Anda di halaman 1dari 87

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA NY “N” USIA 26 TAHUN


G1 P0 A0 UK 39 MINGGU
DENGAN PENGAPURAN PLASENTA
DI RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN

Dosen Pembimbing : NOVITA AYU INDRASWATI, S.ST., M. Tr. Keb

Disusun Oleh :

NAMA : SRI REJEKI

NIM : 14.21.12.327

AKADEMI KEBIDANAN BANUA BINA HUSADA BANJARBARU


TAHUN AJARAN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

i
DAFTAR ISI

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, saya masih diberi kekuatan, kemampuan, kesabaran dan
kesehatan untuk menyelesaikan “Asuhan Kebidanan Komprehensif Ibu Bersalin
pada Ny “N” Usia 26 tahun di RSUD BRIGJEND H.HASAN BASRI
KANDANGAN dengan tepat waktu.

Maksud dan tujuan penyusunan Asuhan Kebidanan Komprehensif ini


adalah dalam rangka memenuhi salah satu tugas Akademi Kebidanan Banua Bina
Husada Banjar baru dan juga disusun dengan maksud agar pembaca dapat
memperluas ilmu dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan.

Dalam penulisan Asuhan Kebidanan Komprehensif ini saya mendapat


bantuan dari berbagai pihak yang berupa bimbingan, pengarahan maupun dukungan
moral yang sangat membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini.Untuk itu pada
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Yayasan Akademi Kebidanan Banua Bina Husada yang telah membantu


dalam penyelesaian tugas Praktek Kebidanan Komprehensif ini.
2. H. Sampurna Tarigan, M.Kes selaku Pembina yayasan Akademi Kebidanan
Banua Bina husada Banjarbaru.
3. Susilawati, S.ST,M.kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Banua Bina
Husada Banjarbaru.
4. Nahdah, S.IP.M.Kes selaku wadir III Akademi Kebidanan Banua Bina
Husada Banjarbaru.
5. Annisa Melhannah Amd.Keb, SKM, Selaku Koordinator PKK II Stenan.
6. Ibu Novita Ayu Indraswati, S.ST., M. Tr.Keb Selaku pembimbing yang
telah membimbing dalam penyusunan Asuhan Kebidanan Komprehensif.
7. Ny “N” beserta keluarga sebagai pasien Asuhan Kebidanan Komprehensif.
8. Orang tua saya tercinta dan seluruh keluarga yang selalu memberikan
dukungan moral maupun material dalam pembuatan Laporan Asuhan
Kebidanan Komprehensif.

iv
Dalam penyusunan asuhan kebidanan komprehensif ini saya berusaha untuk
membuat yang terbaik, akan tetapi saya menyadari bahwa dalam Asuhan
Kebidanan Komprehensif ini saya masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan krittik dan saran yang bersifat membangun,
supaya Asuham Kebidanan Komprehensif ini menjadi lebih baik.

Semoga Asuhan Kebidanan Komprehensif yang saya buat ini bermanfaat


khususnya bagi saya dan umumnya bagi pembaca, segala saran dan kritik yang
membangun sangat penyusun harapkan dalam perbaikan Asuhan Kebidanan
Komprehensif ini.

Banjarbaru, Desember 2023


Penulis

Sri Rejeki
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu
keadaan yang fisiologis namun bisa menjadi patologis yang bisa
mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan kematian. Maka dari itu pelayanan
kebidanan dalam kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir harus
ditangani oleh petugas kesehatan yang kompeten demi keselamatan ibu dan
bayi. Continuity of care merupakan serangkaian kegiatan pelayanan
berkesinambungan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir
dan keluarga berencana. (Sunarsih, 2021; 39).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator sensitive yang


menunjukkan kualitas kesehatan suatu Negara dan mendapat perhatian
khusus dari perserikatan bangsa-bangsa (PBB) sehingga ditempatkan
kedalam salah satu target dalam tujuan pembangunan millennium atau
Millennium Development Goals (MDGs). Angka kematian ibu dan anak di
Indonesia pada tahun 2022, berkisar 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Belum mencapai target yang ditentukan yaitu 183 per 100.000 kelahiran
hidup di tahun 2024. Jumlah kematian ibu pada tahun 2022 mencapai angka
3.986 dan Jumlah kematian bayi mencapai 11.192. Angka kematian ibu
(AKI), Angka kematian Neonatal (AKN), Angka kematian Neonatal
(AKN).
AKI AKB AKN
Lokasi (2022) (2022) (2022)
Kab. Tanah Laut 50 9 8
Kab. Kotabaru 212 11 9
Kab. Banjar 199 13 10
Kab. Barito Kuala 70 11 9
Kab. Tapin 303 11 8
Kab. Hulu Sungai Selatan 88 18 14
Kab. Hulu Sungai Tengah 79 15 14
Kab. Hulu Sungai Utara 241 19 16
3

Kab. Tabalong 135 9 8


Kab. Tanah Bumbu 75 8 7
Kab. Balangan 147 9 8
Kota Banjarmasin 129 1 1
Kota Banjarbaru 108 1 6
Prov. Kalimantan Selatan 136 10 8

Pengapuran plasenta atau kalsifikasi plasenta adalah kondisi penuaan


plasenta akibat adanya penumpukan kalsium yang disebabkan pecahnya
pembuluh darah kecil diplasenta. Pengapuran plasenta ditandai dengan
kemunculan bintik-bintik putih menyebar dari dasar plasenta hingga
permukaan. (Puri et al, 2021).

Dampak yang terjadi terhadap janin dari gangguan ini yaitu,


penumpukan kalsium yang nantinya dapat menyebabkan plasenta mati dan
digantikan oleh jaringan ikat.

Pada laporan ini penuis mengkaji salah satu kasus untuk melakukan
Asuhan Kebidanan Komprehensif Persalian pada Ny “N” umur 26 tahun
G1P0A0 Usia Kehamilan 39 minggu dengan Pengapuran Plasenta di RSUD
BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu memahami dan menerapkan asuhan kebidanan pada
Ny. “N” dengan Pengapuran plasenta di RSUD H. HASAN BASRI
KANDANGAN.
2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data dasar ibu
hamil, bersalin, nifas, BL pada Ny “N” umur 26 tahun
G1P0A0 dengan Pengapuran Plasenta di RSUD BRIGJEND
H. Hasan Basry Kandangan.
b) Mahasiswa mampu menginterpretasikan data untuk
mengindentifikasi diagnose asuhan kebidanan pada ibu
hamil, bersalin, nifas, dan BBL pada Ny “N” umur 26 tahun
dengan Pengapuran Plasenta di RSUD BRUGJEND H.
Hasan Basry Kandangan.
c) Mahasiswa mampu menyusun rencana, melakukan
penatalaksanaan dan mengevaluasi keefektifan asuhan
4

kebidanan yang telah diberikan dengan tepat pada


kehamilan, persalinan, nifas, dan BBL pada Ny “N” umur 26
tahun G1P0A0 dengan Pengapuran Plasenta di RSUD
BRIGJEND H. Hasan Basry Kandangan.

C. MANFAAT
a. Manfaat teoritis
Mengidentifikasikan kasus pada ibu bersalin dengan indikasi
Pengapuran Plasenta.
b. Manfaat praktis
a. Bagi Penulis
Meningkatkan pengetahuan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu bersalin dengan indikasi Pengapuran
Plasenta.
b. Bagi insitusi
Sebagai bahan tambahan referensi atau kepustakaan
akademik mengenai asuhan kebidanan pada ibu bersalin
dengan indikasi Pengapuran Plasenta.

c. Bagi Klien/Pasien

Untuk memberikan pengetahuan pada pasien agar dapat


secara rutin melakukan Antenatal Care (ANC) sehingga
dapat menurunkan komplikasi terhadap klien agar Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
dapat ditekan.
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Latar Belakang
1. Pengertian Kehamilan
Ibu hamil adalah seorang wanita yang sedang mengandung yang dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan adalah waktu transisi, yaitu
masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam
kandungan dan kehidupan nanti setelah anak itu lahir (Ratnawati, 2021).
Kehamilan merupakan penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Maka, dapat disimpulkan bahwa kehamilan
merupakan bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau diluar Rahim dan
berakhir dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir (Yulaikhah,
2021).
Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40
minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Widatiningsih dan Dewi,
2022).
Faktor resiko pada ibu hamil seperti umur terlalu muda atau terlalutua,
banyak anak dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secara
tidak langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil.
Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya dan mungkin terjadi penyebab
langsung kematian ibu misalnya pendarahan melalui jalan lahir, eklamsia dan
infeksi. Beberapa faktor resiko yang sekaligus terdapat pada seorang ibu dapat
menjadikan kehamilan beresiko tinggi.
2. Tanda Kehamilan
Tanda Gejala dan Diagnosis Kehamilan
a) Tanda-tanda persumptif:

4
5

• Amenorea (tidak dapat haid) gejala ini sangat penting karena pada
umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Dengan diketahuinya
tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat ditaksir umur
kehamilan dan taksiran tanggal persalinan akan terjadi, dengan
memakai rumus Neagie: HT -3 (bulan + 7).
• Mual d muah biasa terjadi pada bulan-bulan perma kehamilan hingga
triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut “morning
sickness”.
• Mengidam (ingin makanan khusus) seing terjadi pada bulan-bulan
pertama tetap menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
• Pingsan bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat.
Biasanya hilangsesudah kehamilan 16 minggu.
• Anoreksia (tidak ada selera makan) hanya berlangsung pada triwulan
pertama kehamilan, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.
• Mamae menjadi tegang dan membesar. Keadaan ini disebabkan
pengaruh hormon esterogen dan progesteron yang merangsang duktus
dan alveoli payudara.
• Miksi sering buang air kecil disebebkan karena kandung kemih
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang
pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini
kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
• Konstipasi atau obstipasi ini terjadi karena tonus otot usus menurun
yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid yang dapat
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
• Pigmentasi (perubahan warna kulit) cola mamae, genital, cloasma,
linea alba yang berwarna lebih bar dan bertambah (Yuliani,dkk 2020).
b) Tanda-tanda kemungkinan hamil
• Perut membesar.
• Uterus membesar.
6

• Tanda Hegar tanda ini berupa perlunakan pada daerah isthmusuteri,


sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan lebih
tipis dan uterus mudh difleksikan. Tanda ini mulai terlihat pada
minggu ke-6 dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8.
• Tanda Goodell’s diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks
terasa lebih lunak.
• Tanda Chadwick dinding vagina mengalami kongesti, warna kebiru-
biruan.
• Tanda Piskacck’s terjadinya pertumbumbuhan yang asimetris pada
bagian uterus dekat dengan implantasi plasenta.
• Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila di rangsang (Braxton Hicks).
• Teraba ballotement, Ballotement adalah tanda ada benda terapung
atau melayang dalam cairan. Tanda ini muncul pada minggu ke 16-
20.
• Test kehamilan positif dilaksanakan minimal atau satu minggu
setelah terjadi pembuahan. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah
mengetahui kadar hormon gonadotropin dalam urine. Kadar yang
melebihi ambang normal, mengindikasikan bahwa wanita
mengalami kehamilan (Mastiningsih, 2021).
c) Tanda pasti positif hamil
• Denyut jantung janin (DJJ) dapat didengar dengan stetoskop lenec
pada minggu 17-18, pada orang gemuk lebih lambat. Dengan
stetoskop ultrasonik (doppler) bisa lebih awal terdengar sekitar
minggu ke-12.
• Palpasi yang harus ditentukan adalah aoutline janin. Biasanyajelas
setelah minggu ke -22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas
setelah minggu ke -24.
• Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada
gambaran embrio.
7

• Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16


minggu). Tanda pasti hamil tenaga kesehatan (Ratnasari, 2021).

3. Asuhan Antenatal (ANC)


Pengertian Asuhan Antenatal Care Pelayanan antenatal merupakan
pelayanan kesehatan oleh tenaga terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya
dilaksanakan sesuai dengan pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar
Palawanan Kebidanan dengan standar layanan (SPK) (Yuliani, dkk 2020).
A. Tujuan Pelayanan antenatal adalah:
• Manu kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
• Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu
dan janin.
• Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungiin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
• Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
ibu maupun bayi dengan trauma seminimal mungkin.
• Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI Ekskutif.
• Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
• Menurunkan angka kematian angka kesakitan dan kematian ibu dan
perinatal (Yuliani, dkk 2020).
4. Kebijakan Pemerintah
a) Kunjungan pertama (K1)
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi klinis/kebidanan dan interpersonal yang baik, untuk
mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kontak
pertama harus dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama,
8

sebaiknya sebelum minggu ke 8. Kontak pertama dapat dibagi menjadi K1


murni dan K1 akses. K1 murni adalah kontak pertama ibu hamil dengan
tenaga kesehatan pada kurun waktu trimester 1 kehamilan. Sedangkan K1
akses adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan pada usia
kehamilan berapapun. Ibu hamil seharusnya melakukan K1 murni,sehingga
apabila terdapat komplikasi atau faktor risiko dapat ditemukan dan ditangani
sedini mungkin.
b) Kunjungan ke-4 (K4)
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi klinis/kebidanan untuk mendapatkan pelayanan antenatal
terpadu dan komprehensif sesuai standar selama kehamilannya minimal 4
kali dengan distribusi waktu: 1 kali pada trimester pertama (0- 12 minggu),
1 kali pada trimester kedua (>12minggu -24 minggu), dan 2 kali pada
trimester ketiga (>24 minggu sampai dengan kelahiran). Kunjungan
antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan (jika adakeluhan, penyakit
atau gangguan kehamilan).
c) Kunjungan ke-6 (K6)
K6 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi klinis/kebidanan untuk mendapatkan pelayanan antenatal
terpadu dan komprehensif sesuai standar selama kehamilannya minimal 6
kali selama kehamilannya dengan distribusi waktu: 2 kali pada trimester
kesatu (0-12 minggu), 1 kali pada trimester kedua (>12minggu - 24
minggu), dan 3 kali pada trimester ketiga (>24 minggu sampai dengan
kelahiran), dimana minimal 2 kali ibu hamil harus kontak dengan dokter (1
kali di trimester 1 dan 1 kali di trimester 3). Kunjungan antenatal bisa lebih
dari 6 (enam) kali sesuai kebutuhan dan jika ada keluhan, penyakit atau
gangguan kehamilan. Jika kehamilan sudah mencapai 40 minggu, maka
harus dirujuk untuk diputuskan terminasi kehamilannya. Pemeriksaan
dokter pada ibu hamil dilakukan saat:
• Kunjungan 1 di trimester 1 (satu)
9

Dengan usia kehamilan kurang dari 12 minggu atau dari kontak


pertama. Dokter melakukan skrining kemungkinan adanya faktor
risiko kehamilan atau penyakit penyerta pada ibu hamil termasuk
didalamnya pemeriksaan Ultrasonografi (USG). Apabila saat K1 ibu
hamil datang ke bidan, maka bidan tetap melakukan ANC sesuai
standar, kemudian merujuk ke dokter.
• Kunjungan 5 di trimester 3
Dokter melakukan perencanaan persalinan, skrining faktor risiko
persalinan termasuk pemeriksaan Ultrasonografi (USG) dan rujukan
terencana bila diperlukan. (kementrian kesehatan RI, 2020).
5. Konsep Pelayanan Antenatal Terpadu
Dalam pelayanan antenatal terpadu, tenaga kesehatan harus mampu
melakukan deteksi dini masalah gizi, faktor risiko, komplikasi kebidanan,
gangguan jiwa, penyakit menular dan tidak menular yang dialami ibu hamil serta
melakukan tata laksana secara adekuat sehingga ibu hamil siap untuk menjalani
persalinan bersih dan aman.

Masalah yang mungkin dialami ibu hamil antara lain:


• Masalah gizi: anemia, KEK, obesitas, kenaikan berat badan tidak sesuai
standar Faktor risiko: usia ibu ≤16 tahun, usia ibu ≥35 tahun, anak terkecil
≤2 tahun,
10

• hamil pertama ≥4 tahun, interval kehamilan >10 tahun, persalinan ≥4 kali,


gemeli/kehamilan ganda, kelainan letak dan posisi janin, kelainan besar
janin, riwayat obstetrik jelek (keguguran/gagal kehamilan), komplikasi pada
persalinan yang lalu (riwayat vakum/forsep, perdarahan pasca persalinan
dan atau transfusi), riwayat bedah sesar, hipertensi, kehamilan lebih dari 40
minggu.
• Komplikasi kebidanan: ketuban pecah dini, perdarahan pervaginam,
hipertensi dalam kehamilan/pre eklampsia/eklampsia, ancaman persalinan
prematur, distosia, plasenta previa, dll
• Penyakit tidak menular: hipertensi, diabetes mellitus, kelainan jantung,
ginjal, asma, kanker, epilepsi, dll.
• Penyakit menular: HIV, sifilis, hepatitis B, tetanus maternal, malaria, TB,
demam berdarah, tifus abdominalis, dll.
• Masalah kesehatan jiwa: depresi, gangguan kecemasan, psikosis,
skizofrenia. (Kementrian kesehatan RI, 2020)

Pelayanan antenatal terpadu adalah diberikan kepada semua ibu hamil


dengan cara:
 Menyediakan kesempatan pengalaman positif bagi setiap ibu hamil
untuk mendapatkan pelayanan antenatal terpadu.
 Melakukan pemeriksaan antenatal pada setiap kontak.
 Memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, termasuk
konseling KB dan pemberian ASI.
 Memberikan dukungan emosi dan psikososial sesuai dengan
kebutuhan/keadaan ibu hamil serta membantu ibu hamil agar tetap
dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman selama masa
kehamilan dan menyusui.
 Melakukan pemantauan tumbuh kembang janin.
 Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu
hamil.
11

 Melakukan tatalaksana terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu


hamil sedini mungkin atau melakukan rujukan kasus ke fasilitas
pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem rujukan.
 Mempersiapkan persalinan yang bersih dan aman.
 Melakukan rencana antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan
rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi pada proses persalinan.
 Melakukan tatalaksana kasus serta rujukan tepat waktu pada kasus
kegawatdaruratan maternal neonatal.
 Melibatkan ibu hamil, suami dan keluarga dalam menjaga kesehatan
dan gizi.
ibu hamil, mempersiapkan persalinan dan kesiagaan apabila terjadi
komplikasi. Standar pelayanan antenatal terpadu minimal adalah sebagai berikut
(10T):
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2) Ukur tekanan darah.
3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA).
4) Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri).
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus difteri (Td)
bila diperlukan.
7) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
8) Tes laboratorium: tes kehamilan, kadar hemoglobin darah, golongan
darah, tes triple eliminasi (HIV, Sifilis dan Hepatitis B) dan malaria pada
daerah endemis. Tes lainnya dapat dilakukan sesuai indikasi seperti:
gluko-protein urin, gula darah sewaktu, sputum Basil Tahan Asam (BTA),
kusta, malaria daerah non endemis, pemeriksaan feses untukkecacingan,
pemeriksaan darah lengkap untuk deteksi dini thalasemia dan
pemeriksaan lainnya.
9) Tata laksana/penanganan kasus sesuai kewenangan.
10) Temu wicara (konseling)
12

Informasi yang disampaikan saat konseling minimal meliputi hasil


pemeriksaan, perawatan sesuai usia kehamilan dan usia ibu, gizi ibu hamil,
kesiapan mental, mengenali tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas,
persiapan persalinan, kontrasepsi pascapersalinan, perawatan bayi baru lahir,
inisiasi menyusu dini, ASI eksklusif.
Keterangan:
 Tes laboratorium yang masuk dalam Standar Pelayanan Minimal adalah:
pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan Hb dan pemeriksaaan
glukoproteinuri (atas indikasi).
 Pada fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak memiliki vaksin tetanus
difteri dan/atau pemeriksaan laboratorium, fasilitas pelayanan
kesehatan dapat berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan Puskesmas untuk penyediaan dan/atau pemeriksaan, atau merujuk
ibu hamil ke Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang
dapat melakukan pemeriksaan tersebut. (Kementrian kesehatan RI,
2020).
6. Tanda-tanda pada kehamilan
Berikut ini adalah beberapa tanda bahaya kehamilan antara lain:
1) Pendarahan dari vagina.
2) Mual dan muntah terus menerus.
3) Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur dan rabun senja).
4) Demam, sakit kepala yang hebat.
5) Bayi kurang bergerak aktif seperti biasanya.
6) Bengkak-bengkak di beberapa bagian tubuh (muka dan tangan).
7) Air ketuban pecah sebelum waktunya (Kementrian kesehatan RI, 2022).

B. Konsep Persalinan
1) Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi atau yang biasa
kita sebut sebagai janin atau bayi dalam kandungan yang telah cukup
13

bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalu
jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).Prosesnya
bisa jadi hal yang membahagiakan karena menjadi ujung dari penantian
selama 9 bulan. Namun ia juga bisa sekaligus menakutkan dan melelahkan
karena prosesnya membutuhkan banyak kesabaran. (dr. Rizal fadli, 2022).
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm
(bukan premature atau postmatur), terjadi spontan (tidak diinduksi), selesai
setelah 4 jam dan sebelum 24 jam, mempunyai janin (tunggal) dengan
presentasi verteks (puncak kepala) dan oksiput pada bagian anterior pelvis,
terlaksana tanpa bantuan artifisial (seperti forceps), tidak mencakup
komplikasi (seperti pendarahan hebat), mencakup kelahiran plasenta normal
(Imelda Fitri 2020).
Kehamilan serta umum ditandai dengan aktifitas otot polos myometrium
yang relative tenang yang memungkinkan pertumbuhan danperkembangan
janin intrauterine sampai dengan kehamilan aterm. Menjelang persalinan,
otot polos uterus mulai menunjukkan aktifitas kontraksi secara
terkoordinasi, diselingi dengan suatu periode relaksasi, dan mencapai
puncak menjelang persalinan, serta secara berangsur menghilang pada
periode postpartum. Mekanisme regulasi yang mengatur aktifitas kontraksi
myometrium selama kehamilan, persalinan dan kelahiran (Imelda Fitri,
2020).
2) Bentuk-bentuk persalinan
 Persalinan Spontan
Seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan
lahir.
 Persalinan Buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar misalnya:
ekstrasi dengan forceps, atau Bila persalinan dilakukan operasi section
casearea,
 Persalinan Anjuran
14

Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar


dengan jalan rangsangan (Imelda Fitri, 2020).

3) Tanda-tanda persalinan
 Kekuatan his semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi yang semakin pendek.
 Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda yaitu pengeluaran
lender.
 Kekuatan His semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi yang semakin pendek.
 Lender bercampur darah (Show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks dapat disertai ketuban pecah.
 Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks:
- Pelunakan serviks
- Pendataran serviks
- Terjadi pembukaan serviks (Rukiyah,dkk 2020).
 Kekuatan His semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi yang semakin pendek.
 Lender bercampur darah (Show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks dapat disertai ketuban pecah.
4) Mekanisme persalinan
 Power (Kekuatan mendorong janin keluar).
 His (Kontraksi).
 Kontraksi otot dinding perut.
 Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
 Ketegangan atau kontraksi ligamentum retundum.
 Passenger (faktor janin).
 Janin dan plasenta.
 Passage (faktor jalan lahir).
 jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang (Rukiyah,dkk 2019).
15

5) Tahap persalinan
• Kala I (Kala Pembukaan)
Infartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lender bercampur
darah (bloody show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan
mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya pembuluh
darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika
serviks mendatar dan membuka. Dimulai sejak terjadinya kontraksi
uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaanlengkap
(10 cm) dibagi menjadi 2 fase yaitu:
a) Fase laten
 Berlangsung selama 7-8 jam
 Pembukaan terjadi sangat lambat
 Sampai mencapai ukuran diameter 3 cm
b) Fase aktif
 Fase ekselerasi waktu 2 jam: pembukaan 3-4 cm
 Fase dilatasi maksimal waktu 2 jam: pembukaan
berlangsung cepat 4-9 cm
 Fase deselerasi
 Pembukaan menjadi lambat: waktu 2 jam
pembukaan 9-10 cm atau lengkap. Proses
pembukaan serviks disebut dengan beberapa istilah:
- Melembek (Softening).
- Menipis (Thinned out).
- Oblitrasi (Oblitared).
- Mendatar dan tertarik ke atas (Effaced and
taken up).
- Membuka (Dilatation) Sumber: Imelda Fitri,
2017.
• Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi.
16

a) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan


durasi 50-100 detik.
b) Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak.
c) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti
keinginan mengejan karena tertekannya flekus
frankenhauser.
d) Kedua kekuatan, His dan mengejan lebih mendorong kepala
bayi sehingga terjadi.
 Kepala membuka pintu
 Subocciput bertindak sebagai hipomoglion berturut-
turut lahif ubun-ubun besar, dahi, hidung dan mulut
muka, dan kepala seluruhnya
 Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran
paksi luar, yaitu penyesuaian kepala pada punggung
 Setelah putaran paksi luar berlangsung
 Persalinan bayi ditolong dengan jalan
 Kepala dipegang pada os scciput dan dibawah dagu,
ditarik curam kebawah untuk melahirkan bahu
depan, dan curam keatas untuk melahirkan bahu
belakang.
 Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk
melahirkan sisa badan bayi.
 Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban (Imelda Fitri,
2020).

Lamanya kala II untuk Primigravida 50 menit dan


Multigravida 30 menit. His terkoordinir, menjadi
kuat, lebih cepat, dan lebih lama kira-kira 2-3 menit
sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang dasar
panggul maka His dirasakan terjadilah tekanan otot-
17

otot dasar panggul yang secara reflektoris dapat


menimbulkan rasa ingi mengedan. Karena tekanan
pada rectum, ibu merasa mau buang air besar, dengan
tanda anus terbuka. (Imelda Fitri, 2020) Pada waktu
His, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka
dan perineum merenggang. Dengan His mengedan
yang terpimpin, akan melahirkan kepala dan diikuti
oleh seluruh badan janin (Imeld Fitri, 2020).
• Kala III (Pengeluaran Plasenta atau Ari)
Setelah kala II, kontraksi rahim istirahat sebentar kira-kira 5-
10 menit, dimulai sejak bayi lahir sampai plasenta lahir lengkap.
 Lamanya kala III maksimal 30 menit
 Dalam kala III yang penting kontraksi uterus yang baik.
Dengan lahirnya bayi, sudah mulai terjadi pelepasanplasenta
pada lapisan Nitabuch, karena sifat retraksi otot rahim.
Sehingga uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi
pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya.
Beberapa saat kemudian, timbul His pelepasan uri dalam
waktu 5-10 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong
kedalam vagina dan akan lahir spontan dengan sedikit
dorongan dari atas simpisis pubis atau fundus uteri (Imelda
Fitri, 2019).
Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan denganmemperhatikan
tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu :
 Uterus menjadi bundar.
 Uterus terdorong keatas, karena plasenta dilepas ke segmen
bawah Rahim.
 Terjadi pendarahan.
 Tali pusat bertambah Panjang.
18

 Fundus uteri meninggi setinggi pusat atau 1-2 jari setinggi


pusat (Imelda Fitri, 2020).
Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara crede
pada fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit
setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai pengeluaran darah
kira-kira 100-200 cc (Imelda Fitri, 2020).
• Kala IV (Kala pengawasan/Observasi)
Adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi lahir
dan plasenta lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap
bahaya pendarahan postpartum. Observasi dilakukan adalah:
 Tingkat kesadaran penderita.
 Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan
pernapasan.
 Kontraksi Uterus.
 Terjadinya pendarahan, pendarahan dianggap normal bila
jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc (Imelda Fitri, 2019).
C. Konsep Nifas
1. Pengertian nifas
Masa nifas adalah masa seorang ibu yang melahirkan bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kesehatnnya kembali yang umumnya
memerlukan waktu 6-12 minggu (Marmi, 2020). Periode pasca persalinan
(Postpartum) adalah masa waktu antara kelahiran plasenta dan membran
yang menandai berakhirnya periode intrapartum sampai waktu menuju
kembalinya sistem reproduksi wanita tersebut ke kondisi tidak hamil
(Varney dalam Nurjannah, 2020).
Postpartum ialah kelahiran yang dimulai setelah lahirnya bayi
sampai pemulihan kembali organ-organ seperti sebelum kelahiran. Lama
periode postpartum yaitu sekitar 6-8 minggu dan wanita mengalami
perubahan fisik yang kompleks. Selain terjadi perubahan-perubahan tubuh,
pada periode postpartum juga akan mengakibatkan terjadinya perubahan
kondisi psikologi (Pkk, 2019).
19

2. Tahapan masa nifas


Waktu tertentu setelah melahirkan anak, dalam bahasa latin bisa
disebut puerperium. Puerperium berasal dari kata puer yang artinya “bayi”
dan paraous yang berarti “melahirkan”. Secara sederhana, puerperium
berarti masa setelah melahirkan bayi (Febrianti, 2019). Masa nifas adalah
masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang
diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum
hamil dengan waktu kurang dari 6 minggu (Febrianti, 2019).
3. Perubahan fisiologi pada ibu setelah masa nifas
Masa nifas merupakan rentang waktu yang sangat penting bagi
kesehtan ibu dan anak, terlebih setelah melewati masa hamil dan
melahirkan. Selama masa nifas, banyak perubahan fisiologi yang
berpengaruh pada ibu. Perubahan tersebut memerlukan adaptasi yang harus
dijalani. Beberapa perubahan tersebut, antara lain:
• Perubahan Sistem Reproduksi
Perubahan keseluruhan alat genetalia pada masa nifas bisa disebut
involusi. Involusi adalah suatu gejala pengecilan organ, kembali
keukuran dan bentuk normalnya. Pada masa nifas, perubahan sistem
reproduksi yang ditemukan meliputi:
 Uterus, uterus merupakan organ reproduksi interna yang
berongga dan berotot, berbentuk seperti buah alpukat yang
sedikit gepeng dan berukuran sebesar teluar ayam. Panjang
uterus sekitan 7-8 cm, lebar sekitar 5-5,5 cm dan tebal sekitar
2,5 cm. Letak uterus secara fisiologis adalah anteversioflesiko.
Uterus terdiri dari 3 bagian yaitu fundus uteri, korpus uteri dan
serviks uteri (Mutmainah Herni, 2019). Setelah mengalami
proses kelahiran plasenta, uterus akan berkontraksi. Paada
pemeriksaan fisik yang dilakukan secara palpasi di dapat bahwa
tinggi fundus uteri akan berada setinggi pusat segera setelah
janin lahir, sekitar 2 jari dibawah pusat setelah plasenta lahir,
pertengahan antara pusat dan simfisis pada hari kelima
20

postpartum dan selama 12 hari postpartum tidak dapat diraba


lagi (Mutmainah Herni, 2019).
 Vagina dan perineum, Vagina merupakan saluran yang
menghubungkan rongga uterus dengan tubuh bagian luar.
Dinding depan dan belakang vagina berdekatan satu sama lain
dengan ukuran panjang ± 6,5 cm dan ± 9 cm. Sesuai dengan
fungsinya sebagai bagian lunak jalan lahir dan merupakan
saluran yang cavum uteri dengan tubuh bagian luar, vagina
juga berfungsi sebagai aluran tempat dikeluarkannya sekret yang
berasal dari cavum uteri selama masa nifas yang disebut lochea.
Secara fisiologis, lochea yang dikeluarkan dari cavum uteri akan
berbeda karakteristiknya dari hari ke hari. Hal ini disesuaikan
dengan perubahan yang terjadi pada dinding uterus akibat
penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone.
Karakteristik lochea dalam masa nifas adalahsebagai berikut:
✓ Lochea Rubra/Kruenta timbul pada hari 1-2 postpartum;
terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo
dan mekonium.
✓ Lochea Sanguinoleta timbul pada hari ke 3 sampai dengan
hari ke 7 postpartum; karakteristik lochea sanguinoleta
berupa darah bercampur lendir.
✓ Lochea Serosa merupakan cairan berwarna agak kuning,
timbul setelah 1 minggu postpartum
✓ Lochea Alba timbul setelah 2 minggu postpartum dan
hanya merupakan cairan putih. (Mutmainah Herni, 2020).
• Perubahan Sistem Pencernaan
Dua janin setelah proses persalinan, setiap wanita dapat merasa lapar
dan siap untuk menyantap makanan. Salah satu zat pada
21

makanan yang dibutuhkan ibu adalah kalsium. Kalsium sangat penting


untuk gigi pada kehamilan dan nifas, dimana pada saat tersebut terjadi
penurunan konsentrasi ion kalsium karena meningkatkan kebutuhan
kalsium pada ibu (termasuk pada bayi untuk proses pertumbuhan)
(Vita, 2019). Pada kehamilan trimester I, ibu akan mengalami mual dan
muntah akibat produksi saliva. Gejala tersebut terjadi selama 6 minggu
setelah HPHT, dan berlangsung kurang lebih 10 minggu pada ibu nifas.
Ibu nifas yang mengalami partus lama akan lebih mudah mengalami
ileus paralitikus, yaitu adanya obstruksi usus akibat tidak adnya
peristalic usus (Vita, 2019).
• Perubahan Sistem Kehamilan
kurang lebih 40% wanita nifas mengalami protein urin non patologis
sejak pasca melahirkan sampai dua hari postpartum. Pelvis, ginjal, dan
ureter yang merenggang selama proses kehamilan akan kembali normal
pada akhir minggu ke empat setelah melahirkan. Pemeriksaan
siskotopik setelah proses persalinan akan menunjukkan tidak adanya
edema dan hyperemia pada dinding kandung kemih, tetapi sering
ditemukan ekstravasasi daraj pada submukosa. Diuresis yag normal
dimulai setelah proses persalinan sampai hari ke lima. Jumlah urine
yang keluar dapat melebihi 3000 ml per harinya. Hal tersebut
merupakan bagian normal dari kehamilan. Dalam kondisi tersebut,
kandung kemih pada peurperium mempunyai kapasitas yang meningkat
secara relatif. Oleh karena itu, distensi, urine residual, dan pengosongan
yang tidak sempurna harus di waspadai dengan seksama (Febrianti,
2019).
• Perubahan Sistem Mukuloskeletal
ligmen, fisia, dan diafragma pelvis yang meregang selama proses
persalinan setelah bayi lahir akan berangsur menjadi ciut dan pulih
kembali. Stabilitas secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah
persalinan. Putusnya serat-serat elastik kulit dan distensi yang
berlangsung lama akibat besarnya uterus pada saat hamil, dinding
22

abdomen masih lunak dan kendur untuk sementara waktu. Ambulasi


dini, mobilisasi dan senam nifas sangat dianjurkan untuk mengatasi
hal tersebut. (Vita, 2019).

• Perubahan sistem endokrin, meliputi perubahan pada:


 Hormon plasenta selama periode pasca postpartum akan terjadi
perubahan hormon yang besar. Pengeluaran plasenta dapat
menyebebakan penurunan signifikan hormon-hormon yang di
produksi oleh plasenta. Hormon plasenta akan menurundengan
cepat setelah proses persalinan.
 Hormon pituitari meningkat dengan cepat. Pada wanita yang
tidak menyusui, Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan
Luteinizing Hormone (LH) meningkat pada fase konsentrasi
folikuler pada minggu ke 3. Untuk LH masih tetap rendah
hingga ovulasi terjadi.
 Hormon oksitosin dikeluarkan dari kelenjar bawah otak bagian
belkang dan bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara.
Selama tahap ketiga persalinan, oksitosin menyebabkan
pemisahan plasenta.
 Hipotalamik pituitari ovarium mempengaruhi lama tidaknyaibu
mendapatkan menstruasi. Seringkali menstruasi pertamabersifat
anovulasi yang dikarenakan rendahnya kadar ekstrogen dan
progesteron (Vita, 2019).
• Perubahan tanda-tanda vital
Selama masa nifas ada beberapa tanda-tanda vital yang sering
dijumpai pada ibu. Beberapa tanda vital tersebut yaitu:
 Suhu badan akan naik sedikit (37,5℃-38℃) sebagai akibatkerja
keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan.
 Denyut nadi akan lebih cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi
100 adalah abnormal. Tinggi nya denyut nadi dapat
23

disebabkan oleh infeksi atau perdarahan postpartum yang


tertunda.
 Kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu
melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada
postpartum dapat berhubungan dengan keadaan suhu dan
denyut nadi (Mutmainah Herni, 2019).
• Perubahan sistem Hematologi
Pada minggu-minggu akhir kehamilan, kadar fibrinogen dan
plasma serta faktor-faktor pemvekuan darah akan meningkat. Dihari
pertama, kadar fibrinogen dan plasma akan menurun tetapi darah lebih
mengental dengan peningkatan viskositas dimana telah meningkatkan
faktor pembekuan dara leokositosis. Jumlah sel darah putih dapat
mencapai 15.000 selama proses persalinan. Jumlah sel darah putih
tersebut bisa naik lagi sampai 25.000-30.000 tanpa adanya kondisi
patologis. (Vita, 2019).
• Kebutuhan dasar ibu nifas
Jumlah kalori yang seorang ibu yang berada dalam masanifas
akan membutuhkan beberapa hal, yaitu:
✓ Nutrisi dan Cairan
Dalam bukunya Ambarwati (2020) mengungkapkan bahwa
ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang,
serta protein dan karbohidrat yang cukup. Seperti
mengodumdi tambahan 500 kalori setiap hari (ibu harus
mengosumsi 3 sampai 4 porsi setiap harinya) maupun
meminum sedikit 3liter air setiap hari (anjurannya ibu harus
minum setiap kali menyusui). Selain itu, ibu juga harus
meminum pil (zat besi) untuk menambah zat besi, setidaknya
selama 40 hari pasca bersalin, kemudian minum kapsul
vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A
kepada bayinya melalui ASI miliknya (Vita, 2019). Selain
untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi, mencegah
24

konstipasi, dan mulainya proses pemberian eksklusif,


mengonsumsi nutrisi dan cairan juga bermanfaat untuk:
- Tidak memberikan kontra indikasi pemberian nutrisi
setelah persalinan.
- Memberikan nutrisi yang lengkap dengan tambahan
kalori dari sebelum hamil (200-500 kal).
- Mempercepat pemulihan kesehatan dan kekuatan.
- Mencegah terjadinya infeksi (Vita, 2019).
✓ Ambulasi
Ambulasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan segera pada
pasien pasca operasi dimulai dari bangun dan duduk sampai
pasien turun dari tempat tidur dan mulai berjalan dengan bantuan
alat sesuai dengan kondisi pasien (Vita, 2019).
Menurut Koziedalam Asmandi, (2019), ambulasi adalah
aktifitas berjalan, ambulasi dini merupakan tahapan kegiatan in
nuip seado Esed uajsed eped ualas urynyrp Jues dari duduksampai
pasien turun dari tempat tidur dan mulai berjalan dengan bantuan
alat, sesuai dengan kondisi pasien. Beberapa tujuan ambulasi dini,
antara lain:
- Menurunkan insiden komplikasi inmobilisasi pasca
operasi
- Mengurangi komplikasi respirasi dan sirkulasi
- Mempercepat pemulihan peristaltik usus dan
kemungkinan distensi abdomen
- Mempercepat proses pemulihan pasien pasca
operasi
- Mengurangi tekanan pada kulit atau decubitus
- Penurunan intensitas nyeri
- Frekuensi nadi dan suhu tubuh kembali normal
(Wahyani, Endang 2019).

✓ Eliminasi
25

Eliminasi urine normalnya adalah pengeluaran cairan.


Proses pengeluaran ini sangat bergzntung pada fungsi organ
eliminasi urine seperti ginjal, ureter, bladder, dan uretra. Pada
prosesnya, ginjal memindahkan air dari darah dalam bentuk
urine. Ureter mengalihkan urine ke bladder, dan dalam bladder
urine ditampung sampai mencapai batas tertentu yang kemudian
dikeluarkan melalui uretra. Kebanyakan pasien dapat melakukan
proses buang air kecil secara spontan dalam 8 jam setelah
melahirkan, selama kehamilan terjadi peningkatan ekstraseluler
50%. Sedangka untuk buang air besar, biasanya tertunda selama
2 sampai 3 hari setelah melahirkan karena enema prasersalinan
diet cairan, obat-obatan analgesik selama persalinan perineum
yang sakit (Vita, 2019).
✓ Kebersihan diri atau perineum
Kebersihan diri ibu dapat membantu mengurangi sumber
infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Untuk
menjaga kebersihan diri, anjurkan untuk mandi secara teratur
minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian maupun alas tempat
tidur, serta menjaga lingkungan tempat ibu tinggal tetap bersih.
Tujuan dilakukannya perawatan perineum yaitu untuk mencegah
terjadinya infeksi, meningkatkan rasa nyaman, dan
mempercepat penyembuhan. Tindakan yang bisa diakukan yaitu
dengan cara mencuci daerah genetalia dengan air dan sabun
setelah buang air kecil/besar. Pembalut hendaknya diganti secara
teratur, minimal 2 kali sehari (Vita, 2019).
✓ Istirahat
Masa nifas sangat erat kaitannya dengan gangguan polatidur
yang dialami ibu, terutama segera setelah melahirkan. Proses
persalinan yang lama dan melelahkan dapat membuat ibu frustasi
bahkan depresi apabila kebutuhan istirahatnya tidak terpenuhi.
Menurut Suheimi (2019), ibu nifas memerlukan
26

istirahat yang cukup. Istirahat tidur yang diperlukan ibu nifas


sekitar 8 jam pada malam hari 1 jam pada siang hari. Ibu
membutuhkan istirahat dan tidur yang cukup, terlebih untuk ibu
yang menyusui. Segala macam tindakan rutin di rumah sakit
hendaknya jangan mengganggu waktu istirahat dan tidur ibu.
Pada ibu nifas, kurang istirahat akan mengakibatkan:
- Berkurangnya produksi ASI
- Memperlambat proses involusi uterus dan
meningkatkan perdarahan
- Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk
merawat bayi dan dirinya sendiri. (Vita, 2019).
✓ Seksual
Seksualitas ibu dipengaruhi oleh derajat rupture perineum
dan penurunan hormon steroid setelah persalinan. Biasanya
keinginan seksual ibu akan menurun karena kadar hormone yang
rendah, adaptasi peran baru, keletihan atau kurang istirahat dan
tidur. Biasanya, penggunaan kontrasepsi (ovulasi terjadi pada
kurang lebih 6 minggu) diperlukan karena kembalinya masa
subur yang tidak dapt diprediksi. Setelah selesai masanifas 40
hari, ibu sudah diperbolehkan melakukan hubungan seksual
kembali. Bagi ibu yang baru melahirkan, ia diperbolehkan
melakukan hubungan seksual kembali setelah 6 minggu setelah
masa persalinan. Batasan tersebut didasarkan pemikiran semua
luka akibat persalinan, termasuk luka episiotomi, dan luka bekas
section cesarean yang telah sembuh dengn baik hormon prolaktin
yang dihasilkan tidak akan membuat ibu kehilangan gairah
seksual (Febrianti, 2019).
4. Kunjungan Masa Nifas
1. Monitoring postpartum, meliputi pengawasan pada perdarahan, laktasi
dan eklampsi
27

2. Kunjungan 6 jam, meliputi pencegahan perdarahan masa nifas karena


atonia uteri, mendekteksi dan melakukan tindakan penyebab lain
perdarahan, memberikan konseling pada ibu atau keluarga, pemberian
ASI awal, mengajarkan mobilisasi membantu untuk mencoba buang air
kecil sendiri, melakukan hubungan antara ibu dan BBL, dan menjaga
bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
3. Kunjungan 6 hari, meliputi pemantauan kondisi umum, memastikan
involusi uterus berjalan normal, menilai adanya tanda-tanda demam dan
perdarahan abnormal, memastikan ibi mendapat cukup makanan dan
istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit serta memantau gangguan
emosional, memberikan konseling asuhan pada bayi, memperhatikan
hubungan atau respon suami dan keluarga, dan memotivasi untuk
memberi nama Islami.
4. Konseling sebelum kembali kerumah, meliputi asuhan untuk ibu dan
bayi secara islami, nutrisi ibu dan bayi, personal hygiene khususnya
genitalia, teknik menyusui, pola istirahat atau tidur, dampingan suami
atau keluarga, respons ibu dan ayah dengan bayi, imunisasi, keluarga
berencana, kelanjutan aktivitas hubungan seks, dan tanda bahaya ibu
dan bayi.
5. Kunjungan 6 minggu, meliputi asuhan seperti 6 hari masa nifas,
menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi
alami, memberi konseling untuk ber-KB secara dini, dan memberi
konseling untuk melakukan hubungan suami istri bila menghendaki
(Vita, 2019).
5. Tujuan asuhan masa nifas
Tujuan asuhan masa nifas menurut Nurjanah (2020) yaitu:
• Menjaga kesehatan ibu dan bayi, baik fisik maupun psikis.
• Melaksanakan skiring yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi, baik pada ibu
maupun bayi.
28

• Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawaan kesehatan


diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayi dan
perawatan bayi sehat.
• Memberikan pelayanan KB
• Untuk mendapatkan kesehatan emosi
• Memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI)
• Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai
masa nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga
bayi dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
normal.

D. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir


1. Pengertian bayi baru
lahir
• Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan
37- 42 minggu dan berat badan lahir 2500gram sampai dengan
4000 gram. (Suparmi, dkk, 2020).
• Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-
42 minggu dengan berat badan sekitar 2500-3000gram dan
panjang badan sekitar 50-55 cm (Wahyani, Endang, 2019).
2. Klasifikasi neonatus
Bayi lahir dikatakan normal jika masuk kriteria sebagai berikut:
• Berat badan 2500-4000 gram
• Panjang badan lahir 48-52 cm
• Lingkar dada 30-35 cm
• Lingkar kepala 33-35 cm
• Bunyi jantung dalam menit pertama ± 180 kali/menit, kemudian
menurun sampai 120-140 kali/menit pada bayi berumur 30 menit.
29

• Pernafasan pada menit-menit pertama kira-kira 80 kali/menit,


disertai pernafasan cuping hidung, kemudian menurun setelah
tenang kira-kira 40 kali/menit.
• Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan diliputi verniks kaseosa
• Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala biasanya telah
sempurna
• Kuku telah agak panjang dan lemas j. Genetalia : labia mayor
sudah menutupi labia manora (pada perempuan) Testis sudah
turun (pada anak laki-laki)
• Reflex isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
• Reflek moro sudah baik, bayi bisa dikagetkan akan
memperlihatkan gerakan seperti memeluk
• Graff reflex sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda diatas
telapak tangan, bayi akan menggenggam/adanya gerakan reflek.
• Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama, mekonium memiliki karakteristik kuning kecoklatan
(Suparmi, 2020).
3. Asuhan bayi baru lahir
a. Pengkajian setelah lahir
Pengkajian bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi barulahir
dari kehidupan dalam uterus ke kehidupan luar uterus yaitu dengan
penilaian APGAR. Hasil nilai APGAR skor dinilai setiap variable
dengan angka 0,1,2 nilai tertinggi adalah 10, selanjutnya dapat
ditentukan keadaan bayi sebagai berikut :
• Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik
(vigorous baby)
• Nilai 4-6 mengalami asfiksia sedang dan membutuhkan
tindakan resusitasi
30

• Nilai 0-3 menunjukkan bayi megalami asfiksia berat dan


membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi
b) Pengkajiaan keadaan fisik
• Pemeriksaan umum pengukuran antropometri yaitu
pengukuran lingkar kepala yang dalam keadaan normal
berkisar 33-35 cm, lingkar dada 30,5-33 cm, panjang badan
45-50 cm, berat badan bayi 2500-4000 gram.
• Pemeriksaan tanda-tanda vital suhu tubuh, nadi,
pernafasan bayi baru lahir bervariasi dan respon terhadap
lingkungan.
✓ Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara
36,5-35,5oC pada pengukuran di axila
✓ Nadi denyut nadi yang normal berkisar 120-140
kali per menit
✓ Pernafasan pada bayi baru lahir tidak teratur
kedalam, kecepatan, iramanya. Pernafasan
bervariasi dari 30-60 kali per menit
✓ Pemeriksaan fisik secara sistematis (head to too)
4. Imunisasi
a) Definisi
Imunisasi adalah tindakan yang efektifitasnya terbukti dalam
mengurangi popilasi insiden penyakit-penyakit tertentu
(Kemenkes, 2019).
b) Tujuan
Menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari
dunia pada imunisasi cacar (Kemenkes, 2019).
c) Jadwal imunisasi
Waktu Jenis

0-7 hari Hepatitis B-1


31

0-1 bulan BCG Polio 0

2 bulan Hepatitis B-2 Polio 1 DPT 1

3 bulan Hepatitis B-3 Polio 2 DPT 2

4 bulan Polio 3 DPT 3

9 bulan Campak Polio 4

12 bulan PCV 3

18 bulan DPT Hepatitis B lanjutan

24 bulan Campak lanjutan

E. KONSEP PENGAPURAN PLASENTA


1. Pengertian Pengapuran Plasenta

Pengapuran plasenta atau klasifikasi plasenta adalah kondisi


dimana plasenta terdapat penumpukan kalsium yang disebabkan olah
pecahnya pembuluh darah kecil diplasenta. Pengapuran plasenta ditandai
dengan kemunculan bintik-bintik putih menyebar dari dasar plasenta
hingga permukaan. (Puri et al, 2021).

Pengapuran plasenta terjadi karena deposit kalsium bulat dan kecil


menumpuk diplasenta, atau terjadi pengendapan mineral kalsium-fosfat
dijaringan plasenta yang dapat menyebabkan memburuk secara bertahap.
Pengapuran plasenta dapat menghambat suplai oksigen dan nutrisi dari ibu
ke janin, yang tentunya hal ini segera diatasi sedini mungkin. (Tindal dan
Scott,2020).
a) Etiologi
Menurut Puri et al, (2021), ada beberapa faktor yang dapat
mengakibatkan pengapuran plasenta, yaitu :
32

a) Faktor keturunan
b) Faktor lingkungan
c) Mengalami preeklamsia
d) Tekanan darah tinggi
e) Efek samping obat atau suplemen tertentu
f) Mengkonsumsi terlalu lama atau mengkonsumsi obat berlebihan
g) Stress dan penekanan yang berlebihan selama kehamilan
h) Infeksi pada plasenta

b) Patofisiologis
Tekanan darah tinggi dapat mengakibatkan keterlambatan
pertumbuhan janin dalam kandungan atau Intrauterine Growth Restriction
(IUGR) dengan kelahiran mati, hal ini disebabkan karena preeklamsia dan
eklamsia pada ibu akan menyebabkan pengapuran didaerah plasenta.
Sedangkan bayi memperoleh makanan dan minuman dan oksigen dari
plasenta, dengan adanya pengapuran didaerah plasenta suplai makanan
dan oksigen yang masuk kejanin juga berkurang dan menyebabkan
mekonuium bayi berwarna hijau keluar serta membuat air ketuban keruh,
sehingga akan mengakibatkan asfiksia neonatorum. Ada beberapa masalah
kesehatn yang terjadi pada pengapuran plasenta seperti perdarahan, solusio
plasenta, bayi lahir premature dan bayi lahir dengan apgar rendah.

c) Tingkatan Klasifikasi
Pengapuran atau Kalsifikasi plasenta sendiri terbagi menjadi empat
tingkatan, yaitu :
1. Tingkat 0 : Sebelum usia kehamilan 18 minggu (Tidak ditemukan
kalsifikasi)

2. Tingkat 1 : Antara usia kehamilan 18-29 minggu (Terlihat sedikit


gambaran kalsifikasi)
3. Tingkat 2 : Antara usia kehamilan 30-38 minggu (Ditemukan
dengan kalsifikasi setengah lingkaran)
4. Tingkat 3 : Saat usia kehamilan mencapai 39 minggu atau lebih
(Banyak ditemukan kalsifikasi berbentuk lingkaran cincin)
33

d) Tanda Pengapuran Plasenta


Tanda pengapuran plasenta biasanya dapat terdeteksi selama USG
atau sonogram. Ibu yang mengalami pengapuran plasenta kemungkinan
besar tidak merasakan atau memperhatikan apapun. Namun, beberapa ibu
hamil mengalami kondisi seperti :
1) Janin bergerak minim dibandingkan sebelumnya
2) Komplikasi kehamilan seperti perdarahan vagina, nyeri perut atau
punggung bagian bawah
3) Pertumbuhan perut berbeda
e) Dampak Pengapuran Plasenta

Jika aliran darah dan kondisi plasenta tidak berfungsi optimal


sebagaimana semestinya, tentu pertumbuhan janin akan terhambat. Jika
pertumbuhan janin terhambat diawal kehamilan, biasanya janin menjadi
lebih kecil, jumlah sel juga tidak akan sebanyak jumlah sel pada bayi
normal.
f) Penatalaksanaan
Pengapuran plasenta menghambat suplai oksigen dan nutrisi dari ibu
dan janin, yang tentunya hal ini harus segera diatasi sedini mungkin.
Dampak yang terjadi terhadap janin dari gangguan ini yaitu, penumpukan
kalsium yang nantinya dapat menyebabkan plasenta mati dan digantikan
oleh jaringan ikat. Kondisi ini tergantung pada jenis pengapuran yang terjadi
jika mengganggu aliran asupan nutrisi dan oksigen pada janin. Secara umum
kondisi ini akan menyumbat aliran darah menuju janin sehingga terjadi
gangguan pertumbuhannya.
Untuk mengatasi hal tersebut dapat diberikan oksigen dan obat
pengecer darah agar aliran darah yang membawa nutrisi dan oksigen dari
ibu keplasenta lalu kejanin menjadi lebih lancar, seperti Asam asetilsalisilat
80 mg 1x sehari setelah makan. Adapun beberapa cara lainnya yang bias
dilakukan untuk mencegah pengapuran, seperti :

1. Kelola stress selama kehamilan atau tidur yang cukup, Ibu


dianjurkan agar tirah baring

2. Memulai pola hidup sehat dengan menghindari makan manis atau


makanan yang mengandung penyakit, menghindari asap rokok

3. Perbanyak makan-makanan yang sehat seperti sayur, buah-buahan


dan makanan sehat mengandung multivitamin
34
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN


PADA NY “N” UMUR 21 TAHUN G1P0A0 UK 39 MINGGU
DENGAN PENGAPURAN PLASENTA
DI RSUD BRIGJEND H.HASAN BASRY KANDANGAN

Hari/tanggal : Senin / 18-12- 2023


Jam : 00.46 Wita
1. PENGKAJIAN DATA
1. Data subjektif
a. Identitas Data
1) Identitas pasien 2) Identitas penanggung jawab
Nama : Ny“N” Nama : Tn “N”
Umur :26 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidiikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : Banjar/Indonesia Suku/bangsa : Banjar/Indonesia
Alamat : Hamalau Alamat : Hamalau

b. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin melahirkan

c. Keluhan utama
Ibu mengatakan hamil anak pertama umur kehamilan 39 minggu, ibu
mengatakan sakit dan keluar lendir darah sejak pukul 19.00, ibu periksa
diklinik dan dianjurkan keRSHHB karena ada riwayat tekanan darah
tinggi dan didapatkan hasil USG adanta pengapuran plasenta garade III

39
40

d. Riwayat kesehatan

1) Riwayat Kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti


(TBC, HIV/AIDS, Hepatitis B), menurun seperti (DM,
Hipertensi,Asma), menahun (Ginjal, Jantung)

2) Riwayat kesehatan sekarang


Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti
(TBC, HIV/AIDS, Hepatitis B), menurun seperti (DM,
Hipertensi,Asma), menahun (Ginjal, Jantung)

3) Riwayat kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menular seperti (TBC,HIV/AIDS,Hepatitis B), menurun
seperti (DM, Hipertensi,Asma), menahun seperti (Ginjal,Jantung)

e. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan menikah 1x pada tahun 2022 umur 26 tahun dan
umur suami 27 tahun dengan lama perkawinan ± 1 tahun.

f. Riwayat menstruasi
1) Menarche : 12 tahun 6) Disminorea : kadang-kadang
2) Siklus : ± 28 hari 7) Flour albus : kadang-kadang
3) Lamanya : ± 6-7 hari 8) HPHT : 22-03-2023
4) Banyaknya : 3-4x ganti pembalut 9) HPL : 29-12-2023
5) Konsistensi : Cair
41

g. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Bayi Keadaan Penyulit

Lahir Nifas
No Th UK Penyulit Jenis Tem Penol Penyul BB PB JK
persali pat ong it
(mg) (kg) (cm)
nan

-
1 Hamil saat Ini - - - - - - -

h. Riwayat Kehamilan
1) UK : 39 Minggu
2) Pertama Merasakan Gerakan Janin : 16 Minggu
3) ANC : TM I : 2x
TM II : 1x
TM III : 2x
4) Imunisasi : TT2
5) Keluhan :
Keluhan TM I : Mual. muntah Therapy : Asam folat, B6
Keluhan TM II : T.A.K Therapy : FE, Kalk,
Asam folat
Keluhan TM III : Sakit pinggang Therapy : FE, Kalk Vit c

6) Senam Hamil : Tidak Dilakukan

i. Riwayat KB
42

Alasan ingin Rencana KB


No Jenis KB Lama Keluhan
berhenti selanjutnya

- - - - - -

j. Pola kebutuhan sehari-hari

Kebutuhan Saat Hamil Sekarang

Nutrisi Ibu mengatakan makan 3x sehari, 1 porsi Ibu mengatakan makan roti dan
sedang, menu : nasi,sayur, lauk-pauk, minum air putih saja
buahan.

Ibu minum ± 8 gelas/hari

Eliminasi Ibu BAB 1-2x sehari, konsistensi lembek, Ibumengatakan belum ada
warna kekuningan, bau khas. BAB.

Ibu BAK 4-6 x sehari, warna kuning Ibu mengatakan sudah BAK 2
jernih dan amoniak. jam yang lalu.

Istirahat Ibu tidur malam ± 7-8 jam Ibu tidur tidak teratur pada
malam hari
Ibu tidur siang ± 1- 2 jam
Ibu tidur tidak teratur pada
siang hari

Sexsual Ibu mengatakan tidak ada masalah saat Ibu mengatakan bahwa belum
melakukan hubungan seksual. ada melakukan hubungan
seksual.

Aktifitas Ibu mengatakan melskuksn aktivitas Ibu mengatakan hanya


rumah tannga seperti menyapu, melakukan aktivitas diri seperti
43

mengepel, memasak dan mencuci. miring kiri/kanan ,duduk.

Personal Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok Ibu mengatakan hanya


hygiene gigi 3x sehari, keramas 3x seminggu, dan mengganti baju dan pakaian
ganti pakaian 2x sehari. dalam

k. Data Psikososial, Spiritual dan Budaya


1) Ibu mengatakan siap menghadapi persalinan.
2) Ibu mengatakan suami siap mendampingi saat persalinan.
3) Ibu mengatakan keluarga mendukung persalianannya.
4) Ibu mengatakan tidak ada pantangan apapun.
5) Ibu mengatakan tetangga dan masyarakat mendukung persalinannya.

2. OBJEKTIF DATA
a. Pemeriksaan umum
1) KU : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda-tanda vital TD : 135/73 mmHg
N : 99 x / menit
S : 36,9 ˚C
Rr : 20x / menit
4) BB Sebelum hamil : 69 kg
5) BB Sekarang : 90 kg
6) TB : 163 cm
7) LILA : 36 cm

b. Pemeriksaan Fisik
44

Inspeksi
1) Kepala : Bersih, tidak ada ketombe penyebaran rambut
merata
2) Wajah : Tidak odem, tidak pucat, tidak terdapat Cloasma
Gravidarum
3) Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis,sklera tidak
ikterik, refleks pupil (+/+)
4) Hidung : Tidak ada penumpukan secret, tidak ada polip
5) Mulut : Tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada
pembesaran tonsil

6) Telinga : Simetris, tidak ada penumpukan serumen, tidak ada


pengeluaran cairan abnormal
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
8) Dada : Tidak ada retraksi dinding dada
*Payudara : Simetris, Papila mamae menonjol, Hiperpigmentasi
pada areola
*Axila : Tidak ada benjolan abnormal
9) Abdomen : Tidak ada luka bekas SC, terdapat linea nigra, tidak
terdapat strea gravidarum
10) Genetalia : Tidak terdapat pembesaran kelenjer bartholini,
terlihat pengeluaran lendir darah
11) Anus : Tidak ada pembengkakan hemoroid
12) Ekstrimitas
Atas : Simetris, tidak ada varises
Bawah : Simetris, tidak ada varises, tidak odem

Palpasi

1) Wajah : Tidak odem


2) Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening,
tidak pelebaran venajugularis
45

3) Dada
*Payudara : Tidak ada benjolan abnormal, terdapat colostrum
jika ditekan
*Axila : Tidak ada benjolan abnormal
4) Abdomen
*Leopold I : Bagian teratas perut ibu teraba bulat, lunak
(bokong). TFU: 30 cm
*Leopold II : Bagian kanan perut ibu terasa kosong, bagian
terkecil janin
(ekstrimitas)
Bagian kiri perut ibu teraba datar,keras,memanjang
(punggung kiri)

*Leopold III : Bagian terbawah perut ibu teraba bulat, keras, tidak
melenting

(kepala)
: Kepala janin sudah tidak bisa digoyangkan

*Leopold IV : Sudah masuk PAP (Divergen) 1/5 Hodge IV

*TBJ : ( 30 – 11 ) x 155 = 2,945 gram


*Kontraksi : 1 x 10’
*Durasi : 10-15”

Auskultasi

DJJ : (+) terdengar teratur dengan frekuensi 154 x/mnt

Perkusi

1) Ekstremitas
*Atas : (+/+) Ka/Ki
*Bawah : (+/+) Ka/Ki
2) Ginjal : (-/-) Ka/Ki
46

c. Pemeriksaan dalam
1) Pembukaan : 1cm
2) Efficement : 10%
3) Ketuban : (-)
4) Presentasi : kepala
5) Bagian terendah : Ubun-ubun kecil
6) Penurunan kepala : 4/5 Hodge I
7) Molase 0

d. Pemeriksaan penunjang
1) Hb gr/dl : 11,8 gr/dl
2) Protein urine : (-)
3) Glokusa urine : (-)
4) Gol. Darah :B
5) USG : Sudah dilakukan

II. INTERPRETASI DATA / DIAGNOSA


DX : Ny “N“ usia 26 tahun G1 P0 A0 UK 39 minggu Janin Tunggal
Hidup Intra Uteri , presentasi kepala , punggung kiri, Dengan
Inpartu kala I Fase laten dan Pengapuran Plasenta

DS : Ibu mengatakan perutnya terasa mules sejak pukul 19.00 dan


keluar lendir berbercampur darah

DO : TD: 155/73mmhg N:99x/m S: 36,9˚C R: 20x/m DJJ: 154x/m


Pembukaan : 1cm

III. DIAGNOSA POTENSIAL


- Menyebabkan komplikasi pada ibu dan janin
- Ibu mungkin terjadi infeksi pada daerah genetalia dan mengalami syok
- Bayi mungkin terjadi asfiksia

IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA


- Kolaborasi dengan Dr.SpOG dan Dr.SPA
47

V. PERENCANAAN

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan


2) Melakukan adive dokter

3) Siapkan alat partus set

4) Anjurkan keluarga pasien untuk menyiapkan pakaian bayi

5) Anjurkan keluarga untuk memberikan makan dan minum

6) Memberitahu suami atau keluarga pasien untuk mendampingi ibu

7) Memberikan asuhan kebidanan selama observasi

8) Memberikan KIE tentang IMD pada ibu dan kelurga

9) Memberikan KIE bahwa bayi nya akan diberikan salep mata , vit k

10) Melakukan kolaborasi dengan dr.SpOG

11) Memberikan ibu terapi oral

12) Melakukan pendokumentasian

IV. PENATALAKSANAAN

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan TD : 137/73mmHg, N: 99x/m, Rr

: 20x/m, S: 36,9oC, DJJ : 154 x/m, keadaan ibu baik-baik saja kesadaran
(composmentis), Pembukaan 1cm
E/ Ibu sudah mengetahu hasil pemeriksaaan

2) Melakukan Advice dokter, yaitu :

 Pemberian misoprostol 1/8 tab, 6 jam (1x pemberian) divagina

 Bila pembukaan 4cm drip dengan oxytosin + RL mulai 8 tpm


sampaindengan 40 tpm, naik 4 tpm tiap 30’

3) Siapkan alat partus set

Siapkan alat partus set (setengah kocher,gutingeoisiotomi,2 buah klem


48

anatomi,guting tali pusat, nalpuder, gunting benang, pinset anatomis,


benang catgut). Resusutasi set (Deele, balon tabung,, sungkup, tempat
bersih , tempat resusutasi dan lampu 60 watt). Umbulical cord, tansi
stetoskop, teperatur, doppler, metlin, oksitoson 10 IU, vit K, Spuit 3 cc,
spuit 1 cc, salep mata,liddocaint,ergometri/methyl dopa, aquades , air
dtt, bak plasenta, timbanga, tempat pakaian kotor, infus set(cairan
Rl,infus set,abocath,hepapix)
E/ Peralatan dan bahan sudah di siapkan

4) Mengajarkan keluarga untuk menyiapkan pakaian bayi , celana popok,


sarung tangan, sarung kaki dan topi bayi.
E/ Peralatan bayi sudah disiapkan
5) Menganjurkan keluarga memberikan makanan dan minuman untuk
menjaga tenaga ibu saat proes persalinan
E/ Keluarga bersedia memberikan makanan dan minuman pada ibu.
6) Menganjurkan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu selama
proses persalinan
E/ Suami mendamoingi selama proses persalinan

7) Memberitahu asuhan selama observasi, seperti:

 memberikan dukungan

 masase ringan pada punggung ibu

 Mengajarkan ibu agar mengatur nafas dan mengambil nafas panjang,


lalu hembuskakan , meneran seperti ingin BAB , tangan menarik paha
dan mata melihat kearah perut.
E/ Asuhan sayang ibu sudah diberikan

8) Memberikan KIE pada ibu pada kelurga tentang IMD (inisiasimenyusi


dini) pada bayi langsung setelah bayi lahir yang brmanfaat bagi
bayi,yaitu:

 memberikan waktu bagi bayi untuk menyesuaikan diri


 mengurangi rasa cemas pada bayi baru lahir
 membuat ibu merasa lebih tenang dan bahagia
 meningkatkan motivasi ibu dalam menyusui
 meningkatkan fungsi imun bayi
E/ Ibu bersedia melakukan IMD
49

9) Memberikan KIE pada ibu dan keluarga bahwa setelah bayinya lahir
akan diberikan suntikan vit K sebanyak 0,5 cc dan salep mata
E/ Ibu sudah mengerti dan bersedia bayinya disuntikan vit K dan
diberikan salep mata setelah bayinya lahir

10) Berkolaborasi dengan dokter dan memasang unfus Rl 20 TPM

E/ Kolaborasi sudah dilakukan

11) Memberikan ibu terapi oral, yaitu :

 Cefixime 2x 100mg

 Asam Mefenamat 3x 500mg

 Sulfas Ferosus 2x1


12) Melakukan pendokumentasian.
E/ Pendokumentaisan sudah dilakukan

VII. EVALUASI

1) Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

2) Advice dokter sudah dilakukan

3) Alat partus set sudah disiapkan

4) Keluarga bersedia menyiapkan peralatan bayi sesuai anjuran bidan

5) Keluarga bersedia mengikuti anjuran bidan

6) Suami dan kelurga bersedia mendampingi ibu saat proses persalinan

7) Asuhan saying ibu sudah diberikan

8) Ibu dan keluarga mengerti tentang penting nya IMD

9) Ibu dan keluarga bersedia bayi nya diberikan suntikan vit k dan salep mata

10) Kolaborasi sudah dilakukan

11) Terapi oral sudah diberikan

12) Pendokumentasian sudah dilakukan


50

LEMBAR OBSERVASI

Tiap 30 menit Tiap 2 jam ̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊ Tiap 4 jam


̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊
̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊
̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊
Waktu ̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊ Penurunan Tekanan Ket
HIS DJJ Nadi Suhu Pemb̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊ ukaan Ketuban
Kepala Darah

00.45 1x10 “10- 151x/m 98x/m 36,9 ºC 1cm 1/ 5 (-) 135/73 -


15”

06.00 1x10’10- 150x/m 98x/m 36,3 ºC 1cm 1/5 (-) 109/69 -


15’

10.00 2x10’5-10’ 136x/m 89x/m 36,3˚C 2 cm 1/5 (-) 122/84 -

17.38 3x10’25- 150x/m 83/m 36,4˚C 4cm 1/5 (-) 128/70 -


30’

18.00 5x10’35- 150x/m 96/m 37,0˚C 10cm 2/5 (-) 125/75 -


40’

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari
KALA II
/Tanggal/Jam

S : ibu mengatakan perutnya semakin mules dan rasa ingin


Senin, 18-
meneran terus menerus
12-2023 O : Pemeriksaan umum

18.00 WITA a. KU : Baik


b. Kesadaran : Composmentis
51

c. Tanda-tanda vital TD : 131/85 mmHg


N : 98x / menit
S : 36,3 ˚C
Rr : 20 x / menit
d. HIS : 4x 10 ’25-30”
e. DJJ : 150 x/mnt
Pemeriksaan dalam
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : (+)
Penurunan Kepala :2/5 H3
Molase 0
A : Ny “N” umur 26 tahun G1 P0 A0 Usia kehamilan 39 minggu
dengan inpartu kala II pembukaan lengkap
P : Manajemen kala II
1. Melihat tanda kala II yaitu :
E/ Ibu mengatakan rasa ingin meneran, terlihat adanya
tekanan pada anus, perinium menonjol dan vulva
membuka
2. Memastikan kelengkapan alat, bahan dan obat-obatan
esensial untuk persalinan
E/ perlengkapan bahan,alat dan obat sudah siap
3. Memakai celemek plastik yang bersih sebagai APD
E/ celemek sudah digunakan
4. Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir
kemudian keringkan dengan tisu atau handuk kecil
E/ cuci tangan sudah dilakukan
5. Memakai satu sarung tangan DTT pada tangan yang akan
melakukan pemeriksaan dalam
52

E/ sarung tangan DTT sudah di pakai


6. Memasukkan oksitosin ke spuit (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT). pastikan tidak terjadi
kontaminasi dengan spuit.
E/ oksitosin sudah di masukan ke spuit
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan
hati hati dari depan ke belakang dengan menggunakan
kapas atau kassa yang di basahi air DTT
E/ vulva hygine sudah di bersihkan
8. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan lengkap
E/ Pembukaan lengkap, ketuban (-), warna ketuban
mekonium
9. Mendekontaminasikan sarung tangan kedalam larutan
klorin dan melepaskan secara terbalik
E/ Sarung tangan sudah didekontaminasikan
10. Memeriksa DJJ saat uterus tidak berkontraksi untuk
memastikan kesejahteraan janin
E/ Pemeriksaan DJJ sudah dilakukan dengan hasil 150x/m
11. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan baik, membantu ibu menemukan posisi yang
nyaman sesuai keinginan ibu
E/ posisi ibu sudah senyaman mungkin
12. Meminta keluarga untuk membantu posisi meneran jika
ada kontraksi yang kuat
E/ keluarga bersedia membantu
13. Melakukan bimbingan meneran saat ibu merasa ingin
meneran atau timbulnya kontraksi
E/ ibu meneran dengan baik
14. Menganjurkan ibu berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi yang nyaman
53

E/ ibu sudah mengambil posisi nyaman


15. Letakkan kain bersih diatas perut ibu saat janin berada 5-
6cm didepan vulva
E/ kain sudah diletakkan
16. Letakkan kain bersih yang dilipat ⅓ bagian sebagai alas
bokong ibu
E/ kain sudah diletakkan dibokong ibu
17. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan
alat dan bahan
E/ partus set sudah lengkap
18. Pakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan
E/ sarung sudah dipakai
19. Setelah tampak kepala 5-6cm pada vulva maka tangan
kanan penolong menahan perineum dan tangan kiri
menahan simfisis pubis agar tidak terjadi defleksi
maksimal pada kepala bayi
E/ tangan kanan penolong sudah berada diperineum da
tangan kiri di simfisis pubis
20. Memeriksa leher bayi apakah ada lilitan tali pusat
E/ tidak ada lilitan tali pusat
21. Setelah kepala bayi lahir, tunggu kepala bayi melakukan
putaran paksi luar
E/ kepala bayi sudah paksi luar
22. Setelah kepala bayi melakukan putaran paksi luar, kedua
telapak tangan letakkan secara biparietal pada kepala bayi,
gerakkan secara hati-hati kepala kearah bawah untuk
melahirkan bahu depan, kemudian gerakkan kearah atas
untuk mengeluarkan bahu belakang
E/ bahu depan dan bahu belakang sudah lahir
23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang
kepala dan bahu bayi, gunakan tangan atas untuk
54

menyusuri dan memegang tangan serta siku sebelah atas


bayi
E/ tangan dan tubuh bayi sudah keluar
24. Setelah tubuh dan tangan bayi sudah lahir, tangan atas
berlanjut kepunggung, bokong, tungkai dan kaki
Bayi lahir
(18.20) E/ bayi lahir seluruhnya tunggal
25. Melakukan penilaian sepintas (bayi cukup bulan,
menangis kuat, kemerahan, gerakan aktif, bernafas)
letakkan bayi diatas perut ibu

E/ sarung tangan sudah di pakai


26.Mengeringkan tubuh bayi mulai dari wajah, kepala dan
bagian tubuh lainnya, keculi telapak tangan ganti kain
basah dengan kain kering, pastikan bayi aman diatas perut
ibu
E/ bayi sudah dikeringkan dan posisi aman diperut ibu
27.Periksa kembali uterus ibu untuk memastikan hanya ada
satu bayi dan tidak ada janin kedua

E/ uterus sudah diperiksa dan tidak ada janin


55

KALA III

S :Ibu mengatakan bahagia mendengar bayinya lahir dan


mengatakan perut nya masih terasa mules
O : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Abdomen
*Uterus : Baik (berkontraksi)
*TFU : 2 jr ↓ pusat
A : Ny.”N” umur 26 tahun P1 A0 dengan kala III.

P : Manajement aktif kala III


Tanda Gejala Kala III
- Tali pusat memanjang
- Adanya semburan darah tiba-tiba

28. Menjelaskan dan memberitahu ibu bahwa akan


disuntikkan oxytosin agar uterus berkontraksi dengan
baik
E/ ibu sudah nebgerti dan bersedia disuntikkan oxytosin
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi keluar suntikkan
oxytosin 10 iu secara im di⅓ sias dista lateral paha
E/ ibu sudah disuntikkan
30. Setelah 2 menit bayi lahir jepit tali pusat 3cm dari
pangkal pusat bayi, lakukanpengurutan tali pusat kearah
maternal dan memasang klem 2 cm dari klem pertama
E/ tali pusat sudah dijepit
31. Memegang tali pusat dengan satu tangan, pegang tali
pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan
pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut, klem
tali pusat dengan umbilical card klem
E/ tali pusat sudah dipotong
32. Meletakkan bayi agar ada kontak kulit antara bayi dan
ibunya dan menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat
dan pasang topi dikepala bayi. Untuk kontak kulit ibu dan
56

bayi (IMD)
E/ IMD sudah dilakukan
33. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10
cm dari vulva
E/ klem tali pusat sudah dilakukan
34. Meletakkan satu tangan diatas simfisis untuk mendeteksi
kontraksi, tangan satunya memegang klem untuk
meregangkan tali pusat
E/ tangan kiri sudah berada diatas
35. Setelah uterus berkontraksi regangkan tali pusat kearah
bawah sambil tangan satunya mendorong uterus kearah
belakang atas (dorso kranial)
E/ peregangan tali pusat sudah dilakukan
36. Lakukan peregangan dan dorongan dorsokranial hingga
plasenta terlepas, meminta ibu meneran sambil penolong
menarik tali pusat dengan arah sejajar badan dan
kemudian kearah atas, mengikuti proses jalan lahir
E/ tanda pelepasan plasenta sudah terlihat
37. Jika plasenta terlihat diintruktus vagina, melanjutkan
kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan,
dengan gerakan memutar hingga selaput plasenta
terpisah, lakukan dengan lembut dan perlahan
E/ plasenta sudah lahir bersama selaput ketuban
38. Segera setelah plasenta lahir dan selaput ketuban lahir,
lakukan masse uterus, letakkan telapak tangan difundus
dan lakukan massase dengan gerakan melingkar dengan
lembut hingga uterus berkontraksi dengan baik
E/ massase sudah dilakukan dan uterus berkontraksi
dengan baik
39. Memeriksa kedua sisi plasenta (maternsl-fetal), pastikan
plasenta telah dilahirkan
E/ plasenta lahir lengkap dan sudah dimasukkan kedalam
kantong plastic
40. Mengevaluasi kemungkinan adanya laserasi pada vagina
dan perenium
E/ terdapat robekan laserasi derajat II dan sudah dijahit
57

KALA IV
jam
S : Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan nyeri
20.25 dibagian bawah
O : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 137/84mmHg Rr : 20x/mnt
N : 91x/mnt S : 36,3˚C
Abdomen
* TFU : 2 jari↓ pusat
* Kontraksi : Baik
* Kandung kemih : Kosong
Genetalia
* Jumlah perdarahan : ± 150 cc
* Laserasi : Derajat II
A : Ny. “S” umur 2I tahun PI A0 dengan kala IV
P : Manajemen aktif kala IV

41. Pastikan uterus berontraksi dengan baik dan tidak ada


terjadi perdarahan pervaginam
E/ uterus berkontraksi dengan baik
42. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan
kedalam larutan klorin 0,5% dan bersihkan noda darah,
lepaskan secara terbalik kemudian cuci tangan dengan
sabun dan air mengalir
E/ sarung tangan sudah dilepas dan cuci tangan sudah
dilakukan
43. Memastikan uterus berkontraksi dan kandung kemih
kosong
E/ uterus berkontraksi dengan baik dan kandung kemih
kosong
44. Mengajarkan ibu atau keluarga cara melakukan massase
uterus dan menilai kontraksi
E/ massase uterus sudah diajarkan dan berkontraksi
dengan baik
58

45. Mengevaluasi dan mengestimasi jumlah kekurangan


darah
E/perdarahan normal dan sudah tertulis duparagraf
46. Memeriksa nadi ibu dan memastikan keadaan umum ibu
baik
E/ nadi ibu normal dan keadaan ibu baik
47. Memeriksa kembali keadaan bayi apakah bernafas
dengan baik
E/ bayi bernafas dengan baik
48. Menempatkan semua peralatan bekas pakai kedalam
larutan klorin 0,5% untuk menkontaminasikan selama 10
menit, cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasikan
E/ semua alat sudah didekontaminasikan
49. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam
tempat sampah yang sesuai
E/ bahan yang terkontaminasi sudah dibuang ketempat
sampah yang sesuai
50. Membersihkan ibu dengan air DTT, membersihkan
cairan ketuban, lendir dan darah, membantu ibu memakai
pakaian yang bersih dan kering
E/ pasien sudah dibersihkan
51. Memastikan ibu nyaman, membantu ibu membersihkan
ASI, menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu
minuman dan makanan yang diinginkannya
E/ pasien sudah mulai nyaman dan memulai menyusui
bayinya
52. Dekontaminasi tempat persalinan dengan steriade spray
E/ tempat bersalin sudah dikontaminasidengan larutan
klorin 0,5%
53. Melepaskan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin
0,5% dan rendam 10 menit secara terbalik
E/ sarung tangan sudah direndam
54. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir,
kemudian keringkan tangan dengan tisu atau handuk
E/ cuci tangan sudah dilakukan
59

55. Gunakan sarung tangan untuk pemeriksaan fisik bayi


E/ pemeriksaan fisik bayi sudah dilakukan
56. Setelah 1 jam lakukan penimbangan, pengukuran bayi,
beri salep mata dan vitamin k secara im dipaha kiri
bawah lateral
E/ bayi sudah diberikan salep mata dan vitamin k dan
suhu bayi normal
57. Setelah 1 jam diberi vitamin k, berikan suntikan hepatitis
B dipaha kanan bawah secara im untuk kekebalan tubuh
bayi
E/ suntikkan hepatitis sudah diberikan
58. Melepaskan sarung tangan dan rendam kedalam larutan
klorin secara terbalik
E/ sarung tangan sudah direndam
59. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk
E/ cuci tangan sudah dilakukan
60. Melengkapi partograf
E/ partograf sudah dilengkapi
60

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS


PADA NY “N” UMUR 26 TAHUN PI A0 DENGAN 2 JAM
POST PARTUM NORMAL
DI RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY
KANDANGAN

Hari/tanggal : Senin, I8-I2-2023

Jam : 20.00 WITA


1. PENGKAJIAN DATA
I. Data Subjektif
a. identitas
1) Identitas pasien 2) Identitas penanggung jawab
Nama : Ny“N” Nama : Tn “M”
Umur : 26 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidiikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : Banjar/Indonesia Suku/bangsa : Banjar/Indonesia
Alamat : Hamalau : Hamalau

a. Alasan datang
Ibu mengatakan baru saja melahirkan 2 jam yang lalu

b. Keluhan utama
61

Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules darah yang keluar sedikit
dan sudah bisa buang air kecil

c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
(TBC, hepatitis B, HIV/AIDS), menurun (hipertensi, DM, Asma),
dan menahun (Ginjal, Jantung)
2) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit menular
(TBC, hepatitis B, HIV/AIDS), menurun (hipertensi, DM, Asma),
dan menahun (Ginjal, Jantung)
3) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menular (TBC, hepatitis B, HIV/AIDS).
,menurun(hipertensi, DM, Asma),dan menahun(Ginjal, Jantun).

d. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan kawin 1x pada tahun 2022 umur 26 tahun dan umur
suami 27 tahun, dengan lama perkawinan 1 tahun

e. Riwayat menstruasi
a. Menarche : 12 tahun f. Disminorea : kadang-kadang
b. Siklus : ± 30hari g. Flour albus : kadang-kadang
c. Lamanya : 6-7hari h. HPHT : 22-03-2023
d. Banyaknya :3x ganti pembalut i. HPL : 29-12-2023
e. Konsistensi : cair

f. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


62

No Th Kehamilan Persalinan Bayi Keadaan Penyulit


Lahir Nifas
UK Penyu Jenis Tempat Penolong Penyulit BB PB JK
persalinan
lit (kg) (cm)

1 hamil Saat Ini

g. Riwayat Kehamilan
1) UK : 39 Minggu
2) Pertama Merasakan Gerakan Janin : UK 16 Minggu
3) ANC : TM I : 2x
TM II : 1x
TM III : 2x
4) Imunisasi : TT 1, TT 2
5) Keluhan :
Keluhan TM I : Mual. muntah Therapy :Asfol, B6 Keluhan
TM II : T.A.K Therapy:FE,Asfol,Kal, Vit C
Keluhan TM III: Sakit pinggang Therapy : FE ,Asam folat,Kal
, Vit C
6) Senam Hamil : Tidak Dilakukan

h. Riwayat persalinan sekarang


1) Tanggal melahirkan/jam : 18-Desember-2023 / 18.20WITA
2) Jenis persalinan : Normal/Spontan
3) Tempat/penolong : RSUD/Bidan
4) Lama persalinan : 2 jam
5) Catatan waktu
*Kala I : I6 Jam
63

*Kala II : 10 menit
*Kala III : 5 menit
*Kala IV : 2 jam
6) Keadaan ketuban
Pecah jam : 18.00 wita
Warna : Jernih
Banyaknya/jumlah : Normal
Bau : Amis
7) Penyulit persalinan : tidak ada
8) Tindakan saat persalinan : 60 langkah
9) Keadaan plasenta
Lahir jam : 18.25 wita
Diameter : 30 cm
Tebal : 3 cm
Jumlah perdarahan : 150 cc
Tali pusat : 22 cm

Riwayat Postpartum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Keadaan Emosional : Composmentis
3) Payudara : Sudah mengeluarkan colostrum
4) Uterus
*TFU : 2 jr dibawah pst
* Kontraksi : Baik
5) Pengeluaran lokia
*Warna : merah kehitaman (rubra)
*Jumlah : I50 cc
6) Kandung Kemih : Kosong
64

i. Riwayat KB

Alasan ingin Rencana KB


No Jenis KB Lama Keluhan
berhenti selanjutnya

- - - - -

11. Pola kebutuhan sehari-hari

Kebutuhan Sebelum Sekarang

Makan 3 x sehari dengan porsi sedikit Ibu hanya makan roti dan minum
menu :nasi, sayur, lauk-pauk, buahan air putih
Nutrisi
dan susu dan minum air ± 8
gelas sehari
BAB 1x sehari, konsistensi lembek Ibu belum ada BAK dan BAB
Eliminasi BAK ± 6-7x sehari, warna setelah melahirkan
kekuningan bau khas amoniak
Tidur malam ± 7-8 jam , tidur siang Ibu belum ada tidur, ibu hanya
Istirahat
± 1-2jam berbaring istirahat

Ibu mengatakan tidak ada keluhan Tidak melakukan hubungan


Seksual
saat berhubungan seksual

Melakukan pekerjaan rumah tangga Ibu belum melakukan aktifitas


Aktifitas
yang ringan-ringan saja apapun

Mandi dan gosok gigi 2x sehari, Ibu belum ada mandi, ibu hanya
Personal
keramas 1 x sehari dan ganti pakaian mengganti pakaiannya
Hygiene
2x sehari

j. Data Psikososial, spiritual dan budaya


65

1) Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya


2) Ibu mengatakan suami sangat senang dengan kelahiran bayinya
3) Ibu mengatakankeluarga ikut senang dengan kelahira bayinya
4) Ibu mengatakan tidak melakukan pantangan apapun
5) Ibu mengatakan hubungan ibu dengan suami, keluarga, masyarakat
baik-baik saja

2. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan umum
1) KU : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) TTV TD : I37/73 mmHg
N : 99 x/menit
S : 36,9 0C
Rr : 20 x/menit
4) BB sebelum hamil : 69 kg
5) BB sekarang : 90 kg
6) Tinggi badan : 163 cm
7) LILA : 35 cm

b. Pemeriksaan fisik
Inpeksi
1) Kepala : Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, tidak ada
benjolan abnormal, rambut tidak rontok, penyebaran
rambut merata
2) Wajah : Tidak odem, tidak ada cloasma gravidarum
3) Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis,sklera tidak
ikterik, reflek pupil (+/+)
4) Hidung : Tidak ada penumpukan secret, tidak ada pembesaran
polip
66

5) Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi,


tidak ada pembesaran tonsil
6) Telinga : Simetris, tidak ada penumpukan serumen, tidak ada
pengeluaran cairan abnormal, pendengaran baik
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan kelenjar
getah bening
8) Dada : Simetris, tidak ada retraksi dada
*Axilla : Tidak ada pembengkakan kelenjer limfe, tidak ada
benjolan abnormal
*Payudara : Simetris, papila mammae menonjol, areola menghitam,
tidak ada benjolan yang abnormal, sudah ada
pengeluaran colustrom
9) Abdomen : Tidak ada luka bekas SC, terdapat linea
nigra,kontraksi baik
10) Genetalia : tidak odem, tidak ada perlukaan
11) Anus : tidak ada pembengkakan hemoroid
12) Ekstrimitas
*Atas : Simetris, tidak odem, tidak ada kelainan
*Bawah : Simetris, tidak odem, tidak ada varises, tidak ada
kelainan, reflek patella (+/+)
Palpasi
1. Wajah : Tidak odem
2. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak
ada pelebaran Venajungularis
3. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada
* Payudara : Tidak ada benjolan abnormal, colostrum keluar
ketika di pencet
* Aksila : Tidak ada benjolan abnormal
4. Abdomen : Uterus keras
* TFU : 2 jari  pusat
* Kontraksi : Baik (Keras)
67

Perkusi
1) Ekstremitas
* Atas : - Ka/Ki
* Bawah : Reflek patela +/+ Ka/Ki
2) Ginjal : (-/-) Ka/Ki

c. Pemeriksaan penunjang
Hb : 11,3 gr/dl
Protein urine : (-)
Glukosa Urine : (-)
Gol. Darah :B
USG : Sudah dilakukan

II. INTERPRETSI DATA / DIAGNOSA


DX : Ny “N” umur 26 tahun PI A0 dengan 2 jam post partum
DS : Ibu mengatakan perutnya sakit dan mules, darah yang keluar
sedikit dan sudah bisa buang air kecil
DO : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD :I35/73 mmHg
N : 99 x/mnt
Rr : 20 x/mnt
S : 36,9˚C
TFU : 2 jari ↓ pusat
Pengeluaran Loche : Rubra
Kontraksi : Baik (keras)

III.DIAGNOSA POTENSIA

- Perdarahan
68

- Infeksi loche

IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA

-Kolaborasi dengan Dr.SpOg

V.PERENCANAAN

1. Beri tahu ibu hasil pemeriksaan


2. Menjelaskan pada ibu tentang keluhan yang dialami
3. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya nifas
4. Memberitahu ibu cara perawatan luka perineum
5. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan perineum
6. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif
7. Memberitahu ibu cara menyusui yang benar
8. Mengajurkan ibu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
9. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
10. Mengajarkan ibu cara merawat payudara
11. Memberikan ibu terapi oral postpartum
12. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang
13. Melakukan dokumentasi

VI. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu kepada ibu bahwa keadaan ibu baik – baik saja yaitu TD:
130/86 mmHg, N: II0x /menit, S: 36,4˚C, Rr: 20x / menit TFU 2 jari ↓
pusat, kontraksi uterus baik.

2. Menjelaskan pada ibu tentang keluhan yang dialaminya adalah keadaan


normal pada ibu nifas. Rasa mules diakibatkan karena kontraksi uterus
yang memproses mengembalikan pada keadaan normal seperti sebelum
hamil dan nyeri pada perineum karena jahitan itu normal. Karena
jaringan-jaringan yang telah dirobek akan membentuk jaringan kembali
3. Memberitahu ibu tanda bahaya nifas, yaitu :
 Perdarahan abnormal
 Keluar lochea yang tidak normal dan berbau lebih dari 6 minggu
 Odem pada wajah, kaki
69

 Nyeri parah dibagian perut dan pinggul


 Demam disertai sakit kepala
Apabila mengalami tanda-tanda tersebut ibu segera datang
kepetugas kesehatan
4. Memberitahu ibu cara perawatan luka perineum, yaitu :
 Membersihkan vagina dan perineum setelah buang air, gunakan air
hangat
 Keringkan area vagina dan perineum menggunakan tise atau kain
bersih
 Ganti pembalut setiap 4-6 jam
 Biarkan perineum vagina sembuh dengan sendirinya
5. Menganjurkan ibu untuk menjaga perineum agar perineum selalu
bersih dan kering dengan cara, membersihkan genetalia dari depan
kebelakang agar kotoran dari bawah tidak naik keatas, mengganti
pembalut jika terasa penuh dan ganti celana dalam jika terasa lembab
6. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan,
karena dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi dan
merupakan nutrisi yang baik pada bayi untuk tumbuh kembangnya
serta mengajarkan ibu menyusui sesering mungkin
7. Memberitahu ibu cara menyusui yang benar, yaitu : Ibu duduk santai,
gendong bayi dengan satu tangan, sanggah kepala bayi dengan siku
ibu, telinga, bahu dan lengan bayi sat ugaris lurus, perut bayi
menghadap ibu, Jari tangan ibu menyanggah bokong bayi, bayi diberi
rangsangan untuk membuka mulut seperti menyentuh sisi mulut bayi
dengan putting susu, susukan bayi sampai kenyang
Sendawakan bayi setelah menyusu yaitu :
 Cara pertama, duduk tegak sambil memeluk bayi dengan
meletakkan dagu bayi diatas bahu ibu lalu tepuk punggung bayi
dengan lembut sambil mengayunkan tubuh pelan seperti sedang
menimang
 Cara kedua, pangku bayi dalam keadaan tengkurap diatas paha ibu,
kemudian sanggah kepala bayi agar tidak terlalu menekuk
kebawah, kemudian usap-usap punggung bayi perlahan. Ketika
menyanggah kepala bayi agar tidak menekan dagu dan
tenggorokannya
 Cara ketiga, mendekap bayi didada sambil mengusap, usap
70

punggung bayi sampai bayi bersendawa


 Cara keempat, tetep topang bayi dilengan, posisikan baayi
antara lengan dan siku kira-kira 45˚C, posisi ini memberi tekanan
pada perut bayi sehingga ibu bisa menepuk punggung bayi sampai
bersendawa
8. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti
nasi, lauk, sayur (katu, bayam) buah dan perbenyak minum air putih
serta memberitahu ibu untuk tidak melakukan pantangan apapun
9. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, yaitu tidur siang ± 2
jam sehari dan tidur malam ± 8 jam sehari dan kalua ada waktu luang
disaat bayi tidur maka istirahat dan tidurlah
10. Menganjarkan ibu cara merawat payudara (Breast Care), yaitu
sebelum menyusui ibu terlebih dahulu membersihkan payudara
dengan menggunakan baby oil lalu melakukan pijatan lembut secara
memutar kearah putting susu, kemudian mengkompres dengan air
hangat selama 3 menit, air dingin selama 2 menit lalu bersihkan dan
keringkan
11. Memberi ibu terapi oral post partum, yaitu Efixime 100mg 2x, Asam
mefenamat 500mg 3x, Ferrous sulfate 2x1
12. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang atau jika ada keluhan
13. Melakukan pendokumentasian
71

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

PADA BAYI NY “N” UMUR 2 JAM

DENGAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

DI RSUD BRIGJEND H.HASAN BASRY KANDANGAN

Hari/tanggal : Senin, 18 Desember 2023

Jam : 20.20 WITA


I. PENGKAJIAN DATA
1. Data Subjektif
a. Identitas Bayi
1) Nama : By. Ny “N”
2) Tanggal/jam lahir : 18 Desember 2023 / 18.20 WITA
3) JK : Perempuan
b. Identitas Data
1) Identitas pasien 2) Identitas penanggung jawab
Nama : Ny“N” Nama : Tn “N”
Umur : 26 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidiikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : Banjar/Indonesia Suku/bangsa : Banjar/Indonesia
Alamat : Hamalau Alamat : Hamalau

c. Alasan datang
Ibu mengatakan baru saja melahirkan 2 jam yang lalu

d. Keluhan utama
Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan
72

e. Riwayat kehamilan
1. UK : 39 minggu
2. Pertama merasakn gerakan janin : 16 minggu
3. ANC TM I : 1x
TM II : 1x
TM III: 3x
4. Imunisasi TT I :√
Imunisasi TT II :√
Imunisasi TT III :-
Imunisasi TT IV :-
5. Keluhan
Keluhan TM I : Mual. Muntah Therapy : B6, Asam folat
Keluhan TM II : T.A.K Therapy : Fe, Asam folat,
Kalk,Vit c
Keluhan TM III : Sakit pinggang Therapy : FE,Asam folat,
Kalk, Vit c
6. Senam hamil : Tidak Dilakukan

f. Riwayat persalinan sekarang

I. Tanggal melahirkan : 18 Desember 2023

2. Jam : 18.20 WITA

3. Tempat /penolong : RSUD/Bidan

4. Lama persalinan

*Kala I : 16 jam
*Kala II : 10 menit
*Kala III : 5 menit
*Kala IV : 2 jam

5. Selaput ketuban
73

*Ketuban pecah jam : 18.00WITA


*Warna : Keruh
*Bau : Amis
6. Tanda gawat janin : Tidak ada
7.
8. Jenis persalinan : Spontan

9. Indikasi : Tidak ada

10. Penyulit persalinan : Tidak ada

I0. Obat yang diberikan : Vit K dan salep mata

2. Data Objektif

a. Pemeriksaan umum
1. KU : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital
Nadi : 149 x/menit
Suhu : 36,6 ˚C
Respirasi : 40 x/menit
Apgar Skor : 8.9.10
b. Pemeriksaan Antropometri
1. BB : 2.940 gram
2. PB : 51 cm
3. LK : 32 cm

* Circumferentia Fronto-Occipitalis : 30 cm

* Circumferentia Mento-Occipitalis : 3I cm
74

* Circumferentia Suboccipito-Bregmatika : 32 cm

4. LD : 32 cm
5. LILA : 1I cm

c. Pemeriksaan fisik

1. Kepala : idak ada caput succedenum/chepalhematoma,Tidak


terlihat tanda-tanda hidrochepalus
2. Wajah : kemerahan, tidak oedem, tidak pucat
3. Mata : simetris, konjungtiva terlihat anemis, sklera tidak ikterik
4. Hidung : tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping
5. Mulut : mukosa bibir merah, tidak ada kelainan
6. Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran cairan abnormal
7. Leher : leher bayi pendek, arteri karotis teraba jelas, leher
bergerak bebas dari sisi kesisi dan naik turun
8. Dada : simetris, tidak ada fraktur tulang klavikula, tidak ada
kelainan ronchi dan wheezing
9. Abdomen : tidak ada benjolan abnormal, tidak kembung, tidak
teraba adanya hernia diafragmatika, tidak terdengar
bising usus, tidak ada perdarahan tali pusat, tali pusat
tampak bersih dan belum lepas, basah, segar, tidak
ada infeksi, tali pusat terbungkus kassa sterile
10) Genetalia : labia mayora menutupi labia minora , dan vagina
berlobang
10. Anus : (+) , tidak ada atresia ani, mekonium keluar
11. Ekstrimitas
75

*Atas : jari lengkap, gerakan aktif, tidak ada kelainan


*Bawah : jari lengkap, gerakan aktif, tidak ada kelainan
12. Kulit : kemerahan, lembut, tidak terdapat bercak mongol

d. Pemeriksaan Refleks

1. Refleks Glabelar : (+) Bayi berkedip saat dirangsang dengan


disentuh antara kedua mata
2. Refleks Morro : (+) Bayi dapat terkejut saat dirangsang
dengan mengusap bagian belakang kepala-
kaki
3. Refleks Rooting : (+) Bayi mampu mencari puting saat IMD
4. Refleks Grasping : (+) Bayi dapat menggenggam dengan baik
saat dirangsang dengan menyentuh telapak
tanagan
5. Refleks Sucking : (+) Bayi dapat menghisap dengan baik saat
menyusu
6. Refleks Swallowing : (+) Bayi dapat menelan dengan baik
7. Tonick neck : (+) Bayi dapat menoleh dengan baik
8. Reflek Babinsky : (+) Bayi dapat menggerakkan kakinya saat
Diberi goresan kecil ditelapak kaki

9. Refleks Tonick neck: (+) Bayi dapat menoleh dengan baik saat

dilakukan reflek rooting diraba pangkal pipi

II.INTERPRETASI DATA / DIAGNOSA


DX : By. Ny. “N” umur 2 jam dengan bayi baru lahir normal
DS : Ibu melahirkan 2 jam yang lalu, ibu mengatakan bayinya tidak
ada keluhan.
DO : KU : Baik
76

TTV :N : 149 x/mnt


S : 36,6˚C
Rr : 40 x/mnt
A.S 8,9,10
BB : 2.940 kg
PB : 51 cm
LD : 32 cm
LK : 32 cm
LILA : 1I cm
JK : Perempuan

III. DIAGNOSA POTENSIAL

• Asfiksia dan hipotermi pada bayi

IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA

• Kolaborasi dengan Dr.SpOg dan Dr.SPA

V.PERENCANAAN

1. Memberiyahu ibu tentang hasil pemeriksaan pada bayinya


2. Membertitahu ibu bahwa bayinya boleh dimandikan 6 jam setelah lahir
3. Memberitahu ibu agar selalu menjaga kehangatan bayinya
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif
5. Memberitahu ibu tanda bahaya Bayi Baru lahir
6. Memberikan bayi salep mata
7. Mengajarkan pada ibu cara merawat tali pusat
8. Memberikan ibu jadwal imunisasi dasar
9. Melakukan pendokumentasian
77

VI. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya, yaitu :
PB : 51 cm
BB : 2.940 gram
Suhu : 36,6˚C
Nadi : 149 x/m
Respirasi : 40 x/m
LK/LD : 32/32 cm
LILA : 11 cm
2. Memberitahu ibu bahwa bayinya boleh dimandikan 6 jam
setelah bayi lahir atau pada keesokan harinya, yaitu pukul
08.00 WITA. Agar tidak hipotermi, yaitu dengan cara :
 Cuci tangan dengan sabun sebelum memandikan bayi
 Siapkan dan dekatkan semua peralatan
 Pastikan suhu ruangan hangat (±24˚C), tidak berangin
 Pastikan suhu air untuk memandikan bayi tetap hangat dan
ukur airnya dengan siku ibu
 Jika terdapat kotoran bayi, bersihkan terlebih dahulu
dengan kapas yang sudah dibasahi air / tissue basah
 Bersihkan mata dengan kapas yang sudah dibasahi dengan
air hangat dari dalam keluar. Setiap kali usap kapas harus
diganti untuk mencegah kontaminasi pada mata
 Bersihkan hidung dan telinga bayi dengan kapas atau
cutton buds
 Bersihkan dan keringkan wajah dan kepala bayi dengan
waslap tanpa membuka handuk dibadan bayi
 Bersihkan dengan sabun bagian depan (dada, abdomen)
dan punggujg, kemudian seluruh tubuh
 Bersihkan lipatan kulit (dagu, lengan, paha)
 Bilas dengan air dengan cara memasukkan bayi dalam bak
mandi, topang punggung dan kepala dengan lengan ibu dan
lengan lainnya untuk menahan bokong bayi
 Setelah selesai angkat bayi dengan hati-hati, keringkan
78

seluruh tubuh bayi dengan handuk dan tali pusat


dikeringkan dengan tissue kering atau kasa
 Pakaikan kembali pakaian bayi dengan yang baru
 Bersihkan alat dan cuci tangan ibu dnegan sabun dan
memberitahukan ibu bahwa Bayi Baru Lahir sensitive
dalam pencocokan baju/ botol susu

3. Memberitahu ibu agar selalu menjaga kehangatan bayi yang bermanfaat


untuk mencegah hipotermi denagn cara, tempatkan bayi diruangan hangat,
mengganti pakaian atau popok jika basah, lakukan skin to skin

4. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayi sampai 6


bulan tanpa makanan tambahan lainnya dengan cara, Memberikan ASI
setiap bayi meminta atau semau bayi dan menganjurkan ibu untuk
menyendawakan bayinya setelah menyusu

5. Memberitahu ibu tanda bahaya Bayi Baru Lahir, yaitu :


 Demam tinggi
 Kulit kebiruan
 Rewel
 Menangis terus
 Tidak mau menyusu
 Terlihat tidur terus
6. Memberi bayi salep mata (untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata),
salep bayi diberikan pada mata bayi dalam sat ugaris lurus dari bagian
terdekat hidung menuju keluar mata. Vitamin K (untuk mencegah
perdarahan pada Bayi Baru Lahir), dengan cara disuntikkan secara IM
dipaha kiri bayi bagian anterateral sebanyak 1mg dosis tunggal, lalu
berikan HB0 (mencegah penyakit Hepatitis B), dengan cara disuntikkan
secara IM dipaha kanan dengan dosis 0,05ml diberikan pada 12 jam
setelah lahir (sebelum usia seminggu)
7. Menganjurkan kepada ibu cara perawatan tali pusat, yaitu dengan cara
membersihkan tali pusat dengan air DTT dari ujung kepangkal sampai
kedaerah sekitar tali pusat, lalu bungkus dengan kasa steril tanpa
memberikan apapun (alkohol, ramuan, betadine). Usahakan tali pusat
selalu kering dan selalu mengganti kasa minimal 2x sehari atau apabila
kasa basah
79

8. Memberikan ibu jadwal Imunisasi Dasar, yaitu :

UMUR IMUNISASI
0 -7 hari HB 0
1 bulan BCG + POLIO
2 bulan DPT+ HB+ HIB 1+
POLIO 2
2 bulan PCV
3 bulan DPT+ HB+ HIB2+
POLIO 3
3 bulan PCV 2
4 bulan DPT+ HB+ HIB3+
POLIO 4
4 bulan IPV
9 bulan Campak
12 bulan PCV 3
18 bulan DPT+ HB+ HIB
lanjutan
24 bulan Campak lanjutan

9. Melakukan pendokumentasian

VII. EVALUASI

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

2. Ibu sudah mengerti penjelasan bidan

3. Ibu bersedia mengikuti anjuran bidan

4. Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan

5. Ibu sudah mengetahui tanda bahaya Bayi Baru Lahir

6. Bayi sudah diberikan salep dan Vitamin K

7. Ibu sudah mengerti penjelasan bidan

8. Ibu sudah mengerti dan bersedia melakukan imunisasi dasar pada bayi

9. Pendokumentasian sudah dilakukan


BAB IV

PEMBAHASAN MASALAH
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny “N” mulai dari
persalinan, nifas, dan bayi baru lahir di RSUD BRIGJEND H.HASAN BASRI
KANDANGAN ada kesenjangan antara teori dengan kenyataan pada lahan praktek.

A. Persalinan
Di lihat dari kasus di atas pada Ny “ N ” UMUR 26 tahun G1 P0 A0
UK 39 Minggu dengan Pengapuran Plasenta. Dilakukan kolaborasi segera
dengan dokter obgyn. di RSUD BRIGJEND H.HASAN BASRI
KANDANGAN dengan keluhan merasa perutnya mules-mules dan sakit
sampai menjalar sampai kepinggang sebagai tanda kelahiran. Hal ini sesuai
dengan teori handaya (2020) sebagai salah satu tanda persalinan tiba adalah
adanya rasa mules-mules yang sering, teratur dan keluar lender bercampur
darah, adanya his yang datang lebih kuat.
Penulis menemukan Kala II persalinan berjalan dengan normal diawali
dengan gejala kala II yaitu ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan
terjadinya kontraksi, ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum
dan vaginanya, perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingterani membuka,
meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah. Adapun pada kala II
asuhan persalinan normal dilakukan dengan 60 langkah .(Prawihardjo, 2022).
Pada persalinan kala III. Dalam waktu 5 menit setelah bayi lahir,
penulis memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM pada 1/3 paha kanan bawah
bagian luar.
Penulis melakukan peregangan tali pusat setelah terjadi kontraksi yang kuat,
dengan melakukan dorsokranial secara hati-hati untuk menghindari terjadinya
insersio uteri,.
Kala III berlangsung 10 menit menurut pendapat Hanifa (2021)
menyatakan bahwa plasenta lepas 6-15 menit setelah bayi lahir, Hal ini

82
83

sesuai dengan yang diungkapkan Saifuddin (2022), yaitu tidak lebih dari 30
menit.
Kala III pada persalinan Ny “ N ” Umur 26 tahun G1 P0 A0 UK 39 Minggu di
RSUD BRIGJEND H.HASAN BASRY KANDANGAN berjalan normal.
Setelah plasenta lahir perdarahan normal dan kontraksi uterus baik. TFU 2 jari
dibawah pusat dan hal tersebut normal sesuai dengan pernyataan varney
(2020), yang menyebutkan bahwa setelah kelahiran plasenta, uterus secara
normal ditemukan berada pada garis tengah dari abdomen kira-kira dua
pertiga atau tiga perempat antara symphysis pubis dan umbilicus.
Dari hasil observasi 2 jam postpartum di dapatkan rasa sedikit mules
itu normal karena merupakan pemicu terjadinya kontraksi. Saat ini TFU ibu 2
jari di bawah pusat. Kontraksi baik, uterus keras dan tensi darah juga sudah
kembali normal.

B. Bayi Baru Lahir


Pada bayi Ny. “ N ” dengan hasil pemeriksaan maka di nyatakan bahwa
bayi Ny” N ” tidak ada mengalami kelainan apapun. Dengan hasil pemeriksaan
seperti BB : 2.940 gram, PB : 51 cm, JK : Perempuan , LK: 32 cm, LD: 32 cm,
TTV( N :149 x/m, S: 36,6 °C, R :40 x/m) pernapasan baik dan tidak megap –
megap, serta dapat melakukan semua refleks yang di lakukan oleh bidan, yaitu
refleks (glabelar, morro, rooting, grasping, sucking, swallowing, tonick neck,
dan babinsky). Sehingga dalam pemeriksaan ini bayi Ny “ N ” normal dan tidak
ada mengalami masalah apapun seperti yang telah di ungkapkan oleh (Suparmi,
2021).
Pada kasus Ny “ N ” diobservasi pengeluaran lochea dan memantau
perdarahanya itu sebanyak ± I50 cc hal ini sesuai dengan teori Marmi (2021)
yaitu Loche Rubra ini berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-seldesidua,
vernixcaseosa, lanugo, dan meconium, selama 2 hari pasca persalinan. Involusi
dan kontraksi Ny “N” baik dan keras, TFU 2 jari diatas sympisis sesuai dengan
teori Marmi (2021) Involusi uterus atau pengurutan uterus
84

sebagai proses kembalinya uterus pada keadaan semula atau keadaan sebelum
hamil dengan bobot hanya 60 gram (Marmi, 2021).
Ny “ N ” tidak melakukan pantangan makanan sesuai dengan teori
Marmi (2021) Nutrisi dikosumsi pada masa nifas harus bermutu tinggi, bergizi
dan cukup kalori. Kalori bagus untuk proses metabolisme tubuh, kerja organ
tubuh, proses pembentukan ASI. Wanita dewasa memerlukan 2.200 kalori. Ibu
menyusui memerlukan kalori wanita dewasa ±700 kalori pada 6 bulan pertama
kemudian ±500 kalori bulan selanjutnya.
Ny “ N ” melakukan ambulasi dini sesuai dengan teori Mochtar
(2020) yaitu wanita pasca persalinan harus cukup istirahat dengan tidur selama
8 jam pasca persalinan. Setelah itu, ibu boleh miring kekanan dan kekiri untuk
mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli, hari kedua ibu
diperbolehkam duduk. Pada hari ketiga ibu dianjurkan berjalan-jalan dan pada
hari keempat atau kelima diperbolehkan pulang. Makanan yang dikosumsi
sebaiknya mengandung protein, sayur-sayuran, dan buah-buahan.

C. Nifas
Pada 2 jam postpartum dilakukan observasi selama 15 menit pada 1 jam
pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua dilakukan pemeriksaan Tekanan
darah, Nadi, Suhu (setiap 1 jam pertama), Tinggi Fundus, Kontraksi uterus,
kandung kemih dan perdarahan. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi dini
komplikasi pada 2 jam pertama postpartum. (Prawihardjo,2020). Sedangkan
pada lahan pratek juga dilakukan pemeriksaan 2 jam postpartum dengan hasil :
Keadaan ibu sudah membaik TTV normal, uterus keras dan tidak terjadi
perdarahan. Lochea yang dikeluarkan ibu lochea rubra, TFU 2 jari di bawah
pusat.
Cara perawatan luka perineum adalah dengan cara :
• Untuk memebersihkan vagina dan bagian perineum setelah buang air,
gunakan air bersih lalu bilas dengan air rebusan sirih.
• keringkan area vagina dan perineum menggunakan tisu atau kain yang
bersih.
85

• ganti pembalut setiap 4 – 6 jam.


• Biarkan perineum dan vagina sembuh sendirinya, artinya jangan terlalu
sering mengecek dan menyentuhnya.
• Jangan takut untuk BAB karena jahitannya tidak akan robek. Namun untuk
mempermudah dan melancarkan BAB, minumlah banyak cairan dan
konsumsilah buah dan sayur segar.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Ny “ N ” dengan riwayat persalinan Pengaputan Plasenta tidak ada penyulit
saat proses persalinan dan dianjurkan istirahat, rawat inap di RSUD
BRIGJEND H.HASAN BASRI KANDANGAN
2. Ny “ N ” dengan riwayat persalinan Pengapuran Plasenta pada masa nifas
tidak mengalami infeksi dan komplikasi apapun, dan hasil pemeriksaan
menunjukkan ibu dalam keadaan normal.
3. Bayi Ny “ N ” dengan riwayat persalinan Pengapuran Plasenta pada bayi
sehat menangis kuat, warna kulit kemerahan.

B. SARAN
Setelah melakukan asuhan komprehensif pada Ny” N ” umur 26
tahun G1P0A0 UK 39 Minggu di RSUD BRIGJEND HASAN BASRY
KANDANGAN maka pada kesempatan ini penulis merasa perlu untuk
memberikan beberapa saran antara lain
1. Klien
Disarankan bagi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan, bersalin dan
melakukan pemeriksaan masa nifas serta bayi baru lahir ketenaga kesehatan.
Deteksi dini kehamilan berisiko tinggi sangat perlu diketahui karena untuk
mencegah terjadi kematian ibu dan bayi.
2. Instansi Pendidikan
Institusi pendidikan disarankan meningkatkan sarana kepustakaan sebagai
wacana kreatifitas baca dan agar mahasiswa dapat mudah memperoleh
referensi.

86
87

3. Instansi pelayanan
Instansi pelayanan disarankan meningkatkan pelayanan kesehatan melalui
evaluasi dalam meningkatkan pelayanan kebidanan yang terorganisir mulai
dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap asuhan kehamilan khusus
nya ibu hamil sehingga komplikasi-komplikasi dapat dicegah sedini mungkin.
4. Penulis
Sebagai calon tenaga kesehatan, maka mahasiswa disarankan untuk dapat
memberikan asuhan kebidanan yang sesuai dengan standar praktik kebidanan,
standar kompetensi bidan dan sesuai dengan kaidah yang berlaku.
88

DAFTAR PUSTAKA

Dian, Sulis, & dkk. (2020). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir. Surakarta: CV Oase Group.

Indrayani. (2020). Buku Ajar Asuhan Kehamilan . Jakarta: Trans Info Media.
Kurniarum , & Ari. (2021). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir. Surakarta: CV Oase Group.

Marmi. (2021). Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan .

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (2023). Profil Kesehatan Kalimantan


Selatan. Tersedia dalam : https://data.kalselprov.go.id/dataset/data/1407
Mutmainnah, Annisa , U., & dkk. (2020). Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru
Lahir. Yogyakarta: ANDI.

Rohani, Saswita, R., & Marisah. (2020). Asuhan Kebidanan Pada Masa
Persalinan . Jakarta: Salemba Medika.

Rukiyah , A, Y., & dkk. (2021). Diktat Kuliah Asuhan Kebidanan I (Kehamilan).

Jakarta: CV Trans Info Medika.


S, P. (2021). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.
Sondakh, & Jenny. (2022). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.

Jakarta: PT. Penerbit Erlangga.

Endjun, J. J (2021). Ultrasonografi Dasar dan Ginekologi.

Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Yuriati, Putri, & Khoiriyah , E. (2021). Persalinan Nyaman Dengan Teknik


Rezebo. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 287.

Anda mungkin juga menyukai