Anda di halaman 1dari 137

DRAFT SKRIPSI

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN KONSENTRASI

BELAJAR PADA MAHASISWA TEKNIK SIPIL

DI POLITEKNIK NEGERI KUPANG

SELAMA PANDEMI COVID-19

Vanda Melinda Sunbanu

1708010038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
HALAMAN PERSETUJUANPEMBIMBING

Judul Proposal:Hubungan Kualitas Tidur Dengan Konsentrasi Belajar Pada

Mahasiswa Teknik Sipil Di Politeknik Negeri Kupang Selama Pandemi Covid-

19.

Pembimbing I, Pembimbing II,

dr. Su Djie To Rante, M.Biomed.,Sp.OT dr. Efrisca M. Br. Damanik, M.Biomed, SpPA

NIP. 1982 0611 2008 12 1 001 NIP. 19780418 200801 2 018

Mengetahui

Dekan,

Fakultas Kedokteran

Universitas Nusa Cendana

dr. S.M. J. Koamesah, MMR., MMPK., FISPH., FISCM

NIP. 19611016 198903 1 007

ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang Bertanda Tangan di Bawah Ini,

Nama : Vanda Melinda Sunbanu

NIM : 1708010038

Fakultas : Fakultas Kedokteran

Judul Skripsi : Hubungan Kualitas Tidur Dengan Konsentrasi Belajar Pada

Mahasiswa Teknik Sipil Di Politeknik Negeri Kupang Selama

Pandemi Covid-19.

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian
hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya
orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia
menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Nusa Cendana.

Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.

Kupang, 22 September 2020

Penulis,

Materai Rp 6.000

( Vanda Melinda Sunbanu)

iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat dan kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini

dengan judul “Hubungan Kualitas Tidur dengan Konsentrasi belajar Pada Mahasiswa

Teknik Sipil Di Politeknik Negeri Kupang Selama Pandemi Covid-19” dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah

membantu dan membimbing dalam penulisan proposal ini. Ucapan terima kasih ini

penulis tujukan kepada :

1. Prof. Ir. Fredik L. Benu, M.Si., Ph.D selaku Rektor Universitas Nusa Cendana.

2. dr. S. M. J. Koamesah, MMR., MMPK selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Nusa Cendana beserta staf yang telah membantu memfasilitasi dalam

pembuatan skripsi ini.

3. dr. Su Djie To Rante, M.Biomed., Sp.OT selaku dosen pembimbing 1 yang selalu

meluangkan waktu untuk sabar memberikan bimbingan, arahan, dan nasehat

kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini.

4. dr. Efrisca M. Br. Damanik, M.Biomed, SpPA selaku dosen pembimbing 2 yang

telah berkontribusi dalam pembuatan proposal ini terkait dengan struktur

penulisan skripsi dan atas saran serta masukan yang telah diberikan.

5. Pak Conrad Liab H. Folamauk, S.KM., M.Sc selaku penguji yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan perbaikan dalam skripsi ini.

iv
6. Kedua orang tua, kakak dan juga keluarga yang selalu mendukung dan

memberikan motivasi bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.

7. Teman-teman dan sahabat yang setia mendukung, Cen Nurak, Yohanes Lolan,

Eko Nurismail, Vincent Bessie, Desri Ukat, Clarita Klau, Paula Amalo, Cydri

Dendongara, Dian Courputy, Niken Mutu, Yundri Bako, Destrini Landa dan Feli

Louk

8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2017 Fakultas Kedoteran Universitas Nusa

Cendana yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyusun skripsi

ini

9. Semua pihak yang terlibat yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Tuhan membalas segala kebaikan yang diberikan. Penulis menyadari

bahwa penyusunan proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

semua saran dan kritik sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Kupang, 1 Mei 2020

Penulis

v
HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DAN KONSENTRASI BELAJAR PADA
MAHASISWA TEKNIK SIPIL DI POLITEKNIK NEGERI KUPANG
SELAMA PANDEMI COVID 19

Vanda Melinda Sunbanu1, Su Djie To Rante2, Efrisca M. Br. Damanik3


1
Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana
2
Depertemen Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana
3
Depertemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana

ABSTRAK
Latar Belakang : Data epidemiologi saat ini menunjukkan adanya peningkatan
angka keluhan pasien terhadap kualitas tidur. Diperkirakan setiap tahun, antara 20%-
40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur, dan 17% diantaranya mengalami
masalah serius. Berbagai dampak negatif dapat ditimbulkan oleh gangguan tidur;
antara lain menurunnya daya tahan tubuh, menurunnya prestasi kerja, kelelahan,
depresi, mudah tersinggung, dan menurunnya daya konsentrasi yang dapat
mempengaruhi keselamatan diri sendiri dan juga orang lain. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Pennsylvania State University di dalam jurnal sleep, kuliah dengan
jurusan media dan teknik cenderung kurang tidur dan begadang bahkan dalam sehari
mereka bisa tidur tiga sampai tiga setengah jam lebih sedikit dibandingkan dengan
mahasiswa fakultas lain.
Tujuan : Mengetahui Hubungan Antara Kualitas Tidur dan Konsentrasi Belajar
Mahasiswa Teknik Sipil di Politeknik Negeri Kupang Selama Pandemi Covid 19.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
rancangan cross sectional yang dilakukan pada mahasiswa teknik sipil angkatan 2017
(S1) Politeknik Negeri Kupang dengan cara megisi kuesioner Pitssburgh Sleep
Quality Indeks (PSQI) dan kuesioner konsentrasi belajar. Sample diambil secara non-
probability sampling dengan teknik purposive sampling dengan jumlah responden 65
orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini dianalisis secara
univariat, bivariat menggunakan uji Koefisien Kontingensi.
Hasil : Dari 65 responden didapatkan hasil 53 (81,5%) responden memiliki Hal
kualitas tidur buruk dan 12 (18,5%) yang memiliki kualitas tidur baik. Dari 65
responden juga didapatkan 11 responden (17%) memiliki konsentrasi belajar yang
baik, 43 responden (66%) memiliki konsentrasi belajar yang cukup dan sebanyak 11
responden (17%) memiliki konsentrasi belajar yang buruk. Hasil uji analisis bivariat
diperoleh hasil p=0,093 (p>0,05).
Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dan
konsentrasi belajar pada mahasiwa Teknik Sipil di Politeknik Negeri Kupang Selama
Pamdemi Covid 19.
Kata Kunci : Kualitas tidur, Konsentrasi, Teknik Sipil

vi
CORRELATION SLEEP QUALITY AND THE LEARNING CONCENTRATION
IN CIVIL ENGINEERING STUDENTS IN POLITEKNIK NEGERI KUPANG
DURING PANDEMI COVID 19
Vanda Melinda Sunbanu1, Su Djie To Rante2, Efrisca M. Br. Damanik3
1 Faculty Of Medicine, The University Of Nusa Cendana
2
Department of Orthopaedic and Traumatology Faculty of Medicine, University of Nusa
Cendana
3
Department of Pathological Anantomy Faculty Of Medicine,The University Of Nusa
Cendana

ABSTRACT

Background : Current epidemiological data show an increasing number of patient


complaints about sleep quality. It is estimated that every year, between 20%-40% of
adults have difficulty sleeping, and 17% serious problems. Various negative effects
can be caused by sleep disturbances, among others, decreased endurance, decreased
work performance, fatigue, depression, irritability, and decreased concentration
power which can affect the safety of yourself and others. According to research
conducted by Pennsylvania State Unikversity in the journal sleep, college students in
media and engineering tend to sleep less and stay up late even in a day they can sleep
three to three and a half hours less than students in other faculty.
Objective : To determine the relationship between sleep quality and study
concentration of civil engineering students at the Politeknik Negeri Kupang during
the covid 19.
methods : This research is an observational analytic study with a cross sectional
design conducted on civil engineering students class of 2017 (S1) Kupang state
Polytechnic by questionnaire Pitssburgh Sleep Quality Index (PSQI) and the learning
concentration questionnaire. Samples were taken by non-probability sampling with
purposive sampling technique with the number of respondent 65 people who meet the
inclusion and exsclusion criteria. This study was analyzed by univariate, bivariate
using the koefisien kontingensi test.
Results : From 65 respondents,it was found than 53 (81,5%) of respondents has bad
sleep quality and 12 (18,5%) had good sleep quality. Of the 65 respondents 11 (17%)
had a good learning concentration, 43 (66%) respondents had sufficient learning
concentration and ad many as 11 (17%) respondents had poor learning
concentration. The results of the bivariate analysis test showed p=0,093 (p>0,05).
Conclusion : There is no significant relationship between sleep quality and learning
concentration among civil engineering student at Politeknik Neheri Kupang during
the Covid 19 Pandemic.v
Keywords : sleep quality, concentration, civil engineering.

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUANPEMBIMBING ........................................................ ii


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................... iii
ABSTRAK .................................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. vi
DAFTAR SINGKATAN ...…………………………………………………………….vii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Pertanyaan Penelitiaan ........................................................................................ 5
1.3 Batasan Masalah .................................................................................................. 5
1.4 Tujuan Penelitian................................................................................................. 5
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 7
2.1 Konsep Kualitas Tidur ........................................................................................ 7
2.1.1 Definisi Tidur ............................................................................................... 7

2.1.2 Fisiologi Tidur .............................................................................................. 7

2.1.3 Tahapan Tidur............................................................................................. 10

2.1.4 Siklus Tidur ................................................................................................ 12

2.1.5 Kebutuhan Tidur Pada Orang Dewasa ....................................................... 13

2.1.6 Kualitas Tidur ............................................................................................. 14

2.1.7 Faktor yang Mempengaruhi Tidur .............................................................. 15

viii
2.1.8 Dampak Kurang Tidur ................................................................................ 17

2.1.9 Klasifikasi Gangguan Tidur........................................................................ 18

2.1.10 Instrumen Pengukuran Kualitas Tidur ..................................................... 19

2.2 Konsentrasi Belajar .......................................................................................... 20


2.2.1 Definisi Konsentrasi Belajar ....................................................................... 20

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar ........................... 21

2.2.3 Macam-Macam Konsentrasi Belajar .......................................................... 25

2.2.4 Indikator Konsentrasi Belajar…………………………………………………25

2.2.5 Instrumen Pengukuran Konsentrasi Belajar ............................................... 26

2.2.6 Dampak Covid 19 di Bidang Pendidikan ................................................... 27

2.2.7 Hubungan Kualitas Tidur dan Konsentrasi Belajar…………………………29

2.3 Kerangka Teori .............................................................................................. 30


BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 32
3.1 Kerangka Konsep .............................................................................................. 32
3.2 Identifikasi Variabel ......................................................................................... 32
3.3 Definisi Operasional .......................................................................................... 33
3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................................................... 34
3.5 Lokasi dan Waktu............................................................................................. 34
3.6 Populasi dan Sample ........................................................................................ 35
3.7 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ............................................................................ 36
3.8 Alur Penelitian dan Cara Kerja ......................................................................... 37
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................................ 39
3.10 Analisis Data ................................................................................................... 40
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 45
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................................... 45
4.2 Karakteristik Responden ................................................................................. 455

ix
4.3 Hasil Analisis Univariat .................................................................................... 47
4.4 Hasil Analisis Bivariat ..................................................................................... 52
4.5 Hasil Analisis Variabel Perancu ........................................................................ 54
4.6 Pembahasan Hubungan Kualitas Tidur dengan Konsentrasi Belajar ............... 55
4.7 Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 61
BAB 5 PENUTUP ..................................................................................................... 62
5.1 Kesimpulan........................................................................................................ 62
5.2 Saran .................................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 64
LAMPIRAN ............................................................................................................... 68

x
DAFTAR TABEL

Table 3.1 Definisi Operasional ……………………………………………………...33

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan…………………………………………………………...43

Tabel 3.3 Rencana Anggaran………………………………………………………...44

Tabel 4.1 Karakteristik Responden……………………………………………….....46

Tabel 4.2 Distribusi Kualitas Tidur……………………………………………….....47

Tabel 4.3 Distribusi Kualitas Tidur Menurut Jenis Kelamin………………………..47

Tabel 4.4 Distribusi Kualitas Tidur Menurut Usia………………………………......48

Tabel 4.5 Distribusi Komponen Kualitas Tidur…………………………………......49

Tabel 4.6 Distribusi Konsentrasi Belajar…………………………………………….50

Tabel 4.7 Distribusi Konsentrasi Belajar Menurut Jenis Kelamin…………………..50

Tabel 4.8 Distribusi Konsentrasi Belajar Menurut Usia…………………………….51

Tabel 4.9 Pengelompokan Rata-Rata Skor Kualitas Tidur dan Konsentrasi Belajar..52

Tabel 4.10 Hubungan Kualitas Tidur dan Konsentrasi Belajar……………………...53

Tabel 4.11 Analisis Hubungan Variabel Perancu……………………………………54

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahap-tahap siklus tidur………………………………………………...12

Gambar 2.2 Kerangka Teori…………………………………………………............30

Skema 3.1 Kerangka Konsep………………………………………………………. 32

Skema 3.2 Alur Penelitian…………………………………………………………. 37

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penjelasan dan Informasi Penelitian Kepada Subyek Penelitian……….68

Lampiran 2 Informed Consent………………….…………………………………...70

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian…..………..………………………………………72

Lampiran 4 Uji Validasi Kuesioner….……………………………………………...85

Lampiran 5 Uji Relibilitas Kuesioner…..…………………………………………...86

Lampiran 6 Data Responden ……………………………………………………….88

Lampiran 7 Frekuensi Data Responden……………………………………………..91

Lampiran 8 Hasil Uji Statistik Univariat…………………………………………….92

Lampiran 9 Hasil Uji Statistik Bivariat……………………………………………...97

Lampiran 10 Hasil Uji Statistik Variabel Peracu.……………………………………….98

Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian…………………………………………………..100

Lampiran 12 Rekomendasi Keputusan Etik………………………………………..102

Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian…………………………………………………..104

Lampiran 14 Surat Selesai Penelitian………………………………………………105

vi
DAFTAR SINGKATAN

Covid-19 : Corona Virus Disease-19mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

WHO : World Health System

PSBB : Pembatasan Sosial Berskala Besar

REM : Rapid Eye Movement

NREM : Non Rapid Eye Movement

AIA : American International Assurance

TNS : Taylor Nelson Sofrens

ADHD : Attention Deficit Disorder/Hiperactivity Disorder

RAS : Reticular Activating System

BSR : Bulbar Synchronizing Regional

ACTH : Adrenal Cotricotropin Hormone

TSH : Tiroid Stimulating Hormone

LH : Lituenzing Hormone

vii
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat berguna dalam kelangsungan

hidupnya adalah kebutuhan tidur.(1) Tubuh manusia memiliki batasan dalam

beraktivitas, energi dalam tubuh manusia akan berkurang dan manusia akan merasa

kelelahan. Saat mengalami kelelahan, tubuh akan mengirim sinyal secara otomatis

untuk beristirahat sehingga seseorang harus tidur agar tubuh bisa optimal dalam

beraktivitas di hari berikutnya. Kebutuhan tidur yang cukup ditentukan oleh kualitas

dan kuantitas tidur yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, penyakit,

latihan dan kelelahan, stres psikologis, obat dan nutrisi, lingkungan dan motivasi.

Kualitas tidur yang buruk dan tidak adekuat juga akan dapat mengakibatkan

gangguan keseimbangan fisiologi dan psikologi. Dampak fisiologi berupa penurunan

aktivitas sehari-hari, rasa lelah, lemah, kordinasi neuromuscular buruk, sistem

imunitas tubuh menurun, dan ketidakstabilan tanda vital.(2) Sedangkan dampak

psikologi meliputi depresi, cemas, dan penurunan konsentrasi.

Corona Virus Disease-19 (covid-19) yang mulai mewabah pada tanggal 31

Desember 2019 di Kota Wuhan Provinsi Hubei Tiongkok, saat ini hampir menyebar

ke seluruh dunia dengan sangat cepat, sehingga WHO pada tanggal 11 Maret 2020

menetapkan wabah ini sebagai pandemic global. Rumitnya penanganan wabah ini

membuat para pemimpin dunia menerapkan kebijakan untuk memutuskan mata rantai
2

penyebaran covid-19. Social distancing merupakan salah satu pilihan untuk

pencegahan covid-19. Kebijakan ini berdampak buruk bagi semua aspek kehidupan

salah satunya dibidang pendidikan. Berdasarkan Surat Edaran Menteri pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor empat tahun 2020 tanggal 24 maret

2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan pada masa darurat penyebaran covid-

19, pemerintah Indonesia menganjurkan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh

melaui media online untuk mencegah penyebaran covid-19 di Indonesia dengan

pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Menurut penelitian yang dilakukan oleh

Agus Purwanto mengenai dampak pandemic covid-19 terhadap proses pembelajaran

online terdapat dampak terhadap mahasiswa diantaranya, kurangnya fasilitas seperti

laptop, komputer dan jaringan internet dapat mempersulit siswa/mahasiswa dalam

menyimak materi yang diberikan oleh guru/dosen. Sistem pembelajaran ini lebih

banyak bersifat teoritis dan minim praktik karena tidak dimungkinkan adanya

interaksi langsung dengan mahasiswa sehingga mahasiswa mudah terdistraksi atau

melakukan hal lain untuk mengalihkan pikiran atau perhatian sehingga dapat

menggangu konsentrasi mahasiswa.

Studi epidemiologi di Ethiopia menunjukkan 49% remaja mengalami kualitas

tidur yang buruk.(3) Data epidemiologi saat ini menunjukkan adanya peningkatan

angka keluhan pasien terhadap kualitas tidur. Diperkirakan setiap tahun, antara 20%-

40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur, dan 17% diantaranya mengalami

masalah serius. Penelitian epidemiologi dalam beberapa decade terakhir ini mengung
3

kapkan bahwa jumlah anak remaja yang mengalami gangguan tidur semakin

meningkat.(4) Prevalensi gangguan tidur bervariasi 15,3% - 39,2% bergantung pada

jenis gangguan tidur yang dialami dan prevalensi gangguan tidur pada populasi

terkontrol sebanyak 73,4%. Sedangkan, untuk di Indonesia sendiri melalui survey

indeks hidup pola sehat American International Assurance (AIA) pada tahun 2013
(5)
yang dilaksanakan oleh perusahaan riset global yaitu Taylor Nelson Sofrens(TNS)

survey tersebut menunjukan bahwa masyarakat Indonesia yang ingin mendapatkan

waktu tidur selama tujuh setengah jam ternyata hanya dapat merealisasikan enam

setengah jam saja setiap harinya, hal ini dikarenakan aktivitas mereka yang semakin

hari semakin meningkat. Setiap tahunnya diperkirakan sekitar 20% sampai 50%

orang dewasa melaporkan memiliki gangguan tidur serius, prevalensi gangguan tidur

setiap tahunnya juga semakin meningkat hal ini sesuai dengan peningkatan usia dan

berbagai penyebab lainnya. Survey yang dilakukan oleh National Sleep Foundation

pada tahun 2011 yang melibatkan 1.508 responden yang dibagi kedalam 4 kelompok

umur yaitu, usia 13-18 tahun, 19-29 tahun, 30-45 tahun, dan 46-64 tahun. Sebagian

besar responden mengaku tidak pernah atau jarang tertidur lelap atau pulas pada hari

bekerja atau sekolah, dengan presentasi tertinggi yakni sekitar 51% pada usia 19-29

tahun.(6)

Berbagai dampak negatif dapat ditimbulkan oleh gangguan tidur; antara lain

menurunnya daya tahan tubuh, menurunnya prestasi kerja, kelelahan, depresi, mudah

tersinggung, dan menurunnya daya konsentrasi yang dapat memengaruhi keselamatan


4

diri sendiri dan juga orang lain.(7) Gangguan pemusatan pikiran atau dikenal dengan

Attention Deficit Disorder/Hiperactifity Disorder yang disingkat ADHD merupakan

salah satu bentuk gangguan eksternalisasi, contohnya selalu mengetuk jari, selalu

bergerak, mengoyang-goyangkan kaki, berbicara tanpa henti, dan selalu bergerak

gelisah. Anak dengan simptom-simptom seperti itu akan sulit dalam berkonsentrasi.

Menurut penelitian dari Zainul Arifin tahun 2020 didapatkan hasil bahwa kualitas

tidur sangat berpengaruh terhadap konsentrasi belajar seseorang. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Killgore, et al yang menunjukan bahwa

penurunan pada kualitas tidur dan kuant itas tidur akan berdampak pada system

neurobehavioral, neurocognitive, dan psycho motoric yang mengakibatkan

menurunya konsentrasi, daya ingat, kemampuan mengatasi masalah dan pengambilan

keputusan, berpikir kritis serta menurunnya prestasi akademik.(8) Menurut penelitian

yang dilakukan oleh Pennsylvania State University di dalam jurnal sleep, kuliah

dengan jurusan media dan teknik cenderung kurang tidur dan begadang bahkan dalam

sehari mereka bisa tidur tiga sampai tiga setengah jam lebih sedikit dibandingkan

dengan mahasiswa fakultas lain.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, peneliti akan

melakukan penelitian tentang hubungan kualitas tidur dengan konsentrasi belajar

pada mahasiswa Politeknik Negeri Kupang khususnya mahasiswa jurusan teknik sipil

selama pandemi covid-19.


5

1.2 Pertanyaan Penelitiaan

Apakah ada hubungan antara Kualitas Tidur Dengan Konsentrasi Belajar Pada

Mahasiswa Teknik Sipil di Politeknik Negeri Kupang Selama Pandemi Covid-19 ?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengetahui adanya hubungan

antara Kualitas Tidur Dengan Konsentrasi Belajar Pada Mahasiswa Teknik Sipil di

Politeknik Negeri Kupang Selama Pandemi Covid-19.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui adanya hubungan antara Kualitas Tidur Dengan Konsentrasi

Belajar Pada Mahasiswa Teknik Sipil di Politeknik Negeri Kupang Selama Pandemi

Covid-19.

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui seberapa banyak Mahasiswa Teknik Sipil di Politeknik Negeri

Kupang yang memiliki keluhan kualitas tidur selama masa pandemi covid-19.

b. Mengetahui tingkat konsentrasi belajar mahasiwa teknik sipil di Politeknik Negeri

Kupang selama pandemic covid-19 melalui pembelajaran daring.

c. Menganalisis hubungan kualitas tidur dengan konsentrasi belajar pada Mahasiswa

Teknik Sipil selama pandemic covid-19 di Politeknik Negeri Kupang.


6

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang kualitas

tidur dan hubungannya dengan konsentrasi belajar selama pandemic covid-19 dengan

metode pembelajaran daring khususnya bagi mahasiswa.

1.5.2 Manfaat Bagi Peneliti

Dapat mengaplikasikan ilmu dengan merancang dan melaksanakan penelitian

dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran ( S.Ked).

1.5.3 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Dapat disajikan sebagai bahan referensi lebih lanjut untuk peneliti lain yang

ingin melakukan penelitian mengenai kualitas tidur dan hubungannya dengan

konsentrasi belajar pada mahasiswa.


7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kualitas Tidur

2.1.1 Definisi Tidur


Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang

masih bisa dibangunkan dengan pemberian rangsangan sensorik atau dengan

rangsangan lainnya.(9) Tidur adalah suatu keadaan berulang, teratur, mudah reversible

yang ditandai dengan keadaan relative tidak bergerak dan tingginya peningkatan

ambang respon terhadap stimulus dari luar dibandingkan dengan keadaan terjaga.(10)

Tidur juga merupakan dua keadaan yang bertolak belakang dimana tubuh beristirahat

secara tenang dan aktivitas metabolisme menurun, tetapi otak bekerja lebih keras

selama periode bermimpi dibandingkan ketika beraktivitas di siang hari.

2.1.2 Fisiologi Tidur


Agar dapat tertidur dan bangun terdapat hubungan mekanisme serebral yang

secara bergantian menekan dan mengaktivasi pusat otak. Siklus tidur dan bangun

dikontrol oleh interaksi di antara tiga sistem saraf yaitu : (1) sistem kejagaan yang

melibatkan RAS di batang otak, yang diperintahkan oleh kelompok neuron-neuron

khusus di hipotalamus, (2) pusat tidur gelombang lambat di hipotalamus yang

mengandung sleep-on neuron, yang menginduksi tidur gelombang lambat, dan (3)

pusat tidur paradox di batang otak yang mengandung REM sleep-on neuron, yang

mengubah ke tidur paradoksal.(11) Neurotrasmitter yang berperan dalam mekanisme


8

serebral pengaturan tidur dan bangun adalah serotonin, epinefrin, dan asetilkolin.(12)

Sedangkan, sistem yang mengatur untuk siklus atau perubahan dalam tidur adalah

Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Regional (BSR) yang

terletak pada batang otak.(13)

RAS merupakan sistem yang megatur seluruh tingkatan kegiatan susunan

saraf pusat termaksud tidur dan kewaspadaan. Selain itu, RAS dapat memberi

rangsangan nyeri, visual, pendengaran, perabaan dan juga dapat menerima stimulasi

dari korteks serebri termaksud rangsangan emosi. RAS terletak dalam mensefalon

dan bagian atas pons. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan

katekolamin seperti norepinefrin dan pada saat tidur adanya pelepasan serum

serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah yaitu Bulbar

Synchronizing Regional (BSR). (14)

Aktivitas RAS sangat dipengaruhi oleh aktivitas neurotransmitter seperti

sistem serotoninergik, noradrenergik, kolinergik, histaminergik.

a. Sistem Serotoninergik

Hasil metabolisme asam amino triptofan akan mempengaruhi hasil dari

serotoninergik. Jumlah serotonin yang meningkat diakibatkan karena meningkatnya

jumlah triptofan, sehingga menyebabkan keadaan mengantuk atau tidur. Seseorang

dalam keadaan terjaga/ tidak bisa tertidur di karenakan terhambatnya pembentukan

serotonin dalam triptofan. Lokasi nucleus raphe dorsalis dibatang otak merupakan
9

lokasi yang terbanyak sistem serotoninergik dimana terdapat hubungan aktivitas

serotonin di nucleus raphe dorsalis dengan tidur REM .(13)

b. Sistem Adrenergik

Neuron-neuron yang terbanyak mengandung norepinefrin terletak di badan sel

nucleus cereleus di batang otak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus sangat

mempengaruhi penurunan atau hilangnya REM tidur. Obat-obatan yang

mempengaruhi peningkatan aktivitas neuron noradrenergik akan menyebabkan

penurunan yang jelas pada tidur REM dan peningkatan keadaan jaga.

c. Sistem Kolinergik

Gangguan aktivitas kolinergik sentral yang berhubungan dengan perubahan

tidur ini terlihat pada orang depresi, sehingga terjadi pemendekan latensi tidur REM.

Pada obat anti kolinergik (scopolamine) yang menghambat pengeluaran kolinergik

dari lokus cereleus maka tampak gangguan pada fase awal dan penurunan REM.

d. Sistem Histaminergik

Pengaruh histamine sangat sedikit mempengaruhi tidur.

e. Sistem Hormon

Beberapa hormone seperti Adrenal Cotricotropin Hormone (ACTH), Tiroid

Stimulating Hormone (TSH), Lituenizing Hormone (LH) akan mempengaruhi siklus

tidur seseorang. Hormon-hormon ini disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior melalui

jalur hipotalamus. Sistem ini secara teratur mempengaruhi pengeluaran


10

neurotransmitter norepinefrin, dopamine, serotonin yang bertugas mengatur

mekanisme tidur dan bangun.(13)

2.1.3 Tahapan Tidur


Pada tahapan tidur terdapat banyak perubahan elektrofisiologis yang terjadi di

seluruh otak dengan aktivitas listrik yang cepat, tidak beraturan dan beramplitudo

yang rendah menuju gelombang yang tinggi, untuk melihat perubahan ini dapat

menggunakan Electroenchepalograph untuk memantau aktivitas listrik di otak. (15)

Tidur dibagi menjadi 2 fase yaitu, Rapid Eye Movement (REM) atau

pergerakan mata cepat dan Non Rapid Eye Movement (NREM) atau pergerakan mata

yang tidak cepat. Fase NREM dan REM terjadi secara bergantian sekitar empat

sampai enam siklus dalam semalam. Tidur diawali dengan fase NREM yang terdiri

dari empat stadium lalu diikuti oleh fase REM. (15)

1. Tidur stadium Satu (1)

Pada tahap ini seseorag masih rileks, rasa mengantuk, masih sadar dengan

lingkungan, bola mata bergerak dari samping ke samping, frekuensi nadi dan napas

sedikit menurun, serta dapat bangun segera tahap ini berlangsung sekitar 5 menit.

Selama tahap pertama tidur mata akan bergerak perlahan-lahan dan aktifitas otot

melambat.
11

2. Tidur stadium Dua (2)

Pada tahap ini denyut jantung melambat dan suhu tubuh menurun. Pada tahap

ini didapati bola mata berhenti bergerak dan tahap ini biasanya berlangsung 10-15

menit.

3. Tidur stadium Tiga (3)

Tahap ini lebih dalam dari tahap sebelumnya denyut nadi, frekuensi napas,

dan proses tubuh lainnya melambat hal ini disebabkan oleh karena dominasi sistem

saraf para simpatis sehingga seseorang sulit untuk dibagunkan, dan jika terbangun,

seseorang tidak dapat langsung menyesuaikan diri dan sering merasa bingung

beberapa menit.

4. Tidur stadium Empat (4)

Tahap tiga dan empat diangap sebagai tidur dalam atau Deep Sleep. Pada

tahap ini kecepatan jantung dan pernapasan menurun, jarang bergerak, sulit

dibangunkan, sekresi lambung menurun, dan tonus otot menurun. Pada tahap ini juga

aliran darah dialirkan jauh dari otak dan menuju otot, untuk memulihkan energi fisik.
(15).
Fase tidur REM mata bergerak cepat ke berbagai arah, walaupun kelopak mata

tetap tertutup, pernapasan juga menjadi lebih cepat, tidak teratur, dangkal, denyut

jantung dan nadi juga meningkat. Pada waktu fase REM berlangsung lebih cepat dan

intens saat menjelang pagi atau bangun. Ciri-ciri tidur REM sebagai berikut :

- Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur NREM

- Biasanya disertai dengan mimpi aktif


12

- Tonus otot selama tidur nyenyak akan tertekan, menuju inhibisi kuat proyeksi

spinal atas sistem pengaktivasi retikularis

- Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi berperan dalam belajar,

memori dan adaptasi. (16)

2.1.4 Siklus Tidur

Tahap pratidur Tahap 1 NREM Tahap 2 NREM Tahap 3 NREM

Tahap REM Tahap 2 NREM Tahap 3 NREM Tahap 4 NREM

Gambar 2.1.Tahap-tahap siklus tidur.


Sumber : Basavanthappa, 2011

Siklus tidur pada orang dewasa dimulai dengan rasa kantuk yang bertahap,

setelah tertidur seseorang melewati empat tahap NREM, setelah mencapai tahap

empat maka akan kembali lagi menuju tahap tiga, tahap dua kemudian mencapai fase

aktif REM. Biasanya dalam waktu 90 menit seseorang dapat mencapai fase tidur aktif

REM. Jika seseorang terbagun dari tidur selama tahap apapun itu, maka tidur akan

dimulai lagi dari tahap satu. (17)


13

2.1.5 Kebutuhan Tidur Pada Orang Dewasa


Setiap kelompok usia memiliki durasi tidur yang berbeda-beda. Siklus tidur

dewasa muda dan menegah terdiri dari 75%-80% tidur NREM dan 20%-25% tidur

NREM.(15) Pola tidur seseorang berbeda-beda tergantung pada kelompok usia. Bayi

yang berusia satu sampai 18 bulan, akan memiliki jumlah jam tidur antara 12-14 jam

per hari. Anak-anak usia tiga sampai enam tahun memiliki jumlah jam tidur kurang

lebih sepuluh jam per hari. Pada usia remaja 12-18 tahun jumlah jam tidur sekitar

tujuh sampai dengan delapan setengah jam per hari. Pola tidur dewasa muda usia 18-

40 tahun tidak jauh berbeda dengan remaja yaitu tujuh sampai delapan jam per hari.

Usia dewasa menengah 40-60 tahun jumlah jam tidurnya sama seperti jumlah jam

tidur dewasa muda yaitu tujuh sampai delapan jam per hari. Dan pada usia dewasa

tua > 60 tahun memiliki jumlah waktu tidur enam jam per hari. Semakin dewasa

seseorang pola tidurnya akan semakin berkurang. Kualitas tidur ditentukan oleh

kedalaman tidur yang tercapai, dimana terjadi keseimbangan antara fase tidur Rapid

Eye Movement (REM) dan Non Rapid Eye Movement (NREM). Tidur tanpa

keseimban gan kedua fase ini bukan tergolong tidur yang berkualitas.

National Sleep Foundation menganjurkan usia dewasa muda untuk tidur

dengan durasi tujuh sampai sembilan jam setiap malam dan mencapai tahap tidur

yang optimal(6) kebutuhan tidur tidak hanya ditentukan dari jumlah jam tidur

(kuantitas tidur) tetapi juga dari kedalaman tidur (kualitas tidur). Seseorang dapat

tertidur dengan waktu yang singkat tetapi memiliki kedalaman tidur yang cukup

sehingga saat terbagun tubuh menjadi lebih segar, pola tidur seperti ini akan
14

mengalami gangguan kesehatan tetapi apabila seseorang mengalami kurang tidur dan

berlangsung terus menerus maka akan terjadi gangguan fisik dan psikis.(18)

2.1.6 Kualitas Tidur


Menurut American Psychiatric Association, Kualitas Tidur didefinisikan

sebagai suatu fenomena kompleks yang melibatkan beberapa dimensi. Kualitas tidur

meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur seperti : lamanya tidur, waktu yang

diperlukan untuk tertidur, dan aspek subjektif seperti kedalaman dan kepuasan tidur.

Kualitas tidur ditentukan oleh bagaimana seseorang mempersiapkan pola tidurnya

pada malam hari seperti kemudahan untuk tertidur tanpa bantuan medis dan

kedalaman tidur. Kualitas tidur yang baik sangat penting dan vital untuk hidup sehat

semua orang, karena kualitas tidur yang baik dapat memberikan perasaan tenang dan

senang di pagi hari serta perasaan energik karena tidak memiliki keluhan tidur.

Kualitas tidur seseorang dapat dianalisa melalui pemerikasaan laboratorium

yaitu EEG yang merupakan rekaman arus listrik dari otak. Perekaman listrik dari

permukaan otak atau permukaan luar kepala dapat menunjukkan adanya aktivitas

listrik yang terus menerus timbul dalam otak. Ini sangat dipengaruhi oleh derajat

eksitasi otak sebagai akibat dari keadaan tidur, keadaan siaga atau karena penyakit

lain yang diderita. Tipe gelombang EEG diklasifikasikan sebagai gelombang alfa,

betha, tetha dan delta.(9)


15

2.1.7 Faktor yang Mempengaruhi Tidur


Seseorang dapat tertidur dengan baik atau tidak dipengaruhi oleh beberapa

faktor seperti ;

1. Faktor Internal

a. Penyakit

Penyakit dapat menyebabkan gangguan tidur disebabkan karena nyeri atau

distress fisik. Seseorang yang memliki penyakit akan membutuhkan waktu

yang lebih lama untuk tidur dibandingkan dengan biasanya.

b. Kelelahan

Pola tidur seseorang juga dapat dipengaruhi oleh kondisi tubuh yang lelah.

Semakin lelah seseorang, semakin pendek siklus tidur REM yang

dilaluinya.(19)

c. Stress emosional

Ansietas dan depresi juga dapat mempengaruhi tidur seseoranng. Kadar

norepinefrin darah melalui stimulus sistem saraf simpatis dapat meningkat

pada kondisi ansietas. Kondisi ini mengakibatkan berkurangnya siklus tidur

NREM tahap empat dan REM. Stress akibat kecemasan yang berlebihan

membuat seseorang terlalu keras berpikir sehingga sulit mengkontrol emosi

yang berdampak pada peningkatan ketegangan dan kesulitan memulai

tidur.(13)
16

d. Diet

Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan

seiringnya terjaga pada malam hari. Penambahan berat badan dikaitkan

dengan peningkatan total tidur dan sedikitnya periode terjaga di malam hari.

2. Faktor Eksternal

a. Konsumsi Kafein

Kandungan kafein pada kopi dapat mempengaruhi fungsi sistem saraf

pusat dan penurunan jumlah jam tidur. Adanya pengaruh kafein terhadap

kualitas tidur mahasiswa dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Daswin didapatkan hasil konsumsi minuman berkafein mempengaruhi

kualitas tidur rmahasiswa sebanyak 53,3% dan mahasiswa yang tidak

mengkonsumsi berkafein memiliki kualitas tidur yang baik sebesar 73,3%. (19)

b. Lingkungan

Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses tidur.

Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus yang asing dapat

menghambat upaya tidur. Sebagai contoh, suhu ruangan yang tidak nyaman

atau ventilasi yang buruk dapat mempengaruhi tidur seseorang. Menurut

Wicaksono, ligkungan yang buruk dan kurang variasi tempat tinggal dapat

membuat kejenuhan dan mempengaruhi kualitas tidur yang buruk pada

mahasiswa.(13)
17

c. Kerja shift

Kerja shift akan menganggu ritme biologis tubuh yang biasanya tidur tetap

waktu saat malam dan kemudian saat kerja shift memaksa pekerja untuk tetap

terjaga.(20) Individu yang memiliki pekerjaan dengan pembagian shift malam

atau lembur akan memiliki waktu tidur yang kurang baik dibandingkan

biasanya, kerja shift di malam hari dapat berpengaruh negative terhadap

kesehatan fisik, mengurangi kemampuan kerja dan menggangu

psychophysiology homeostatis seperti, cardian rhythms, makan dan waktu

tidur.

2.1.8 Dampak Kurang Tidur


Tidur dapat memberikan banyak manfaat salah satunya membantu proses

penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan sebaliknya apabila kebutuhan tidur

seseorang tidak tercukupi maka akan berdampak pada kesehatan individu,

diantaranya : (16,21)

1. Stres

Kurangnya tidur dapat mengakibatkan stres, hormon yang diproduksi saat

stres akan menggangu pembentukan saraf-saraf di hippocampus (bagian otak yang

sangat berkaitan dengan ingatan).

2. Kehilangan Ingatan dan Konsentrasi

Penyimpanan dan pemeliharaan ingatan jangka panjang sangat dipengaruhi

oleh tidur. Saat tidur korteks serebrum tidak melakukan pengolahan sensoris dan
18

fungsi motorik sehingga korteks serebrum dapat bekerja menguatkan asosiasi ingatan

dan ingatan yang terbentuk saat tertidur dapat diintegrasikan ke dalam ingatan jangka

panjang.

3. Disfungi di Siang Hari

Waktu tidur yang kurang cukup membuat badan menjadi cepat lelah, badan

tidak segar dan kurang bertenaga, sehingga aktifitas sehari-hari dapat terganggu.

4. Menghambat Pertumbuhan Hormon

Pada balita dan anak-anak tidur berfungsi untuk meningkatkan perkembangan

otak dan pertumbuhan fisik, serta terjadi pelepasan hormon pertumbuhan pada anak,

sehingga apabila kebutuhan tidur tidak tercukupi maka pertumbuhan hormon akan

terhambat.

2.1.9 Klasifikasi Gangguan Tidur


Menurut PPDGJ III, gangguan tidur dilaksifikasikan menjadi dua, yaitu : (22)

1. Insomnia

Merupakan gangguan menetap dalam memulai, mempertahankan, durasi, atau

kualitas tidur yang terjadi, meskipun keadaan dan peluang untuk tidur cukup,

sehingga akan mempengaruhi aktifitas kegiatan sehari-hari.

Insomnia menurut etiologi dibedakan menjadi dua yaitu : insomnia yang tidak

memiliki hubungan dengan kondisi kesehatan lainnnya atau primer dan insomnia

yang didasari oleh kondisi kesehatan seperti depresi, stres, asma , dan lain sebagainya

ini disebut sebagai insomnia sekunder.


19

2. Parasomnia

Merupakan kelompok heterogen yang terdiri dari kejadian-kejadian episode

yang berlangsung pada malam hari pada saat tidur atau pada waktu antara bangun dan

tidur. Kelainan ini terletak pada aurosal yang sering terjadi pada stadium transmisi

antara bangun dan tidur. Gambaran berupa aktivitas otot skeletal dan perubahan

sistem otonom. Gejala khasnya berupa penurunan kesadaran yang diikuti dengan

aurosal dan amnesia episode tersebut. Seringkali terjadi pada stadium tiga dan empat.

2.1.10 Instrumen Pengukuran Kualitas Tidur


Pittsburgh Sleep Quality Index (PQSI) merupakan instrument efektif yang

digunakan untuk mengukur kualitas tidur dan pola tidur. PSQI dapat membedakan

antara kualitas tidur yang baik dan buruk, menyediakan indeks yang mudah dipakai

oleh subjek dan interpretasi oleh peneliti, dan digunakan sebagai ringkasan dalam

pengkajian gangguan tidur yang bisa berdampak pada kualitas tidur (23)

Busyee, Reynolds, Monk, et al (1989) membedakan penilaian PSQI menjadi

kualitas tidur baik dan buruk yang mencakup 7 ranah yaitu : kualitas tidur subjektif,

latensi tidur, durasi tidur, disfungsi tidur di siang hari , gangguan tidur, penggunaan

obat, dan efisiensi tidur. Jawaban dari masing-masing soal memiliki skor nol sampai

dengan tiga dan setiap pertanyaan memiliki cara perhitungan berbeda-beda. Pada

akhir penjumlahan skor dari seluruh pertanyaan hasilnya diklasifikasikan menjadi dua

kategori. Jika skor akhir kurang dari lima maka dikategorikan kualitas tidur baik dan

skor lebih dari lima maka dikategorikan ke dalam kualitas tidur buruk .(23)
20

2.2 Konsentrasi Belajar

2.2.1 Definisi Konsentrasi Belajar


Konsentrasi berasal dari bahasa latin centrum yang berarti poros, pusat,dan

titik tengah lingkaran. Jadi secara bahasa konsentrasi diartikan sebagai kegiatan

memekatkan atau memusatkan. Sedangkan secara istilah konsentrasi belajar diartikan

sebagai usaha untuk memusatkan pikiran, memfokuskan daya pikir, dan mengikat

segala usaha pada bahan atau materi yang sedang dipelajari.

Konsentrasi atau Concentrate (kata kerja) berarti memusatkan, dan

Concentraction (kata benda) artinya pemusatan. Sedangkan, konsentrasi sendiri

diartikan sebagai pemusatan pikiran terhadap suatu hal dan menyampingkan semua

hal lainnya yang tidak berhubungan. Menurut Artur J Gates, belajar adalah perubahan

tingkah laku melalui pengalaman dan latihan. Sedangkan, menurut Clifford .T.

Morgan, belajar merupakan bentuk perubahan tingkah laku yang merupakan hasil

pengalaman yang lalu. Belajar selalu menunjukan suatu proses perubahan tingkah

laku seseorang berdasarkan pengalaman yang dialaminya.(18)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar

merupakan terpusatnya pemikiran dan perhatian seseorang dalam pembelajaran atau

materi yang berlangsung tanpa melakukan hal-hal lainnya. Seseorang tidak akan

dapat menikmati proses belajar apabila seseorang tidak mampu berkonsentrasi

dengan baik, hal ini bisa diakibatkan karena suasana yang tidak tepat, materi yang

dianggap membosankan, atau cara penyampaian materi yang tidak menyenangkan.


21

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar


Menurut Mohamad Surya dalam Supryono & Tri Mindari (2015) tingkat

konsentrasi tiap individu berbeda-beda. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi mahasiswa dalam belajar :

1. Faktor Eksternal

Faktor eksternal berarti faktor-faktor yang berasal dari luar atau lingkungan

diantaranya:

a. Lingkungan : suara yang keras dan bising serta udara, polusi, dan bau dapat

menggangu seseorang dalam berkonsentrasi.

b. Penerangan yang kurang akan menyebabkan terjadinya gangguan pada

penglihatan sehingga akan menimbulkan gangguan.

c. Orang-orang disekitar yang terlalu banyak dan berisik akan menggangu

suasana dan kenyamanan dalam belajar

d. Kurangnya fasilitas yang menunjang dalam belajar.

2. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang,

faktor ini merupakan faktor yang utama yang sangat menentukan apakah mahasiswa

dapat berkonsentrasi dengan efektif atau tidak, faktor internal antara lain :

a. Faktor jasmani

Dapat dilihat dari kondisi tubuh atau fisik mahasiswa secara

keseluruhan meliputi, tubuh yang fit dapat menunjang meningkatnya

konsentrasi, tercukupinya waktu tidur dan istirahat, tercukupinya gizi yang


22

baik dari makanan dan minuman, berfungsi secara baik seluruh panca indra,

tidak mengalami gangguan fungsi otak dan saraf, detak jantung, irama serta

pernapasan berjalan dengan baik.

b. Faktor rohani

Faktor ini meliputi, kondisi kehidupan yang tenang, sabar dan

konsisten, pengendalian diri yang baik, tidak memiliki masalah yang berat dan

tidak emosional, memiliki rasa percaya diri, bebas dari gangguan mental

seperti rasa takut, gelisah maupun was-was.(18)

Sedangkan menurut Hendra Surya faktor lain yang dapat

mempengaruhi konsentrasi belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor

dosen dan mahasiswa.

c. Faktor mahasiswa

- Minat pada pelajaran

Kurangnya minat atau perhatian pada suatu pelajaran akan membuat

mahasiswa lebih mudah memperhatikan hal-hal lainnya ketika proses belajar

sedang berlangsung. Sehingga mahasiswa akan mengalami kegagalan akan

pemahaman suatu bahan/materi.

- Belajar dengan gelisah

Perasaan khawatir atau tidak enak yang dirasakan akan membuat

penurunan konsentrasi , belajar dengan tergesa-gesa karena adanya keinginan


23

melihat atau melakukan sesuatu juga dapat menyita perhatian mahasiswa pada

pembelajaran yang sedang berlangsung.

- Suasana lingkungan belajar

Suasana yang berisik, tempat yang tidak rapih dan berantakan juga

akan mengganggu perhatian mahasiswa dalam konsentrasi belajar.

- Kondisi kesehatan

Mahasiswa yang kelelahan, sakit, kurang tidur, dan kurang gizi juga

berpengaruh pada pemusatan pikiran atau konsentrasi.

- Kecakapan belajar

Mahasiswa tidak memiliki dorongan atau niat dalam menghasilkan

sesuatu, sehingga tidak memiliki cara belajar yang baik sehingga akan merasa

bosan dalam berpikir terutama menghadapi materi yang sulit dari pokok

pelajaran.

- Sifat pasif dalam belajar

Mahasiswa yang memiliki kepribadian introvert cenderung pasif

dalam pembelajaran. Mahasiswa tidak memiliki keberanian untuk

mengajukan pertanyaan (rasa ingin tahu) terhadap materi yang dirasa kurang

dipahami.
24

d. Faktor Dosen

- Pemilihan metode pembelajaran.

Seringkali dosen dihadapkan dengan jumlah mahasiswa yang cukup

banyak sehingga dosen kesulitan dalam memilih metode pembelajaran yang

benar-benar efektif dalam belajar. Sehingga menyebabkan kurangnya

interaksi secara menyeluruh antara dosen dan mahasiswa. Dalam

menyampaikan materi para dosen umumnya banyak menggunakan metode

ceramah sehingga mahasiswa dibiarkan duduk, dengar, mecatat, lalu

menghafal, serta tidak dibiasakan untuk belajar aktif. Hal ini membuat

mahasiswa menjadi jenuh sehingga kurang berkonsentrasi dalam proses

belajar.

- Dosen kurang merangsang mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam

belajar.

Salah satu syarat seorang mahsiwa dapat memeperoleh hasil yang

optimal dalam proses belajar adalah terlibatnya intelektual dan emosi yang

maksimal dari mahasiswa. Tetapi, tidak semua mahasiswa mendapatkan

kesempatan dan keleluasaan untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran,

hal ini dikarenakan jumlah mahasiswa yang banyak dan keterbatasan waktu

yang dimiliki oleh dosen. Di Indonesia mahasiswa sebagian besar hanya

memusatkan perhatian sekitar 10-20 menit tiap tatap muka pengajaran.(18)


25

2.2.3 Macam-Macam Konsentrasi Belajar


Moh Uzer Usman (2006) terdapat 2 macam tipe perhatian dalam kegiatan

belajar mengajar yaitu :

1. Perhatian terpusat (terkonsentrasi)

Perhatian hanya tertuju pada satu objek, apapun yang terjadi di sekitarnya

tidak diperhatikannya dan akan terus belajar. Dalam kegiatan belajar di kelas

mahasiswa semestinya menggunakan perhatian terpusat ini sehingga memudahkan

seseorang untuk memahami dengan cepat materi yang disampaikan.

2. Perhatian terbagi (tidak terkonsentrasi)

Ini merupakan perhatian yang tertuju pada berbagai hal atau objek sekaligus.

Perhatian terbagi ini dapat menyebabkan seorang mahasiwa tidak berkonsentrasi

dalam belajar karena sibuk memperhatikan hal lain dan meghiraukan objek.

2.2.4 Indikator Konsentrasi Belajar

Indikator atau alat dalam mengukur konsentrasi belajar, menurut Super dan

Crities yang dikutip oleh Kuntorodalam Nur Hasanah (2014) sebagai berikut :

a. Memperhatikan setiap materi yang disampaikan oleh dosen

b. Dapat merespon serta memahami materi pelajaran yang diberikan oleh dosen

c. Selalu bersikap aktif dengan bertanya serta memberikan pendapat mengenai

materi pelajaran

d. Menjawab dengan baik dan benar setiap pertanyaan yang diberikan

e. Kondisi kelas yang tenang dan tidak gaduh saat proses pembelajaran

berlangsung
26

2.2.5 Instrumen Pengukuran Konsentrasi Belajar


Instrumen yang digunakan unruk mengukur konsentrasi belajar yaitu

menggunakan kuisioner yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan indikator

konsentrasi dan teori mengenai konsentrasi yang dituliskan dalam tinjauan pustaka.

Kuisioner terdiri dari 18 pertanyaan dengan pegukuran skor menggunakan Skala

Likert dengan pilihan jawaban tidak pernah, kadang-kadang, sering dan sangat sering.

Jenis pertanyaan akan dibagi menjadi favourable dan nonfavourable sebagai berikut :

a. Untuk scoring favourable :

Sangat Sering 4

Sering 3

Kadang-Kadang 2

Tidak Pernah 1

b. Untuk scoring nonfavourable :

Sangat Sering 1

Sering 2

Kadang-Kadang 3

Tidak Pernah 4
27

Skor dari seluruh pertanyaan dijumlahkan sehingga didapatkan tingkat

konsentrasi yang dikategorikan ke tiga kategori: (26)

a. Baik, jika skor 80-100%

b. Cukup, jika skor 66-79%

c. Kurang, jika skor <65%

2.2.6 Dampak Covid-19 di Bidang Pendidikan


Corona Virus Disease-19 (covid-19) yang mulai mewabah pada tanggal 31

Desember 2019 di Kota Wuhan Provinsi Hubei Tiongkok, saat ini hampir menyebar

ke seluruh dunia dengan sangat cepat, sehingga WHO pada tanggal 11 Maret 2020

menetapkan wabah ini sebagai pandemic global. Rumitnya penanganan wabah ini

membuat para pemimpin dunia menerapkan kebijakan untuk memutuskan mata rantai

penyebaran covid-19. Social distancing merupakan salah satu pilihan untuk

pencegahan covid-19. Kebijakan ini berdampak buruk bagi semua aspek kehidupan

salah satunya dibidang pendidikan. Berdasarkan Surat Edaran Menteri pendidikan

dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor empat tahun 2020 tanggal 24 maret 2020

tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan pada masa darurat penyebaran covid-19,

pemerintah Indonesia menganjurkan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh

melaui media online untuk mencegah penyebaran covid-19 di Indonesia dengan

pembatasan sosial berskala besar (PSBB). (27)

Pentupan sementara lembaga pendidikan sebagai upaya pencegahan

penyebaran covid-19 menyebabkan gangguan dalam proses belajar mengajar


28

langsung antara mahasiswa dengan dosen yang berdampak pada psikologis

mahasiswa yang menyebabkan penurunan kualitas keterampilan mahasiswa. Terdapat

beberapa factor yang menghambat terlaksananya efektivitas pembelajaran daring

diantaranya, penguasaaan teknologi yang masih rendah, keterbatasan sarana dan

prasarana, jaringan internet, dan biaya.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Agus Purwanto (28) mengenai dampak

pandemic covid-19 terhadap proses pembelajaran online terdapat dampak terhadap

mahasiswa diantaranya, kurangnya fasilitas seperti laptop, komputer dan jaringan

internet dapat mempersulit siswa/mahasiswa dalam menyimak materi yang diberikan

oleh guru/dosen. Sistem pembelajaran ini lebih banyak bersifat teoritis dan minim

praktik karena tidak dimungkinkan adanya interaksi langsung dengan mahasiswa

sehingga mahasiswa mudah terdistraksi atau melakukan hal lain untuk mengalihkan

pikiran atau perhatian sehingga dapat menggangu konsentrasi mahasiswa.


29

2.2.7 Hubungan Kualitas Tidur dan Konsentrasi Belajar


Menurut The Sleep Survey Great British (2012), efek terburuk dari tidur yang

buruk bukanlah bagaimana perasaan kita pada malam hari, tetapi bagaimana hal itu

dapat mempengaruhi kita disiang hari , baik secara fisik maupun emosional. Pada

orang yang kurang tidur akan merasa kelelahan dan kurangnya konsentrasi. Menurut

studi tahun 2007 yang dimuat dalam jurnal Neuropsychiatric Disease and Treatment,

individu yang memiliki kualitas tidur yang buruk memiliki hormon stres seperti

kortisol, yang tinggi. Kortisol yang tinggi akan membuat penurunan fugsi kognitif

otak dan hippocampus. Hippocampus adalah bagian otak yang berfungsi untuk

mendapatkan informasi dan menyimpanya ke ingatan dalam waktu yang lama. Hal ini

yang menyebabkan saat seseorang memiliki kualitas tidur yang buruk akan kesulitan

untuk fokus atau berkonsentrasi.(18)


30

2.3 Kerangka Teori

Kualitas Tidur

Faktor Internal Faktor Eksternal

Kafein
Penyakit
Lingkungan
Kelelahan
Kerja Shift
Diet
Stress ↑ Hormon Kortisol

↓ Fungsi Kognitif dan


Hippocampus

Faktor Internal
↓ Konsentrasi
1. Jasmani

2. Rohani

3.
Faktor Eksternal

1. Lingkungan

2. Penerangan

3. Orang tua & Sekitar

4. Fasilitas

Gambar 2.2 Kerangka Teori


31

2.4 Hipotesis

H0 : Tidak Ada Hubungan Antara Kualitas Tidur dan Konsentrasi Belajar Pada
Mahasiswa Teknik Sipil di Politeknik Negeri Kupang Selama Pandemi Covid-19

H1: Ada Hubungan Antara Kualitas Tidur dan Konsentrasi Belajar Pada Mahasiswa
Teknik Sipil di Politeknik Negeri Kupang Selama Pandemi Covid-19.
32

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kualitas Kosentrasi
tidur belajar

Variabel bebas Variabel terikat

Nutrisi

Lingkungan

Variabel perancu

Skema 3.1 Kerangka Konsep

: variabel yang diteliti

: variabel yang tidak diteliti

3.2 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini menggunakan 2 jenis variabel, yaitu :

1. Variabel independen atau variabel bebas yaitu kualitas tidur

2. Variabel dependen atau variabel terikat yaitu konsentrasi belajar

3. Variabel perancu atau variabel yang tidak diteliti yaitu nutrisi, dan lingkungan.
33

3.3 Definisi Operasional

Table 3.1 Definisi Operasional

No Variable Definisi Alat Ukur Kriteria Objektif Skala

1 Kualitas Didefinisikan Kuesioner 1. skor < 5 : Nominal

Tidur sebagai suatu PSQI(23) Kualitas Tidur

fenomena kompleks Baik

yang melewati 2. skor > 5 :

beberapa dimensi(24) Kualitas Tidur

Buruk (23)

2 Konsentrasi Usaha memusatkan Kuesioner 1. Konsentrasi Ordinal

Belajar pikiran, baik : Skor 76 –

memfokuskan daya 100 %

piki pada materi 2. Konsentrasi

yang sedang Cukup : Skor

dipelajari(25) 56– 75%

3. Konsentrasi

Kurang : Skor

kurang dari 56

% (26)

3 Nutrisi Proses pemasukan Dapat 1. sarapan pagi Nominal

dan pengolahan zat dinilai dari 2.Tidak sarapan


34

makanan oleh dalam pagi

tubuh.(29) kuesioner

4 Lingkungan Tempat dimana Dapat 1. Lingkungan Nominal

terjadi proses dinilai di nyaman dan

interaksi antara dalam tenang

manusia yang satu kuesioner. 2. Lingkungan

dengan manusia tidak nyaman

lainnya.(30) dan tidak

tenang.

3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian rancangan cross

sectional, dimana variabel independen dan dependen diukur dalam waktu yang sama.

3.5 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan secara online melalui aplikasi whatsapp atau zoom

pada mahasiswa Teknik Sipil di Politeknik Negeri Kupang pada bulan Juli sampai

dengan Bulan Oktober 2020.


35

3.6 Populasi dan Sample

3.6.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Teknik Sipil di Politeknik

Negeri Kupang angkatan 2017 (S1) dengan total sebanyak 184 orang.

3.6.2 Sample

Sample dalam penelitian ini adalah mahasiswa Teknik Sipil di Politeknik

Negeri Kupang khususnya mahasiswa angkatan 2017 (S1) yang memenuhi kriteria

inklusi dan ekslusi. Sample diambil secara non-probability sampling dengan teknik

purposive sampling. Jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 65

sample, ditentukan menggunakan rumus Slovin :

n= N/(1+N.(e)2)

Dibulatkan menjadi 65
36

Keterangan :

n = Jumlah Sample

N = Jumlah Total Populasi

e = Batas Tolerasi Eror (10%)

3.7 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.7.1 Kriteria Inklusi

a. Mahasiswa Teknik Sipil Angkatan 2017 (S1) di Politeknik Negeri Kupang

b. Bersedia menjadi subjek penelitian dengan mengisi formulir informed consent

3.7.2 Kriteria Eksklusi

a. Sedang dalam keadaan sakit

b. Mengisi kuisioner dengan data yang tidak lengkap dan tidak relevan (menjawab

tidak sesuai pertanyaan)


37

3.8 Alur Penelitian dan Cara Kerja


3.8.1 Alur Penelitian

Skema 3.2 Alur Penelitian


38

3.8.2 Cara Kerja

1. Mengajukan surat permohonan ijin penelitian kepada Fakultas Kedokteran

Universitas Nusa Cendana

2. Bagi mahasiswa teknik sipil Politeknik Negeri Kupang yang bersedia menjadi

responden, peneliti akan memberikan lembar persetujuan, lalu mengisi lembar

kuisioner melalui online

3. Responden yang memenuhi kriteria inklusi diberi pengarahan untuk pengisian

kuisioner oleh peneliti melalui online dengan menggunakan aplikasi online

seperti zoom dan whatsapp yang dilakukan sesuai dengan waktu yang diberikan

oleh responden sehingga tidak menggangu pekerjaan.

4. Pengumpulan data mengenai kulitas tidur dan konsentrasi belajar.

5. Untuk pengumpulan data akan dilakukan secara online dengan cara membagikan

kuisioner via google form.

6. Data dikumpulkan dan diolah menggunakan program komputer.


39

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas


1. Konsentrasi Belajar

Uji validitas dan reliabilitas instrumen konsentrasi belajar dilakukan pada 35

mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UNDANA angkatan 2017 karena

hampir memiliki kesamaan karakteristik. Instrumen konsentrasi belajar diuji

validitasnya menggunakan program komputer. Rumus Product Pearson Moment

yang digunakan adalah sebagai berikut :

Dengan keterangan:

: Koefisien Korelasi

n : Jumlah responden uji coba

X : Skor tiap item

Y : Skor seluruh item responden uji coba

Hasil uji validasi dari 18 item soal pertanyaan terdapat 3 nomor yang tidak valid yaitu

nomor 15, 16 dan 17 karena r hitung < r tabel, dan nilai signifikan >0,05. Peneliti

menggunakan jumlah r tabel sebesar 0,334 karna jumlah responden uji validitas

sebanyak 35 orang. Sehingga jumlah item pertanyaan yang telah di validasi sebanyak

18 pertanyaan untuk konsentrasi belajar.

Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat

dipercaya dan tetap konsisten bila digunakan 2 kali atau lebih terhadap gejala dan alat
40

ukur yang sama (Notoadmodjo, 2010). Uji reliabilitas untuk instrument konsentrasi

belajar menggunakan Rumus Cronbach Alpha karena istrumen yang digunakan

menggunakan skala Likert, yaitu :

Keterangan :

R : Reliabilitas instrumen

K : Banyak butir pertanyaan

: Jumlah varian butir

: Varian total

Nilai koefisien uji reliabilitas instrumen konsentrasi belajar adalah sebesar 0,845

maka instrument dinyatakan reliable karena instrument memperoleh tingkatan

reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh >0,60.

3.10 Analisis Data

3.10.1 Identifikasi Data

Identifikasi data yang diambil merupakan data primer atau langsung dari subjek

penelitiannya. Data yang ditelti memiliki skala ordinal untuk variabel bebas (kualitas

tidur) dan skala ordinal untuk variabel terikat (konsentrasi belajar).


41

3.10.2 Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data terhadap data yang telah terkumpul adalah :

1. Editing

Editing adalah penyuntingan yang dilakukan secara langsung oleh peneliti

terhadap data yang telah dikumpulkan untuk memastikan bahwa data tersebut

lengkap, relevan dan dapat dibaca dengan baik.

2. Coding

Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka

atau bilangan. Coding ini sangat berguna dalam proses memasukan data.

3. Entry Data

Data yang sudah diberikan kode dimasukan kedalam komputer.

4. Cleaning

Pengecekan kembali data yang sudah dimasukan untuk melihat adanya

kemungkinan kesalahan dalam pemberian kode, data yang tidak lengkap dan lain

lainnya.
42

3.10.3 Jenis Pengolahan Data

Data yang telah didapat dari hasil penelitian di lapangan akan diolah

menggunakan program Statistic computer. Data dari hasil penelitian akan dianalisis

sebagai berikut :

1. Analisis univariat digunakan untuk menganalisis masing-masing karakteristik

variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas berupa kualitas tidur dan

variabel terikat berupa konsentrasi belajar. Pada umumnya dalam analisa ini

hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentasi dari setiap variabel yang

disajikan dalam bentuk tabel, diagram, gambar maupun grafik.

2. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel bebas

dan terikat dengan menggunakan uji Koefisien Kontingensi dengan variabel

dependen berupa skala nominal dan variabel independent berupa skala ordinal.

3. Analisi multivariate digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

perancu terhadap variabel terikat mengunakan uji Regresi Logistic.iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii


43

3.11 Jadwal Kegiatan

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan

Waktu pelaksanaan (bulan)


No Uraian/kegiatan
Apr Mei Juni Jul Agt Sept Okt Nov Des
1 Penyusunan
proposal
2 Seminar proposal
3 Persiapan
penelitian
4 Pengumpulan data
5 Pengolahan data
6 Seminar hasil
7 Persiapan ujian
8 Ujian skripsi
44

3.12 Rencana Anggaran

Table 3.3 Rencana Anggaran

No. Uraian Volume Biaya satuan Total biaya

1. Kertas 2 Rim Rp. 40.000 Rp. 80.000

2. Tinta 2 buah Rp. 35.000 Rp. 70.000

3. Kuota internet 15 GB - Rp. 75.000

4. Reward 65 orang Rp.20.000 Rp. 1.300.000

5. Lain-lain Rp.500.000 Rp. 500.000

Total Rp. 2.025.000


45

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Politeknik Negeri Kupang pada mahasiswa

jurusan Teknik sipil angkatan 2017 (S1). Politeknik Negeri Kupang terletak di Jl.

Adi Sucipto, Penfui Kupang, Kelurahan Lasiana, Kecamatan Kelapa Lima, Kota

Kupang Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2020.

4.2 Karakteristik Responden


Responden dalam penelitian ini berjumlah 65 orang yang dihitung

menggunakan rumus slovin. Responden diperoleh dengan menggunakan kriteria

inklusi dan eksklusi. Dalam penelitian ini diambil data mengenai karakteristik

responden yang mencakup jenis kelamin, usia, kebiasaan sarapan, dan keadaan

lingkungan.
46

Table 4.1 Karakteristik Responden

Variabel Frekuensi Presentase


f (x) (%)
Jenis Kelamin
• Laki – laki 30 54
• Perempuan 35 46
Usia
• 20 14 21,5
• 21 31 47,7

• 22 12 18,5

• 23 5 7,7
3 4,6
• 24
Kebiasaan Sarapan
31 47,7
• Ya
34 52,3
• Tidak
Keadaan Lingkungan (tenang dan nyaman)
58 89,2
• Ya
7 10,8
• Tidak

Hasil penelitian yang telah diaparkan pada tabel 4.1 diatas diketahui

bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak daripada perempuan, rata-rata usia

responden adalah 21 tahun dengan jumlah sebanyak 31 (47,7%) dan usia dengan

sampel tersedikit pada usia 24 tahun dengan jumlah 3 (4,6%) responden,

kebiasaan sarapan rata-rata tidak mempunyai kebiasaan sarapan, dan kondisi

lingkungan rata-rata mempunyai lingkungan yang tenang dan nyaman.


47

4.3 Hasil Analisis Univariat


Berikut ini adalah analisis univariat yang dilakukan untuk melihat

gambaran distribusi kualitas tidur dan konsentrasi belajar pada responden

penelitian yang merupakan mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Angkatan 2017 (S1)

Politeknik Negeri Kupang.

Table 4.2 Distribusi Kualitas Tidur


Kualitas Tidur Frekuensi Presentase
f (x) (%)
Baik 12 18,5
Buruk 53 81,5
Total 65 100

Hasil penelitian dari 65 responden berdasarkan tabel 4.2 didapatkan bahwa

jumlah kualitas tidur yang baik sebanyak 12 (18,5%) responden dan jumlah

sampel dengan kualitas tidur buruk sebanyak 53 (81,5%) responden.

Table 4.3 Distribusi Kualitas Tidur Menurut Jenis Kelamin

Kualitas Tidur Jenis Kelamin Total


Laki-laki Perempuan
Baik 8 4 12
Buruk 27 26 53
Total 35 30 65

Hasil penelitian dari 65 responden berdasarkan tabel 4.3 didapatkan bahwa

dari 12 (18,5%) responden yang memiliki kualitas tidur baik terbagi atas delapan

responden berjenis kelamin laki-laki dan empat responden berjenis kelamin

perempuan, sedangkan untuk 53 responden dengan kualitas tidur buruk terbagi


48

atas 27 (51%) responden berjenis kelamin laki-laki dan 26 (49%) responden

berjenis kelamin perempuan

Table 4.4 Distribusi Kualitas Tidur Menurut Usia

Kualitas Tidur Usia Total


20 21 22 23 24
Baik 2 5 3 1 1 12
Buruk 12 26 9 4 2 53
Total 14 31 12 5 3 65

Hasil penelitian yang telah dipaparkan di tabel 4.4, kualitas tidur yang

buruk paling banyak dialami oleh responden pada usia 21 tahun sebanyak 26

responden dan paling sedikit pada usia 24 tahun sebanyak dua responden,

sedangkan untuk kualitas tidur baik yang paling banyak dialami responden pada

usia 21 tahun terdapat lima responden dan paling sedikit pada usia 23 dan 24

tahun masing-masing sebanyak 1 responden.

Data mengenai kualitas tidur responden diperoleh dari pengisian kuesioner

Pittsburgh Quality Indeks (PSQI). Kualitas tidur pada penelitian ini dijabarkan

dengan skor PSQI. Skor PSQI yang semakin besar menunjukan kualitas tidur

semakin buruk. Terdapat tujuh komponen kualitas tidur yang dikaji dalam PSQI,

yaitu : kualitas tidur subjektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur, gangguan

tidur, penggunaan obat tidur, dan gangguan aktivitas.


49

Table 4.5 Distribusi Komponen Kualitas Tidur

Komponen Kualitas Mean SD 95%


Tidur
CL

Global Score PSQI 7,83 2,655 7,17 - 8,49


Kualitas Tidur Subjektif 1,38 0,678 1,22 - 1,55
Latensi Tidur 1,42 0,900 1,19 - 1,64
Efisiensi Tidur 0,65 1,037 0,39 - 0,90
Penggunaan Obat Tidur 0,05 0,211 0 – 0,10
Gangguan Tidur 1,35 0,672 1,19 - 1,52
Gangguan Beraktivitas 1,52 1,002 1,27 - 1,77
Durasi Tidur 1,46 1,017 1,21 - 1,71

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa rata-rata kualitas tidur responden

7,83, standar deviasi 2,655, skor minimum tiga dan skor maksimum 14 (95% Cl

7,17-8,49). Selain itu, dapat dilihat juga bahwa nilai komponen PSQI yang paling

tinggi yaitu gangguan beraktivitas. Secara berurutan skor komponen tidur dari

yang paling besar pada mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Angkatan 2017 (S1) di

Politeknik Negeri Kupang tahun 2020 yaitu, gangguan beraktivitas, durasi tidur,

latensi tidur, kualitas tidur subjektif, gangguan tidur, efisiensi tidur dan

penggunaan obat tidur.


50

Table 4.6 Distribusi Konsentrasi Belajar

Konsentrasi Belajar Frekuensi Presentase


f (x) (%)
Baik 11 17
Cukup 43 66
Kurang 11 17
Total 65 100

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada tabel 4.6

didapatkan dari 65 responden penelitian terdapat 11 (17%) responden yang

memiliki konsentrasi belajar baik, 43 (66%) responden memiliki konsentrasi

belajar cukup dan sebanyak 11 (17%) responden memiliki konsentrasi belajar

kurang.

Table 4.7 Distribusi Konsentrasi Belajar Menurut Jenis Kelamin

Konsentrasi Belajar Jenis Kelamin Total


Laki-laki Perempuan
Baik 6 5 11
Cukup 23 20 43
Kurang 6 5 11
Total 35 30 65

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.7 didapatkan hasil dari 11 (17%)

responden yang memiliki konsentrasi belajar baik dan kurang terbagi atas enam

(55%) responden berjenis kelamin laki laki dan lima (45%) responden berjenis

kelamin perempuan sedangan untuk 43 (66%) responden yang memiliki konsen


51

trasi belajar cukup terbagi atas 23 (53,48%) responden berjenis kelamin laki-laki

dan 20 (46,52%) responden berjenis kelamin perempuan.

Tabel 4.8 Distribusi Konsentrasi Belajar Menurut Usia

Konsentrasi Belajar Usia Total


20 21 22 23 24

Baik 3 4 2 0 2 11
Cukup 8 25 6 3 1 43
Kurang 3 2 4 2 0 11

Total 14 31 12 5 3 65

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.8 didapatkan responden dengan

konsentrasi belajar yang cukup paling banyak dialami pada usia 21 tahun

sebanyak 25 responden dan paling sedikit dialami pada usia 24 tahun sebanyak

satu responden, konsentrasi belajar baik paling banyak dialami pada usia 21 tahun

sebanyak empat respodenden dan paling sedikit pada usia 23 tahun yang tidak

terdapat responden, sedangkan untuk konsentrasi belajar kurang paling banyak

dialami pada usia 22 tahun sebanyak empat responden dan paling sedikit pada

usia 24 tahun yang tidak terdapat responden.


52

Tabel 4.9 Pengelompokan Rata-Rata Skor Kualitas Tidur berdasarkan Konsentrasi

Belajar

Konsentrasi Belajar Rata-rata Skor Kualitas N (%)


Tidur

Baik 6,36 ± 3,202 11(17%)


Cukup 8,00 ± 2,093 43 (66%)
Kurang 8,64 ± 3,641 11(17%)

Hubungan kualitas tidur dengan konsentrasi belajar seperti yang telah

dipaparkan pada tabel 4.9 diatas menunjukan bahwa rata-rata skor kualitas tidur

pada responden dengan konsentrasi belajar baik adalah 6,36 (SD 3,202),

sedangkan rata-rata skor kualitas tidur pada responden konsentrasi belajar cukup

adalah 8,00 (SD 2,093) dan untuk rata-rata skor kualitas tidur pada responden

konsentrasi belajar kurang adalah 8,64 (SD 3,642).


53

4.4 Hasil Analisis Bivariat

Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel yang meliputi variabel bebas dan variabel terikat.

Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan Uji Chi Square dengan adanya

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ditunjukan dengan p < 0,05.

Analisis hubungan kualitas tidur dengan konsentrasi belajar mahasiswa Fakultas

Teknik Sipil Angkatan 2017 (S1) Politeknik Negeri Kupang disajikan dalam table

berikut.

Tabel 4.10 Hubungan kualitas tidur dan konsentrasi belajar mahasiswa Fakultas

Teknik Sipil di Politeknik Negeri Kupang

Kualitas Tidur Konsentrasi Belajar Total Nilai p

Baik Cukup Kurang

Baik 4 (6,3%) 6 (9,2%) 2 (3%) 12 (18,5%) 0.093

Buruk 7 (11%) 37 (57%) 9 (13,5%) 53 (81,5%)

Total 11 (17%) 43 (66%) 11 (17%) 65 (100%)

*p <0.05 #Koefisien Kontingensi Test

Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Koefisien Kontingensi Test

diperoleh hasil bahwa nilai tingkat signifikan antara kualitas tidur dengan

konsentrasi belajar p = 0.093 atau p > 0.05, dan nilai r = 0.204 yang artinya tidak

ada hubungan antara kualitas tidur dan konsentrasi belajar pada Mahasiswa

Teknik Sipil Angkatan 2017 (S1) di Politeknik Negeri Kupang.


54

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.10 menunjukan bahwa dari 65

responden yang diteliti, terdapat 12 (18,5%) responden memiliki kualitas tidur

baik dengan empat (6,3%) responden memiliki konsentrasi belajar baik, enam

(9,2%) responden memiliki konsentrasi belajar cukup dan dua (3%) responden

memiliki konsentrasi belajar kurang. Untuk responden yang memiliki kualitas

tidur buruk, terdapat 53 (81,5%) responden dengan tujuh (11%) responden

memiliki konsentrasi belajar baik, 37 (57%) memiliki konsentrasi belajar cukup

dan Sembilan (13,5%) responden memiliki konsentrasi belajar kurang.

4.5 Hasil Analisis Variabel Perancu


Tabel 4.11 Analisis Hubungan Variabel Perancu (Jenis Kelamin, Usia, Sarapan
dan Lingkungan) dengan Konsentrasi Belajar

Variabel Sig. β α
Jenis Kelamin 0,979 0,018 0,05
Usia 0,390 0,275 0,05
Sarapan 0,764 0,205 0,05
Lingkungan 0,999 19,774 0,05

Hasil penelitian yang telah dipaparkan pada tabel 4.11 yang dianalisis

menggunakan Uji Regresi Logistik dengan tingkat keyakinan 95% didapatkan

bahwa jenis kelamin, usia, sarapan, dan lingkungan tidak memiliki hubungan

terhadap konsentrasi belajar.


55

4.6 Pembahasan Hubungan Kualitas Tidur dengan Konsentrasi Belajar


Kualitas tidur adalah ukuran dimana seseorang mendapatkan kemudahan

dalam memulai tidur dan untuk mempertahankan tidur. Kualitas tidur seseorang

dapat digambarkan dengan lama waktu tidur, dan keluhan-keluhan yang dirasakan

saat tidur ataupun setelah bangun tidur. Kebutuhan tidur yang cukup selain oleh

faktor jumlah jam tidur (kuantitas tidur), juga ditentukan oleh faktor kedalaman

tidur (kualitas tidur).

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 65 responden terdapat 53

(81,5%) responden memiliki Hal kualitas tidur buruk dan hanya 12 (18,5%) yang

memiliki kualitas tidur baik. ini disebabkan kerena semakin tinggi semester,

semakin sering waktu tidur responden berkurang. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Andi Aprilia Wulandari (2019) pada mahasiswa

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi degan jumlah sample sebanyak 91

responden terdapat 63 (69,2%) responden memiliki kualitas tidur buruk dan 28

(30,8%) responden memiliki kualitas tidur yang baik. Hal ini juga bisa disebabkan

Karena responden banyak diberikan tugas oleh dosen pada awal semester

sehingga banyak menyita waktu tidur mereka sehingga gangguan kualitas tidur

bermula pada saat-saat tersebut. Selanjutnya, ketika responden telah masuk dalam

semester atau tingkat akhir, responden justru merasa bahwa kualitas tidur yang

dimiliki semakin berkurang karena kebiasaan kurang tidur yang sudah berkurang

dari awal semester.(31)


56

Kurikulum yang diterapkan oleh Politeknik Negeri Kupang adalah

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang menekankan pada student-centered

learning dan problem-based learning, dimana mahasiswa tidak lagi secara pasif

mendapat pengetahuan melalui perkuliahan satu arah oleh dosen, melainkan

mereka diharapkan memahami suatu teori berdasarkan pengalaman mereka

sendiri dan juga interaksi dengan lingkungan sekitar. Hal ini berkaitan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Andi Aprilia Wulandari(31) yang menyatakan

bahwa mahasiswa teknik cenderung memiliki kualitas tidur yang buruk

diakibatkan karena banyaknya tugas yang harus dikerjakan,hal ini menunjukan

bahwa mahasiswa dituntut untuk mendapatkan pengetahuan melaui pengalaman

dan interaksi dengan lingkungan sekitar dalam bentuk mengerjakan tugas yang

diberikan oleh dosen.

Distribusi kualitas tidur berdasarkan jenis kelamin didapatkan hasil dari 35

responden berjenis kelamin laki-laki, 27 (77,1%) diantaranya memiliki kualitas

tidur yang buruk, sedangkan 30 responden perempuan, 26 (86,7%) diantaranya

memiliki kualitas tidur yang buruk, sehingga dapat disimpulkan bahwa

perempuan memiliki kualitas tidur yang lebih buruk dibandingkan dengan laki-

laki, hal ini sebanding dengan penelitian Mohd Luthfi tahun 2017 yaitu kualitas

tidur yang buruk terbanyak adalah perempuan sebanyak 31 (65,9%) responden,

diikuti laki-laki sebanyak 16 (34,1%) responden. Kualitas tidur yang buruk pada

perempuan disebabkan karena terjadi penurunan hormone progesteron dan

estrogen yang mempunyai reseptor di hipotalamus, sehingga memiliki peran juga

dalam irama sirkadian dan pola tidur secara langsung. Selain itu penurunan
57

hormon estrogen juga bisa menyebabkan gangguan tidur, meningkatnya

kecemasan, gelisah dan emosi sering tidak terkontrol pada perempuan. (32)

Distribusi kualitas tidur berdasarkan usia didapatkan hasil bahwa kualitas

tidur buruk banyak dialami oleh responden pada usia 21 tahun sebanyak 31

responden dan 20 tahun sebanyak 14 responden. Kualitas tidur yang buruk dapat

disebabkan oleh aktifitas sosial, karena pada usia dewasa muda seseorang sedang

berada dipuncak keaktifan dalam aktif sosial. (33)

Konsentrasi berasal dari bahasa latin centrum yang berarti poros, pusat dan

titik tengah lingkaran. Jadi secara bahasa konsentrasi diartikan sebagai kegitan

memekatkan atau memusatkan. Konsentrasi belajar merupakan terpusatnya

pemikiran dan perhatian seseorang dalam pembelajaran atau materi yang

berlangsung tanpa melakukan hal-hal lain. Seseorang tidak akan dapat menikmati

proses belajar apabila seseorang tidak mampu berkonsentrasi dengan baik, hal ini

bisa diakibatkan karena suasana yang tidak tepat, materi yang dianggap

membosankan, atau cara penyampaian materi yang tidak menyenangkan.(25)

Distribusi konsentrasi belajar dari 65 responden yang memiliki konsentrasi

belajar kurang sebesar 17% atau sekitar 11 responden, konsentrasi belajar cukup

66% atau sekitar 43 responden dan 11 responden (17%) memiliki konsentrasi

belajar baik. Hal ini di diukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Zainul

Arifin dengan menggunakan 90 responden terdapat 32 (35,6%) responden

memiliki konsentrasi baik, 14 (15,6%) responden memiliki konsentrasi belajar

cukup dan sebanyak 44 (44,8%) reponden memiliki konsentrasi kurang.(34)


58

Perbandingan presentasi konsentrasi belajar kurang pada laki-laki dan

perempuan pada penelitian ini yaitu 54,5 % : 45,5 % hal ini sama dengan

penelitian Ira Saputri tahun 2014 dimana dengan jumlah 63 sample subyek laki-

laki lebih banyak daripada perempuan, yaitu dengan perbandingan 57,85% :

41,3%%.(35) Distribusi konsentrasi belajar kurang berdasarkan usia paling banyak

dialami pada usia 22 tahun sebanyak empat responden, konsentrasi belajar cukup

berdasarkan usia paling banyak dialami pada usia 21 tahun sebanyak 25

responden dan konsentrasi belajar baik paling banyak dialami pada usia 21 tahun

sebanyak empat responden.

Pada penelitian ini didapatkan bahwa rata-rata skor kualitas tidur pada

responden dengan konsentrasi belajar kurang adalah 8,64 (SD 3,641), untuk

responden yang memiliki konsentrasi belajar cukup 8,00 (SD 2,903) dan untuk

konsentrasi belajar baik sebesar 6,36 (SD 3,202) yang artinya terdapat perbedaan

rerata skor kualitas tidur dimana responden yang memiliki konsentrasi belajar

kurang memiliki rerata skor kualitas tidur yang lebih tinggi dibandingkan skor

kualitas tidur pada responden yang memiliki konsentrasi belajar cukup dan baik.

Berdasarkan hasil analisis penelitian, diketahui kualitas tidur tidak

memiliki hubungan dengan konsentrasi belajar pada mahasiswa Fakultas Teknik

Sipil Angkatan 2017 (S1) di Politeknik Negeri Kupang karena didapatkan hasil

p=0,093 atau p>0,05. Tidak terdapat hubungan antara kualitas tidur dan

konsentrasi belajar secara statistik. Hal ini berarti H1 ditolak dam H0 diterima

yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan

konsentrasi belajar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agista
59

Dewi Maulina tahun 2016(36) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan

antara kualitas tidur dengan daya konsentrasi belajar pada mahasiswa tingkat

empat fakultas kedokteran Universitas Islam Bandung. Hasil penelitian ini juga

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Grisel Nandecya tahun 2016 (37)

yang menyatakan banwa tidak ada hubungan yang menunjukan bahwa kurangnya

kualitas tidur akan mempengaruhi daya konsentrasi belajar dan sebaliknya, tidak

ada hubungan yang menunjukan bahwa kualitas tidur yang baik akan

mempengaruhi daya konsentrasi belajar pada mahasiswa fakultas kedokteran

tahun 2014 di Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Hermon Nathaniel 2017(38) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan

antara kualitas tidur degan tingkat konsentrasi Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Sumatra Utara. Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian

yang dilakukan oleh Zainul Arifin 2020(34) dimana didapatkan hasil bahwa

terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan konsentrasi belajar pada

Mahasiswa Keperawatan Universitas Muhammadiyah Puwokerto.

Banyaknya mahasiswa degan kualitas tidur buruk namun konsentrasi

belajar cukup (37 responden) dan baik ( tujuh responden) dapat disebabkan oleh

berbagai faktor yang mendukung konsentrasi belajar ataupun kemampuan

individu dalam mempertahankan konsentrasi belajar seperti penerangan, fasilitas

yang mendukung, kondisi tubuh atau fisik yang fit, tenang, pengendalian diri yang

bagus, bebas dari gangguan mental seperti rasa takut, gelisah maupun was-was,

faktor mahasiswa dan faktor dosen yang tidak diteliti dalam penelitian ini akibat
60

keterbatasan penelitian.(18) Pada responden dengan kualitas tidur yang buruk

namum memiliki konsentrasi belajar yang baik pada penelitian ini dapat

dijelaskan bahwa keberhasilan dalam pemusatan pikiran sebagian besar

bergantung pada individu itu sendiri. Seseorang dapat fokus dalam belajar

meskipun ditempat yang tidak tepat sekalipun bisa disebabkan oleh motivasi yang

kuat yang timbul dari dalam diri seorang mahasiswa dapat mendorongnya untuk

belajar.(38)
61

4.7 Keterbatasan Penelitian


1. Penelitian ini sering dilakukan di malam hari dikarenakan susah mencari

waktu antara responden dan peneliti sehingga memungkinkan responden

kurang teliti dalam menjawab pertanyaan dalam kuesioner.

2. Faktor-faktor lain yang menggangu konsentrasi belajar seperti faktor

eksternal ( penerangan, orang sekitar dan fasilitas) dan faktor internal

( faktor jasmani, faktor rohani dan faktor dosen) tidak diteliti dalam

penelitian ini.
62

BAB 5

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada bab sebelumnya,

terdapat kesimpulan sebagai berikut :

1. Mahasiswa yang memiliki kualitas tidur buruk sebanyak 53

(81,5%) responden dan yang memiliki kualitas tidur baik hanya

sebanyak 12 (18,5%) responden.

2. Mahasiswa yang memiliki konsentrasi belajar kurang sebanyak 11

(17%) responden, konsetrasi cukup sebanyak 43 (66%) responden

dan konsentrasi baik 11 (17%) responden.

3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan ( p = 0,093) antara

kualitas tidur dan konsentrasi belajar pada mahasiswa Fakultas

Teknik Sipil Angkatan 2017 (S1) di Politeknik Negeri Kupang


63

5.2 Saran
1. Bagi responden, peneliti berharap agar dapat meningkatkan pola

tidur yang baik sebagai salah satu cara meningkatkan konsentrasi

saat belajar.

2. Bagi peneliti selanjutnya, menyarankan meneliti lebih lanjut

dengan metode yang berbeda untuk menjelaskan hubungan sebab

akibat antara kualitas tidur dan konsentrasi belajar, dapat

menambah jumlah sampel yang lebih banyak, serta menambah

variabel lainnya yang mempengaruhi konsentrasi belajar seperti

kondisi lingkungan atau ruangaan belajar, faktor stres, aktivitas

fisik dan lain-lainnya.

3. Bagi instansi terkait, diharapkan Fakultas Teknik Sipil di

Politeknik Negeri Kupang menambah edukasi mengenai pola tidur

yang baik (sleep hygine) untuk memperbaiki konsentrasi belajar

mahasiswa saat perkuliahan.


64

DAFTAR PUSTAKA

1. Purnama PP. Hubungan tingkatan kecemasan dan gangguan pola tidur


pada pasien pertama kali dirawat inap di ruang perawatan umum Rumah
Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto Jakarta. Jakarta; 2009.
2. Dahroni. Hubungan Antara Stres Emosi dan Kualitas Tidur Lansia. Jurnal
Keperawatan Volume 5 No 2 ;2017.69.
3. IDAI Satgas Remaja. Masalah mental emosional pada remaja dalam bunga
rampai kesehatan remaja. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
Indonesia; 2010.h.62-75.
4. Liu X, epidemiologic survey of the prevalence of sleep disorders among
children Yuyan M, Yizhuo W, Jiang Q, Rao X, Lu X, dkk. Brief report: an
2 to 12 years old in Beijing, China. Pediatrics 2005;115:266-8. Didapat
dari: http://pediatrics.aappublications.org/cgi/content/full/115/1/ S1/266
5. Taylor Nelson Sofrens (TNS). Survei indeks pola hidup sehat American
International Assurance (AIA). Indonesia; 2013.
6. National Sleep Foundation. How much sleep do we really need ?
Washington, DC: National Sleep Foundation; 2010. Diakses melalui
http://www.sleep foundation.org/article/how-sleep-works/how-much-
sleepdo-we-really-need pada tanggal (12 juni 2020)
7. Sulidah, A. Y. Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif. ;2016.12.
8. Killgore WDS, William DS, Lipizzi EL, Kamimore GH, Balkin TJ.
Caffein effects on risky decision making after 75 hours of sleep
deprivation. Aviation, Space and Environmental Medicine. 2007;78:957-
62
9. Guyton, A. C., Hall, J. E., Buku Ajar Fisiologis Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta: EGC, 2014; 1022
10. Sadock, Benjamin J, Sadock, Virginia A. Buku ajar psikiatri klinis
edisi2.Jakarta: EGC, 2010
11. Sherwood, L. Fisiologi Manusia, Ed. 8. Jakarta : EGC. 2014;
65

12. King LA. Psikologi umum : sebuah pandangan apresiatif. Jakarta :


Salemba
Medika, 2010
13. Wicaksono DW. Analisis faktor dominan yang berhubungan dengan
kualitas tidur pada mahasiswa fakultas keperawatan Universitas
Airlangga,2012 diakses melalui http://www.journal.unair.ac.id/download
fullpapers Jurnal.rtf
14. Alimul H. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan
proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika, 2006
15. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data. Clinical sleep
disorders ,2012.
16. Hidayat M dan Hidayat A. Ketrampilan dasar praktik klinik untuk
kebidanan. Jakarta : Salemba Medika, 2008
17. Basavanthappa. Essentials of mental health nursing. India: Jaypee
Brothers
Medical Publishers vol.1:527 ISBN : 978-93-5025-371-7. 2011
18. Pitaloka RD, Utami GT, Novayelinda R. Hubungan kualitas tidur dengan
tekanan darah dan kemampuan konsentrasi belajar mahasiswa program
studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau. JOM vol. 2 No. 2 , 2015 diakses
melalui http://www.jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/7986
pada tangg al 14 Juli 2016
19. Daswin N. Pengaruh kafein terhadap kualitas tidur mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, 2013
20. Rafknowledge. Insomnia dan gangguan tidur lainnya.Jakarta: PT Elex
Media Komputer,2004. ISBN : 979-20-5939-3
21. Carlson NR. Physiology of behavior ed 11. University of Massachusetts,
Am herst, 2013. ISBN-13:978-0-205-87194-0.p.299
22. Depertement Kesehatan RI. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia. (PPDGJ)-Edisi III. Dirjen Pelayanan Medis
RI-Jakarta. 1998;
66

23. Busyee, D., Reynolds, C., Monk, T., et al. The Pittsburgh Sleep Quality
Index (PSQI): A New Instrument for Psychiatric Research and
Practice.Psychiatri Research,. 1989. 28, 193-213.
24. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders Fourth Edition Text Revision, DSM-IV-TR. Arlington,
VA: American Psychiatric Association.2000;
25. Dimyanti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2009), 239
26. Wisni, Pratiwi, Hubungan Derajat Insomnia dengan Konsentrasi Belajar
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.2017; Diakses pada 30 juni 2020 melalui http://repository
.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/LAMPIRAN.pdf?sequence=12&i
sAllowed=y
27. Rizqon, Halal Syah Aji, Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia:
Sekolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran, Jakarta 2020;
28. Agus, Purwanto, Studi Eksploratif Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap
Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar Universitas Pelita Harapan,
Indonesia. 2020;
29. KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia.[online] Available at
http://kbbi.web.i/nutrisi [Diakses 13 juli 2020].2016
30. KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia.[online] Available at
http://kbbi.web. Id/lingkungan [Diakses 13 juli 2020].2016
31. Andi Aprilia Wulandari dkk. Hubungan Antara Kualitas Tidur dan
Kebiasaan Merokok dengan Fungsi Kognitif pada Mahasiswa Fakultas
Teknik Univeritas Sam Ratulangi. Jurnal Kesmas vol 8 no 7 november
2019
32. Luthfi, Mohd dkk.2017. Hubungan Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah
pada Pelajar Kelas 2 SMA Negeri 10 Padang. Jurnak Kesehatan Andalas
2017 ; 6(2)
67

33. Rori, Andre dkk. Gambarana nyeri kepala pada mahasiswa pemain game
komputer di Fakultas Kedokteran Uniersitas Sam Ratulangi angkatan
2012. Jurnal e-Clinic (eCl). 2016;4(1)
34. Zainul Arifin, dkk. Hubungan Kualitas Tidur dengan Konsentrasi Belajar
Mahasiswa Keperawatan Universitas Muhamadiyah Purwokerto, Jurnal
Human Care, july, 2020.
35. Ira Saputri, Hubungan Kebiasaan Sarapan pagi Dengan Konsentrasi
Belajar Anak Usia Sekolah Di SDN 69 Kecamatan Syiah Kuala Banda
Aceh, Universitas Syiah Kuala,2014 (56).
36. Agista Dewi Maulina, Hubungan Kualitas Tidur degan Daya Konsentrasi
Pada Mahasiswa Tingkat Empat Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Bandung,2016.
37. Grisel Nandecya, Hubungan Kualitas Tidur dan Konsentrasi Belajar Pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Tahun 2014 Universitas Muhammadiyah
Jakarta,2016.
38. Hermano Nathaniel D. Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tingkat
Konsentrasi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatra
Utara, 2017.
68

LAMPIRAN

Lampiran 1. Naskah Penjelasan dan Informasi Penelitian Kepada Subyek

Penelitian

GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Kepada Yth.

Subjek Penelitian

di

Tempat

Selamat pagi bapak/ibu/saudara/saudari sekalian, perkenalkan nama saya

Vanda Melinda Sunbanu, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nusa

Cendana. Saat ini saya akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan

antara Kualitas Tidur dan Konsentrasi Belajar pada Mahasiswa Teknik Sipil

Di Politeknik Negeri Kupang Selama Pandemi Covid-19”. Untuk itu, saya

sangat membutuh kan bantuan bapak/ibu/saudara/saudari sekalian untuk

berpartisipasi sebagai subjek penelitian dalam penelitian ini. Melalui penelitian

ini, peneliti berharap dapat mengetahui adakah hubungan Kualitas Tidur dan

Konsentrasi Belajar Manfaat menjadi subjek dari penelitian ini adalah

bapak/ibu/saudara/saudari membantu peneliti untuk memperoleh tujuan dari

penelitian ini yang nantinya dapat berguna bagi bapak/ibu/saudara/saudari, dan

tentunya dari penelitian ini bapak/ibu/saudara/saudari dapat mengetahui hubungan


69

antara kualitas tidur dan konsentrasi belajar serta mengetahui kualitas tidur diri

sendiri dan peranannya dalam menentukan konsentrasi belajar yang lebih baik.

Berikut ini akan saya jelaskan mengenai langkah-langkah penelitian ini :

1. Mengisi lembar informasi dan persetujuan sebagai tanda persetujuan

mengikuti penelitian.

2. Subjek diminta untuk mengisi biodata.

3. Setelah mengisi biodata, subjek akan menjawab pertanyaan seputar kualitas

tidur dan konsentrasi belajar.

Segala data yang nantinya peneliti peroleh dari bapak/ibu/saudara/saudari akan

dirahasiakan dan tidak dipublikasikan. Untuk lebih mempermudah penelitian ini

subjek penelitian dapat menghubungi peneliti melalui nomor handphone

082147189884. Atas partisipasi bapak/ibu/saudara/saudarisekalian, peneliti

mengucapkan limpah terima kasih. Semoga kerja sama bapak/ibu/saudara/saudari

memberi manfaat bagi banyak orang.

Hormat saya,

Vanda Melinda Sunbanu

170801003
70

Lampiran 2. Informed Consent

LEMBAR PERSETUJUAN

Setelah mendapatkan penjelasan atas tindakan yang akan dilakukan oleh

peneliti, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : …………………………………………

Umur : …………………………….……………

Jenis kelamin : …………………………….……………

Menyatakan bahwa saya setuju untuk ikut dalam penelitian ini. Saya tahu

bahwa keikutsertaan saya ini bersifat sukarela tanpa paksaan, sehingga saya bisa

menolak ikut atau mengundurkan diri dari penelitian ini. Saya berhak bertanya atau

meminta penjelasan pada peneliti bila masih ada hal yang ingin saya ketahui tentang

penelitian ini. Saya juga mengerti bahwa semua biaya yang dikeluarkan sehubungan

dengan penelitian ini ditanggung oleh peneliti. Saya percaya bahwa keamanan dan

kerahasiaan data penelitian ini akan terjamin dan saya dengan ini menyetujui semua

data yang dihasilkan pada penelitian ini untuk disajikan dalam bentuk lisan maupun

tulisan. Bila terjadi perbedaan pendapat di kemudian hari, kami akan

menyelesaikannya secara kekeluargaan.

Saya bersedia/tidak bersedia* untuk :

1. Menjadi responden untuk penelitian

2. Mengikuti semua langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti secara baik dan benar.

Tgl/Bln/Thn
71

Nama

Klien …………………… ……………………………… ………………

Saksi 1………………… ……………………………… ………………

Saksi 2.............................. ................................................ ........................

Penanggung Jawab Penelitian

Nama : Vanda Melinda Sunbanu

Telp : 082157189884
72

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

PITTSBURG SLEEP QUALITY INDEX

Nama Responden :
Petunjuk :
• Mohon diingat, ini bukan TES! Kami mengharapkan jawaban sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
• Jangan khawatir mengenai data penelitian anda, data yang diperoleh akan dijaga
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah.
• Jika ada pertanyaan yang sulit untuk dipahami, harap menanyakannya kepada
peneliti.
• Tolong diingat kembali mengenai kebiasaan tidur anda selama sebulan terakhir.

Jawablah pertanyaan berikut pada tempat yang telah disediakan :

1. Jam berapa biasanya anda pergi tidur di malam hari ?

………………………………………………………………………………………….

2. Berapa menit yang anda perlukan mulai dari berbaring hingga tidur lelap di malam

hari?

………………………………………………………………………………………….

3. Selama satu bulan terakhir, kapan (jam berapa) biasanya anda bangun tidur di pagi

hari ?

………………………………………………………………………………………….

4. Selama satu bulan terakhir, berapa jam lamanya waktu tidur anda di malam hari ?

………………………………………………………………………………………….

Berilah tanda “√” pada salah satu jawaban yang anda angap paling sesuai :
73

5. Dalam sebulan terakhir, seberapa Tidak Kurang 1 atau 2x 3x atau

sering anda mengalami kesulitan tidur pernah dari seminggu lebih

karena mengalami… seminggu seminggu

a. Tidak bisa tidur dalam jangka waktu

30 menit setelah berbaring

b. Terbangun pada tengah malam atau

pagi sekali

c. Terbangun karena ingin ke kamar

mandi

d. Sulit bernapas dengan nyaman

e. Batuk atau mendengkur keras

f. Merasa kedinginan

g. Merasa kepanasan/gerah

h. Mengalami mimpi buruk

i. Merasa Nyeri atau kesakitan

j. Alasan lain yang mengganggu,

jelaskan:_______________________

______________________________.

6. Seberapa sering anda mengkonsumsi

obat (dengan atau tanpa resep dokter)

untuk membantu agar anda dapat


74

tertidur ?

7. Berapa sering anda tidak dapat

menahan kantuk ketika bekerja, makan

atau aktivitas lainnya?

8. Seberapa sering anda mengalami

kesukaran berkonsentrasi ke

pekerjaan?

Baik Baik Buruk Buruk

sekali sekali

9. Bagaimana anda menilai kualitas

tidur anda sebulan ini?

Keterangan : (23)

1. Skor >5 : indikasi kualitas tidur buruk

2. Skor <5 : indikasi kualitas tidur baik


75

Kuesioner Konsentrasi Belajar

Berilah tanda “√” pada kotak yang telah disediakan sesuai dengan yang anda rasakan!

Keterangan :

TP : tidak pernah

KK : kadang-kadang

S : sering

SS : sangat sering

No. Pertanyaan TP KK S SS

1. Saya mampu memperhatikan pelajaran dengan

baik selama mengikuti perkuliahan online

2. Saya mendengarkan penjelasan dosen saat

mengikuti kuliah online

3. Ketika saya tidak mengerti terkait materi

pembelajaran, saya bertanya pada dosen/teman

saat kuliah online

4. Saya dapat menjawab pertanyaan yang

diberikan dosen ketika mengikuti kuliah online

5. Saya bersemangat ketika belajar melalui media

elektronik (online)

6. Saya selalu siap dalam mengikuti pembela

jaran jarak jauh (online)


76

7. Saya merasa tenang saat belajar online

8. Saya ikut berpartisipasi dalam proses diskusi

ketika belajar online

9. Saya fokus ketika belajar online

10. Saya lebih fokus ketika mengikuti proses

pembelajaran di kelas daripada online

11. Saya dapat memahami pembelajaran dengan

baik saat mengikuti perkuliahan online

12. Saya nyaman ketika belajar di ruangan tenang

13. Saya sulit berkonsentrasi ketika suasana ramai

14. Ketika pembelajaran secara online berlangsung

saya sering melamun

15. Ketika merasa bosan saat belajar online saya

mencari kesibukan lain dan tidak memperha

tikan penjelasan dosen

16. Saya kurang percaya diri untuk memberikan

pendapat ketika proses belajar online

17. Saya merasa malas belajar saat perkuliahan

online

18. Ketika perkuliahan online saya takut untuk

menyampaikan pendapat saat diskusi


77

Keterangan : (26)

1. Skor 76%-100% : konsentrasi belajar baik

2. Skor 56%-75% : konsentrasi belajar cukup

3. Skor <56% : konsentrasi belajar kurang

Kuesioner Nutrisi

Pertanyaan Ya Tidak

Apakah anda memiliki kebiasaan sarapan pagi ?

Kuesioner Lingkungan

Pertanyaan Ya Tidak

Apakah anda memiliki lingkungan belajar yang

aman dan nyaman ?


78

Lampiran Kuesioner PSQI Online


79
80
81
82
83
84
85

Lampiran 4. Uji Validasi Kuisioner

No item r hitung r tabel (5%) Sig. Kriteria


1. 0,687 0,334 0,000 Valid
2. 0,488 0,334 0,003 Valid
3. 0,464 0,334 0,005 Valid
4. 0,675 0,334 0,000 Valid
5. 0,797 0,334 0,000 Valid
6. 0,528 0,334 0,001 Valid
7. 0,659 0,334 0,000 Valid
8. 0,719 0,334 0,000 Valid
9. 0,608 0,334 0,000 Valid
10. 0,507 0,334 0,002 Valid
11. 0,558 0,334 0,000 Valid
12. 0,551 0,334 0,001 Valid
13. 0,716 0,334 0,000 Valid
14. 0,692 0,334 0,000 Valid
15. 0,037 0,334 0,831 Tidak valid
16. 0,308 0,334 0,072 Tidak valid
17. 0,112 0,334 0,520 Tidak valid
18. 0,655 0,334 0,000 Valid
86

Lampiran 5. Uji Reliabilitas Kuisioner

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 35 100.0

Excludeda 0 .0

Total 35 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.845 14

Item-Total Statistics

Corrected Item- Cronbach's

Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item

Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted

X1.1 36.17 23.734 .677 .823

X1.2 36.06 25.055 .512 .833

X1.3 36.66 24.291 .358 .848

X1.4 36.94 25.526 .621 .831

X1.5 36.49 23.728 .760 .819

X1.6 36.37 25.064 .509 .833

X1.7 36.46 24.844 .562 .831


87

X1.8 36.54 23.785 .613 .826

X1.9 36.37 24.476 .617 .827

X1.10 36.29 25.622 .462 .836

X1.11 35.71 24.387 .600 .828

X1.12 35.60 24.365 .608 .828

X1.13 36.63 23.299 .478 .838

X1.17 36.94 28.526 -.092 .876


88

Lampiran 6 Data Responden

No. Inisial Usia Angkatan Jenis Kualitas Tidur Konsentrasi


Nama Kelamin Belajar
1 AD 20 2017 P BURUK KURANG

2 GD 21 2017 L BURUK CUKUP

3 YA 21 2017 L BURUK CUKUP

4 CM 23 2017 L BURUK CUKUP

5 TT 21 2017 P BAIK CUKUP

6 AS 21 2017 P BURUK CUKUP

7 MW 21 2017 P BURUK CUKUP

8 YB 22 2017 P BURUK CUKUP

9 EA 20 2017 L BURUK CUKUP

10 RS 21 2017 L BURUK BAIK

11 YL 21 2017 P BAIK CUKUP

12 BP 21 2017 L BAIK CUKUP

13 IH 24 2017 P BURUK BAIK

14 SB 22 2017 L BAIK BAIK

15 PU 20 2017 L BAIK BAIK

16 AI 21 2017 P BURUK CUKUP

17 AN 20 2017 P BURUK CUKUP

18 DW 21 2017 P BURUK CUKUP

19 KJ 21 2017 L BURUK CUKUP

20 JM 20 2017 P BAIK BAIK

21 HB 21 2017 P BURUK CUKUP

22 RD 22 2017 P BURUK CUKUP


89

23 PT 20 2017 L BURUK KURANG

24 MW 23 2017 P BURUK CUKUP

25 FG 22 2017 L BAIK CUKUP

26 PN 21 2017 P BURUK CUKUP

27 AP 20 2017 L BURUK CUKUP

28 AN 22 2017 L BURUK CUKUP

29 OL 22 2017 L BAIK KURANG

30 GS 21 2017 L BURUK BAIK

31 AU 21 2017 L BURUK CUKUP

32 MN 21 2017 L BURUK KURANG

33 KL 20 2017 P BURUK KURANG

34 JL 22 2017 P BURUK CUKUP

35 NFS 21 2017 P BURUK CUKUP

36 SM 21 2017 L BURUK CUKUP

37 WR 21 2017 P BURUK CUKUP

38 AP 21 2017 P BURUK KURANG

39 DL 22 2017 P BURUK BAIK

40 NW 21 2017 P BURUK CUKUP

41 WI 20 2017 L BURUK BAIK

42 BN 21 2017 L BURUK CUKUP

43 VNS 21 2017 P BURUK BAIK

44 OB 21 2017 L BURUK CUKUP

45 IA 21 2017 P BAIK CUKUP

46 AM 23 2017 L BURUK KURANG


90

47 RS 23 2017 L BURUK CUKUP

48 EN 21 2017 L BURUK CUKUP

49 NM 20 2017 L BURUK CUKUP

50 LH 23 2017 L BAIK KURANG

51 EM 21 2017 P BURUK BAIK

52 GW 21 2017 L BAIK CUKUP

53 RB 24 2017 L BURUK CUKUP

54 AM 20 2017 L BURUK CUKUP

55 JK 21 2017 L BURUK CUKUP

56 DS 21 2017 P BURUK CUKUP

57 IM 24 2017 L BAIK BAIK

58 SM 21 2017 P BURUK CUKUP

59 AM 22 2017 P BURUK KURANG

60 CT 20 2017 L BURUK CUKUP

61 CS 22 2017 P BURUK KURANG

62 HU 22 2017 L BURUK KURANG

63 DB 20 2017 P BURUK CUKUP

64 LS 20 2017 L BURUK CUKUP

65 YH 22 2017 L BURUK CUKUP


91

LAMPIRAN 7 Tabel Frekuensi Data Responden

Frekuen si Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

jenis kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 35 53.8 53.8 53.8

perempuan 30 46.2 46.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

Frekuensi Data Responden Berdasarkan Usia

usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20 14 21.5 21.5 21.5

21 31 47.7 47.7 69.2

22 12 18.5 18.5 87.7

23 5 7.7 7.7 95.4

24 3 4.6 4.6 100.0

Total 65 100.0 100.0


92

Lampiran 8 Hasil Uji Statistik Univariat

Distribusi Data Kualitas Tidur

kualitas tidur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 12 18.5 18.5 18.5

buruk 53 81.5 81.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

Distribusi Data Konsentrasi Belajar

konsentrasi belajar

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 11 16.9 16.9 16.9

cukup 43 66.2 66.2 83.1

kurang 11 16.9 16.9 100.0

Total 65 100.0 100.0

Distribusi Rata-Rata Skor Kualitas Tidur Terhadap Konsentrasi Belajar Baik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

rata-rata skor kualitas tidur


pada konsentrasi belajar 11 1 11 6.36 3.202
baik
Valid N (listwise) 11
93

Distribusi Rata-Rata Skor Kualitas Tidur Terhadap Konsentrasi Belajar Cukup

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

rata-rata skor kualitas tidur


pada konsentrasi belajar 43 5 12 8.00 2.093
cukup
Valid N (listwise) 43

Distribusi Rata-Rata Skor Kualitas Tidur Terhadap Konsentrasi Belajar

Kurang

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

rata-rata skor kualitas tidur


pada konsentrasi belajar 11 3 14 8.64 3.641
kurang
Valid N (listwise) 11

Distribusi Data Komponen Kuesioner Kualitas Tidur

Descriptives

Statistic Std. Error

komponen_1 Mean 1.38 .084

95% Confidence Interval for Lower Bound 1.22


Mean Upper Bound 1.55

5% Trimmed Mean 1.38

Median 1.00

Variance .459

Std. Deviation .678

Minimum 0
Maximum 3
94

Range 3

Interquartile Range 1

Skewness .280 .297

Kurtosis .045 .586


komponen_2 Mean 1.42 .112
95% Confidence Interval for Lower Bound 1.19
Mean Upper Bound 1.64
5% Trimmed Mean 1.41
Median 1.00
Variance .809
Std. Deviation .900
Minimum 0
Maximum 3
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness .262 .297
Kurtosis -.634 .586
komponen_3 Mean .65 .129
95% Confidence Interval for Lower Bound .39
Mean Upper Bound .90
5% Trimmed Mean .55
Median .00
Variance 1.076
Std. Deviation 1.037
Minimum 0
Maximum 3
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness 1.372 .297
Kurtosis .451 .586
komponen_4 Mean .05 .026
95% Confidence Interval for Lower Bound -.01
Mean Upper Bound .10
5% Trimmed Mean .00
95

Median .00
Variance .045
Std. Deviation .211
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness 4.429 .297
Kurtosis 18.174 .586
komponen_5 Mean 1.35 .083
95% Confidence Interval for Lower Bound 1.19
Mean Upper Bound 1.52
5% Trimmed Mean 1.34
Median 1.00
Variance .451
Std. Deviation .672
Minimum 0
Maximum 3
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness .398 .297
Kurtosis .205 .586
komponen_6 Mean 1.52 .124
95% Confidence Interval for Lower Bound 1.27
Mean Upper Bound 1.77
5% Trimmed Mean 1.53
Median 2.00
Variance 1.003
Std. Deviation 1.002
Minimum 0
Maximum 3
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness -.065 .297
96

Kurtosis -1.028 .586


komponen_7 Mean 1.46 .126
95% Confidence Interval for Lower Bound 1.21
Mean Upper Bound 1.71
5% Trimmed Mean 1.46
Median 2.00
Variance 1.034
Std. Deviation 1.017
Minimum 0
Maximum 3
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness -.030 .297
Kurtosis -1.087 .586
skor_global Mean 7.83 .329

95% Confidence Interval for Lower Bound 7.17


Mean Upper Bound 8.49

5% Trimmed Mean 7.87

Median 7.00

Variance 7.049

Std. Deviation 2.655

Minimum 1

Maximum 14
Range 13

Interquartile Range 4

Skewness -.070 .297

Kurtosis -.234 .586


97

Lampiran 9 Hasil Analisis Bivariat

Uji Koefisien Kontingensi

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

konsentrasiBelajar *
65 100.0% 0 0.0% 65 100.0%
kualitastidur

konsentrasiBelajar * kualitastidurCrosstabulation
Count

kualitastidur Total

Baik Buruk

Baik 4 7 11
konsentrasiBelajar
cukupkurang 8 46 54
Total 12 53 65

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Approx. Tb Approx. Sig.


Errora

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .204 .093


Interval by Interval Pearson's R .208 .146 1.690 .096c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .208 .146 1.690 .096c
N of Valid Cases 65

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
98

Lampiran 10 Hasil Analisi Variabel Perancu

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for


EXP(B)

Lower Upper

JenisKela
-.018 .683 .001 1 .979 .982 .258 3.745
min

usia -.275 .320 .740 1 .390 .760 .406 1.421

Step sarapan -.205 .684 .090 1 .764 .815 .213 3.114


1a - 15097.0 .00
lingkungan .000 1 .999 .000 .
19.774 72 0

15097.0 661051487
Constant 27.217 .000 1 .999
73 257.130

a. Variable(s) entered on step 1: JenisKelamin, usia, sarapan, lingkungan.

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log Coefficients


likelihood Constant JenisKelamin usia sarapan lingkungan

1 57.953 5.444 -.025 -.157 -.128 -.766

2 56.183 8.674 -.025 -.253 -.196 -1.711

3 55.786 10.165 -.019 -.274 -.205 -2.747

4 55.649 11.206 -.018 -.275 -.205 -3.764


5 55.599 12.213 -.018 -.275 -.205 -4.770

6 55.581 13.216 -.018 -.275 -.205 -5.772

7 55.574 14.217 -.018 -.275 -.205 -6.773

Step 1 8 55.572 15.217 -.018 -.275 -.205 -7.773

9 55.571 16.217 -.018 -.275 -.205 -8.773

10 55.571 17.217 -.018 -.275 -.205 -9.773

11 55.571 18.217 -.018 -.275 -.205 -10.774

12 55.571 19.217 -.018 -.275 -.205 -11.774

13 55.571 20.217 -.018 -.275 -.205 -12.774

14 55.571 21.217 -.018 -.275 -.205 -13.774


15 55.571 22.217 -.018 -.275 -.205 -14.774
99

16 55.571 23.217 -.018 -.275 -.205 -15.774

17 55.571 24.217 -.018 -.275 -.205 -16.774

18 55.571 25.217 -.018 -.275 -.205 -17.774

19 55.571 26.217 -.018 -.275 -.205 -18.774

20 55.571 27.217 -.018 -.275 -.205 -19.774

a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 59.106
d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been
reached. Final solution cannot be found.
100

Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian


101
102

Lampiran 12 Rekomendasi Keputusan Etik


103
104

Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian


105

Lampiran 14 Surat Selesai Penelitian


106

MANUSKRIP

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DAN KONSENTRASI BELAJAR PADA


MAHASISWA TEKNIK SIPIL DI POLITEKNIK NEGERI KUPANG
SELAMA PANDEMI COVID 19

Vanda Melinda Sunbanu1, Su Djie To Rante2, Efrisca M. Br. Damanik3


1
Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana
2
Depertemen Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana
3
Depertemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana

ABSTRAK
Latar Belakang :Data epidemiologi saat ini menunjukkan adanya peningkatan angka
keluhan pasien terhadap kualitas tidur. Diperkirakan setiap tahun, antara 20%-40%
orang dewasa mengalami kesukaran tidur, dan 17% diantaranya mengalami masalah
serius. Berbagai dampak negatif dapat ditimbulkan oleh gangguan tidur; antara lain
menurunnya daya tahan tubuh, menurunnya prestasi kerja, kelelahan, depresi, mudah
tersinggung, dan menurunnya daya konsentrasi yang dapat mempengaruhi keselam
atan diri sendiri dan juga orang lain. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pennsy
lvania State University di dalam jurnal sleep, kuliah dengan jurusan media dan teknik
cenderung kurang tidur dan begadang bahkan dalam sehari mereka bisa tidur tiga
sampai tiga setengah jam lebih sedikit dibandingkan dengan mahasiswa fakultas lain.
Tujuan : Mengetahui Hubungan Antara Kualitas Tidur dan Konsentrasi Belajar
Mahasiswa Teknik Sipil di Politeknik Negeri Kupang Selama Pandemi Covid 19.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
rancangan cross sectional yang dilakukan pada mahasiswa teknik sipil angkatan 2017
(S1) Politeknik Negeri Kupang dengan cara megisi kuesioner Pitssburgh Sleep
Quality Indeks (PSQI) dan kuesioner konsentrasi belajar. Sample diambil secara non-
probability sampling dengan teknik purposive sampling dengan jumlah responden 65
orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini dianalisis secara
univariat, bivariat menggunakan uji Koefisien Kontingensi Test.
Hasil : Dari 65 responden didapatkan hasil 53 (81,5%) responden memiliki Hal
kualitas tidur buruk dan 12 (18,5%) yang memiliki kualitas tidur baik. Dari 65
responden juga didapatkan 11 responden (17%) memiliki konsentrasi belajar yang
baik, 43 responden (66%) memiliki konsentrasi belajar yang cukup dan sebanyak 11
responden (17%) memiliki konsentrasi belajar yang buruk. Hasil uji analisis bivariat
diperoleh hasil p=0,093 (p>0,05).
Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dan
konsentrasi belajar pada mahasiwa Teknik Sipil di Politeknik Negeri Kupang Selama
Pamdemi Covid 19.
Kata Kunci : Kualitas tidur, Konsentrasi,Teknik Sipil
107

CORRELATION SLEEP QUALITY AND THE LEARNING CONCENTRATION


IN CIVIL ENGINEERING STUDENTS IN POLITEKNIK NEGERI KUPANG
DURING PANDEMI COVID 19
Vanda Melinda Sunbanu1, Su Djie To Rante2, Efrisca M. Br. Damanik3
1 Faculty Of Medicine, The University Of Nusa Cendana
2
Department of Orthopaedic and Traumatology Faculty of Medicine, University of Nusa
Cendana
3
Department of Pathological Anatomy Faculty Of Medicine,The University Of Nusa
Cendana

ABSTRACT

Background : Current epidemiological data show an increasing number of patient


complaints about sleep quality. It is estimated that every year, between 20%-40% of
adults have difficulty sleeping, and 17% serious problems. Various negative effects
can be caused by sleep disturbances, among others, decreased endurance, decreased
work performance, fatigue, depression, irritability, and decreased concentration
power which can affect the safety of yourself and others. According to research
conducted by Pennsylvania State Unikversity in the journal sleep, college students in
media and engineering tend to sleep less and stay up late even in a day they can sleep
three to three and a half hours less than students in other faculty.
Objective : To determine the relationship between sleep quality and study
concentration of civil engineering students at Politeknik Negeri Kupang during the
covid 19.
methods : This research is an observational analytic study with a cross sectional
design conducted on civil engineering students class of 2017 (S1) Kupang state
Polytechnic by questionnaire Pitssburgh Sleep Quality Index (PSQI) and the learning
concentration questionnaire. Samples were taken by non-probability sampling with
purposive sampling technique with the number of respondent 65 people who meet the
inclusion and exsclusion criteria. This study was analyzed by univariate, bivariate
using the Koefisien Kontingensi Test.
Results : From 65 respondents,it was found than 53 (81,5%) of respondents has bad
sleep quality and 12 (18,5%) had good sleep quality. Of the 65 respondents 11 (17%)
had a good learning concentration, 43 (66%) respondents had sufficient learning
concentration and ad many as 11 (17%) respondents had poor learning concentr
ation. The results of the bivariate analysis test showed p=0,093 (p>0,05).
Conclusion : There is no significant relationship between sleep quality and learning
concentration among civil engineering student at Politeknik Negeri
during the Covid 19 Pandemic.
Keywords : sleep quality, concentration, civil engineering.
108

Pendahuluan tentang pelaksanaan kebijakan pendidi

Corona Virus Disease-19 kan pada masa darurat penyebaran

(covid-19) yang mulai mewabah pada covid-19, pemerintah Indonesia meng

tanggal 31 Desember 2019 di Kota anjurkan untuk melakukan pembelaja

Wuhan Provinsi Hubei Tiongkok, saat ran jarak jauh melaui media online

ini hampir menyebar ke seluruh dunia untuk mencegah penyebaran covid-19

dengan sangat cepat, sehingga WHO di Indonesia dengan pembatasan sosial

pada tanggal 11 Maret 2020 berskala besar (PSBB). Menurut pene

menetapkan wabah ini sebagai litian yang dilakukan oleh Agus Pur

pandemic global. Rumitnya penanga wanto mengenai dampak pandemic

nan wabah ini membuat para pemi covid-19 terhadap proses pembelajaran

mpin dunia menerapkan kebijakan online terdapat dampak terhadap maha

untuk memutuskan mata rantai penye siswa diantaranya, kurangnya fasilitas

baran covid-19. Social distancing seperti laptop, komputer dan jaringan

merupakan salah satu pilihan untuk internet dapat mempersulit siswa/

pencegahan covid-19. Kebijakan ini mahasiswa dalam menyimak materi

berdampak buruk bagi semua aspek yang diberikan oleh guru/dosen.

kehidupan salah satunya dibidang Sistem pembelajaran ini lebih banyak

pendidikan. Berdasarkan Surat Edaran bersifat teoritis dan minim praktik

Menteri pendidikan dan Kebudayaan karena tidak dimungkinkan adanya

Republik Indonesia Nomor empat interaksi langsung dengan mahasiswa

tahun 2020 tanggal 24 maret 2020 sehingga mahasiswa mudah terdis


109

traksi atau melakukan hal lain untuk terkontrol sebanyak 73,4%. Sedang

mengalihkan pikiran atau perhatian kan, untuk di Indonesia sendiri melalui

sehingga dapat menggangu konsentrasi survey indeks hidup pola sehat

mahasiswa. American International Assurance

Studi epidemiologi di Ethiopia (AIA) pada tahun 2013 yang dilaksana

menunjukkan 49% remaja mengalami kan oleh perusahaan riset global yaitu

kualitas tidur yang buruk.(1) Data Taylor Nelson Sofrens(TNS) (3)


survey

epidemiologi saat ini menunjukkan tersebut menunjukan bahwa masyara

adanya peningkatan angka keluhan kat Indonesia yang ingin mendapatkan

pasien terhadap kualitas tidur. Diperki waktu tidur selama tujuh setengah jam

rakan setiap tahun, antara 20%-40% ternyata hanya dapat merealisasikan

orang dewasa mengalami kesukaran enam setengah jam saja setiap harinya,

tidur, dan 17% diantaranya mengalami hal ini dikarenakan aktivitas mereka

masalah serius. Penelitian epidemiolo yang semakin hari semakin meningkat.

gi dalam beberapa decade terakhir ini Setiap tahunnya diperkirakan sekitar

mengung kapkan bahwa jumlah anak 20% sampai 50% orang dewasa mela

remaja yang mengalami gangguan porkan memiliki gangguan tidur

tidur semakin meningkat.(2) Prevalensi serius, prevalensi gangguan tidur

gangguan tidur bervariasi 15,3% - setiap tahunnya juga semakin mening

39,2% bergantung pada jenis ganggu kat hal ini sesuai dengan peningkatan

an tidur yang dialami dan prevalensi usia dan berbagai penyebab lainnya.

gangguan tidur pada populasi Survey yang dilakukan oleh National


110

Sleep Foundation pada tahun 2011 bentuk gangguan eksternalisasi,

yang melibatkan 1.508 responden yang contohnya selalu mengetuk jari, selalu

dibagi kedalam empat kelompok umur bergerak, mengoyang-goyangkan kaki,

yaitu, usia 13-18 tahun, 19-29 tahun, berbicara tanpa henti, dan selalu

30-45 tahun, dan 46-64 tahun. Seba bergerak gelisah. Anak dengan

gian besar responden mengaku tidak simptom-simptom seperti itu akan sulit

pernah atau jarang tertidur lelap atau dalam berkonsentrasi.

pulas pada hari bekerja atau sekolah, Menurut penelitian dari fenny,

dengan presentasi tertinggi yakni Supriatmmo pada tahun 2016 didapat

sekitar 51% pada usia 19-29 tahun.(4) kan bahwa kualitas dan kuantitas tidur

Berbagai dampak negatif dapat seseorang sangat mempengaruhi kon

ditimbulkan oleh gangguan tidur; sentrasi belajar dan prestasi belajar

antara lain menurunnya daya tahan seseorang. Penelitian ini sejalan

tubuh, menurunnya prestasi kerja, dengan penelitian yang dilakukan oleh

kelelahan, depresi, mudah tersinggung, Killgore, et al yang menunjukan

dan menurunnya daya konsentrasi bahwa penurunan pada kualitas tidur

yang dapat memengaruhi keselamatan dan kuantitas tidur akan berdampak

diri sendiri dan juga orang lain.(5) pada system neurobehavioral, neuroco

Gangguan pemusatan pikiran atau gnitive, dan psycho motoric yang meng

dikenal dengan Attention Deficit akibatkan menurunya konsentrasi,

Disorder/Hiperactifity Disorder yang daya ingat, kemampuan menga tasi

disingkat ADHD merupakan salah satu masalah dan pengambilan keputusan,


111

berpikir kritis serta menurunnya terkait pandemic covid 19 yang sedang

prestasi akademik.(6) Menurut peneliti terjadi maka penelitian ini dilaksana

an yang dilakukan oleh Pennsylvania kan secara online sehingga dapat diak

State University di dalam jurnal sleep, ses dari tempat responden masing-mas

kuliah dengan jurusan media dan ing. Waktu pelaksanaan penelitian ini

teknik cenderung kurang tidur dan dilakukan bulan Juli-November 2020.

begadang bahkan dalam sehari mereka Penelitian ini merupakan jemis

bisa tidur tiga sampai tiga setengah penelitian analitik observasional deng

jam lebih sedikit dibandingkan dengan an jenis rancangan cross sectional

mahasiswa fakultas lain. yang bertujuan mengetahui hubungan

Berdasarkan latar belakang kualitas tidur dan konsentrasi belajar

yang telah dijelaskan diatas, peneliti pada mahasiswa teknik sipil angkatan

akan melakukan penelitian tentang 2017 (S1) di Politeknik Negeri

hubungan antara kualitas tidur dengan Kupang selama pandemic covid-19.

konsentrasi belajar pada mahasiswa Penilaian kualitas tidur dengan

Politeknik Negeri Kupang khususnya menggunakan kuesioner Pittsburgh

mahasiswa jurusan teknik sipil selama Sleep Quality Index (PSQI) dan kon

pandemi covid-19. sentrasi belajar menggunanakan kue

METODE PENELITIAN sioner konsentrasi belajar yang dibuat

Lokasi penelitian di Fakultas sendiri oleh peneliti.

Teknik Sipil Angkatan 2017 (S1) di Teknik pengambilan sample

Politeknik Negeri Kupang tetapi menggunakan teknik purposive


112

sampling dengan jumlah responden 65 memiliki usia rentang usia dari 20

orang yang memenuhi kriteria inklusi tahun sampai 24 tahun. Usia dengan

dan eksklusi. Pemelitian ini dianalisis jumlah paling banyak dari responden

secara univariat dan bivariat menggu adalah usia 21 tahun dengan jumlah 31

nakan uji Koefisien Kontingensi orang dan presentase sebesar 47,7%,

Variabel bebas dalam penelit sedangkan usia dengan jumlah paling

ian ini adalah kualitas tidur dan sedikit dari responden adalah usia 24

variabel terikat dalam penelitian ini tahun dengan jumlah 3 orang dan

adalah konsentrasi belajar. presentase 4,6%. Usia termuda berada

HASIL pada usia 20 tahun dan usia tertua pada

Tabel 1. Karakteristik Responden usia 24 tahun.

berdasarkan Usia Tabel 2. Karakteristik Responden

Usia Frekuensi Presentase(%) Berdasarkan Jenis Kelamin

20 14 21,5 Jenis Frekuensi Presentase

21 31 47,7 Kelamin (%)

22 12 18,5 Laki-laki 35 54

23 5 7,7
Perempuan 30 46
24 3 4,6
Total 65 100
Total 65 100
Berdasarkan tabel 2 didapatkan
Berdasarkan data pada tabel 1
bahwa hasil jumlah responden dalam
diketahui bahwa subyek penelitian
penelitian ini adalah 65 responden
113

yang merupakan mahasiswa teknik Tabel 4. Distribusi Konsentrasi

sipil angkatan 2017 (S1) Politeknik Belajar

Negeri Kupang yang terbagi dalam 35 Konsentrasi Frekuensi Presentase

(54%) responden berjenis kelamin Belajar (%)

laki-laki dan 30 (46%) responden


Baik 11 17
berjenis kelamin perempuan.
Cukup 43 66
Tabel 3. Distribusi Kualitas Tidur

Kualitas Frekuensi Presentase Kurang 11 17

Tidur (%)
Total 65 100

Baik 12 18,5
Berdasarkan data pada tabel 4

Buruk 53 81,5 diatas menunjukan bahwa dari 65

responden mahasiswa teknik sipil di


Total 65 100
Politeknik Negeri Kupang , 11 (17%)
Berdasarkan data pada tabel 3
responden memiliki konsen trasi yang
menunjukan bahwa dari 65 responden
kurang, 43 (66%) respon den konsen
mahasiswa teknik sipil Politeknik
trasi cukup dan 11 (17%) responden
Negeri Kupang, 53 responden (81,5%)
memiliki konsentrasi baik.
memiliki kualitas tidur buruk dan 12

responden (18,5%) memiliki kualitas

tidur baik (normal).


114

Tabel 5. Hubungan Kualitas Tidur dan Konsentrasi belajar.

Kualitas Tidur Konsentrasi Belajar Total Nilai p

Baik Cukup Kurang

Baik 4 (6,3%) 6 (9,2%) 2 (3%) 12 (18,5%) 0.093


Buruk 7 (11%) 37 (57%) 9 (13,5%) 53 (81,5%)

Total 11 (17%) 43 (66%) 11 (17%) 65 (100%)

*p <0.05 #Koefisien Kontingensi Test konsentrasi belajar baik, 37 (57%) resp

onden konsentrasi belajar cukup dan


Pada analisis bivariat
Sembilan (13,5%) responden memiliki
digunakan uji Koefisien Kontingensi
konsentrasi belajar kurang.
Test pada Tabel 5 menunjukan bahwa
Berdasarkan uji statistic
dari 65 responden, terdapat 12 (18,5%)
menggunakan Koefisien Kontingensi
responden yang memiliki kualitas tidur
Test diperoleh bahwa nilai tingkat
baik degan empat (6,3%) responden
signifikansi p=0,093 atau p>0,05 yang
memiliki konsentrasi belajar baik,
menunjukan bahwa tidak terdapat
enam (9,2%) responden konsentrasi
hubungan yang signifikan antara
belajar cukup dan dua (3%) responden
kualitas tidur dan konsentrasi belajar
memiliki konsentrasi belajar kurang.
pada mahasiswa Fakultas Teknik Sipil
Untuk responden yang memiliki
Angkatan 2017 (S1) di Politeknik
kualitas tidur buruk sebanyak 53
Negeri Kupang.
(81,5%) responden terbagi menjadi

tujuh (11%) responden memiliki


115

PEMBAHASAN ini sejalan dengan penelitian yang

Kualitas tidur adalah ukuran di dilakukan oleh Andi Aprilia Wulandari

mana seseorang mendapatkan kemu (2019) pada mahasiswa Fakultas

dahan dalam memulai tidur dan untuk Teknik Universitas Sam Ratulangi

mempertahankan tidur. Kualitas tidur degan jumlah sample sebanyak 91

seseorang dapat digambarkan dengan responden terdapat 63 (69,2%)

lama waktu tidur, dan keluhan-keluhan responden memiliki kualitas tidur

yang dirasakan saat tidur ataupun buruk dan 28 (30,8%) responden

setelah bangun tidur. Kebutuhan tidur memiliki kualitas tidur yang baik. Hal

yang cukup selain oleh faktor jumlah ini juga bisa disebabkan Karena

jam tidur (kuantitas tidur), juga responden banyak diberikan tugas oleh

ditentukan oleh faktor kedalaman tidur dosen pada awal semester sehingga

(kualitas tidur).(7) banyak menyita waktu tidur mereka

sehingga gangguan kualitas tidur


Dari hasil penelitian yang
bermula pada saat-sat tersebut.
dilakukan pada 65 responden terdapat
Selanjutnya, ketika responden telah
53 (81,5%) responden memiliki Hal
masuk dalam semester atau tingkat
kualitas tidur buruk dan hanya 12
akhir, responden justru merasa bahwa
(18,5%) yang memiliki kualitas tidur
kualitas tidur yang dimiliki semakin
baik. ini disebabkan kerena semakin
berkurang karena kebiasaan kurang
tinggi semester, semakin sering waktu
tidur yang sudah berkurang dari awal
tidur responden berkurang. Penelitian
semester,(8) Distribusi kualitas tidur
116

berdasarkan jenis kelamin didapatkan tidur secara langsung. Selain itu penu

hasil dari 35 responden berjenis runan hormon estrogen juga bisa men

kelamin laki-laki, 27 (77,1%) yebabkan gangguan tidur, meningkat

diantaranya memiliki kualitas tidur nya kecemasan, gelisah dan emosi

yang buruk, sedangkan 30 responden tidak terkontrol pada perempuan. (9)

perempuan, 26 (86,7%) diantaranya Distribusi kualitas tidur

memiliki kualitas tidur yang buruk, berdasarkan usia didapatkan hasil

sehingga dapat disimpulkan bahwa bahwa kualitas tidur buruk banyak

perempuan memiliki kualitas tidur dialami oleh responden pada usia 21

yang lebih buruk dibandingkan dengan tahun sebanyak 31 responden dan 20

laki-laki, hal ini sebanding dengan tahun sebanyak 14 responden. Kualitas

penelitian Mohd Luthfi tahun 2017 tidur yang buruk dapat disebabkan

yaitu kualitas tidur yang buruk oleh aktifitas sosial, karena pada usia

terbanyak adalah perempuan sebanyak dewasa muda seseorang sedang berada

31 (65,9%) responden, diikuti laki-laki di puncak keaktifan dalam aktif

sebanyak 16 (34,1%) responden. sosial.(10)

Kualitas tidur yang buruk pada Konsentrasi berasal dari

perempuan disebabkan karena terjadi bahasa latin centrum yang berarti

penurunan hormone progesteron dan poros, pusat dan titik tengah lingkaran.

estrogen yang mempunyai reseptor di Jadi secara bahasa konsentrasi

hipotalamus, sehinnga memiliki peran diartikan sebagai kegitan memekatkan

juga dalam irama sirkadian dan pola atau memusatkan. Konsentrasi belajar
117

merupakan terpusatnya pemikiran dan responden terdapat 32 (35,6%) respon

perhatian seseorang dalam pembe den memiliki konsentrasi baik, 14

lajaran atau materi yang berlangsung (15,6%) responden memiliki konsentr

tanpa melakukan hal-hal lain. Sese asi belajar cukup dan sebanyak 44

orang tidak akan dapat menikmati (44,8%) reponden memiliki

proses belajar apabila seseorang tidak konsentrasi kurang.(11)

mampu berkonsentrasi dengan baik,


Perbandingan presentasi
hal ini bisa diakibatkan karena suasana
konsentrasi belajar kurang pada laki-
yang tidak tepat, materi yang dianggap
laki dan perempuan pada penelitian ini
membosankan, atau cara penyampaian
yaitu 54,5 %: 45,5 % hal ini sama
materi yang tidak menyenangkan.
dengan penelitian Ira Saputri tahun

Distribusi konsentrasi belajar 2014 dimana dengan jumlah 63 sample

dari 65 responden yang memiliki subyek laki-laki lebih banyak daripada

konsentrasi belajar kurang sebesar perempuan, yaitu dengan perbanding

17% atau sekitar 11 responden an 57,85% : 41,3%%.(12) Distribusi

,konsentrasi belajar cukup 66% atau konsentrasi belajar kurang berdasarkan

sekitar 43 responden dan 11 responden usia paling banyak dialami pada usia

(17%) memiliki konsentrasi belajar 22 tahun sebanyak empat responden,

baik. Hal ini di diukung dengan konsentrasi belajar cukup berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Zainul usia paling banyak dialami pada usia

Arifin dengan menggunakan 90 21 tahun sebanyak 25 responden dan


118

konsentrasi belajar baik paling banyak daya konsentrasi belajar pada maha

dialami pada usia 21 tahun sebanyak siswa tingkat empat fakultas kedok

empat responden. teran Universitas Islam Bandung.

Hasil penelitian ini juga sejalan


Berdasarkan hasil analisis
dengan penelitian yang dilakukan oleh
penelitian, diketahui kualitas tidur
Grisel Nandecya tahun 2016(14) yang
tidak memiliki hubungan dengan
menyatakan banwa tidak ada hubung
konsentrasi belajar pada mahasiswa
an yang menunjukan bahwa kurangnya
Fakultas Teknik Sipil Angkatan 2017
kualitas tidur akan mempengaruhi
(S1) di Politeknik Negeri Kupang
daya konsentrasi belajar dan sebalik
karena dida patkan hasil p=0,093 atau
nya, tidak ada hubungan yang menun
p>0,05. Tidak terdapat hubungan
jukan bahwa kualitas tidur yang baik
antara kualitas tidur dan konsentrasi
akan mempengaruhi daya konsentrasi
belajar secara statistik. Hal ini berarti
belajar pada mahasiswa fakultas
H1 ditolak dam H0 diterima yang
kedokteran tahun 2014 di Universitas
menyatakan bahwa tidak terdapat hub
Muhammadiyah Jakarta. Hasil
ungan antara kualitas tidur dengan
penelitian ini juga sejalan dengan
konsentrasi belajar. Hal ini sejalan
penelitian yang dilakukan oleh
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hermon Nathaniel 2017(15) yang
Agista Dewi Maulina tahun 2016(13)
menyatakan bahwa tidak terdapat
yang menyatakan bahwa tidak terdapat
hubungan antara kualitas tidur degan
hubungan antara kualitas tidur dengan
tingkat konsentrasi Mahasiswa
119

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas dan faktor dosen yang tidak diteliti

Sumatra Utara. Hasil ini bertolak dalam penelitian ini akibat

belakang dengan penelitian yang keterbatasan penelitian.(15)

dilakukan oleh Zainul Arifin 2020(11)


KESIMPULAN
dimana didapatkan hasil bahwa
Berdasarkan hasil penelitian
terdapat hubungan antara kualitas tidur
yang disajikan pada bab sebelumnya,
dengan konsentrasi belajar pada
terdapat kesimpulan sebagai berikut :
Mahasiswa Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Puwokerto. 1. Mahasiswa yang memiliki

kualitas tidur buruk sebanyak


Banyaknya mahasiswa degan
53 (81,5%) responden dan
konsentrasi belajar cukup dan baik
yang memiliki kualitas tidur
dapat disebabkan oleh berbagai faktor
baik hanya sebanyak 12
yang mendukung konsentrasi belajar
(18,5%) responden.
ataupun kemampuan individu dalam

mempertahankan konsentrasi belajar 2. Mahasiswa yang memiliki

seperti penerangan, fasilitas yang konsentrasi belajar kurang

mendukung, kondisi tubuh atau fisik sebanyak 11 (17%) responden,

yang fit, tenang, pengendalian diri konsetrasi cukup sebanyak 43

yang bagus, bebas dari gangguan (66%) responden dan

mental seperti rasa takut, gelisah konsentrasi baik 11 (17%)

maupun was-was, faktor mahasiswa responden.


120

3. Tidak terdapat hubungan yang serta menambah variabel lain

signifikan (p = 0,093) antara nya yang mempengaruhi kons

kualitas tidur dan konsentrasi entrasi belajar seperti kondisi

belajar pada mahasiswa lingkungan atau ruangaan bela

Fakultas Teknik Sipil jar, faktor stress, aktivitas fisik

Angkatan 2017 (S1) di dan lain-lainnya.

Politeknik Negeri Kupang.


3. Bagi instansi terkait, diharap

SARAN kan Fakultas Teknik Sipil di

1. Bagi responden, peneliti Politeknik Negeri Kupang men

berharap agar dapat mening ambah edukasi mengenai pola

katkan pola tidur yang baik tidur yang baik (sleep hygine)

sebagai salah satu cara mening untuk memperbaiki konsentrasi

katkan konsentrasi saat belajar. belajar mahasiswa saat perku

liahan.
2. Bagi peneliti selanjutnya,

menya rankan meneliti lebih DAFTAR PUSTAKA

lanjut dengan metode yang


1. IDAI Satgas Remaja. Masalah
berbeda untuk menje laskna mental emosional pada remaja

hubungan sebab akibat antara dalam bunga rampai kesehatan


remaja. Jakarta: Badan Penerbit
kualitas tidur dan konsentrasi
Ikatan Dokter Anak Indonesia;
belajar, dapat menambah jum 2010.h.62-75.

lah sample yang lebih banyak,


121

2. Liu X, epidemiologic survey of risky decision making after 75


the prevalence of sleep hours of sleep deprivation.
disorders among children Aviation, Space and Environ
Yuyan M, Yizhuo W, Jiang Q, mental Medicine. 2007;78:957-
Rao X, Lu X, dkk. Brief report: 62
an 2 to 12 years old in Beijing, 7. Silvanasari IA. Faktor-Faktor
China. Pediatrics 2005;115: Yang Berhubungan Dengan
266-8. Didapat dari: http:/ /pedi Kualitas Tidur Yang Buruk
atrics.aappublications.org/cgi/c Pada Lansia Di Desa Wonojati
ontent/full/115/1/ S1/266 Kecamatan Jengawah Kabupa
3. Taylor Nelson Sofrens (TNS). ten Jember. Universitas Jember
Survei indeks pola hidup sehat 2012.
American International Assura 8. Andi Aprilia Wulandari dkk.
nce (AIA). Indonesia; 2013. Hubungan Antara Kualitas Ti
4. National Sleep Foundation. dur dan Kebiasaan Merokok
How much sleep do we really dengan Fungsi Kognitif pada
need? Washington, DC: Nati Mahasiswa Fakultas Teknik
onal Sleep Foundation; 2010. Univeritas Sam Ratulangi. Jur
Diakses melalui http://www. nal Kesmas vol 8 no 7 nove
Sleep foundation. Org/article/ mber 2019
how-sleep-works/how-much- 9. Luthfi, Mohd dkk.2017. Hubun
sleepdo-we-really-need pada ta gan Kualitas Tidur dengan Tek
nggal (12 juni 2020) anan Darah pada Pelajar Kelas
5. Sulidah, A. Y. Pengaruh Latih 2 SMA Negeri 10 Padang. Jurn
an Relaksasi Otot Progresif.; nal Kesehatan Andalas 2017 ;
2016.12. 6(2)
6. Killgore WDS, William DS, 10. Rori, Andre dkk. Gambarana
Lipizzi EL, Kamimore GH, nyeri kepala pada mahasiswa
Balkin TJ. Caffein effects on pemain game komputer di
122

Fakultas Kedokteran Uniersitas 15. Hermano Nathaniel D.


Sam Ratulangi angkatan 2012. Hubungan Kualitas Tidur
Jurnal e-Clinic (eCl). 2016;4(1) Dengan Tingkat Konsentrasi
11. Zainul Arifin, dkk. Hubungan Mahasiswa Fakultas
Kualitas Tidur dengan Konsen Kedokteran Gigi Universitas
trasi Belajar Mahasiswa Keper Sumatra Utara, 2017.
awatan Universitas Muhama
diyah Purwokerto, Jurnal Hum
an Care, july, 2020.
12. Ira Saputri, Hubungan
Kebiasaan Sarapan pagi
Dengan Konsentrasi Belajar
Anak Usia Sekolah Di SDN 69
Kecamatan Syiah Kuala Banda
Aceh, Universitas Syiah
Kuala,2014 (56).
13. Agista Dewi Maulina,
Hubungan Kualitas Tidur
degan Daya Konsentrasi Pada
Mahasiswa Tingkat Empat
Fakultas Kedokteran
Universitas Islam
Bandung,2016.
14. Grisel Nandecya, Hubungan
Kualitas Tidur dan Konsentrasi
Belajar Pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Tahun
2014 Universitas Muhamm
adiyah Jakarta,2016.
123

Anda mungkin juga menyukai