DISUSUN OLEH
NAMA : NURSAKTILA
NIM : 213001080189
i
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN LENGKAP
ASUHAN BERKELANJUTAN PADA MASA KEHAMILAN,
BERSALIN, NIFAS, BBL DAN NEONATUS
DI PRAKTEK BIDAN NURSAKTILA, S.Keb
TAHUN 2024
Disetujui,
CI Akademik
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN LENGKAP
ASUHAN BERKELANJUTAN PADA MASA KEHAMILAN,
BERSALIN, NIFAS, BBL DAN NEONATUS
DI PRAKTEK BIDAN NURSAKTILA, S.Keb
TAHUN 2024
Disetujui,
CI Akademik
Mengetahui,
Ka.Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan individu Asuhan
Kebidanan COC berjudul “Asuhan Berkelanjutan Pada Masa Kehamilan,
Bersalin, Nifas, Bbl Dan Neonatus”. Adapun laporan ini telah penulis usahakan
semaksimal mungkin.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan berterima kasih
kepada ibu Bdn. Subang Aini Nst, S.Keb.,M.Kes selaku pembimbing C.I
akademik yang telah memberikan saran,arahan dan masukan terhadap laporan
stase Keterampilan Klinik Praktik Bidan. Penulis menyadari bahwa penyusunan
Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritikan dan saran
penulis harapkan sebagai bahan untuk perbaikan.
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................................................i
Halaman Persetujuan.......................................................................................................ii
Halaman pengesahan......................................................................................................iii
Kata Pengantar................................................................................................................iv
Daftar Isi...............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Kehamilan..............................................................................................4
2.2 Persalinan.............................................................................................10
2.3 Nifas...........................................................................................................42
2.4 Bayi Baru Lahir....................................................................................52
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus Terkait............................................................................................75
3.2 Pengkajian................................................................................................75
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................147
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.............................................................................................156
5.2 Saran.......................................................................................................156
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2. TUJUAN
- Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Manajemen Asuhan Berkelanjutan Pada Masa
Kehamilan, Bersalin, Nifas, Bbl Dan Neonatus dengan menggunakan
manajemen kebidanan sesuai dengan kewenangan bidan.
- Tujuan Khusus
1. Dilaksanakan pengkajian dan analisa data pada Masa Kehamilan,
Bersalin, Nifas, Bbl Dan Neonatus
2. Dirumuskan diagnosa masalah aktual yang terjadi pada Masa
Kehamilan, Bersalin, Nifas, Bbl Dan Neonatus
3. Dirumuskan diagnosa masalah potensial pada Masa Kehamilan,
Bersalin, Nifas, Bbl Dan Neonatus
4. Diidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada Masa
Kehamilan, Bersalin, Nifas, Bbl Dan Neonatus
5. Direncanakan tindakan asuhan pada Masa Kehamilan, Bersalin, Nifas,
Bbl Dan Neonatus
6. Diimplementasikan tindakan asuhan kebidanan pada Masa
Kehamilan, Bersalin, Nifas, Bbl Dan Neonatus
7. Dievaluasi asuhan kebidanan yang dilakukan pada Masa Kehamilan,
Bersalin, Nifas, Bbl Dan Neonatus
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Kehamilan
2.1.1 Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah kondisi alamiah dan fisiologis. Wanita yang
telah melakukan hubungan seksual dengan pria yang memiliki alat
organ reproduksi sehat dan wanita yang telah menstruasi, sangatlah
besar kemungkinannya terjadi kehamilan (Mandriwati, dkk 2017).
2.2 Definisi Anemia
Anemia pada kehamilan adalah suatu keadaan di mana terjadi
kekurangan sel darah merah dan menurunnya hemoglobin kurang dari 11
gr/dl. Pada trimester I dan III kadar hemoglobin kurang dari 11 gr/dl, pada
trimester II kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr/dl. Pada ibu hamil anemia
yang sering terjadi yaitu anemia defisiensi besi (Helfiyem, 2016).
Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar hemoglobin
(Hb) yang berada di bawah normal. Di Indonesia, anemia umumnya
disebabkan oleh kekurangan zat besi, sehingga lebih dikenal dengan istilah
Anemia Gizi Besi. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan
yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami
deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang
dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan
menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11
gr/dl selama trimester III (Waryana, 2015).
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi,
dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah bahkan
murah (Manuaba, 2015).
Sebagaian besar anemia adalah anemia defisiensi Fe yang dapat
disebabkan oleh konsumsi Fe dari makanan yang kurang atau terjadi
perdarahan menahun akibat parasit, seperti ankilostomiasis (Manuaba, 2015).
4
5
2.2.1 Epidemiologi
Epidemiologi anemia defisiensi besi (ADB) cukup tinggi. WHO
melaporkan terdapat lebih dari 273 juta anak usia 6-59 bulan menderita
anemia dengan 9.6 juta diantaranya merupakan anemia berat, lebih dari
496 juta wanita tidak hamil usia 15-49 tahun menderita anemia dan 32,
4 juta wanita hamil usia 15-49 tahun menderita anemia.
2.2.2 Etiologi
Ketika ibu hamil, jumlah darah bertambah (hypervolemia)
sehingga terjadi pengenceran darah. Kondisi tersebut disebabkan karena
pertambahan sel-sel darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma
darah. Berikut adalah perbandingannya.
1) Plasma darah bertambah 30%.
2) Sel-sel darah bertambah 18%.
3) Hemoglobin bertambah 19%.
Secara fisiologis, pengenceran darah ini adalah untuk membantu
meringankan kerja jantung (Pranoto, 2013).
Penyebab lain dari anemia yaitu kehilangan darah berat akibat
menstruasi, atau parasit infeksi seperti cacing tambang, ascaris, serta
schistosomiasis yang dapat menurunkan konsentrasi hemoglobin darah
(Hb). Infeksi akut dan kronis, termasuk malaria, kanker, TBC, dan HIV
juga dapat menurunkan konsentrasi Hb. Kekurangan mikronutrien lain,
termasuk vitamin A dan B12, folat, riboflavin, dan tembaga juga dapat
meningkatkan risiko anemia (Benoist, 2018).
2.2.3 Manifestasi Klinis
Gejala anemia pada kehamilan berupa ibu mengeluh cepat lelah,
sering pusing, palpitasi, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka,
nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada
anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda,
perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neuromuskular, lesu,
lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limfe.
6
b. Tanda-tanda persalinan
1) Timbulnya his persalinan ialah his pembukaan dengan sifat-
sifatnya
sebagai berikut : nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut
bagian depan, teratur, makin lama makin pendek intervalnya dan
makin kuat intensitasnya, jika dibawa berjalan bertambah kuat,
dan mempunyai pengaruh pada pendataran atau pembukaan
serviks (Dewi setiawati. 2017).
2) Keluar lender bercampur darah yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks (Mochtar,2015)
3) Kadang ketuban pecah dengan sendirinya (Yuanita Syaiful dan
Lilis Fatmawati. 2020).
4) Dengan pendataran dan pembukaan Lender dari canalis
servikalis keluar disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang
sedikit disebabkan karena selaput janin pada bagian bawah
segmen bawah rahim hingga beberapa kapiler terputus (Dewi
Setiawati. 2017).
b) Kekuatan sekunder
Sifat kontraksi yang berubah yakni sifat mendorong
keluar. Ibu merasa ingin mengedan, usaha mendorong
kebawah (Kekuatan sekunder) dibantu dengan usaha
volunteer yang sama dengan yang dilakukan saat buang air
besar (Mengejan). Usaha mendorong ke bawah (kekuatan
sekunder) dibantu dengan usaha volunteer yang sama
dengan usaha volunteer yang sama dilakukan saat buang air
besar (Mengedan). (Jannah. 2016).
b. Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri
dari rongga panggul, dasar panggul, serviks, dan vagina. Syarat agar
janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan,
maka jalan lahir tersebut harus normal (Widia. 2015).
c. Passenger (Janin dan plasenta)
1) Janin
Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni kepala janin,
presentasi, letak, sikap dan posisi janin. (Ai Nursiah, dkk. 2016).
2) Plasenta
Plasenta juga harus melewati jalan lahir maka dia di anggap
sebagai bagian dari passenger yang menyertai janin. Namun
plasenta jarang menghambat proses persalinan normal. (Widia,
2015).
d. Psikis Ibu Bersalin
Psikis ibu bersalin sangat berpengaruh dari dukungan suami
dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selama
bersalin dan kelahiran anjurkan mereka berperan aktif dalam
mendukung dan mendampingi langkah-langkah yang mungkin
sangat membantu kenyaman ibu, hargai keinginan ibu untuk di
15
e. Partograf
Partograf adalah alat bantu untuk mencatat informasi
berdasarkan observasi, anamnesis, dan pemeriksaan fisik ibu
dalam persalinan, dan sangat penting khususnya untuk
membuat keputusan klinik selama kala I persalinan. Tujuan
utama menggunakan partograf adalah untuk mencatat hasil
observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan
serviks melalui pemeriksaan dalam dan menentukan normal
atau tidaknya persalinan. Dan juga dapat membuat deteksi
secara dini, setiap kemungkinan terjadinya partus lama.
Partograf akan membantu penolong persalinan untuk mencatat
kemajuan persalinan, kondisi ibu dan janin, asuhan yang
diberikan selama persalinan dan kelahiran, serta menggunakan
informasi yang tercatat sehingga secara dini mengidentifikasi
adanya penyulit persalinan dan membuat keputusan klinik
yang sesuai dan tepat waktu (Sarwono, 2015).
Adapun 10 komponen VT ( Pemeriksaan dalam ) salah
satunya yaitu :
1) Ketuban
Warna dan adanya air ketuban di nilai air ketuban
setiap kali melakukan pemeriksaan dalam dengan
menggunakan lambang sebagai berikut:
U : Jika ketuban Utuh belum pecah.
J : Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban Jernih.
M : Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
dengan Mekoneum.
D : Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
dengan Darah.
K : Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban Kering
21
2) Penurunan
Skala 0 s/d 5 pada garis tepi sebelah kiri keatas, juga
menunjukkan seberapa jauh penurunan kepala janin
kedalam panggul. Dibawah lajur kotak dilatasi serviks dan
penurunan kepala menunjukkan waktu/ jam dimulainya
fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual
saat pemeriksaan fase aktif dimulai, setiap kotak
menunjukkan 30 menit.
3) Penyusupan/ moulase kepala janin
Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai
penyusupan kepala janin dengan menggunakan lambang
sebagai berikut:
0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan
mudah dapat diraba.
1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
2 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih,
tetapi masih dapat dipisahkan.
3 : Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak
dapat dipisahkan.
2. Kala II (kala pengeluaran)
a. Pengertian kala II
Kala II atau kala pengeluaran dimulai dengan pembukaan
lengkap dari serviks (10 cm) dan berakhir dengan kalahiran bayi.
(Jannah, 2017)
b. Tanda dan gejala kala II
1) His terkoordinasi, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3
menit sekali.
2) Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga
terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara
reflektoris menimbulkan rasa mengejan. Tekanan pada rectum
22
3) Fleksi
Dengan adanya fleksi maka diameter oksipito-frontalis
berubah menjadi sub oksipito-bregmantika, dan posisi dagu
bergeser kearah dada janin.
5) Ekstensi
Setelah kepala janin sampai di dasar panggul dan UKK
berada di bawah simpisis, terjadi ekstensi dari kepala janin.
Hal ini disebabkan oleh sumbu jalan lahir pada pintu atas
panggul mengarah ke depan dan atas, sehingga kepala
menyesuaikan dengan cara ekstensi agar dapat melaluinya.
7) Ekspulsi
Ekspulsi merupakan pengeluaran janin dengan
memegang biparietal bayi dengan kedua tangan, maka dapat
dilahirkan bahu depan terlebih dahulu kemudian bahu depan
(Naomy,2016).
b) Atonia Uteri
Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus
otot/kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak
mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat
omplantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir.
Penyebab atonia uteri disebabkan oleh beberapa factor
predisposisinya yakni :
(1) Regangan rahim berlebihan karena kehamilan gemeli,
polihidramnion, atau anak terlalu besar.
(2) Kelelahan karena persalinan lama.
(3) Mioma uteri yang mengganggu kontraksi rahim.
(4) Ada riwayat atonia uteri sebelumnya.
c) Robekan Jalan Lahir
Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada
persalinan dengan trauma. Robekan jalan lahir biasanya
akibat episiotomy, robekan spontan perineum,trauma
forceps atau vakum ekstraksi. Robekan yang terjadi bisa
ringan (lecet, laserasi), luka episiotomy, robekan perineum
spontan derajat ringan sampai rupture perinea totalis
(sfingter ani terputus), robekan pada dinding vagina,
forniks uteri, serviks, daerah sekitar klitoris dan uretra dan
bahkan yang terberat rupture uteri. Teknik penjahitan
memerlukan asisten, anastesi lokal, penerangan lampu
yang cukup serta speculum dan memperhatikan kedalaman
luka.
d) Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah plasenta yang belum lahir
setengah jam setelah bayi lahir. Bila sebagian kecil dari
plasenta masih tertinggal dalam uterus di sebut rest
plasenta dan dapat menimbulkan perdarahan
pascapersalinan primer atau (lebih sering) sekunder.
39
e) Inverse Uterus
Kegawatdaruratan pada kala III yang dapat
menimbulkan perdarahan adalah inverse uterus. Inverse
uterus adalah keadaan di mana lapisan dalam uterus
(endometrium) turun dan keluar lewat ostium uteri
eksternum, yang dapat bersifat inkomplit sampai komplit.
(Sarwono, 2015).
4. Kala IV (Kala Pemantauan)
Kala IV dimulai sejak plasenta lahir sampai dengan dua jam
kemudian. Selama kala IV di lakukan pemantauan ibu setiap 15
menit pada jam pertama dan 30 menit pada satu jam kedua setelah
persalinan.
a. Evaluasi Uterus, konsistensi dan atonia uteri.
Setelah pengeluaran plasenta, uterus biasanya berada pada
garis tengah dari abdomen kira-kira 2/3 antara simpisis pubis dan
umbilicus atau berada tepat diatas umbilicus. Uterus seharusnya
teraba keras (kaku) bila diraba. Uterus yang lembek, berayun
menunjukkan bahwa uterus dalam keadaan tidak berkontraksi
dengan baik. (Ai Yeyek, 2015).
b. Pemeriksaan serviks, vagina dan perineum
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui terjadinya
laserasi (adanya robekan) yang dapat diketahui dari adanya
perdarahan pasca persalinan, plasenta yang lahir lengkap, dan
adanya kontraksi uterus. Segera setelah kelahiran bayi, serviks,
dan vagina harus diperiksa secara menyeluruh untuk mencari ada
tidaknya laserasi dan perlu tidaknya dilakukan penjahitan. Setelah
proses persalinan, vagina akan mengalami peregangan dan lebih
besar dari biasanya. Dengan perlahan periksa anus, apakah ada
trauma atau hemoroid yang bisa menonjol keluar dan terjadi
thrombosis setelah persalinan.
40
lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI
yang terletak di bawah kalang payudara.
12. Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau
disangga.
13. Melepas isapan bayi
14. Setelah menyusui pada satu payudara sampai kosong, sebaiknya
diganti dengan payudara yang satunya. Cara melepas isapan bayi
yaitu jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut
mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.
15. Menyendawakan bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah untuk mengeluarkan
udara dari lambung supaya bayi tidak muntah setelah menyusu. Cara
menyendawakan bayi adalah bayi digendong tegak dengan bersandar
pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk secara perlahan atau
dengan cara bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu kemudian
punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
Teknik menyusui yang benar yang diungkapkan Rini dan
Kumala (2017) yaitu :
1) Cuci tangan yang bersih dengan menggunakan sabun, perah sedikit
ASI kemudian oleskan disekitar putting, duduk dan berbaring
dengan santai.
2) Posisi ibu harus nyaman, biasanya duduk tegak di tempat
tidur/kursi, ibu harus merasa rileks.
3) Lengan ibu menopang kepala bayi, leher dan seluruh badan bayi
(kepala dan tubuh berada dalam garis lurus), muka bayi menghadap
ke payudara ibu, hidung bayi di depan putting susu ibu. Posisi bayi
harus sedemikian rupa sehingga perut bayi menghadap perut ibu.
Kepalanya harus sejajar dengan tubuhnya, tidak melengkung ke
belakang/menyamping, telinga, bahu, dan panggul bayi berada
dalam satu garis lurus.
45
Gambar 1
Posisi Menyusui Berbaring Sumber: Astuti 2018
2. Posisi menyusui sambal duduk
Ibu dipastikan duduk dengan nyaman dan santai pada kursi
yang rendah, biasanya kursi yang disertaisandaran lebih baik.
Apabila kursinya agak tinggi, maka diperlukan kursi untuk
meletakkan kaki ibu.
Gambar 2
49
Gambar 3
Posisi Menyusui dengan ASI yang Memancar
Sumber: Astuti 2018
4. Posisi Ibu Menyusui Sambil Berdiri
Penting bagi ibu untuk merasa nyaman dan relaks, dan untuk
bayi perlekatannya benar sehingga bayi menyusui dengan efektif.
Gambar 4
Posisi Ibu Menyusui Sambil Berdiri
Sumber: Astuti 2018
5. Posisi dibawah Lengan (underarm position)
Posisi lainnya yang dapat digunakan yaitu memgang bayi
pada lengan dengan posisi lengan bawah (underarm position).
Posisi ini berguna untuk bayi kembar atau jika ada kesulitan
50
meletakkan bayi.
51
Gambar 5
Posisi dibawah Lengan
Sumber: Astuti 2018
6. Posisi Menyusui Bayi Kembar
Ibu dapt menyusui sekaligus dua bayi, yaitu dengan posisi
seperti memegang bola (football position). Ibu menyusui bersama-
sama, maka bayi sebaiknya menyusu pada payudara secara
bergantian, jangan menetap pada satu payudara. Walaupun football
position merupakan cara yang baik, namun ibu sebaiknya mencoba
posisi lainnya secara berganti-ganti, dan yang penting adalah
menyusui bayi lebih sering.
Gambar 6
Posisi Menyusui Bayi Kembar
Sumber: Astuti 2018
51
7. Pemberian Imunisasi
Pemberian Vitamin K pada BBL untuk mencegah terjadinya
perdarahan karena defesiensi. BBL yang lahir normal dan cukup
bulan berikan Vit.K 1 mg secara IM di paha kanan lateral. Imunisasi
HB0 untuk pencegahan infeksi hepatitis B terhadap bayi. Pemberian
imunisasi pada bayi baru lahir dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.5.4
Pemberian Imunisasi pada Bayi Baru Lahir
Vaksin Umur Penyakit yang Dapat Dicegah
HEPATITIS 0-7 hari Mencegah hepatitis B (kerusakan hati)
B
BCG 1 bulan Mencegah TBC (Tuberkulosis) yang berat
POLIO 1-4 bulan Mencegah polio yang dapat menyebabkan lumpuh
layu pada tungkai dan lengan
DPT (Difteri, 2-4 bulan Mencegah difteri yang menyebabkan
Pertusis, penyumbatan jalan nafas, mencegah pertusis atau
Tetanus) batu krejan (batuk 100 hari) dan mencegah tetanus
4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit
bayi dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini
biasanya bayi segera menangis.
5) Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya
yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah
ditempat.
6) Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
7) Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (APGAR
skor), warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung
atau mulut.
b. Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak
begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada
bayi kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali
pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan
resusitasi pada bayi. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi
dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Sebelum
memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah diklem
dengan baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan. Association of
Woman’s Health, Obstetric and Neonatal Nurses (AWHONN)
merekomendasikan untuk perawatan tali pusat menggunakan air
steril. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air
steril dan segera keringkan secara seksama dengan meggunakan kain
bersih.
c. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu bayi lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya, sehingga membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Mengeringkan bayi pada saat lahir
membantu mengurangi hilangnya panas melalui evaporasi. Kontak
antara kulit bayi dan kulit ibu, misalnya meletakkan bayi di atas
perut ibu ketika lahir, dapat menolong bayi mempertahankan panas.
61
f. Hygiene
Bayi tidak mampu merawat diri dan tergantung secara total
(tingkat 4
g. Neurosensori
Tingkat kesadaran, respons terhadap rangsang, menangis
(kekuatan, karakter), respons pendengaran dan pengelihatan,
tonus otot, refleks.
h. Nyeri/ketidaknyamanan
Observasi (tidak dites untuk) respons terhadap rangsang
nyeri : gelisah, iritabilitas, menangis konstan.
i. Pernapasan
APGAR skor 1 menit dan 5 menit, frekuensi pernapasan,
bunyi napas, pernapasan cuping hidung,
j. Keamanan
Tipe kelahiran, suhu, kulit (tekstur, lembab/kering, warna,
verniks kaseosa,), tali pusat (jumlah pembuluh, warna,
perdarahan, eksudat, hernia, navel kutis), klavikula (utuh,
ikatan/krepitasi/lokasi), ekstremitas (kesamaan panjang,
jumlah jari), spinal (lurus, melengkung).
k. Seksualitas
Payudara (jarak, diameter areola), genitalia wanita (labia
mayor lebih besar dari labia minor, kemerahan, bengkak,
perdarahan), genitalia pria ( skrotum ada rugae , bengkak ,
testis turun)
2. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian atau pemeriksaan fisik pada bayi dilakukan secara
menyeluruh. Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan
bagian dari prosedur perawatan bayi segera setelah lahir.
Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir
dan untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami
penyimpangan (Muslihatun,2017).
65
a. Pengukuran
1) Lingkar kepala
Lingkar kepala diukur mulai dari bagian depan kepala
(diatas alis/area frontal) dan area oksipital. Lingkar kepala
normalnya 32-36,8 cm. Apabila lingkar kepala lebih kecil
dari pada lingkar dada dicurigai adanya mikrosefalus. Jika
lingkar kepala 4 cm lebih besar dari lingkar dada atau tetap
menetap atau bertambah meningkat selama beberapa hari,
maka harus dicurigai adanya hidrosefalus.
2) Lingkar dada
Lingkar dada pada bayi cukup bulan normalnya 30-33
cm. Sekitar 2 cm lebih kecil daripada lingkar kepala.
Pengukuran tepat dilakukan pada garis buah dada. Bila
lingkar kepala <30 cm perlu dicurigai adanya prematur.
a) Panjang badan
Panjang badan yang diukur dari puncak kepala sampai
tumit, pada bayi cukup bulan normalnya adalah 45-55
cm. Bila panjang badan <45 cm atau >55 cm perlu
dicermati adanya penyimpangan kromosom.
b) Berat badan
Berat badan pada bayi cukup bulan normalnya 2500-
4000 gram.
b. Pengukuran tanda-tanda vital
1) Suhu/temperatur
Sebaiknya mengukur temperatur melalui aksila, karena
mengukur temperatur melalui rektum dapat menyebabkan
perforasi pada mukosa. Temperatur normal adalah 36,5-
37,2°C.
2) Pernafasan
Pernafasan biasanya dimulai beberapa detik dari
kelahiran, Pernafasan yang normal pada bayi baru lahir
66
Tabel 2.1.6
Perbedaan caput succedenum dan cephalhematoma
Caput succedenum Cephalhematoma
a) Muncul pada saat lahir a) Muncul beberapa jam
b) Tidak bertambah besar setelah lahir
c) Hilang dalam beberapa hari b) Lebih besar hari ke-2
d) Batas tidak jelas atau ke-3
e) Kadang-kadang melewati c) Hilang setelah 6
sutura minggu
f) Penyebab: bengkak d) Batas tegas
melewati jaringan lunak e) Tidak pernah lewat
g) Komplikasi: tidak ada sutura
f) Penyebab : perdarahan
subperiosteal
g) Komplikasi: ikterus,
fraktur, perdarahan
intrakranial, syok.
Maryunani dkk (2018)
2) Mata
Ukuran, bentuk (strabismus, pelebaran efikantus),
kesimetrisan, bengkak pada kelopak mata, perdarahan
subkonjungtiva.
3) Telinga
Kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala
serta adanya gangguan pendengaran
4) Hidung
Bentuk hidung, pola pernafasan, kebersihan
5) Mulut
Bentuk simetris/tidak, mukosa mulut kering/basah, lidah,
palatum, bercak putih pada gusi, refleks menghisap, ada
labio/palatoskisis
6) Leher
Bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakan dan
benjolan, kelainan tiroid.
68
Tabel 2.1.7
Refleks pada bayi baru lahir
Refleks Cara merangsang Keterangan
Refleks Sentuhkan puting Bayi secara otomatis akan
menghisap susu ke ujung mulut menghisap benda yang ditempatkan
(sucking) bayi di mulut mereka. Hilang setelah 3-4
bulan.
Refleks Sentuh bibir, pipi Bayi itu memalingkan kepalanya ke
mencari/ atau sudut mulut arah benda yang menyentuhnya,
memutar dengan Puting dalam upaya menemukan sesuatu
(rooting) yang dapat dihisap. Hilang setelah 3-
4 bulan.
Refleks Beri bayi minum Otot-otot tenggorokan menutup
menelan trakea dan membuka esofagus ketika
(swallowing) minuman berada dalam mulut.
Refleks akan menetap.
Refleks Tempatkan jari di Jari-jarinya akan langsung
menggengan telapak tangan bayi menggenggam sangat kuat. Hilang
(graps) pada bulan ketiga. Tidak adanya
reflex ini menegaskan penyakit
serebral.
Tonik leher Gerakkan kepala bayi Lengan pada sisi tersebut akan lurus
ke samping dan lengan yang berlawanan akan
menekuk. Refleks muncul pada
bulan pertama dan hilang pada bulan
keenam. Jika reflex ini menetap
hingga usia > 6 bulan menandakan
gangguan pada neuron motorik atas.
Refleks moro Bayi dikejutkan Seluruh tubuhnya bereaksi dengan
dengan gerakan yang gerakan mengayunkan/merentangkan
mendadak atau suara lengan dan kaki seolah ia akan
70
BAB III
TINJAUAN KASUS
Aminorrhoe : Ya
Keluhan saat ini : Pusing, sering mengantuk
RIWAYAT OBSTETRI :
75
RIWAYAT MENSTRUASI
- HPHT : 14-04-2023
- TP : 20-01-2024
- Usia Kehamilan : 38 -39 minggu
- Menarche : 13 tahun
- Siklus : 28 hari
- Jumlah : normal
- Lama : 5-6 hari
- Sifat darah : normal
- Gg. Haid : tidak ada
RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
Trimester I
- Periksa ke : KLinik
- Oleh : dokter
- Frekwensi :1
- TT (jk sdh diberikan) : 3 xTanggal : 10/08/2023
- Keluhan:
Trimester II
- Periksa ke : Puskesmas
- Oleh : Bidan
- Frekwensi : 2 Kali
- TT : TT3
- Tanggal : 10-08-2023
- Keluhan:
- Mual muntah : Tidak
- Pusing / sakit kepala : Iya
- Mata kabur : Tidak
- Hipertensi : Tidak
- Nafsu makan : Tidak
- Nyeri ulu hati : Tidak
- Keputihan (patologis) : Tidak
- Keluar darah : Tidak
- Lain-lain : Tidak
- Penkes yang diberikan : Makan-makan yang kaya
akan zat besi, asam folat, mengkonsumsi vit c dan
tablet Fe
Trimester III
- Periksa ke : Puskesmas
- Oleh : Bidan
- Frekwensi : 2 Kali
- TT :- Tanggal :-
- Keluhan:
- Mual muntah : Tidak
- Pusing / sakit kepala : Iya
- Nafsu makan : Berkurang
- Keluar darah : Tidak
- Keputihan (patologis) : Tidak
78
RIWAYAT PERKAWINAN
Perkawinan yang ke :1
Status perkawinan : Sah
Lama perkawinan : 1 tahun
Apakah kehamilan ini diinginkan : Iya
HUBUNGAN SEKSUAL
- Frekwensi :1x seminggu
- Penurunan libido : Ya
- Apakah hub.sex mengganggu kenyamanan ibu : Tidak
- Keluhan:
* Disparenia : Tidak ada
* Keluar darah post coitus : Tidak ada
* dll (sebutkan) : Tidak ada
DATA SOSIO, EKONOMI, KULTURAL & SPIRITUAL
SOSIAL
Hubungan ibu dengan suami : Baik
Hubungan ibu dengan keluarga : Baik
Hubungan ibu dengan tetangga : Baik
83
EKONOMI
Persiapan dana untuk persalinan : Suami
Persiapan pakaian ibu dan bayi : Suami
Persiapan dana tak terduga (keperluan mendadak) :
Ada
Memiliki asuransi (Askes/Jamsostek/Askeskin) :
Tidak ada
KULTURAL
Kepercayaan terhadap mistik : Tidak ada
Kepercayaan yang bertentangan dengan kesehatan :
Tidak ada
Kebiasaan yang bertentangan dengan
kesehatan (miras, narkoba, jamu, dll) :
Tidak ada
SPIRITUAL
Percaya kepada tuhan YME : Ya
Pelaksanaan ibadah rutin : Ya
2. DATA OBJEKTIF :
08 Januari 2024 jam 13.10
DATA UMUM
Sikap tubuh : Normal
Cara jalan : Normal
BB sebelum hamil: 65 kg
BB Sekarang : 77 kg
TB : 163 cm
TTV:
- TD : 110/60 mmhg - Nadi : 110x/i
- Suhu : 36,5 - Nafas : 20x/i
Lila : 29,5 cm
84
DATA KHUSUS
INSPEKSI (head to toe)
o Kepala
o Rambut :
- Ketombe : Tidak ada
- Rontok : Tidak ada
- Kebersihan : Bersih
o Muka :
- Oedema : Tidak
- Cloasma gravidarum : Tidak ada
o Mata
- Konjungtiva : Merah muda
- Sklera : Tidak ikterik
- Palpebra : Normal
o Hidung
- Polip : Tidak ada
- Obstruksi : Tidak ada
- kelainan/cacat : Tidak ada
- Pengeluaran : Tidak ada
- Kebersihan : Bersih
o Mulut
- Gigi :
* Caries : Tidak ada
* Karang gigi : Tidak ada
* Kebersihan : Tidak ada
- Gusi :
* Epulis : Tidak ada
* Sariawan : Tidak ada
85
- Lidah
* Warna : Merah muda
* Kebersihan : Bersih
- Bibir :
* Kering/pecah-pecah : Tidak ada
* Sariawan : Tidak ada
o Telinga
- Bentuk : Normal
- Pengeluaran : Tidak ada
- Kebersihan : Bersih
o Leher
- Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran
- Kelenjar limpe : Tidak ada pembesaran
- Hiperpigmentasi kulit leher : Tidak ada
o Dada
o Mamae :
- Bentuk kiri/kanan : Simetris
- Puting : Menonjol
- Areola mamae : Menghitam
- Kel.montgomery : Normal
- Massa : Tidak ada
o Jantung
- Irama : Ritmis
- lain-lain (sebutkan) : Tidak ada
o Paru
- Bentuk : Tegap
- Kelainan tlg belakang : Tidak ada
o Perut
- Striae lividae : Tidak ada
- Linea alba : Tidak ada
- Linea nigra : Tidak ada
- Bekas operasi : Tidak ada
- Arah pembesaran perut (kanan/kiri): Kedepan
- Lain-lain (sebutkan) : Tidak ada
o Tangan
- Eritema palmaris : Tidak ada
- Spider nevi : Tidak ada
- Oedema : Tidak ada
o Kaki
- Varices : Tidak ada
- Oedema : Tidak ada
PALPASI
o Leopold I (sda) : Dilakukan
- Tujuan : Untuk mengetahui usia kehamilan
dan bagian janin apa yang terdapat di atas
perut ibu (fundus uteri)
- Hasil : TFU pertengahan pusat dan
proxesus xipoideus, teraba bagian lunak,
agak lunak, tidak melenting pada fundus uteri
o Leopold II ( sda) : Dilakukan
- Tujuan : Untuk menentukan bagian kanan
dan kiri dari perut ibu dan bagian kecil janin
- Hasil : Pada bagian kanan perut ibu teraba
keras, panjang seperti paapan yaitu punggung
sedangkan pada bagian kiri teraba bagian
87
kecil janin.
INSPEKULO (anogenetal)
o Perineum : Elastis
o Vulva
- Warna : Merah muda
- Varises : Tidak ada
- Kel. Bartolini : Tidak ada
- Kel. Skene : Tidak ada
* Bengkak : Tidak
* Kelainan : Tidak
* Nyeri : Tidak
o Vagina
- Pengeluaran : Tidak ada
- Warna : Merah muda
- Luka/laserasi : Tidak ada
o Cervik
- Warna : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Polip : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Luka/laserasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
- lain-lain (sebutkan) : Tidak dilakukan
pemeriksaan
o Anus
- Haemorroid : Tidak ada
PEMERIKSAAN PANGGUL LUAR
- Distantia spinarum : Tidak dilakukan
- Distantia cristarum : Tidak dilakukan
- Boudelogue : Tidak dilakukan
- Lingkar panggul : Tidak dilakukan
89
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) LABOR
o Darah
- HB : 10,7 gr/dl
o Urine
- Protein : Tidak dilakukan
- Glukosa : Tidak dilakukan
b) U S G / rontgen : Tidak dilakukan
Data Dasar :
VII. EVALUASI
08 Januari 2024 jam 13.30
Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan dan ibu nampak
senang
Ibu mengerti bahaya anemia pada kehamilan
Ibu mengerti cara mengatur pola makan
Ibu mau mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi.
Ibu mau mengatur pola istirahat secara teratur.
Ibu mengerti tanda-tanda persalinan.
92
S :
O :
BB sebelum hamil: 65 kg
BB Sekarang : 77 kg
TB : 163 cm
TTV:
- TD : 100/70 mmhg - Nadi : 80x/i
- Suhu : 36,5 - Nafas : 20x/i
Lila : 30 cm
Kesadaran : compos mentis
K/U : baik
Mata Cekung : Tidak
A : Ny.P G1P0A0, umur 25 tahun, usia kehamilan 38-39 minggu Janin Tunggal
Hidup, Intrauterine, Preskep Dengan Anemia Ringan.
P :
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.2. PENGKAJIAN
1502056904890001 -
Umur 25 tahun 28 th
Pendidikan SI SI
95
96
Telpon - -
1. RIWAYAT KEHAMILAN
Hidup Persalinan
Ana - Riwayat Tidak Ada
Memanfaatkan Ya
kelas Ibu
97
Bulan
98
KELAHIRAN ke
: P0A0H0
/P..A..Ah..
Tanggal Kelahiran/Pukul : 17/01/2024 / 06.15
Dirujuk Ke : -
Tindakan Sementara saat
: -
merujuk
Penggunaan JKN : BPJS
100
anjuran nakes
d. Bersihkan : Sering
payudara dan
daerah kemaluan
e. Ganti pakaian : Ya
dalam setiap
hari
5. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum (Sumber Buku KIA)
102
Tanggal Kunjungan
No Jenis Pemeriksaan
TM 1 TM 2 TM 3 TM 3
1. Keadaan Umum Ibu Baik Baik Baik Baik
2. Berat Badan 63 68 73 77
3. Tinggi Badan 163 163 163 163
4. Tekanan Darah 110/70 120/80 100/70 110/60
5. Status TT Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap
6. Lingkar Lengan Atas (LILA) 25 27 28,5 29,5
7. Tinggi Fundus Uteri (TFU) - 14 24 29
8. Presentasi Janin - - Kep Kep
9. Tablet Fe Ya Ya Ya Ya
10. Test Laboratorium Sederhana
a. HB 10.7 10.7
b. Protein Urine - - - -
c. Glucose Urine - - - -
d. Gula darah - - - -
11. Ditawari Test HIV - - - -
Konseling Makan Makan Makan
Makan
bergizi bergizi bergizi
12. sedikit tapi
istirahat istirahat istirahat
sering
cukup cukup cukup
13. Rujukan - - - -
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Rambut
Warna : Hitam
Kebersihan : Bersih
Mudah rontok/tidak : Tidak
2) Telinga
Kebersihan : Bersih
103
TFU : 34 cm
Hasil palpasi
Leopold I : Teraba bagian lunak bundar, 2 jari di
bawah px
Leopold II : Teraba panjang keras, memapan pada perut
ibu bagian sebelah kanan. Teraba bagian-
bagian kecil di sebelah kiri perut ibu
Leopold III : Teraba bulat, keras dan melenting pada
bagian simfisis
Leopold IV : Penurunan bagian terbawah janin sudah
masuk PAP
HIS : 4 Kali dalam 10 menit selama 42 detik
TBJ : 3410
DJJ : 130x/menit,teratur, puctu maksimum
kuadran kanan bawah pusat
e. Pemeriksaan dalam (VT)
Pembukaan : 7 cm
Selaput ketuban : Utuh
Penurunan : 2/5
Penyusupan :0
f. Ekstremitas
1) Atas
Kelainan : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
2) Bawah
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Perkusi reflek patellla : +/+
g. Genital
Kebersihan : Bersih
105
Data Dasar :
DS :
Ibu mengatakan hamil anak pertama, tidak pernah keguguran
Ibu mengatakan HPHT 14-04-2023
Ibu mengatakan nyeri perut yang menjalar dari pinggang ke ari-ari
sejak tadi malam
Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah
DO :
K/U : baik
Kesadaran : Composmentis
Status emosional : Stabil
TTV : TD : 110/ 70 mmHG R : 23 x/ menit
N : 80 x/ menit S : 36 o C
BB : 77 Kg TB : 163 Cm
V. MEMBUAT PERENCANAAN
17-01-2024 jam 04.10
Melakukan inform concent
Memberitahukan hasil pemeriksaan
Melakukan observasi dan pemeriksaan K/U, TTV, TFU
Melakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui pembukaan dan
apakah ketuban masih utuh atau belum
Memberikan asuhan kasih sayang ibu
Menganjurkan ibu untuk BAB/BAK
Menyiapkan tempat alat dan obat-obatan untuk proses persalinan
Memantau kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf
VI. IMPLEMENTASI
17-01-2024 jam 04.20
107
N : 80 x/ menit S : 36 o C
BB : 77 Kg TB : 163 Cm
TBJ : 3410 gram
DJJ : 130x/menit
HIS : 4 kali dalam 10 menit selama 42 detik
Pembukaan : 7 cm
Selaput ketubah : Utuh
Melakukan observasi dan pemeriksaan K/U, TTV, TFU
Melakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui pembukaan dan
apakah ketuban masih utuh atau belum
Memberikan asuhan kasih sayang ibu
1) Menyarankan ibu untuk berjalan-jalan disekitar ruangan bersalin
dan jongkok, agar terjadi penurunan kepala janin dan pembukaan
lebih cepat, dan bila ibu merasa lelah diperbolehkan untuk tidur
ditempat tidur dengan posisi miring kiri.
2) Memberikan dukungan emosional kepada ibu dan mendengarkan
keluhan ibu, bila ibu gelisah kesakitan biarkan ibu mengganti
posisi sesuai keinginannya, mengikutsertakan suami dan keluarga
mendampingi ibu saat proses persalinan.
3) Mengajarkan ibu teknik relaksasi bernafas, bila timbul his tarik
nafas panjang dari hidung lalu keluarkan pelan-pelan dari mulut
kemudian keluarkan perlahan.
4) Menganjurkan ibu untuk makan dan minum pada saat his tidak
ada agar menambah tenaga ibu saat proses persalinan.
5) Menjaga privasi ibu dengan cara tidak membiarkan orang lain
masuk kedalam kamar bersalin kecuali suami/keluarga.
108
DS:
- Ibu mengatakan perutnya mules semakin sering dan teratur
- Ibu mengatakan ada dorongan untuk meneran
- Ibu merasakan ada keinginan untuk BAB
DO :
1 K/U : Tampak kesakitan dan merasakan kontraksi yang semakin
kuat
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD :120/80 mmHG R : 20 x/ menit
N : 85x/ menit S : 36 o C
4. Inspeksi Dorongan pada anus
Tekanan pada vulva
Perineum menonjol
Vulva membuka
5. DJJ : 150x/i
5. Vulva : Pembukaan : 10 cm
Portio : Tidak teraba
Ketuban : (-)
Penurunan : 1/5
6. Kontraksi : 5 kali dalam 10 menit selama 50 detik
7. Diagnosa : Ny.P umur 25 th, Inpartu kala II
8. Masalah : tidak ada
9. Kebutuhan : tidak ada
III. MENENTUKAN DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV. MENENTUKAN TINDAKAN ANTISIPASI/SEGERA
Tidak ada
V. MEMBUAT PERENCANAAN
110
N : 82x/ menit S : 36 o C
112
N : 82x/ menit S : 36 o C
3. Inspeksi Plasenta lahir lengkap pukul 14.10
Kotiledon lengkap
Perdarahan 250cc
Tidak ada laserasi
Diagnosa Kebidanan : Ny.P usia 25 tahun Parturient kala IV
Diagnosa potensial : tidak ada
Kebutuhan tindakan segera : Observasi kala IV
III. MENENTUKAN DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV. MENENTUKAN TINDAKAN ANTISIPASI/SEGERA
Tidak ada
V. MEMBUAT PERENCANAAN
114
S:
Ibu mengatakan hamil anak pertama, tidak pernah keguguran
Ibu mengatakan HPHT 14-04- 2023
Ibu mengatakan nyeri perut yang menjalar dari pinggang ke ari-ari
sejak tadi malam
Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah
O:
DO : K/U : baik, Kesadaran : Composmentis, Status
emosional :Stabil
TTV : TD : 110/ 70 mmHG R : 23 x/ menit
N : 80 x/ menit S : 36 o C
BB : 77 Kg TB : 163 Cm
Leopold I : Teraba bagian lunak bundar, 2 jari di
bawah px
Leopold II : Teraba panjang keras, memapan pada perut
ibu bagian sebelah kanan. Teraba bagian-
bagian kecil di sebelah kiri perut ibu
Leopold III : Teraba bulat, keras dan melenting pada
bagian simfisis
Leopold IV : Penurunan bagian terbawah janin sudah
masuk PAP
HIS : 4 Kali dalam 10 menit selama 42 detik
117
TBJ : 3410
DJJ : 130x/menit,teratur, puctum maksimum
kuadran kanan bawah pusat
Vulva : Keluar lendir bercampur darah
Pembukaan : 7 cm
Selaput ketuban : Utuh
Penurunan : 2/5
Penyusupan :0
Anus : Tidak Ada Hemoroid
A:
Diagnosa : Ny. P G1P0A0H0, umur 25 tahun, hamil 39-40 minggu
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
P :
N : 80 x/ menit S : 36 o C
BB : 77 Kg
HIS : 4 Kali dalam 10 menit selama 42 detik
TBJ : 3410
DJJ : 130x/menit,teratur, puctum maksimum
kuadran kanan bawah pusat
Vulva : Keluar lendir bercampur darah
Pembukaan : 7 cm
Selaput ketuban : Utuh
Penurunan : 2/5
118
Penyusupan :0
Anus : Tidak Ada Hemoroid
Melakukan observasi dan pemeriksaan K/U, TTV, TFU
Melakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui pembukaan dan
apakah ketuban masih utuh atau belum
Memberikan asuhan kasih sayang ibu
1) Menyarankan ibu untuk berjalan-jalan disekitar ruangan bersalin
dan jongkok, agar terjadi penurunan kepala janin dan pembukaan
lebih cepat, dan bila ibu merasa lelah diperbolehkan untuk tidur
ditempat tidur dengan posisi miring kiri.
2) Memberikan dukungan emosional kepada ibu dan mendengarkan
keluhan ibu, bila ibu gelisah kesakitan biarkan ibu mengganti
posisi sesuai keinginannya, mengikutsertakan suami dan keluarga
mendampingi ibu saat proses persalinan.
3) Mengajarkan ibu teknik relaksasi bernafas, bila timbul his tarik
nafas panjang dari hidung lalu keluarkan pelan-pelan dari mulut
kemudian keluarkan perlahan
4) Menganjurkan ibu untuk makan dan minum pada saat his tidak
ada agar menambah tenaga ibu saat proses persalinan.
5) Menjaga privasi ibu dengan cara tidak membiarkan orang lain
masuk kedalam kamar bersalin kecuali suami/keluarga.
6) Menganjurkan ibu untuk BAK/BAB, karena bila kandung kemih
kosong akan mempercepat penurunan kepala janin.
7) Menyiapkan tempat alat dan obat-obat untuk proses persalinan
8) Memantau kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf
119
S:
- Ibu mengatakan perutnya mules semakin sering dan teratur
- Ibu mengatakan ada dorongan untuk meneran
- Ibu merasakan ada keinginan untuk BAB
O:
1. K/U : baik, Kesadaran : Composmentis, Status emosional :Stabil
2. TTV : TD : 120/80 mmHG R : 23 x/ menit
N : 90x/ menit S : 36 o C
3. Inspeksi Dorongan pada anus
Tekanan ppada vulva
Perineum menonjol
Vulva membuka
4. Djj : 156x/i
5. Vulva : Pembukaan : 10 cm
Portio : Tidak teraba
Ketuban : (-)
6. Kontraksi : 5 kali dalam 10 menit selama 50 detik
A:
Diagnosa : Ny. P umur 25 th, parturient kala II
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
P:
120
4. Kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu, untuk melakukan IMD dan
Selimuti bayi dengan kain kering dan beri topi untuk mencegah terjadinya
hipotermi.
EVALUASI
Pukul 06.30
Bayi lahir spontan menangis kuat
JK : Laki-laki
Pb : 48cm
BB : 2900 gr
Anus : +
S:
Ibu mengatakan ingin perutnya mules
Ibu mengatakan bahwa ia lelah
O:
1. K/U : Baik, Kesadaran : Composmentis
Status emosional : Stabil
2. TTV : TD :120/80 mmHG R : 23 x/ menit
N : 82x/ menit S : 36 o C
3. Inspeksi Adanya semburan darah secara tiba-tiba
Tali pusat memanjang
Uterus berbentuk globuler
Kontraksi Uterus Baik
122
A:
Diagnosa : Ny.P usia 25 tahun Parturient kala III
Diagnosa potensial : Tidak ada
Kebutuhan tindakan segera : Manajemen aktif kala III
P:
II. Melakukan informed consent
III. Memberitahu keadaan ibu
IV. Melakukan manajemen aktif kala III
Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
Letakkan tangan kiri di atas simpisis menahan bagian bawah uterus,
sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem atau
kain kassa dengan jarak 5-10 cm dari vulva
Saat uterus kontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan
sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorso
cranial.
Peregangan tali pusat terkendali, jika tali pusat bertambah panjang
pindahkan berjarak 5-10 cm dari vulva
Saat plasenta muncul di introitus vagina. Lahirkan plasenta
Masase uterus menggunakan 4 jari pada tangan kiri hingga kontraksi
uterus baik (fundus terba keras)
Periksa Plasenta
Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perineum
yang menimbulkan perdarahan aktif
EVALUASI
Plasenta lahir lengkap pukul 06.40
Kotiledon lengkap
123
S:
Ibu mengatakan lelah
O:
1. K/U : baik, Kesadaran : Composmentis, Status emosional:
Stabil
2. TTV : TD :110/80 mmHG R : 23 x/ menit
N : 82x/ menit S : 36 o C
3. Inspeksi Plasenta lahir lengkap pukul 11.40
Kotiledon lengkap
Perdarahan 250cc
Tidak ada laserasi
A:
Diagnosa Kebidanan : Ny.P usia 25 tahun Parturient kala IV
Diagnosa potensial : Tidak ada
Kebutuhan tindakan segera : Observasi kala IV
P:
1. Melakukan informed consent
2. Memberitahu keadaan ibu, ibu dalam keadaan baik
TD : 110/80 mmHG R : 23 x/ menit
N : 82x/ menit S : 36 o C
3 Mengajarkan ibu serta keluarga massase bila perut terasa lembek untuk
mencegah perdarahan
124
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subyektif
1. Identitas Pasien Suami
Nama : Ny. Putri : Tn. Andre
Umur : 25 Tahun : 27 Tahun
Agama : Islam : Islam
Pendidikan : SI : SI
Pekerjaan : HONORER : WIRASWASTA
Suku/Bangsa : Melayu : Melayu
Alamat : Ds. Tb. Baru : Ds. Tb. Baru
125
126
6. Riwayat Obstetri
-
- - - - - -
N Jenis Anak
Kelahiran Volum Penolong
o Tahun Persalinan/ Penyulit
L/ H/ BB L/ Placenta e Darah / Terapi
. Pres
P M P
- - - - - - - - - - -
Pemeriksaan
1 2024 Tidak Ada 4 kali Bidan Lengkap
Kehamilan
Kala I : 50 ml
Kala II : 40 ml
Kala III : 40 ml
Kala IV : 40 ml
Jumlah : 170 ml
Keadaan Janin :
Lahir langsung menangis kuat / merintih : Menangis Kuat
APGAR Skore 1 menit : 5 menit : 7/8
Jenis Kelamin : Laki-laki
Berat badan : 2900 gram
panjang badan : 48 cm
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar dada : 31 cm
Lingkar lengan atas : 11 cm
Kelainan : Tidak Ada
- - - - - -
-
7. Pola Kebiasaan
a. Aspek Fisik Biologis
1) Pola Nutrisi
Frekuensi : 4x/hari
Komponen Makanan : Nasi, sayur, lauk pauk
Makanan Selingan : buah, roti
Makanan Pantang : Tidak Ada
Alergi Makanan : Tidak Ada
Volume Minum/Hari : 10-12 gelas/hari
Jenis Minuman : Air Putih
130
2) Pola Eliminasi
Buang Air Besar : 1x/hari
Buang Air Kecil : 7-8x/hari
3) Pola Aktifitas dan Istirahat
Aktifitas sehari-hari :-
Lama Beraktifitas :-
Keluhan selama Beraktivitas :-
Penanggulangan :-
Tidur malam dari jam : 21.00 Wib sampai jam 04.30 Wib
Keluhan : Tidak Ada
Tidur siang : 1-2 Jam
4) Personal Higiene
Mandi : 2x/hari
Menggosok gigi : 2x/hari
Mencuci rambut : 2xseminggu
Memotong kuku : 1x seminggu
Mengganti pakaian luar/dalam : 1-2x/hari atau jika lembab
Membersihkan genetalia : setiap BAK/BAB
b. Aspek Mental, Intelektual Sosial, Spiritual
Konsep diri : Baik
Intelektual : Baik
Hubungan interpersonal : Baik
Mekanisme koping : Tidak Ada
Support sistem : Ada
Spiritual : Beribadah
c. Data Psikososial
Penghasilan keluarga per bulan : Rp. 3.500.000
Respon pasien terhadap kelahiran anak sekarang : Ibu menerima bayinya dengan
senang
131
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Berat Badan : 74 Kg
Tinggi Badan : 163 Cm
Tanda Vital :
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 82x/Menit
- Suhu : 36,50C
- Pernafasan : 20X/Menit
Kepala :
- Bentuk : Simetris
- Rambut : Bersih
Muka :
- Mata : Konjungtiva merah muda, sclera normal.
- Hidung : Normal
- Mulut/gigi : Bibir tidak pecah-pecah, tidak terdapat sariawan, gigi bersih, tidak
ada caries, gusi dan lidah basah
- Telinga : Simetris
Leher : Tidak teraba kelenjar tiroid dan tidak ada pembesaran limfe
Dada :
- Bentuk : Normal
- Payudara : Normal, simetris kanan dan kiri
Abdomen :
- Bekas Operasi : Tidak Ada
132
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,50C
3. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
4. Mengajarkan kepada ibu cara melakukan perawatan payudara yaitu :
- Tempatkan kedua tangan diantara kedua payudara kemudian urut ke atas lalu
ke samping kemudian urut ke bawah hingga tangan menyanggah payudara
kemudian sentakkan ke bawah payudara secara perlahan.
- Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan saling
dirapatkan, kemudian sisi keliling tangan kanan mengurut payudara dari
pangkal ke arah puting, demikian pula payudara kanan
- Telapak tangan menopang payudara pada cara ke-2 kemudian jari tangan
kanan dikepalkan lalu buku-buku jari tangan kanan mengurut dari pangkal ke
arah puting.
5. Mengajarkan ibu teknik dan posisi menyusui yang baik dan benar
- Mencuci tangan sebelum menyusui bayinya
- Ibu duduk dengan santai dan nyaman, posisi punggung bersandar (tegak)
sejajar punggung kursi, kaki diberi alas sehingga tidak menggantung
- Mengeluarkan sedikit ASI dan mengoleskan pada puting susu dan aerola
sekitarnya (desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu)
- Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala terletak pada lengkung siku ibu dan
bokong bayi terletak pada lengan.
- Menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan bayi
dibelakang ibu dan yang satu didepan, kepala bayi menghadap ke payudara.
Ibu memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus.
- Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang
dibawah serta tidak menekan puting susu atau areola.
- Ibu menyentuhkan putting susu pada bagian sudut mulut bayi sebelum
menyusui. Setelah mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau
disangga lagi.
- Ibu menatap bayi saat menyusui
135
- Sendawakan bayi tiap kali habis menyusui untuk mengeluarkan udara dari
lambung bayi agar bayi tidak kembung dan muntah.
6. Menganjurkan ibu untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui
7. Menganjurkan menjaga personal hygienenya dengan cara membersihan alat genetalia
supaya tidak terjadi infeksi yaitu membersihkan pada saat mandi, setelah BAB/BAK,
membersihkan dari arah depan ke belakang. Dan mengganti pembalut setiap 4 jam sekali
atau apabila sudah terasa penuh
8. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada saat bayi tidur
9. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau dan makanan yang bergizi
dengan mengkonsumsi sayuran hijau dan makanan yang bergizi dapat
memperbanyak dan memperlancar ASI.
10. Memberitahukan kepada ibu, bidan akan melakukan kunjungan ulang.
11. Melakukan pendokumentasian
VII.EVALUASI
1. Informed Consent telah dilakukan
2. Obervasi KU dan TTV telah dilakukan
3. Telah diberitahukan hasil pemeriksaan
4. Ibu sudah mengerti cara melakukan perawatan payudara
5. Ibu sudah mengerti teknik dan posisi menyusui yang baik dan benar
6. Ibu akan mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui
7. Ibu mau melakukanpersonal hygienenya
8. Ibu akan istirahat yang cukup pada saat bayi tidur
9. Ibu mau mengkonsumsi sayuran hijau dan makanan yang bergizi
10. Ibu bersedia akan dilakukan kunjungan ulang oleh bidan
11. Pendokumentasian telah dilakukan
136
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
17 Januari 2024 jam 07.00 Wib
1. IDENTITAS
a. Nama bayi : By. Ny.P
Tanggal/jam lahir : 17-01-2024/ jam 06.30 wib
Jenis kelamin : laki-laki
Anak ke :1
3) Identitas orang tua
- Nama ibu : Ny.P - Nama ayah : Tn.A
- Umur : 25 Tahun - Umur : 27 Tahun
- Suku : Melayu - Suku : Melayu
- Agama : Islam - Agama : Islam
137
138
- Pendidikan : S1 - Pendidikan : S1
- Pekerjaan : Honorer - Pekerjaan : Swasta
- Alamat : Ds. Tb. Baru - Alamat : Ds. Tb. Baru
II. ANAMESA
a. Keluhan Utama
b. Riwayat persalinan
- Ibu dengan G P A H : G1P0A0H0
- Persalinan ditolonng oleh : Bidan
- Jenis persalinan : Normal
- Tempat persalinan : Di Praktek Bidan Nursaktila, S.Keb
- Lama persalinan :
- Lama kal I : 8 Jam
- Lama kala II : 30 Menit
- Lama kala III : 15 menit
- Lama kala IV : 2 jam
c. Riwayat penyakit kehamilan
- Perdarahan : Tidak ada
- Pre eklamsia : Tidak ada
- Eklamsia : Tidak ada
- Penyakit kelamin : Tidak ada
- Diabetes militus : Tidak ada
- Hepatitis : Tidak ada
- Lain-lain : Tidak ada
d. Kebiasaan sewaktu hamil
- Makan : Makan sedikit tapi sering dengan lauk pauk
dan sayur-sayuran sesuai yang dianjurkan bidan
- Obat-obatan : Minum tablet tambah darah dan Vitamin dari
bidan
- Jamu : Tidak ada
139
B. DATA OBJEKTIF
17 Januari 2024 Jam 07.10 Wib
1. Pemeriksaan umum
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Pernapasan : 45 x/menit
- Hr/Nadi : 135 x/menit
- Suhu : 36,50C
2. Antropometri
- Berat badan : 2900 g
- Panjang badan : 48 cm
- Lingkar Kepala : 33 cm
- Lingkar dada : 31 cm
- Lingkar lengan atas : 11 cm
3. Refleks
- Moro : Positif
- Rooting : Positif
- Graps : Positif
- Sucking : Positif
- Tonick neck : Positif
- Walking : Positif
4. Eliminasi
- Miksi : (+)
- Mekonium : (+)
5. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
- Simetris : Iya
- Ubun-ubun besar : Iya
- Caput : Tidak ada
- Sephalohematoma : Tidak ada
141
h. Perut
- Bentuk : Normal
- Tali pusat : Normal
- Pengeluaran : Tidak ada
- Pembuluh darah : Tidak ada
- Kelainan : Tidak ada
i. Punggung
- Bentuk : Normal
- Kelainan : Tidak ada
j. Kulit
- Warna : Kemerahan
- Turgor : Tidak ada
- Lanuago : Tidak ada
- Vernik caseosa (lemak) : Tidak ada
k. Ekstremitas
- Jari-jari : Lengkap
- Gerakan : Aktif
- Kelainan : Tidak ada
l. Genetalia
Pria Wanita
- Scrotum : Ada - Labia :-
- Penis : Ada - Vagina :-
- Lubang penis : Ada - Kelainan :-
m. Anus
- Lubang anus : Ada
- Kelainan : Tidak ada
Data Dasar :
DS : - Ibu mengatakan senang dengan kelahiran anaknya
Suhu : 36,50C
Apgar Score :7/8
c. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
d. Melakukan penyuntikan Vit KI (phytomenadione) sebanyak 1 mg dosis
tunggal, disuntikkan di paha sebelah kiri bagian anterolateral secara IM untuk
mencegah perdarahan pada bayi baru lahir.
e. Melakukan pemberian salep mata gentamicin 0,3% untuk mencegah infeksi
pada mata bayi baru lahir dengan cara oleskan salep mata dari mata bagian
dalam kearah bagian luar secara bergantian antara mata kanan dan kiri
f. Melakukan penyuntikan imunisasi Hb0 untuk mencegah penyakit hepatitis pada
bayi baru lahir,disuntikkan pada paha kanan 1/3 atas bagian luar secara IM
dengan dosis 0,5 ml diberikan 1 jam setelah bayi lahir
g. Memberitahu ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif sesuai kebutuhan
bayi selama 6 bulan tanpa makan tambahan dan menyusui bayinya sesering
mungkin kurang lebih setiap 2 jam dan mengajarkan ibu untuk menyendawakan
bayi selesai menyusui dengan mendekap bayi dan menepuk punggung bayi
dengan lembut agar tidak muntah
h. Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan mengganti pakaian
bila basah atau kotor
i. Memberitahu ibu cara merawat tali pusat yang benar tanpa memberikan apapun
j. Menganjurkan ibu untuk perawatan payudara dan senam nifas
k. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang mengandung gizi seimbang
VII. EVALUASI
Tanggal : 17 Januari 2024 jam : 07.50 wib
a. Informed consent kepada ibu dan keluarga telah dilakukan
b. Pemeriksaan TTV sudah dilakukan
c. Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu tampak senang
d. Penyuntikan Vit KI telah dilakukan
e. Pemberian salep mata telah dilakukan
f. Penyuntikan Hb0 telah dilakukan
146
g. Ibu sudah mengerti tentang ASI Eksklusif dan mau memberikan ASI Eksklusif
pada bayinya
h. Kehangatan bayi telah terjaga dan selalu mengganti pakaian bila basah atau
kotor
i. Ibu sudah mengerti tentang cara merawat tali pusat yang baik dan benar
j. Ibu mau mengikuti saran untuk melakukan perawatan payudara dan senam nifas
k. Ibu mau mengikuti saran untuk maka-makanan yang mengandung gizi
seimbang sesuai yang dianjurkan bidan
By. Ny. P, bayi cukup bulan, sesuai masa kehamilan dengan pemeriksaan fisik dan
observasi 24 jam pertama pada bayi baru lahir normal
D. Plan
1. Melakukan Inform Consent kepada ibu dan keluarga
2. Mengobervasi KU dan TTV
- Keadaan umum: Baik
- Kesadaran : Composmetis
- TTV
148
Pernapasan : 45 x/menit
Hr/Nadi : 135 x/menit
Suhu : 36,50C
Apgar Score :7/8
3. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
4. Melakukan penyuntikan Vit KI (phytomenadione) sebanyak 1 mg dosis tunggal,
disuntikkan di paha sebelah kiri bagian anterolateral secara IM untuk mencegah
perdarahan pada bayi baru lahir.
5. Melakukan pemberian salep mata gentamicin 0,3% untuk mencegah infeksi pada
mata bayi baru lahir dengan cara oleskan salep mata dari mata bagian dalam
kearah bagian luar secara bergantian antara mata kanan dan kiri
6. Melakukan penyuntikan imunisasi Hb0 untuk mencegah penyakit hepatitis pada
bayi baru lahir,disuntikkan pada paha kanan 1/3 atas bagian luar secara IM dengan
dosis 0,5 ml diberikan 1 jam setelah bayi lahir
7. Memberitahu ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif sesuai kebutuhan bayi
selama 6 bulan tanpa makan tambahan dan menyusui bayinya sesering mungkin
kurang lebih setiap 2 jam dan mengajarkan ibu untuk menyendawakan bayi selesai
menyusui dengan mendekap bayi dan menepuk punggung bayi dengan lembut agar
tidak muntah
8. Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan mengganti pakaian bila
basah atau kotor
9. Memberitahu ibu cara merawat tali pusat yang benar tanpa memberikan apapun
10. Menganjurkan ibu untuk perawatan payudara dan senam nifas
11. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang mengandung gizi seimbang
149
BAB IV
PEMBAHASAN
https://jom.htp.ac.id/index.php/jkt/article/view/312
1. Kehamilan
Berdasarkan data subjektif Ny. P , ibu mengatakan hamil anak pertama, Ibu
mengatakan tidak pernah keguguran, Ibu mengatakan HPHT 14-04-2023, Ibu
mengatakan sering pusing dan mudah mengantuk. Berdasarkan data objektif TD :
110/60 mmh, Nadi : 110x/i, Suhu : 36,50C, Nafas : 20x/i, Lila : 29,5 cm , HB: 10,7
gr/dl.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Ny. P mengalami anemia ringan. Hal ini sesuai
dengan teori Aini dan Yanti (2020) dalam jurnal Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
Dengan Anemia Ringan Di PMB Hj. Dince Safrina Tahun 2020, bahwa Ibu hamil
dikatakan anemia jika ibu hamil dengan kadar Hb <11 gr% pada trimester I dan III atau
Hb <10,5 gr% pada trimester II.
Penatalaksanaan pada kasus Ny. P adalah memberitahukan hasil pemeriksaan,
mengingatkan ibu tanda bahaya kehamilan, menganjurkan ibu untuk mengatur pola
makan, menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi zat besi,
emberitahu ibu untuk mengatur pola istirahat, memberitahu ibu tanda-tanda persalinan,
memberitahu ibu tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III, memberitahu ibu untuk
menjaga personal hygiene kemudia diberikan tablet Fe untuk mencegah dan mengatasi
anemia yang dialami oleh ibu serta pemenuhan nutrisi selama kehamilan. Selain tablet
Fe Ny. P yang mengalami anemia ringan juga diberikan vitamin C bertujuan untuk
mempercepat penyerapan zat besi dalam tubuh ibu sehingga diharapkan kadar Hb ibu
dapat meningkat. Selain itu, ibu juga disarankan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya
dengan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang terutama makanan yang
mengandung tinggi zat besi. Dengan penanganan yang telah dilakukan diharapkan ibu
tidak lagi mengalami anemia ringan dan kadar Hb-nya dapat meningkat dari 10,2
gram/dl menjadi minimal 11 gram/dl.
Hal ini sesuai dengan teori Aini dan Yanti (2020) dalam jurnal Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia Ringan Di PMB Hj. Dince Safrina Tahun
149
150
2020, memberikan pendidikan kesehatan seperti komplikasi pada ibu dan janin jika
sedang anemia, gizi ibu hamil, personal hygiene, istirahat cukup, tanda-tanda bahaya
dalam kehamilan, berikan terapi obat Fe dan sayur bayam, beritahu cara mengonsumsi
tablet Fe dengan benar. Berdasakan kasus diatas tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik dilapangan.
2. Persalinan
https://ejournal.stikesmajapahit.ac.id/index.php/MM/article/view/788
1. Kala I
Pada usia kehamilan 39-40 minggu Ny. P datang bersama ke Praktek Bidan
Nursaktila, S.Keb tanggal 17-01-2024, pukul 04.00 wib. Ibu mengeluh nyeri perut
yang menjalar dari pinggang ke ari-ari sejak tadi malam dan Ibu mengatakan keluar
lendir bercampur darah.
Menurut (Indah, dkk. 2018) dalam jurnal Manajemen Asuhan Kebidanan
Persalinan Normal Ny “N” dengan Usia Kehamilan Preterm di RSUD Syekh Yusuf
Gowa Tanggal 01 Juli 2018 tanda awal persalinan adalah his yang datang lebih kuat dan
teratur, diikuti dengan keluarnya lendir bercampur darah yang menandakan bahwa jalan
lahir mulai membuka serta keluar cairan dari kemaluan adalah ciri-ciri dari air ketuban.
Kemudian melakukan pemeriksaan dan didapatkan hasil pembukaan serviks sudah 6
cm, portio tipis lunak, selaput ketuban masih utuh kepala berada di bidang hodge III
dan his 4 kali dalam 10 menit lamanya 42 detik. Tanda-tanda vital ibu dalam batas
normal, djj 130x/i. Dengan demikian seorang bidan harus tetap memberikan asuhan
sayang ibu,memenuhi cairan nutrisi dan hidrasi dukungan psikologis dan spiritual
kepada ibu dan keluarga sangat penting agar tetap tenang dalam menghadapi
persalinannya yaitu dengan memperbanyak berdoa, berdzikir, istighfar, membaca dan
mendengarkan lantunan ayat suci Al-Quran. Pemantauan dilakukan sesuai dengan
partograf dan asuhan kebidanan yang diterapkan pada Ny. P mulai dari memilih posisi
yang nyaman sesuai keinginan ibu, pemberian dukungan suport mental dan ibu diberi
makan dan minum. Kemudian didapatkan bahwa kemajuan persalinan berlangsung
normal dengan hasil pembukaan 10 cm dan kepala sudah 1/5.
151
2. Kala II
Selama Kala II ibu dipimpin meneran ketika ada his dan menganjurkan ibu untuk
minum di sela-sela his, ibu memilih posisi melahirkan setengah duduk, beberapa menit
kemudian ibu mengatakan bahwa ia ingin meneran dan sudah ada tanda-tanda
persalinan yaitu: adanya dorongan kuat dan meneran, tekanan yang semakin meningkat
pada rektum dan vagina, perineum tampak menonjol, vulva dan sfingter ani membuka,
karena kepala janin telah turun dan masuk pintu atas panggul, sehingga terjadilah
tekanan pada otot dasar panggul yang menimbulkan rasa ingin meneran. Karena
tekanan rectum ibu merasa seperti buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Dengan
HIS meneran yang terpimpin, maka akan lahir kepala setelah kepala bayi lahir dan
melakukan putar paksi luar maka ibu kembali meneran dan di ikuti dengan lahirnya
UUK, UUB, dahi, mata, telinga, hidung, mulut, dagu dan seluruh badan bayi, kemudian
bayi di letakkan di atas perut ibu, dikeringkan dan di selimuti untuk mencegah
terjadinya hipotermi.
Menurut Anggreni dan Rochimin (2021), dalam jurnal Asuhan Persalinan Normal
Pada Ny. “R” pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat, dan lebih
lama, kira-kira 2–3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan masuk ke ruang panggul
sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot panggul yang melalui lengkung refleks yang
menimbulkan rasa mengedan. Oleh karena tekanan pada rektum, ibu merasa seperti
mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai
kelihatan, vulva membuka, dan perineum meregang. Kala II pada primi berlangsung
1½-2 jam, dan pada multi ½ -1 jam. Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan
pada Ny. P tidak terdapat kesenjangan dengan teori karena kala II berlangsung selama
15 menit.
3. Kala III
Setelah kelahiran bayinya 1 menit kemudian dilakukan penyuntikan oksitosin pada
ibu, setelah itu dilakukan pemotongan tali pusat pada bayi, di ikat dengan kuat dan di
bungkus dengan kassa steril, kemudian dilakukan IMD selama 1 jam. Ibu mengatakan
perutnya terasa mules dan setelah melakukan pemeriksaan didapati tanda-tanda
pelepasan plasenta yaitu adanya semburan darah tiba-tiba, tali pusat bertambah panjang
152
dan bentuk uterus menjadi lebih bulat. Segera setelah ada tanda-tanda tersebut bidan
melakukan manajemen aktif kala III yaitu melakukan PTT (Penegangan Tali pusat
Terkendali) setelah lahir plasenta bidan melakukan masase uterus untuk meminimalkan
kejadian komplikasi. Kala III berlangsung selama 10 menit, plasenta dan selaput
ketuban lahir lengkap dengan perdarahan ± 100 cc. Hal ini sesuai dengan teori menurut
Anggreni dan Rochimin (2021), dalam jurnal Asuhan Persalinan Normal Pada Ny. “R”.
Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda- tanda yaitu
semburan darah mendadak, tali pusat bertambah panjang dan perubahan uterus menjadi
globuler/bundar.
4. Kala IV
Menurut Anggreni dan Rochimin (2021), dalam jurnal Asuhan Persalinan Normal
Pada Ny. “R” kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan
postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan meliputi
pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernapasan, TFU, kontraksi
uterus, kandung kemih, dan perdarahan. Setelah proses persalinan selesai maka penulis
melakukan pemantauan kondisi ibu selama 2 jam. 1 jam pertama dilakukan per 15 menit
yang dipantau adalah tekanan darah, nadi, suhu dan darah yang keluar dalam batas
normal, tinggi fundus uteri setinggi pusat, kontraksi uterus baik serta kandung kemih
kosong. 1 jam kedua dilakukan per 30 menit, tekanan darah, suhu, nadi dan jumlah darah
yang keluar dalam batas normal, tinggi fundus uteri 1 jari dibawah pusat, kontraksi
uterus baik, dan kandung kemih ibu penuh. Ibu mengatakan merasa ingin buang air kecil
dan segera bidan membantu ibu untuk buang air kecil. Dari pemantauan tersebut
didapatkan bahwa keadaan ibu baik dan normal secara keseluruhan tanpa ada penyulit.
153
3. Nifas
https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/ppkm/article/view/550
Berdasarkan data subjektif dan objektif, didapatkan hasil pemeriksaan Ny. P usia
25 tahun P1A0HI 6 jam Post Partum Normal , ibu mengatakan tidak ada keluhan.
Perencanaan penatalaksanaan pada Ny. P adalah mengajarkan ibu teknik menyusui
yang benar dan perawatan payudara. Untuk memberikan pelayanan pada ibu nifas
salah satu caranya adalah dengan perawatan payudara, dan posisi menyusui bayi yang
benar, menyusui bayinya lebih sering (8-12 kali dalam waktu 24 jam), ( Andriana dan
Sepduwiana, 2020).
Penatalaksanaan dari kasus Ny. P tersebut adalah dengan mengajarkan ibu
teknik menyusui yang benar Mengajarkan ibu teknik dan posisi menyusui yang baik
dan benar yaitu : mencuci tangan sebelum menyusui bayinya, ibu duduk dengan santai
dan nyaman, posisi punggung bersandar (tegak) sejajar punggung kursi, kaki diberi
alas sehingga tidak menggantung, mengeluarkan sedikit ASI dan mengoleskan pada
puting susu dan aerola sekitarnya (desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu),
bayi dipegang dengan satu lengan, kepala terletak pada lengkung siku ibu dan bokong
bayi terletak pada lengan, menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan
satu tangan bayi dibelakang ibu dan yang satu didepan, kepala bayi menghadap ke
payudara. Ibu memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus, ibu
memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah serta
tidak menekan puting susu atau areola, ibu menyentuhkan putting susu pada bagian
sudut mulut bayi sebelum menyusui. Setelah mulai menghisap, payudara tidak perlu
dipegang atau disangga lagi, ibu menatap bayi saat menyusui dan sendawakan bayi
tiap kali habis menyusui untuk mengeluarkan udara dari lambung bayi agar bayi tidak
kembung dan muntah.
Berdasarkan penatalaksanaan kasus diatas sesuai dengan teori hal ini sesuai
dengan teori (Subekti 2018) dalam jurnal Teknik Menyusui Yang Benar Di Desa
Wanaraja, Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara. Langkah-langkah teknink
menyusui yang benar yaitu : ibu mencuci tangan sebelum menyusui bayinya, ibu
duduk dengan santai dan nyaman, posisi punggung bersandar (tegak) sejajar punggung
154
kursi, kaki diberi alas sehingga tidak menggantung. mengeluarkan sedikit ASI dan
mengoleskan pada puting susu dan aerola sekitarnya (desinfektan dan menjaga
kelembaban puting susu), bayi dipegang dengan satu lengan, kepala terletak pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan, ibu menempelkan perut bayi
pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan bayi dibelakang ibu dan yang satu
didepan, kepala bayi menghadap ke payudara, ibu memposisikan bayi dengan telinga
dan lengan pada garis lurus, ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari
yang lain menopang dibawah serta tidak menekan puting susu atau areola, ibu
menyentuhkan putting susu pada bagian sudut mulut bayi sebelum menyusui, setelah
mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi, ibu menatap bayi
saat menyusui
Dari penatalaksaan pada kasus Ny. P tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan praktik di lapangan.
bayi dan menepuk punggung bayi dengan lembut agar tidak muntah, menjaga
kehangatan bayi dengan mengganti pakaian bila basah atau kotor, memberitahu ibu
cara merawat tali pusat dengan benar tanpa memberikan apapun, menganjurkan ibu
untuk perawatan payudara dan senam nifas, mengnjurkan ibu untuk makan-makanan
yang mengandung gizi seimbang.
Hal ini sesuai dengan teori Standar Asuhan pada bayi baru lahir menurut (Isnaini,
2015) dalam jurna Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal Di Bps Dwi
Maryati Gunung Kidul. Peran bidan dalam melakukan asuhan bayi baru lahir normal
termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusui dini, injeksi vitamin K1,
Perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari) dan perawatan tali pusat.
Bayi Baru Lahir memerlukan asuhan yang segera yang cepat, tepat, aman dan bersih.
Hal tersebut merupakan bagian esensial bayi baru lahir. Sebagian besar proses
persalinan terfokus pada ibu, tetapi sehubungan dengan proses pengeluaran hasil
kehamilan (bayi) maka penatalaksanaan persalinan baru dikatakan berhasil jika ibu dan
bayinya dalam kondisi yang optimal, sehingga selain ibunya bayi yang dilahirkan juga
harus dalam keadaan sehat.
156
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan selama hamil, bersalin, nifas dan
bayi baru lahir se pada Ny “P” usia 25 tahun yang dimulai pada usia kehamilan 38-39
minggu sampai bayi baru lahir dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1 Kehamilan
Pada masa kehamilan Ny “P” melakukan kunjungan ANC secara rutin ±
1- 2 kali kunjungan setiap bulannya, dan selama kehamilan trimester III tidak
ditemukan komplikasi, hanya ada keluhan fisiologis seperti sering pusing
masalah tersebut dapat teratasi dengan baik. Dalam penatalaksanaan kasus Ny.
P tidak terdapat kesenjangan antara toeri dan praktik dilapangan.
5.1.2 Persalinan
Pada proses persalinan pada Ny “P”, tidak terdapat masalah pada kala I
samapi kala III, dan persalinan dilakukan secara pervaginam pada tanggal 17
Januari 2024 pukul 04.00 Wib dan bayi lahir pukul 06.30 Wib dengan Apgar
Score 7/8, BB 2900 gram, PB 48 cm, Hr/Nadi 135x/menit, jenis kelamin laki-
laki dan tidak ada cacat.
5.1.3 Nifas
Pada masa nifas tidak terjadi perdarahan dan infeksi, pada payudara tidak
ada kelainan dan tidak ada tanda bahaya infeksi ataupun bendungan ASI,
pengeluaran ASI lancar, involusi dan penurunan fundus uteri pada Ny “P”
berlangsung dengan baik. Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny. P adalah
dengan mengajarkan teknik menyusui yang benar dengan tujuan untuk
mendorong keluarnya ASI secara maksimal sehingga keberhasilan menyusui
bisa tercapai.
5.1.4 Bayi Baru Lahir
Pada neonatus tidak ditemukan terjadinya komplikasi atau masalah yang
serius yang dialami bayi, kunjungan dilakukan 1 kali dan tidak terjadi masalah.
156
157
Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi dan tanda-tanda bahaya pada bayi baru
lahir.
5.2 SARAN
Berdasarkan pembahasan kasus diatas, penulis memberikan sedikit masukan atau
saran yang diharapkan dapat bermanfaat :
1. Praktek Bidan Nursaktila, S.Keb
Diharapkan lahan praktik mampu meningkatkan mutu pelayanan kebidanan
terutama asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan BBL. Sehingga dapat
memberikan asuhan yang lebih baik sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta
dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat menerapkan
setiap asuhan kebidanan sesuai dan dengan melakukan Continuity of care terutama
asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir untuk mendeteksi dini
komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi sehingga dapat meningkatkaan derajat
pelayanan kesehatan ibu dan anak untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
2. Universitas Adiwangsa Jambi
Dari laporan tugas akhir ini diharapkan institusi pendidikan dapat
mengembangkan materi yang telah diberikan baik dalam proses perkuliahan
maupun praktik lapangan sehingga mahasiswanya mampu menerapkan asuhan
kebidanan secara langsung dan berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, nifas
dan bayi baru lahir dengan pendekatan manajemen kebidanan yang sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan. Serta meningkatkan kualitas pendidikan bagi
mahasiswa dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung
peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan yang
berkualitas.
3. Bagi Pasien
Diharapkan dengan dilakukannya asuhan kebidanan secara komprehensif
mulai dari hamil sampai bayi baru lahir dapat meningkatkan pengetahuan
pasien/klien tentang kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Aini dan Yanti. (2020). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan
Anemia Ringan Di PMB Hj. Dince Safrina Tahun 2020.
https://jom.htp.ac.id/index.php/ikt.
https://jom.htp.ac.id/index.php/jkt
1)
nurainisiti458@gmail.com
Terdapat dua provinsi yang sudah melampaui target Renstra tahun 2018 yaitu Bengkulu dan
DKI Jakarta (Kemenkes RI, 2019).
Provinsi Riau cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe tahun 2018 sebesar 82,8%, data
tersebut masih dibawah target yang ditentukan yaitu 95%. Sedangkan untuk Kabupaten/kota
dengan cakupan tertinggi adalah Kabupaten Indragiri Hulu sebesar 100% diikuti oleh
Kabupaten Kuantan Singingi (96,85%) dan Kota Pekanbaru (94,07%). Cakupan terendah
adalah Kabupaten Rokan Hilir sebesar 66,24%, diikuti oleh Kabupaten Indragiri Hilir sebesar
71,7%, dan Kabupaten Siak sebesar 66,34% (Dinas Kesehatan Provinsi Riau, 2019).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Tahun 2014, Puskesmas Rumbai
Bukit merupakan Puskesmas dengan anemia berat tertinggi yaitu sebesar 11,4% anemia pada
ibu hamil.
Anemia umumnya disebabkan oleh kurang gizi, kurang zat besi dalam diet, malabsorpsi,
kehilangan darah yang banyak pada persalinan yang lalu, haid, dll, penyakit kronik: TBC,
paru, cacing usus, malaria, dll (Nugraheny, 2010). Bahaya anemia bagi ibu hamil yaitu dapat
menyebabkan perdarahan waktu persalinan sehingga membahayakan jiwa ibu, mengganggu
pertumbuhan bayi dalam kandungan, berat badan bayi dibawah berat normal (Pudiastuti,
2012). Pencegahan dan pengobatan untuk ibu hamil terhadap anemia yaitu dapat dilakukan
dengan meningkatkan konsumsi makanan yang bergizi termasuk makan-makanan yang
mengandung zat besi, menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet
Tambah Darah (TTD), mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia
seperti kecacingan, malaria, dan penyakit TBC (Fadlun & Feryanto, 2012).
METODE STUDI KASUS
Studi kasus ini menggunakan metode dengan pendekatan asuhan kebidanan yaitu SOAP
yang meliputi subjektif, objektif, assessment, plan, dan lembar implementasi serta evaluasi
yang diberikan pada ibu hamil Ny. Y di PMB Hj. Dince Safrina, SST Jl. Limbungan,
Kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru dari 09-16 Juli 2020.
Subyeknya Ny. Y Umur 22 tahun G1P0A0. Jenis data primer. Cara pengumpulan data dengan
wawancara yang dilakukan pada ibu hamil, keluarga pasien untuk mendapatkan data secara
lengkap dengan format asuhan kebidanan pada ibu hamil, serta lakukan pemeriksaan fisik
yang bertujuan untuk menentukan status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah kesehatan
dan mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan kebidanan.
HASIL STUDI KASUS
Kunjungan antenatal care pertama kali dilakukan pada tanggal 09 Juli 2020.
Data Subjektif
Ibu merasa mudah lelah, lemas, sesak nafas ringan, dan merasa pusing sejak 3 hari yang lalu.
Ibu mengatakan sering lupa minum obat dan takut dengan jarum suntik. Makanan dikonsumsi
seperti biasanya, dan ibu suka begadang pada malam hari sehingga kurang istirahat. HPHT:23-
12-2019
Data Objektif
Keadaan Umum ibu baik, tekanan darah 110/80 mmHg, denyut nadi 78 x/menit,
pernafasan 21 x/menit, Suhu 36,7°C, berat badan 95,5 kg, tinggi badan 160 cm, LILA 35 cm.
TP: 30-09-2020. Konjungtiva pucat (anemis), sclera tidak ikhterik, mulut bersih, dan bibir
terlihat pucat. Pada pemeriksaan abdomen tidak ada luka bekas operasi, ada linea nigra, ada
striae gravidarum. TFU 3 jari diatas pusat. Bagian atas perut ibu teraba bundar, lunak, dan
tidak melenting adalah bokong janin. Bagian kiri perut ibu teraba memanjang dan keras adalah
punggung janin.
Bagian kanan perut ibu teraba menonjol adalah bagian kecil janin (ekstremitas janin).
Bagian bawah perut ibu teraba bundar, keras dan melenting adalah kepala janin. MC. Donald
: 24 cm, TBBJ: (24-13) x 155 = 1705 gr, DJJ: 142x/menit. pemeriksaan penunjang Hb: 9,4
gr/dL.
Assessment
G1P0A0, 28 minggu 3 hari dengan anemia ringan. Janin hidup, tunggal, intrauterine, preskep.
K/U ibu dan janin baik.
Plan
Implementasi
6. Memberikan penkes (Pendidikan Kesehatan) tentang gizi pada ibu hamil yaitu
kebutuhan kalori selama kehamilan meningkat 300 kkal/hari, kebutuhan protein
meningkat 60 gram/hari. Personal hygiene dalam kehamilan dengan menganjurkan
ibu untuk menjaga kebersihan tubuh agar terhindar dari infeksi apabila basah
ataupun kotor. Istirahat yang cukup dengan menganjurkan ibu untuk istirahat yang
cukup yaitu tidur malam minimal 6-7 jam dan usahakan siang tidur/berbaring 1-2 jam dan
tidak melaksanakan aktivitas yang dapat membuat ibu kelelahan.
7. Memberitahu tanda-tanda bahaya dalam kehamilan seperti muntah terus dan tidak
mau makan, demam tinggi, bengkak kaki, tangan dan wajah, sakit kepala disertai
kejang, janin dirasakan kurang bergerak dibanding sebelumnya, pendarahan pada
hamil muda dan hamil tua, air ketuban keluar sebelum waktunya.
8. Memberitahu ibu cara mengonsumsi tablet Fe dengan benar yaitu ibu
mengonsumsi tablet Fe setelah makan atau sebelum tidur dan tidak minum teh,
susu, dan kopi bersamaan setelah mengonsumsi tablet Fe karena dapat
mengganggu penyerapan obat.
9. Memberitahu ibu cara pengolahan bayam agar kandungan gizi tidak hilang yaitu
dengan cara direbus dapat dilakukan dengan waktu maksimum 3 menit, dan
dengan cara penumisan dapat dilakukan dengan waktu maksimum 5 menit.
10. Memberikan ibu tablet Fe dengan dosis 1x1 tablet setiap hari, diminum dengan
teratur setiap hari, serta memberikan bayam kepada ibu sebanyak 300 gr sebagai
salah satu cara mengatasi anemia pada ibu
11. Menjelaskan kepada ibu adanya kunjungan ulang 1 minggu lagi untuk dilakukan
pemeriksaan dan evaluasi perkembangan keadaan ibu dan kenaikan Hb ibu.
Evaluasi
1) Ibu sudah mengetahui dengan keadaannya sekarang
2) Ibu sudah mengerti tentang anemia ringan yang sudah dijelaskan
3) Ibu sudah mengerti penyebab- penyebab terjadinya anemia yang sudah dijelaskan
4) Ibu sudah memahami penatalaksanaan dalam mencegah dan mengobati
anemia
5) Ibu sudah mengerti tentang komplikasi pada ibu hamil dengan anemia yang
sudah dijelaskan
6) Ibu sudah mengerti dan mau melaksanakan anjuran yang telah disampaikan
7) Ibu sudah memahami tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan yang telah
dijelaskan
8) Ibu sudah memahami bagaimana cara mengonsumsi tablet Fe dengan benar
9) Ibu sudah mengerti bagaimana cara pengolahan bayam yang benar
10) Ibu sudah mengerti anjuran konsumsi obat dan sayur bayam yang sudah
diberikan
11) Ibu mengerti dan bersedia untuk dilakukan pemeriksaan ulang 1 minggu lagi
PEMBAHASAN
Data Subjektif
Data subjektif yang ditemukan pada pengkajian ini yaitu terdapat informasi tentang ibu
yang mengatakan mudah lelah, lemas, sesak nafas ringan, dan merasa pusing sejak 3 hari
yang lalu. Ibu mengatakan sering lupa minum obat dan takut dengan jarum suntik. Ibu
mengatakan makanan dikonsumsi seperti biasanya, dan ibu suka begadang pada malam hari
sehingga kurang istirahat. Berdasarkan data subjektif yang didapatkan dari Ny. Y, pada kasus
ini selaras dengan teori Astutik & Ertiana (2018) yaitu gejala yang muncul seperti mudah
lelah, lemas, sesak nafas ringan, dan merasa pusing, merupakan gejala dari anemia pada ibu
hamil.
Data Objektif
Data Objektif yang ditemukan pada kunjungan pertama sampai terakhir yaitu
keadaan umum ibu baik, dan tanda-tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan
fisik, penulis menemukan ada kesenjangan antara teori dengan kasus, yaitu dalam teori
Fadlun & Feryanto (2012), kadar Hb ibu hamil harus >11 gr% pada trimester I dan III,
serta >10,5 gr% pada trimester II. Dari data yang didapatkan saat pemeriksaan fisik pada
Ny. Y kadar Hb ibu tersebut adalah 9,4 gr%, yang dalam teori Rukiyah & Yulianti (2014)
Hb ibu tersebut termasuk dalam klasifikasi anemia ringan yaitu antara 9-10 gr%. Data
objektif yang lain tidak jauh beda dari teori yang sudah dijelaskan oleh Megasari et al
(2019), bahwa tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu tekanan darah 120/80 mmHg,
nadi 81 x/menit, pernafasan 19 x/menit, dan suhu 36,9°C.
Assessment
Assesment (penilaian) yang dapat ditegakkan atau disimpulkan pada asuhan kebidanan
ini adalah G1P0A0, 28-29 minggu dengan anemia ringan. Janin hidup, tunggal, intra utein,
presentasi kepala. K/U ibu dan janin baik.
Plan
Plan pada kasus ini, penulis memberikan pendidikan kesehatan seperti komplikasi
pada ibu dan janin jika sedang anemia, gizi ibu hamil, personal hygiene, istirahat cukup,
tanda-tanda bahaya dalam kehamilan, berikan terapi obat Fe dan sayur bayam, beritahu
cara mengonsumsi tablet Fe dengan benar, beritahu cara pengolahan bayam yang benar,
plan pada kasus ini sesuai dengan teori Proverawati (2011).
Implementasi
Lembar implementasi pada kasus ini, penulis melanjutkan rencana kedalam tindakan
nyata sesuai dengan teori yang ada dan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Evaluasi
Evaluasi yang ditemukan pada kasus ini dikunjungan pertama sampai terakhir yaitu
ibu mengerti dan mampu memahami semua penjelasan yang sudah diberikan, dan ibu mau
melakukan anjuran yang telah diberikan.
KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengkajian sampai evaluasi kasus, tidak terdapat kesenjangan teori dan
praktik di lapangan. Setelah dilakukan asuhan kebidanan sebanyak 2 kali kepada Ny. Y
dengan anemia ringan selama 1 minggu, maka hasil yang didapatkan yaitu adanya
kenaikan Hb pada ibu hamil setelah mengkonsumsi tablet Fe dan sayur bayam selama 1
minggu.
SARAN
Astriana, W. (2017). Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas dan Usia. Jurnal
Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(2), pp.123-130. Available from:
https://doi.org/10.30604/jika.v2i2. 57>[Accessed 29 Januari 2020].
Astutik, R. Y., & Ertiana, D. (2018). Anemia dalam Kehamilan. Jember : CV. Pustaka
Abadi. Available from: https://books.google.co.id/books?
id=6tisDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=anemia+dalam+kehamilan&hl=id&s
a=X&ved=0ahUKEwi07WToMrnAhXWzj
gGHRx9D8AQ6AEIKDAA#v=onepage&q=anemia dalam
kehamilan&f=false>[Accessed 04 Februari 2020].
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2019). LKjIP Pemerintah Tahun 2018. Available from:
https://dinkes.riau.go.id/download/file/fid/303>[Accessed 02 September
2020].
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. (2014). Profil Kesehatan Kota Pekanbaru Tahun 2014.
Available from:https://www.pusdatin.kemkes.go.i
d/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2014/1471_Riau_Kota_Pe
kan_baru_2014.pdf>[ Accessed 25 Maret 2020].
Ekasari, T., & Natalia, M. S. (2019). Deteksi Dini Preeklamsi dengan Antenatal Care.
Sulawesi Selatan :Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia. Available from:
https://books.google.co.id/books?id=EPK9DwAAQBAJ&printsec=frontcover&
dq=deteksi+dini+preeklampsia+dengan+antenatal+care&hl=id&sa=X&ved=0
ahUKEwi33_DGjsrnAhV2zjgGHUvGAbwQ6AEIKDAA#v=onepage&q=deteksi
dini preeklampsia dengan antenatal care&f=false>[Accessed 01Februari 2020].
ASUHAN PERSALINAN NORMAL PADA NY. “R”
Dhonna Anggreni , Alfiyatur Rochimin
1
Program Studi S2 Kesehatan Masyarakat STIKES Majapahit Mojokerto
2
Program Studi D3 Kebidanan STIKES Majapahit Mojokerto
ABSTRACT
One indicator to see the success of maternal health is by monitoring the Maternal
Mortality Rate (MMR). In Mojokerto Regency, the MMR in 2019 was 89.60 per 100,000 live
births. Reducing mortality rates and improving the quality of maternal and child health will
achieve the expected results if accompanied by increased antenatal care and delivery assistance
by health workers. Labor and birth are normal physiological events in life. Although the
coverage of delivery assistance by health workers is always increasing from year to year, there
are still many problems that are found related to complications during delivery. The purpose of
this study is to provide midwifery care to mothers in labor. This type of research is a case study
by providing midwifery care to mothers in labor. This research was conducted using midwifery
management and documentation using SOAP. The sample in this study was 1 respondent. The
research was conducted at BPM Sumirah Balonganyar Lekok Pasuruan. With this activity, it is
hoped that the delivery process can run smoothly and safely and be able to produce a healthy and
intelligent generation.
Keywords: care, midwifery, childbirth
ABSTRAK
Salah satu indikator untuk melihat keberhasilan kesehatan ibu adalah dengan
memantau Angka Kematian Ibu (AKI). Di Kabupaten Mojokerto AKI tahun 2019 sebesar
89,60 per 100.000 kelahiran hidup. Penurunan angka kematian dan peningkatan kualitas
kesehatan ibu dan anak akan mencapai hasil yang diharapkan jika disertai dengan
peningkatan pelayanan antenatal dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam kehidupan.
Meskipun cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan selalu meningkat dari
tahun ke tahun, namun masih banyak permasalahan yang ditemukan terkait komplikasi
saat persalinan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan asuhan kebidanan
pada ibu bersalin. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan memberikan asuhan
kebidanan pada ibu bersalin. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan manajemen
kebidanan dan dokumentasi menggunakan SOAP. Sampel dalam penelitian ini adalah 1
responden. Penelitian dilakukan di BPM Sumirah Balonganyar Lekok Pasuruan Dengan
diadakannya kegiatan ini diharapkan proses persalinan dapat berjalan dengan lancar
dan selamat serta mampu menghasilkan generasi yang sehat dan cerdas
Kata kunci: asuhan, kebidanan, persalinan
A. PENDAHULUAN
Persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang dialami oleh wanita. Pada proses
ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi pada ibu untuk dapat melahirkan
janinnya melalui jalan lahir. Persalinan adalah serangkaian proses yang berakhir dengan
pengeluaran hasil konsepsi, plasenta dan selaput ketuban oleh ibu. Persalinan dimulai
(inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks
(membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap (JNPK –
KR, 2008. Hal: 37).
Untuk daerah Kabupaten Pasuruan, jumlah kasus kematian ibu pada tahun 2018
sebanyak 28 kasus sedangkan tahun 2019 sebanyak 21 kasus. Jumlah kematian bayi
pada tahun 2019 sebanyak 134 kasus , menurun disbanding tahun 2018 sebanyak 135
kasus. Penyebab terbesar adalah karena BBLR sebanyak 45 kasus (33,5%), asfiksia
sebanyak 42 kasus (31,3%), kelainan kongenital baaan sebanyak 20 kasus (15%) sepsis
sebanhak 18 kasus (13,2%), lain-lain sebanyak 10 kasus (7,4%) (Dinkes Kabupaten
Pasuruan, 2019).
B. METODEPENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan memberikan asuhan
kebidanan persalinan pada ibu bersalin normal. Tujuan dalam penelitian ini adalah
memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin menggunakan menajemen kebidanan
dan pendokumentasian dengan menggunakan SOAP. Sampel dalam penelitian ini
adalah 1 orang responden yaitu Ny. R, dengan usia kehamilan 40 minggu. Asuhan
persalinan dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2021 di BPM Ny. Sumirah Balonganyar
Lekok Kabupaten Pasuruan.
C. HASIL PENELITIAN
Kala 1
persalinan
1). Pengkajian/ pengumpulan data subjektif dan objektif
a. Data subjektif
Pengumpulan data subjektif dilakukan dengan melakukan anamnesa. Anamnesa
dilakukan pada tanggal 24 Okrober 2021 pukul 02.45 wib. Dari hasil tanya jawab,
diketahui bahwa ibu sudah mengalami kenceng-kenceng dari tanggal 23 Oktober 2021 pukul
21.00 wib. Ibu mengatakan keluar lender bercampur darah dari kemaluan. Ibu mengatakan ini
merupakan persalinan anak ke 3. Ibu sudah memiliki 2 orang anak yang juga dilahirkan
secara normal dan tidak pernah mengalami komplikasi pada saat persalinan dan nifas
terdahulu.
b. Data objektif
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data sebagai berikut :
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum :
Baik
Kesadaran : Composmentis
TD :120/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,7°C
P : 20x/menit
2. Pemeriksaan Khusus
a. Pemeriksaan pada abdomen
- Leopold 1 :TFU 2 jari bawah-prosessus xyphoideus. Pada fundus
teraba bokong
- Leopold 2 : Pada perut bagian kanan teraba punggung janin dan
pada perut bagian kiri teraba ekstermitas janin
- Leopold 3 : pada perut bagian bawah teraba kepala janin yang
sudah tidak bisa di goyang lagi, yang berarti kepala sudah masuk
PAP.
- Leopold 4 : Posisi tangan divergent.
- TFU Mc donald 34 cm
- TBJ (34-12) x 155 =3.410 gram
- DJJ 140x/menit terdengar di bawah pusat sebelah kanan.
- His kuat, frekuensi 4 x/10 menit lamanya 45 detik
b. Pemeriksaan genetalia
- Pada pemeriksaan genetalia luar terlihat lendir bercampur darah
pada kemaluan, tidak ada varises, vulva tidak odema
- Pemeriksaan dalam luar pada tanggal 24 Okt 2021 pukul (02.45
WIB) didapat : pembukaan 9 cm, effeccement 90%, ketuban (+),
presentasi belakang kepala, penurunan kepala hodge III, UUK
kanan depan , tidak ada molase, tidak ada bagian kecil yang
menumbung.
2). Analisa data
Analisa data didapatkan bahwa ibu G3P2A0 umur kehamilan 40 minggu,
janin hidup, tunggal, intra uterin, letak belakang kepala inpartu kala 1 fase aktif
dilatasi maksimal
3). Penalaksanaan
a. Menjelaskan ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan,
bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik dan sehat. Ibu sudah memasuki
persalinan.
b. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan menarik nafas dalam dan
mengeluarkan nya melalui mulut
c. Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri
d. Memberi ibu minum saat di sela-sela his
e. Melanjutkan observasi DJJ, His, kemajuan persalinan dengan partograf.
f. Mempersiapkan peralatan persalinan.
Kala 2 persalinan
1). Pengkajian/ pengumpulan data subjektif dan objektif
a. Data subjektif
Ibu mengatakan nyeri pada perut semakin sering dan merasa ingin BAB
b. Data objektif
1. Perineum tampak menonjol dan vulva membuka.
2. DJJ 142 x/menit terdengar di bawah pusat sebelah kanan.
3. His 4x/10 menit lama 45 detik
4. VT jam 03.00: pembukaan lengkap, effeccement 100%, ketuban (-)
jernih, presentasi belakang kepala, penurunan kepala hodge IV, UUK
depan, tidak ada molase, tidak ada bagian yang menumbung.
2) Analisa data
Ibu Inpartu kala 2
3) Penatalaksanaan
a. Melihat tanda gejala kala 2
b. Memastikan semua perlemgkapan, bahan, obat-obat lengkap
c. Memimpin persalinan dan melakukan pertolongan sesuai dengan 60 langkah
APN
d. Jam 03.15. bayi lahir spontan, menangis kuat, gerak aktif, jenis kelamin laki-
laki
e. Plasenta belum lahir
Kala 3 Persalinan
1). Pengkajian/ pengumpulan data subjektif dan objektif
a. Data subjektif
Ibu mengatakan lega bayi telah lahir, dan masih nyeri pada perut
b. Data objektif
1. TFU setinggi pusat
2. Tali pusat tampak dijalan lahir dan bertambah panjang
3. Tampak darah keluar tiba-tiba dari jalan lahir
2) Analisa data
Ibu Inpartu kala 3
3) Penatalaksanaan
a. Membantu melahirkan plasenta
b. Pukul 03.25 plasenta lahir lengkap dan kontraksi uterus baik
c. Terdapat laserasi jalan lahir derajat 2.
Kala 4 Persalinan
1). Pengkajian/ pengumpulan data subjektif dan objektif
a. Data subjektif
Ibu mengatakan masih merasa sedikit nyeri pada perut
b. Data objektif
TD : 100/60 mmHg, N : 80 x/menit, P: 23 x/menit, S: 36,3 °C, TFU 2
jari dibawah pusat, Kontraksi uterus baik, Kandung kemih kosong, Perdarahan
±100 cc.
2) Analisa data
Ibu Kala 4 persalinan
3) Penatalaksanaan
a. Mengajarkan ibu masase uterus untuk mencegah perdarahan
b. Melakukan penjahitan perineum
c. Memenuhi kebutuhan kala IV seperti hidrasi dan nutrisi, hygiene dan
kenyaman pasien.
d. Bimbingan dan dukungan untuk berkemih.
e. Memantau kontraksi uterus ibu, perdarahan, kandung kemih dan TTV ibu
setiap 15 menit pada 1 jam 1 dan setiap 30 menit pada jam ke 2.
D. PEMBAHASAN
Ny. R sejak pukul 21.00 wib tanggal 23 Oktober 2021 merasakan adanya kenceng-
kenceng dan mengeluarkan lendir bercampur darah ibu datang ke bidan pukul 02.45
wib tanggal 24 Oktober 2021. Pada saat pemeriksaan jam 02.50 WIB kontraksi 3 kali
dalam 10 menit lamanya 40 detik. Pada pemeriksaan dalam ditemukan pembukaan 9
cm, penurunan kepala di hodge 3 dan ketuban belum pecah. Pukul 03.00 WIB
pembukaan lengkap. Pukul 03.15 WIB bayi lahir secara spontan belakang kepala.
Menurut sofian (2011), fase aktif akselerasi dari pembukaan 3–4 cm, dicapai dalam 2
jam. Fase aktif dilatasi maksimal dari pembukaan 4–9 cm, dicapai dalam 2 jam. Fase
aktif deselerasi dari pembukaan 9–10 cm selama 2 jam. Kemajuan pembukaan 1 cm per
jam untuk primipara dan 2 cm per jam untuk multipara. Ada kesenjangan mengenai
lama kala I . Fase aktif deselerasi berjalan terlalu cepat. Fase aktif dilatasi maksimal
sampai deselerasi dari pembukaan 9–10 cm selama 15 menit. Ibu tidur miring kiri dan
menarik nafas panjang saat ada kontraksi.
Pada kasus Ny. R mengalami kontraksi yang semakin lama semakin sering
kemudian pembukaan lengkap. Ada dorongan untuk meneran, tekanan pada anus, vulva
membuka dan perineum menonjol. Menurut Sofian (2011), pada kala pengeluaran janin,
his terkoordinasi, kuat, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2–3 menit sekali. Kepala janin
telah turun dan masuk ke ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot
panggul yang melalui lengkung refleks yang menimbulkan rasa mengedan. Oleh karena
tekanan pada rektum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus
terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum
meregang. Kala II pada primi berlangsung 1½-2 jam, dan pada multi ½ -1 jam ( M,
2011). Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. R tidak terdapat
kesenjangan dengan teori karena kala II berlangsung selama 15 menit.
Kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10 menit. Lepasnya plasenta sudah dapat
diperkirakan dengan memperhatikan tanda- tanda yaitu semburan darah mendadak, tali
pusat bertambah panjang dan perubahan uterus menjadi globuler/bundar (Manuaba,
2013). Seluruh proses biasanya berlangsung 5–30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc(Sofian, 2011). Dalam
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 1, 45 - 49 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
kasus Ny. R pada kala III tidak ada kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan, perdarahan
pada kala III normal yaitu kurang lebih 100 cc dan lama kala III adalah 5 menit. Asuhan pada
kala IV yang diberikan pada Ny. R antara lain : mengawasi perdarahan post partum, tinggi
fundus uteri, kontraksi uterus, tekanan darah, kandung kemih dan keadaan umum ibu. Menurut
Manuaba (2012), kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan
postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan meliputi
pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernapasan, TFU, kontraksi uterus,
kandung kemih, dan perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak
melebihi 400 - 500 cc. Ny. R pada kala IV tidak ada kesenjangan antara teori dengan
pelaksanaan kala IV yaitu kala pengawasan selama 2 jam post partum dan tidak terdapat
perdarahan yang melebihi 500 cc.
E. PENUTUP
Proses persalinanpada Ny. R berlangsung dengan normal. Plasenta lahir spontan dan
lengkap, tidak ada perdarahan setelah melahirkan. Lama persalinan dari kala I sampai dengan
kala 3 berlangsun dengan normal dan lancar.
Adanya sinergi yang kuat antara ibu, keluarga dan tenaga kesehatan sangat dibuukan bagi
seorang ibu yang akan melahirkan. Kesiagaan suami dan keluarga, serta persalinan yang bersih
dan aman oleh tenaga kesehatan akan bisa mencegah terjadinya kematian ibu dan bayi saat
melahirkan. Sehingga pada akhirnya derajat kesehatan bisa ditingkatkan
https://doi.org/10.32699/ppkm.v6i1.550 45
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 1, 45 - 49 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Kab Pasuruan. 2019. LKj IP Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan. Kabupaten Pasuruan
:Dinkes Kab Pasuruan.
Dinkes Prov. Jawa Timur, 2019. Profil Kesehatan Prov. Jawa Timur Surabaya : Dinkes Prov. Jawa
Timur
Koblinsky, M., Matthews, Z., Hussein, J., Mavalankar, D., Mridha, M. K., Anwar, I., et all. (2006).
“Maternal Survival 3 : Going to Scale with Professional Skilled Care”. International Journal of
Public Health and Preventive Medicine. Bangladesh : Centre for Health and Population
Research. (http:// search. Proquest. com/ docview/ 872009166/ D576F1A32C254C43PQ/2?
acountid=34598#untid=34598
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Kemenkes RI, 2018. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Indonesia
Manuaba. 2014. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, Jakarta: EGC.
https://doi.org/10.32699/ppkm.v6i1.550 45
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 1, 45 - 49 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
Ratih Subekti
Politeknik Banjarnegara
Email : bektymidewife@gmail.com
https://doi.org/10.32699/ppkm.v6i1.550 45
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 1, 45 - 49 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
1. PENDAHULUAN
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 dijelaskan
bahwa 67,5% ibu yang gagal memberikan ASI ekslusif kepada bayinya adalah
kurangnya pemahaman ibu tentang teknik menyusui yang benar, sehingga sering
menderita puting lecet dan retak (Riskesdas, 2010). Keberhasilan menyusui harus diawali
dengan kepekaan terhadap waktu yang tepat saat pemberian ASI. Kegagalan dalam
proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya beberapa masalah pada ibu dan
bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham bagaimana teknik menyusui yang benar dapat
menjadi masalah dalam menyusui. Adapun masalah dalam menyusui adalah puting susu
lecet, payudara bengkak, abses payudara (mastitis) (Lismaysarah, 2013). Berdasarkan
analisis situasi dan analisis data keadaan desa Wanaraja melalui survey awal terhadap
beberapa ibu menyusui, masih ada ibu yang mengalami putting susu lecet, payudara
bengkak dan payudara nyeri dan putting datar.
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi, 2004). Perilaku menyusui yang
salah dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga
mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau enggan menyusui (Proverawati, 2010).
Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam
lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola
yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu
kemudian. Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi
sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya (Purwanti, 2004).
Teknikmenyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi saat menghisap ASI.
Isapan bayi akan berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya, namun sering
kali ibu kurang mendapatkan informasi tentang manfaat ASI dan tentang teknik
menyusui yang benar (Roesli, 2011). Faktor yang berhubungan dan faktor yang paling
menjadi penentu yang berhubungandengan teknik,menyusui adalah variabel
pengetahuan ibu (p=0,039) (Rhipiduri, 2014). Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Arismawati (2014) menunjukkan bahwa ada hubungan anatara teknik
menyusui yang benar dengan keberhasilan laktasi (p-Value = 0,000) (Arismawati, 2017).
Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Romiyati (2015) yang menunjukkan bahwa
ada hubungan pengetahuan ibu tentang teknik menyusui dengan
perilaku dalam pemberian ASI pada ibu menyusui (p-Value sebesar 0,003) (Romiyati,
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 1, 45 - 49 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
2015).
Untuk mengurangi resiko dari teknik menyusui yang kurang tepat dapat dilakukan
penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaanya.
Dukungan dari suami, keluarga, masyarakat dan tenaga kesehatan sangat menentukan
keberhasilan dalam pelaksanaannya. Dukungan tenaga kesehatan mempunyai hubungan
yang bermakna dengan perilaku ibu dalam menyusui ( Ida, 2012).
Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan
ibu tentang teknik menyusui yang benar dan dapat menerapkannya sehingga proses
menyusui berjalan lancar dan tercapai program pemerintah yaitu pemberian ASI
eksklusif.
2. METODE
Program pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui penyuluhan tentang
pentingnya teknik menyusui yang benar, praktik langsung dengan bayinya dan
pelaksanaan evaluasi proses maupun hasil melalui kuesioner tentang materi penyuluhan.
bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI
dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Menyusui yang dijadwalkan akan
berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi
ASI tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah banyak masalah yang
mungkin timbul (Purwanti, 2004).
Langkah - langkah Teknik Menyusui Yang Benar
Ibu mencuci tangan sebelum menyusui bayinya. Ibu duduk dengan santai dan
nyaman, posisi punggung bersandar (tegak) sejajar punggung kursi, kaki diberi alas
sehingga tidak menggantung. Mengeluarkan sedikit ASI dan mengoleskan pada puting
susu dan aerola sekitarnya (desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu). Bayi
dipegang dengan satu lengan, kepala terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi
terletak pada lengan. Ibu menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu
tangan bayi dibelakang ibu dan yang satu didepan, kepala bayi menghadap ke payudara.
Ibu memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus. Ibu memegang
payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah serta tidak menekan
puting susu atau areola. Ibu menyentuhkan putting susu pada bagian sudut mulut bayi
sebelum menyusui. Setelah mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau
disangga lagi. Ibu menatap bayi saat menyusui (Depkes RI, 2009).
Menyusui bayi harus secara bergantian pada kedua payudara untuk
mempertahankan produksi ASI tetap seimbang pada kedua payudara. Pasca Menyusui: 1)
Melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking di masukkan ke mulut bayi melalui
sudut mulut bayi atau dagu bayi ditekan ke bawah 2) Setelah bayi selesai menyusui, ASI
dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan aerola, biarkan kering
dengan sendirinya.
Menyendawakan bayi dengan: 1) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada
bahu ibu kemudian punggung ditepuk perlahan- lahan atau 2) Bayi tidur tengkurap di
pangkuan ibu, kemudian punggungnya di tepuk perlahan-lahan.
mulut bayi dapat diatur agar dapat mencapai putung payudara ibu. Tangan ibu yang
bebas membantu memasukkan puting susu ke mulut bayi sambil telapak tangan
menahan payudara agar tidak menutup hidung bayi. Jari telunjuk dan jari tengah
membantu mengeluarkan ASI dengan cara menjepit payudara. Jangan menyusui
menggunakan dot sebelum cara menyusui ini bisa dilakukan dengan baik. (Saminem,
2009).
Cara pengamatan teknik menyusui yang benar
Jika bayi telah menyusu dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda
seperti bayi tampak tenang, badan bayi menempel pada perut ibu, mulut bayi terbuka
lebar, dagu bayi menempel pada payudara ibu, sebagian areola masuk kedalam mulut
bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk, bayi nampak menghisap kuat dengan irama
perlahan, puting susu tidak terasa nyeri, telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis
lurus serta kepala bayi agak menengadah. (Proverawati, 2010).
Tanda Posisi Bayi Menyusu yang Benar
Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu, dagu bayi menempel pada
payudara ibu, dada bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar payudara, telinga
bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi, mulut bayi terbuka lebar
dengan bibir bawah yang terbuka, sebagian besar areola tidak tampak, bayi menghisap
dalam dan perlahan, bayi puas dan tenang pada akhir menyusu, terkadang terdengar
suara bayi menelan dan puting susu tidak terasa sakit atau lecet. (Depkes RI, 2005).
Evaluasi Praktik Teknik Menyusui Yang Benar
Setelah pemberian penyuluhan, semua peserta melakukan praktik teknik menyusui
yang benar dengan melihat demonstrasi yang pemateri lakukan serta melihat langkah-
langkah yang ditampilkan di slide. Sebanyak
17 orang (85%) ibu sudah benar dalam penatalaksanaannya.
Keberhasilan menyusui dipengaruhi oleh teknik dan posisi menyusui yang benar.
jika teknik menyusui benar maka tingkat keberhasilan laktasinya akan berhasil dan
sebaliknya jika cara menyusui salah tingkat keberhasilan laktasinya juga kurang berhasil
sehingga dapat berpengaruh terhadap ibu dan bayinya seperti: puting susu terasa nyeri
bahkan lecet, bayi kurang tidur dan berat badan bayi menurun (Hasselquist, 2006).
Teknik menyusui yang tidak dikuasai oleh ibu akan berdampak pada ibu seperti mastitis,
payudara bergumpal, putting sakit, sedangkan pada bayi dapat dipastikan bayi tidak mau
menyusu yang berakibat bayi tidak akan mendapatkan ASI cukup (Sulistyowati, 2011).
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 1, 45 - 49 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
4. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegitan penyuluhan tentang teknik menyusui yang benar, dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan ibu tentang teknik menyusui yang benar secara umum
meningkat. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut:
a. Antusiasme pada saat sedang dijelaskan, ibu sangat memperhatikan.
4.2. Saran
a. Perlu adanya pemantauan atau pembinaan secara lintas sektor dan lintas program
terkait tentang teknik menyusui yang benar sehingga dapat terwujud program
pemberian ASI secara eksklusif.
b. Setelah mendapatkan penyuluhan, ada tindak lanjut dari para ibu yang sedang
menyusui untuk menerapkan teknik menyusui yang benar.
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 1, 45 - 49 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
5. UCAPAN TERIMAKASIH
a. Program Pengabdian Masyarakat ini dibiayai oleh UP2M Politeknik Banjarnegara.
b. Kepala Desa Wanaraja yang telah memberikan ijin sehingga program pengabdian
masyarakat ini berjalan dengan baik.
6. DAFTAR PUSTAKA
Arismawati, Dian Fitra. 2017. Hubungan Teknik Menyusui Yang Benard dengan
Tingkat Keberhasilan Laktasi. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Stikes Dian
Husada Mojokerto.
Depkes RI. 2005. Manajemen Laktasi: Buku Panduan bagi Bidan dan petugas
Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat Depkes RI.
Depkes RI. 2009. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Balita. Jakarta: Direktorat Jenderal
Bina Kesehatan Masyarakat Depkes RI.
Hasselquist, Mary Beth. 2006. Tatalaksana ibu dan bayi pasca kelahiran, judul asli;
pregnancy handbook for a new mother. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Ida. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif 6 Bulan
di Wilayah Kerja Kemiri Muka Kota Depok Tahun 2011. Fakultas Kesehatan
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 1, 45 - 49 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
Disusun oleh :
Evi Nur Isnaini NIM.201210105160
INTISARI
Hasil perawatan pada bayi pada Ny. N, bayinya dalam keadaan sehat dan tidak
ditemukan kelainan atau masalah. Perlu pemahaman pada ibu pasca melahirkan tentang
perawatan tali pusat pada bayi baru lahir sehingga ibu bisa melakukan perawatan tali
pusat lebih baik lagi untuk pengalaman selanjutnya.
1
Mahasiswa D III Prodi Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
2
Dosen STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 1, 45 - 49 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
Abstract
The infant mortality rate is now regarded as a better measure and more
sensitive to assess the quality of obstetric care. Integral human development can
be realized if there is an increase in the quality of Indonesian human being who
prepared early, ie from the time a baby is conceived, kelahiranya period, a period
of newborn babies, as well as the later period. Newborns include age 0-28 days.
Life in the neonatal period is very vulnerable to the physiological adjustments that
require the baby can live outside the womb as well as possible.
This study uses descriptive explanatory. The research design used using
case studies. Collecting data using in-depth interviews. Analysis of the data will
be aggregated, presented and made conclusions or verification. Total respondents
1 normal newborns aged 0-3 days.
Writers get an overview and a real experience in the implementation
of newborn care. Results of treatment in infants at Ny. S, the baby is in good
health and found no abnormality or problem. Necessary understanding of
postpartum maternal care umbilical cord of the newborn so mothers can do cord
care better for the next experience.
DAFTAR RUJUKAN
Aziz Alimul.H. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Munusia : Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Ambarwati,Eny retna. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra Cendikia offset
Apriliany,Dyah, 2013, Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Dengan Perawatan Tali
Pusat Terhadap By. Ny. T di BPS Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung.
AKADEMI Adila Bandar Lampung.
Arikunto. S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Bina Aksara. Bappenas.(2010)
Bappenas [Internet].Jakarta: Bappenas.Tersedia Dalam
<Http://penurunan angka kematian bayi.org>[Diakses 5 Desember
2014]
Depkes.2008. peran pemerintah dalam pelayanan kesehatan. Jakarta: direktorat Jendral
Bina Pelayanan Medis.
DOKUMENTASI
LEMBAR BIMBINGAN
PRAKTIK KLINIK PROFESI BIDAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2022-2023
Nama : Nursaktila
NIM : 213001080189
Ruangan : Di Praktek Bidan Nursaktila, S.Keb
Stase : COC
CI Akademik : Bdn. Subang Aini Nst, S.Keb.,M.Kes
TTD
No Hari/Tanggal Follow Up Pembimbing
CI Akademik
Diketahui,
Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan