Tinjauan Teoritis
1. Konsep Keluarga
a. Definisi Keluarga
Menurut WHO (2015), keluarga adalah anggota rumah tangga saling
berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. Keluarga
adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga. Keluarga adalah
sekumpulan orang-orang yang tinggal dalam satu rumah yang
dihubungkan satu ikatan perkawinan, hubungan darah atau tidak
memiliki hubungan darah yang bertujuan mempertahankan budaya yang
umum dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan
social dari tiap anggota keluarga. Keluarga merupakan orang terdekat
dari lansia yang mengalami gangguan kesehatan dalam keadaan sakit.
Keluarga juga salah satu indicator dalam masyarakat. Apakah masyarakat
sehat atau sakit.
b. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2003) dalam Nadirawati (2018)
sebagai berikut:
1. Fungsi afektif
Fungsi afektif dan koping dimana keluarga memberikan kenyamanan
emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas,
dan mempertahankan saat terjadi stres.
2. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi; keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan,
nilai, sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback dan saran
dalam penyelesaian masalah.
3. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi; dimana keluarga melanjutkan garis keturunannya
dengan melahirkan anak.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi; keluarga memberikan finansial untuk anggota
keluarga dan kepentingan di masyarakat
5. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi pemeliharaan kesehatan; keluarga memberikan keamanan
dan kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan,
perkembangan dan istirahat juga penyembuhan dari sakit.
6. Fungsi keagamaan
keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-nilai agama kepada anak
agar mereka memiliki pedoman hidup yang benar.
7. Fungsi perlindungan
Keluarga sebagai pelindung bagi para anggota keluarga dari
gangguan, ancaman atau kondisi yang menimbulkan
ketidaknyamanan (fisik, psikologis) para anggotanya
c. Tipe dan Bentuk Keluarga
Menurut Nadirawati (2018) pembagian tipe keluarga adalah :
1. Keluarga Tradisional
a) Keluarga Inti (The Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri
dari suami, istri, dan anak baik dari sebab biologis maupun
adopsi yang tinggal bersama dalam satu rumah. Tipe keluarga
inti diantaranya:
1) Keluarga Tanpa Anak (The Dyad Family) yaitu keluarga
dengan suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama
dalam satu rumah.
2) The Childless Familyyaitu keluarga tanpa anak dikarenakan
terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya disebabkan mengejar karir/pendidikan yang terjadi
pada wanita.
3) Keluarga Adopsi yaitu keluarga yang mengambil tanggung
jawab secara sah dari orang tua kandung ke keluarga yang
menginginkan anak.
b) Keluarga Besar (The Extended Fmily) yaitu keluarga yang terdiri
dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah,
contohnya seperti nuclear family disertai paman, tante, kakek
dan nenek.
c) Keluarga Orang Tua Tunggal (The Single-Parent Family)
yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu)
dengan anak. Hal ini biasanya terjadi karena perceraian,
kematian atau karena ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan
d) Commuter Family yaitu kedua orang tua (suami-istri) bekerja di
kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat
tinggal dan yang bekerja di luar kota bisa berkumpul dengan
anggota keluarga pada saat akhir minggu, bulan atau pada
waktuwaktu tertentu.
e) Multigeneration Family yaitu kelurga dengan beberapa generasi
atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
f) Kin-Network Family yaitu beberapa keluarga inti yang tinggal
dalam satu tumah atau berdekatan dan saling menggunakan
barang-barang dan pelayanan yang sama. Contohnya seperti
kamar mandi, dapur, televise dan lain-lain.
g) Keluarga Campuran (Blended Family) yaitu duda atau janda
(karena perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan
anak dari hasil perkawinan atau dari perkawinan sebelumnya.
h) Dewasa Lajang yang Tinggal Sendiri (The Single Adult Living
Alone), yaitu keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup
sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti
perceraian atau ditinggal mati.
i) Foster Familyyaitu pelayanan untuk suatu keluarga dimana
anak ditempatkan di rumah terpisah dari orang tua aslinya jika
orang tua 9 dinyatakan tidak merawat anak-anak mereka dengan
baik. Anak tersebut akan dikembalikan kepada orang tuanya jika
orang tuanya sudah mampu untuk merawat.
j) Keluarga Binuklir yaitu bentuk keluarga setela cerai di mana
anak menjadi anggota dari suatu sistem yang terdiri dari dua
rumah tangga inti.
2. Keluarga Non-tradisional
a) The Unmarried Teenage Motheryaitu keluarga yang terdiri dari
orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah.
b) The Step Parent Family yaitu keluarga dengan orang tua tiri.
c) Commune Family yaitu beberapa keluarga (dengan anak) yang
tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu
rumah, sumber, dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama;
serta sosialisasi anak melalui aktivitas kelompok/membesarkan
anak bersama.
d) Keluarga Kumpul Kebo Heteroseksual (The Nonmarital
Heterosexual Cohabiting Family), keluarga yang hidup bersama
berganti-ganti pasangan tanpa melakukan pernikahan.
e) Gay and Lesbian Families, yaitu seseorang yang mempunyai
persamaan seks hidup bersama sebagaimana ‘marital partners’.
f) Cohabitating Family yaitu orang dewasa yang tinggal bersama
diluar hubungan perkawinan melainkan dengan alasan tertentu.
g) Group-Marriage Family, yaitu beberapa orang dewasa yang
menggunakan alat-alat rumah tangga bersama yang saling
merasa 10 menikah satu dengan lainnya, berbagi sesuatu
termasuk seksual dan membesarkan anak.
h) Group Network Family, keluarga inti yang dibatasi
aturan/nilainilai, hidup berdekatan satu sama lain, dan saling
menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, pelayanan, dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya.
i) Foster Family, keluarga menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat
orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga aslinya.
j) Homeless Family, yaitu keluarga yang terbentuk dan tidak
mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal
yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau masalah
kesehatan mental.
k) Gang, bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga mempunyai
perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal
dalam kehidupannya.
d. Tahap dan Perkembangan Keluarga
1) Tahap I : Keluarga Pasangan Baru (beginning family) Pembentukan
pasangan menandakan pemulaan suatu keluarga baru dengan
pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai kehubungan intim
yang baru. Tahap ini juga disebut sebagai tahap pernikahan. Tugas
perkembangan keluarga tahap I adalah membentuk pernikahan yang
memuaskan bagi satu sama lain, berhubungan secara harmonis
dengan jaringan kekerabatan dan perencanaan keluarga (Friedman,
2010).
2) Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama (childbearing family)
Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi
berusia 30 bulan. Transisi ke masa menjadi orang tua adalah salah
satu kunci dalam siklus kehidupan keluarga. Tugas perkembangan
keluarga disini adalah setelah hadirnya anak pertama, keluarga
memiliki beberapa tugas perkembangan penting. Suami, istri, dan
anak harus memepelajari peran barunya, sementara unit keluarga inti
mengalami pengembangan fungsi dan tanggung jawab (Friedman,
2010)
3) Tahap III : Keluarga dengan Anak Prasekolah (families with
preschool) Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika
anak pertama berusia 2½ tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5
tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang,
dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki,
dan putri-saudara perempuan. Tugas perkembangan keluarga saat ini
berkembang baik secara jumlah maupun kompleksitas. Kebutuhan
anak prasekolah dan anak kecil lainnya untuk mengekplorasi dunia di
sekitar mereka, dan kebutuhan orang tua akan privasi diri, membuat
rumah dan jarak yang adekuat menjadi masalah utama. Peralatan dan
fasilitas juga harus aman untuk anak-anak (Friedman, 2010).
4) Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah (families with school
children) Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah
dalam waktu penuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia
mencapai pubertas, sekitar 13 tahun. Keluarga biasanya mencapai
jumlah anggota keluarga yang maksimal dan hubungan akhir tahap
ini juga maksimal. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini
adalah keluarga dapat mensosialisasikan anak-anak, dapat
meningkatkan prestasi sekolah dan mempertahankan hubungan
pernikahan yang memuaskan (Friedman, 2010).
5) Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja (families with teenagers)
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau
perjalanan kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini
berlangsung selama enam atau tujuh tahun, walaupun dapat lebih
singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama,
jika anak tetap tinggal dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun.
Tujuan utama pada keluarga pada tahap anak remaja adalah
melonggarkan ikatan keluarga untuk meberikan tanggung jawab dan
kebebasan remaja yang lebih besar dalam mempersiapkan diri
menjadi seorang dewasa muda. Tugas perkembangan keluarga yang
pertama pada tahap ini adalah menyeimbangkan kebebasan dengan
tanggung jawab seiring dengan kematangan remaja dan semakin
meningkatnya otonomi. Tugas perkembangan keluarga yang kedua
adalah bagi orang tua untuk memfokuskan kembali hubungan
pernikahan mereka. Sedangkan tugas perkembangan keluarga yang
ketiga adalah untuk anggota keluarga, terutama orang tua dan anak
remaja, untuk berkomunikasi secara terbuka satu sama lain
(Friedman, 2010).
6) Tahap VI : Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda (launching
center families) Permulaan fase kehidupan keluarga in ditandai
dengan perginya anak pertama dari rumah orang tua dan berakhir
dengan “kosongnya rumah”, ketika anak terakhir juga telah
meninggalkan rumah. Tahap ini dapat cukup singkat atau cukup
lama, bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak
yang belum menikah tetap tinggal di rumah setelah mereka
menyelesaikan SMU atau kuliahnya. Tugas perkembangan keluarga
pada tahap ini adalah keluarga membantu anak tertua untuk terjun ke
duania luar, orang tua juga terlibat dengan anak terkecilnya, yaitu
membantu mereka menjadi mandiri (Friedman, 2010).
7) Tahap VII : Orang Tua Paruh Baya (middle age families) Tahap ini
merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika
anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun atau
kematian salah satu pasangan. Tahap ini dimulai ketika orang tua
berusia sekitar 45 tahun sampai 55 tahun dan berakhir dengan
persiunannya pasangan, biasanya 16 sampai 18 tahun kemudian.
Tugas keperawatan keluarga pada tahap ini adalah wanita
memprogramkan kembali energi mereka dan bersiap-siap untuk
hidup dalam kesepian dan sebagai pendorong anak mereka yang
sedang berkembang untuk lebih mandiri serta menciptakan
lingkungan yang sehat (Friedman, 2010).
8) Tahap VIII : Keluarga Lansia dan Pensiunan Tahap terakhir
perkembangan keluarga ini adalah dimulai pada saat pensiunan salah
satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai kehilangan salah satu
pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan yang lain. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap terakhir ini adalah
mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan dan kembali
ke rumah setelah individu pensiun/berhenti bekerja dapat menjadi
problematik (Friedman, 2010).
A.Tinjauan Teori Ispa
1. Definisi
laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan
pernapasan adalah organ yang mulai dari hidung hingga alveoli beserta
paru) dan organ adneksa saluran pernapasan. Sesuai dengan batasan ini
digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
(Depkes, 2010).
2. Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan
a. Organ Pernafasan
1) Hidung
hidung
hidung.
2) Faring
dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.
a) Nasofaring,
b) Orofaring
c) Laringofaring
3) Laring
4) Trakea
rawan yang berbentuk seperti kuku kuda. Panjang trakea 9-11 cm dan
dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos.
Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang
faring yang dapat ditelan atau dikeluarkan melalui rongga mulut. Hal
5) Bronkus
oleh jaringan ikat yang memiliki arteri, limfatik dan saraf (Adib,
2017).
a) Bronkiolus
b) Bronkiolus terminalis
c) Bronkiolus respiratori
pertukaran gas.
6) Paru-Paru
alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas
(belahan paru), lobus pulmo dekstra superior, lobus media, dan lobus
inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus. Paru-paru kiri, terdiri dari
pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri
buah segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobus medialis,
dan 3 buah segmen pada lobus inferior. Tiap- tiap segmen ini masih
2017).
kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk
2017).
(Adib, 2017).
2017).
3. Penyebab
lainnya. Ispa bagian atas umumnya disebabkan oleh virus, sedangkan ispa
dalam penanganannya.
4. Patofisiologi
keatas mendorong virus kearah faring atau dengan suatu tangkapan reflex
spasmus oleh laring. Jika reflex tersebut gagal maka virus merusak lapisan
kenaikan aktfitas kelenjar mucus yang banyak terdapat pada dinding saluran
napas sehingga timbul sesak napas dan juga menyebabkan batuk yang
bahwa dengan adanya suatu serangan infeksi virus pada saluran napas, dapat
demam, dan juga bisa menyebar kesaluran napas bawah. Dampak infeksi
aspek imunologis saluran napas terutama dalam hal bahwa system imun
disaluran napas yang sebagian besar terdiri dari mukosa, tidak sama dengan
system imun sistemik pada umumnya. System imun saluran napas yang
terdiri dari folikel dan jaringan limfoid yang tersebar, merupakan ciri khas
system imun mukosa. Ciri khas berikutnya adalah bahwa IgA memegang
peranan pada saluran napas bawah, diketahui pula bahwa sekretori IgA
napas.
Dari uraian diatas, perjalanan klinis penyekit ispa ini dapat dibagi
5. Manifestasi Klinik
1) Batuk
menit atau lebih untuk umur 2-<12 bulan dan 40 kali per menit atau
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika ditemukan satu atau
5) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba
6. Pemeriksaan Penunjang
b. Pemeriksaan laboratorium
Gambaran darah dapat normal jika disertai infeksi sekunder maka leukosit
dapat meningkat.
c. Pemeriksaan kultur
Dapat dilakukan bila didapat eksudat di orofaring atau plica vocalis. Dapat
streptococcus grup A.
7. Komplikasi
sendiri 5-6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lainnya. Komplikasi yang
penyebaran infeksi.
a. Sinusitis paranasal
Komplikasi ini hanya terjadi pada anak besar karena pada bayi
dan anak kecil sinus paranasal belum tumbuh. Gejala umum tampak
lebih besar, nyeri kepala bertambah, rasa nyeri dan nyeri tekan biasanya
sumbatan hidung, nyeri kepala hilang timbul, bersin yang terus menerus
pernafasan mulut yang menetap dan rangsang faring yang menetap tanpa
Tuba eusthachii yang buntu memberi gejala tuli dan infeksi dapat
demam.
memegang telinganya yang nyeri (pada bayi juga dapat diketahui dengan
kadang hanya ditemui gejala demam, gelisah, juga disertai muntah atau
diare. Karena bayi yang menderita batuk pilek sering menderita infeksi
adalah :
sekret.
(meningitis).
c. Penyebaran infeksi
Penjalaran infeksi sekunder dari nasofaring kearah bawah seperti
8. Penatalaksanaan
a. Pemeriksaan
sebagai berikut:
dada kedalam.
3) Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai
1) Pneumonia berat: diisolasi dari cacing tanah oleh ruiz dan kuat
dinding pada bagian bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk
golongan umur kurang 2 bulan yaitu 60 kali per menit atau lebih.
yaitu:
untuk usia 2-12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan
tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat.
9. Pengobatan
di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat
batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein,
panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila ada
pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah disertai
Invasi Kuman
Inflamasi N Peradangan pada saluran
pernapasan
Merangsang y
pengeluaran Kuman melepas
zat-zat seperti e endotoksin
mediator kimia
bradikinin, r Merangsang tubuh untuk
serotonin, melepas zat pirogen oleh
histamine, dan i leukosit
prostaglandin
Ketidake Hipotalamus kebagian
Nocis fektifan termoregulator
Pola
eptor Napas Suhu tubuh meningkat
Spina Hipertermi
Cord Merangsang
mekanisme pertahanan
Suplai
Thala tubuh terhadap adanya
O2
mikroorganisme
kejaringa
mus n
Meningkatkan produksi
menurun
Korte mucus oleh sel-sel
basilica sepanjang
ks saluran pernapasan
i
Perubahan Infeksi
status
kesehatan
Kurang
pengetahuan
orang tua
Stressor bagi
orang tua
tentang
penyakit
Koping
idak
efektif
Cemas
Hospitalisa
si
Perubahan
progres
keluarga
System imun
menurun
Resiko
Penurunan
Metabolisme Sel
Obstruksi jalan napas
Intoleransi Aktivitas
Ketidakefektifan bersihan
jalan napas
1. Fokus Pengkajian
Diderita oleh usia bayi dan usia dewasa. Pada usia bayi kebanyakan diderita dengan usia 0-5
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin perempuan mayoritas yang terkena penyakit ini karena kekebalan tubuh perempuan
Timbulnya ISPA disebabkan karena riwayat keluarga dan lingkungan terjadi pada anak-anak
dengan adanya pernapasan dalam dan dangkal, retraksi dinding dada, pernapasan cuping hidung,
sianosis pada mulut dan hidung, suhu tubuh meningkat 39- 40°C. Penyakit ISPA membuat aktivitas
klien berkurang, timbulnya ISPA sering terjadi pada anak-anak dan lingkungan.
d. Riwayat keluarga
f. Sirkulasi
Denyut jantung menjadi cepat, sianosis, suhu tubuh meningkat 39-40°C dan membran mukosa
lembab.
g. Integritas ego
j. Interaksi social
k. Keamanan
a. Data umum
Meliputi: Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu Tugas perkembangan keluarga ( Tugas
perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi dan Tugas perkembangan keluarga yang belum
c. Lingkungan
d. Struktur kelurga
Meliputi: Pola komunikasi keluarga, Struktur kekuatan keluarga, Struktur peran, Nilai dan
norma keluarga, Fungsi keluarga (Fungsi afektif, Fungsi sosialisasi, Fungsi reproduksi, Fungsi
lingkungan/memelihara lingkungan yang sehat untuk perawatan anggota keluarga yang sakit,
Meliputi: Stressor jangka pendek dan jangka panjang (Stressor jangka pendek (<6 bln),
Stressor jangka panjang (≥6 bln), Respon keluarga terhadap stressor dan mekanisme koping
yang digunakan (Respon keluarga terhadap stressor, Strategi koping yang digunakan, Strategi
adaptasi disfungsional)
f. Pemeriksan fisik
g. Harapan keluarga
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada keluarga dengan ISPA menurut problem (NANDA,
2015-2017) adalah :
c. Kurang volume cairan berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat dan kesulitan
menelan
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya intake
e. Ansietas berhubungan dengan kesulitan bernafas, prosedur dan lingkungan yang tidak
dikenal/rumah sakit
yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan, dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan
Rencana keperawatan keluarga mencakup tujuan umum dan tujuan khusus yang didasarkan
pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab
(Suprajitno, 2014).
Sedangkan Friedman (2014) menyatakan ada beberapa tingkat tujuan. Tingkat pertama
meliputi tujuan-tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur, langsung dan spesiflk. Sedangkan
tingkat kedua adalah tujuan jangka panjang yang merupakan tingkatan terakhir yang menyatakan
maksud-maksud luas yang yang diharapkan oleh perawat maupun keluarga agar dapat tercapai.
Wright dan Laehey dalam freedman (2014) menganjurkan bahwa intervensi keperawatan
b. Keluarga dengan anggota keluarga berpenyakit yang berdampak pada anggota keluarga lainnya
d. Salah satu anggota keluarga menunjukkan perbaikan atau kemunduran dalam status kesehatan
Dukungan perilaku
keputusan
2. Keluarga dapat - informasikan pada
mengambil pasien mengenai
keputusan perawatan pandangan-
ISPA pandangan atau solusi
a. Partisipasi dalam alternatif dengan cara
mengambil yang jelas dan
keputusan mendukung
- Bantu pasien
mengidentifikasi
keuntungan dan
kerugian dari setiap
alternatif pilihan
- fasilitasi pengambilan
keputusan kolaboratif
- Pengajaran:
pengobatan ISPA
- Monitor TTV
3. Keluarga dapat
merawat anggota
keluarga dengan
ISPA
a. Perilaku patuh:
pengobatan yang
dianjurkan
b. Perilaku patuh :
latihan yang
disarankan Identifikasi faktor
c. TTV resiko
4. Keluarga dapat Modivikasi lingkungan
memodifikasi untuk perawatan
lingkungan untuk penderita ISPA
perawatan penderita
ISPA Mengunjungi
a. Faktor resiko fasilitas kesehatan
ISPA Pemanfaatan fasilitas
5. Keluarga dapat pelayanan kesehatan
menggunakan
fasilitas pelayanan
kesehatan
a. Kepatuhan:
perilaku menerima
pelayanan
Kesehatan
4 Perilaku kesehatan 1. Keluarga dapat Pengajaran proses
cenderung beresiko mengenal masalah penyakit
ISPA Mengkaji tingkat pen
a. Pengetahuan: getahuan keluarga
Proses penyakit mengenai penyakit
ispa.
- Mengenali pengetahu
an pasien mengenai
kondisinya.
- Memberikan informa
si kepada keluarga
mengenai kondisi
anggota keluarga
yang menderita ispa.
- Mendiskusikan perub
ahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi dimasa
yang akan datang
Dukungan membuat
keputusan
2. Keluarga dapat - informasikan pada
mengambil pasien mengenai
keputusan perawatan pandangan-
ISPA pandangan atau solusi
a. Berpartisipasi alternatif dengan cara
dalam yang jelas dan
memutuskan mendukung
perawatan - Bantu pasien
kesehatan mengidentifikasi
keuntungan dan
kerugian dari setiap
alternatif pilihan
- fasilitasi pengambilan
keputusan kolaboratif
Pengajaran tentang
perilaku beresiko
- menjelaskan tentang
hal-hal yang
menyebabkan resiko
3. Keluarga mampu terjadinya penyakit
merawat anggota seperti merokok
keluarga yang sakit
a. Vital sign
b. Penampian care Identifikasi factor
giver perawatan resiko
langsung - Modivikasi
4. Keluarga mampu lingkungan untuk
memodifikasi perawatan penderita
lingkungan ISPA
a. Lingkungan Mengunjungi
rumah yang aman fasilitas kesehatan
5. Keluarga dapat - Pemanfaatan fasilitas
menggunakan pelayanan kesehatan
fasilitas pelayanan yang ada
kesehatan
a. Kepatuhan:
perilaku menerima
pelayanan
Kesehatan
4. Implementasi
tindakan disusun dan ditujukan pada nursing iders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang di harapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang
a. Fisioterapi dada
pertanyaan:
Jika jawaban benar diberikan nilai (2.5), jika jawaban salah diberikan
nilai(0) Baik: jika nilai yang diperoleh >50% Kurang: jika nilai yang
diperoleh ≤ 50%
b. Pengetahuan
pertanyaan:
Jika jawaban benar diberikan nilai (2), jika jawaban salah diberikan
nilai(0) Baik: jika nilai yang diperoleh >50% Kurang: jika nilai yang
diperoleh ≤ 50%
pertanyaan:
Jika jawaban benar diberikan nilai (2), jika jawaban salah diberikan
nilai(0)
Baik: jika nilai yang diperoleh >50% Kurang: jika nilai yang diperoleh ≤
50%
d. Batuk efektif
pertanyaan:
Jika jawaban benar diberikan nilai (2), jika jawaban salah diberikan
nilai(0) Baik: jika nilai yang diperoleh >50% Kurang: jika nilai yang
diperoleh ≤ 50%
e. Patuh pengobatan
pertanyaan:
Jika jawaban benar diberikan nilai (2), jika jawaban salah diberikan
nilai(0) Baik: jika nilai yang diperoleh >50% Kurang: jika nilai yang
diperoleh ≤ 50%
pertanyaan:
Jika jawaban benar diberikan nilai (1), jika jawaban salah diberikan
nilai(0) Baik: jika nilai yang diperoleh >50% Kurang: jika nilai yang
diperoleh ≤ 50%
DAFTAR PUSTAKA
kesehatan. Jakarta: