Anda di halaman 1dari 92

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG COVID-19 DENGAN


TINGKAT KECEMASAN LANSIA DI MASA PANDEMI
DI DESA TEGALGLAGAH KECAMATAN
BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

Disusun Oleh :
WALUYANI NURMALA
C1017100

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI MANDALA HUSADA
2021

1
SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG COVID-19 DENGAN


TINGKAT KECEMASAN LANSIA DI MASA PANDEMI
DI DESA TEGALGLAGAH KECAMATAN
BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

DISUSUN OLEH

WALUYANI NURMALA
C1017100

Disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Keperawatan


pada Program Studi Sarjana Keperawatan dan Ners
Di STIKes BHAMADA Slawi
2021

2
PERSETUJUAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi penelitian


yang berjudul :

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG COVID-19 DENGAN TINGKAT


KECEMASAN LANSIA DI MASA PANDEMI DI DESA
TEGALGLAGAH KECAMATAN BULAKAMBA
KABUPATEN BREBES

Dipersiapkan san disusun oleh :


WALUYANI NURMALA
C1017100

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing skripsi untuk


dipersembahkan di hadapan penguji

Pembimbing I, Pembimbing II,

Susi Muryani, MNS Nurhakim Yudhi Wibowo, M. Kep


NIPY : 1984.05.05.10.052 NIPY : 1985.10.04.11.063

3
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG COVID-19 DENGAN
TINGKAT KECEMASAN LANSIA DI MASA PANDEMI
DI DESA TEGALGLAGAH KECAMATAN
BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

Waluyani Nurmala 1), Susi Muryani 2), Nurhakim Yudi Wibowo3)


1)
Mahasiswa Program Sarjana Keperawatan dan Ners STIKes Bhamada Slawi
52416, Tegal, Indonesia 2) Dosen Pembimbing STIKes Bhamada Slawi

Email : waluyaninurmala2510@gmail.com

Abstrak

Jumlah penderita dan kasus kematian akibat Covid-19 setiap harinya terus
meningkat. Kondisi ini membuat lansia tidak siap menghadapinya sehingga
timbul kecemasan. Pengetahuan tentang Covid-19 diperlukan lansia sebagai dasar
dalam menunjukkan perilaku pencegahan sehingga lansia mengetahui Covid-19.
Penelitian ini bertujuan menganalisa hubungan pengetahuan tentang Covid-19
dengan tingkat kecemasan lansia di masa pandemi di Desa Tegalglagah
Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes. Jenis penelitian kuantitatif dengan
desain deskriptif korelasi dan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian adalah lansia di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten
Brebes dengan jumlah 830 orang. Sampel dalam penelitian berjumlah 99 lansia
yang diperoleh dengan teknik proportional random sampling. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner Geriatric Anxiety Scale dan kuesioner Pengetahuan
Tentang Covid-19 yang dibuat oleh peneliti. Hasil uji Kendall’s Tau diperoleh
nilai p value 0,015 dengan nilai signifikan (0,05) maka ρ<α maka H0 : ditolak dan
Ha : diterima. Kesimpulan penelitian ini adalah pengetahuan tentang Covid-19
sebagian besar cukup dan tingkat kecemasan lansia sebagian besar kecemasan
sedang. Sehingga terdapat Hubungan Pengetahuan Tentang Covid-19 Dengan
Tingkat Kecemasan Lansia Di Masa Pandemi Di Desa Tegalglagah Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes. Peneliti lain diharapkan dapat memberikan
tindakan atau upaya pengurangan kecemasan pada lansia dan mengkaji lebih luas
pengetahuan tentang Covid-19.

Kata kunci: lansia, penegetahuan tentang Covid-19, tingkat kecemasan

4
THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT COVID-19 WITH
ANXIETY LEVEL IN THE ELDERLY TIME PANDEMIC
IN TEGALGLAGAH VILLAGE, SUB-DISTRICT
BULAKAMBA, BREBES REGENCY

Waluyani Nurmala 1), Susi Muryani 2), Nurhakim Yudi Wibowo3)


1)
Undergraduate Nursing Student and Nurse STIKes Bhamada Slawi 52416,
Tegal, Indonesia 2) Advistory Lecturer STIKes Bhamada Slawi

Email : waluyaninurmala2510@gmail.com

Abstract

The number of patients and cases of death due to Covid-19 continues to increase
every day. This condition makes the elderly are not ready to face it so that anxiety
arises. Knowledge about Covid-19 is needed by the elderly as a basis for showing
preventive behavior so that the elderly know about Covid-19. This study aims to
analyze the relationship between knowledge about Covid-19 and the level of
anxiety in the elderly during the pandemic in Tegalglagah Village, Bulakamba
District, Brebes Regency. This type of research is quantitative with descriptive
correlation design and cross sectional approach. The population in this study was
the elderly in Tegalglagah Village, Bulakamba District, Brebes Regency with a
total of 830 people. The sample in this study amounted to 99 elderly people
obtained by proportional random sampling technique. Data collection using the
Geriatric Anxiety Scale questionnaire and the Knowledge About Covid-19
questionnaire created by the researcher. The results of the Kendall's Tau test
obtained a p value of 0.015 with a significant value (0.05) then ρ<α then H0:
rejected and Ha: accepted. The conclusion of this study is that most of the
knowledge about Covid-19 is sufficient and the anxiety level of the elderly is
mostly moderate. So that there is a relationship between knowledge about Covid-
19 and the level of anxiety in the elderly during the pandemic in Tegalglagah
Village, Bulakamba District, Brebes Regency. Other researchers are expected to
be able to provide actions or efforts to reduce anxiety in the elderly and study
wider knowledge about Covid-19.

Keywords : elderly, knowledge about Covid-19, anxiety level

5
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Hubungan Pengetahuan Tentang Covid-19 Dengan Tingkat
Kecemasan Lansia Di Masa Pandemi Di Desa Tegalglagah Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes”. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak
mendapatkan bimbingan, pengarahan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tak
terhingga kepada Ibu Susi Muryani, MNS selaku pembimbing I dan Bapak
Nurhakim Yudhi Wibowo, M.Kep selaku pembimbing II yang telah membimbing,
mengarahkan, dan memotivasi peneliti dalam penulisan skripsi ini. Peneliti juga
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Risnanto, M. Kes selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Bhakti Mandala Husada Slawi.
2. Ibu Dwi Budi Prastiani M.Kep. Ns., Sp.Kep.Kom selaku ketua Program
Studi Sarjana Keperawatan dan Ners STIKes Bhakti Mandala Husada
Slawi.
3. Ibu Yessy Pramita Widodo, S.Kep.,Ns.,M. Kep selaku dosen penguji
sidang skripsi yang telah memberi saran dan masukan yang bermanfaat.
4. Seluruh dosen Program Studi Sarjana Keperawatan dan Ners STIKes
Bhakti Mandala Husada Slawi yang telah membimbing dan mendidik
selama peneliti melakukan kegiatan perkuliahan.
5. Kedua orang tua saya Bapak Suratmo dan Ibu Sutersin yang saya sayang
dan saya cinta yang telah banyak memberikan motivasi dan dukungan
serta ketulusan doa dan semangat sehingga saya dapat menyelesaikan
skripsi ini.
6. Kakak saya Dewi Susanti, Dedi Efendi dan Andri Samsul Arifin yang
selalu menghibur dan memberi semangat kepada saya.

6
7. Teman-teman seperjuangan Prodi Sarjana Keperawatan & Ners STIKes
Bhamada Slawi Tahun 2017 yang selalu memberi motivasi selama
penyusunan skripsi.
8. Terima kasih untuk Fatmawati, Laela Ayu Safitri, Ivana Lucy Fadhilah,
Tri Lestarila, Ira Bella Putri A dan Puji Atikah Juniasih yang selalu
membantu dan mendengarkan keluh kesah selama penyusunan skripsi.
9. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan penulis
yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga kebaikannya dibalas oleh
Allah SWT.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingatkan kemampuan
yang dimiliki peneliti. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat peneliti
harapkan demi penyempurnaan pembuatan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya pendidikan pada
lansia dan juga dapat berguna bagi pembacanya, khususnya para mahasiswa
mendatang yang melakukan penelitian pada kajian yang sama. Peneliti berharap
semoga Allah SWT membalas amal dan jasa beliau yang telah memberikan
bantuan.

Slawi, 2021

Peneliti

DAFTAR ISI

7
Halaman
COVER DALAM i
HALAMAN PERNYATAAN ii
PENGESAHAN SKRIPSI iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR SINGKATAN xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian 1
1.2 Tujuan Penelitian 5
1.3 Manfaat penelitian 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori dan Konsep Penelitian 8
2.2 Kerangka Teori 18
2.3 Kerangka Konsep Penelitian 19
2.4 Hipotesis 19
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan penelitian 20
3.2 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data 20
3.3 Populasi dan Sampel 27
3.4 Besar Sampel 28
3.5 Tempat dan Waktu penelitian 29
3.6. Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran 29

3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 30

8
3.8 Etika Penelitian 32
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil 35
4.2 Pembahasan 39
4.3 Keterbatasan Penelitian 51
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 53
5.2 Saran 54
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Tentang Pengetahuan Tentang Covid-19 23


3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Kecemasan Lansia Di Masa Pandemi 23
3.1 Jumlah Sampel Per-RW 29
3.6 Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran 29
4.1 Karakteristik responden di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes 34
4.2 Pengetahuan tentang Covid-19 pada lansia di Desa Tegalglagah Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes 35
4.3 Tingkat kecemasan lansia di masa pandemi di Desa Tegalglagah Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes 36
4.4 Tabulasi Silang Hubungan pengetahuan tentang Covid-19 dengan tingkat
kecemasan lansia di masa pandemi Di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes 37

9
DAFTAR GAMBAR

2.1 Rentang Respon Kecemasan 16


2.2 Kerangka Teori 18
2.3 Kerangka Konsep Penelitian 19

10
DAFTAR SINGKATAN

ARDS = Acute Respiratory Distress Syndrome


CDC = Centers for Disease Control and Prevention
Covid-19 = Corona Virus Disease-2019
Dinkes = Dinas Kesehatan
Dinkominfotik = Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik
MERS = Middle East Respiratory Syndrome
RTA = Reality Testing Ability
RW = Rukun Warga
SARS = Severe Acute Respiratory Syndrome
SARS-COV-2 = Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
STIKes = Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
WHO = World Health Organization

11
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 (Lembar jadwal penelitian)


Lampiran 2 (Lembar informasi penelitian)
Lampiran 3 (Lembar permohonan)
Lampiran 4 (Lembar persetujuan penelitian)
Lampiran 5 (Lembar kuesioner penelitian)
Lampiran 6 (Lembar surat ijin penelitian)
Lampiran 7 (Lembar ststistik penelitian)
Lampiran 8 (Lembar dokumentasi penelitian)
CURRICULUM VITAE

12
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat ini dunia sedang dilanda pandemi yang cukup mengkhawatirkan,
hampir semua negara yang ada di dunia ini mengalami pandemi Covid-19,
termasuk Indonesia (Widiyani, 2020). Covid-19 muncul pada Desember 2019, di
kota Wuhan Provinsi Hubei Tengah Cina (Holshue et al., 2020). Secara global
sampai tanggal 11 Januari 2021, ada 88.383.771 kasus Covid-19 yang
terkonfirmasi dan sebanyak 1.919.126 angka kematian (WHO, 2021). Di
Indonesia sendiri kasus terkonfirmasi Covid-19 pada tanggal 10 Januari 2021 ada
828.026 kasus dengan 24.129 angka kematian sedangkan total kasus Covid-19 di
Jawa Tengah sebanyak 91.715 kasus dengan angka kematian 4.031 (Kemenkes
RI, 2021). Terkonfirmasi total kasus di Kabupaten Brebes sebanyak 3.309 kasus
dengan angka kematian sebanyak 172 pada tanggal 10 Januari 2021
(Dinkominfotik Brebes, Dinkes Brebes, 2021).

Jumlah penderita dan kasus kematian akibat Covid-19 setiap harinya terus
meningkat. Sejauh ini, Covid-19 terlihat lebih sering menyebabkan infeksi berat
dan kematian lansia dibandingkan orang dewasa atau anak-anak. Risiko kematian
yang tinggi secara global terjadi diatas 50 tahun, di Indonesia diatas 40 tahun.
Lansia sering dikaitkan dengan kelompok yang rentan terhadap berbagai penyakit
karena fungsi fisiologisnya berangsur-angsur akan berkurang termasuk sistem
imum tubuh. WHO dan CDC melaporkan bahwa pada usia pra-lansia (50-59
tahun) angka kematian sebanyak 2%, usia 60-69 tahun 4% dan terus naik menjadi
8 sampai 15 % (Kemenkes RI, 2020). Peningkatan status Covid-19 dari epidemi
ke pandemi secara resmi diumumkan World Health Organization (WHO) pada
tanggal 11 Maret 2020 (WHO, 2020).

Pandemi Covid-19 menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan fisik dan


psikologis pada individu. Dampak psikologis selama masa pandemi Covid-19
diantaranya gangguan stres, kebingungan, ketakutan akan infeksi dan kematian,

1
2

gelisah, gangguan pola tidur, serta timbulnya kecemasan (Setyaningrum &


Yanuarita, 2020). Kecemasan tersebut terjadi karena penyakit Covid-19 dapat
menyerang sistem pernafasan manusia dan bisa mengakibatkan kematian. Tidak
banyak yang mengetahui apakah orang-orang di sekitarnya sehat atau tidak. Dari
diri sendiri pun takut apakah membawa virus tersebut kepada orang-orang di
sekitarnya. Berita palsu mengenai penyakit Covid-19 masih banyak beredar
sembarangan yang dapat menambah kecemasan pada lansia (Suryaatmaja &
Wulandari, 2020). Kondisi ini membuat lansia tidak siap menghadapinya
sehingga mengakibatkan timbulnya rasa kecemasan (Fitria, 2020).

Kecemasan merupakan perasaan normal yang dimiliki manusia, karena saat


merasa cemas manusia disadarkan dan diingatkan bahwa ada situasi bahaya yang
mengancam. Namun saat kecemasan yang tadinya normal dan dapat dikontrol
dapat berubah menjadi kecemasan yang terus menerus dan tidak dapat dikontrol.
Kecemasan itu akan mengganggu aktivitas sehari-hari dengan perasaan was-was,
khawatir, atau tidak nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai
ancaman serta ditandai dengan respon fisik seperti jantung berdetak kencang,
naiknya tekanan darah dan lain sebagainya (Dewi & Fauziah, 2018).

Kecemasan dipicu oleh berbagai faktor seperti jenis kelamin, umur, lingkungan
dan pengetahuan (Utami, 2019). Meningkatnya tingkat kecemasan merupakan
masalah kesehatan mental yang sering terjadi pada masa pandemi Covid-19 yang
sedang terjadi saat ini (WHO, 2020). Upaya yang bisa dilakukan untuk
mengurangi kecemasan khususnya pada lansia dalam situasi pandemi Covid-19,
disarankan agar lansia dibekali pengetahuan yang cukup tentang Covid-19,
kemudian para lansia bisa mencari informasi yang akurat mengenai kesehatan
tubuh agar terhindar dari Covid-19 melalui skrining mandiri serta para lansia
harus tetap mematuhi protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah (Ika,
2020).

Pengetahuan tentang Covid-19 sangat diperlukan bagi lansia sebagai dasar dalam
menunjukkan perilaku pencegahan sehingga lansia mengetahui tentang penyakit
3

Covid-19. Perjalanan penyakit Covid-19 masih belum banyak diketahui oleh


lansia, namun tidak berbeda jauh dengan perjalanan penyakit dari virus pernafasan
lainnya yang sudah diketahui (Susilo, 2020).

Pada manusia apabila virus ini masuk ke dalam saluran pernapasan yang dapat
mengakibatkan kerusakan alveoli paru dan menyebabkan gagal nafas. Apabila
ada seseorang yang tertular Covid-19 maka batuk atau bersin mereka bisa
mengeluarkan berupa cairan yang terdapat virus Covid-19, sehingga dapat
menempel di telapak tangan atau baju dan di permukaan benda seperti meja, kursi,
uang, pegangan tangga, telepon dan lain-lain. Seseorang yang terinfeksi Covid-19
jika mengalami gejala ringan sampai sedang pada saluran pernafasan maka dapat
sembuh dengan sendirinya dan tidak memerlukan penanganan khusus. Bagi
kelompok dengan masalah kesehatan lain seperti penyakit kardiovaskuler,
penyakit pernafasan kronis, diabetes dan kanker, jika terinfeksi Covid-19 dapat
mengalami masalah yang lebih serius (WHO, 2020).

Pengetahuan yang diberikan kepada lansia harus dipastikan merupakan informasi


yang tepat, karena informasi yang tidak tepat dapat menimbulkan kecemasan
(Setiawan et al., 2018). Pandemi Covid-19 yang saat ini menjadi topik
pembahasan utama di seluruh dunia menyebabkan munculnya pemberitaan
tentang Covid-19 di berita setiap harinya. Tidak semua informasi tersebut benar,
banyak kabar yang masih belum terbukti kebenarannya yang dapat menambah
kekhawatiran dan kecemasan lansia yang membaca dan mendengarnya
(Nurislaminingsih, 2020).

Menurut WHO resiko tinggi terinfeksi penyakit Covid-19 diakibatkan dari


lingkungan padat penduduk dan mobilitas yang tinggi. Pentingnya sosialisasi
secara intensif kepada lansia tidak terlepas dari fenomena kurangnya tindakan
preventif dari lansia terhadap penyebaran Covid-19 serta kurangnya pengetahuan
lansia tentang Covid-19. Lansia mempunyai peran untuk memutus rantai
penularan Covid-19. Upaya yang bisa dilakukan bagi lansia antara lain
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, rutin mencuci tangan dengan air
4

mengalir dan sabun atau menggunakan hand sanitizer, memakai masker saat
bepergian, serta menjaga jarak dengan orang lain agar penyebaran Covid-19 tidak
semakin meluas (WHO, 2020).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sirait, Dani & Maryanti (2020) tentang
hubungan pengetahuan tentang Covid-19 terhadap tingkat kecemasan pada lansia
yang mengalami hipertensi didapatkan hasil bahwa responden yang mempunyai
pengetahuan baik berjumlah 14 orang (50,0%), tingkat pengetahuan cukup 8
orang (28,6%). Dari hasil penelitian didapat responden dengan pengetahuan baik
mengalami kecemasan berat dikarenakan adanya faktor lain seperti umur, jenis
kelamin dan adanya penyakit penyerta yang dimiliki lansia sehingga fungsi organ
menurun (Astuti, 2017).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Suwandi & Malinti (2020) yang
berjudul hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan terhadap
Covid-19 pada remaja di SMA Advent Balikpapan menunjukkan bahwa 33 siswa
(55%) dengan tingkat pengetahuan baik mengalami kecemasan ringan. Sedangkan
9 siswa (15%) yang memiliki pengetahuan cukup justru mengalami kecemasan
sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik tentang Covid-
19 tidak menjamin kecemasan yang dialami pasti ringan. Begitu pula sebaliknya,
bila pengetahuan tentang Covid-19 yang dimiliki sebatas cukup, belum tentu
remaja tersebut akan mengalami kecemasan berat.

Berdasarkan wawancara pada tanggal 12 Januari 2021 dengan petugas kesehatan


Puskesmas Siwuluh Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes didapatkan bahwa
jumlah kasus Covid-19 terbanyak selama tahun 2020 ada pada Desa Tegalglagah
Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes. Fenomena yang terjadi di Desa
Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes terdapat kasus
terkonfirmasi positif Covid-19 pada usia dewasa ada 9 kasus dan pada lansia ada
39 kasus sehingga jumlah totalnya sebanyak 48 kasus dengan angka kematian 7
kasus terjadi pada lansia yang mengakibatkan masyarakat khususnya lansia
5

mengalami kecemasan. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan


tentang Covid-19 pada lansia di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes.

Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan tanggal 15 Januari 2020 pada
sepuluh orang lansia yang tinggal di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes dengan metode wawancara langsung didapatkan lima orang
lansia mengatakan kurang memahami tanda dan gejala Covid-19, tiga orang lansia
mengatakan tidak mengetahui cara mencuci tangan enam langkah dengan benar,
dan dua orang lanisa mengatakan belum mengetahui bahaya dari Covid-19.
Keterbatasan lansia dalam menerima informasi terkait Covid-19 dan jumlah kasus
Covid-19 yang terus bertambah menimbulkan kecemasan ada lansia. Terdapat
empat dari sepuluh orang lansia merasa cemas melihat kasus Covid-19 yang terus
mengalami peningkatan, tiga orang lansia mengatakan merasa ketakutan akan
kerumunan orang banyak dan tiga orang lansia mengatakan khawatir jika tertular
Covid-19. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti tertarik untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan antara pengetahuan tentang Covid-19 dengan tingkat
kecemasan lansia di masa pandemi di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes.

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan


pengetahuan tentang Covid-19 dengan tingkat kecemasan lansia di masa
pandemi di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes.

1.2.2 Tujuan Khusus

1.2.2.1 Mengidentifikasi karakteristik lansia Di Desa Tegalglagah Kecamatan


Bulakamba Kabupaten Brebes.
6

1.2.2.2 Mengidentifikasi pengetahuan lansia tentang Covid-19 Di Desa


Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes.
1.2.2.3 Mengidentifikasi tingkat kecemasan lansia di masa pandemi Di Desa
Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes.
1.2.2.4 Menganalisa Hubungan Pengetahuan Tentang Covid-19 Dengan Tingkat
Kecemasan Lansia Di Masa Pandemi Di Desa Tegalglagah Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes.

1.3 Manfaat Penelitian

1.3.1 Manfaat Aplikatif

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi yang bermanfaat bagi


masyarakat khususnya lansia di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes terkait pengetahuan tentang Covid-19, memahami cara
pencegahan Covid-19 dan para lansia bisa lebih selektif dalam menerima
semua informasi tentang Covid-19 sehingga para lansia lebih mampu
mengontrol kecemasan dalam menghadapi pandemi Covid-19.

1.3.2 Manfaat Keilmuan

1.3.2.1 Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan yang bersifat
positif dalam ilmu keperawatan sehingga dapat mengembangkan
pengetahuan dan pengalaman yang baru tentang Hubungan Pengetahuan
Tentang Covid-19 Dengan Tingkat Kecemasan Lansia Di Masa Pandemi
di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes.
1.3.2.2 Sebagai bahan masukan bagi pelaksanaan program penanganan Covid-19
dan program yang lebih terarah dalam memberikan penyuluhan kesehatan
tentang Covid-19 pada lansia.
1.3.2.3 Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah.
Dimana penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam memutuskan
kebijakan penanganan Covid-19 di Indonesia.
7

1.3.2 Manfaat Metodologi

Metodologi penelitian ini yang dilakukan pada lansia di Desa Tegalglagah


Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes dapat menjadi referensi secara
teori maupun data bagi penelitian selanjutnya yang terkait dengan
Hubungan Pengetahuan Tentang Covid-19 Dengan Tingkat Kecemasan
Lansia Di Masa Pandemi di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Teori dan Konsep Penelitian


2.1.1 Pengetahuan Tentang Covid-19
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia
didapatkan oleh pengindraan mata dan telinga melalui proses melihat dan
mendengar. Selain dari penginderaanpengindraan, pengetahuan juga bisa
didapatkan melalui pengalaman dan proses belajar baik melalui jalur formal
maupun jalur informal (Lestari, 2015). Pengetahuan adalah bagian yang esensial
dari eksistensi manusia, karena pengetahuan merupakan buah dari aktivitas
berpikirberfikir yang dilakukan manusia. BerpikirBerfikir merupakan diferensiasi
yang memisahkan manusia dengan genus lainnya (Nasution, 2016).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam


terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan juga ditafsirkan sebagai
keseluruhan keterangan dan ide yang terkandung dalam pertanyaan-pertanyaan
yang dibuat mengenai peristiwa baik yang bersifat alamiah, sosial maupun
individu (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan tentang Covid-19 adalah pemahaman mengenai Covid-19 yang dapat


diperoleh melalui berbagai sumber seperti televisi, internet, buku dan petugas
kesehatan yang secara langsung diterima melalui indera penglihatan dan
pendengaran untuk menangkap informasi yang disampaikan. Perlu adanya sumber
data serta informasi yang valid dan kredibel mengenai Covid-19. Pengetahuan
tentang Covid-19 pada lansia merupakan aspek yang sangat penting dalam masa
pandemi seperti sekarang ini. Lansia perlu mengetahui penyebab Covid-19,
karakteristik virusnya, tanda dan gejala, istilah yang terkait dengan Covid-19,
pemeriksaan yang diperlukan dan proses transmisi serta upaya pencegahan
penyakit tersebut (Purnamasari, 2020).

8
9

Tingkat pengetahuan merupakan kemampuan seseorang dalam menghadapi,


mendalami, memperdalam perhatian seperti bagaimana manusia menyelesaikan
masalah tentang konsep-konsep baru. Ada 6 tingkatan pengetahuan untuk
mengukur tingkatan pengetahuan seseorang yaitu, Tahu (know) adalah proses
meningkatkan kembali (recall) akan materi yang telah dipelajari. Tahu merupakan
pengetahuan yang tingkatannya paling rendah dan alat ukur yang dipakai yaitu
kata kerja seperti menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan
sebagainya. Memahami (comprehension) adalah suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara tepat dan benar tentang suatu objek yang telah diketahui dan
dapat menginterpretasikan materi dengan menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang telah dipelajari
(Lestari, 2015).

Aplikasi (application) adalah kemampuan menggunakan materi yang telah


dipelajari pada situasi dan kondisi yang nyata. Analisis (analysis) adalah suatu
kemampuan untuk menjabarkan suatu objek ke dalam komponen-komponen,
tetapi di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lainnya
yang dapat dinilai dan diukur dengan penggunaan kata kerja seperti dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya. Sintesis (syntesis) merupakan suatu
kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru atau menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang telah ada. Serta evaluasi (evaluation) adalah suatu kemampuan
untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek yang
didasari pada suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada (Wawan & Dewi, 2010).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang


menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek atau responden ke
dalam pengetahuan yang ingin diukur dan disesuaikan dengan tingkatannya,
adapun jenis pertanyaan yang dapat digunakan untuk pengukuran pengetahuan
secara umum dibagi menjadi 2 jenis yaitu, pengukuran subjektif yang merupakan
10

pengukuran dengan penggunaan pertanyaan subjektif dengan jenis pertanyaan esai


digunakan dengan penilaian yang melibatkan faktor subjektif dari penilai,
sehingga hasil nilai akan berbeda dari setiap penilai dari waktu ke waktu. Dan bisa
menggunakan pengukuran objektif adalah jenis pengukuran dengan pertanyaan
objektif seperti pilihan ganda (multiple choicechoise), betul salah dan pertanyaan
menjodohkan dapat dinilai secara pas oleh penilai (Arikunto, 2010).

Pengukuran tingkat pengetahuan dapat dikategorikan


menjadi 3 yaitu, pengetahuan baik bila jumlah skor 100-76%
dengan benar dari total jawaban pertanyaan. Pengetahuan
cukup bila jumlah skor 75-55% dengan benar dari total
jawaban pertanyaan. Dan pengetahuan kurang bila
responden dapat menjawab ≤55 dari total jawaban
pertanyaan (Arikunto, 2010).

Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu, usia


mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambahnya
usia maka semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Setelah melewati usia madya (40-60 tahun), daya tangkap dan pola pikir
seseorang akan menurun. Pendidikan berpengaruh kepada tingkat kemampuan
seseorang, semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin tinggi pula
tingkat pengetahuannya. Dengan pendidikan seseorang akan lebih mudah
mendapatkan dan menerima informasi atau sesuatu yang baru. Cakupan
pengetahuan atau keleluasaan wawasan seseorang sangat ditentukan oleh tingkat
pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikannya, maka semakin mudah
seseorang dalam menerima dan memahami informasi dari berbagai sumber
(Wawan & Dewi, 2010).

Pengalaman adalah suatu proses dalam memperoleh kebenaran pengetahuan


dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang telah diperoleh dalam
memecahkan masalah yang dihadapi saat masa lalu dan dapat digunakan dalam
upaya memperoleh pengetahuan. Informasi bisa didapatkan dari berbagai media
11

seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain yang dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang. Sosial budaya dan ekonomi adalah tradisi atau kebiasaan
yang sering dilakukan yang dapat meningkatkan pengetahuannya selain itu, status
ekonomi juga dapat mempengaruhi pengetahuan dengan tersedianya suatu
fasilitas yang dibutuhkan oleh seseorang. Lingkungan sangat berpengaruh dalam
proses penyerapan pengetahuan yang berada dalam suatu lingkungan. Hal ini
terjadi karena adanya interaksi yang akan di respon sebagai pengetahuan oleh
setiap individu (Nasution, 2016).

Coronavirus Virus Disease 2019 yang disingkat Covid-19 adalah penyakit


menular yang disebabkan oleh SARS-COV-2, salah satu jenis coronavirus. Nama
tersebut diberikan oleh WHO (World Health Organization) sebagai nama resmi
penyakit ini. Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus corona yang
menyerang saluran pernafasan sehingga menyebabkan demam tinggi, batuk, flu,
sesak nafas serta nyeri tenggorokan. Coronavirus merupakan virus jenis baru
yang ditemukan pada manusia yang pertama kali muncul di Wuhan China, pada
Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS- COV-2), dan menyebabkan penyakit Covid-19 (Novel,
2020).

Covid-19 merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada


manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi
saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini menyebar di antara
orang-orang melalui pernapasan dan dari percikan batuk atau bersin. Virus ini
juga telah ditemukan di feses, tetapi hingga Maret 2020 tidak diketahui apakah
penularan melalui feses mungkin dan risikonya diperkirakan rendah (Van et al.,
2020).

Gejala Covid-19 memiliki spektrum yang luas, mulai dari tanpa gejala
(asimtomatik), gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat, ARDS, sepsis, hingga
12

syok sepsis. Gejala ringan didefinisikan sebagai pasien dengan infeksi akut
saluran napas atas tanpa komplikasi, bisa disertai dengan demam, fatigue, batuk
(dengan atau tanpa sputum), anoreksia, malaise, nyeri tenggorokan, kongesti
nasal, atau sakit kepala. Pasien tidak membutuhkan suplementasi oksigen. Pada
beberapa kasus pasien juga mengeluhkan diare dan muntah (Chen, dkk, 2020).

Pasien Covid-19 dengan pneumonia berat ditandai dengan demam, ditambah salah
satu dari gejala: (1) frekuensi pernapasan >30x/menit (2) distres pernapasan berat,
atau (3) saturasi oksigen 93% tanpa bantuan oksigen. Pada pasien geriatri dapat
muncul gejala-gejala yang atipikal (WHO, 2020). Gejala lain yang dapat
ditemukan adalah batuk produktif, sesak napas, sakit tenggorokan, nyeri kepala,
mialgia/artralgia, menggigil, mual/muntah, kongesti nasal, diare, nyeri abdomen,
hemoptisis, dan kongesti konjungtiva (WHO, 2020).

Berdasarkan data yang sudah ada, penyakit komorbid hipertensi dan diabetes
melitus, jenis kelamin laki-laki, dan perokok aktif merupakan faktor risiko dari
infeksi Covid-19. Beberapa faktor risiko lain yang ditetapkan oleh Centers for
Disease Control and Prevention (CDC) adalah kontak erat, termasuk tinggal satu
rumah dengan pasien Covid-19 dan riwayat perjalanan ke area terjangkit. Berada
dalam satu lingkungan namun tidak kontak dekat (dalam radius 2 meter) dianggap
sebagai risiko rendah (Prevention CfDCa, 2020). Pasien kanker dan penyakit hati
kronik lebih rentan terhadap infeksi Covid-19 (Liang, 2020). Pasien dengan
sirosis atau penyakit hati kronik juga mengalami penurunan respon imun,
sehingga lebih mudah terjangkit Covid-19, dan dapat mengalami hal yang lebih
buruk (Bangash, 2020).

Pencegahan Covid-19 sangat penting dilakukan sebagai proteksi diri untuk


melindungi tubuh dari virus Covid-19. Pencegahan Covid-19 yang efektif
dilakukan lansia meliputi melakukan kebersihan tangan seperti rutin mencuci
tangan hingga bersih menggunakan sabun dan air mengalir atau dengan
menggunakan hand sanitizer yang terbukti efektif membunuh kuman, bakteri, dan
virus, termasuk virus Covid-19. Menerapkan etika batuk atau bersin dengan
13

menutup hidung dan mulut menggunakan lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu
buanglah tisu ke tempat sampah. Penggunaan masker wajib dipakai selama masa
pandemi Covid-19. Masker dapat menahan droplet dan virus lainnya sehingga
mengurangi penularan Covid-19. Dan menjaga jarak minimal satu meter dari
orang yang mengalami gejala gangguan pernafasan (WHO, 2020).

2.1.2 Tingkat Kecemasan Lansia


Kecemasan adalah emosi subjektif yang membuat individu tidak nyaman,
ketakutan yang tidak jelas dan gelisah, dan disertai respon otonom. Kecemasan
juga merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar berkaitan dengan
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya (Stuart, Keliat & Pasaribu, 2016).
Kecemasan dapat diartikan sebagai situasi yang mengancam, dan merupakan hal
yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau
yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti
hidup (Annisa & Ifdil, 2016).

Kecemasan merupakan gangguan alam sadar (effective) yang ditandai dengan


perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak
mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability / RTA),
masih baik, kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan
kepribadian/ splitting of personality), perilaku dapat terganggu tapi masih dalam
batas-batas normal. Ada pula yang berpendapat bahwa kecemasan (Ansietas)
adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur dan terjadi
ketika mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (Hawari,
2016).

Lansia merupakan orang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Lansia sering
diidentifikasikan dengan masa penurunan dan ketidakberdayaan (Suardiman,
2011). Lanjut usia adalah tahap akhir rentang kehidupan dalam perkembangannya
mengalami berbagai perubahan fisik, psikis maupun sosial, menurunnya fungsi
organ fisik juga berpengaruh terhadap masalah kesehatan maupun masalah
14

psikologis (Fitriana, 2013). Terdapat empat tahapan usia pada lansia seperti usia
pertengahan (midddle age) dari usia 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) dari usia 60-
74 tahu, lanjut usia tua (old) dari usia 75-90 tahun dan usia sangat tua (veri old)
dari usia >90 tahun (WHO 2013). Sedangkan menurut Kementrian Kesehatan RI
(2016) lanjut usia dikelompokan menjadi usia lanjut resiko 60-
69 tahun dan usia lanjut ≥70 tahun atau dengan masalah
kesehatan lain. Karakteristik lansia khususnya perempuan
lebih banyak melihat penampilan secara detail, sementara
laki-laki kurang memperhatikan itu. Laki-laki kurang
memperhatikan dan tidak terlalu memikirkan sesuatu
apabila tidak merugikannya, sedangkan perempuan mampu
memperhatikan hal-hal kecil (Nursalam, 2012). Seseorang
khususnya lansia yang berpendidikan lebih lanjut akan
memiliki kemampuan kognitif untuk menangkap dan
mengingat suatu informasi yang telah diterima dengan baik
dibandingkan orang yang berpendidikan rendah (Larasati,
2013).

Kecemasan lansia di masa pandemi merupakan keadaan dimana lansia mengalami


ketidakpastian dan kebingungan yang mengakibatkan timbul perasaan cemas dan
khawatir yang kemudian berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik. Situasi
yang demikian kompleks dan penuh tekanan secara psikologi maka membutuhkan
perhatian dan penanganan yang cepat sehingga tidak menjadi kecemasan yang
berlebihan. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena kurangnya informasi
yang diperoleh lansia terkait dengan Covid-19 (Purwanto, 2020).

Lansia juga kurang membaca literasi terkait dengan penyebaran dan


mengantisipasi penularan Covid-19 (Fitria & Ifdil, 2020). Yang ada pada pikiran
lansia adalah virus Covid-19 sangat berbahaya. Pandangan lansia tentang Covid-
19 apabila seseorang yang terinfeksi virus ini sulit untuk sembuh dan kebanyakan
meninggal (Zaharah, Kirilova & Windarti, 2020).
15

Gejala yang muncul pada seseorang dengan gangguan kecemasan adalah


khawatir, firasat buruk, takut akan pemikirannya sendiri, mudah tersinggung,
merasa tegang, gelisah, mudah terkejut, takut keramaian dan banyak orang,
gangguan pola tidur dan mimpi-mimpi yang menegangkan, gangguan konsentrasi
dan daya ingat serta keluhan-keluhan somatik (Hawari, 2017). Menurut Sutejo
(2018) tanda dan gejala kecemasan adalah cemas, khawatir, firasat buruk, takut
akan pikirannya sendiri serta mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang,
gelisah dan mudah terkejut, mengatakan takut bila sendiri atau pada keramaian
dan banyak orang, mengalami gangguan pola tidur dan disertai mimpi yang
menegangkan.

Gejala kecemasan dapat diidentifikasikan melalui dalam tiga komponen yaitu:


Komponen kognitif merupakan cara individu memandang keadaan yaitu mereka
berpikir bahwa terdapat kemungkinan-kemungkinan buruk yang siap mengancam,
sehingga menimbulkan rasa ragu, khawatir dan ketakutan yang berlebih ketika hal
tersebut terjadi. Komponen fisik yaitu berupa gejala yang dapat dirasakan
langsung oleh fisik atau biasa disebut dengan sensasi fisiologis. Gejala yang dapat
terjadi seperti sesak nafas, detak jantung yang lebih cepat, sakit kepada, sakit
perut dan ketegangan otot. Gejala ini merupakan respon alami yang terjadi pada
tubuh saat individu merasa terancam atau mengalami situasi yang berbahaya.
Terkadang juga menimbulkan rasa takut pada saat sensasi fisiologis tersebut
terjadi. Komponen perilaku adalah komponen yang melibatkan perilaku atau
tindakan seseorang yang over controlling (Purnamarini, Setiawan & Hidayat,
2016).

Kecemasan diidentifikasikan menjadi 4 tingkat yaitu ringan, sedang, berat dan


panik. Semakin tinggi tingkat kecemasan individu maka akan mempengaruhi
kondisi fisik dan psikis. Kecemasan berbeda dengan rasa takut, yang merupakan
penilaian intelektual terhadap bahaya. Kecemasan merupakan masalah psikiatri
yang paling sering terjadi, tahapan tingkat kecemasan pertama kecemasan ringan
berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari, cemas
menyebabkan individu menjadi waspada, menajamkan indera dan meningkatkan
16

lapang persepsinya. Kedua kecemasan sedang yang memungkinkan individu


untuk berfokus pada suatu hal dan mempersempit lapang persepsi individu.
Individu menjadi tidak perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih
banyak area (Hawari, 2017).

Ketiga kecemasan berat, mengurangi lapang persepsi individu. Individu berfokus


pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua
perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan, individu perlu banyak arahan
untuk berfokus pada area lain. Keempat kecemasan panik (sangat berat) dari
kecemasan berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Hal yang rinci
terpecah dari proporsi, karena mengalami kehilangan kendali. Individu yang
mencapai tingkat ini tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan.
Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan
aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang
lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional (Stuart
& Laraia, 2013).

Rentang respon kecemasan menurut Stuart (2013) sebagai berikut :

RENTANG RESPON KECEMASAN

Respon Adatif Respon Maladatif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

Gambar 2.1 Rentang Respon Kecemasan

Faktor yang mempengaruhi kecemasan setiap orang berbeda-beda. Umur yang


lebih muda akan cenderung mengalami kecemasan dibandingkan umur yang lebih
tua. Jenis kelamin wanita lebih sering mengalami kecemasan dibandingkan
17

dengan pria. Lingkungan dapat mempengaruhi perilaku baik dari faktor internal
maupun eksternal. Terciptanya lingkungan yang cukup kondusif akan
menurunkan resiko kecemasan pada seseorang. Dan tingkat pengetahuan yang
rendah mengakibatkan seseorang mudah mengalami kecemasan. Ketidaktahuan
terhadap suatu hal dianggap sebagai tekanan yang dapat menyebabkan krisis dan
dapat menimbulkan kecemasan (Lestari, 2015).

Kecemasan dapat terjadi pada individu dengan tingkat pendidikan yang rendah,
disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh. Kecemasan yang dialami
akan berdampak pada pola tidur yang menjadi kurang baik, semakin sedikit tidur
maka semakin besar tingkat kecemasan yang dialami. Kesulitan untuk
berkonsentrasi, secara tidak sengaja setiap hari lansia terus mendengar berbagai
berita tentang Covid-19 yang membuat lansia sulit untuk fokus (Hanifah, et al.,
2020). Kecemasan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
meliputi usia, pengalaman, aset fisik dan faktor eksternal meliputi pengetahuan,
pendidikan, finansial atau material, keluarga dan dukungan sosial budaya
(Mubarak, 2015).

Cara terbaik untuk menghilangkan kecemasan adalah dengan menghilangkan


sebab-sebabnya. Pembelaan merupakan upaya yang dilakuan untuk mencari
alasan-alasan yang masuk akal bagi tindakan yang sesungguhnya tidak masuk
akal. Proyeksi adalah menimpakan sesuatu yang terasa dalam dirinya kepada
orang lain. Sosialisasi merupakan perasaan, pikiran dan perbuatan seseorang yang
berhubungan satu sama lain. Represi adalah tekanan untuk melupakan hal-hal dan
kegiatan- kegiatan yang tidak disetujui oleh hati nurani. Dan substitusi merupakan
cara pembelaan diri yang paling baik diantara cara-cara yang tidak disadari dalam
menghadapi kesukaran dalam subtitusi orang melakukan sesuatu, karena tujuan-
tujuan baik (Annisa & Ifdil, 2016).

Kondisi kecemasan yang dialami lansia pada masa pandemi ini tentu tidak bisa
dibiarkan begitu saja (Harirah & Rizaldi, 2020). Untuk mengatasi kecemasan pada
masa pandemi Covid-19 lansia perlu menilai tingkat bahaya akan Covid-19
18

melalui penyeleksian informasi yang diterima dalam mengambil tindakan


pencegahan yang tepat. Mencari informasi terkait menjaga kesehatan di masa
pandemi di berbagai sumber online juga suatu langkah yang positif (Banerjee,
2020).
19

2.2 Kerangka Teori

Pengetahuan : Covid-19 :
Tahu (know) Definisi
Memahami Gejala
(comprehension)
Aplikasi (application) Faktor risiko
Faktor yang
Analisis (analysis) mempengaruhi
kecemasan :
Sintesis (syntesis)
Tingkat Kecemasan Umur
Lansia Jenis kelamin
Faktor yang mempengaruhi Lingkungan
pengetahuan :
Tingkat
Usia Gejala kecemasan: pengetahuan
Pendidikan Cemas, khawatir, takut akan
pemikirannya sendiri dan
Pengalaman mudah tersinggung
Informasi
Tegang, tidak tenang,
Lingkungan gelisah dan mudah terkejut
Gangguan pola tidur dan
mimpi yang menyeramkan
Gemetar dan tidak mampu
menahan kencing
Perut melilit dan nafsu
makan menurun
Takut sendiri atau banyak
orang
Gangguan konsentrasi atau

Gambar 2.1 Kerangka teori

Sumber : (Astuti, 2018), (Purnamasari, 2020), (Lestari, 2015), (Purwanto et al,


2020) dan (Stuart & Laraia, 2015).
20

2.3 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel bebas Variabel terikat

Pengetahuan tentang Tingkat kecemasan


Covid-19 lansia

Gambar 2.2 Kerangka konsep penelitian

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian


yang akan diteliti, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori (Sugiyono, 2014). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
2.4.1 Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada hubungan pengetahuan tentang Covid-19 dengan tingkat kecemasan lansia di
masa pandemi di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian
ini menyajikan hasil perhitungan atau pengukuran dari variabel independen dan
dependen. Sedangkan untuk desain penelitian yang digunakan adalah korelasional
dengan model pendekatan cross sectional, karena penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi hubungan pengetahuan tentang Covid-19 dengan tingkat
kecemasan lansia di masa pandemi dengan melakukan pengukuran sekali dan
secara bersamaan.

3.2 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data


3.2.1 Alat Penelitian
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian menggunakan kuesioner.
Kuesioner dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu kuesioner A, kuesioner B
dan kuesioner C. Responden mengisi jawaban kuesioner dengan memberikan
tanda centang (✔) pada kolom jawaban. Kuesioner A berisi tentang karakteristik
responden yang terdiri dari nama (inisial), usia, pendidikan dan jenis kelamin.
Kuesioner B yaitu kuesioner mengenai pengetahuan tentang Covid-19.

Kuesioner B berisi tentang pernyataan pengetahuan tentang Covid-19 yang


digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan lansia tentang Covid-19.
Penelitian menggunakan lembar kuesioner yang berisi 20 item pertanyaan.
Kuesioner terdiri dari pertanyaan favorable pada item 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12,
13, 14, 16, 17, 18, 19 dan 20. Sedangkan pertanyaan unfavorable pada item 11
dan 15. Pilihan jawaban menggunakan skala Guttman yaitu skala pengukuran
yang menyebutkan jawaban tegas dari responden dengan contoh jawaban “Ya”
atau “Tidak”. Ketentuan untuk pertanyaan favorable skor (1) jika responden
menjawab “Ya” dan skor (0) jika responden menjawab “Tidak”. Ketentuan
pernyataan untuk unfavorable skor (0) untuk jawaban “Ya” dan skor (1) jika
responden menjawab “Tidak”.

21
22

Rentang penilaian pengetahuan baik bila skor (20-15),


pengetahuan cukup bila skor (14-11) dan pengetahuan
kurang bila skor (≤ 10). Kuesioner tersebut dibuat sendiri
oleh peneliti untuk mengetahui pengetahuan tentang
Covid-19 pada lansia di Desa Tegalglagah Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes.

Kuesioner C berisi pernyataan tentang kecemasan yang digunakan untuk


mengetahui tingkat kecemasan lansia yang dialami di masa pandemi. Lansia yang
dimaksud merupakan lansia dengan usia 60-69 tahun. Kuesioner kecemasan yang
digunakan untuk mengumpulkan data menggunakan kuesioner Geratric Anxiety
Scale. Kuesioner terdiri dari 18 item pertanyaan yang berkaitan dengan tingkat
kecemasan. Kuesioner terdiri dari pertanyaan favorable pada item 1, 2, 3, 4, 5, 6,
8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17 dan 18. Kuesioner tersebut menggunakan skala
Guttman dengan contoh jawaban “Ya” atau “Tidak”. Ketentuan
pertanyaan skor (1) jika responden menjawab “Ya” dan skor
(0) jika responden menjawab “Tidak”. Rentang penilaian
kecemasan berat bila jumlah skor (18-14), kecemasan
sedang bila jumlah skor (13-10) dan kecemasan ringan bila
jumlah skor (≤ 9).

3.2.1.1 Uji Validitas


Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid brarti memiliki validitas
rendah (Arikunto, 2010). Instrumen yang perlu diuji cobakan adalah lembar
kuesioner mengenai pengetahuan tentang Covid-19 dan tingkat kecemasan lansia
di masa pandemi. Pengujian uji validitas instrumen menggunakan analisis tiap
butir (item analysis) dengan korelasi product moment dengan menggunakan
bantuan komputer.
Rumus product moment:
Keterangan :
r = Koefisien korelasi product moment
23

X = Nilai dari item


Y = Nilai dari total item
N = Banyaknya anggota sampel
Menurut Sugiyono (2007) keputusan ujiannya adalah : Bila r hitung lebih dari r
tabel artinya variabel tersebut valid. Bila r hitung lebih kecil dari r tabel artinya
variabel tersebut tidak valid. Responden uji validitas dalam penelitian ini
berjumlah 15 orang yang dilakukan pada Senin, 31 Mei 2021 di Desa Bangsri
Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes. Uji validitas kuesioner pengetahuan
tentang Covid-19 pada lansia di Desa Bangsri Kecamatan Bulakamba Kabupaten
Brebes didapatkan hasil dari nilai r hitung yang terkecil adalah 0,010 dan yang
terbesar adalah 0,949. Setelah dianalisis dengan r tabel dengan taraf signifikan 5%
maka didapatkan r tabel 0,514. Berdasarkan hal tersebut maka empat soal dengan
nilai r hitung < 0,514 yaitu pada soal nomor 3, 9, 10 dan 18 yang dinyatakan tidak
valid sehingga soal tersebut dihapus. Hasil uji validitas kuesioner tingkat
kecemasan lansia di Desa Bangsri Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes
didapatkan nilai r hitung yang terendah yaitu 0,003 dan yang tertinggi 0,829.
Berdasarkan hal tersebut maka empat soal dengan nilai r hitung <0,514 yaitu pada
soal nomor 5, 6, 15 dan 21 yang dinyatakan tidak valid sehingga soal tersebut
dihapus.

3.2.1.2 Uji Reabilitas


Uji reabilitas yaitu index yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Sebuah intrumen dikatakan realibel jika berkali-
kali digunakan untuk mengukur hasilnya sama atau sedikit bedanya. Uji reabilitas
dilakukan dengan uji Alpha Cronbach (Handoko R, 2010).
Rumus Alpha Cronbach

α =

Keterangan :
α = Koefisien reabilitas intrumen
24

k = Banyaknya butir pertanyaan/banyaknya soal


2
Ʃsi = Total varians butir
Ʃs2i = Total varians

Keputusan uji bila Alpha Aroncbach ≥ kontanta (0,6), maka


pertanyaan realibel. Bila Alpha Aroncbach < konstanta (0,6), maka
pertanyaan tidak realibel. Hasil uji reabilitas dalam penelitian ini yang dilakukan
kepada 15 responden pada Senin, 31 Mei 2021 di Desa Bangsri Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes. Menunjukkan kuesioner pengetahuan tentang
Covid-19 pada lansia didapatkan nilai 0,961 dan kuesioner tingkat kecemasan
pada lansia didapatkan hasil 0,936. Setelah analisis dengan nilai konstanta 0,6
maka menunjukkan bahwa soal tersebut realibel atau dapat dipercaya, sehingga
dapat digunakan untuk penelitian.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Tentang Pengetahuan Tentang Covid-19


No Indikator Item Jml
Favorable Unfavorable
1 Definisi 2, 14, 17 11 4
2 Tanda dan gejala 6, 7, 9, 12 4
3 Cara penularan 1, 18, 19, 20 4
4 Faktor risiko 5, 10, 13 15 4
5 Pencegahan 3, 4, 8, 16 4
Tota 20
l

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Kecemasan Lansia Di Masa Pandemi


No Indikator Item Jml
Favorable Unfavorable
1 Gejala somatik 1, 2, 3, 5, 16, 6
17
25

2 Gejala kognitif 6, 7, 9, 10, 6


11, 15
3 Gejala afektif 4, 8, 12, 13, 6
14, 18
Tota 18
l

3.2.2 Cara Pengumpulan Data


Cara pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap persiapan dan
tahap pelaksanaan. Tahap pertama yaitu persiapan yang dilakukan peneliti dengan
menyusun proposal dan melakukan sidang proposal pada tanggal 15 April 2021.
Setelah proposal disetujui, peneliti meminta surat ijin untuk melakukan penelitian
serta uji validitas dan reabilitas dari Ketua Prodi Sarjana Keperawatan dan Ners
STIKes Bhamada Slawi. Surat izinijin tersebut digunakan peneliti sebagai surat
pengantar yang ditujukanditunjukan kepada kantor Kecamatan Bulakamba untuk
meminta permohonan ijin melakukan uji validitas dan reliabilitas serta penelitian.

Tanggal 24 Mei 2021 peneliti mendapat surat perijinan dari institusi. Selanjutnya
pada tanggal 27 Mei 2021 peneliti mendatangi kantor Kecamatan Bulakamba
untuk meminta izinijin melakukan penelitian. Setelah mendapatkan izinijin
selanjutnya pada tanggal 28 Mei 2021 peneliti mendatangi kantor Kepala Desa
Bangsri Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes untuk meminta izinijin
melakukan uji validitas dan reliabilitas dengan sejumlah 15 responden. Setelah itu
peneliti melakukan uji validitas dan reabilitas pada tanggal 31 Mei 2021 di Desa
Bangsri Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes. Kemudian berikutnya peneliti
mendatangi kantor Kepala Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten
Brebes pada tanggal 7 Juni 2021 untuk meminta permohonan ijin melakukan
penelitian pada tanggal yang sudah ditentukan. Setelah mendapat izinijin peneliti
meminta data alamat responden yang akan dilakukan penelitian kepada bagian
sekretaris Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes.
26

Selanjutnya tahap pelaksanaan, setelah peneliti mengajukan surat dan mendapat


ijin penelitian dari Kepala Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten
Brebes kemudian peneliti melakukan proses pengumpulan data. Peneliti
melakukan pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan cara mendatangi
responden satu persatu yang sudah didata dengan tetap mematuhi protokol
kesehatan sesuai standar. Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti dibantu
oleh 8 mahasiswa STIKes Bhamada Slawi Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
semester 8 yang sudah mengikuti mata kuliah keperawatan komunitas dan
gerontik, dengan cara enumerator. Satu hari sebelum melakukan penelitian semua
enumerator diberikan penjelasan tentang tugasnya masing-masing, tujuan,
prosedur dari penelitian ini dan melakukan persamaan persepsi yang sesuai dalam
pengisian lembar kuesioner A, kuesioner B dan kuesioner C. Hal tersebut
dilakukan supaya tidak terjadi kesalahan dan kebingungan saat penelitian.

Penelitian dilakukan selama kurang lebih 3 hari pada tanggal 12-14 Juli 2021.
Berdasarkan waktu yang sudah ditentukan, setiap melakukan pembagian
kuesioner responden dipilih sesuai dengan kriteria inklusi. Selanjutnya peneliti
maupun 8 enumerator memperkenalkan diri, menyampaikan maksud dan tujuan
penelitian, menyampaikan manfaat penelitian dan meminta persetujuan untuk
menjadi responden penelitian. Responden yang bersedia untuk berpartisipasi
dalam penelitian ini diminta menandatangani lembar persetujuan (informed
consent) yang telah disediakan. Peneliti menjelaskan prosedur pengisian kuesioner
kepada responden. Berikutnya peneliti memberikan kuesioner serta alat tulis
kepada responden dan memberikan waktu pengisian selama ±15 menit. Peneliti
melakukan dokumentasi dengan responden dengan tetap menjaga kerahasiaan
data yang diberikan.

Responden menerima 3 kuesioner yang terdiri dari kuesioner karakteristik


responden, kuesioner pengetahuan tentang Covid-19 dan kuesioner tingkat
kecemasan lansia di masa pandemi. Peneliti maupun 8 enumerator mendampingi
responden selama proses pengisian kuesioner sampai selesai untuk mengantisipasi
apabila ada pertanyaan yang kurang dipahami oleh responden. Setelah responden
selesai mengisi dan menyerahkan kuesioner, kemudian peneliti mengecek kembali
27

kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh responden. Jika pengisian kuesioner
sudah lengkap dan sesuai kemudian peneliti berpamitan dan mengucapkan terima
kasih kepada responden atas kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini.

Peneliti mengambil hari penelitian dalam satu minggu ada 3 hari yaitu hari Sabtu,
12 Juli 2021 pada pukul 09.00 WIB di RW 1, RW 2 dan RW 3. Jumlah responden
yang diperoleh sebanyak 19 lansia. Peneliti hanya mengambil responden
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditentukan. Pada saat
penelitian hari pertama ada beberapa responden tidak berada dirumahnya. Dari
hasil wawancara dengan beberapa responden di Desa Tegalglagah sebagian besar
masyarakatnya bekerja sebagai petani di sawah. Umumnya mereka berangkat
bekerja dari jam 6 pagi sampai jam 12 siang. Sehingga pada saat penelitian hari
pertama peneliti maupun enumerator menjumpai beberapa responden yang ada
dirumahnya.

Kemudian peneliti dan enumerator melakukan diskusi untuk melanjutkan


penelitian pada pukul 14.00 WIB. Hal ini karena responden pada pukul tersebut
sudah pulang dan beristirahat dari pekerjaannya sehingga dimungkinkan
responden berada dirumahnya. Peneliti dan enumerator melanjutkan penelitian
kembali di RW 4, RW 5 dan RW 6. Jumlah responden yang didapat sebanyak 38
lansia. Dalam proses penelitian terlihat masih banyak responden yang masih
mengabaikan protokol kesehatan. Hasil wawancara dengan responden
menyatakan mengetahui tentang Covid-19 tetapi jarang memakai masker dengan
alasan tidak terbiasa memakai masker dan memakai masker pada saat mau pergi
saja. Beberapa lansia juga ada yang mengatakan jarang keluar rumah karena
merasa takut melihat sudah banyak kasus Covid-19 di sekitardisekitar
lingkungannya.

Selanjutnya penelitian dilakukan pada hari Minggu, 13 Juli 2021 pada pukul
14.00 WIB di RW 7, RW 8 dan RW 9. Jumlah responden yang didapatkan pada
penelitian hari keduake dua sebanyak 24 lansia. Peneliti mengambil responden
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditentukan. Beberapa
28

responden ada yang masih bingung mengenai tanda dan gejala Covid-19, belum
mengetahui bahaya Covid-19 sehingga merasa cemas dan khawatir jika tertular.
Ditemukan juga beberapa responden yang sudah mengetahui Covid-19 sehingga
mematuhi protokol kesehatan yang baik dan benar.

Kemudian penelitian dilakukan kembali pada hari Senin, 14 Juli 2021 pada pukul
14.00 WIB di RW 10, RW 11 dan RW 12. Jumlah responden yang diperoleh pada
penelitian hari ketiga sebanyak 18 lansia. Peneliti mengambil responden
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditentukan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan beberapa responden mengatakan merasa lelah dengan pandemi
Covid-19 dan merasa khawatir jika Covid-19 tidak akan berakhir.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian. Populasi yang diambil dari
lansia dengan klasifikasi wilayah yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini
adalah lansia dengan usia 60-69 tahun di Desa Tegalglagah Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes. Jumlah total populasi ada 830 orang lansia yang
didapat dari data Puskesmas Siwuluh.

3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti jumlahnya dan mempunyai
kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Dalam penelitian ini pengambilan sampel
menggunakan Proporsional Random Sampling yaitu teknik sederhana
pengambilan anggota sampel dan populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara ini digunakan apabila
anggota populasi dianggap homogen (Sugiyono, 2017).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini meliputi lansia dengan usia 60-69 tahun
(Kemenkes RI, 2016) baik jenis kelamin laki-laki maupun perempuan, lansia yang
29

tinggal menetap, lansia yang masih bisa membaca dan menulis, lansia yang
memiliki penglihatan dan pendengaran dengan baik, serta lansia yang bersedia
mengisi lembar persetujuan (informed consent). Sedangkan kriteria eksklusi
dalam penelitian ini adalah lansia dengan usia >70 tahun, lansia yang tidak
menetap, lansia yang tidak bisa membaca dan menulis, lansia yang penglihatan
dan pendengarannya sudah berkurang, serta lansia yang tidak bersedia menjadi
responden dalam penelitian. Sampel dalam penelitian selanjutnya dilakukan
pembagian, sehingga mempunyai peluang yang sama sebagai sampel dan mampu
mewakili populasi.
3.4 Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus slovin
berikut ini:

N
n=
1+ N ( d 2)

Keterangan :
N = Jumlah Populasi
n = Jumlah Sampel
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

830
n=
1+830 ×(0 , 12)
830
n=
831× 0,01
830
n=
8,31
n=99

Berdasarkan data diatas maka jumlah sampel populasi yang diambil di Desa
Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes sebanyak 99 orang lansia.
Di Desa Tegalglagah terdapat 12 RW dengan mengambil responden masing-
masing RW ada RW 1 sebanyak 28 orang, RW 2 sebanyak 39 orang, RW 3
30

sebanyak 31 orang, RW 4 sebanyak 50 orang, RW 5 sebanyak 46 orang, RW 6


sebanyak 35 orang, RW 7 sebanyak 20 orang, RW 8 sebanyak 40 orang, RW 9
sebanyak 22 orang, RW 10 sebanyak 47 orang, RW 11 sebanyak 26 orang dan
RW 12 sebanyak 30 orang. Peneliti akan melakukan pembagian per-RW dengan
menggunakan rumus Sugiyono (2007).

x
n= × n1
N

Keterangan :
n : jumlah sampel yang diinginkan dari setiap wilayah
x : jumlah populasi setiap wilayah
N : jumlah seluruh populasi di Desa
n1 : sampel

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Per-RW di Desa Tegalglagah


28 20
RW 1 = × 99 = 3 responden RW 7 = × 99 = 5 responden
830 830
39 40
RW 2 = × 99 = 10 responden RW 8 = × 99 = 10 responden
830 320
31 22
RW 3 = × 99 = 8 responden RW 9 = × 99 = 5 responden
830 830
50 47
RW 4 = × 99 = 13 responden RW 10 = × 99 = 12 responden
830 830
46 26
RW 5 = × 99 = 11 responden RW 11 = × 99 = 6 responden
830 830
35 30
RW 6 = × 99 = 9 responden RW 12 = × 99 = 7 responden
830 830

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten
Brebes pada tanggal 12-14 Juni 2021.
31

3.6 Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran


Definisi operasional adalah uraian untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian
variabel yang diamati atau diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi
batasan. Definisi operasional ini juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada
pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta
pengembangan instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo, 2012).

Tabel 3.6 Definisi operasional variabel, alat ukur, hasil ukur dan skala
No Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Skala Ukur
1. Pengetahuan Pengetahuan didefinisikan 1. Pengetahuan Ordinal
tentang sebagai pemahaman yang baik bila
dimiliki responden jumlah skor
Covid-19 mengenai Covid-19, tanda 20-15
dan gejala yang muncul
dan cara pencegahannya. 2. Pengetahuan
cukup bila
jumlah skor
14-11

3. Pengetahu
an kurang
bila
jumlah
skor ≤10

2. Tingkat Merupakan respon yang 1. Kecemasan Ordinal


kecemasan ditunjukan lansia akibat berat bila
lansia adanya ancaman dari luar jumlah skor
(Covid-19) sehingga 18-14
menimbulkanmenimbulan 2. Kecemasan
perasaan tidak nyaman sedang bila
yang diukur menggunakan jumlah skor
alat ukur (instrumen).
13-10

3. Kecemasan
ringan
bila
jumlah
skor ≤9
32

3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data


3.7.1 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data penelitian ini yaitu dengan cara editing, coding, entry dan
cleaning. Tahap pertama editing (pengolahan data) adalah tahap dimana peneliti
mengecek kelengkapan data dari hasil wawancara dan kuesioner yang sudah diisi
responden. Tahap kedua coding (pengkodean kode) adalah tahap peneliti
memberikan kode pada kuesioner yang telah diisi responden dalam bentuk angka.
Kode yang diberikan peneliti untuk kuesioner pengetahuan (Benar = 1, dan Salah
= 0) sedangkan untuk kuesioner tingkat kecemasan (1: Tidak Cemas, 2: Kadang-
Kadang, 3: Sering dan 4: Selalu).

Tahap ketiga entry (proses pemasukan data) adalah tahap peneliti memasukkan
atau memindahkan data yang telah diubah menjadi kode ke dalam tabel aplikasi
SPSS pada komputer untuk dilakukan analisis. Tahap terakhir yaitu tahap
cleaning (pembersihan data) adalah tahap peneliti mengecek kembali data yang
sudah diproses untuk melihat apakah langkah-langkah sebelumnya sudah
diselesaikan dengan benar tanpa kesalahan.

3.7.2 Analisa Data


3.7.2.1 Analisa Univariat
Analisa univariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi satu variabel,
data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dapat disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik (Saryono, 2013). Variabel
dalam penelitian ini menggunakan skala ukur ordinal artinya bersifat kategorik
sehingga data disajikan dalam bentuk presentasipresentase yang meliputi
pengetahuan tentang Covid-19 dan tingkat kecemasan lansia di masa pandemi di
Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes.
33

Ʃ jawaban benar
Presentase = × 100 %
Ʃ soal

3.7.2.2 Analisa Bivariat


Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang
berhubungan atau korelasi (Nursalam, 2012). Dalam penelitian ini analisa bivariat
menggunakan rumus Kendall Tau yaitu pengujian yang digunakan untuk menguji
dua variabel yaitu antara pengetahuan tentang Covid-19 (variabel independen)
dengan tingkat kecemasan pada lansia di masa pandemi (variabel dependen)
apakah ada hubungan atau tidak dengan jenis data ordinal dan tidak harus
berdistribusi normal.

Rumus uji statistik yang digunakan :

ƩA − ƩB
λ=
n ( n−1 ) 2
Keterangan :
λ = koefisien korelasi Kendall Tau
A = jumlah rengking atas
B = jumlah rengking bawah
n = jumlah anggota sampel

Kriteria hubungan variabel ditentukan oleh nilai p value. Apabila nilai p ≤


α 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti ada
hubungan. Apabila nilai p ≥ α 0,05 maka H 0 diterima dan Ha ditolak
yang berarti tidak ada hubungan. Hasil penelitian ini didapatkan ada hubungan
pengetahuan tentang Covid-19 dengan tingkat kecemasan lansia di masa pandemi
di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes dengan p value
sebesar 0,015 yang berarti terdapat hubungan korelasi atau
Ha diterima (p ≤ α 0,05).

3.8 Etika Penelitian


34

Menurut Dharma (2011) prinsip etika dalam penelitian ini ada empat, yaitu:

3.8.1 Menghormati dan menghargai harkat dan martabat manusia (respect for
human dignity)
Dalam penelitian menghargai dan memperlakukan responden secara manusiawi
dengan cara peneliti tidak memaksa responden yang tidak bersedia untuk menjadi
responden. Peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat dari penelitian ini, kemudian
peneliti juga melampirkan lembar persetujuan (informed consent) untuk diisi
responden jika bersedia berpartisipasi.

3.8.2 Menghormati privasi dan kerahasiaan responden (respect for privacy and
confidentiality)
Dalam penelitian ini peneliti menjaga kerahasiaan informasi responden baik
identitas atau informasi lain yang berkaitan dengan privasi yang diberikan
responden. Selain itu peneliti tidak mempublikasikan hasil penelitian yang
berkaitan dengan kerahasiaan identitas responden.

3.8.3 Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice inclusiveness)


Penelitian ini dilakukan dengan jujur, adil, terbuka dan hati-hati. Peneliti tidak
melakukan diskriminasi kepada responden dan tidak membedakan responden baik
dari agama, etnis dan sebagainya. Peneliti mengkondisikan waktu sebaik mungkin
selama proses penyebaran tautan kuesioner dengan memperhatikan jam kerja dan
istirahat.

3.7.4 Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing


harms and benefits)
Penelitian ini memiliki manfaat bagi responden yaitu dengan memberikan
pengetahuan tentang Covid-19, sehingga responden mampu mengatasi kecemasan
yang dialami di masa pandemi. Penelitian ini tidak menimbulkan kerusakan atau
kerugian pada responden baik fisik maupun psikis karena dalam pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang sudah disediakan oleh
peneliti.
35
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menjelaskan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan
tentang Covid-19 dengan tingkat kecemasan lansia di masa pandemi di Desa
Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes. Penelitian ini meliputi
hasil pengolahanpengolaan data penelitian.

Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 12-14 Juni 2021 di Desa


Tegalglagah dengan jumlah sampel 99 responden. Pengumpulan data dilakukan
menggunakan kuesioner yang diisi oleh lansia. Data yang terkumpul dan telah
memenuhi syarat selanjutnya dilakukan analisis. Hasil penelitian disajikan dalam
bentuk tabel dan narasi yang didasarkan pada hasil analisis.

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Karakteristik responden di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes
Karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin dan pendidikan yang
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi uraian responden berdasarkan karakteristik
responden di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten
Brebes Tahun 2021 (n = 99).

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)


Usia
60-64 tahun 55 55,6
65-69 tahun 44 44,4

Total 99 100,0

Jenis Kelamin

Laki-Laki 28 28,3
Perempuan 71 71,7
Total 99 100,0
Pendidikan
37

Tidak sekolah 16 16,2


SD/MI 70 70,7
SMP/MTS 13 13,1

Total 99 100,0

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan umur


didominasi oleh lansia dengan umur 60-64 tahun sebanyak 55 orang (55,6%) dari
99 responden. Hal ini karena lansia di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes masih aktif dalam bekerja sehingga masih banyak dijumpai
lansia disini dalam keadaan sehat.

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak yaitu jenis
kelamin perempuan sebanyak 71 orang (71,7%) dari 99 responden. Hal tersebut
karena di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes
masyarakatnya lebih didominasi dengan jenis kelamin perempuan dibandingkan
jenis kelamin laki-laki.

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan responden di Desa Tegalglagah


Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes mayoritas berpendidikan SD/MI
sebanyak 70 orang (70,7%) dari 99 responden. Berdasarkan hasil wawancara hal
tersebut terjadi karena pada zaman dahulu masyarakat lebih memilih untuk
menikah muda dibandingkan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

4.1.2 Pengetahuan tentang Covid-19 pada lansia di Desa Tegalglagah


Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes
Pengetahuan tentang Covid-19 pada lansia di Desa Tegalglagah Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes dijelaskan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi uraian responden berdasarkan pengetahuan
responden tentang Covid-19 di Desa Tegalglagah Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes Pada Tahun 2021 (n = 99).

Pengetahuan Tentang Frekuensi Presentase (%)


38

Covid-19

Baik 27 27,2
Cukup 54 54,6
KurangKurang 18 18,2

Total 99 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden sebanyak 54 orang (54,6%)


menyatakan pengetahuan tentang Covid-19 di Desa Tegalglagah Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes adalah cukup. Hal ini dibuktikan pada saat
pengisian kuesioner yang sebagian besar responden mengetahui tentang Covid-19,
tanda dan gejalanya serta bagaimana cara pencegahannya dan lain sebagainya.

4.1.3 Tingkat kecemasan lansia di masa pandemi di Desa Tegalglagah


Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes
Tingkat kecemasan lansia di masa pandemi di Desa Tegalglagah Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes dijelaskan pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi uraian responden berdasarkan tingkat kecemasan
responden di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten
Brebes Pada Tahun 2021 (n = 99).

Tingkat Kecemasan Lansia Frekuensi Presentase (%)

Berat 6 6,0
Sedang 70 70,7
Ringan 23 23,3
Total 99 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa tingkat kecemasan lansia di masa


pandemi didapatkan responden paling banyak dalam kategori kecemasan sedang
yaitu sebanyak 70 orang (70,7%). Dibuktikan dengan jawaban responden yang
sebagian besar responden mengalami jantung berdebar kencang dan kuat, mudah
tersinggung, merasa terlalu khawatir, merasa gelisah/tegang saat mendengar berita
tentang Covid-19 dan lain sebagainya. Hal tersebut menunjukkan bahwa
responden mengalami tanda dan gejala kecemasan.
39

4.1.4 Hubungan pengetahuan tentang Covid-19 dengan tingkat kecemasan


lansia di masa pandemi Di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji analisis statistik
Kendall’s Tau b dikarenakan kedua data berbentuk ordinal, datanya tidak harus
berdistribusi normal. Analisis Kendall’s Tau b digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan derajat kemaknaan P
value < 0,05 maka Ha diterima yang artinya ada hubungan yang bermakna secara
statistik, sedangkan jika P value > 0,05 maka H0 diterima yang artinya tidak ada
hubungan. Menganalisis hubungan kedua variabel peneliti menggunakan sistem
pengolahan data dengan bantuan program komputer yang hasilnya dapat dilihat
pada tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4 Tabulasi Silang Hubungan pengetahuan tentang Covid-19 dengan
tingkat kecemasan lansia di masa pandemi Di Desa Tegalglagah
Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes Tahun 2021 (n = 99).

Tingkat Kecemasan Lansia


Variabel Total Kendall’s tau b
Berat Sedang Ringan
Pengetahuan Koefisie P value
Tentang N % N % N % N % n
Covid-19 Korelasi
Baik 1 3,7 18 66, 8 29,6 27 100,0
7
Cukup 4 7,4 39 72, 11 20,4 54 100,0
2
-0,183 0,015
Kurang 1 5,6 13 72, 4 22,2 18 100,0
2
Total 6 6,1 70 70, 23 23,2 99 100,0
7

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan hasil perhitungan diatas maka dapat


diketahui bahwa lansia di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten
40

Brebes memiliki pengetahuan tentang Covid-19 yang cukup dan mngalami tingkat
kecemasan dalam kategori sedang dengan nilai 39 orang (72,2%). Berdasarkan
analisis uji Kendall’s Tau b didapatkan nilai signifikan P value sebesar 0,015 (P
value < 0,05) menunjukkan H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa
terdapat hubungan antara pengetahuan tentang Covid-19 dengan tingkat
kecemasan lansia di masa pandemi di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes dengan nilai keeratan hubungannya yaitu -0,183 dalam
kategori cukup dan sedang serta searah.

Berdasarkan hasil dari kedua variabel tersebut didapatkan bahwa ada hubungan
antara pengetahuan tentang Covid-19 dengan tingkat kecemasan lansia di masa
pandemi di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Desa Tegalglagah
Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes Tahun 2021
Berdasarkan Tabel 4.1 tentang karakteristik responden, didapatkan responden
dengan rentang umur 60-69 tahun dibagi menjadi dua bagian yaitu umur 60-64
tahun dan umur 65-69 tahun. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian
yang dilakukan di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes
diketahui dari 99 responden, mayoritas lansia berumur 60-64 tahun sebanyak 55
(55,6%) responden dan lansia yang berumur 65-69 tahun sebanyak 44 (44,4%)
responden.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bekti, dkk (2020) yang
menyatakan bahwa kurangnya pengetahuan individu terhadap pencegahan Covid-
19 dapat disebabkan oleh faktor umur, jenis kelamin dan pendidikan seseorang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Husna & Ariningtyas (2018) didapatkan
data bahwa diketahui sebagian besar responden yang berumur 60-70 tahun yaitu
sebanyak 33 responden (60,0%) dari total 55 responden mengalami kecemasan.
Hal ini menunjukkan responden yang mengalami kecemasan terbanyak berkisar
antara 60-70 tahun.
41

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang seperti umur dapat


mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambahnya
usia maka semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Setelah melewati usia madya (40-60 tahun), daya tangkap dan pola pikir akan
menurun dengan seiring bertambahnya umur seseorang. Dalam hal ini umur juga
dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang sehingga dapat menyebabkan
kecemasan (Wawan & Dewi, 2010).

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa


Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes Tahun 2021
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, didapatkan dari hasil
penelitian yang dilakukan di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten
Brebes dari 99 responden, bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki
sebanyak 28 (28,3%) responden dan responden dengan jenis kelamin perempuan
sebanyak 71 (71,7%) responden. Hal tersebut karena di Desa Tegalglagah
Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes lebih didominasi jenis kelamin
perempuan dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa lansia laki-laki, mereka tidak


merasa takut atau khawatir dengan adanya Covid-19. Mereka berpandangan
bahwa kematian seseorang sudah diatur oleh Tuhan. Sedangangkan pada lansia
perempuan banyak yang merasa cemas dengan adanya Covid-19. Sebagian besar
lansia perempuan menganggap bahwa Covid-19 tidak dapat disembuhkan dan
bahkan dapat menyebabkan kematian pada manusia.

Hasil penelitian lainnya menunjukan bahwa perempuan memiliki sifat sekunder


pada perasaan bukan berdasarkan intelektualnya. Perempuan lebih emosional
daripada laki-laki karena perempuan sangat peka dan mudah meluapkan perasaan,
sementara itu laki-laki lebih bersikap objektif dan rasional sehingga mampu
berfikir dan tidak mengedepankan emosionalnya. Karena itu perempuan lebih
42

cepat bereaksi dengan hati, bingung, takut, dan cemas (Putri, Kristiyawati & Arif,
2014).

Hasil penelitian ini didukung dalam penelitian yang dilakukan oleh Syakurah &
Moudy (2020) yang menyatakan pengetahuan seseorang terkait pencegahan
Covid-19 dapat disebabkan oleh umur dan jenis kelamin. Peneliti berpendapat
bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan tingkat kecemasan, dimana
perempuan lebih mudah tersinggung, sangat peka dan terkadang lebih
menonjolkan perasaannya. Sedangkan laki-laki memiliki karakteristik maskulin
yang cenderung dominan, aktif, lebih rasional dan tidak menonjolkan
perasaannya.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa


Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes Tahun 2021
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada responden di Desa Tegalglagah
Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes diketahui dari 99 responden, tingkat
pendidikan terakhir yang ditempuh responden tidak sekolah sebanyak 16 (16,2%)
responden, pendidikan terakhir SD/MI sebanyak 70 (70,7%) responden, dan
pendidikan terakhir SMP/MTS sebanyak 13 (13,1%) responden. Responden pada
penelitian ini mayoritas pendidikan terakhir yang ditempuh adalah SD/MI
sebanyak 70 (70,7%) responden. Berdasarkan wawancara dengan beberapa
responden hal ini terjadi karena pada zaman dahulu mayoritas responden setelah
lulus SD/MI mereka lebih memilih untuk menikah muda dibandingkan
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Seperti hasil penelitian yang dilakukan Setiawan, Bidjuni & Karundeng (2014)
yang menyebutkan bahwa hasil tingkat pendidikan dari 27 responden didapatkan
data 3 responden tidak memiliki latar belakang pendidikan / tidak sekolah, 12
responden memiliki latar belakang pendidikan SD, 8 responden memiliki latar
belakang pendidikan SMP, 4 responden memiliki latar belakang pendidikan SMA.
Hal tersebut menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan lansia lebih
didominasi pendidikan terakhir SD.
43

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang


menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan luar
sekolah untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranannya
secara tepat dalam berbagai lingkungan hidup. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang berpengaruh terhadap kemampuan berfikir. Semakin tinggi tingkat
pendidikan maka semakin mudah berfikir rasional dan menangkap informasi baru.
Sehingga semakin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula pengetahuan
seseorang tersebut (Wahab, 2013).

Peneliti berpendapat bahwa pendidikan terakhir yang rendah akan mempengaruhi


kemampuan dalam menerima informasi, dapat juga menghambat suatu
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai pengetahuan yang diperkenalkan.
Tetapi dengan pendidikan tinggi seseorang maka semakin mudah pula orang
tersebut dalam menghadapi suatu masalah. Kecenderungan untuk mengetahui
semakin besar dan upaya dalam mencari tahu juga semakin besar. Dengan
pendidikan yang tinggi, seseorang akan akan cenderung mencari lebih banyak
informasi baik dari orang lain maupun dari media massa.

4.2.4 Pengetahuan Tentang Covid-19 Pada Lansia Di Desa Tegalglagah


Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes
Hasil penelitian mengenai pengetahuan tentang Covid-19 di Desa Tegalglagah
Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes diketahui bahwa dari 99 responden
yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 27 (27,2%) responden, pengetahuan
cukup ada 54 (54,6%) responden dan pengetahuan kurang sebanyak 18 (18,2%)
responden. Lansia di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes
sebagian besar sudah mengetahui tentang Covid-19. Hal ini menunjukan bahwa
pengetahuan tentang Covid-19 pada lansia di Desa Tegalglagah termasuk dalam
kategori pengetahuan cukup. Hal ini sesuai dengan fenomena yang terjadi saat
dilakukan penelitian di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten
44

Brebes dimana masyarakatnya khususnya lansia masih ada yang belum


memahami secara detail tentang Covid-19 dan masih banyak yang mengabaikan
protokol kesehatan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yulianti & Sari
(2020) yang berjudul hubungan pengetahuan dan perilaku dengan tingkat
kecemasan remaja terhadap Covid-19 pada siswa Di Pesantren Pancasila Kota
Bengkulu. Menunjukan bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang Covid-19
sebagian besar dari 32 orang responden didapatkan 20 orang (62,5%) di Pesantren
Pancasila memiliki pengetahuan cukup tentang Covid-19. Kondisi tersebut antara
lain dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ketersediaan informasi tentang Covid-
19.

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang


terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan tentang Covid-19 yang
harus dimiliki lansia dengan baik dan benar saat ini dalam mengurangi
penyebaran atau penularan Covid-19 adalah mencakup pengetahuan tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta cara penularan dan pencegahan dari
Covid-19 (Astuti, 2017).

Pengetahuan seseorang dapat diperoleh dari berbagai macam sumber seperti


media massa, media elektronik, buku atau majalah, petugas kesehatan dan lain
sebagainya yang secara langsung diterima melalui indera penglihatan dan
pendengaran dimanfaatkan untuk menangkap informasi yang disampaikan. Hasil
dari informasi yang diperoleh akan membentuk suatu pengetahuan. Pengetahuan
yang baik tentang Covid-19 dapat disebabkan karena lansia berasal dari tingkat
pendidikan yang baik tentang sesuatu hal dan pengalaman yang diperoleh
sebelumnya sehingga dapat mengingat kembali sesuatu yang dipelajari, didengar
dan dirasakan sebelumnya. Pengetahuan seseorang didukung oleh penerimaan
terhadap informasi yang beredar di lingkungan tentang Covid-19. Sehingga perlu
45

adanya sumber data serta informasi yang valid dan kredibel mengenai Covid-19
(Sulistyaningtyas, 2020).

Dari hasil penelitian responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 27


responden (27,2%) dari 99 responden. Pengetahuan baik responden karena lansia
sering menerima informasi mengenai Covid-19 dari berbagai sumber seperti
media elektronik dan petugas kesehatan terdekat. Dengan memiliki pengetahuan
yang baik terhadap suatu hal, seseorang akan memiliki kemampuan untuk
menentukan dan mengambil keputusan bagaimana untuk dapat menghadapinya
(Purnamasari & Raharyani, (2020). Berdasarkan penelitian Purnamasari &
Raharyanti (2020) menunjukkan pengetahuan masyarakat Kabupaten Wonosobo
tentang Covid 19 berada pada kategori Baik (90%) dan hanya 10% berada pada
kategori cukup. Dibuktikan dengan bentuk perilaku yang ditunjukkan masyarakat
antara lain kepatuhan dalam menggunakan masker saat berada di luar rumah,
mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer secara sering, menghindari
kerumunan dan menjaga social ataupun physical distancing.

Pengetahuan responden dalam kategori cukup sebanyak 54 responden (54,6%).


Hal tersebut dibuktikan dalam pengisian kuesioner oleh responden yang sudah
mengerti pada beberapa pertanyaan tentang Covid-19 diantaranya pertanyaan
seperti apakah Covid-19 adalah penyakit yang menular pada manusia, tanda dan
gejala Covid-19 seperti demam, batuk dan pilek, apakah lansia termasuk salah
satu kelompok rentan dalam risiko penularan Covid-19 dan lain sebagainya.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pratywi (2021) bahwa tingkat
pengetahuan mahasiswa di Universitas Sumatera Utara dengan kategori sedang
memiliki persentase paling besar yaitu 58 mahasiswa (58%). Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar responden sudah memiliki pengetahuan yang cukup baik
mengenai pencegahan dan penyebaran Covid-19. Namun kenyataanya masih ada
mahasiswa yang memiliki pengetahuan sedang, hal ini perlu ditekankan kepada
responden untuk lebih meningkatkan kembali mengenai pengetahuan tentang
Covid-19.
46

Sedangkan pengetahuan responden dalam kategori kurang sebanyak 18 (18,2%)


responden, dimungkinkan karena faktor pendidikan yang rendah dan faktor usia
responden yang sudah tidak lagi muda sehingga sulit untuk menerima informasi
atau pengetahuan terutama tentang Covid-19. Didukung dengan penelitian yang
dilakukan Guslinda & Minropa (2020) yang menyatakan bahwa dari hasil analisa
kuesioner pengetahuan tentang Covid-19 ternyata sebagian besar lansia sebanyak
99 (90,0%) kurang mengetahui tentang pengertian Covid-19, apa penyebabnya
dan bagaimana penyebarannya, hal ini disebabkan oleh informasi dan edukasi
terkait Covid-19 yang belum optimal diberikan kepada lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha.

Lansia yang memiliki pengetahuan cukup akan mampu memahami informasi


yang diperoleh. Berdasarkan informasi tersebut lansia mampu mengambil
keputusan yang akan dilakukan untuk tetap terhindar dari virus Covid-19. Dengan
pengetahuan yang cukup, seseorang akan mampu membantu diri sendiri dalam
mengatasi kecemasan yang dialami. Sedangkan responden yang memiliki
pengetahuan kurang dimungkinkan karena faktor pendidikan yang rendah dan
karena faktor usia yang sudah sulit untuk menerima informasi atau pengetahuan
terutama mengenai definisi Covid-19, tanda dan gejala Covid-19 dan lain
sebagainya.

4.2.5 Tingkat Kecemasan Lansia Di Masa Pandemi Di Desa Tegalglagah


Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat kecemasan lansia di masa pandemi
di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes diketahui dari 99
responden, yang mengalami kecemasan berat sebanyak 6 (6,0%) responden,
kecemasan sedang sebanyak 70 (70,7%) responden dan kecemasan ringan
sebanyak dan 23 (23,3%) responden. Lansia yang ada di Desa Tegalglagah
Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes mengalami kecemasan akibat adanya
pandemi Covid-19. Hal tersebut ditunjukkan saat pengisian kuesioner yang
sebagian besar lansia mengalami tanda dan gejala kecemasan di masa pandemi
yang dikategorikan dalam kecemasan sedang.
47

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Suryaatmadja (2020) yang
berjudul hubungan tingkat kecemasan terhadap sikap remaja akibat pandemik
Covid-19. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kecemasan didominasi
dengan tingkat cemas sedang sebanyak 64,7% (33 siswa), cemas ringan 29,4 %
(15 siswa), cemas berat 3,9% ( 2 siswa) dan tidak cemas sebanyak 2 % (1 siswa).

Tingkat kecemasan lansia di masa pandemi seperti sekarang ini merupakan


kecemasan yang dialami lansia akibat dari adanya pandemi Covid-19. Covid-19
yang terjadi secara tiba-tiba sehingga membuat semua orang khususnya lansia
tidak siap dalam menghadapinya. Hal tersebut membuat perasaan tidak nyaman
sehingga muncul reaksi normal seperti merasa tegang, takut dan khawatir terhadap
situasi yang dialami sekarang ini.

Kecemasan adalah suatu kondisi emosional seseorang yang tidak menyenangkan


yang datang dari dalam yang bersifat meningkatkan, menggelisahkan dan
menakutkan yang dihubungkan dengan suatu ancaman bahaya yang tidak
diketahui alasannya oleh individu dan disertai dengan perasaan somatik (Jaya K,
2017). Kecemasan seseorang dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin,
lingkungan dan tingkat pengetahuan. Kecemasan yang dialami lansia di masa
pandemi disebabkan oleh beberapa faktor seperti khawatir jika tertular Covid-19,
merasa takut karena Covid-19 dapat mengakibatkan kematian, gelisah bila melihat
kasus Covid-19 yang terus mengalami peningkatan dan merasa takut jika pandemi
Covid-19 tidak akan pernah berakhir. Menurut Hawari (2011) gejala kecemasan
ditandai dengan khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung, merasa tegang, gelisah, mudah terkejut, dada berdebar-debar, takut
pada keramaian, tidur tidak tenang, penurunan konsentrasi, sakit pada otot, sesak
nafas, tekanan darah meningkat, gangguan pencernaan dan lain sebagainya.

Pada penelitian yang dilakukan di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba


Kabupaten Brebes didapatkan hasil responden dengan tingkat kecemasan berat
ada 6 (6,0%) responden. Kecemasan berat yang dialami lansia karena mempunyai
48

faktor kecemasan lain selain dari adanya pandemi Covid-19, yaitu dikarenakan
responden tersebut mempunyai comorbid atau penyakit bawaan lain yang
menyebabkan mereka lebih beresiko terkena Covid-19. Sehingga menyebabkan
kecemasan yang dialami lebih berat. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Tobing & Wulandari (2021) menyatakan bahwa hasil yang diperoleh adalah
tingkat kecemasan yang dialami oleh lansia dengan penyakit (komorbid) adalah
kecemasan berat dengan skala tingkat kecemasan 30,35. Hal ini disebabkan
karena penurunan daya tahan tubuh seiring dengan bertambahnya usia. Sehingga
tentu menghadirkan kekhawatiran dan kecemasan pada lansia khususnya lansia
dengan penderita penyakit penyerta (komorbid).

Mayoritas responden mengalami kecemasan sedang sebanyak 70 (70,7%)


responden. Hal ini disebabkan karena memungkinkan seseorang memusatkan
pada hal yang penting dan mengesampingkan hal lain sehingga seseorang
mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang terarah.
Mereka lebih memilih melakukan pekerjaan seperti biasa dibandingkan cemas
memikirkan bahaya dari Covid-19 yang masih belum tahu kapan akan berakhir.
Didukung dengan penelitian Wulandari (2020) menunjukkan bahwa tingkat
kecemasan berada pada tingkat kecemasan sedang (64,7%) dan sikap yang sangat
baik (52,9%) dari responden dalam menyikapi pandemik Covid-19. Kecemasan
yang dialami para siswa mengakibatkan mereka bersikap sangat baik dengan
mengikuti protokol kesehatan yang ada seperti mencuci tangan.

Sedangkan responden yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 23 (23,3%)


responden. Ini terjadi karena responden menganggap Covid-19 menjadi hal yang
biasa dan mereka berpandangan bahwa Covid-19 bukan sesuatu yang harus
ditakutkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fridalni (2020) didapatkan
bahwa kecemasan yang ditemukan pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
pada masa pandemi Covid-19 menunjukkan gejala ringan sebanyak 77 (70%)
dimana sebagian besar lansia menjawab adanya perasaan khawatir dan takut serta
49

tidur yang tidak nyenyak, nafsu makan terganggu, namun untuk aktivitas dan
konsentrasi tidak terganggu.

Menurut peneliti setiap individu yang menghadapi suatu masalah akan mengalami
kecemasan yang berbeda-beda sesuai dengan besar kecilnya masalah tersebut.
Semua tergantung dari mekanisme koping seseorang dalam menghadapi masalah
yang sedang dialami.

4.2.6 Hubungan Pengetahuan Tentang Covid-19 Dengan Tingkat Kecemasan


Lansia Di Masa Pandemi Di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes
Hasil uji Kendall’s Tau b menunjukkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa
sebagian besar lansia memiliki pengetahuan cukup tentang Covid-19 dan
mengalami tingkat kecemasan sedang di masa pandemi yaitu sebesar 70,7%,
diperoleh nilai rs (-0,183) dengan nilai signifikan (p-value) sebesar 0,015 sehingga
disimpulkan terdapat hubungan pengetahuan tentang Covid-19 dengan tingkat
kecemasan lansia di masa pandemi di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk


terbentuknya tindakan seseorang dalam menghadapi suatu kecemasan yang
sedang dialami. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga dari berbagai sumber seperti media poster, media massa dan media
elektronik (Notoatmodjo, 2010). Kondisi kecemasan yang dialami di masa
pandemi ini tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Untuk mengatasi kecemasan
pada masa pandemi Covid-19 lansia perlu menilai tingkat bahaya akan Covid-19
melalui penyeleksian informasi yang diterima dalam mengambil tindakan
pencegahan yang tepat (Harirah & Rizaldi, 2020).

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan dalam kategori baik yang mengalami


kecemasan berat sebanyak 1 (3,7%) responden, kecemasan sedang ada 18 (66,7%)
responden dan kecemasan ringan sebanyak 8 (29,6%) responden. Hal ini terjadi
50

karena terdapat faktor lain yang membuat lansia mengalami kecemasan dari
kategori sedang sampai berat. Faktor lain itu seperti penyakit bawaan atau
kormorbid yang dimiliki lansia sehingga mereka lebih beresiko terinfeksi Covid-
19. Hal tersebut yang membuat mereka lebih merasakan cemas dan khawatir
dengan adanya pandemi Covid-19. Didukung oleh penelitian yang dilakukan
Yanti, dkk (2020) yang telah menemukan bahwa 99% masyarakat Indonesia
mempunyai pengetahuan yang baik. Pada penelitian tersebut mereka
menambahkan dimana pada tingkat pengetahuan yang tinggi ini juga didukung
dengan tingkat pendidikan yang cukup layak. Diharapkan semakin tinggi
pendidikan seseorang maka akan semakin mudah untuk mendapatkan akses
informasi mengenai suatu permasalahan yang dialami termasuk masalah
kesehatan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Bela, Pusporini, Marwiyah
& Kustanto (2020) mengenai gambaran pengetahuan, sikap dan tingkat
kecemasan masyarakat tentang kejadian Covid-19 di lingkungan perumahan
Taman Banten Lestari Kota Serang tahun 2020. Didapatkan hasil sebagian besar
responden (53,6%) memiliki pengetahuan baik, sebagian besar responden (54,8%)
memiliki sikap positif dan sebagian besar responden (67,9%) memiliki kecemasan
ringan. Hal ini disebabkan karena masyarakat memanfaatkan berbagai sumber
informasi media sosial dalam memahami penyakit Covid-19 yang sedang terjadi
saat ini (Lin, 2020).

Pengetahuan dalam kategori cukup tentang Covis-19 yang mengalami kecemasan


berat sebanyak 4 (7,4%) responden, kecemasan ringan sebanyak 39 (72,2%)
responden dan kecemasan ringan sebanyak 11 (20,4%) responden. Pengetahuan
yang cukup tentang Covid-19 pada lansia di Desa Tegalglagah Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes karena diketahui beberapa responden sudah
mampu menyaring informasi baru yang diterima dengan baik dan selalu berusaha
mencari informasi yang sudah terbukti kebenarannya khususnya terkait Covid-19,
baik itu dari keluarga maupun petugas kesehatan yang terdekat dari rumah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sitohang & Simbolon (2021) yang
berjudul hubungan tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan lanjut usia
terhadap Covid-19, didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan lansia termasuk
51

dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata (79,92%). Penelitian ini berasumsi
bahwa lansia memiliki pengetahuan cukup dalam menghadapi Covid-19.
Meskipun tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan lansia terhadap Covid-19
dalam kategori sedang, lansia perlu meningkatkan pengetahuan dan berpartisipasi
untuk mencegah penularan Covid-19 (Sirait, 2020).

Pengetahuan dalam kategori kurang tentang Covid-19 yang mengalami


kecemasan berat ada 1 (5,6%) responden, kecemasan sedang sebanyak 13 (72,2%)
responden dan kecemasan ringan sebanyak 4 (22,2%) responden. Adanya
pengetahuan yang kurang tentang Covid-19 pada lansia di Desa Tegalglagah
Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes dikarenakan informasi yang berkaitan
tentang Covid-19 belum tersebar secara merata sehingga masih ada masyarakat
khususnya lansia kurang menerima informasi tentang Covid-19. Dibuktikan pada
saat pengisian kuesioner, masih ditemukan lansia yang mengabaikan protokol
kesehatan, kurang mengerti tentang Covid-19, belum memahami bagaimana cara
penyebaran virus Covid-19 dan kurang mengetahui bahaya dari Covid-19.

Pengetahuan akan dapat memudahkan seseorang untuk beradaptasi dengan


keadaan dirinya ataupun masalah yang dihadapi. Pengetahuan tentang Covid-19
pada lansia dalam kategori kurang masih dapat ditingkatkan. Dengan pengetahuan
yang baik maka penularan Covid-19 dapat diminimalkan. Hal ini dapat dilakukan
dengan memberikan bahan bacaan kepada lansia, menganjurkan untuk mendengar
informasi aktual tentang Covid-19 dari sumber atau media yang dapat dipercaya
(Saputra & Simbolon, 2020). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Abidin &
Julianto (2020) menunjukkan bahwa dari 102 responden mayoritas pengetahuan
Covid-19 terkait pencegahan penularan Covid-19 bagi lansia dengan kategori
kurang yaitu sebanyak 51 responden (50%). Upaya yang dilakukan oleh lansia
dalam meningkatkan pengetahuan di masa pandemi Covid-19 masih harus
dibenahi dan menjadi kewaspadaan bersama untuk lebih optimal dalam memutus
mata rata penyebaran Covid-19, khususnya di usia lanjut.
52

Pengetahuan tentang Covid-19 sangat diperlukan terutama bagi lansia sehingga


mempunyai perilaku yang mendukung dan meminimalisir kecemasan yang
dialami di masa pandemi. Munculnya perasaan cemas dan pikiran yang tegang,
biasanya dapat disertai dengan gejala detak jantung kencang, berkeringat, dan
sesak (Suwandi & Malinti, 2020). Kecemasan tersebut dapat menurunkan
imunitas tubuh dan tentunya dapat menyebabkan seseorang rentan terhadap
infeksi termasuk Covid-19 khususnya pada lansia (Sirait, 2020). Ditambahkan
pula oleh Probosuseno (2020) dimana lansia rentan terhadap berbagai macam
infeksi bakteri, virus maupun penyakit termasuk Covid-19. Ini diakibatkan oleh
terjadinya penurunan kapasitas fungsional organ-organ tubuh lansia sesuai dengan
penuaan. Lansia mengalami penurunan kapasitas fungsional hampir pada seluruh
sistem tubuhnya, termasuk imunitasnya sehingga rentan terhadap infeksi apapun.

Berdasarkan hasil kuesioner mengenai pengetahuan tentang Covid-19 yang telah


diisi oleh lansia di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes
bahwa mayoritas lansia memiliki pengetahuan tentang Covid-19 dalam kategori
pengetahuan cukup sebanyak 54 (54,6%). Hal tersebut terjadi karena lansia di
Desa Tegalglagah masih kurang dalam menerima informasi mengenai Covid-19
sehingga tidak banyak mengetahui tentang Covid-19. Pengetahuan tentang Covid-
19 pada lansia dalam kategori cukup masih dapat ditingkatkan. Dengan
memberikan bahan bacaan kepada lansia dan menganjurkan lansia untuk
mendengar informasi aktual tentang Covid-19 dari sumber atau media yang dapat
dipercaya.

Adapun hasil kuesioner tingkat kecemasan lansia di masa pandemi di Desa


Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes mayoritas mengalami
kecemasan dalam kategori sedang sebanyak 70 (70,7%). Hal tersebut terjadi
karena lebih memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan hal lain
sehingga mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang
terarah. Lansia di Desa Tegalglagah lebih memilih melakukan pekerjaan seperti
biasa dibandingkan cemas memikirkan kasus Covid-19 yang masih belum
berakhir.
53

Berdasarkan penelitian diatas disimpulkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan


tentang Covid-19 dengan tingkat kecemasan lansia di masa pandemi di Desa
Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes. Peneliti berpendapat
bahwa tidak semua yang memiliki pengetahuan tinggi tidak mengalami
kecemasan begitu juga responden yang memiliki pengetahuan Covid-19 kurang
atau cukup akan mengalami kecemasan berat, namun hal ini kembali pada
persepsi atau penerimaan masing-masing responden itu sendiri terhadap pandemi
Covid-19 yang sedang berlangsung sekarang ini serta tergantung pada mekanisme
pertahanan diri dan mekanisme koping yang digunakan. Pada sebagian orang
yang mengetahui informasi mengenai Covid-19 secara baik maka akan mampu
mengurangi rasa kecemasan dan sebaliknya pada responden yang mengetahui
informasi Covid-19 yang minim justru meningkatkan rasa kecemasan.

4.3 Keterbatasan Penelitian


Penelitian telah melakukan berbagai upaya dalam pelaksanaan untuk memperoleh
hasil yang optimal. Namun pada penelitian ini masih memiliki beberapa
keterbatasan, yaitu pada proses pengumpulan data dimana responden penelitian
merupakan seorang lansia yang saat pengisian kuesioner banyak kata atau kalimat
yang kurang dimengerti oleh lansia. Sehingga peneliti perlu cukup waktu untuk
menjelaskan sesuai dengan kata atau kalimat yang bisa dimengerti oleh
responden. Keterbatasan lain yaitu metode pengumpulan data yang digunakan
tidak bisa dilakukan dalam satu waktu karena sedang masa pandemi Covid-19,
selain itu juga responden cenderung merasa lebih takut kepada tenaga kesehatan
yang menjadikan peneliti harus bisa lebih mendekatkan diri agar dapat
memberikan kepercayaan pada responden.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 12-14 Juni 2021 dapat
ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan pengetahuan tentang Covid-19 dengan
tingkat kecemasan lansia di masa pandemi di Desa Tegalglagah Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes. Kesimpulan lain dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :

5.1.1 Karakteristik responden di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba


Kabupaten Brebes dalam kategori usia didominasi mulai dari usia 60-64 tahun,
karakteristik dalam kategori jenis kelamin didominasi dengan jenis kelamin
perempuan dan karateristik responden dalam kategori pendidikan didominasi oleh
pendidikan terakhir SD/MI.

5.1.2 Mayoritas pengetahuan lansia tentang Covid-19 di Desa Tegalglagah


Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes memiliki pengetahuan cukup.

5.1.3 Distribusi tingkat kecemasan lansia di masa pandemi di Desa Tegalglagah


Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes didominasi oleh lansia yang mengalami
tingkat kecemasan sedang.

5.1.4 Hasil analisis terdapat hubungan pengetahuan tentang Covid-19 dengan


tingkat kecemasan lansia di masa pandemi di Desa Tegalglagah Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes dengan nilai p value 0,015 dengan nilai α (0,05)
maka p < α maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat hubungan
antara pengetahuan tentang Covid-19 dengan tingkat kecemasan lansia di masa
pandemi dengan koefisien korelasi (rs) (-0,015) artinya hubungan arah korelasi
negatif atau dimana pengetahuan yang cukup tentang Covid-19 dapat
mempengaruhi tingkat kecemasan lansia dalam kategori kecemasan sedang.
55

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan pengetahuan
tentang Covid-19 dengan tingkat kecemasan di masa pandemi di Desa
Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes, saran dari peneliti sebagai
berikut:

5.2.2 Aplikatif
Saran untuk semua masyarakat khususnya lansia diharapkan untuk memahami
tentang definisi Covid-19, mengenali tanda dan gejalanya, memahami cara
penularannya dan tetap melakukan pencegahan Covid-19 sesuai yang dianjurkan.
Dan mampu mencari dan menyaring informasi yang sudah benar-benar terbukti
kebenarannya sehingga tidak menimbulkan kecemasan yang berlebihan.

5.2.3 Keilmuan
Diharapkan bagi instansi pendidikan khususnya Program Studi Keperawatan
selalu memberikan motivasi kepada mahasiswa dalam proses belajar mengajar
dengan harapan agar mahasiswa mampu memberikan informasi yang benar dan
akurat melalui ilmu yang telah diperoleh khususnya pengetahuan tentang Covid-
19 dengan tingkat kecemasan lansia.

5.2.4 Metodologi
Diharapkan bagi peneliti lain dapat memahami konsep dan teori mengenai topik
yang dipakai dalam penelitian, memberikan cakupan yang lebih luas mengenai
faktor-faktor yang berpengaruh besar terhadap pengetahuan tentang Covid-19 dan
lebih memperdalam mengenai tingkat kecemasan lansia, serta memberikan sebuah
intervensi atau tindakan pencegahan terhadap kecemasan pada lansia di masa
pandemi Covid-19.
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, D., & Ifdil. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) Pada Lanjut Usia
(Lansia). Jurnal Konselor Universitas Padang, 5(2), 93-99.

Arikunto, (2010). Proses Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, D. Y., Santoso, S., & Estiwidani, D. (2017). Hubungan Tingkat


Pengetahuan Dengan Kejadian Infeksi Menular Seksual Pada Wanita
Usia Subur Di Puskesmas Sleman (Doctoral Dissertation, Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta).

Banerjee, D. (2020). l P re of. Asian Journal of Psychiatry, 102014.

Bangash, M. N. (2020). Patel J2, Parekh D. COVID-19 and The Liver: Little
Cause for Concern. Lancet Gastroenterol Hepatol, 30084-4.

Chen, H., Guo, J., Wang, C., Luo, F., Yu, X., Zhang, W., ... & Zhang, Y. (2020).
Clinical Characteristics and Intrauterine Vertical Transmission
Potential of COVID-19 Infection in Nine Pregnant Women: A
Retrospective Review of Medical Records. The lancet, 395(10226),
809-815.

Dewi, I. P., & Fauziah, D. (2018). Pengaruh Terapi SEFT Terhadap Penurunan
Tingkat Kecemasan Pada Para Pengguna Napza. J. Keperawatan
Muhammadiyah, 2(2).

Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan:Panduan


Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info
Media.

Dinkes Kota Brebes. (2021). Kabupaten Brebes Tanggap Corona (Covid-19).


Brebes: Dinas Kesehatan Kota Brebes.

Probosuseno, S. K. G. (2020, April 21). Paparkan Penyebab Lansia Rentan


Terinfeksi Covid-19. Universitas Gajah Mada. Retrieved from Pakar
UGM.

Effendi, F & Makhfudli. 2015. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori Dan


Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Fitria, L, & Ifdil, I. (2020). Kecemasan Remaja Pada Masa Pandemi Covid-19.
Jurnal EDUCATIO (Jurnal Pendidikan Indonesia) ISSN: 2502-8103
(Print) ISSN: 2477-8524 (Electronic) Journal Homepage.
Fitria, L., & Karneli, Y. (2020). Cognitive Behavior Therapy Counseling Untuk
Mengatasi Anxiety Dalam Masa Pandemi Covid-19. Al-Irsyad: Jurnal
Pendidikan Dan Konseling, 10(1).

Fitriana, V. 2013. Hubungan Antara Tingkat Kesepian Dengan Tingkat Insomnia


Pada Lanjut Usia Di Desa Srimulyo Kecamatan Piyungan Bantul
Yogyakarta. Jurnal. Prodi Keperawatan Universitas Gajah Mada.

Hanifah, M., Yusuf Hasan, B., Nanda Noor, F., Tatang Agus, P., & Muhammad,
R. (2020). Kajian Jenis Kecemasan Masyarakat Cilacap Dalam
Menghadapi Pandemi Covid 19. Kajian Jenis Kecemasan Masyarakat
Cilacap Dalam Menghadapi Pandemi Covid 19.

Harirah, Z., & Rizaldi, A. (2020). Merespon Nalar Kebijakan Negara Dalam
Menangani Pandemi Covid 19 Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan
Kebijakan Publik Indonesia, 7(1).

Hawari, D. (2016). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi Edisi 2. Cet. Pertama.
Jakarta: Gaya Baru.

Hawari. D. (2017). Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa, Skizofrenia. FKUI.


Jakarta.

Holshue, M. L., Debolt, C., Lindquist, S., Lofy, K. H., Wiesman, J., Bruce, H. &
Pillai, S. K. (2020). First Case Of 2019 Novel Coronavirus In The
United States. New England Journal Of Medicine.

Ika. (2020). Cara Atasi Stres Selama Pandemi COVID-19. Health Promoting
University (HPU) UGM.

Jaya K. (2017). Keperawatan Jiwa. Pamulang: Bina Rupa Aksara.

Jarnawi. (2020). Mengelola Cemas Di Tengah Pandemik Corona. At Taujih:


Bimbingan dan Konseling Islam, 60.

Kemenkes RI. (2016). Situasi Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia. Infodatin Pusat
Data dan Informasi Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia. ISSN
2442-2659.

Kemenkes RI. (2021). Infeksi Emerging. Indonesia: Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia.

Larasati, T. L. (2013). Prevalensi Demensia di RSUD Raden Mattaher Jambi.


Jambi : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.

Lestari, T. (2015). Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian


Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika.
Liang, W., Guan, W., Chen, R., Wang, W., Li, J., Xu, K., ... & He, J. (2020).
Cancer Patients In SARS-Cov-2 Infection: A Nationwide Analysis In
China. The Lancet Oncology, 21(3), 335-337.

Lin, C.Y. (2020) Social reaction toward the 2019 novel coronavirus (COVID-19).
Soc Health Behav 2020;3:1-2.

Margono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mubarak, A., Indrawati, L., Susilo, J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Dasar. Edisi Ke-2. Salemba Medika.

Nasution, A. T. (2016). Filsafat Ilmu: Hakikat Mencari Pengetahuan. Deepublish.

Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka


Cipta.

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta, 45-62.

Novel, C. P. E. R. E. (2020). The Epidemiological Characteristics Of An


Outbreak Of 2019 Novel Coronavirus Diseases (COVID-19) In
China. Zhonghua Liu Xing Bing Xue Za Zhi= Zhonghua
Liuxingbingxue Zazhi, 41(2), 145.

Nurislaminingsih, R. (2020). Layanan Pengetahuan Tentang COVID-19 Di


Lembaga Informasi. Tik Ilmeu : Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan
Informasi.

Nursalam. (2012). Konsep Penerapan Metide Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Purnamarini, D. P. A, Setiawan, T. I.& Hidayat, D. R. (2016). Pengaruh Terapi


Expressive Writing Terhadap Penurunan Kecemasan Saat Ujian
Sekolah. Jurnal Bimbingan Konseling, 5(1) ; 36 – 42.

Purnamasari, I., & Raharyani, A. E. (2020). Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku


Masyarakat Kabupaten Wonosobo Tentang Covid-19. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 10(1), 33-42.

Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Hyun, C. C., Wijayanti, L. M., & Putri, R.
S. (2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap
Proses Pembelajaran Online Di Sekolah Dasar. Edupsycouns: Journal
Of Education, Psychology And Counseling, 2(1), 1-12.

Putri, D. M. F. S. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang


Hipertensi Dengan Kepatuhan Diet Hipertensi Di Panti Sosial Tresna
Werdha Jara Mara Pati Buleleng. Jurnal Medika Usada, 3(2), 41-47.
Putri, D. S., Kristiyawati, S. P., & Arif, S. (2014). Pengaruh Terapi Humor
Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi dengan
General Anestesi di RS Tegalrejo Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan
dan Kebidanan. 1 (6).

Saifudin, M. & Kholidin, M. N. (2015). Pengaruh Terapi Menulis Ekspresif


Terhadap Tingkat Kecemasan Siswa Kelas XII MA Ruhul Amin
Yayasan SPMMA (Sumber Pendidikan Mental Agama Allah) Turi Di
Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Jurnal Media
Komunikasi Ilmu Kesehatan. 7 (3) : ISSN 1979 – 9128.

Saputra, A. W., & Simbolon, I. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang


Covid-19 Terhadap Program Lockdown untuk mengurangi
Penyebaran Covid-19 di Kalangan Mahasiswa Berasrama di
Universitas Advent Indonesia. Nutrix Journal,1-7.

Setiawan, H., Suhanda, Sopatilah, E., Rahmat, G., Wijaya, D. D., & Ariyanto, H.
(2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kecemasan Penderita
Diabetes Mellitus. Urecol, 241– 248

Setyaningrum, W., & Yanuarita, H. A. (2020). Pengaruh Covid-19 Terhadap


Kesehatan Mental Masyarakat Di Kota Malang. JISIP (Jurnal Ilmu
Sosial Dan Pendidikan), 4(4).

Sirait, S, H, Dani, H, A & Maryani, R, D. (2020). Hubungan Pengetahuan


Tentang Covid-19 Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Lansia Yang
Mengalami Hipertensi. Lp3m Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)
Cirebon. Jurnal Kesehatan, 11(2).

Sitohang, J, R & Simbolon, I. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan


Tingkat Kecemasan Lanjut Usia Terhadap Covid-19. Sulawesi Utara:
Online Juornal. 5(1).

Sriningsih, I. (2011). Faktor Demografi, Pengetahuan Ibu Tentang Air Susu Ibu
Dan Pemberian Asi Eksklusif. Kemas: Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 6(2)

Stuart, G. W. (2013). Buku Saku Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Stuart, G. W., Keliat, B. A., & Pasaribu, J. (2016). Prinsip Dan Praktik
Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart. Edisi Indonesia (Buku 1).
Singapura: Elsevier.

Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2013). Principles And Practice Of Psychiatric
Nursing. (7 Th Ed) St. Louis: Mosby.

Suardiman S.P. 2011. Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta: Gadjah University


Press.
Sugiyono. (2015). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :


Alfabeta, CV.

Sulistyaningtyas Tri (2020), Informasi Wabah Virus Covid-19: Kuasa


Pengetahuan Dan Kelas Sosial,
Https://Sinta.Ristekbrin.Go.Id/Covid/Pen Elitian/Detail/80, Publish :
2020, Institut Teknologi Bandung, Diakses 27 Juni 2020 Jam 12:54

Suryaatmaja, D. J. C., & Wulandari, I. S. M. (2020). Hubungan Tingkat


Kecemasan Terhadap Sikap Remaja Akibat Pandemik Covid-
19. Malahayati Nursing Journal, 2(4), 820-829.

Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M.,
Herikurniawan, H., ... & Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus Disease
2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia, 7(1), 45-67.

Sutejo. (2018). Keperawatan Jiwa, Konsep Dan Praktik Asuhan Keperawatan


Kesehatan Jiwa: Gangguan Jiwa Dan Psikososial. Yogyakarta :
Pustaka Baru Press.

Suwandi, R, G & Malinti, E. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan


Tingkat Kecemasan Terhadap Covid-19 Pada Remaja Di Sma Advent
Balikpapan. Universitas Advent Indonesia. Malahayati Nursing
Journal. 2(4).

Utami, Y. A. P. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tingkat


Kecemasan Remaja Dalam Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas
V Dan Vi Di Sd Negeri 1 Ceper Klaten. Jurnal Keperawatan, 4(1), 1–
12.

Van Doremalen, N., Bushmaker, T., Morris, D. H., Holbrook, M. G., Gamble, A.,
Williamson, B. N., ... & Munster, V. J. (2020). Aerosol And Surface
Stability Of SARS-Cov-2 As Compared With SARS-Cov-1. New
England Journal Of Medicine, 382(16), 1564-1567.

Wahab, R. (2013). Memahami Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Wawan, A., & Dewi, M. (2010). Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap dan
perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika, 11-18.

Widiyani, R. (2020). Latar Belakang Virus Corona, Perkembangan Hingga Isu


Terkini. Retrieved From Detik News.

WHO. (2020). Coronavirus Disease (Covid-19) Situation Report-114, May 13,


2020.
WHO. (2020). Coronavirus Disease (Covid-19). Situation Report – 46.

World Health Organization. Ageing and Life Course. WHO. 2013: [1 p.].

World Health Organization (WHO).2020. Risk Communication And Community


Engagement Readiness And Initial Response For Novel
Coronaviruses (Ncov).

World Health Organization. (2020). Clinical Management Of Severe Acute


Respiratory Infection When Novel Coronavirus ( Ncov) Infection Is
Suspected: Interim Guidance, 25 January 2020 (No.
WHO/Ncov/Clinical/2020.2). World Health Organization.

World Health Organization. (2020). Modes Of Transmission Of Virus Causing


COVID-19: Implications For IPC Precaution Recommendations:
Scientific Brief, 27 March 2020 (No. WHO/2019-
Ncov/Sci_Brief/Transmission_Modes/2020.1). World Health
Organization.

World Health Organization. (2020). Infection Prevention And Control During


Health Care When Novel Coronavirus ( Ncov) Infection Is Suspected:
Interim Guidance, 25 January 2020.

Yulianti, S & Sari, Y, L. (2021). Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Dengan


Tingkat Kecemasan Remaja Terhadap Covid-19 Pada Siswa Di
Pesantren Pancasila Kota Bengkulu. Bengkulu: Jurnal Ilmiah
Keperawatan. 7(1).
Lampiran 1
STIKES BHAMADA SLAWI
JADWAL
PRODI SARJANA
PENELITIAN
KEPERAWATAN DAN NERS

No Kegiatan November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agust
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Penentuan Judul
Bimbingan Proposal
2 BAB I Pendahuluan
3 BAB II Tinjauan
Pustaka
4 BAB III Metodologi
Penelitian
5 Sidang Proposal
6 Revisi Proposal
7 Penelitian
Bimbingan Skripsi
8 BAB IV Hasil dan
Pembahasan
9 BAB V Kesimpulan
dan Saran
10 Sidang Skripsi
11 Revisi Skripsi
13 Pengumpulan Skrispsi
Lampiran 2

STIKES BHAMADA SLAWI LEMBAR


PROGRAM STUDI SARJANA INFORMASI
KEPERAWATAN DAN NERS PENELITIAN

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

Saya Waluyani Nurmala, mahasiswi Program Studi Sarjana Keperawatan


angkatan 2017 yang akan melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan
Pengetahuan Tentang Covid-19 Dengan Tingkat Kecemasan Lansia Di Masa
Pandemi Di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes”. Saya
meminta dengan hormat kepada saudara/i sebagai responden dalam penelitian ini.
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas kesediaan saudara/i untuk
berpartisipasi dalam penelitian yang akan saya lakukan. Saya akan menjelaskan
beberapa tahap dari penelitian ini:

1. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dengan
tingkat kecemasan. Adapun manfaat dari hasil penelitian penelitian ini adalah
memberikan wawasan bagi lansia untuk menambah pengetahuan tentang
Covid-19 dan lansia mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan di masa
pandemi serta dapat menambah literatur bagi tenaga kesehatan untuk
memberikan edukasi yang lebih kepada lansia.
2. Pengisian Kuesioner
Saudara/i yang berpartisipasi dalam penelitian ini akan diminta untuk mengisi
kuesioner penelitian yang terdiri dari inisial nama, umur, jenis kelamin dan
menjawab beberapa pertanyaan mengenai pengetahuan tentang Covid-19
dengan memilih benar atau salah. Tingkat kecemasan dengan memilih tidak
pernah, kadang-kadang, sering dan sangat sering. Saudara/i dalam pengisian
kuesioner ini wajib menjawab dengan jujur untuk kebenaran data.
3. Etika Penelitian
a. Saudara/i berhak untuk berpartisipasi atau tidak tanpa adanya paksaan.
b. Seluruh informasi tentang saudara/i pada penelitian ini adalah rahasia, baik
identitas maupun gambar.
c. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko kerusakan fisik, karena dalam
penelitian ini hanya menggunakan alat kuesioner serta tidak memiliki efek
apapun.
d. Penelitian ini tidak ada biaya yang dibebankan kepada saudara/i.

Jika ada pertanyaan atau saran tentang penelitian ini, saudara/i dapat
menghubungi saya pada email: waluyaninurmala2510@gmail.com Jika saudara/i
ikut berpartisipasi dalam penelitian ini, mohon untuk mengisi surat persetujuan
yang telah disediakan.

Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

Waluyani Nurmala
Lampiran 3

STIKES BHAMADA SLAWI


LEMBAR
PROGRAM STUDI SARJANA
PERMOHONAN
KEPERAWATAN DAN NERS

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Calon Responden Penelitian
Di Tempat

Dengan hormat,
Saya mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Bhamada Slawi,
bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Tentang
Covid-19 Dengan Tingkat Kecemasan Lansia Di Masa Pandemi Di Desa
Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes”. Penelitian ini
dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam pengambilan data untuk
menyelesaikan tugas akhir Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Bhamada
Slawi.
Saya mengharap tanggapan atau jawaban yang saudara berikan sesuai dengan
pendapat saudara/i tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Kami menjamin
kerahasiaan pendapat dan identitas saudara. Informasi yang saudara berikan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak akan digunakan untuk maksud
lain.
Atas perhatian dan kesediaannya saya ucapkan terima kasih.

Slawi, ........................2021
Peneliti

Waluyani Nurmala
NIM: C1017100
Lampiran 4

STIKES BHAMADA SLAWI LEMBAR


PROGRAM STUDI SARJANA PERSETUJUAN
KEPERAWATAN DAN NERS PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi
dalam pengambilan data atau sebagai responden penelitian yang dilakukan
mahasiswa Program Studi Sarjana keperawatan STIKes Bhamada Slawi yang
bernama Waluyani Nurmala yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Tentang
Covid-19 Dengan Tingkat Kecemasan Lansia Di Masa Pandemi Di Desa
Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes”.

Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini besar manfaatnya bagi
peningkatan ilmu keperawatan dan akan dijamin kerahasiaanya.

Slawi, .......................2021

Responden

.................................
Lampiran 5

STIKES BHAMADA SLAWI


KUESIONER
PROGRAM STUDI SARJANA
PENELITIAN
KEPERAWATAN DAN NERS

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG COVID-19 DENGAN
TINGKAT KECEMASAN LANSIA DI MASA PANDEMI
DI DESA TEGALGLAGAH KECAMATAN
BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah pernyataan dengan seksama sebelum menjawab.
2. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan kondisi yang
ada dengan memberikan tanda ceklis (√) pada kotak jawaban yang ada di
sebelah kanan.
3. Jawaban Anda akan dijamin kerahasiaannya.

A. Karakteristik Responden Kode Responden


Isilah data dibawah ini dengan menggunakan tanda
cheklist (√)
1. Nama (inisial) :
2. Umur (60-69 tahun) : tahun

3. Jenis kelamin : Laki-laki


Perempuan

4. Pendidikan : Tidak sekolah


SD/MI
SMP/MTS
SMA/SMK
Perguruan Tinggi
B. Pengetahuan Tentang Covid-19
Saudara/i diminta untuk menjawab pada salah satu kolom yang paling sesuai
dengan pengetahuan Saudara/i tentang Covid-19.

Petunjuk pengisian:
Ya : Jika pernyataan dibawah sangat sesuai dengan yang Anda rasakan.
Tidak : Jika pernyataan dibawah tidak sesuai dengan yang Anda rasakan.

No Pernyataan Ya Tidak
1. Apakah Covid-19 adalah penyakit yang menular pada
manusia dan hewan
2. Covid-19 merupakan penyakit pernafasan menular yang
pertama kali ditemukan di China
3. Mencuci tangan 6 langkah dengan benar merupakan
salah satu pencegahan Covid-19
4. Apakah menghindari kerumunan orang banyak dapat
mengurangi resiko penularan Covid-19
5. Covid-19 sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan
kematian
6. Apakah batuk selama lebih dari 3 minggu termasuk
gejala dari Covid-19
7. Tanda dan gejala umum Covid-19 seperti demam,
batuk dan pilek
8. Apakah anda perlu melakukan protokol kesehatan sesuai
anjuran pemerintah
9. Apakah sesak nafas termasuk salah satu tanda dan gejala
Covid-19
10. Apakah Covid-19 lebih beresiko pada orang yang
menderita penyakit bawaan seperti diabetes militus,
hipertensi dan penyekit pernafasan kronis
11. Covid-19 merupakan penyakit yang tidak berbahaya
12. Deteksi dini gejala Covid-19 sangat penting untuk
dilakukan setiap individu
13. Apakah lansia termasuk salah satu kelompok rentan
dalam resiko penularan Covid-19
14. Covid-19 merupakan singkatan dari Coronavirus Virus
Disease 2019
15. Jika ada penderita Covid-19 anda akan tetap melakukan
kontak fisik seperti biasa
16. Berolahraga dan rutin mengkonsumsi multivitamin
dapat mencegah penularan Covid-19
17. Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh SARS-
COV-2, salah satu jenis coronavirus baru
18. Apakah Covid-19 menyebar pada orang-orang melalui
pernapasan dan dari percikan batuk atau bersin
seseorang yang terinfeksi Covid-19
19. Apakah penyakit Covid-19 dapat menular melalui
kontak fisik dengan penderita Covid-19
20. Covid-19 dapat menempel ditelapak tangan atau baju
dan di permukaan benda seperti meja, kursi, uang,
pegangan tangga, telepon dan lain-lain.
Total Skor
C. Tingkat Kecemasan Lansia
Saudara/i diminta untuk menjawab pada salah satu kolom yang paling sesuai
dengan pengalaman Saudara/i selama masa pandemi Covid-19 berlangsung.

Petunjuk pengisian:
Ya : Jika pernyataan dibawah sangat sesuai dengan yang Anda rasakan.
Tidak : Jika pernyataan dibawah tidak sesuai dengan yang Anda rasakan.

No Pernyataan Ya Tidak
1. Apakah anda merasakan jantung berdebar kencang dan
kuat saat mendengar berita tentang Covid-19?
2. Apakah anda mengalami sesak nafas selama masa
pandemi Covid-19?
3. Apakah anda mengalami gangguan pencernaan selama
pandemi Covid-19?
4. Apakah anda seperti kehilangan kontrol selama masa
pandemi Covid-19?
5. Apakah anda sulit untuk tetap tidur/tidur nyenyak
selama masa pandemi Covid-19?
6. Apakah anda mudah tersinggung saat mendengar
berita tentang Covid-19?
7. Apakah anda mudah marah selama masa pandemi
Covid-19?
8. Apakah anda sulit untuk konsentrasi selama masa
pandemi Covid-19?
9. Apakah anda mudah terkejut saat mendengar berita
tentang Covid-19?
10. Apakah anda kurang tertarik untuk melakukan
sesuatu yang anda senangi selama masa pandemi
Covid-19?
11. Apakah anda merasa terpisah atau terisolasi dari orang
lain selama masa pandemi Covid-19?
12. Apakah anda merasa pusing/bingung saat mendengar
berita tentang Covid-19?
13. Apakah anda merasa terlalu khawatir saat mendengar
berita tentang Covid-19?
14. Apakah anda tidak mampu mengendalikan
kecemasan anda selama masa pandemi Covid-19?
15. Apakah anda merasa gelisah/tegang selama masa
pandemi Covid-19?
16. Apakah anda merasa lelah selama masa pandemi
Covid-19?
17. Apakah anda merasa otot-otot kaku/tegang selama
masa pandemi Covid-19?
18. Apakah anda seperti ada sesuatu yang menakutkan
akan terjadi selama masa pandemi Covid-19?
Total Skor
Lampiran 6

STIKES BHAMADA SLAWI SURAT


PRODI SARJANA KEPERAWATAN IJIN
DAN NERS PENEILITIAN
Lampiran 7

STIKES BHAMADA SLAWI LEMBAR


UJI
PRODI SARJANA KEPERAWATAN STATISTIK
NORMALITAS
DAN NERS PENELITIAN

Statistics
jenis_kela pendidik
umur min an
N Valid 99 99 99
Missi
0 0 0
ng

Umur
Frequen Percen Valid Cumulative
cy t Percent Percent
Val 60-
55 55,6 55,6 55,6
id 64
65-
44 44,4 44,4 100,0
69
Tota
99 100,0 100,0
l

Jenis Kelamin
Frequen Percen Valid Cumulative
cy t Percent Percent
Val laki-laki 28 28,3 28,3 28,3
id perempu
71 71,7 71,7 100,0
an
Total 99 100,0 100,0
Pendidikan
Frequen Percen Valid Cumulative
cy t Percent Percent
Val Tidak
16 16,2 16,2 16,2
id Sekolah
SD/MI 70 70,7 70,7 86,9
SMP/MTS 13 13,1 13,1 100,0
Total 99 100,0 100,0

Pengetahuan
Frequen Percen Valid Cumulative
cy t Percent Percent
Val baik 27 27,3 27,3 27,3
id cuku
54 54,5 54,5 81,8
p
kura
18 18,2 18,2 100,0
ng
Total 99 100,0 100,0

Kecemasan
Frequen Percen Valid Cumulative
cy t Percent Percent
Val berat 6 6,1 6,1 6,1
id sedan
70 70,7 70,7 76,8
g
ringa
23 23,2 23,2 100,0
n
Total 99 100,0 100,0

Statistics
Pengetahu kecemasa
an n
N Valid 99 99
Missi
0 0
ng
Mean 1,91 2,17
Median 2,00 2,00
Mode 2 2
Std.
,671 ,516
Deviation
Variance ,451 ,266
Range 2 2
Minimum 1 1
Maximum 3 3
Sum 189 215

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
Percen Percen Percen
N t N t N t
pengetahuan * 100,0 100,0
99 0 0,0% 99
kecemasan % %
Lampiran 8

STIKES BHAMADA SLAWI


PRODI SARJANA KEPERAWATAN DOKUMENTASI
DAN NERS PENELITIAN
CURRICULUM VITAE

Nama : Waluyani Nurmala

Tempat dan tanggal lahir : Brebes, 25 Oktober 1998

Jenis kelamin : Perempuan

Bangsa : Indonesia

Alamat : Desa Tegalglagah 005/003 Kecamatan


Bulakamba Kabupaten Brebes

Nama orang tua : Bapak Suratmo dan Ibu Sutersin

Pekerjaan orang tua : Wiraswasta

Riwayat pendidikan : 1. TK Pertiwi Tegalglagah


2. SD N Tegalglagah 03
3. SMP N 01 Bulakamba
4. SMA N 01 Larangan

Anda mungkin juga menyukai