Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KELUARGA BINAAN

PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS

RW 12 KELURAHAN LEMBAH SARI

KECAMATAN RUMBAI TIMUR KOTA PEKANBARU

JUDUL : ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA NY.f DENGAN

IMUNISASI TIDAK LENGKAP

DISUSUN OLEH :

RIA LEDY

19101003

PEMBIMBING : CECEN SUCI HAMAMERI, M. Keb

PROGRAM STUDI SI KEBIDANAN PROGRAM SERJANA DAN

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI FAKULTAS

KESEHATANUNIVERSITAS HANGTUAH PEKANBARU

TAHUN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KELUARGA BINAAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS

Judul Laporan : Imunisasi Tidak Lengkap

Nama Mahasiswa : Ria Ledy

Nama KK Binaan : NY.F

Alamat :

Waktu :

Pekanbaru, Juni 2022

Mengetahui

Pembimbing Mahasiswa

Cecen Suci Hakameri, M.Keb Ria Ledy


Nidn. Nim. 19101003
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah Yang Tuhan Esa atas berkat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Keluarga Binaan RT 03 RW 12
Kelurahan Lembah Sari Kecamatan Rumbai Timur

Dalam penulisan laporan ini, penulis mendapat dukungan dan arahan dari berbagai pihak,
untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada yang terhormat :

1. Bapak H. Ahmad Hanafi, SKM, M.Kes selaku Ketua Universitas Hang Tuah Pekanbaru

2. Ibu Cecen Suci Hakameri, M. Keb. selaku Dosen Pembimbing Keluarga Binaan yang
telah banyak memberikan bimbingan, masukan, kritik dan saran serta membantu
terlaksananya pembuatan Laporan Keluarga Binaan

3. Terimakasih kepada Bapak Suhardi selaku Ketua RW Kelurahan lembah sari Kecamatan
Rumbai Timur kota pekanbaru yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Keluarga Binaan

4. Terimakasih kepada Bapak Hairul selaku Ketua RT 03 Kelurahan lembah sari kecamatan
Rumbai Timur yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Keluarga Binaan

5. Terimakasih Kepada Ny.F yang telah bersedia menerima asuhan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Ketua Prodi laporan keluarga
binaan

6. Seluruh dosen dan staff studi S1


Kebidanan Uniersitas Hang
Juli Selvi Yanti, M.Kes
Tuah Pekanbaru Nidn. yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis selama menjalani pendidikan Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, karenanya penulis
mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun unuk perbaikan dalam
pelaksanaan tugas yang akan datang.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini sedikitnya dapat memberikan hal yang
bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya untuk para pembaca dan penulis
memohon maaf apabila ada kekeliruan dalam pembuatan laporan ini.
Pekanbaru, 21 Juni 2022

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat paling efektif dan efisien dalam
mencegah penyakit dan menurunkan angka kematian seperti cacar, polio, tubercolosis,
hepatitis B, difteri, campak, rubella dan sindrom kecacatan bawaan akibat rubella (congenital
rubella syndrome/CRS), tetanus, pneumonia (radang paru) serta meningitis (radang selaput
otak). Pelaksanaan imunisasi pada balita menyelamatkan sekitar 2–3 juta nyawa di seluruh
dunia setiap tahun dan berkontribusi besar pada penurunan angka kematian bayi global dari
65 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 29 pada tahun 2018 (Nandi & Shet,
2020).

Pelaksanaan imunisasi diharapkan dapat menurunkan jumlah balita yang meninggal


akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31) (InfoDatin Kementerian
Kesehatan, 2016). Namun dalam beberapa tahun terakhir, angka kematian balita akibat
penyakit infeksi yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi masih terbilang tinggi.
Laporan WHO tahun 2020 menyebutkan bahwa terdapat 20 juta anak belum mendapatkan
pelayanan imunisasi untuk balita di seluruh dunia secara rutin setiap tahun. Tingginya jumlah
anak yang belum mendapatkan imunisasi mengakibatkan beberapa penyakit yang dapat
menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian, yang seharusnya dapat dicegah dengan vaksin,
muncul kembali di negara maju danberkembang. Penyakit tersebut antara lain campak,
pertusis, difteri dan polio (Hidayah et al., 2018; UNICEF, 2020).

Kejadian kematian anak berusia bawah lima tahun (balita) pada negara berkembang
mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu faktor yang menyebabkan
kematian pada anak adalah daya tahan tubuh anak yang belum sempurna. Jumlah kematian
balita yang terjadi di Tiongkok antara tahun 1996 sampai dengan tahun 2015 yaitu sebanyak
181.600 balita. Dari total jumlah kematian tersebut sebanyak 93.400 (51%) kematian balita
terjadi pada neonatus yang mayoritas disebabkan oleh penyakit pneumonia. Sedangkan di
Afrika penyakit pneumonia, diare dan campak menjadi penyebab setengah dari kematian
anak (He et al., 2017; Liu et al., 2015; Sari & Nadjib, 2019).

Gambaran cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia tahun 2016-2018 yaitu pada
tahun 2016 sebesar 91,58%. Pada tahun 2017 cakupan imunisasi dasar lengkap mengalami
penurunan menjadi 85,41%. Pada tahun 2018 cakupan imunisasi dasar lengkap kembali
mengalami penurunan dari tahun 2017 yaitu 57,95% (Azis et al., 2020; Riskesdas, 2018).
Data pada tahun 2019 cakupan imunisasi rutin di Indonesia masih dalam kategori kurang
memuaskan, dimana cakupan Pentavalent-3 dan MR pada tahun 2019 tidak mencapai 90%
dari target. Padahal, program imunisasi dasar diberikan secara gratis oleh pemerintah di
Puskesmas serta Posyandu (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020; WHO, 2020).

Pandemi COVID-19 menyebabkan lebih dari 125 juta kasus positif yang dikonfirmasi
dan 2.748.737 kematian yang dilaporkan di seluruh dunia sampai tanggal 26 Maret 2021
mendorong perubahan drastis dalam norma sosial globaltermasuk penyediaan layanan
kesehatan. Hal ini tentunya memiliki implikasi yang signifikan terhadap upaya pengendalian
penyakit menular lainnya dan penyakit yang dapat dicegah melalui program imunisasi
(Chandir et al., 2020; WHO, 2021). Penurunan cakupan pelaksanaan imunisasi dasar lengkap
akan menyebabkan tidak terbentuknya kekebalan pada bayi dan balita sehingga akan
menurunkan derajat kesehatan anak (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Pandemi COVID-19 yang terjadi pada empat bulan pertama tahun 2020, WHO
mencatat adanya penurunan jumlah anak yang mendapatkan vaksin difteri, tetanus dan
pertusis (DTP3). Data ini merupakan suatu hal yang tidak wajar karena baru pertama kalinya
dalam 28 tahun, terjadi penurunan cakupan DTP3. Selain itu, adanya pandemi COVID-19
menyebabkan setidaknya 30 kampanye vaksinasi campak dibatalkan atau berisiko dibatalkan
oleh WHO dan UNICEF. Hal tersebut nantinya dikhawatirkan dapat menyebabkan wabah
penyakit lain. Sampai dengan bulan Mei 2020, tiga perempat dari 82 negara melaporkan
gangguan terkait program imunisasi akibat pandemi COVID-19 (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2020).

Hasil penelitian yang dilakukan di Jawa Barat menunjukkan adanya penurunan


cakupan imunisasi dasar setelah adanya pandemi COVID-19 dari 79% menjadi 64% (Diharja
et al., 2020). Hal tersebut mendukung hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di
Puskesmas Blahbatuh 1 dan Klinik Utama Vidyan Medika yang menunjukkan adanya
penurunan cakupan pelaksanaan imunisasi dasar lengkap setelah adanya pandemi COVID-19
yaitu lebih dari 11%. Oleh karena itu, identifikasi terhadap faktor-faktor yangmemengaruhi
cakupan imunisasi dasar lengkap merupakan hal yang penting untuk mengetahui penyebab
penurunan cakupan imunisasi dasar lengkap.

Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang


memengaruhi pelaksanaan imunisasi dasar lengkap yaitu umur ibu, umur ibu yang lebih
muda umumnya dapat mencerna informasi tentang imunisasi lebih baik dibanding dengan
usia ibu yang lebih tua. Ibu yang berusia lebih muda dan baru memiliki anak biasanya
cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih akan kesehatan anaknya, termasuk
pemberian imunisasi (Prihanti et al., 2016). Pendidikan ibu, ketidaklengkapan imunisasi dasar
pada anak berisiko 2,2 kali pada ibu yang pendidikan rendah dibandingkan ibu yang
berpendidikan tinggi (Astuti & Fitri, 2017). Pekerjaan ibu, ibu yang bekerja mempunyai
kemungkinan 0,739 kali lebih besar untuk melakukan imunisasi dasar bayi secara lengkap
dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja disebabkan kurangnya informasi yang diterima
ibu rumah tangga dibandingkan dengan ibu yang bekerja (Rakhmawati et al., 2020).

Kepemilikan kartu menuju sehat (KMS)/ Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA)/
buku kesehatan anak lainnya. Kepemilikan KMS/ buku KIA/ buku catatan kesehatan anak
sangat penting terutama untuk mengetahui jadwal ataupun jenis imunisasi yang diberikan
kepada balita. Dengan kepemilikan buku ini maka orang tua dapat mengetahui jenis
imunisasi apa yang sudah diberikan dan imunisasi apa saja yang belum diberikan (Peraturan
Menteri Kesehatan No.155/Menkes/Per/1/2010 Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat
Untuk Balita). Menurut penelitian Harmasdiani (2015), di Probolinggo yang menunjukkan
bahwa pengetahuan ibu yang rendah memiliki risiko 21 kali lebihtidak patuh untuk datang ke
pelayanan kesehatan dan memberikan imunisasi disbanding ibu dengan pengetahuan tinggi.

Pelaksanaan imunisasi dasar lengkap merupakan hal yang sangat penting untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Oleh karena pentingnya
imunisasi dasar lengkap untuk meningkatkan derajat kesehatan bayi serta belum adanya
penelitian sebelumnya mendorong peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-
faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan imunisasi dasar lengkap setelah adanya
pandemi COVID-19.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada balita Ny. F dengan imunisasi tidak lengkap
melalui pemberian KIE.

2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya pengkajian data subjektif pada balita Ny. F diwilayah kelurahan
lembah sari RT 03 RW 12 Kecamatan Rumbai Timur.
b. Diketahuinya pengkajian data objektif pada balita Ny.F di wilayah kelurahan
lembah sari RT 03 RW 12 Kecamatan Rumbai Timur.
c. Dilakukan pemberian informasi kesehatan kepada Ny.F tentang imunisasi.
d. Diketahuinya evaluasi dari pemberian informasi imunisasi kepada balita Ny.F

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu dan teori yang diperoleh selama
perkuliahan dan menambah pengetahuan serta wawasan tentang pentingnya
imunisasi pada balita.
2. Bagi Masyarakat
a) Menambah informasi mengenai imunisasi dan motivasi orangtua untuk
melakukan imunisasi lanjutan
b) Dapat memberikan solusi dan pemecahan masalah untuk keluarga tersebut.

D. Sasaran
Sasaran studi kasus ini adalah balita Ny.F yang imunisasi tidak lengkap di
wilayah kelurahan lembah sari RT 03 TW 12 Kecamatan Rumbai Timur.

E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari asuhan ini adalah balita yang imunisasinya tidak lengkap di
wilayah kelurahan lembah sari RT 03 RW 12 Kecamatan Rumbai Timur.
Terlaksananya Keluarga Binaan pada tanggal 29 Juni 2022 yang dilakukan berupa
Pengkajian Data dan Memberikan penyuluhan berupa KIE pentingnya pelaksanaan
imunisasi bagi balita.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.Imunisasi

1. Definisi Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun yang artinya kebal atau resisten. Anak diimunisasi,
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit. Jadi, imunisasi adalah suatu upaya untuk
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Imunisasi terhadap
suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja,
sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya (Sari, 2020).

Imunisasi ialah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh
seseorang secara aktif terhadap salah satu antigen, sehingga jika anak terpapar pada antigen
yang sama dikemudian hari sistem imunlah yang dapat mengatasinya dan tidak berkembang
yang akan menjadikan penyakit ( Kemenkes RI, 2015 ).

Pemberian imunisasi pada anak akan lebih baik mengikuti jadwal yang sudah ada.
Dengan memberikan imunisasi sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan hasil
pembentukan antibodi juga akan lebih optimal sehingga dapat melindungi anak dari paparan
penyakit infeksi ( Kemenkes RI, 2018 ).

2. Tujuan imunisasi

Menurut ( Haris, 2018) program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan


pada bayi agar dapat mencegah penyakakit dan kematian pada bayi serta pada anak yang
disebabkan oleh penyakit yang sering terjadi pada anak.Secara umum, tujuan imunisasi
antara lain :

a. Melalui imunisasi,sangat efektif untuk mencegah penyakit menular serta tidak mudah
terserang penyakit menular tersebut tubuh tidak akan mudah terserang penyakit
menular.
b. Imunisasi menurunkan angka morbiditas ( angka kesakitan ) dan mortalitas ( anngka
kematian ) balita ( proverawati & Andhini,2010).
3. Manfaat imunisasi

Bayi dan anak mendapatkan imunisasi dasar lengkap akan terlindung dari beberapa
penyakit berbahaya dan akan mencegah penularan ke adik, kakak, dan teman-teman
disekitarnya. Imunisasi akan meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan anak sehingga mampu
melawan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut. Anak yang telah terimunisasi
bila terinfeksi oleh kuman tersebut maka tidak akan menularkan ke adik, kakak, atau teman-
teman disekitarnya, jadi imunisasi selain bermanfaat untuk diri sendiri juga bermanfaat untuk
mencegah penyebaran penyakit ( IDAI,2013).

Selain bermanfaat untuk mencegah penyakit dan penularan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi untuk anak, imunisasi juga bermanfaat untuk keluarga : dapat
menghilangkan rasa kecemasan dan psikologi pengobatan apabila anak sakit. Serta
mendorong keyakinan orang tua bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang
merasa lebih nyaman.manfaat bagi negara sendiri : dapat memperbaiki tingkat kesehatan
serta menciptakan bangsa yang kuat kuat untuk melanjutkan pembangunan bangsa
( Arianti,2017).

4. jadwal pemberian imunisasi pada bayi

Tabel 2.1 sasaran imunisasi pada bayi

Jenis Imunisasi Usia pemberian Jumlah pemberian Interval minimal


Hepatitis B 0-7 hari 1 -
BCG 1 bulan 1 -
Polio 1,2,3,4 bulan 1 4 minggu
DPT-HB-Hib 2,3,4 bulan 1 4 minggu
Campak 9 bulan 1 -

Tabel 2.2 sasaran imunisasi pada balita

Jenis imunisasi Usia pemberian Jumlah pemberian


DPT-HB-HiB 18 bulan 1
Campak 18 bulan 1
(Noordiati,2019 )

5. jenis imunisasi
Imunisasi Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara
terus-menerus sesuai jadwal. Imunisasi rutin terdiri dari atas imunisasi dasar dan imunisasi
lanjutan. Imunisasi rutin terbagi menjadi sebagai berikut :

1) Imunisasi Hepatitis B (HB-0)

a) Hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati (penyakit kuning)
yang penularannya bisa vertikal yaitu dari ibu ke bayi selama proses persalinan maupun
suntikan yang tidak aman, transfusi darah.

b)Imunisasi Hepatitis B bertujuan untuk memberikan perlindungan dan mengurangi


resiko terjadinya penyakit hati

c) Vaksin diberikan segera setelah bayi lahir sebelum berumur 24 jam. Setelah itu
imunisasi Hepatitis B diulang pada usia 2,3,4 bulan.

d) Cara pemberian dan dosis : dosis 0,5 ml secara intramusckuler

e) Efek samping : kemerahan pada daerah suntikan

f) Penanganan efek samping : orangtua dianjurkan untuk memberikan ASI yang lebih
banyak, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin

2) Imunisasi BCG

a) imunisasi BCG( bacillus calmette guerin ) merupakan imunisasi yang digunakan


untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat seperi TBC selaput otak, TBC milier
pada seluruh lapangan paru, atau TBC tulang, sebab terjadinya penyakit TBC yang primer
atau yang ringan dapat terjadi walau suah dilakukan imunisasi BCG. Penyakit yang
disebabkan oleh mycrobacterium tuberculosis

b) Vaksin ini memberikan kekebalan/perlindung terhadap penyakit tuberkulosisi (TB)

c) Imunisasi BCG diberikan sejak umur 1 bulan

d) Cara pemberian dan dosis : dosis pemberian : 0,05 ml sebanyak 1 kali dan
disuntikan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas dengan menggunakan ADS 0,05 ml
e)Efek samping : 2-6 minggu setelah imunisasi, daerah bekas suntikan timbul bisul
kecil yang semakin besar dalam waktu 2-4
bulan, kemudian sembuh perlahan dengan menimbulkan jaringan parut
f) Penanganan efek samping : apabila ulkus mengeluarkan cairan perlu dikompres
dengan cairan antiseptik

3) Imunisasi Polio (OPV)

a) Penyakit polio adalah penyakit lumpuh yang disebabkan oleh virus yang dapat
menimbulkan kecatatan atau kematian. Penularan dapat terjadi melalui kotoran (tinja)
manusia yang terkontaminasi.

b) Vaksin polio diberikan untuk memberikan perlindungan/kekebalan terhadap


poliomielitis

c) Imunisasi diberikan sejak umur 1,2,3,4 bulan dengan interval setiap dosis minimal
4 minggu

d) Cara pemberian dan dosis : secara oral 1 dosis sebanyak 2 tetes

e) Efek samping : sangat jarang terjadi reaksi sesudah imunisasi polio oral.

f) Penanganan efek samping : orangtua tidak perlu melakukan tindakan apa pun

4) Imunisasi DPT-HB-Hib

a.) Imunisasi DPT-Hb-HiB merupakan imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan


kekebalan aktif terhadap beberapa penyakit seperti difteri, pertussis, tetanus, hepatitis B, dan
infeksi Haemophilus influenzae tipe b secara simultan.

(1) difteri adalah infeksi akut yang disebabkan oleh corynebacterium diphtheriae. Infeksi
ini sering mengenai saluran pernapasan atas. Bakteri C. Diptheriae termasuk bakteri
gram positif, non-motil, tidak membentuk spora.

(2) Pertusis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis atau
agen infeksi lainnya, seperti B. Parapertussis, B. Bronchiseptica, Mycoplasma
pneumonie maupun adenovirus. Pertusis sering disebut juga sebagai batuk rajan,
batuk seratus hari, whooping cough, tussis quinta atau violent cough.
(3) Tetanus adalah suatu kelainan neurologis yang dicirikan dengan spasme dengan
rigiditas otot. Penyebab tetanus adalah bakteri anaerob pembentuk spora bernama
clostridium tetani.

(4) Hepatitis B adalah peradangan hati atau kerusakan dan nekrosis sel hepatosit.
Penyebabnya sangat bervariasi, mencakup infeksi virus ( hepatotropik dan non-
hepatotropik ), bakteri, atau jamur, autoimun, toksin dan lain-laim.

(5) Haemophylus influenzae tipe b ( Hib ) adalah salah satu kuman penyebab penyakit
meningitis dan pneumonia terutama pada anak berumur dibawah 5 tahun dan paling
sering menyebabkan kematian ( Muljati Prijanto,2019 ).

b) Pemberian imunisasi DPT-HB-Hib diberikan sejak umur 2,3,4 bulan

c) Cara pemberian dan dosis : disuntikan secara intramuskular pada anterolateral paha
atas dan satu dosis adalah 0,5 ml

d) Efek samping : bengkak, nyeri dan kemerahan pada lokasi suntikan dan disertai
demam

e) Penanganan efek samping : orangtua dianjurkan untuk memberikan ASI yang lebih
banyak, bekas suntikan dapat dikompres air dingin, jika demam diberikan paracetamol

5) Imunisasi IPV (Inactivated Polio Vaccine)

a) IPV digunakan untuk pencegahan poliomyelitis

b) Penambahan IPV bermaksud untuk menghasilkan perlindungan yang lebih tinggi


terhadap virus polio serotipe-2

c) IPV diberikan sejak umur 4 bulan dan waktu yang masih diperbolehkan pemberian
imunisasi sebelum umur 1 tahun

d) Cara pemberian dan dosis : disuntikan secara dengan dosis 0,5 ml

e) Efek samping : nyeri, kemerahan dan bengkak bisa terjadi pada daerah penyuntikan
f) Penanganan efek samping : orangtua dianjurkan untuk memberikan ASI yang lebih
banyak, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin

6) Imunisasi Campak dan Rubella

a) Campak adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus myxovirus viridae
measles dan disebarkan melalui udara (percikan udara) sewaktu batuk atau bersin. Sedangkan
rubella sering disebut canpak jerman yang disebabkan oleh virus rubella dan umumnya
disebarkan melalui udara atau droplet

b) Ada 2 jenis vaksin campak yaitu vaksin MR dan MMR. Vaksin MR berisi antigen
virus campak dan rubella, sedangkan vaksin MMR ada tambahan virus mumps (gondongan)

c) Pemberian imunisasi diberikan sejak umur 9 bulan

d) Cara pemberian dan dosis : 0,5 ml disuntikan secara subktutan pada lengan kiri atas

e) Efek samping : 15% anak mengalami demam ringan dan kemerahan di daerah
penyuntikan

f) Penanganan efek samping : orangtua dianjurkan untuk memberikan ASI atau


minum yang lebih banyak, jika demam dapat diberikan paracetamol, bekas suntikan yang
nyeri dapat dikompres air dingin.

B. Imunisasi Lanjutan
Imunisasi lanjutan adalah ulangan imunisasi dasar untuk mempertahankan tingkat
kekebalan/perlindungan atau untuk memperpanjang masa perlindungan anak yang sudah
mendapatkan imunisasi dasar. Imunisasi lanjutan yang diberikan pada baduta terdiri dari :
1) Imunisasi DPT-HB-Hib

a. Tambahan imunisasi pada usia 18 bulan ini bermanfaat untuk menghasilkan


perlindungan terhadap virus hepatitis B pada usia sekolah dan remaja

2) Imunisasi Campak

b. Tambahan imunisasi pada usia 18 bulan ini bermanfaat untuk menghasilkan


perlindungan terhadap virus hepatitis B pada usia sekolah dan remaja (Kusuma Dewi &
Megaputri, 2021)
C. Dampak Yang Ditimbulkan Apabila Tidak Melakukan Imunisasi
1. Penyakit Hepatitis B
Penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati (penyakit kuning).
Penularan secara horizontal melalui dari darah, suntikan yang tidak aman, tranfusi darah.
Sedangkan penularan secara vertikal adalah dari ibu ke bayi selama proses persalinan.
Komplikasi yang dapat terjadi bisa menjadi konis yang menimbulkan pengerasan hati, kanker
hati dan menimbulkan kematian. Imunisasi yang dapat mencegah penyakit ini adalah Hb-0

2. Penyakit Tuberkulosis

Penyakit yang disebabkan oleh mycrobacterium tuberculosa. Cara penularannya


melalui pernapasan, lewat bersin atau batuk. Komplikasi yang dapat terjadi kelemahan dan
kematian. Imunisasi yang dapat mencegah penyakit ini adalah BCG

3. Penyakit Difteri

Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium


diphtheriae. Penularan bisa melalui kontak fisik dan pernapasan. Komplikasi yang dapat
gangguan pernapasan yang berakibat kematian. Imunisasi yang diberikan untuk mencegah
penyakit ini adalah DPT

4. Penyakit Pertusis

Pertusis merupakan penyakit pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri
Bordetella pertusis (batuk rajan). Penularan melalui percikan ludah dari batuk atau bersin.
Komplikasi yang dapat terjadi pneumonia bacterialis yang dapat menyebabkan kematian.
Imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit ini adalah DPT

5. Penyakit Tetanus

Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani yang


menghasilkan neurotoksin. Penularan melalui kotoran yang masuk ke dalam luka yang
dalam. Komplikasi yang dapat terjadi adalah pneumonia, infeksi lain yang dapat
menimbulkan kematian. Imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit adalah DPT .

6. Penyakit Polio

Penyakit yang disebabkan oleh virus polio tipe 1,2,3 yang menyerang serabut otot.
Penularan melalui kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi. Komplikasi yang dapat
terjadi bisa menyebabkan kematian jika otot pernapasan terinfeksi dan tidak segera ditangani.
Pencegahan dapat dilakukan dengan imunisasi polio

7. Penyakit Campak

Penyakit yang disebabkan oleh virus myxovirus vrisdae measles. Penularan melalui
udara dari bersin atau batuk penderita. Gejala awal ditunjukan dengan adanya kemerahan
yang mulai timbul dan menjalar keseluruh badan. Imunisasi yang dapat diberikan adalah
imunisasi campak (Hadianti et al., 2014)
DAFTAR PUSTAKA

Arianti, W. I. ( 2017). Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung Dan Pendorong Ibu


Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sei
Apung Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan
Hadianti, D. N., Mulyati, E., Ratnaningsih, E., & Sofiati, F. (2014). Buku Ajar Imunisasi.
Haris, R. W. ( 2018 ). Hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT dengan
kelengkapan imunisasi DPT pada Bayi Usia 4-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018.
Kemenkes RI. ( 2018 ). Panduan imunisasi Dasar Lengkap yang perlu diperhatikan
Orangtua. SehatQ. https://www.sehatq.com/artikel/jadwal-imunisasi-dasar-lengkap.
Kusuma Dewi, P. D. P., & Megaputri, P. S. (2021). Askeb Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah.InDeepublish.Deepublish. https://books.google.co.id/books?
id=t3zPqTnRjX0C&dq=wrong+diet+pills&source=gbs_navlinks_s
Noordiati. (2019). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. Wineka
Media. https://books.google.co.id/books?
id=t3zPqTnRjX0C&dq=wrong+diet+pills&source=gbs_navlinks_s
Sari, L. I. (2020). Bahan Ajar Imunisasi Bayi. Meida Sains Indonesia.
https://www.google.co.id/books/edition/Buku_Ajar_Imunisasi_Bayi/krASEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=imunisasi+adalah&printsec=frontcover

Anda mungkin juga menyukai