Oleh :
Meina Azmalia Putri
NIM. P07124119046
Oleh :
Meina Azmalia Putri
NIM : P07124119046
Mengetahui,
Pembimbing Lahan Praktik Mahasiswa
ii
LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN KASUS
Hapisah,S.Si.T.,M.PH
NIP : 197006211991012001
Pembimbing II
Hj.Isnaniah ,S.ST.,M.Pd
NIP : 196604101990032002
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas
kehadirat-Nya telah memberikan kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahan kepada baginda tercinta kita yaitu, Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Adapaun laporan “Laporan Individu Praktik Klinik Kebidanan II Asuhan
Kebidanan Persalinan dan BBL Nifas Neonatus dan Kespro KB” ini telah saya
usahakan semaksimal mungkin dan pada kesempatan ini saya mengucapkan
terima kasih kepada Clinical Instructur (CI) yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan laporan ini.
Namun, tidak lepas dari itu, saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
laporan ini, supaya laporan ini nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik
lagi. Kemudian, apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini saya
memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, saya ucapkan terima kasih dan saya berharap semoga laporan ini
bisa menambah pengetahuan kepada para pembaca.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan,
persalinan, dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan
normal. Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan,
persalinan dan kala nifas serta pemberian ASI dengan selamat, dengan
kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat reproduksi
ke keadaan normal (manuaba,2012).
Keberhasilan penyelengaraan pelayanan kesehatan ditentukan dan
diukur dengan angka kematian ibu dan kematian perinatal, sedangkan
kesejahteraannya ditentukan oleh penerimaan gerakan keluarga berencana
(manuaba,2012).
Dalam hal ini, Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting
karena kedudukannya sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan
sumber daya manusia melalui kemampuannya untuk melakukan
pengawasan, pertolongan, dan pengawasan neonatus dan pada persalinan
ibu post partum. Di samping itu, upaya untuk meningkatkan sumber daya
manusia dapat dibebankan kepada bidan melalui keluarga berencana
(manuaba,2012). Dalam praktiknya, dilapangan masih banyak kita temukan
masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil,
bersalin, nifas, neonatus dan KB secara continuity of care
mengunakan pendekatan menagemen kebidanan
6
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga Berencana
Melakukan pengkajian pada ibu akseptor KB, menyusun
diagnosakebidanan sesuai prioritas pada ibu akseptor KB,
merencanakan asuhan kebidanan secara kontinyu pada ibu
akseptor KB, melaksanakan asuhan kebidanan secara secara
kontinyu pada ibu akseptor KB, melakukan evaluasi asuhan
kebidanan yang telah dilakukan pada ibu akseptor KB,
mendokumentasikan asuhankebidanan secara continuity of care.
7
BAB II
PEMBAHASAN
B. Tujuan Pokok
8
Penurunan angka kelahiran yang bermakna guna mencapai tujuan
tersebut maka ditempuh kebijaksanaan dengan mengkategorikan 3 fase
untuk mencapai sasaran. Menurut Hartono (2007), yaitu :
9
3) Segera setelah melahirkan anak pertama dianjurkan untuk
memakai IUD sebagai pilihan utama.
b) Kontrasepsi yang cocok, meliputi :
1) Suntik
2) IUD
3) Implant
4) Mini Pil
5) Cara sederhana
3. Fase menghentikan atau mengakhiri kesuburan
Pada periode ini usia istri diatas 30 tahun sebaiknya mengakhiri
kesuburan setelah mempunyai 2 anak.
a) Alasan mengakhiri kesuburan
1) Ibu dengan usia diatas 30 tahun dianjurkan untuk tidak
hamil, karena alasan medis.
2) Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu relative tua dan
kemungkinan timbul akibat efek samping.
3) Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap.
b) Kontrasepsi yang cocok meliputi :
1) Kontrasepsi mantap (Tubektomi dan Vasektomi).
2) IUD
3) Implant
4) Cara sederhana
5) Suntik
6) Pil
c) Metode kontrasepsi
Menurut Syaifuddin (2010), pembagian cara kontrasepsi
yaitu :
a) Metode Amenorea Laktasi (MAL).
b) Metode keluarga berencana ilmiah.
c) Senggama terputus.
d) Metode barrier :
10
e) Kondom
f) Diafragma
g) Spenisida
h) Kontrasepsi kombinasi
1) Suntikan kombinasi
2) Pil kombinasi
i) Kontrasepsi Progestin :
1) Kontrasepsi Suntikan Progestin
2) Kontrasepsi Pil Progestin
3) Kontrasepsi Implan
4) AKDR dengan Progestin
j) Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
k) Kontrasepsi mantap
1) Tubektomi (sterilisasi pada wanita).
2) Vasektomi (sterilisasi pada laki-laki).
1. Definisi
Kontrasepsi suntik adalah obat pencegah kehamilan yang
pemakaiannya dilakukan dengan jalan menyuntikan obat tersebut
pada wanita subur (Maryani, 2017).
Profil kontrasepsi suntik 3 bulan :
a) Sangat efektif
b) Aman
c) Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.
d) Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan.
e) Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI.
2. Jenis
Menurut Saifuddin (2015), jenis kontrasepsi suntik 3 bulan, yaitu;
11
a. Depo medroxyprogesterone asetat (DMPA) mengandung 150
mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara di suntik
intramuscular (didaerah bokong).
b. Depo noristeron enantat ( Depo Noristerat) yang mengandung
200 mg Noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan
cara disuntik intramuscular.
c. Mekanisme kerja kontrasepsi suntik 3 bulan
Menurut Harnawati (2018), mekanisme kerja suntik 3
bulan, yaitu:
1) Menghalangi pengeluaran FSH (Folicle Simulating
Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone)sehingga tidak
terjadi pelepasan ovum.
2) Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma.
3) Menjadikan selaput lendir Rahim tipis.
4) Menghambat transportasi gamet dan tuba.
4. Indikasi kontrasepsi suntik 3 bulan
a) Usia reproduksi
b) Multipara dan yang telah memiliki anak.
c) Mengehendaki kontrasepsi jangka Panjang dan yang memiliki
efektivitas tinggi.
d) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
e) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
f) Setelah abortus atau keguguran.taau tida
g) Telah banyak anak, tetapi belum mengehendaki tubektomi.
h) Perokok
i) Tekanan darah <150/100 mmHg, dengan masalah gangguan
pembekuan darah atau anemia bulan sabit.
j) Menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin dan barbiturate) atau
obat tuberculosis (rifampisin).
k) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
12
l) Anemia defisiensi zat besi.
m) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
5. Kontraindikasi kontrasepsi suntik 3 bulan
Menurut Saifuddin (2017), kontraindikasi kontrasepsi suntik 3
bulan meliputi:
a) Hamil atau dicurigai hamil
b) Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c) Tidak dapat menerima gangguan haid, terutama amenorea
d) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
e) Diabetes melitus disertai komplikasi
13
a) Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
1) Siklus haid yang memendek atau memenjang.
2) Perdarahan yang banyak atau sedikit.
3) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (potting).
4) Tidak haid sama sekali
b) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
(harus kembali untuk suntikan).
c) Tidak dapat dihentikan sewaktu – waktu sebelum suntikan
berikut.
d) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
e) Terlambatnya kembali kesubunan setelah penghentian
pemakaian.
f) Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya
kerusakan kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum
habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).
g) Terjadi penubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka
panjang
h) Pada penggunaaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan
kepadatan tulang (densitas).
i) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan
pada vagina, memurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit
kepala, nervositas, jerawat.
8. Waktu mulai penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan
a) Setiap saat selaama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
b) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
c) Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap
saat, asalkan ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
d) Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah
menggunakan kontrasepsi homonal sebelumnya secara benar,
14
dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera
diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya
datang.
e) Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan ingin
menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi,
kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada jadwal
kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
f) Ibu yang menggunakan kontrasepsi non-hormonal dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormona, suntikan pertama
kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera
diberikan, asal ibu tersebut tidak hamil dan pemberiannya tidak
perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik
setelah hari ke-7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
g) Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal.
Suntikan pertama, dapat diberikan pada hari pertama sampai
hari ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah
hari ke-7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil.
h) Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur.
Suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu
tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak
boleh melakukan hubungan
9. Cara penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan
a) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan
cara disuntik intramuskular dalam di daerah pantat. Apabila
suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi
suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif.
Suntikan diberikan setiap 90 hari.
b) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang
dibasahi oleh etil/isopropil alkohol 60 - 90 %. Biarkan kulit
kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik.
15
c) Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung -
gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan.
Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul usahakan
menghilangkannya dengan menghangatkannya.
10. Informasi yang perlu di sampaikan
a) Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan
haid (amenorea). Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara
dan sedikit sekali mengganggu kesehatan.
b) Dapat terjadi efek samping sepenti peningkatan berat badan,
sakit kepala, dan nyeri payudara. Efek samping ini jarang, tidak
berbahaya, dan cepat hilang.
c) Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu
diberikan pada ibu usia muda yang ingin menunda kehamilan,
atau bagi ibu yang merencanakan kehamilan berikutnya dalam
waktu dekat.
d) Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru
datng kembali pada umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid
tersebut dapat saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3 - 6 bulan
tidak juga haid, klien harus kembali ke dokter atau tempat
pelayanan kesehatan untuk dicari penyebab tidak haid tersebut.
e) Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan,
suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwał. Dapat juga
suntikan diberikan 2 minggu setelah jadwal yang ditetapkan, asal
tidak terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan melakukan
hubungan seksual selama 7 hari, atau menggunakan kontrasepsi
lainnya selama 7 hari. Bila peru dapat juga menggunakan
kontrasepsi darurat.
f) Bila klien, misalnya sedang menggunakan salah satu kontrasepsi
suntikan dan kemudian, meminta untuk digantikan dengan
kontrasepsi suntikan yang lain, sebaiknya jangan dilakukan.
Andai kata terpaksa juga dilakukan, kontrasepsi yang akan
16
diberikan tersebut di injeksi sesuai dengan jadwal suntikan dari
kontrasepsi hormonal yang sebelumnya.
g) Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan,
asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil.
11. Peringatan bagi pemakai kontrasepsi suntik progestin
a) Setiap terlambat haid harus dipikirakan adanya kemungkinan
kehamilan.
b) Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan
ektopik terganggu.
c) Timbulnya abses atau pendarahan tempat injeksi.
d) Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau
kaburnya penglihatan.
e) Pendarahan berat yang 2 kali lebih Panjang dari masa haid atau 2
kali lebih banyak dalam satu periode masa haid.
17
penyuntikan.
3. Bila terjadi kehamilan
ektopik, rujuk klien
segera.
4. Jangan berikan tetapi
hormonal untuk
menimbulkan
perdarahan karena
tidak akan berhasil.
Tunggu 3-6 bulan
kemudian, bila tidak
terjadi perdarahan
juga, rujuk ke klinik.
18
pengobatan :
2. 1 siklus pil
kontrasepsi
kombinasi (30-35
ug etinilestradiol),
ibu profen (sampai
800 mg, 3 x/hari
untuk 5 hari), atau
obat sejenis lain.
Jelaskan bahwa
selesai pemberian
pil kontrasepsi
kombinasi dapat
terjadi pendarahan
banyak selama
pemberian
suntikan ditangani
dengan pemberian
2 tablet pil
kontrasepsi
kombinasi/hari
selama 3-7 hari
dilanjutkan
dengan 1 siklus pil
kontrasepsi
hormonal, atau
diberi 50 ug
etinilestradiol atau
1,25 mg estrogen
equin konjugasi
19
untuk 14-21 hari.
20
BAB III
A. Keluarga Berencana
ASUHAN KEBIDANAN
PADA AKSEPTOR SUNTIK DEPO PROGESTIN
DI PKM PEKAUMAN
PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Sabtu, 18 September 2021
Pukul : 09.00 WITA
IDENTITAS
Istri Suami
Nama Ny. M Tn. Z
Umur 23 Tahun 24 Tahun
Pendidikan D3 S1
Pekerjaan IRT Pedagang
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Agama Islam Islam
Alamat Jl. Kelayan Selatan
PROLOG
Ibu datang ke PKM Pekuaman Pada hari Sabtu, 18 September 2021 pukul
11.00 WITA. Ibu mengatakan ingin melakukan kunjungan ulang suntik kb 3
bulan, ibu sudah melakukan kontrasepsi ini kurang lebih 6 bulan. Ibu telah
memiliki 1 orang anak dan tidak pernah keguguran. Ini merupakan
kunjungan keempat ibu. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit seperti
21
hipertensi, diabetes, jantung, dan asma. Ibu mengatakan tidak memiliki
riwayat alergi obat dan makanan.
DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan ingin mendapatkan pelayanan kunjungan ulang kb suntik 3
bulan dan tidak ada keluhan.
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Status emosional : Baik
d. Berat badan : 55 kg
e. Tinggi badan : 159 cm
f. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 84x/m
R : 24x/m
T : 36,5 C
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata : konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterik
b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
c. Payudara : tidak ada benjolan yang abnormal, simetris
d. Perut : tidak ada bekas operasi dan tidak ada benjolan
ANALISA
P1A0 akseptor kb ulang suntik 3 bulan.
22
PENATALAKSANAAN
23
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny M berupa pemantapan
penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan.
Dalam asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 3 bulan terhadap Ny. M
di Puskesmas Pekauman asuhan di berikan sesuai dengan standar prosedur
dan tidak ada kesenjangan dengan teori
B. Saran
Klien diharapan untuk selalu datang kembali sesuai dengan tanggal yang
telah ditentukan untuk mendapatkan pelayanan kb suntik depo progestin dan
segera memeriksakan diri apabila ada keluhan setelah memakai alat
kontrasepsi yang menimbulkan ketidaknyamanan yang mengganggu
aktifitas ibu.
24
DAFTAR PUSTAKA