Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN AKHIR

PELAKSANAAN KEGIATAN MAHASISWA


KULIAH KERJA NYATA (KKN)

Disusun Oleh
NAMA MAHASISWA : Radiatul Hadawiyah
NIM : 201701031
LOKASI
KABUPATEN/KOTA : Gowa
KECAMATAN : Bontolempangan
DESA/KELURAHAN : Bontolempangan
DUSUN/LINGKUNGAN : Tanapangkaya
RT/RW : 002

PROGRAM STUDI S-1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
KESDAM XIV/ HASANUDDIN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Program Studi S-1 Administrasi Rumah Sakit Institusi Ilmu Kesehatan
Pelamonia Kesdam XIV / Hasanuddin secara mandiri. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang
terang benderang seperti apa yang kita rasakan pada saat sekarang ini.
Adapun penyusunan laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan Mahasiswa Kuliah
Kerja Nyata (KKN) yang merupakan salah satu syarat yang harus di penuhi
dan merupakan rangkaian dari kegiatan KKN pada prodi S-1 Administrasi
Rumah Sakit.

Dalam penyusunan laporan ini saya menghadapi hambatan dan


tantangan namun hal itu tidak mengurangi semangat kami dalam
melaksanakan rangkaian kegiatan mulai dari pembekalan secara daring via
zoom, pendataan dan menganalisis data, intervensi dan menyusun laporan
KKN.
Sebagai manusia biasa, kami menyadari bahwa laporan yang saya
susun ini jauh dari kesempurnaan mengingat terbatasnya kemampuan yang
kami miliki. Karena itu, saran, bimbingan, kritikan yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan.
Sebagai manusia biasa, kami menyadari bahwa laporan yang kami
susun ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat terbatasnya kemampuan
yang kami miliki. Karena itu, saran, bimbingan, kritikan yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan.
Dalam penulisan laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan Mahasiswa

Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini izinkan penulis menyampaikan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ruqaiyah, S. ST., M.Kes., M.Keb., selaku Rektor Institusi Ilmu

Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV / Hasanuddin.

2. Ibu Hj. Afriyana Amelia Nuryadin, S.KM., M.Kes selaku Ketua Prodi S-1

Administrasi Rumah Sakit dan juga sebagai pembimbing yang telah

bersedia menyediakan waktunya untuk memberikan masukan, arahan

dan motivasi kepada penulis, Institusi Ilmu Kesehatan Pelamonia Kesdam

XIV / Hasanuddin.

3. Seluruh dosen Prodi S-1 Administrasi Rumah Institusi Ilmu Kesehatan

Pelamonia Kesdam XIV / Hasanuddin yang yang telah memberikan bekal

ilmu selama ini kepada penulis.

4. Ibu beserta keluarga yang telah memberikan dukungan moril maupun

materil dan do’a dalam cintanya di setiap langkah penulis.

5. Teman-teman yang selalu ada dan saling menyemangati satu sama lain

dalam penulisan laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan Mahasiswa Kuliah

Kerja Nyata (KKN) ini.


6. Semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung

sampai selesai penyusunan laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini.

7. Kepala desa Bontolempangan beserta jajaran pemerintah lainnya yang

telah mendukung untuk kelancaran KKN selama 6 Minggu.

8. Kepala Dusun Tanapangkaya yang telah membimbing dan memberi

saran selama melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini

9. Ketua RT/RW 002 Wilayah Desa Bontolempangan Dusun Tanapangkaya.

10. Masyarakat RT/RW 002, Desa Bontolempangan khususnya Dusun

Tanapangkaya RT 002 dan semua pihak yang terlibat secara langsung

maupun tidak langsung selama KKN sampai penyususnan laporan hasil

kegiatan ini.

Demikianlah, laporan ini disusun, Semoga bermanfaat sebagai

bahan masukan untuk perbaikan dan peningkatan derajat kesehatan

masyarakat RT/RW demi tercapainya status kesehatan yang lebih baik

sesuai dengan yang dicita-citakan.

Makassar, 04 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Sampul
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 TOR (TERM OF REFERENCE)

Lampiran 2 Persuratan

Lampiran 3 Planning Of Action (POA)

Lampiran 4 Gant Chart

Lampiran 5 Absenst

Lampiran 6 Struktur Organisasi

Lampiran 7 Mapping Wilayah

Lampiran 8 Kuesioner Pres Test dan Post Test

Lampiran 9 Foto Dokumentasi


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan zaman yang semakin pesat ini masyarakat
dituntut dengan perkembangan teknologi yang semakin maju untuk
terus mengembangkan bakat. Maka pusat pendidikan seperti kampus
juga harus menghasilkan sarjana yang sesuai perkembangan zaman,
Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia dituntut menghasilkan lulusan yang
memiliki kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang
kesehatan.
Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia sebagai Perguruan Tinggi
mempunyai kewajiban menyelenggarakan Tri Darma Perguruan
Tinggi, yaitu melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat. Pelaksanaan pendidikan diselenggarakan dalam Proses
Belajar Mengajar (PBM) dalam rangka memberi bekal ilmu
pengetahuan dan keterampilan untuk menjalankan profesinya kelak
dikemudian hari dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Kuliah Kerja Nyata (KKN) profesi merupakan salah satu bentuk
kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan oleh
mahasiswa sekaligus sebagai bagian dari perwujudan pelaksanaan Tri
Dharma Perguruan Tinggi. Dasar pemikirannya, kegiatan Kuliah Kerja
Nyata bersifat intrakurikuler, wajib dilaksanakan secara interdisipliner
pada jenjang pendidikan strata satu (S1) di Institut Ilmu Kesehatan
Pelamonia. Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia umumnya
disebabkan karena rendahnya tingkat social ekonomi masyarakat
yang mengakibatkan ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam
berbagai hal khususnya dalam bidang kesehatan dan perawatan
dalam memelihara diri mereka sendiri (Self Care). Bila keadaan ini
dibiarkan akan menyebabkan masalah kesehatan terhadap individu,
keluarga, kelompok-kelompak dan masyarakat. Dan sebagai
dampaknya adalah menurunnya status kesehatan keluarga dan
masyarakat secara keseluruhan. Keadaan ini akan sangat
berpengaruh terhadap produktivitas keluarga dan masyarakat untuk
menghasilkan sesuatu dan memenuhi kebutuhan hidupnya, yang
selanjutnya membuat kondisi sosial ekonomi keluarga dan masyarakat
semakin rendah. Demikian seterusnya berputar sebagai suatu siklus
yang tak berujung.
Kondisi saat ini dimana di seluruh dunia sedang dihadapkan
pada masalah kesehatan global yakni penularan Covid 19 yang mulai
sejak Desember 2019 di Wuhan, Cina. Data per 19 Februari 2021
menyatakan bahwa hanya dalam waktu tidak sampai setahun Covid
19 telah menelan korban sebanyak 1.263.299 kasus terkonfirmasi
dengan jumlah total kematian karena Covid 19 yakni sebanyak 34.152
di Indonesia (Satgas Covid 19 Nasional, 2021). Sehingga menambah
permasalahan kesehatan yang menjadi perhatian masyarakat
khususnya institusi kesehatan seperti Prodi S-1 Administrasi Rumah
Sakit Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/HSN untuk ikut
serta membantu Negara Indonesia dalam mengatasi penyebaran
Covid 19 melalui upaya akademis secara ilmiah.
Prodi S-1 Administrasi Rumah Sakit Institut Ilmu Kesehatan
Pelamonia Kesdam XIV/HSN, yang merupakan sebuah institusi
pendidikan kesehatan turut mendukung upaya pencapaian target
SDGs dalam peningkatan status kesehatan masyarakat melalui
pembelajaran di masyarakat berupa kegiatan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) untuk memotret derajat kesehatan di suatu masyarakat.
Kehadiran mahasiswa di tengah-tengah masyarakat diharapkan
menjadi agen perubah, yang mampu mengaplikasikan pengetahuan
dan keterampilan yang dimilikinya, serta melakukan kegiatan yang
bertujuan untuk mendukung upaya kesehatan sekaligus memberikan
pemahaman keagamaan bagi masyarakat. Selain itu, diharapkan
mahasiswa juga mampu belajar dari masyarakat tentang berbagai hal
yang terkait dengan bidang kesehatan.
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) juga dilaksanakan secara
berkelanjutan dengan landasan kerja, maksud, tujuan arah dan
sasaran yang jelas. Saat ini, masyarakat Indonesia dan Dunia sedang
menghadapi permasalahan besar yang sama yaitu mewabahnya novel
coronavirus disease (Covid-19). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
secara resmi menyatakan Covid-19 sebagai pandemic global yang
menjangkiti banyak orang di hamper seluruh dunia dalam waktu
bersamaan. Menyikapi semakin meluasnya perkembangan
penyebaran Covid-19 maka KKN kali ini difokuskan pada
penanggulangan wabah penyakit tersebut. Dengan kegiatan ini,
mahasiswa Prodi S-1 Administrasi Rumah Sakit Institut Ilmu
Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/Hasanuddin diharapkan dapat
melakukan transformasi ilmu dan pengetahuan yang telah diperoleh di
bangku kuliah untuk menambah dan memperluas pengetahuan
masyarakat. Kehadiran mahasiswa di tengah-tengah masyarakat
diharapkan menjadi agen perubahan dengan melakukan kegiatan
yang bertujuan untuk mendukung upaya kesehatan sekaligus
memberikan pemahaman keagamaan bagi masyarakat. Selain itu,
diharapkan mahasiswa juga mampu belajar dari masyarakat tentang
berbagai hal yang terkait dengan bidang kesehatan.
Di sisi lain, dengan melaksanakan KKN ini, mahasiswa dapat
menambah dan meningkatkan kemampuan baik yang berkaitan
dengan personal building dan kerja samma dengan orang lain maupun
untuk meningkatkan kepekaan sosial (social sensitiveness), dan
mencoba untuk merumuskan, menganalisis dan mencari alternative
penyelesaian terhadap permasalahan Covid-19 yang dihadapi
masyarakat.
Program Studi S-1 Administrasi Rumah Sakit Ilmu Kesehatan
Pelamonia menyelenggarakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
mahahasiswa diperuntukkan bagi mahasiswa semester VIII. Kegiatan
ini juga merupakan pelaksanaan proses pembelajaran sesuai
kurikulum di Program Studi S-1 Administrasi Rumah Sakit yang harus
diikuti oleh mahasiswa semester VIII dengan bobot 4 SKS.

B. Tujuan Kuliah Kerja Nyata


1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu meningkatkan pemahaman dan keterampilan
terkait pengalaman belajar tentang ilmu administrasi rumah sakit
dan masalah kesehatan masyarakat serta aplikasi IPTEKS di
tengah masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melaksanakan identifikasi masalah melaluai
kegiatan pengumpulan dan analisis data baik secara kuantitatif
maupun kualitatif serta melakukan analisis situasi.
b. Mahasiswa mampu mengenal struktur sosial dan budaya
masyarakat.
c. Mahasiswa mampu mengembangkan keterampilan dasar
sebagai seorang “agent of chage” di masyarakat.
d. Mahasiswa mampu menganalisis permasalahan yang ada di
masyarakat di lingkungan/daerah masing-masing.
e. Mahasiswa mampu menemukan masalah kesehatan kemudian
membuat prioritas masalah di lingkungan/daerah masing-
masing serta merumuskan bentuk solusinya bersama dengan
anggota masyarakat.
f. Mahasiswa mampu menganalisis factor penyebab masalah
(root cause analysis) yang dituangkan dalam bentuk pohon
masalah dan dirumuskan bersama dengan masyarakat.
g. Mahasiswa mampu membuat rencana sederhana dari program
kerja yang akan dilakukan dalam bentuk Plan of Action (POA)
dari masalah yang akan diintervensi.
h. Mahasiswa dapat melaksanakan kegiatan intervensi bersama
dengan masyarakat dengan menggerakkan kegiatan bersama
masyarakat sehingga masyarakat bias ikut terlibat langsung
dan secara mandiri berupaya menyelesaikan masalah
kesehatan di wilayahnya.
i. Mahasiswa mampu mengevaluasi/menilai keberhasilan
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan saat KKN.
j. Mahasiswa mampu melaporkan setiap kegiatan yang telah
dilakukan dalam bentuk laporan akhir. Kerja Nyata

C. MANFAAT KKN
1. Bagi Institusi
a. Mahasiswa/dosen yang membimbing memperoleh hasil umpan
balik sebagai bentuk pengayaan materi kuliah dan
penyempurnaan kurikulum.
b. Memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegrasian
mahasiswanya dengan proses pembangunan kesehatan di
masyarakat sehingga kurikulum, materi perkuliahan dan
pembangunan ilmu pengetahuan yang diasuh di Institut Ilmu
Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/HSN dapat lebih disesuaikan
dengan tuntutan nyata dari pembangunan kesehatan saat ini.
c. Memperoleh berbagai kasus yang berharga yang dapat
digunakan sebagai contoh dalam memberikan materi perkuliahan
dan menemukan berbagai masalah untuk pengembangan
program kesehatan.
d. Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/HSN
memperoleh hasil kegiatan KKN dari mahasiswa, dapat
menelaah dan merumuskan dan menyimpulkan suatu
keadaan/kondisi masyarakat yang berguna bagi pengembangan
IPTEKS serta bias mendiagnosa secara tepat kebutuhan
kesehatan masyarakat yang ada sehingga IPTEKS dapat di
amalkan sesuai kebutuhan nyata di tengah masyarakat.
e. Menigkatkan dan mempererat kerja sama dengan desa binaan
atau instansi terkait melalui kegiatan KKN karena adanya bentuk
kegiatan nyata mahasiswa Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia
Kesdam XIV/HSN di lapangan/masyarakat.
f. Diperolehnya bahan masukan bagi peningkatan atau perluasan
kerjasama dengan pemerintahan setempat, termasuk dengan
instansi vertikal yang terkait demi kebutuhan akreditasi maupun
dalam pelaksanaan kegiatan kedepannya.
2. Bagi Program Studi
a. Mahasiswa/dosen yang terlibat dalam KKN memperoleh hasil
umpan-balik sebagai bentuk pengayaan materi kuliah dan
penyempurnaan kurikulum Program Studi S-1 Administrasi
Rumah Sakit.
b. Memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegrasian
mahasiswanya dengan proses pembangunan kesehatan di
masyarakat sehingga kurikulum, materi perkuliahan dan
pembangunan ilmu pengetahuan yang diasuh di Prodi S-1
Administrasi Rumah Sakit Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia
Kesdam XIV/HSN dapat lebih disesuaikan dengan tuntutan
nyata dari pembangunan kesehatan saat ini.
c. Memperoleh berbagai kasus yang berharga yang dapt
digunakan sebagai contoh dalam memberikan materi
perkuliahan dan menemukan berbagai masalah untuk
pengembangan program kesehatan di Program Studi S-1
Administrasi Rumah Sakit.
d. Prodi S-1 Administrasi Rumah Sakit Ilmu Kesehatan Pelamonia
Kesdam XIV/HSN memperoleh hasil kegiatan KKN dari
mahasiswa, dapat menelaah dan merumuskan dan
menyimpulkan suatu keadaan/kondisi masyarakat yang
berguna bagi pengembangan IPTEKS serta bias mendiagnosa
secara tepat kebutuhan kesehatan masyarakat yang ada
sehingga IPTEKS dapat diamalkan sesuai kebutuhan nyata di
tengah masyarakat.
e. Meningkatkan dan mempererat kerja sama dengan desa binaan
atau instansi terkait melalui kegiatan KKN karena adanya
bentuk kegiatan nyata mahasiswa Prodi S-1 Administrasi
Rumah Sakit Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Kesdam
XIV/HSN di lapangan/masyarakat.
3. Bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan pemaknaan dan penghayatan mengenai manfaat
IPTEKS bagi pelaksanaan pembangunan kesehatan dan ilmu
administrasi rumah sakit di masyarakat.
b. Memberikan pengalaman belajar dan bekerja secara nyata di
tengah masyarakat kepada para mahasiswa.
c. Melatih para mahasiswa dalam memecahkan masalah yang
ada di dalam masyarakat secara ilmiah serta agar dapat
mampu memberdayakan masyarakat desa itu sendiri dalam
menyelesaikan masalah kesehatan di daerahnya.
d. Mendalami pengahayatan mahasiswa terhadap manfaat
IPTEKS yang dipelajari bagi pelaksanaan pembangunan
kesehatan dan ilmu administrasi rumah sakit di masyarakat.
e. Menumbuhkan sifat professional pada diri mahasiswa melalui
kegiatan pemberdayaan masyarakat secara langsung di
lapangan dalam menyelesaikan masalah kesehatan.
f. Tumbuhnya rasa kepedulian sosial terhadap kondisi masalah
kesehatan di masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Pernikahan Dini


1. Pengertian Pernikahan Dini
Pernikahan adalah ikatan batin antara seorang pria dan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk
keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang
maha esa (Undang undang republik indonesia nomor 1 tahun
1974).
Menurut WHO, pernikahan dini (early married) adalah
pernikahan yang dilakukan oleh pasangan atau salah satu
pasangan masih dikategorikan anak-anak atau remaja yang
berusia dibawah usia 19 tahun. Menurut United Nations Children’s
Fund (UNICEF) menyatakan bahwa pernikahan usia dini adalah
pernikahan yang dilaksanakan secara resmi atau tidak resmi yang
dilakukan sebelum usia 18 tahun. Menurut UU RI Nomor 1 Tahun
1974 pasal 7 ayat 1 menyatakan bahwa pernikahan hanya
diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak
wanita sudah mencapai umur 16 tahun. Apabila masih di bawah
umur tersebut, maka dinamakan pernikahan dini.
Pengertian secara umum, pernikahan dini yaitu merupakan
institusi agung untuk mengikat dua insan lawan jenis yang masih
remaja dalam satu ikatan keluarga. Remaja itu sendiri adalah anak
yang ada pada masa peralihan antara masa anak-anak ke dewasa,
dimana anak-anak mengalami perubahan-perubahan cepat
disegala bidang. Mereka bukan lagi anak-anak, baik bentuk badan,
sikap,dan cara berfikir serta bertindak,namun bukan pula orang
dewasa yang telah matang.
Pernikahan dibawah umur yang belum memenuhi batas usia
pernikahan, pada hakikatnya di sebut masih berusia muda atau
anak-anak yang ditegaskan dalam Pasal 81 ayat 2 Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002, anak adalah seseorang yang
belum berusia 18 tahun dikategorikan masih anak-anak, juga
termasuk anak yang masih dalam kandungan, apabila
melangsungkan pernikahan tegas dikatakan adalah pernikahan
dibawah umur. Sedangkan pernikahan dini menurut BKKBN adalah
pernikahan yang berlangsung pada umur di bawah usia reproduktif
yaitu kurang dari 20 tahun pada wanita dan kurang dari 25 tahun
pada pria. Pernikahan di usia dini rentan terhadap masalah
kesehatan reproduksi seperti meningkatkan angka kesakitan dan
kematian pada saat persalinan dan nifas, melahirkan bayi prematur
dan berat bayi lahir rendah serta mudah mengalami stress. (11,22)
Menurut Kementerian Kesehatan RI, pernikahan adalah
akad atau janji nikah yang diucapkan atas nama Tuhan Yang Maha
Esa yang merupakan awal dari kesepakatan bagi calon pengantin
untuk saling memberi ketenangan (sakinah) dengan
mengembangkan hubungan atas dasar saling cinta dan kasih
(mawaddah wa rahmah). Pernikahan adalah awal terbentuknya
sebuah keluarga.Organisasi kesehatan dunia (WHO) tahun 2012
menunjukan bahwa sebanyak 16 juta kelahiran terjadi pada ibu
yang berusia 15-19 tahun atau 11% dari seluruh kelahiran didunia
yang mayoritas (95%) terjadi di negara berkembang. Pernikahan
dini di lingkungan remaja cenderung berdampak negatif baik dari
segi sosial ekonomi, mental/psikologis,fisik, dan terutama bagi
kesehatan reproduksi bagi remaja tersebut. (Nad,2014).
Berdasarkan Survei Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI)
2012, perempuan usia 15-19 tahun yang menikah dipedesaan
meningkat menjadi 36%. Bila dibandingkan dengan lima tahun lalu,
presentasi pernikahan dini diperkotaan 26%. Selain itu, usia
kehamilan umur remaja yakni dari usia 15-19 tahun sebesar
1,97%.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pernikahan Dini
Menurut Noorkasiani, faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya pernikahan usia muda di Indonesia adalah:
a. Faktor individu
1) Perkembangan fisik, mental, dan sosial yang dialami
seseorang. Makin cepat perkembangan tersebut dialami,
makin cepat pula berlangsungnya pernikahan sehingga
mendorong terjadinya pernikahan pada usia muda.
2) Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh remaja. Makin rendah
tingkat pendidikan, makin mendorong berlangsungnya
pernikahan usia muda.
3) Sikap dan hubungan dengan orang tua. Pernikahan usia
muda dapat berlangsung karena adanya sikap patuh dan
atau menentang yang dilakukan remaja terhadap perintah
orang tua. Hubungan dengan orang tua menentukan
terjadinya pernikahan usia muda. Dalam kehidupan sehari-
hari sering ditemukan pernikahan remaja karena ingin
melepaskan diri dari pengaruh lingkungan orang tua.
4) Sebagai jalan keluar untuk lari dari berbagai kesulitan yang
dihadapi, termasuk kesulitan ekonomi. Tidak jarang
ditemukan pernikahan yang berlangsung dalam usia sangat
muda, diantaranya disebabkan karena remaja menginginkan
status ekonomi yang lebih tinggi.
b. Faktor Keluarga
Peran orang tua dalam menentukan pernikahan anak-
anak mereka dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
1) Sosial ekonomi keluarga Akibat beban ekonomi yang
dialami, orang tua mempunyai keinginan untuk
mengawinkan anak gadisnya. Pernikahan tersebut akan
memperoleh dua keuntungan, yaitu tanggung jawab
terhadap anak gadisnya menjadi tanggung jawab suami
atau keluarga suami dan adanya tambahan tenaga kerja
di keluarga, yaitu menantu yang dengan sukarela
membantu keluarga istrinya.
2) Tingkat pendidikan keluarga Makin rendah tingkat
pendidikan keluarga, makin sering ditemukan pernikahan
diusia muda. Peran tingkat pendidikan berhubungan erat
dengan pemahaman keluarga tentang kehidupan
berkeluarga.
3) Kepercayaan dan atau adat istiadat yang berlaku dalam
keluarga. Kepercayaan dan adat istiadat yang berlaku
dalam keluarga juga menentukan terjadinya pernikahan
diusia muda. Sering ditemukan orang tua mengawinkan
anak mereka dalam usia yang sangat muda karena
keinginan untuk meningkatkan status sosial keluarga,
mempererat hubungan antar keluarga, dan atau untuk
menjaga garis keturunan keluarga .
4) Kemampuan yang dimiliki keluarga dalam menghadapi
masalah remaja. Jika keluarga kurang memiliki pilihan
dalam menghadapi atau mengatasi masalah remaja,
(misal: anak gadisnya melakukan perbuatan zina), anak
gadis tersebut dinikahkan sebagai jalan keluarnya.
Tindakan ini dilakukan untuk menghadapi rasa malu atau
rasa bersalah.
3. Dampak Pernikahan Dini
Dampak Pernikahan Usia Muda yaitu:
a. Dampak Biologis
Anak secara biologis alat-alat reproduksinya masih dalam
proses pertumbuhan menuju kematangan sehingga belum siap
untuk melakukan hubungan seksual, apalagi sampai terjadi
hamil dan melahirkan. Jika dipaksakan justru akan terjadi
trauma, robekan jalan lahir yang luas dan infeksi yang akan
membahayakan organ reproduksinya dan membahayakan jiwa.
Pernikahan ideal dapat terjadi ketika perempuan dan lakilaki
saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Akan
tetapi, apabila hal tersebut tidak terjadi, maka hal-hal yang
harus dihindari dalam pernikahan adalah melakukan:
1) Kekerasan secara fisik (misal: memukul, menendang,
menampar, menjambak rambut, menyundut dengan rokok,
melukai)
2) Kekerasan secara psikis (misal: mengina, mengeluarkan
komentar-komentar yang merendahkan, melarang istri
mengunjungi saudara atau teman-temannya, dan
mengancam)
3) Kekerasan seksual (misal: memaksa dan menuntut
berhubungan seksual)
4) Penelantaran (misal: tidak memberi nafkah istri, melarang
istri bekerja)
5) Eksploitasi (misal: memanfaatkan, memperdagangkan, dan
memperbudakkan)
b. Dampak Psikologis
Secara psikis anak belum siap mengerti tentang hubungan
seksual, sehingga akan menimbulkan trauma yang
berkepanjangan dalam jiwa anak dan sulit disembuhkan. Anak
akan murung dan menyesali hidupnya yang berakhir dengan
pernikahan yang dia sendiri tidak mengerti atas putusan hidupnya,
sehingga keluarga mengalami kesulitan untuk menjadi keluarga
yang berkualitas.
c. Dampak Sosial
Pernikahan mengurangi kebebasan pengembangan diri,
masyarakat akan merasa kehilangan sebagai aset remaja yang
seharusnya ikut bersama-sama mengabdi dan berkiprah di
masyarakat. Tetapi karena alasan sudah berkeluarga, maka
keaktifan mereka di masyarakat menjadi berkurang.
d. Dampak Ekonomi
Menyebabkan sulitnya peningkatan pendapatan keluarga,
sehingga kegagalan keluarga dalam melewati berbagai macam
permasalahan terutama masalah ekonomi meningkatkan resiko
perceraian.
e. Dampak Pernikahan Dini pada Kehamilan
Perempuan yang hamil di usia terlalu muda atau terlalu tua
memiliki masing-masing resiko. Bila seorang perempuan hamil
dibawa usia 20 tahun, organ reproduksinya masih belum matang
dan berisiko tinggi mengganggu perkembanganan janin. Salah
satunya dapat menyebabkan terjadinya kanker payudara dan
kanker Rahim.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, masalah-masalah yang
mungkin terjadi selama kehamilan adalah:
1) Perdarahan waktu hamil
2) Bengkak di kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala
dan atau kejang
3) Demam atau panas tinggi lebih dari 2 hari
4) Keluar cairan ketuban sebelum tiba saat melahirkan
5) Muntah terus menerus dan tidak nafsu makan
6) Berat badan yang tidak naik pada trimester 2-3
Bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak
bergerak sama sekali dan dapat menyebabkan lahir
premature, BBLR pada bayi serta kelainan bawaan.
7) Anemia, yaitu kurangnya kadar hemoglobin pada darah,
kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau
hambatan pada pertumbuhan dan perkembangan sel otak
janin dalam kandungan. Remaja putri yang hamil ketika
kondisi gizinya buruk, beresiko melahirkan bayi dengan
berat lahir rendah sebesar 2-5 kali lebih besar dibandingkan
dengan bayi yang dilahirkan oleh wanita berusia 25-34
tahun.
8) Abortus, yaitu berakhirnya suatu kehamilan oleh sebab-
sebab tertentu sebelum kehamilan tersebut berusia 22
minggu. Secara fisik, remaja masih terus tumbuh. Jika
kondisi remaja hamil, kalori serta zat gizi yang diperlukan
untuk pertumbuhan harus dihitung dan ditambhakan
kedalam kebutuhan kalori selama hamil. Apabila ibu hamil
mengalami kurang gizi, maka akibat yang dtimbulkan antara
lain yaitu keguguran, bayi lahir mati, dan bayi lahir dengan
berat badan lahir rendah.
9) Kanker serviks, yaitu tumor ganas yang terbentuk di organ
reproduksi wanita yang menghubungkan rahim dengan
vagina. Pernikahan usia muda meningkatkan angka
kematian ibu dan bayi, selain itu bagi perempuan
meningkatkan resiko kanker serviks. Karena hubungan
seksual dilakukan pada saat anatomi sel-sel serviks belum
matur.
10)Dapat menimbulkan kematian adalah dari suatu kondisi
yang tidak secara langsung berhubungan dengan kehamilan
tetapi berkembang atau memburuk selama kehamilan.
Kehamilan dapat memengaruhi masalah kesehatan seperti
HIV dan penyakit jantung.
4. Pencegahan Pernikahan Dini
a. Tidak melakukan hubungan seks
b. Melakukan kegiatan positif
c. Sosialisasi atau penyuluhan kesehatan
Menurut Noorkasiani, dkk, upaya untuk menanggulangi
pernikahan usia muda antara lain sebagai berikut:
d. Remaja yang belum berkeluarga dapat diberikan pengarahan
melalui kegiatan pendidikan dalam arti meningkatkan
pengetahuan remaja tentang arti dan peran pernikahan serta
akibat negatif yang ditimbulkan pernikahan pada usia yang
sangat muda dengan melakukan kegiatan yang positif.
e. Mencegah remaja yang sudah berkeluarga supaya tidak segera
hamil, salah satunya dengan kegiatan pendidikan keluarga untuk
meningkatkan pengetahuan keluarga muda.
f. Penyuluhan kepada keluarga agar menghilangkan kebiasaan
keluarga untuk mengawinkan anak dalam usia muda dan
meningkatkan status ekonomi sehingga dapat menghindari
terjadinya pernikahan usia muda dengan alasan ekonomi.
g. Melakukan sosialisasi untuk menghilangkan budaya menikah
muda, memperbanyak kesempatan kerja dan berperilaku tegas
dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan mengenai
pernikahan, yaitu memberi sanksi bagi yang melanggarnya,
meningkatkan status kesehata masyarakat, dan menyukseskan
program keluarga berencana.

B. Tinjauan Umum Tentang Sampah


1. Pengertian Sampah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18

Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa

kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk

padat (Depkes RI, 2008). Sampah merupakan bahan padat

buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah

penginapan, hotel, rumah makan, industri, puingan bahan

bangunan dan besibesi tua bekas kendaraan bermotor. Sampah

merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah

terpakai (Sucipto, 2012).

Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau

sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat

konsumsi terhadap barang atau material yang digunakan seharihari


(Sejati, 2009).Secara umum sampah adalah sebagian dari sesuatu

yang tidak dipakai atau sesuatu yang harus dibuang. Pada

umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia

(termasuk kegiatan industri), yang bukan biologis (karena kotoran

manusia tidak termasuk di dalamnya) dan umumnya bersifat padat

(karena air bekas tidak termasuk di dalamnya).

Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan

sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan

atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah merupakan sisa-

sisa bahan yang mengalami perlakuan, baik karena telah diambil

bagian utamanya, karena pengolahan maupun karena sudah tidak

memberikan manfaat dari segi sosial ekonomi serta dapat

menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap lingkungan

hidup (Hadiwiyoto, 1983). Pendapat lain yang menyatakan tentang

sampah antara lain:

a. Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari sampah

organik dan anorganik yang tidak berguna lagi dan harus

dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi

investasi pembangunan (Badan Standarisasi Nasional, 2002).


b. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang yang

merupakan hasil aktivitas manusia maupun alam yang sudah

diambil unsur fungsi utamanya (Kuncoro, 2009).

2. Jenis Sampah

Berdasarkan Undang-Undang No. 18 tahun 2008 dinyatakan

bahwa jenis sampah yang dikelola sebagai berikut: a. Sampah

rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan

seharihari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah

spesifik.

Menurut Hadiwiyoto (1983) dalam Widodo (2007),

berdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan ke dalam

beberapa golongan yaitu:

a. Sampah organik Sampah organik adalah sampah yang

mengandung senyawa-senyawa organik yang tersusun oleh

unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen. Sampah yang termasuk

dalam golongan ini adalah sampah basah, yaitu daun-daunan,

kayu, kertas, karton, tulang, sisa makanan ternak, sayur, buah

yang mudah didegradasi oleh mikroba.

b. Sampah anorganik Sampah anorganik ini terdiri dari plastik,

kaleng, besi, logam-logam lainnya, gelas, mika atau bahan


yang tidak tersusun oleh senyawa-senyawa organik. Sampah

jenis ini tidak bisa didegradasi oleh mikroba.

Menurut Sejati (2009) sampah dibedakan menjadi tiga

golongan, yaitu :

a. Sampah organik atau basah Sampah basah adalah sampah

yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah

dapur, sampah restoran, sisa sayuran, sisa buah. Sampah jenis

ini dapat terdegradasi (membususk atau hancur) secara alami.

b. Sampah anorganik atau kering Sampah kering adalah sampah

yang tidak dapat terdegradasi secara alami. Contohnya : logam,

besi, kaleng, plastik, karet, botol, kaca.

c. Sampah berbahaya Sampah jenis ini berbahaya bagi manusia.

Contohnya : baterai, jarum suntik bekas, limbah racun kimia,

limbah nuklir. Sampah jenis ini memerlukan penanganan

khusus.

3. Karakteristik Sampah

Menurut Mukono (2006), karakteristik sampah menurut

sumbernya adalah sebagai berikut:

a. Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan

hewan atau sayuran dari hasil pengolahan yang sebagian besar


terdiri dari zat-zat yang mudah membusuk, lembab, dan

mengandung sejumlah air bebas.

b. Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang

tidak dapat terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat-

pusat perdagangan, kantorkantor, tetapi yang tidak termasuk

garbage.

c. Ashes (abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang

mudah terbakar baik di rumah, kantor, dan industri.

d. Street Sweeping (sampah jalanan) berasal dari pembersihan

jalan dan trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan

tenaga mesin yang terdiri dari kertas-kertas, daun-daunan.

e. Dead Animal (bangkai binatang) yaitu bangkai-bangkai yang

mati karena alam, penyakit atau kecelakaan.

f. Houshold Refuse yaitu sampah yang terdiri dari rubbish,

garbage, ashes, yang berasal dari perumahan.

g. Abandonded Vehicles (bangkai kendaraan) yaitu bangkai-

bangkai mobil, truk, kereta api.

h. Sampah Industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari

industriindustri, pengolahan hasil bumi.

i. Demolition Wastes yaitu sampah yang berasal dari

pembongkaran gedung.
j. Construction Wastes yaitu sampah yang berasal dari sisa

pembangunan, perbaikan dan pembaharuan gedung-gedung.

k. Sewage Solid terdiri dari benda-benda kasar yang umumnya

zat organik hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat

pengolahan air buangan.

l. Sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan penanganan

khusus misalnya kaleng-kaleng cat, zat radiokatif.

4. Sumber Sampah Menurut

Chandra (2007), sampah yang ada pada suatu daerah atau

tempat didominasi dari beberapa sumber berikut:

a. Pemukiman penduduk. Sampah pada pemukiman dihasilkan

oleh satu atau beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu

bangunan atau asrama yang terdapat di desa atau di kota.

Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan

bahan sisa proses pengolahan makanan atau sampah basah

(garbage), sampah kering (rubbish), perabotan rumah tangga,

abu atau sisa tumbuhan kebun.

b. Tempat umum dan tempat perdagangan.

Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak

orang berkumpul dan melakukan kegiatan termasuk juga

tempat perdagangan. Jenis sampah yang dihasilkan dari tempat


semacam itu dapat berupa sisasisa makanan (garbage),

sampah kering, abu, sisa bangunan, sampah khusus, dan

terkadang sampah berbahaya.

c. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah

Sarana layanan masyarakat yang dimaksud antara lain

tempat hiburan khusus dan umum, jalan umum, tempat parkir,

tempat layanan kesehatan (rumah sakit dan puskesmas),

kompleks militer, gedung pertemuan, pantai tempat berlibur,

dan sarana pemerintah lain. Tempat tersebut biasanya

menghasilkan sampah khusus dan sampah kering.

d. berat dan ringan

Industri yang di maksud adalah industri makanan dan

minuman, industri kayu, industri kimia, industri logam dan

tempat pengolahan air kotor dan air minum, dan kegiatan

industri lainnya, baik yang sifatnya distributif atau memproses

bahan mentah saja. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini

biasanya sampah basah, sampah kering, sisa-sisa bangunan,

sampah khusus dan sampah berbahaya.

e. Pertanian

Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang. Lokasi

pertanian seperti kebun, ladang ataupun sawah menghasilkan


sampah berupa bahan-bahan makanan yang telah membusuk,

sampah pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga

tanaman.

5. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan

untuk menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan

pembuangan akhir (Sejati, 2009). Spesifikasi timbulan sampah

menurut SK SNI S-04-1993-03 untuk kota sedang sebesar 2,75-

3,25 liter/orang/hari atau 0,7-0,8 kg/orang/hari dan 1 kg/orang/hari

untuk kota besar. Sedangkan menurut SNI 19-3983-1995 besar

timbulan sampah kota kecil sebesar 2,5-2,75 liter/orang/hari atau

0,625-0,70 kg/orang/hari.Kegiatan penanganan sampah seperti

yang dimaksud dalam Pasal 22 Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah, meliputi :

a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan

sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan atau sifat sampah;

b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan

sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan

sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu;


c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber

dan atau dari tempat penampungan sampah sementara atau

dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat

pemrosesan akhir;

d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi,

dan jumlah sampah;

e. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian

sampah dan atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke

media lingkungan secara aman.

C. Tinjauan Umum Hipertensi


1. Pengertian Hipertensi

Sedangkan menurut Hananta I.P.Y., & Freitag H. (2011),

Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah

dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari

suatu periode. Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko ganda,

baik yang bersifat endogen seperti usia, jenis kelamin dan

genetik/keturunan, maupun yang bersifat eksogen seperti

obesitas, konsumsi garam, rokok dan kopi.

Menurut American Heart Association atau AHA dalam

Kemenkes (2018), hipertensi merupakan silent killer dimana

gejalanya sangat bermacam-macam pada setiap individu dan


hampir sama dengan penyakit lain. Gejala-gejala tersebut adalah

sakit kepala atau rasa berat ditengkuk. Vertigo, jantung berdebar-

debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging atau

tinnitus dan mimisan.

2. Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2

golongan (Ardiansyah M., 2012) :

a. Hipertensi primer (esensial)

Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hiperetnsi

yang 90% tidak diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang

diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial

diantaranya :

1) Genetik Individu dengan keluarga hipertensi memiliki

potensi lebih tinggi mendapatkan penyakit hipertensi.

2) Jenis kelamin dan usia Lelaki berusia 35-50 tahun dan

wanita yang telah menopause berisiko tinggi mengalami

penyakit hipertensi.

3) Konsumsi tinggi garam atau kandungan lemak. Konsumsi

garam yang tinggi atau konsumsi makanan dengan

kandungan lemak yang tinggi secara langsung berkaitan

dengan berkembangnya penyakit hipertensi.


4) Berat badan obesitas Berat badan yang 25% melebihi

berat badan ideal sering dikaitkan dengan berkembangnya

hipertensi.

5) Gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol Merokok dan

konsumsi alkohol sering dikaitkan dengan berkembangnya

hipertensi karena reaksi bahan atau zat yang terkandung

dalam keduanya.

b. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang

diketahui penyebabnya. Hipertensi sekunder disebabkan oleh

beberapa penyakit, yaitu :

1) Coarctationaorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang

mungkin terjadi beberapa tingkat pada aorta toraksi atau

aorta abdominal. Penyembitan pada aorta tersebut dapat

menghambat aliran darah sehingga terjadi peningkatan

tekanan darah diatas area kontriksi.

2) Penyakit parenkim dan vaskular ginjal

Penyakit ini merupakan penyakit utama penyebab

hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskuler berhubungan

dengan penyempitan
3) satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung

membawa darah ke ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal

pada pasien dengan hipertensi disebabkan oleh

aterosklerosis atau fibrous dyplasia (pertumbuhan

abnormal jaringan fibrous). Penyakit parenkim ginjal terkait

dengan infeksi, inflamasi, serta perubahan struktur serta

fungsi ginjal.

4) Penggunanaan kontrasepsi hormonal (esterogen).

Kontrasepsi secara oral yang memiliki kandungan

esterogen dapat menyebabkan terjadinya hipertensi melalui

mekanisme renin-aldosteron-mediate volume expantion.

Pada hipertensi ini, tekanan darah akan kembali normal

setelah beberapa bulan penghentian oral kontrasepsi.

5) Gangguan endokrin. Disfungsi medulla adrenal atau

korteks adrenal dapat menyebabkan hipertensi sekunder.

Adrenalmediate hypertension disebabkan kelebihan primer

aldosteron, kortisol, dan katekolamin.

6) Kegemukan (obesitas) dan malas berolahraga

7) Stres, yang cenderung menyebabkan peningkatan tekanan

darah untuk sementara waktu.

8) Kehamilan
9) Luka bakar

10)Peningkatan tekanan vaskuler

11)Merokok.

Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin.

Peningkatan katekolamin mengakibatkan iritabilitas

miokardial, peningkatan denyut jantung serta menyebabkan

vasokortison yang kemudian menyebabkan kenaikan

tekanan darah

3. Manifestasi Klinis Hipertensi

Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H.,

2016), tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :

1) Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat

dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain

penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini

berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika

tekanan darah tidak teratur.

2) Gejala yang lazim Seing dikatakan bahwa gejala terlazim yang

menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam

kenyataanya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai

kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa

pasien yang menderita hipertensi yaitu :


a) Mengeluh sakit kepala, pusing

b) Lemas, kelelahan

c) Sesak nafas

d) Gelisah

e) Mual

f) Muntah

g) Epistaksis

h) Kesadaran menurun

4. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi

Menurut Aulia, R. (2017), faktor risiko hipertensi dibagi menjadi

2 kelompok, yaitu :

a. Faktor yang tidak dapat diubah Faktor yang tidak dapat berubaha

adalah :

1) Riwayat Keluarga Seseorang yang memiliki keluarga seperti,

ayah, ibu, kakak kandung/saudara kandung, kakek dan nenek

dengan hipertensi lebih berisiko untuk terkena hipertensi.

2) Usia Tekanan darah cenderung meningkat dengan

bertambahnya usia. Pada laki-laki meningkat pada usia lebih

dari 45 tahun sedangkan pada wanita meningkat pada usia

lebih dari 55 tahun.


3) Jenis Kelamin Dewasa ini hipertensi banyak ditemukan pada

pria daripada wanita.

4) Ras/etnik Hipertensi menyerang segala ras dan etnik namun di

luar negeri hipertensi banyak ditemukan pada ras Afrika

Amerika daripada Kaukasia atau Amerika Hispanik.

b. Faktor yang dapat diubah Kebiasaan gaya hidup tidak sehat dapat

meningkatkan hipertensi antara lain yaitu :

1) Merokok

Merokok merupakan salah satu faktor penyebab

hipertensi karena dalam rokok terdapat kandungan nikotin.

Nikotin terserap oleh pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan

diedarkan ke otak. Di dalam otak, nikotin memberikan sinyal

pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin atau adrenalin

yang akan menyemptkan pembuluh darah dan memaksa jantung

bekerja lebih berat karena tekanan darah yang lebih tinggi

(Murni dalam Andrea, G.Y., 2013).

2) Kurang aktifitas fisik

Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan

oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi.

Kurangnya aktifitas fisik merupakan faktor risiko independen

untuk penyakit kronis dan secara keseluruhan diperkirakan


dapat menyebabkan kematian secara global (Iswahyuni, S.,

2017).

3) Konsumsi Alkohol

Alkohol memiliki efek yang hampir sama dengan karbon

monoksida, yaitu dapat meningkatkan keasaman darah. Darah

menjadi lebih kental dan jantung dipaksa memompa darah lebih

kuat lagi agar darah sampai ke jaringan mencukupi (Komaling,

J.K., Suba, B., Wongkar, D., 2013). Maka dapat disimpulkan

bahwa konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah.

4) Kebiasaan minum kopi

Kopi seringkali dikaitkan dengan penyakit jantung

koroner, termasuk peningkatan tekanan darah dan kadar

kolesterol darah karena kopi mempunyai kandungan polifenol,

kalium, dan kafein. Salah satu zat yang dikatakan meningkatkan

tekanan darah adalah kafein. Kafein didalam tubuh manusia

bekerja dengan cara memicu produksi hormon adrenalin yang

berasal dari reseptor adinosa didalam sel saraf yang

mengakibatkan peningkatan tekanan darah, pengaruh dari

konsumsi kafein dapat dirasakan dalam 5-30 menit dan bertahan

hingga 12 jam (Indriyani dalam Bistara D.N., & Kartini Y., 2018).
5) Kebiasaan konsumsi makanan banyak mengandung garam

merupakan bumbu dapur yang biasa digunakan untuk memasak.

Konsumsi garam secara berlebih dapat meningkatkan tekanan

darah. Menurut Sarlina, Palimbong, S., Kurniasari, M.D., Kiha,

R.R. (2018), natrium merupakan kation utama dalam cairan

ekstraseluler tubuh yang berfungsi menjaga keseimbangan

cairan. Natrium yang berlebih dapat mengganggu keseimbangan

cairan tubuh sehingga menyebabkan edema atau asites, dan

hipertensi.

6) Kebiasaan konsumsi makanan lemak Menurut Jauhari (dalam

Manawan A.A., Rattu A.J.M., Punuh M.I, 2016), lemak didalam

makanan atau hidangan memberikan kecenderungan

meningkatkan kholesterol darah, terutama lemak hewani yang

mengandung lemak jenuh. Kolesterol yang tinggi bertalian

dengan peningkatan prevalensi penyakit hipertensi.

5. Komplikasi Hipertensi

Menurut Ardiansyah, M. (2012) komplikasi dari hipertensi

adalah :

a. Stoke

Stroke akibat dari pecahnya pembuluh yang ada di

dalam otak atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh


nonotak. Stroke bisa terjadi pada hipertensi kronis apabila

arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan

penebalan pembuluh darah sehingga aliran darah pada area

tersebut berkurang. Arteri yang mengalami aterosklerosis.

b. Infark Miokardium

Infark miokardium terjadi saat arteri koroner mengalami

arterosklerotik tidak pada menyuplai cukup oksigen ke

miokardium apabila terbentuk thrombus yang dapat

menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Karena

terjadi hipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan

okigen miokardioum tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi

iskemia jantung yang menyebabkan infark.

c. Gagal Ginjal

Kerusakan pada ginjal disebabkan oleh tingginya

tekanan pada kapiler-kapiler glomerulus. Rusaknya glomerulus

membuat darah mengalir ke unti fungsionla ginjal, neuron

terganggu, dan berlanjut menjadi hipoksik dan kematian.

Rusaknya glomerulus menyebabkan protein keluar melalui

urine dan terjadilah tekanan osmotic koloid plasma berkurang

sehingga terjadi edema pada penderita hipertensi kronik.

d. Ensefalopati
Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi pada hipertensi

maligna (hipertensi yang mengalami kenaikan darah dengan

cepat). Tekanan yang tinggi disebabkan oleh kelainan yang

membuat peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan

ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat.

Akibatnya neuro-neuro disekitarnya terjadi koma dan kematian

D. Tinjauan Umum Pencegahan Covid 19


Saat ini kita masih menghadapi tantangan yang mengharuskan
beradaptasi dengan situasi pandemi Corona Virus Disease 2019
(COVID-19). Corona Virus Disease-19 adalah virus yang menyerang
sistem pernapasan dan bisa menyebabkan gangguan ringan pada
sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Covid-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui
percikan (droplet) dari penderita yang bersin atau batuk dan kontak
erat dengan penderita atau kontak dengan permukaan dan benda
yang terkontaminasi. Covid-19 masuk ke tubuh melalui mata, hidung,
dan mulut lewat tangan yang terkontaminasi virus.
Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai
penularan COVID-19 agar tidak menimbulkan sumber penularan
baru/cluster pada tempat-tempat dimana terjadinya pergerakan orang,
interaksi antar manusia dan berkumpulnya banyak orang. Masyarakat
harus dapat beraktivitas kembali dalam situasi pandemi COVID-
19 dengan beradaptasi pada kebiasaan baru yang lebih sehat, lebih
bersih, dan lebih taat, yang dilaksanakan oleh seluruh komponen yang
ada di masyarakat serta memberdayakan semua sumber daya yang
ada.
Peran masyarakat untuk dapat memutus mata rantai
penularan COVID-19(risiko tertular dan menularkan) harus dilakukan
dengan menerapkan protokol kesehatan melalui perlindungan
kesehatan individu dan perlindungan kesehatan masyarakat.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah setiap individu


melindungi kesehatannya dari penularan covid-19. Penularan COVID-
19 terjadi melalui droplet yang dapat menginfeksi manusia dengan
masuknya droplet yang mengandung virus SARS-CoV-2 ke dalam
tubuh melalui hidung, mulut, dan mata. Prinsip pencegahan penularan
COVID-19 pada individu dilakukan dengan menghindari masuknya
virus melalui ketiga pintu masuk tersebut dengan beberapa tindakan:

1. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi


hidung dan mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah atau
berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status
kesehatannya (yang mungkin dapat menularkan COVID-19).
Apabila menggunakan masker kain, sebaiknya gunakan masker
kain 3 lapis.
2. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai
sabun dengan air mengalir atau menggunakan cairan antiseptik
berbasis alkohol/handsanitizer. Selalu menghindari menyentuh
mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak bersih (yang
mungkin terkontaminasi droplet yang mengandung virus).
3. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk
menghindari terkena droplet dari orang yang bicara, batuk, atau
bersin, serta menghindari kerumunan, keramaian, dan berdesakan.
Jika tidak memungkinkan melakukan jaga jarak maka dapat
dilakukan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya.
Rekayasa administrasi dapat berupa pembatasan jumlah orang,
pengaturan jadwal, dan sebagainya. Sedangkan rekayasa teknis
antara lain dapat berupa pembuatan partisi, pengaturan jalur
masuk dan keluar, dan lain sebagainya.
4. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mengkonsumsi gizi
seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang
cukup (minimal 7 jam), serta menghindari faktor risiko penyakit.
Orang yang memiliki komorbiditas/penyakit penyerta/kondisi rentan
seperti diabetes, hipertensi, gangguan paru, gangguan jantung,
gangguan ginjal, kondisi immunocompromised/penyakit autoimun,
kehamilan, lanjut usia, anak-anak, dan lain lain, harus lebih berhati-
hati dalam beraktifitas di tempat dan fasilitas umum.
5. Perlindungan Kesehatan Masyarakat
Perlindungan kesehatan masyarakat merupakan upaya
yang harus dilakukan oleh semua komponen yang ada di
masyarakat guna mencegah dan mengendalikan
penularan COVID-19. Potensi penularan COVID-19 di tempat dan
fasilitas umum disebabkan adanya pergerakan, kerumunan, atau
interaksi orang yang dapat menimbulkan kontak fisik. Dalam
perlindungan kesehatan masyarakat peran pengelola,
penyelenggara, atau penanggung jawab tempat dan fasilitas umum
sangat penting untuk menerapkan sebagai berikut:

a. Unsur pencegahan (prevent). Kegiatan promosi


kesehatan (promote) dilakukan melalui sosialisasi, edukasi, dan
penggunaan berbagai media informasi untuk memberikan
pengertian dan pemahaman bagi semua orang, serta
keteladanan dari pimpinan, tokoh masyarakat, dan melalui
media mainstream.
b. Kegiatan perlindungan (protect) antara lain dilakukan melalui
penyediaan sarana cuci tangan pakai sabun yang mudah
diakses dan memenuhi standar atau penyediaan handsanitizer,
upaya penapisan kesehatan orang yang akan masuk ke tempat
dan fasilitas umum, pengaturan jaga jarak, disinfeksi terhadap
permukaan, ruangan, dan peralatan secara berkala, serta
penegakkan kedisplinan pada perilaku masyarakat yang
berisiko dalam penularan dan tertularnya COVID-19 seperti
berkerumun, tidak menggunakan masker, merokok di tempat
dan fasilitas umum dan lain sebagainya.

Ada 5M protokol kesehatan adalah sebagai pelengkap aksi 3M


Covid-19. yaitu:

1. Memakai masker
2. Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir
3. Menjaga jarak
4. Menjauhi kerumunan, serta
5. Membatasi mobilisasi dan interaksi

E. Tinjauan Umum Tanaman Toga


1. Pengertian TOGA
TOGA adalah singkatan dari Taman Obat Keluarga berfungsi
sebagai penyedia obat sekaligus berupa taman berestetika yang
memenuhi kriteria keindahan perkarangan. TOGA yaitu sebidang
tanah baik di halaman, pekarangan, atau di kebun yang
dimanfaatkan untuk menumbuhkan tanaman yang berkhasiat obat
dalam upaya memenuhi kebutuhan obat keluarga. TOGA
dimaksudkan agar masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan
dengan cara yang murah, mudah, aman dan nyaman. TOGA selain
menjaga kesehatan masyarakat, juga diharapkan dengan TOGA
keindahan lingkungan rumah tangga dapat tercipta, termasuk
mengurangi pengeluaran kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
Karena kebutuhan obat, sayur-sayuran dan bumbu masak telah
tersedia di dalam TOGA. Oleh karena itu, TOGA diharapkan dapat
menunjang kesehatan, kesejahteraan, keindahan lingkungan,
pelestarian tanaman dan budaya, mengurangi kebutuhan rumah
tangga sehari-hari, dan dapat juga sebagai sumber penyedia
bahan baku obat tradisional.
2. Fungsi TOGA
a. Sebagai sarana mendekatkan tanaman obat kepada
masyarakat untuk upaya kesehatan mandiri.
b. Sebagai pendayagunaan tanaman obat yang dapat
diarahkan untuk peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).
c. Melestarikan budaya pengobatan tradisional sebagai warisan
leluhur dengan memanfaatkan tanaman yang berkhasiat.
3. Manfaat TOGA
a. TOGA mempunyai manfaat sebagai upaya kesehatan
preventif (pencegahan penyakit), promotif (peningkatan
derajat kesehatan), kuratif (penyembuhan penyakit), dan
rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
b. TOGA mempunyai manfaat sebagai mendukung
menciptakan kesehatan dan kesejahteraan  keluarga antara
lain sebagai sarana untuk (1) memperbaiki status gizi
keluarga, (2) menambah penghasilan keluarga, (3)
meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman, (4)
melestarikan tanaman obat dan budaya bangsa.
4. Sasaran dan Lokasi TOGA
a. Sasaran, Perorangan, keluarga, dan kelompok masyarakat,
contohnya: lingkungan sekolah, pramuka, karang taruna,
asosiasi pengobat tradisional, TP-PKK, desa siaga.
b. Lokasi, Sesuai namanya TOGA dapat dimulai dari halaman
rumah kebun, ladang, selain itu dapat dilakukan di halaman
sarana umum seperti: sekolah, puskesmas / rumah sakit,
gedung balai desa / kantor kelurahan, gedung pertemuan dan
lahan lain yang dapat dimanfaatkan.  Untuk daerah
perkotaan, dimana sulit untuk memiliki rumah dengan
halaman atau pekarangan yang memadai, TOGA dapat
dibuat dengan menggunakan pot, poli bag, ember dan bahan
lain yang cocok untuk pot.
5. Pengenalan Tanaman Obat pada TOGA
a. Jenis-jenis Tanaman Obat
Jenis tanaman obat yang banyak ditanam di dalam TOGA
secara umum sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat.
Penamaan jenis tanaman obat dengan menyertakan nama
ilmiah (latin) selain nama nasional dan nama lokal dimaksudkan
agar antara tanaman obat yang satu dengan lainya tidak
tertukar.

b. Pertelaan Tanaman Obat

Pertelaan tanaman obat adalah menerangkan atau


menyebutkan ciri-ciri morfologi bagian tanaman seperti batang,
daun, bunga, buah dan biji dari setiap jenis tanaman obat. Hal ini
penting untuk diketahui, karena dengan menyebutkan ciri-ciri
tersebut sehingga antara bagian tanaman yang satu terhadap
bagian tanaman dari jenis tanaman obat lainnya tidak tertukar.
Contoh bardasarkan penampang batang yaitu bulat dan pipih.
Berdasarkan bentuk daun, dibedakan berbentuk bulat,
berbangun perisai, lonjong, jorong, dan lanset. Bentuk pangkal
daun yang berlekuk (berbentuk jantung, ginjal) dan tidak
berlekuk (bulat telur, segi tiga, belah ketupat). Berdasarkan
tulang daun, menyirip, menjari, melengkung, dan lurus / sejajar.

Berdasarkan letak bunga dibedakan menjadi bunga


terminal bila letaknya diujung cabang atau ujung batang; dan
bunga aksiler apabila bunga terletak diketiak daun. Bentuk dasar
bunga yang biasa dijumpai adalah bentuk rata, kerucut, cawan,
dan mangkuk.

Buah dibedakan buah semu dan buah asli,berbuah buni


dan batu. Biji mempunyai bentuk yang bermacam-macam, 
misalnya menyudut, ginjal, bulat, memanjang, bulat telur dan
lain-lain. Tanaman obat berumah satudan berumah dua.
Tanaman obat mempunyai biji monokotil dan dikotil, tanaman
obat berakar serabut dan tunggang. Tanaman obat penghasil
umbi, rimpang, akar (radix), daun, kulit batang, bunga, buah, dan
biji.

c. Kandungan dari Tanaman Obat


Kandungan tanaman obat berkhasiat obat diharapkan
dapat sebagai pedoman pemanfaatan dalam pelayanan
kesehatan masyarakat. Kandungan bahan kimia di dalam
tanaman obat adalah banyak macamnya.
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Keadaan Geografis dan Demografi


1. Keadaan Geografi
Desa Bontolempangan memiliki luas sebesar 14,44 Km,
Dusun Tanapangkaya merupakan salah satu 3.69 Km, di
Tanapangkaya yang memiliki luas Desa Bontolempangan yang
ada di wilayah Pemerintah Kecamatan Bontolempangan
Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Desa
Bontolempangan dibagi menjadi 3 (tiga) Dusun yaitu :
a. Dusun Tanapangkaya
b. Dusun Lemoa
c. Dusun Taipajawa
Desa Bontolempangan berbatasan langsung dengan:
a. Disebelah utara berbatasan dengan Kecematan Bungaya dan
kelurahan/Desa Lassa-Lassa.
b. Disebelah selatan berbatasan dengan kelurahan/Desa
Julumate’ne dan Kecamatan Tompobulu
c. Disebelah barat berbatasan dengan kelurahan/Desa
Julumate’ne
d. Disebelah timur berbatasan dengan kelurahan/Desa Lassa-
Lassa dan Kecamatan Tompobulu
2. Keadaan Demografis
Berdasarkan data sekunder tahun 2020 yang kami peroleh
dari Kantor Desa Khusus untuk Dusun Tanapangkaya perincian
penduduknya berdasarkan database sebagai berikut :
a. Jumlah Penduduk : 2.802 Jiwa
b. Kepadatan Penduduk : 581 Jiwa/Km
c. Jumlah laki-laki : 1.399 Jiwa
d. Jumlah Perempuan : 1.403 Jiwa

Hasil pendataan yang saya dapat selama 3 hari Khususnya


di Dusun Tanapangkaya Rt 002, Maka hasil yang saya dapatkan
sebagai berikut :
e. Jumlah KK : 33 KK
f. Jumlah laki-laki :
g. Jumlah Perempuan :

B. Keadaan Ekonomi dan Sosial Budaya


1. Mata Pencarian
Mata pencarian penduduk dipengaruhi oleh kualitas sumber
daya manusia. Faktor ekonomi memiliki peranan yang sangat
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan.
Tingkat pendapatan masyarakat Dusun Tanapangkaya
dapat dikategorikan cukup karna sebagian besar mata pencarian
penduduk setempat adalah petani yang pendapatannya tiap bulan
tidak menentu /tetap.
2. Tingkat Pendidikan
Di Desa Bontolempangan sarana pendidikan sangat penting
dalam masyarakat dalam suatu wilayah, karena dengan melalui
pendidikan manusia dapat menjadi lebih baik dari pada keadaan
sebelumnya. Dimana hanya terdapat 12 fasilitas pendidikan yaitu,
TK/ TPA/PAUD 5, SD Tanapangkaya, SD Lemoa, Smp 2
Bontolempangan, SMK Yaspip, MTS Alhidayah Lemoa, dan Ma
Alhidayah Lemoa. Dari hasil pendataan masyarakat mayoritas
hanya tamatan SD dan sangat jarang ditemui penduduk dengan
lulusan Perguruan Tinggi. Sedangkan tingkat pendidikan sangat
berpengaruh terhadap pemahaman dan pengetahuan masyarakat
tentang sanitasi, makanan bergizi, dan kesehatann keluarga.
3. Sosial Budaya
Kondisi social budaya masyarakat yang tinggal di Dusun
Tanpangkaya khususnya di Rt 002 dapat dikatakan tidak
terbelakang. Mereka sudah mau dan mampu menerima ilmu
pengetahuan dari luar, masyarakat Dusun Tanapangkaya
Khususnya Rt 002 mayoritas bersuku Makassar sehingga bahasa
yang digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa Makassar.
Secara agama mayoritas penduduk Dusun Tanapangkaya
Khususnya Rt 002 sudah sadar akan pentingnya mengunjungi
pelayanan kesehatan bila mengidap penyakit.

C. Status Kesehatan
1. Lingkungan
Jika dilihat dari letak geografis Dusun Tanapangkaya
Khususnya Rt 002 wilayahnya merupakan daerah dataran tinggi.
Hampir semua warga Dusun Tanapangkaya Rt 002 memiliki
jamban. Hal ini membuktikan bahwa pengetahuan dan kesadaran
masyarakat Dusun Tanapangkaya Rt 002 tinggi terhadap
pentingnya menggunakan jamban.
Untuk kebutuhan air rumah tangga masyarakat 99 persen KK
telah menggunakan air yang bersumber dari mata air pegunungan
. Kondisi air Dusun Tanapangkaya Rt 002 sangat jernih karna
bersumber dari mata air pegunungan.
2. Perilaku Masyarakat
Perilaku masyarakat Dusun Tanapangkaya Khususnya Rt
002 masih kurang akan kesadaran tentang pentingnya menjaga
kebersihan dan kesehatan. Hal ini terlihat dari kebiasaan warga
membuang sampah tidak pads tempatnya yaitu kebun dan di lahan
kosong.
Adapun kesadaran warga untuk berobat jika sakit sudah
cukup tinggi. Hal ini membuktikan dari adanya sebagian besar
warga yang telah memanfaatkan sarana dan prasarana kesehatan
seperti puskesmas maupun rumah sakit wilayah tersebut.
Adapun jika dilihat dari perilku pemberian ASI pertama
(Colostrum) terhadap bayinya juga cukup tinggi. Begitu pula
frekuensi pemeriksaan kesehatan ibu hamil ke petugas kesehatan
cukup tinggi dan pemberian imunisasi terhadap balita juga cukup
baik.
3. Pelayanan Kesehatan
Fasilitas kesehatan merupakan tempat atau sarana yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. DI Desa
Bontolempangan terdapat fasilitas pelayanan kesehatan yaitu
terdapat 1 puskesmas, 1 pustu, 4 posyandu, dan satu Polindes.
4. Keturunan
Mayoritas masyarakat Dusun Tanapangkaya Khususnya Rt
002 bersuku Makassar dan keseluruhan beragama islam.
Masyarakat Dusun Tanapangkaya Rt 002 juga masih melestarikan
adat istiadat yang ada, namun telah dicampur dengan kehidupan
modern. Sehingga ada perpaduan antara kehidupan tradisional
dan modern dalam penerapan adat istiadat yang ada di Dusun
Tanapangkaya Khususnya Rt 002.
BAB IV

METODE KEGIATAN

A. Jenis Kegiatan
Metode KKN yang saya lakukan adalah metode langsung dan

tidak langsung sebagai bentuk intervensi, dengan menggunakan bantuan

pre-post sebaggai panduan dalam melakukan pengambilan data yang

datanya dianalisis secara deskriktif. Pada proses pengambilan data saya

menggunakan metode sampling. Sebuah metode yang mengambil

sampel dari beberapa populasi yang ada. Dalam hal ini saya mengambil

masyarakat yang ada di Dusun Tanapangkaya Khususnya Rt 002 Desa

Bontolempangan Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa.

Intervensi fisik berupa pembuatan tempat sampah dari bahan

bekas dan juga pembagian masker pada jema’ah sholat jum’at di Dusun

Tanapangkaya Khususnya Rt 002. Sedangkan intervensi non fisik

menggunakan metode penyuluhan Pencegahan Pernikahan Dini, dan

Hipertensi, menggunakan Pre-Post test di Dusun Tanapangkaya

Khususnya Rt 002.

B. Tempat dan Waktu Kegiatan


1. Tempat

KKN Mahasiswa Prodi S1 Administrasi Rumah Sakit Institut Ilmu

Kesehatan Pelamonia yang dilaksanakan di Dusun Tanapangkaya


Khususnya Rt 002 Desa Bontolempangan, Kecamatan

Bontolempangan, Kabupaten Gowa Tahun Ajaran 2020/20121.

2. Waktu

Kegiatan KKN ini dilaksanakan selama enam minggu. Mulai

tanggal 1 Maret 2021 sampai dengan 10 April 2021.

C. Tahap Kegiatan KKN


1. Pembekalan KKN

Sebelum kegiatan KKN di Dusun Tanapangkaya Khususnya Rt


002, Kecamatan Bontolempangan, Kabupaten Gowa terlebih
dahulu mahasiswa diberikan pembekalan dari kampus.
Pembekalan tersebut dilakukan oleh para dosen yang
diamanahkan sebagai pengelolah dan supervisor KKN.
Pembekalan KKN dilaksanakan pada tanggal 22 Februari sampai
26 Februari 2021 secara online. Pada pembekalan tersebut
mahasiswa diberikan materi-materi yang akan dilakukan saat
melakukan intervensi di lapangan serta segala kebutuhan yang
harus disiapkan pada saat KKN berlangsung.
2. Pengumpulan Data
3. Penentuan Prioritas masalah
4. Pelaksanaan Program Intervensi
Program Intervensi dilaksanakan 10 hari, mulai dari tanggal 30-8
April 2021 di Dusun Tanapangkaya, Desa Bontolempangan,
Kecamatan Bontolempangan, Kabupaten Gowa. Intervensi terbagi
menjadi dua, yaitu intervensi fisik dan intervensi non fisik.
a. Intervensi fisik berupa :
1) Pembuatan tempat sampah dari barang bekas
Pembuatan tempat sampah dari barang bekas
dilakukan di rumah saya sendiri dengan mengajak beberapa
warga dan karang taruna Dusun Tanapangkaya, Desa
Bontolempangan, Kecamatan Bontolempangan, Kabupaten
Gowa. Pembuatan tempat sampah dari barang bekas di
Dusun Tanapangkaya, Desa Bontolempangan, Kecamatan
Bontolempangan, Kabupaten Gowa dilaksanakan pada hari
rabu tanggal 31 Maret 2021.
2) Pembagian masker pada jema’ah sholat jum’at di Dusun
Tanapangkaya Khususnya Rt 002
Pembagian masker pada jema’ah sholat jum’at di
Dusun Tanapangkaya , Desa Bontolempangan, Kecamatan
Bontolempangan, Kabupaten Gowa dilakukan di masjid
Nurul Amin Pandanga yang terletak di Dusun Tanapangkaya
dan di laksanakan pada hari jum’at tanggal 2 April 2021.
3) Percontohan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Percontohan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di RT
002 Dusun Tanapangkaya, Desa Bontolempangan,
Kecamatan Bontolempangan, Kabupaten Gowa di
laksanakan pada hari minggu tanggal 4 april 2021 dan
berlangsung di beberapa rumah warga RT 002 Dusun
Tanapangkaya, Desa Bontolempangan, Kecamatan
Bontolempangan, Kabupaten Gowa.
b. Intervensi non-fisik berupa:
1) Penyuluhan tentang Bahayanya Pernikahan Dini
Penyuluhan tentang Bahayanya Pernikahan Dini ini di
lakukan sebanyak 1 kali. Penyuluhan tentang Bahayanya
Pernikahan Dini dilakukan pada tanggal 05 April 2021.
Penyuluhan dilaksanakan pada pukul 09.00-12.00 WITA
yang bertempat di SMK Yasbib Bontolempangan yang
dihadiri oleh peserta.
2) Penyuluhan tentang Hipertensi
Penyuluhan tentang Hipertensi di lakukan sebanyak 1 kali.
Penyuluhan tentang Hipertensi di lakukan pada tanggal 03
April 2021. Penyuluhan dilaksanakan pada pukul 09.00-
12.00 WITA yang bertempat di RUMAH
5. Evaluasi Program Intervensi

D. Metoda Pengelolaan Data dan Analisis Data


1. Metode Pengelolaan Data
Pengelolaan data dilakukan secara komputerisasi menggunakan
program SPSS 16. Proses pengelolaan dat dimulai dengan
pengimputan data dengan menggunakan program SPSS 16
kemudian dilakukan analisis yang dibuat berdasarkan variable yang
ada pada pre-post test. Setelah data diinput dari kuesioner, maka
kuesioner disusun menurut materi kuesioner. Kemudian dilakukan
pengimputan skor untuk menilai apalah program tersebut telah
berhasil, dengan melihat indicator keberhasilannya. Setelah itu
dilakukan cleaning data untuk menghindari adanya data missing
atau data yang tidak valid.
Adapun hasil dari pengelolaan data tersebut kami sajikan
dalam bentuk narasi, tabel, dan grafik. Data yang telah diolah akan
dianalisis secara deskriktif univariat dengan menggunakan distribusi
frekuensi dan persentase pada variabel yang diteliti. Pertanyaan-
pertanyaan tentang tingkat pengetahuan disusun untuk
mengungkapkan jawaban ya atau tidak. Agar data dapat dianalisis
untuk mengetahui tingkat pengetahuan, penulis memberikan scoring
menggunakan sklala Gutman:
Benar :2
Ragu-ragu :1
Salah :0
Kemudian penullis menghitung jawaban responden untuk setiap
item dan menjumlahkan hasil scoring. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan SPSS 16 dengan uji T Berpasangan untuk
melihat apakah ada perubahan peningkatan pengetahuan dari
sebelum diadakannya penyuluhan sampai selesai penyuluhan.
2. Analisis Masalah
BAB V
HASII KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kegiatan
Pada KKN ini, saya telah melakukan kegiatan pengumpulan

menggunakan kuesioner untuk menentukan prioritas masalah

kesehatan di Dusun Tanapangkaya Rt 002, Desa Bontolempangan,

Kecamatan Bontolempangan, Kabupaten Gowa. Ada berbagai macam

masalah yang saya dapatkan di lapangan, namun masalah yang

dianggap paling prioritas adalah masalah pernikahan dini, hipertensi,

pembuangan sampah yang tidak sesuai. Pencegahan covid 19 dan

juga pemanfaatan TOGA.

Berdasarkan prioritas masalah tersebut, saya merancang

rencana intervensi sebagai salah satu solusi dari permasalahan

kesehatan yang ada di masyarakat. Adapun untuk intervensi yang

dilakukan di Dusun Tanapangkaya Rt 002, Desa Bontolempangan

yaitu terdiri dari intervensi fisik dan non fisik. Rencana tersebut saya

sosialisasikan ke kepala Dusun dan Kepala Rt, tokoh masyarakat,

tokoh agama dan kader di Dusun Tanapangkaya Rt 002. Seminar

awal bertujuan agar kepala dusun, tokoh masyarakat, tokoh agama,

kader kesehatan mengetahui program intervensi apa yang akan

dilakukan terhadap masyarakat di Dusun Tanapangkaya Rt 002, Desa


Bontolempangan. Pertemuan dilakukan pada hari senin 15 Maret 2021

bertempat di Kantor Desa dan dihadiri oleh bapak Murhadi S.Pd

kepala Desa dan Warga Dusun Tanapangkaya Rt 002.

Program intervensi yang saya lakukan yaitu intervensi fisik dan

non fisik. Untuk intervensi non fisik diberikan pre-post test setelah

penyuluhan materi untuk perubahan pengetahuan yang merupakan

evalusi sementara dan untuk evaluasi dilakukan dengan memberikan

pre-post test untuk melihat perubahan perilaku masyarakat khususnya

Dusun Tanapangkaya Rt 002, Desa Bontolempangan.

Keseluruhan program intervensi tersebut disesuaikan dengan

apa yang menjadi prioritas masalah yang telah saya tentukan hasil

dari sosialisasi yang telah dilakukan dengan masyarakat setempat.

Indikator keberasilan dari program intervensi yang kami tentukan

bertujuan untuk mengetahui dan menilai seberapa efektif dan

efesienya program tersebut dapat berjalan. Hasil dapat dilihat dengan

melakukan evaluasi sesuai dengan indicator keberhasilan dari masing-

masing program intervensi yang telah dilakukan dalam Plan Of Action

(POA).
Bagan 5.1
Prioritas Masalah KKN dan Intervensi di Dusun Tanapangkaya
Rt 002 Desa Bontolempangan, Kecamatan Bontolempangan
Kabupaten Gowa

PRIORITAS MASALAH INTERVENSI

Pernikahan Dini

Intervensi fisik:
1. Pembuatan tempat
Sampah sampah dari barang
bekas
2. Pembagian masker
3. Percontohan TOGA
Hipertensi

Intervensi Non-fisik
Covid 19 1. Penyuluhan Tentang
Bahayanya Menikah Dini
2. Penyuluhan Tentang
Hipertensi
Pemanfaatan Tanaman Obat
Keluarga(TOGA)

Adapun kegiatan yang telah dilakukan selama kegiatan KKN

berlangsung adalah sebagai berikut:

1. Intervensi Fisik
a. Pembuatan tempat sampah dari barang bekas
b. Pembagian masker pada jema’ah sholat jum’at
c. Percontohan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
2. Intervensi Non Fisik
a. Penyuluhan Tentang Bahayanya Pernikahan Dini
Hasil dari kegiatan intervensi fisik yang dilakukan di
b. Penyuluhan Tentang Hipertensi

B. Pembahasan
1. Intervensi Fisik
b. Pembuatan tempat sampah dari barang bekas
c. Pembagian masker pada jema’ah sholat jum’at
d. Percontohan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
2. Intervensi Non Fisik
a. Penyuluhan Tentang Bahayanya Pernikahan Dini
b. Penyuluhan Tentang Hipertensi
2. Kegiatan Tambahan

C. Faktor Pendukung dan Penghambat


1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung yang memudahkan pelaksanaan kegiatan KKN
di Dusun Tanapangkaya Khususnya Rt 002, Desa
Bontolempanagn, Kecamatan Bontolempangan, Kabupaten Gowa
adalah :
a. Saya mendapat dukungan dari keluarga di rumah dan bapak
Abbas sebagai Kepala Dusun Tanapangkaya, Kepala RT 002
Desa Bontolempanagn, Kecamatan Bontolempangan,
Kabupaten Gowa.
b. Dukungan motivasi dan arahan dari ibu IHj. Afriyana Amelia
Nuryadin, S.KM., M.Kes selaku pembimbing untuk melancarkan
kegiatan-kegiatan intervensi dan hal-hal yang terkait dengan
kegiatan KKN di Kepala Dusun Tanapangkaya, Kepala RT 002
Desa Bontolempanagn, Kecamatan Bontolempangan,
Kabupaten Gowa.
c. Bantuan dari masyarakat pada saat kerja bakti, pembuatan
tempat sampah dari barang bekas dan juga percontohan
tanaman obat keluarga (TOGA). Adanya kerja sama antara
tokoh masyarakat dan tokoh pemudah dalam upaya
peningkatan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan.
2. Faktor Penghambat
Terdapat beberapa hal yang menghambat jalannya intervensi

kegiatan, yaitu:

a. Kegiatan KKN yang di lakukan di Dusun Tanapangkaya, Kepala

RT 002 Desa Bontolempanagn, Kecamatan Bontolempangan,

Kabupaten Gowa ini bertepatan dengan pengejaran

penyusunan proposal.

b. Dengan adanya covid 19 sehingga memberi batasan dengan

warga, terbatasnya kegiatan yang akan dilakukan.


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan KKN yang dilaksanakan di Dusun Tanapangkaya

Rt 002, Desa Bontolempangan Kecamatan Bontolempangan

Kabupaten Gowa yang berlangsung 1 maret 2021 sampai 10 April

2021 saya dapat menarik kesimpulan, yaitu:

1. Pada kegiaatan yang dilakukan secara menyeluruh, program

intervensi yang dilakukan di Dusun Tanapangkaya Rt 002, Desa

Bontolempangan Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa

berdasarkan hasil pendataan adalah berupa intervensi fisik dan

non fisik.

2. Intervensi fisik meliputi Pembuatan tempat sampah dari barang

bekas, pembagian masker dan percontohan TOGA.

3. Interpensi non fisik, antara lain, penyuluhan Bahayanya Pernikahan

dini, penyuluhan tentang hipertensi di Dusun Tanapangkaya Rt

002, Desa Bontolempangan Kecamatan Bontolempangan

Kabupaten Gowa.

B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Resti. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Pernikahan Dini Pada Remaja Putri Didusun Iii Tahun 2018. (Skripsi).

Program Studi Diploma Iii Kebidanan Institut Medika Drg. Suherman

Mubasyaroh.(2016). Analisis Faktor Penyebab Pernikahan Dini Dan

Dampaknya Bagi Pelakunya. Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Sosial

Keagamaan

Eddy Fadlyana dkk. (2009). Pernikahan usia dini dan permasalahannya.

Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Padjajaran/RS Dr Hasan

Sadikin Bandung

Dedi Junaedi, 2016, Bimbingan Perkawinan (Membina Keluarga Sakinah

Menurut Al Qur‟an Dan As Sunnah), Akademika Pressindo, Jakarta, h.

Rosnawati dkk. (2017) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Masyarakat

Pemukiman Atas Laut Di Kecamatan Kota Ternate JURNAL TECHNO

(JURNAL ILMU EKSAKTA)

Muchammad Zamzami Elamin, Et Al. (2018). Analisis Pengelolaan Sampah

Pada Masyarakat Desa Disanah Kecamatan Sreseh Kabupaten

Sampang. Jurnal Kesehatan Lingkungan

Nuraini, Bianti. (2015). Risk Factors Of Hypertension. Niversity Of Lampung


Ilyas, Sadeli. Tekanan Darah Tinggi Hipertensi
http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2016/10/Tekanan-Darah-Tinggi-
Hipertensi.pdf (Diakses Pada tanggal 24 Maret 2021)
Krisnanda ,Yogi. Hipertensi. Laporan Penelitian. Dalam Rangka Menjalani
Kepaniteraan Klinik Madya Di Bagian Ilmu Penyakit Dalam Rsup
Sanglah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Tahun 2017
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/382/2020 Tentang Protokol Kesehatan Bagi
Masyarakat Di Tempat Dan Fasilitas Umum Dalam Rangka
Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19)
2020. Sosialisasi protokol kesehatan.
https://kesehatan.jogjakota.go.id/berita/id/212/sosialisasi-protokol-
kesehatan-pencegahan-covid-19-di-kota-yogyakarta/

A
M

LAMPIRAN 1
TOR (TERM OF REFERENCE)
LAMPIRAN 2
Persuratan
LAMPIRAN 3
Planning Of Action (POA)
LAMPIRAN 4
Gant Chart
LAMPIRAN 5
Struktur Organisasi
LAMPIRAN 6
Struktur Organisasi
LAMPIRAN 7
Mapping Wilayah
LAMPIRAN 8
Kuesioner Pres Test dan Post Test
LAMPIRAN 9
Foto Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai