Anda di halaman 1dari 20

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menjelaskan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan
tentang Covid-19 dengan tingkat kecemasan lansia di masa pandemi di Desa
Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes. Penelitian ini meliputi
hasil pengolaan data penelitian.

Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 12-14 Juni 2021 di Desa


Tegalglagah dengan jumlah sampel 99 responden. Pengumpulan data dilakukan
menggunakan kuesioner yang diisi oleh lansia. Data yang terkumpul dan telah
memenuhi syarat selanjutnya dilakukan analisis. Hasil penelitian disajikan dalam
bentuk tabel dan narasi yang didasarkan pada hasil analisis.

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Karakteristik responden di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes
Karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin dan pendidikan yang
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi uraian responden berdasarkan karakteristik
responden di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten
Brebes Tahun 2021 (n = 99).

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)


Usia
60-64 tahun 55 55,6
65-69 tahun 44 44,4
Total 99 100,0
Jenis Kelamin
Laki-Laki 28 28,3
Perempuan 71 71,7
Total 99 100,0
Pendidikan
Tidak sekolah 16 16,2
SD/MI 70 70,7
SMP/MTS 13 13,1
SMA/SMK 0 00,0
Perguruan Tinggi 0 00,0
Total 99 100,0

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan umur


didominasi oleh lansia dengan umur 60-64 tahun sebanyak 55 orang (55,6%) dari
99 responden. Hal ini karena lansia di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes masih produktif dalam bekerja sehingga masih banyak
dijumpai lansia disini dalam keadaan sehat.

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak yaitu jenis
kelamin perempuan sebanyak 71 orang (71,7%) dari 99 responden. Hal tersebut
karena di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes
masyarakatnya lebih didominasi dengan jenis kelamin perempuan dibandingkan
jenis kelamin laki-laki.

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan responden di Desa Tegalglagah


Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes mayoritas berpendidikan SD/MI
sebanyak 70 orang (70,7%) dari 99 responden. Berdasarkan hasil wawancara hal
tersebut terjadi karena pada zaman dahulu masyarakat lebih memilih untuk
menikah muda dibandingkan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

4.1.2 Pengetahuan tentang Covid-19 pada lansia di Desa Tegalglagah


Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes
Pengetahuan tentang Covid-19 pada lansia di Desa Tegalglagah Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes dijelaskan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi uraian responden berdasarkan pengetahuan
responden tentang Covid-19 di Desa Tegalglagah Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes Pada Tahun 2021 (n = 99).

Pengetahuan Tentang Frekuensi Presentase (%)


Covid-19
Baik 27 27,2
Cukup 54 54,6
KurangKurang 18 18,2
Total 99 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden sebanyak 54 orang (54,6%)


menyatakan pengetahuan tentang Covid-19 di Desa Tegalglagah Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes adalah cukup. Hal ini dibuktikan pada saat
pengisian kuesioner yang sebagian besar responden mengetahui tentang Covid-19,
tanda dan gejalanya serta bagaimana cara pencegahannya dan lain sebagainya.

4.1.3 Tingkat kecemasan lansia di masa pandemi di Desa Tegalglagah


Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes
Tingkat kecemasan lansia di masa pandemi di Desa Tegalglagah Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes dijelaskan pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi uraian responden berdasarkan tingkat kecemasan
responden di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten
Brebes Pada Tahun 2021 (n = 99).

Tingkat Kecemasan Lansia Frekuensi Presentase (%)


Berat 6 6,0
Sedang 70 70,7
Ringan 23 23,3
Total 99 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa tingkat kecemasan lansia di masa


pandemi didapatkan responden paling banyak dalam kategori kecemasan sedang
yaitu sebanyak 70 orang (70,7%). Dibuktikan dengan jawaban responden yang
sebagian besar responden mengalami jantung berdebar kencang dan kuat, mudah
tersinggung, merasa terlalu khawatir, merasa gelisah/tegang saat mendengar berita
tentang Covid-19 dan lain sebagainya. Hal tersebut menunjukkan bahwa
responden mengalami tanda dan gejala kecemasan.
4.1.4 Hubungan pengetahuan tentang Covid-19 dengan tingkat kecemasan
lansia di masa pandemi Di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji analisis statistik
Kendall’s Tau b dikarenakan kedua data berbentuk ordinal, datanya tidak harus
berdistribusi normal. Analisis Kendall’s Tau b digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan derajat kemaknaan P
value < 0,05 maka Ha diterima yang artinya ada hubungan yang bermakna secara
statistik, sedangkan jika P value > 0,05 maka H0 diterima yang artinya tidak ada
hubungan. Menganalisis hubungan kedua variabel peneliti menggunakan sistem
pengolahan data dengan bantuan program komputer yang hasilnya dapat dilihat
pada tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4 Tabulasi Silang Hubungan pengetahuan tentang Covid-19 dengan
tingkat kecemasan lansia di masa pandemi Di Desa Tegalglagah
Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes Tahun 2021 (n = 99).

Tingkat Kecemasan Lansia


Variabel Total Kendall’s tau b
Berat Sedang Ringan
Pengetahuan Koefisie P value
Tentang N % N % N % N % n
Covid-19 Korelasi
Baik 1 3,7 18 66, 8 29,6 27 100,0
7
Cukup 4 7,4 39 72, 11 20,4 54 100,0
2
-0,183 0,015
Kurang 1 5,6 13 72, 4 22,2 18 100,0
2
Total 6 6,1 70 70, 23 23,2 99 100,0
7

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan hasil perhitungan diatas maka dapat


diketahui bahwa lansia di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten
Brebes memiliki pengetahuan tentang Covid-19 yang cukup dan mngalami tingkat
kecemasan dalam kategori sedang dengan nilai 39 orang (72,2%). Berdasarkan
analisis uji Kendall’s Tau b didapatkan nilai signifikan P value sebesar 0,015 (P
value < 0,05) menunjukkan H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa
terdapat hubungan antara pengetahuan tentang Covid-19 dengan tingkat
kecemasan lansia di masa pandemi di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes dengan nilai keeratan hubungannya yaitu -0,183 dalam
kategori cukup dan sedang serta searah.

Berdasarkan hasil dari kedua variabel tersebut didapatkan bahwa ada hubungan
antara pengetahuan tentang Covid-19 dengan tingkat kecemasan lansia di masa
pandemi di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Desa Tegalglagah
Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes Tahun 2021
Berdasarkan Tabel 4.1 tentang karakteristik responden, didapatkan responden
dengan rentang umur 60-69 tahun dibagi menjadi dua bagian yaitu umur 60-64
tahun dan umur 65-69 tahun. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian
yang dilakukan di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes
diketahui dari 99 responden, mayoritas lansia berumur 60-64 tahun sebanyak 55
(55,6%) responden dan lansia yang berumur 65-69 tahun sebanyak 44 (44,4%)
responden.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bekti, dkk (2020) yang
menyatakan bahwa kurangnya pengetahuan individu terhadap pencegahan Covid-
19 dapat disebabkan oleh faktor umur, jenis kelamin dan pendidikan seseorang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Husna & Ariningtyas (2018) didapatkan
data bahwa diketahui sebagian besar responden yang berumur 60-70 tahun yaitu
sebanyak 33 responden (60,0%) dari total 55 responden mengalami kecemasan.
Hal ini menunjukkan responden yang mengalami kecemasan terbanyak berkisar
antara 60-70 tahun.

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang seperti umur dapat


mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambahnya
usia maka semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Setelah melewati usia madya (40-60 tahun), daya tangkap dan pola pikir akan
menurun dengan seiring bertambahnya umur seseorang. Dalam hal ini umur juga
dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang sehingga dapat menyebabkan
kecemasan (Wawan & Dewi, 2010).

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa


Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes Tahun 2021
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, didapatkan dari hasil
penelitian yang dilakukan di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten
Brebes dari 99 responden, bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki
sebanyak 28 (28,3%) responden dan responden dengan jenis kelamin perempuan
sebanyak 71 (71,7%) responden. Hal tersebut karena di Desa Tegalglagah
Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes lebih didominasi jenis kelamin
perempuan dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa lansia laki-laki, mereka tidak


merasa takut atau khawatir dengan adanya Covid-19. Mereka berpandangan
bahwa kematian seseorang sudah diatur oleh Tuhan. Sedangangkan pada lansia
perempuan banyak yang merasa cemas dengan adanya Covid-19. Sebagian besar
lansia perempuan menganggap bahwa Covid-19 tidak dapat disembuhkan dan
bahkan dapat menyebabkan kematian pada manusia.

Hasil penelitian lainnya menunjukan bahwa perempuan memiliki sifat sekunder


pada perasaan bukan berdasarkan intelektualnya. Perempuan lebih emosional
daripada laki-laki karena perempuan sangat peka dan mudah meluapkan perasaan,
sementara itu laki-laki lebih bersikap objektif dan rasional sehingga mampu
berfikir dan tidak mengedepankan emosionalnya. Karena itu perempuan lebih
cepat bereaksi dengan hati, bingung, takut, dan cemas (Putri, Kristiyawati & Arif,
2014).

Hasil penelitian ini didukung dalam penelitian yang dilakukan oleh Syakurah &
Moudy (2020) yang menyatakan pengetahuan seseorang terkait pencegahan
Covid-19 dapat disebabkan oleh umur dan jenis kelamin. Peneliti berpendapat
bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan tingkat kecemasan, dimana
perempuan lebih mudah tersinggung, sangat peka dan terkadang lebih
menonjolkan perasaannya. Sedangkan laki-laki memiliki karakteristik maskulin
yang cenderung dominan, aktif, lebih rasional dan tidak menonjolkan
perasaannya.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa


Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes Tahun 2021
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada responden di Desa Tegalglagah
Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes diketahui dari 99 responden, tingkat
pendidikan terakhir yang ditempuh responden tidak sekolah sebanyak 16 (16,2%)
responden, pendidikan terakhir SD/MI sebanyak 70 (70,7%) responden, dan
pendidikan terakhir SMP/MTS sebanyak 13 (13,1%) responden. Responden pada
penelitian ini mayoritas pendidikan terakhir yang ditempuh adalah SD/MI
sebanyak 70 (70,7%) responden. Berdasarkan wawancara dengan beberapa
responden hal ini terjadi karena pada zaman dahulu mayoritas responden setelah
lulus SD/MI mereka lebih memilih untuk menikah muda dibandingkan
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Seperti hasil penelitian yang dilakukan Setiawan, Bidjuni & Karundeng (2014)
yang menyebutkan bahwa hasil tingkat pendidikan dari 27 responden didapatkan
data 3 responden tidak memiliki latar belakang pendidikan / tidak sekolah, 12
responden memiliki latar belakang pendidikan SD, 8 responden memiliki latar
belakang pendidikan SMP, 4 responden memiliki latar belakang pendidikan SMA.
Hal tersebut menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan lansia lebih
didominasi pendidikan terakhir SD.

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang


menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan luar
sekolah untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranannya
secara tepat dalam berbagai lingkungan hidup. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang berpengaruh terhadap kemampuan berfikir. Semakin tinggi tingkat
pendidikan maka semakin mudah berfikir rasional dan menangkap informasi baru.
Sehingga semakin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula pengetahuan
seseorang tersebut (Wahab, 2013).

Peneliti berpendapat bahwa pendidikan terakhir yang rendah akan mempengaruhi


kemampuan dalam menerima informasi, dapat juga menghambat suatu
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai pengetahuan yang diperkenalkan.
Tetapi dengan pendidikan tinggi seseorang maka semakin mudah pula orang
tersebut dalam menghadapi suatu masalah. Kecenderungan untuk mengetahui
semakin besar dan upaya dalam mencari tahu juga semakin besar. Dengan
pendidikan yang tinggi, seseorang akan akan cenderung mencari lebih banyak
informasi baik dari orang lain maupun dari media massa.

4.2.4 Pengetahuan Tentang Covid-19 Pada Lansia Di Desa Tegalglagah


Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes
Hasil penelitian mengenai pengetahuan tentang Covid-19 di Desa Tegalglagah
Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes diketahui bahwa dari 99 responden
yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 27 (27,2%) responden, pengetahuan
cukup ada 54 (54,6%) responden dan pengetahuan kurang sebanyak 18 (18,2%)
responden. Lansia di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes
sebagian besar sudah mengetahui tentang Covid-19. Hal ini menunjukan bahwa
pengetahuan tentang Covid-19 pada lansia di Desa Tegalglagah termasuk dalam
kategori pengetahuan cukup.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yulianti & Sari
(2020) yang berjudul hubungan pengetahuan dan perilaku dengan tingkat
kecemasan remaja terhadap Covid-19 pada siswa Di Pesantren Pancasila Kota
Bengkulu. Menunjukan bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang Covid-19
sebagian besar dari 32 orang responden didapatkan 20 orang (62,5%) di Pesantren
Pancasila memiliki pengetahuan cukup tentang Covid-19. Kondisi tersebut antara
lain dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ketersediaan informasi tentang Covid-
19.

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang


terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan tentang Covid-19 yang
harus dimiliki lansia dengan baik dan benar saat ini dalam mengurangi
penyebaran atau penularan Covid-19 adalah mencakup pengetahuan tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta cara penularan dan pencegahan dari
Covid-19 (Astuti, 2017).

Pengetahuan seseorang dapat diperoleh dari berbagai macam sumber seperti


media massa, media elektronik, buku atau majalah, petugas kesehatan dan lain
sebagainya yang secara langsung diterima melalui indera penglihatan dan
pendengaran dimanfaatkan untuk menangkap informasi yang disampaikan. Hasil
dari informasi yang diperoleh akan membentuk suatu pengetahuan. Pengetahuan
yang baik tentang Covid-19 dapat disebabkan karena lansia berasal dari tingkat
pendidikan yang baik tentang sesuatu hal dan pengalaman yang diperoleh
sebelumnya sehingga dapat mengingat kembali sesuatu yang dipelajari, didengar
dan dirasakan sebelumnya. Pengetahuan seseorang didukung oleh penerimaan
terhadap informasi yang beredar di lingkungan tentang Covid-19. Sehingga perlu
adanya sumber data serta informasi yang valid dan kredibel mengenai Covid-19
(Sulistyaningtyas, 2020).

Dari hasil penelitian responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 27


responden (27,2%) dari 99 responden. Pengetahuan baik responden karena lansia
sering menerima informasi mengenai Covid-19 dari berbagai sumber seperti
media elektronik dan petugas kesehatan terdekat. Dengan memiliki pengetahuan
yang baik terhadap suatu hal, seseorang akan memiliki kemampuan untuk
menentukan dan mengambil keputusan bagaimana untuk dapat menghadapinya
(Purnamasari & Raharyani, (2020). Berdasarkan penelitian Purnamasari &
Raharyanti (2020) menunjukkan pengetahuan masyarakat Kabupaten Wonosobo
tentang Covid 19 berada pada kategori Baik (90%) dan hanya 10% berada pada
kategori cukup. Dibuktikan dengan bentuk perilaku yang ditunjukkan masyarakat
antara lain kepatuhan dalam menggunakan masker saat berada di luar rumah,
mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer secara sering, menghindari
kerumunan dan menjaga social ataupun physical distancing.

Pengetahuan responden dalam kategori cukup sebanyak 54 responden (54,6%).


Hal tersebut dibuktikan dalam pengisian kuesioner oleh responden yang sudah
mengerti pada beberapa pertanyaan tentang Covid-19 diantaranya pertanyaan
seperti apakah Covid-19 adalah penyakit yang menular pada manusia, tanda dan
gejala Covid-19 seperti demam, batuk dan pilek, apakah lansia termasuk salah
satu kelompok rentan dalam risiko penularan Covid-19 dan lain sebagainya.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pratywi (2021) bahwa tingkat
pengetahuan mahasiswa di Universitas Sumatera Utara dengan kategori sedang
memiliki persentase paling besar yaitu 58 mahasiswa (58%). Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar responden sudah memiliki pengetahuan yang cukup baik
mengenai pencegahan dan penyebaran Covid-19. Namun kenyataanya masih ada
mahasiswa yang memiliki pengetahuan sedang, hal ini perlu ditekankan kepada
responden untuk lebih meningkatkan kembali mengenai pengetahuan tentang
Covid-19.
Sedangkan pengetahuan responden dalam kategori kurang sebanyak 18 (18,2%)
responden, dimungkinkan karena faktor pendidikan yang rendah dan faktor usia
responden yang sudah tidak lagi muda sehingga sulit untuk menerima informasi
atau pengetahuan terutama tentang Covid-19. Didukung dengan penelitian yang
dilakukan Guslinda & Minropa (2020) yang menyatakan bahwa dari hasil analisa
kuesioner pengetahuan tentang Covid-19 ternyata sebagian besar lansia sebanyak
99 (90,0%) kurang mengetahui tentang pengertian Covid-19, apa penyebabnya
dan bagaimana penyebarannya, hal ini disebabkan oleh informasi dan edukasi
terkait Covid-19 yang belum optimal diberikan kepada lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha.

Lansia yang memiliki pengetahuan cukup akan mampu memahami informasi


yang diperoleh. Berdasarkan informasi tersebut lansia mampu mengambil
keputusan yang akan dilakukan untuk tetap terhindar dari virus Covid-19. Dengan
pengetahuan yang cukup, seseorang akan mampu membantu diri sendiri dalam
mengatasi kecemasan yang dialami. Sedangkan responden yang memiliki
pengetahuan kurang dimungkinkan karena faktor pendidikan yang rendah dan
karena faktor usia yang sudah sulit untuk menerima informasi atau pengetahuan
terutama mengenai definisi Covid-19, tanda dan gejala Covid-19 dan lain
sebagainya.

4.2.5 Tingkat Kecemasan Lansia Di Masa Pandemi Di Desa Tegalglagah


Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat kecemasan lansia di masa pandemi
di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes diketahui dari 99
responden, yang mengalami kecemasan berat sebanyak 6 (6,0%) responden,
kecemasan sedang sebanyak 70 (70,7%) responden dan kecemasan ringan
sebanyak dan 23 (23,3%) responden. Lansia yang ada di Desa Tegalglagah
Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes sebagian besar mengalami kecemasan
akibat adanya pandemi Covid-19. Hal tersebut ditunjukkan bahwa sebagian lansia
mengalami kecemasan di masa pandemi dengan kategori kecemasan sedang.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Suryaatmadja (2020) yang
berjudul hubungan tingkat kecemasan terhadap sikap remaja akibat pandemik
Covid-19. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kecemasan didominasi
dengan tingkat cemas sedang sebanyak 64,7% (33 siswa), cemas ringan 29,4 %
(15 siswa), cemas berat 3,9% ( 2 siswa) dan tidak cemas sebanyak 2 % (1 siswa).

Tingkat kecemasan lansia di masa pandemi seperti sekarang ini merupakan


kecemasan yang dialami lansia akibat dari adanya pandemi Covid-19. Covid-19
yang terjadi secara tiba-tiba sehingga membuat semua orang khususnya lansia
tidak siap dalam menghadapinya. Hal tersebut membuat perasaan tidak nyaman
sehingga muncul reaksi normal seperti merasa tegang, takut dan khawatir terhadap
situasi yang dialami sekarang ini.

Kecemasan adalah suatu kondisi emosional seseorang yang tidak menyenangkan


yang datang dari dalam yang bersifat meningkatkan, menggelisahkan dan
menakutkan yang dihubungkan dengan suatu ancaman bahaya yang tidak
diketahui alasannya oleh individu dan disertai dengan perasaan somatik (Jaya K,
2017). Kecemasan seseorang dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin,
lingkungan dan tingkat pengetahuan. Kecemasan yang dialami lansia di masa
pandemi disebabkan oleh beberapa faktor seperti khawatir jika tertular Covid-19,
merasa takut karena Covid-19 dapat mengakibatkan kematian, gelisah bila melihat
kasus Covid-19 yang terus mengalami peningkatan dan merasa takut jika pandemi
Covid-19 tidak akan pernah berakhir. Menurut Hawari (2011) gejala kecemasan
ditandai dengan khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung, merasa tegang, gelisah, mudah terkejut, dada berdebar-debar, takut
pada keramaian, tidur tidak tenang, penurunan konsentrasi, sakit pada otot, sesak
nafas, tekanan darah meningkat, gangguan pencernaan dan lain sebagainya.
Pada penelitian yang dilakukan di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes didapatkan hasil responden dengan tingkat kecemasan berat
ada 6 (6,0%) responden. Kecemasan berat yang dialami lansia karena mempunyai
faktor kecemasan lain selain dari adanya pandemi Covid-19, yaitu dikarenakan
responden tersebut mempunyai comorbid atau penyakit bawaan lain yang
menyebabkan mereka lebih beresiko terkena Covid-19. Sehingga menyebabkan
kecemasan yang dialami lebih berat. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Tobing & Wulandari (2021) menyatakan bahwa hasil yang diperoleh adalah
tingkat kecemasan yang dialami oleh lansia dengan penyakit (komorbid) adalah
kecemasan berat dengan skala tingkat kecemasan 30,35. Hal ini disebabkan
karena penurunan daya tahan tubuh seiring dengan bertambahnya usia. Sehingga
tentu menghadirkan kekhawatiran dan kecemasan pada lansia khususnya lansia
dengan penderita penyakit penyerta (komorbid).

Mayoritas responden mengalami kecemasan sedang sebanyak 70 (70,7%)


responden. Hal ini disebabkan karena memungkinkan seseorang memusatkan
pada hal yang penting dan mengesampingkan hal lain sehingga seseorang
mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang terarah.
Mereka lebih memilih melakukan pekerjaan seperti biasa dibandingkan cemas
memikirkan bahaya dari Covid-19 yang masih belum tahu kapan akan berakhir.
Didukung dengan penelitian Wulandari (2020) menunjukkan bahwa tingkat
kecemasan berada pada tingkat kecemasan sedang (64,7%) dan sikap yang sangat
baik (52,9%) dari responden dalam menyikapi pandemik Covid-19. Kecemasan
yang dialami para siswa mengakibatkan mereka bersikap sangat baik dengan
mengikuti protokol kesehatan yang ada seperti mencuci tangan.

Sedangkan responden yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 23 (23,3%)


responden. Ini terjadi karena responden menganggap Covid-19 menjadi hal yang
biasa dan mereka berpandangan bahwa Covid-19 bukan sesuatu yang harus
ditakutkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fridalni (2020) didapatkan
bahwa kecemasan yang ditemukan pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
pada masa pandemi Covid-19 menunjukkan gejala ringan sebanyak 77 (70%)
dimana sebagian besar lansia menjawab adanya perasaan khawatir dan takut serta
tidur yang tidak nyenyak, nafsu makan terganggu, namun untuk aktivitas dan
konsentrasi tidak terganggu.

Menurut peneliti setiap individu yang menghadapi suatu masalah akan mengalami
kecemasan yang berbeda-beda sesuai dengan besar kecilnya masalah tersebut.
Semua tergantung dari mekanisme koping seseorang dalam menghadapi masalah
yang sedang dialami.

4.2.6 Hubungan Pengetahuan Tentang Covid-19 Dengan Tingkat Kecemasan


Lansia Di Masa Pandemi Di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes
Hasil uji Kendall’s Tau b menunjukkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa
sebagian besar lansia memiliki pengetahuan cukup tentang Covid-19 dan
mengalami tingkat kecemasan sedang di masa pandemi yaitu sebesar 70,7%,
diperoleh nilai rs (-0,183) dengan nilai signifikan (p-value) sebesar 0,015 sehingga
disimpulkan terdapat hubungan pengetahuan tentang Covid-19 dengan tingkat
kecemasan lansia di masa pandemi di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk


terbentuknya tindakan seseorang dalam menghadapi suatu kecemasan yang
sedang dialami. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga dari berbagai sumber seperti media poster, media massa dan media
elektronik (Notoatmodjo, 2010). Kondisi kecemasan yang dialami di masa
pandemi ini tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Untuk mengatasi kecemasan
pada masa pandemi Covid-19 lansia perlu menilai tingkat bahaya akan Covid-19
melalui penyeleksian informasi yang diterima dalam mengambil tindakan
pencegahan yang tepat (Harirah & Rizaldi, 2020).
Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan dalam kategori baik yang mengalami
kecemasan berat sebanyak 1 (3,7%) responden, kecemasan sedang ada 18 (66,7%)
responden dan kecemasan ringan sebanyak 8 (29,6%) responden. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan Yanti, dkk (2020) yang telah
menemukan bahwa 99% masyarakat Indonesia mempunyai pengetahuan yang
baik. Pada penelitian tersebut mereka menambahkan dimana pada tingkat
pengetahuan yang tinggi ini juga didukung dengan tingkat pendidikan yang cukup
layak. Diharapkan semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin
mudah untuk mendapatkan akses informasi mengenai suatu permasalahan yang
dialami termasuk masalah kesehatan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Bela, Pusporini, Marwiyah & Kustanto (2020) mengenai gambaran pengetahuan,
sikap dan tingkat kecemasan masyarakat tentang kejadian Covid-19 di lingkungan
perumahan Taman Banten Lestari Kota Serang tahun 2020. Didapatkan hasil
sebagian besar responden (53,6%) memiliki pengetahuan baik, sebagian besar
responden (54,8%) memiliki sikap positif dan sebagian besar responden (67,9%)
memiliki kecemasan ringan. Hal ini disebabkan karena masyarakat memanfaatkan
berbagai sumber informasi media sosial dalam memahami penyakit Covid-19
yang sedang terjadi saat ini (Lin, 2020).

Pengetahuan dalam kategori cukup tentang Covis-19 yang mengalami kecemasan


berat sebanyak 4 (7,4%) responden, kecemasan ringan sebanyak 39 (72,2%)
responden dan kecemasan ringan sebanyak 11 (20,4%) responden. Adanya
pengetahuan yang baik cukup tentang Covid-19 pada lansia di Desa Tegalglagah
Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes dikarenakan mereka masih kurang
menerima informasi yang berkaitan tentang Covid-19. Dibuktikan pada saat
pengisian kuesioner oleh responden yang masih banyak mengabaikan protokol
kesehatan dan kurang mengerti bahaya dari Covid-19. Hal tersebut karena
sebagian responden menganggap bahwa Covid-19 bukan sesuatu yang harus
dikhawatirkan, sehingga kecemasan yang dialami responden sebagian besar dalam
kategori sedang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sitohang &
Simbolon (2021) yang berjudul hubungan tingkat pengetahuan dan tingkat
kecemasan lanjut usia terhadap Covid-19, didapatkan hasil bahwa tingkat
pengetahuan lansia termasuk dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata
(79,92%). Penelitian ini berasumsi bahwa lansia memiliki pengetahuan cukup
dalam menghadapi Covid-19. Meskipun tingkat pengetahuan dan tingkat
kecemasan lansia terhadap Covid-19 dalam kategori sedang, lansia perlu
meningkatkan pengetahuan dan berpartisipasi untuk mencegah penularan Covid-
19 (Sirait, 2020).

Pengetahuan dalam kategori kurang tentang Covid-19 yang mengalami


kecemasan berat ada 1 (5,6%) responden, kecemasan sedang sebanyak 13 (72,2%)
responden dan kecemasan ringan sebanyak 4 (22,2%) responden. Pengetahuan
responden yang kurang disebabkan karena faktor pendidikan yang rendah dan
faktor usia yang sudah tidak lagi muda sehingga lansia sulit dalam menerima dan
mengingat informasi yang baru khususnya terkait dengan Covid-19. Pengetahuan
akan dapat memudahkan seseorang untuk beradaptasi dengan keadaan dirinya
ataupun masalah yang dihadapi. Pengetahuan tentang Covid-19 pada lansia dalam
kategori kurang masih dapat ditingkatkan. Dengan pengetahuan yang baik maka
penularan Covid-19 dapat diminimalkan. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan bahan bacaan kepada lansia, menganjurkan untuk mendengar
informasi aktual tentang Covid-19 dari sumber atau media yang dapat dipercaya
(Saputra & Simbolon, 2020). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Abidin &
Julianto (2020) menunjukkan bahwa dari 102 responden mayoritas pengetahuan
Covid-19 terkait pencegahan penularan Covid-19 bagi lansia dengan kategori
kurang yaitu sebanyak 51 responden (50%). Upaya yang dilakukan oleh lansia
dalam meningkatkan pengetahuan di masa pandemi Covid-19 masih harus
dibenahi dan menjadi kewaspadaan bersama untuk lebih optimal dalam memutus
mata rata penyebaran Covid-19, khususnya di usia lanjut.

Pengetahuan tentang Covid-19 sangat diperlukan terutama bagi lansia sehingga


mempunyai perilaku yang mendukung dan meminimalisir kecemasan yang
dialami di masa pandemi. Munculnya perasaan cemas dan pikiran yang tegang,
biasanya dapat disertai dengan gejala detak jantung kencang, berkeringat, dan
sesak (Suwandi & Malinti, 2020). Kecemasan tersebut dapat menurunkan
imunitas tubuh dan tentunya dapat menyebabkan seseorang rentan terhadap
infeksi termasuk Covid-19 khususnya pada lansia (Sirait, 2020). Ditambahkan
pula oleh Probosuseno (2020) dimana lansia rentan terhadap berbagai macam
infeksi bakteri, virus maupun penyakit termasuk Covid-19. Ini diakibatkan oleh
terjadinya penurunan kapasitas fungsional organ-organ tubuh lansia sesuai dengan
penuaan. Lansia mengalami penurunan kapasitas fungsional hampir pada seluruh
sistem tubuhnya, termasuk imunitasnya sehingga rentan terhadap infeksi apapun.

Berdasarkan hasil kuesioner mengenai pengetahuan tentang Covid-19 yang telah


diisi oleh lansia di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes
bahwa mayoritas lansia memiliki pengetahuan tentang Covid-19 dalam kategori
pengetahuan cukup sebanyak 54 (54,6%). Hal tersebut terjadi karena lansia di
Desa Tegalglagah masih kurang dalam menerima informasi mengenai Covid-19
sehingga tidak banyak mengetahui tentang Covid-19. Pengetahuan tentang Covid-
19 pada lansia dalam kategori cukup masih dapat ditingkatkan. Dengan
memberikan bahan bacaan kepada lansia dan menganjurkan lansia untuk
mendengar informasi aktual tentang Covid-19 dari sumber atau media yang dapat
dipercaya.

Adapun hasil kuesioner tingkat kecemasan lansia di masa pandemi di Desa


Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes mayoritas mengalami
kecemasan dalam kategori sedang sebanyak 70 (70,7%). Hal tersebut terjadi
karena lebih memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan hal lain
sehingga mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang
terarah. Lansia di Desa Tegalglagah lebih memilih melakukan pekerjaan seperti
biasa dibandingkan cemas memikirkan kasus Covid-19 yang masih belum
berakhir.
Berdasarkan penelitian diatas disimpulkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan
tentang Covid-19 dengan tingkat kecemasan lansia di masa pandemi di Desa
Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes. Peneliti berpendapat
bahwa tidak semua yang memiliki pengetahuan tinggi tidak mengalami
kecemasan begitu juga responden yang memiliki pengetahuan Covid-19 kurang
atau cukup akan mengalami kecemasan berat, namun hal ini kembali pada
persepsi atau penerimaan masing-masing responden itu sendiri terhadap pandemi
Covid-19 yang sedang berlangsung sekarang ini serta tergantung pada mekanisme
pertahanan diri dan mekanisme koping yang digunakan. Pada sebagian orang
yang mengetahui informasi mengenai Covid-19 secara baik maka akan mampu
mengurangi rasa kecemasan dan sebaliknya pada responden yang mengetahui
informasi Covid-19 yang minim justru meningkatkan rasa kecemasan.

4.3 Keterbatasan Penelitian


Peneliti masih menemukan keterbatasan penelitian dalam penelitian ini. Beberapa
keterbatasan penelitian yang peneliti alami sebagai berikut :

4.3.1 Keterbatasan dalam penelitian ini terletak pada pengumpulan data pada
metode yang digunakan. Dimana peneliti melakukan penelitian menggunakan
kuesioner dengan metode door to door dengan jumlah responden yang banyak
sehingga penelitian berjalan cukup lama.
4.3.2 Penelitian ini dilakukan di masa pandemi dengan responden lansia yang
cenderung takut dan cemas kepada tenaga kesehatan yang menjadikan peneliti
harus lebih bisa mendekatkan diri pada responden.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 12-14 Juni 2021 dapat
ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan pengetahuan tentang Covid-19 dengan
tingkat kecemasan lansia di masa pandemi di Desa Tegalglagah Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes. Kesimpulan lain dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :

5.1.1 Mayoritas pengetahuan lansia tentang Covid-19 di Desa Tegalglagah


Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes memiliki pengetahuan cukup sebanyak
54 (54,6%) dari 99 responden.

5.1.2 Distribusi tingkat kecemasan lansia di masa pandemi di Desa Tegalglagah


Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes didominasi oleh lansia yang mengalami
tingkat kecemasan sedang sebanyak 70 (70,7%) dari 99 responden

5.1.3 Hasil analisis terdapat hubungan pengetahuan tentang Covid-19 dengan


tingkat kecemasan lansia di masa pandemi di Desa Tegalglagah Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes dengan nilai p value 0,015 dengan nilai α (0,05)
maka p < α maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat hubungan
antara pengetahuan tentang Covid-19 dengan tingkat kecemasan lansia di masa
pandemi dengan koefisien korelasi (rs) (-0,015) artinya hubungan arah korelasi
negatif atau dimana pengetahuan yang cukup tentang Covid-19 dapat
mempengaruhi tingkat kecemasan lansia dalam kategori kecemasan sedang.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan pengetahuan
tentang Covid-19 dengan tingkat kecemasan di masa pandemi di Desa
Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes, saran dari peneliti sebagai
berikut:

5.2.1 Bagi Institusi pendidikan


Diharapkan bagi instansi pendidikan khususnya Program Studi Keperawatan
selalu memberikan motivasi kepada mahasiswa dalam proses belajar mengajar
dengan harapan agar mahasiswa mampu memberikan informasi yang benar dan
akurat melalui ilmu yang telah diperoleh khususnya pengetahuan tentang Covid-
19 dengan tingkat kecemasan lansia.

5.2.2 Bagi responden penelitian


Saran untuk semua masyarakat khususnya lansia diharapkan untuk memahami
tentang definisi Covid-19, mengenali tanda dan gejalanya, memahami cara
penularannya dan tetap melakukan pencegahan Covid-19 sesuai yang dianjurkan.
Dan mampu mencari dan menyaring informasi yang sudah benar-benar terbukti
kebenarannya sehingga tidak menimbulkan kecemasan yang berlebihan.

5.2.3 Bagi peneliti lain


Diharapkan bagi peneliti lain dapat memahami konsep dan teori mengenai topik
yang dipakai dalam penelitian, memberikan cakupan yang lebih luas dan dalam
mengenai faktor-faktor yang berpengaruh lebih besar terhadap pengetahuan
tentang Covid-19 dan memperdalam lebih banyak tingkat kecemasan lansia, serta
memberikan sebuah intervensi atau tindakan pencegahan terhadap kecemasan
pada lansia di masa pandemi Covid-19.

Anda mungkin juga menyukai