Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL

PENGARUH PENYULUHAN DENGAN LEAFLET DAN


AUDIOVISUALLTERHADAP KEPATUHAN MENGUNAKANKELAMBU
BERINSEKTISIDA PADA IBU HAMIL DENGA MALARIA DI
PUSKESMAS HARAPAN TAHUN 2012

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan


diploma lV Kebidanan Klinik

DI SUSUN OLEH

YULIANA DAWAPA

PO.71.24.4.17.057

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA

PROGRAM D-IV KEBIDANAN

TAHUN 2021
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Yuliana Dawapa

NIM : po.71.24.4.17.057

Program Studi : D-IV Kebidanan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil

alihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti

atau dapat di buktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil

karya orang lain,saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Jayapura ,...............2021

Yang menyatakan

Meterai 6000

(Yuliana Dawapa)
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal skripsi ini telah di periksa, di setujui dan siap untuk di ujiakn di

hadapan tim penguji proposal skripsi program Studim D-IV Kebidanan

Poltekes Kemenkes Jayapura

Jayapura................................2021

Pembimbing l pembimbing ll

Sri Wahyuni, M.,Keb Eka Setyyaningsuci,S,SiT.,M.Kes

NIP. 198810032019022001 NIP.


HALAMAN PERSETUJUN

Hasil penelitian telah di periksa, di setujui dan siap untuk di ujiakn di

hadapan tim pengguji hasil penelitian Progam Studi D-IV Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Jayapura

Jayapura................................2021

Pembimbing l pembimbing ll

Sri Wahyuni, M.,Keb Eka Setyyaningsuci,S,SiT.,M.Kes

NIP. 198810032019022001 NIP.


HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

PENGARUH PENYULUHAN DENGAN LEAFLET DAN AUDIOVISUALL


TERHADAP KEPATUHAN MENGUNAKAN KELAMBU
BERINSEKTISIDA PADA IBU HAMIL DENGAN MALARIA DI
PUSKESMAS HARAPAN TAHUN 2021

DI SUSUN OLEH

YULIANA DAWAPA

NIM PO.71.24.4.17.057

Telah di perbaiki dan di pertahankan di depan dewan penguji

serta di setujui untuk di perbanyak

Susunan Dewan Penguji

No. Nama Tanda Tangan

1. Ketua Sri Wahyuni, M.,Keb ( )

2. Anggota Eka Setyyaningsuci,S,SiT.,M.Kes ( )

3.Anggota Martina Mogan,S.ST.,M.Keb ( )

jayapura, ..................2021

Ketua Jurusan Kebidanan

Ruth Yogi S.ST.,M.Kes

NIP.197706172006042002
ABSTRAK
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,


atas hikmat dan karuniannya sehingga sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi dengan Judul “ PENGARUH PENYULUHAN
DENGAN LEAFLET DAN AUDIOVISUALL TERHADAP KEPATUHAN
MENGUNAKAN KELAMBU PADA IBU HAMIL DENGAN MALARIA DI
PUSKESMAS HARAPAN ” dapat di selesaikan tepat waktunya
terselesainya ini, berkat bantuan berbagai pihak untuk itu, Ucapan
terimalkasih penulis persembahkan kepada :

1. Dr. Hermanus Arwan,SE.,M.Kes, Selaku Di Rektur Poltekes Kemenkes


Jayapaura
2. Ruth Yogi, S, ST.,M.Kes, Selaku Ketua Jurusan Poltekkes Kemenkes
Jayapura
3. Siana Dondi , SKM S.ST.,M.Kes, Selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jayapura
4. Sri Wahyuni, M.Keb, Selaku Pembimbing 1 yang telah meluangkan
waktunya untuk memberi bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.
5. Eka Setyaningsuci,S.SiT.,M.Kes, Selaku Pembimbing 2 yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan dalam penyusunan
Skripsi ini.
6. Martina Mogan, S,ST.,M.Keb, selaku penguji 1 yang telah meluangkan
waktunya untuk menguji dalam Skripsi ini.
7. Sri Wahyuni, M.Keb, Selaku Penguji 2 yang telah meluangkan
waktunya untuk menguji dalam Skripsi ini.
8. Eka Setyaningsuci,S.SiT.,M.Kes, Selaku Penguji 3 yang telah
meluangkan waktunya untuk menguji dalam Skripsi ini.
9. Para dosen dan staf Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Jayapura
10. Kedua orang tua ku yang tercinta Bapak Salvius Dawapa sebagai
kepala Keluarga dan Ibu Veonika Madai sebagai ibu rumah tangga
serta kakak Hendrika, Magda, Jhon dan adik Paskalis yang selalu
membantu penulis dalam biaya dan selalu mendoakan penulis selama
duduk di bangku perkuliahan ini
11. Seluruh seluruh pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini
semoga skripsi ini bisa membantu saya dan semua pihak yang telah
membantu penulis
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan ini masih jauh dari dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan
saran sangatlah penulis harapkan dan perbaikan kedepan.

Akhir kata, semoga sripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Doa
dan harapan dari penulis kiranya Tuhan yang Maha Esa, selalu menyertai
kita dalam menyelesaikan skripsi ini serta lebih banyak belajar untuk karir
hidup ini kedepannya.

Jayapura , ..................2021

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Siklus Hidup Anoheles

Gambar 2.2 Siklus Hidup Plasmodium


DAFTAR TABEL

Tabel lV.1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Malaria merupakan salah satu penyakit yang berbahaya


masih menjadi masalah kesehatan dunia. Apabila berbicara
mengenai ibu hamil, resiko tinggi yang dapat terjadi karena
penyakit ini bukan hanya akan terjadi pada ibu Hamilnya saja
melainkan dapat membahayakan janin yang di kandung ibu bahkan
dapat mengakibatkan kematian bagi ibu maupun janin maka Ibu
hamil di anjurkan untuk mengutamakan mengunakan Kelambu
agar untuk menghindari gigitan nyamuk. Di masa pandemi covid-
19 maka pemeriksaan diagnostik malaria di lakukan dengan Tes
Cepat (RDT) dan pasien segera di beri pengobatan bila hasil
pemeriksaan RDT positif. Pembuatan sediaan darah tetap di
lakukan untuk konfirmasi hasil RDT dan evaluasi pengobatan
Malaria (Kemenkes RI, 2020).

Malaria menular melalui gigtan nyamuk dan terjadi banyak di


belahan dunia, WHO menemukan ada 229 juta kasus malaria total
di seluruh dunia akibat gigtan nyamuk (Alsonso,2019).

Di indonesia kasus penyakit malaria terus meningkat di


tengah pandemi Covid-19 dan hal ini mengkhawatirkan kelompok
rentang terutama ibu hamil dan balita. Berdasarkan data stres
kasus positif malaria dan jumlah penderitaan malaria (Annual
Parasite Incidence/ API), tercatat bahwa keseluruhan kasus malaria
sebanyak 250.644 kasus (Kemenkes RI, 2019).
Malaria masih endemis di sebagian besar wilayah Indonesia
antara lain Indonesia kawasan timur seperti Papua, Maluku Nusa
Tenggara, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera termasuk dalam
stratifikasi malaria tinggi, sementara klimantan,sulawesi, dan
sumatera termasuk dalam tratifikasi sedang. Sedangkan Jawa dan
Bali masuk dalam stratifiksi rendah namun ada beberapa desa
yang kasus malaria yang Tinggi. Annual parasite incidence (API)
Untuk kasus malaria di Indonesia kawasan Timur seperti Papua,
Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Papua (Kemenkes RI 2019).
Kasus malaria pada ibu hamil paling tinggi terdapat di
Provinsi Papua yaitu sekitar 1.769 kasus (Kemenkes RI, 2019).
dan kasus Malaria di kabupaten jayapura terdapat : 3.190 kasus
(Dinkes Provinsi Papua, 2019).
Malaria adalah penyakit parasitic karena di sebabkan oleh
parasite yang di pindahkan dari seorang penderita ke orang lain
melalui gigigtan nyamuk Anopheles yang telah terinfeksi oleh
plasmodium.pada wanita hamil sangat mudah untuk terinfeksi
malaria di bandingkan dengan populasi umumnya selain muda
terinfeksi malaria juga muda terinfeksi berulang sehingga dapat
mengakibatkan komplikasi berat yang beresiko tinggi pada
kematian ibu maupun janin. Upaya pencegahan penyakit malaria
dapat di lakukan melalui beberapa cara, diantaranya mengunakan
kelambu yang insektisida (insectiside –treated nets) merupakan
program utama yang di lakukan untuk daerah endemis (Niu & Mofu,
2018).
Bedasarkan Survey Pendahuluan penyakit malaria di ambil
dari Puskesmas Harapan Tahun 2019 ..... terjadi peningkatan yaitu
pada tahun 2020 ...dengn ibu hamil .... terdapat .... ibu hamil
dengan malaria dan..........dengan ibu Hamil ........... terdapat ......
ibu hamil dengan penyakit malaria jadi jumlah ibu hamil dengan
malaria sebanyak 30 ibu hamil.
Malaria pada ibu hamil sangat membahayakan bagi ibu
hamil dan janinnya maka perlu ada penyuluhan tentang
bagaimana cara mencegah malaria pada ibu. Salah satu upaya
untuk memberikan informasi atau penyuluhan kepada ibu-ibu
Hamil dengan leaflet tentang kepatuhan mengunakan kelambu
(Nurmaliani,2018).
Media merupakan segala sesuatu yang dapat di gunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang pikiran,peraaan,perhatian dan minat ibu hamil
untuk dapat patuh sesau dengan apa yang pengirim di tayangkan
(Eldaarni,2011).
Media leaflrt adalah selembaran kertas yang berisi tulisan
dengan kalimat –kalimat yang singkat,padat, mudah di mengerti
dan gambar-gambar yang sederhana. Karakteristik media leflet
pada umumnya di letakan di tempat –tempat umum dan gampang
terlihat. Hal ini di sebaban karakteristik media leaflet yang memang
khusus di desain untuk di baca secara cepat oleh penerimanya.
Kelebihan media leaflet sebagai media pembelajaran penyajian
media leaflet simpel dan ringkas.desain yang simple tersebut
membuat penerima tdak membutuhkan banyak waktu dalam
membacanya(Notoadmodjo,2012).
Media Audio Visuall adalah media yang bisa di dengar dan
di lihat secara bersamaan. Contohnya : media
daram,pementasan,film, televisi dan media yang sekarang
menjamur, yaitu VCT. Internet termasuk dalam bentuk media audio
visuall tetapi lebih lengkap dan menyatukan semua jenis format
media di sebut multi media karena berbagai format ada dalam
internet (Eldaarni, 2011).
Untuk menekan angka kesakitan dan kematian di lakukan
melalui program pemberantasan malaria yang kegiatannya adalah
pengunaan kelambu berinsektisida,angka insidence Malaria di
pengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya perilaku seperti
kebiasaan tidur mengunakan kelambu berinsektisida (Asin, 2012).
Kelambu memberi perlindungan terhadap nyamuk, yang di
sebabkan serangga –serangga seperti malaria, kelambu umum di
gunakan seperti tenda yang menutupi tempat tidur .Kepercayaan
sebagian masyarakat atau ibu hamil secara turun- temurun adalah
jika tidur dalam kelambu pada malam hari maka akan aman dari
gangguan gigitan nyamuk hingga pagi dan agar terhindar dari
gigitan nyamuk tersebut ( Nurmaliani, 2018)

Berdasarkan Uraian Tersebut di atas menunjukan bahwa


adanya penyuluhan kepatuhan mengunakan kelambu
berinsektisida merupakan salah satu Hal penting dalam program
pencegahan malaria dan agar Ibu hamil patuh dalam mengunakan
Kelambu.
Maka uraian diatas Penelitian ini yang berjudul “
PENGARUH PENYULUHAN LEAFLET DAN AUDIO VISUALL
TERHADAP KEPATUHAN MENGUNAKAN KELAMBU
BERINSEKTISIDA PADA IBU HAMIL DENGAN MALARIA DI
PUSKESMAS HARAPAN”

B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh penyuluhan terhadap kepatuhan


mengunakan kelambu berinsektisida pada ibu hamil dengan
malaria di Puskesmas Harapan ?
C. Tujuan Penelitian
penelitian ini bertujuan untuk
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap kepatuhan
mengunakan kelambu berinsektisida pada ibu hamil dengan
malaria di Puskesmas Harapan.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kepatuhan sebelum di lakukan penyuluhan
terhadap kepatuhan mengunakan kelambu berinsektisida
pada ibu hamil dengan malaria di Puskesmas Harapan.
b. Mengetahui kepatuhan sesudah penyuluhan terhadap
kepatuhan mengunakan kelambu berinsektisida pada ibu
hamil dengan malaria di Puskesmas Harapan.
c. Mengetahui pengaruh sesudah dan sebelum di lakukan
penyuluhan terhadap kepatuhan mengunakan kelambu
berinsektisida pada ibu hamil dengan malaria di puskesmas
harapan .

D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Penelitian ini mendapatkan pengalaman serta keterampilan
lapangan dalam penelitian khususnya yang berhubungan
pengaruh penyuluhan terhadap kepatuhan mengunakan
kelambu berinsektisida pada ibu Hamil dengan malaria di
puskesmas Harapan.

2. Praktis
a. Bagi instansi kesehatan
Sebagai bahan masukan dalam menentukan kebiijakan
untuk meningkatkan kinerja khusus Kepatuhan mengunakan
Kelambu berinsektisida pada ibu hamil dengan Malaria.
b. Bagi tempat penelitian
Sebagai bahan masukan bagi bidan untuk mengadakan
Penyuluhan tentang kepatuhan mengunakan kelambu
berinsektisida pada ibu hamil dengan malaria.
c. Bagi responden
Sebagai bahan masukan bagi responden agar bisa patuh
dan bertindak dalam kepatuhan mengunakan kelambu
berinsektisida pada ibu hamil dengan malaria.
d. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah
kemampuan dalam menerapkan ilmu pengetahuan tentang
pengaruh penyuluhan terhadap kepatuhan mengunakan
kelambu berinsektisida pada ibu Hamil dengan malaria di
Puskesmas Harapan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyuluhan.
1. Pengertian Penyuluhan
Penyuluhan adalah suatu edukasi dalam aspek promotif
untuk meningkatkan pengetahuan dan memperbaiki perilaku
sasaran serta dapat menerapkan perilaku sehat dalam
kehidupan sehari –hari (Iiyas dan Putri, 2012).
Penyuluhan adalah kegiatan pendidikan yang di lakukan
dengan cara menyebarkan informasi informasi pesan,
menambah ilmu, menambhak keyakinan, sehingga masyarakat
sadar tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bias melakukan
suatu anjuran yang ada pengaruhnya dengan kesehatan serta
terjadi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap
( Natoadmodjo, 2012).
Menurut Anrul Anwar dalam Effendy (2012), penyuluhan
kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang di lakukan dengan
cara menyebarkan pesan ,menambah keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti tetapi juga mau
dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada pengaruhnya
dengan kesehatan (Effendy, 2012).
Menurut Wood dalam Effendy (2012) penyuluhan
kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang berpengaruh
secara menguntungkan terhadap kebiasaan yang ada
pengaruhnya dengan kesehatan perseorangan, masyarakat
dan bangsa. Kesemuanya ini di persiapkan dalam rangka
mempermudah di terimanya secara sukarela perilaku yang ada
meningkatkan atau memelihara kesehatan (Effendy,2012).
2. Tujuan
Tujuan Penyuluhan adalah meningkatkan pengetahuan
individu,kelompok dan masyarakat sehingga dapat di terapkan
perilaku sehat (Fitriani, 2011).
Menurut Effendy (2012) bila di lihat dari berbagai
pengertian di atas maka Tujuan yang paling pokok adalah:
a. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan
masyarakat dalam Membina dan memelihara perilaku
sehat.
b. Terbentuknya perilaku sehat pada individu,keluarga,
kelompok, dan masyarakat, yang sesuai dengan konsep
hidup sehat baik fisik, maupun mental sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian terlebih khusus
pada ibu Hamil (Effendy, 2012).
3. Metode
Menurut Natoadmodjo (2011), metode penyuluhan yang di
lakukan yaitu : kelompok kecil.
a. Kelompok kecil
Apabila jumlah peserta penyuluhan kurang dari 20 orang
maka di sebut kelompok kecil. Metode yang di gunakan
untuk kelompok kecil antara lain: memberikan penyuluhan
dan tanya jawab antara pemateri dan Responden.
4. Media
Media adalah suatu perantara untuk menyalurkan informasi
oleh penyuluh kepada sasaran yang di buat dan di sampaikan
sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sasaran
(Daryanto,2010).
Jenis media yang di Gunakan adalah media Visual yaitu
Leaflet.
Leaflet merupakan sarana publikasi singkat yang terbentu
selembaran kertas dan berukuran kecil. Biasanya selembarabn
kertas ini berisi informasi suatu yang yang perlu di sebarkan
kepada ibu Hamil yang telah bersedia menjadi Responden.
Pada iumumnya leaflet di gunakan untuk sarana promosi atau
penyuluhan agar memudahkan para ibu hamil yang
membacanya. Promosi atau penyuluhan mengunakan kertas
sangat efektif karena mudah di bawah ke mana-mana (Daryanto
2011).

B. Kepatuhan Kelambu Berinsektisida


Kepatuhan (adherence ) adalah suatu bentuk perilaku yang
timbul akibat adanya interaksi antara petugas kesehatan dan
pasien sehingga pasien mengerti rencana dan segala
konsekwensinya dan menyetujui rencana tersebut serta
melaksanakannya( Kemenkes RI.,2011).
Menurut WHO kepatuhan merupakan kecenderungan pasien
melakukan intruksi medikasi yang di anjurkan (National Institise For
Health and Clinical Excellance dalam Grough, 2011).
Teori PRECEDE-PROCEED dari Laurence Green karena
karakteristik responden yang di pengaruhi baik dari dalam maupun
dari Luar.dengan mengunakan teori PRECEDE-PROCEED dari
Lauren Green. Peneliti Mampu melihat karakteristik kepatuhan
mengunakan kelambu secara lebih komprehensif atau menyeluruh.
(Laurence Green,2015).
Terdapat beberapa cara untuk menghindari gigtan nyamuk,
antara lain mengunakan kelambu. Kelambu poles dapat di gunakan
untuk melindungi Individu (Ibu hamil) dan masyarakat
(setyaningrum, 1997) dan terbukti efektif dalam menurunkan angka
kesakitan dan angka kematian akibat malaria serta dapat
mengurangi penularan malaria jika di pergunakan dalam skala
besar (L,Green,2015).
Kepatuhan mengunakan kelambu akan menghindari
terjadinya kontak langsung antara nyamuk dengan malaria. Dan
dengan kelambu tersebut di harapkan mass killing dari nyamuk
malaria dapat di cegah di bandingkan dengan yang tidak patuh
mengunakan kelambu (WHO, 2012).
Kelambu berinsektisida adalah kelambu yang mengandung
insektisida yang di campurkan atau di balutkan ke benang kelambu
dan memiliki daya tahan terhadap berkali kali pencucian. Selain
sebagai penghalang secara fisik terhadap nyamuk, aktivitas
insektisida yang terkandung di dalamnya juga dapat membunuh
nyamuk (Mayasari,Andriyanti, dan Sitorus, 2015).
Kelambu jenis ini di harapkan dapat mempertahankan
aktivitas biologinya (insektisida masih terdapat dalam serat
kelambu) minimal 20 kali pencucian (standar di bawah WHO
kondisi di laboratorium) dan 3 tahun yang di rekomendasikan dalam
kondisi lapangan (Leangeler C, 2016).
Kelambu merupakan sebuah tirai tipis, tembus pandang,
dengan jaring –jaring yang dapat menahan berbagai seranggan
atau mengigit orang yang mengunakannya. Kelambu memberi
perlindungan terhadap nyamuk yang di sebabkan malaria .
Kelambu umumnya di gunakan seperti tenda yang menutupi tempat
tidur, agar dapat berfungsi efektif perlu di jaga agar tidak terdapat
lubangatau celah yang memungkinkan nyamuk masuk. (Ernawati,
2011).
1. Manfaat Kelambu yaitu :
a. Untuk melindungi dari gigtan nyamuk
b. Kelambu tetap menjadi udara di dalam kelambu terasa lebih
hangat
c. Menjaga kebersihan udara dan tempat tidur
d. Meningkat kualitas tidur
e. Sebagai dekorasi tambahan
2. Cara pakai kelambu
a. Sehari sebelum di gunakan, angin-anginkan kelambu di
tempat teduh supaya tidak gatal.
b. Masukan bagian bawah kelambu kebawah kasur atau tikar
agar nyamuk tidak masuk
3. Cara mencuci dan merawat kelambu
a. Cuci kelambu 3 bulan sekali
b. Larutkan deterjen dalam air dan celup-celupkan kelambu
c. Jangan di kucek di sikat karena dapat merusak kelambu
d. Bilas dengan air bersih jangan di peras
e. Keringkan kelambu di tempat teduh, jangan kena sinar
matahari langsung.
f. Buang air bekas cucian jauh dari sumber air, sungai atau
kolam.
g. Segera jahit kelambu bila sobek ( Ernawati,2011).

Menurut WHO ( World Health Organization ) telah


menerapkan pengembangan metode alternatif pemberantasan
vektor malaria yang lebih efisien dari penyemprotan dengan
mengunakan pengunaan kelambu berinsektisida
permetrin.Petrimen adalah insektisida sintetik yang bekerja secara
langsung atau lewat saluran pencernaan. Pemakaian dosis rendah
yang di resapkan pada kelambu sangat baik untuk membunuh
nyamuk dan tidak membahaya bagi manusia (sherck dan self,
2016).

Pendistribusian dan pengunaan kelambu berinsektisida


Insecticide Treated Nets (ITNs) merupakan salah satu upaya
intervensi utama yang di nilai efektif dalam pencegahan dan
pengendalian malaria yang di anjurkan WHO dengan Tujuan
mencapai target Millenium Development Goals (MDGs).
(WHO,2016)
C. Malaria
1. Pengertian Malaria
Malaria pada kehamilan merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang serius. Wanita hamil cenderung lebih beresiko
untuk menderita malaria di bandingkan kelompok lain sehingga
di kategorikan sebagai population at risk of malaria (Fried dan
Duffy, 2017).
Angka kematian akibat malaria di berbagai daerah endemik
seperti di Afrika, di laporkan berkisar antara 700.000-2,7 juta
jiwa setipa tahun, dan 80% di antaranya terjadi pada kelompok
wanita yang sedang hamil dan anak-anak di bawah 5 tahun.di
Afrika kematian perinatal akibat malaria adalah sekitar 1500
per hari. di samping itu, sekitar 20-40% bayi lahir dengan berat
badan di bawah rata-rata berat normal. Di daerah penularan
tinggi , malari pada kehamilan paling sering terjadi pada ibu
yang hamil pertama kali (primigravida) dan prevalensi serta
kepada prevalensia serta kepadatan parasitemia menurun
selama kehamilan berikutnya. Sebaliknya di daerah transmigrasi
rendah semua kehamilan sama sama beresiko untuk p
falciparum, dan mungkin infeksi p,vivax (Rogerson ,2017).
Malaria dan kehamilan adalah dua hal yang sama-sama
membawa masalah. Perubahan fisiologis selama kehamilan dan
proses patologis yang terjadi akibat infeksi malaria, saling
berpengaruh secara sinergistik dan menambah program bagi
sang ibu, janin yang di kandung dan juga dokter yang
menangani. Primigravida dan non-imune adalah kelompok yang
sangat rentang (Friend dan Duffy, 2017).
Komplikasi –komplikasi akibat malaria di antaranya anemia,
hiperpireksia, hipoglikemia, komplikasi malaria pada anak
(serebra), edema paru, sepsis purpularis lebih sering terjadi.
Kematian sering di jumpai akibat malaria berat dan perdarahan.
Akibat yang terjadi pada bayi dapat berupa bayi dengan berat
badab lahir rendah (BBLR/low birt weigh baby akibat ganguan
pertumbuhan dalam kandungan, prematur, malaria kongenital,
dan kematian (Plere,et al.,2013; Samia et al, 2017).

2. Masalah Ganda Malaria Pada Kehamilan


Masalah ganda dan multi kompleks yang berkaitan dengan
malaria pada kehamilan, dapat di tinjau dari berbagai aspek,
secara umum wanita hamil lebih rentan untuk terkena malaria.
Hal ini terbukti bahwa dari aspek epidemiologik, angka kejadian
malaria pada wanita hamil lebih tinggi di bangdingkan dengan
populasi umum. salah satu penyebab adalah pada wanita hamil
terjadi imunosupresi yang berakibat berkurang atau bahkan
hilangnya kekebalan dapatan ibu terhadap malaria. Kerentanan
ini di sebabkan oleh perubahan imunologis yang terjadi dan
terkait dengan proses kehamilan (Kalkilaya,2018).
Selama kehamilan di jumpai kecenderungan yang unik dari
subset parasit p.falciparum untuk menetap sirkulasi dara ibu di
plasenta. Sekuestrasi di plasenta ini membantu parasit
menghindari pembersihan oleh sistem kekebalan tubuh dan
terutama penyaringan oleh limpa dan telah di kaitkan dengan
gangguan kehamilan termasuk penurunan berat badan lahir
rendah (BBLR) dan anemia Ibu (Stephen dan Rogerson).
Sekuestrasi di plasenta bukan merupakan fitur utama infeksi
oleh p .vivax namun infeksi oleh p.vivax seperti oleh
p.falciparum, dapat menyebabkan anemia kronik dan malaria
plasenta yang akan menyebabkan BBLR dan meningkat
kematian resiko neonatus (WHO,2018).

3. Gambaran Klinik Malaria pada Kehamilan


Manifestsi klinik yang apitik juga dapat di jumpai, khususnya
pada paruh kedua kehamilan /2 half of pregnancy (Kakkilaya,
2018).
a. Demam
Penderita mungkin menunjukan gambaran demam
yang bervariasi, mual avebril demam ringan, demam terus-
menerus hingga hiperpiresia.
b. Anemia
Di negara –negara berkembang, malnutrisi dan
kecacingan merupakan penyebab anemia yang paling
sering,malaria juga dapat menyebabkan anemia.di daerah
hiperendenik malaria, anemia juga sering di jumpai pada
multigravida, sehingga semua kasus anemia sebaiknya juga
di periksa keberadaan parasit malarianya.
c. Spenomegali
Pada strimester kedua kehamilan bisa tidak ada
/hanya sedikit di jumpai pembesaran limpa atau limpa yang
sudah membesar bisa mengecil.
4. Komplikasi malaria pada kehamilan
Konsekwensi malaria pada kehamilan bervariasi dengan
intensitas transmisi. Pada daerah dengan penularan yang tinggi,
anemia ibu sering terjadi, yang menyebabkan perubahan
intgritas plasenta akibat menurunnya suplai makanan. Hal ini
merupakan faktor resiko utama terjadi abortus,BBLR, bayi lahir
mati,prematur, sehingga meningkatkan mobilitas dan mortalitas
bayi. Di daerah transmisi rendah, bila wanita hamil yang tidak
kebal terinfeksi, infeksi malaria bisa menjadiparah dan
mengancam jiwa dan membutuhkan perawatan darurat.
Komplikasi maternal termasuk edema paru akut,hipoglikemia
berat,dan koma, sementara janin keguguran atau lahir mati juga
sering terjadi (Stephen dan Rogerson, 2017).

5. Risiko—Risiko pada Janin


Malaria pada kehamilan dapat menganggu perkembangan
kehidupan dan kesehatan janin. Kondisi klinis berupa suhu
tubuh yang tinggi, anemia, hipoglikemia, gangguan fungsi
plasenta, dan komplikasi lain, semuanya dapat mempengaruhi
pada janin, v.vivax dan p. Falciparum keduanya memiliki potensi
untuk menimbulkan maslah pada kehamilan, tetapi p.falciparum
berpotensi lebih serius. Mortalitas prenatal dan neonatal bisa
bervariasi antara 15-70%. Angka kematian akibat p.vivax adalah
15,7% sedangkan yang di sebabkan oleh p falciparum adalah
33%.abortus spontan, lahir prematur,lahir mati,insufiensi
plasenta dan IUGR, bayi lahir dengan berat badan rendah,
dister janin, adalah masalah-masalah yang di jumpai pada janin
(Valecha et al,2014).
Malaria pada ibu hamil menjadi masalah serius karena dapat
menyebabkan berbagai masalah seperti berikut :
a. Anemia
b. Bayi lahir prematur
c. Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR)
d. Kematian Ibu dan Bayi

Resiko malari pada ibu hamil dalam jangka panjang yaitu


masalah pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak akibat
lahir prematur dan BBLR (Nadia,2020).

Malaria adalah penyakit parasitic karena di sebabkan oleh


parasite yang di pindahkan dari seorang penderita ke orang lain
melalui gigitan nyamuk Anopheles yang di sebabkan oleh
parasit plasmodium. Penyakit ini berbahaya karena dapat
menimbulkan komplikasi berat bahkan kematian(Flora Niu,
2018).

Di indonesia malaria merupakan penyakit endemis terutama


di Maluku,Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Papua, Papua Barat,
Serta di sebagian wilayah Kalimantan dan Sumatra. Oleh
karena itu, masyarakat yang akan bepergian ke daerah tersebut
di anjurkan untuk mengkonsumsi untuk obat pencegahan
malaria dan mengunakan kelambu saat tidur agar terhindar dari
gigitan nyamuk (dr. Kevin,Adrian, 2019)

a. Siklus Hidup nyamuk Anopheles

Menurut (Igne Sutanto,2014) Pada suklus nyamuk


anopheles terdapat empat stadium perkembangan nyamuk,
yaitu : telur, larva, pupa, dan nyamuk dewasa. Siklus hidup
namuk anopheles dapat di lihat pada gambar berikut :

Gambar 2.2 Siklus Hidup Nyamuk Anopheles

Berdasarkan tingkat kehidupan, Siklus hidup nyamuk


anopheles di bagi dalam 2 tingkatan yaitu :
1) Tingkatan dalam air
Siklus hidup nyamuk sangat tergantung pada keberadaan
air,di mana manusia menjadi salah satu kontributor
keberadaan perindukan (aris santjaka). Tingkatan hidup
dalam air ada tiga fase, yaitu telur, larva dan vuva. Seekor
nyamuk betina dapat mengeluarkan 50-200 butir telur setiap
kali bertelur. telur yang mempunyai pelampung ke dua
sisinya berukuran 0,5 x 0.2 mm,di letakan langsung satu
persatulangsug di permukaan air. Telur akan menetes dalam
waktu 2-3 hari pada musim panas, dan baru menetes 2-3
minggu pada waktu musim dingin (Igne Sutantu,2014).
2) Tingkat di darat
Kepompong atau pupa akan menjadi nyamuk dewasa
dan keluar dari habitat air, umumnya nyamuk jantang keluar
terlebih dahulu menjadi nyamuk dewasa. Butu waktu 1-2 hari
kemudian bereproduksi, nyamuk betina kawin hanya sekali
selama hidupnya. Perkembangan dari telur menjadi nyamuk
dewasa membutuhkan waktu 5-14 hari sedangkan di daerah
tropis umumnya di butuhkan waktu 10-14 hari. Nyamuk
dewasa anopheles mudah di kenal dari posisi tubuhnya
pada waktu beristrahat, yaitu membentuk susdut dengan
pembukaan tempatnya hinggap, dan dan tidak sejajar
dengan permukaan tempat hingasip. Selain itu sayap
anopheles mempunyai corak sisik berwarna hitam putih
(Igne Sutanto,2014).
b. Siklus hidup plasmodium

Menutur (Saleha Songkar, 2014) Siklus hidup


plasmodium mempunyai dua fase perkembangan yaitu satu
fase aseksual (tubuh manusia )dan seksual (dalam tubuh
nyamuk).

Gambar 2.3 Siklus Hidup Plasmodium

1) Fase aseksual
Siklus du mulai ketika anopheles mulai mengigit
manusia dan memasukan aporozoit yang dapat pada air
liurnya ke dalam aliran darah manusia sekitar 30 menit
berkembang menjadi skizon hati yang mengandung
10.000-30.000 merozoit.pada akhir fase ,skizon hati pecah,
merozoit pecah keluar, lau masuk dalam aliran darah.fase
eritroset di mulai sel darah merah dan membentuk trofozoit
proses berlanjut menjadi trofozoit-skizon-merozoit. Setelah
sampai tiga generasi, merozoit terbentuk, lalu sebagian
merozoit berubah bentuk menjadi fase seksual.

2) Fase Seksual
Fase ini terjadi pada tubuh nyamuk, di mulai sejak
menghisap darah manusia yang sudah terinfeksi
plasmodium. Plasmodium dalam bentuk gametosi masuk
seiring dengan darah yang dihisap dari tubuh manusia.
Darah tersebut sudh mengandung gametozit jantan dan
betina, kemudian gametosit ini mengalami pembuahan
yang menghasilkan zigot dalam waktu antara 12-24 jam
sesudah nyamuk menghisap darah. Setelah zigot
terbentuk, maka zigot berubah menjadi oocysta yang
dalamnya mengandung ribuan sporozoit. Oocysta pecah
dan melepaskan sporozoit kemudian nyamuk siap
menularkan sporozoit ke manusia melalui gigtan saat
menghisap darah manusia.

6. Gejala malaria

Gejala utama malaria adalah demam, demam serangan


demam malaria terjadi selama 2-12 jam. demam malaria terdiri
dari tiga stadium yaitu:

a. Stadium rigoris (mengigil)


Penderita terus mengigil walaupun suhu tubuh naik.
Keadaan ini akan berlangsung selama 15-60 menit
b. Stadium akme (puncak demam)
Pada stadium ini suhu tubuh mencapai 40 ͦ (105F) dan
berlangsung selama 2-4 jam.
c. Stadium sudoris
Suhu tubuh melaii turun di sertai keringat, hingga mencapai
suhu normal. Stadium ini berlangsung selama 2-4 jam.
Dampak lainnya yaitu terjadi anemia atau penururnn kadar
hemoglobin di dalam tubuh di bawah normal di tandai
dengan penglihatan kabur badan lemah, kepala pusing,
pucat, jantung berdebar-debar, dan nafsu makan berkurang.
Selain gejala di atas penderita malaria juga mengalami
pembesaran limpa, pembesaran limpa merupakan gejala
khas pada malaria kronis yang di sebabkan oleh sel darah
merah yang berjebak di limpah semakin membesar pula
limpa. Masa inkubasi setiap jenis malaria berbeda-beda,
pada malaria vivax dan malaria ovale inkubasi berlangsung
10 sampai 17 hari sedangkan pada malaria falciparum
antara 8 sampai 12 hari dan pada malaria masa inkubasi
berlangsung 21sampai 41 hari (Igne Sutanto,2014).

parasit malaria termasuk genus plasmodium dan pada


manusia ditemukan empat spesies yaitu plasmodium
falciparum,plasmodium ovale,dan plasmodium malariae.(Irianto
2013).
a. Plasmodium falciparum
Parasit ini menyebabkan malaria betina malgina, malaria
ganas yang menimbulkan kematian. Gejala klinis timbul 7-24
hari sesudah infeksi, tetapi kadang baru terjadi beberapa
bulan kemudian. di dalam sel darah penderita malaria ini
dapat di temukan dalam cincin,trozofit,skizon dan bentuk
gametosit yang memiliki ciri-ciri khusus, eritrosit yang
terinfeksi oleh plasmodium falciparum berukuran normal.
b. Plasmodium vivax
Demam merupakan gejala yang selalu terjadi setiap hari
kedua plasmodium vivax ini menyebabkan malari vivax atau
tertian, di dalam sel darah penderita dapat di temukan dalam
bentuk cincin. Ukuran sel darah yang terinfeksi umumnya
lebih besar dari ukuran normal yaitu satu,lima sampai dua
kali.
c. Plasmodium ovale
Plasmodium ini menyebabkan malaria ovale, masa
inkubasi pada malaria ini adalah 8-14 hari.penderita malaria
ini biasanya di tandai dengan gejala mengigil yang hilang
timbul, badan tidak enak, kepala pusing dan demam
berlangsung selama satu sampai delapan jam. Eritrosit yang
terinfeksi berukuran normal atau lebih besar sampai1,25 kali.
7. Penularan

Penyakit malaria di tularkan melalui dua cara, yaitu: alamiah


dan non alamiah.penularan secara alamiah adalah melalui
gigtan nyamuk anopheles yang mengadung parasit malaria dan
Non alamih bukan melalui gitan nyamuk anopheles. Penularan
malaria secara non alamiah antara lain bawaan (kongenital)
seperti [ada bayi yang baru lahir karena di turunkan oleh ibunya
yang menderita malaria, penularan mekanik (jarum suntik,
tranfusi darah). dalam masa penularan jarum suntik dapat
terinfeksi apabila dalam darah penderita yang di hisap masih
ada gametosit. Keadaan ini bervariasi tergantung spesies dan
strain dan parasit serta respon sekarang terhadap
pengobatan.pada penderita plasmodium malaria yang tidak di
obati dengan benar dapat menjadi sumber penularan selama
tiga tahun.sedangkan untuk vivax selama satu sampai dua
tahun dan malaria falciparum tidak lebih dari satu tahun.
(James,2012).

Ada tiga macam tempat dan perilaku yang di perlukan


untuk kelangsungan hidup nyamuk, dimana satu sama lain
saling berkaitan menurut (James,2012) yaitu :

a. Tempat berkembang biak (breeding flaces)

Nyamuk Anopheles betina memiliki kemampuan untuk


memilih tempat perinduan atau tempat berkembang biak
sesuai dengan kebutuhan dan kesenangannya.Lokasi
berhubuung dengan air yang langsung kontak dengan tanah,
diisinilah nyamuk akan meletakan telurnya untuk menjalani
siklus Aguatic sampai menjadi pupa.

b. Mencari darah (feeding places)

Nyamuk anopheles pada umumnya mencari darah pada


malaria hari, mulai senja sampai tengah malam, dan ada pula
yang mulai tengah malam sampai menjelang pagi. Penularan
terjadi ada zaat nyamuk menghisap darah manusia. Ada dua
jenis tempat nyamuk mengigit antara lain, nyamuk mengigit di
luar rumah (eksofagik ) nyamuk mengigit di luar rumah
(endofagik)

c. Tempat istrahat (resting places)

Nyamuk yang telah mencari makanan berupa darah


manusia atau hewan, maka nyamuk tersebut akan mencari
tempat untuk beristrahat. Nyamuk memiliki dua cara
beristrahat, yaitu: istrahat yang sebenarnya, selama
menunggu proses perkembangan telur dari istrahat
sementara, yaitu pada waktu nyamuk sebelum dan sesudah
mencari darah. Dalam memilih tempat hinggap atau
istrahat,nyamuk di bagi menjadi dua: nyamuk hinggap atau
istrahat di luar rumah (ensofilik), nyamuk hinggap istrahat di
dalam rumah

8. Pencegahan

Pencegahan merupakan upaya kesehatan masyarakat


yang utama untuk menurunkan penurunan malaria di
masyarakat. terutama pada ibu hamil di sarankan untuk tidur
mengunakan kelambu agar terlindungi dari malaria .Pada
pencegahan perorangan, pengunaan repelen untuk mencegah
gigitan nyamuk merupkan garis depan dari pertahanan untuk
mencegah penyebaran malaria. Hal-hal yang perlu di ketahui
untuk menghindari gigtan nyamuk (James, 2012):

a. Jangan bepergian antara senja dan malam hari karena pada


saat itu umumnya nyamuk mengigit, kenakan celana
panjang dan baju lengan panjang dengan warna gelap
menarik perhatian nyamuk.
b. Mengunakan obat nyamuk atau repelen pada kulit yang
terbuka.
c. Gunakan kawat kassa anti nyamuk pada ventilasi rumah,
jika tidak ada tutuplah jendela dan pintu pada malam hari.
d. Mengunakan kelambu yang di beri insektisida saat tidur
malam hari.
e. Gunakan alat penyemprot atau dispenser insidensida yang
berisi tablet yang mengandung piredroid atau obat nyamuk
bakar di kamar pada malam hari
f. Di lakukan melalui program pemberantasan malaria y\ang
kegiatannya adalah mengunakan kelambu berinsektisida
,pencegahan Utama dalam penelitian ini adalah agar ibu
hamil patuh dalam mengunakan kelambu untuk gigtan
nyamuk (Arsin, 2012).
D. Variabel Penelitian
Variabel yang di teliti dalam penelitian ini yaitu
1. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Penyuluhan
2. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Kepatuhan

E. Kerangka Teori
Dari pembahasan tinjauan pustaka diatas di buat kerangka
teori sebagai berikut : Penyuluhan : pengertian penyuluhan, Tujuan,
Metode, Media. dan Kepatuhan kelambu : pengertian Kepatuhan,
pengertian Kelambu, manfaat kelambu, cara pakai kelambu, cara
mencuci dan merawat kelambu, serta Malaria : pengetian malaria,
pengertian malaria dalam kehamilan, Gejala,Penularan dan
pencegahan Malaria.

F. Kerangka Konsep
di dalam penelitian ini kerangka konsep yaitu ;

Variabel Independent
Penyuluhan

Variabel Depndent
Kepatuhan

Gambar 2.3 kerangka Konsep Penelitian


G. Definisi Operasional

No. Variabel Devinisi Pengukuran Skala


Operasional pengukuran
1. Penyuluhan

2. Kepatuhan Patuh dan tidak Pemberian


patuh kuisioner: Nominal
pernyataan
Jika ya = 1
Jika tidak = 0

H. Hipotesis Penelitian

Adakah pengaruh kepatuhan tidur mengunakan kelambu


berinsektisida pada ibu hamil dengan malaria di Puskesmas
Harapan.
BAB III

METODE PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai