditanggung oleh peneliti. Saya percaya bahwa keamanan dan
kerahasiaan data penelitian ini akan terjamin dan saya dengan ini menyetujui semua
data yang dihasilkan pada penelitian ini untuk disajikan dalam bentuk lisan maupun
Tgl/Bln/Thn
71
Nama
Telp : 082157189884
72
Nama Responden :
Petunjuk :
• Mohon diingat, ini bukan TES! Kami mengharapkan jawaban sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
• Jangan khawatir mengenai data penelitian anda, data yang diperoleh akan dijaga
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah.
• Jika ada pertanyaan yang sulit untuk dipahami, harap menanyakannya kepada
peneliti.
• Tolong diingat kembali mengenai kebiasaan tidur anda selama sebulan terakhir.
………………………………………………………………………………………….
2. Berapa menit yang anda perlukan mulai dari berbaring hingga tidur lelap di malam
hari?
………………………………………………………………………………………….
3. Selama satu bulan terakhir, kapan (jam berapa) biasanya anda bangun tidur di pagi
hari ?
………………………………………………………………………………………….
4. Selama satu bulan terakhir, berapa jam lamanya waktu tidur anda di malam hari ?
………………………………………………………………………………………….
Berilah tanda “√” pada salah satu jawaban yang anda angap paling sesuai :
73
pagi sekali
mandi
f. Merasa kedinginan
g. Merasa kepanasan/gerah
jelaskan:_______________________
______________________________.
tertidur ?
kesukaran berkonsentrasi ke
pekerjaan?
sekali sekali
Keterangan : (23)
Berilah tanda “√” pada kotak yang telah disediakan sesuai dengan yang anda rasakan!
Keterangan :
TP : tidak pernah
KK : kadang-kadang
S : sering
SS : sangat sering
No. Pertanyaan TP KK S SS
elektronik (online)
online
Keterangan : (26)
Kuesioner Nutrisi
Pertanyaan Ya Tidak
Kuesioner Lingkungan
Pertanyaan Ya Tidak
N %
Excludeda 0 .0
Total 35 100.0
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.845 14
Item-Total Statistics
jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kualitas tidur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
konsentrasi belajar
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Kurang
Descriptive Statistics
Descriptives
Median 1.00
Variance .459
Minimum 0
Maximum 3
94
Range 3
Interquartile Range 1
Median .00
Variance .045
Std. Deviation .211
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness 4.429 .297
Kurtosis 18.174 .586
komponen_5 Mean 1.35 .083
95% Confidence Interval for Lower Bound 1.19
Mean Upper Bound 1.52
5% Trimmed Mean 1.34
Median 1.00
Variance .451
Std. Deviation .672
Minimum 0
Maximum 3
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness .398 .297
Kurtosis .205 .586
komponen_6 Mean 1.52 .124
95% Confidence Interval for Lower Bound 1.27
Mean Upper Bound 1.77
5% Trimmed Mean 1.53
Median 2.00
Variance 1.003
Std. Deviation 1.002
Minimum 0
Maximum 3
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness -.065 .297
96
Median 7.00
Variance 7.049
Minimum 1
Maximum 14
Range 13
Interquartile Range 4
Cases
konsentrasiBelajar *
65 100.0% 0 0.0% 65 100.0%
kualitastidur
konsentrasiBelajar * kualitastidurCrosstabulation
Count
kualitastidur Total
Baik Buruk
Baik 4 7 11
konsentrasiBelajar
cukupkurang 8 46 54
Total 12 53 65
Symmetric Measures
Lower Upper
JenisKela
-.018 .683 .001 1 .979 .982 .258 3.745
min
15097.0 661051487
Constant 27.217 .000 1 .999
73 257.130
Iteration Historya,b,c,d
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 59.106
d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been
reached. Final solution cannot be found.
100
MANUSKRIP
ABSTRAK
Latar Belakang :Data epidemiologi saat ini menunjukkan adanya peningkatan angka
keluhan pasien terhadap kualitas tidur. Diperkirakan setiap tahun, antara 20%-40%
orang dewasa mengalami kesukaran tidur, dan 17% diantaranya mengalami masalah
serius. Berbagai dampak negatif dapat ditimbulkan oleh gangguan tidur; antara lain
menurunnya daya tahan tubuh, menurunnya prestasi kerja, kelelahan, depresi, mudah
tersinggung, dan menurunnya daya konsentrasi yang dapat mempengaruhi keselam
atan diri sendiri dan juga orang lain. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pennsy
lvania State University di dalam jurnal sleep, kuliah dengan jurusan media dan teknik
cenderung kurang tidur dan begadang bahkan dalam sehari mereka bisa tidur tiga
sampai tiga setengah jam lebih sedikit dibandingkan dengan mahasiswa fakultas lain.
Tujuan : Mengetahui Hubungan Antara Kualitas Tidur dan Konsentrasi Belajar
Mahasiswa Teknik Sipil di Politeknik Negeri Kupang Selama Pandemi Covid 19.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
rancangan cross sectional yang dilakukan pada mahasiswa teknik sipil angkatan 2017
(S1) Politeknik Negeri Kupang dengan cara megisi kuesioner Pitssburgh Sleep
Quality Indeks (PSQI) dan kuesioner konsentrasi belajar. Sample diambil secara non-
probability sampling dengan teknik purposive sampling dengan jumlah responden 65
orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini dianalisis secara
univariat, bivariat menggunakan uji Koefisien Kontingensi Test.
Hasil : Dari 65 responden didapatkan hasil 53 (81,5%) responden memiliki Hal
kualitas tidur buruk dan 12 (18,5%) yang memiliki kualitas tidur baik. Dari 65
responden juga didapatkan 11 responden (17%) memiliki konsentrasi belajar yang
baik, 43 responden (66%) memiliki konsentrasi belajar yang cukup dan sebanyak 11
responden (17%) memiliki konsentrasi belajar yang buruk. Hasil uji analisis bivariat
diperoleh hasil p=0,093 (p>0,05).
Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dan
konsentrasi belajar pada mahasiwa Teknik Sipil di Politeknik Negeri Kupang Selama
Pamdemi Covid 19.
Kata Kunci : Kualitas tidur, Konsentrasi,Teknik Sipil
107
ABSTRACT
Wuhan Provinsi Hubei Tiongkok, saat ran jarak jauh melaui media online
menetapkan wabah ini sebagai litian yang dilakukan oleh Agus Pur
nan wabah ini membuat para pemi covid-19 terhadap proses pembelajaran
traksi atau melakukan hal lain untuk terkontrol sebanyak 73,4%. Sedang
menunjukkan 49% remaja mengalami kan oleh perusahaan riset global yaitu
pasien terhadap kualitas tidur. Diperki waktu tidur selama tujuh setengah jam
orang dewasa mengalami kesukaran enam setengah jam saja setiap harinya,
tidur, dan 17% diantaranya mengalami hal ini dikarenakan aktivitas mereka
mengung kapkan bahwa jumlah anak 20% sampai 50% orang dewasa mela
39,2% bergantung pada jenis ganggu kat hal ini sesuai dengan peningkatan
an tidur yang dialami dan prevalensi usia dan berbagai penyebab lainnya.
yang melibatkan 1.508 responden yang contohnya selalu mengetuk jari, selalu
yaitu, usia 13-18 tahun, 19-29 tahun, berbicara tanpa henti, dan selalu
30-45 tahun, dan 46-64 tahun. Seba bergerak gelisah. Anak dengan
gian besar responden mengaku tidak simptom-simptom seperti itu akan sulit
pulas pada hari bekerja atau sekolah, Menurut penelitian dari fenny,
sekitar 51% pada usia 19-29 tahun.(4) kan bahwa kualitas dan kuantitas tidur
diri sendiri dan juga orang lain.(5) pada system neurobehavioral, neuroco
Gangguan pemusatan pikiran atau gnitive, dan psycho motoric yang meng
an yang dilakukan oleh Pennsylvania kan secara online sehingga dapat diak
State University di dalam jurnal sleep, ses dari tempat responden masing-mas
kuliah dengan jurusan media dan ing. Waktu pelaksanaan penelitian ini
bisa tidur tiga sampai tiga setengah penelitian analitik observasional deng
yang telah dijelaskan diatas, peneliti pada mahasiswa teknik sipil angkatan
mahasiswa jurusan teknik sipil selama Sleep Quality Index (PSQI) dan kon
orang yang memenuhi kriteria inklusi tahun sampai 24 tahun. Usia dengan
dan eksklusi. Pemelitian ini dianalisis jumlah paling banyak dari responden
secara univariat dan bivariat menggu adalah usia 21 tahun dengan jumlah 31
ian ini adalah kualitas tidur dan sedikit dari responden adalah usia 24
variabel terikat dalam penelitian ini tahun dengan jumlah 3 orang dan
22 12 18,5 Laki-laki 35 54
23 5 7,7
Perempuan 30 46
24 3 4,6
Total 65 100
Total 65 100
Berdasarkan tabel 2 didapatkan
Berdasarkan data pada tabel 1
bahwa hasil jumlah responden dalam
diketahui bahwa subyek penelitian
penelitian ini adalah 65 responden
113
Tidur (%)
Total 65 100
Baik 12 18,5
Berdasarkan data pada tabel 4
dahan dalam memulai tidur dan untuk Teknik Universitas Sam Ratulangi
setelah bangun tidur. Kebutuhan tidur memiliki kualitas tidur yang baik. Hal
yang cukup selain oleh faktor jumlah ini juga bisa disebabkan Karena
jam tidur (kuantitas tidur), juga responden banyak diberikan tugas oleh
ditentukan oleh faktor kedalaman tidur dosen pada awal semester sehingga
berdasarkan jenis kelamin didapatkan tidur secara langsung. Selain itu penu
hasil dari 35 responden berjenis runan hormon estrogen juga bisa men
penelitian Mohd Luthfi tahun 2017 tidur yang buruk dapat disebabkan
yaitu kualitas tidur yang buruk oleh aktifitas sosial, karena pada usia
penurunan hormone progesteron dan poros, pusat dan titik tengah lingkaran.
juga dalam irama sirkadian dan pola atau memusatkan. Konsentrasi belajar
117
tanpa melakukan hal-hal lain. Sese asi belajar cukup dan sebanyak 44
sekitar 43 responden dan 11 responden usia paling banyak dialami pada usia
penelitian yang dilakukan oleh Zainul usia paling banyak dialami pada usia
konsentrasi belajar baik paling banyak daya konsentrasi belajar pada maha
dialami pada usia 21 tahun sebanyak siswa tingkat empat fakultas kedok
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas dan faktor dosen yang tidak diteliti
katkan pola tidur yang baik tidur yang baik (sleep hygine)
liahan.
2. Bagi peneliti selanjutnya,