Anda di halaman 1dari 21

KISTA OVARIUM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu : Ns.Siti Riskika, M.Kep

DISUSUN OLEH:

Annisa Khairur Rosiqin (19037140006)

Cici Riskiana (19037140012)

Eka Nur Ayu A (19037140015)

M.Sogita Nurijas A.A (19037140031)

Muslihotin Hofifah (19037140059)

Siti Nur Haritsah (19037140053)

Tri sukma Endayani (19037140059)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO

2021

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat serta karunia-nya semata,sehinnga tugas mata kuliah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas dalam keperawatan dengan baik dan menjadi salah satu
mata kuliah wajib di Program studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.
terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Samsul Arifin, S.Pd.I,M.H.I, selaku Rektor Universitas Bondowoso.
2. Ibu Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes sebagai ketua program studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso
3. Ibu Ns.Siti Riskika,M.Kep sebagai dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Anak
4. Semua pihak yang telah membantu pekerjaan makalah ini
Semoga sumbangsih yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
imbalan dari Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk bahan perbaikan penulisan makalah ini.

Bondowoso, 30 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................3
2.1 Definisi Kista Ovarium.........................................................................3
2.2 Etiologi..................................................................................................3
2.3 Manifestasi klinis..................................................................................3
2.4 Patofisiologi dan woc ..........................................................................4
2.5 Pemeriksaan penunjang .......................................................................7
2.6 Faktor Resiko.........................................................................................7
2.7 Penatalaksanaan...................................................................................8
2.8 Komplikasi............................................................................................9
2.9 konsep asuhan keperawatan.................................................................9
BAB III PENUTUP........................................................................................14
3.1 Kesimpulan...........................................................................................14
3.2 Saran......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kista ovarium merupakan kantong yang berisi cairan dan berkembang di
ovarium. Kista ovarium merupakan kasus umum dalam ginekologi dan dapat
terjadi pada wanita di segala usia. kasus kista ovarium mempunyai ranking jumlah
tertinggi selama tahun 2008. Banyaknya kasus kista ovarium ini disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan reproduksi dan
kurangnya kesadaran untuk memeriksakan kesehatan pribadinya, terlebih lagi
sebagian besar dokter obstetrik dan ginekologi merupakan kaum pria. Kista
ovarium dapat menunjukkan suatu proses keganasan ataupun kondisi yang lebih
berbahaya, seperti kehamilan ektopik, torsi ovarium, atau usus buntu. Selain itu,
terdapat kemungkinan adanya hubungan terbalik antara kista ovarium dan kanker
payudara. Penanganan kista ovarium, baik neoplastik jinak (benigna) maupun
ganas (maligna), dapat dilakukan dengan tindakan operasi. Untuk itu, deteksi dini
mengenai kista ovarium pada pasien merupakan hal yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup mereka.Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan
merupakan cabang dari ilmu komputer yang konsern dengan pengautomatisasi
tingkah laku cerdas. Salah satu jenis kecerdasan buatan adalah sistem pakar.
Sistem pakar merupakan program komputer yang menirukan penalaran seorang
pakar dengan keahlian pada suatu wilayah pengetahuan tertentu. Penggunaan
sistem pakar telah banyak dikembangkan dan diteliti dalam berbagai bidang, salah
satunya dalam bidang biomedis untuk mendiagnosis penyakit tertentu.
Susrama (2010) juga melakukan penelitian untuk mendiagnosis penyakit
obstetri dan ginekologi menggunakan sistem pakar. Oleh karena itu, diagnosis
kista ovarium dan membedakan antara jinak atau ganas dengan memanfaatkan
sebuah teknologi kecerdasan buatan, yakni sistem pakar, penting dilakukan.
Solusi tersebut dapat dimanfaatkan bagi penderita kista ovarium untuk
mendapatkan informasi tentang kesehatan, terutama bagi para wanita yang malu
dan tertutup untuk berkonsultasi mengenai kesehatan pribadinya secara langsung
dan karena sebagian besar dokter obstetrik dan ginekologi merupakan kaum pria.
Selain itu, aplikasi ini juga dapat digunakan oleh para dokter sebagai bahan
pertimbangan dalam mendiagnosis kista ovarium. Penelitian ini dilakukan untuk
menghasilkan aplikasi untuk mengidentifikasi kista ovarium berbasis sistem
pakar, dan mengetahui tingkat akurasi sistem pakar dalam mengidentifikasi kista
ovarium. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada penelitian ini adalah
pengumpulan basis pengetahuan mengenai kista ovarium melalui wawancara
dengan pakar (dokter kandungan) dan studi literatur, pemetaan jalur logika
berdasarkan basis pengetahuan yang telah didapatkan, pembuatan mesin inferensi
dengan metode inferensi adalah depth first search, penentuan bobot untuk
mendapatkan tingkat optimum mesin dalam melakukan penalaran, dan pengujian
sistem untuk mengetahui tingkat akurasi mesin berdasarkan kondisi-kondisi
pasien (subyek penelitian). Dalam melakukan penalaran, terdapat tiga output yang
dihasilkan oleh mesin, yakni kista ovarium jinak, kista ovarium ganas, dan bukan
kista ovarium.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa Definisi dari Kista Ovarium ?
2. Bagaimana Etiologi Kista Ovarium ?
3. Bagaimana Manifestasi klinis Kista Ovarium ?
4. Bagaimana Patofisiologi dan woc Kista Ovarium ?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang Kista Ovarium ?
6. Bagaimana Faktor Resiko Kista Ovarium ?
7. Bagaimana Penatalaksanaan Kista Ovarium ?
8. Bagaimana Komplikasi Kista Ovarium ?
9. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada Kista Ovarium?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Definisi dari Kista Ovarium
2. Untuk mengetahui Etiologi Kista Ovarium
3. Untuk mengetahui Manifestasi klinis Kista Ovarium
4. Untuk mengetahui Patofisiologi dan woc Kista Ovarium
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Kista Ovarium
6. Untuk Mengetahui Faktor Resiko Kista Ovarium
7. Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Kista Ovarium
8. Untuk mengetahui Komplikasi Kista Ovarium
9. Untuk Mengetahui konsep asuhan keperawatan pada Retinoblastoma

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Kista Ovarium

Kista ovarium adalah suatu penyakit ganguan organ reproduksi wanita. Kista
ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering
dijumpai pada wanita dimasa reproduksinya. Kista banyak terjadi pada wanita
usia subur atau usia reproduksi (Nurmayanti, 2011).

Kista ovarium adalah benjolan yangmembesar, seperti balon yang berisi


cairan yang tumbuh di indung telur. Kista tersebut disebut juga kista fungsional
karena terbentuk selama siklus menstruasi normal atau setelah telur dilepaskan
sewaktu ovulasi. Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium.
(Widyarni, 2020)
2.2 ETIOLOGI

Berdasarkan (Smelzer & Bare, 2002), penychab dari kista belum diketahui
secara pasti, kemungkinan terbentuknya kista akibat gangguan pembentukan
hormon dihipotalamus, hipofisis atau di indung telur sendiri (ketidakseimbangan
hormon) Kista folikuler dapat timbul akibat hipersekresi dari FSH dan LH yang
gagal mengalami involusi atau mereabsorbsi cairan. Kista granulosa lutein yang
terjadi didalam korpus luteum indung telur yang fungsional dan dapat membesar
bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang berlebihan saat fase
pendarahan dari siklus menstruasi. Kista theka-lutein biasanya bersifay bilateral
dan berisi cairan bening, berwarna seperti jerami. Penyebab lain adalah adanya
pertumbuhan sel yang tidak terkendali di ovarium, misalnya pertumbuah
abnormal dari folikel ovarium, korpus luteum, sel telur.

2.3 MANIFESTASI KLINIS

Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit
nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar
dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari
gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti
endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker
ovarium. Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau
perubahan ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius.

Berdasarkan (Mansjoer, 2002), gejala-gejala berikut mungkin muncul bila


anda mempunyai kista ovarium:

1. Perut terasa penuh, berat, kembung

2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)

3. Haid tidak teratur

4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke


punggung bawah dan paha.

5. Nyeri mendadak dibagian perut bawah


6. Nyeri pinggul ketika menstruasi

7. Menstruasi nyang datang terlambat disertai dengan nyeri

8. Menstruasi yang kadang memanjang dan memendek

9. Nyeri sanggama

10. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat
hamil

2.4 PATOFISIOLOGI

Berdasarkan Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa fungsi ovarium


yang normal tergantung pada sejumlah hormon, dan kegagalan salah satu
pembentukan hormon dapat mempengaruhi fungsi ovarium tersebut. Ovarium
tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon
hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal dapat
menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna didalam
ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan, gagal berinvolusi, gagal
mereabsorbsi cairan dan gagal melepaskan sel telur, sehingga menyebabkan
folikel tersebut menjadi kista.

Setiap hari ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut folikel de graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8em akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur
akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5-2 cm
dengan kista di tenga-tengah.

Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami
fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus
luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan.

Kista ovari berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan
selalu jinak. Kista dapat berupa kista folikural dan luteal yang kadang-kadang
disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin,
termasuik FSH dan HCG.
WOC Kista Ovarium
Ketidakseimbangan salah satu pembentukan
hormon yang mempengaruhi indung telur

Fungsi ovarium abnormal

Penimbunan folikel yang terbentuk secara


tidak sempurna

Folikel gagal mengalami pematangan, gagal


berinvorasi dan gagal mereabsorsi cairan

Terbentuk kista ovarium

MK : Ansietas
Adanya cairan Pembedahan
dalam jaringan
di daerah
ovarium Jaringan terputus

Klien merasa
nyeri diperut MK : Gangguan
bagian bawah integritas kulit

MK : Nyeri akut

Klien mengalami
ketakutan dalam
melakukan mobilisasi

MK : Gangguan
mobilitas fisik
2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Berdasarkan (Winkjosastro, 2005) bahwa pemeriksaan penunjang yang dapat


dilakukan pada klien dengan kista ovarium sebagai berikut:

1. Laparaskopi, pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah


sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan silat-
sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi, pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor
apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah
tumor kistik atau solid, dan dapatkah dibedakan pula antara cairan dalam
rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3. Foto Rontgen, pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya
hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat
gigi dalam tumor. Penggunaan foto rontgen pada pictogram intravena dan
pemasukan bubur barium dalam colon disebut di atas.
4. Pap smear, untuk mengetahui displosia seluler menunjukan kemungkinan
adaya kanker atau kista

2.6 FAKTOR RESIKO KISTA OVARIUM

1) Usia Umumnya, kista ovarium jinak (tidak bersifat kanker) terjadi pada
wanita di kelompok usia reproduktif. Kista ovarium bersifat ganas sangat
jarang, akan tetapi wanita yang memasuki masa menopause (usia 50-70
tahun) lebih beresiko memiliki kista ovarium ganas.

2) Status menopause Ketika wanita telah memasuki masa menopause, ovarium


dapat menjadi tidak aktif dan dapat menghasilkan kista akibat tingkat aktifitas
wanita menopause yang rendah.

3) Pengobatan infertilitas Pengobatan infertilitas dengan konsumsi obat


kesuburan dilakukan dengan induksi ovulasi dengan gonadotro- pin
(konsumsi obat kesuburan). Gonadotropin yang terdiri dari FSH dan LH
dapat menyebabkan kista berkembang.

4) Kehamilan Pada wanita hamil, kista ovarium dapat terbentuk pada trimester
kedua pada puncak kadar hCG (human cho- rionic gonadotropin).

5) Hipotiroid Hipotiroid merupakan kondisi menurunnya sekresi hormon tiroid


yang dapat menyebabkan kelenjar pituitari memproduksi TSH (Thyroid
Stimulating Hormone) lebih banyak sehingga kadar TSH meningkat. TSH
meru- pakan faktor yang memfasilitasi perkembangan kista ovarium folikel.

6) Merokok Kebiasaan merokok juga merupakan faktor resiko untuk


pertumbuhan kista ovarium fungsional. Semakin meningkat resiko kista
ovarium fungsional dan semakin menurun indeks massa tubuh (BMI) jika
seseorang merokok.

7) Ukuran massa Kista ovarium fungsional pada umumnya berukuran kurang


dari 5 cm dan akan menghilang dalam waktu 4-6 minggu. Sedangkan pada
wanita pascamenopause, kista berdiameter lebih dari 5 cm memiliki
kemungkinan besar bersifat ganas.

8) Kadar serum petanda tumor CA-125 Kadar CA125 yang meningkat


menunjukkan bahwa kista ovarium tersebut bersifat ganas. Kadar abnormal
CA125 pada wanita pada usia reproduktif dan premenopause adalah lebih
dari 200 U/mL, sedangkan pada wanita menopause adalah 35 U/mL atau
lebih.

9) Kontrasepsi Kandungan esterogen dan progestin dalam kontrasepsi dapat


mencegah terbentuknya kista. Penggunaan IUD (Intrauterine Device) atau
konsumsi pil KB dapat menurunkan resiko terbentuknya kista ovarium.

10) Riwayat keluarga dan riwayat pribadi Riwayat keluarga dan riwayat pribadi
kanker ovarium, endometrium, payudara, dan kolon menjadi perhatian
khusus. Semakin banyak jumlah keluarga yang memiliki riwayat kanker
tersebut, dan semakin dekat tingkat hu-bungan keluarga, maka semakin besar
resiko seorang wanita terkena kista ovarium.
11) Konsumsi alkohol Konsumsi alkohol dapat meningkatkan resiko
terbentuknya kista ovarium, karena alkohol dapat meningkatkan kadar
esterogen. Kadar esterogen yang meningkat ini dapat memengaruhi
pertumbuhan folikel. Resiko rendah konsumsi alkohol adalah tidak lebih dari
3 kali dalam 1 hari dan tidak lebih dari 7 kali dalam 1 minggu.

12) Obesitas Wanita obesitas (BMI ≥ 30 kg/m2) lebih beresiko terkena kista
ovarium baik jinak maupun ganas. Jaringan lemak memproduksi banyak jenis
zat kimia, salah satunya adalah hormon estrogen, yang dapat memengaruhi
tubuh. Hormon estrogen merupakan faktor utama dalam terbentuknya kista
ovarium.

2.7 PENATALAKSANAAN

Jika menghadapi kista ovarium yang tidak memberikan gejala dan kista
ovarium berdiameter tidak lebih dari 5 cm, kemungkinan besar kista tersebut
merupakan kista ovarium non neoplastik yang akan secara spontan mengalami
pengecilan dan menghilang, sehingga diperlukan penanganan dengan cara
menunggu selama 2 hingga 3 bulan dan melakukan pemeriksaan ginekologik
berulang. Akan tetapi, jika setelah 2 hingga 3 bulan tersebut terdapat peningkatan
dalam pertumbuhan kista, maka kemungkinan besar kista tersebut merupakan
kista neoplas- tik, sehingga pengobatan operatif dapat dipertimbangkan.(Arif,
Purwanti, & Soelistiono, 2016)

2.8 KOMPLIKASI

Berdasarkan Winkjosastro (2005) bahwa beberapa ahli mencurigai kista


ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40
tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas namun dianjurkan pada
wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini
terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium. Faktor resiko lain yang
dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama yang berfungsi menekan
terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia subur menggunakan
metode konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi,
lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya
kanker ovarium
2.9 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
- Data fokus dari status obstetrikus, meliputi :
a. Menstruasi : menarche, lama, siklus, jumlah, warna dan bau
b. Riwayat perkawinan : berapa kali menikah, usia perkawinan
- Pengkajian pasca operasi rutin,
a. Kaji tingkat kesadaran
b. Ukur tanda-tanda vital
c. Auskultasi bunyi nafas
d. Kaji turgor kulit
e. Pengkajian abdomen: inspeksi ukuran dan kontur abdomen, auskultasi bising
usus, palpasi terhadap nyeri tekan dan massa, tanyakan tentang perubahan
pola defekasi, kaji status balutan
f. Kaji terhadap nyeri atau mual
g. Palpasi nadi pedalis secara bilateral
h. Periksa laporan operasi terhadap tipe anestesi yang diberikan dan lamanya
waktu di bawah anestesi.
i. Kaji status psikologis pasien setelah operasi
2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut
2) Ansietas
3) Gangguan mobilitas fisik
4) Gangguan integritas kulit
3. Intervensi

No Standar Diagnosis Standar Luaran Standar Intervensi


. Keperawatan Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia
Indonesia
(SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri
(D.0077) tindakan keperawatan (I.08238)
selama 2x24 jam nyeri
Observasi
berkurang dengan kriteria
hasil: - Identifikasi skala
nyeri
Tingkat nyeri (L.08066)
- Identifikasi faktor
- Keluhan nyeri (4) yang
- Meringis (5) memperberat dab
- Gelisah (5) memperingan
- Muntah (5) nyeri
- Mual (5) - Monitor efek
samping
penggunaan
analgetik
Terapeutik

- Berikan teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
rasa nyeri
Edukasi

- Jelaskan
penyebab nyeri
- Anjurkan
memonitor nyeri
seecara mandiri
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk meredakan
nyeri
Kolaborasi

- Kolaborasi
pemberian
analgetik jika
perlu
2. Ansietas (0080) Setelah dilakukan Reduksi relaksasi
tindakan keperawatan (I.09314)
selama 2x24 jam
Observasi
kecemasan menurun
dengan kriteria hasil: - Identifikasi saat
tingkat ansietas
Tingkt ansietas (L.09093)
berubah
- Perilaku gelisah - Monitor tanda-
(5) tanda ansietas
- Perilaku tegang Terapeutik
(5)
- Temani pasien
- Keluhan pusing
untuk mengurangi
(5)
kecemasan
- Pucat (5)
- Gunakan
pendekatan yang
tenang dan
meyakinkan
Edukasi

- Anjurkan
keluarga untuk
tetap bersama
pasien
- Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
- Latih teknik
relaksasi
Kolaborasi

- Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas jika
perlu
3. Gangguan Setelah dilakukan Dukungan mobilisasi
mobilitas fisik tindakan keperawatan (I.05173)
(D.0054) selama 2x24 jam
Observasi
gangguan hambatan fisik
dapat teratasi dengan - Identifikasi

kriteria hasil: adanya nyeri atau


keluhan lainnya
Mobilitas fisik (L.05042)
- Identifikasi
- Pergerakan toleransi fisik
ekstremitas (4) melakukan
- Kekuatan otot (4) pergerakan
- Rentang gerak - Monitor kondisi
(ROM) (4) umum selama
melakukan
mobilisasi
Terapeutik

- Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan
alat bantu
- Fasilitasi
melakukan
pergerakan
Edukasi

- Jelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
- Anjurkan
mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan
4. Gangguan Setelah dilakukan Perawatan integritas kulit
integritas jaringan tindakan keperawatan (I.11353)
(D.0129) selama 2x24 jam
Observasi
integritas jaringan baik
dengan kriteria hasil: - Identifikasi
penyebab
Integritas kulit dan
gangguan
jaringan (L.14125)
integritas kulit
- Kerusakan Terapeutik
jaringan (5)
- Bersihkan
- Kerusakan lapisan
perineal dengan
kulit (5)
air hangat
- Perdarahan (5)
- Gunakan produk
- Hematoma (5)
berbahan
- Jaringan parut (5)
petrolium
- Gunakan produk
berbahan alami
dan hipoalergik
Edukasi

- Anjurkan
menggunakan
pelembab
- Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan
menghindari
terpapar suhu
ekstrim
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kista ovarium adalah suatu penyakit ganguan organ reproduksi wanita. Kista
ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering
dijumpai pada wanita dimasa reproduksinya. Kista banyak terjadi pada wanita
usia subur atau usia reproduksi.
Melakukan promosi kesehatan tentang berbagai masalah penyakit kesehatan
reproduksi, sehingga diharapkan para responden dapat lebih menjaga kesehatan
reproduksinya serta rutin memeriksakan keadaan kesehatan reproduksi agar
terhindar dari penyakit reproduksi dan agar dapat mengatasi masalah penyakit
secara dini terutama penyakit kista ovarium.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil pembuatan makalah ini penulis mengharapkan terutama
kepada pembaca khususnya mahasiswa PRODI D3 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BONDOWOSO agar menambah wawasan tentang bagaimana
memberikan asuhan keperawatan pada pasien penderita Kista Ovarium
DAFTAR PUSTAKA

Arif, F. A., Purwanti, E., & Soelistiono, S. (2016). Perancangan Aplikasi


Identifikasi Kista Ovarium Berbasis Sistem Cerdas. JUTI: Jurnal Ilmiah
Teknologi Informasi, 14(1), 1.
https://doi.org/10.12962/j24068535.v14i1.a507

Widyarni, A. (2020). Faktor Resiko Kejadian Kista Ovarium Di Poliklinik


Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Dinamika
Kesehatan: Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 11(1), 28—36.
https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1.569

Bobak, Lowdermilk, & Jensen. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, alih
bahasa Maria A. Wijayarini, Peter I. Anugrah (Edisi 4). Jakarta: EGC.

Heardman. (2011). Diagnosa Keperawatan. Jakarta. EGC.


Mansjoer, Arif. (2002). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Sjamjuhidayat & Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta :
EGC.
Smelzer & Bare. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Williams, Rayburn F. (2005). Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya medika.
Winkjosastro, Hanifa, (2005), Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia. Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(I).
Jakarta. Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Retrieved from http://www.inna-
ppni.or.id

Anda mungkin juga menyukai

  • LP COS Tanpa Woc
    LP COS Tanpa Woc
    Dokumen27 halaman
    LP COS Tanpa Woc
    Annisa Khairur Rosiqin
    Belum ada peringkat
  • Mia SAP
    Mia SAP
    Dokumen2 halaman
    Mia SAP
    Annisa Khairur Rosiqin
    Belum ada peringkat
  • ULUM
    ULUM
    Dokumen10 halaman
    ULUM
    Iva Kamila
    Belum ada peringkat
  • Mia SAP
    Mia SAP
    Dokumen2 halaman
    Mia SAP
    Annisa Khairur Rosiqin
    Belum ada peringkat
  • Sap Etika Batuk Kel.1
    Sap Etika Batuk Kel.1
    Dokumen7 halaman
    Sap Etika Batuk Kel.1
    Annisa Khairur Rosiqin
    Belum ada peringkat
  • LP Fraktur Femur
    LP Fraktur Femur
    Dokumen45 halaman
    LP Fraktur Femur
    Annisa Khairur Rosiqin
    Belum ada peringkat
  • Kep Anak
    Kep Anak
    Dokumen7 halaman
    Kep Anak
    Annisa Khairur Rosiqin
    Belum ada peringkat
  • Kista Ovarium Edit
    Kista Ovarium Edit
    Dokumen21 halaman
    Kista Ovarium Edit
    Annisa Khairur Rosiqin
    Belum ada peringkat
  • Kel 3 PPT ASD
    Kel 3 PPT ASD
    Dokumen17 halaman
    Kel 3 PPT ASD
    Annisa Khairur Rosiqin
    Belum ada peringkat
  • Kista Ovarium Edit
    Kista Ovarium Edit
    Dokumen21 halaman
    Kista Ovarium Edit
    Annisa Khairur Rosiqin
    Belum ada peringkat
  • Kel 3 ASD (Kep - Anak)
    Kel 3 ASD (Kep - Anak)
    Dokumen23 halaman
    Kel 3 ASD (Kep - Anak)
    Annisa Khairur Rosiqin
    Belum ada peringkat
  • Covid Ibu Hamil
    Covid Ibu Hamil
    Dokumen15 halaman
    Covid Ibu Hamil
    Annisa Khairur Rosiqin
    Belum ada peringkat
  • Difteri (Annisa KR)
    Difteri (Annisa KR)
    Dokumen23 halaman
    Difteri (Annisa KR)
    Annisa Khairur Rosiqin
    Belum ada peringkat
  • Difteri (Annisa)
    Difteri (Annisa)
    Dokumen19 halaman
    Difteri (Annisa)
    Annisa Khairur Rosiqin
    Belum ada peringkat
  • Pijat Oksitosin
    Pijat Oksitosin
    Dokumen11 halaman
    Pijat Oksitosin
    Annisa Khairur R
    Belum ada peringkat
  • Ilham 1
    Ilham 1
    Dokumen10 halaman
    Ilham 1
    Annisa Khairur Rosiqin
    Belum ada peringkat
  • File 204722
    File 204722
    Dokumen14 halaman
    File 204722
    Igd Bhayangkara
    Belum ada peringkat
  • Hakikat Dasar Manusia Dan Paradigma Manusia
    Hakikat Dasar Manusia Dan Paradigma Manusia
    Dokumen3 halaman
    Hakikat Dasar Manusia Dan Paradigma Manusia
    Annisa Khairur Rosiqin
    Belum ada peringkat