SKRIPSI
NURUL SINTA
201701033
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Efikasi Diri
dengan Perilaku Pencegahan Coronavirus Disease (Covid-19) pada Masyarakat di
Kel. Lolu Utara Kec. Palu Timur Kota Palu adalah benar karya saya dengan
arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta skripsi saya kepada STIKes Widya
Nusantara Palu.
Nurul Sinta
NIM 201701033
ABSTRAK
SKRIPSI
NURUL SINTA
201701033
SKRIPSI
NURUL SINTA
201701033
Mengetahui,
Ketua STIKes Widya Nusantara Palu
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia Nya
sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian
yang dilaksanakan pada bulan Juni 2021 ini ialah pendidikan kesehatan, dengan
judul Hubungan Efikasi Diri dengan Perilaku Pencegahan Coronavirus Disease
(Covid-19) pada Masyarakat di Kel. Lolu Utara Kec. Palu Timur Kota Palu.
Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan baik
moral atau pun materi, doa yang tulus serta kasih sayang yang begitu besar dari
kedua orang tua tercinta saya yaitu Bapak saya Musbahudin S.H dan Ibu Saya
Rusni Bakri, juga kedua orang yang sangat saya cintai dan sayangi yaitu Kakek
saya Bakri T. Samawati dan Nenek saya Halima H. Balise, dan Adik-adik
kandung saya yaitu Julita Puspita, Alianda Putri, Annisa Zahra dan Al Faqih.
Serta pihak-pihak yang sangat membantu.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada:
1. DR. Tigor H. Situmorang, M.H.,M.Kes., selaku Ketua STIKes Widya
Nusantara Palu.
2. Sintong H. Hutabarat, M.Sc., selaku Wakil Ketua I bidang akademik STIKes
Widya Nusantara Palu.
3. Ns. Afrina Januarista, S.Kep.,M.Sc., selaku Ka Prodi dan pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan dan dukungan moral dalam penyusunan skripsi.
4. Ns. Sri Yulianti, S.Kep.,M.Kep., selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan saran dalam perbaikan skripsi ini.
5. Ns. Ahmil, S.Kep.,M.Kes., selaku penguji utama yang telah memberikan
kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
6. Bapak Cristian, S.A.P selaku Lurah Lolu Utara dan seluruh Staf Kelurahan
Lolu Utara atas bantuan dan kerjasamanya sehingga penelitian ini dapat
terselesaikan sesuai waktu yang ditetapkan.
7. Dosen Pengajar dan Staf akademik pada Program Studi Ners STIKes Widya
Nusantara Palu yang telah banyak memberikan pengetahuan dan bimbingan
selama mengikuti perkuliahan.
8. Ketua RT dan Responden yang telah meluangkan waktunya kepada peneliti.
9. Sahabat-sahabat saya, Nurul Huda, Nurhaida, Ifa Fazira, Anita Huraera,
Sriyani, Rachmi Avilliani, Nur Afni, Musfira, Akbar, Rifal Mardani dan
Rifaldi Bilale yang selalu membantu, memberikan semangat, motivasi serta
doa dalam penyusunan skripsi ini.
10. Teman Seperjuangan saya, angkatan X dan kelas IV A Keperawatan yang
sudah banyak membantu serta memberikan dukungan khususnya Ni Made
Artini, Fatmawati M, Tria Argita, Uni Oktavia Ningsih, Siti Nahdalia, Eka
Fatika Sari, Mawadda Nur, Jumriana, Indriyanti Sofyan, Moh. Rizky Huzal,
Moh Ikhzan Mahendra, Agus Salim, Moh Reza, Moh Yasin dan Indra Sahid.
11. Sahabat-sahabat semasa SMA saya, Nurul Amalia, Elma Dita, Iklima M.
Raja, Purnama S. Paker, Gustiana, dan Fahmi R. Manto yang selalu
memberikan dukungan dan doa dalam penyusunan skripsi ini.
12. Senior-senior saya yang sudah banyak membantu, memberikan dukungan
serta doa, Ka Ricka, Ka Desi Tri Utami, Ka Faulina, Ka Yunita, Ka Suciati,
Ka Samsul Huzairi, Ka Moh. Al-Ghazi, Ka Jalalludin Shakti, Ka Junaidi dan
Ka Furqon.
13. Adik-adik Junior saya yang selalu mengsupport dan memberikan doa, Elin
Puspita Sari, Ashyfa Restu Wulandari, Herma Jafika, Sri Wahyuni, Hasniati,
Hikmah, Fadillah Laposi, Maryam, Fardiansyah, Dino Julianto, Ibrahim, Sigit
dan Izul Huda.
14. Rekan-rekan Organisasi, Lembaga Dakwah Kampus Al-Kautsar, Badan
Eksekutif Mahasiswa dan Himpunan Mahasiswa Keperawatan yang selalu
memberikan dukungan dan doa kepada saya dalam penyusunan skripsi ini.
Kepada semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi
ini. Akhir kata, Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kemajuan ilmu
pengetahuan, khususnya dibidang ilmu keperawatan.
Palu, 23 Agustus 2021
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PERNYATAAN ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
HALAMAN JUDUL SKRIPSI v
LEMBAR PENGESAHAN vi
PRAKATA vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Tinjaun Teori 6
B. Kerangka Konsep 18
C. Hipotesis 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20
A. Desain Penelitian 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian 20
C. Populasi dan Sampel Penelitian 20
D. Variabel Penelitian 21
E. Defenisi Oprasional 22
F. Instrumen Penelitian 23
G. Teknik Pengumpulan Data 25
H. Analisis Data 25
I. Bagan Alur Penelitian 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 29
A. Hasil 29
B. Pembahasan 35
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 38
A. Simpulan 45
B. Saran 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Jadwal Penelitian 47
2. Surat Permohonan Pengambilan Data Awal di Kel. Lolu 48
Utara Kec. Palu Timur Kota Palu dan Puskesmas Birobuli
3. Surat Balasan Pengambilan Data Awal di Kel. Lolu Utara 49
Kec. Palu Timur Kota Palu dan Puskesmas Birobuli
4. Surat Permohonan Turun Penelitian 51
5. Permohonan Menjadi Responden 52
6. Kuesioner 53
7. Surat Balasan Selesai Penelitian 57
8. Master Tabel 58
9. Uji Normalitas, Univariat Dan Bivariat SPSS 60
10. Dokumentasi Penelitian 65
11. Riwayat Hidup 66
12. Lembar Bimbingan Proposal dan Skripsi 67
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Coronavirus Disease (Covid-19) telah menjadi permasalahan di dunia
yang serius dan mengalami peningkatan jumlah kasus setiap harinya sehingga
menyerang setiap orang tanpa memandang usia ataupun jenis kelamin dan
telah dikategorikan sebagai pandemi global. Coronavirus Disease (Covid-19)
pertama kali diumumkan oleh World Health Organization (WHO) pada
tanggal 11 Maret 2020 sebagai Global Pandemic yang menandakan bahwa
virus ini sudah menjangkiti populasi besar di berbagai Negara1.
Data World Health Organization (WHO) tahun 2021 angka kejadian
Coronavirus Disease (Covid-19) di 223 negara sudah mencapai 145.216,414
kasus konfirmasi dan yang mengalami kematian 3.079,390 jiwa. Negara yang
menempati urutan pertama yaitu United States of America (USA) dengan
jumlah kasus terkonfirmasi 31.593,420 kasus, kemudian urutan kedua yaitu
India dengan jumlah kasus terkonfirmasi 16.610,481 kasus, dan Indonesia
menempati urutan ke-18 dengan jumlah kasus terkonfirmasi 1.632,722 kasus
dan yang mengalami kematian 44.346 jiwa2.
Menurut Data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI)
tahun 2021 Provinsi yang menempati urutan pertama yaitu DKI Jakarta
dengan jumlah kasus terkonfirmasi 404.167 kasus dan yang mengalami
kematian 6580 jiwa. Sulawesi tengah berada pada urutan ke-21 dengan
jumlah kasus terkonfirmasi 12.038 kasus dan yang mengalami kematian 323
jiwa3. Khususnya di Kota Palu sudah ada 3158 kasus terkonfirmasi, kasus
yang sembuh 2923, dan yang meninggal 95 jiwa4. Kelurahan Lolu Utara
merupakan salah satu Kelurahan di Kecamatan Palu Timur Kota Palu yang
menjadi tempat penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19). Tahun 2021
sudah ada 82 kasus terkonfirmasi, kasus yang sembuh 70 orang, yang
meninggal 7 orang dan isolasi mandiri 5 orang.
Covid-19 merupakan penyakit yang baru ditemukan yang membuat
masyarakat harus sadar untuk dapat melakukan pencegahan agar tidak
meningkatkan kasus secara terus menerus, namun sampai saat ini pencegahan
masih sangat terbatas. Adapun tanda dan gejala umum infeksi Covid-19 yaitu
terjadi gangguan pernapasan akut seperti sesak napas, batuk, dan demam.
Pada umumnya waktu inkubasi 5-6 hari dengan waktu inkubasi terlama yaitu
14 hari. Pada kejadian covid-19 yang parah bisa mengakibatkan gagal ginjal,
sindrom pernapasan akut, pneumonia, sampai kematian. Namun pada
sejumlah kasus, manifestasi klinis yang dilaporkan yaitu demam dengan
beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas dan hasil rontgen menunjukan
infiltrat pneumonia luas di kedua paru1.
Individu maupun masyarakat sering memandang atau memperhitungkan
tahap-tahap yang harus dilaksanakan, termasuk perilaku pencegahan pada
penyakit menular5. Perilaku sangat berperan penting dalam status kesehatan
individu maupun masyarakat dimana perilaku bisa mempengaruhi dan
menentukan keberhasilan suatu program maupun kebijakan mengenai
penanggulangan dan pencegahan penularan penyakit6.
Penularan penyakit Covid-19 dapat terjadi melalui kontak fisik.
Berdasarkan cara penularan tersebut, maka pencegahan Covid-19 difokuskan
pada perilaku masyarakat yang aman yaitu menggunakan masker, rajin
mencuci tangan dengan sabun menggunakan air mengalir, mengkonsumsi
makanan-makanan yang bergizi seimbang, isolasi mandiri di rumah, dan
arahan pencegahan lainnya. Perilaku pencegahan menjadi penting dilakukan
agar masyarakat tidak tertular penyebaran Covid-19. Namun, perilaku
pencegahan Covid-19 sulit dilakukan sebagian masyarakat dengan berbagai
macam alasan, sebagian mengeluhkan kesulitan melakukan protokol
kesehatan, sebagian lainnya kurang memiliki pengetahuan mengenai tindakan
pencegahan Covid-197.
Notoatmodjo (2010) mengatakan bahwa perilaku merupakan respon atau
reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari
dalam dirinya8. Penelitian Ika Purnamasari dan Anisa Ell Raharyani (2020)
tentang Covid-19 menunjukkan bahwa masyarakat wonosobo mempunyai
perilaku yang baik pada pencegahan Covid-19 dan perilaku yang baik
merupakan upaya untuk pencegahan Covid-199.
Perilaku pencegahan Covid-19 yang dilakukan masyarakat dapat didorong
oleh banyak faktor diantaranya pengetahuan, emosi, motivasi dan salah
satunya yaitu efikasi diri10. Efikasi diri merupakan keyakinan seseorang
bahwa dirinya mampu mengendalikan keadaan dan menghasilkan suatu hal
yang positif5. Efikasi diri yang rendah akan menyebabkan meningkatnya
kecemasan dan perilaku menghindar11. Seseorang akan melakukan suatu
tindakan pencegahan bila terlebih dahulu ia yakin bahwa dirinya mampu
untuk melakukannya12.
Bandura dalam Irwan (2017) mengatakan bahwa tinggi rendahnya self-
efficacy seseorang akan menentukan kemampuan seseorang untuk merasakan
sesuatu, berpikir, termotivasi dan berperilaku yang sesuai13. Penelitian Maya
Eka Lestari (2020) tentang Faktor yang berhubungan dengan perilaku
pencegahan menunjukkan bahwa Individu yang mempunyai efikasi diri yang
rendah dalam melaksanakan protocol covid-19 berpeluang 1.711 kali untuk
tidak melaksanakan perilaku tersebut14. Penelitian Nora Baringbing dan
Ridhoi M. Purba (2020) tentang Self-efficacy and Covid-19 preventive
behaviors juga menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara self-efficacy
dengan perilaku pencegahan pada masyarakat7.
Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan ketua RT 2/RW 3
mengatakan bahwa terdapat 1 orang masyarakat yang meninggal akibat
terkena covid-19 dan peneliti juga mewawancarai 6 orang masyarakat tentang
perilaku pencegahan Covid-19 yang mereka lakukan, 3 orang mengatakan
bahwa mereka meyakini penyakit Covid-19 merupakan penyakit yang
berbahaya sehingga mereka menerapkan pencegahan Covid-19 seperti
memakai masker ketika keluar rumah, mencuci tangan, dan mengganti
pakaian setelah bepergian. Sementara 3 orang lainnya mengatakan bahwa
mereka acuh tak acuh terhadap penerapan pencegahan covid-19, mereka tidak
memakai masker saat keluar rumah, tidak mencuci tangan, tidak menjaga
jarak dan mereka mengatakan bahwa mereka tidak percaya adanya virus
Covid-19 yang membahayakan diri mereka.
Maka dari masalah yang telah diuraikan di atas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Hubungan Efikasi Diri dengan Perilaku
Pencegahan Coronavirus Disease (Covid-19) pada Masyarakat Kel. Lolu
Utara Kec. Palu Timur Kota Palu”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada Hubungan Efikasi diri
dengan Perilaku Pencegahan Coronavirus Disease (Covid-19) pada
Masyarakat di Kel. Lolu Utara Kec. Palu Timur Kota Palu?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah telah diuraikan Hubungan
Efikasi Diri dengan Perilaku Pencegahan Coronavirus Disease (Covid-19)
pada Masyarakat di Kel. Lolu Utara Kec. Palu Timur Kota Palu.
2. Tujuan Khusus
a. Telah diidentifikasi Efikasi Diri pada Masyarakat di Kel. Lolu Utara
Kec. Palu Timur Kota Palu.
b. Telah diidentifikasi Perilaku Pencegahan Coronavirus Disease (Covid-
19) pada Masyarakat Kel. Lolu Utara Kec. Palu Timur Kota Palu.
c. Telah dibuktikan adanya Hubungan Efikasi Diri dengan Perilaku
Pencegahan Coronavirus Disease (Covid-19) pada Masyarakat di Kel.
Lolu Utara Kec. Palu Timur Kota Palu.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan (STIKes Widya Nusantara Palu)
Bagi Institusi Pendidikan penelitian ini bisa dijadikan tambahan
referensi di perpustakaan dan bisa dimanfaatkan oleh rekan-rekan lain jika
ingin melakukan penelitian baik dengan variabel yang sama ataupun
variabel yang berbeda.
2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini bisa menjadi bahan informasi bagi masyarakat Kel. Lolu
Utara Kec. Palu Timur Kota Palu tentang Efikasi diri dan Perilaku
Pencegahan Coronavirus Disease (Covid-19).
3. Bagi Instansi Tempat Penelitian
Bagi Pihak Kelurahan Lolu Utara penelitian ini bisa dijadikan acuan
untuk membuat program penyuluhan kepada masyarakat, khususnya
tentang Hubungan Efikasi Diri dengan Perilaku Pencegahan Coronavirus
Disease (Covid-19) pada Masyarakat di Kel. Lolu Utara Kec. Palu Timur
Kota Palu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Tinjauan Umum tentang Efikasi Diri
a. Definisi Efikasi Diri
Efikasi diri yaitu penilaian orang terhadap kemampuan mereka
untuk mengatur dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk
mencapai kinerja yang ditetapkan. Efikasi diri memberikan dasar bagi
motivasi manusia, kesejahteraan, dan prestasi pribadi. Konsep efikasi
diri pertama kali ditemukan oleh Bandura15.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri
Bandura dalam Rahardjo, mengemukakan sumber efikasi diri
didasarkan pada empat hal, yaitu pengalaman akan kesuksesan,
pengalaman individu lain, persuasi verbal, dan keadaan fisiologis16.
1) Pengalaman tentang Kesuksesan
Sumber yang paling berpengaruh terhadap efikasi diri seseorang
yaitu pengalaman tentang kesuksesan karena didasarkan pada
pengalaman yang autentik. Pengalaman tentang kesuksesan
membuat efikasi diri seseorang meningkat. sementara itu, kegagalan
yang berulang menyebabkan efikasi diri seseorang menurun.
Khususnya apabila kegagalan yang terjadi disaat efikasi diri
seseorang masih dalam keadaan lemah. Efikasi diri seseorang juga
bisa menurun apabila kegagalan yang terjadi tidak menggambarkan
sedikitnya upaya atau pengaruh kondisi luar16.
2) Pengalaman Individu Lain
Sumber efikasi diri seseorang tidak selalu terikat pada
pengalamannya sendiri tentang suatu kegagalan ataupun kesuksesan.
Pengalaman individu lain juga mempengaruhi efikasi diri seseorang.
Pengamatan individu terhadap keberhasilan individu lain bisa
membuat efikasi diri individu tersebut meningkat. seseorang
melakukan persuasi kepada dirinya dengan mengatakan apabila
individu lain bisa berhasil melakukannya, maka dirinya juga bisa
melakukannya dengan baik. Namun, pengamatan individu terhadap
kegagalan individu lain yang selalu berusaha, akan membuat
individu tersebut tidak yakin dengan kemampuannya sendiri dan
akan mempengaruhi usaha individu tersebut untuk meraih
kesuksesan16.
3) Persuasi Verbal
Persuasi verbal digunakan agar individu meyakini bahwa dirinya
mempunyai kemahiran yang menguatkan dirinya untuk mencapai
apa yang diinginkannya16.
4) Keadaan Fisiologis
Keadaan fisiologis mempengaruhi sebagian penilaian seseorang
akan kemahirannya dalam menyelesaikan sebuah tugas. Keadaan
fisiologis dan luapan emosi yang dialami oleh seseorang
memberikan sebuah isyarat bahwa terjadi suatu hal yang tidak
diinginkan sehingga individu cenderung menghindari kondisi yang
menekan. Isyarat bahwa situasi yang dihadapi individu berada diatas
kemampuannya yaitu di informasikan oleh keadaan fisik seperti
gemetar, keringat dingin, dan jantung berdebar16.
c. Dimensi efikasi diri
Menurut Bandura dalam Sulistiyowati, mengatakan bahwa efikasi
diri individu dapat dilihat dari tiga dimensi17, yakni:
1) Level (Tingkatan)
Efikasi diri seseorang dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan
berbeda dalam tingkat kesukaran pekerjaan. Seseorang mempunyai
efikasi diri yang tinggi pada pekerjaan yang mudah, atau juga pada
pekerjaan-pekerjaan sulit yang memerlukan kemampuan yang tinggi.
Seseorang yang mempunyai efikasi diri tinggi lebih mengarah pada
pekerjaan yang tingkat kesulitannya sinkron dengan kemampuan
dirinya17.
2) Generality (Keluasan)
Dimensi ini berhubungan dengan kemampuan seseorang
mengenai pekerjaan, seseorang bisa mengatakan dirinya mempunyai
efikasi diri pada aktivitas yang besar, atau terbatas pada fungsi
domain tertentu saja. Seseorang dengan efikasi diri yang tinggi akan
sanggup menguasai beberapa bidang sekaligus untuk menyelesaikan
sebuah tugas17.
3) Strength (Kekuatan)
Kekuatan (Strength) lebih memfokuskan pada tingkat antusiasme
ataupun konsistensi seseorang tentang kepercayaannya. Efikasi diri
membuktikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan seseorang akan
sesuai dengan yang diharapkannya. Efikasi diri menjadi dasar bagi
individu tersebut untuk berusaha lebih keras bahkan ketika menemui
hambatan sekalipun17.
d. Skala Respon Efikasi Diri
Dalam metodologi, skala untuk menilai efikasi diri seseorang
disajikan dengan item yang menjelaskan tingkat tuntutan tugas yang
berbeda, dan penilaian kekuatan efikasi diri mereka yaitu pada
kemampuan mereka dalam melaksanakan aktivitas yang diperlukan.
Mereka mencatat kekuatan efikasi diri mereka pada skala 100 poin,
berkisar dalam interval 10 unit dari 0 (“tidak dapat melakukan”);
melalui tingkat jaminan menengah, 50 (“cukup yakin dapat
melakukan”); untuk melengkapi jaminan, 100 (“sangat pasti bisa
melakukan”). Format respon yang lebih sederhana menegakkan struktur
skala dan deskriptor yang sama namun memakai interval satuan tunggal
mulai dari 0 hingga 10, instruksi dan format respons standar diberikan
di bawah ini18.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
c. Penyebaran Coronavirus
Coronavirus adalah zoonosis yaitu ditularkan antara hewan dan
manusia. Penelitian mengatakan bahwa Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke
manusia dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dari unta ke
manusia. Namun, hewan yang menjadi sumber penyebaran atau
penularan penyakit covid-19 ini masih belum diketahui23.
Covid-19 mempunyai masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan jarak
antara 1 sampai 14 hari. Namun biasanya dapat mencapai 14 hari.
Risiko penularan tertinggi penyakit covid-19 terjadi pada hari-hari
pertama penyakit yang disebabkan oleh konsentrasi virus pada sekret
yang tinggi23. Sebelum serangan gejala (pre simptomatik) seseorang
yang terkonfirmasi covid-19 bisa langsung menjangkitkan sampai
dengan 48 jam dan setelah serangan gejala bisa sampai dengan 14 hari.
Studi yang dilakukan oleh Du Z et.al (2020) mengungkapkan bahwa
12.6% menyatakan penyebaran presimptomatik. Sangat penting untuk
mengetahui masa presimptomatik karena bisa jadi virus akan menyebar
melalui droplet atau kontak dengan benda yang terkontaminasi. Sebagai
tambahan, ada kasus konfirmasi yang tidak memiliki gejala
(asimptomatik), walaupun risiko penularan sangat rendah, namun masih
ada kemungkinan kecil akan terjadi penularan23.
Studi epidemiologi dan virologi saat ini menunjukkan bahwa
utamanya penyakit covid-19 ditularkan dari orang yang bergejala
(simptomatik) ke orang lain melalui droplet23. Droplet adalah partikel
berisi air dengan diameter >5-10 μm. Saat seseorang berada pada jarak
dekat yaitu sekitar 1 meter dengan orang yang memiliki gejala
pernapasan seperti bersin dan batuk maka akan terjadi penularan
melalui droplet. Droplet berisiko mengenai konjungtiva (mata) atau
mukosa (mulut dan hidung). Benda atau permukaan yang
terkontaminasi droplet orang yang terinfeksi juga bisa menjadi tempat
penularan covid-19. Oleh sebab itu, penularan covid-19 bisa terjadi
melalui kontak langsung ataupun kontak tidak langsung. Dalam konteks
covid-19, penularan melalui udara bisa terjadi dalam keadaan khusus,
dimana prosedur atau perawatan suportif yang menghasilkan aerosi
seperti bronkoskopi, intubasi endotrakeal, ventilasi manual sebelum
intubasi, suction terbuka, memutus koneksi ventilator, ventilasi tekanan
positif non invasif, mengubah pasien ke posisi tengkurap, resusitasi
kardiopulmonari, dan trakeostomi. Penularan melalui udara ini masih
diperlukan penelitian lebih lanjut23.
d. Manifestasi Klinis
Infeksi Covid-19 bisa mengakibatkan gejala ringan, sedang, atau
berat. Gejala klinis utama yang timbul yaitu demam (suhu > 380°C),
batuk, dan kesulitan bernapas. Selain itu bisa disertai dengan fatigue,
mialgia, sesak memberat, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala
saluran napas lain. Setengah dari pasien tampak sesak dalam satu
minggu24. Pada kasus parah perburukan secara cepat dan progresif
seperti Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), syok septik,
asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi
sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala
yang muncul ringan, bahkan tidak disertai demam. Kebanyakan pasien
memiliki prognosis yang baik, dengan sebagian kecil dalam kondisi
kritis bahkan meninggal24.
e. Komplikasi Infeksi Coronavirus
Coronavirus yang menyebabkan penyakit Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) bisa menimbulkan komplikasi pneumonia, dan
masalah pernapasan parah lainnya bila tidak ditangani dengan cepat dan
tepat. Selain itu, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) juga bisa
mengakibatkan gagal jantung, hati, kegagalan pernapasan bahkan
kematian22.
Hampir sama dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS),
novel coronavirus juga bisa mengakibatkan komplikasi yang parah
seperti pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, sampai
kematian22.
B. Kerangka Konsep
Efikasi diri yaitu penilaian orang terhadap kemampuan mereka untuk
mengatur dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai
kinerja yang ditetapkan. Efikasi diri memberikan dasar bagi motivasi
manusia, kesejahteraan, dan prestasi pribadi15.
Perilaku adalah hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan
tanggapan (respon) ia membedakan adanya dua respon yaitu responden
respon (reflective respons) dan instrumen respon (operan respon). Responden
respon merupakan respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan
tertentu19. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Keterangan:
: Variabel Independen yang diteliti
: Mencari Hubungan
: Variabel Dependen yang diteliti
C. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada Hubungan antara Efikasi Diri
dengan Perilaku Pencegahan Coronavirus Disease (Covid-19) pada
Masyarakat di Kel. Lolu Utara Kec. Palu Timur Kota Palu.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah
sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga
pembuatan desain penelitiannya25.
Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross
sectional, yaitu penelitian yang dilakukan pada saat bersamaan antara
Variabel independen yaitu Efikasi Diri dan Variabel dependen yaitu Perilaku
Pencegahan Coronavirus Disease (Covid-19).
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat ataupun nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya27. Penelitian ini
menggunakan dua variabel, yaitu:
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang sering disebut variabel
stimulus, predictor, dan antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut
sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel dependen (terikat)28. Variabel Independen dalam
penelitian ini adalah Efikasi Diri.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang sering disebut variabel output,
kriteria, dan konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel
terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas28. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah Perilaku Pencegahan Coronavirus Disease (Covid-
19).
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti
melakukan observasi atau pengukuran berdasarkan parameter yang dijadikan
ukuran dalam penelitian. Definisi operasional ditentukan cara pengukuran
yaitu cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya29.
1. Efikasi Diri
Defenisi : Efikasi diri adalah Keyakinan individu/masyarakat dilihat
dari tingkatan (level), keluasan (generality), dan kekuatan
(strength) bahwa dirinya mampu menerapkan perilaku
pencegahan Covid-19 seperti memakai masker, mencuci
tangan, menjaga jarak, mengkonsumsi makanan bergizi
seimbang dan pencegahan lainnya.
Alat ukur : Kuesioner
Cara ukur : Pengisian kuesioner
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur : Tinggi, jika nilai responden ≥ mean (30)
Rendah, jika nilai responden < mean (30)
2. Perilaku Pencegahan Coronavirus Disease (Covid-19)
Defenisi : Perilaku pencegahan adalah suatu respon
individu/masyarakat untuk melakukan pencegahan terhadap
penyakit Covid-19 yang dapat diwujudkan melalui
pengetahuan, sikap dan juga tindakan seperti memakai
masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengkonsumsi
makanan bergizi seimbang dan pencegahan lainnya.
Alat ukur : Kuesioner
Cara ukur : Pengisian kuesioner
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur : Baik, jika responden menjawab ¿ mean (39)
Cukup, jika responden menjawab 39
Kurang, jika responden menjawab < mean (39)
F. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
tersusun secara terstruktur dan berisikan pernyataan yang harus dijawab
responden29. Adapun kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari:
1. Kuesioner Efikasi Diri
Kuesioner Efikasi Diri diadopsi dari penelitian Afriana (2018) terdiri
dari 15 item pernyataan dengan indikator tingkatan (level), keluasan
(generality) dan kekuatan (strength). Kuesioner ini telah dimodifikasi oleh
peneliti terdiri dari 12 item pernyataan dengan indikator tingkatan (level)
sebanyak 4 item, keluasan (generality) sebanyak 4 item dan kekuatan
(strength) sebanyak 4 item30.
Skala yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala likert.
pembuatan kuesioner ini dikelompokkan dalam item favorable dan
unfavorable. Item pernyataan favorable memuat nilai-nilai positif dan nilai
yang diberikan adalah setuju = 3, kurang setuju = 2, tidak setuju = 1.
Sedangkan untuk item unfavorable mengandung nilai-nilai negatif dan
nilai yang diberikan adalah setuju = 1, kurang setuju = 2, tidak setuju = 3.
Untuk item pernyataan favorable yaitu berada pada nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7,
9, 11, dan 12. Sedangkan item pernyataan unfavorable berada pada nomor
2, 8, dan 1030. Kuesioner ini telah dilakukan uji validitas di Kelurahan
Birobuli Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu. Uji validitas ini
dilakukan sebanyak 2 kali, karena hasil uji validitas pertama yang
didapatkan yaitu dari 12 pernyataan dalam kuesioner, ada 5 pernyataan
yang tidak valid, yaitu pernyataan nomor 5, 6, 7, 10 dan 11. Sehingga
peneliti memodifikasi kembali pernyataan-pernyataan yang tidak valid
tersebut dan melakukan uji validitas kedua. Setelah dilakukan modifikasi
dan uji validitas kedua, didapatkan hasil r hitung > r tabel berdasarkan uji
signifikansi 0,05 yaitu 0.3494 yang artinya semua pernyataan dalam
kuesioner ini bersifat valid. Dan dari hasil uji validitas ini maka kuesioner
efikasi diri yang digunakan dalam penelitian berjumlah 12 pernyataan.
2. Kuesioner Perilaku Pencegahan Coronavirus Disease (Covid-19)
Kuesioner Perilaku Pencegahan Coronavirus Disease (Covid-19)
diadopsi dari penelitian Cintiani Silvana Goni, dkk (2021) terdiri dari 51
item pernyataan yang terbagi lagi menjadi 17 item pernyataan untuk setiap
indikator yakni pengetahuan, sikap, dan tindakan. Kuesioner ini telah
dimodifikasi oleh peneliti menjadi 18 item pernyataan dengan indikator
pengetahuan sebanyak 5 item, sikap sebanyak 5 item dan tindakan
sebanyak 8 item31.
Skala yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala likert.
Pembuatan kuesioner ini dikelompokkan dalam item favorable dan
unfavorable. Item pernyataan favorable memuat nilai-nilai positif dan nilai
yang diberikan adalah setuju = 3, kurang setuju = 2, tidak setuju = 1.
Sedangkan untuk item unfavorable mengandung nilai-nilai negatif dan
nilai yang diberikan adalah setuju = 1, kurang setuju = 2, tidak setuju = 3.
Untuk item pernyataan favorable yaitu berada pada nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7,
10, 11, 12, 13, 16, dan 17. Sedangkan item pernyataan unfavorable berada
pada nomor 4, 8, 9, 14, 15 dan 1831. Kuesioner ini telah dilakukan uji
validitas di Kelurahan Birobuli Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu.
Uji validitas ini dilakukan sebanyak 1 kali, dan hasil yang didapatkan yaitu
dari 18 pernyataan dalam kuesioner, ada 3 pernyataan yang r hitung < r
tabel berdasarkan uji signifikansi 0,05 yaitu 0.3494 yang artinya 3
pernyataan tersebut tidak valid, yaitu pernyataan nomor 2, 7, dan 12. Dan
dari hasil uji validitas ini, peneliti membuang 3 pernyataan yang tidak
valid tersebut, dan mengambil 15 pernyataan yang valid dalam kuesioner
ini.
H. Analisis Data
Sebelum dilakukan analisis data, maka terlebih dahulu data diperiksa
melalui beberapa tahapan sebagai berikut32:
1. Editing : dilakukan dengan cara mengamati kembali data yang telah
dikumpulkan agar diketahui apakah ada kekeliruan atau
tidak.
2. Coding : dilakukan dengan cara memberikan kode atau nilai pada
jawaban yang bersifat kategori sehingga memudahkan
peneliti untuk memasukkan data pada komputer.
3. Tabulating : dilakukan setelah pemeriksaan dan pemberian kode. Dalam
tahap ini data disusun dalam bentuk tabel agar lebih
mempermudah dalam menganalisis data sesuai dengan
tujuan penelitian.
4. Entry : memasukkan data kedalam program komputer untuk
mempermudah proses perhitungan dalam analisis.
5. Cleaning : untuk melihat variabel yang digunakan apakah datanya
sudah benar atau belum, oleh karena itu dilakukan
pembersihan data.
6. Describing : setelah data diolah maka data ditampilkan dan diberi
keterangan.
Setelah itu, akan dilakukan analisis data secara univariat dan bivariat
menggunakan program komputer.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang dipakai untuk menganalisis
setiap variabel dari hasil penelitian yang mewujudkan suatu distribusi
frekuensi dan persentase dari masing-masing variabel33. variabel
independen (Efikasi Diri) dan variabel dependen (Perilaku Pencegahan
Coronavirus Disease (Covid-19)). Rumus yang digunakan untuk
menghitung frekuensi tiap-tiap variabel adalah:
f
P= × 100%
n
Keterangan:
P : Persentase jawaban responden
f : Frekuensi
n : Jumlah sampel
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi. Analisis bivariat dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan perilaku
pencegahan coronavirus disease (covid-19) pada masyarakat di kel. lolu
utara kec. palu timur kota palu. Penelitian ini menggunakan tabel 2 x 3
sehingga uji yang digunakan adalah uji chi square. Setelah dilakukan uji
chi square didapatkan nilai sel tabel ≤5 dan ≥20%, maka tabel diubah
menjadi tabel 2 x 2 dan uji yang dilakukan adalah uji fisher exact. Adapun
rumus uji chi-square sebagai berikut34:
2= ∑ 2
X (Oi−E )
i−1 i
Ei
Keterangan:
X2 : Distribusi chi-square
Oi : Nilai observasi (pengamatan) ke-i
Ei : Nilai ekspektasi ke-i
Persyaratan penggunaan Uji Chi-Square
a. Tidak terdapat sel dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga
Actual Count (F0) sebesar 0 (Nol)
b. Jika bentuk tabel kontigensi 2 x 2, maka tidak boleh ada 1 sel saja yang
mempunyai frekuensi harapan atau disebut juga expected count (“Fh”)
kurang dari 5.
c. Jika bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misalnya 2 x 3, maka jumlah sel dengan
frekuensi harapan yang ≤5 tidak boleh ≥20%.
Apabila tabel kontigensi 2 x 2, tetapi tidak memenuhi syarat dalam uji
Chi-Square maka rumus yang digunakan adalah Fisher’s Exact Test.
Sedangkan apabila tabel kontigensi lebih dari 2 x 2 misal 2 x 3 maka
rumus yang digunakan adalah Pearson Chi-Square.
I. Bagan Alur Penelitian
Konsul dan
Perbaikan Proposal
Ujian Proposal
Mengidentifikasi Efikasi Diri pada
Perbaikan Proposal Masyarakat
Mengidentifikasi Perilaku
Uji Validitas Pencegahan Coronavirus Disease
(Covid-19) pada Masyarakat
Konsul dan
Perbaikan Laporan
Hasil Penelitian
Uji Turnitin
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kelurahan Lolu Utara merupakan salah satu Kelurahan di Wilayah
Kecamatan Palu Timur, Kota Palu. Luas Wilayah Kelurahan Lolu Utara
yaitu 2,68 Km2, 100% terdiri dari Daratan, dengan ketinggian 80 m diatas
permukaan Laut, sebelah barat dilintasi oleh Sungai Palu sepanjang 2 Km,
Suhu Udara 27°C, Tekanan Udara 1010,28 mb, Kelembaban Udara
74,92%, Penyinaran Matahari 65,17%, Curah Hujan 46,90 mm, Kecepatan
Angin 4,42 Knots, Arah Angin terbanyak Utara.
Batas Wilayah Kelurahan Lolu Utara adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara dengan Kelurahan Besusu Barat-Besusu Tengah-Besusu
Timur
b. Sebelah Selatan dengan Kelurahan Lolu Selatan
c. Sebelah Barat dengan Sungai Palu, Kelurahan Ujuna
d. Sebelah Timur dengan Kelurahan Tanamodindi
Kelurahan Lolu Utara memiliki 9 RW dan 31 RT, dengan data
penduduk sebagai berikut:
a. Jumlah Penduduk
1) Jumlah Total : 10.183 Orang
2) Jumlah Laki-laki : 5.030 Orang
3) Jumlah Perempuan : 5.153 Orang
4) Jumlah Kepala Keluarga : 3.131 KK
b. Tingkat Pendidikan
1) Belum Sekolah : 1464 Orang
2) Tidak Tamat SD : 1057 Orang
3) Tamat SD/Sederajat : 596 Orang
4) SLTP/Sederajat : 1262 Orang
5) SLTA/Sederajat : 4128 Orang
6) Diploma II : 112 Orang
7) Diploma III : 274 Orang
8) S1 : 1134 Orang
9) S2 : 145 Orang
10) S3 : 11 Orang
2. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mendatangi Rumah Warga di RW 3
dan RW 4 Kelurahan Lolu Utara Kecamatan Palu Timur Kota Palu, dan
meminta persetujuan kepada masyarakat untuk dijadikan responden
dengan menandatangani Informed Consent dan mengisi kuesioner.
Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai
berikut:
a. Karakteristik Responden
1) Usia
Usia pada penelitian ini dikelompokkan menjadi lima kategori
berdasarkan pembagian menurut Depkes RI (2009) yaitu 17-25
Tahun (Remaja Akhir), 26-35 Tahun (Dewasa Awal), 36-45 Tahun
(Dewasa Akhir), 46-55 Tahun (Lansia Awal), 56-65 Tahun (Lansia
Akhir), hal ini dapat dilihat pada:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di Kel.
Lolu Utara Kec. Palu Timur Kota Palu
Usia Frekuensi (f) Persentase (%)
17-25 Tahun (Remaja Akhir) 19 44,2
26-35 Tahun (Dewasa Awal) 3 7,0
36-45 Tahun (Dewasa Akhir) 5 11,6
46-55 Tahun (Lansia Awal) 3 7,0
56-65 Tahun (Lansia Akhir) 13 30,2
Total 43 100
Sumber: Data Primer 2021
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 43 responden dalam
penelitian ini, Responden yang memiliki frekuensi tertinggi yaitu
Remaja akhir yang berusia 17-25 Tahun yaitu 19 responden (44,2%)
dan Responden yang memiliki frekuensi terendah yaitu Dewasa awal
yang berusia 26-35 Tahun yaitu 3 responden (7,0%) dan Lansia awal
yang berusia 46-55 Tahun yaitu 3 responden (7,0%).
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua
kategori yaitu laki-laki dan perempuan, hal ini dapat dilihat pada:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin di Kel. Lolu Utara Kec. Palu Timur Kota Palu
Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)
Laki-laki 18 41,9
Perempuan 25 58,1
Total 43 100
Sumber: Data Primer 2021
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 43 responden dalam
penelitian ini, Responden yang memiliki frekuensi tertinggi adalah
jenis kelamin perempuan yaitu 25 responden (58,1%) dan
Responden yang memiliki frekuensi terendah adalah jenis kelamin
laki-laki yaitu 18 responden (41,9%).
3) Pendidikan Terakhir
Pendidikan terakhir pada penelitian ini dikelompokkan menjadi
enam kategori yaitu SD, SMP, SMA, Diploma, S1, S2/S3, hal ini
dapat dilihat pada:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir di Kel. Lolu Utara Kec. Palu Timur Kota Palu
Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)
SD 1 2,3
SMP 2 4,7
SMA 27 62,8
Diploma 3 7,0
S1 9 20,9
S2/S3 1 2,3
Total 43 100
Sumber: Data Primer 2021
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 43 responden dalam
penelitian ini, Responden yang memiliki frekuensi tertinggi adalah
pendidikan SMA yaitu 27 responden (62,8%) dan yang memiliki
frekuensi terendah adalah pendidikan SD yaitu 1 responden (2,3%)
dan S2/S3 1 responden (2,3%) .
4) Pekerjaan
Pekerjaan pada penelitian ini dikelompokkan menjadi tujuh kategori
yaitu Mahasiswa, IRT, PNS, Pegawai Swasta, Wiraswasta,
Pensiunan, Tidak bekerja, hal ini dapat dilihat pada:
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di
Kel. Lolu Utara Kec. Palu Timur Kota Palu
Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)
Mahasiswa 15 34,9
IRT 12 27,9
PNS 6 14,0
Pegawai Swasta 3 7,0
Wiraswasta 3 7,0
Pensiunan 2 4,7
Tidak Bekerja 2 4,7
Total 43 100
Sumber: Data Primer 2021
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 43 responden dalam
penelitian ini, Responden yang memiliki frekuensi tertinggi adalah
Mahasiswa yaitu 15 orang (34,9%) dan Responden yang memiliki
frekuensi terendah adalah Pensiunan yaitu 2 responden (4,7%) dan
Tidak bekerja yaitu 2 responden (4,7%).
3. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
distribusi frekuensi variabel independen (bebas) yaitu efikasi diri dan
variabel dependen (terikat) yaitu perilaku pencegahan coronavirus disease
(covid-19) pada masyarakat. Dari pengolahan data didapatkan hasil
sebagai berikut:
a. Efikasi Diri pada masyarakat di Kel. Lolu Utara Kec. Palu Timur Kota
Palu
Efikasi diri pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua kategori
yaitu Tinggi dan Rendah, hal ini dapat dilihat pada:
Perilaku Pencegahan
Coronavirus Disease
Total P Value
Efikasi Diri (Covid-19)
Baik Kurang
N % n % n %
Tinggi 23 77,0 7 23,0 30 70,0
5 38,5 8 61,5 13 30,0 0,034
Rendah
Total 28 65,0 15 35,0 43 100
Sumber: Data Primer 2021
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 30 responden (70,0%) yang
memiliki efikasi diri tinggi dengan perilaku pencegahan coronavirus
disease (covid-19) baik yaitu 23 responden (77,0%), dan efikasi diri tinggi
dengan perilaku pencegahan coronavirus disease (covid-19) kurang yaitu
7 responden (23,3%). Kemudian dari 13 responden (30,0%) yang memiliki
efikasi diri rendah dengan perilaku pencegahan coronavirus disease
(covid-19) baik yaitu 5 responden (38,5%), dan efikasi diri rendah dengan
perilaku pencegahan coronavirus disease (covid-19) kurang yaitu 8
responden (61,5%).
Serta nilai p menunjukkan angka 0,034. Oleh karena p value < 0,05,
maka secara statistik terdapat hubungan antara Efikasi Diri dengan
Perilaku Pencegahan Coronavirus Disease (Covid-19) pada Masyarakat di
Kel. Lolu Utara Kec. Palu Timur Kota Palu.
B. Pembahasan
Hasil pengolahan data yang dilakukan dari hasil penelitian tentang
Hubungan Efikasi Diri dengan Perilaku Pencegahan Coronavirus Disease
(Covid-19) pada Masyarakat di Kel. Lolu Utara Kec. Palu Timur Kota Palu.
1. Efikasi Diri pada Masyarakat di Kel. Lolu Utara Kec. Palu Timur Kota
Palu
Hasil analisis univariat Efikasi Diri Masyarakat di Kel. Lolu Utara Kec.
Palu Timur Kota Palu didapatkan bahwa Masyarakat yang memiliki
Efikasi diri Tinggi yaitu sebanyak 30 responden (69,8%) dan Efikasi diri
Rendah yaitu sebanyak 13 responden (30,2%). Peneliti menilai bahwa
seseorang dikatakan memiliki efikasi diri tinggi yaitu apabila jumlah skor
dari semua pernyataan kuesioner yang diberikan bernilai ≥ 30 dan
dikatakan efikasi diri rendah yaitu apabila jumlah skor dari semua
pernyataan kuesioner yang diberikan bernilai < 30. Hal ini peneliti
dapatkan dari hasil jawaban responden saat mengisi kuesioner yang
diberikan oleh peneliti.
Peneliti berpendapat bahwa masyarakat yang memiliki efikasi diri
tinggi yaitu masyarakat yang yakin terhadap dirinya sendiri bahwa dia
mampu melaksanakan tugas dengan baik, contohnya saat batuk atau bersin
dapat menutup mulut dengan lengan atas bagian dalam atau tisu (67,4%),
senang mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti sayuran, buah-buahan
dan juga vitamin (65,1%), mudah mencuci tangan dengan sabun dan
menggunakan air mengalir (65,1%), dapat bersikap tenang saat mengalami
kesulitan saat menerapkan protokol kesehatan (65,1%), mampu
menggunakan masker setiap kali keluar rumah (63,0%), langsung
menemukan solusi ketika mendapatkan masalah dalam menerapkan
protokol kesehatan (53,4%), hampir semua masalah bisa diatasi jika
berusaha dengan maksimal untuk menyelesaikannya (53,4%), bisa
melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari (52,4%), dan bisa
beristirahat dengan cukup minimal 7 jam setiap hari(51,1%). Sedangkan
masyarakat yang memiliki efikasi diri rendah yaitu masyarakat yang tidak
yakin terhadap dirinya sendiri bahwa ia mampu melaksanakan sebuah
tugas dengan baik, dan masyarakat juga belum merasakan akibat yang
ditimbulkan jika terpapar covid-19. contohnya mereka tidak yakin bisa
menjaga jarak jika berada di keramaian (26,0%) dan mereka risih jika
tidak berjabat tangan dengan keluarga atau teman yang mereka temui
(16,2%).
Menurut Bandura (1986) dalam Sri Mulianti Abdullah (2019) efikasi
diri didefinisikan sebagai penilaian terhadap kemampuan diri untuk
melaksanakan suatu kinerja pada tingkat tertentu. Bandura menyebut
penilaian terhadap kemampuan pribadi sebagai efikasi diri, dan harapan
hasilnya disebut ekspektasi hasil35.
Menurut Octary (2007) dalam Prestiana, Novita Dian Iva & Dewanti
Purbandini (2012) seseorang yang memiliki efikasi diri tinggi yakin bahwa
mereka akan dapat menanggulangi kejadian dan situasi secara efektif.
Tingginya efikasi diri menurunkan rasa takut akan kegagalan,
meningkatkan aspirasi, meningkatkan cara penyelesaian masalah, dan
kemampuan berpikir analitis36. Sedangkan menurut Schwarzer, Babler,
Kwiatek & Schroder (1997) dalam Santi Yudhistira, Deasyanti & Fellianti
Muzdalifah (2020) seseorang yang memiliki efikasi diri rendah cenderung
berpikir pesimis dengan kemampuan mereka untuk berkembang37.
Penelitian ini sejalan dengan pendapat Robin & Judge (2015) yang
menjelaskan bahwa Seseorang yang mempunyai efikasi diri yang tinggi
fokus pada peluang yang layak dikejar dan melihat rintangan sebagai hal
yang dapat diatasi, sementara seseorang yang mempunyai efikasi diri yang
rendah ragu-ragu dalam kesulitan, karena mereka memandang rintangan
sebagai sesuatu yang tidak dapat mereka kontrol dan dengan mudah
meyakinkan diri sendiri bahwa usaha yang mereka lakukan sia-sia38.
Hasil Penelitian juga menunjukkan bahwa sebgaian besar masyarakat
berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 25 responden (58,1%).
Peneliti berpendapat bahwa jenis kelamin seseorang dapat mempengaruhi
efikasi dirinya, Perempuan memiliki efikasi diri yang lebih baik daripada
laki-laki. Perempuan dianggap lebih patuh dalam menjalani protokol
kesehatan dibandingkan laki-laki. Selain itu perempuan memiliki
mekanisme koping yang lebih baik daripada laki-laki dalam menghadapi
sebuah masalah.
Penelitian ini sejalan dengan pendapat Zimmerman (Bandura, 1997)
dalam Rini Astuti dan William Gunawan (2016) yang mengatakan bahwa
terdapat perbedaan pada perkembangan kemampuan dan kompetensi
antara laki-laki dan perempuan. Hal ini dinyatakan juga oleh Bandura
(1997) dalam penelitiannya bahwa perempuan memiliki efikasi diri yang
lebih tinggi dalam mengelolah perannya39.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat
berpendidikan terakhir SMA yaitu 27 responden (62,8%). Peneliti
berpendapat bahwa pendidikan seseorang dapat mempengaruhi efikasi
dirinya (65,1%), karena kemudahan dan kemampuan mereka dalam
menerima informasi yang diberikan oleh individu lain. hal ini peneliti
dapatkan dari hasil jawaban responden saat mengisi kuesioner yang
diberikan oleh peneliti.
Penelitian ini sejalan dengan pendapat Wu et al (2006) dalam Latifah
Maf’ul (2016) yang menjelaskan bahwa tingkat pendidikan merupakan
indikator seseorang dalam menempuh jenjang pendidikan formal dan
umumnya berpengaruh terhadap kemampuan dalam mengolah informasi,
sehingga individu yang berpendidikan tinggi memiliki efikasi diri yang
lebih baik40.
Implikasi yang dapat diberikan kepada masyarakat yang memiliki
efikasi diri rendah yaitu dengan memberikan pengetahuan bahwa efikasi
diri dapat diperoleh, dipelajari, dan dikembangkan dari empat sumber
informasi. Di mana pada dasarnya keempat hal tersebut adalah stimulasi
atau kejadian yang dapat memberikan inspirasi atau pembangkit positif
untuk berusaha menyelesaikan tugas atau masalah yang dihadapi. Hal ini
mengacu pada konsep pemahaman bahwa pembangkit positif dapat
meningkatkan perasaan atau efikasi diri41. Adapun sumber efikasi diri
tersebut adalah pengalaman tentang kesuksesan ataupun kegagalan yang
berulang, keberhasilan individu lain, dukungan verbal, dan keadaan fisik
dan afeksi yang dialami oleh individu16.
2. Perilaku Pencegahan Coronavirus Disease (Covid-19) pada Masyarakat di
Kel. Lolu Utara Kec. Palu Timur Kota Palu
Hasil analisis univariat Perilaku Pencegahan Coronavirus Disease
(Covid-19) pada Masyarakat di Kel. Lolu Utara Kec. Palu Timur Kota
Palu didapatkan bahwa Masyarakat yang memiliki Perilaku Pencegahan
Baik yaitu sebanyak 28 responden (65,1%), dan Perilaku Pencegahan
Kurang yaitu sebanyak 15 responden (34,9%). Peneliti menilai bahwa
seseorang dikatakan memiliki perilaku pencegahan coronavirus disease
(covid-19) baik yaitu apabila jumlah skor dari semua pernyataan kuesioner
yang diberikan bernilai > 39, dan dikatakan memiliki perilaku pencegahan
coronavirus disease (covid-19) kurang yaitu apabila jumlah skor dari
semua pernyataan kuesioner yang diberikan bernilai < 39. Hal ini peneliti
dapatkan dari hasil jawaban responden saat mengisi kuesioner yang
diberikan oleh peneliti.
Peneliti berpendapat bahwa masyarakat yang memiliki perilaku
pencegahan baik yaitu masyarakat yang memiliki pengetahuan, sikap dan
tindakan yang baik, contohnya masyarakat mengetahui bahwa
menggunakan masker saat bepergian akan mencegah penyebaran covid-19
(44,1%), masyarakat mempunyai sikap yang baik yaitu menghindari
menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum di cuci
(42,0%), dan masyarakat mengkonsumsi makanan bergizi seimbang untuk
mencegah covid-19 (47,0%). Sedangkan masyarakat yang memiliki
perilaku pencegahan kurang yaitu masyarakat yang masih memiliki
pengetahuan dan juga tindakan yang kurang, contohnya masih ada
beberapa masyarakat yang kurang setuju dengan pernyataan menjaga jarak
tidak akan mencegah penularan covid-19 (19,0%) dan saya tidak perlu
melakukan aktivitas fisik intensitas ringan minimal 10 menit setiap hari
untuk mencegah covid-19 (12,0%).
Menurut Notoatmodjo (2010) dalam Nora baringbing dan Ridhoi M.
Purba (2020) Perilaku pencegahan merupakan kegiatan seseorang untuk
meningkatkan kesehatan yang dilakukan dengan tindakan pencegahan7.
Penelitian ini sejalan dengan pendapat Tentama (2018) dalam Ni Putu
Emy Darma Yanti (2020) yang menjelaskan bahwa perilaku masyarakat
sangatlah penting guna membantu masyarakat itu sendiri dalam mengenali
serta mengatasi permasalahan Coronavirus Disease (Covid-19) yang
menjadi pandemi di masa kini. Perilaku tersebut haruslah didasarkan pada
kesadaran masyarakat, dikarenakan banyak masyarakat yang sebenarnya
telah mengetahui pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) dan berbagai
pengetahuan mengenai protokol kesehatan, namun mereka tidak dapat
melaksanakannya secara baik di dalam kehidupannya sehari-hari41.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat
berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 28 orang (58,1%). Peneliti
berpendapat bahwa masyarakat dengan jenis kelamin perempuan
cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang pencegahan
Coronavirus Disease (Covid-19) jika dibandingkan dengan laki-laki. Hal
ini disebabkan karena masyarakat dengan jenis kelamin perempuan
memiliki lebih banyak waktu untuk membaca atau berdiskusi dengan
lingkungannya terkait pencegahan Coronavirus Disease (Covid-19).
Penelitian ini sejalan dengan Teori Green dalam Ayu Riana Sari (2020)
yang menjelaskan bahwa jenis kelamin termasuk faktor predisposisi atau
faktor pemungkin yang memberi kontribusi terhadap perilaku kesehatan
seseorang. Jenis kelamin perempuan cenderung lebih peduli terhadap
kondisi lingkungan dan kesehatannya. Perempuan mempunyai
kecenderungan berperilaku baik dibandingkan dengan laki-laki. Fenomena
tersebut menghasilkan perempuan yang lebih peduli terhadap kondisi
lingkungan dan kesehatannya1.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat
berpendidikan terakhir SMA yaitu 27 responden (62,8%). Peneliti
berpendapat bahwa pendidikan seseorang akan mempengaruhi tingkat
pengetahuannya. Jika tingkat pendidikan dan pengetahuan baik, maka
perilaku juga akan baik.
Penelitian ini sejalan dengan pendapat Lenny Gannika dan Erika
Emnina Sembiring (2020) yang menjelaskan bahwa tingkat pendidikan
turut berpengaruh pada pengetahuan seseorang dan pengetahuan kesehatan
akan berpengaruh pada perilaku sebagai hasil jangka menengah
(intermediate impact) dari pendidikan kesehatan, selanjutnya perilaku
kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan
masyarakat sebagai keluaran pendidikan kesehatan42.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka dapat membuat
orang tersebut menjadi lebih mudah mengerti tentang sesuatu, sehingga
pengetahuannya lebih tinggi dan hal tersebut dapat mempengaruhi perilaku
pencegahan penyakit42.
Implikasi yang dapat diberikan kepada masyarakat yang memiliki
perilaku pencegahan kurang yaitu dengan memberikan edukasi yang
berfokus pada pengetahuan tentang Coronavirus Disease (Covid-19) dan
pelaksanaan protokol kesehatan Coronavirus Disease (Covid-19)43.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Masyarakat di Kel. Lolu Utara Kec. Palu Timur Kota Palu sebagian besar
memiliki efikasi diri yang tinggi yaitu (69,8%).
2. Masyarakat di Kel. Lolu Utara Kec. Palu Timur Kota Palu sebagian besar
memiliki perilaku pencegahan coronavirus disease (covid-19) yang baik
yaitu (65,1%).
3. Ada hubungan yang bermakna antara Efikasi Diri dengan Perilaku
Pencegahan Coronavirus Disease (Covid-19) pada Masyarakat Di Kel.
Lolu Utara Kec. Palu Timur Kota Palu.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan (STIKes Widya Nusantara Palu)
Bagi Institusi Pendidikan diharapkan penelitian ini bisa dijadikan bahan
bacaan pada perpustakaan STIKes Widya Nusantara Palu untuk
menambah pengetahuan tentang efikasi diri ataupun perilaku pencegahan
coronavirus disease (covid-19), bisa dijadikan sebagai pengembangan
asuhan keperawatan sebagai upaya preventif pada klien yang sehat, dan
juga bisa digunakan sebagai pengembangan penelitian dengan menambah
variabel seperti pengetahuan, motivasi ataupun persepsi keparahan.
2. Bagi Masyarakat
Bagi Masyarakat diharapkan bisa mempertahankan efikasi dirinya dan
tetap mematuhi protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan
coronavirus disease (covid-19).
3. Bagi Instansi Tempat Penelitian
Bagi Pihak Kelurahan Lolu Utara diharapkan dapat membuat program
penyuluhan atau memberikan edukasi kepada masyarakat yang berfokus
pada efikasi diri (keyakinan diri) dan pelaksanaan protokol pencegahan
coronavirus disease (covid-19) baik melalui audio visual ataupun bisa
melalui media sosial agar mudah diingat dan menarik masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
13. Irwan. Etika dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: CV. Absolute Media;
2017.
15. Hidayat DR. Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling.
Naufal ZA, editor. Bogor: Ghalia indonesia; 2015. 188 p.
16. Rahardjo W. Kontribusi Hardiness dan Self efficacy terhadap stress kerja
(studi pada perawat RSUP DR.Soeradji Tirtonegoro Klaten). Keperawatan.
2015;2.
22. Center for Disease and Preventive (CDC). 2019 Novel Coronavirus (2019-
nCoV). Wuhan, China; 2020.
27. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. 19th ed.
Bandung: Alfabeta; 2013. 1–330 p.
29. Hidayat. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta (ID):
Salemba Medika; 2014.
31. Goni SC, Rumayar AA, Tucunan ATA. Gambaran Perilaku Masyarakat
terhadap Pencegahan Coronavirus Disease 19 (COVID-19) di Kelurahan
Matani 1 Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon. J Kesmas.
2021;10(2):168-175.
36. Prestiana NDI & Dewanti P. Hubungan Antara Efikasi Diri (Self Efficacy)
& Stres Kerja Dengan Kejenuhan Kerja (Burnout) Pada Perawat IGD Dan
ICU RSUD Kota Bekasi. 2012;5(2).
38. Suryani L, Stefania BS, Maria GDB. Hubungan Efikasi Diri dan Motivasi
Belajar terhadap Hasil Belajar Berbasis E-Learning pada Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Flores. J Kependidikan
J Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bid Pendidikan, Pengajaran
dan Pembelajaran. 2020;6(2):275-283.
40. Maf'ul L. Hubungan Self Efficacy dengan Perilaku Self Care Pasien Kanker
Payudara di Rumah Sakit Onkologi Surabaya. 2016. Fakultas Keperawatan
dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
41. Yanti NPED, Nugraha IMAD, Wisnawa GA, Agustina NPD, Diantari
NPA. Gambaran Pengetahuan Masyarakat tentang Covid-19 dan Perilaku
Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19. Keperawatan Jiwa. 2020;8(3)485-
490.
44. Hanivah ND, Azizah SN. Kerja dan Spiritualitas di Tempat Kerja Terhadap
Perilaku Kerja Inovatif pada Pegawai UPTD Puskesmas Gombong II.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis dan Akuntansi. 2021
Februari;3(1):154
49. Amila, Sinaga J, Sembiring E. Self Efficacy dan Gaya Hidup Pasien
Hipertensi. Jurnal Kesehatan. 2018 November;9(3):360-365
Calon Responden
Di Tempat
Peneliti Responden
Nurul Sinta
No Pernyataan S KS TS
Tingkatan (level)
1 Saya yakin bahwa saya mampu menggunakan
masker setiap kali keluar rumah
2 Saya tidak yakin bisa menjaga jarak jika berada
di keramaian
3 Saya yakin bisa beristirahat dengan cukup
minimal 7 jam setiap hari
4 Saya yakin bisa melakukan aktivitas fisik
minimal 30 menit setiap hari
Keluasan (generality)
5 Saya bersikap tenang saat mengalami kesulitan
saat menerapkan protokol kesehatan
6 Saya langsung menemukan solusi ketika saya
mendapatkan masalah dalam menerapkan
protokol kesehatan
7 Hampir semua masalah bisa saya atasi, jika
saya berusaha dengan maksimal untuk
menyelesaikannya
8 Saya tidak bisa mengatasi semua masalah yang
terjadi
Kekuatan (strength)
9 Mudah bagi saya untuk mencuci tangan dengan
sabun dan menggunakan air mengalir
10 Saya merasa risih jika tidak berjabat tangan
dengan keluarga atau teman yang saya temui
11 Saya senang mengkonsumsi makanan yang
bergizi seperti sayuran, buah-buahan dan juga
vitamin
12 Ketika saya batuk atau bersin, saya dapat
menutup mulut dengan lengan atas bagian
dalam atau tisu
Sumber: Adopsi dari penelitian Afriana (2018)
A. Petunjuk Pengisian
1. Nyatakan pendapat anda pada setiap penyataan berikut dengan memberi
tanda check (√ ) pada salah satu pilihan yang tersedia pada lembar
jawaban, dengan ketentuan sebagai berikut jika:
Setuju (S) : Apabila pernyataan sesuai dengan pendapat
responden dan responden selalu melakukan atau
mengalami hal tersebut
Kurang Setuju (KS) : Apabila pernyataan kurang sesuai dengan pendapat
responden
Tidak Setuju (TS) : Apabila pernyataan tidak sesuai dengan pendapat
responden
No Pernyataan S KS TS
Pengetahuan
1 Menggunakan masker saat
bepergian akan mencegah
penyebaran covid-19
2 Mencuci tangan dengan sabun dan
air mengalir setidaknya 20 detik
atau menggunakan handsanitizer
akan mencegah penyebaran covid-
19
3 Menjaga jarak tidak akan
mencegah penularan covid-19
4 Istirahat cukup minimal 7 jam
setiap hari akan meningkatkan
kekebalan tubuh terhadap covid-19
Sikap
5 Saya sebaiknya menghindari
menyentuh mata, hidung, dan
mulut dengan tangan yang belum di
cuci
6 Saya tidak perlu mengkonsumsi
makanan begizi seimbang untuk
mencegah covid-19
7 Saya tidak perlu melakukan
aktivitas fisik intensitas ringan
minimal 10 menit setiap hari untuk
mencegah covid-19
8 Saya sebaiknya istirahat yang
cukup minimal 7 jam setiap hari
untuk meningkatkan kekebalan
tubuh terhadap covid-19
Tindakan
9 Saya akan menggunakan masker
selama bepergian
10 Saya akan mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir setidaknya
20 detik atau menggunakan
handsanitizer
11 Saya akan bersalaman/berpelukan
dengan orang lain untuk mencegah
covid-19
12 Saya akan berkumpul
dikerumunan/fasilitas umum,
termasuk berkumpul dengan
keluarga/teman
13 Saya akan menutup mulut saat
batuk/bersin dengan lengan atas
bagian dalam atau tisu
14 Saya akan mengkonsumsi makanan
bergizi seimbang untuk mencegah
covid-19
15 Saya akan menyentuh mata,
hidung, dan mulut dengan tangan
yang belum di cuci
Sumber: Adopsi dari Penelitian Chintiani Silvana Goni, Adisti A.
Rumayar, dan Ardiansa A.T Tucuan
Keterangan: Kode:
No : Nomor/Responden PK : Pekerjaan Efikasi Diri : T = Tinggi (1)
U : Usia 1 = Mahasiswa R = Rendah (2)
1 = 17-25 Thn 2 = IRT Perilaku : B = Baik (1)
2 = 26-35 Thn 3 = PNS C = Cukup (2)
3 = 36-45 Thn 4 = Pegawai Swasta K = Kurang (3)
4 = 46-55 Thn 5 = Wiraswasta
5 = 56-65 Thn 6 = Pensiunan
J : Jenis Kelamin 7 = Tidak Bekerja
1 = Laki-laki
2 = Perempuan JL : Jumlah
PT : Pendidikan Terakhir ED : Efikasi Diri
1 = SD 6 = S2/S3 P : Perilaku
2 = SMP KD : Kode
3 = SMA
4 = Diploma
5 = S1
9. Uji Normalitas, Univariat dan Bivariat SPSS
Uji Normalitas
Cases
Perilaku Pencegahan
Coronavirus Disease 43 100.0% 0 .0% 43 100.0%
(Covid-19)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Perilaku Pencegahan
Coronavirus Disease .110 43 .200* .974 43 .442
(Covid-19)
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Efikasi Diri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
Perilaku Pencegahan
Coronavirus Disease (Covid-19)
Rendah Count 5 8 13
Total Count 28 15 43
Chi-Square Tests
Linear-by-Linear
5.693 1 .017
Association
N of Valid Casesb 43
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.53.