Anda di halaman 1dari 77

1

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN


BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI UPT
PUSKESMAS BAMBALAMOTU KABUPATEN
PASANGKAYU

SKRIPSI

NURFADILA
201801027

PROGRAM STUDI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2022
ii
iii

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BAYI


BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI UPT PUSKESMAS
BAMBALAMOTU KABUPATEN PASANGKAYU
The Relationship of anemia in pregnant mothers with the event of low birth weight
(LBW) Babies at UPT Puskesmas bambalamotu kabupaten pasangkayu.

Nurfadila1, Yuhana Damantalm2, Hadidja Bando3


Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

ABSTRAK

Anemia pada ibu hamil adalah keadaan dimana kadar hemoglobin rendah <11 g%. Masalah
yang di hadapi pemerintah Indonesia adalah prevalensi anemia yang tinggi pada ibu hamil
merupakan masalah kesehatan hal ini terkait dengan kejadian bayi berat badan lahir rendah.
Indonesia sendiri pada tahun 2017 sampai tahun 2019 prevalensi kejadian anemia
pada ibu hamil mengalami peningkatan yaitu dari 43,2 mejadi 44,2%. Prevalensi
bayi berat lahir rendah di provinsi Sulawesi Barat adalah sebesar 5,1% hal ini
berbeda dengan prevalensi kasus bayi berat badan lahir rendah di tingkat Kabupaten
Pasangkayu tahun 2020 sebesar 7,08%. tahun yang sama kasus anemia pada ibu
hamil diwilayah kabupaten Pasangkayu angka prevalensinya 21,79% Tujuan
penelitian ini menganalisis hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat
badan lahir rendah di puskesmas bambalamotu kabupaten pasangkayu. Jenis penelitian
kuantitatif menggunakan desain retrospektif dengan pendekatan cas control. Populasi
penelitian ini semua bayi yang BBLR di Puskesmas Bambalamotu berjumlah 337 bayi,
jumlah sampel 32 bayi BBLR. teknik pengambilan sampel purposive sampling. Analisis
data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan 32 responden, di dapatkan
nilai Hb anemia 11 (34,4%), HB tidak anemia 21 responden (65,6%), berat badan bayi
BBLR 17 (53,1%), dan berat badan bayi tidak BBLR 15 (46,9%). Hasil uji bivariat dengan
uji Chi Square di dapatkan value 0,388 (p-value> 0,05). Saran untuk petugas kesehatan
Puskesmas Bambalamotu agar meningkatkan pelayanan kesehatan terutama pada ibu hamil
untuk mendeteksi dini keadaan kesehatannya. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada
hubungan antara anemia pada ibu hamil dengan kejadian BBLR di UPT Puskesmas
Bambalamotu.

Kata Kunci: Ibu Hamil, Anemia, BBLR


iv
v

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN


BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI UPT
PUSKESMAS BAMBALAMOTU KABUPATEN
PASANGKAYU

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program


Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Keseharan Widya Nusantara Palu

NURFADILA
201801027

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2022
vi

LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI UPT
PUSKESMAS BAMBALAMOTU KABUPATEN
PASANGKAYU

SKRIPSI

NURFADILA
201801027

Skripsi Ini Telah Diajukan Tanggal 19 septemper 2022

Ns. Djuwartini, S.Kep., M.Kep


NIK. 20160901067 (…………………………….)
Penguji 1

Ns. Yuhana Damantalm, S.Kep., M.Erg


NIK. 20110901019 (…………………………….)
Penguji 2

Hadidjah Bando, SST., BD. M.Kep


NIK.20080901003 (…………………………….)
Penguji 3

Mengetahui
Ketua Stikes Widya Nusantara Palu

Dr. Tigor Sitomorang, MH., M.Kes


NIK. 20080901001
vii

PRAKARTA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karuanianya sehingga skripsi ini berhasil di selesaikan dan izinkanlah penulis
menghaturkan sembah sujud sedalam-dalamnya serta terima kasih dan
penghargaan seinggi tingginya kepada orang tua tercinta yaitu Bapak saya
Tajuddin dan Ibu saya Sapiah, dan kakak kandung saya Nurwahida serta pihak-
pihak yang sangat membantu, atas semua do’a, dorongan , semangat, inspirasi,
serta segala bantuan baik moril maupun materialnya selama studi yang senantiasa
ikut menemani setiap kuliah yang penulis jalani.
Tema yang dipilih dalam penelitian yang di laksanakan sejak bulan
Desember 2021 ini ialah maternitas dalam keperawatan, dengan judul Hubungan
anemia pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat badan lahir rendah (BBLR) di
Upt puskesmas bambalamotu kabupaten pasangkayu.
Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis telah banyak
menerima bimbingan, bantuan, dorongan, arahan, dan doa dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada:
1. Widyawati Sitomorang, M.Sc, Selaku Ketua Yayasan STIKes Widya
Nusantara Palu
2. Dr. Tigor H. Sitomorang, M.H., M.Kes., selaku Ketua STIKes Widya
Nusantara Palu
3. Sintong H. Hutabarat ST, M.Sc., selaku Wakil Ketua 1 bidang akademik
STIKes Widya Nusantara Palu
4. Ns. Yuhana Damantalm, S.Kep.,M.Erg selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan
STIKes Widya Nusantara Palu dan sekaligus pembimbing 1 yang telah
memberikan masukan dan dukungan moral dalam penyusunan skripsi ini.
5. Hadidjah Bando, S.ST, Bd., M.Kes sebagai pembimbing 2 yang telah
memberikan masukan dan dukungan moral dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ns. Djuwartini, S.Kep., M.Kep sebagai penguji utama yang telah memberikan
kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
viii

7. Hasna, S.KM sebagai Kepala Puskesmas Bambalamotu dan seluruh petugas


kesehatan atas bantuan dan kerjasamanya sehingga penelitian ini dapat
terselesaikan sesuai waktu yang telah di tetapkan.
8. Ibu dan keluarga responden yang telah meluangkan waktunya kepada peneliti
9. Dosen pengajar dan staf akademik pada program studi STIKes Widya
Nusantara Palu yang telah banyak memberikan pengetahuan dan bimbingan
selama mengikuti perkuliahan.
10. Sahabat-sahabat saya, Nurma’iya, Nur Rizak Berlin, Ni kadek wiranti, Binti
supriyanti, Yelci kaloan yang selalu membantu, memberikan semangat,
motivasi serta do’a dalam penyusunan skripsi ini.
Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian.
Penulis menyari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kemajuan
ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu keperawatan.

Palu, 19 september 2022

Nurfadila
201801027

DAFTAR ISI
ix

HALAMAN SAMPUL/COVER i

HALAMAN JUDUL SKRIPSI ii

HALAMAN PERNYATAAN iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

LEMBAR PENGESAHAN vii

PRAKARTA viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

A. Tinjauan Pustaka 6

B. Kerangka Konsep 20

C. Hipotesis Penelitian 20

BAB III METODE PENELITIAN 21

A. Desain Penelitian 21

B. Tempat dan Waktu Penelitian 21

C. Populasi dan Sampel 21


x

D. Variabel Penelitian 23

E. Defenisi Operasional 23

F. Instrumen Penelitian 23

G. Teknik Penngumpulan Data 24


H. Analisis Data 25

I. Bagan Alur Penelitian 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 28

A. Hasil 28

B. Pembahasan 33

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 39

A. Simpulan 39

B. Saran 39

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik responden dari 32 bayi berat badan lahir 29


rendah di upt Puskesmas bambalamotu

Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan anemia pada ibu hamil 30


di upt Puskesmas bambalamotu

Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan kejadian bayi berat 31


badan lahir rendah di Upt Puskesmas bambalamotu

Tabel 4.4 Hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian bayi 31
berat badan lahir rendah di upt Puskesmas Bambalamotu
kabupaten pasangkayu
xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Kosep 20

Gambar 3.1 bagan alur penelitian 27


xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Jadwal penelitian, ujian proposal dan skripsi


2. Surat permohonan pengambilan data awal di Upt Puskesmas
Bambalamotu Kabupaten Pasangkayu
3. Surat balasan pengambilan data awal di Upt Puskesmas Bambalamotu
Kabupaten Pasangkayu
4. Surat permohonan izin pelaksanaan penelitian
5. Surat permohonan menjadi responden
6. Lembar observasi
7. Surat persetujuan menjadi responden
8. Surat balasan selesai penelitian
9. Dokumentasi
10. Master tabel
11. Hasil olahan data Uji Univariat dan Bivariat SPSS
12. Lampiran Riwayat Hidup Penulis
13. Lembaran Bimbingan Proposal/Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menurut World Health Organization (WHO) anemia pada kehamilan bila
kadar Hemoglobinnya (Hb) <11 g/dl. Hal ini terjadi karena peningkatan
volume plasma lebih besar dari volume hemoglobin terjadi pada ibu hamil.
Kematian ibu di Indonesia di sebabkan oleh beberapa faktor. Pertama,
penyebab langsung seperti perdarahan 28% preklamsia/eklamsia 24%, infeksi
11%. Sedangkan penyebab tidak langsung adalah adanya permasalahan nutrisi
diantaranya anemia pada ibu hamil 40%, kekurangan energi kronik 37%, serta
ibu hamil dengan konsumsi energi di bawah kebutuhan minimal 44,2% 1.
Untuk mencegah Anemia pemerintah telah menerapkan program sumplemen
zat besi dan folat untuk ibu hamil sejak tahun 1975. Tablet zat besi untuk
mencegah anemia memiliki hemoglobin >11 g% yaitu tablet zat besi (zat besi
60 mg dan asam folat 0,25 mg) setiap hari selama 90 hari dimulai dari
kunjungan pertama ibu ke petugas Kesehatan (Kemenkes RI, 2017).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), anemia pada ibu
hamil di kategorikan menjadi masalah kesehatan secara global dengan
prevalensi 29,6% di tahun 2018 di mana Indonesia sendiri pada tahun 2017
sampai dengan tahun 2019 prevalensi kejadian anemia pada ibu hamil
mengalami peningkatan yaitu dari 43,2 mejadi 44,2%.2 Prevalensi bayi berat
lahir rendah di provinsi Sulawesi Barat adalah sebesar 5,1% dari kelahiran
hidup hal ini tidak jauh berbeda dengan prevalensi kasus bayi berat badan
lahir rendah (BBLR) di tingkat Kabupaten Pasangkayu di tahun 2020 yaitu
sebesar 7,08%. Di tahun yang sama kasus anemia pada ibu hamil untuk
wilayah kabupaten Pasangkayu angka prevalensinya adalah 21,79% (Data Sub
Bidang Dinas Kesehatan Kabupaten Pasangkayu, 2020). BBLR merupakan
masalah kesehatan yang penting karena BBLR memiliki pengaruh besar
terhadap tingginya angka kematian neonatal dan kematian bayi yang
merupakan indikator utama derajat kesehatan masyarakat.

1
2

Menurut Riskesdas (2018) sebagian ibu hamil di Indonesia mengalami


anemia, dimana angka anemia pada ibu hamil dari tahun 2013 hingga tahun
2018 meningkat 37,1% menjadi 48,9% sebagian besar prevalensi anemia di
derita oleh ibu hamil dengan kelompok usia 15-24 tahun yaitu sebesar 84,6%.
Sebagian besar ibu hamil usia subur di seluruh Negara berkembang dengan
risiko anemia yang lebih tinggi karena kekurangan zat nutrisi termasuk
mikronutrien, hemoglobinopati, infeksi atau faktor social akonomi lainnya.3
angka prevalensi di Indonesia lebih tinggi daripada angka rata-rata prevalensi
anemia di Negara maju. Oleh sebab itu anemia pada ibu hamil masih menjadi
masalah kesehatan yang perlu di perhatikan karena memiliki prevalensi lebih
dari 20%.4
Bayi Berat badan Lahir rendah (BBLR) merupakan keadaan dimana bayi
dengan berat badan kurang dari 2500 gram, BBLR berkontribusi besar 60-
80% terhadap kematian neonatal (WHO, 2018) Prevalensi kasus BBLR di
dunia yaitu 20 juta (15.5%) setiap tahunnya, dan Negara berkembang menjadi
kontribusi sebesar 96,5%. Kematian bayi merupakan indikator utama dan
pertama dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Adapun penyebab
terbanyak kematian pada bayi yaitu asfiksia, bayi berat lahir rendah (BBLR),
dan infeksi. Dimana BBLR dipengaruhi oleh faktor ibu yaitu salah satunya
adalah anemia dalam kehamilan.5
Anemia pada ibu hamil sangat terkait dengan mortalitas dan morbiditas
pada ibu dan bayi. Ibu hamil menderita anemia meningkatkan resiko kematian
ibu 3,7 kali lebih tingggi jika dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia,
jika anemia tidak di atasi maka akan mengakibatkan keguguran, perdarahan
pada saat persalinan, perdarahan postpartum serta ibu mudah terkena infeksi.
Sedangkan pada janin, akan mengakibatkan kelahiran premature, janin mudah
terkena infeksi dan intra uterine growth retardation.5
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawaty tahun 2016 dengan judul
penelitian hubungan anemia dengan kejadian BBLR di wilayah kerja di
Puskesmas Tanta menunjukkan bahwa ibu yang anemia mempunyai risiko 9
kali lebih besar melahirkan bayi BBLR daripada ibu yang tidak anemia. di
Indonesia pada tahun 2015 sebesar 85,17%. Presentase ini tidak jauh berbeda
3

dibanding tahun 2014 yang sebesar 85,1%. Meskipun pemerintah sudah


melakukan program penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu dengan
memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan
tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian anemia masih
tinggi. Sedangkan pada tahun 2015, persentase BBLR di Indonesia sebesar
10,2%. Persentase BBLR tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi tengah
(16,8%) dan terendah di Sumatera Utara (7,2%).5 Hasil survey penduduk antar
Sensus (SUPAS) tahun 2015, Angka Kematian Ibu (AKI) 305 per 100.000
kelahiran hidup, adapun faktor penyebab langsung kematian ibu adalah
perdarahan (28%), eklamsia (24%) dan infeksi (11%), sedangkan penyebab
tidak langsungnya adalah ibu hamil menderita kurang energi kronik (KEK)
37%, anemia (Hb kurang dari 11 gr/dl) 40%. WHO menetapkan kriteria
anemia berdasarkan trimester, dimana tingkat Hb yang mengidentifikasikan
anemia defisiensi besi pada ibu hamil adalah <11 gr/dl pada trimester I dan III,
<10,5 g/dl pada trimester II. Nilai ambang batas anemia untuk anemia ringan
10-11 g/dl dan <8 anemia berat.6
Puskesmas yang ada di kabupaten Pasangkayu berjumlah 16 puskesmas,
salah satunya puskesmas Bambalamotu yang merupakan puskesmas yang
menduduki kasus peringkat pertama terbanyak sebesar 61,01% dengan jumlah
234 ibu hamil anemia pada tahun 2020, pada tahun yang sama juga puskesmas
bambalamotu menduduki peringkat kedua terbanyak yaitu sebesar 10,31%
dengan jumlah 315 bayi berat proposal lahir rendah. Tahun 2021 kasus anemia
meningkat 326 ibu hamil dan bayi berat badan lahir rendah berjumlah 337
bayi. Dari data ibu hamil anemia yang berjumlah 326 ibu terdapat 121 yang
memiliki nilai normal berat badan lahir rendah, status tidak normal 97 dan
status sangat rendah sebanyak 108. Berdasarkan data di UPT puskesmas
bambalamotu kabupaten Pasangkayu yang merupakan penyumbang kasus
anemia terbesar di kabupaten Pasangkayu juga penyumbang kasus BBLR
kedua terbanyak di kabupaten Pasangkayu, maka penulis tertarik mengetahui
hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat badan lahir
rendah (BBLR) di UPT Puskesmas Bambalamotu kabupaten Pasangkayu.
4

Berdasarkan data yang diambil dari UPT Puskesmas Bambalamotu


Kabupaten Pasangkayu bulan januari-november tahun 2020 mengenai kasus
Anemia pada ibu hamil yang di dapatkan sebanyak 234. Berdasarkan
wawancara langsung tgl 23 November tahun 2021 terhadap satu petugas dari
13 Bidan yang ada di ruangan Poli KIA peneliti mewawancarai satu petugas
dan mengatakan bahwa ibu hamil yang datang berkunjung ke Puskesmas
Bambalamotu dari bulan Januari-Desember yang mendapat tablet Fe 334 ibu
hamil namun ada 100 tidak mengonsumsi tablet tambah darah (Fe). Peneliti
juga mewawancarai dari 4 orang ibu hamil mengatakan bahwa sebagian tablet
Fe yang dibagikan oleh petugas tidak diminum sesuai dengan anjuran dari
dokter atau kurangnya kepatuhan minum obat oleh ibu hamil sehingga
menyebabkan Anemia dan BBLR.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini di rumuskan


sebagai berikut: “apakah ada hubungan anemia pada ibu hamil dengan
kejadian bayi berat badan lahir rendah (BBLR) di UPT Puskesmas
Bambalamotu Kabupaten Pasangkayu.

C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Teridentifikasinya hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian
bayi berat badan lahir rendah (BBLR) di UPT Puskesmas Bambalamotu
kabupaten pasangkayu.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini ialah:
a. Teridentifikasinya kejadian anemia pada ibu hamil di UPT Puskesmas
bambalamotu kabupaten pasangkayu.
b. Teridentifikasinya kejadian BBLR di UPT Puskesmas bambalamotu
kabupaten pasangkayu.
c. Teranalisisnya hubungan anemia dengan kejadian BBLR di UPT
Puskesmas Bambalamotu Kabupaten Pasangkayu.
5

D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Bagi Pendidikan
Manfaat pendidikan Keperawatan khususnya Ilmu Keperawatan di
harapkan penelitian ini dapat memperkaya bahan dan referensi dalam
bidang Keperawatan khususnya yang berhubungan dengan informasi
terhadap Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR).
2. Manfaat bagi tempat penelitian
Menambah pengetahuan peneliti tentang BBLR serta
mengaplikasikan ilmu yang di peroleh selama mengikuti pendidikan serta
untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan
penelitian.
3. Manfaat bagi Masyarakat
Sebagai tambahan informasi serta tambahan pengetahuan dan
pemahaman kepada keluarga tentang anemia pada ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Anemia
a. Definisi Anemia
Anemia atau yang biasa disebut dengan kekurangan darah adalah
kelainan darah yang terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah
yang jauh lebih rendah dari batas normal.7
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
karena berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas pada ibu hamil.
Kadar hemoglobin pada Ibu hamil yang menderita anemia pada awal dan
akhir kehamilan kurang dari 11 g/dl dan kurang dari 10,5 g/dl pada akhir
kehamilan.8
b. Etiologi
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan anemia, berikut ada tiga
penyebab utama dalam tubuh ialah:9
1.) Kelebihan sel darah merah yang dihancurkan oleh Sumsum tulang
menghasilkan sel darah normal, yang didistribusikan ke seluruh
tubuh melalui darah. Sel darah yang di lepaskan ke dalam darah juga
merupakan sel darah muda. Sel darah muda ini biasanya muda dibagi
menjadi beberapa bagian. Hal ini dapat menyebabkan anemia karena
peningkatakan sel darah yang pecah dan rusak secara berlebihan.
2.) Perdarahan, salah satu penyebab anemia adalah perdarahan. Ini bisa
di sebabkan oleh perdarahanatau penyakit. Perdarahan di sini berarti
kehilangan darah bisa terjadi saat menstruasi dan melahirkan. Target
penyakit termasuk malaria, kanker, rheumatoid arthritis, dan tukak
lambung. Contohnya adalah kanker yang menyebar ke sumsum
tulang/berkembang di sumsum tulang. Hal ini dapat menyebabkan
sumsum tulang memproduksi sel darah merah yang tidak mencukupi
sesuai kebutuhan tubuh sehingga menyebabkan anemia. Contoh

6
7

adalah kemoterapi. Hal ini dapat menyebabkan penurunan jumlah sel


darah merah dan anemia karena kerusakan sumsum tulang.
3.) Produksi sel darah merah rendah produksi sel darah merah rendah
terjadi ketika sumsum tulang rusak atau kekurangan bahan dasar
untuk produksi. Hal ini di sebabkan oleh obat-obatan, racun, alkohol,
upaya penurunn berat badan yang ketat, gagal ginjal, penggunaan
kelainan keturunan (talasemia), selama kehamilan.
Selain ketiga penyebab diatas, banyak kondisi medis yang
dapat menyebabkan anemia seperti:9
1. Anemia dari pendarahan aktif, merupakan pendarahan menstruasi
berat atau luka yang dapat menyebabkan anemia.
2. Anemia defisiensi besi, terjadi saat jumlah besi terbatas atau tidak
tersedia yang mengakibatkan anemia.
3. Anemia penyakit kronis, merupakan kondisi medis yang
berlangsung lama dan berkelanjutan dapat menyebabkan anemia.
4. Anemia yang berkorelasi dengan masa kehamilan, terjadi saat
kehamilam dimana ada penambahan jumlah cairan plasma yang
dapat mengencerkan darah sehingga menyebabkan anemia.
5. Anemia yang berkorelasi dengan gizi buruk, merupakan kondisi
kekurangan vitamin dan mineral yang banyak dibutuhkan tubuh
sehingga menyebabkan kurangnya produksi sel darah merah serta
berpotensi mengakibatkan terjadinya anemia.
6. Anemia sel sabit, terjadi karena jumlah molekul hemoglobin tidak
normal. Hal ini akan mengakibatkan gangguan untuk struktur sel
darah merah sehingga sel darah merah berwujud bulan sabit.
7. Talasemia, menyebabkan kelainan hemoglobin dan dapat
menyebabkan anemia.
8. Alkoholisme, merupakan pecandu alkohol dimana alkohol bisa
dikenal sebagai benda asing yang beracun untuk sumsum tulang
dan bisa menurunkan kecepatan produksi sel darah merah.
8

9. Anemia aplastik, terjadi karena adanya infeksi virus yang dapat


berdampak pada sumsum tulang serta menurunkan kecepatan
produksi semua sel-sel darah.
10. Anemia hemolitik, merupakan ragam anemia dimana sel-sel
darah merah terbelah serta tidak memiliki fungsi yang optimal.
11. Anemia yang berkaitan dengan obat, dimana banyak obat yang
memiliki efek samping berupa anemia seperti obat kemoterapi,
obat kejang, dan sebagainya
c. Diagnosis anemia
Secara garis besar anemia dapat didiagnosis melalui pemeriksaan
fisik, tes laboratorium, dan pemeriksaan lain.9
a) Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik menjadi salah satu cara dalam
mendiagnosis anemia seperti pertanyaan tentang sejarah keluarga,
sejarah pribadi, obat, warna tinja, urin, dan pendarahan. Selain itu,
pemeriksaan fisik dapat difokuskan untuk kondisi umum yaitu
kelelahan, pucat, kulit kuning, mata kuning, spenomegaly,
hepatomegaly, dan detak jantung.
b) Tes Laboratorium Tes laboratorium yang terdiri dari:
a. Perhitungan darah umum Digunakan untuk mengklasifikasi derajat
kegawatan anemia, macam anemia, serta informasi terkait leukosit
dan trombosit. Tes ini dapat melihat kapasitas darah dengan satuan
ukur yaitu jumlah sel/ millimeter kubik (mm3).
b. Tes hemoglobin pada feses Digunakan untuk mendeteksi pendarahan
dari perut atau usus.
c. Pemeriksaan darah tepi Digunakan untuk menentukan ukuran,
bentuk, jumlah, dan warna dalam darah.
d. Pemeriksaan kadar besi, transferrin, ferritin, asam folat, vitamin B12,
bilirubin, dan logam berat. Digunakan untuk mengevaluasi kadar zat
tersebut di dalam tubuh jika mungkin menyebabkan anemia. Terkait
dengan kadar logam berat, umumnya timbal merupakan salah satu
indikator penyebab anemia pada anak-anak.
9

e. Elektroforesis hemoglobin Digunakan untuk mengetahui apakah


seseorang memiliki sejarah anemia berbentuk sel sabit atau talasemia
dalam silsilah keluarga.
f. Jumlah retikulosit Digunakan untuk mengukur eritrosit yang telah
dihasilkan dari sumsum tulang.
g. Uji kegunaan ginjal dan hati Digunakan agar mengetahui kerja ginjal
serta hati, kemudian mengabarkan informasi jika terdapat disfungsi
hati dan ginjal
d. Klasifikasi Anemia
Tabel 2.1 Klasifikasi anemia menurut WHO (2014)
Kadar Hemoglobin Intrepetasi
Hb 11 gr/dl Tidak anemia
Hb 9-10 gr/dl Anemia ringan
Hb 7-8 gr/dl Anemia sedang
Hb <7 gr/dl anemia berat

Adapun beberapa klasifikasi anemia sebagai berikut:9 Anemia


berdasarkan etiopatogenesis Dibagi menjadi:
1. Anemia di sebabkan adanya permasalahan dalam penyusunan sel darah
merah oleh sumsum tulang.
a. Kurangnya bahan dasar penyusunan sel darah merah dapat
menyebabkan anemia kekurangan besi, anemia kekurangan asam
folat, dan anemia kekurangan vitamin B12.
b. Adanya masalah dalam penggunaan besi dapat menyebabkan
anemia yang diakibatkan oleh penyakit kronis serta jenis anemia
sideroblastik
c. Permasalahan di sumsum tulang menyebabkan anemia aplastik,
anemia mieoloplastik, anemia konsentrasi pada hematologi, dan
anemia diseritropoietik.
d. Terjadi permasalahan pada eritropoietin sehingga menyebabkan
anemia pada penderita penyakit Gagal Ginjal Kronik (GGK).
10

2. Anemia yang disebabkan oleh pendarahan.


a. Setelah pendarahan hebat.
b. Disebabkan oleh pendarahan kronis.
c. Anemia yang berhubungan dengan hemolitik.
3. Anemia yang disebabkan oleh sesuatu yang belum jelas dan disebabkan
oleh patogenesis yang utuh.
2.Kehamilan
a. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah masa dari pembuahan sampai dengan lahirnya
janin, dan masa kehamilan yang normal adalah 280 hari ataupun 9 bulan 7
hari yang di hitung star dari hari awal haid terakhir, ibu hamil merupakan
masa pertumbuhan bakal anak yang sangat kilat, serta kebutuhan fisiologis,
metabolic serta emosional ibu sangat besar.10
Ibu hamil merupakan suatu mata rantai yg berkepanjangan serta terdiri
asal evolusi, sperma serta sel telur, pembuahan dan perkembangan sel telur
yang telah dibuahi, implantasi (implantasi) dalam Rahim, pembuatan
plasenta, serta akhirnya pertumbuhan dan perkembangan konsepsi hingga
lahir. Ibu hamil di golongkan jadi tiga trimester pertama ialah 0-12 minggu,
trimester kedua ialah ibu hamil 13-28 minggu, dan trimester ketiga yaitu
umur kehamilan 29-42 minggu. Saat memastikan kehamilan bisa melihat
ciri serta indikasi kehamilan yg terdapat pada seseorang bunda berbadan
dua. Di sarankan agar ibu sesegera mungkin mengunjungi bidan atau dokter
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan nama antenatal care.
b. Tanda dan gejala kehamilan
Tanda pasti kehamilan antara lain:
a) Gerakan janin yang bisa dilihat/diraba/dirasa, juga bagian-bagian janin
b) Denyut jantung janin dapat dicatat dan di dengar oleh alat Doppler atau
fetoelektrokardiogram
c) Dilihat pada ultrasanografi
3. Anemia pada ibu hamil
a. Definisi
11

Anemia selama kehamilan berdampak buruk bagi ibu selama kehamilan


saat melahirkan, dan baik setelah melahirkan dan selama periode
berikutnya, pada umumnya keguguran bayi premature, perdarahan
postpartum karena atonia uteri, syok infeksi pada masa nifas. Partus
merupakan komplikasi yang dapat disebabkan anemia berat (<4 g%) dapat
menyebabkn dekompensasi kordis, hipoksia akibat anemia dapat
menyebabkan syok dan kematian ibu saat melahirkan.11
Selama kehamilan, ibu hamil mengalami proses peningkatan plasma
darah hingga mencapai 30%, sel darah 18%, tetapi Hb hanya bertambah
sampai 19%. Akibatnya, tingkat anemia pada kehamilan cukup tinggi.
Anemia menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh
tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia
meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko
kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan
angka kematian perinatal meningkat. Disamping itu, perdarahan antepartum
dan postpartum lebih sering di jumpai pada wanita yang anemia dan lebih
sering berakibat fatal sebab wanita yang anemia tidak dapat mentolerir
kehilangan darah. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan
yang sangat ringan hingga terjadinya kelangsungan kehamilan abortus,
partus imatur/premature, gangguan proses persalinan (perdarahan),
gangguan masa nifas (daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang,
produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas,
mikrosomi, cacat bawaan, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain).12
b. Etiologi Anemia dalam kehamilan
Anemia dalam kehamilan sebagian besar di sebabkan oleh kekurangan
zat besi (anemia defisiensi besi). Zat besi merupakan bahan baku pembuatan
sel darah merah dan merupakan komponen penting dalam hemoglobin. Pada
masa kehamilan, tambahan harian zat besi di perlukan sebanyak 30 mg dan
selama kehamilan di butuhkan sekitar 1040 mg zat besi.13
Kurang darh kurangnya fe ialah kurang darah serta datang akibatnya
kurangnya fe trdapat di darah serta maksudnya kadar hb ktika darah
menyusut sebab terhalang reaksi proses pmbentukan eritrosit merah jika
12

sediaan fe dalam tubuh manusia menduga amat menurun di artikan bahwa


seseorang itu dekat level kurang darah sekalipun di temukan syarat
fisiologis. penyimpanan fe yg menyusut dengan cepat secara enteng
menolak memenuhi buat membentuk sel darah merah saat sum-sum
kerangka sampai kadar hb bahkan lebih rendah dari normal. Kondisi ini
yang disebut sebagai anemia defisiensi besi.14
c. Patofisologi Anemia dalam kehamilan
Anemia terhadap ibu hamil di sebabkan oleh kurangnya zat gizi zat besi
yang menggapai hingga 95%.15 Ibu hamil sangat rentan mengalami anemia
defisiensi besi karena kebutuhan oksigen kehamilan, jauh lebih tinggi di
bandingkan pada ibu pada umumnya hingga menyebabkan kenaikan
produksi eriproietin. resikonya, jumlah plasma meningkat di bandingkan
dengan meningkatnya sel darah merah yang menyebabkan penurunan
konsentrasi hemoglobin karena pengenceran darah.16 simpanan zat besi pada
ibu hamil bisa berkurang karena pola makan yang buruk. Saat hamil
kebutuhan zat besi bisa meningkat 2 hingga 3 kali lipat atau lebih. Zat besi
di butuhkan untuk menggantikan perakitan eritrosit kelebihan enzim tertentu
diperlukn untuk jala-jala disemua badan, calon bayi serta ari-ari. Di
transfusi darah di perlukan untuk menghasilkan sel darah merah tambahan
untuk membantu enzim yang tertentu berfungsi dengan baik diseluruh
tubuh, selama kehamilan, dan selama tahap awal masa bayi. Tidak hanya
untuk mengganti peningkatan kerugian harian yang biasa. Kebutuhan zat
besi janin di maksimalkan ketika dan sebagian terisi selama kehamilan saat
menstruasi berhenti dan mukosa usus meningkatkan penyerapan fe dari
makanan yang dicerna atau hanya terikat terhdap pengganti fe ibu. Hanya
sekitar 10% fe dlam makanan dan ketika diserap dan diet normal tak
kunjung memenuhi keperluan fe (zat besi) ibu hamil.
d. faktor-faktor yang mempengaruhi anemia pada ibu hamil.
Anemia selama kehamilan dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain:
a) Umur kehamilan
13

Umur kehamilan dihitung menggunakan rumus Naegele, yaitu


jangka waktu dari hari pertama Haid Terakhir (HPHT) sampai hari
dilakukan perhitungan umur kehamilan. Umur kehamilan dinyatakan
dalam minggu, kemudian dapat di kategorikan menjadi:
Trimester I : 0-12 Minggu
Trimester II : 13-27 Minggu
Trimester III : 28-40 Minggu
Ibu hamil pada trimester pertama dua kali lebih mungkin
mengalami anemia dibandingkan pada trimester kedua. Demikian pula
ibu hamil di trimester ketiga hampir tiga kali lipat cenderung mengalami
anemia di bandingkan pada trimester kedua. Anemia pada trimester
pertama bisa disebabkan karena kehilangan nafsu makan, morning
sickness, dan dimulainya hemodilusi pada kehamilan 8 minggu.
Sementara di trimester ke-3 bisa disebabkan karena kebutuhan nutrisi
tinggi untuk pertumbuhan janin dan berbagi zat besi dalam darah ke janin
yang akan mengurangi cadangan zat besi ibu.17
b) Paritas
Ibu dengan paritas 2 atau lebih tinggi kira-kira 2,3 kali tinggi
mungkin mengalami Anemia di bandingkan ibu yang paritas kurang dari
2. Wanita dengan riwayat paritas tinggi umumnya lebih rentan terhadap
perdarahan ibu dan malnutrisi yang dapat menjeslaskan, pada kehamilan
yang sehat perubahan hormonal menurunkan kadar hemoglobin, tetapi
tidak pernah dibawah tingkat tertentu (misalnya 11 g/dl).17
Ketika di bandingkan dengan kondisi tidak hamil. Setiap kehamilan
memiliki risiko terjadinya perdarahan sebelum, selama, dan setelah
melahirkan yang tinggi. Paritas yang lebih banyak akan memperparah
risiko terjadinya perdarahan. Di bagian lain,seorang ibu dengan paritas
tinggi memiliki ukuran jumlah anak yang lebih besar yang artinya tingkat
berbagi makanan yang tersedia lebih tinggi dan sumber daya keluarga
lainnya dapat menunggu asupan makanan yang akan dikonsumsi bagi ibu
hamil.18
c) Pekerjaan
14

Mengenai penyebab yang berhubungan dengan anemia pada ibu


hamil yang menjalani pemeriksaan kehamilan di rumah sakit regional
dulu, Uganda, menunjukkan bahwa ada hubungan penting antara
penyebab pekerjaan ibu hamil dengan kegiatan sebagai ibu rumah tangga
dengan peningkatan kejadian anemia. Mayoritas ibu rumah tangga hanya
mengandalkan pendapatan suami untuk perekonomian keluarga.
d) Posisi KEK (Kekurangan Energi Kronis)
anemia yang terjadi pada ibu hamil lebih tinggi pada ibu hamil
dengan kurang energy kronik (LILA <23,5cm) di bandingkan ibu hamil
yang memiliki gizi yang baik. Hal ini mungkin berkaitan dengan efek
negative dari kekurangan energy protein dan kekurangan energi
mikronutrien lainnya dalam hal ini mengganggu biovailabilitas dan
penyimpanan zat besi serta nutrisi hematopoietic lainnya seperti asam
folat dan vitamin B12.19
e) Tingkat Pendidikan
Pendidikan yang dijalani seseorang berpengaruh pada peningkatan
kemampuan berfikir. Dengan kata lain seseorang berpendidikan lebih
tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya
lebih terbuka untuk menerima hal baru dibandingkan dengan individu
yang berpendidikan.20
Menurut beberapa pengamatan anemia yang dialami masyarakat
terjadi terutama di daerah pedesaan yang kekurangan gizi atau kurang
gizi, dengan waktu kehamilan hingga melahirkan yang terlalu pendek
dan tingkat sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah.21
e. Klasifikasi Anemia Pada Ibu Hamil
1. Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi merupakan status gizi yang paling tersering
menyebabkan anemia selama kehamilan. Kebutuhan ibu hamil akan besi
mendekati 800 mg, 500 mg bila tersedia, untuk massa kehamilan hb ibu
sekitar 20 mg atau lebih dan keluar melalui usus, urin, dan kulit. Jumlah
total 100 mg jelas melebih cakupan zat besi pada sebagian besar wanita.
2. Anemia akibat perdarahn akut
15

Anemia akibat perdarah akut sering terjadi pada awal kehamilan.


Contah kasus seperti abortus, kehamilan ektopik, dan melahidatidosa.
Dibutuhkan terapi segera untuk memulihkan dan mempertahankan
perfusi organ-organ vital walaupun jumlah darah tidak dapat mengatasi
kekurangan hemoglobin akibat perdarahan.
3. Anemia pada penyakit kronik
Selama kehamilan, apabila ibu hamil mengalami penyakit ginjal
kronik, supurasi, penyakit peradangan usu, lupus, eritematous sistemik
dan keganasan, akan menyebabkan anemia pada penyakit kronik.
4. Anemia aplastik
Merupakan suatu masalah yang patah. Apabila dijumpai anemia,
biasanya disertai trombositopenia, leucopenia, dan sumsum tulang yang
sangat hiposeluler, diagnosis ini dapat ditegakkan.
5. Anemia Megaloblastik
Kurang darah megaloblastik ialah kurang darah dan disebabkan
karena kekurangan darah dan asam folat, tidak sering kali di karenakan
vitamin B12. Diantara penyembuhannya yaitu:
1) Vit B9 15-30 miligram/hari
2) Vit B12 3 x 1 tablet/hari
3) Sulfas Ferosus 3 x 1 tablet/hari
4) Pada permasalahn berat serta penyembuhan per oral hasil umumnya
biasa lelet hingga memerlukan pengobatan tranfusi darah.
6. Anemia Hemolitik
Anemia merupakan adanya pecahan ataupun pecahan eristosit dan
bertambah aktif handal daripada penerapan. Permpuan dan diagnosis
kurang darah hemolysis buat berbadan dua. Jika wanita tersebut berbadan
dua, hingga anemianya umumnya hendak jadi lebih sulit. Ciri utama dari
anemia ini merupakan terdapatnya keganjalan cerminan talenta,
keletihan, lemah, dan indikasi campuran jika adanya keganjalan terhadap
sebagian alat kelamin.
f. Hubungan kurang darah pada Kehamilan
16

Anemia selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran, kelahiran


premature, persalinan, retensio plasenta, epistaksis karena ketegangan
uterus, terpukul dan peradangan dan prenatal. Anemia yang paling rendah
beserta kadar hb di bawah 4 gram/dl dapat mnybabkan kompensasi jantung.
Terdapatnya anemia pada bunda berbadan dua memanglah mempengaruhi
pada bakal anak yang bisa menyebabkan kematian bakal anak dalam
kandunganAdanya kurang darah terhadap ibu berbadan dua memang
terpengaruh pada bayi yang songsong diakibatkan meninggalnya bayi dalam
kandungan, dan persalinan dengan anak yang menderita anemia adalah
sampai bayi mudah terinfeksi kematian perinatal. Dapat menyebabkan cacat
lahir, Ibu hamil dengan kadar hemoglobin <8 gram /dL berhubungan
terhadap peningkatan resiko beban badan lahir rendah beserta bayi usia
kehamilan rendah. Anemia defisiensi besi sepanjang dikenal jadi risiko lahir
dini, risiko bertambah hemoragi prenatal serta munculnya wafat kematian
janin.22
Pada ibu hamil anemia tingkatkan akibat wafatnya bunda beserta
anaknya. Ini berdampak buruk pada perkembangan kognitif dan fisik dan
produktivitas tenaga kerja anak-anak. Kurang darah selama berbadan dua
dikaitkan terhadap hasil brbadan dua yag huruk. Manifestasi klinis termasuk
perkembangan janin, kelahiran premature, berat badan lahir rendah,
perkembangan gangguan laktasi, memburuknya hubungan ibu dan anak,
resiko depresi pasca persalinan, peningkatan kematian janin serta neonatal.
BBLR berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan
(premature) disamping itu juga di sebabkan dismaturis, artinya bayi lahir
cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tetapi berat badan (BB) lahirnya
lebih kecil darimasa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram.
Masalah ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu
dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya
kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang
menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang. Gizi yang baik
diperlukan oleh seorang ibu hamil agar pertumubuhan janin tidak
mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat
17

badan normal. Kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal,


tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil
maupun saat hamil. Ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dar
pada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan konisi
kuran gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi berat lahir
rendah, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlbih lagi bila
ibumenderita anemia.
4. Bayi Berat badan Lahir Rendah (BBLR)
a. Definisi bayi berat badan lahir rendah (BBLR)
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan.
Dahulu nenonatus dengan berat badan lahir kurang 2500 gram atau sama
dengan 2500 gram disebut premature. Pembagian menurut berat badan ini
sangat mudah tetapi tidak memuaskan. Sehingga lambat laun diketahui
bahwa tingkat morbiditas dan mortalitas pada neonatus tidak hanya
bergantung pada berat badan lahir saja, tetapi juga pada tingkat maturitas
bayi itu sendiri.23
b. Etiologi
Etiologi BBLR meliputi faktor ibu seperti kelahiran premature,
perdarahan antenatal, malnutrisi, usia ibu di bawah 20 tahun atau di atas 35
tahun, jarak kehamilan terlalu dekat, infeksi. Faktor janin misalnya, cacat
lahir, kehamilan ganda, keuban pecah dini, status sosial ekonomi, kebiasaan,
idiopatik.
c. Faktor yang mempengarui BBLR
Faktor yang pengaruhi kejadian BBLR antara lain merupakan ciri social
demografi ibu (usia kurang dari 20 tahun serta usia lebih dari 34 tahun,ras
kulit gelap, status ekonomi yang kurang, status pernikahan yang tidak legal,
tingkat pembelajaran yang rendah). Resiko media ibu saat sebelum hamil
berperan terhadap peristiwa BBLR,status kesehatan reproduksi terhadap
BBLR (status gizi ibu, infeksi dan penyakit kehamilan serta komplikasi,
status pelayanan antenatal tenaga kesehatan, tempat pemeriksaan kehamilan,
18

umur kehamilan dikala awal kali pemeriksaan kehamilannya pula berisiko


buat melahirkan BBLR.24
d. Manifestasi Klinis BBLR
Secara umum gambaran klinis dari bayi BBLR adalah sebagai berikut:
1. Berat badan kurang dari 2500 gram
2. Panjang kurang dari 45 cm
3. Lignkar dada kurang dari 30 cm
4. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
5. Kepala lebih besar
6. Kulit tipis, transparan, rambut lanungo banyak, lemak kurang.
7. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi Upnea
8. Ekstermitas : paha abduksi, sendi lutut atau kaki fleksi-lurus.
9. Kepala tidak tegak.
10. Pernafasan 40-5/menit
11. Nadi 100=140/menit.
BBLR menunjukkan belum sempurnanya fungsi oragn tubuh dengan
keadaannya lema, yaitu sebagai berikut:
1. Tanda-tanda bayi kurang bulan (KB)
a. Kulit tipis mengkilap
b. Tulang rawan telinga sangat lunak, karena belum terbentuk dengan
sempurna
c. Lanungo (rambur halus/lembut) masih banyak di temukan terutama
punggung
d. Jaringan payudara terlihat, putting masih berupa titik.
e. Pada bayi perempuan, labia mayora belum menutupi labia minora
f. Pada bayi laki-laki, skrotum belum banyak lipatan, tesis kadang belum
turun
g. Rajah telapak tangan kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk
h. Kadang di sertai dengan pernafasan yang tidak teratur
i. Aktivitas dan tangisnya lemah
j. Fefleks menghisap dan menelan tidak efektif atau lemah.25.
2. Tanda-tanda bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)
19

a. Umur bayi dapat cukup,kurang atau lebih bulan, tetapi bertanya kurang
dari 2500 gram
b. Geraknya cukup aktif, fungsi cukup kuat
c. Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis
d. Bila kurang bulan, jaringan payuradara kecil, putting kecil. Bila cukup
bulan, payudara dan putting cukup sesuai masa kehamilan
e. Bayi laki-laki mungkin testis telah turun
f. Bayi perempuan bila cukup bulan ;abia mayora menutupi labia minora
3. Tanda-tanda BBLR
Bayi yang lahir dengan berat badan yang rendah mepunyai ciri-ciri:
a. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari dari 37 minggu
b. Berat badan dengan atau kurang dari 2500 gram
c. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm lingkar kepala
sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau
kurang dari 30 cm
d. Rambut lanugo masih banyak
e. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
f. tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
g. tumit mengkilap, telapak kaki halus
h. genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia
mayora, klitoris menonjol (pada bayi perempuan), tesis belum turu ke
dalam skrotum, pigmentasi dan rugue pada skrotum kurang (pada bayi
laki-laki)
i. tonus atau lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergeraknnya lemah
j. jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan
jaringan lemak masih kurang.
k. Verniks kaseosam tidak ada atau sedikit bila ada.
e. Klasifikasi BBLR
Ada beberapa cara dalam mengelompokkan bayi BBLR, yaitu:
1. Menurut harapan hidupnya:
a. Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500gram
20

b. Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLR) berat lahir 1000-1500
gram
c. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLR) berat lahir kurang dari
1000gram

B. Kerangka konsep

Variabel independen variabel dependen

Anemia pada ibu


Bayi berat badan
hamil
lahir rendah
Keterangan:
: Variabel yang di teliti.

: Hubungan
2.1Kerangka konsep

C. Hipotesis penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini apakah ada hubungan anemia pada ibu
hamil dengan kejadian BBLR di UPT Puskesmas bambalamotu kabupaten
Pasangkayu.
Ho : tidak Ada hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian
bayi berat badan lahir rendah
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah model atau metode yang di gunakan penelitian


dalam melakukan suatu penelitian yang memberikan petunjuk atau arah dalam
penelitian. Rencana penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang spesifiknya sistematis
terencana, dan tertrukstur dengan baik dari awal hingga pembuatan desain
penelitian.26 Penelitian menggunakan desain retrospektif dengan pendekatan
cas control. Adapun penelitian retrospektif adalah penelitian berupa
pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa yang telah terjadi bertujuan untuk
mencari faktor yang berhubungan dengan penyebab. Di gunakan metode
retrospektif karena dalam penelitian ini memerlukan data yang sudah ada tahun
2022.

B. Waktu dan tempat Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah di lakukan wilayah Puskesmas Bambalamotu Kabupaten
Pasangkayu.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah di lakukan pada bulan Juli 2022.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi di definisikan sebagai bidang umum yang di dalamnya
terdapat subjek atau objek dengan karakteristik dan kualitas sesuai yang
diidentifikasi oleh peneliti.27 Populasi dalam penelitian ini adalah semua
bayi berat badan lahir rendah (BBLR) berjumlah 337 bayi di UPT
Puskesmas Bambalamotu.

21
22

2. Sampel
a. Sampel penelitian merupakan bagian dari total populasi dan karakteristik
populasi yang di teliti. Ada pun Sampel pada penelitian ini bayi BBLR
berjumlah 32 orang (10 % dari 337). Penentuan pengambilan jumlah
sampel pada penelitian ini mengacu pada teori suharsimi Arikunto 28,
dimana jika subjek jumlahnya lebih dari 100 orang, maka jumlah orang
yang bisa di jadikan sampel 10%- 15%atau 20%- 25% atau lebih. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara purposive sampling
atau dengan teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan
tertentu, sehingga peneliti bisa mengambil sampel berdasarkan krikteria
inklusi dan ekslusi yang telah di tentukan pada penelitian ini. Alasan
mengapa peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara
purposive sampling ini, karena cocok di gunakan dalam penelitian
kuantitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi. Dengan
krikteria inklusi dan eklusi sebagai berikut Krikteria inklusi Krikteria
inklusi adalah karakteristik umum subjektif penelitian dari suatu populasi
sasaran yang tercapai dan akan di teliti. Adapun krikteria inklusi pada
penelitian ini adalah :
a. Kriteria inklusi
Krikteria inklusi adalah karakteristik umum subjektif penelitian
dari suatu populasi sasaran yang tercapai dan akan di teliti. Adapun
krikteria inklusi pada penelitian ini adalah
1. Ibu hamil anemia yang lahir dengan bayi BBLR
b. Kriteria eksklusi
Krikteria ekslusi merupakan proses mengeluarkan atau
menghilangkan subjek yang tidak sesuai dengan krikteria inklusi
karena beberapa alasan tertentu. Adapun krikteria ekslusi pada
penelitian ini yaitu
1. Ibu melahirkan dengan riwayat premature sebelumnya
2. Ibu hamil dengan penyakit jantung
3. Ibu hamil yang lahir dengan cacat bawaan.
23

D. Variabel penelitian
Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel dependen (terikat) dan variabel
independen (variabel bebas) antara lain:
1. Variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah ibu hamil
anemia.
2. Variabel dependent (terikat) bayi berat badan lahir rendah (BBLR) di UPT
puskesmas bambalamotu kabupaten pasangkayu.
E. Definisi Operasional
1. Anemia pada ibu hamil
a. Definisi Anemia pada ibu hamil
Anemia pada ibu hamil merupakan keadaan ibu hamil dengan kandungan
hemoglobin <11 gr/dl
Alat ukur : Buku register ibu hamil
Cara ukur : mencatat register ibu hamil
Skala : ordinal
Hasil : Anemia jika hemoglobin <11 gr/dl
Tidak anemia jika hemoglobin ≥ 11 gr/Dl
2. BBLR
a. Definisi bayi berat lahir rendah (BBLR)
Bayi berat lahir rendah yang sudah ada ialah salah satu aspek resiko yang
memiliki kontribusi terhadap kematian basyi khususnya pada masa
perinatal.
Alat ukur : Buku register ibu hamil
Cara ukur : mencatat register ibu hamil
Skala : ordinal
Hasil : BBLR jika <2500 gr
Tidak BBLR jika ≥2500 gr
F. Instrumen penelitian
Alat dan bahan instrument penelitian untuk variabel dependen pada
BBLR menggunakan alat ukur buku rekam medis untuk mengetahui BBLR.
BBLR jika <2500 gr, tidak BBLR jika ≥2500 gr. dan variabel independent
24

pada ibu hamil Anemia menggunakan alat ukur buku rekam medis jika
hemoglobin <11 gr/dL dan tidak anemia jika hemoglobin ≥11 gr/Dl.
G. Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data di lakukan melalui rekam medik persalinan antara
bulan januari sampai bulan desember tahun 2021, jenis data yang di kumpulkan
meliputi:
a. Data identitas Ibu dan bayi, riwayat kehamilan dan persalinan ibu, status
Hb, jarak kelahiran, paritas dan data perawatan antenatal

b. Data berat badan bayi setelah di lahirkan.


Adapun Proses pengumpulan informasi dalam studi ini sebagai berikut:
1. Peneliti mendapat izin dari pihak Kampus STIKes Widya Nusantara Palu
untuk melakukan studi pendahuluan dan menyerahkan izin tersebut
kepada puskesmas yang akan melakukan penelitian. Pengajuan surat
dimaksudkan untuk mendapatkan data yang digunakan untuk
memperkuat latar belakang penelitian.
2. Selain itu, peneliti akan menjelaskan kepada responden maksud dan
tujuan survey yang akan dilakukan. Proses ini mempromosikan hubungan
kepercayaan antara peneliti dan responden. Terakhir, dengan
memberikan persetujuan tertulis untuk menjadi pertisipan penelitian.
Jawaban persetujuan untuk berpatisipasi dalam penelitian ini kemudian
di instruksikan oleh peneliti untuk menandatangi formulir informed
consent atau formulit informet consent.
3. Mengajukan surat di UPT Puskesmas bambalamotu kabupaten
pasangkayu
4. Meminta izin ke kepala UPT Puskesmas bambalamotu untuk melakukan
penelitian
5. Menentukan subjek/sampel yaitu seluruh bayi dengan kasus BBLR dari
tahun 2020 di UPT Puskesmas bambalamotu.
6. Pengukuran
Tahapan pengumpulan informasi dengan mengadakan pengamatan
langsung terhadap objek yang di teliti. Pengamatan langsung dicoba
25

dengan mengukur secara langsung pengukuran kadar Hb ibu hamil, dan


rekam medik BBLR.

H. Analisis data
1. Analisa Univariat
Analisis Analisis univariat merupakan analisis terhadap setiap variabel
dari hasil temuan. Tujuan dari analisis univariat adalah untuk menjelaskan
atau menjelaskan karakterisik masing-masing variabel penelitian29 dngan
rumus

F
P= x 100%
N
Dimana : p = presentase
f = jumlah jawaban
n = jumlah jawaban
2. Analisa Bivariat
Analisa bivaria merupakan analisis yang dilakukan untuk dua variabel
yang masih diduga berhubungan maupun berkolerasi.29 Analisis dari
penelitian ini digunakan untuk mengetahui adanya hubungan anemia pada
ibu hamil dengan kejadian bayi berat badan lahir rendah (Bblr) di upt
puskesmas bambalamotu kabupaten pasangkayu. Dalam penelitian ini
menggunakan tabel 2 x 2 dan uji yang di gunakan dalam penelitian ini
adalah uji statistic Chi Square, adapun rumus uji statistic chi0-square
sebagai berikut:

X2 = Ʃ (Oi-Ei)2
Ei
10j tx2 = chi kuadrat
Oi = nilai yang di amati
Ei = nilai yang di terapkan
26

Syarat menggunakan chi square yaitu


a. Sampel ≥30
b. Menggunakan data kategori (ordinal-ordinal)
c. Tidak terdapat sel nilai observed bernilai nor
d. Nilai yang di ambil “continuity correction”
e. Semua expected bernilai >5, boleh expected bernilai <5 jika
1) Tabel 3 x 3 maksimal 2 sel
2) Tabel 2 x 3 maksimal 2 sel
3) Tabel 2 x 2 tidak expected <5
Jika syarat uji Chi Square tidak terpenuhi, di gunakan alternative lainnya
diantaranya yaitu:
a) Untuk tabel 2 x 2, alternative uji Chi Square adalah fisher’s
b) Untuk tabel 2 x k adalah uji kolmogrov-smirnov
c) Penggabungan sel merupakan langkah alternative uji Chi square tabel
2 x 2 dan 2 x k maka terbentuk suau tabel B x K yang baru. Setelah di
lakukan penggabungan sel, uji hipotesis di pilih sesuai dengan tabel
B x K yang baru tersebut.
27

I. Bagan Alur Penelitian


Identifikasi Masalah

Lokasi Penelitian:
UPT Puskesmas Bambalamotu

Populasi:
Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi berat badan lahir
rendah berjumlah 337 bayi

Sampel:
Sampel dalam penelitian ini adalah semua bayi dengan kasus BBLR
di wilayah puskesmas bambalamotu tahun 2021 sebanyak 32

Sampling
Purposive sampling

Desain penelitian:
Cas control

Pengumpulan Data:
Peneliti menggunakan buku rekam medis

Variabel independen Variabel dependen


Ibu hamil anemia Berat bayi badan lahir rendah
(BBLR) Di UPT puskesmas
bambalamotu

Pengolahan Data
Editing, Cording, Scoring, Tabulating

ANALISA DATA HASIL


PENELITIAN
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Gambaran lokasi penelitian
Puskesmas Bambalamotu adalah Puskesmas yang terletak di jalan
Trans Sulawesi Desa Randomayang dan terletak di kecamatan
bambalamotu. Melihat dari wilayah kerjanya puskesmas bambalamotu
terletak di pedesaan. Puskesmas bambalamotu Kecamatan Bambalamotu
Kabupaten Pasangkayu awalnya berdiri pada tahun 2003 pada saat itu nama
Puskesmas adalah Puskesmas randomayang dan masih dalam wilayah
Kabupaten Mamuju. Pada tahun 2001 dimekarkan jadi Kabupaten Mamuju
utara dan pada tahun 2018 nama kabupaten Mamuju Utara berubah menjadi
kabupaten Pasangkayu dan nama puskesmas berubah menjadi Puskesmas
Bambalamotu.
Puskesmas bambalamotu kala itu dibangun untuk melayani
masyarakat di 2 kecamatan sekaligus yaitu kecamatan bambaira dan
Kecamatan Bambalamotu yang menjangkau 10 desa. Uniknya, di wilayah
kerja puskesmas ini masih banyak suku dari komunitas adat terpencil (KAT)
yang tinggal dan terkadang hidup nomaden, berpindah-pindah dari satu
tempt ke tempat lainnya. Alhasil dalam sehari hanya ada 1 orang saja
bahkan tidak ada sama sekalipun yang berkunjung di tahun pertama
dibukanya puskesmas ini, Dua tahun berselang, satu demi satu tenaga
kesehatan mulai diangkat oleh pemerintah kabupaten mamuju utara untuk di
tugaskan disini tahun 2012. Wilayah kerja Puskesmas Bambalamotu sedikit
berkurang walau masih terasa sangat luas dirasa saat ini, hingga kini 64
orang tercatat bertugas melayani lebih dari 18.000 jiwa penduduk
Kecamatan Bambalamotu, 25 di antaranya pegawai Negeri sipil dan 39
merupakan Tenaga Sukarela.
Puskesmas ini terus menerus berbenah di masa pemimpinannya.
Masih banyak yang harus dikerjakan olehnya dan tidak sedikit pula inovasi
yang harus di fikirkannya. Menuju terakreditasinya puskesmas pada Tahun

28
29

2018, puskesmas bambalamotu bermoto “TABE” (Terampil, Amanah,


Bekerjasama, dan Empati) ini semakin optimis untuk berhasil mendekatkan
akses layanan kesehatan kepada masyarakat serta meningkatkan kualitas
layanan kesehatan.
2. Hasil Penelitian
Hasil penelitian di dapatkan dengan melakukan peneltian dengan cara
meminta izin kepada penelitian dari kepala Puskesmas bambalamotu dan
dilakukan penelitian kepada responden yaitu ibu hamil. Langkah awal yang
di lakukan oleh peneliti adalah melakukan observasi secara langsung dengan
menggunakan lembar observasi, maka pengumpulan data yang telah
dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:
b. Karakteristik responden
Karakteristik responden mencakup karakteristik berdasarkan Umur,
pendidikan dan pekerjaan hal ini dapat diamati dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Distribusi karakteristik dari 32 bayi berat badan lahir rendah di
upt puskesmas bambalamotu kabupaten pasangkayu (f=32)
Karakteristik subjek Frekuensi (ᶠ) Persentase
Umur (tahun)
20-25 10 31,2
26-30 18 56,2
31-35 4 12,5
Pekerjaan
Bekerja 11 34,4
IRT 21 65,6
Pendidikan
SD 8 18,8
SMP 6 25,0
SMA 12 37,5
S1 6 18,8
a
Total sampel keseluruhan. Sumber: Data sekunder (2022).

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 32 responden


dalam penelitian ini, dengan usia ibu hamil paling banyak 26-30 tahun
dengan jumlah responden 18 dengan presentasi (56,2%) dan paling
sedikit responden yang berusia 31-35 tahun dengan persentase sebesar
(12,5%).
30

Adapun pekerjaan dari ibu yang bekerja menjadi responden paling


banyak yaitu berjumlah 11 ibu dengan presentase sebesar (34,4) dan ibu
yang berstatus irt sebanyak 21 ibu dengan persentasi (65,6).
Riwayat pendidikan ibu paling banyak yaitu berpendidikan SMA
dengan jumlah responden sebanyak 12 ibu dengan presentase (37,5),
paling rendah ibu berpendidikan SMP sebanyak 6 responden dengan
presentase (25,0) dan berpendidikan S1 sebanyak 6 responden dengan
presentase (18,8).
3. Analisis Univariat
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
univariate dimana analisis yang dilakukan dengan menganalisis setiap
variabel dari hasil penelitian. Umumnya analisis hanya dihasilkan
distribusi dan presentase pada setiap variabel, dari pengolahan data hasil
penelitian maka didapatkan hasil pengolahan sebagai berikut:
b. Hubungan anemia pada ibu hamil di upt puskesmas bambalamotu
kabupaten pasangkayu.
Hemoglobin ibu hamil dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu
anemia dan tidak anemia hal ini dapat diamati dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan hubungan anemia pada ibu
hamil di upt puskesmas bambalamotu kabupaten pasangkayu
(f=32).

HB Frekuensi Persentase (%)


Anemia 11 34,4
Tidak anemia 21 65,5
a
Total sampel keseluruhan. Sumber: Data Sekunder 2022
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 32 responden menunjukkan
hasil dari kedua kategori, dimana anemia berjumlah 11 responden
dengan persentase (34,4%) sedangkan tidak anemia berjumlah 21
responden dengan persentase (65,5%). Hal ini mungkin juga di
pengaruhi oleh pekerjaan dan status pendidikan responden.
c. Kejadian bayi berat badan lahir rendah (BBLR) di upt puskesmas
bambalamotu kabupaten pasangkayu.
31

Tingkat kejadian bayi berat badan lahir rendah (Bblr) pada penelitian
ini di kelompokkan menjadi dua kategori yaitu BBLR dan tidak BBLR,
Hal ini dapat dilihat dari tebal dibawah ini:
Tabel 4.3 distribusi responden berdasarkan kejadian bayi berat badan
lahir rendah (bblr) di upt puskesmas bambalamotu
kabupaten pasangkayu.
Berat badan bayi Frekuensi Persentase (%)
BBLR 17 53,1
Tidak BBLR 15 46,9
a
Total sampel keseluruhan. Sumber: Data sekunder 2022.
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 32 responden menunjukkan
hasil di mana terdapat 17 responden BBLR dengan persentase (53,1%)
dan responden dengan kategori tidak BBLR sebanyak 15 responden
dengan persentase (46,9%).
4. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian memiliki tujuan untuk mengetahui
seberapa besar hubungan antara variabel independen variabel dependen
yaitu anemia pada ibu hamil dan variabel dependen kejadian bayi berat
badan lahir rendah (BBLR).
Uji statistik di gunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square.
Adapun tujuan dari pengujian uji tersebut adalah untuk mengetahui
Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Badan
Lahir Rendah di upt puskesmas bambalamotu kabupaten pasangkayu. Dari
pengolahan data di dapatkan hasil dalam bentuk tabel dibawah ini:
Tabel 4.4 Hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat
badan lahir rendah di upt puskesmas bambalamotu kabupaten
pasangakayu.

Berat badan bayi


Total P Value
HB BBLR Tidak BBLR
F % F % f %
Anemia 26,7
7 41,2% 4 11 34,4%
%
Tidak 73,3
10 58,8% 11 21 65,6% 0,388
anemia %
32

a
Total sampel keseluruhan. bHB=Hemoglobin ibu cberat badan bayi
d
f=frekuensi. e%=persentase. fUji Chi Square, signifikasi bila p>0,05.
Sumber:Data primer (2022)

tabel 4.4 dmenunjukkan bahwa dari 32 responden, 11 responden


(34,4%) yang memiliki Hb Anemia dengan berat badan bayi yang lahir
BBLR di Puskemas bambalamotu yaitu 7 responden (41,2%), Hb anemia
dengan berat badan bayi yang tidak BBLR 4 (26,7%). Hb tidak anemia
dengan berat badan bayi BBLR 10 responden (58,8%), dan Hb tidak anemia
dengan berat badan bayi tidak BBLR 11 responden (73,3%).
Serta nilai P menunjukkan angka 0,388, oleh karena P Value >0,05
maka secara pengujian statistik tidak terdapat hubungan anemia dengan
kejadian bayi berat badan lahir rendah di UPT Puskesmas bambalamotu
Kabupaten pasangkayu.
33

B. Pembahasan
Hasil analisis data yang dilakukan dari hasil penelitian hubungan anemia
pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat badan lahir rendah di upt
puskesmas bambalamotu kabupaten pasangkayu.
1. Anemia pada ibu hamil di upt Puskesmas bambalamotu kabupaten
pasangkayu
Berdasarkan tabel 4.2 hasil data univariat sebagian besar responden
yang memiliki HB anemia yaitu 11 responden dengan persentase (34,4%),
serta HB tidak anemia yaitu 21 responden dengan persentase (65,6%). Yang
dapat dilihat dari lembar observasi yang dilakukan oleh responden.
Berdasarkan penelitian terkait HB ibu hamil anemia di Puskesmas
Bambalamotu Kabupaten Pasangkayu, di karenakan faktor kurangnya zat
besi, Asumsi peneliti hal tersebut terjadi akibat kekurangan zat besi pada ibu
hamil yang anemia. Responden mengaku menerima suplemen zat besi, tapi
banyak dari mereeka mengakui tidak meminumnya karna pusing, mual,
muntah dan mudah lupa..
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wati, Febry, & Rahmiwati. 30
yang menyatakan bahwa konsumsi tablet besi berhubungan terhadap
anemia. Bila responden tidak teratur dalam konsumsi tablet besi akan
berisiko 2,471 kali mengalami defisiensi besi. Bila zat besi rendah dapat
berpengaruh pada kehamilan seperti terjadi komplikasi dan angka kematian
tinggi pada ibu hamil serta kelahiran bayi. Sehingga semua pihak yang
terkait harus memberikan perhatian yang serius terkait masalah anemia bagi
ibu hamil.31
Hasil penelitian ini sesuai teori Rustam Mochtar (2012), salah satu
faktor yang mempengaruhi ibu hamil mengalami anemia adalah karena pola
makan tidak sehat, makanan yang di konsumsi ibu hamil harus meliputi 6
kelompok yaitu makanan yang mengandung karbohidrat, lemak protein,
vitamin, mineral dan air. Apabila asupan gizi pada iu hamil tidak sesuai
dengan kebutuhan maka kemungkinan akan terjadi gangguan dalam
kehamilan salah satunya adalah anemia.
34

2. Kejadian Bayi berat badan lahir rendah di Upt Puskesmas Bambalamotu


Kabupaten pasangkayu.
Berdasarkan tabel 4.3 Hasil data uji univariat tentang kejadian BBLR
di UPT Puskesmas Bambalamotu Kabupaten Pasangkayu, menunjukkan 17
responden dengan persentase (53,1%) yang memiliki berat badan bayi
BBLR, responden yang memiliki berat badan bayi tidak BBLR 15
responden dengan persentase (46,9%). Hal ini dapat dilihat dari data lembar
observasi.
Menurut asumsi peneliti terkait kejadian BBLR di UPT Puskesmas
bambalamotu bahwa bayi yang lahir dengan BBLR penyebabnya yaitu
kurangnya gizi pada ibu hamil apalagi jika ibu menderita anemia. Apabila
gizi pada ibu hamil kurang maka pertumbuhan dan perkembangan janin
akan mengalami hambatan sehingga dapat menyebabkan bayi dengan
BBLR.
Penelitian lain sejalan dengan penelitian yang oleh dilakukan
Meikawati dkk.32 Yang menyebutkan bahwa sebanyak 20,6% anak memiliki
riwayat berat badan lahir rendah (BBLR) pada saat hamil mengalami
anemia sebanyak 33,3%. Kurang gizi kronis misalnya anemia pada ibu
hamil dapat di sebabkan oleh rendahnya asupan energy dan protein sebelum
dan selama kehamilan yang beresiko mengganggu tumbuh kembang janin
pada awal kehidupan sehingga mengakibatkan terjadinya BBLR
Berdasarkan teori Aprillya.33 yang menyatakan bahwa berat badan
lahir merupakan indikator penting kesehatan bayi, faktor utama bagi
kelangsungan hidup dan faktor untuk tumbuh kembang serta mental bayi di
masa yang akan datang. Gizi yang baik di perlukan oleh seorang ibu hamil
agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, da selanjutnya akan
melahirkan bayi dengan berat normal. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis
pada masa hamil sering melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
Vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi ibu menderita
anemia.
Penelitian ini sejalan dengan teori yang menjelaskan bahwa anemia
dalam kehamilan merupakan salah satu faktor risiko BBLR. Peningkatan
35

kebutuhan zat besi ibutuhkan untuk pertumbuhan janin dan keperluan ibu
hamil itu sendiri, selain itu aka nada peningkatan volume darah selama
kehamilan. Jika kebutuhan zat besi tersebut tidak terpenuhi, maka akan
mempengaruhi berat badan bayi yang dilahirkan. Ibu dikatakan mengalami
anemia jika kadar hemoglobin dibawah 11 gr.
3. Hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat badan lahir
rendah di upt puskesmas bambalamotu kabupaten pasangkayu.
Berdasarkan hasil penelitian Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa
hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat badan lahir
rendah di UPT Puskesmas Bambalamotu dari 32 responden. 7 responden
(41,2%) yang memiliki HB anemia dengan berat badan bayi BBLR, HB
anemia dengan berat badan bayi tidak BBLR 4 responden (26,7%), HB
tidak anemia dengan berat badan bayi BBLR 10 responden (58,8%), dan HB
tidak anemia dengan berat badan lahir rendah tidak BBLR 11 responden
(73,3%). Dengan p menunjukkan angka 0,388, oleh p value >0,05, maka
secara pengujian statistik tidak terdapat hubungan antara anemia ibu hamil
dengan kejadian bayi berat badan lahir rendah di UPT Puskesmas
Bambalamotu Kabupaten Pasangkayu.
Menurut asumsi peneliti berdasarkan data HB ibu anemia dengan
berat badan bayi BBLR salah satu penyebabnya ialah kadar hemoglobin ibu.
Kadar hemoglobin ibu adalah salah satu faktor terjadinya BBLR. faktor lain
yang menyebabkan dapat dilihat dari data penelitian bahwa responden
Memiliki pekerjaan, ibu yang sedang hamil harus mengurangi beban kerja
yang terlalu berat karena akan memberikan dampak kurang baik terhadap
kehamilannya. Ibu lebih banyak melakukan pekerjaan rumah ketimbang
beraktivitas diluar rumah. Ibu yang berstatus tidak bekerja dalam penelitian
ini adalah ibu yang bekerja sebagai IRT, meskipun tidak bekerja kantoran
namun beban kerja sebagai IRT dengan memiliki anak lebih dari 1 atau
lebih banyak, kemungkinan memiliki beban kerja lebih banyak.
Menurut penelitian yang telah di lakukan oleh Hasnah dan Atik34
jenis pekerjaan yang di lakukan ibu hamil akan berpengaruh terhadap
persalinannya, beban kerja yang berlebihan menyebabkan ibu hamil kurang
36

istirahat yang berakibat produksi sel darah merah tidak terbentuk secara
maksimal dan dapat mengakibatkan anemia.
Menurut asumsi peneliti pendidikan juga berpengaruh terhadap
kejadian BBLR karena pendidikan mempengaruhi persepsi seseorang dalam
berperilaku termasuk perilaku sehat seperti perilaku makan ibu. Tingkat
pendidikan ibu menggambarkan pengetahuan terkait kesehatan. Hal ini
sesuai dengan penelitian Demelash et al yang menunujukkan bhawa
pendidikan formal yang rendah berisiko enam kali melahirkan BBLR.
Menurut asumsi peneliti berdasarkan penelitian HB tidak anemia dan
berat badan bayi BBLR hal tersebut di pengaruhi oleh penyakit yang di
derita oleh responden selama hamil menurut wawancara yang dilakukan,
responden yang memiliki kadar HB rendah namun melahirkan bayi berat
lahir rendah disebabkan karena ibu memiliki riwayat anemia.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Suhartati. 35 yang mengatakan
bahwa BBLR tidak hanya disebabkan oleh anemia. Salah satu faktor yang
mempengaruhi berat badan lahir rendah bayi adalah pemenuhan zat gizi
mikro seperti zat besi (Fe).
Penelitian ini didukung oleh penelitian Rahmawati, dkk (2018)
menunjukkan bahwa dari 59 (51,8) responden, dintaranya yang mengalami
anemia sebanyak 40 (70,20%) responden yang melahirkan bayi BBLR
sedangkan 19 responden yang melahirkan berat bayi normal. Gambaran
yang jelas terlihat bahwa saat hamil, ibu membutuhkan asupan gizi lebih
banyak untuk memberikan nutrisi yang cukup untuk janin, status gizi
anemia sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
yang sedang dikandung. Kekurangan gizi pada saat kehamilan dapat
mempengaruhi proses pertumbuhan janin, menimbulkan keguguran, bayi
lahir mati, cacat bawaan dan anemia pada bayi, lahir dengan berat badan
rendah. Anemia pada saat hamil dapat mengakibatkan efek buruk pada ibu
maupun kepada bayi yang melahirkannya. Anemia dapat mengurangi suplai
oksigen pada metabolisme ibu karena hemoglobin berfungsi untuk mengikat
oksigen (Prawirohardjo).5
37

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan Aditianti


pada penelitiannya menjelaskan mekanisme anemia yang memengaruhi
berat bayi lahir rendah dapat di jelaskan oleh beberapa keadaan, yaitu
kurangnya asupan Fe dapat mengganggu system imun yang kemudian dapat
meningkatkan kerawanan tubuh terhadap infeksi penyakit seperti malaria
dan hepatitis. Selain itu defisiensi besi Fe dapat meningkatkan produksi
hormone stress norepinephrine dan cortisol.
Menurut asumsi peneliti HB anemia dan berat badan bayi tidak
BBLR di sebabkan oleh kurangnya pemahaman responden tentang akibat
dari kurangnya konsumsi hemoglobin dan rendahnya pendapatan ibu untuk
memenuhi kenutuhan makan dan minuman yang mengandung zat besi
selama hamil.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mariza yang
melakukan analisis menggunakan chi-square, dengan hasil P-value 0,026
sehingga P-value <a (0,05) Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara tingkat pendidikan dengan anemia. Pendidikan ibu tingkat
pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang betindak dan
mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan
tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang
berpendidikan tinggi lebih muda mendapat gagasan baru. Demikian halnya
ibu yang berpendidikan tinggi akan memeriksakan kehamilannya scara
teratur demi menjaga keadaan kesehatan dirinya dan anak dalam
kandungannya.36
Hasil penelitian Penelitian Prawihardjo, Faktor yang berpengaruh
terhadap lahirnya bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) Di wilayah
kerja puskesmas Tamangapa kota Makassar tahun 2021 seperti usia ibu
yang terlalu muda (<20 tahun) atau terlalu tua (>35 tahun). Kehamilan
remaja yang berusia dibawah 20 tahun mempunyai risiko sering mengalami
anemia pada ibu hamil yang dapat mengakibatkan gangguan tumbuh
kembang janin, keguguran, prematuritas, atau BBLR, gangguan persalinan,
preeklamsi, dan perdarahan antepartum. Semakin muda atau semakin tua
usia ibu sangat mempengaurhi kesiapan organ tubuh untuk menerima
38

kondisi yang belum pada wakunya dan membuat kematangan organ tidak
pada waktu yang tepat sehingga mempengaruhi berat badan lahir.
Penelitian ini sejalan dengan teori Hurlock yang mengatakan
semakin meningkatkan umur dan tingkat kematangan maka kekuatan
seseorang dalam berfikir dan bekerja juga akan lebih matang. Ibu yang
melahirkan di usia 20 tahun organ reproduksinya belum matang dan belum
berfungsi secara optimal untuk hamil sehingga dapat merugikan kesehatan
ibu maupun odss ratio sebesar 2583, artinya ibu yang melahirkan di usia
<37 minggu mempunyai peluang sebesar 2,5 kali beresiko melahirkan
BBLR.
Faktor pekerjaan yang dimiliki oleh ibu hamil juga dapat ikut
berpengaruh terhadap kejadian BBLR, berdasarkan hasil penelitian
karakteristik ibu yang memiliki pekerjaan sebagai PNS sebanyak 22 orang
(22%), wiraswasta sebanyak 31 orang, sedangkan IRT sebanyak 47 orang
(47%). faktor pekerjaan dapat mempengaruhi status gizi pada ibu hamil. Ibu
yang tidak bekerja atau dalam artian berprofesi sebagai ibu rumah tangga
tidak membutuhkan banyak keluaran energi dibandingkan dengan ibu yang
bekerja. Sehingga dengan pasokan nutrisi yang baik akan terjai peningkatan
berat badan normal berdasarkan indeks massa tubuh ibu sebelum hamil. Ibu
yang mempunyai status gizi kurang di sebabkan karena ibu yang sibuk
dengan pekerjaanannya tanpa disertai pasokan nutrisi yang lebih dari
biasanya sehingga penambahan berat badan ibu hamil kurang dari normal.
Ibu yang bekerja pada saat hamil kurang memperhatikan janinnya karena
ibu tidak beristirahat dengan cukup dan kemungkinan pasokan nutrisi pada
saat ibu hamil kurang karena ibu sibuk bekerja, dan gizi yang kurang pada
saat hamil dapat menyebabkan lahirnya BBL. (Mardiaturrahmah and
Anjarwati, 2020).
39

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di UPT Puskesmas
Bambalamotu mengenai hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian
bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dengan pembahasan yang telah di
uraikan sebelumnya maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Sebagian besar ibu hamil yang mengalami kejadian anemia di UPT
Puskesmas Bambalamotu kabupaten pasangkayu.
2. Sebagain besar kejadian Bayi berat badan lahir rendah(BBLR) pada ibu
3. Ada hubungan antara ibu hamil anemia dengan kejadian Bayi berat badan
lahir rendah di UPT Puskesmas Bambalamotu kabupaten pasangkayu.

B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan (STIKes Widya Nusantara Palu)
Bagi Institusi pendidikan diharapkan penelitian bisa menjadi bisa
menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa di STIKes Widya Nusantara Palu di
perpustakaan untuk menambah pengetahuan serta wawasan terkait anemia
pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat badan lahir rendah (BBLR), bisa
menjadi sarana pengembangan asuhan keperawatan sebagai upaya promotif
yang di lakukan oleh keluarga dan juga sebagai pengembang penelitian
untuk menambah variabel seperti pengetahuan dan perilaku lansia dalam
minum obat.
2. Sebagai Masyarakat dan Keluarga
Bagi masyarakat dan keluarga yang memiliki ibu hamil anemia di
harapakan menjaga supan zat besi melalui suplemen zat besi selama
kehamilan dan meningkatkan asupan zat besi dari konsumsi makanan agar
terhindar dari anemia.
3. Bagi Institusi Tempat Penelitian
Di harapkan penelitian ini dapat di jadikan sarana untuk tenaga
kesehatan di rumah sakit agar memberikan konseling tentang cara
40

meminum tablet Fe, serta memberikan konseling tentang bahaya terhadap


ibu hamil yang mengalami anemia
41

DAFTAR PUSTAKA

1. Alamsyah W. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit


Anemia Pada Ibu Hamil Usia Kehamilan 1-3 Bulan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bontomarannu Kabupaten Gowa”. J Inov Penelit [Internet].
2020;1(2):41–8. Available from: https://doi.org/10.47492/jip.v1i2.48

2. Dwi HP, Mardiana. faktor risiko yang mempengaruhi kejadian anemia pada
ibu hamil di wilayah kerja puskesmas nusawungu ll cilacap. J Perguru
tinggi Nutr [Internet]. 2021;10(4):285–96. Available from:
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/

3. Mutiarasari D. PENDAHULUAN Status kesehatan terutama status gizi


pada ibu hamil sangat berpengaruh kepada status bayi yang akan dilahirkan
. Salah satu masalah kesehatan ibu hamil yang paling sering terjadi adalah
anemia . Menurut World Health Organization ( WHO ) ( 201 [Internet].
2019 p. 42–8. Available from:
https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/htj/article/view/119

4. Rustiawan A, Pratiwi A. Evaluasi Program Pemberian Tablet Tambah


Darah Pada Ibu Hamil di Puskesmas Gedongtengen. Abdi Geomedisains
[Internet]. 2022;2(2):61–71. Available from:
http://journals2.ums.ac.id/index.php/abdigeomedisains/

5. Rahmawati R, Umar S, Meti. HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL


DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI
RSKD IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR. media kebidanan
[Internet]. 2020;1(1):27–32. Available from: http://journal.poltekkes-
mks.ac.id/ojs2/index.php/mediakebidanan/article/download/517/1036

6. Deswati DA, Suliska N, Maryam S. Pola Pengobatan Anemia Pada Ibu


Hamil di Salah Satu Rumah Sakit Ibu dan Anak. J Fam Edu [Internet].
2019;5(1):13–21. Available from:
https://ejournal.upi.edu/index.php/familyedu/article/view/17575/9648
42

7. Arnianti, Manapa ES, Ahmad M, Deviana Soraya Riu, Nontji W, Hidayanti


H. Pengaruh Modul Deteksi Risiko Anemia pada Kehamilan terhadap
Pengetahuan Ibu Hamil. Oksitosin J Ilm Kebidanan [Internet].
2020;7(2):120–33. Available from:
https://journal.ibrahimy.ac.id/index.php/oksitosin/article/view/675

8. Apriliana M, Tampubolon R, Mangalik G. faktor DETERMINAN


KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III. J Ilm
Kesehat [Internet]. 2022;10(1):86–100. Available from:
https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care

9. Siregar agnes angela stepanie. faktor-faktor yang berhubungan dengan


kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas pantai cermin
tahun 2020. Skripsi [Internet]. 2021;1–32. Available from:
https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/24814/151000527.
pdf?sequence=1&isAllowed=y

10. Hidayani WR, Ramadhanti HA, Sintya I. Gambaran Epidemiologi


Perlindungan Spesifik dan Deteksi Dini Anemia Kehamilan Pencegahan
Risiko Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna Kabupaten
Tasikmalaya. J Untuk Masy Sehat [Internet]. 2021;5(2):185–201. Available
from:
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas/article/download/1631/921

11. Handayani EY. Hubungan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe terhadap


Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Rambah Hilir
I Kabupaaten Rokan Hulu. J Matern Neonatal [Internet]. 2020;03(02):93–
100. Available from:
https://e-journal.upp.ac.id/index.php/akbd/article/view/2157

12. Pujiastutik YE, Refina RC, Firdausi A, Winarno P, Yuliana ET. Efikasi
Fortifikasi sebagai Determinan Anemia Kehamilan dengan Biskuit Sweet
Potato ( Ipomoea Batatas L.). J Wiyata [Internet]. 2020;7(1):69–77.
Available from:
https://ojs.iik.ac.id/index.php/wiyata/article/download/256/193
43

13. Fauziah NA, Maulany N. Konsumsi Buah Kurma untuk Meningkatkan


Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III Dengan Gangguan Anemia.
Maj Kesehat Indones. 2021;2(2):49–54.

14. Haidir M. Anemia Defisiensi Besi. AVERROUS J Kedokt dan Kesehat


Malikussaleh [Internet]. 2007;1(2):141–5. Available from:
https://doi.org/10.24893/jkma.v2i1.23

15. Pasarong nelly yohanis, Setyowati H, Pranoto heni hirawati. FAKTOR-


FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA
PADA IBU HAMIL DI RSUD ABDUL RIVAI KABUPATEN BERAU
[Internet]. Skripsi. UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN; 2019.
Available from: http://repository2.unw.ac.id/343/1/ARTKEL.pdf

16. Kasmayani, Alasiry E, Pelupessy N. Kapsul Ekstrak Daun Kelor (Moringa


Oleifera Leaves) Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu Menyusui. J
widwifery [Internet]. 2020;2(1):15–20. Available from:
http://pasca.unhas.ac.id/ojs/index.php/hjm/article/download/2667/681

17. Sugiyono. metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D PT Alfabet


bandung. J Sains dan Kesehat [Internet]. 2017;3(4):489–505. Available
from: https://jsk.farmasi.unmul.ac.id

18. Siregar N, Azhari, Syukur nursari abdul. Hubungan status gizi dengan
kejadian anemia pada ibu hamil trimester III Di klinik aminah Amin
Samarinda Tahun 2018. Jurnall Husada Mahakam [Internet].
2019;IV(8):492–504. Available from: http://husadamahakam.poltekkes-
kaltim.ac.id/ojs/index.php/Home/article/view/159

19. Prahesti R. analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian


anemia pada ibu hamil di puskesmas prambanan, sleman, yogyakarta
[Internet]. universitas sebelas maret surakarta; 2017. Available from:
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/66378/Analisis-Faktor-Faktor-
yang-Berhubungan-dengan-Kejadian-Anemia-pada-Ibu-Hamil-di-
Puskesmas-Prambanan-Sleman-Yogyakarta
44

20. Prahesti R, Indarto D, Akhyar M. Analisis Faktor-Faktor Yang


Berhubungan Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Prambanan
Sleman Yogyakarta Ratna. J Matern Child Heal [Internet].
2016;01(02):131–7. Available from:
https://pdfs.semanticscholar.org/1f2b/5b8af5ce7ef50bc8aca477a0b3628e73
1dbc.pdf

21. Hutahaean N, Asriwati, J.Hadi A. Analisis Faktor Risiko Anemia pada Ibu
Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan. Promot J Kesehat Masy
[Internet]. 2020;10(2):185–92. Available from:
file:///C:/Users/Asus/Downloads/1372-Article Text-2646-1-10-
20201229.pdf

22. Hariati, Alim A, Thamrin A imran. Kejadian anemia pada ibu hamil (studi
analitik di Puskesmas Pertiwi Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan). J
Ilm Kesehat. 2019;1(1):8–17.

23. Memenuhi U, Persyaratan S, Derajat M, Kedokteran S. Hubungan Antara


Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Dengan Status Gizi Anak Usia 0-6 Bulan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta Naskah Publikasi
[Internet]. universitas muhammadiyah surakarta; 2016. Available from:
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/40958

24. Nur R, Arifuddin A, Novilla R. Analisis faktor risiko kejadian berat badan
lahir rendah di rumah sakit umum anutapura palu. J Kesehat Masy.
2016;7(1):29–42.

25. Notoatmodjo. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku [Internet]. skripsi.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA; 2018. Available from:
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1381/1/NASKAH SKRIPSI
LENGKAP.pdf

26. prof.Dr. Sugiyono. sugiyono. Metod Penelit Kuantitatif, kualitatif dan


R&D [Internet]. 2017;27–37. Available from:
45

http://eprints.umm.ac.id/71732/4/BAB III.pdf

27. Sugiyono. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,


dan R & D.l th. J Ilm. 2016;2(2):159–69.

28. Arikunto S. metode penelitian. 2017;42–52.

29. Notoatmodjo, Yenie H. metodologi penelitian kesehatan. J keperawatan.


2018;14(1):104.

30. Wati desi winda, Febry F, Rahmiwati A. faktor-faktor yang berhubungan


defisiensi zat besi padaa ibu hamil di wilayah kerja puskesmas gandus
palembang. J Ilmu Kesehat Masy. 2016;7(01):42–7.

31. Winda Wati D, Febry F, Rahmiwati A. faktor-faktor yang berhubungan


dengan defisiensi zat besi pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas
gandus palembang. J Ilmu Kesehat Masy [Internet]. 2016;7(1):42–7.
Available from:
https://ejournal.fkm.unsri.ac.id/index.php/jikm/citationstylelanguage/get/
acm-sig-proceedings?submissionId=171&publicationId=153

32. Meikawati W, Rahay D pertiwi kisdi, Purwanti indri asstuti. Berat badan
lahir rendah dan anemia ibu sebagai prediktor stunting pada anak usia 12-
24 bulan di Wilayah puskesmas genuk kota semarang. Media Gizi Mikro
Indones [Internet]. 2021;13(1):37–50. Available from:
https://doi.org/10.22435/mgmi.v13i1.5207;Copyright © 2021 MGMI
%0ABERAT

33. Aprillya. hubungan pengetahuan ibu tentang gizi seimbang dengan


konsumsi ibu saat hail dan berat badan lahir rendah di rsud kabupaten
tabanan. Vol. 4, Jurnal Teknologi Informasi. [denpasar]: politeknik
kesehatan kemenkes denpasar; 2020.

34. Hasna, Atik. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Di Puskesmas Watampone. Nurs Insid Community. 2021;7(2):148–
55.
46

35. Suhartati S, Hestinya N, Rahmawaty L. Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil


Dengan KejadianBayi Berat Lahir Rendah Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanta Kabupaten Tabalong Tahun 2016. Din Kesehat [Internet].
2017;8(1):46–54. Available from: http://id.portalgaruda.org/?
ref=browse&mod=viewarticle&article=507410

36. Chandra F, Junita D, Fatmawati tina yuli. Tingkat Pendidikan dan


Pengetahuan Ibu Hamil dengan Status Anemia. J Ilm Ilmu Keperawatan
Indones. 2019;9(04):653–9.
N 2021 20222
Jenis kegiatan
O 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Konsultasi judul

2 Bimbingan proposal

3 Ujian proposal

4 Perbaikan hasil ujian proposal

5 Penelitian

6 Bimbingan Hasil

7 Ujian Hasil
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Sehubungan dengan persyaratan tugas akhir mahasiswa/I Sekolah Tinggi


Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu, maka dengan ini saya memohon izin
kepada Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk menjadi responden dalam penelitian saya.
Nama : Nurfadila
Nim : 201801027
Judul : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat
Badan Lahir Rendah di UPT Puskesmas Bambalamotu Kabupaten
Pasangkayu.
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan Bapak/Ibu/Saudara (i)
sebagai responden. Kerahasiaan semua inforrmasi yang diberikan akan terjaga dan
hanya di gunakan untuk kepentingan penelitian.
Jika Bapak/ibu/Saudara (i) bersedia menjadi responden, maka mohon
Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk menandatangani lembar persetujuan ini yang
diberikan oleh peneliti dengan memberikan jawaban secara jujur dan apa adanya.
Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara (i) sebagai responden,
saya ucapkan terima kasih.

Palu, 19 September 2022

Peneliti Responden

Nurfadila
LEMBAR OBSERVASI

Berat badan bayi keterangan


Responden Usia Pekerjaan Pendidikan HB

S 28 Bekerja SMA
R 23 IRT SMA
A 23 IRT SMA
A 28 Bekerja S1
J 28 IRT SMP
K 20 IRT SMA
S 25 Bekerja S1
N 24 Bekerja S1
E 24 IRT SMP
N 28 IRT SMP
A 27 IRT S1
D 27 Bekerja SMA
S 27 Bekerja SMA
R 20 Bekerja S1
S 24 Bekerja SD
L 27 IRT SD
N 32 IRT SMA
S 29 IRT SD
T 28 IRT SD
M 27 IRT SD
A 28 IRT SMA
J 27 IRT S1
K 28 IRT SD
S 24 Bekerja SMP
A 24 IRT SMA
R 27 IRT SD
S 28 IRT SMP
A 28 Bekerja SMA
T 32 Bekerja SMA
T 28 IRT SMP
A 35 IRT SD
N 35 IRT SMA
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

INFORMED CONSENT
(LEMBAR PERSETUJUAN)
saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Setelah mendapat penjelasan tentang penelitian anemia pada ibu hamil
dengan kejadian bayi berat badan lahir rendah (BBLR) yang di lakukan oleh:
Nama : Nurfadila
NIM : 201801027
Yang berjudul “Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi
Berat Badan Lahir Rendah Di UPT Puskesmas Bambalamotu Kabupaaten
Pasangkayu” dengan ini saya menyatakan:

*)(bersedia menjadi responden)


Untuk berpatisipasi menjadi responden dalam penelitian ini, tanpa paksaan atau
tekanan dari pihak tertentu guna membantu terlaksananya penelitian ini. Semua
jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang saya alami. Saya juga
mengijinkan jawaban saya di pergunakan sebagai data dalam penelitian ini.

Bambalamotu,……………2022
Responden

(…………………………….)

*coret yang tidak perlukan


DOKEMENTASI

Keterangan: Menulis lembar observasi ibu anemia dan bayi yang melahirkan
BBLR

Keterangan: menulis lembdar observasi ibu anemia dan bayi yang


melahirkan BBLR
MASTER TABEL

Responde keterangan
NO Usia pekerjaan pend HB berat badan bayi
n kejadian anemia kejadian BBLR
1 S 28 Bekerja SMA 10,5 2100 Anemia BBLR
2 R 23 IRT SMA 11 2300 tidak anemia BBLR
3 A 23 IRT SMA 11 2000 tidak anemia BBLR
4 A 28 Bekerja S1 15 3100 tidak anemia tidak BBLR
5 J 28 IRT SMP 15,2 2600 tidak anemia tidak BBLR
6 K 20 IRT SMA 11 2100 tidak anemia BBLR
7 S 25 Bekerja S1 11 2600 tidak anemia tidak BBLR
8 N 24 Bekerja S1 11 2000 tidak anemia BBLR
9 E 24 IRT SMP 11,2 3000 tidak anemia tidak BBLR
10 N 28 IRT SMP 10,4 3100 Anemia tidak BBLR
11 A 27 IRT S1 11,8 2700 tidak anemia tidak BBLR
12 D 27 Bekerja SMA 13 3000 tidak anemia tidak BBLR
13 S 27 Bekerja SMA 10 2100 Anemia BBLR
14 R 20 Bekerja S1 10,4 2000 Anemia BBLR
15 S 24 Bekerja SD 11 2300 tidak anemia BBLR
16 L 27 IRT SD 11 2000 tidak anemia BBLR
17 N 32 IRT SMA 10,8 3100 Anemia tidak BBLR
18 S 29 IRT SD 10 3400 Anemia tidak BBLR
19 T 28 IRT SD 12,4 3000 tidak anemia tidak BBLR
20 M 27 IRT SD 12,2 2700 tidak anemia tidak BBLR
21 A 28 IRT SMA 11,4 2600 tidak anemia tidak BBLR
22 J 27 IRT S1 10,8 2100 Anemia BBLR
23 K 28 IRT SD 11 2000 tidak anemia BBLR
24 S 24 Bekerja SMP 10 2100 Anemia BBLR
25 A 24 IRT SMA 10 2000 Anemia BBLR
26 R 27 IRT SD 10,8 2300 Anemia BBLR
27 S 28 IRT SMP 11,2 3000 tidak anemia tidak BBLR
28 A 28 Bekerja SMA 13 2300 tidak anemia BBLR
29 T 32 Bekerja SMA 10,8 2800 Anemia tidak BBLR
30 T 28 IRT SMP 11 2100 tidak anemia BBLR
31 A 35 IRT SD 11 2100 tidak anemia BBLR
32 N 35 IRT SMA 11 3000 tidak anemia tidak BBLR
UJI UNIVARIAT SPSS

UJI UNIVARIAT KARAKTERSTIK RESPONDEN

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 20-25 10 31.2 31.2 31.2
26-30 18 56.2 56.2 87.5
31-35 4 12.5 12.5 100.0
Total 32 100.0 100.0

Pekerjaan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Bekerja 11 34.4 34.4 34.4
IRT 21 65.6 65.6 100.0
Total 32 100.0 100.0

Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid S1 6 18.8 18.8 18.8
SD 8 25.0 25.0 43.8
SMA 12 37.5 37.5 81.2
SMP 6 18.8 18.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
UJI UNIVARIAT VARIABEL

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid BBLR 17 53.1 53.1 53.1

tidak
15 46.9 46.9 100.0
BBLR

Total 32 100.0 100.0

HB

Frequenc Cumulative
y Percent Valid Percent Percent

Valid anemia 11 34.4 34.4 34.4

tidak
21 65.6 65.6 100.0
anemia

Total 32 100.0 100.0

HASIL UJI BIVARIAT

Berat_Badan_Bayi

BBLR tidak BBLR Total

HB anemia Count 7 4 11

Expected Count 5.8 5.2 11.0

% within HB 63.6% 36.4% 100.0%

% within
41.2% 26.7% 34.4%
Berat_Badan_Bayi

tidak Count 10 11 21
anemia
Expected Count 11.2 9.8 21.0

% within HB 47.6% 52.4% 100.0%

% within
58.8% 73.3% 65.6%
Berat_Badan_Bayi

Total Count 17 15 32

Expected Count 17.0 15.0 32.0


% within HB 53.1% 46.9% 100.0%

% within
100.0% 100.0% 100.0%
Berat_Badan_Bayi

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .744a 1 .388

Continuity Correctionb .240 1 .625

Likelihood Ratio .751 1 .386

Fisher's Exact Test .472 .314

N of Valid Casesb 32

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,16.

b. Computed only for a 2x2 table


RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di desa Polewali kabupaten pasangkayu, 5 September 2000


dari ayah Tajuddin dan ibu Sapiah, penulis adalah anak terakhir dari 9 bersaudara
tahun 2018 penulis lulus dari SMKS KARYA BANGSA PASANGKAYU dan
pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk di STIKes Widya Nusantara
Palu dan diterima di program Studi Ners jurusan Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai