Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“Lingkungan Sosial Ekonomi Politik Yang Mempengaruhi Kebijakan,


Pelayanan Dan Model Asuhan, Regulasi Dan Peraturan Dalam Pelayanan
Kebidanan Dan Tanggung Jawab Dan Akuntabilitas Dalam Asuhan
Kebidanan“

Disusun Oleh:

Larasati Irde Kinanti 19101021

Mukhairoh Ikfa 19101023

Alda Musdalifah 19101028

S1 KEBIDANAN DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU

2022/2023

1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya
kepada kita semua. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan
kita nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabatnya dan orang-orang
yang senantiasa mengikuti jejak dan langkahnya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen dan
Kepemimpinan dalam Pelayanan Kebidanan, dengan adanya makalah ini penulis
berharap agar dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu semua, penulis memahami bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih
baik lagi.

Pekanbaru, 13 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 4


1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 6
2.1 Lingkungan Social,Ekomoni,Politk ......................................................................... 6
2.2 Regulasi dan Peraturan Dalam Pelayanan Kebidanan .............................................. 8
2.3 Tanggung Jawab Dan Akuntabilitas Dalam Asuhan Kebidanan ............................. 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 16
3.2 Saran .................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Lingkungan sosial ekonomi politik yang mempengaruhi kebijakan,
pelayanan dan model asuhan Kebidanan, Sektor kesehatan merupakan bagian
penting perekonomian di berbagai negara. Sejumlah pendapat menyatakan
bahwa sektor kesehatan sama seperti spons menyerap banyak sumber daya
nasional untuk membiayai banyak tenaga kesehatan. Pendapat yang lain
mengemukakan bahwa sektor kesehatan seperti pembangkit perekonomian,
melalui inovasi dan investasi dibidang technologi bio−medis atau produksi
dan penjualan obat−obatan, atau dengan menjamin adanya populasi yang sehat
yang produktif secara ekonomi. Kesehatan juga dipengaruhi oleh sejumlah
keputusan yang tidak ada kaitannya dengan layanan kesehatan: kemiskinan
mempengaruhi kesehatan masyarakat, sama halnya dengan polusi, air kotor
atau sanitasi yang buruk. Kebijakan ekonomi, seperti pajak merokok, atau
alkohol dapat pula mempengaruhi perilaku masyarakat. Penyebab mutakhir
meningkatnya obesitas ditengah masyarakat mencakup kesediaan makanan
cepat saji yang murah namun tinggi kalori, penjualan soft drinks disekolah,
juga menurunnya kebiasaan berolah raga.
Memahami hubungan antara kebijakan kesehatan dan kesehatan itu
sendiri menjadi sedemikian pentingnya sehingga memungkinkan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan utama yang terjadi saat ini Dalam
memberikan pelayanannya bidan harus selalu merujuk pada aturan dan
kebijakan yang berlaku, jika tidak maka niat baik bidan dalam memberikan
pelayanan bisa-bisa membawa bidan sendiri dalam dugaan kasus maloraktik
atau wanprestasi. Kebijakan sendiri sangat bergantung pada suasa politik dan
ekonomi, sangat dinamis. Pada handout ini kita akan sama-sama pelajari
bagaimana pengaruh politik, situasi sosial dan regulasi dapat mempengaruhi
model asuhan kebidanan.

4
Regulasi adalah “mengendalikan prilaku manusia atau masyarakat dengan
aturan atau pembatasan” Regulasi dapat dilakukan dengan berbagai bentuk,
misalnya: pembatasan hokum diumumkan oleh otoritas pemerintah, regulasi
soaial (misalnya norma), co-regulasi dan pasar. Seseorang
dapat,mempertimbangkan regulasi dalam tindakan perilaku misalnnya
menjatuhkan sanksi ( seperti denda).
Peraturan adalah sesuatu yang disepakati dan mengikat sekelompok orang/
lembaga dalam rangka mencapai suatu tujuan dalam hidup bersama. Dalam
pasal 28 H Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1945, menentukan
bahwa setiap orang hidup sejahtera lahir dan batin bertempat tinggal dan
mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar republic
Indonesia tahun 1945 menentukan bahwa Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak,
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Bagaimana Lingkungan Social,Ekomoni,Politk Yang Mempengaruhi
Kebijakan, Pelayanan Dan Asuhan Kebidanan?
1.2.2 Bagaimana Regulasi Dan Peraturan Dalam Pelayanan Kebidanan?
1.2.3 Bagaimana Tanggung Jawab Dan Akuntabilitas Dalam Asuhan
Kebidanan?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Dapat mengetahui Bagaimana Lingkungan Social,Ekomoni,Politk
Yang Mempengaruhi Kebijakan, Pelayanan Dan Asuhan Kebidanan
1.3.2 Dapat mengetahui Bagaimana Regulasi Dan Peraturan Dalam
Pelayanan Kebidanan
1.3.3 Dapat mengetahui Bagaimana Tanggung Jawab Dan Akuntabilitas
Dalam Asuhan Kebidanan

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Lingkungan Social, Ekonomi, Politik Yang Mempengaruhi Kebijakan,


Pelayanan Dan Model Asuhan Kebidanan

2.1.1 Lingkungan Sosial

1. Secara sederhana kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil dari cipta,


karsa, dan rasa
2. Bidan perlu mengetahui pengetahuan masyarakat khususnya ibu hamil
tentang asuhan kebidanan
3. Bidan perlu mempelajari bahasa lokal agar lebih mudah berkomunikasi,
menambah rasa kedekatan, rasa kepemilikan bersama dan rasa
persaudaraan
4. Sistem mata pencaharian juga perlu dipelajari karena sistem mata
pencaharian ada kaitannya dengan pola asuhan yang dilakukan oleh ibu
hamil

Masalah-masalah lain yang berhubungan dengan sosial budaya masyarakat


adalah:

a. Kurangnya pengetahuan, salah satunya di bidang kesehatan


b. Adat istiadat yang dianut/berlaku di wilayah setempat
c. Kurangnya peran serta masyarakat
d. Perilaku masyarakat yang kurang terhadap kesehatan
e. Kebiasaan-kebiasaan/kepercayaan negatif yang berlaku negatif dan
positif..

2.1.2 Lingkungan Ekonomi

1. Tabulin

6
Tabungan ini sifatnya insidensial, keberadaannya terutama pada
saat mulainya kehamilan dan dapat berakhir pada saat seorang ibu sudah
melahirkan. Tabungan ini akan sangat membantu terutama bagi ibu hamil
dan keluarganya pada saat menghadapi persalinan terutama masalah
kendala biaya sudah dapat teratasi Perlindungan pembiayaan kesehatan
sendiri seharusnya dimiliki setiap orang pada setiap fase kehidupannya.
Tujuan Tabulin:
 Menurunkan Angka Kematian Ibu dan bayi diindonesia
 Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat terutama ibu hamil
 Memotivasi masyarakat terutama ibu hamil,menyisihkan sebagian
dananya untuk ditabung sebagai persiapan persalinan
2. Dasolin
Dasolin adalah untuk masyarakat yang pasangan usia subur, juga
ibu yang mempunyai balita dianjurkan menabung yang kegunaan untuk
membantu ibu tersebut saat hamil lagi Sedangkan Tabulin hanya untuk ibu
hamil saja Dasolin merupakan suatu upaya pemeliharaan kesehatan diri,
oleh, dan untuk masyarakat yang diselenggarakan berdasarkan azas usaha
bersama dan kekeluargaan dengan pembiayaan secara pra upaya dan
bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat terutama ibu
hamil. Ciri khas Dasolin adalah dana yang berasal dari masyarakat dalam
bentuk uang atau modal dan benda yang dikelola oleh masyarakat untuk
kepentingan dan kesehatan masyarakat terutama ibu hamil. Tujuan
Dasolin:
a. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi
b. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama ibu hamil
c. Memotivasi masyarakat, untuk menyisihkan sebagian dananya
untuk ditabung, yang kegunaannya untuk membantu ibu tersebut
saat hamil lagi
d. Terselenggaranya pemeliharaan kesehatan yang bermutu, berhasil
guna dan berdaya guna.

7
e. Tersedianya dana yang dihimpun secara pra upaya atu azas gotong
royong
f. Terwujudnya pengelolaan yang efisien dan efektif oleh lembaga
organisasi masyarakat yang melindungi kepentingan peserta.

2.1.3 Lingkungan Politik

a. Setiap Bidan yang akan menjalankan Praktik Kebidanan wajib


memiliki STR.
b. Bidan warga negara Indonesia lulusan luar negeri yang akan
menjalankan Praktik Kebidanan di Indonesia wajib memiliki STR
dan SIPB
c. Bidan lulusan pendidikan Kebidanan di bawah diploma tiga
Kebidanan yangctelah melakukan Praktik Kebidanan sebelum
Undang-Undang inicdiundangkan masih tetap dapat melakukan
Praktik Kebidanan untuk jangkacwaktu paling lama Bulan Oktober
Tahun 2020.
d. Bidan lulusan pendidikan diploma tiga dan Bidan lulusan
pendidikan diploma empat yang telah melaksanakan Praktik
Kebidanan secara mandiri di Tempat Praktik Mandiri Bidan
sebelum Undang Undang ini diundangkan, dapat melaksanakan
Praktik Kebidanan secara mandiri di Tempat praktik Mandiri
Bidan

2.2 Regulasi Dan Peraturan Dalam Pelayanan Kebidanan

2.2.1 Pengertian Regulasi dan Peraturan

Istilah regulasi mungkin sudah tidak asing lagi di dengar, karena


istilah ini digunakan dalam banyak bidang. Secara sosial, regulasi ini erat
kaitannya dengan peraturan yang mengatur masyarakat seperti nilai atau
norma. Regulasi ini berperan untuk mengatur tindakan dan perilaku yang
diperbolehkan atau tidak diperbolehkan.Biasanya regulasi berhubungan
dengan perundag-undangan yang dibuat pemerintah dan sangat luas

8
cakupannya, Regulasi banyak dipelajari dan digunakan dalam berbagai hal
untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang teratur.

Regulasi adalah peraturan resmi yang dibuat untuk mengendalikan


sesuatu. contohnya peraturan tentang keselamatan, kesehatan, lalu lintas,
kebakaran, dan keamanan. Dengan demikian, regulasi artinya suatu
peraturan yang dibuat untuk mengendalikan suatu kelompok, organisasi,
lembaga, dan masyarakat untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam
kehidupan bersama dan bermasyarakat. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), regulasi didefinisikan sebagai pengaturan, dan secara
bilogi didefinisikan sebagai kemampuan menyesuaikan hidup bagi
organisme yang hidup dalam air. Definisi lainnya, regulasi diartikan
sebagai suatu peraturan yang dibuat untuk mengikat dan mengatur
perilaku sebagai standar dalam bertindak maupun bekerja.

Banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai


pengertian regulasi. Namun, secara singkatnya regulasi adalah suatu cara
yang digunakan untuk mengendalikan masyarakat melalui aturan tertentu.
Istilah regulasi ini digunakan dalam segala hal sehingga pengertiannya
cukup luas. Para ahli berpendapat bahwa regulasi dapat diartikan berbeda
tergantung penggunaan istilah regulasi pada suatu ilmu atau bidang
tertentu. Dari pengertian pengertian tersebut dapat dilihat bahwa regulasi
pada ilmu yang berbeda memiliki arti yang berbeda pula.

Menurut Lydia Harlina Martono, Peraturan merupakan pedoman


agar manusia hidup tertib dan teratur. Jika tidak terdapat peraturan,
manusia bisa bertindak sewenang-wenang, tanpa kendali, dan sulit diatur.
Menurut Joko Untoro & Tim Guru Indonesia, Peraturan merupakan salah
satu bentuk keputusan yang harus ditaati dan dilaksanakan. Jasi, kita harus
menaati peraturan agar semua menjadi teratur dan orang akan merasa
nyaman. Peraturan adalah tindakan yang harus dilakukan atau yang tidak
boleh dilakukan. Menurut 1 Wawang Setyawan, Peraturan adalah suatu

9
hal yang sangat mutlak dan bersifat membatasi ruang gerak atau
"kemerdekaan" setiap individu. Jadi, regulasi adalah tindakan nyata dalam
mengatur tindakan masyarakat sedangkan peraturan adalah bukti tertulis
dari regulasi yang sah di mata hukum.

2.2.2 Peraturan Pelayanan Kebidanan dalam UU No.4 Tahun 2019

14.1 BAB I Ketentuan Umum

a. Pasal 1 ayat 2. Pelayanan Kebidanan adalah suatu bentuk pelayanan


profesional yang merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan secara mandiri, kolaborasi, dan/atau
rujukan.
b. Pasal 1 ayat 4, Praktik Kebidanan adalah kegiatan pemberian
pelayananyang dilakukan oleh Bidan dalam bentuk asuhan kebidanan.
c. Pasal 1 ayat 5, Asuhan Kebidanan adalah rangkaian kegiatan yang
didasarkan pada proses pengambilan keputusan dan tindakan yang
dilakukan oleh Bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup
praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat Kebidanan.
d. Pasal 1 ayat 13, Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan baik promotif, preventif, karatif dan rehabilitatif yang
pelayanannya dilakukan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
e. Pasal 1 ayat 14, Tempat Praktik Mandiri Bidan adalah Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang diselenggarakan oleh Bidan lulusan pendidikan profesi
untuk memberikan pelayanan langsung kepada klien
f. Pasal ayat 16, Klien adalah perseorangan, keluarga, atau kelompok yang
melakukan konsultasi kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan
yang diperlukan secara langsung maupun tidak langsung oleh Bidan.

1.4.2 BAB III Registrasi dan Izin Praktik

a. Pasal 30 ayat 1. Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus


mendayagunakan Bidan yang memiliki STR dan SIPB.

10
143 BAB V Bidan Warga Negara Asing

a. Pasal 40 ayat 1. Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan


dapatmendayagunakan Bidan Warga Negara Asing yang telah memiliki:
1. STR sementara:
2. SIPB; dan
3. izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang
ketenagakerjaan.

1.4.4 BAB VI Praktik Kebidanan

a. Pasal 46 ayat 1. Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan. Bidan


bertugas memberikan pelayanan yang meliputi:

1) Pelayanan kesehatan ibu;

2) Pelayanan kesehatan anak;

3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana;

4) Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang: dan/atau

5) Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.

b. Pasal 47 ayat 1, Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan dapat


berperan sebagai:
1) Pemberi Pelayanan Kebidanan:
2) Pengelola Pelayanan Kebidanan:
3) Penyuluh dan konselor
4) Pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik:
5) Penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan;
dan/atau
6) Peneliti.
c. Pasal 49, Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan ibu
sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (1) huruf a. Bidan berwenang:
1. Memberikan Asuhan Kebidanan pada masa sebelum hamil:

11
2. Memberikan Asuhan Kebidanan pada masa kehamilan normal;
3. Memberikan Asuhan Kebidanan pada masa persalinan dan
menolong persalinan normal;
4. Memberikan Asuhan Kebidanan pada masa nifas;
5. Melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu hamil.
bersalin, nifas, dan rujukan; dan
6. Melakukan deteksi dini kasus risiko dan komplikasi pada masa
kehamilan, masa persalinan, pascapersalinan, masa nifas, serta
asuhan pascakeguguran dan dilanjutkan dengan rujukan.
d. Pasal 50. Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan
anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf b. Bidan
berwenang:
1. Memberikan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita,
dan anak prasekolah;
2. Memberikan imunisasi sesuai program Pemerintah Pusat,
3. Melakukan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita, dan
anak prasekolah serta deteksi dini kasus penyulit, gangguan
tumbuh kembang, dan rujukan;
4. Memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada bayi
baru lahir dilanjutkan dengan rujukan
e. Pasal 51. Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 46 ayat (1) huruf c. Bidan berwenang melakukan komunikasi,
informasi, edukasi, konseling, dan memberikan pelayanan kontrasepsi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
f. Pasal 59 ayat 1-5:
1. Dalam keadaan gawat darurat untuk pemberian pertolongan
pertama, Bidan dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan sesuai dengan kompetensinya.
2. Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk menyelamatkan nyawa Klien.

12
3. Keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan keadaan yang mengancam nyawa Klien
4. Keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Bidan sesuai dengan hasil evaluasi berdasarkan
keilmuannya.
5. Penanganan keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sampai dengan ayat 141 dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

1.45 BAB VII Hak dan Kewajiban

a. Pasal 60 Bidan dalam melaksanakan Praktik Kebidanan berhak:


1. Memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan kompetensi, kewenangan, dan mematuhi kode etik. standar
profesi, standar pelayanan profesi, dan standar prosedur operasional:
2. Memperoleh informasi yang benar, jelas, jujur, dan lengkap dari klien
dan/atau keluarganya:
3. Menolak keinginan klien atau pihak lain yang bertentangan dengan
kode etik, standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur
operasional, dan ketentuan peraturan perundang-undangan; menerima
4. Memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar; dan imbalan jasa
atas pelayanan kebidanan yang telah diberikan;
5. Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesi.
b. Pasal 61 Bidan dalam melaksanakan Praktik Kebidanan berkewajiban:
1. Memberikan Pelayanan Kebidanan sesuai dengan kompetensi
kewenangan, dan mematuhi kode etik, standar profesi, standar
pelayanan profesi, standar prosedur operasional:
2. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan lengkap mengenai
tindakan Kebidanan kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai
kewenangannya;
3. Memperoleh persetujuan dari Klien atau keluarganya atas tindakan
yang akan diberikan;

13
4. Merujuk Klien yang tidak dapat ditangani ke dokter atau Fasilitas
Pelayanan Kesehatan:
5. Mendokumentasikan Asuhan Kebidanan sesuai dengan standar
6. Menjaga kerahasiaan kesehatan Klien;
7. Menghormati hak Klien;
8. Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari dokter sesuai
dengan Kompetensi Bidan:
9. Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat:
10. Meningkatkan mutu Pelayanan Kebidanan;
11. Mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan dan/atau
keterampilannya melalui pendidikan dan/atau pelatihan; dan/ atau
Melakukan pertolongan gawat darurat.

1.4.6 BAB IX Pendayagunaan Bidan

a. Pasal 68 ayat 1, Dalam rangka pemerataan dan pemenuhan kebutuhan


Pelayanan Kebidanan. Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat melakukan pendayagunaan Bidan sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing.

2.3.Tanggung Jawab Dan Akuntabilitas Dalam Asuhan Kebidanan Serta


Etika Profesionalisme, Nilai, Dan Dukungan Ham

2.3.1 Pengertian Tanggung Jawab


Tanggung jawab dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:
1139) mempunyai arti keadaan wajib menanggung segala sesuatunya
(kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan). S.J.
Fochema Andrea dalam Nasution (2011: 48-49) menggunakan istilah
verantwoordelijk yang berarti tanggung jawab dengan batasan sebagai
berikut: "aansprakelijk. verplicht tot het afleggen van verantwoording en
tot het dragen van event, toerekenbare schade (desgevorderd), ini rechte of
in bestuursverhand" (tanggung jawab adalah kewajiban untuk memikul

14
pertanggungjawaban dan hingga memikul kerugian (bila dituntut atau jika
dituntut) baik dalam kaitan dengan hukum maupun dalam administrasi).
Pandangan tersebut sesuai dengan ensiklopedi administrasi sebagaimana
dikutip Nasution (2011: 49) mendefinisikan responsibility sebagai
keharusan untuk melaksanakan secara layak apa yang telah diwajibkan
kepadanya.
Smail Suny dalam Nasution (2011: 50-51) menyebutkan dalam
teori hukum dikenal 2 (dua) macam pengertian tanggung jawab. Pertama
ialah tanggung jawab dalam arti sempit yaitu tanggung jawab tanpa sanksi
dan yang kedua ialah tanggung jawab dalam arti luas yaitu tanggung
jawab dengan sanksi. Tanggung jawab dalam istilah Bahasa Inggris dalam
Kamus Inggris Indonesia (Echols, John M., dan Hassan Shadily, 1988: 24
25 481) dikenal dengan responsibility, yang menurut Pinto dalam Nasution
(2011: 47) responsibility ditujukan pada adanya indikator tertentu yang
telah ditentukan terlebih dahulu sebagai suatu kewajiban yang harus ditaati
yang menyebabkan lahirnya suatu tanggungjawab.

2.3.1 Pengertian Akuntabilitas Dalam Asuhan Kebidanan

Akuntabilitas pada umumnya dikaitkan pada proses


pertanggungjawaban terhadap serangkaian bentuk pelayanan yang
diberikan atau yang telah dilakukan. Akuntabilitas merujuk kepada
pertanggungjawaban seseorang kepada pihak yang memiliki hak untuk
meminta pertanggungjawaban. Seperti yang dikemukakan Sedarmayanti
(2003:69) bahwa: "Akuntabilitas dapat dinyatakan sebagai kewajiban
untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan
kinerja dan tindakan seseorang atau suatu organisasi kepada pihak yang
memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab


dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan

15
dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan
masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini
mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan nommal, deteksi
komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain
yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) . Regulasi didefinisikan


sebagai pengaturan, dan secara biologi didefinisikan sebagai kemampuan
menyesuaikan hidup bagi organisme yang hidup dalam air. Menurut Joko Untoro
& Tim Guru Indonesia , Peraturan merupakan salah satu bentuk keputusan yang
harus ditaati dan dilaksanakan. Jadi kita harus menaati peraturan agar semua
menjadi teratur dan orang akan merasa nyaman. Peraturan adalah tindakan yang
harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan . Jadi ,regilasi adalah tindakam nyata
dalam mengatur tindakam masyarakat sedangkan peraturan adalah bukti tertulis
dan regilasi yang sah di mata hukum. Pada lingkungan sosial ekonomi politik ini
kita akan sama-sama pelajari bagaimana pengaruh politik, Situasi sosial dan
regilasi dapat mempengaruhi model asuhan kebidanan. sebagai tenaga kesehatan
khususnya bidan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kebidanan telah di
atus dalam UU No.4 2019. Sehingga hal tersebut menjadi patoka. Dan landasan
hukum kita dalam melakukan tindakan

3.2 Saran

Saran bagi pembaca Agar dapat menjalakan kebijakan serta Pelayanan


kebidanan yang baik, serta untuk ibu hamil dan pasangan usia subur dapat juga
menerapkan dari sekarang program tubulin dan dasolin.

17
DAFTAR PUSTAKA

Maria Wattimena. 2008. Analisis Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal


(APN) Oleh Bidan Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sorong
Papua Barat Semarang. Tesis. Universitas Diponegoro Semarang.
Hal.48%

Wildan Suyuthi Mustofa, Kode Etik hakim. (Jakarta: Kencana, 2013), h. 5.

Frans Magnis Suseno, Erika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral,


(Yogyakarta: Kanismus. 1987).h 18, 1

UNDP, Human Development Report 2005, Indonesia peringkat ke 110 dari 177
negara

18

Anda mungkin juga menyukai