Anda di halaman 1dari 28

IMPLIKASI PERUBAHAN DAN

MASALAH LANSIA
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari Bab ini
diharapkan mahasiswa mampu :
• Menjelaskan kembali macam-
macam teori biologis
• Menjelaskan kembali macam-
macam teori psikologis
• Menjelaskan kembali macam-
macam teori sosial
 Secaraumum, implikasi/praktek
keperawatan yg dapat dikembangkan
dg proses menua dpt didasarkan pada
teori menua menurut/secara biologis,
Psikologis, & sosial.
 Implikasi keperawatan yang diberikan
didasarkan atas asumsi bahwa tindakan
keperawatan yang diberikan lebih
ditekankan pd upaya utk memodifikasi
faktor-faktor yang secara teoritis
dianggap dpt mempercepat proses
penuaan.
Implikasi teori biologi bagi keperawatan
1. Dalam hubungan dengan orang yang tua, perlu bagi
perawat untuk memperhatikan teori proses menua
2. Aktivitas sehari-hari merupakan salah satu bagian dari
perilaku kehidupan normal yg tidak perlu dibatasi scr
berlebihan, tetapi lebih cenderung untuk memodifikasi
perilaku sebagai akibat perubahan fisik dari manula itu
sendiri. Perilaku hidup sehari-hari diperlukan utk menjaga
kondisi fisik tetap dlm batas normal & mengoptimalkan
kemampuan diri.
3. Pola hidup sehat yang dilakukan dapat mempengaruhi
perubahan-perubahan dasar biologis dari proses menua
itu sendiri. Konsumsi makanan yang sehat,cukup gizi dan
menghindari faktor-faktor resiko pencetus stress fisik dan
pembentuk radikal bebas merupakan salah satu upaya
untuk mengurangi proses menua secara biologis.
4. Melakukan kehidupan dengan melakukan kerja
seimbang dan pemenuhan kebutuhan seimbang
mampu memberikan kontribusi yang positif dalam
peningkatkan performens lansia itu sendiri.
5. Menghindari lingkungan dengan tingkat resiko
radiasi atau polutan yg tinggi merupakan langkah yg
bisa ditempuh untuk menghindari cepatnya proses
menua secara biologis.
6. Perlu bagi perawat untuk memperhatikan upaya-
upaya pemenuhan kebutuhan lansia akan sarana &
prasarana yg menunjang pencapaian kebutuhan
hidup serta meningkatkan kualitas hidup melalui
pengadaan alat-alat aktifitas yang memadai,
mengurangi resiko stress fisik berlebih serta
terhindar dari polusi.
IMPLIKASI TEORI PSIKOLOGIS BG KEPERAWATAN

A. Teori Tugas Perkembangan


Havigurst (1972): bahwa tugas perkembangan
pada masa tua antara lain adalah :
1.Menyesuaikan diri dengan penurunan
kekuatan fisik dan kesehatan
2.Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan
berkurangnya penghasilan
3.Menyesuaikan diri dg kematian pasangannya
4.Membentuk hubungan dg orang2 yg sebaya
5.Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang
memuaskan
6.Menyesuaikan diri dg peran sosial scr luwes
Selain tugas perkembangan diatas, terdapat pula
tugas perkembangan yang spesifik yang dapat
muncul sebagai akibat tuntutan :
 Kematangan fisik
 Harapan dan kebudayaan masyarakat
 Nilai-nilai pribadi individu dan aspirasi

B. Teori Delapan Tingkat Kehidupan


Secara Psikologis, proses menua diperkirakan terjadi akibat
adanya kondisi psikologis mencapai pada tahap-tahap
kehidupan tertentu. Ericson (1950) yang telah
mengidentifikasi tahap perubahan psikologis (8 tingkat
kehidupan) menyatakan bahwa pada usia tua, tugas
perkembangan yang harus dijalani adalah untuk mencapai
keeseimbangan hidup atau timbulnya perasaan putus asa.
 Peck (1968) menguraikan tentang teori perkembangan
erikson dengan mengidentifikasi tugas penyelarasan
integritas diri dpt dipilah dlm 3 tingkat yt: pada perbedaan
ego thd peran pekerjaan preokupasi, perubahan tubuh thd
pola preokupasi, dan perubahan ego thd ego preokupasi.
 Pada tahap perbedaan ego terhadap peran pekerjaan
preokupasi, tugas perkembangan yang harus dijalani oleh
lansia adalah menerima identitas diri sebagai orang tua dan
mendapatkan dukungan yg adekuat dari lingkungan untuk
mengnhadapi adanya peran baru sebagai orang tua
(preokupasi). Adanya pensiun & atau pelepasan pekerjaan
merupakan hal yg dapat dirasakan sebagai sesuatu yang
menyakitkan dan dapat menyebabkan perasaan penurunan
harga diri dari orang tua tersebut.
 Perubahan fiisik dan pola fikir pada usia lanjut juga
dapat menjadi salah satu gangguan yang berarti bagi
kehidupan lanjut usia. Kondisi fisik/pola fikir yang
menurun kadang tidak disadari oleh lanjut usia dan hal
ini dapat mengkibatkan konflik terhadap peran baru dari
lanjut usia yang harus dijalaninya.
 Tugas perkembangan terakhir yg harus diterima oleh
lanjut usia adalah bahwa mereka harus mampu
menerima kematian yang bakal terjadi pada dirinya
dalam kesejaheraan. Pemanfaatan sisa keefektifan
tubuh untuk aktivitas sehari-hari dapat menjadi salah
satu upaya untuk meningkatkan moral individu dalam
menerima perubahan ego menuju keselarasan diri.
C. Teori Jung
Carl Jung merupakan psikolog swiss yang mengembangkan
teori bahwa perkembangan personal individu dilalui melalui
tahapan-tahapan : masa kanak-kanak, masa remaja dan
remaja akhir, usia pertengahan, dan usia tua. Kepribadian
personal ditentukan o/ adanya ego yg dimiliki, ketidaksadaran
personal dan ketidaksadaran kolektif.
Teori ini mengungkapkan bhw sejalan dg perkembangan
kehidupan, pada masa usia petengahan maka seseorang
mulai mencoba menjawab hakikat kehidupan dengan
mengeksplorasi nilai-nilai, kepercayaan dan meninggalkan
khayalan. Pada masa ini dapat terjadi “krisis usia pertengahan”
yg dpt mempengaruhi/menghambat proses ketuaan itu sendiri
secara psikologis
Adanya sikap ekstrovert maupun introvert sangat
berpengaruh sekali thd peran dan penyelesaian
masalah kehidupam saat usia pertengahan.
Pencapaian keselarasan hidup merupakan
salah satu indikator telah tereksplorasinya
nilai-nilai kehidupan oleh individu dan
pencapaian ini sangat dipengaruhi oleh
kepribadian (introvert/ ekstrovert).
Berdasar pemahaman diatas, Jung
menilai bahwa seseorang mampu
dianggap sukses dalam proses menua
manakala individu mampu untuk menjadi
“orang yg berfokus pada orang lain” dan
memiliki kepedulian yg penuh thd
kehidupan sosial.
Implikasi keperawatan
1. Perlunya penyadaran/penkes kpd manula dalam
upaya menjalani proses kehidupan
2. Kegiatan penyelenggaraan suport psikologis sangat
diperlukan untuk mencapai hasil optimal bagi
kesejahteraan psikis
3. Perawat harus mampu mengakomodasi/memfasilitasi
proses kegiatan penyelanggaraan penyuluhan dan
bimbingan rohani serta support psikologis
4. Masalah yang dihadapi oleh manula saat ini dapat
merupakan akibat terjadinya gangguan pada tahap
kehidupan sebelumnya, sehingga perawat perlu
mempelajari konsep psikologis secara mapan dan
mampu menjadi fasilitator dalam bimbingan rohani.
IMPLIKASI TEORI SOSIAL MENUA BG KEPRWTAN
A. Teori Stratifikasi Usia
Awal tahun 1970, teori ini muncul dan menjadi suatu wacana publik
besar. Teori ini menyatakan bhw orang yang mengalami proses
menua dipandang sebagai individu elemen sosietas dan juga
sebagai anggota kelompok/group dalam masyarakat. Rilley (1985)
mengungkapkan ada 5 konsep utama yang mendasarinya yaitu :
1. Setiap individu merupakan bagian sosietas

2. Adanya keunikan peran tugas dan fungsi

3. Tidak hanya pada tataran tertentu saja terjadi perubahan

4. Pengalaman yg dimiliki orang tua dapat dibentuk melalui


parameter umur dan tugas
5. Hubungan antara manusia usial lanjut dg lingkungan tdk stagnasi
B. Teori Aktivitas
Teori ini menyatakan bahwa seorang individu harus
mampu eksis & aktif dalam kehidupan sosial untuk
mencapai kesuksesan dalam kehidupan di hari tua.
(Havigurst dan Albrech. 1963). Aktivitas dalam teori
ini dipandang sbg sesuatu yg vital utk ‘pertahankan
rasa kepuasan pribadi dan kosie diri yang positif.
Teori ini berdasar pada asumsi bahwa :
(1) Aktif lebih baik daripada pasif
(2) Gembira lebih baik daripada tidak gembira
(3) Orang tua merupakan adalah orang yang baik
untuk mencapai sukses dan akan memilih
alternatif pilihan aktif dan bergembira.
C. Teori Kontinyuitas
Teori ini memandang bahwa kondisi tua
merupakan kondisi yang selalu terjadi dan
secara berkesinambungan yang harus
dihadapi oleh orang lanjut usila.
 Implikasi Keperawatan

1. Perlu bagi perawat untuk tetap


mengaktifkan peran sosial manula sesuai
dengan kemampuannya.
2. Perawat harus mampu menciptakan
lingkungan sosial yang berfariatif.
IV. PERUBAHAN PADA USIA LANJUT
1. Perubahan Fisik
a. Sel
b. Sistem Persarafan
c. Sistem Pendengaran
d. Sistem Penglihatan
e. Sistem Kardiovaskuler
f. Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
g. Sistem Respirasi
h. Sistem Gastrointestinal
i. Sistem Genitourinari
j. Sistem Endokrin
k. Sistem Integumen
l. Sistem Muskuloskeletal
2. Perubahan Psikososial
Menurut Nugroho (2000), perubahan psikososial lansia al:
a. Pensiun; Bila seseorang pensiun (purna tugas), ia akan
mengalami kehilangan-kehilangan, antara lain:
 Kehilangan financial (income berkurang)
 Kehilangan status
 Kehilangan teman/kenalan/relasi
 Kehilangan pekerjaan/kegiatan
b. Merasakan sadar akan kematian (sense of awareness of
mortality)
c. Perubahan dalam hidup, yaitu memasuki rumah perawatan,
bergerak lebih sempit
d. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan.
Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit,
bertambahnya biaya pengobatan.
e. Penyakit kronis dan ketidakmampuan
f. Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan
ketulian
g. Gangguan gizi akibat kehilangan pekerjaan/jabatan
h. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan
dengan teman-teman dan famili
i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan
terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri.
 Usia lanjut akan mengalami perubahan
psikologis pd lansia berupa perubahan
ingatan short term memory, frustasi,
kesepian, takut kehilangan kebebasan,
takut menghadapi kematian, perubahan
keinginan, depresi, & kecemasan
(Maryam, 2008).
 Dalam psikologi perkembangan, lansia
dan perubahan yang dialaminya akibat
proses penuaan digambarkan oleh hal
berikut :
1. Keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga
harus bergantung pada orang lain.
2. Status ekonominya sangat terancam, shg cukup
beralasan utk melakukan berbagai perubahan
besar dalam pola hidupnya.
3. Menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan
perubahan status ekonomi dan kondisi fisik.
4. Mencari teman baru untuk menggantikan
suami/istri yang sudah meninggal atau pergi jauh
dan atau cacat.
5. Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi
waktu luang yang semakin bertambah.
6. Belajar utk memperlakukan anak yg
sdh besar sbg org dewasa.
7. Mulai terlibat dalam kegiatan
masyarakat yang secara khusus
direncanakan untuk orang dewasa.
8. Mulai merasakan kebahagiaan dari
kegiatan yang sesuai untuk lansia dan
memiliki kemauan untuk mengganti
kegiatan lama yang berat dengan
yang lebih cocok.
9. Menjadi sasaran atau dimanfaatkan
oleh para penjual obat,, dan
kriminalitas karena tidak sanggup lagi
untuk memperhatikan diri.
3. Perubahan Spiritual
a. Agama/kepercayaan makin terintegrasi dlm
kehidupannya (Maslow, 1970 dlm Nugroho,
2000).
b. Lansia makin matur dalam kehidupan
agamanya, hal ini terlihat dalam berpikir dan
bertindak dalam sehari-hari (Murray and
Zentner, 1970 dalam Nugroho, 2000).
c. Perkembangan spiritual usia 70 tahun adalah
universalizing, perkembangan yang dicapai
pd tingkat ini yakni berpikir & bertindak dg
cara memberikan contoh cara mencintai dan
keadilan (Fowler, 1978 dlm Nugroho, 2000)
4. Perubahan Kognitif Lansia
 Perubahan kognitif pada lansia
biasanya terlihat sebagai gangguan
ringan daya ingat yang tidak
progresif dan tidak mengganggu
aktivitas hidup sehari-hari.
Biasanya dikenali oleh keluarga
atau teman, sering mengulang
pertanyaan yang sama atau lupa
pada kejadian yang baru saja
terjadi (FKUI, 2000:165).
Kognitif Lansia
Kognitif adalah perpaduan faktor
biologis dan psikologis yang harus
dipertimbangkan dalam perawatan
lansia (Ebersole, 2005:111).
Faktor Yg Mempengaruhi (Determinan)
pada perubahan kognitif lansia.
Takasihaeng, (2002) yang mempengaruhi
perubahan kognitif lansia diantaranya:
a. Usia lanjut (>65 tahun).
b. Adanya riwayat kecelakaan.
c. Pernah mengalami stroke.
d. Hipertensi.
e. Adanya penyakit kronis menahun.
f. Adanya penyempitan pemb. darah di otot.
g. Sering tegang.
h. Perasaan seperti tahanan di dalam rumah.
i. danya kematian sel-sel otak di neuron karena
proses degeneratif.
Menurut Mangoensuprodjo & Nurhayati (2005): ada
enam cara meningkatkan kemampuan otak, yaitu:
1. Selalu belajar sesuatu yg baru/mencoba hal-hal yg
berbeda setiap hari. (Penelitian menunjukkan ;
rasa ingin tahu menjaga otak dan pikiran
seseorang tetap tajam).
2. Melakukan permainan yg cenderung memeras
otak/pikiran, seperti: scrabble, catur atau kartu.
3. Mengerjakan TTS yg ada di surat kabar harian.
4. Membaca artikel, buku atau majalah tentang
masalah-masalah yang menarik.
5. Menghadiri ceramah agama, drama, pameran, dan
melihat acara-acara telivisi pendidikan.
6. Mengguanakan bantuan memori, seperti kalender
perjanjian pertemuan dg seseorang, daftar “yang
harus dikerjakan”, dan catatan untuk surat pos.
V. MASALAH YANG TIMBUL PADA LANSIA
Mangoenprasodjo, 2005 hal:8, antara lain:
1. Kondisi Mental.
2. Keterasingan (Loneliness).
3. Post Power Syndrome.
4. Masalah Penyakit
5. Masalah Ekonomi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai