SKRIPSI
NURFADILA
201801027
PROGRAM STUDI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2022
ii
iii
ABSTRAK
Anemia pada ibu hamil adalah keadaan dimana kadar hemoglobin rendah <11 g%. Masalah
yang di hadapi pemerintah Indonesia adalah prevalensi anemia yang tinggi pada ibu hamil
merupakan masalah kesehatan hal ini terkait dengan kejadian bayi berat badan lahir rendah.
Indonesia sendiri pada tahun 2017 sampai tahun 2019 prevalensi kejadian anemia
pada ibu hamil mengalami peningkatan yaitu dari 43,2 mejadi 44,2%. Prevalensi
bayi berat lahir rendah di provinsi Sulawesi Barat adalah sebesar 5,1% hal ini
berbeda dengan prevalensi kasus bayi berat badan lahir rendah di tingkat Kabupaten
Pasangkayu tahun 2020 sebesar 7,08%. tahun yang sama kasus anemia pada ibu
hamil diwilayah kabupaten Pasangkayu angka prevalensinya 21,79% Tujuan
penelitian ini menganalisis hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat
badan lahir rendah di puskesmas bambalamotu kabupaten pasangkayu. Jenis penelitian
kuantitatif menggunakan desain retrospektif dengan pendekatan cas control. Populasi
penelitian ini semua bayi yang BBLR di Puskesmas Bambalamotu berjumlah 337 bayi,
jumlah sampel 32 bayi BBLR. teknik pengambilan sampel purposive sampling. Analisis
data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan 32 responden, di dapatkan
nilai Hb anemia 11 (34,4%), HB tidak anemia 21 responden (65,6%), berat badan bayi
BBLR 17 (53,1%), dan berat badan bayi tidak BBLR 15 (46,9%). Hasil uji bivariat dengan
uji Chi Square di dapatkan value 0,388 (p-value> 0,05). Saran untuk petugas kesehatan
Puskesmas Bambalamotu agar meningkatkan pelayanan kesehatan terutama pada ibu hamil
untuk mendeteksi dini keadaan kesehatannya. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada
hubungan antara anemia pada ibu hamil dengan kejadian BBLR di UPT Puskesmas
Bambalamotu.
SKRIPSI
NURFADILA
201801027
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI UPT
PUSKESMAS BAMBALAMOTU KABUPATEN
PASANGKAYU
SKRIPSI
NURFADILA
201801027
Mengetahui
Ketua Stikes Widya Nusantara Palu
PRAKARTA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karuanianya sehingga skripsi ini berhasil di selesaikan dan izinkanlah penulis
menghaturkan sembah sujud sedalam-dalamnya serta terima kasih dan
penghargaan seinggi tingginya kepada orang tua tercinta yaitu Bapak saya
Tajuddin dan Ibu saya Sapiah, dan kakak kandung saya Nurwahida serta pihak-
pihak yang sangat membantu, atas semua do’a, dorongan , semangat, inspirasi,
serta segala bantuan baik moril maupun materialnya selama studi yang senantiasa
ikut menemani setiap kuliah yang penulis jalani.
Tema yang dipilih dalam penelitian yang di laksanakan sejak bulan
Desember 2021 ini ialah maternitas dalam keperawatan, dengan judul Hubungan
anemia pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat badan lahir rendah (BBLR) di
Upt puskesmas bambalamotu kabupaten pasangkayu.
Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis telah banyak
menerima bimbingan, bantuan, dorongan, arahan, dan doa dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada:
1. Widyawati Sitomorang, M.Sc, Selaku Ketua Yayasan STIKes Widya
Nusantara Palu
2. Dr. Tigor H. Sitomorang, M.H., M.Kes., selaku Ketua STIKes Widya
Nusantara Palu
3. Sintong H. Hutabarat ST, M.Sc., selaku Wakil Ketua 1 bidang akademik
STIKes Widya Nusantara Palu
4. Ns. Yuhana Damantalm, S.Kep.,M.Erg selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan
STIKes Widya Nusantara Palu dan sekaligus pembimbing 1 yang telah
memberikan masukan dan dukungan moral dalam penyusunan skripsi ini.
5. Hadidjah Bando, S.ST, Bd., M.Kes sebagai pembimbing 2 yang telah
memberikan masukan dan dukungan moral dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ns. Djuwartini, S.Kep., M.Kep sebagai penguji utama yang telah memberikan
kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
viii
Nurfadila
201801027
DAFTAR ISI
ix
HALAMAN SAMPUL/COVER i
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
PRAKARTA viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 5
A. Tinjauan Pustaka 6
B. Kerangka Konsep 20
C. Hipotesis Penelitian 20
A. Desain Penelitian 21
D. Variabel Penelitian 23
E. Defenisi Operasional 23
F. Instrumen Penelitian 23
A. Hasil 28
B. Pembahasan 33
A. Simpulan 39
B. Saran 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.4 Hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian bayi 31
berat badan lahir rendah di upt Puskesmas Bambalamotu
kabupaten pasangkayu
xii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar belakang
Menurut World Health Organization (WHO) anemia pada kehamilan bila
kadar Hemoglobinnya (Hb) <11 g/dl. Hal ini terjadi karena peningkatan
volume plasma lebih besar dari volume hemoglobin terjadi pada ibu hamil.
Kematian ibu di Indonesia di sebabkan oleh beberapa faktor. Pertama,
penyebab langsung seperti perdarahan 28% preklamsia/eklamsia 24%, infeksi
11%. Sedangkan penyebab tidak langsung adalah adanya permasalahan nutrisi
diantaranya anemia pada ibu hamil 40%, kekurangan energi kronik 37%, serta
ibu hamil dengan konsumsi energi di bawah kebutuhan minimal 44,2% 1.
Untuk mencegah Anemia pemerintah telah menerapkan program sumplemen
zat besi dan folat untuk ibu hamil sejak tahun 1975. Tablet zat besi untuk
mencegah anemia memiliki hemoglobin >11 g% yaitu tablet zat besi (zat besi
60 mg dan asam folat 0,25 mg) setiap hari selama 90 hari dimulai dari
kunjungan pertama ibu ke petugas Kesehatan (Kemenkes RI, 2017).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), anemia pada ibu
hamil di kategorikan menjadi masalah kesehatan secara global dengan
prevalensi 29,6% di tahun 2018 di mana Indonesia sendiri pada tahun 2017
sampai dengan tahun 2019 prevalensi kejadian anemia pada ibu hamil
mengalami peningkatan yaitu dari 43,2 mejadi 44,2%.2 Prevalensi bayi berat
lahir rendah di provinsi Sulawesi Barat adalah sebesar 5,1% dari kelahiran
hidup hal ini tidak jauh berbeda dengan prevalensi kasus bayi berat badan
lahir rendah (BBLR) di tingkat Kabupaten Pasangkayu di tahun 2020 yaitu
sebesar 7,08%. Di tahun yang sama kasus anemia pada ibu hamil untuk
wilayah kabupaten Pasangkayu angka prevalensinya adalah 21,79% (Data Sub
Bidang Dinas Kesehatan Kabupaten Pasangkayu, 2020). BBLR merupakan
masalah kesehatan yang penting karena BBLR memiliki pengaruh besar
terhadap tingginya angka kematian neonatal dan kematian bayi yang
merupakan indikator utama derajat kesehatan masyarakat.
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Teridentifikasinya hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian
bayi berat badan lahir rendah (BBLR) di UPT Puskesmas Bambalamotu
kabupaten pasangkayu.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini ialah:
a. Teridentifikasinya kejadian anemia pada ibu hamil di UPT Puskesmas
bambalamotu kabupaten pasangkayu.
b. Teridentifikasinya kejadian BBLR di UPT Puskesmas bambalamotu
kabupaten pasangkayu.
c. Teranalisisnya hubungan anemia dengan kejadian BBLR di UPT
Puskesmas Bambalamotu Kabupaten Pasangkayu.
5
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Bagi Pendidikan
Manfaat pendidikan Keperawatan khususnya Ilmu Keperawatan di
harapkan penelitian ini dapat memperkaya bahan dan referensi dalam
bidang Keperawatan khususnya yang berhubungan dengan informasi
terhadap Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR).
2. Manfaat bagi tempat penelitian
Menambah pengetahuan peneliti tentang BBLR serta
mengaplikasikan ilmu yang di peroleh selama mengikuti pendidikan serta
untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan
penelitian.
3. Manfaat bagi Masyarakat
Sebagai tambahan informasi serta tambahan pengetahuan dan
pemahaman kepada keluarga tentang anemia pada ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Anemia
a. Definisi Anemia
Anemia atau yang biasa disebut dengan kekurangan darah adalah
kelainan darah yang terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah
yang jauh lebih rendah dari batas normal.7
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
karena berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas pada ibu hamil.
Kadar hemoglobin pada Ibu hamil yang menderita anemia pada awal dan
akhir kehamilan kurang dari 11 g/dl dan kurang dari 10,5 g/dl pada akhir
kehamilan.8
b. Etiologi
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan anemia, berikut ada tiga
penyebab utama dalam tubuh ialah:9
1.) Kelebihan sel darah merah yang dihancurkan oleh Sumsum tulang
menghasilkan sel darah normal, yang didistribusikan ke seluruh
tubuh melalui darah. Sel darah yang di lepaskan ke dalam darah juga
merupakan sel darah muda. Sel darah muda ini biasanya muda dibagi
menjadi beberapa bagian. Hal ini dapat menyebabkan anemia karena
peningkatakan sel darah yang pecah dan rusak secara berlebihan.
2.) Perdarahan, salah satu penyebab anemia adalah perdarahan. Ini bisa
di sebabkan oleh perdarahanatau penyakit. Perdarahan di sini berarti
kehilangan darah bisa terjadi saat menstruasi dan melahirkan. Target
penyakit termasuk malaria, kanker, rheumatoid arthritis, dan tukak
lambung. Contohnya adalah kanker yang menyebar ke sumsum
tulang/berkembang di sumsum tulang. Hal ini dapat menyebabkan
sumsum tulang memproduksi sel darah merah yang tidak mencukupi
sesuai kebutuhan tubuh sehingga menyebabkan anemia. Contoh
6
7
a. Umur bayi dapat cukup,kurang atau lebih bulan, tetapi bertanya kurang
dari 2500 gram
b. Geraknya cukup aktif, fungsi cukup kuat
c. Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis
d. Bila kurang bulan, jaringan payuradara kecil, putting kecil. Bila cukup
bulan, payudara dan putting cukup sesuai masa kehamilan
e. Bayi laki-laki mungkin testis telah turun
f. Bayi perempuan bila cukup bulan ;abia mayora menutupi labia minora
3. Tanda-tanda BBLR
Bayi yang lahir dengan berat badan yang rendah mepunyai ciri-ciri:
a. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari dari 37 minggu
b. Berat badan dengan atau kurang dari 2500 gram
c. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm lingkar kepala
sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau
kurang dari 30 cm
d. Rambut lanugo masih banyak
e. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
f. tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
g. tumit mengkilap, telapak kaki halus
h. genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia
mayora, klitoris menonjol (pada bayi perempuan), tesis belum turu ke
dalam skrotum, pigmentasi dan rugue pada skrotum kurang (pada bayi
laki-laki)
i. tonus atau lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergeraknnya lemah
j. jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan
jaringan lemak masih kurang.
k. Verniks kaseosam tidak ada atau sedikit bila ada.
e. Klasifikasi BBLR
Ada beberapa cara dalam mengelompokkan bayi BBLR, yaitu:
1. Menurut harapan hidupnya:
a. Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500gram
20
b. Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLR) berat lahir 1000-1500
gram
c. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLR) berat lahir kurang dari
1000gram
B. Kerangka konsep
: Hubungan
2.1Kerangka konsep
C. Hipotesis penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini apakah ada hubungan anemia pada ibu
hamil dengan kejadian BBLR di UPT Puskesmas bambalamotu kabupaten
Pasangkayu.
Ho : tidak Ada hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian
bayi berat badan lahir rendah
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
21
22
2. Sampel
a. Sampel penelitian merupakan bagian dari total populasi dan karakteristik
populasi yang di teliti. Ada pun Sampel pada penelitian ini bayi BBLR
berjumlah 32 orang (10 % dari 337). Penentuan pengambilan jumlah
sampel pada penelitian ini mengacu pada teori suharsimi Arikunto 28,
dimana jika subjek jumlahnya lebih dari 100 orang, maka jumlah orang
yang bisa di jadikan sampel 10%- 15%atau 20%- 25% atau lebih. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara purposive sampling
atau dengan teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan
tertentu, sehingga peneliti bisa mengambil sampel berdasarkan krikteria
inklusi dan ekslusi yang telah di tentukan pada penelitian ini. Alasan
mengapa peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara
purposive sampling ini, karena cocok di gunakan dalam penelitian
kuantitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi. Dengan
krikteria inklusi dan eklusi sebagai berikut Krikteria inklusi Krikteria
inklusi adalah karakteristik umum subjektif penelitian dari suatu populasi
sasaran yang tercapai dan akan di teliti. Adapun krikteria inklusi pada
penelitian ini adalah :
a. Kriteria inklusi
Krikteria inklusi adalah karakteristik umum subjektif penelitian
dari suatu populasi sasaran yang tercapai dan akan di teliti. Adapun
krikteria inklusi pada penelitian ini adalah
1. Ibu hamil anemia yang lahir dengan bayi BBLR
b. Kriteria eksklusi
Krikteria ekslusi merupakan proses mengeluarkan atau
menghilangkan subjek yang tidak sesuai dengan krikteria inklusi
karena beberapa alasan tertentu. Adapun krikteria ekslusi pada
penelitian ini yaitu
1. Ibu melahirkan dengan riwayat premature sebelumnya
2. Ibu hamil dengan penyakit jantung
3. Ibu hamil yang lahir dengan cacat bawaan.
23
D. Variabel penelitian
Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel dependen (terikat) dan variabel
independen (variabel bebas) antara lain:
1. Variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah ibu hamil
anemia.
2. Variabel dependent (terikat) bayi berat badan lahir rendah (BBLR) di UPT
puskesmas bambalamotu kabupaten pasangkayu.
E. Definisi Operasional
1. Anemia pada ibu hamil
a. Definisi Anemia pada ibu hamil
Anemia pada ibu hamil merupakan keadaan ibu hamil dengan kandungan
hemoglobin <11 gr/dl
Alat ukur : Buku register ibu hamil
Cara ukur : mencatat register ibu hamil
Skala : ordinal
Hasil : Anemia jika hemoglobin <11 gr/dl
Tidak anemia jika hemoglobin ≥ 11 gr/Dl
2. BBLR
a. Definisi bayi berat lahir rendah (BBLR)
Bayi berat lahir rendah yang sudah ada ialah salah satu aspek resiko yang
memiliki kontribusi terhadap kematian basyi khususnya pada masa
perinatal.
Alat ukur : Buku register ibu hamil
Cara ukur : mencatat register ibu hamil
Skala : ordinal
Hasil : BBLR jika <2500 gr
Tidak BBLR jika ≥2500 gr
F. Instrumen penelitian
Alat dan bahan instrument penelitian untuk variabel dependen pada
BBLR menggunakan alat ukur buku rekam medis untuk mengetahui BBLR.
BBLR jika <2500 gr, tidak BBLR jika ≥2500 gr. dan variabel independent
24
pada ibu hamil Anemia menggunakan alat ukur buku rekam medis jika
hemoglobin <11 gr/dL dan tidak anemia jika hemoglobin ≥11 gr/Dl.
G. Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data di lakukan melalui rekam medik persalinan antara
bulan januari sampai bulan desember tahun 2021, jenis data yang di kumpulkan
meliputi:
a. Data identitas Ibu dan bayi, riwayat kehamilan dan persalinan ibu, status
Hb, jarak kelahiran, paritas dan data perawatan antenatal
H. Analisis data
1. Analisa Univariat
Analisis Analisis univariat merupakan analisis terhadap setiap variabel
dari hasil temuan. Tujuan dari analisis univariat adalah untuk menjelaskan
atau menjelaskan karakterisik masing-masing variabel penelitian29 dngan
rumus
F
P= x 100%
N
Dimana : p = presentase
f = jumlah jawaban
n = jumlah jawaban
2. Analisa Bivariat
Analisa bivaria merupakan analisis yang dilakukan untuk dua variabel
yang masih diduga berhubungan maupun berkolerasi.29 Analisis dari
penelitian ini digunakan untuk mengetahui adanya hubungan anemia pada
ibu hamil dengan kejadian bayi berat badan lahir rendah (Bblr) di upt
puskesmas bambalamotu kabupaten pasangkayu. Dalam penelitian ini
menggunakan tabel 2 x 2 dan uji yang di gunakan dalam penelitian ini
adalah uji statistic Chi Square, adapun rumus uji statistic chi0-square
sebagai berikut:
X2 = Ʃ (Oi-Ei)2
Ei
10j tx2 = chi kuadrat
Oi = nilai yang di amati
Ei = nilai yang di terapkan
26
Lokasi Penelitian:
UPT Puskesmas Bambalamotu
Populasi:
Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi berat badan lahir
rendah berjumlah 337 bayi
Sampel:
Sampel dalam penelitian ini adalah semua bayi dengan kasus BBLR
di wilayah puskesmas bambalamotu tahun 2021 sebanyak 32
Sampling
Purposive sampling
Desain penelitian:
Cas control
Pengumpulan Data:
Peneliti menggunakan buku rekam medis
Pengolahan Data
Editing, Cording, Scoring, Tabulating
A. Hasil
1. Gambaran lokasi penelitian
Puskesmas Bambalamotu adalah Puskesmas yang terletak di jalan
Trans Sulawesi Desa Randomayang dan terletak di kecamatan
bambalamotu. Melihat dari wilayah kerjanya puskesmas bambalamotu
terletak di pedesaan. Puskesmas bambalamotu Kecamatan Bambalamotu
Kabupaten Pasangkayu awalnya berdiri pada tahun 2003 pada saat itu nama
Puskesmas adalah Puskesmas randomayang dan masih dalam wilayah
Kabupaten Mamuju. Pada tahun 2001 dimekarkan jadi Kabupaten Mamuju
utara dan pada tahun 2018 nama kabupaten Mamuju Utara berubah menjadi
kabupaten Pasangkayu dan nama puskesmas berubah menjadi Puskesmas
Bambalamotu.
Puskesmas bambalamotu kala itu dibangun untuk melayani
masyarakat di 2 kecamatan sekaligus yaitu kecamatan bambaira dan
Kecamatan Bambalamotu yang menjangkau 10 desa. Uniknya, di wilayah
kerja puskesmas ini masih banyak suku dari komunitas adat terpencil (KAT)
yang tinggal dan terkadang hidup nomaden, berpindah-pindah dari satu
tempt ke tempat lainnya. Alhasil dalam sehari hanya ada 1 orang saja
bahkan tidak ada sama sekalipun yang berkunjung di tahun pertama
dibukanya puskesmas ini, Dua tahun berselang, satu demi satu tenaga
kesehatan mulai diangkat oleh pemerintah kabupaten mamuju utara untuk di
tugaskan disini tahun 2012. Wilayah kerja Puskesmas Bambalamotu sedikit
berkurang walau masih terasa sangat luas dirasa saat ini, hingga kini 64
orang tercatat bertugas melayani lebih dari 18.000 jiwa penduduk
Kecamatan Bambalamotu, 25 di antaranya pegawai Negeri sipil dan 39
merupakan Tenaga Sukarela.
Puskesmas ini terus menerus berbenah di masa pemimpinannya.
Masih banyak yang harus dikerjakan olehnya dan tidak sedikit pula inovasi
yang harus di fikirkannya. Menuju terakreditasinya puskesmas pada Tahun
28
29
Tingkat kejadian bayi berat badan lahir rendah (Bblr) pada penelitian
ini di kelompokkan menjadi dua kategori yaitu BBLR dan tidak BBLR,
Hal ini dapat dilihat dari tebal dibawah ini:
Tabel 4.3 distribusi responden berdasarkan kejadian bayi berat badan
lahir rendah (bblr) di upt puskesmas bambalamotu
kabupaten pasangkayu.
Berat badan bayi Frekuensi Persentase (%)
BBLR 17 53,1
Tidak BBLR 15 46,9
a
Total sampel keseluruhan. Sumber: Data sekunder 2022.
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 32 responden menunjukkan
hasil di mana terdapat 17 responden BBLR dengan persentase (53,1%)
dan responden dengan kategori tidak BBLR sebanyak 15 responden
dengan persentase (46,9%).
4. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian memiliki tujuan untuk mengetahui
seberapa besar hubungan antara variabel independen variabel dependen
yaitu anemia pada ibu hamil dan variabel dependen kejadian bayi berat
badan lahir rendah (BBLR).
Uji statistik di gunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square.
Adapun tujuan dari pengujian uji tersebut adalah untuk mengetahui
Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Badan
Lahir Rendah di upt puskesmas bambalamotu kabupaten pasangkayu. Dari
pengolahan data di dapatkan hasil dalam bentuk tabel dibawah ini:
Tabel 4.4 Hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat
badan lahir rendah di upt puskesmas bambalamotu kabupaten
pasangakayu.
a
Total sampel keseluruhan. bHB=Hemoglobin ibu cberat badan bayi
d
f=frekuensi. e%=persentase. fUji Chi Square, signifikasi bila p>0,05.
Sumber:Data primer (2022)
B. Pembahasan
Hasil analisis data yang dilakukan dari hasil penelitian hubungan anemia
pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat badan lahir rendah di upt
puskesmas bambalamotu kabupaten pasangkayu.
1. Anemia pada ibu hamil di upt Puskesmas bambalamotu kabupaten
pasangkayu
Berdasarkan tabel 4.2 hasil data univariat sebagian besar responden
yang memiliki HB anemia yaitu 11 responden dengan persentase (34,4%),
serta HB tidak anemia yaitu 21 responden dengan persentase (65,6%). Yang
dapat dilihat dari lembar observasi yang dilakukan oleh responden.
Berdasarkan penelitian terkait HB ibu hamil anemia di Puskesmas
Bambalamotu Kabupaten Pasangkayu, di karenakan faktor kurangnya zat
besi, Asumsi peneliti hal tersebut terjadi akibat kekurangan zat besi pada ibu
hamil yang anemia. Responden mengaku menerima suplemen zat besi, tapi
banyak dari mereeka mengakui tidak meminumnya karna pusing, mual,
muntah dan mudah lupa..
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wati, Febry, & Rahmiwati. 30
yang menyatakan bahwa konsumsi tablet besi berhubungan terhadap
anemia. Bila responden tidak teratur dalam konsumsi tablet besi akan
berisiko 2,471 kali mengalami defisiensi besi. Bila zat besi rendah dapat
berpengaruh pada kehamilan seperti terjadi komplikasi dan angka kematian
tinggi pada ibu hamil serta kelahiran bayi. Sehingga semua pihak yang
terkait harus memberikan perhatian yang serius terkait masalah anemia bagi
ibu hamil.31
Hasil penelitian ini sesuai teori Rustam Mochtar (2012), salah satu
faktor yang mempengaruhi ibu hamil mengalami anemia adalah karena pola
makan tidak sehat, makanan yang di konsumsi ibu hamil harus meliputi 6
kelompok yaitu makanan yang mengandung karbohidrat, lemak protein,
vitamin, mineral dan air. Apabila asupan gizi pada iu hamil tidak sesuai
dengan kebutuhan maka kemungkinan akan terjadi gangguan dalam
kehamilan salah satunya adalah anemia.
34
kebutuhan zat besi ibutuhkan untuk pertumbuhan janin dan keperluan ibu
hamil itu sendiri, selain itu aka nada peningkatan volume darah selama
kehamilan. Jika kebutuhan zat besi tersebut tidak terpenuhi, maka akan
mempengaruhi berat badan bayi yang dilahirkan. Ibu dikatakan mengalami
anemia jika kadar hemoglobin dibawah 11 gr.
3. Hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat badan lahir
rendah di upt puskesmas bambalamotu kabupaten pasangkayu.
Berdasarkan hasil penelitian Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa
hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat badan lahir
rendah di UPT Puskesmas Bambalamotu dari 32 responden. 7 responden
(41,2%) yang memiliki HB anemia dengan berat badan bayi BBLR, HB
anemia dengan berat badan bayi tidak BBLR 4 responden (26,7%), HB
tidak anemia dengan berat badan bayi BBLR 10 responden (58,8%), dan HB
tidak anemia dengan berat badan lahir rendah tidak BBLR 11 responden
(73,3%). Dengan p menunjukkan angka 0,388, oleh p value >0,05, maka
secara pengujian statistik tidak terdapat hubungan antara anemia ibu hamil
dengan kejadian bayi berat badan lahir rendah di UPT Puskesmas
Bambalamotu Kabupaten Pasangkayu.
Menurut asumsi peneliti berdasarkan data HB ibu anemia dengan
berat badan bayi BBLR salah satu penyebabnya ialah kadar hemoglobin ibu.
Kadar hemoglobin ibu adalah salah satu faktor terjadinya BBLR. faktor lain
yang menyebabkan dapat dilihat dari data penelitian bahwa responden
Memiliki pekerjaan, ibu yang sedang hamil harus mengurangi beban kerja
yang terlalu berat karena akan memberikan dampak kurang baik terhadap
kehamilannya. Ibu lebih banyak melakukan pekerjaan rumah ketimbang
beraktivitas diluar rumah. Ibu yang berstatus tidak bekerja dalam penelitian
ini adalah ibu yang bekerja sebagai IRT, meskipun tidak bekerja kantoran
namun beban kerja sebagai IRT dengan memiliki anak lebih dari 1 atau
lebih banyak, kemungkinan memiliki beban kerja lebih banyak.
Menurut penelitian yang telah di lakukan oleh Hasnah dan Atik34
jenis pekerjaan yang di lakukan ibu hamil akan berpengaruh terhadap
persalinannya, beban kerja yang berlebihan menyebabkan ibu hamil kurang
36
istirahat yang berakibat produksi sel darah merah tidak terbentuk secara
maksimal dan dapat mengakibatkan anemia.
Menurut asumsi peneliti pendidikan juga berpengaruh terhadap
kejadian BBLR karena pendidikan mempengaruhi persepsi seseorang dalam
berperilaku termasuk perilaku sehat seperti perilaku makan ibu. Tingkat
pendidikan ibu menggambarkan pengetahuan terkait kesehatan. Hal ini
sesuai dengan penelitian Demelash et al yang menunujukkan bhawa
pendidikan formal yang rendah berisiko enam kali melahirkan BBLR.
Menurut asumsi peneliti berdasarkan penelitian HB tidak anemia dan
berat badan bayi BBLR hal tersebut di pengaruhi oleh penyakit yang di
derita oleh responden selama hamil menurut wawancara yang dilakukan,
responden yang memiliki kadar HB rendah namun melahirkan bayi berat
lahir rendah disebabkan karena ibu memiliki riwayat anemia.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Suhartati. 35 yang mengatakan
bahwa BBLR tidak hanya disebabkan oleh anemia. Salah satu faktor yang
mempengaruhi berat badan lahir rendah bayi adalah pemenuhan zat gizi
mikro seperti zat besi (Fe).
Penelitian ini didukung oleh penelitian Rahmawati, dkk (2018)
menunjukkan bahwa dari 59 (51,8) responden, dintaranya yang mengalami
anemia sebanyak 40 (70,20%) responden yang melahirkan bayi BBLR
sedangkan 19 responden yang melahirkan berat bayi normal. Gambaran
yang jelas terlihat bahwa saat hamil, ibu membutuhkan asupan gizi lebih
banyak untuk memberikan nutrisi yang cukup untuk janin, status gizi
anemia sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
yang sedang dikandung. Kekurangan gizi pada saat kehamilan dapat
mempengaruhi proses pertumbuhan janin, menimbulkan keguguran, bayi
lahir mati, cacat bawaan dan anemia pada bayi, lahir dengan berat badan
rendah. Anemia pada saat hamil dapat mengakibatkan efek buruk pada ibu
maupun kepada bayi yang melahirkannya. Anemia dapat mengurangi suplai
oksigen pada metabolisme ibu karena hemoglobin berfungsi untuk mengikat
oksigen (Prawirohardjo).5
37
kondisi yang belum pada wakunya dan membuat kematangan organ tidak
pada waktu yang tepat sehingga mempengaruhi berat badan lahir.
Penelitian ini sejalan dengan teori Hurlock yang mengatakan
semakin meningkatkan umur dan tingkat kematangan maka kekuatan
seseorang dalam berfikir dan bekerja juga akan lebih matang. Ibu yang
melahirkan di usia 20 tahun organ reproduksinya belum matang dan belum
berfungsi secara optimal untuk hamil sehingga dapat merugikan kesehatan
ibu maupun odss ratio sebesar 2583, artinya ibu yang melahirkan di usia
<37 minggu mempunyai peluang sebesar 2,5 kali beresiko melahirkan
BBLR.
Faktor pekerjaan yang dimiliki oleh ibu hamil juga dapat ikut
berpengaruh terhadap kejadian BBLR, berdasarkan hasil penelitian
karakteristik ibu yang memiliki pekerjaan sebagai PNS sebanyak 22 orang
(22%), wiraswasta sebanyak 31 orang, sedangkan IRT sebanyak 47 orang
(47%). faktor pekerjaan dapat mempengaruhi status gizi pada ibu hamil. Ibu
yang tidak bekerja atau dalam artian berprofesi sebagai ibu rumah tangga
tidak membutuhkan banyak keluaran energi dibandingkan dengan ibu yang
bekerja. Sehingga dengan pasokan nutrisi yang baik akan terjai peningkatan
berat badan normal berdasarkan indeks massa tubuh ibu sebelum hamil. Ibu
yang mempunyai status gizi kurang di sebabkan karena ibu yang sibuk
dengan pekerjaanannya tanpa disertai pasokan nutrisi yang lebih dari
biasanya sehingga penambahan berat badan ibu hamil kurang dari normal.
Ibu yang bekerja pada saat hamil kurang memperhatikan janinnya karena
ibu tidak beristirahat dengan cukup dan kemungkinan pasokan nutrisi pada
saat ibu hamil kurang karena ibu sibuk bekerja, dan gizi yang kurang pada
saat hamil dapat menyebabkan lahirnya BBL. (Mardiaturrahmah and
Anjarwati, 2020).
39
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di UPT Puskesmas
Bambalamotu mengenai hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian
bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dengan pembahasan yang telah di
uraikan sebelumnya maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Sebagian besar ibu hamil yang mengalami kejadian anemia di UPT
Puskesmas Bambalamotu kabupaten pasangkayu.
2. Sebagain besar kejadian Bayi berat badan lahir rendah(BBLR) pada ibu
3. Ada hubungan antara ibu hamil anemia dengan kejadian Bayi berat badan
lahir rendah di UPT Puskesmas Bambalamotu kabupaten pasangkayu.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan (STIKes Widya Nusantara Palu)
Bagi Institusi pendidikan diharapkan penelitian bisa menjadi bisa
menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa di STIKes Widya Nusantara Palu di
perpustakaan untuk menambah pengetahuan serta wawasan terkait anemia
pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat badan lahir rendah (BBLR), bisa
menjadi sarana pengembangan asuhan keperawatan sebagai upaya promotif
yang di lakukan oleh keluarga dan juga sebagai pengembang penelitian
untuk menambah variabel seperti pengetahuan dan perilaku lansia dalam
minum obat.
2. Sebagai Masyarakat dan Keluarga
Bagi masyarakat dan keluarga yang memiliki ibu hamil anemia di
harapakan menjaga supan zat besi melalui suplemen zat besi selama
kehamilan dan meningkatkan asupan zat besi dari konsumsi makanan agar
terhindar dari anemia.
3. Bagi Institusi Tempat Penelitian
Di harapkan penelitian ini dapat di jadikan sarana untuk tenaga
kesehatan di rumah sakit agar memberikan konseling tentang cara
40
DAFTAR PUSTAKA
2. Dwi HP, Mardiana. faktor risiko yang mempengaruhi kejadian anemia pada
ibu hamil di wilayah kerja puskesmas nusawungu ll cilacap. J Perguru
tinggi Nutr [Internet]. 2021;10(4):285–96. Available from:
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/
12. Pujiastutik YE, Refina RC, Firdausi A, Winarno P, Yuliana ET. Efikasi
Fortifikasi sebagai Determinan Anemia Kehamilan dengan Biskuit Sweet
Potato ( Ipomoea Batatas L.). J Wiyata [Internet]. 2020;7(1):69–77.
Available from:
https://ojs.iik.ac.id/index.php/wiyata/article/download/256/193
43
18. Siregar N, Azhari, Syukur nursari abdul. Hubungan status gizi dengan
kejadian anemia pada ibu hamil trimester III Di klinik aminah Amin
Samarinda Tahun 2018. Jurnall Husada Mahakam [Internet].
2019;IV(8):492–504. Available from: http://husadamahakam.poltekkes-
kaltim.ac.id/ojs/index.php/Home/article/view/159
21. Hutahaean N, Asriwati, J.Hadi A. Analisis Faktor Risiko Anemia pada Ibu
Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan. Promot J Kesehat Masy
[Internet]. 2020;10(2):185–92. Available from:
file:///C:/Users/Asus/Downloads/1372-Article Text-2646-1-10-
20201229.pdf
22. Hariati, Alim A, Thamrin A imran. Kejadian anemia pada ibu hamil (studi
analitik di Puskesmas Pertiwi Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan). J
Ilm Kesehat. 2019;1(1):8–17.
24. Nur R, Arifuddin A, Novilla R. Analisis faktor risiko kejadian berat badan
lahir rendah di rumah sakit umum anutapura palu. J Kesehat Masy.
2016;7(1):29–42.
http://eprints.umm.ac.id/71732/4/BAB III.pdf
32. Meikawati W, Rahay D pertiwi kisdi, Purwanti indri asstuti. Berat badan
lahir rendah dan anemia ibu sebagai prediktor stunting pada anak usia 12-
24 bulan di Wilayah puskesmas genuk kota semarang. Media Gizi Mikro
Indones [Internet]. 2021;13(1):37–50. Available from:
https://doi.org/10.22435/mgmi.v13i1.5207;Copyright © 2021 MGMI
%0ABERAT
34. Hasna, Atik. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Di Puskesmas Watampone. Nurs Insid Community. 2021;7(2):148–
55.
46
2 Bimbingan proposal
3 Ujian proposal
5 Penelitian
6 Bimbingan Hasil
7 Ujian Hasil
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Peneliti Responden
Nurfadila
LEMBAR OBSERVASI
S 28 Bekerja SMA
R 23 IRT SMA
A 23 IRT SMA
A 28 Bekerja S1
J 28 IRT SMP
K 20 IRT SMA
S 25 Bekerja S1
N 24 Bekerja S1
E 24 IRT SMP
N 28 IRT SMP
A 27 IRT S1
D 27 Bekerja SMA
S 27 Bekerja SMA
R 20 Bekerja S1
S 24 Bekerja SD
L 27 IRT SD
N 32 IRT SMA
S 29 IRT SD
T 28 IRT SD
M 27 IRT SD
A 28 IRT SMA
J 27 IRT S1
K 28 IRT SD
S 24 Bekerja SMP
A 24 IRT SMA
R 27 IRT SD
S 28 IRT SMP
A 28 Bekerja SMA
T 32 Bekerja SMA
T 28 IRT SMP
A 35 IRT SD
N 35 IRT SMA
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
INFORMED CONSENT
(LEMBAR PERSETUJUAN)
saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Setelah mendapat penjelasan tentang penelitian anemia pada ibu hamil
dengan kejadian bayi berat badan lahir rendah (BBLR) yang di lakukan oleh:
Nama : Nurfadila
NIM : 201801027
Yang berjudul “Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi
Berat Badan Lahir Rendah Di UPT Puskesmas Bambalamotu Kabupaaten
Pasangkayu” dengan ini saya menyatakan:
Bambalamotu,……………2022
Responden
(…………………………….)
Keterangan: Menulis lembar observasi ibu anemia dan bayi yang melahirkan
BBLR
Responde keterangan
NO Usia pekerjaan pend HB berat badan bayi
n kejadian anemia kejadian BBLR
1 S 28 Bekerja SMA 10,5 2100 Anemia BBLR
2 R 23 IRT SMA 11 2300 tidak anemia BBLR
3 A 23 IRT SMA 11 2000 tidak anemia BBLR
4 A 28 Bekerja S1 15 3100 tidak anemia tidak BBLR
5 J 28 IRT SMP 15,2 2600 tidak anemia tidak BBLR
6 K 20 IRT SMA 11 2100 tidak anemia BBLR
7 S 25 Bekerja S1 11 2600 tidak anemia tidak BBLR
8 N 24 Bekerja S1 11 2000 tidak anemia BBLR
9 E 24 IRT SMP 11,2 3000 tidak anemia tidak BBLR
10 N 28 IRT SMP 10,4 3100 Anemia tidak BBLR
11 A 27 IRT S1 11,8 2700 tidak anemia tidak BBLR
12 D 27 Bekerja SMA 13 3000 tidak anemia tidak BBLR
13 S 27 Bekerja SMA 10 2100 Anemia BBLR
14 R 20 Bekerja S1 10,4 2000 Anemia BBLR
15 S 24 Bekerja SD 11 2300 tidak anemia BBLR
16 L 27 IRT SD 11 2000 tidak anemia BBLR
17 N 32 IRT SMA 10,8 3100 Anemia tidak BBLR
18 S 29 IRT SD 10 3400 Anemia tidak BBLR
19 T 28 IRT SD 12,4 3000 tidak anemia tidak BBLR
20 M 27 IRT SD 12,2 2700 tidak anemia tidak BBLR
21 A 28 IRT SMA 11,4 2600 tidak anemia tidak BBLR
22 J 27 IRT S1 10,8 2100 Anemia BBLR
23 K 28 IRT SD 11 2000 tidak anemia BBLR
24 S 24 Bekerja SMP 10 2100 Anemia BBLR
25 A 24 IRT SMA 10 2000 Anemia BBLR
26 R 27 IRT SD 10,8 2300 Anemia BBLR
27 S 28 IRT SMP 11,2 3000 tidak anemia tidak BBLR
28 A 28 Bekerja SMA 13 2300 tidak anemia BBLR
29 T 32 Bekerja SMA 10,8 2800 Anemia tidak BBLR
30 T 28 IRT SMP 11 2100 tidak anemia BBLR
31 A 35 IRT SD 11 2100 tidak anemia BBLR
32 N 35 IRT SMA 11 3000 tidak anemia tidak BBLR
UJI UNIVARIAT SPSS
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 20-25 10 31.2 31.2 31.2
26-30 18 56.2 56.2 87.5
31-35 4 12.5 12.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
Pekerjaan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Bekerja 11 34.4 34.4 34.4
IRT 21 65.6 65.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid S1 6 18.8 18.8 18.8
SD 8 25.0 25.0 43.8
SMA 12 37.5 37.5 81.2
SMP 6 18.8 18.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
UJI UNIVARIAT VARIABEL
tidak
15 46.9 46.9 100.0
BBLR
HB
Frequenc Cumulative
y Percent Valid Percent Percent
tidak
21 65.6 65.6 100.0
anemia
Berat_Badan_Bayi
HB anemia Count 7 4 11
% within
41.2% 26.7% 34.4%
Berat_Badan_Bayi
tidak Count 10 11 21
anemia
Expected Count 11.2 9.8 21.0
% within
58.8% 73.3% 65.6%
Berat_Badan_Bayi
Total Count 17 15 32
% within
100.0% 100.0% 100.0%
Berat_Badan_Bayi
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 32
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,16.