Oleh:
YENI ASRITA
NPM 19142019302P
Oleh:
YENI ASRITA
NPM 19142019302P
YENI ASRITA
Infeksi Nosokomial hingga saat ini tetap menjadi masalah yang cukup menyita
perhatian. Insiden infeksi nosokomial berlainan antara satu rumah sakit dengan rumah sakit
lainnya. Angka infeksi nosokomial yang tercatat di beberapa Negara berkisar antara 3,3%-
9,2%, artinya sekian persen penderita yang dirawat tertular infeksi nosokomial dan dapat
terjadi secara akut dan secara kronis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap
perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial pada masa pandemi Covid-19 di RSUD Dr.
H. Ibnu Sutowo Baturaja tahun 2021. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2021
.Desain penelitian deskriptif. Populasi Perawat sebanyak 78 dan tehnik sampel dengan
purposive sampling.
Hasil Penelitian ini menunjukkan Sebagian besar tingkat pengetahuan perawat
tentang pencegahan infeksi nosokomial pada pasien pelebitis di ruag ICU dan Rawat
Inap RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja adalah baik sebanyak 80 perawat (62,4%).
Dan sikap perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial pada pasien pelebitis di
ruang ICU dan Rawat Inap RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja adalah positif
sebanyak 74 perawat (94,8%).
Diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk dapat terus memantau terhadap
tindakan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien terutama pada
tindakan-tindakan yang rentan menimbulkan terjadinya infeksi nosokomial .
iii
ABSTRACK
HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCES (STIK)
BINA HUSADA PALEMBANG
NURSING SCIENCE
STUDY PROGRAM
Thesis, July 2021
YENI ASRITA
Nosocomial infections are still a problem that is getting quite a lot of attention.
The incidence of nosocomial infections varies from one hospital to another. The number of
nosocomial infections recorded in several countries ranges from 3.3%-9.2%, meaning that
a certain percentage of patients treated are infected with nosocomial infections and can
occur acutely and chronically.
This study aims to describe the level of knowledge and attitudes of nurses in
preventing nosocomial infections during the Covid-19 pandemic in RSUD Dr. H.Ibnu
Sutowo Baturaja Tahun 2021. The research was conducted in June 2021. Descriptive
research design. The population of nurses is 78 and the sample techniqueis purposive
sampling.
The results of this study indicate that most of the level of knowledge of nurses
about the prevention of nosocomial infections in phlebitis patients in the ICU and Inpatient
Dr. RSUD. H. Ibn Sutowo Baturaja is good as many as 80 nurses (62.4%). And the attitude
of nurses in preventing nosocomial infections in plebitic patients in the ICU and Inpatient
Dr. RSUD. H. Ibnu Sutowo Baturaja was positive as many as 74 nurses (94.8%).
It is hoped that the hospital can continue to monitor the actions of nurses in providing
nursing services to patients, especially on actions that are prone to causing nosocomial infections.
iv
v
vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Identitas
Nama : Yeni Asrita
Npm : 19.14201.93.02.P
Tempat/Tanggal Lahir : Muaradua 05 Juni 1977
Agama : Islam
Anak Ke : 1 dari 4 bersaudara
Nama Orang Tua : Hasbi MS dan Yulina
Nama Saudara : 1. Misbahul Aini
2. Ibnu Salim
3. Ginta Rako
Alamat : Jln. Imam bonjol Lr. Rambutan 3 , Kel. Sekar jaya
No.Hp : 081368741551
Email/Fb : yenibta593@gmail.com
Riwayat Pendidikan
1. SD Karang Negara (Tahun 1989-1992)
2. SMP Negeri 2 Buay Madang (Tahun 1992-1995)
3. SMA Kader Pembangunan Baturaja (Tahun 1995-1999)
4. Akper Alma’arif Baturaja (Tahun 1999-2002)
5. STIK Bina Husada Palembang (Tahun 2019-2021)
vii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO
PERSEMBAHAN
kalian tidak ada tapi cita-cita ayah dan ibu untuk menyelesaikan
tiada henti
MOTTO
Berbuat Baiklah Tanpa Perlu Alasan
hakiki
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji Syukur kita sampaikan atas kehadiran Allah SWT, yang senantiasa memberikan
rahmat dan karunia-Nya. Salawat dan salam kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa manusia ke alam yang penuh dengan pengetahua,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam
Skripsi ini ditulis dengan judul : “Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Perawat
Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Pada Masa Pandemi Covid-19 di RSUD Dr. H.
Ibnu Sutowo Baturaja ” guna memenuhi salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan
1. Dr. Ryna Dyana. R Selaku Direktur RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja.
2. Dr.dr.Chairil Zaman M.Sc selaku Plt. Ketua STIK Bina Husada Palembang.
3. Ns. Kardewi, S.Kep, M.kes selaku Ketua Program Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada
Palembang
dan tenaga dalam mengarahkan dan membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
untuk menguji dan telah memberikan banyak saran dalam PenyusunanSkripsi ini.
untuk menguji dan telah memberikan banyak saran dalam Penyusunan Skripsi ini
ix
Penulis menyadari bahwa skripsi ini banyak terdapat kesalahan dan kekurangan,
karena keterbatasan pengetahuan dan keahlian. Untuk itu penulis harapkan saran dan
masukan untuk kesempurnaan Skripsi ini. Akhirnya semoga proposal skripsi ini dapat
Peneliti
x
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................. ......................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 4
1.3 Pertanyaan Peneliti ................................................................... 4
1.4 Tujuan Peneliti ......................................................................... 4
1.4.1 Tujuan umum ................................................................ 4
1.4.2 Tujuan khusus ............................................................... 4
1.5 Manfaat Peneliti ....................................................................... 5
1.5.1 Bagi Peneliti ................................................................. 5
1.5.2 Bagi RSUD dr. H. Ibnu Sutowo..................................... 5
1.5.3 Bagi Peneliti Selanjutnya .............................................. 5
1.6 Ruang Lingkup Penelitian......................................................... 5
xi
2.3.4 Faktor Mempengaruhi Pengetahuan .............................. 21
2.3.5 Pengukuran Pengetahuan............................................... 22
2.4 Sikap ...................................................................................... 23
2.4.1 Komponen Sikap ........................................................... 24
2.4.2 Tingkat Sikap ................................................................ 24
2.4.3 Sikap dan nilai .............................................................. 25
2.5 Perawat..................................................................................... 26
2.5.1 Karakteristik Perawat .................................................... 26
2.6 Kerangka Teori ......................................................................... 26
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi Nosokomial dikenal pertama kali pada tahun 1847 oleh Semmewles dan
hingga saat ini tetap menjadi masalah yang cukup menyita perhatian. Sejak tahun 1950
Amerika Serikat dan Eropa. Insiden infeksi nosokomial berlainan antara satu rumah sakit
dengan rumah sakit lainnya. Angka infeksi nosokomial yang tercatat di beberapa Negara
berkisar antara 3,3%-9,2%, artinya sekian persen penderita yang dirawat tertular infeksi
nosokomial dan dapat terjadi secara akut dan secara kronis.( Darmadi 2011 )
Menurut WHO (2018), terdapat 7 pasien dari 100 pasien rawat inap yang ada di
negara-negara berpenghasilan tinggi dan 10 pasien dari 100 pasien rawat inap yang ada di
Negara berpenghasilan rendah dan menengah berisiko terkena infeksi nosokomial. Setiap
tahun sekitar 3,2 juta pasien terkena infeksi nosokomial diseluruh Negara Eropa, dan
RI, 2011).
tahun 2019 terhadap 10 Rumah Sakit Umum Pendidikan, didapatkan angka yang cukup
tinggi 6-16 % angka infeksi nosokomial, dengan rata-rata 9,8%. Survey yang dilakukan di
10 rumah sakit di DKI Jakarta ini menunjukkan bahwa pasien rawat inap yang mendapat
infeksi yang baru selama dirawat di rumah sakit adalah sebanyak 9,8% (Depkes RI, 2018).
Phlebitis adalah infeksi yang tertinggi di rumah sakit swasta atau pemerintah dengan
jumlah pasien 2.168 pasien dari jumlah pasien berisiko 124.733 (1.7%) (Depkes RI,2010).
xvi
Diawal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu
2019 (COVID-19). Diketahui, asal mula virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok.
Ditemukan pada akhir Desember tahun 2019. Sampai saat ini ada sebanyak saat ini
sudah dipastikan terdapat 65 negara yang telah terjangkit virus satu ini. (Data
Menurut data WHO per tanggal 2 Maret 2020 jumlah penderita 90.308
terinfeksi Covid-19. Di Indonesia pun sampai saat ini terinfeksi 2 orang. Angka
kematian mencapai 3.087 atau 2.3% dengan angka kesembuhan 45.726 orang.
Jakarta dimana penderita kontak dengan seorang warga negara asing (WNA) asal
terkonfirmasi positif Covid-19.Provinsi Jawa Barat berada pada posisi kedua dengan
210.442 kasus positif, dan Jawa Tengah berada ditempat ketiga dengan 153.701
dengan jumlah 15.878 kasus konfirmasi positif sembuh 13927 orang (87,71%) dan
meninggal 766 orang (4,82%). Di ogan komering ulu sendiri kasus terkonfirmasi
sebanyak 236 orang sembuh sebanyak 204 orang ,sedangkan meninggal sebanyak
kejadian infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Ibnu Sutowo
Baturaja pada tahun 2018 pada bulan Januari sampai dengan September tercatat
sebesar 12,9% dengan perincian sebagai berikut kasus Plebitis 12,9% , sedangkan
Pada tahun 2019 pada bulan Januari sampai dengan september tercatat sebesar 72,6%
dengan perincian kasus Pelebitis di ruang ICU dan Rawat Inap 72,6%, IDO 0,44%
dan di tahun 2020 pada bulan januari sampai desember meningkat dengan jumlah
yang tercatat 38,56% dengan perincian kasus plebitis 32,81%, IDO 5,75%.
untuk indicator infeksi nosokomial dirumah sakita dalah ≤ 1,5%. Data ini
menunjukkan bahwa angka kejadian infeksi nosokomial masih diatas standar yang
tangan sebelum memegang pasien, mencuci tangan dengan menggunakan air tetapi
tidak sesuai dengan SPOyaitu tidak menggunakan air yang mengalir, tidak
menggunakan sabun dan tidak mengikuti langkah-langkah cuci tangan yang benar.
Oleh karena itu, berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis
Data angka kejadian infeksi nosokomial masih diatas standar yang telah
ditetapkan pada 3 tahun terakhir, angka kejadian infeksi nosokomial di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja pada tahun 2018 pada bulan Januari
sampai dengan September tercatat sebesar 21,7% dengan perincian sebagai berikut
kasus Plebitis 12,5% , Dekubitus 3,9%, IDO 5,3%. Pada tahun 2020 pada bulan
januari sampai desember meningkat dengan jumlah yang tercatat 38,56% dengan
infeksi nosokomial pada masa pandemi Covid-19 di RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo
1.4 TujuanPenelitian
infeksi nosokomial pada masa pandemi Covid-19 di RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo
pada masa pandemi Covid-19 di RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja tahun 2021.
1.5.1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. ibnu Sutowo Baturaja
pencegahan infeksi nosokomial pada masa pandemi Covid-19 di RSUD Dr. H. Ibnu
Sutowo Baturaja tahun 2021 tahun 2021. Penelitian ini rencananya akan dilakukan
pada bulan Mei 2021 , lokasi penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Ibnu
Sutowo Baturaja. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan survey. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di
ruang ICU dan ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Ibnu Sutowo
yang digunakan purposive sampling. Data yang diperoleh akan dianalisis secara
univariat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Covid-19
2.1.1. Definisi Covid-19
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm, Virus
Ada 6 jenis corona virus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu alpacoronavirus
subgenus yang sama dengan Coronavirus yang menyebabkan Wabah Severe Acute
Respiratory Illness (SARS) pada tahun 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas
2.2.2 Epidermiologi
Sejak kasus pertama kali di Wuhan, terjadi peningkatan kasus Covid-19 di China
setiap hari dan memuncak diantara akhir Januari hingga awal Februari 2020.Awalnya
hingga ke provinsi lain dan seluruh China (Wu Z,McGoogan JM,2020). Tanggal 30
Januari 2020, telah terdapat 7.736 kasus terkonfirmasi Covid-19 di China, dan 86
kasus lain dilaporkan dari berbagai negara seperti Taiwan, Thailand, Vietnam,
Malaysia, Nepal, Sri Lanka, Kamboja, Jepang, Singapura, Arab Saudi, Korea
menunjukkan kasus yang terkonfirmasi berjumlah 1.528 kasus dan 136 kasus
COVID-19 di Indonesia sebesar 8,9%, angka ini merupakan yang tertinggi di Asia
Eropa dan Amerika Utara telah menjadi pusat pandemi COVID-19, dengan
kasus dan kematian sudah melampaui China. Amerika Serikat menduduki peringkat
sebanyak 19.332 kasus pada tanggal 30 Maret 2020 disusul oleh Spanyol dengan
6.549 kasus baru. Italia memiliki tingkat mortalitas paling tinggi di dunia, yaitu
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan
di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dimana ketika masuk tidak
ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi
muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah
sakit dan tenaga kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
Infeksi luka operasi merupakan infeksi yang terjadi dalam kurun waktu 30
hari pasca operasi dan infeksi tersebut memang tampak berhubungan dengan operasi
dan melibatkan suatu bagian anatomi tertentu dengan tanda keluar cairan purulen dari
drain organ dalam, isolasi bakteri dari organ dalam dan abses.
kemih. Untuk adanya ISK harus ditemukan bakteri di dalam urin. ISK adalah jenis
infeksi yang paling sering terjadi. ISK dapat terjadi di saluranginjal (ureter), kandung
penyebaran bakteri dari suatu fokus infeksi ke dalam peredaran darah. Septikimia
merupakan keadaan gawat, oleh karena itu harus ditangani cepat dan tepat untuk
Febris puerperalis atau demam nifas merupakan infeksi yang muncul pasca
yang terjadi karena tidak proporsionalnya perpaduan antara tenaga dorong dari
uterus, janin yang harus terdorong keluar, serta jalan lahir saat persalinan berjalan.
disertai nyeri kepala, dan muntah-muntah yang diikuti dengan diare. Manifestasi
muncul setelah beberapa saat penderita mengkonsumsi makanan atau minuman yang
disajikan.
(HVA), hepatitis virus B (HVB) atau hepatitis virus non A non B (HVNANB).
Manisfestasi klinis dari hepatitis virus dapat ikterik atau non iketrik.Pada fase pra
ikterik terdapat sedikit demam, anoreksia, mual, muntah-muntah, dan nyeri perut. Ini
Infeksi aliran darah primer adalah infeksi darah yang timbul tanpa ada organ
Saluran napas adalah organ vital untuk ventilasi, namun tidak jarang jaringan
lunak pada saluran napas ini harus bersentuhan dengan peralatan medis untuk
berbagai indikasi, baik sebagai upaya menegakkan diagnososis dan terapi. Semua
yang paling sering terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan, terutama rumah sakit
adalah
Gejala klinis infeksi nosokomial adalah reaksi demam berupa reaksi umum
atau sistemik, dan reaksi organik seperti pucat, badan melemah, gelisah, muntah,
diare, napas sesak, terbentuknya pus dan sebagainya. Gambaran adanya bakterimia
adalah demam mencapai 38,5°C dan bertahan selama minimal 24 jam atau demam
yang berulang paling sedikit 4 kali selama 24 jam dengan atau tanpa pemberian obat
ciri-ciri:
1. Pada waktu penderita mulai dirawat di rumah sakit tidak didapatkan tanda- tanda
2. Pada waktu penderita mulai dirawat di rumah sakit, tidak sedang dalam masa
5. Bila saat mulai dirawat di rumah sakit sudah tidak ada tanda-tanda infeksi, dan
terbukti infeksi tersebut didapat penderita ketika dirawat di rumah sakit yang
infeksi nosokomial tersebut diatas, ada catatan khusus yang perlu diketahui:
2) Untuk penderita yang keluar dari rumah sakit dan kemudian timbul tanda-
3) Infeksi yang terjadi pada petugas pelayanan medis serta keluarga atau
Rantai infeksi (chain of infection) merupakan rangkaian yang harus ada untuk
infeksi dengan efektif, perlu dipahami secara cermat rantai infeksi. Kejadian infeksi
apabila 1 mata rantai diputus atau dihilangkan maka penularan infeksi dapat dicegah.
manusia, agen infeksi dapat berupa bakteri, virus, jamur dan parasit. Ada tiga faktor
virulensi dan jumlah (dosis atau “load”). Makin cepat diketahui agen infeksi dengan
penelitian, reservoir terbanyak adalah pada manusia, alat medis, binatang, tumbuh-
tumbuhan, tanah, air, lingkungan dan bahan- bahan organik lainnya. Dapat juga
ditemui pada orang sehat, permukaan kulit, selaput lendir mulut, saluran napas atas,
3) Portal of exit (pintu keluar) adalah lokasi tempat agen infeksi (mikroorganisme)
meninggalkan reservoir melalui saluran napas, saluran cerna, saluran kemih serta
transplasenta.
wadah / reservoir ke pejamu yang rentan. Ada beberapa metode penularan yaitu:
kontak langsung dan tidak langsung, droplet, airborne, melalui vehikulum (makanan,
air/minuman, darah) dan melalui vektor (biasanya serangga dan binatang pengerat).
5) Portal of entry (pintu masuk) adalah lokasi agen infeksi memasuki pejamu yang
rentan dapat melalui saluran napas, saluran cerna, saluran kemih dan kelamin atau
menurun sehingga tidak mampu melawan agen infeksi. Faktor yang dapat
mempengaruhi kekebalan adalah umur, status gizi, status imunisasi, penyakit kronis,
luka bakar yang luas, trauma, pasca pembedahan dan pengobatan dengan
seperti:
sebagainya).
b. Peralatan dan dan material medis (jarum, kateter, instrumen, respirator, kain,
bersalin, dan kamar bedah, serta lingkungan eksternal seperti halaman rumah sakit
d. Makanan dan atau minuman (hidangan yang disajikan setiap saat kepada
penderita).
e. Penderita lain (keberadaan penderita lain dalam satu kamar atau ruangan
sumber penularan).
2. Faktor-faktor yang ada dalam diri penderita (instrinsic factors) seperti: umur, jenis
kelamin, kondisi umum penderita, risiko terapi, atau adanya penyakit lain yang
berikut:
tinggi.
negara yang kurang mampu karena meningkatnya; lama rawat inap di rumah sakit,
terapi dengan obat-obat mahal (seperti obat antiretroviral untuk HIV/AIDS, dan
berdasarkan transmisi. Bagi pasien yang memerlukan isolasi, maka akan diterapkan
Dalam mengendalikan infeksi nosokomial di rumah sakit, ada tiga hal yang perlu ada
dalam program pengendalian infeksi nosokomial di antaranya yaitu: adanya sistem surveilan
yang mantap, adanya peraturan yang jelas, dan tegas serta dapat dilaksanankan, adanya
program pendidikan yang terus menerus bagi semua petugas rumah sakit (Septiari 2012).
tangan dengan menyingkirkan kotoran dan debu serta menghambat atau membunuh
mikroorganisme pada kulit. Langkah pertama pada proses ini adalah dengan
melakukan langkah cuci tangan, dan menggosok tangan dengan benar. Untuk
mendorong cuci tangan, pengelola program harus melakukan segala upaya dengan
menyediakan sabun dan suplai air bersih terus menerus, baik dari kran atau ember
dan air mengalir bila tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan
alkohol (alcohol-based handrubs) bila tangan tidak tampak kotor. Kuku petugas
harus selalu bersih dan terpotong pendek, tanpa kuku palsu, tanpa memakai perhiasan
cincin. Kebersihan tangan dilakukan pada saat sebelum kontak pasien, sebelum
tindakan aseptik, setelah kontak darah dan cairan tubuh, setelah kontak pasien dan
setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien (Permenkes RI No. 27 Tahun 2017).
Hasil yang ingin dicapai dalam kebersihan tangan adalah mencegah agar
tidak terjadi infeksi, kolonisasi pada pasien dan mencegah kontaminasi dari pasien ke
2.3. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu melalui proses sensoris khususnya mata
dan telinga terhadap objek tertentu, pengetahuan merupakan domain yang sangat
adalah kumpulan informasi yang dipahami, diperoleh dari proses belajar selama
hidup dan dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri baik
pengetahuan dan kesadaran akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
harus tahu terlebih dahulu apa arti dan manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau
a. Tahu (know)
Tahu sebagai mengingat satu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Bisa
juga diartikan sebagai tingkat pengetahuan yang lebih rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan,
b. Memahami (comprehension)
obyek yang diketahui dan dimana dapat menginterpretasi materi tersebut secara
benar. Orang yang paham terhadap obyek atau materi yang dapat harus menjelaskan,
c. Aplikasi (application)
situasi ataupun kondisi riil atau sebenarnya, seperti rumus, metode, prinsip dan
sebagainya.
d. Analisis (analysis)
lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi
yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
penelitian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria - kriteria yang telah ada.
Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum
adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan
dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka di
coba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka
dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga sampai masalah tersebut dapat di pecahkan.
baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip
orang lain yang menerima mempunyai yang di kemukakan oleh orang yang
dalam memecahkan permasalahan yang di hadapi masa lalu. b. Cara modern dan
memperoleh pengetahuan Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau disebut
metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-
1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara
untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.
a. Faktor Internal
1) Pendidikan
& Dewi (2010). Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku
seseorang akan pola hidup terutama dalam memotifasi untuk sikap berperan serta
2) Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip dalam Nursalam 2003 dalam bukunya Wawan &
Dewi (2010). Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber
3) Umur
Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam dalam buku Wawan & Dewi
(2010). Usia adalah umur individu yang terhitung mulai dilahirkan sampai brulang
tahun sedangkan menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam dalam buku Wawan & Dewi
kelompok.
2) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap
tentang isi materi yang ingin diukur dari obyek penelitian atau responden. Data yang
diharapkan
b. Kategori cukup yaitu bila kemampuan menjawab benar 56%-75% dari yang
diharapkan
Sikap adalah perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu
khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek, dan keadaan (Notoatmodjo,
juga dapat dibentuk melalui pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap
penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan agama dan
pengaruh emosional. Menurut Sukidjo sikap adalah keadaan mental dan saraf dan
kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamis atau
terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan
Setelah orang mengetahui stimulus atau obyek proses selanjutnya akan menilai
stimulus atau obyek proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus
a. Kognisi seseorang berada dalam tahap mempelajari yaitu tahap mengenal masalah
dan tahap mencari informasi yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut.
b. Kepercayaan dari pengirim berita, berita itu sendangkan dan Semakin besar
prestice sang komunikator akan semakin besar pula perubahan sikap yang
ditimbulkan
untuk cenderung untuk mengadopsi sikap dan perilaku orang yang disukai.
a. Menerima (Receiving)
b. Merespon (Responding)
c. Menghargai (Valuating)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
Nilai sangat terkait dengan sikap, nilai membantu sebagai jalan untuk
mengatur sikap. Nilai didefinisikan sebagai konstelasi dari suka, tidak suka, titik
pandang, keharusan. Sikap dan kepuasaan kerja Suatu sikap yang dipunyai individu
didasarkan pada faktor lingkungan kerja, gaya supervisi, kebijakan dan prosedur.
Sikap dan perilaku. Melalui tindakan dan belajar seseorang akan mendapatkan
kepercayaan dan sikap terhadap sesuatu yang pada giliranya akan mempengaruhi
dan keyakinan nyata. Sikap adalah evaluasi perasaan dan kecenderungan seseorang
yang relatif konsisten terhadap sesuatu obyek atau gagasan. Sikap akan
(Notoatmodjo, 2010).
2.5. Perawat
Perawat adalah orang yang mengasuh dan merawat orang lain yang
semakin meluas. Pada saat ini, pengertian perawat merujuk pada posisinya sebagai
bagian dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
keperawatan.
filosofi atau pandangan dunia yang utuh, memperhatikan komitmen yang teguh dan
pengalaman tertentu menjadi satu sistem nilai (Notoatmodjo, 2000 dalam Ismael,
2009).
oleh usia, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, pengeahuan, sikap, dan perilaku.
diantaranya adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, dan masa kerja. Dalam penelitian
ini, karakteristik yang akan diteliti adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan
lama kerja.
a. Usia
Usia perawat secara garis besar menjadi indikator dalam kedewasaan dalam
dalam praktik keperawatan, dimana semakin tua umur perawat maka dalam
Hal ini akan berdampak pada kinerja perawat dalam praktik keperawatan pada pasien
pada pasien semakin baik pula. (Smet, 2004 dalam Nurningsih, 2012). Usia
merupakan indikator umum tentang kapan suatu perubahan akan menjadi. Usia
Usia perawat dewasa muda pada umumnya mereka kurang memiliki rasa tanggung
menunjukan kematangan jiwa, dan belum mampu berfikir rasional. Perawat usia
muda masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam bersikap disiplin serta
ditanamkan rasa tanggung jawab sehingga pemanfaatan usia produktif bisa lebih
b. Jenis kelamin
lebih agresif dan lebih besar kemungkinan dalam memiliki pengharapan untuk
sukses, sehingga laki-laki lebih baik kinerjanya dibandingkan dengan perempuan.
Penjelasan yang logis adalah adalah bahwa secara historis perempuan bertanggung
jawab terhadap rumah tangga dan keluarga (Robbins dan judge, 2001 dalam
Elvarida, 2010).
c. Tingkat Pendidikan
perilaku yang baik dalam rangka membantu pasien dalam mencapai kesembuhan.
sesuatu yang datang dari luar. Seorang perawat yang menjalankan profesinya sebagai
dalam bidang tertentu, untuk itu dibutuhkan pendidikan yang sesuai agar dapat
yang berhubungan dengan daya pikir. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
d. Lama kerja
Lama kerja adalah lama seseorang perawat yang bekerja di rumah sakit dari
mulai awal bekerja sampai saat selesai perawat berhenti bekerja. Semakin lama masa
kerja seseorang dalam bekerja maka semakin banyak pengetahuan dan pengalaman
yang dimilikinya, hal ini dapat membantu membantu dalam meningkatkan kinerja
seorang perawat. Hasil analisis peneliti bahwa rata-rata masa kerja perawat masih
belum lama akan menyebabkan masih kurang. Kondisi ini menunjukan bahwa
perawat mempunyai harapan yang relatif sudah terpenuhi karena belum mempunyai
tuntutan kebutuhan yang tinggi dibandingkan dengan masa kerja yang sudah lama
(Rusmianingsih, 2012)
Faktor Predisposisi
- Pengetahuan
- Sikap
- Nilai-nilai
- Keyakinan
- Kepercayaan
Faktor pendukung
- Fasilitas Pencegahan
- Informasi infeksi
- Obat-obatan nosokomial .
Faktor pendorong
- Kelompok Referensi
- Petugas Kesehatan
tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial pada
masa pandemi Covid-19 di RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja tahun 2021.
Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan pada tanggal bulan Mei 2021.
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di Rumah
Sakit Umum Daerah dr.H.Ibnu Sutowo Baturaja yang berjumlah 248 orang perawat.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang yang bertugas di ruang
perawatan ICU dan Ruang rawat inap rumah sakit Umum daerah dr.H.Ibnu
Sutowo Baturaja dengan total 151 orang perawat. Besar sampel minimal
N
n
1 N (d )2
248
1 248(0,1) 2
248
1 2,48
248
3,48
71,26 71
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
Jumlah responden 71 perawat + drop out 10 % (71 x10% = 7,1) = 71 + 7,1 = 78,1 =
78 perawat
1. Kriteria inklusi :
Sutowo Baturaja
persetujuan tertulis.
2. Kriteria eksklusi:
pengetahuan dan sikap perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial pada masa
pandemi Covid-19 di RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja tahun 2021”, maka
variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik responden yang meliputi usia, jenis
kelamin, pendidikan, status pernikahan, masa kerja dan variabel tingkat pengetahuan
Karakteristik perawat :
- Usia
- Jenis kelamin
- Pendidikan
- Lama kerja
Pencegahan infeksi
nosokomial .
Pengetahuan Perawat
Sikap Perawat
1. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari profil Rumah Sakit dengan mempelajari biodata
Baturaja.
2. Data Primer
Data primer diperoleh dengan cara menggunakan kuisioner yang diisi oleh
perawat Adapun data primer meliputi variabel dalam penelitian ini yaitu karakteristik
responden meliputi : umur, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan masa kerja
dan variabel tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam pencegahan infeksi
nosokomial .
Langkah-langkah pengumpulan data primer sebagai berikut :
lembar kuesioner
data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan
1. Editing
Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah disarankan oleh para
terhadap :
a. Kelengkapan jawaban, apakah tipe pertanyaan sudah ada jawaban,meskipun
c. Relevensi jawaban,bila ada jawaban yang kurang atau tidak relevan maka editor
harus menolak
sendiri.kegunaan dari coding adalah untuk mempermudah pada saat analisa data dan
3. Processing
Memproses data yang akan dilakukan dengan cara mengentry data dari
kuesioner kepaket program komputer.ada beberapa macam paket program yang dapat
kekurangan.salah satu paket program yang sudah umum digunakan untuk entry data
meliputi : umur, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan, masa kerja dan
nosokomial pada masa pandemi Covid-19 di RSUD Dr.H Ibnu Sutowo Baturaja
BAB IV
BLUD RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja beralamat di jalan Dr. Mohd. Hatta
Merupakan pusat rujukan kesehatan regional bagi Rumah Sakit Kabupaten Ogan
Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ulu Selatan. Rumah
Sakit ini diresmikan menjadi fasilitas pelayanan kesehatan pada tanggal 24 oktober
1987 dan ditetapkan menjadi kelas “C” pada Januari 1993. Rumah Sakit Dr. H. Ibnu
Sutowo ini berjarak 4-5 jam menuju Rumah sakit Provinsi. Dengan luas lahan dan
bangunan yaitu luas areal sebesar 17.663, 75 m2 dan luas bangunan 8.269, 94 m2.
Jenis fasilitas yang ada di RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja yaitu
6. Ambulance
13. CCTV
meliputi : umur, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan, masa kerja dan
nosokomial pada masa pandemi Covid-19 di RSUD Dr.H Ibnu Sutowo Baturaja.
4.2.1.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat di Ruang Rawat ICU dan Rawat
Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja dapat dilihat pada
perawat yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 13 perawat (16%). Usia perawat
sebagian besar adalah 21-30 tahun sebanyak 7 perawat (8,9%), dan usia perawat
31-40 tahun sebanyak37 perawat (46,4%), sedangkan usia perawat 41-50 tahun hanya
sebanyak 34 perawat (43,0%). Sebagian besar perawat memiliki pengalaman kerja > 5
tahun sebanyak 77 perawat (98%), dan perawat yang memiliki pengalaman kerja < 5
Nosokomial Pada Masa Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.
Nosokomial Pada Masa Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.
Ibnu Sutowo Baturaja dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Perawat dalam Pencegahan Infeksi
Nosokomial Pada Masa Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Dr.H.Ibnu Sutowo
Baturaja
Pada Masa Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Ibnu Sutowo
Baturaja.
Pada Masa Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Ibnu Sutowo
Baturaja dapa dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Sikap Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Pada
Masa Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Dr.H.Ibnu Sutowo Baturaja.
dalam pencegahan infeksi nosokomial pada masa pandemi Covid-19 di Rumah Sakit
4.3 Pembahasan
4.3.1.1.Jenis Kelamin
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Wardhana, 2013 perawat
dengan jenis kelamin perempuan cenderung lebih taat dan mematuhi standar yang
ada dan cenderung lebih rajin dalam merawat diri sehingga praktik dalam
umumnya dalam kepatuhan wanita lebih patuh dari pada pria, karena wanita lebih
patuh dan peduli untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien.
Dari hasil penelitian di atas sejalan dengan penelitian Sarto (2016) yang
Berdasarkan hasil penelitian, teori serta penelitian terkait diatas maka peneliti
berasumsi bahwa perawat dengan berjenis kelamin perempuan lebih rajin melakukan
4.3.1.2.Usia
Sejalan dengan teori usia adalah umur individu yang terhitung mulai dari saat
dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Kepercayaan
masyarakat seseorang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Kusumawati dan Frandinata
menyesuaikan diri pada situasi dalam bekerja dan proses pemahaman serta
kematangan dalam bekerja dapat dicapai pada umur 31-40 tahun. Di usia yang masih
muda, proses pembelajaran dalam hal adaptasi terhadap pekerjaan dan penyesuaian
terhadap situasi yang baru masih sangat dirasakan oleh responden yang sehingga
bekerja.
Hasil penelitian di atas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saragih
& Rumapea (2010) dengan topik yaitu gambaran karakteristik perawat yang
Berdasarkan hasil penelitian, teori serta penelitian terkait diatas maka peneliti
keperawatan.
4.3.1.3.Masa kerja
Sejalan dengan teori masa kerja adalah keseluruhan pelajaran yang diperoleh
bekerja atau berkarya. Hal ini pun sesuai dengan konsep teori bahwa tingkat
Hasil ini sejalan dengan penelitian Herpan & Wardhani (2012) tentang analisis
Yogyakarta yang menunjukkan bahwa sebagian besar perawat dengan masa kerja > 5
tahun yaitu sebanyak 79 (98%).
Berdasarkan hasil penelitian, teori serta penelitian terkait diatas maka peneliti
berasumsi bahwa perawat dengan masa kerja ≥ 5 tahun maka lebih banyak
4.3.1.4.Pendidikan
positif dan staf mendapat pengetahuan yang penting untuk penampilan kinerjanya
dalam hal kognitif, psikomotor dan sikap. Pendidikan merupakan indikator yang
Hasil ini sejalan dengan penelitian Kusumawati (2016) dengan hasil mayoritas
Berdasarkan hasil penelitian, teori serta penelitian terkait diatas maka peneliti
pencegahan infeksi nosokomial pada masa pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Dr. H. Ibnu
Sejalan dengan teori pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
Berdasarkan hasil penelitian, teori serta penelitian terkait diatas maka peneliti
berasumsi bahwa semakin tinggi pengetahuan maka semakin baik sikap yang di
serta pergaulan sosial. Sikap merupakan respon tertutup yang dalam teori psikologi
sikap sebagai respon tertutup yang memungkinkan timbulnya bentuk nyata atau
Hal ini sejalan dengan penelitian Yulia Habni (2009) yang menyatakan bahwa
Berdasarkan hasil penelitian, teori serta penelitian terkait diatas maka peneliti
5.1. Simpulan
pelebitis di ICU dan Rawat Inap RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja sebagian
perawat.
5.2. Saran
sebagai berikut:
Diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk dapat terus memantau seperti
infeksi .
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan bagi peneliti
serta tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti untuk dapat menerapkan pencegahan
Herpan & Wardhani. (2012). Analisis kinerja perawat dalam pengendalian infeksi
nosokomial di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.
Jurnal KES MAS Vol. 6, No. 3, September 2012 : 144-211. Diakses
padahttp://journal.uad.ac.id/index.php/KesMas/article/viewFile/105
3/780 tanggal 10 Desember 2017.
Ismael. 2009. Hubungan Karakteristik Perawat Terhadap Penatalaksanaan Klien Perilaku
Bunuh Diri di RSJ.Prof Dr. Hb. Sa’anin Padang. Tahun 2009. Sumatera
Barat: Program Studi DIII Keperawatan Stikes Perintis Bukittinggi.
Kemenkes. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/Viii/2011 Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Nosokomial Merupakan Unsur Patient Safety.
Jakarta: Kemenkes RI.
Wahyudi, Iwan, Dewi Irawaty, dan Sigit Mulyono. 2010. Hubungan Persepsi
Perawat tentang Profesi Keperawatan, Kemampuan, dan Motivasi
Kerja terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di RSUD dr. Slamet
Garut. Jurnal Keperawatan FIKUI.
Wawan & Dewi. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Wahyudi, Iwan, Dewi Irawaty, dan Sigit Mulyono. 2010. Hubungan Persepsi
Perawat tentang Profesi Keperawatan,Kemampuan,dan Motivasi
Kerja terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di RSUD dr. Slamet
Garut. Jurnal Keperawatan FIKUI.
Wawan & Dewi. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Yulia, Habni. (2009), Perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial di
Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji AdamMalik Medan. Skripsi. Peminatan
Keperawatan Fakultas Kedokteran UniversitasSumatra Utara,
Medan.
Lampiran Kuisioner
Dengan hormat,
Saya mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Bina Husada Palembang
Nama : Yeni Asrita
NPM : 19142019302P
Prodi : S1 Program Studi Ilmu Keperawatan
Responden Peneliti
……………………
KUISIONER
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DALAM
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL PADA MASA PANDEMI
COVID 19
DI RUD IBNU SUTOWO BATURAJA
No Kode Responden :
Tanggal Pengisian :
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama : ……………………………………………
3. S1 4. Lainnya
3. Janda/Duda
No Kode Responden :
Tanggal Pengisian :
B. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama : ……………………………………………
3. S1 4. Lainnya
3. Janda/Duda
Berilah tanda checklist (v) pada kolom di bawah ini yang sesuai menurut pilihan Anda.