Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP

PENCEGAHAN COVID-19 PADA MASYARAKAT


DUSUN II DESA DOLOK SAGALA

PROPOSAL

OLEH :
TIWI CHRISTI RAJAGUKGUK
NIM: 170204073

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas berkat dan karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan Proposal
ini dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pencegahan
COVID-19 Pada Masyarakat Dusun II Desa Dolok Sagala". Proposal ini
ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk proposal skripsi pada program
sarjana keperawatan di program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Farmasi
dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun 2021.

Proposal ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan semua pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini, Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak dan ibu:
1. Dr. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara
Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari
Mutiara Indonesia.
3. Ns. Martalena Simamora, S.Kep, M.Kep, selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Taruli Rohana Sinaga, SP, MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia.
5. Ns.Kesaktian Manurung M.Kep, Biomed, selaku pembimbing yang
telah meluangkan waktu untuk membimbing, membantu dan
memberikan banyak arahan serta masukan kepada Penulis sehingga
Proposal ini dapat terselesaikan dengan baik.
6. Seluruh staf pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Farmasi & Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia yang
telah membantu penulis dalam penyusunan Proposal.
7. Teristimewa kepada seluruh keluarga penulis, terutama kepada orang
tua dan serta saudara kandung penulis, yang senantiasa memberikan
dukungan serta doa hingga penulis tetap semangat dan pantang
menyerah dalam pelaksanaan dan penyelesaian penelitian ini
8. Teman-teman seperjuangan seluruh mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan tingkat akhir yang telah berjuang bersama-sama dan
saling mendukung dengan Penulis dalam menyelesaikan Proposal ini.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan


Proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya dalam bidang
keperawatan. Akhir kata Penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, April 2021


Penulis

(TIWI CHRISTI RAJAGUKGUK )


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dunia dihebohkan dengan munculnya virus jenis baru, yang dikenal
dengan virus corona. Coronavirus (CoV) merupakan bagian dari
keluarga virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu hingga
penyakit yang lebih berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS-CoV) and Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV)
(Hairunisa & Amalia, 2020).
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit yang
disebabkan oleh SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus-2). Penyakit infeksi virus ini terdeteksi pertama kali pada
bulan Desember 2019 di Kota Wuhan, ibukota Hubei, Cina. COVID-19
memiliki gejala yang bervariasi mulai dari asimtomatik hingga
pneumonia berat dengan gagal napas akut (European Centre for Disease
Prevention and Control (ECDC),2020). Virus transmisikan melalui
percikan air liur yang keluar dari mulut atau hidung saat orang yang
terinfeksi berbicara, batuk, atau bersin. Virus juga dapat menyebar saat
orang menyentuh permukaan atau objek yang terkontaminasi virus,
kemudian yang tersebut menyentuh mata, hidung, atau mulut (World
Health Organizatuon (WHO), 2020).
Sebuah studi memberikan bukti pentingnya dan urgensi pendidikan
kesehatan tentang COVID-19, upaya pemberian pendidikan kesehatan
untuk meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat terhadap penyakit
menular adalah yang sangat rentan (Li et al, 2020).
Penyebab penyakit Covid-19 mulai teridentifikasi pada tanggal 10
Januari 2020 dan didapatkan kode gentiknya yaitu, Ribunucloid Acid
(RNA). Jenis ini yang merupakan virus corona jenis baru,
betacoronavirus dan satu kelompok dengan virus corona penyebab
severe acute respiratory syndrome (SARS) dan middle east respiratory
syndrome (MERS CoV). Hasil laporan menunjukkan bahwa penyakit
Covid-19 ini penularan awalnya dari pendamping wisatawan China yang
berkunjung ke Jepang. Selain itu, terbukti terdapat penularan pada
kontak serumah pasien di luar China dari pasien terkonfirmasi dan pergi
ke Kota Wuhan mendatangi pasangannya yang berada di America
Serikat. Artimya penularan virus ini langsung antar manusia (human to
human transmission) (Diah handayani dkk, 2020).
Covid-19 telah menyebar ke seluruh dunia. Pada tanggal 11 Maret
2020, Direktur Jenderal WHO Adhanom Ghebreyesus, mendeklarasikan
bahwa COVID-19 adalah sebuah pandemic global (Sohrabi, et al, 2020).
Hingga saat ini, ada sekitar 4 juta kasus positif COVID-19 di dunia
dengan 300 ribu kematian yang dilaporkan ke WHO, dimana kasus-
kasus ini tersebar di 215 negara termasuk Indonesia (World Health
Organization (WHO), 2020).
Di Indonesia prevalensi Covid-19 cukup tinggi, pertama kalinya
dilaporkan pada tanggal 2 Maret 2020 pasien yang terkonfirmasi virus
ini hanya berjumlah dua orang yang diduga tertular dari orang asing
yang berkunjung ke Indonesia. Namun hingga saat ini jumlahnya sudah
mencapai ribuan dan Negara Indonesia merupakan Negara tertinggi do
wilayah Asia Tenggara dengan kasus Covid-19 (Sukesih dkk, 2020).
Tingkat kematian akibat penyakit ini penyakit ini mencapai 4-5%
dengan kematian terbanyak terjadi pada kelompok usia diatas 65 tahun
(Kemenkes RI,2020).
Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar keempat di dunia
membawa risiko untuk terinfeksi berskala besar dan dengan tingkat
penyebaran virus yang tinggi (Hamid, 2020). Berdasarkan data dari
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per 16 Mei 2020, Indonesia
memiliki 17.025 kasus dengan rata-rata pertambahan kasus positif per
hari mencapai 500 kasus baru. Kondisi pertambahan kasus terkonfirmasi
COVID-19 semakin lama semakin banyak ditunjukkan dengan kurva
yang semakin meningkat (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2020). Tidak hanya jumlah kasus yang banyak, tingkat kematian akibat
COVID-19 di Indonesia juga tinggi. Berdasarkan data dari John
Hopkins University, Indonesia sempat menduduki peringkat pertama
Case Fatality Rate (CFR) tertinggi di Asia yakni sekitar 8%-9%.
Menurut data BPBD PROVSU pada 1 Agustus 2020, data
perkembangan pasien Suspek yaitu 467, yang dinyatakan positif
sebanyak 3962, status meninggal sebanyak 195, dan data pasien yang
sembuh sebanyak 1483 orang.
Jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Serdang
Bedagai saat ini mengalami pertambahan sebanyak 3 kasus dari
sebelumnya berjumlah 582 kasus menjadi 585 kasus dengan 516
sembuh, 26 dalam perawatan maupun isolasi mandiri dan 43 meninggal.
Pandemic covid-19 ini membuat pemerintah Indonesia telah
mengeluarkan regulasi/kebijakan terkait penanganannya.
Ekonomi merupakan faktor yang terpenting dalam kehidupan manusia.
Kebutuhan ekonomi erat kaitannya dalam kehidupan sehari-sehari.
Manusia untuk memenuhi kebutuhannya seperti makan, minun,
pakaian, tempat tinggal dan lain-lain memerlukan suatu ekonomi yang
kuat. Negara dituntut untuk megatur kebijakan mengenai perekonomian
Indonesia dan dituntut untuk menjamin ekonomi masyarakat Indonesia
dikarenakan faktor ekonomi merupak faktor yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Selain ekonomi merupakan faktor terpenting dalam
kehidupan manusia, faktor ekonomi tersebut juga merupakan faktor
pendukung pembangunan Nasional dikarenakan pertumbuhan ekonomi
sebuah Negara yang baik dapat meningkatkan sebuah pembangunan
Nasional (Hanoatubun, 2020).
Dampak perekonomian yang ditimbulkan dari pandemic ini telah
terjadi dibeberapa Negara secara signifikan. Selain China, Negara
Korea Selatan juga akan mengalami Negara yang terdampak terhadap
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Negara Gingseng, yang semulanya
diproyeksikan akan tumbuh pada kuartal I dengan angka 2,1% akan
mengalami penurunan sekitar 0,4 poin dari persentase. Pertumbuhan
ekonomi Negara Thailand dan Taiwan juga di perkirakan akan
mengalami pertumbuhan ekonomi terendah dalam hamper setengah
decade yang mencapai angka 0,2% dan 1,3% pada kuartal saat ini.
Sedangkan Direktur Bank Dunia memprediksikan ekonomi Indonesia
diperkirakan akan melemah dibawah 5% pada kuartal I-2020.
Pada tahun 2020 ini, covid-19 menjadi perhatian yang sangat besar
bagi bangsa Indonesia. Banyak kerugian yang ditimbulkan dari
pandemic ini yang berdampak pada perekonomian Indonesia. Setelah
mengalami peningkat kasus yang melesat dengan kurun waktu sangat
cepat, pemerintah membuat kebijakan dalam mengatasi pandemic
covid-19, degan berlakunya PSBB yang tercantum dalam Peraturan
Pemerintah No 21 Tahun 2020. Dengan adanya PSBB tersebut semua
kegiatan yang biasa dilakukan terpaksa terhenti. Seluruh kegiatan
dibidang indutri maupun perkantoran untuk sementara waktu terpaksa
berhenti untuk beroperasi. Selain itu, sector pendidikan, layanan public,
seluruh tempat beribadah, pusat perbelanjaan, rumah makan maupun
tempat pariwisata juga mengalami hal yang sama (Misno et al,
2020).Social atau physical distancing ini membawa pengaruh pada
penurunan aktivitas ekonomi secara keseluruhan (Iskandar et al, 2020).

Dampak pada sector ekonomi pada masa pandemic covid-19 di


Indonesia, antara lain :
a. Terjadinya PHK besar-besaran. hasil data yang didapat yaitu ≥ 1,5 juta
pekerja di rumahkan dan terkena PHK yang mana 90% pekerja di
rumahkan dan pekerja yang di PHK sebesar 10%.
b. Terjadinya penurunan PMI Manufacturing Indonesia mencapai 45,3%
pada Maret 2020.
c. Terjadinya punurunan impor sebesar 3,7% pada triwulan I.
d. Terjadinya inflasi yang telah mencapai pada angka 2,96% year-on-
year(yoy) yang telah disumbangkan dari harga emas dan komoditas
pangan pada maret 2020.
e. Terjadinya keterbatalan penerbangan yang mengakibatkan penurunan
pendapatan di sector tersebut. Kerugian yang dirasakan mencapai Rp.
207 miliar. Batalnya penerbangan tersebut sebanyak 12.703 pada 15
bandara pada bulan januari-maret 2020.
f. Pada 6 ribu hotel telah terjadi penurunan penempatan (okupansi)
hingga mencapai 50%. Hal tersebut bisa mengakibatkan kehilangan
devisa pariwisata (Hanoatubun, 2020).
Menurut Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia, dr. Pandu Riono,
MPH, PhD, selain kondisi kesehatan masyarakat yang buruk, respons
yang lambat dari pihak berwenang pada tahap awal wabah sehingga
menyebabkan keterbatasan deteksi dini dan keterlambatan diagnosis
turut berperan sebagai faktor penyebab tingginya angka kasus positif
dan kematian di Indonesia (Riono, 2020). Akibatnya, penyebaran virus
SARS-CoV-2 bisa terjadi sangat cepat karena penderita baik yang
bergejala maupun yang tidak dapat dengan mudah menyebarkan virus ke
orang yang sehat. Hal ini dikarenakan virus SARS-CoV-2 dapat
menyebar dengan sangat mudah dari orang ke orang (Centers for
Disease Control and Prevention (CDC), 2020).
Oleh karena itu, hal yang perlu dilakukan untuk mencegah penularan
adalah dengan sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir, membersihkan permukaan benda yang sering disentuh,
menggunakan masker, dan mengisolasi pasien yang terkonfirmasi
ataupun tersuspek COVID-19 (Centers for Disease Control and
Prevention (CDC), 2020). Cara terbaik untuk mencegah penularan
COVID-19 adalah menghindari kontak langsung dengan menerapkan
physical distancing atau menjaga jarak fisik (Harris, et al., 2020).
Hasil pengamatan peneliti banyak ditemukan masyarakat di
beberapa tatanan, seperti pasar, tempat- tempat umum lainnya mereka
banyak tidak melakukan pencegahan, yang paling terlihat jelas yaitu
tidak memakai masker, tidak terlalau peduli dengan sosial distanching
dan teramati jarang mencucui tangan. Kompenen perilaku masyarakat
dalam pencegahan penularan covid-19 secara teori meliputi:
pengetahuan, sikap dan tindakan. Untuk menjadikan suatu kebiasaan itu
menjadi suatu perilaku, di mulai dari penngetahuannya harus baik
terhadap sesuatu yang bakal menjadi perubahan perilaku, dalam hal ini
adalah pengetahuannya.
Disinilah peneliti tertarik untuk meneliti adakah Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Terhadap Pencegahan COVID-19 Pada
Masyarakat Dusun II Desa Dolok Sagala di masa pandemic.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pencegahan
Covid-19 pada masyarakat dusun II desa dolok sagala?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap pengetahuan masyarakat tentang pencegahan
Covid-19 untuk menerapkan protokol kesehatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat pengetahuan pencegahan COVID-19 pada
masyarakat Dusun II Desa Dolok Sagala.
2. Mengetahui tentang pengetahuan masyarakat di Dusun II Desa
Dolok Sagala sebelum dan setelah intervensi pendidikan kesehatan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Untuk mengetahui hasil penelitian ini yang dijadikan sebagai
data atau pengetahuan masyarakat tentang pengetahuan
pencegahan COVID-19 dimasyarakat Dusun II Desa Dolok
Sagala.
2. Bagi Perawat
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai pengertian,
gejala, cara penularan dan cara mencegah COVID-19 pada
masyarakat sehingga dapat merencanakan suatu strategi
pelayanan kesehatan untuk menindaklanjuti.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahaan referensi dan
informasi variabel terkait.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFENISI COVID-19

COVID-19 adalah

Anda mungkin juga menyukai