Anda di halaman 1dari 7

BAB VIII : Uji Beda Dua Mean Independen dan Dependen (Uji t/T-test)

POKOK BAHASAN: Uji Beda Dua Mean (independen & Dependen)

DESKRIPSI SINGKAT POKOK BAHASAN:


Materi ini menjelaskan tentang uji beda dua mean baik independen maupun dependen.
Melalui pertemuan ini diharapkan mahasiswa mampu memahami konsep dasar dan
menerapkan uji beda dua mean independen dan dependen atau yang di sebut juga uji t
atau t-test.
METODE PEMBELAJARAN: Ceramah dan Diskusi

URAIAN MATERI:

UJI BEDA DUA MEAN (UJI T) INDEPENDEN DAN DEPENDENDEN

8.1 Uji Beda Dua Mean Sampel Independen (Tidak Berpasangan)

Uji ini digunakan untuk menguji data yang saling independen (tidak berpasangan)
tujuanya yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rerata antara dua buah
data. Adapun syarat yang harus dipenuhi yaitu:
a. Data berdistribusi normal
b. Data dipilih secara acak
c. Data yang digunakan dengan skala interval/rasio
Dalam pengujian t-test dua sampel saling bebas atau dua sampel tidak
berpasangan/independen dapat dilakukan dengan 2 cara untuk memperoleh t-hitung
berdasarkan sama atau tidak sama jumlah sampel yaitu:
1. Varian populasi tidak diketahui, ukuran sampel sama dan varians diasumsikan sama
Digunakan jika ukuran sampel (n) sama dan varian dianggap sama. Dengan
menghitung nilai t sebagai berikut :

2. Varian populasi tidak diketahui, ukuran sampel berbeda dan varians diasumsikan
sama.
Meskipun varian homogen namun ukuran sampel yang digunakan berbeda maka
menggunakan rumus t-hitung sebagai berikut:

Atau disederhanakan sebagai berikut :


x̄1 − x̄ 2
t=
s 21 (n 1−1 )+ s 22 (n2 −1 )

Langkah-Langkah Uji:
√ n 1 +n2 −2 √ 1 1
+
n1 n2

1. Pastikan data dipilih secara acak dan berdistribusi normal


2. Tentukan apakah varian homogen atau heterogen
3. Tuliskan Ha dan Ho
4. Cari t-hitung atau z-hitung berdasarkan rumus yang sesuai
5. Tentukan taraf signifikan
6. Cari t tabel atau z tabel dimana df tergantung pada rumus yang dipilih
7. Tentukan kriteria pengujian kapan Ho diterima atau ditolak
8. Bandingkan t-hitung dengan t-tabel
9. Buatlah kesimpulan
Contoh:
Suatu penelitian terhadap kadar kolesterol dari Sampel yang diambil dari 20 orang
penderita PJK dan 15 Orang penderita DM asumsi kedua populasi mempunyai varian
sama didapatkan :
X1(PJK)=215mg/dl S1(PJK)=50mg/dl
X2(DM)=230mg/dl,S2(DM)=45mg/dl
Penyelesaian:
1) Ho : Tidak ada perbedaan kadar kolesterol pend PJK dan DM
Ha : ada perbedaan kdr kolesterol PJK dan DM
2) batas kritis alfa =0,05
3) Uji statistik: uji t independen /tidak berpasangan (pooled t test)
x̄1 − x̄ 2
t=
s 21 (n 1−1 )+ s 22 (n2 −1 )

215−230
n 1 +n2 −2 √ 1 1
+
n1 n2

−15
t= = =−0 , 9375
(502 x 19)+( 452 x 14 ) 1 1 16
√ 20+15−2
+

20 15

T= -0,9375 pv > 0,1


Keputusan uji pv > α Ho diterima
Kesimpulan :
Tidak ada perbedaan yang bermakna kadar kolesterol penderita PJK dengan DM

8.2 Uji Beda Dua Mean Sampel Dependen (Berpasangan)

Dua sampel berpasangan disini diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang
sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Uji ini
bertujuan untuk mengetahui apakah dua sampel berpasangan mempunyai nilai rata-
rata yang sama atau tidak. Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan uji ini
adalah:
a. Satu sampel (setiap elemen memiliki 2 niali pengamatan, sebelum-sesudah)
b. Skala data interval/rasio
c. Distribusi data normal
Rumus yang digunakan sebagai berikut :
Langkah-Langkah Pengujian :
1. Tetapkan Ho dan H1
2. Tetapkan titik kritis yang terdapat pada tabel ‘t’
3. Tentukan daerah kritis dengan db=n-1
4. Tentukan t hitung dengan menggunakan rumus
5. Lakukan uji signifikansi dengan membandingkan t hitung dengan t tabel
Contoh :
Suatu uji coba model penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat telah
dilaksanakan didapat data sebagai berikut :
No Pengetahuan Sebelum Penyuluhan (Pre) Pengetahuan Setelah Penyuluhan (Post)
1 30 34
2 29 29
3 26 29
4 29 32
5 28 28
6 32 32
7 30 33
8 28 28
9 28 29
10 26 30
11 29 30
12 27 27

Pada α = 5%, apakah kesimpulan peneliti tentang model penyuluhan dalam


meningkatkan pengetahuan masyarakat ?
Penyelesaian :

a. Hipotesis
Ho : Ppost = Ppre ; tidak ada perbedaan pengetahuan antara sebelum dan setelah
dilakukan penyuluhan
Ha : Ppost > Ppre ; ada peningkatan pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan
dibanding sebelumnya
b. Nilai α
α = 5%

c. Rumus statistik penguji

d. Perhitungan Rumus :
No Pre Post d (post-pre) d2
1 30 34 4 16
2 29 29 0 0
3 26 29 3 9
4 29 32 3 9
5 28 28 0 0
6 32 32 0 0
7 30 33 3 9
8 28 28 0 0
9 28 29 1 1
10 26 30 4 16
11 29 30 1 1
12 27 27 0 0
JUMLAH 19 61

19
t= 12.61−192
√ 12−1
t = 3,27
e. Df/db/dk Df = N – 1 = 12 – 1 = 11
f. Nilai tabel Nilai tabel pada tabel t distribusi student
Uji dua sisi, α = 5%, df = 11, nilai t tabel = 2,718
g. Menggunakan rumus t hitung = 3,27 > t table = 2,718 ; berarti Ho ditolak, Ha
diterima
h. Kesimpulan ada peningkatan pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan dibanding
sebelumnya, pada α = 5%.
RINGKASAN:
Materi yang disajikan pada pokok bahasan ini meliputi uji beda dua mean sampel
berpasangan, uji beda dua mean sampel tidak berpasangan.

TEST/LATIHAN:
Penelitian terhadap pengetahuan 20 dokter terhadap penyakit Flu burung didapatkan
rata-rata skor pengetahuan 85 dan simpangan baku 12.
Penelitian yang samajuga dilakukan terhadap 25 orang bidan yang bertugas di rumah
sakit didapat rata-rata skor 78 dan simp baku 15.
Apakah kesimpulan dari peneliti pada α= 0,05

TUGAS:
Seorang dokter kebidanan ingin melihat efek pemberian tablet fe (zat besi) terhadap
ibu hamil. Untuk itu telah diambil secara random 10 bumil dan memeriksa Hb sebelum
pemberian fe dan sesudahnya. Data sebagai berikut :
No Kadar HB Sebelum Diberikan Tablet Kadar HB Sebelum Diberikan Tablet Fe
Fe
1
8.7 12
2
9.4 11.5
3
8.5 11.0
4
7.9 10.5
5
10 10
6
9.5 10.5
7
9.0 11.5
8
8.9 11
9
10 9.5
10
10.5 12,5

Pertanyaan :
Apa kesimpulan dokter tadi terhadap hasil pemberian fe terhadap ibu hamil pada α=
0,05
Untuk ini dicari perbedaan rata rata dari sampel sebelum dan sesudah pemberian tablet
fe, selanjutnya dilakukan uji hipotesis untuk sampel berpasangan.

REFERENSI:
1. Luknis, S & Sutanto,P. Statistik Kesehatan, Salemba Medika, 2013.
2. Manton, R.F., et al Bimbingan Studi tentang Epidemiologi dan Biostatistika,
Jakarta, 2015.
3.
4. Singgih Santoso, Menguasai Statistik Parametrik & Non Parametrik, 2015.
5. Statisik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, M.Sopiyudin Dahlan, 2017.
6. Besar Sampel dan Pengambilan Sampel, M.Sopiyudin Dahlan, 2017.
7. Yuantari, C & Handayani, S, Buku Ajar Biostatistik Deskriptif dan Inferensial,
2016.
8. Mawarni, A, Buku Ajar Biostatistik Inferensial, FKM-UNDIP, 2017
9. Hulu, V & Rohana, S, Analisis Data Statistik Parametrik Aplikasi SPSS dan
STATCAL (Sebuah Pengantar Untuk Kesehatan), 2019.

Anda mungkin juga menyukai