DISUSUN OLEH :
RIA LEDY
19101003
TAHUN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
Alamat :
Waktu :
Mengetahui
Pembimbing Mahasiswa
Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah Yang Tuhan Esa atas berkat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Keluarga Binaan RT 03 RW 12
Kelurahan Lembah Sari Kecamatan Rumbai Timur
Dalam penulisan laporan ini, penulis mendapat dukungan dan arahan dari berbagai pihak,
untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada yang terhormat :
1. Bapak H. Ahmad Hanafi, SKM, M.Kes selaku Ketua Universitas Hang Tuah Pekanbaru
2. Ibu Cecen Suci Hakameri, M. Keb. selaku Dosen Pembimbing Keluarga Binaan yang
telah banyak memberikan bimbingan, masukan, kritik dan saran serta membantu
terlaksananya pembuatan Laporan Keluarga Binaan
3. Terimakasih kepada Bapak Suhardi selaku Ketua RW Kelurahan lembah sari Kecamatan
Rumbai Timur kota pekanbaru yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Keluarga Binaan
4. Terimakasih kepada Bapak Hairul selaku Ketua RT 03 Kelurahan lembah sari kecamatan
Rumbai Timur yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Keluarga Binaan
5. Terimakasih Kepada Ny.F yang telah bersedia menerima asuhan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Ketua Prodi laporan keluarga
binaan
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini sedikitnya dapat memberikan hal yang
bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya untuk para pembaca dan penulis
memohon maaf apabila ada kekeliruan dalam pembuatan laporan ini.
Pekanbaru, 21 Juni 2022
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat paling efektif dan efisien dalam
mencegah penyakit dan menurunkan angka kematian seperti cacar, polio, tubercolosis,
hepatitis B, difteri, campak, rubella dan sindrom kecacatan bawaan akibat rubella (congenital
rubella syndrome/CRS), tetanus, pneumonia (radang paru) serta meningitis (radang selaput
otak). Pelaksanaan imunisasi pada balita menyelamatkan sekitar 2–3 juta nyawa di seluruh
dunia setiap tahun dan berkontribusi besar pada penurunan angka kematian bayi global dari
65 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 29 pada tahun 2018 (Nandi & Shet,
2020).
Kejadian kematian anak berusia bawah lima tahun (balita) pada negara berkembang
mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu faktor yang menyebabkan
kematian pada anak adalah daya tahan tubuh anak yang belum sempurna. Jumlah kematian
balita yang terjadi di Tiongkok antara tahun 1996 sampai dengan tahun 2015 yaitu sebanyak
181.600 balita. Dari total jumlah kematian tersebut sebanyak 93.400 (51%) kematian balita
terjadi pada neonatus yang mayoritas disebabkan oleh penyakit pneumonia. Sedangkan di
Afrika penyakit pneumonia, diare dan campak menjadi penyebab setengah dari kematian
anak (He et al., 2017; Liu et al., 2015; Sari & Nadjib, 2019).
Gambaran cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia tahun 2016-2018 yaitu pada
tahun 2016 sebesar 91,58%. Pada tahun 2017 cakupan imunisasi dasar lengkap mengalami
penurunan menjadi 85,41%. Pada tahun 2018 cakupan imunisasi dasar lengkap kembali
mengalami penurunan dari tahun 2017 yaitu 57,95% (Azis et al., 2020; Riskesdas, 2018).
Data pada tahun 2019 cakupan imunisasi rutin di Indonesia masih dalam kategori kurang
memuaskan, dimana cakupan Pentavalent-3 dan MR pada tahun 2019 tidak mencapai 90%
dari target. Padahal, program imunisasi dasar diberikan secara gratis oleh pemerintah di
Puskesmas serta Posyandu (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020; WHO, 2020).
Pandemi COVID-19 menyebabkan lebih dari 125 juta kasus positif yang dikonfirmasi
dan 2.748.737 kematian yang dilaporkan di seluruh dunia sampai tanggal 26 Maret 2021
mendorong perubahan drastis dalam norma sosial globaltermasuk penyediaan layanan
kesehatan. Hal ini tentunya memiliki implikasi yang signifikan terhadap upaya pengendalian
penyakit menular lainnya dan penyakit yang dapat dicegah melalui program imunisasi
(Chandir et al., 2020; WHO, 2021). Penurunan cakupan pelaksanaan imunisasi dasar lengkap
akan menyebabkan tidak terbentuknya kekebalan pada bayi dan balita sehingga akan
menurunkan derajat kesehatan anak (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Pandemi COVID-19 yang terjadi pada empat bulan pertama tahun 2020, WHO
mencatat adanya penurunan jumlah anak yang mendapatkan vaksin difteri, tetanus dan
pertusis (DTP3). Data ini merupakan suatu hal yang tidak wajar karena baru pertama kalinya
dalam 28 tahun, terjadi penurunan cakupan DTP3. Selain itu, adanya pandemi COVID-19
menyebabkan setidaknya 30 kampanye vaksinasi campak dibatalkan atau berisiko dibatalkan
oleh WHO dan UNICEF. Hal tersebut nantinya dikhawatirkan dapat menyebabkan wabah
penyakit lain. Sampai dengan bulan Mei 2020, tiga perempat dari 82 negara melaporkan
gangguan terkait program imunisasi akibat pandemi COVID-19 (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2020).
Kepemilikan kartu menuju sehat (KMS)/ Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA)/
buku kesehatan anak lainnya. Kepemilikan KMS/ buku KIA/ buku catatan kesehatan anak
sangat penting terutama untuk mengetahui jadwal ataupun jenis imunisasi yang diberikan
kepada balita. Dengan kepemilikan buku ini maka orang tua dapat mengetahui jenis
imunisasi apa yang sudah diberikan dan imunisasi apa saja yang belum diberikan (Peraturan
Menteri Kesehatan No.155/Menkes/Per/1/2010 Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat
Untuk Balita). Menurut penelitian Harmasdiani (2015), di Probolinggo yang menunjukkan
bahwa pengetahuan ibu yang rendah memiliki risiko 21 kali lebihtidak patuh untuk datang ke
pelayanan kesehatan dan memberikan imunisasi disbanding ibu dengan pengetahuan tinggi.
Pelaksanaan imunisasi dasar lengkap merupakan hal yang sangat penting untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Oleh karena pentingnya
imunisasi dasar lengkap untuk meningkatkan derajat kesehatan bayi serta belum adanya
penelitian sebelumnya mendorong peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-
faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan imunisasi dasar lengkap setelah adanya
pandemi COVID-19.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada balita Ny. F dengan imunisasi tidak lengkap
melalui pemberian KIE.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya pengkajian data subjektif pada balita Ny. F diwilayah kelurahan
lembah sari RT 03 RW 12 Kecamatan Rumbai Timur.
b. Diketahuinya pengkajian data objektif pada balita Ny.F di wilayah kelurahan
lembah sari RT 03 RW 12 Kecamatan Rumbai Timur.
c. Dilakukan pemberian informasi kesehatan kepada Ny.F tentang imunisasi.
d. Diketahuinya evaluasi dari pemberian informasi imunisasi kepada balita Ny.F
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu dan teori yang diperoleh selama
perkuliahan dan menambah pengetahuan serta wawasan tentang pentingnya
imunisasi pada balita.
2. Bagi Masyarakat
a) Menambah informasi mengenai imunisasi dan motivasi orangtua untuk
melakukan imunisasi lanjutan
b) Dapat memberikan solusi dan pemecahan masalah untuk keluarga tersebut.
D. Sasaran
Sasaran studi kasus ini adalah balita Ny.F yang imunisasi tidak lengkap di
wilayah kelurahan lembah sari RT 03 TW 12 Kecamatan Rumbai Timur.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari asuhan ini adalah balita yang imunisasinya tidak lengkap di
wilayah kelurahan lembah sari RT 03 RW 12 Kecamatan Rumbai Timur.
Terlaksananya Keluarga Binaan pada tanggal 29 Juni 2022 yang dilakukan berupa
Pengkajian Data dan Memberikan penyuluhan berupa KIE pentingnya pelaksanaan
imunisasi bagi balita.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.Imunisasi
1. Definisi Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun yang artinya kebal atau resisten. Anak diimunisasi,
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit. Jadi, imunisasi adalah suatu upaya untuk
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Imunisasi terhadap
suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja,
sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya (Sari, 2020).
Imunisasi ialah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh
seseorang secara aktif terhadap salah satu antigen, sehingga jika anak terpapar pada antigen
yang sama dikemudian hari sistem imunlah yang dapat mengatasinya dan tidak berkembang
yang akan menjadikan penyakit ( Kemenkes RI, 2015 ).
Pemberian imunisasi pada anak akan lebih baik mengikuti jadwal yang sudah ada.
Dengan memberikan imunisasi sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan hasil
pembentukan antibodi juga akan lebih optimal sehingga dapat melindungi anak dari paparan
penyakit infeksi ( Kemenkes RI, 2018 ).
2. Tujuan imunisasi
a. Melalui imunisasi,sangat efektif untuk mencegah penyakit menular serta tidak mudah
terserang penyakit menular tersebut tubuh tidak akan mudah terserang penyakit
menular.
b. Imunisasi menurunkan angka morbiditas ( angka kesakitan ) dan mortalitas ( anngka
kematian ) balita ( proverawati & Andhini,2010).
3. Manfaat imunisasi
Bayi dan anak mendapatkan imunisasi dasar lengkap akan terlindung dari beberapa
penyakit berbahaya dan akan mencegah penularan ke adik, kakak, dan teman-teman
disekitarnya. Imunisasi akan meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan anak sehingga mampu
melawan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut. Anak yang telah terimunisasi
bila terinfeksi oleh kuman tersebut maka tidak akan menularkan ke adik, kakak, atau teman-
teman disekitarnya, jadi imunisasi selain bermanfaat untuk diri sendiri juga bermanfaat untuk
mencegah penyebaran penyakit ( IDAI,2013).
Selain bermanfaat untuk mencegah penyakit dan penularan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi untuk anak, imunisasi juga bermanfaat untuk keluarga : dapat
menghilangkan rasa kecemasan dan psikologi pengobatan apabila anak sakit. Serta
mendorong keyakinan orang tua bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang
merasa lebih nyaman.manfaat bagi negara sendiri : dapat memperbaiki tingkat kesehatan
serta menciptakan bangsa yang kuat kuat untuk melanjutkan pembangunan bangsa
( Arianti,2017).
5. jenis imunisasi
Imunisasi Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara
terus-menerus sesuai jadwal. Imunisasi rutin terdiri dari atas imunisasi dasar dan imunisasi
lanjutan. Imunisasi rutin terbagi menjadi sebagai berikut :
a) Hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati (penyakit kuning)
yang penularannya bisa vertikal yaitu dari ibu ke bayi selama proses persalinan maupun
suntikan yang tidak aman, transfusi darah.
c) Vaksin diberikan segera setelah bayi lahir sebelum berumur 24 jam. Setelah itu
imunisasi Hepatitis B diulang pada usia 2,3,4 bulan.
f) Penanganan efek samping : orangtua dianjurkan untuk memberikan ASI yang lebih
banyak, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin
2) Imunisasi BCG
d) Cara pemberian dan dosis : dosis pemberian : 0,05 ml sebanyak 1 kali dan
disuntikan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas dengan menggunakan ADS 0,05 ml
e)Efek samping : 2-6 minggu setelah imunisasi, daerah bekas suntikan timbul bisul
kecil yang semakin besar dalam waktu 2-4
bulan, kemudian sembuh perlahan dengan menimbulkan jaringan parut
f) Penanganan efek samping : apabila ulkus mengeluarkan cairan perlu dikompres
dengan cairan antiseptik
a) Penyakit polio adalah penyakit lumpuh yang disebabkan oleh virus yang dapat
menimbulkan kecatatan atau kematian. Penularan dapat terjadi melalui kotoran (tinja)
manusia yang terkontaminasi.
c) Imunisasi diberikan sejak umur 1,2,3,4 bulan dengan interval setiap dosis minimal
4 minggu
e) Efek samping : sangat jarang terjadi reaksi sesudah imunisasi polio oral.
f) Penanganan efek samping : orangtua tidak perlu melakukan tindakan apa pun
4) Imunisasi DPT-HB-Hib
(1) difteri adalah infeksi akut yang disebabkan oleh corynebacterium diphtheriae. Infeksi
ini sering mengenai saluran pernapasan atas. Bakteri C. Diptheriae termasuk bakteri
gram positif, non-motil, tidak membentuk spora.
(2) Pertusis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis atau
agen infeksi lainnya, seperti B. Parapertussis, B. Bronchiseptica, Mycoplasma
pneumonie maupun adenovirus. Pertusis sering disebut juga sebagai batuk rajan,
batuk seratus hari, whooping cough, tussis quinta atau violent cough.
(3) Tetanus adalah suatu kelainan neurologis yang dicirikan dengan spasme dengan
rigiditas otot. Penyebab tetanus adalah bakteri anaerob pembentuk spora bernama
clostridium tetani.
(4) Hepatitis B adalah peradangan hati atau kerusakan dan nekrosis sel hepatosit.
Penyebabnya sangat bervariasi, mencakup infeksi virus ( hepatotropik dan non-
hepatotropik ), bakteri, atau jamur, autoimun, toksin dan lain-laim.
(5) Haemophylus influenzae tipe b ( Hib ) adalah salah satu kuman penyebab penyakit
meningitis dan pneumonia terutama pada anak berumur dibawah 5 tahun dan paling
sering menyebabkan kematian ( Muljati Prijanto,2019 ).
c) Cara pemberian dan dosis : disuntikan secara intramuskular pada anterolateral paha
atas dan satu dosis adalah 0,5 ml
d) Efek samping : bengkak, nyeri dan kemerahan pada lokasi suntikan dan disertai
demam
e) Penanganan efek samping : orangtua dianjurkan untuk memberikan ASI yang lebih
banyak, bekas suntikan dapat dikompres air dingin, jika demam diberikan paracetamol
c) IPV diberikan sejak umur 4 bulan dan waktu yang masih diperbolehkan pemberian
imunisasi sebelum umur 1 tahun
e) Efek samping : nyeri, kemerahan dan bengkak bisa terjadi pada daerah penyuntikan
f) Penanganan efek samping : orangtua dianjurkan untuk memberikan ASI yang lebih
banyak, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin
a) Campak adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus myxovirus viridae
measles dan disebarkan melalui udara (percikan udara) sewaktu batuk atau bersin. Sedangkan
rubella sering disebut canpak jerman yang disebabkan oleh virus rubella dan umumnya
disebarkan melalui udara atau droplet
b) Ada 2 jenis vaksin campak yaitu vaksin MR dan MMR. Vaksin MR berisi antigen
virus campak dan rubella, sedangkan vaksin MMR ada tambahan virus mumps (gondongan)
d) Cara pemberian dan dosis : 0,5 ml disuntikan secara subktutan pada lengan kiri atas
e) Efek samping : 15% anak mengalami demam ringan dan kemerahan di daerah
penyuntikan
B. Imunisasi Lanjutan
Imunisasi lanjutan adalah ulangan imunisasi dasar untuk mempertahankan tingkat
kekebalan/perlindungan atau untuk memperpanjang masa perlindungan anak yang sudah
mendapatkan imunisasi dasar. Imunisasi lanjutan yang diberikan pada baduta terdiri dari :
1) Imunisasi DPT-HB-Hib
2) Imunisasi Campak
2. Penyakit Tuberkulosis
3. Penyakit Difteri
4. Penyakit Pertusis
Pertusis merupakan penyakit pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri
Bordetella pertusis (batuk rajan). Penularan melalui percikan ludah dari batuk atau bersin.
Komplikasi yang dapat terjadi pneumonia bacterialis yang dapat menyebabkan kematian.
Imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit ini adalah DPT
5. Penyakit Tetanus
6. Penyakit Polio
Penyakit yang disebabkan oleh virus polio tipe 1,2,3 yang menyerang serabut otot.
Penularan melalui kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi. Komplikasi yang dapat
terjadi bisa menyebabkan kematian jika otot pernapasan terinfeksi dan tidak segera ditangani.
Pencegahan dapat dilakukan dengan imunisasi polio
7. Penyakit Campak
Penyakit yang disebabkan oleh virus myxovirus vrisdae measles. Penularan melalui
udara dari bersin atau batuk penderita. Gejala awal ditunjukan dengan adanya kemerahan
yang mulai timbul dan menjalar keseluruh badan. Imunisasi yang dapat diberikan adalah
imunisasi campak (Hadianti et al., 2014)
DAFTAR PUSTAKA