Anda di halaman 1dari 15

TAKE HOME EXAM

Upaya Promotif dan Preventif Dalam Mencegah


Ibu Hamil Terkonfirmasi COVID 19
pada Masa New Normal

Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memenuhi Proses Penilaian


Salah Satu Mata Ajar Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu
Diyan Indriyani, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat

Disusun Oleh:
Annisa Khairur Rosiqin
NIM. 19037140006

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
Rahmat serta karunia-Nya semata, sehingga tugas mata kuliah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas yang menjadi salah satu mata kuliah wajib di Program
Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.
Penulis yakin tanpa adanya bantuan dari semua pihak, maka tugas ini tidak
akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ibu Yuana Dwi Agustin, SKM, M. Kes sebagai Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso;
2. Ibu Diyan Indriyani, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat sebagai dosen pengampu
mata kuliah Keperawatan Maternitas
Semoga sumbangsih yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
imbalan dari Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk bahan perbaikan penulisan makalah ini.

Bondowoso, 30 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI
COVER .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
1. Tujuan Khusus ............................................................................ 3
2. Tujuan Umum ............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 4
A. Pelayanan Promotif dan Preventif ................................................... 4
B. Definisi Kehamilan .......................................................................... 5
C. Definisi Covid-19............................................................................. 5
D. Upaya Pencegahan Umum yang Dapat dilakukan Oleh Ibu Hamil,
Bersalin dan Nifas ............................................................................ 6
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................ 9
BAB IV PENUTUP .................................................................................... 11
A. Kesimpulan .................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Corona Virus Disease-19 (COVID-19) masuk ke Indonesia pada awal 2020
dan tidak hanya menjadi masalah bagi Indonesia tetapi menjadi masalah seluruh
Negara di dunia. Kasus pertama ditemukan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China
pada bulan Desember 2019. WHO melaporkan bahwa kasus tersebut merupakan
klaster pneumonia yang belum jelas etiologinya. Dari kasus pertama tersebut
kemudian menyebar ke seluruh dunia melumpuhkan sebagian besar aspek
kehidupan dan ditetapkan sebagai Kadaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia (KKMMD).
Sejak tanggal 14 Maret 2020 sebanyak total 96 kasus yang terkonfirmasi di
Indonesia dengan jumlah kematian sebanyak 6 orang dan menjadi negara ke 65
yang positif konfirmasi covid 19. Secara keseluruhan tingkat mortalitas dari covid
19 masih lebih kecil jika dibandingkan dengan kejadian luar biasa oleh corona
viris tipe lain yaitu severe acute respiratory syndrome coronavirus (SARS-CoV)
dan Middle East Respiratory Syndrome_Coronavirus (MERS-Cov) masing-
masing sebesar 10% dan 40%. Gejala yang muncul diakibatkan karena covid 19
beragam, mulai dari gejala ringan, sedang atau berat. Gejala klinis utama yang
muncul yakni febris >38 ⁰ c, batuk disertai kesulitan berbnafas. Selain itu dapat
disertai dengan sesak memberat , fatigue, mialgiam gejala gastrointestinal dan
gejala saluran nafas lainnya (POGI, 2020). Peningkatan jumlah kasus berlangsung
cukup cepat, dan menyebar ke berbagai negara dalam waktu singkat. Sampai
dengan tanggal 9 Juli2020, WHO melaporkan 11.84.226 kasus konfirmasi dengan
545.481 kematian di seluruh dunia (Case Fatality Rate/CFR 4,6%). Indonesia
melaporkan kasus pertama pada tanggal 2 Maret 2020. Kasus meningkat dan
menyebar dengan cepat di seluruh wilayah Indonesia. Sampai dengan tanggal 9
Juli 2020 Kementerian Kesehatan melaporkan 70.736 kasus konfirmasi COVID-
19 dengan 3.417 kasus meninggal (CFR 4,8%) (Kemenkes, 2020)
Pandemi corona virus atau covid 19 merupakan salah satu bencana non alam
yang berdampak meningkatnya jumlah mortalitas dan morbiditas, diikuti kerugian
secara materil. Hal ini berdampak pada aspek sosial ekonomi yang luas di
Indonesia . Pemeritah telah menetapkan covid 19 atau crona virus ini sebagai
bencana nasional non alam melalui Keputusan presiden Nomor 12 Tahun 2020
(Direktorat Kesehatan Keluarga, 2020).
Sebelum pandemi covid 19 masuk ke Indonesia, angka mortalitas dan
morbiditas pada ibu dan neonatal di indonesia menjadi tantangan besar ditengah
pandemi covid 19 saat ini. Hal ini berdampak pada pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal baik secara akses maupun kualitas. Hal ini di khawatirkan malah
meningkatkan mortalitas dan morbiditas baik pada ibu maupun neonatal. Hal ini
disebabkan karena adanya pembatasan hampir ke semua layanan rutin termasuk
pelayanan yang biasanya diberikan pada ibu maupun neonatal. Seperti ibu hamil
memiliki keengganan untuk datang berikunjung ke fasilitas kesehatan karena
angka tertular covid 19 yang sangat tinggi khususnya pada ibu di masa kehamilan
(Direktorat Kesehatan Keluarga, 2020). Sampai pada saat ini , pengetahuan
tentang infeksi COVID 19 terkait hubungan dengan kehamilan dan janin masih
terbatas. Berdasarkan data yang terbatas tersebut dan beberapa contoh kasus
penanganan corona virus sebelumnya (SARS-CoV dan MERS-CoV) dan
beberapa kasus COVID-19 , dipercaya bahwa ibu hamil memiliki resiko tinggi
untuk terjadinya penyakit berat , morbiditas dan mortalitas dibandingkan dengan
populasi umum.
Dalam situasi normal, kematian ibu dan kematian neonatal di Indonesia
masih menjadi tantangan besar, apalagi pada saat situasi bencana. Saat ini,
Indonesia sedang menghadapi bencana nasional non alam COVID-19 sehingga
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal menjadi salah satu layanan yang
terkena dampak baik secara akses maupun kualitas. Dikhawatirkan, hal ini
menyebabkan adanya peningkatan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru
lahir. Dalam situasi pandemi COVID-19 ini, banyak pembatasan hampir ke semua
layanan rutin termasuk pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Seperti ibu
hamil menjadi enggan ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
karena takut tertular, adanya anjuran menunda pemeriksaan kehamilan dan kelas
ibu hamil, serta adanya ketidaksiapan layanan dari segi tenaga dan sarana
prasarana termasuk Alat Pelindung Diri.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mencegah terjadinya penularan covid 19 khususnya pada ibu hamil
dan nifas.
2. Tujuan Khusus
1) untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan nifas guna mencegah
tertular covid 19
2) mempraktekkan cara mencuci tangan yang baik dan benar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelayanan Promotif dan Preventif
Upaya Kesehatan Promotif adalah upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui upaya dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat secara optimal menolong dirinya sendiri (mencegah timbulnya
masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatannya, dan mampu berperilaku mengatasi apabila masalah kesehatan
tersebut sudah terlanjur datang), serta mengembangkan kegiatan yang bersumber
daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan.
Upaya kesehatan preventif adalah suatu upaya untuk mengendalikan risiko
kesehatan, mencegah komplikasi penyakit dan meningkatkan mutu hidup
seoptimal mungkin. Didalam upaya promotif dan preventif mencakup didalamnya
yaitu promosi kesehatan.
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan cara memberikan:
1. Penyuluhan kesehatan masyarakat.
2. Peningkatan gizi.
3. Pemeliharaan kesehatan perorangan.
4. Pemeliharaan kesehatan lingkungan.
5. Olahraga secara teratur.
6. Rekreasi.
7. Pendidikan seks.
Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam
mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Preventif secara etimologi
berasal dari bahasa latin, prevenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi
atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas,
prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, melalui
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Imunisasi massal terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil.
2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melaui posyandu, puskesmas,
maupun kunjungan rumah.
3. Pemberian vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di
rumah.
4. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui. (Tanjung,
2019)
B. Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan
setiap pasangan suami isteri, dan setiap kehamilan yang diharapkan adalah
lahirnya bayi yang sehat dan sempurna secara jasmaniah dengan berat badan yang
cukup.Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas sumber
daya manusia dan masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan
kondisinya dimasa janin dan kandungan. Salah satu faktor yang mempengaruhi
kesehatan ibu adalah keadaan nutrisi ibu selama kehamilan.
Ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk kesehatan kehamilan
dan perkembangan janin yang ada dalam kandungannya. Status gizi ibu hamil
sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang
dikandung . Bila status gizi ibu baik pada masa sebelum dan selama hamil
kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat cukup bulan dengan berat
badan normal. (Tanjung, 2019)
C. Definisi Covid-19
Coronavirus Desease 2019 (Covid 19) merupakan penyakit yang disebabkan
oleh corona virus jenis baru. virus ini berasal dari family yang baru dengan virus
penyebab SARS dan MERS. Meskipun berasal dari famili yang sama, namun
penyakit SARS COV ini lebih menular dibandingkan famili sejenisnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan CDC China, diketahui bahwa kasus
yang paling bak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Persentasi kejadian yang
terjadi pada pria sebesar 51,4% dan terjadi di usia 30-79 tahun. Dan persentasi
kejadian pada usia dibawah 10 tahun hanya 1% (Kemenkes, 2020)
D. Upaya Pencegahan Umum yang Dapat dilakukan Oleh Ibu Hamil,
Bersalin dan Nifas
Prinsip-prinsip pencegahan Covid 19 pada ibu hamil, bersalin, nifas dan
BBL di masyrakata meliputi universal orecaution dengan selalu cuci tangan
dengan memakai sabun selama 20 detik atau hand sanitizer , pemakaian alat
pelindung diri , menjaga kondisi tubuh dengan rajim olahraga dan isitrahat cukup,
makan dengan gizi yang seimbang, dan mempraktikkan etika batuk dan bersin
(Direktorat Kesehatan Keluarga, 2020) Upaya pencegahan umum yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya covid 19 diantaranya:
1) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sedikitnya selama 20 detik
(cara cuci tangan yang benar pada buku KIA). Gunakan hand sanitizer
berbasis alkohol yang setidaknya mengandung alkohol 70%, jika air dan
sabun tidak tersedia. Cuci tangan terutama setelah Buang Air Besar (BAB)
dan Buang Air Kecil (BAK), dan sebelum makan (baca Buku KIA)

2) Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum
dicuci.
3) Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit
4) Saat sakit tetap gunakan masker, tetap tinggal di rumah atau segera ke
fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktivitas di luar.
5) Tutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tissue. Buang
tissue pada tempat yang telah ditentukan. Bila tidak ada tissue, lakukan
batuk sesuai etika batuk.
6) Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang
sering disentuh.
7) Menggunakan masker adalah salah satu cara pencegahan penularan
penyakit saluran napas, termasuk infeksi COVID-19. Akan tetapi
penggunaan masker saja masih kurang cukup untuk melindungi seseorang
dari infeksi ini, karenanya harus disertai dengan usaha pencegahan lain.
Pengunaan masker harus dikombinasikan dengan hand hygiene dan usaha-
usaha pencegahan lainnya.
8) Penggunaan masker yang salah dapat mengurangi keefektivitasannya dan
dapat membuat orang awam mengabaikan pentingnya usaha pencegahan
lain yang sama pentingnya seperti hand hygiene dan perilaku hidup sehat.
9) Masker medis digunakan untuk ibu yang sakit dan ibu saat persalinan.
Sedangkan masker kain dapat digunakan bagi ibu yang sehat dan
keluarganya.
10) Cara penggunaan masker yang efektif :
(a) Pakai masker secara seksama untuk menutupi mulut dan hidung,
kemudian eratkan dengan baik untuk meminimalisasi celah antara
masker dan wajah.
(b) Saat digunakan, hindari menyentuh masker. ? Lepas masker dengan
teknik yang benar (misalnya: jangan menyentuh bagian depan masker,
tapi lepas dari belakang dan bagian dalam).
(c) Setelah dilepas jika tidak sengaja menyentuh masker yang telah
digunakan, segera cuci tangan.
(d) Gunakan masker baru yang bersih dan kering, segera ganti masker jika
masker yang digunakan terasa mulai lembab.
(e) Jangan pakai ulang masker yang telah dipakai
(f) Buang segera masker sekali pakai dan lakukan pengolahan sampah
medis sesuai SOP.
11) Gunakan masker kain apabila dalam kondisi sehat. Masker kain yang
direkomendasikan oleh Gugus Tugas COVID-19 adalah masker kain 3
lapis. Menurut hasil penelitian, masker kain dapat menangkal virus hingga
70%. Disarankan penggunaan masker kain tidak lebih dari 4 jam.
Setelahnya, masker harus dicuci menggunakan sabun dan air, dan
dipastikan bersih sebelum dipakai kembali.
12) Keluarga yang menemani ibu hamil, bersalin dan nifas harus
menggunakan masker dan menjaga jarak.
13) Menghindari kontak dengan hewan seperti: kelelawar, tikus, musang atau
hewan lain pembawa COVID-19 serta tidak pergi ke pasar hewan.
14) Bila terdapat gejala COVID-19, diharapkan untuk menghubungi telepon
layanan darurat yang tersedia, untuk dilakukan penjemputan di tempat
sesuai SOP, atau langsung ke RS rujukan untuk mengatasi penyakit ini.
15) Hindari pergi ke negara/daerah terjangkit COVID-19, bila sangat
mendesak untuk pergi diharapkan konsultasi dahulu dengan spesialis
obstetri atau praktisi kesehatan terkait.
16) Rajin mencari informasi yang tepat dan benar mengenai COVID-19 di
media sosial terpercaya. (Hutagaol, Sihotang, Widya, & Palu, n.d.)
BAB III
PEMBAHASAN
Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang upaya pencegahan infeksi
COVID-19, banyaknya ibu hamil tidak memakai masker pada saat beraktivitas di
luar rumah. Bukan hanya tidak menggunakan masker saja, ditemukan juga ibu
hamil bersama tertangganya berbincang-bincang tanpa melaksanakan protokol
kesehatan yang tepat seperti memakai masker, menjaga jarak dan menghindari
kerumunan.
Selama kehamilan dapat disebabkan dari factor karekteristik responden
dimana mayoritas responden berada di tingkat pendidikan menengah sehingga
sangat sulit menerima informasi yang baru, selain itu didukung pula dengan
responden mayoritas sebagai ibu rumah tangga, yang memiliki pengalaman
penerimaan informasi hanya dari anggota keluarga serumah, dan tetangga. Hal ini
memberikan akses yang terbatas dalam penerimaan informasi terbaru.
Dibandingan dengan seseorang yang bekerja di luar rumah seperti buruh, kantor,
dll memiliki peluang informasi yang terbaru dan adanya diskusi mengenai
informasi tersebut. Jika dibandingkan antara seseorang dalam kesehariannya
sebagai ibu rumah tangga hanya memperoleh informasi dari media social dan
media massa baik cetak maupun elektronik. Pada kelompok ibu yang bekerja di
luar rumah memiliki akses luas ditambah lagi adanya protokol-protokol yang
harus dipatuhi ketika di tempat kerjaan termasuk pada ibu hamil. Rendahnya
pemahanan ibu hamil tentang upaya pencegahan infeksi COVID-19 selama
kehamilan dikarenakan masih beredarnya informasi-informasi palsu di
masyarakat luas mengenai COVID-19 termasuk penularan, pengobatan dan
pencegahan tertularnya COVID-19.
Melalui (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020) dikatakan
bahwa pada kelompok ibu hamil, ibu nifas, ibu memiliki bayi, ibu menyusui
dalam upaya pencegahan infeksi COVID-19 memiliki prinsip universal precaution
seperti mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir sesering mungkin selama
20-60 detik atau jika tidak ada dapat menggunakan hand sanitizer, menjaga jarak
dan menghindari kerumunan, memakai alat pelindung diri (masker),
mempraktikkan etika batuk bersin, menjaga kebugaran tubuh dan menjaga
kestabilitasan imun tubuh. Pemakaian alat pelindung diri mayoritas responden
berpengetahuan kurang (78%), responden belum memahami bagaimana cara
pemakaian, pelepasan masker yang tepat, pemilihan masker yang baik, dan
pergantian masker yang dianjurkan selama pandemi COVID- 19. Selain itu, dari
kuesioner yang diberikan mayoritas responden belum memahami protokol keluar
dan sesampai dari rumah. Hanya 38% responden yang memahami langkah yang
dilakukan responden sesampai di rumah setelah bepergian dari rumah. Pada item
pencegahan COVID-19 didapati mayoritas (42%) responden kurang memahami
prosedur sebelum melakukan pemeriksaan kehamilan.
Menurut asumsi penulis, dalam upaya pencegahan penularan COVID-19
perlu dilakukan peningkatan pemahaman masyarakat secara umum khususnya ibu
hamil upaya pencegahan penularan COVID-19 agar dapat menekan jumlah kasus
yang kian meningkat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permasalahan yang ditemukan pada ibu hamil dan nifas adalah masih
kurangnya pengetahuan tentang pencegahan covid 19, sementara ibu hamil dan
ibu nifas masuk dalam kelompok yang rentan tertular infeksi covid 19. Ibu-ibu
hamil dan nifas masih ada yang belum mengetahui cara yang baik dan benar
menggunakan masker dan mencuci tangan yang baik.ditinjau dari pretest dan
postest tingkat pengetahuan ibu-ibu masih kurang tentang covid 19.
B. Saran
Perlu dilakukan upaya untuk peningkatan pemahaman masyarakat secara
umum khususnya ibu hamil upaya pencegahan penularan COVID-19 agar dapat
menekan jumlah kasus yang kian meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Hutagaol, I. O., Sihotang, P. C., Widya, S., & Palu, N. (n.d.). UPAYA
PENCEGAHAN COVID 19 DI PUSKESMAS SANGURARA.
Tanjung, L. A. (2019). Skripsi oleh : laxmi anggriani tanjung nim: 1702022128.

Anda mungkin juga menyukai