Anda di halaman 1dari 103

HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN KEMANDIRIAN

MELAKUKAN AKTIVITAS SEHARI-HARI DI PANTI


SOSIAL TRESNA WERDA AL-KAUTSAR
PALU TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program


Pendidikan Diploma IV Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan

Oleh:

KD KARTIKA SARASWATI
NIM. PO 7120314 018

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


PALU JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM
STUDI D IV KEPERAWATAN PALU
2018
ii
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas
Nama : KD kartika Saraswati
Nim : Po 7120314018
Tempat Tanggal Lahir : Palu, 02 Mei 1996
Agama : Hindu
Alamat : JL. Trans Lik Layana indah E23

B. Riwayat pendidikan
1. Tamat TK Pertiwi Tahun 2003
2. Tamat SD Negeri 24 Palu Tahun 2008
3. Tamat SMP Negeri 4 Palu Tahun 2011
4. Tamat SMA Negeri 1 Palu Tahun 2014
5. Mengikuti Pendidikan Di Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu
Program Studi D-IV Keperawatan Palu Mulai 2014

iv
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D IV KEPERAWATAN PALU

Saraswati Kd Kartika 2018, Hubungan senam lansia dengan kemandirian melakukan aktivitas
sehari-hari di panti sosial Tresna werda Al-Kautsar palu tahun 2018. Skripsi
Poltekkes kemenkes palu jurusan keperawatan prodi DIV Keperawatan Palu.
Pembimbing (1) Iwan (2) Junaidi

ABSTRAK

(xii+58 halaman+6 tabel+1 gambar+13 lampiran )

Ketergantungan activity of daily living pada lansia merupakan masalah keperawatan


yang sering terjadi pada komunitas lansia, hal ini dikarenakan lansia mengalami penuaan dan
penurunan fisiologis sehingga akan mempengaruhi kesehatan. Namun lansia akan tetap
mampu melaksanakan activity of daily living secara mandiri jika ditunjang olahraga yang
teratur, salah satunya senam lansia.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan senam lansia dengan kemandirian melakukan aktivitas sehari-hari di yayasan Al-
kautsar palu.
Jenis penelitian ini adalah analitik. Populasi dalam penelitian ini semua lansia yang
terdaftar di yayasan Al-kautsar palu baik yang tinggal menetap maupun yang non panti
sebanyak 121 orang. Sampel berjumlah 33 orang yang dihitung menggunakan rumus slovin
dan pengambilan sampel adalah purposive sampling. Analisa data menggunakan analisis
Univariat dan Bivariat dengan uji Chi-square.
Hasil penelitian pada 33 responden di panti sosial Tresna werda Al-Kautsar palu
didapatkan hasil bahwa 17 responden (51.5%) yang menyatakan senam secara aktif dengan
aktivitas mandiri berjumlah 21 responden (63,6%), sedangkan dari 16 responden (48,5%)
yang senam kurang aktif, lebih sedikit tidak mandiri berjumlah 12 responden (36,4%)
dibanding dengan mandiri berjumlah 21 responden (63,6%). Hasil uji statistik dengan melihat
nilai continuity correction didapatkan nilai p = 0,016 <0,05 yang berarti H0 ditolak dan Ha
diterima (ada hubungan yang bermakna antara senam lansia dengan kemandirian melakukan
aktifitas aktif dalam sehari-hari).
Kesimpulan hasil penelitian bahwa ada hubungan senam lansia dengan kemandirian
melakukan aktivitas sehari-hari di panti sosial Tresna werda Al-Kautsar palu tahun 2018.
Saran untuk lansia agar secara rutin mengikuti senam lansia agar mampu melaksanakan
aktivitas hidup sehari-hari secara mandiri.
Kata kunci : Senam lansia, Aktifitas dasar sehari-hari
Daftar pustaka : 23 : (19 Buku ) + (4 jurnal ) (2002-2017)

v
KATA PENGANTAR

OM SWASTYASTU…

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmat-nya peneliti telah dapat menyelesaian skripsi ini dengan judul

“Hubungan senam lansia dengan kemandirian melakukan aktifitas sehari-hari di panti

sosial tresna werda Al-kautsar palu tahun 2018” sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan studi di politeknik kesehatan kemenkes palu jurusan keperawatan

prodi D-IV keperawatan palu.

Peneliti menyampaikan ucapan terimakasih teristimewa untuk kedua orang

tua, Ayah (I wayan pardana S.sos) dan ibu ( Ni wayan wiratni ) kakak ( Putu wira

permana) kedua adik penulis ( Komang angga jagatdita) dan ( ketut anggi gayatri)

yang selalu memberikan motivasi dan doa serta dukungan baik moril maupun

material selama menjalani studi hingga penyusunan skripsi ini.

Skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu

pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati peneliti juga mengucapkan

terimakasih kepada yang terhormat Bapak/Ibu :

1. Nasrul,SKM,M.Kes, Direktur politeknik kesehatan kemenkes palu.

2. Sabrin O, ladongi S.Ag.,MH.,MM Ketua yayasan panti sosial tresna werda Al-

kautsar palu.

vi
3. Selvi Alfrida M.,S.Kp.,M.Si, Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik kesehatan

kemenkes palu.

4. Iwan.S.Kep.Ns.M.Kes ketua prodi D-IV Keperawatan Politeknik kesehatan

kemenkes Palu. Sekaligus sebagai pembimbing utama yang telah banyak

meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan arahan serta bimbingan

selama proses penyusunan skripsi ini.

5. Drs.Junaidi,M.kes. Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan

pikirannya untuk memberikan arahan serta bimbingan selama proses penyusunan

skripsi ini.

6. Amyadin,SKM,M.Si Penguji I yang telah banyak memberikan arahan serta

masukan selama ujian proposal dan skripsi.

7. Andi fatmawati S.S.Kep,Ners,M.kep.Sp.Kep.An Penguji II yang telah banyak

memberikan arahan serta masukan selama ujian proposal dan skripsi.

8. Aminudin.S.Kep,Ners,M.kes Penguji III yang telah banyak memberikan arahan

serta masukan selama ujian proposal dan skripsi.

9. Seluruh dosen dan staf Poltekkes Kemenkes Palu yang telah banyak memberikan

masukan-masukan sehubungan dengan penyusunan skripsi ini dan yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada peneliti, bimbingan serta dorongan

moril selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes Palu jurusan D-IV

keperawatan.

vii
10. Teristimewa untuk I Gusti kadek roy naldo S.Kom yang sudah memberi perhatian,

sabar menghadapi penulis dan slalu memberikan motivasi dan support kepada

penulis selama menyusun skripsi ini.

11. Sahabat PD Kmhdi Sulawesi tengah Niluh widi sumarni S.Kom, Niluh yeni

puspitasari S.Kom, Gede dana S.Kom, Sri Aryanti, yang selalu mendukung,

menghibur disaat lelah, salalu memberi dorongan semangat untuk mengerjakan

skripsi, dan kebersamaan yang tidak terlupakan.

12. Terimakasih untuk semua teman-teman mahasiswa(i) D-IV Keperawatan angkatan

2014 yang tidak bisa di sebutkan namanya satu persatu.

Dalam penelitian skripsi ini peneliti menyadari sepenuhnya bahwa

penelitian skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu peneliti mengharapkan

kritik dan ssaran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Palu, Agustus 2018

peneliti

viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI ............................................................ iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... .7
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7
D. Manfaat penelitian ................................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan teori lansia
1. Pengertian lanjut usia ...................................................................... 9
2. Siklus hidup manusia ....................................................................... 11
3.Karakteristik lansia ............................................................................ 11
4. Permasalahan lansia dengan berbagai kemampuannya .................... 11
5. Fungsi perawatan lansia dalam keluarga .......................................... 13
6. Teori proses menua........................................................................... 14
7. Tipe lansia ........................................................................................ 19
A. Tinjauan teori aktivitas
a. Pengertian aktivitas .......................................................................... 20
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas dan mobilitas ............. 21
c. Toleransi aktifitas ............................................................................ 22
d. Sistem tubuh yang berperan dalam aktivitas ................................. 22
C. Tinjauan teori senam lansia
1. Pengertian ....................................................................................... 24
2. Jenis-jenis senam lansia ..................................................................26
3. Manfaat senam lansia ...................................................................... 26
4. Permasalahan lansia dalam melakukan senam ................................ 27
5. Latihan fisik pada lansia ................................................................. 28
6. Dosis latihan fisik ............................................................................ 30
7. Standar oprasional prosedur senam lansia ....................................... 30
D. Kerangka pikir ...................................................................................... 34
E. Hipotesis .............................................................................................. 35

ix
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 36
B. Tempat dan waktu penelitian................................................................ 36
C. Populasi dan Sampel penelitian ........................................................... 36
D. Variabel Penelitian ................................................................................ 38
E. Defenisi operasional ............................................................................... 38
F. Tehnik pengumpulan data ...................................................................... 40
G. Pengolahan data ...................................................................................... 41
H. Analisis data ........................................................................................... 42
I. Penyajian data ......................................................................................... 44
J. Etika penelitian ....................................................................................... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................... 46
B. Hasil Penelitian ........................................................................................... 47
C. Pembahasan peneliti .................................................................................... 52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 55
B. Saran ............................................................................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 57
LAMPIRAN

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pikir .................................................................. 35

xi
DAFTAR TABEL

4.1 Distribusi Umur Responden Yang Melakukan Senam Dan Aktivitas

Di Yayasan Werda Al-Kautsar Palu ..........................................................48

4.2 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden Yang Melakukan Senam

Dan Aktivitas Di Yayasan Werda Al-Kautsar Palu ...................................49

4.3 Distribusi Jenis Kelamin Responden Yang Melakukan Senam

Dan Aktivitas Di Yayasan Werda Al-Kautsar Palu ...................................49

4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Aktivitas Lansia Di Yayasan

Werda Al-Kautsar Palu ...............................................................................50

4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Senam Lansia Di Yayasan

Werda Al-Kautsar Palu ...............................................................................50

4.6 Hubungan Antara Senam Lansia Dengan Kemandirian Melakukan

Aktivitas Sehari-hari Di Yayasan Werda Al-Kautsar Palu .........................51

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1. Surat Persetujuan Etik

Lampiran 2. Surat Surat Pengambilan Data Awal

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 6. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian

Lampiran 7. Hasil Uji Validitas

Lampiran 8. Master Table

Lampiran 9. Hasil (out put ) Univariat Dan Bivariat

Lampiran 10. Pernyataan Keaslian Penelitin

Lampiran 11. Jadwal Kegiatan Peneliti

Lampiran 12. Lembar Konsul Pembimbing

Lampiran 13. Dokumentasi penelitian

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi

fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga

berkurang, energi menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang

makin rapuh, dsb. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki

masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Menurunnya fungsi

berbagai organ, lansia menjadi rentan terhadap penyakit yang bersifat akut

atau kronis. Ada kecenderungan terjadi penyakit degeneratif dan penyakit

metabolik (Nugroho, 2016).

Lanjut usia merupakan suatu anugrah. Menjadi tua, dengan segenap

keterbatasannya, pasti akan dialami oleh seseorang bila ia panjang umur. Di

Indonesia, istilah untuk kelompok usia ini belum baku, orang memiliki

sebutan yang berbeda-beda. Ada yang menggunakan istilah usia lanjut ada

pula lanjut usia. Atau jompo dengan padanan kata dalam bahasa inggris biasa

disebut theaged, the elders, older adult, serta senior citizen (Aisah, 2014).

Secara individu semakin lanjut usia mereka akan mengalami

kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik sehingga mengakibatkan

timbulnya gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan sehari-hari (ADL) yang

1
2

berakibat dapat meningkatkan ketergantungan untuk memerlukan bantuan

orang lain (Nugroho, 2016).

Masalah psikologis merupakan faktor penting yang dapat

mempengaruhi kehidupan lansia, di antaranya : kesepian, keterasingan dari

lingkungan, kurang percaya diri, keterlantaran terutama bagi lansia yang

miskin serta kurangnya dukungan dari anggota keluarga keadaan fisik lemah

dan tak berdaya, sehingga harus bergantung pada orang lain (Maryam, dkk,

2008).

Memasuki usia lanjut, secara kejiwaan individu berpotensi mengalami

perubahan sifat, seperti : bersifat kaku dalam berbagai hal, kehilangan minat,

tidak memiliki keinginan-keinginan tertentu, maupun kegemaran yang

sebelumnya pernah ada (Noorkasiani, 2009).

Aktivitas kehidupan harian yang dalam istilah bahasa ingris disingkat

ADL (activity of daily living) merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri.

Aktivitas sehari-hari meliputi antara lain: ketoilet, makan, berpakaian

(berdandan), mandi, dan berpindah tempat. Termasuk disini kegiatan belanja,

masak, pekerjaan rumah tangga, mencuci, telfon, menggunakan sarana

transportasi, mampu menggunakan obat secara benar, serta menejemen

keuangan (Aisah, 2014).

Latihan fisik sebagai upaya promotif dan preventif dalam kesehatan

lansia, mempunyai pengaruh besar terhadap status fungsional lansia dalam

melakukan ADL. Lansia akan tetap mampu melaksanakan tugas sehari-hari


3

tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan tenaga

untuk menikmati waktu senggangnya dengan baik, jika ditunjang latihan fisik

atau olahraga yang teratur (Maryam, dkk, 2008).

Aktivitas sehari-hari tersebut, tidak setiap lansia dapat melakukannya

secara mandiri, karena lanjut usia sudah terjadi penurunan kondisi

fisik/biologis, kondisi psikologis serta perubahan kondisi sosial (Nugroho,

2016).

Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah-masalah yang

terjadi sebagai aktibat dari perubahan yang dialami lansia salah satunya yaitu

perawatan diri sehari-hari, senam atau latihan pergerakan secara teratur,

makan makanan yang bergizi, dan pemeriksaan secara teratur (Maryam, dkk,

2008).

Salah satu upaya menjaga kesehatan dan pencegahan penyakit bagi

lansia, dianjurkan untuk melakukan senam lansia. Senam bagi lansia memiliki

gerakan-gerakan yang sederhana dengan tempo yang lambat dan waktu yang

diperlukan juga singkat sehingga tenaga yang dikeluarkan tidak terlalu besar,

meskipun gerakannya cukup sederhana tetapi olahraga tersebut memiliki

manfaat yang begitu besar terutama bagi kaum lansia (Aisah, 2014).

Kemampuan kemandirian yang kurang baik akan berdampak pada

pemenuhan aktivitas sehari-hari, yang dapat menyebabkan lansia tidak

percaya diri, merasa diasingkan, merasa tidak berguna, mudah menangis,

mengurung diri, dan tentunya akan membuat lansia semakin malas untuk
4

melakukan aktivitas sehari-hari. Dalam menghadapi permasalahan ini yang

sangat berperan adalah keluarga dan masyarakat sekitar. Sebagian masyarakat

beranggapan bahwa warga lansia adalah manua tidak mampu, lemah, sakit-

sakitan, mengesankan mereka diperlakukan sebagai manusia tidak bedaya,

sehingga aktivitasnya dibatasi (Sugianti, 2011).

Untuk meningkatkan kebugaran para lansia maka dilakukan senam

lansia. Dengan mengikuti senam lansia tubuh akan menjadi segar sehingga

dapat melakukan aktivitas dasar sehari-hari (Widadi, 2016).

Peningkatan jumlah penduduk usia lanjut menyebabkan perlunya

perhatian pada lansia agar lansia tidak hanya berumur panjang tetapi juga

dapat menikmati masa tuanya dengan bahagia serta meningkatkan kwalitas

hidup dari mereka. Menurut hirarki kebutuhan dasar manusia maslow,

terdapat lima kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi yaitu kebutuhan

fisiologis, keamanan dan kenyamanan, mencintai dan dicintai, harga diri dan

aktualisasi diri (Hidayat, 2014).

Hasil penelitian Aisah (2014), pengaruh senam lansia terhadap

aktivitas sehari-haripada lansia di desa mijen ungaran kelurahan gedanganak

kecamatan uangara timur, hasil penelitian dari 34 responden yang di ambil

dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Pengumpulan data dengan

menggunakan kuesioner. Tehnik analisa data menggunakan analisa univariat

dan analisa bivariat (Uji Shapiro wilk). Hasil penelitian menunjukan bahwa

ada perbedaan aktivitas sehari-hari lansia sebelum dan sesudah dilakukan


5

senam lansia pada kelompok intervensi. Berdasarkan uji t, diperoleh p-value <

(0,05). Tidak ada perbedaan yang signifikan pada aktivitas sehari-hari lansia

sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok control. Berdasarkan hasil uji

t, diperoeh p-value sebesar 0,05. Terlihat bahwa p-value 0,05>α (0,05). Ada

pengaruh senam lansia terhadap aktivitas sehari-hari lansia. Berdasarkan uji t,

didapatkan p-value 0,016 < α (0,05).

Jumlah orang lanjut usia diseluruh dunia diperkirakan ada 629 juta

jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun), dan diperkirakan pada

tahun 2025 akan mencapai 1,2 miliar. Di negara maju, pertambahan populasi/

penduduk lanjut usia telah diantisipasi sejak awal abad ke-20. Tidak heran

bila masyarakat dinegara maju sudah lebih siap menghadapi pertambahan

populasi lanjut usia dengan aneka tantangannya (Nugroho, 2016).

Berdasarkan data proyeksi penduduk, tahun 2017 terdapat 23,66 juta

jiwa penduduk lansia di Indonesia (BPS, 2017)

Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah jumlah lansia pada

tahun 2015 tercatat 209.788 jiwa. Tahun 2016 mengalami peningkatan

menjadi 254,656 jiwa, dan ditahun 2017 tercatat 228,359 jiwa (Dinkes

sulteng, 2018). Data Dinas Kesehatan Kota Palu jumlah lansia pada tahun

2015 tercatat 19,450 jiwa. Tahun 2016 mengalami peningkatan jumlah lansia

yaitu 47,494 jiwa. Dan pada tahun 2017 jumlah lansia di kota palu kembali

mengalami kenaikan yaitu tercatat 72,671 jiwa (Dinkes kota palu, 2018). Data

jumlah lansia di Panti Sosial Tresna Werda Al-Kautsar adalah 11 orang


6

sedangkan yang non panti berjumlah 110 orang, jadi jumlah lansia yang

tercatat di panti sosial Tresna Werda Al-Kautsar sebanyak 121 orang lansia.

Saat melakukan observasi pada bulan januari, para lansia yang ada di

Panti Sosial Tresna Werda Al-Kautsar terlihat cenderung hanya diam

dikamar, saat waktu makan penjaga panti selalu memanggil para lansia untuk

kumpul diruang makan, bahkan ada lansia yang makanannya di antarkan

kekamar karena lansia malas untuk keluar kamar, para lansia yang tinggal

menetap dipanti terlihat malas untuk mandi. Beberapa lansia juga mengalami

gangguan tidur, gangguan obstipasi dan penurunan daya ingat (pikun).

Terlihat para lansia yang ada di panti sosial tersebut sudah mengalami

kemunduran – kemunduran fisik yang umum terjadi seiring dengan

bertambahnya usia, kemunduran – kemunduran tersebut meliputi kulit yang

sudah mengendur, wajah keriput, gigi mulai ompong, rambut beruban atau

memutih.

Menurut pengelola Yayasan, lansia di Panti Sosial Tresna Werda Al-

Kautsar diberikan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menjaga dan

mempertahankan kebugaran tubuh lansia. Lansia dibimbing untuk melakukan

kegiatan Activity Daily Living (ADL) agar dapat mandiri dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Setiap hari minggu para lansia diberikan senam lansia

agar kondisi fisik mereka tetap terjaga khususnya untuk menjaga kelenturan

otot-otot dan persendian sehingga mereka terhindar dari penyakit-penyakit

yang dapat menyebabkan terganggunya sistem alat gerak tubuh lansia.


7

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini apakan terdapat hubungan antara senam lansia

dengan kemandirian melakukan aktivitas dasar sehari-hari lansia di yayasan

Werda Al-Kausar Palu ?

C. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

Diketahuinya ada hubungan antara senam lansia dengan kemandirian

melakukan aktivitas dasar sehari-hari di yayasan Werda Al-Kautsar Palu.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi lanjut usia

Dengan mengikuti senam lansia diharapkan lansia mampu

melaksanakan aktivitas hidup sehari-hari secara mandiri serta tidak lagi

merasa cepat lelah.

2. Bagi yayasan Werda Al-kautsar palu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi yang

dapat digunakan dalam merumuskan langkah-langkah untuk

meningkatkan peran serta lansia dalam mengikuti senam lansia.

3. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

mengenai hubungan antara senam lansia dengan kemandirian lansia dalam

melakukan aktivitas dasar sehari-hari


8

4. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber referensi bagi

penelitian selanjutnya yang akan meneliti tentang hubungan senam lansia

dengan kemandirian melakukan aktivitas dasar sehari-hari.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Lansia

1. Pengertian Lanjut Usia

a. Usia lanjut adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. Menjadi

tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai

gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit mulai mengendur,

timbul keriput, rambut beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan

penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan

kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama diperut dan

pinggul (Maryam,dkk,2008)

b. Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat

mencapai usia tersebut,maka orang yang berusia lanjut memerlukan

tindakan keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun preventif,

agar ia dapat menikmati masa usia emas serta menjadi masa usia lanjut

yang berguna dan bahagia (Maryam,dkk,2008).

c. Menurut constantinides (1994) dalam Darmojo (2015), Menua (

menjadi tua = aging ) adalah suatu proses menghilangnya secara

perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri

dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak

9
10

dapat bertahanterhadap jejas ( termasuk infeksi ) dan memperbaiki

kerusakan yang diderita.

d. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,

tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak

permulaan kehidupan menjadi tua adalah proses alamiah, yang berarti

seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa, dan

tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis

(Nugroho, 2016).

e. Lanjut usia merupakan anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

keterbatasannya, pasti akan dialami oleh seorang bila ia panjang umur.

Di Indonesia, istilah untuk kelompok usia ini belum baku, orang

memiliki sebutan yang berbeda-beda. Ada yang menggunakan istilah

usia lanjut ada pula lanjut usia. Ataupun jompo dengan padaran kata

dalam bahasa inggris disebut the eged, the elder, older adult, serta

senior citizen (S. Tamber, 2009).

f. Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh tuhan yang

maha esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa

tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir. Dimasa ini

seseorang mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial secara

bertahap (azizah, 2011).


11

2. Siklus hidup manusia

Siklus hidup manusia merupakan proses perjalanan hidup manusia

sejak lahir sampai meninggal dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

menurut Wahyudi, Nugroho, (2000) dalam Muhith abdul, siyoto sandu,

(2016). Siklus hidup lansia yaitu : Usia pertengahan (middle age), ialah

kelompok usia 45 sampai 59 tahun.

a. Lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun.

b. Lanjut usia tua (old), antara 60 sampai 75 tahun.

c. Usia sangat tua (very old), di atas 90 tahun.

3. Karakteristik Lansia

Menurut Mariyam dkk (2008), Lanjut usia memiliki beberapa

karakteristik diantaranya adalah :

a. Orang Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai denganPasal 1 ayat (2) UU

No.13 tentang kesehatan).

b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai

sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi

adaptif hingga kondisi maladaptive.

c. Lingkungan dan tempat tinggal yang bervariasi.

4. Permasalahan lansia dengan berbagai kemampuannya

Menurut juniati dan sahar, (2001) dalam Muhith abdul, siyoto

sandu, (2016). Proses menua didalam perjalanan hidup manusia

merupakan suatu hal yang wajar akan dialami semua orang yang
12

dikarunia umur panjang. Hanya cepat lambatnya proses tersebut

bergantung pada masing-masing individu yang bersangkutan. Adapun

permasalahan yang berkaitan dengan lanjut usia antara lain :

a. Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai

masalah, baik secara fisik, biologi, mental, maupun sosial ekonomis.

Semakin lanjut usia seseorang, iya akan mengalami kemunduran

terutama dibidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan

timbulnya gangguan didalam hal mencakup kebutuhan hidupnya

sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan

bantuan orang lain.

b. Lanjut usia tidak hanya ditandai dengan kemunduran fisik. Kondisi

lanjut usia dapat pula berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin

lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang. Hal itu

akan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan

lingkungannya. Hal ini dapat memberikan dampak pada kebahagiaan

seseorang.

c. Pada usia mereka yang telah lanjut, sebagian dari para lanjut usia

tersebut masih mempunyai kemampuan untuk bekerja. Permasalahan

yang mungkin timbul adalah bagaimana memfungsikan tenaga dan

kemampuan mereka tersebut didalam situasi keterbatasan kesempatan

kerja.
13

d. Masih ada sebagian dari lanjut usia yang mengalami keadaan terlantar.

Selain tidak mempunyai bekal hidup dan pekerjaan/penghasilan,

mereka juga tidak mempunyai keluarga atau sebatang kara.

e. Dalam masyarakat tradisional, biasanya lanjut usia dihargai dan

dihormati sehingga mereka masih dapat berperan yang berguna bagi

masyarakat. Akan tetapi, dalam masyarakat industri ada

kecenderungan mereka kurang dihargai sehingga mereka terisolasi dari

kehidupan masyarakat.

f. Karena kondisinya, lanjut usia memerlukan tempat tinggal atau

fasilitas perumahan yang khusus.

5. Fungsi perawatan lansia dalam keluarga

Adapun fungsi perawatan lansia (Azizah, 2011).

a. Mengoptimalkan kesehatan lansia secara umum, serta memperbaiki,

mempertahankan kapasitas fungsional.

b. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan

lansia.

c. Sebagai pemantau keperawatan kesehatan lansia.

d. Mempertahankan derajat kesehatan untuk dapat mengenal kesehatan

lansia.

e. Membantu lansia dalam mengatasi adanya perlakuan yang tidak adil

dalam keluarga.
14

f. Meningkatakan peran serta keluarga dan masyarakat dalam upaya

meningkatkan kesejahteran lanjut usia dilingkungan keluarga lanjut

usia sendiri.

g. Memberikan pendamping terhadap lanjut usia yang mempunyai

hambatan fisik, mental, sosial, ekonomi, dan spiritual sehingga lanjut

usia dapat mengatasi masalahnya dan dapat hidup secara wajar.

h. Meningkatkan kemampuan lanjut usia untuk menyesuaikan diri

dengan lingkungan.

i. Menciptakan suasana yang menyenangkan seperti rasa aman, nyaman

dan tentram bagi lanjut usia.

6. Teori proses menua

Penuaan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari,

berjalan terus menerus dan berkesinambungan. Setiap individu penuaan

(againg) yang terbagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Penuaan

primer adalah proses deteriorasi tubuh yang sifatnya bertahap, tidak

terhindarkan dan umum dialami manusia. Penuaan sekunder mengarah

pada proses yang mempengaruhi tingkat penuaan primer, sebagai akibat

dari suatu kondisi penyakit, pemaparan lingkungan fisik yang tidak sehat,

dan juga penyalahgunaan yang termasuk didalam control manusia seperti

stress di tempat kerja, paparan racun dari lingkungan, dan lain

sebagainya. Proses penuaan akan menyebabkan perubahan anatomis dan


15

fisiologis pada tubuh sehingga dapat mempengaruhi fungsi dan

kemampuan tubuh secara keseluruhan (Widyanto, 2014).

Proses menua (aging) adalah suatu proses keadaan yang terjadi di

dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang

hidup yang tidak hanya dimulai dari waktu tertentu, tetapi dimulai sejak

permulaan kehidupan (Padila, 2013).

Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan

mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dpat bertambah

terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Sandu, dkk,

2016).

Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori

biologi, teori psikologi, teori sosial, dan teori spiritual.

a. Teori biologi

1). Teori genetik dan mutasi

Menurut teori genetik dan mutasi, menua telah terprogram secara

genetic untuk spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari

perubahan biokimia yang di program oleh molekul-molekul DNA dan

setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi (Maryam, dkk, 2008 ).

Teori mutasi somatik, menurut teori ini proses menua disebabkan

oleh faktor lingkungan. Dapat diketahui bahwa radiasi dan zat kimia

dapat memperpendek umur, terjadinya progesif mutasi yang progesif


16

pada DNA sel somatic, akan menyebabkan terjadinya penurunan

kemampuan fungsional sel ( Darmojo, 2015).

2). Teori radikal bebas

Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya

radikal bebas (kelompok atom ) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-

bahan organic seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan

sel-sel tidak dapat melakukan regenerasi (Maryam, dkk, 2008 ).

3). Teori rantai silang

Teori ini menjelaskan bahwa menua disebabkan oleh lemak,

protein, karbohidrat, dan asam nukleat (molekul kolagen ) bereaksi

dengan zat kimia dan radiasi, mengubah fungsi jaringan yang

menyebabkan perubahan pada membran, plasma, yang mengakibatkan

terjadinya, jaringan yang kaku, kurang elastis, dan hilangnya fungsi pada

proses menua (Nugroho, 2016).

4). Teori immunologi

Dalam proses metabolisme tubuh, diproduksi suatu zat khusus.

Ada jaringan tubuh yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga

jaringan tubuh lemah dan sakit. Mutasi yang berulang dapat

menyebabkan berkurangnya kemampuan system tubuh mengenali dirinya

sendiri (self recognition) (Nugroho, 2016).


17

5). Teori stress

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan

tubuh. Regenerasi tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan

internal, kelebihan usaha, dan stress yang menyebabkan sel-sel tubuh

lelah terpakai (Maryam, dkk, 2008)

b. Teori psikologi

Perubahan psikologi yang terjadi dapat dihubungkan pula

dengan ke akuratan mental dan keadaan fungsianal yang efektif.

Kepribadian individu yang terdiri atas motivasi dan intelegensi dapat

menjadi karakteristik konsep diri dari seorang lansia. Adanya penurunan

dari intelektualitas yang melipitu persepsi, kemampuan kognitif, memori,

dan belajar pada usia lanjut menyebabkan mereka sulit untuk dipahami.

Persepsi merupakan kemampuan interprestasi pada lingkungan. Dengan

adanya penurunan fungsi system sensori, maka akan terjadi pula

penurunan kemampuan untuk menerima, memproses, dan merespon

stimulus sehingga terkadang akan muncul aksi/reaksi yang berbeda dari

stimulus yang ada. Kemampuan kognitif dapat dikaitkan dengan

penurunan fisologi organ otak, memori adalah kemampuan daya ingat

lansia terdapat suatu kejadian/peristiwa baik jangka pendek maupun

jangka panjang. Kemampuan belajar yang menurun dapat terjadi karena

banyak hal. Selain keadaan fungsional organ otak, kekurangan motivasi

pada lansia juga berperan (Maryam, dkk, 2008)


18

c. Teori social

Adapun pembagian dari teori sosial yaitu :

1). Teori interaksi social

Lanjut usia bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu atas

dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Kemampuan lanjut usia

untuk terus menjalin interaksi social merupakan kunci

mempertahankan status sosialnya berdasarkan kemampuannya

bersosialisasi (Nugroho, 2016)

2). Teori penarikan diri

Menurut cumming dan hanry (1961) menyatakan bahwa

dengan bertambah lanjutnya usia, apalagi ditambah dengan adanya

kemiskinan, lanjut usia secara mengangsur-angsur mulai

melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari

pergaulan sekitarnya. Keadaan ini membuat interaksi social

menurun , baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering

lanjut usia mengalami kehilangan ganda (triple loss) (Nugroho,

2016).
19

d. Teori spiritual

Komponen spiritual dan tumbuh kembang merunjuk pada

pengertian hubungan individu dengan alam semesta dan persepsi individu

tentang arti kehidupan.

Fowler menyakini bahwa perkembangan kepercayaan antara

orang dan lingkungan terjadi karena adanya kombinasi antara nilai-nilai

dan pengetahuan. Fowler juga berpendapat bahwa perkembangan spiritual

pada lansia berada pada tahap penjelmaan dari prinsip cinta (Maryam,

dkk, 2008)

7. Tipe lansia

Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman

hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho

2000 dalam maryam, dkk, 2008).

Tipe tersebut dijabarkan sebagai berukut :

a. Tipe arif bijaksana

Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan

perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati,

sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.

b. Tipe mandiri

Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru,selektif dalam

mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.


20

c. Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi

pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan

banyak menuntut.

d. Tipe pasrah

Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama,

dan melakukan pekerjaan apa saja.

e. Tipe bingung

Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder,

menyesal, pasif, dan acuh tak acuh.

B. Tinjauan teori aktivitas

1. pengertian aktivitas

Aktivitas adalah suatu energi atau kemampuan bergerak pada

seseorang secara bebas, mudah, dan teratur untuk mencapai suatu tujuan, yaitu

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara mandiri maupun dengan

bantuan orang lain maupun dan hanya dengan bantuan alat (widuri, 2010).

Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan” (kamus besar bahasa

indonesia). Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang

terjadi baik fisik maupun non fisik, merupakan suatu aktivitas.

Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan otot rangka yang

memerlukan suatu pengeluaran energi. Kurangnya aktivitas fisik akan menjadi


21

salah satu faktor independen dalam suatu penyakit kronis yang biasa

menyebabkan kematian secara global (Haswita, 2017).

Aktivitas didefinisikan sebagai suatu aksi energik atau keadaan

bergerak. Semua manusia yang normal memerlukan kemampuan untuk dapat

bergerak. Kehilangan kemampuan bergerak walaupun pada waktu yang

singkat memerlukan tindakan-tindakan tertentu yang tepat baik oleh pasien

maupun perawat (Atoilah, 2013).

Aktivitas tubuh merupakan kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh

bagian-bagian tubuh. Umumnya tingkat kesehatan seseorang dinilai dari

kemampuan orang tersebut untuk melakukan aktivitas sehari-hari, misalnya

berjalan, berdiri, bekerja, makan, dan minum. Dengan beraktivitas, system

organ dalam tubuh diharapkan dapat berfungsi dengan baik dan metabolisme

tubuh dapat meningat.

Kemampuan beraktivitas merupakan kebutuhan dasar yang diharapkan

oleh setiap manusia. Oleh sebab itu, gangguan dalam kemampuan beraktivitas

dapat mempengaruhi harga diri dan citra tubuh seseorang (saputra, 2013).

2. faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas dan mobilitas

Ada banyak faktor yang mempengaruhi aktivitas dan mobilitas,

misalnya anak-anak yang senang bermain akan mengembangkan

keterampilan aktivitas lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak yang

tidak senang bermain. Penyakit – penyakit tertentu dan cidera berpengaruh

terhadap aktivitas dan mobilitas misalnya penderita multiple aklerosis atau


22

cidera pada urat saraf tulang belakang. Demikian juga pasien post operasi

atau yang mengalami nyeri cenderung membatasi gerakan.

Beberapa faktor budaya yang mempunyai pengaruh terhadap

aktivitas misalnya wanita dijawa berpenampilan halus dan merasa tabu bila

mengerjakan aktivitas berat, dan para pria cenderung melakukan aktivitas

lebih berat. Tingkat energi bervariasi pada setiap individu. Terkadang

seseorang membatasi aktivitas tanpa mengetahui penyebabnya. Selain itu,

tingkat usia juga berpengaruh terhadap aktivitas, misalnya pada usia

pertengahan cenderung mengalami penurunan aktivitas yang berlanjut

sampai usia tua (Atoilah, 2013).

3. Toleransi terhadap aktivitas

Pengkajian toleransi terhadap aktivitas merupakan hal yang penting

dalam membuat perencanaan latihan. Terutama pada pasien dengan

gangguan system kardiovaskuler atau pernapasan (Atoilah, 2013).

4. Sistem tubuh yang berperan dalam kemampuan beraktivitas

kemampuan beraktivitas secara umum berhubungan dengan system

musculoskeletal dan system saraf didalam tubuh dapat bergerak dan

beraktivitas (saputra, 2013).

a. Tulang

Tulang merupakan organ yang memiliki banyak fungsi yaitu

fungsi mekanisme untuk membentuk rangka dan tempat melekatnya

berbagai otot, fungsi sebagai tempat penyimpanan mineral khususnya


23

kalsium dan fosfor yang bisa dilepaskan setiap saat sesuai kebutuhan,

fungsi pelindung organ-organ dalam (Widuri, 2010).

Kehilangan total massa tulang progresif terjadi pada lanjut usia.

Beberapa kemungkinan untuk penyebab kehilangan ini meliputi aktivitas

fisik, perubahan hormonal, dan resorpsi tulang aktual. Pengaruh kehilangan

tulang adalah tulang menjadi lebih lemah, tulang belakan lebih lunak dan

tertekan, tulang panjang kurang resisten untuk membungkuk. Selain itu

lanjut usia mengalami perubahan status fungsional sekunder akibat

perubahan status mobilitas.

Lanjut usia berjalan lebih lambat dan tampak kurang terkoordinasi.

Lanjut usia juga membuat langkah yang lebih pendek, menjaga kaki

mereka lebih dekat bersamaan sehingga mengurangi dasar dukung.

Keseimbangan tubuh tidak stabil dan lansia sangat berisiko untuk jatuh dan

cedera (Widuri, 2010).

b. Otot dan tendon

Otot yang memiliki kemampuan berkontraksi yang

memungkinkan tubuh bergerak sesuai dengan keinginan. Otot memiliki

origo dan insersi tulang, serta dihubungkan dengan tulang melalui tendon,

yaitu suatu jaringan ikat yang melekat dengan sangat kuat pada tempat

insersinya ditulang. Terputusnya tendon akan mengakibatkan kontraksi

otot tidak dapat menggerakan organ ditempat insersi tendon yang


24

bersangkutan, sehingga diperlukan penyambungan atau jahitan agar dapat

berfungsi kembali (Hidayat, 2014).

c. Ligament

Ligament merupakan bagian yang menghubungkan tulang

dengan tulang. Ligament pada lutut merupakan struktur penjaga stabilitas,

oleh karena itu jika terputus akan mengakibatkan ketidakstabilan (Widuri,

2010).

d. Sendi

Sendi merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu.

Sendi membuat segmental dari kerangka tubuh dam memungkinkan

gerakan antara segmen dan berbagai derajat pertumbuhan tulang (Hidayat,

2014).

e. System saraf

System saraf terdiri atas system saraf pusat (otak, dan medulla

spinalis) dan system saraf tepi (percabangan dari system saraf pusat).

Setiap saraf memiliki bagian simatik dan otonom, bagian otonom memiliki

fungsi sensorik dan metorik. Terjadi kerusakan pada system saraf pusat

seperti pada fraktur tulang belakang dapat menyebabkan kelemahan secara

umum, sedangkan kerusakan system saraf tepi dapat mengakibatkan

terganggunya daerah yang diinervesi, dan kerusakan pada saraf radial akan

mengakibatkan drop hand atau gangguan sensori di daerah radial tangan

(Widuri, 2010).
25

C. Tinjauan Teori Senam Lansia

1. Pengertian

Senam lansia adalah olahraga ringan yang sudah dilakukan dan tidak

memberatkan, yang dapat diterapkan pada lansia. Aktivitas olahraga ini

akan membantu tubuh lansia agar tetap bugar dan tetap segar, karena

senam lansia ini mampu melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung

bekerja secar optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang

berkeliaran didalam tubuh (Widianti, 2010).

Senam lansia merupakan rangkaian gerakan yang dirancang khusus

bagi para lanjut usia. Gerakan gerakan pada Senam Lansia low impact dan

bukan high impact merupakan rangkaian gerakan ringan kegiatan sehari

hari dengan diiringi musik yang lembut dan tidak menghentak–hentak

sehingga menimbulkan suasana santai. Gerakan otot yang dipilih adalah

gerakan otot yang tidak terlalu menimbulkan beban dan setiap gerakan

dibatasi sampai 16 hitungan. Senam lasia yang dibuat oleh Menteri Negara

Pemuda dan Olahraga (MENPORA) merupakan upaya peningkatan

kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah.

Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai tempat seperti di

Panti Wredha, Posyandu, Klinik Kesehatan dan Puskesmas. Suroto (2004),

Dalam lanawari (2015).

Latihan kebugaran dan latihan fisik membantu masyarakat tampak

dan merasa lebih baik. Hanya 43% orang yang berusia lebih dari 65 tahun
26

melakukan latihan fisik secara teratur. Pendidikan dapat membantu lansia

untuk memahami keuntungan-keuntungan latihan fisik dan membantu

mereka dalam memilih jenis latihan yang benar (Mickey, dkk, 2007).

Salah satu upaya menjaga kesehatan dan pencegahan penyakit bagi

lansia, dianjurkan untuk melakukan senam lansia. Senam bagi lansia

memiliki gerakan-gerakan yang sederhana dan tempo yang lambat dan

waktu yang diperlukan juga singkatsehingga tenaga yang dikeluarkan tidak

terlalu besar, meskipun gerakannya cukup sederhana tetapi olahraga

tersebut memiliki manfaat yang begitu besar terutama bagi kaum lansia

(Aisah, 2014).

2. Jenis – jenis senam lansia

Menurut Widianti (2010) Jenis senam lansia adalah

a. Senam kebugaran lansia

b. Senam otak

c. Senam osteoporosis

d. Senam hipertensi

e. Senam diabetes mellitus

f. Olahraga rekreatif/ jalan santai.

Semua jenis senam dan aktivitas olahraga tersebut sangat

bermanfaat untuk menghambat proses degenerative atau proses penuaan.

Senam ini sangat dianjurkan oleh mereka yang memasuki usia pra lansia

(45 tahun) dan usia lansia (65 tahun keatas) (Widianti, 2010).
27

3. Manfaat senam lansia

Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap

peningkatan fungsi organ tubuh juga dapat berpengaruh dalam peningkatan

imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur. Tingkat kebugaran

dievaluasi dengan cara mengawasi kecepatan denyut jantung sewaktu

istirahat, yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Penelitian

menyebutkan bahwa agar tubuh menjadi lebih bugar, maka kecepatan

denyut nadi sewaktu istirahat, harus menurun. Efek minimal yang dapat

diperoleh mengikuti senam lansia adalah bahwa lansia merasa senantiasa

berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur nyenyak, dan fikiran tetap

segar (widiantii, 2010).

4. Permasalahan lansia dalam melakukan senam

Permasalahan yang biasa terjadi yang merupakan hambatan dalam

melakukan senam lansia adalah perasaan bosan. Perasaan ini sebenarnya

wajar dan kemunculannya mungkin disebabkan oleh karena tidak adanya

variasi senam. Untuk itu macam atau jenis senam yang dilakukan

sebaiknya selalu bervariasi. Misalnya, pada minggu pertama melakukan

senam kebugaran, dan minggu selanjutnya jenis senam osteoporosis dan

seterusnya dilakukan secara bergiliran. Music juga dapat mempengaruhi,

sehingga pesarta senam lansia menyukai music tertentu yang

memungkinkan tumbuhnya rasa semangat para lansia ketika melakukan

senam lansia. Lansia bukanlah suatu penyakit, tetapi lansia mempunyai


28

banyak masalah kesehatan. Senam lansia adalah salah satu upaya untuk

mempertahankan dan memelihara kesehatan (widiantii, 2010).

5. latihan fisik pada lansia

a. Hal- hal yang perlu diperhatikan :

1). Latihan fisik dilaksanakan dengan memperhintungkan kemampuan

fisik, dengan pertimbangan seperti usia, jenis kelamin, kesehatan, dan

psikologi.

2). Lakukan latihan pemanasan cukup lama sebelum melakukan latihan

inti, kegiatan ini dilakukan sebelum memulai aktivitas sebenarnya,

dengan tujuan untuk mempersiapkan system imun seperti

meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan denyut nadi sehingga

mencapai intensitas latihan. Pemanasan cukup dilakukan 5-10 menit.

3). Perhatikan kemampuan awal sebelum membuat program latihan.

4). Peningkatan proposi latihan secara pahap, teratur, dan sistematis (harus

progresif, tetapi kenaikannya secara perlahan-lahan) supaya badan dapat

melakukan penyesuaian dan akhirnya dapat meningkatkan kualitas

hidup usia lanjut.

5).Janganlah menjatuhkan kepala kebelakang, karena tulang leher

merupakan bagian tubuh yang pertama kali mengalami osteoporosis.

6). Jangan melakukan hiperekstensi (melengkungkan tubuh berlebihan)

pada punggung pada posisi berdiri.

7). Jangan lakukan gerakan yang cepat pada bagian kepala.


29

8). Hindari beban yang berlebihan.

9). Setelah melakukan latihan jasmani sebaiknya melakukan pendinginan.

Tahap ini dilakukan untuk menghindari penimbunan asam laktat yang

dapat menyebabkan rasa nyeri pada otot setelah melakukan latihan

jasmani. Pendingin dilakukan selama 5-10 menit hingga denyut nadi

mendekati denyut nadi saat istirahat.

10). Peregangan dilakukan untuk melemaskan dan melenturkan otot-otot

yang masih teregang dan menjadikannya lebih elastic. Tahap ini lebih

bermanfaat terutama bagi mereka yang berusia lanjut (Munir, 2010).

b. sasaran

1). fleksibelitas, pada lansia penting untuk keseimbangan dalam gerak sikap

dan menunjang kestabilan sikap tubuh. Latihan yang dilakukan di

antaranya latihan kelepasan sendi, kelemasan, dan peregangan otot untuk

mencapai kemungkinan gerak seluas-luasnya.

2). kekuatan otot. Dilakukan dengan latihan mengangkat, mendorong,

menarik, dan sebagainya. Dimulai sesuai kekuatan yang ada, lambat laun

ditambah berat beban ataupun tulangnya (Wirakusumah, 2002)

c. berbagai latihan fisik untuk lansia

1). aktivitas aerobik, misalnya jalan kaki, jogging, melompat, bersepeda baik

yang stasior maupun yang jalan, senam dan berenang. Latihan fisik

berupa jalan kaki sangat bermanfaat untuk menjaga jantung dan peredaran

darah.
30

2). Lakukan gerakan kepala ke sampingdan kedepan. Jangan lakukan

gerakan memutar leher atau melengkungkan leher kebelakang.

3). Ulangi gerakan sebanyak 8-16 kali.

4). Kelenturan dapat dilatih dengan memperbanyak aktivitas fisik dalam

kehidupan sehari-hari. Latihan ini penting untuk memperbaiki dan

memelihara daerah gerak dan untuk melatih keseimbangan serta

kordinasi.

5). Latihan menggunakan beban yang bertujuan untuk memperkuat otot dan

tulang. Harus diperharikan beban yang digunakan, yaitu dengan

mempertimbangankan umur, jenis kelamin, bentuk dan tipe tubuh.

6. Dosis latihan fisik adalah sebagai berikut :

a. Lama latihan minimal 15-30 menit secara kontinu

b. Frekuensi latihan 2-3 kali/minggu.

c. Intensitas latihan 60-80% denyut nadi maksimal (DNM)

d. Latihan dilakukan minimal dua jam setelah makan agar tidak menggangu

pencernaan. Kalau latihan pada pagi hari tidak perlu makan sebelumnya

(Munir, 2010).

7. Standar oprasional prosedur (SOP) senam lansia.

Pokok bahasan : Olahraga

Sub pokok bahasan : Olahraga bagi lansia

Sasaran : Lansia
31

Waktu : 30 menit (07.00- 07.30)


a. Pengertian

Senam lansia adalah suatu bentuk latihan fisik yang memberikan

pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik manusia, bila

dilaksanakan dengan baik dan benar. Senam atau latihan fisik sering

diidentifikasikan sebagai suatu kegiatan yang meliputi aktifitas fisik yang

teratur dalam jangka waktu dan intensitas tertentu..

b. Tujuan

Untuk menjaga tubuh dalam keadaan sehat dan aktif untuk

membina dan meningkatkan kesehatan serta kebugaran, kesegaran

jasmani dan rohani

c. Prosedur

1). Persiapkan lingkungan

2). Persiapan klien

3). Persiapan alat : Laptop, infocus, daftar hadir, CD senam lansia, kursi,

meja, snack, speeker ( pengeras suara )

d. Teknik Senam

Latihan senam yang dilakukan dalam tiga segmen, antara lain :

1). Pemanasan (warning up)

2). Latihan inti

3). Pendinginan (cooling down)


32

e. Langkah-Langkah Senam Lansia

1). Pemanasan (warming up), gerakan umum, yang melibatkan otot dan

sendi, dilakukan secara lambat dan hati-hati. Pemanasan dilakukan

bersama dengan peregangan lamanya kira-kira 8-10 menit. Pada 5

menit terakhir pemanasan dilakukan lebih cepat, pemanasan dilakukan

dengan tujuan untuk mengurangi cedera dan mempersiapkan sel-sel

tubuh agar dapat turut serta dalam proses metabolisme yang

meningkat.

2). Latihan/gerakan inti senam lansia dilakukan 10-20 menit, gerakannya

meliputi :

a). Jalan ditempat sambil mengatur napas

b). Kaki bergantian ke depan dan tangan diangkat setinggi bahu

c). Melangkah kesamping dua langkah, posisi tangan seperti

mendorong.

d). Ulangi gerakan diatas 4 set

e) . Jalan ditempat sambil mengatur napas

f). Maju dengan mengangkat lutut sejajar paha dan kedua siku diayun

didepan dada

g). Melangkah ke samping satu langkah dan tangan didorong ke atas

dengan mengepal
33

h). Ulangi gerakan e,f,g selama 4 set

i). Jalan ditempat sambil mengatur napas

j). Mengangkat lutut serong dan siku seolah-olah menyentuh lutut

k). Mengankat kaki ke depan dan mengangkat tangan ke pinggang

l). Ulangi gerakan i,j,k selama 4 set

m). Jalan ditempat sambil mengatur napas

n). Kaki maju dan mundur 2 langkah dan tangan mengepal diluruskan

kedepan

o). Kaki dibuka jinjit kesamping dan tangan bertepuk dan dibuka

p). Ulangi latihan m,n,o selama 4 set

q). Jalan ditempat sambil mengatur napas

r). Melangkah ke samping 2 langkah sambil merentangkan lengan

sejajar bahu

s). Menghadap kesamping, ujung kaki dibuka-tutup sambil tangan

didorong ke atas

t). Ulangi q,r,s selama 4 set

u). Jalan ditempat sambil mengatur napas

v). Mengayun tangan diatas sampai sejajar bahu

w). Mengayun tangan dibawah sampai sejajar bahu

x). Bertepuk tangan


34

3). Pendinginan (cooling down), dilakukan secara aktif artinya, setelah

latihan inti perlu gerakan umum yang ringan sampai suhu tubuh

kembali normal yang ditandai dengan pulihnya denyut nadi dan

terhentinya keringat. Pendinginan dilakukan seperti pada pemanasan

yaitu selama 8-10 menit.

D. Kerangka pikir

Kerangka pikir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu

hubungan atau kaitan antara satu terhadap konsep yang lain dari masalah yang

diteliti (Notoatmodjo, 2014).

Salah satu yang dianjurkan untuk dilakukan para lanjut usia dalam

merawat diri adalah dengan mengikuti senam lansia. Senam bagi lansia

mempunyai gerakan-geakan yang sederhana dengan tempo yang lambat dan

waktu yang diperlukan juga singkat sehingga tenaga yang dikeluarkan tidak

terlalu besar. Meskipun gerakanya cukup sederhana tetapi olahraga tersebut

memiliki manfaat yang besar terutama bagi kaum lansia untuk aktif dalam

melakukan aktivitas sehari-hari (Widianti, 2010).

Kerangka pikir hubungan senam lansia dengan kemandirian

melakukan aktivitas sehari-hari dipanti sosial tresna Al-kautsar palu tahun

2018 dalam penelitian ini adalah :


35

Variabel independen Variabel dependen

Senam lansia Kemandirian melakukan


aktivitas sehari-hari

Gambar 1.1. Skema Kerangka Pikir

E. Hipotesis

Ada hubungan antara mengikuti senam lansia dengan kemandirian

melakukan aktivitas sehari-hari di yayasan Werda Al-Kausar Palu.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan

potong lintang atau cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari

dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara

pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point

time approach) (Notoatmodjo, 2014). Penelitian ini untuk melihat hubungan

senam lansia dengan kemandirian melakukan aktivitas sehari-hari.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dalam Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Tresna

Werda Al-kautsar palu pada bulan juni sampai juli 2018

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Popolasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah

semua lansia yang terdaftar di yayasan Al-kautsar palu baik yang tinggal

menetap maupun yang non panti sebanyak 121 orang.

36
37

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 2017). Sampel dalam penelitian ini adalah 33

lansia yang berada yayasan Al-katsar palu, yang diperoleh dalam

perhitungan sampel dengan menggunakan rumus slovin, sebagai berikut :

n= N
1 + N(d)²

Keterangan :

n = sampel (perkiraan besar sampel)

N = populasi ( jumlah lansia)

d = tingkat kepercayaan /ketepatan yang diinginkan (digunakan 0,15).

Jumlah sampel berdasarkan rumus diatas diperoleh sebayak :

n= 121
1 + 121 (0,15)²

n= 121
1 + 121 (0,0225)

n= 121
1 + 2,7225

n= 121
3,7225

n= 32,5

jadi jumlah sampel yang dibutuhkan 33 responden.


38

3. Tehnik pengambilan sampel

Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

perhitungan secara purposive sampling. Dengan Kriteria :

a. Usia lansia dari 55 tahun ke atas

b. Terdaftar sebagai lansia binaan di yayasan Al-Kautsar Palu baik yang

tinggal menetap atau yang tidak tinggal dipanti sosial Al-Kautsar Palu

c. Tidak sedang menderita penyakit yang berat

D. Variable penelitian

Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep

(Notoatmodjo, 2014).

1. Variabel bebas (Variabel indevenden) dalam penelitian ini adalah senam

lansia

2. Variabel terikat (variabel devenden) dalam penelitian ini adalah

kemandirian melakukan aktivitas.

E. Definisi oprasional

Definisi oprasional adalah mendefinisikan variabel secar oprasional

berdasarkan karakteristik yang di amati, sehingga memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu

objek atau fenomena (Notoatmodjo, 2014).


39

1. Variable independen

a. Senam lansia

Definisi : Olahraga ringan yang dilakukan dan tidak

memberaktkan lansia, yang akan

membantu tubuh lansia agar tetap bugar.

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : Pengisian kuesioner

Skala ukur : Nominal

Hasil ukur : Aktif, jika skor jawaban responden ≥ 10.00

( Median )

Kurang aktif, jika skor jawaban < 10.00.

2. Variabel dependen

a. Kemandirian melakukan aktivitas

Definisi :Seseorang lansia yang mampu melakukan

aktivitas kehidupan sehari-hari tanpa selalu

bergantung pada orang lain.

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : Pengisian kuesioner

Skala ukur : Nominal

Hasil ukur : Mandiri , jika skor jawaban responden ≥

10.00 ( Median )

Tidak mandiri, jika skor jawaban < 10.00


40

F. Tehnik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan data dilakukan sekaligus pada waktu yang sama, dengan

mengumpulkan semua sampel pada penelitian. Kemudian membagikan

kuesioner kepada responden, diisi dan dikumpulkan, setiap responden

diminta untuk mengisi suatu berkas kuesioner yang terdiri dari angket

berisi kemandirian melakukan aktivitas sehari-hari

2. Alat penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk

mengetahui masing-masing variabel adalah dengan menggunakan

kuesionar yang dibagikan dan diisi oleh responden. Kuesioner yang

digunakan berhubungan dengan senam lansia dan kemandirian melakukan

aktivitas sehari-hari, yang terdiri dari :

a. Identitas responden

Kuesioner identitas responden terdiri atas data nama, umur, jenis

kelamin, pendidikan.

b. Kuesioner senam

Pada variabel senam menggunakan skala Guttmant. Skala

Guttmant adalah skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan

memberikan jawaban Ya dan tidak. Instrumen penelitian terdiri dari

11 pertanyaan, Teknik penentuan skor pada pertanyaan positif jika

responden menjawab benar mendapatkan nilai 1 dan jika menjawab

salah mendapat nilai 0. Pada pertanyaan negatif jika responden

menjawab benar mendapat nilai 0 dan jika salah mendapan nilai 1.


41

c. Kuesioner kemandirian melakukan aktivitas

Kuesioner kemandirian melakukan aktivitas sehari-hari

menggunakan skala Guttmant. Skala Guttmant adalah skala yang

bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban Ya dan

tidak. Instrumen penelitian terdiri dari 12 pertanyaan, Teknik

penentuan skor pada pertanyaan positif jika responden menjawab

benar mendapatkan nilai 1 dan jika menjawab salah mendapat nilai 0.

Pada pertanyaan negatif jika responden menjawab benar mendapat

nilai 0 dan jika salah mendapan nilai 1.

G. Pengolahan data

Pengolaan data dengan menggunakan computer yang dilakukan

dengan beberapa tahap yaitu (sugiyono, 2017)

1. Editing

Yaitu memeriksa kembali data-data yang telah dikumpulkan apakah

ada kesalahan atau tidak.

2. Coding

Yaitu pemberian nomor kode pada kuesioner untuk memudahkan pada

saat dilakukan tabulasi data.

3. Entri

Yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam

bentuk kode dimasukan kedalam computer.


42

4. Cleaning

Yaitu pembersihan data, melihat variable apakah data suda benar atau

belum.

5. Tabulating

Yaitu membuat table-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau

yang diinginkan oleh peneliti.

6. Describing

Menggambarkan atau menerangkan data.

H. Analisa Data

1. Analisis Data

a. Analisa univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel peneliti. Betuk analisis

univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik digunakan

nilai mean atau rata-rata, median dan standar deviasi pada umumnya

dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan

presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2014)

Rumus distribusi frekuensi

P = f x 100%
n

keterangan :

p : Persentase
43

f : Frekuensi

n : Jumlah responden

b. Analisi bivariat

Analisis bivariat menurut Notoatmodjo, 2014 yaitu analisis

yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau

berkorelasi. Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan nilai

kemaknaan 0,05 dengan tingkat kepercayan 95% . Adapun uji yang

digunakan pada penelitian ini adalah uji Chi aquare dengan rumus

sebagai berikut :

x² = n([ a.d – b.c ] -½ n) ²


(a + b)(a + c)(b + d)(c + d)

Keterangan :

a = nilai observasi pada kolom a

b = nilai observasi pada kolom b

c = nilai observasi pada kolom c

d = nilai observasi pada kolom d

n = sampel

Dengan kriteria penerimaan hipotesis :

Apabila nilai α ≤ 0,05 maka HO ditolak

Apabila nilai α > 0,05 maka HO diterima


44

Hasil penelitian dengan uji Chi-square apabilah diperoleh ada

hubungan, maka dilanjutkan dengan uji coefisien contingensi, yaitu untuk

mengetahui kekuatan hubungan dan variabel secara kualitatif dapat dibagi

dalam 4 area dengan kriteria :

r = 0,00-0,25 tidak ada hubungan / hubungan lemah

r = 0,26-0,50 hubungan sedang

r =0,51-0,75 hubungan kuat

r = 0,76-1,00 hubungan sangat kuat / sempurna

I. Penyajian data

Untuk penyajian data dan hasil penelitian, peneliti menggunakan cara

penyajian dalam bentuk tabel dan narasi.

J. Etika penelitian

Penelitian ini menekankan masalah etika penelitian menurut Hidayat

(2008) antara lain :

1. Informed Consent ( lembar persetujuan ).

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Dengan tujuan agar

subjek mengerti maksud dan tujuan peneliti, mengetahui dampaknya. Jika

subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.

Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak

responden.
45

2. Anonimity ( tanpa nama )

Merupakan masalah etika dalam penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responnden pada lembar alat ukur.

3. Confidentiality ( Kerahasiaan )

Merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan

hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua

informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di panti sosial Tresna Werda Yayasan Al-

kaushsar Palu merupakan salah satu yayasan pemerintah yang berada di

wilayah kecamatan palu barat, yang berdiri pada Tanggal 01 Januari 2003, saat

ini masih dalam tahap proses pembenahan Fasilitas Yang di perlukan dalam

pembinaan umat yang kurang beruntung, Yayasan ini bergerak dibidang Sosial

seperti, pembinaan anak terlantar Dhuafa dan yatim piatu (Panti Asuhan),

pembinaan lansia (Non panti), Panti Sosial Tresna Werda (PSTW), lembaga

konsultasi kesejahtraan keluarga (LK3), dan pembinaan taman pengajian. selain

pembinaan tersebut, Yayasan Alkaushar melakukan program Posbindu lansia

dan telah berperestasi sebagai (Terbaik Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah

Tahun 2010 ) dan program day care services/ (pelayanan harian lanjut usia )

dari kementrian Sosial Ri . Yayasan ini bertempat di jl pue bongo. lrg Yasal No

09 Kelurahan Pengawu. Adapuna batasan-batasan wilaya sebagai berikut

1. Sebelah utara berbatasan dengan Bayoge

2. Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan pengawu

3. Sebelah barat berbatsasan dengan kelurahan pengawu

4. Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan pengawu


47

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Alkaustsar Palu, dimana proses

pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diajukan

kepada seluruh responden yang berada di yayasan Werda Al-Kautsar Palu.

Kuesioner yang dibagikan ke responden sebelumnya sudah dilakukan uji

validitas dan rehabilitas dengan menggunakan R table 0,361 dengan jumlah

kuesioner senam lansia 30 dan kuesioner kemandirian melakukan aktivitas 30

nomor. Setelah dilakukan uji validitas didapatkan pertanyaan yang valid (R

hitung lebih besar dari R table) pada kuesioner kemandirian melakukan aktifitas

pada nomor 4 0,507, nomor 5 0,509, nomor 6 0,507, nomor 9 0,507, nomor 10

0,507, nomor 12 0,490, nomor 14 0,498, nomor 15 0,507, nomor 19 0,490,

nomor 25 0,490, nomor 27 0,498, nomor 30 0,490 berjumlah 12 pertanyaan

dengan nilai Alpha cronbach’s 0,962.

Pada kuesioner senam lansia dengan R table 0,361 Setelah dilakukan uji

validitas didapatkan pertanyaan yang valid (R hitung lebih besar dari R table)

pada kwuesioner nomor 3 0,498, nomor 5 0,479, nomor 6 0,498, nomor 8

0,479, nomor 10 0,479, nomor 14 0,479, nomor 15 0,498, nomor 22 0,479,

nomor 27 0,479, nomor29 0,498, nomor 30 0,479 berjumlah 11 pertanyaan

dengan nilai Alpha cronbach’s 0,975. Banyaknya responden yang berhasil di

wawancarai dan diobservasi sebanyak 33 orang.


48

1. Analisis Univariat

a. Umur responden

Distribusi frekuensi umur responden dikategorikan menjadi 4

kelompok umur dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Distribusi umur responden,yang melakukan senam dan aktivitas di


yayasan Werda Al-Kautsar Palu

Kelompok Umur Jumlah (n) Presentase (%)


56 – 60 tahun 16 48,5
61 – 65 tahun 6 18,2
66 – 70 tahun 5 15,1
71 – 75 tahun 6 18,2
Total 33 100
Sumber: Data Primer 2018

Tabel 4.1 di atas menunjukan distribusi responden berdasarkan

kelompok umur yaitu dari 33 Responden. Kelompok umur 56-60 tahun

berjumlah 16 responden (48,5%), kelompok umur 61-65 tahun berjumlah 6

responden (18,2%), kelompok umur 66–70 tahun berjumlah 5 orang

(15,1%), kelompok umur 71–75 tahun berjumlah 6 responden (18,2%).

b. Pendidikan responden

Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang ditempuh oleh

responden dan mendapatkan ijazah. Distribusi responden berdasarkan

tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.2.


49

Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan yang


melakukan senam dan aktivitas di yayasan Werda Al-Kautsar
Palu

Pendidikan Jumlah (n) Presentase (%)


SD 19 57,6
SMP 9 27,3
SMA 5 15,1

Total 33 100
Sumber: Data Primer 2018

Tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa distribusi responden berdasarkan

tingkat pendidikan yaitu dari 33 responden tamat SD berjumlah 19 orang

(57,6%), tamat SMP berjumlah 9 responden (27,3%) dan tamat SMA

berjumlah 5 responden (15,1%).

c. Jenis kelamin responden

Distribusi frekuensi Jenis Kelamin responden dikategorikan menjadi 2

kelompok umur dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin yang melakukan


senam dan aktivitas di yayasan Werda Al-Kautsar Palu.
Jenis Kelamin Jumlah (n) Presentase (%)
Laki-laki 11 33,3
Perempuan 22 66,7
Total 33 100
Sumber: Data Primer 2018

Tabel 4.3 menunjukan distribusi responden berdasarkan kelompok

Jenis Kelamin dari 33 Responden. Kelompok Jenis Kelamin Laki-laki

berjumlah 11 responden (33,3%), Kelompok Jenis Kelamin Perempuan

berjumlah 22 responden (66,7%).


50

d. Aktifitas responden

Distribusi frekuensi Aktivitas responden dikategorikan menjadi 2

kelompok umur dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan aktivitas lansia di yayasan Werda


Al-Kautsar Palu
Variabel Aktivitas Jumlah (n) Presentase (%)
Mandiri 21 63,6
Tidak mandiri 12 36,4
Total 33 100
Sumber: Data Primer 2018

Tabel 4.4 di atas menunjukan distribusi responden berdasarkan

Aktivitas yaitu dari 33 Responden. Kelompok aktivitas yang mandiri

berjumlah 21 responden (63,6%), Kelompok aktivitas yang tidak mandiri

berjumlah 12 responden (36,4%

e. Senam responden

Distribusi frekuensi Senam responden dikategorikan menjadi 2

kelompok umur dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.5 Distribusi responden berdasarkan senam lansia di yayasan Werda


Al-Kautsar Palu
Variabel senam Jumlah(n) Presentase (%)
Aktif 17 51,5
Kurang aktif 16 48,5
Total 33 100
Sumber: Data Primer 2018

Tabel 4.4 di atas menunjukan distribusi responden berdasarkan Senam

lansia yaitu dari 33 Responden. Kelompok Senam aktif berjumlah 17


51

responden (51,5%), dan Kelompok senam yang kurang aktif berjumlah 16

responden (48,5%).

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan antara senam lansia dengan kemandirian melakukan aktivitas dasar

sehari-hari lansia di yayasan Werda Al-Kautsar Palu.

Tabel 4.6 Hubungan antara senam lansia dengan kemandirian melakukan


aktivitas sehari-hari di yayasan Werda Al-Kautsar Palu
Aktiftas

Tidak coefisien P
Mandiri Mandiri Total contingency value

Senam F % F % F %

Aktif 7 41,2 10 58,8 17 51,5

Kurang 14 87,5 2 12,5 16 48,5 0,434 0,016


aktif

Total 21 63,6 12 36,4 33 100

Sumber: Data Primer 2018.

Dari tabel 4.6 di atas menunjukan bahwa dari 33 responden 17

responden (51.5%) yang menyatakan senam secara aktif dengan aktivitas

mandiri berjumlah 21 responden (63,6%), sedangkan dari 16 responden

(48,5%) yang senam kurang aktif, lebih sedikit tidak mandiri berjumlah 12

responden (36,4%). Hasil uji statistik dengan melihat nilai continuity

correction didapatkan nilai p = 0,016 < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan Ha

diterima (ada hubungan yang bermakna antara senam lansia dengan


52

kemandirian melakukan aktifitas aktif dalam sehari-hari) dengan kekuatan

hubungan sedang dengan nilai coefisien contingency sebesar 0,434.

C. Pembahasan peneliti

Hasil uji statistik univariat menunjukan bahwa pada variable Aktivitas

terdapat lebih banyak lansia yang masih melakukan aktivitas secara mandiri.

Hasil penelitian dibuktikan dengan uji statistik nilai p = 0,016 < 0,05 yang

berarti ada hubungan yang bermakna antara senam lansia dengan kemandirian

melakukan aktifitas aktif dalam sehari-hari.

Menurut asumsi peneliti, lansia yaitu proses yang alami yang tidak dapat

dihindari. Salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas lansia yaitu Umur

lansia 56-60 berjumlah 11 lansia masih mandiri dalam melakukan aktivitasnya

dan 5 lansia sudah tidak mandiri dalam melakukan aktivitas. Pada umur 61-65

lansia yang masih mandiri berjumlah 3 lansia dan yang tidak mandiri juga 3

lansia, pada umur 66-70 lansia yang masih mandiri juga 3 lansia, yang tidak

mandiri 2 lansia dan pada umur 71-75 ada 4 lansia yang masih mandiri

sedangkan yang tidak mandiri pada umur in yaitu 2 lansia, jadi total lansia yang

masih mandiri melakukan aktivitas sebanyak 21 responden dan yang tidak

mandiri 12 responden. banyak yang sudah mengalami kemunduran dalam

berbagai aspek kehidupan baik secara fisik maupun psikis. sebagian besar

lansia bisa melakukan aktifitas sehari-hari tanpa selalu bergantung pada orang

lain dengan melakukan senam lansia yang akan membantu tubuh tetap bugar
53

dan sehat. Selain itu pengalaman senam yang diketahui tetap dilatih terus

menerus. Hal ini menunjukkan bahwa senam lansia dengan kemandirian

memiliki peranan penting dalam aktifitas aktif sehari-hari.

Dalam penelitian ini jenis kelamin juga mempengaruhi kemandirian

melakukan aktivitas, pada jenis kelamin laki-laki lebih sedikit yang masih

mandiri yaitu 6 lansia dibandingkan perempuan 15 lansia yang masih mandiri

dalam melakukan aktivitasnya. Senam lansia ini tidak luput dari peran keluarga

untuk mengingatkan, memotivasi lansia untuk terus rutin dalam melakukan

senam, keluarga juga berperan dalam mengantar lansia ke tempat senam lansia

di yayasan Al-kautsar pada hari minggu pagi yang sudah terjadwal.

Terlihat dari hasil penelitian menurut tingkat keaktifan lansia berdasarkan

kuesioner bahwa senam lansia dengan kemandirian melakukan aktifitas mandiri

dalam sehari-hari dengan proporsi 21 responden yang masih mandiri,

dibandingkan 12 responden yang tidak mandiri lagi dalam melakukan aktivitas

dan 17 responden yang masih melakukan senam secara aktif. dibandingkan

dengan kurang aktif 16 responden.

Begitu pula sebaliknya senam lansia yang kurang aktif dapat membuat

lansia tidak dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari. Hal ini sesuai dengan

pendapat Slamet Rohaidi (2016) memberikan pengertian seseorang tidak

bergantung pada orang lain dalam menentukan keputusan dan adanya sikap

percaya diri. Kemandirian merupakan sikap individu yang diperoleh secara


54

komulatif dalam perkembangan individu agar terus belajar melatih diri dalam

aktivitas sehari-hari.

Karna hal ini dapat meningkatkan kesegaran jasmani dan yang baik terdiri

dari persendian, kelicahan gerak dan peningkatan denyut jantung selama

aktifitas fisik dilakukan. Hal ini sejalan dengan Linawati (2015) senam yang

dilakukan lansia dapat menambah kesegaran tubuh lansia serta memperlambat

kehilangan fungsional seperti penurunan masa otot serta kekuatannya dan

menambah kelincahan jasmani dan sebagainya. Sedangkan yang menyatakan

kurang aktif berjumlah 16 responden hal ini disebabkan karena pada saat senam

sebagian lansia kurang memperhatikan dan tidak mau melakukan senam.

Penelitian Rina Wahyu Widadi (2016) yang berjudul hubungan antara

senam lansia dengan kemandirian melakukan aktifitas sehrai-hari diposyandu

lansia Hidayah Binaan Puskesmas Bangunta menyatakan terdapat hubungan

yang signifikan dengan nilai p = 0,010. Hal ini menunjukkan semakin baik

keaktifan lansia dalam kemandirian melakukan senam lansia.

Menurut peneliti adanya hubungan senam lansia dalam keaktifan

kemandirian aktivitas sehari-hari sehingga dapat menambah kelincahan gerak,

persendian , dan peningkatan denyut jantung selama dalam melakukan aktiftas

agar memperoleh hasil yang baik dan tidak bergantung pada orang lain dengan

melakukan senam lansia.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah di laksanakan di yayasan werda AL-kautsar palu

tahun 2018 tentang hubungan senam lansia dengan kemandirian melakukan

aktivitas sehari-hari, dapat ditarik kesimpulan yaitu :

Ada hubungan antara senam lansia dengan kemandirian melakukan aktivitas

dasar sehari-hari di yayasan AL-kautsar palu tahun 2018

B. Saran

1. Bagi lanjut usia

Dari hasil penelitian ini lansia dapat melakukan senam secara teratur

dan mampu melaksanakan aktivitas hidup sehari-hari secara mandiri serta

tidak lagi merasa cepat lelah.

2. Bagi yayasan Werda Al-kautsar palu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi yang dapat

digunakan dalam merumuskan langkah-langkah untuk meningkatkan peran

serta lansia dalam mengikuti senam lansia.

55
56

3. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai

hubungan antara senam lansia dengan kemandirian lansia dalam melakukan

aktivitas dasar sehari-hari

4. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber referensi bagi

penelitian selanjutnya yang akan meneliti tentang hubungan senam lansia

dengan kemandirian melakukan aktivitas dasar sehari-hari.


DAFTAR PUSTAKA

57
Aisah, S. (2014). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Ativitas Sehari-hari Pada Lansia
Di Desa Mijen Ungaran Kelurahan Gedanganak Kecamatan Ungaran
Timur . Jurnal Publikasi STIKES Ngudi Waluyo , Ungaran.

Azizah. (2011). keperawatan lansia. Jakarta: Aesculapius.

Badan Pusat Statistik.(2017) Lansia Berdasarkan Profil. Jakarta:BPS. Indonesia

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, 2017, Profil Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tengah, Palu

Dinas Kesehatan Kota Palu, 2017, Profil Dinas Kesehatan Kota Palu

Darmojo, B. (2015). Buku Ajar. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Dra. Emma s. Wirakusumah, M. S. (2002). Tetap bugar diusia lanjut. jakarta: Trubus
Agriwidya.

Elang Mohamad Atoilah, A. a. (2013). Askep pada klien dengan gangguan kebutuhan
dasar manusia. Garut: IN MEDIA.

H Aziz alimun hidayat, m. u. (2014). pengantar kebutuhan dasar manusia. jakarta:


salemba medika.

Haswita, s. k. (2017). kebutuhan dasar manusia untuk mahasiswa keperawatan dan


kebidanan. jakarta: Tim.

Hesti widuri, s. k. (2010). kebutuhan dasar manusia. yogyakarta: Gosyen publishing.

Hidayat. (2014). Metode Penelitian Keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta : Salemba
Medika

Maryam. (mengenal usia lanjut dan perawatannya). 2008. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, P. D. (2014). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho. (2016). Buku Saku Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.

Padila. (2013). Buku ajar keperawatan gerontik. Edisi ke 1. Yogyakarta: Nuha


Medika.

S, N. (2009). Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan asuhan keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika.

57
58

Saputra, D. L. (2013). kebutuhan dasar manusia. Tangerang: Binapura Aksara.

Slamet Rohaedi, S. t. (2016). Tingkat kemandirian lansia dalam activities daily living
dipanti sosial tresna werdha senja rawi. Jurnal pendidikan keperawatan
indonesia vo.2 No. 1 , 2 .

Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D.


Bandung: Alfabeta.

Tamher, S. (2009). kesehatan lanjut usia dengan pendekatan Asuhan keperawatan .


Jakarta: Salemba Medika.

Widadi, R. W. (2016). Hubungan Antara Senam Lansia Dengan Kemandirian


Melakukan Aktivitas Dasar Sehari-Hari Di Posyandu Lansia Binaan
Puskesmas Banguntapan III Bantul. Jurnal Publikasi STIKES Jendral A. Yani
Yogyakarta .

Widianti, A. T. (2010). senam kesehatan. Yogyakarta: Nuha medika.


KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN KEMANDIRIAN MELAKUKAN
AKTIVITAS SEHARI-HARI DI PANTI SOSIAL TRESNA
WERDA AL-KAUTSAR PALU
TAHUN 2018

A. Karakteristik Responden

Nama Responden :

Usia Responden :

Jenis Kelamin :

1. Senam lansia

Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan seksama dan berikanlah tanda

check list ()pada kalimat pertanyaan yang paling tepat menurut anda

(responden).

No Pertanyaan Ya Tidak
Apakah saudara merasa nyaman ketika selesai
1
mengikuti senam lansia ?
Apakah saudara melakukan senam minimal 1-
2
2x seminggu ?
Apakah menurut saudara senam lansia dapat
3
dilakukan tanpa pemanasan terlebih dahulu ?
Apakah saudara selain melakukan senam juga
4
melakukan olahraga lain dirumah ?
Apakah menurut saudara senam dilaksanakan
5
pada pagi hari ?
Apakah menurut saudara melaksnakan senam
6
membutuhkan fisik baik ?
Apakah menurut saudara gerakan senam
7
membutuhkan waktu yang lama ?
8 Apakah setelah sauara mengikuti senam lansia,
saudara menjadi malas untuk beraktivitas ?
Apakah saudara merasa manfaat yang besar
9 terhadap keseharian dirumah saat rutin
mengikuti senam ?
Apakah saudara jika tidak berolahraga tubuh
10
terasa lemas dan tidak bersemangat ?
Apakah menurut saudara gerakan senam lansia
11 yang biasa dilakukan gerakannya sulit untuk di
ingat ?

2. Kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari

Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan seksama dan berikanlah tanda

check list ()pada kalimat pertanyaan yang paling tepat menurut anda

(responden).

n No Pertanyaan Ya Tidak
Apakah Bapak/Ibu dapat membuat masakan
1
makanan sendiri ?
Apakah Bapak / ibu bisa berpindah posisi dari
2 posisi tidur ke posisi duduk tanpa bantua
orang lain ?
Apakah Bapak / ibu memerlukan bantuan saat
3
berjalan disekitaran rumah ?
Apakah dengan menggunakan alat bantu dapat
4
mempermudah bapak/ibu dalam berjalan ?
Apakah Bapak/Ibu harus butuh pertolongan
5
untuk naik turun tangga ?
Apabila Bapak/Ibu jika ingin berbelanja
6 keluar rumah tidak memerlukan bantuan orang
lain ?
Apakah Bapak/Ibu bisa berpindah tempat
7 sendiri disekitaran rumah tanpa bantuan orang
lain ?
Apakah Bapak/Ibu hanya diam di dalam
8
rumah tanpa mau beraktivitas keluar rumah ?
9 Apakah Bapak/Ibu dapat melakukan olahraga
ringan seperti jalan santai dipagi hari ?
Apakah Bapak/Ibu jika sedang mengkonsumsi
10 obat, apakah dapat menyiapkan obat dan
meminumnya sendiri ?
Apakah Bapak/Ibu perlu bantuan orang lain
11
ketika membersihkan tempat tidur ?
Apakah Bapak /ibu dapat melakukan gerakan
12
senam sendiri tanpa bantuan orang lain ?
Hasil uji validitas keisioner senam lansia

Reliability

Case Processing Summary

N %

Valid 30 100.0

Cases Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

.975 11

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

s3 .60 .498 30
s5 .67 .479 30
s6 .60 .498 30
s8 .67 .479 30
s10 .67 .479 30
s14 .67 .479 30
s15 .60 .498 30
s22 .67 .479 30
s27 .67 .479 30
s29 .60 .498 30
s30 .67 .479 30
Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted

s3 6.47 19.292 .781 .976


s5 6.40 18.869 .927 .971
s6 6.47 19.292 .781 .976
s8 6.40 18.869 .927 .971
s10 6.40 18.869 .927 .971
s14 6.40 18.869 .927 .971
s15 6.47 19.292 .781 .976
s22 6.40 18.869 .927 .971
s27 6.40 18.869 .927 .971
s29 6.47 19.292 .781 .976
s30 6.40 18.869 .927 .971

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

7.07 22.961 4.792 11


Hasil uji validitas keisioner kemandirian melakukan aktivitas

Reliability

Case Processing Summary

N %

Valid 30 100.0

Cases Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.
Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

.962 12

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

a4 .47 .507 30
a5 .50 .509 30
a6 .47 .507 30
a9 .47 .507 30
a10 .47 .507 30
a12 .37 .490 30
a14 .60 .498 30
a15 .47 .507 30
a19 .63 .490 30
a25 .63 .490 30
a27 .40 .498 30
a30 .63 .490 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted

a4 5.63 20.861 .939 .955


a5 5.60 20.938 .919 .956
a6 5.63 20.861 .939 .955
a9 5.63 20.861 .939 .955
a10 5.63 20.861 .939 .955
a12 5.73 22.271 .640 .964
a14 5.50 21.845 .726 .961
a15 5.63 20.861 .939 .955
a19 5.47 21.844 .740 .961
a25 5.47 21.844 .740 .961
a27 5.70 22.838 .501 .967
a30 5.47 21.844 .740 .961

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

6.10 25.472 5.047 12


MASTER TABEL

HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN KEMANDIRIAN MELAKUKAN AKTIVITAS SEHARI-HARI DI PANTI SOSIAL
TRESNA WERDA AL-KAUTSAR PALU TAHUN 2018

SENAM
NO NAMA UMUR PENDIDIKAN JK SKORING KET
1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1
PEREMPUA
1 NY. LASTRI 72 SD 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 MANDIRI
N
PEREMPUA TIDAK
2 NY. RISNA 70 SMP 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
N MANDIRI
PEREMPUA TIDAK
3 NY. SUKMA 71 SD 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7
N MANDIRI
4 TN. IZAL 70 SD LAKI-LAKI 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 MANDIRI

PEREMPUA TIDAK
5 NY. MIRNA 65 SD 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
N MANDIRI
6 TN. RISAL 67 SMP LAKI-LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 MANDIRI

7 TN.DAYAT 74 SMP LAKI-LAKI 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 MANDIRI


PEREMPUA
8 NY. ZENAP 58 SMA 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 MANDIRI
N
TIDAK
9 TN. IKSAN 72 SMA LAKI-LAKI 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
MANDIRI
PEREMPUA TIDAK
10 NY. TARI 58 SMP 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 8
N MANDIRI
PEREMPUA TIDAK
11 NY. AYU 59 SD 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 9
N MANDIRI
PEREMPUA
12 NY. SUWATI 57 SD 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 MANDIRI
N
TIDAK
13 TN. AFDAL 58 SMP LAKI-LAKI 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
MANDIRI
PEREMPUA TIDAK
14 NY.LASMINI 74 SD 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 8
N MANDIRI
NY. PEREMPUA
15 57 SD 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 MANDIRI
MUSLIMAH N
PEREMPUA TIDAK
16 NY. EPI 60 SMA 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 9
N MANDIRI
PEREMPUA
17 NY.EGA 67 SD 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 MANDIRI
N
PEREMPUA
18 NY. NURAIN 60 SD 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 MANDIRI
N
PEREMPUA TIDAK
19 NY. AZIZAH 56 SMP 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 9
N MANDIRI
PEREMPUA TIDAK
20 NY. SRI 57 SMP 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 9
N MANDIRI
TN.
21 61 SD LAKI-LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 MANDIRI
MASUDIN
PEREMPUA
22 NY. ESTER 59 SD 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 MANDIRI
N
PEREMPUA
23 NY. IDA 61 SMA 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 10 MANDIRI
N
NY. PEREMPUA TIDAK
24 60 SD 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 8
AGUSTINA N MANDIRI
PEREMPUA
25 NY. RAHMA 59 SD 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 MANDIRI
N
TIDAK
26 TN. MAKALI 65 SMP LAKI-LAKI 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 4
MANDIRI
TIDAK
27 TN. EJI 58 SD LAKI-LAKI 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 9
MANDIRI
TIDAK
28 NY.EGA 71 SD PEREMPUAN 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 7
MANDIRI
TIDAK
29 NY.ASNI 59 SMP PEREMPUAN 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
MANDIRI
30 NY.MARYAM 62 SD PEREMPUAN 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 MANDIRI

31 TN. ABDUL 59 SD LAKI-LAKI 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 MANDIRI

32 TN.ALE 62 SMA LAKI-LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 MANDIRI

33 TN.TAKLIM 66 SD LAKI-LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 MANDIRI


COMPUTE SENAM=(S1 + S2 + S3 + S4 + S5 + S6 + S7 + S8 + S9 + S10 +
S11).
EXECUTE.
COMPUTE AKTIFITAS=(A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 + A8 + A9 +
A10 + A11 + A12).
EXECUTE.
FREQUENCIES VARIABLES=SENAM AKTIFITAS
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN
MEDIAN MODE SUM SKEWNESS SESKEW
/ORDER=ANALYSIS.

Statistics

SENAM AKTIFITAS

Valid 33 33
N
Missing 0 0
Mean 9.12 9.18
Std. Error of Mean .225 .315
Median 10.00 10.00
Mode 10 10
Std. Deviation 1.293 1.811
Variance 1.672 3.278
Skewness -2.269 -.994
Std. Error of Skewness .409 .409
Range 6 5
Minimum 4 6
Maximum 10 11
Sum 301 303

Frequency Table

SENAM

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

4 1 3.0 3.0 3.0

7 2 6.1 6.1 9.1

8 4 12.1 12.1 21.2


Valid
9 9 27.3 27.3 48.5

10 17 51.5 51.5 100.0

Total 33 100.0 100.0


AKTIFITAS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

6 7 21.2 21.2 21.2

8 1 3.0 3.0 24.2

9 4 12.1 12.1 36.4


Valid
10 14 42.4 42.4 78.8

11 7 21.2 21.2 100.0

Total 33 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

SSENAM * AAKTIFITAS 33 100.0% 0 0.0% 33 100.0%

SSENAM * AAKTIFITAS Crosstabulation

AAKTIFITAS Total

MANDIRI TIDAK
MANDIRI

Count 7 10 17

AKTIF % within SSENAM 41.2% 58.8% 100.0%

% within AAKTIFITAS 33.3% 83.3% 51.5%


SSENAM
Count 14 2 16

KURANG AKTIF % within SSENAM 87.5% 12.5% 100.0%

% within AAKTIFITAS 66.7% 16.7% 48.5%


Count 21 12 33
Total
% within SSENAM 63.6% 36.4% 100.0%
% within AAKTIFITAS 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 7.643a 1 .006


Continuity Correctionb 5.773 1 .016
Likelihood Ratio 8.170 1 .004
Fisher's Exact Test .010 .007
Linear-by-Linear Association 7.412 1 .006
N of Valid Cases 33

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.82.
b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Phi -.481 .006

Nominal by Nominal Cramer's V .481 .006

Contingency Coefficient .434 .006


N of Valid Cases 33

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for SSENAM (AKTIF / KURANG AKTIF) .100 .017 .586
For cohort AAKTIFITAS = MANDIRI .471 .259 .855
For cohort AAKTIFITAS = TIDAK MANDIRI 4.706 1.213 18.262
N of Valid Cases 33

FREQUENCIES VARIABLES=Nama umur Jk pendidikan SSENAM AAKTIFITAS


/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies

Statistics

nama umur jenis kelamin pendidikan SSENAM AAKTIFITAS


responden responden responden responden

Valid 33 33 33 33 33 33
N Missin 0 0 0 0 0 0
g

Frequency Table

umur responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

56-60 16 48.5 48.5 48.5

61-65 6 18.2 18.2 66.7

Valid 66-70 5 15.2 15.2 81.8

71-75 6 18.2 18.2 100.0

Total 33 100.0 100.0

jenis kelamin responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

laki-laki 11 33.3 33.3 33.3

Valid perempuan 22 66.7 66.7 100.0

Total 33 100.0 100.0

pendidikan responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

sd 19 57.6 57.6 57.6


Valid
smp 9 27.3 27.3 84.8
sma 5 15.2 15.2 100.0

Total 33 100.0 100.0

SSENAM

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

AKTIF 17 51.5 51.5 51.5

Valid KURANG AKTIF 16 48.5 48.5 100.0

Total 33 100.0 100.0

AAKTIFITAS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

MANDIRI 21 63.6 63.6 63.6

Valid TIDAK MANDIRI 12 36.4 36.4 100.0

Total 33 100.0 100.0

umur responden * AAKTIFITAS Crosstabulation

AAKTIFITAS Total

MANDIRI TIDAK
MANDIRI

Count 11 5 16

56-60 % within umur responden 68.8% 31.3% 100.0%

% within AAKTIFITAS 52.4% 41.7% 48.5%

Count 3 3 6

61-65 % within umur responden 50.0% 50.0% 100.0%

umur responden % within AAKTIFITAS 14.3% 25.0% 18.2%

Count 3 2 5

66-70 % within umur responden 60.0% 40.0% 100.0%

% within AAKTIFITAS 14.3% 16.7% 15.2%

Count 4 2 6
71-75
% within umur responden 66.7% 33.3% 100.0%
% within AAKTIFITAS 19.0% 16.7% 18.2%
Count 21 12 33

Total % within umur responden 63.6% 36.4% 100.0%

% within AAKTIFITAS 100.0% 100.0% 100.0%

umur responden * SSENAM Crosstabulation

SSENAM Total

AKTIF KURANG AKTIF

Count 7 9 16

56-60 % within umur responden 43.8% 56.3% 100.0%

% within SSENAM 41.2% 56.3% 48.5%

Count 4 2 6

61-65 % within umur responden 66.7% 33.3% 100.0%

% within SSENAM 23.5% 12.5% 18.2%


umur responden
Count 4 1 5

66-70 % within umur responden 80.0% 20.0% 100.0%

% within SSENAM 23.5% 6.3% 15.2%

Count 2 4 6

71-75 % within umur responden 33.3% 66.7% 100.0%

% within SSENAM 11.8% 25.0% 18.2%


Count 17 16 33

Total % within umur responden 51.5% 48.5% 100.0%

% within SSENAM 100.0% 100.0% 100.0%


jenis kelamin responden * SSENAM Crosstabulation

SSENAM Total

AKTIF KURANG
AKTIF

Count 7 4 11

% within jenis kelamin 63.6% 36.4% 100.0%


laki-laki
responden

% within SSENAM 41.2% 25.0% 33.3%


jenis kelamin responden
Count 10 12 22

% within jenis kelamin 45.5% 54.5% 100.0%


perempuan
responden

% within SSENAM 58.8% 75.0% 66.7%


Count 17 16 33

% within jenis kelamin 51.5% 48.5% 100.0%


Total
responden

% within SSENAM 100.0% 100.0% 100.0%

jenis kelamin responden * AAKTIFITAS Crosstabulation

AAKTIFITAS Total

MANDIRI TIDAK
MANDIRI

Count 6 5 11

% within jenis kelamin 54.5% 45.5% 100.0%


laki-laki
responden

% within AAKTIFITAS 28.6% 41.7% 33.3%


jenis kelamin responden
Count 15 7 22

% within jenis kelamin 68.2% 31.8% 100.0%


perempuan
responden

% within AAKTIFITAS 71.4% 58.3% 66.7%


Count 21 12 33

% within jenis kelamin 63.6% 36.4% 100.0%


Total
responden
% within AAKTIFITAS 100.0% 100.0% 100.0%
pendidikan responden * AAKTIFITAS Crosstabulation

AAKTIFITAS Total

MANDIRI TIDAK
MANDIRI

Count 13 6 19

% within pendidikan 68.4% 31.6% 100.0%


sd
responden

% within AAKTIFITAS 61.9% 50.0% 57.6%

Count 5 4 9

% within pendidikan 55.6% 44.4% 100.0%


pendidikan responden smp
responden

% within AAKTIFITAS 23.8% 33.3% 27.3%

Count 3 2 5

% within pendidikan 60.0% 40.0% 100.0%


sma
responden

% within AAKTIFITAS 14.3% 16.7% 15.2%


Count 21 12 33

% within pendidikan 63.6% 36.4% 100.0%


Total
responden

% within AAKTIFITAS 100.0% 100.0% 100.0%

pendidikan responden * SSENAM Crosstabulation

SSENAM Total

AKTIF KURANG
AKTIF

Count 12 7 19

% within pendidikan 63.2% 36.8% 100.0%


sd
responden

% within SSENAM 70.6% 43.8% 57.6%

pendidikan responden Count 2 7 9

% within pendidikan 22.2% 77.8% 100.0%


smp
responden

% within SSENAM 11.8% 43.8% 27.3%


sma Count 3 2 5
% within pendidikan 60.0% 40.0% 100.0%
responden

% within SSENAM 17.6% 12.5% 15.2%


Count 17 16 33

% within pendidikan 51.5% 48.5% 100.0%


Total
responden

% within SSENAM 100.0% 100.0% 100.0%


JADWAL PENELITIAN

RENCANA KEGIATAN PENELITIAN


NO KEGIATAN
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Acc Judul
3 Pengambilan Data
Awal
4 Penyusunan
Proposal
5 Konsul Proposal
6 ACC Proposal
7 Seminar proposal
8 Perbaiki proposal
9 Perizinan penelitian
10 Pelaksanaan
penelitian
11 Pengolahan data
12 Penyusunan hasil
13 Konsul hasil
14 Ujian skripsi
15 Perbaiki skripsi
16 Penyerahan skripsi
17 Yudisium
18 Wisuda

Anda mungkin juga menyukai