Anda di halaman 1dari 73

POLTEKKES KEMENKES PADANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN


ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIMBING
KOTA PADANG

KARYA TULIS ILMIAH

ANDRY HUTAMA IHSAN


143110241

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG

TAHUN 2017
Poltekkes Kemenkes Padang

POLTEKKES KEMENKES PADANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN


ANEMIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIMBING
KOTA PADANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Ahli Madya Keperawatan

ANDRY HUTAMA IHSAN


143110241

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG


TAHUN 2017

Poltekkes Kemenkes Padang


ii
ii
iii
iii
iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul

“Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Anemia di Wilayah

Pusksmas Belimbing Tahun 2017”. Peneliti menyadari bahwa, tanpa bantuan

dan bimbingan Ibu Ns. Elvia Metti, M.Kep,Sp.Kep.Mat selaku pembimbing I

dan ibu Dra. Hj. Syarwini, S.Kep, M. Biomed selaku pembimbing II yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan peneliti dalam

penyusunan hasil penelitian ini. Tidak lupa juga peneliti mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Bapak H. Sunardi, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI

Padang.

2. Ibu Hj. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang

3. Ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi Prodi

D III Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang.

4. Bapak Ibu Dosen dan Staf yang telah membantu dan memberikan ilmu

dalam pendidikan untuk bekal bagi peneliti selama perkuliahan di Jurusan

Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang

5. PimpinanPuskesmas Belimbing yang telah mengizinkan untuk melakukan

studi awal.

6. Teristimewa orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan

dukungan material dan moral.


7. Rekan – rekan seperjuangan angkatan 2014 Keperawatan, serta sahabat

dan penyemangat yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang

telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini.

iv
v

Peneliti menyadari penelitian ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu

peneliti mengharapkan tanggapan, kritikan dan saran yang membangun dari

semua pihak untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata, peneliti

berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak

yang telah membantu. Semoga nantinya dapat membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu

Padang, 12 Juni 2017

Peneliti
v
vi
vi
vii

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG


JURUSAN KEPERAWATAN

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2017


Andry Hutama Ihsan

Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil Dengan Anemia Di Wilayah Kerja


Puskesmas Belimbing Kota Padang Tahun 2017

Isi : xi + 71 halaman + 1 tabel + 11 lampiran

ABSTRAK Anemia dalam kehamilan dapat berdampak


pada ibu yaitu abortus, persalinan prematur, peningkatan terjadi infeksi bahkan
ancaman dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0 gr/dl. Sedangkan dampak
pada janin dapat menyebabkan berat badan lahir rendah dan terjadinya cacat bawaan.
Kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Belimbing tahun 2016 adalah 140.
Tujuan penelitian adalah untuk menerapkan asuhan keperawatan pada ibu hamil
dengan anemia wilayah kerja Puskesmas Belimbing Kota Padang Tahun 2017.

Desain penelitian adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus. Populasi berjumlah 5
orang ibu hamil mengalami anemia dengan partisipan Ibu.M dan Ibu.D. Waktu untuk
studi kasus selama 2 minggu, dengan 5 kali kunjungan. Proses analisis yang
dilakukan yaitu melakukan pengkajian, menetapkan diagnosis dan perencanaan,
melakukan implementasi hingga evaluasi tindakan.

Hasil penelitian Ibu.M dan Ibu.D mengalami anemia ringan.


Diagnosiskeperawatanyang didapatkan pada Ibu.M dan Ibu.D adalah risiko
perdarahan berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin, keletihan
berhubungan dengan kelesuan fisik, defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya minat untuk belajar, dengan diagnosis prioritas yaitu Risiko perdarahan
berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin. Rencana keperawatan sesuai
dengan NIC NOC. Implementasi yang dilakukan adalah pencegahan perdarahan dan
manajemen nutrisi, hasil yang didapatkan pada kunjungan kelima terjadi peningkatan
Hb pada Ibu.D dari 10,5 gr/dl menjadi 10,6 gr/dl, sementara pada Ibu.M lebih
meningkat tinggi dari 9,7 gr/dl menjadi 10,0 gr/dl.

Bagi institusi pelayanan kesehatan Puskesmas Belimbing diharapkan dapat


memberikan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin dan diharapkan
PuskesmasBelimbing mampu menyediakan fasilitas serta sarana dan prasarana yang
dapat mendukung kesembuhan pasien dengan memberikan penyuluhan tentang
dampak anemia terhadap kehamilan.

Kata kunci: Anemia, Asuhan Keperawatan, Ibu Hamil


Daftar Pustaka : 14 (2006-2016)

vii
viii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................ i LEMBAR


PENGESAHAN ........................................................................... ii KATA
PENGANTAR ................................................................................... iii LEMBAR
ORISINALITAS .......................................................................... iv ABSTRAK
..................................................................................................... v DAFTAR ISI
.................................................................................................. vi DAFTAR SKEMA
......................................................................................... vii DAFTAR TABEL
.......................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN
................................................................................ .. ix DAFTAR RIWAYAT HIDUP
..................................................................... .. x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .................................................................................... 1 B.
Rumusan masalah ............................................................................... 4 C. Tujuan
................................................................................................. 4 D. Manfaat
............................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Konsep Penyakit ................................................................................ 6 1.
Pengertian ...................................................................................... 6 2. Perubahan
Fisiologis pada Ibu Hamil dengan Anemia ................. 6 3. Klasifikasi Anemia
dalam Kehamilan ........................................... 8 4. Penyebab
........................................................................................ 10 5. Tanda dan Gejala
Anemia Pada Ibu Hamil ................................... 11 6. Patofisiologi
................................................................................... 11 7. WOC
.............................................................................................. 13 8. Komplikasi
.................................................................................... 14 a. Komplikasi Anemia
Pada Ibu .................................................. 14 b. Komplikasi Anemia Pada Janin
............................................... 15 9. Respon tubuh
................................................................................. 15 10 Penatalaksanaan
........................................................................... 16 a. Penatalaksanaan Secara
Medis ............................................... 16 b. Penatalaksanaan Keperawatan di Rumah
............................... 17 B. Konsep asuhan keperawatan anemia pada ibu hamil
......................... 18 1. Pengkajian
..................................................................................... 18 2. Kemungkinan diagnosis
keperawatan ........................................... 20 3. Rencana keperawatan
................................................................... 21 4. Implementasi Keperawatan
........................................................... 29 5. Evaluasi Keperawatan
................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN


a. Desain Penelitian ................................................................................ 27 b.
Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 27 c. Populasi
dan Sampel .......................................................................... 27 d. Jenis - Jenis Data
................................................................................ 28 e. Alat dan Instrumen
Pengumpulan Data ............................................. 29

viii
ix

f. Cara Pengumpulan Data ..................................................................... 29 g.


Prosedur Pengumpulan Data .............................................................. 31 h. Prosedur
Penelitian............................................................................. 32 i. Rencana Analisis
................................................................................ 33

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS


A. Deskripsi Kasus .................................................................................. 34 B.
Pembahasan Kasus ............................................................................. 50 1.
Pengkajian .................................................................................... 50 2. Diagnosis
Keperawatan ................................................................ 53 3. Rencana Keperawatan
.................................................................. 59 4. Implementasi dan Evaluasi
Keperawatan .................................... 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 69 B. Saran
.................................................................................................. 70

DAFTAR PUSTAKA

ix
x

DAFTAR SKEMA
Skema 2.1. WOC..................................................................................... 24

x
xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Rencana Keperawatan ....................................................................... 21

Tabel 2.2 Deskripsi kasus partisipan I dan partisipan II ................................... 35


xi
xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Ghant Chart Kegiatan

Lampiran 2 : Asuhan Keperawatan Partisipan I dan Partisipan II

Lampiran 3 : Lembaran Bimbingan Pembimbing I

Lampiran 4 : Lembaran Bimbingan Pembimbing II

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes Padang, DKK Kota
Padang

Lampiran 6 : Persetujuan (Informed Consent) Partisipan I dan Partisipan II

Lampiran 7 : Foto Kunjungan Keluarga Partisipan I dan Partisipan II

Lampiran 8 : Daftar Hadir Penelitian Partisipan I dan Partisipan II

Lampiran 9 : SAP penyuluhan pada Partisipan I dan Partisipan II

Lampiran 10 : Data Ibu Hamil HB<11 gr% di Sumatera Barat, Kota Padang,
Puskesmas Belimbing, Puskesmas Lapai dan Puskesmas Nanggalo

Lampiran 11 : Surat Keterangan Penelitian dari Puskesmas Belimbing Kota


Padang

Lampiran 12 : Demonstrasi cara memeasak sayur dan pemilihan sayur yang baik
pada ibu hamil
xii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Andry Hutama Ihsan

Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 10 Juni 1996

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat : Teratak Panas, Kenagarian Amping Parak

Timur, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir

Selatan, Provinsi Sumatera Barat

Nama orang tua

Ayah : Ardialis

Ibu : Eli Marnis

Riwayat Pendidikan

No Jenis Pendidikan Tempat Pendidikan Tahun

1 SD SDN 29 Teratak Panas 2002-2008


2 SMP MTsM Lakitan 2008-2011

3 SMA SMAN 1 Lengayang 2011-2014

4 DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang 2014-2017


xiii
xiii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi akibat berbagai perubahan

anatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu. Perubahan fisiologik ibu hamil

tersebut dapat menyebabkan ekspansi volume plasma sehingga kebutuhan

oksigen lebih tinggi dan memicu peningkatan produksi eritropenin. Ekspansi

volume plasma mulai pada minggu ke enam kehamilan dan mencapai

maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat

sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya volume plasma sekitar 40% lebih

tinggi pada ibu hamil dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil.

Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat.

Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar

jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan

konsentrasi hemoglobin (hemodilusa) (Prawirohardjo, 2010).

Penyebab utama anemia pada ibu hamil tersebut berkaitan dengan

kemiskinan, sehingga tidak mampu memenuhi standar makanan empat sehat

lima sempurna (Manuaba, Manuaba & Manuaba, 2007). Sedangkan 51%

penyebab anemia yang lain di seluruh dunia adalah defisiensi zat besi yang

terjadi pada wanita usia subur dan ibu hamil (Robson &Waung,2013).

Menurut penelitian Ramadani, Mayoritha & Fitrayeni penyebab anemia pada

ibu hamil adalah ketidaktahuan tentang pemahaman ibu mengenai anemia,

dan hasil penelitiannyamenunjukan bahwa proporsi kejadian anemia lebih

banyak terjadi pada ibu dengan tingkat pengetahuan kurang (73,1%),


dibandingkan denganibuyang berpengetahuan baik (26,9%).

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 35 - 75 % ibu

hamil di negara berkembang dan 18% ibu hamil di negara maju mengalami

anemia. Namun, banyak diantara ibu hamil yang telah mengalami anemia

Poltekkes Kemenkes Padang


2

pada saat konsepsi, dengan perkiraan prevalensi sebesar 43% pada

perempuan yang tidak hamil di negara berkembang dan 12% di negara yang

lebih maju (Prawirohardjo, 2010). Hasil Survei Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) di Indonesia tahun 2007 menunjukkan persentase anemia pada

ibu hamil sebesar 24,5% (Pratami, 2016).

Dampak anemia pada ibu hamil maupun janinnya dapat mengganggu

kesehatan. Dampak pada ibu dapat menyebabkan abortus, persalinan

prematur, peningkatan terjadi infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb

kurang dari 6,0 g/dl (Pratami, 2016). Menurut penelitian Putri, Rosalina &

Trisnasari tahun 2015diketahui bahwa dari 224 ibu hamil dengan anemia

yang mengalami abortus sebanyak 91 orang (40,6%).

Bahaya terhadap janinya adalah resiko terjadinya kematian intra-uteri, resiko

terjadinya abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat bawaan,

peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian perinatal atau tingkat

intilegensi bayi rendah (Pratami, 2016). Menurut penelitian Budiastuti &

Muhartati tahun 2012-2013 didapatkansebagian besar (81,8%) ibu


hamildengan anemia ringan pada trimester III melahirkan bayi BBLR.

Sedangkan anemia sedang pada ibu hamil trimester III yang melahirkan bayi

BBLR sebanyak 4 ibu hamil (12,1%), dan yang melahirkan BBSLR sebanyak

2 ibu hamil dengan persentase 6,1%.

Mengingat besarnya dampak anemia terhadap ibu hamil dan janinnya maka

pencegahan anemia yang dilakukan pada ibu hamil yaitu dengan selalu

mengkonsumsi nutrisi yang baik selama kehamilan. Makan makanan yang

tinggi kandungan zat besi yang dapat membantu tubuh menjaga pasokan besi

yang yang diperlukan diperlukan untuk tubuh. Selain itu pemberian vitamin C

juga dapat mencukupi zat besi dan folat (Proverawati, 2011). Ibu hamil

tersebut sebaiknya melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga diketahui

data-data dasarnya. Pemeriksaan kesehatan juga dilakukan pemeriksaan

laboratorium (Manuaba,dkk, 2007). Menurut penelitian Putri, Sulistyono


3

&Mahmuda Ibu hamil yang tidak teratur melakukan pemeriksaan kehamilan

kemungkinan anemia 4,421 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil

yang teratur melakukan pemeriksaan kehamilan.

Tablet Fe atau preparat besi telah disediakan pemerintah kepada masyarakat

untuk membantu mengatasi masalah anemia (Manuaba,dkk, 2007). Secara

nasional cakupan ibu hamil mendapatkan tablet Fe tahun 2014 sebesar 85,1%.

Data tersebut belum mencapai target sebesar 95%, di Sumatera Barat berada

pada urutan ke 22 dengan pemberian tablet Fe 81,1%.Menurut penelitian

Kusuma & Susilawati mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 320 mg yang

mengandung zat besi 60 mg dapat meningkatkan nilai hemoglobin 60%.


Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat selama tahun 2016 di

Sumatera Barat terdapat ibu hamil yang mengalami anemia 16.206 orang

dengan persentase 13,2%. Sedangkan di Kota Padang sendiri 1.357 ibu hamil

yang mengalami anemia dengan persentase 7,4%.

Studi pendahuluan yang peneliti lakukan tanggal 35 Januari 2017 di tiga

puskesmas di Kota Padang antara lain Puskesmas Nanggalo, Puskesmas

Lapai dan Puskesmas Belimbing, ternyata ibu hamil yang banyak mengalami

anemia tahun 2016 adalah di Puskesmas Belimbing sebanyak 140 ibu hamil.

Sementara di Puskesmas Nanggalo hanya terdapat 42 ibu hamil yang

mengalami anemia dan di Puskesmas Lapai juga hanya terdapat 75 ibu hamil

yang mengalami anemia.

Mengingat dampak dan banyaknya kasus anemia pada ibu hamil di Kota

Padang terutama di Puskesmas Belimbing Kota Padang maka perlu peran

perawat yang melibatkan keluarga dalam melakukan asuhan keperawatan

dimulai dari pengkajian sampai evaluasi (Potter & Perry, 2009). Perawat juga

berperan dalam standar pelayanan 10 T, diantaranya dimulai dari timbang

berat badan dan ukur tinggi badan sampaiperencanaan persalinan dan

pencegahan komplikasi, dan terpenting memberikan pendidikan kesehatan


4

tentang pemberian asupan nutrisi pada ibu hamil yang mengalami anemia di

wilayah Puskesmas Belimbing Kota Padang(Dinas Kesehatan Kota Padang,

2013). Hasil wawancara tanggal 25 Januari 2017 dengan petugas kesehatan di

Puskesmas Belimbing tentang pelaksanaan standar 10 T bahwa tindakan 10 T

wajib dilakukan karena merupakan standar yang harus dilakukan perawat atau
tenaga kesehatan lainya dan petugas sudah melakukan tindakan sesuai

prosedur yang ada. Sementara dari hasil observasi yang dilakukan perawat

memang sudah melakukan tindakan sesuai dengan standar 10 T seperti saat

pengukuran tinggi badan dan berat badan.

Berdasarkan latar belakang diatas dan dampak bahaya dari akibat anemia

pada ibu hamil dibutuhkan pertolongan dari petugas kesehatan salah satunya

perawat. Maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Penerapan

Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia Di Puskesmas

Belimbing Kota Padang Tahun 2017”

B. Rumusan masalah

Bagaimanakah penerapan asuhan keperawatan pada kasus ibu hamil dengan

anemia di Puskesmas Belimbing Kota Padang Tahun 2017 ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melakukan penerapan asuhan keperawatan pada kasus ibu hamil

dengan anemia di Puskesmas Belimbing Kota Padang Tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada kasus ibu hamil

dengan anemia di Puskesmas Belimbing Kota Padang Tahun 2017.

b. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosis pada kasus ibu hamil

dengan anemia di Puskesmas Belimbing Kota Padang Tahun 2017.


5
c. Mampu mendeskripsikan rencana tindakan keperawatan pada

kasus ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Belimbing Kota

Padang Tahun 2017.

d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan yang telah di buat

pada kasus ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Belimbing Kota

Padang Tahun 2017.

e. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada kasus ibu hamil dengan

anemia di wilayah Belimbing Kota Padang Tahun 2017.

f. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pada kasus ibu

hamil dengan anemia di Puskesmas Belimbing Kota Padang Tahun

2017.

D. Manfaat

1. Bagi Peneliti

Laporan kasus ini dapat mengaplikasikan dan menambah wawasan

ilmu pengetahuan serta kemampuan peneliti dalam menerapkan asuhan

keperawatan pada ibu hamil dengan anemia yang telah dipelajari.

2. Bagi Pendidikan

Data dan hasil yang diperoleh dari laporan kasus ini dapat digunakan

sebagai perbandingan dan bahan untuk penelitian selanjutnya dibidang

kesehatan.

3. Tempat Penelitian

Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran

dalam menerapakan asuhan keperawatan pada pasien anemia.


6
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Anemia

1. Pengertian

Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit)

dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu

memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan

(Tarwono, dkk 2007). Sedangkan menurut Pratami (2016)anemia dalam

kehamilan didefenisikan sebagai suatu kondisi ketika ibu memiliki

kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan III, atau

kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II.

Nilai normal yang akurat untuk ibu hamil sulit dipastikan karena ketiga

parameter laboratorium tersebut bervariasi selama periode kehamilan.

Umumnya ibu hamil dianggap anemia jika kadar hemoglobinnya

dibawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari 33%. Konsentrasi Hb

kurang dari 11 g/dl pada akhir trimester pertama dan <10 g/dl pada

trimester kedua dan ketiga menjadi batas bawah untuk menjadi

penyebab anemia dalam kehamilan. Nilai – nilai ini kurang lebih sama

nilai Hb terendah pada ibu - ibu hamil yang mendapat suplementasi

besi, yaitu 11,0 g/dl pada trimester pertama dan 10,5 g/dl pada trimester

kedua dan ketiga (Prawirohardjo,2010).

2. Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil

Kehamilan merupakan kondisi alamiah tetapi seringkali menyebabkan

komplikasi akibat berbagai perubahan anatomik serta fisiologis dalam

tubuh ibu. Salah satu perubahan fisiologis yang terjadi adalah


perubahan hemodinamika. Selain itu, darah yang terdiri atas cairan dan

sel-sel darah berpotensi menyebabkan komplikasi perdarahan dan

trombosis jika terjadi ketidakseimbangan faktor-faktor prokoagulasi dan

hemostasis (Prawirohardjo, 2010)


7

Pada proses hemodilusi volume darah akan meningkat secara progresif

mulai minggu ke 6 – 8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada

minggu ke 32 – 34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut.

Volume plasma akan meningkat kira-kira 40 – 45%. Hal ini

dipengaruhi oleh aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang

dinisiasi oleh jalur renin - angiotensin dan aldosteron. Penambahan

volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit

(Prawirohardjo, 2010)

Eritropoetin ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah merah

sebanyak 20 - 30%, tetapi tidak sebanding dengan peningkatan volume

plasma sehingga akan mengakibatkan hemodilusi dan penurunan

konsentrasi hemoglobindari 15 g/dl menjadi 12,5 g/dl, dan pada 6%

perempuan bisa mencapai dibawah 11 g/dl itu merupakan suatu hal

yang abnormal dan biasanya lebih berhubungan dengan defesiensi zat

besi yang diabsorbsi dari makanan dan cadangan dalam tubuh biasanya

tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan sehingga

penambahan asupan zat besi dan asam folat dapat membantu

mengembalikan kadar hemoglobin. Kebutuhan zat besi selama

kehamilan lebih kurang 1.000 mg atau rata-rata 6 – 7 mg/hari. Volume

darah ini akan kembali seperti sediakala pada 2-6 minggu setelah
persalinan (Prawirohardjo, 2010).

Selama kehamilan jumlah leukosit juga akan meningkat yakni berkisar

antara 5.000 – 12.000 /ul dan mencapai puncaknya pada saat persalinan

dan masa nifas berkisar 14.000 – 16.000 /ul. Penyebab peningkatan ini

belum diketahui. Respon yang sama juga diketahui terjadi selama dan

setelah melakukan latihan yang berat (Prawirohardjo, 2010).

Selama kehamilan juga sirkumferensia torak akan bertambah lebih

kurang 6 cm, tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu

fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh diagfragma


8

yang naik lebih kurang 4 cm selama kehamilan. Frekuensi pernapasan

hanya mengalami sedikit perubahan selama kehamilan, perubahan ini

akan mencapai puncaknya pada minggu ke 37 dan akan kembali hampir

seperti sediakala dalam minggu ke 24 minggu setelah persalinan

(Prawirohardjo, 2010).

3. Klasifikasi anemia dalam kehamilan

Menurut Prawirohardjo(2010) klasifikasi anemia dalam kehamilan

sebagai berikut :

a. Defisiensi Besi

Pada kehamilan, resiko meningkatnya anemia deesiensi zat besi

berkaitan dengan asupan besi yang tidak adekuat dibandingkan

kebutuhan pertumbuhan janin yang cepat. Kehilangan zat besi terjadi

akibat pengalihan besi maternal ke janin untuk eritropoienis,


kehilanan darah pada saat persalinan, dan laktasi yang jumlah

keseluruhanya dapat mencapai 900 mg atau setara dengan 2 liter

darah. Sebagian perempuan mengawali kehamilan dengan cadangan

besi yang rendah, maka kebutuhan tambahan ini berakibat pada

defesiensi zat besi.

Pencegahan anemia defesiensi zat besi dapat dilakukan dengan

suplemen besi dan asam folat. WHO menganjurkan untuk

memberikan 60 mg zat besi selama 6 bulan untuk memenuhi

kebutuhan fisiologis selma kehamilan. Namun, banyak literatur

menganjukan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu atau

lebih pada kehamilan. Di wilayah-wilayah dengan prevalensi anemia

yang tinggi, dianjurkan untuk memberikan suplemen sampai 3

minggu postpartum.

b. Defisiensi Asam Folat

Pada kehamilan, kebutuhan folat meningkat lima sampai sepuluh

kali lipat karena transfer folat dari ibu kejanin yang menyebabkan
9

dilepasnya cadangan folat maternal. Peningkatan lebih besar dapat

terjadi karena kehamilan multiple, diet yang buruk, infeksi, adanya

nemia hemolitik. Kadar estrogen dan progesteron yang tinggi selama

kehamilan tampaknya memeliki efek penghambat terhadap absorbsi

folat. Defesiensi asam folat sangat umum terjadi pada kehamilan dan

merupakan penyebab utama anemia megabolik pada kehamilan.


Anemia tipe megabolik karena defesiensi asam folat merupakan

penyebab kedua terbanyak anemia defesiensi zat gizi. Penyebabnya

oleh gangguan sitesis DNA dan ditandai dengan adanya sel-sel

megaloblastik yang khas untuk anemia jenis ini. Defesiensi asam

folat ringan juga telah dikaitkan dengan anomali kongenital janin,

tertama dapat pada penutupan tabung neural (neural tube defects).

Selain itu, defesiensi asam folat dapat menyebabkan kelainan pada

jantung, saluran kemih, alat gerak, dan organ lainya.

Penatalaksanaan defesiensi asam folat adalah pemberian folat secara

oral sebanyak 1 sampai 5 mg per hari. Pada dosis 1 mg, anemia

umumnya dapat dikoreksi meskipun pasien mengalami pula

malabsorbsi. Ibu hamil sebaiknya mendapat sedikitnya 400 ug folat

perhari.

c. Anemia Plastik

Ada beberapa laporan mengenai anemia aplastik yang terkait dengan

kehamilan, tetapi hubungan antara keduanya tidak jelas. Pada

beberapa kasus eksaserbasi anemia aplastik yang telah ada

sebelumnya oleh kehamilan dan hanya membaik setela terminasi

kehamilan. Pada kasus-kasus lainya, aplasia terjadi selama

kehamilan dan dapat kambuh pada kehamilan berikutnya. Terminasi

kehamilan atau persalinan dapat memperbaiki fungsi sumsum tulang,

tetapi meliputi terminasi kehamilan elektif, terapi suportif,

imunosupresi, atau transplantasi sumsum tulang setelah persalinan.


10
d. Anemia Penyakit Sel Sabit

Kehamilan pada perempuan penderita anemia sel sabit (sickle cell

anemia) disertai dengan peningkatan insidens pielonefritis, infar

pulmonal, pneomonia, perdaraan antepartum, prematuritas, dan

kematian janin. Peningkatan anemia megaloblastik yang responsif

dengan asam folat, terutama pada akhir masa kehamilan, juga

meningkat frekuensinya. Beat lahir bayi dari ibu yang menderita

anemia sel sabit dibawah rata-rata, dan kematian janin tinggi.

Mortalitas ibu dengan penyakit sel sabit telah menurun dari sekitar

33% menjadi 1,5% pada masa kini karena perbaikan pelayanan

prenatal. Pemberian tranfusi darah profilaktin belum terbukti

efektifnya walaupun beberapa pasien tampak memberi hasil yang

memuaskan.

4. Penyebab

Menurut Prawirohardjo (2010), Proverawati (2011) dan Pratami (2016)

penyebab anemia dalam kehamilan adalah :

a. Peningkatan volume plasma sementara jumlah eritrosit tidak

sebanding dengan peningkatan volume plasma

b. Defesiensi zat besi mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb),

dimana zat besi adalah salah satu pembentuk hemoglobin.

c. Ekonomi : tidak mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi dan

ketidaktahuan tentang pola makan yang benar

d. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi

yang banyak dan perdarahan akibat luka

e. Mengalami dua kehamilan yang berdekatan

f. Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan


g. Hamil saat masih remaja

5. Tanda dan Gejalah Anemia Pada Ibu Hamil

Menurut Proverawati (2011) tanda dan gejalah anemia pada ibu hamil

sebagai berikut :
11

a. Kelelahan

b. Penurunan energi

c. Sesak nafas

d. Tampak pucat dan kulit dingin

e. Tekanan darah rendah

f. Frekuensi pernapasan cepat

g. Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel

darah merah

h. Sakit kepala

i. Tidak bisa berkonsentrasi

j. Rambut rontok

k. Malaise

6. Patofisiologi

Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oeh banyak faktor, antara

lain; kurang zat besi; kehilangan darah yang berlebihan; proses

penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya; peningkatan

kebutuhan zat besi (Pratami, 2016). Selama kehamilan, kebutuhan

oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi

eritropenin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah

meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi


yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit

sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hb (Prawirohardjo, 2010).

Sedangkan volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit

(Ht), konsentrasi hemoglobin darah (Hb) dan hitung eritrosit, tetapi

tidak menurunkan jumlah Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Ada

spekulasi bahwa anemia fisiologik dalam kehamilan bertujuan untuk

viskositas darah maternal sehingga meningkatkan perfusi plasenta dan

membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke janin (Prawirohardjo,

2010).
12

Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke 6 kehamilan dan

mencapai maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus

meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya, volume plasma

sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil. Penurunan hematokrit,

konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada

minggu ke 7 sampai ke 8 kehamilan dan terus menurun sampai minggu

ke 16 sampai 22 ketika titik keseimbangan tercapai (Prawirohardjo,

2010).

Jumlah eritrosit dalam sirkulasi darah meningkat sebanyak 450 ml.

Volume plasma meningkat 45-65 %, yaitu sekitar 1.000 ml. Kondisi

tersebut mengakibatkan terjadinya pengenceran darah karena jumlah

eritrosit tidak sebanding dengan peningkatan plasma darah. Pada

akhirnya, volume plasma akan sedikit menurun menjelang usia

kehamilan cukup bulan dan kembali normal tiga bulan postpartum.


Persentase peningkatan volume plasma yang terjadi selama kehamilan,

antara lain plasma darah 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%.

Pada awal kehamilan, volume plasma meningkat pesat sejak usia

gestasi 6 minggu dan selanjutnya laju peningkatan melaambaat. Jumlah

eritrosit mulai meningkat pada trimester II dan memuncak pada

trimester III (Pratami, 2016).

7. WOC Anemia Pada Ibu Hamil


Mengalami menstruasi yang berat saat kehamilan
Perdarahan yang banyak saat menstruasi
Tubuh kehilangan banyak darah
Mambutuhkan waktu lama
Sumber : - Pratami (2016) - Prawirohardjo (2010) - Proverawati (2011)
Daya tahan tubuh
MK : Risiko Perdarahan
ANEMIA PADA IBU HAMIL
Tranfusi darah
MK : Keletihan
MK : Intoleran Aktivitas
MK : Risiko infeksi
defesiensi zat besi Volume plasma

Malnutrisi pada ibu hamil


Jumlah eritrosit tidak sebanding Kebutuhan zat besi
dengan peningkatan volume
Hiperemesis Gravidarum plasma
Hb
Pengenceran darah
Intake nutrisi
Gagal jantung
MK : Ansietas Syok
Ht
Pucat, akral dingin,
Trombosit
CRT > 2 detik
Transpor O2 ke ibu
Kebutuhan O2 tidak terpenuhi
Aliran darah ke jaringan menurun
Hipoksia, lemah, pucat
Penurunan fungsi respirasi
Kerja jantung
Kemampuan konsentrasi meningkat
menurun
Suplai O2 tidak terpenuhi
Janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah
MK : Mual
Nutrisi kejanin dan placenta
Janin kekurangan zat besi
Ketuban pecah dini
Kelahiran prematur Cacat bawaan
Kekuatan selaput placenta
Resiko terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan janin
MK : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Poltekkes Kemenkes Padang

7. Komplikasi

a. Komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil

Menurut (Pratami, 2016) kondisi anemia sanggat menggangu

kesehatan ibu hamil sejak awal kehamilan hingga masa nifas.

Anemia yang terjadi selama masa kehamilan dapat menyebabkan

abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang janin

dalam rahim, peningkatan resiko terjadinya infeksi, ancaman

dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0 g/dl, mola hidatidosa,

hiperemis gravidarum, perdarahan ante partum, atau ketuban pecah

dini. Anemia juga dapat menyebabkan gangguan selama persalinan

seperti gangguan his, gangguan kekuatan mengejan, kala pertama

yang berlangsung lama, kala kedua yang lama hingga dapat

melelahkan ibu dan sering kali mengakibatkan tindakan operasi, kala

ketiga yang retensi plasenta dan perdaraan postpartum akibat atonia

uterus, atau perdarahan postpartum sekunder dan atonia uterus pada

kala keempat.Bahaya yang dapat timbul adalah resiko terjadinya sub

involusi uteri yang mengakibatkan perdarahan postpartum, resiko

terjadinya dekompensasi jantung segera setelah persalinan, resiko

infeksi selama masa puerperium, atau peningkatan resiko terjadinya

infeksi payudara.

b. Komplikasi Anemia Pada Janin

Menurut (Pratami, 2016) anemia yang terjadi pada ibu hamil juga
membahayakan janin yang dikandungnya. Karena asupan nutrisi, O2

dan plasenta menurun ke dalam tubuh janin sehingga dapat timbul

pada janin adalah resiko terjadinya kematian intra-uteri, resiko

terjadinya abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat

bawaan, peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian

perinatal, atau tingkat intiligensi bayi rendah.

Poltekkes Kemenkes Padang


7

8. Respon Tubuh

a. Respon tubuh secara fisik

Pada ibu hamil yang menderita anemia biasanya disebabkan karena

penurunan konsentrase Hb dan asupan nutrisi yang kurang sehingga

tubuh menjadi mudah cepat lelah, mata berkunang kunang, sering

merasa pusing dan keluhan saat hamil bertambah (Manuaba,dkk,

2007)

b. Respon tubuh secara psikologis

Menurut Pratami (2016) pada ibu hamil yang menderita anemia

biasanya ibu hamil tersebut lebih sensitif dan merasa cemas dengan

keadaannya dan janinnya karena sangat berbahaya, contonya bagi

ibu bisa menyebabkan abortus, persalinan prematur, peningkatan

terjadi infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb kurang dari

6,0 g/dl.
9. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Secara Medis

Penanganan anemia yang tepat merupakan hal penting untuk

mengatasi anemia pada awal untuk mencegah atau

meminimalkan konsekuensi serius perdarahan. Penanganan

anemia secara efektif perlu dilakukan. Ibu hamil berhak memilih

kadar Hb normal selama kehamilan dan memperoleh

pengobatan yang aman dan efektif. Pengobatan yang aman dan

efektif akan memastikan ibu hamil memiliki kadar Hb yang

normal dan mencegah pelaksanaan tindakan tranfusi darah.

Peningkatan oksigen melalui tranfusi darah telah ditentang

selama dekade terakhir. Selain itu, tindakan tranfusi beresiko

menimbulkan masalah yang lain, seperti transmisi virus dan

bakteri (Pratami, 2016).

Poltekkes Kemenkes Padang


8

Tinjauan Cochrane terhadap 17 penelitian menemukan bahwa

pemberian zat besi oral dapat menegurangi anemia defesiensi

zat besi selama trimester II kehamilan dan meningkatkan kadar

Hb dan firitin seru dibandingkan dengan pemberian plasebo.

Penelitian tersebut diambil dari 101 penelitian yang sebagian

besar uji cobanya berfokus pada hasil laboratorium tentang efek

perlakuan berbeda terhadap ibu hamil yang mengalami anemia

defesiensi zat besi, penilaian morbiditas ibu & bayi, parameter


faal darah, dan efek samping pengobatan. Terdapat satu uji acak

terkontrol yang menyatakan bahwa pemberian zat besi oral

harian selama empat minggu memiliki hasil yang lebih baik

dalam meningkatkan kadar Hb rata-rata 19,5 g/dl. Zat besi oral

dan iron polymaltose aman diberikan dan dapat meningkatkan

kadar Hb dengan lebih efektif dibandingkan dengan pemberian

zat besi oral secara terpisah pada anemia defesiensi zat besiyang

berkaitan dengan kehamilan (Pratami, 2016).

Konsumsi suplemen zat besi setiap hari berkaitan erat dengan

peningkatan kadar Hb ibu sebelum dan sesudah pelahiran.

Selain itu, tindakan tersebut juga mengurangi resiko anemia

yang berkepanjangan. Ibu yang mengkonsumsi suplemen zat

besi atau asam folat, baik harian maupun intermiten, tidak

menunjukan perbedaan efek yang signifikan. Konsumsi zat besi

oral yang melebihi dosis tidak meningkatkan hematokrit, tetapi

meningkatkan kadar Hb. Pemberian suplemen zat besi oral

sering kali menimbulkan efek samping mual dan sembelit.

Sekitar 10-20% ibu yang mengkonsumsi zat besi oral pada dosis

pengobatan mengalami efek saamping, seperti mual, muntah,

konstipasi atau diare. Ibu hamil yang menderita anemia berat

mungkin memerlukan tranfusi darah, yang terkadang tidak

memberi peningkatan kondisi yang signifikan. Selain itu,

Poltekkes Kemenkes Padang


9
tranfusi darah juga menimbulkan resiko, baik bagi ibu maupun

janin (Pratami, 2016).

Pemberian suplemen zat besi secara rutin pada ibu hamil yang

tidak menunjukan tanda kekurangan zat besi dan memiliki kadar

Hb lebih dari 10,0 g/dl terbukti memberi dampak positif, yaitu

prevelensi anemia selama hamil dan enam minggu postpartum

berkurang. Efek samping berupa hemokonsentrasi, yaitu kadar

Hb lebih dari 13,o g/dl lebih sering terjadi pada ibu yang

mengkonsumsi suplemen zat besi atau asam folat setiap hari

dibandingkan ibu yang tidak mengkonsumsi supleman. Dalam

menagani anemia, profesional kesehatan harus menerapkan

strategi yang sesuai dengan kondisi yang dialami oleh ibu hamil.

Penanganan anemia defesiensi zat besi yang tepat akan

meningkatkan parameter kehamilan fisiologis dan mencegah

kebutuhan akan intervensi lebih lanjut (Pratami, 2016).

a. Penatalaksanaan Keperawatan di rumah

Pendidikan kesehatan pada ibu hamil yang menderita anemia

adalah dengan menkonsumsi nutrisi yang baik untuk mencegah

terjadinya anemia jika sedang hamil, makan makanan yang tinggi

kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging merah,

sereal, telur, dan kacang tanah) yang dapat membantu

memastikan bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang diperlukan

untuk berfungsi dengan baik. Selain itu pemebrian vitamin

adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa tubuh memiliki

cukup asam besi dan folat, dan pastikan tubuh mendapatkan


setidaknya 27 mg zat besi setiap hari, yaitu dengan cara

mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan zat besi

(Proverawati, 2011).

Poltekkes Kemenkes Padang


10

B. Konsep asuhan keperawatan

1. Pengkajian

1) Identitas klien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,

agama, suku bangsa, diagnosa medis.

2) Keluhan utama

Biasanya ditemukan keluhan cepat lelah, sering pusing, dan mata

berkunang-kunang

3) Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan dahulu

Pada pengkajian ini ditemukan riwayat kehamilan yang

berdekatan, dan riwayat penyakit-penyakit tertentu seperti

infeksi yang dapat memungkinkan terjadinya anemia

b. Riwayat kehamilan dan persalinan

Biasanya ditemukan kehamilan pada usia muda, dan kehamilan

yang berdekatan

4) Pola Aktivitas Sehari-hari

a. Pola makan

Ditemukan ibu kurang mengkonsumsi makanan yang kaya


nutrisis seperti sayuran berdaun hijau, daging merah dan tidak

mengkonsumsi tablet Fe

b. Pola aktivitas/istirahat

Biasanya pada ibu hamil yang menderita anemia

mudahkelelahan, keletihan, malaise, sehingga kebutuhan untuk

tidur dan istirahat lebih banyak

5) Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum

Ibu hamil terlihat lemah, lesu, tekanan darah menurun, nadi

menurun, pernapasan lambat.

1) Kepala

a. Rambut biasanya rontok dan terdapat bintik hitam diwajah,

b. Mata

Poltekkes Kemenkes Padang


11

Biasanya konjungtiva anemis dan skelera tidak ikterik

c. Mulut

Biasanya bibirnya pucat dan membran mukosa kering

d. Abdomen

Inspeksi : pembesaran perut tidak sesuai usia kehamilan

Palpasi : tidak teraba jelas bagian janinya

Auskultrasi : denyut jantung janin antara 120-130 kali/menit

2) Ekstremitas

CRT>2 detik, terdapat varises dikaki, tidak ada udema, dan

akral biasanya dingin


6. Pemeriksaan Laboraturium

Pemeriksaan labor dasar

Hb : Biasanya Hb pada trimester pertama dab ke dtiga

kurang dari 11 g/dl dan pada timester dua <10,5 g/dl

Hematokrit : <37% (normal 37-41%)

Eritrosit : <2.8 juta/mm3 (normal 4,2-5,4 juta/mm3)

Trombosit : <200.000 (normal 200.000 – 400.000/mel)

Poltekkes Kemenkes Padang


12

C. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul :

1. Risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang

kewaspadaan perdarahan
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai

dan kebutuhan oksigen

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan kurang asupan makanan

4. Mual berhubungan dengan rasa makan/minum yang tidak enak

5. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia dalam

kehamilan)

6. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin

7. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Poltekkes Kemenkes Padang


21
3. Perencanaan Keperawatan
Tabel 2.1 : Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kewaspadaan
perdarahan
Defenisi : Rentan mengalami penurunan volume darah, yang dapat mengganggu kesehatan.
Poltekkes Kemenkes Padang NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu
mengatasi resiko kehilangan darah dengan kriteria hasil : 1. Tidak ada kehilangan darah yang
terlihat 2. Tidak ada distensi abdomen 3. Tidak ada perdarahan pervaginam 4. Tidak ada
penurunan tekanan darah
sistolik 5. Tidak ada penurunan tekanan darah
diastolik 6. Tidak ada kehilangan panas tubuh 7. Tidak ada penurunan Hemoglobin
(Hb) 8. Tidak ada penurunan Hematokrit (Ht)
Pencegahan perdarahan : 1. Monitor tanda dan gejalah perdarahan 2. Lindungi pasien dari
trauma yang dapat
menyebabkan perdarahan 3. Hindari mengangkat benda berat 4. Instruksikan pasien untuk
meningkatkan
makanan yang kaya vitamin K 5. Cegah konstipasi (misalnya, memotivasi untuk meningkatkan
asupan cairan dan mengkonsumsi pelunan feses) jika diperlukan 6. Instruksikan pasien dan
keluarga untuk memonitor tanda-tanda perdarahan dan mengambil tindakan yang tepat jika
terjadi perdarahan (misalnya melapor kepada perawat) 7. Instruksikan pasien dan keluarga untuk
memonitor tanda perdarahan dan mengambil tindakan yang tepat jika terjadi perdarahan
(misalnya, lapor kepada perawat) Intoleran aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu menunjukkan toleransi terhadap
aktivitas dengan kriteria hasil : 1. Frekuennsi nadi saat beraktivitas
tidak terganggu (80-100 kali/menit)
Piningkatan Latihan
1. Gali hambatan individu terkait latihan fisik
(seperti, senam hamil, dll) 2. Dukung ungkapan perasaan mengenai latihan
atau kebutuhan untuk melakukan latihan
22
Defenisi :
2. Tekanan darah sistolik dalam
3. Dukung individu untuk memulai atau Ketidakcakupan energi
beraktivitas tidak terganggu (110-
melanjutkan latihan psikologis atau fisiologis
140 mmHg)
4. Lakukan latihan bersama individu, jika untuk mempertahankan
3. Tekanan darah diastolik dalam
diperlukan atau menyelesaikan
beraktivitas tidak terganggu (75-85
5. Libatkan keluarga/orang yang memberikan aktivitas kehidupan
mmHg)
perawatan dalam merencanakan dan sehari-hari yang harus
4. Frekuensi pernapasan ketika
meningkatkan program latihan atau yang ingin dilakukan
beraktivitas tidak terganggu (12-20
6. Instruksikan individu terkait frekuensi, durasi, kali/menit)
dan intensitas prodram latihan yang Batasan Karakteristik
diinginkan 1) Ketidaknyamanan
7. Monitor respon individu terhadaap program setelah beraktivitas
latihan 2) Keletihan
8. Sediakan umpan balik positif atau usaha yang 3) Respon tekanan darah
dilakukan individu abnormal terhadap aktivitas Ketidakseimbangan
NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
Manajemen Nutrisi nutrisi kurang dari
pasien mampu menunjukkan
1) Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang kebutuhan tubuh
keseimbangan nutrisi tidak terganggu
dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi berhubungan dengan
dengan kriteria hasil :
2) Monitor kalori dan asupan makanan kurang asupan makanan
1. Nafsu Makan :
3) Monitor kecendrungan terjadinya penurunan Indikator :
dan kenaikan berat badan Definisi:
a. Keinginan untuk makan tidak
4) Berikan arahan bila diperlukan Asupan nutrisi tidak
terganggu cukup untuk memenuhi
b. Rangsangan untuk makan tidak
Monitor Nutrisi kebutuhan metabolik.
terganggu
1) Timbang berat badan pasien Batasan Karakteristik:
2. Status Nutrisi : Asupan makanan &
2) Monitor kecendrungan turun dan naiknya a) Bising usus hiperaktif
cairan
berat badan b) Cepat kenyang
Indikator :
3) Identifikasi pertumbuhan berat badan terakhir setelah makan
a. Asupan makanan secara oral tidak
4) Monitor tugor kulit dan mobilitas
Poltekkes Kemenkes Padang
23
c) Kurang informasi
terganggu d) Kurang minat pada
b. Asupan cairan secara oral tidak makanan
terganggu e) Membran mukosa
pucat f) Nyeri andomen g) Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
Poltekkes Kemenkes Padang 5) Monitor adanya mual muntah 6) Monitor adanya (warna) pucat,
kemerahan dan
jaringan konjungtiva yang kering 7) Lakukan pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht )
Mual berhubungan dengan rasa makan/minuman yang tidak enak
Defenisi Suatu fenomena subjektif tentang rasa tidak nyaman pada bagian belakang tenggorok
atau lambung, yang dapat atau tidak dapat mengakibatkan muntah
Batasan karakteristik 1. Keengganan terhadap
makanan 2. Mual 3. Rasa asam didalam
mulut 4. Sensasi muntah
NOC :Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu mengontrol mual & muntah,
dibuktikan kriteria hasil : 1. Mampu mengenali onset muntah 2. Mampu mengenali pencetus
stimulus
(muntah) 3. Mampu menghindari bau yang tidak
menyenangkan 4. Melaporkan mual, muntah-muntah,
dan muntah yang terkontrol
Manajemen mual : 1. Dorong pasien untuk memantau pengalaman
diri terhadap mual 2. Dorong pasien untuk belajar strategi mengatasi
mual sendiri 3. Kurangi atau hilangkan faktor-faktor yang bersifat personal yang memicu atau
meningkatkan mual (kecemasan, takut, kelelahan, dan kurangnya pengetahuan) 4. Lakukan
penilaian lengkap terhadap mual, termasuk frekuensi, durasi, tingkat keparahan, dan faktor-
faktor pencetus 5. Dorong penggunaan teknik nonfarmakologis
sebelum mual 6. Monitor asupan makanan terhadap kandungan
gizi dan kalori 7. Timbang berat badan secara teratur 8. Monitor efek dari manajemen mual
secara
keseluruhan 9. Tingkatkan istirahat dan tidur yang cukup
untuk pengurangan mual
24
Keletihan berhubungan
NOC :Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
Manajemen Energi : dengan kelesuan
pasien mampu mengurangi tingkat
1. Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang fisiologis (anemia dalam
kelelahan dengan kriteria hasil :
dibutuhkan untuk menjaga ketahanan kehamilan)
1. Tidak terjadi kelelahan
2. Bantu pasien untuk memilih aktivitas- 2. Tidak ada kelesuan
aktivitas yang akan dilakukan Defenisi : keletihan terus-
3. Tidak ada kehilangan selera makan
3. Anjurkan tidur siang bila diperlukan menerus dan penurunan
4. Tidak ada penurunan motivasi
4. Bantu pasien untuk menjadwalkan priode kapasitas untuk kerja fisik
5. Tidak ada sakit kepala
istirahat dan mental pada tingkat
6. Tidak terjadi nyeri otot
5. Instruksikan pasien/orang yang terdekat yang lazim
7. Kuliatas tidur tidak terganggu
dengan pasien mengenai kelelahan (gejala Batasan Karakteristik :
8. Kualitas istirahat tidak terganggu.
yang mungkin muncul dan kekambuhan yang 1. Gangguan konsentrasi
mungkin nanti akan muncul kembali). 2. Kelelahan
6. Monitor intake/asupan nutrisi untuk 3. Kurang energi
mengetahui sumber energi yang adekuat 4. Mengantuk 5. Peningkatan kebutuhan
Manajemen Nutrisi istirahat
1) Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang 6. Peningkatan keluhan
dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi fisik
2) Monitor kalori dan asupan makanan 7. Tidak mampu
3) Monitor kecendrungan terjadinya penurunan mempertahankan
dan kenaikan berat badan aktivitas fisik pada tingkat yang biasanya Risiko infeksi
NOC: Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
a. Kontrol infeksi berhubungan dengan
pasien mampu mengontrol infeksi ,
1) Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah penurunan hemoglobin
dengan kriteria hasil :
tindakan keperawatan 1) Mampu mengidentifikasi faktor
2) Tingkatkan intake nutrisi Definisi: Rentan
risiko infeksi
3) Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik mengalami invasi dan
2) Mengetahui konsekuensi terkait
dan lokal multiplikasi organisme
infeksi
4) Inspeksi kulit dan membran mukosa
Poltekkes Kemenkes Padang
25
patogenik yang dapat
3) Mampu mengidentifikasi tanda dan
terhadap kemerahan, panas, drainase mengganggu kesehatan.
gejalah infeksi
5) Monitor adanya luka 4) Mempu menunjukan mencuci tangan
6) Dorong masukan cairan untuk pencegahan infeksi
7) Dorong istirahat 5) Tidak ada kemerahan
8) Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan 6) Tidak ada demam
gejala infeksi 7) Tidak ada hipotermia 8) Tidak ada kestabilan suhu 9) Tidak ada kehilangan
nafsu makan 10) Tidak ada malaise Ansietas berhubungan
NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
Terapi Relaksasi : dengan perubahan
pasien menunjukkan tanda-tanda vital
1. Tentukan apakah ada intervensi relaksasi status kesehatan
dalam rentang normal dengan kriteria
dimasa lalu yang sudah memberikan manfaat hasil :
2. Berikan deskripsi detail terkait intervensi Definisi :Perasaan tidak
1. Suhu tubuh dalam rentang normal
relaksasi yang dipilih nyaman atau kekhawatiran
2. Tingkat pernapasan dalam rentang
3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa yang samar disertai respon
normal
distraksi dengan lampu yang redup dan suhu autonom (sumber sering
3. Tekanan darah sistolik dalam rentang
lingkungan yang nyaman, jika memungkinkan kai tidak spesifik)
normal
4. Dapatkan perilaku yang menungjukan perasaan takut yang
4. Tekanan darah diastolik dalam
terjadinya relaksasi, misalnya bernapas dalam, disebabkan oleh antisipasi
rentang normal
menguap, pernapasan perut, atau banyangan terhadap bahaya. Perasaan
5. Kedalaman inspirasi dalam rentang
yang menyenangkan ini merupakan isyarat
normal
5. Minta klien untuk rileks dan merasakan kewaspadaan yang
sensasi yang terjadi memperingatkan bahaya
6. Tunjukan dan praktekan teknik relaksasi pada yang akan terjadi dan
pasien memampukan individu
7. Evaluasi dan dokumentasikan respon terhadap melakukan tindakan untuk
terapi relaksasi menghadapi ancaman
Poltekkes Kemenkes Padang
Batasan Karakteristik Perilaku 1. Penurunan
produktivitas 2. Mengekspresikan
kekhawatiran akibat perubahan dalam peristiwa hidup 3. Gelisah 4. Kontak mata buruk
Fisiologis 1. Peningkatan keringat 2. Gemetar/tremor 3. Suara bergetar

Sumber : NANDA International, (2015-2017), NIC-NOC (2016)


26

Poltekkes Kemenkes Padang

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dalam bentuk studi

kasus. Penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan bagaimana gambaran asuhan

keperawatan pada pasien melalui pengkajian, merumuskan diagnosa

keperawatan, merumuskan intervensi keperawatan, penatalaksanaan intervensi

dengan implementasi keperawatan,dan melakukan evaluasi dari tindakan

keperawatan pada ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Belimbing Kota

Padang 2017.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di wilayah Puskesmas Belimbing Kota Padang.

Waktu penelitian di mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juli tahun 2017.

Waktu untuk studi kasus selama 2 minggu, pada partisipan I dilakukan selama 5

kali kunjungan dan pada partisipan II juga dilakukan selama 5 kali kunjungan.

Tempat penelitian yang dilakukan di Jl.Rambutan 6 no 74 dan Jln.Jeruk 18 no

396.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono, 2013). Populasi dari penelitian ini adalah ibu hamil yang

mengalami anemia pada trimester III sebanyak 5 orang ibu hamil yang

mengalami anemia dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gr/dl.

2
7

Poltekkes Kemenkes Padang


2
8

2. Sampel

Sampel adalah suatu objek yang diteliti yang mewakili suatu populasi

(Saryono, 2013). Pemilihan partisipan mengacu pada teknik purposive

sampling. Purposive sampling merupakan suatu teknik penetapan sampel

dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang

dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel

tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya

(Nursalam, 2013)

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling yaitu 2 ibu hamil yang mengalami anemia dengan kriteria inklusi.

Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : Partisipan 1 dan

partisipan 2 bersedia menjadi responden dengan memilih kadar Hb terendah

dari responden yang lain, partisipan 1 dan partisipan 2 merupakan ibu hamil

yang mengalami anemia pada trimester


III.

D. Jenis-Jenis Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari pasien seperti

pengkajian kepada pasien, meliputi: identitas pasien, riwayat kesehatan

pasien, pola aktifitas sehari-hari dirumah,data penunjang (hasil labor dan

diagnostik), dan pemeriksaan fisik terhadap pasien.


2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh langsung

dari keluarga, rekam medis, hasil labor dan Ruang KIA Puskesamas

Belimbing.

Poltekkes Kemenkes Padang


2
9

E. Alat atau Instrumen Pengumpulan Data

Alat atau instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah format tahapan

proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai pada evaluasi. Format yang

akan digunakan adalah format pengkajian pada ibu hamil yang mengalami anemia

(Lampiran 2), pemeriksaan tanda-tanda vital seperti tensimeter, stetoskop,

termometer, meteran dan Hb


sahli.

F. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dimulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, observasi dan

studi dokumentasi. Menurut Dinarti,dkk (2009) pelaksanaan dokumentasi proses

keperawatan terdiri dalam 5 tahap sebagai


berikut:

1. Pengkajian

Bentuk yang umumnya dipakai dalam format pengkajian sebagai berikut:

a. Format tanya jawab

Format tanya jawab pada penelitian ini adalah format asuhan keperawatan
mulai dari pengkajian sampai evaluasi yang berupa pertanyaan-pertanyaan

bersifat umum (identitas pasien seperti nama, jumlah anggota keluarga,

ataupun riwayat kesehatan seperti penyakit yang pernah diderita), ataupun

yang lebih pribadi (seperti status keuangan, spiritual, disminore).

b. Pengkajian ulang

Pengkajian ulang dilakukan setelah intervensi dilakukan. Pengkajian ini

dapat ditulis pada format catatan keperawatan. (Lampiran 2)

2. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan dapat ditegakkan yaitu data-data yang telah ada

dianalisa. Kegiatan pendokumentasian diagnosa keperawatan sebagai


berikut:

a. Analisa data

Poltekkes Kemenkes Padang


3
0

Dalam analisa data mencakup data pasien, masalah dan penyebabnya

(Lampiran 2). Data pasien diklasifikasikan menjadi dua yaitu data

subjektif dan data objektif. Data subjektif adalah data yang didapat dari

perkataan pasien, apa yang dikeluhkan dan data objektif adalah data yang

diperoleh perawat berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan

fisik
.

b. Menegakkan diagnosis keperawatan


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menegakkan diagnosa adalah PES

(problem + etiologi + sympton).

3. Intervensi

Rencana keperawatan terdiri dalam beberapa komponen menurut NANDA

2015-2017 sebagai
berikut:

a. Diagnosa yang diprioritaskan

b. Tujuan dan kriteria hasil

c. Intervensi

(Lampiran 2)

4. Implementasi

Implementasi keperawatan terdiri dalam beberapa


komponen:

a. Tanggal dan waktu dilakukan implementasi keperawatan.

b. Diagnosa keperawatan.

c. Tindakan keperawatan berdasarkan intervensi keperawatan.

d. Tanda tangan perawat pelaksana.

(Lampiran 2)

5. Evaluasi

Evaluasi keperawatan terdiri dalam beberapa


komponen:

Poltekkes Kemenkes Padang


3
1
a. Tanggal dan waktu dilakukan evaluasi keperawatan.

b. Diagnosa keperawatan.

c. Evaluasi keperawatan : Evaluasi keperawatan dilakukan dalam bentuk

pendekatan
SOAP.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi,

wawancara, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak

(Sugiyono,
2014).

1. Observasi

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Menurut

Susan Stainback dalam buku Sugiyono (2014), menyatakan bahwa dalam

observasi partisipatif peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang,

mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpatisipasi aktif dalam

aktivitas mereka. Dalam observasi penelitian ini peneliti melihat perubahan

pada pasien seperti perubahan pada wajah, konjungtiva sudah tidak pucat
lagi.

2. Wawancara

Penelitian ini wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman

wawancara bebas terpimpin. Wawancara ini mempunyai ciri yang

fleksibelitas (keluwesan) tapi arahnya yang jelas. Artinya, pewawancara

diberi kebebasan untuk mengolah sendiri pertanyaan sehingga memperoleh

jawaban yang diharapkan dan responden secara bebas dapat memberikan

informasi selengkap mungkin. Dalam wawancara menggunakan format


asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian sampai evaluasi yang

terreta dalam (Lampiran


2).

3. Dokumentasi

Poltekkes Kemenkes Padang


3
2

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

penelitian ini berbentuk tulisan dan gambar. Penelitian ini mengunakan

dokumen dari Ruang KIA Puskesmas Belimbing untuk menunjang penelitian

yang akan dilakukan.

H. Prosedur Penelitian

1. Prosedur Administrasi

Prosedur dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti


adalah:

a. Peneliti meminta izin penelitian dari instansi asal penelitian yaitu

Poltekkes Kemenkes Padang.

b. Peneliti memasukan surat izin penelitian yang diberikan oleh

instansi asal penelitian ke Dinas Kesehatan Kota


Padang

c. Setelah dapat surat izin dari Dinas Kesehatan Kota Padang, surat

tersebut di serahkan ke pihak Puskesmas Belimbing dan meminta

izin untuk mengambil data yang dibutuhkan


peneliti

d. Melakukan pemilihan sampel sebanyak 2 orang ibu hamil dengan


anemiadengan perkiraan melahirkan bulan Juni. Pemilihan

sampel dilakukan dengan teknik teknik purposive sampling yaitu

suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di

antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan

atau masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat

mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal


sebelumnya

e. Mendatangi responden serta keluarga dan menjelaskan tentang

tujuan
penelitian

f. Responden dan keluarga memberikan persetujuan utntuk

dijadikan responden dalam


penelitian

g. Responden / keluarga menandatangani informed consent.

Peneliti meminta waktu responden untuk melakukan asuhan

keperawatan dan pamit.

Poltekkes Kemenkes Padang


3
3

h. Selanjutnya perawat dan keluarga melakukan kontrak waktu

untuk pertemuan selanjutnya.

2. Proses Asuhan keperawatan

Pada kunjungan pertama diawali dengan memperkenalkan diri,

memberitahu tujuan dari pertemuan, membuat kontak waktu dan meminta

persetujuan pasien, melakukan pengkajiandan mengumpulkan data-data


terkait mulai dari menanyakan identitas, riwayat kesehatan dan

pemeriksaan fisik, lalu menetapkan diagnosis dan perencanaan. Pada

kunjungan kedua hingga kunjungan terakhir melakukan implementasi

keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat berdasarkan

kebutuhan responden. Membuat evaluasi setelah tindakan dan

mendokumentasikan setiap tindakan yang telah diberikan kepada pasien

setiap kali kunjungan atau setelah melakukan penelitian.

I. Rencana Analisis

Rencana analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis semua

temuan pada tahapan proses keperawatan dengan menggunakan konsep dan teori

keperawatan pada ibu hamil dengan anemia. Data yang telah didapat dari hasil

melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, penegakkan diagnosa,

merencanakan tindakan, melakukan tindakan sampai mengevaluasi hasil tindakan

keperawatan pada ibu hamil dengan anemia. Analisa yang dilakukan adalah untuk

membandingkan perbedaan antara kedua pasien yang akan diteliti, analisa data

yang akan dilanjutkan selanjutnya menentukan apakah ada kesesuaian antara teori

yang ada dengan kedua kondisi


pasien.

Poltekkes Kemenkes Padang


BAB IV

DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS


A. Deskripsi kasus

Tabel 2.2 Deskripsi kasus partisipan I dan partisipan II

Kunjungan dilakukan pada Ibu.M dan Ibu.D yang mengalami masalah Ibu hamil dengan anemia.
Kunjungan dimulai pada tanggal 16

Mei sampai 28Mei 2017 dengan kunjungan dilakukan selama 2 minggu dengan minimal 5 kali
kunjungan.

ibu.M SMA. Pasien sedang hamil anak


Asuhan kedua (G2 P1 A0 H1) dengan usia kehamilan
37-39 minggu.
keperawatan
Partisipan 1 Partisipan 2
Riwayat kesehatan

Identitas pasien Ibu.M usia 26 tahun sekarang


seorang ibu rumah tangga yang tinggal Pada kunjungan pertama ke rumah Ibu.M
tanggal 16 Mei
di Jln.Rambuan 6 no 74 bersama keluarga
dan suaminya 2017 pukul 08.30 WIB. dilakukan
pengkajian pada pasien
yaitu Tn.R yang berusia 24 tahun yang
bekerja sebagai didapatkan pasien pasien mengeluh sering
terasa sakit pada
swasta. Pendidikan terakhir ibu.M yaitu Pada kunjungan pertama ke rumah Ibu.D
SMA. Ibu.M tanggal 16 Mei 2017
Pada kunjungan pertama ke rumah Ibu.D
sedang hamil anak pertama (G1 P0 A0 H0)
tanggal 16 Mei 2017
dengan usia kehamilan 39-40 minggu.
Ibu.D usia 30 tahun seorang ibu rumah pukul 11.30 WIB. dilakukan pengkajian
tangga yang tinggal di pada pasien, didapatkan
pukul 11.30 WIB. dilakukan pengkajian
Jln.Jeruk no 396 bersama keluarga dan
pada pasien, didapatkan
suaminya yaitu Tn.N
pasien mengeluh sering terasa sakit pada
yang berusia 32 tahun yang tidak bekerja.
pinggang dan pusing,
Pendidikan terakhir

34

Polekkes Kemenkes Padang


35
pinggang dan sering pusing, badan terasa cepat letih ketika
melakukan aktivitas seperti mencuci dan membersihkan
rumah, ibu mengatakan jarang mengkonsumsi buah dan
sayur karena tidak mengerti dengan manfaat sayuan dan
buah-buahan, dan ibu juga tidak mengerti dengan penyebab
anemia yang terjadi pada kehamilanya. Ibu juga
mengatakan takut dengan keadaan janinya apabila
tubuhnya mengalami penambahan berat badan. Ibu juga
mengatakan sering terasa buang air kecil.
Polekkes Kemenkes Padang badan terasa cepat letih ketika melakukan aktivitas seperti
mencuci dan membersihkan rumah, ibu.D juga mengatakan
kegiatan dirumah sering dibantu oleh keluarganya, pada saat tidur
sering terasa sakit pada perut, ibu juga mengatakan jarang
mengkonsumsi sayur dan buah karena faktor ekonomi yang
kurang, ibu juga mengatakan pada saat buang air besar terasa keras
dan kurang lancar. ibu juga tidak mengetahui penyebab dari
kurang darah yang terjadi pada kehamilanya.
Riwayat kesehatan
dahulu
Ibu juga mengatakan belum pernah menderita anemia
sebelumnya dan klien rutin kontrol kehamilan ke
pelayanan kesehatan setiap 1 kali sebulan. Pasien
mengatakan tidak ada mempunyai penyakit keturunan
seperti hipertensi dan DM.
Pasien mengatakan belum pernah menderita anemia sebelumnya
dan klien rutin kontrol kehamilan ke pelayanan kesehatan setiap 1
kali sebulan. Pasien mengatakan tidak ada mempunyai penyakit
keturunan seperti hipertensi dan DM.
Riwayat kesehatan
keluarga
Ibu.M mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
menderita anemia sebelumnya dan tidak ada menderita
penyakit keturunan seperti hipertensi dan DM
Ibu.D mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita
anemia sebelumnya dan tidak ada menderita penyakit keturunan
seperti hipertensi dan DM
Riwayat obstetri Pasien mengatakan haid pertama umur 12 tahun, siklus
haid teratur, lamanya haid 6 hari. Klien mengatakan 3 kali
ganti pembalut saat haid. Warna darah haid merah enceer.
Pasien mengatakan haid pertama umur 17 tahun, siklus haid
teratur, lamanya haid 6 hari. Klien mengatakan 2-3 kali ganti
pembalut saat haid. Warna darah haid merah enceer. Dismenore
36
Disminore pada saat haid hari pertama. Klien hamil anak
pertama. Pasien belum pernah mengikuti KB.
Polekkes Kemenkes Padang pada saat haid hari pertama. Pasien hamil anak kedua. Pasien
mengatakan sudah pernah mengikuti KB.
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 84 x/i, pernafasan 20 x/i, suhu 36,60C.
Pada pemeriksaan kepala didapatkan wajah tampak pucat,
tidak tampak bintik-bintik hitam pada wajah. Mata :
konjungtiva anemis, skelera tidak ikterik. Hidung : simetris
kiri kanan dan tidak ada pernapasan cuping hidung. Mulut :
bibir tampak pucat, mukosa bibir lembab. Telingga :
simetris kiri kanan, tidak ada pus keluar dari telingga
Leher : tidak adapembesaran kelenjer getah bening dan
vena jugularis
Pada pemeriksaan dada didapatkan Payudara simetris kiri
kanan, papila mamae menonjol, tidak ada lecet, tidak ada
pembengkakan dan tampak bersih
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan pemeriksaan
Leopold I : TFU pertengahan pusat dan prosesus xifoideus,
teraba bundar, lunak dan tidak melenting kemungkinan
bokong janin. Leopold II : bagian kanan perut ibu teraba
panjang dan keras kemungkinan punggung janin dan
bagian kiri perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil
Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 84 x/i, pernafasan 20 x/i, suhu 36,60C.
Pada pemeriksaan wajah didapatkan wajah tampak sedikit pucat
dan konjungtiva anemis, tidak tampak bintik-bintik hitam pada
wajah. Mata : konjungtiva anemis, skelera tidak ikterik. Hidung :
simetris kiri kanan, tidak ada pernapasan cuping hidung. Mulut :
bibir tampak pucat,mulut bersih, mukosa bibir lembab.Telingga :
simetris kiri kanan, tidak ada pus keluar dari telingga. Leher :
tidak ada pembesaran kelenjer getah bening dan vena jugularis.
Pada pemeriksaan dada didapatkan Payudara simetris kiri kanan,
papila mamae menonjol, tidak ada lecet, tidak ada pembengkakan
dan tampak bersih.
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan Leopold I : TFU 3 jari
pertengahan pusat dan prosesus xifoideus, teraba bundar, lunak
dan tidak melenting kemungkinan bokong janin. Leopold II :
bagian kiri perut ibu teraba panjang dan keras kemungkinan
punggung janin dan bagian kanan perut ibu teraba tonjolan-
tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin. Leopold III : bagian
bawah perut ibu teraba bulat, keras dan melenting kemungkinan
37
kemungkinan ekstremitas janin. Leopold III : bagian bawah
perut ibu teraba bulat, keras dan melenting kemungkinan
kepala janin. Leopold IV : konvergen.
Polekkes Kemenkes Padang kepala janin. Leopold IV : konvergen.
Data penunjang Hasil laboratorium pada tanggal 22 Februari 2017
didapatkan hemoglobin 9,7 gr/dl..
Hasil laboratorium pada tanggal 17 Februari 2017 didapatkan
hemoglobin10,5 gr/dl.
Diagnosa
keperawatan
Setelah dilakukan analisa data dari hasil pengkajian
tersebut didapatkan masalah keperawatan pada Ibu. M
yaitu : masalah keperawatan pertama Resiko perdarahan
berhubungan dengan penurunan Hbdengan data
subjektif : Ibu mengatakan sering terasa pusing apabila
terlalu lama berdiri, ibu mengatakan cepat lelah saat
melakukan aktivitas seperti mencuci dan membersihkan
rumah, sedangkan data objektifnya : Hb 9,7 gr/dl, Wajah
terlihat pucat, konjungtiva anemis
Diagnosa ke dua yaitu Keletihan berhubungan dengan
kelesuan fisikdengan data subjektif : Ibu mengatakan
sering terasa pusing apabila terlalu lama berdiri, Ibu
mengatakan cepat lelah saat melakukan aktivitas seperti
mencuci dan membersihkan rumah, sedangkan data
objektifnya : Hb 9,7 g/dl dan Ibu terlihat susah untuk
Setelah dilakukan analisa data dari hasil pengkajian tersebut
didapatkan masalah keperawatan pada Ibu. D yaitu : masalah
keperawatan pertama Risiko perdarahan berhubungan dengan
penurunan kadar HB dengan data subjektif : Ibu mengatakan
cepat lelah saat melakukan aktifitas, ibu mengatakan sering pusing
apabila terlalu lama beraktivitas, sedangkan data objektifnya : Hb
10,5 g/dl, Konjungtiva anemis, wajah dan bibir pucat.
Diagnosa kedua yaitu Keletihan berhubungan dengan kelesuan
fisikdengan data subjektif Ibu mengatakan cepat lelah saat
melakukan aktivitas, Ibu juga mengatakan jarang mengkonsumsi
sayur dan buah karena faktor ekonomi yang kurang, sedangkan
data objektifnya Ibu terlihat tidak mengerti tentang penyebab
anemia pada kehamilanya, Ibu terlihat banyak bertanya tentang
manfaat dari buah dan sayur, konjungtiva anemis, wajah dan bibir
tampak pucat.

beraktivitas karena kehamilan sudah mulai mangatakan mengurangi makananya supaya


tua. berat badanya

tidak naik, sedangkan data objektifnya : Ibu


terlihat takut
Diagnosa ke tiga yaitu Defisiensi
pengetahuan dengan perubahan yang terjadi pada
juaninya, Ibu juga
berhubungan dengan kurangnya minat
untuk belajar terlihat banyak bertanya tentang perubahan
yang terjadi
dengan data subjektifnya : Ibu mengatakan
tidak mengerti pada janinya
38
dengan penyebab anemia yang terjadi pada
kehamilanya

dan Ibu juga mengatakan jarang


mengkonsumsi buah dan

sayur karena tidak tahu dengan manfaat dari serat tidak cukupditandai dengan ibu
sayuran dan mengatakan buang air besar
buah-buahan, sedangkan data objektifnya : tersasa keras dan kurang lancar, ibu
Ibu terlihat mengatakan kurang
tidak mengerti tentang penyebab anemia mengkonsumsi buah dan sayur.
pada

kehamilanya, Ibu terlihat banyak bertanya


tentang manfaat Diagnosa keempat yaitu Defisiensi
pengetahuan berhubungan
dari buah dan sayur.
dengan kurangnya minat untuk
belajardengan data subjektif
Diagnosa ke empat yaitu Ansietas Ibu mengatakan tidak mengerti dengan
berhubungan dengan penyebab anemia yang
perubahan status kesehatandengan data terjadi pada dirinya, ibu mengatakan jarang
subjektif : Ibu mengkonsumsi sayur
mengatakan takut apabila janinya besar dan dan buah karena faktor ekonomi yang
Ibu kurang, Ibu mengatakan
tidak tahu tentang manfaat buah dan sayur. pada kehamilanya, ibu juga terlihat banyak
Sedangkan data tanya tentang manfaat

buah dan sayur


Diagnosa ketiga yaitu konstipasi berhubungan denganasupan

Objektifnya : Ibu terlihat tidak mengerti dengan penyebab anemia

Polekkes Kemenkes Padang


keperawatan
Intervensi Setelah dilakukan penegakkan diagnosa
keperawatantentang
Keperawatan
Setelah dilakukan penegakkan diagnosa
Setelah dilakukan penegakkan diagnosa
keperawatantentang
keperawatantentang Risiko perdarahan
Risiko perdarahan berhubungan dengan
berhubungan
penurunan kadar
dengan penurunan kadar Hb,intervensi Risiko perdarahan berhubungan dengan
penurunan kadar Rencana keperawatan pada diagnosis
Keletihan
Hb,intervensi keperawatan direncanakan
selama 5x kunjungan berhubungan dengan kelesuan
fisikdirencanakan selama
direncanakan selama 5x kunjungan dengan
39
tujuan agar

pasien mampu mengatasi resiko kehilangan


darah dengan

kriteria hasil :Tidak ada kehilangan darah


yang terlihat,

Tidak ada perdarahan pervaginam, tidak ada dengan tujuan agar pasien mampu
penurunan mengatasi resiko kehilangan
Hemoglobin (Hb). Rencana keperawatan darah dengan kriteria hasil :Tidak ada
yaitu : Lindungi kehilangan darah yang
pasien dari trauma yang dapat menyebabkan terlihat, Tidak ada perdarahan pervaginam,
perdarahan, tidak ada penurunan
hindari mengangkat benda berat, Hemoglobin (Hb). Rencana keperawatan
instruksikan pasien untuk yaitu : Lindungi pasien
meningkatkan makanan yang kaya vitamin dari trauma yang dapat menyebabkan
K, cegah perdarahan, hindari
konstipasi, jika diperlukan, instruksikan mengangkat benda berat, instruksikan
pasien dan pasien untuk meningkatkan
keluarga untuk memonitor tanda-tanda makanan yang kaya vitamin K, cegah
perdarahan dan konstipasi, instruksikan
mengambil tindakan yang tepat jika terjadi pasien dan keluarga untuk memonitor
perdarahan tanda-tanda perdarahan dan
(misalnya melapor kepada perawat), mengambil tindakan yang tepat jika terjadi
instruksikan pasien perdarahan (misalnya
dan keluarga untuk memonitor tanda melapor kepada perawat), instruksikan
perdarahan dan pasien dan keluarga untuk
mengambil tindakan yang tepat jika terjadi memonitor tanda perdarahan dan
perdarahan mengambil tindakan yang tepat
(misalnya, lapor kepada perawat). jika terjadi perdarahan (misalnya, lapor
kepada perawat). kriteria hasil : Tidak terjadi kelelahan, tidak
ada kelesuan, tidak

Rencana keperawatan pada diagnosis ada kehilangan selera makan, tidak ada
Keletihan berhubungan penurunan motivasi, tidak

dengan kelesuan fisikdirencanakan selama


5x kunjungan dengan
tujuan agar pasien mampu mengurangi tingkat kelelahan dengan

Polekkes Kemenkes Padang


pasien/orang
5x kunjungan dengan tujuan agar pasien
mampu yang terdekat dengan pasien mengenai
kelelahan (gejalah
mengurangi tingkat kelelahan dengan
kriteria hasil : Tidak yang mungkin muncul dan kekambuhan
yang mungkin
terjadi kelelahan, tidak ada kelesuan, tidak
ada kehilangan nanti akan muncul kembali). Tentukan
jumlah kalori dan
selera makan, tidak ada penurunan motivasi,
tidak ada sakit jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan
kepala, tidak terjadi nyeri otot, kuliatas tidur
tidak gizi, monitor kalori dan asupan makanan,
monitor
terganggu, kualitas istirahat tidak terganggu.
Rencana kecendrungan terjadinya penurunan dan
kenaikan berat
keperawatan yaitu : Tentukan jenis dan
banyaknya aktivitas badan.

yang dibutuhkan untuk menjaga ketahanan,


bantu pasien Rencana keperawatan untuk diagnosa
Defisiensi
untuk memilih aktivitas-aktivitas yang akan
dilakukan, pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya minat
anjurkan tidur siang bila diperlukan, bantu 40
pasien untuk

menjadwalkan priode istirahat, instruksikan


ada sakit kepala, tidak terjadi nyeri otot, monitor kalori dan asupan makanan,
kuliatas tidur tidak monitor kecendrungan

terganggu, kualitas istirahat tidak terganggu. terjadinya penurunan dan kenaikan berat
Rencana badan.

keperawatan yaitu : Tentukan jenis dan


banyaknya aktivitas yang Rencana keperawatan untuk diagnosa
dibutuhkan untuk menjaga ketahanan, bantu konstipasi berhubungan
pasien untuk memilih dengan asupan serat tidak cukup
aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan, dilakukan selama 5 5x
anjurkan tidur siang bila kunjungan dengan tujuan agar pasien
diperlukan, bantu pasien untuk mampu memahami
menjadwalkan priode istirahat, eliminasi usus dengan kriteria hasil : pola
instruksikan pasien/orang yang terdekat eliminasi tidak
dengan pasien mengenai terganggu, kemudahan BAB, tidak terjadi
kelelahan (gejalah yang mungkin muncul konstipasi, tidak terjadi
dan kekambuhan yang

mungkin nanti akan muncul kembali). tindakan keperawatan yaitu : monitor bising
Tentukan jumlah kalori dan usus, monitor tanda
jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk dan gejalah konstipasi, istruksikan pasien
memenuhi persyaratan gizi, mengenai makanan yang
nyeri saat BAB, tidak terjadi perubahan warna feses. Rencana

Polekkes Kemenkes Padang


mengetahui
untuk belajar dilakukan selama 5x
kunjungan dengan faktor-faktor penyebab dan faktor yang
berkontribusi.
tujuan agar pasien mampu memahami
proses penyakit Rencana tindakan keperawatan yaitu :
Jelaskan mengenai
dengan kriteria hasil : Mengetahui faktor
risiko, proses penyakit, jelaskan tanda dan gejalah
yang umum
mengetahui tanda dan gejalah dari penyakit,
dari penyakit, edukasi pasien mengenai tinggi serat, ajarkan pasien mengenai
tindakan untuk makanan-makanan tertentu

mengontrol/meminimalkan gejalah, edukasi yang membantu mendukung aktifitas usus.


pasien

mengenai tanda dan gejalahyang harus Rencana keperawatan untuk diagnosa


dilaporkan kepada Defisiensi pengetahuan
petugas kesehatan. berhubungan dengan kurangnya minat
untuk belajar

Rencana keperawatan untuk diagnosa dilakukan selama 5x kunjungan dengan


Ansietas tujuan agar pasien mampu

berhubungan dengan perubahan status memahami proses penyakit dengan kriteria


kesehatan hasil : Mengetahui

dilakukan selama 5x kunjungan dengan faktor risiko, mengetahui tanda dan gejalah
tujuan agar pasien dari penyakit,

menunjukkan tanda-tanda vital dalam mengetahui faktor-faktor penyebab dan


rentang normal faktor yang berkontribusi.

dengan kriteria hasil :Suhu tubuh dalam Rencana tindakan keperawatan yaitu :
rentang normal, Jelaskan mengenai proses

tingkat pernapasan dalam rentang normal, penyakit, jelaskan tanda dan gejalah yang
tekanan darah umum dari penyakit,

sistolik dalam rentang normal, tekanan


darah diastolik mengontrol/meminimalkan gejalah, edukasi
dalam rentang normal. Rencana tindakan pasien mengenai
keperawatan : tanda dan gejalahyang harus dilaporkan
Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa kepada petugas kesehatan.
distraksi
41
edukasi pasien mengenai tindakan untuk
Polekkes Kemenkes Padang
memberitahukan untuk
dengan lampu yang redup dan suhu
lingkungan yang menghindari terjadinya konstipasi dengan
menganjurkan
nyaman,minta klien untuk rileks dan
merasakan sensasi cairan yang adekuat dan tinggi serat.
instruksikan pasien
yang terjadi, tunjukan dan praktekan teknik
relaksasi. dan keluarga untuk memonitor tanda
perdarahan dan
Implementasi
Tindakan keperawatan yang sudah mengambil tindakan yang tepat jika terjadi
dilakukan pada perdarahan
Tindakan keperawatan yang sudah (misalnya, lapor kepada perawat).
dilakukan pada diagnosis
Tindakan keperawatan yang sudah Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul
dilakukan pada diagnosis 19.00 WIB

Keperawatan tindakan keperawatan yang akan dilakukan


diagnosis keperawatanrisiko perdarahan yaitu hindari
berhubungan mengangkat benda berat, instruksikan
dengan penurunan kadar Hb tanggal 18 pasien untuk
Mei 2017 pukul meningkatkan makanan yang kaya vitamin
keperawatanrisiko perdarahan K, cegah
berhubungan dengan
keperawatanrisiko perdarahan konstipasi, meminta ibu/keluarga memantau
berhubungan dengan tanda-tanda
42
penurunan kadar Hb tanggal 18 Mei 2017
pukul 10.00 Wib

09.00 Wib adalah memberikan penyuluhan


tentang anemia,

dampak, tanda dan gejala, bahaya dan


penatalaksanaan,

menganjurkan klien untuk meningkatkan


makanan yang

banyak mengandung Vit.K dan zat besi adalah memberikan penyuluhan tentang
seperti sejenis anemia, dampak, tanda
kacang kacangan dan sayuran hijau,
dan gejala, bahaya dan penatalaksanaan, lapor kepada perawat).
menganjurkan klien
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul
untuk meningkatkan makanan yang banyak 20.00 WIB tindakan
mengandung Vit.K
keperawatan yang akan dilakukan yaitu
dan zat besi seperti sejenis kacang kacangan hindari mengangkat benda
dan sayuran hijau,
berat, instruksikan pasien untuk
memberitahukan untuk menghindari meningkatkan makanan yang kaya
terjadinya konstipasi dengan
vitamin K, cegah konstipasi, meminta
menganjurkan cairan yang adekuat dan ibu/keluarga memantau
tinggi serat. instruksikan
tanda-tanda perdarahan.
pasien dan keluarga untuk memonitor tanda
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei
perdarahan dan
2017 pukul 17.00 WIB
mengambil tindakan yang tepat jika terjadi
perdarahan (misalnya,

Polekkes Kemenkes Padang

perdarahan. WIB tindakan keperawatan yang akan


dilakukan yaitu,
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei
2017 pukul 16.00 evaluasi pekerjaan pasien, evaluasi
pengetahuan pasien
WIB tindakan keperawatan yang akan
dilakukan yaitu tentang anemia, evaluasi Hb pasien

evaluasi pekerjaan pasien, hindari


mengangkat beban berat, Tindakan keperawataan yang sudah
dilakukan pada
suruh pasien banyak istirahat, instruksikan
pasien untuk diagnosis keletihan berhubungan dengan
kelesuan fisik
meningkatkan makanan yang kaya vitamin
k, cegah tanggal 16 Mei 2017 pukul 08.30 Wib
adalah Tentukan
konstipasi, meminta ibu/keluarga memantau
tanda-tanda jenis dan banyaknya aktivitas yang
dibutuhkan untuk
perdarahan.
menjaga ketahanan, bantu pasien untuk
Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei
memilih aktivitas-
2017 pukul 19.00
aktivitas yang akan dilakukan, anjurkan evaluasi hb pasien
tidur siang bila

diperlukan, instruksikan pasien/orang yang Tindakan keperawataan yang sudah


terdekat dilakukan pada diagnosa
dengan pasien mengenai kelelahan (gejalah keletihan berhubungan dengan kelesuan
yang mungkin fisik tanggal 16 Mei
43

aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga


tindakan keperawatan yang akan dilakukan ketahanan, bantu pasien
yaitu evaluasi untuk memilih aktivitas-aktivitas yang akan
pekerjaan pasien, hindari mengangkat beban dilakukan, anjurkan
berat, suruh pasien tidur siang bila diperlukan, instruksikan
banyak istirahat, instruksikan pasien untuk pasien/orang yang
meningkatkan makanan terdekat dengan pasien mengenai kelelahan
yang kaya vitamin k, cegah konstipasi, (gejalah yang mungkin
meminta ibu/keluarga muncul dan kekambuhan yang mungkin
memantau tanda-tanda perdarahan. nanti akan muncul

Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei kembali).


2017 pukul 20.00 WIB Pada kunjungan ke dua tanggal 18 Mei
tindakan keperawatan yang akan dilakukan 2017 pukul 10.00 Wib
yaitu evaluasi tindakan yang akan dilakukan adalah
pekerjaan pasien, evaluasi pengetahuan membantu ibu memilih
pasien tentang anemia,
2017 pukul 11.30 Wib adalah Tentukan jenis dan banyaknya
Polekkes Kemenkes Padang
2017 pukul 19.00
muncul dan kekambuhan yang mungkin
nanti akan muncul WIB tindakan keperawatan yang akan
dilakukan yaitu
kembali).
evaluasi pekerjaan pasien, evaluasi
Pada kunjugan kedua tanggal 18 Mei 2017 pengetahuan pasien
pukul 09.00
tentang anemia, evaluasi Hb pasien
WIB tindakan yang akan dilakukan adalah 44
membantu ibu

memilih tindakan yang bisa dilakukan,


menganjurkan ibu tindakan yang bisa dilakukan,
menganjurkan ibu banyak istirahat,
banyak istirahat, mengindari ibu
mengangkat beban berat. mengindari ibu mengangkat beban berat.

Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul
19.00 WIB 20.00 WIB tindakan

tindakan yang akan dilakukan adalah yang akan dilakukan adalah mengevaluasi
mengevaluasi pekerjaan ibu yang

pekerjaan ibu yang menyebabkan keletihan, menyebabkan keletihan, menganjurkan ibu


menganjurkan banyak istirahat,

ibu banyak istirahat, mengindari ibu mengindari ibu mengangkat beban berat
mengangkat beban
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei
berat 2017 pukul 17.00 WIB

Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei tindakan keperawatan yang akan dilakukan
2017 pukul 16.00 yaitu evaluasi

WIB tindakan keperawatan yang akan pekerjaan pasien, hindari mengangkat beban
dilakukan yaitu berat, suruh pasien

mengevaluasi pekerjaan ibu yang banyak istirahat


menyebabkan keletihan,
Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei
menganjurkan ibu banyak istirahat, 2017 pukul 19.00 WIB
mengindari ibu
tindakan keperawatan yang akan dilakukan
mengangkat beban berat yaitu evaluasi
Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei pekerjaan pasien, evaluasi istirahat pasien,
evaluasi hb pasien usus, monitor tanda dan gejalah konstipasi,
istruksikan pasien

Tindakan keperawatan yang sudah mengenai makanan yang tinggi serat,


dilakukan pada diagnosa ajarkan pasien mengenai

konstipasi berhubungan dengan asupan makanan-makanan tertentu yang membantu


serat tidak cukup mendukung aktifitas

pada tanggal 16 Mei 2017 pukul 11.30 Wib usus.


adalah monitor bising

Polekkes Kemenkes Padang

Tindakan keperawataan yang sudah Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul
dilakukan pada 19.00 WIB

diagnosa defisiensi pengetahuan tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu


berhubungan dengan mengevaluasi

kurangnya minat untuk belajar tanggal pengertian anemia, menganjurkan pasien


18 Mei 2017 untuk

pukul 09.00 Wib adalah memberikan meningkatkan makanan yang banyak


penyuluhan tentang mengandung Vit.K

anemia, dampak, tanda dan gejala, bahaya dan zat besi seperti sejenis kacang kacangan
dan dan sayuran

penatalaksanaan, menganjurkan pasien hijau, memberitahukan untuk menghindari


untuk terjadinya

meningkatkan makanan yang banyak konstipasi dengan menganjurkan cairan


mengandung Vit.K yang adekuat dan

dan zat besi seperti sejenis kacang kacangan tinggi serat, menganjurkan pasien
dan sayuran mengkonsumsi buah dan

hijau, memberitahukan untuk menghindari sayur.


terjadinya Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei
konstipasi dengan menganjurkan cairan 2017 pukul 16.00
45
yang adekuat dan

tinggi serat.
Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017 tindakan keperawatan yang akan dilakukan
pukul 10.00 Wib yaitu mengevaluasi

tindakan keperawatan mengevaluasi terjadinya konstipasi, istruksikan pasien


terjadinya konstipasi, monitor mengenai makanan yang

bising usus, istruksikan pasien mengenai tinggi serat, menganjurkan pasien


makanan yang tinggi mengkonsumsi buah dan sayur

serat, ajarkan pasien mengenai makanan- Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei
makanan tertentu yang 2017 pukul 19.00 WIB

membantu mendukung aktifitas usus. tindakan keperawatan yang akan dilakukan


yaitu evaluasi
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul
20.00 WIB tindakan konstipasi BAB pasien, evaluasi istirahat
pasien, instruksikan
keperawatan yang dilakukan yaitu
mengevaluasi terjadinya selalu banyak mengkonsumsi buah dan
sayur
konstipasi, monitor bising usus, istruksikan
pasien mengenai

makanan yang tinggi serat, menganjurkan Tindakan keperawataan yang sudah


pasien mengkonsumsi dilakukan pada diagnosa

buah dan sayur. defisiensi pengetahuan berhubungan


dengan kurangnya minat
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei
2017 pukul 17.00 WIB

Polekkes Kemenkes Padang

WIB tindakan keperawatan yang akan seperti sejenis kacang kacangan dan sayuran
dilakukan yaitu hijau

mengevaluasi pengertian anemia, penyebab Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei


anemia, dan 2017 pukul 19.00

tanda gejalah dari anemia, menganjurkan WIB tindakan keperawatan yang akan
mengkonsumsi dilakukan yaitu

buah dan sayur, menganjurkan pasien untuk mengevaluasi tentang penyuluhan anemia,
meningkatkan mengevaluasi

makanan yang banyak mengandung Vit.K kadar Hb pasien, selalu menganjurkan


dan zat besi banyak
mengkonsumsi buah dan sayur sayuran hijau,

Tindakan keperawatan yang sudah memberitahukan untuk menghindari


dilakukan pada terjadinya konstipasi dengan

diagnosa ansietas berhubungan dengan menganjurkan cairan yang adekuat dan


perubahan tinggi serat.

status kesehatan tanggal 16 mei 2017 pukul Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul
08.30 Wib 20.00 WIB tindakan

adalah mengkaji faktor penyebab ansietas, keperawatan yang dilakukan yaitu


minta klien menganjurkan pasien untuk

untuk rileks dan merasakan sensasi yang meningkatkan makanan yang banyak
terjadi, tunjukan mengandung Vit.K dan zat

dan praktekan teknik relaksasi pada pasien. besi seperti sejenis kacang kacangan dan
sayuran hijau,
Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017
pukul 09.00 memberitahukan untuk menghindari
terjadinya konstipasi dengan
Wib tindakan keperawatan yang dilakukan
yaitu menganjurkan cairan yang adekuat dan
tinggi serat.
mengevaluasi cara teknik relaksasi dan
minta pasien untuk Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei
2017 pukul 17.00 WIB
rileks, tindakan yang akan dilakukan
meminta pasien untuk tindakan keperawatan yang akan dilakukan
46 yaitu mengevaluasi

pengertian anemia, penyebab anemia, dan


tanda gejalah dari
untuk belajar tanggal 18 Mei 2017 pukul
10.00 Wib adalah anemia. Menganjurkan mengkonsumsi buah
dan sayur.
memberikan penyuluhan tentang anemia,
dampak, tanda dan Menganjurkan pasien untuk meningkatkan
makanan yang banyak
gejala, bahaya dan penatalaksanaan,
menganjurkan klien untuk mengandung Vit.K dan zat besi seperti
sejenis kacang kacangan
meningkatkan makanan yang banyak
mengandung Vit.K dan zat dan sayuran hijau.

besi seperti sejenis kacang kacangan dan Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei
2017 pukul 19.00 WIB
Polekkes Kemenkes Padang

Anda mungkin juga menyukai