SKRIPSI
Oleh:
NUR’AZIZATURRAHMAH
109101000011
2013 M / 1434 H
i
ii
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
ABSTRAK
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk suatu perilaku
seseorang (overt behaviour). Berdasarkan studi pendahuluan pekerja proses finishing mebel
kayu memiliki pengetahuan yang minim tentang penyebab dermatitis dan pencegahannya yang
mengakibatkan 33 pekerja dari 82 pekerja mengalami dermatitis kontak. Untuk itu perlu
dilakukannya suatu langkah intervensi dengan promosi kesehatan berupa penyuluhan dengan
media leaflet untuk dapat meningkatkan informasi dan pengetahuan mengenai penyebab
dermatitis dan pencegahannya agar mengurangi angka kejadian dermatitis pada pekerja finishing
mebel kayu.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi kuasi eksperimen.
Sampel dalam penelitian ini adalah 70 Pekerja pada proses finishing mebel kayu di Ciputat
Timur Tahun 2013. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu 35 responden menjadi
kelompok kontrol dan 35 responden menjadi kelompok intervensi. Pada kelompok kontrol
diberikan penyuluhan mengenai penyebab dermatitis dan pencegahannya, sedangkan kelompok
intervensi diberikan penyuluhan dengan media leaflet mengenai Penyebab Dermatitis dan
Pencegahannya. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara
dengan kuesioner dan data sekunder diperoleh melalui referensi- referensi lainnya.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata perubahan skor pengetahuan pada kelompok
intervensi lebih besar dari pada kelompok kontrol bahwa terdapat perbedaan rata- rata skor
pengetahuan tentang penyebab dermatitis dan pencegahannya sebelum dan sesudah intervensi
pada kelompok intervensi, sedangkan pada kelompok kontrol tidak dapat perbedaan skor
pengetahuan tentang penyebab dermatitis dan pencegahannya sebelum dan sesudah intervensi
Diharapkan memberi waktu minimal seminggu untuk mengukur pengetahuan pekerja serta
diharapkan pada penelitian selanjutnya melakukan sampai melihat perubahan sikap seseorang
setelah diberikan penyuluhan dengan media leaflet.
Kata Kunci : Media Leaflet, Perbedaan Pengetahuan, Dermatitis Kontak, Finishing Kayu
Daftar Bacaan : 61 (1956-2012)
iii
STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
DEPARTEMENT OF PUBLIC HEALTH
SPECIALISATION OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH
ABSTRACT
Knowledge is Domain very important in shaping a person's behavior (overt behavior). Based on
a preliminary study of the process of finishing wood furniture workers have minimal knowledge
about the causes and prevention of dermatitis resulting in 33 workers of 82 workers with contact
dermatitis. It is necessary to do an intervention with health promotion measures in the form of
counseling with a leaflet to improve information and knowledge about the causes of dermatitis
and its prevention in order to reduce the incidence of dermatitis in workers finishing wood
furniture.
This research is a quantitative quasi-experimental study design. The samples in this study were
70 workers in the process of finishing wood furniture in East Ciputat in 2013. Samples were
divided into two groups: 35 responders into a control group and 35 responders to intervention. In
the control group was given counseling about the causes and prevention of dermatitis, whereas
the intervention group with a leaflet giving information about Dermatitis Causes and Prevention.
The data used is primary data obtained through interviews with questionnaires and secondary
data obtained through other references.
The survey results revealed that the average change in knowledge scores in the intervention
group were greater than in the control group that there are differences in the average score of
knowledge about the causes and prevention of dermatitis before and after the intervention in the
intervention group, whereas in the control group could not score difference of knowledge about
the causes and prevention of dermatitis before and after intervention
It is expected to give at least a week to measure knowledge worker and is expected to do further
research to see change in one's attitude after leaflets giving information to the media.
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nur’Azizaturrahmah
Agama : Islam
Telp/Hp : 087885051737
Golongan Darah : O
Email : valentinozeh@rocketmail.com
Nurazizaturrahmah@gmail.com
vii
Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tuaku YANG SELALU
MENCINTAIKU DAN MENDUKUNGKU SETIAP HARINYA
serta rekan-rekan yang mencintai ilmu dan mengamalkannya
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim….
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
serta salam yang selalu tercurahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW dan
Berkat Rahmat Allah SWT dan dorongan keinginan yang kuat, sehingga penulis
dapat menyusun skripsi dengan judul " Perbedaan Pengetahuan Antara Sebelum Dan
Dermatitis Dan Pencegahannya Pada Pekerja Proses Finishing Mebel Kayu Di Ciputat
Timur Tahun 2013” dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat (SKM). Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak
kesulitan yang dihadapi, tapi dengan bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan. Maka dari itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan
1. Bapak Prof. Dr. (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp. And. ; selaku Dekan Fakultas
Jakarta.
2. Ibu Ir. Febrianti MSi ; selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
Hidayatullah Jakarta.
ix
3. Ibu Iting Shofwati, ST. MKKK, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang tiada henti selalu sabar dan selalu
memberikan arahan, bimbingan dan masukan yang berarti bagi penulis selama
dan sesudah penyusunan skripsi ini, terima kasih banyak sebelumnya ibuu kuuu
4. Bapak Dr. H. Arif Sumantri SKM. MKes ; selaku Dosen Pembimbing Kedua,
terima kasih bapak atas bimbingan, saran-saran, arahan, motivasi, dan doa yang
5. Ibu Fase Badriah, Ph.D, Ibu Riastuti Kusuma Wardani, MKM, Ibu Rostini,
MKM, selaku penguji sidang skripsi, terima kasih ibu atas bimbingan, arahan
6. Ibu Raihana Nadra Alkaff dan Ibu Catur Rosidati, selaku dosen pembimbingnya
Henny dan Ipeh, Terima kasih ibu atas bimbingan, arahan dalam pembuatan dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta termasuk para Dosen Tamu
8. Para pekerja proses finishing mebel kayu di wilayah Ciputat Timur terimakasih
atas kerjasamanya dalam proses pengumpulan data dan proses pemberian materi
x
Selain itu dengan segala kerendahan hati penulis juga bermaksud mengucapkan
Special Thanks To :
1. Ayah dan Mamah yang selalu mengingatkan, memberikan dukungan, serta kasih
sayang yang tiada batas yang mereka berikan kepada saya. Untuk cepat- cepat
2. Buat adekku yang tersayang dan satu- satunya bagi penulis, terima kasih M. Nur
Arsyad Ell Hajj yang selalu memberikan motivasi dan dukungan kepadaku, dan
yang selalu memberikan senyuman. Buat kak Ahmad Nur Wahid yang rela
mendoakan ku dari surga agar aku cepet menyelesaikan skripsi ini, makasih
3. Sahabat2 benkyu tersayang : Denisa, Nia, Seno Bayu, Ubay, Ersa, Muhfil, Ana
yang selalu ada bagi VJ dalam suka maupun duka dan sering memberikan
motivasi dan dukungan yang sama- sama berjuang untuk mendapatkan gelar
4. Temen- temen K3 2009, satu perjuangan dalam meraih SKM (Diana, Amel,
Reza, Desi, Defri, Dio, Sandi, Novan, Sca, Lina) atas semangat juangnya untuk
selalu kompak, semoga kita bisa lulus dan wisuda sama- sama yah teman. Amien
5. Temen- temen satu penelitian Bu Iting : Henny dan Ipeh yang selalu sharing
bareng- bareng dalam penyusunan laporan skripsi ini. Yang selalu bareng-
bareng jika bimbingan ke Bu Iting, Bu Raihana, Bu Catur, dan Pak Arif. Kita
harus bisa Sidang Skripsi bulan November ini yah. ( Keep Fighting, We Can DO
IT ).
xi
6. Fadil dan Henny Sholatia makasih buat waktunya yang rela membantu VJ dalam
8. Kak Nur Najmi 2007, Kak Septi, Kak Ida yang sedikit banyak direpotkan untuk
penelitian ini, seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun
tidak langsung yang telah banyak membantu yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu
Terima kasih atas segala bantuan dalam bentuk apapun. Semoga bantuan,
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
betapapun kecilnya kepada dunia ilmu pengetahuan, masyarakat dan penulis lain.
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERNYATAAN ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR GAMBAR xx
BAB I PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
xiii
1.4.1. Tujuan Umum 7
1.5 Manfaat
2.3. Pengetahuan 21
xiv
2.4.5.1.Definisi Media Pendidikan Kesehatan 39
PENELITIAN
xv
4.7 Pengolahan Data 73
5.2.Analisis Univariat 78
2013 79
5.3.Analisis Bivariat 81
xvi
BAB VI PEMBAHASAN
6.1.Keterbatasan Penelitian 85
1.1.Kesimpulan 99
1.2.Saran 100
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvii
DAFTAR TABEL
Tahun 2013 78
xviii
dengan Media Leaflet pada Kelompok Kontrol Pekerja Proses
Finishing
xix
DAFTAR GAMBAR
xx
DAFTAR BAGAN
xxi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 6.1. Skor Pre Test dan Post Test pada Kelompok Intervensi 90
Grafik 6.2. Skor Pre Test dan Post Test pada Kelompok Kontrol 92
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
xxiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dermatitis kontak merupakan penyakit akibat kerja yang paling sering ditemukan
di tempat Kerja. Sekitar 40% dari seluruh penyakit akibat kerja adalah penyakit
kulit dermatitis kontak (Afifah, 2012). Dermatitis kontak adalah dermatitis yang di
sebabkan oleh bahan dan substansi yang menempel pada kulit. Biasanya penyakit
ini ditandai dengan peradangan kulit polimorfik yang mempunyai ciri – ciri yang
luas, meliputi : rasa gatal, eritema (kemerahan), endema (bengkak), papul (tonjolan
padat diameter kurang dari 55mm), vesikel (tonjolan berisi cairan diameter lebih dari
dermatitis kontak adalah petani, industri mebel dan petukangan kayu, pekerja
bangunan, tukang las dan cat, salon dan potong rambut, tukang cuci, serta industri
besar untuk terpapar bahan iritan yaitu pemborong, pekerja industri mebel, pekerja
rumah sakit (perawat, cleaning services, tukang masak), penata rambut, pekerja
industri kimia, pekerja logam, penanam bunga, dan pekerja di gedung (Perdoski,
2009).
dengan 80% dan dermatitis kontak alergi menduduki urutan kedua dengan 14%-20%
1
2
(Taylor et al, 2008). Data dari United Stases Bureau of Labor Statistict Annual
kasus penyakit akibat kerja adalah kelainan atau penyakit kulit. Data di Inggris
menunjukan bahwa dari 1,29 kasus/1000 pekerja merupakan dermatitis akibat kerja.
Apabila ditinjau dari jenis penyakit kulit akibat kerja, maka lebih dari 95 %
merupakan dermatitis kontak (Djunaedi dan Lokananta, 2003 dalam Suryani 2011 ).
(2009) Sekitar 90% penyakit kulit akibat kerja merupakan dermatitis kontak, baik
iritan maupun alergik. Penyakit kulit akibat kerja yang merupakan dermatitis kontak
sebesar 92,5%, sekitar 5,4% karena infeksi kulit dan 2,1% penyakit kulit karena
sebab lain. Pada studi epidemiologi, Indonesia memperlihatkan bahwa 97% dari 389
kasus adalah dermatitis kontak, dimana 66,3% diantaranya adalah dermatitis kontak
pekerja mengalami dermatitis kontak dan 11,8% pekerja perusahaan kayu lapis di
Astono & Sudardja (2002) yang dilakukan pada pekerja industri plywood di
Kalimantan Selatan, menemukan bahwa 35% (696 orang) dari 2000 sampel
mengalami penyakit kulit, dan 21,3% (148 orang) diantaranya mengalami dermatitis
pada pekerja proses finishing mebel kayu Kecamatan Ciputat Timur didapatkan
bahwa dari 82 pekerja yang menjadi sampel terbukti 33 pekerja yang mengalami
dermatitis kontak dimana terdapat faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian
dermatitis kontak adalah : usia (rata-rata 35 tahun), masa kerja (rata-rata 7 tahun atau
lebih), riwayat atopi, dan riwayat penyakit kulit sebelumnya. Disamping itu,
presentase personal hygiene yang buruk dan tidak menggunakan APD sarung tangan
mencapai 100% menimbulkan kecurigaan bahwa kedua faktor ini lah yang justru
berpengaruh besar terhadap kejadian dermatitis kontak. Hal ini dikarenakan bahan
yang digunakan pada saat proses finishing yang berupa wood filler, wood stain,
sanding sealer, thinner dan spirtus ini merupakan bahan kimia yang dapat
menyebabkan iritasi pada kulit. Untuk itu dianjurkan bagi pengelola mebel kayu
menyediakan sarana dan prasarana personal hygiene yang sesuai dan terjangkau oleh
pekerja saat bekerja, dan menerapkan aturan yang mengharuskan pekerja menjaga
personal hygiene dengan baik, untuk menyediakan alat pelindung diri yang berupa
sarung tangan vinyl dan neoprene untuk melindungi tangan pekerja saat kontak
dengan bahan kimia. Sedangkan, bagi pekerja dianjurkan untuk menjaga personal
hygiene yang baik dengan cara mencuci tangan secara benar setelah kontak dengan
bahan kimia serta dianjurkan untuk menggunakan alat pelindung diri yang berupa
sarung tangan vinyl dan neoprene untuk melindungi tangan saat kontak dengan
bahan kimia.
finishing mebel kayu di Kecamatan Ciputat Timur, ditemukan bahwa sebanyak 85%
4
pekerja memiliki pengetahuan yang minim tentang dermatitis yaitu mulai dari
kontak. Maka dari itu perlu dilakukannya suatu langkah intervensi dengan promosi
bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar untuk megurangi potensi
penyebab dermatitis yang menempel pada kulit tangan setelah bekerja yang dapat
mengatasi masalah dan memelihara kesehatan dirinya. Salah satu usaha yang
pemberian media leaflet. Metode ceramah dapat dipakai pada sasaran dengan
tingkat pendidikan rendah maupun tinggi, pada waktu penyuluhan dilakukan sasaran
bisa berpartisipasi secara aktif dan memberikan umpan balik terhadap materi
penyuluhan yang diberikan. Leaflet dipilih sebagai media karena mudah disimpan,
ekonomis dan bisa berfungsi sebagai remainder bagi sasaran. Dari hasil penelitian
yang dilakukan oleh Nafisa (2010) didapatkan nilai p value sebesar 0,001, karena
nilai p value < 0,05, maka promosi kesehatan dengan media leaflet efektif dalam
Proses Finishing Mebel Kayu Di Ciputat Timur Tahun 2013. Sehingga kemudian
1.2.Rumusan Masalah
dermatitis yang terjadi pada pekerja proses finishing ini terjadi akibat bahan yang
digunakan pada saat proses finishing mengenai kulit dan tidak dibersihkan dengan
benar. Kejadian dermatitis kontak ini seharusnya dapat dicegah dengan pemakaian
proses finishing kayu yang berada di wilayah kecamatan Ciputat Timur, diketahui
bahwa semua pekerja tersebut tidak mengetahui bahwa semua bahan yang
digunakan pada saat proses finishing tersebut berbahan kimia yang dapat membuat
iritasi pada kulit dan dapat menimbulkan penyakit kulit atau dermatitis. Selain itu,
semua pekerja juga tidak menggunakan sarung tangan saat bekerja karena tidak
disediakan oleh pemilik toko mebel. Hal ini diperparah dengan kebiasaan cuci
proses finishing kayu, diketahui bahwa pekerja hanya mencuci tangannya sebelum
atau setelah bekerja dan hanya mencuci tangannya dengan air saja, padahal sudah
tersedia sabun di tempat kerjanya. Mereka mengetahui bahwa cuci tangan dengan
tentang bahayanya bahan kimia yang digunakan pada proses Finishing, tentang
penyakit dermatitis dan cara cuci tangan yang baik sebagai pencegahan dermatitis.
Dari studi pendahuluan diketahui bahwa para pekerja tidak pernah mendapatkan
penyuluhan tentang dermatitis dan pencegahannya. Jika keadaan ini dibiarkan terus
maka pekerja akan selalu memiliki resiko yang tinggi terhadap kejadian dermatitis
Maka dari itu perlu dilakukannya suatu langkah intervensi dengan promosi
pengetahuan bagi pekerja bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar
untuk megurangi potensi penyebab dermatitis yang menempel pada kulit tangan
setelah bekerja yang dapat menimbulkan penyakit dermatitis kontak bagi pekerja,
agar mereka mampu mengatasi masalah dan memelihara kesehatan dirinya. Salah
satu usaha yang dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan dengan metode
1.3.Pertanyaan Penelitian
pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol pekerja proses finishing mebel
pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol pekerja proses finishing mebel
media leaflet pada pekerja proses finishing mebel kayu di Ciputat Timur tahun
2013?
1.4.Tujuan Penelitian
dengan media leaflet pada pekerja proses finishing mebel kayu di Ciputat
1.5.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan ataupun bahan
kejadian dermatitis kontak pada pekerja proses finishing mebel kayu di Ciputat
Timur Tahun 2012. Dalam penelitian ini diketahui bahwa sampel yang bersedia
mengalami dermatitis kontak sebesar 33 orang dari jumlah sampel yang bersedia,
dari keseluruhan sampel yang di teliti mereka memiliki personal hygiene yang
buruk, salah satunya adalah kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah
bekerja. Oleh karena itu perlu dilakukan intervensi promosi kesehatan tentang cuci
tangan yang baik kepada pekerja proses finishing mebel kayu tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Oktober 2013.
Lokasi penelitian ini adalah tempat pembuatan mebel kayu yang ada di wilayah
media leaflet tentang penyebab dermatitis dan pencegahannya pada pekerja proses
finishing mebel kayu di Ciputat Timur Tahun 2013. Penelitian ini bersifat kuantitatif
dengan desain studi yag digunakan adalah Quasi- Experimental Design dengan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Dermatitis kontak
substansi yang menempel pada kulit (Djuanda, 2007). Menurut Firdaus (2003),
Dermatitis kontak adalah respon dari kulit dalam bentuk peradangan yang
dapat bersifat akut maupun kronik, karena paparan dari bahan iritan eksternal
merupakan suatu respon inflamasi dari kulit terhadap antigen atau iritan yang
kulit yang paling sering pada para pekerja. Definisi lainnya pun diketahui
diakibatkan senyawa yang kontak dengan kulit tersebut (Hayakawa, 2000) dan
yang disebabkan oleh bahan yang mengenai kulit, baik melalui mekanisme
eritema (kulit merah), edema (pembengkakan), serta rasa gatal dan panas di
kulit yang biasanya terjadi di tangan, lengan bawah, atau wajah (Suma’mur,
1996).
10
11
kimia. Untuk itu kondisi ini seharusnya para pekerja lebih bertindak hati-hati
Salah satu penyebab dari dermatitis kontak akibat kerja yaitu bahan kimia
yang kontak dengan kulit saat melakukan pekerjaan. Dermatitis kontak dapat
1. Faktor fisik, seperti tekanan, kelembaban, panas, suhu dingin, sinar matahari,
2. Bahan-bahan berasal dari tanaman, seperti daun, ranting, getah, akar, umbi-
3. Makhluk hidup, seperti bakteri, virus, jamur, serangga, cacing, dan kutu
4. Bahan-bahan kimia.
Salah satunya bahan kimia yang dilakukan pada pekerja proses finishing
mebel kayu adalah wood filler untuk pendempulan, wood stain untuk
pewarnaan, sanding sealer untuk politur sebagai cat dasar, thinner dan spirtus
sebagai bahan campuran, dan sanding melamic clear sebagai cat akhir untuk
(diasamkan dengan asam nitrat & asam sulfat), melamine (formaldehid &
fenol), alkyd (glyserol &asam phtalat), shellac (kelenjar insekta) dan pigmen.
xylen, dan toluen merupakan bahan yang berbahaya pada kulit karena dapat
pekerja proses finishing mebel kayu di Ciputat Timur tahun 2012 di dapatkan
faktor yang berhubungan dengan kejadian dermatitis kontak adalah : usia (rata-
rata 35 tahun), masa kerja (rata-rata 7 tahun atau lebih), riwayat atopi, dan
memakai APD berupa sarung tangan ini, tidak menjadi variable yang diteliti
oleh Afifah dikarenakan homogen, akan tetapi kedua variable ini sangat
pencegahannya menggunakan :
13
1. Barrier creams
Krim ini digunakan untuk mencegah atau mengurangi penetrasi dan absorbi zat
iritan ke kulit, mencegah terjadinya lesi kulit atau efek pajanan ke dermis,
barrier creams ini juga membentuk lapisan tipis film yang melindungi kuli.
Biasanya krim ini dipakai untuk mencegah dan mengobati dermatitis kontak di
Sarung tangan memiliki efek protektif terhadap pajanan deterjen, baju pelindung
industri. Akan tetapi perlu juga diingat bahwa baju ini dapat menangkap zat
kimia yang kemungkinan membahayakan kulit untuk jangka waktu yang lebih
diperhatikan bahwa zat kimia dengan berat molekul rendah tetap dapat
pulang kerja, pakaian bersih dan berganti pakaian tiap hari, alat pelindung diri
pencemaran udara dan juga permukaan, cara sehat dan selamat penimbunan dan
finishing mebel kayu Ciputat Timur yang sudah di teliti oleh Afifah ( 2012 )
oleh pekerja yang berada di area kerja yang berbahaya untuk melindungi para
pekerja. APD yang digunakan untuk bahan kimia berbahaya umumnya adalah
sarung tangan. Sarung tangan ini biasa disebut sebagai safety gloves yang
bergungsi dalam melindungi kulit yang terpapar oleh bahan kimia. Untuk itu
juga pula sarung tangan agar menjadi efektif, maka diperlukannya hal layak
pakai, memberikan perlindungan pada tangan agar terbebas dari bahaya bahaya
yang ada di pekerjaan, yang tidak mengganggu pada saat bekerja, serta praktis
Cuci tangan adalah salah satu cara pencegahan infeksi yang paling tua, paling
(2010 ) perilaku mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia
untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Sedangkan menurut
15
Depkes ( 2007 ), mencuci tangan adalah proses yang secara mekanik melepaskan
kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.
Mencuci tangan dengan air saja sudah sangat umum banyak dilakukan oleh
masyarakat, namun hal ini terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan
waktunya lebih banyak saat mencuci tangan, namun penggunaan sabun menjadi
efektif karena lemak dan kotoran yang menempel akan terlepas saat tangan
digosok dan bergerak dalam upaya melepasnya. Di dalam lemak dan kotoran
yang menempel inilah kuman penyakit hidup. Efek lainnya adalah, tangan
menjadi harum setelah dicuci dengan menggunakan sabun dan dalam beberapa
kasus, tangan yang menjadi wangilah yang membuat mencuci tangan dengan
(2010) ].
dengan menggosok- gosokkan tangan sampai di sela- sela jari, ini berfungsi
untuk memutuskan rantai penyakit dengan membunuh kuman- kuman yang ada
di tangan yang bersamaan dengan air yang mengalir. Perlu diperhatikan pula air
yang digunakan pada saat mencuci tangan ini haruslah mengalir, tidak harus
mengalir dari keran, arti dari mengalir itu sendiri adalah air yang tidak diam pada
satu wadah, dan juga perlu diperhatikan pada saat penggunaan air mengalir,
gunakanlah air yang tidak berbau, yang tidak berwarna, yang tidak berasa. Cuci
tangan yang baik dan benar ini memiliki tujuan dan manfaatnya, serta agar
16
kuman yang ada di tangan menjadi mati maka dilakukannya langkah- langkah
mencuci tangan :
melalui tangan. Manfaat dari mencuci tangan ini adalah memotong jalur
Langkah-langkah mencuci tangan yang baik dan benar adalah sebagai berikut
(WHO, 2005):
1. Basahi tangan setinggi pertengahan lengan bawah dengan air mengalir dan
gunakan sabun di bagian telapak tangan yang telah basah, ratakan dengan
2. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kanan dan tangan kiri.
5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya.
7. Setelah itu, bilas kedua tangan dengan air bersih dan mengalir. Lalu
8. Jangan menutup kran dengan tangan, tetapi gunakan siku atau tisu dan
Gambar 2.1
Mencuci tangan yang baik dan benar sebaiknya dilakukan sebelum dan
sesudah beraktifitas. Waktu yang tepat untuk mencuci tangan (WHO, 2005,
Markkanen, 2004):
yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk
Untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, dan sosial,
and improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and
upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu
faktor penguat.
yang hampir sama. Ketersediaan sarana & prasarana atau fasilitas kesehatan
bagi masyarakat ini berupa :air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat
hamil tidak hanya karena ia tahu dan sadar manfaat periksa hamil saja.
pada tujuan dan jenis program. Di dalam pendidikan pasien, penguat berasal
dari perawat, dokter, pasien lain, keluarga. Apakah penguat itu positif atau
negatif bergantung pada sikap dan perilaku orang lain yang berkaitan.
tingkat atas, yang penguatnya datang dari teman sebaya, guru, pejabat
2.3. Pengetahuan
diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan, atau tulisan yang
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
dimulai pada domain pengetahuan (kognitif) ini, dalam arti subjek terlebih
dahulu tahu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek. Seseorang
diperoleh melalui indera penglihatan (mata) yaitu sebesar 83% dan indera
perasa (lidah) 1%, indera peraba (kulit) 2%, dan indera penciuman
yang berbeda-beda, yang secara garis besar dapat dibagi dalam enam
1956) :
a. Tahu (know)
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (application)
d. Analisis (analysis)
sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
baru.
f. Evaluasi (evaluation)
kriteria yang dibuat sendiri atau pada kriteria yang sudah ada.
24
1. Umur
berbagai sumber.
karena daya ingat yang menurun ketika informasi yang dicoba untuk
2. Pendidikan
pengetahuan.
0,0071. Begitu juga dengan hasil penelitian [Wirni (1997) dalam Rosyari
0,003).
(SMP)
3. Sumber Informasi
diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan
mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat ini atau keputusan
kepada penerima pesan. Selain itu informasi dapat diperoleh dari media
kesehatan.
leaflet lebih baik dari kelompok ibu yang tidak mendapatkan intervensi
Baru setelah ditampilkan alat peraga baik berupa gambar, poster atau
film, sasaran yang sudah mengenal sedikit menjadi lebih dan yang belum
pernah mengenal sama sekali menjadi tahu dan dapat mereka-reka yang
dimaksud.
29
4. Status ekonomi
keluarga dengan status ekonomi yang lebih rendah. Hal ini akan
Status ekonomi ini dapat dilihat atau diukur dari penghasilan atau
c. Pendapatan tinggi yaitu jika pendapatan rata-rata lebih dari UMR per
bulan
2009):
tinggi
pendapatan sedang
rendah
30
5. Hubungan sosial
saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Hubungan sosial atau
2010).
2008):
2.4.Pendidikan Kesehatan
ini digunakan untuk membina perilaku baru atau membina seseorang yang
membina seorang ibu yang baru saja menjadi akseptor atau seorang ibu
digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor lestari atau ibu hamil tersebut
Perorangan disini tidak hanya berarti harus hanya kepada ibu-ibu yang
bersangkutan, tetapi mungkin juga kepada suami atau keluarga ibu tersebut.
dari sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan
a. Kelompok besar
dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar yaitu ceramah
dan seminar
33
b. Kelompok kecil
antara lain:
1) Diskusi kelompok
untuk memulai diskusi terkait dengan topik yang dibahas. Agar terjadi
ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua
kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan
masyarakat. Oleh karena sasaran pendidikan ini bersifat umum, dalam arti
perilaku juga merupakan hal yang wajar. Pada umumnya bentuk pendekatan
(Notoatmodjo, 2007).
masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
(Machfoed, 2007).
sikap dan gaya hidup. Pada akhirnya yang menjadi tujuan pendidikan adalah
37
2003).
1. Menimbulkan kesenangan
materi pesan atau penyuluhan. Sasaran penyuluhan akan merasa senang terhadap
kebutuhan sasaran.
38
senang atau tidak senang dan emosi. Oleh karena itu, dalam melaksanakan
3. Menimbulkan pengertian
Dalam proses penyuluhan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
yaitu hal-hal yang bersifat konkrit dan observable (dapat dilihat, didengar,
pencapaiannya.
dan bertindak atas dasar interpretasi yang telah diciptakannya. Untuk dapat
dan intensif.
5. Menimbulkan tindakan
oleh sasaran tetapi yang lebih penting adalah evaluasi diri terhadap apa yang
melalui media cetak, elektronik dan media luar ruang, sehingga sasaran
2007).
didengar.
1 1. Kata-kata
2 2. Tulisan
3. Rekaman, Radio
3
4. Film
4 5. Televisi
5 6. Pameran
7. Field trip
6 8. Demonstrasi
7 9. Sandiwara
10. Benda tiruan
8
11. Benda asli
9
10
11
Gambar 2.2
Dari kerucut tersebut dapat dilihat bahwa lapisan yang paling dasar
adalah benda asli dan yang paling atas adalah kata-kata. Hal ini
41
Pada dasarrnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan
berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan retensi anak terhadap materi
mengajar lebih efektif dan mudah bila dibantu dengan alat peraga. Pada saat
konkrit).
membosankan).
42
RI, 2004).
menjadi:
a. Bahan bacaan: modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, dan lain
sebagainya.
beberapa, yaitu:
a. Media cetak
gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk
3. Flyer ( selebaran ) : sama seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan
dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap
5. Rubric atau tulisan- tulisan pada surat kabar atau majalah yang berkaitan
dengan kesehatan
kendaraan umum.
Ada beberapa kelebihan media cetak ini antara lain: tahan lama,
belajar. Tetapi media ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak dapat
b. Media elektronika
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat
termasuk dalam media ini adalah: televisi, radio, film, video film, CD dan
VCD. Seperti halnya media cetak, media elektronik ini juga memiliki
kelebihan antara lain: lebih mudah dipahami, lebih menarik, sudah dikenal
besar. Selain itu pula keuntungan penyuluhan dengan media film dan video
adalah dapat memberikan realita yang mungkin sulit direkam kembali oleh
mata dan pikiran sasaran, dapat memacu diskusi mengenai sikap dan
perilaku, efektif untuk sasaran yang jumlahnya relatif kecil dan sedang, dapat
dipakai untuk belajar mandiri dan penyesuaian oleh sasaran, dapat dihentikan
yang gelap. Kelemahan dari media ini adalah: biaya lebih tinggi, sedikit
rumit, perlu listrik dan alat, perlu persiapan, perlu penyimpanan dan perlu
Media ini menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media cetak
televisi layar lebar. Kelebihan dari media ini adalah lebih mudah dipahami,
jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari media ini antara lain: biaya lebih
tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat, perlu persiapan, perlu
sasaran. Pesan dalam suatu media harus efektif dan kreatif, untuk itu pesan
Kembangkan suatu ide atau pesan pokok yang merefleksikan strategi desain
suatu pesan. Bila terlalu banyak ide, hal tersebut akan membingungkan
Pesan haruslah mudah, sederhana, dan jelas. Pesan yang efektif harus
memberikan informasi yang relevan dan baru bagi khalayak sasaran. Bila
pesan dalam media diremehkan oleh sasaran, secara otomatis pesan tersebut
gagal.
penyakit diare, dan untuk itu harus dibarengi bahwa harga sabun terjangkau
d. Menghasilkan Manfaat
e. Konsisten
Pesan harus konsisten, artinya bahwa sampaikan satu pesan utama di media
apapun secara berulang, misal di poster, stiker, dll, tetapi maknanya akan
f. Pesan dalam suatu media harus bisa menyentuh akal dan rasa. Komunikasi
yang efektf tidak hanya sekedar memberi alasan teknis semata, tetapi juga
g. Pesan yang ada di dalam media lebih mendorong untuk mengajak agar kita
leaflet antara lain sasaran dapat menyesuaikan dan belajar mandiri serta praktis
santai dan sangat ekonomis. Berbagai informasi dapat diberikan atau dibaca oleh
47
informasi yang detail yang mana tidak dapat diberikan secara lisan, mudah
sasaran.
Media Leaflet ini memiliki keunggulan yaitu sederhana dan murah, serta
orang yang membacanya pada saat santai sehingga para pembacanya dapat
menyesuaikan dan belajar mandiri. Ketika kita membuat leaflet, banyak yang
6) Buatkan konsepnya
penggunaan bahan kimia yang kontak langsung dengan kulit dan tidak
penggunaan alat pelindung diri berupa sarung tangan dan juga perilaku cuci
tangan yang baik dan benar. Menurut Lawrence Green dalam teori preceed,
perilaku ini ditentukan oleh 3 faktor utama, salah satunya adalah faktor
48
Bagan 2.1.
Teori Perilaku Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003)
Faktor Pendorong
a. Pengetahuan
b. Sikap
c. Keyakinan
d. Kepercayaan
e. Nilai- nilai
f. Tradisi
Faktor Pemungkin
Perilaku
Sarana dan Prasarana yang Kesehatan
tersedia
Faktor Penguat
a. Peraturan
b. Tokoh masyarakat
c. Tokoh agama
d. Sikap dan perilaku
petugas kesehaatan
kesehatan, maka kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari beberapa faktor
pada orang dewasa dimulai dengan pengetahuan. Ada beberapa faktor yang
sumber informasi, dan hubungan sosial. Oleh karena itu, untuk mengubah
perilaku penggunaan APD dan cuci tangan dilakukan upaya dalam proses
yang dipakai adalah leaflet dapat merubah pengetahuan seseorang agar lebih baik
Mengacu pada teori tersebut dan disesuaikan dengan tujuan penelitian maka
Bagan 2.2.
Kerangka Teori
Modifikasi Teori Preceed Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Mubarok (2007)
Pendidikan Kesehatan
Metode
- Penyuluhan
- Seminar Faktor Pendorong
- Diskusi kelompok (Predisposing Factors)
- Bermain peran
- Pengetahuan
- Sikap
Media - Keyakinan
- Leaflet
- Kepercayaan
- Lembar balik
- Poster - Nilai-nilai
- Booklet - Tradisi
- Video
- Film
proses finishing mebel kayu di Ciputat Timur Tahun 2013, maka kerangka
Bagan 3.1
pencegahannya
Sumber Informasi
Hubungan Sosial
51
52
adalah pengetahuan pekerja proses finishing mebel kayu (selisih skor menjawab
adalah intervensi penyuluhan dengan media leaflet dan variabel karakteristik invidu
(umur, pendidikan, sumber informasi dan hubungan sosial) diduga sebagai variabel
test pada dua kelompok pekerja proses finishing mebel kayu, yaitu kelompok yang
diberi intervensi dengan metode ceramah terkait dermatitis dan pemberian media
leaflet dan yang satu kelompok lagi diberi intervensi dengan media ceramah tidak
terkait sama sekali tentang dermatitis dan tidak diberi media apapun. Sesudah
diketahui hasil skor pre-test dan post-test sebelum dan sesudah penyuluhan, maka
dapat diketahui selisih skor pengetahuan antara sebelum dan dan sesudah
kelompok tersebut. Selain itu juga dilihat berapa persentase pekerja proses finishing
media leaflet dan yang satu tidak, kemudian dibandingkan antara kedua kelompok
tersebut.
sedangkan variabel sikap (afektif) dan psikomotor (tindakan) tidak diteliti. Hal ini
karena terbentuknya suatu perilaku baru terutama pada orang dewasa dimulai pada
domain pengetahuan (kognitif) ini, dalam arti subjek terlebih dahulu tahu terhadap
53
stimulus yang berupa materi atau objek. Dengan pengetahuan, seseorang dapat
3.2.Definisi Operasional
Ukur
1. Intervensi Penyuluhan Perlakuan yang diberikan sebagai Wawancara Kuesioner 1. Kelompok yang Ordinal
media leaflet).
2. Pengetahuan sebelum Tahu atau tidaknya responden Kuesioner Soal pre- Skor Nilai Rasio
penyuluhan.
3. Pengetahuan sesudah Tahu atau tidaknya responden Kuesioner Soal post- Skor Nilai Rasio
penyuluhan.
pencegahannya
57
3.3.Hipotesis Penelitian
sebelum dan sesudah intervensi penyuluhan pada pekerja proses finishing mebel
METODOLOGI PENELITIAN
4.1.Desain Studi
Design. Nonequivalent Control Group Design adalah salah satu bentuk Quasi-
kemudian diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara
O1______________________(x) 02
O3______________________(-) 04
Keterangan :
sebelum intervensi kepada kedua kelompok. Setelah itu diberikan intervensi berupa
penyuluhan. (X) adalah intervensi yang dilakukan dengan metode ceramah terkait
dermatitis dibantu dengan media leaflet, sedangkan (-) adalah intervensi yang
dilakukan dengan metode ceramah yang tidak terkait sama sekali tentang dermatitis
dan tidak diberi media leaflet. Kemudian dilakukan pengukuran pengetahuan akhir
58
59
(post-test) yang dilakukan setelah adanya intervensi. Sesudah diketahui hasil skor
pre-test dan post-test sebelum dan sesudah intervensi, maka dapat diketahui selisih
skor pengetahuan antara sebelum dan dan sesudah diberikan intervensi dengan
kedua kelompok tersebut. Selain itu juga dilihat berapa persentase pekerja proses
dengan metode ceramah terkait dermatitis dan pemberian media leaflet dan yang
satu kelompok lagi diberi intervensi dengan media ceramah tidak terkait sama sekali
tentang dermatitis dan tidak diberi media apapun, kemudian dibandingkan antara
Ciputat Timur. Penelitian ini di laksanakan pada bulan Juni- Oktober tahun 2013
dermatitis kontak pada penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan oleh Afifah
pada tahun 2012. Untuk menjadi sampelnya semua populasi ini dibagi dua untuk
menjadi sampel yang mendapatkan media leaflet dan yang satu tidak diberi media
2. Pekerja finishing yang umurnya tergolong dewasa awal yaitu umur 18-40
tahun
60
( )
( )
Keterangan:
n : besar sampel
2011)
2011)
(11-14)²
= 67,35416
= 7,48
61
hasil penelitian maka jumlah sampel yang akan menjadi responden dalam penelitian
ini adalah seluruh populasi yang mendapatkan intervensi dengan metode ceramah.
Adapun total populasi pada pekerja proses finishing mebel kayu yang ada di
Kecamatan Ciputat Timur sebanyak 82 orang, tetapi sampel yang dipilih untuk
menjadi sampel ada 70 orang. 35 orang yang akan mendapatkan intervensi dengan
metode ceramah terkait dermatitis dan pemberian media leaflet, dan 35 orang
lainnya mendapatkan intervensi dengan metode ceramah tidak terkait sama sekali
4.4.Instrumen Penelitian
yang digunakan berupa kuesioner pre- test dan post test. Dimana kuesioner pre- test
dan post- test ini untuk melihat pengetahuan pekerja. Selain kuesioner, media leaflet
juga merupakan instrument dalam penelitian yang berisi tentang penyakit dermatitis,
bahan kimia yang digunakan dalam proses finishing kayu yang dapat menyebabkan
sarung tangan, pengertian cuci tangan yang baik dan benar, langkah-langkah cuci
tangan yang baik dan benar, manfaat mencuci tangan, dan waktu mencuci tangan.
peserta penyuluhan setelah diadakan pre- test atau sebelum kegiatan penyuluhan
dimulai. Peserta diberi waktu 15 menit untuk membaca leaflet tersebut. Setelah itu,
62
peneliti akan menjelaskan isi leaflet tersebut kepada peserta penyuluhan. Leaflet
akan diambil dari peserta penyuluhan saat akan diadakan post-test dan akan
diberikann lagi setelah post-test selesai. Hal ini dilakukan untuk menghindari peserta
Tabel 4.1
dengan benar
bagi pekerja
2. Pencegahan dermatitis
dan benar
digunakan
untuk
mencuci
64
tangan
tangan berwarna.
kiri.
saling mengunci.
lakukan sebaliknya.
tisu.
tangan
makanan
sesuatu
air kecil
dan bisa berfungsi sebagai remainder bagi sasaran dan dapat dibawa
pada pekerja proses finishing meubel kayu. Selain itu, leaflet dapat
berdasarkan pada tabel 4.1, kemudian leaflet tersebut diuji pada mahasiswa
design huruf, design gambar dan isi leaflet yang benar. Setelah itu
akan dibuat agar leaflet terlihat lebih baik lagi untuk disajikan kepada
tangan dan pencegahan dermatitis dengan cara mencuci tangan yang baik
dan benar (air dan sabun yang digunakan, langkah- langkah cuci tangan,
manfaat cuci tangan, dan waktu yang tepat untuk cuci tangan). Dengan
tangan mereka dengan benar ketika sebelum dan sesudah bekerja agar tidak
c. Tekhnik penyuluhan
diberi waktu 10 menit untuk membaca leaflet tersebut. Setelah itu, peneliti
akan menjelaskan isi leaflet tersebut kepada peserta penyuluhan sekitar 20-
mengambil lagi leaflet yang sudah dibaca oleh peserta. Setelah itu peneliti
soal post test dan diberikan kembali setelah post-test selesai. Sedangkan
pencegahannya.
d. Permohonan Izin
kuesioner penelitian yang akan digunakan. Uji kuesioner ini dilakukan pada
dengan pekerja proses finishing mebel kayu yang ada di Kecamatan Ciputat
Timur, yaitu pada pekerja proses finishing mebel kayu di daerah Pamulang
Tangerang Selatan
Kecamatan Ciputat Timur Pekerja yang masuk kedalam sampel penelitian yaitu
sebagai berikut :
70
c. Area Rempoa
masukan ke dalam sebuah wadah kecil atau dapat berupa gelas plastik
yang atasnya di tutup rapat dengan kertas dan di lubangi kecil dibagian
permukaannya.
4. Kertas undian yang berisi area yang akan diteliti juga di gulung kecil
dan di masukan ke dalam sebuah wadah kecil atau dapat berupa gelas
plastik yang atasnya di tutup rapat dengan kertas dan di lubangi kecil
dibagian permukaannya
dermatitis dan pemberian media leaflet dan yang satu area lagi diberi
dengan media leaflet yaitu area Kampung Utan dan area Rempoa
pre- test. Pekerja yang menjadi responden diminta untuk mengisi data
kuesioner pre-test. Kegiatan ini akan berlangsung selama kurang lebih 10 menit.
10 menit untuk membaca leaflet tersebut. Penyuluhan akan dilakukan oleh peneliti
akan diambil dari peserta penyuluhan dan akan diberikan lagi setelah post-test
selesai. Hal ini dilakukan untuk menghindari peserta mencontek pada leaflet saat
responden (nama, dan nomor telepon) dan harus menjawab 20 pertanyaan yang
sama seperti soal pre- test seputar penyebab dermatitis dan pencegahannya yang
terdapat pada kuesioner post-test. Kegiatan ini akan berlangsung selama kurang
lebih 10 menit.
4.6.Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data yakni data primer dan data
sekunder. Data primer penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara terhadap
data karakteristik responden, data hasil pre-test dan post-test serta untuk melihat
dan referensi- referensi lainnya, karena sulit untuk mendapatkan data perusahaan
proses finishing mebel kayu ini merupakan perusahaan informal yang biasanya
73
tidak memperdulikan adanya laporan bulanan atau tahunan dan yang mencakup
4.7.Pengolahan Data
1. Editing, tahap ini merupakan kegiatan penyuntingan data yang telah terkumpul
untuk memastikan data yang diperoleh telah lengkap dapat dibaca dengan baik,
terhadap setiap variabel sebelum diolah dengan komputer dengan tujuan untuk
memudahkan dalam melakukan analisa data. Data yang dicoding adalah data
mengenai cuci tangan yang baik dan benar serta intervensi penyuluhan dengan
media leaflet.
Tabel 4.2.
Data yang dicoding
Kelompok Kontrol 2
Tidak Pernah 2
3 Hubungan Sosial Ya 1
Tidak 2
74
3. Entry data, tahap ini merupakan proses memasukkan data dari kuesioner ke
komputer.
4. Cleaning, proses pengecekan kembali dan pemeriksaan kesalahan pada data yang
sudah dientry untuk diperbaiki dan disesuaikan dengan data yang telah
dikumpulkan.
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
variabel dependen dan independen. Uji yang dilakukan pada penelitian ini, untuk
digunakan dalam analisis bivariat pada penelitian ini adalah uji beda mean
dependen ( Uji T Dependent ). Menurut Hastono (2001) uji beda mean dependen
75
kelompok data yang dependen. Dari uji tersebut diperoleh nilai probabilitas
Asumsi yang dipakai adalah apabila signifikansi t lebih besar dari tingkat
terhadap variabel dependent atau hipotesis yang diajukan tidak didukung oleh
data. Tetapi sebaliknya apabila nilai signifikansi t lebih kecil dari tingkat alpha
yang digunakan maka data mendukung hipotesis penelitian. Bila Pvalue ≤ 0,05
leaflet pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol pekerja proses finishing
mebel kayu di Ciputat Timur tahun 2013. Namun sebaliknya bila Pvalue > 0,05
dengan media leaflet pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol pekerja
proses finishing mebel kayu di Ciputat Timur tahun 2013. Penelitian akan
menggunakan level of significance (α) = 5%, hal ini didasarkan pada penelitian-
mebel kayu yang didalamnya ada kegiatan proses finishing yang ada di
Kecamatan Timur. Jumlah toko mebel kayu yang menjadi tempat penelitian
berjumlah 15 orang
berjumlah 10 orang
orang
berjumlah 20 orang
area 2 dan 3 diberi intervensi dengan media ceramah tidak terkait sama
sekali tentang dermatitis dan tidak diberi media apapun. Berdasarkan hasil
kayu di Ciputat Timur, pekerja proses finishing mebel kayu yang ada di
76
77
menggunakan wood stain, dimana politur sebagai cat dasar, thinner dan
mereka menyediakan kamar mandi yang berisikan bak dan air keran yang
kebanyakan dari mereka tidak bekerja lagi setelah libur lebaran. Dengan
Tabel 5.1.
Gambaran Pengetahuan Mengenai Penyebab Dermatitis dan
Pencegahannya Sebelum diberi Intervensi Penyuluhan
dengan Media Leaflet pada Pekerja Proses Finishing
Mebel Kayu di Ciputat TimurTahun 2013
orang.
mebel kayu
80
Tabel 5.2.
Gambaran Pengetahuan Mengenai Penyebab Dermatitis
dan Pencegahannya Sesudah diberi Intervensi
Penyuluhan dengan Media Leaflet pada
Pekerja Proses Finishing Mebel Kayu
di Ciputat TimurTahun 2013
penyuluhan.
5.3.Analisis Bivariat
Tahun 2013
Tabel 5.3.
Perbedaan Pengetahuan Mengenai Penyebab Dermatitis dan
Pencegahannya Sebelum dan Sesudah diberi
Intervensi Penyuluhan dengan Media Leaflet
pada Kelompok Intervensi Pekerja Proses
Finishing Mebel Kayu di Ciputat
TimurTahun 2013
Dari hasil tabel 5.3. diatas, diketahui bahwa rata- rata skor
intervensi.
83
Tahun 2013
Tabel 5.4.
Perbedaan Pengetahuan Mengenai Penyebab Dermatitis
danPencegahannya Sebelum dan Sesudah diberi
Intervensi Penyuluhan dengan Media Leaflet
pada Kelompok Kontrol Pekerja Proses
Finishing Mebel Kayu di Ciputat
TimurTahun 2013
Pengetahuan Mean SD P value N
kontrol adalah 3,014 dengan standar deviasi 1,04. Dari hasil uji
kontrol.
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1.Keterbatasan Penelitian
2. Pada beberapa responden, penyuluhan dilakukan pada lokasi dan waktu yang
berbeda. Kondisi tersebut terjadi akibat setiap pemilik toko mebel tidak
sama.
3. Gambar langkah- langkah pada media leaflet kurang jelas, sehingga membuat
bukti jawaban baik lisan, atau tulisan yang merupakan stimulasi dari pertanyaan.
85
86
91 untuk kelompok kontrol. Skor yang rendah ini didapatkan karena mayoritas
Diketahui dari pertanyaan kuesioner pre test soal pilihan ganda, dari total
sabun yang digunakan pada saat cuci tangan sebanyak 14 orang, manfaat cuci
tangan sebanyak 14 orang, waktu yang tepat pada saat cuci tangan sebanyak 14
orang. Sedangkan pada kelompok kontrol, banyak yang menjawab benar pada
yang digunakan sebanyak 14 orang, pengertian cuci tangan yang baik dan benar
mencuci tangan yang baik dan benar; Hampir semua responden pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol ini mayoritas pekerja menjawab salah semua,
karena mayoritas pekerja menjawab asal- asalan. Hampir semua responden pada
adalah gambar A (gambar memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan
kiri dan sebaliknya) seharusnya jawaban yang benar pada langkah 1 terletak pada
Selain itu, responden umumnya tertukar antara langkah 2 dan langkah 3. Karena
88
langkah 2 gambar B (menggosok telapak tangan dan sela jari) dan langkah 3
gambar D (menggosok punggung tangan dan sela jari), seharusnya jawaban yang
benar adalah langkah 2 terletak pada gambar D dan langkah 3 terletak pada
gambar B. Pekerja juga tertukar antara langkah 7 dan langkah 8. Hal tersebut
terjadi karena mayoritas pekerja yang salah dalam menjawab pertanyaan ini
paparan informasi (pesan) yang didapatkan dari orang, media, maupun dari
diberikan peneliti, yaitu sama- sama kurang dalam menjawab di beberapa bagian
pada pertanyaan pre test ) dengan kelompok kontrol, kejadian ini dilakukan
bantuan media leaflet. Perbedaan skor rata- rata yang didapatkan antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol cukup jauh berbeda, yakni 6,20 untuk
dengan media leaflet mayoritas pekerja menjawab benar. Hal ini bisa terlihat
didapat pada saat pertanyaan post test pun mengalami perubahan bahkan
penyebab dermatitis dan pencegahnnya tidak mereka dapatkan. Berikut ini dapat
diketahui kenaikan skor pre test dan post test pada soal pilihan ganda yang
dilakukan penyuluhan pada kelompok intervensi pada grafik 6.1 dibawah ini:
90
Grafik 6.1
35
30
25
20
Dari hasil grafik 6.1 diatas, diketahui bahwa pada Kelompok Intervensi,
mayoritas mengalami peningkatan skor yang signifikan pada soal post test
peningkatan skor pre test dari 18 orang yang menjawab benar menjadi 30
orang yang menjawab benar pada post test, gejala dermatitis terjadi
peningkatan skor pre test dari 8 orang yang menjawab benar menjadi 22
orang yang menjawab benar pada post test, pada penyebab dermatitis terjadi
peningkatan skor pre test dari 24 orang yang menjawab benar menjadi 34
orang yang menjawab benar pada post test, pada bahan APD yang menjadi
pencegahan pada penyakit dermatitis terjadi peningkatan skor pre test dari 24
orang yang menjawab benar menjadi 35 orang yang menjawab benar pada
91
post test, pada jenis sabun yang digunakan untuk mencuci tangan terjadi
peningkatan skor pre test dari 14 orang yang menjawab benar menjadi 27
orang yang menjawab benar pada post test. Hal tersebut dikarenakan pada
leaflet, oleh sebab itu terjadi peningkatan skor post test dibandingkan skor
pre test.
yang diberikan oleh media leaflet ini karena informasi dapat langsung dibaca
dan dapat dipahami, pada dasarnya isi dari media leaflet ini berupa gambar
dan tulisan sehingga terlihat lebih menarik bagi sasaran pendidikan agar
demikian fungsi dari media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap
mengurutkan langkah- langkah yang baik dan benar pada saat mencuci
gambar yang tertera pada leaflet ini kurang begitu jelas dan kurang begitu
92
besar agar pekerja dapat memahami urutan langkah- langkah mencuci tangan
sehingga banyak pekerja yang masih menjawab tertukar pada langkah cuci
tangan. Untuk itu saran bagi penelitian selanjutnya, agar membuat media
yang mudah di baca dengan jelas dan mudah untuk dipahami. Begitupun
sebaliknya pada Kelompok Kontrol tidak terdapat peningkatan skor post test,
berikut terlihat skor pre test dan post test pada soal pilihan ganda yang
Grafik 6.2.
25
20
15
Dari hasil grafik 6.2 diatas, diketahui bahwa pada Kelompok Kontrol,
soal post test dari soal pilihan ganda bahkan mengalami penurunan
93
diantaranya; pada pengertian dermatitis tidak terjadi perubahan skor pre test
dan post test, gejala dermatitis terjadi penurunan skor pre test dari 16 orang
yang menjawab benar menjadi 14 orang yang menjawab benar pada post
test, pada penyebab dermatitis terjadi penurunan skor pre test dari 18 orang
yang menjawab benar menjadi 17 orang yang menjawab benar pada post test,
pada bahan APD yang menjadi pencegahan pada penyakit dermatitis terjadi
peningkatan skor pre test yang tidak besar dari 14 orang yang menjawab
benar menjadi 15 orang yang menjawab benar pada post test, pada jenis
sabun yang digunakan untuk mencuci tangan dan manfaat dari mencuci
tangan tidak terjadi perubahan skor pre test dan post test sama sekali. Hal
ceramah dan tidak diberi media leaflet, oleh sebab itu tidak terjadi
peningkatan skor post test bahkan tidak terjadi perubahan antara skor pre test
langkah yang baik dan benar pada saat mencuci tangan, tetapi pada saat
tertera pada leaflet ini kurang begitu jelas dan kurang begitu besar agar
pekerja dapat memahami urutan langkah- langkah mencuci tangan. Untuk itu
saran bagi penelitian selanjutnya, agar membuat media yang mudah di baca
bukti jawaban baik lisan, atau tulisan yang merupakan stimulasi dari pertanyaan.
dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi
materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo,
2007).
Diketahui Rata- rata nilai pre test pengetahuan pekerja pada kelompok
intervensi adalah 3,028 dan post test rata-rata nilai pengetahuan adalah 6,200.
intervensi (P=0,000;α = 0,05). Sebaliknya rata- rata nilai pre test pengetahuan
pekerja pada kelompok kontrol adalah 2,941 dan post test rata-rata nilai
Peningkatan nilai tersebut menunjukkan tidak adanya perbedaan rata- rata skor
perbedaan mean skor pre dan post test pengetahuan pada kelompok intervensi
Grafik 6.3.
0
Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi
96
Dari hasil gambar 6.3 di atas, diketahui bahwa pada kelompok intervensi
yang bermakna. Demikian juga dengan hasil analisis perbedaan antara kelompok
dengan pemberian penyuluhan dengan alat bantu berupa media leaflet. Menurut
kegiatan pemberian informasi atau pesan berupa penyuluhan dari pemberi pesan
mengetahui dan mengerti untuk bisa melakukan anjuran- anjuran yang ada
97
pengetahuan seseorang. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Fauziah
peningkatan pengetahuan diperlukan alat bantu media, adapun fungsi dari media
bantu media merupakan salah satu komponen yang penting dilakukan, dengan
diperoleh melalui indera penglihatan (mata) yaitu sebesar 83% dan indera
pendengar (telinga) yaitu sebesar 11%, sedangkan sisanya melalui indera perasa
1%, indera peraba 2%, dan indera penciuman 3% (Depkes RI, 2008,
melalui mata lebih banyak, sehingga informasi akan lebih mudah diterima oleh
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyowati (2005) di Jepara
dilakukan ini menunujukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif
dibantu dengan alat peraga atau alat bantu media pendidikan kesehatan Hal ini
juga sejalan dengan hasil penelitian Koshi dan Vijayalaxmi (2009) tentang
pemberian metode dan pemberian alat bantu media pendidikan kesehatan, akan
7.1.KESIMPULAN
dermatitis kontak pada pekerja proses finishing mebel kayu di Ciputat Timur,
adalah 3,02
adalah 6,20
media leaflet pada kelompok intervensi pekerja proses finishing mebel kayu
99
100
media leaflet pada kelompok kontrol pekerja proses finishing mebel kayu
7.2. SARAN
menyediakan air keran yang mengalir dan sabun pencuci tangan yang
sesuai dan penyediaan sarana pencuci tangan yang dekat dengan pekerja.
tangan vinyl dan neoprene untuk melindungi tangan pekerja saat kontak
2. Bagi Pekerja
mencuci tangan secara baik dan benar pada saat sebelum dan sesudah
101
digunakan pada saat proses finishing kayu, saat berpindah proses kerja.
tangan vinyl dan neoprene untuk melindungi tangan saat kontak dengan
bahan kimia.
a. Disarankan agar pada saat pembuatan media, media dapat mudah dibaca
pencegahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Niswah. Faktor- Faktor yang berhubungan dengan kejadian dermatitis kontak pada
pekerja proses finishing meubel kayu di wilayah ciputat timur tahun 2012. Skripsi.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Asnita. 2001. Hubungan Faktor Sosiodemografi Dengan Pengetahuian Dan Sikap Tenaga Kerja
Astono, Sudidan Sudarja, Herliani. 2002. Penyakit Kulit di Kalangan Tenaga Kerja
Industri Plywood di Propinsi Kalimantan Selatan. Program Pasca Sarjana Hiperkes Medik
Bloom, Benjamin S. 1956. Taxonomy Of Educational Objectives. London: Longmans, Green and
Co Ltd
Depkes RI. 2007. Pedoman Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas
Jakarta: Depkes RI
Depkes RI. 2008. Field Book Metode dan Media Promosi Kesehatan. Jakarta: Depkes RI
Dirjen PPM & PL. 2003. Panduan Penggunaan Media Penyuluhan. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI
Djuanda Adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 5 Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan
Djunaedi H, Lokananta MD. 2003. Dermatitis Kontak Akibat Kerja, Majalah Kesehatan
Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan.
Ernasari. 2012. Pengaruh Penyuluhan Dermatitis Kontak Terhadap Pengetahuan dan Sikap
Perajin Tahu di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli Tahun 2011. Tesis. Universitas
Sumatera Utara
Fauziah. 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Nutrisi Prakonsepsi Terhadap Tingkat
Pengetahuan, Sikap, Dan Praktik Konsumsi Makanan Sehat Wanita Pranikah. Tesis.
Universitas Indonesia
Fewtrell, lorna, et al. 2005. Water, sanitation, and hygiene interventions to reduce diarrhea in less
developed countries: a systematic review and meta analysis. The kancet infectious
diseases, vol. 5, issue 1;42-52. Also, Curtis, v. and cairncross, s. 2003. “ effect of washing
hands with soap on diarrhea risk I the community; A systematic review”. The Lancent
Firdaus U. 2003. Dermatitis Kontak Akibat Kerja: Penyakit Kulit Akibat Kerja Terbanyak di
Fredberg I.M, et all. 2003. Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine. 6th Ed, McGraw-
Fregert, Sigfird. Contact Dermatitis (Manual of Contact Dermatitis). Yayasan Essentia Medika.
Yogyakarta. 1988.
Hayakawa, R. 2000. Contact Dermatitis. Med.Sci. Nagoya.
Herman, Susilowati. 1990. Penggunaan Leaflet Dalam Pendidikan Gizi Dan Pengaruhnya
Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Gizi, 39- 46:
Bogor
Humayda, Lisdayanti 2010, Gambaran Perilaku Mencuci Tangan Pada Kaeyawan Penjamah
Makanan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Rsud Sekarwangi, Cibadak,
Kabupaten Sukabumi Tahun 2009. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. 2009
Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan.
Joshi, N., and Vijayalaxmi, KG. (2009). Nutritional education tool to improve overall diaetary
attitude and knowledge among young women. J Hum Ecol, 25(3): 187-191.
Khomsan, Ali. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Institut Pertanian Bogor 1- 35 :
Bogor
Listyowati, Dewi. 2012. Pengaruh Intervensi Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap,
dan Praktek Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa Kelas 5 di SDN Pengasinan IV Kota
Machfoedz, Ircham. 2007. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta:
Fitramaya
Maesaroh, Siti. 2009. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Lingkungan Sekolah dan
Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS
Markkannen, Pia K. 2004. Kertas Kerja 9: Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia.
Filipina: ILO Subregional Office for South-East Asia and the Pasific
Middlebrook. 1974. Social psychology and Modern Life. New York: Alfred Knopf, Inc
Murti, B.2003. Prinsip dan Metodologi Riset Epidemiologi. Ed. Kedua, Jilid Pertama,
Pengetahuan Kelelahan Kerja Pada Pekerja bagian Pelipatan di PT. Karya Toha
Nina, Eka. 2007. Hubungan Faktor- Factor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Dengan Tingkat
Pengetahuan Remaja Tentang Perubahan Perilaku Fisik Dan Psikososial Pada Masa
Jakarta
Jakarta
Nurazizah, Dhiena. 2012. Pengaruh Penyuluhan Melalui Media KIE Mengenai ASI Eksklusif
Partogi, Donna. 2008. Dermatitis Kontak Iritan. Medan: Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin FK USU
(PERDOSKI).2009.http://www.perdoski.org/index.php/public/information/news-
Rosyari, Fitri Nur Afrianthie. 2008. Perbedaan Pengaruh Intervensi Penyuluhan Antara Media
Kartu Berjodoh Dengan Media Lembar Balik Terhadap Peningkatan Pengetahuan Gizi
Dan Faktor Yang Berhubungan Pada Ibu Balita Di Kecamatan Babelan, Kabupaten
Bekasi Tahun 2008. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Saraswati, Mila dan Ida Widaningsih. 2008. Be Smart IPS. Bandung: Grafindo Media Pratama
Setyowati, A. (2005). Pengaruh leaflet ispa / pnemonia terhadap perilaku (pengetahuan, sikap
dan praktek) ibu bayi / balita dan kader tentang penatalaksanaan kasus ispa di kabupaten
Jepara.Http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/litbang/kumpulan_abstrak.pdf.
Suma’mur. 1996. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Toko Gunung Agung
Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta: Sagung Seto
Supardi, Sudibyo. 2002. Pengaruh Metode Ceramah Dan Metode Leaflet Terhadap Pengobatan
Sendiri Yang Sesuai Aturan Untuk Keluhan Demam, Sakit Kepala, Batuk Dan Pilek.
Suraya, Rani. 2011. Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode Ceramah Dan Leaflet Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pola Pemberian Makanan Pendamping Asi (Mp
Asi) Pada Anak 6-24 Bulan Di Desa Pantai Gemi Kecamatan Stabat Kabupaten
Suri, Sufyan. 2009. Pengaruh Penyuluhan Flu Burung Terhadap Peningkatan Pengetahuan,
Sikap, dan Praktik Penceghan Flu Burung Pada Siswa SDN Cisalak I Tahun 2009.
Suryani, Febria. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dermatitis Kontak pada
Pekerja Bagian Processing dan Filling Di PT.Cosmar Indonesia. Tahun 2011. Skripsi.
Dermatology in General Medicine 6 th ed. New York : Mc Graw Hill Book co.
Wulan,Wita. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan Ibu Hamil di RSU
KUESIONER PRE-TEST
PENGETAHUAN TENTANG POTENSI BAHAYA DAN PENANGGULANGAN
DERMATITIS
Nama :
No.Telp/HP :
A. Berilah tanda silang (x) pada pilihan A, B, C, atau D yang menurut Anda tepat
3. Penyebab dermatitis ( eksim ) pada pekerja proses finishing mebel kayu adalah …..
a. Cat kayu, air hujan, dan thinner ( bahan pencampuran ) yang mengenai tangan dan tidak
dibersihkan dengan benar
b. Air panas, sanding melamic, dan wood stain ( pewarnaan ) yang mengenai tangan dan
tidak dibersihkan dengan benar
c. Cat kayu, sanding melamic, dan wood filler ( pendempulan )yang mengenai tangan dan
tidak dibersihkan dengan benar
d. Air Kobokan, Air Hujan, dan thinner ( bahan pencampuran ) yang mengenai tangan dan
tidak dibersihkan dengan benar
4. Berikut ini merupakan dampak dermatitis (eksim ), yaitu …..
a. Penurunan pendapatan
b. Meningkatnya hari tidak masuk kerja
c. A dan B Benar
d. A dan B Salah
5. Dermatitis ( eksim ) dapat dicegah dengan menggunakan sarung tangan dan mencuci tangan
dengan menggunakan .....
a. Air kobokan dan sabun colek
b. Air kobokan dan sabun mandi
c. Air selang dan sabun colek
d. Air selang dan sabun mandi
6. Bahan sarung tangan yang cocok digunakan untuk pekerja proses finishing mebel kayu
yaitu ....
a. Kulit
b. Karet
c. Plastik
d. Asbes
7. Cuci tangan yang baik dan benar adalah aktivitas membersihkan bagian .....
a. Telapak tangan, Punggung tangan, dan jari,
b. Telapak tangan, punggung tangan, dan kuku
c. Punggung tangan, jari, dan kuku
d. Telapak tangan, punggung tangan, dan lengan bawah
8. Sabun yang tepat digunakan untuk mencuci tangan adalah sabun …..
a. mandi cair
b. mandi batang
c. colek
d. detergen
9. Yang diperlukan untuk cuci tangan yang baik dan benar yaitu .....
a. Sabun detergen, air kobokan, dan lap
b. Sabun detergen, air selang, dan lap
c. Sabun mandi, air selang, dan lap
d. Sabun mandi, air kobokan dan lap
10. Air yang digunakan untuk mencuci tangan adalah air mengalir yang bersih. Ciri-ciri air yang
bersih yaitu …..
a. Berwarna Kekuningan, tidak berasa, tidak berbau
b. Tidak berwarna, tidak berasa, berbau endapan kayu
c. Tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau
d. Berwarna putih, tidak berasa, berbau endapan kayu
11. Berikut ini Manfaat cuci tangan bagi penyakit dermatitis ( eksim ) yaitu…..
a. Membersihkan bahan melamic yang menempel di kulit tangan
b. Memboroskan sabun dan air yang digunakan pada saat mencuci tangan
c. Mencegah penularan penyakit
d. Mencegah penyebaran bakteri dan kuman
B. Urutkanlah langkah-langkah cuci tangan yang baik dan benar dengan gambar yang
sesuai di sebelah kanan
1. Langkah 1 [.....] a.
2. Langkah 2 [.....] b.
3. Langkah 3 [.....] c.
4. Langkah 4 [.....] d.
5. Langkah 5 [.....] e.
6. Langkah 6 [.....] f.
7. Langkah 7 [.....] g.
8. Langkah 8 [.....] h.
KUESIONER POST-TEST
PENGETAHUAN TENTANG POTENSI BAHAYA DAN PENANGGULANGAN
DERMATITIS
Nama :
No.Telp/HP :
A. Berilah tanda silang (x) pada pilihan A, B, C, atau D yang menurut Anda tepat
5. Dermatitis ( eksim ) dapat dicegah dengan menggunakan sarung tangan dan mencuci tangan
dengan menggunakan .....
a. Air kobokan dan sabun colek
b. Air kobokan dan sabun mandi
c. Air selang dan sabun colek
d. Air selang dan sabun mandi
6. Bahan sarung tangan yang cocok digunakan untuk pekerja proses finishing mebel kayu yaitu
.....
a. Kulit
b. Karet
c. Plastik
d. Asbes
7. Cuci tangan yang baik dan benar adalah aktivitas membersihkan bagian .....
a. Telapak tangan, Punggung tangan, dan jari,
b. Telapak tangan, punggung tangan, dan kuku
c. Punggung tangan, jari, dan kuku
d. Telapak tangan, punggung tangan, dan lengan bawah
8. Sabun yang tepat digunakan untuk mencuci tangan adalah sabun …..
a. mandi cair
b. mandi batang
c. colek
d. detergen
9. Yang diperlukan untuk cuci tangan yang baik dan benar yaitu .....
a. Sabun detergen, air kobokan, dan lap
b. Sabun detergen, air selang, dan lap
c. Sabun mandi, air selang, dan lap
d. Sabun mandi, air kobokan dan lap
10. Air yang digunakan untuk mencuci tangan adalah air mengalir yang bersih. Ciri-ciri air yang
bersih yaitu …..
a. Berwarna Kekuningan, tidak berasa, tidak berbau
b. Tidak berwarna, tidak berasa, berbau endapan kayu
c. Tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau
d. Berwarna putih, tidak berasa, berbau endapan kayu
11. Berikut ini Manfaat cuci tangan bagi penyakit dermatitis ( eksim ) yaitu…..
a. Membersihkan bahan melamic yang menempel di kulit tangan
b. Memboroskan sabun dan air yang digunakan pada saat mencuci tangan
c. Mencegah penularan penyakit
d. Mencegah penyebaran bakteri dan kuman
B. Urutkanlah langkah-langkah cuci tangan yang baik dan benar dengan gambar yang
sesuai di sebelah kanan
1. Langkah 1 [.....] a.
2. Langkah 2 [.....] b.
3. Langkah 3 [.....] c.
4. Langkah 4 [.....] d.
5. Langkah 5 [.....] e.
6. Langkah 6 [.....] f.
7. Langkah 7 [.....] g.
8. Langkah 8 [.....] h.
Lampiran 2
Kuesioner Sumber Informasi dan Hubungan Sosial
Nama :
No.Telp/HP :
3. Apakah dari media seperti TV, radio, koran, internet (google, twitter,
facebook,dsb), Anda pernah mendapatkan informasi mengenai:
Ya Tidak
Penyakit dermatitis (eksim)
Penggunaan sarung tangan di tempat kerja
Mencuci tangan yang baik dan benar
Lampiran 3
Uji Rekap Media
INFORMED CONSENT
Assalamualaikum Wr. Wb
Saya Nur’azizaturrahmah, mahasiswi Kesehatan Masyarakat Peminatan K3 Universitas Islam Negeri Jakarta. Saat ini saya sedang
melakukan penilaian media pembelajaran yang akan digunakan dalam tugas akhir (skripsi). Atas perhatian dan kerjasama saudara saya
ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
ANGKET PENILAIAN MEDIA “LEAFLET”
Nama :
No.HP :
Email :
Isilah kolom keterangan dengan tanda silang (X) pada kolom Ya atau Tidak sesuai dengan teori yang Anda pernah pelajari.
1. Leaflet 1
2. Leaflet 2
Lampiran 6
Univariat
N Valid 35 35 35 35 35 35
Missing 0 0 0 0 0 0
Posttest
N Valid 35 35 35 35 35 35
Missing 0 0 0 0 0 0
Posttest
Bivariat
1. Uji Normalitas Data Pada Kelompok Intervensi
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest Posttest
N 35 35
Pretest Posttest
N 35 35
a
Normal Parameters Mean 2.9143 3.0143
3. Uji T- Dependent ( Perbedaan Pengetahuan sebelum dan sesudah diberi intervensi penyuluhan dengan media leaflet pada
kelompok Intervensi )
T-Test
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 Pretest - Posttest -3.17143 1.57622 .26643 -3.71288 -2.62998 -11.903 34 .000
4. Uji T- Dependent ( Perbedaan Pengetahuan sebelum dan sesudah diberi intervensi penyuluhan dengan media leaflet pada
kelompok kontrol )
T-Test
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 Pretest - Posttest -.10000 .53961 .09121 -.28536 .08536 -1.096 34 .281