Anda di halaman 1dari 107

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PERILAKU PENCEGAHAN OBESITAS PADA WANITA


DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
MOKODITEK KEC. BOLANGITANG TIMUR
KAB. BOLAANG MONGONDOW UTARA

SKRIPSI

KURNIA MAYASARI SYAIFUDDIN


NIM. C01417252

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
GORONTALO
2019
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PERILAKU PENCEGAHAN OBESITAS PADA WANITA
DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
MOKODITEK KEC. BOLANGITANG TIMUR
KAB. BOLAANG MONGONDOW UTARA

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat wajib dalam menyelenggarakan jenjang
pendidikan sarjana

KURNIA MAYASARI SYAIFUDDIN


NIM. C01417252

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
GORONTALO
2019
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesunguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari
satu urusan) maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya
kepada ALLAH hendaknya kamu berharap”.
(Q.S Al-Insyirah : 6 – 8)

Berangakat dengan penuh keyakinanBerjalan dengan penuh keikhlasan Bersabar dalam


menghadapi cobaanBagi ku keberhasilan bukan dinilai melalui hasilnya tetapi lihatlah proses
dan kerja kerasnya, tanpa adanya proses dan kerja keras maka keberhasilan tidak mempunyai
nilai yang berarti dan jika kamu takut melangkah, lihatlah bagaimana seorang bayi yang
mencoba berjalan. Niscaya akan kau temukan, bahwa manusia pasti akan jatuh. Hanya
manusia terbaiklah yang mampu bangkit dari kejatuhannya.

Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepadaku
untuk tetap menatap hari esok dengan penuh harapan dan cita – cita. Dan semoga
karya ini dapat bermanfaat untuk semua pihak, tentunya dengan keridhoan dari
Allah Swt. Amin

Cinta dan sayangku kepada kedua orangtua,Sjaifuddin Nur (Bapak) dan Suleha
Amin(Mama) sebagai wujud rasa hormat dan dharma baktiku. Anakku Anggi
Putri Bulqis yang selalu menjadi motivasi dan inspirasi, tiada hentinya
memberikan dukungan dan doanya untukku.

“Keluarga adalah kompas yang memandu (arah) kita. Ia adalah inspirasi untuk
mencapai puncak, yang menghibur saat kita goyah”

Teruntuk rekan – rekan seperjuangan kelas Limboto 3 angkatan 2017 yang tidak
bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas semua yang telah kita lewati
bersama dengan penuh rasa cinta, kasih dan sayang, kebersamaan, pengalaman
serta cerita indah yang tidak akan mungkin terlupakan untuk selamanya.

Akhir Skripsi ini bukanlah akhir dari perjuanganku, namun merupakan titik awal
dimana aku harus melangkah dan menatap masa depan yang harus aku gapai demi
sebuah impian yang telah aku bingkai dalam anganku.

v
KATA PENGANTAR

Dengan sepenuh hati, penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah
Subhanahu Wa Taala karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku Pencegahan Pada Wanita Dewasa di Puskesmas
MokoditekKecamatan Bolangitang Timur Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara”.
Penulis selama menjalani studi dan menyelesaikan skripsi ini banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu melalui kesempatan ini
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. dr. Muhammad Isman Jusuf, Sp.S. selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Gorontalo.
2. Prof. Dr. Hj. Moon Otoluwa, M.Hum, selaku Wakil Rektor 1 dalam Bidang
Akademik Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
3. Drs. H. Sjamsudin Tuli, M.Si, selaku selaku Wakil Rektor 2 dalam Bidang
Administrasi Umum, Keuangan, Perencanaan dan Sumber Daya Universitas
Muhammadiyah Gorontalo.
4. Dr. Ir. Hasyim, M.Si, selaku Wakil Rektor 3 dalam Bidang Riset
Pengembangan dan Kerjasama Universitas Muhammadiyah Gorontalo
5. Dr. Munkizul Uman Kau, S.Fil.I.,M.Phil, selakuWakil Rektor 4 dalam
Bidang Kemahasiswaan dan Al-Islam Kemuhammadiyaan Universitas
Muhammadiyah Gorontalo.
6. dr. Rusli A. Katili, MARS selaku Dekan Fakultas Kesehatan.
7. Rona Febriyona, S.Kep.Ns., M.Kes., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
8. Firmawati, S.Kep.Ns., M.Kep., selaku Pembimbing 1 yang telah memberikan
waktu, arahan dan bimbingannya sehingga penyusunan skripsi ini bisa selesai
tepat waktu.

vi
9. Andi Nur Aina Sudirman, S.Kep.Ns., M.Kes., selaku Pembimbing 2 yang
selalu sabar dalam memberikan arahan dan bimbingan sehingga penyusunan
skripsil ini bisa selesai tepat waktu.
10. Seluruh dosen Program Studi Ners Universitas Muhammadiyah Gorontalo
yang telah membekali penulis dengan ilmu hingga skripsi ini terwujud.
11. Kepala Puskesmas Mokoditek dan seluruh staf Puskesmas Mokoditek Kab.
Bolaang Mongondow Utara yang telah membantu dan melancarkan penelitian
ini.
12. Keluarga yang selalu memberikan dukungan, motivasi, materi dan
mengorbankan semuanya demi pendidikan penulis.
13. Teman seperjuangan keperawatan khususnya di kelas Limboto 3 yang telah
memberikan motivasi, dukungan serta semangat dalam menyusun skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh


keterbatasan pengetahuan, wawasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu,
penulis sangat menghargai masukan guna penyempurnaan dalam penulisan skripsi
penelitian ini

Gorontalo, Maret 2019


Penulis

vii
viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................................... ii
PENGESAHAN PEMBIMBING............................................................................. iii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI....................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................v
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi
ABSTRAK .............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ...............................................................................4
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian....................................................................................5
1.4.1 Tujuan Khusus ............................................................................5
1.4.2 Tujuan Umum.............................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian..................................................................................6
1.5.1 Manfaat Teoritis .........................................................................6
1.5.2 Manfaat Praktis...........................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Teori ............................................................................................7
2.1.1 Obesitas ......................................................................................7
2.1.2 Perilaku......................................................................................15
2.1.3 Pola Makan ................................................................................18
2.1.4 Aktifitas Fisik ............................................................................20
2.1.5 Pengetahuan ..............................................................................22
2.2 Penelitian yang Relevan ...........................................................................24
2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................................25
2.3.1 Kerangka Teori ..........................................................................26
2.3.2 Kerangka Konsep ......................................................................27
2.4 Hipotesis Penelitian ..................................................................................27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Tempat Penelitian dan waktu penelitian ...................................................29
3.2 Desain Penelitian .......................................................................................29
3.3 Variabel Penelitian .....................................................................................29
3.3.1 Identikasi Variabel ....................................................................29
3.3.2 Definisi Operasional ..................................................................30
3.4 Populasi dan Sampel ..................................................................................32

ix
3.4.1 Populasi .....................................................................................32
3.4.2 Sampel Penelitian ......................................................................32
3.5 Tehnik Pengumpulan Data .........................................................................33
3.6 Instrument Penelitian .................................................................................34
3.7 Tehnik Analisis Data..................................................................................35
3.7.1 Pengolahan Data ........................................................................35
3.7.2 Analisis Data .............................................................................36
3.8 Hipotesis Statistika.....................................................................................36
3.9 Etika Penelitian ..........................................................................................36

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian ..........................................................................................38
4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ........................................38
4.1.2 Karakteristik Responden ...........................................................40
4.1.3 Analisis Univariat ......................................................................41
4.1.4 Analisis Bivariat ........................................................................43
4.2 Pembahasan................................................................................................45
4.2.1 Karakteristik Responden ...........................................................45
4.2.2 Analisis Univariat ......................................................................48
4.2.3 Analisis Bivariat ........................................................................52

BAB VPENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................56
5.2 Saran ..........................................................................................................57

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................59


LAMPIRAN ............................................................................................................62

x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka Teori ................................................................................................26
2. Kerangka Konsep ..............................................................................................27

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
1. Klasifikasi Status Gizi Dewasa ......................................................................10
2. Parameter Rasio Lingkar Pinggang Pinggul(RLPP).......................................11
3. Penelitian yang Relevan .................................................................................24
4. Definisi Operasional .......................................................................................30
5. Distribusi Frekuensi Umur .............................................................................40
6. Distribusi Frekuensi Pekerjaan .......................................................................40
7. Distribusi Frekuensi Pendidikan .....................................................................41
8. Distribusi Frekuensi Perilaku Pencegahan Obesitas.......................................41
9. Distribusi Frekuensi Pola Makan ...................................................................42
10. Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik ...............................................................42
11. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Obesitas....................................................42
12. Distribusi Frekuensi Hubungan Pola Makan dengan Perilaku Pencegahan
Obesitas pada Wanita Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoditek ......43
13. Distribusi Frekuensi Hubungan Aktifitas Fisik dengan Perilaku Pencegahan
Obesitas pada Wanita Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoditek ......44
14. Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan tentang Obesitas dengan
Perilaku Pencegahan Obesitas pada Wanita Dewasa di Wilayah Kerja
Puskesmas Mokoditek ....................................................................................45
15. Jadwal Kegiatan Penelitian .............................................................................63

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Riwayat Hidup ..................................................................................................62
2. Jadwal Kegiatan Penelitian ...............................................................................63
3. Halaman Kuesioner ...........................................................................................64
4. Lembar Permintaan Menjadi Responden ..........................................................65
5. Lembar Persetujuan Responden ........................................................................66
6. Kuesioner Perilaku Pencegahan Obesitas .........................................................67
7. Kuesioner Semi FFQ .........................................................................................69
8. Kuesioner Aktifitas Fisik ..................................................................................76
9. Kuesioner Pengetahuan .....................................................................................77
10. Master Tabel .....................................................................................................78
11. Hasil Uji SPSS ..................................................................................................81
12. SK Pembimbing Skripsi ....................................................................................86
13. Surat Izin Meneliti dari Fakultas .......................................................................89
14. Surat dari Kesbangpol .......................................................................................90
15. Surat telah Selesai Penelitian dari Instansi Terkait ...........................................91
16. Dokumentasi ....................................................................................................92

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan data World Health Organization, penderita obesitas meningkat
sejak tahun 1980. Pada tahun 2016 lebih dari 1,9 miliar orang dewasa diatas 18
tahun menderita kelebihan berat badan, dan 600 juta orang diantaranya menderita
obesitas. Overweight atau kelebihan berat badan adalah keadaan berat badan
seseorang melebihi berat badan normal. Obesitas merupakan timbunan triasil
gliserol berlebih dijaringan lemak akibat asupan energi berlebih dibandingkan
penggunaannya (Indra, 2006). Obesitas juga berhubungan dengan penyakit-
penyakit yang dapat menurunkan kualitas hidup. Obesitas terjadi jika dalam suatu
periode waktu lebih banyak kalori yang masuk melalui makanan daripada yang
digunakan unuk menunjang kebutuhan energi tubuh, yang selanjutnya energi akan
disimpan sebagai trigliserida dijaringan lemak (Pramudji Hastuti, 2018).
Obesitas di seluruh dunia hampir tiga kali lipat antara tahun 1975 dan 2016.
Kegemukan dan obesitas terkait dengan lebih banyak kematian di seluruh dunia
daripada berat badan kurang. Secara global ada lebih banyak orang yang
mengalami obesitas daripada kekurangan berat badan. Ini terjadi di setiap wilayah
kecuali bagian dari sub-Sahara Afrika dan Asia (WHO, 2016).
Diperkirakan 41 juta anak-anak dibawah usia 5 tahun dan lebih dari 340 juta
anak-anak dan remaja berusia 5-19 tahun mengalami kelebihan berat badan atau
obesitas. Setelah dianggap sebagai masalah negara berpenghasilan tinggi,
kelebihan berat badan dan obesitas sekarang meningkat di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah terutama di daerah perkotaan. Hampir
setengah dari anak-anak dibawah usia 5 tahun yang kelebihan berat badan atau
obesitas pada tahun 2016 tinggal di Asia. Lebih dari 1,9 miliar orang dewasa
berusia 18 tahun dan lebih tua mengalami kelebihan berat badan. Dari jumlah ini,
lebih dari 650 juta orang dewasa mengalami obesitas. Prevalensi obesitas pada
orang dewasa berusia 18 tahun keatas yaitu 39% pria dan 40% wanita. Secara

1
keseluruhan, sekitar 13% populasi dewasa dunia yaitu 11% pria dan 15% wanita
(WHO, 2016).
Kasus kelebihan berat badan dan obesitas telah tersebar luas di berbagai
Negara sehingga kemudian muncul pertanyaan apakah kejadian obesitas
sebenarnya dapat dicegah pada populasi manusia. Terlepas dari topik tentang
keefektifan pencegahan obesitas, tindakan pencegahan ini tidak hanya berguna
untuk setiap individu, tetapi merupakan satu-satunya cara untuk mengontrol
epidemik terjadinya obesitas di seluruh dunia. Ketika epidemik mempengaruhi
banyak negara di dunia, ada beberapa negara yang tidak banyak memiliki pasien
obesitas seperti di negara Singapura, adanya pola hidup sehat dan masyarakat
yang sering melakukan aktifitas fisik dapat menurunkan angka kejadian obesitas
di Negara tersebut (Pramudji Hastuti, 2018).
Di negara berkembang termasuk di Indonesia kita ketahui terdapat beberapa
masalah kesehatan, salah satu adalah obesitas diakibatkan oleh pola makan yang
tidak teratur dan dibarengi dengan aktifitas fisik yang kurang. Adapun hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018) menunjukan prevalensi berat badan lebih
atau obesitas pada orang dewasa >18 tahun di Indonesia yaitu 13,6% dan 21,8%.
Prevalensi rata-rata untuk Indonesia yaitu 21,8%. Adapun prevalensi menurut
provinsi Sulawesi Utara berada pada angka tertinggi yaitu 30.2% dari provinsi
lainnya terutama provinsi yang ada di wilayah pulau Sulawesi.
Adapun presentase obesitas untuk Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
yang terdiri dari 2 Kecamatan yang memiliki prevalensi tertinggi yaitu Kecamatan
Kaidipang sebanyak 75% dan Kecamatan Bolangitang Timur sebanyak 54,9%.
Riset Kesehatan Nasional tahun 2016 prevalensi obesitas pada usia dewasa (>18
tahun) sebanyak 20,7%, selanjutnya prevalensi obesitas menurut jenis kelamin
lebih banyak terjadi pada wanita yaitu 41,4%, dan menurut kelompok umur
prevalensi obesitas tertinggi ada pada umur 40-49 tahun. Seiring dengan kemajuan
teknologi kedudukan wilayah sangat berpengaruh terhadap peningkatan obesitas,
seperti yang ditunjukkan pada peningkatan prevalensi obesitas menurut wilayah
perdesaan dan perkotaan di Indonesia yaitu sebanyak 38,3% terjadi di wilayah

2
perkotaan dan 28,2% terjadi di wilayah perdesaan (Kementerian Kesehatan RI,
2017).
Individu dapat menjadi kelebihan berat badan pada umur berpapaun, tetapi
secara umum pada umur tertentu seseorang. Saat lahir, ada individu yang akan
menjadi penderita obesitas dan ada yang tidak saat di masa mendatang, tetapi
risiko menjadi obesitas meningkat apabila dilahirkan dari ibu yang menderita
obesitas. Pada sebagian besar orang, kemungkinan akan dapat terkena obesitas
lebih besar dibandingkan yang tidak, hal ini disebut “preoverweight” dan “never
overweight”. Pada penelitian ditemukan bahwa sebagian besar orang dewasa
mengalami kelebihan berat badan sebelum berumur 20 tahun. Persentase orang
dewasa sebesar 75-80% akan kelebihan berat badan. Antara 20% dan25% dari
populasi ternyata mengalami kelebihan berat badan sebelum umur 20 tahun dan
50% mengalami obesitas setelah berumur 20 tahun. Individu yang kelebihan berat
badan akan terus berkembang secara signifikan dari tahun ke tahun (Pramudji
Hastuti, 2018).
Jumlah kasus obesitas di wilayah kerja Puskesmas Mokoditek pada tahun
2017 ada 80 kasus dan tahun 2018 berjumlah 98 kasus. Dari data 2 tahun terakhir
terjadi peningkatan obesitas sebanyak 18 kasus. Kejadian obesitas paling tinggi
didapatkan di desa Mokoditek 1 sebanyak 21 kasus, desa Mokoditek ada 20 kasus,
desa Saleo dan Saleo 1 masing-masing 16 kasus, desa Nagara 14 kasus dan desa
Nunuka ada 11 kasus. Kasus obesitas ini didapatkan melaluipemeriksaan di Pos
Pembinaan Terpadu (POSBINDU).
Pada saat dilakukan pengambilan data awal di Posbindu ditemukan banyak
masyarakat dalam hal ini wanita dewasa yang memiliki IMT ≥27, sekitar 32%
dari total kunjungan Posbindu.Total yang diwawancara sebanyak 155 orang,
didapatkan 50 orang yang obesitas dan 105 orang yang tidak obesitas. Pada saat
dilakukan wawancaradidapatkan bahwa masyarakat tidak memperhatikan pola
makan mereka, ditandai dengan kurang makan sayur, banyak makan makanan
bersantan dan kebanyakan makan makanan instant. Selain itu salah satu faktor
yang berkontribusi pada kejadian obesitas adalah kurangnya aktifitas fisik.
Kegiatan yang berkaitan erat dengan faktor kurang aktifitas fisik dapat diukur

3
melalui lama waktu tidur. Apabila waktu tidur melebihi 8 jam maka dapat berisiko
terjadinya obesitas. Ketika diberi pertanyaan tentang obesitas, kebanyakan mereka
menjawab tidak mengetahui apa itu obesitas, mereka mengatakan tidak terlalu
peduli dengan kelebihan berat badan itu dikarenakan susahnya mengubah pola
hidup dan tidak adanya perubahan perilaku yang dilakukan untuk mencegah
obesitas. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut penyebab
obesitas yang multifaktorial antara lain adalah aktifitas fisik, pola makan, jenis
kelamin, umur, tingkat pendidikan serta pengetahuan tentang obesitas.
Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pencegahan
Obesitas Pada Wanita Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoditek
Kecamatan Bolangitang Timur Kabupaten Bolaang Mongondow Utara”.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentikasi masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Perilaku masyarakat dalam pencegahan Obesitas masih kurang karena
terlihat masih banyak masyarakat yang tidak peduli dengan masalah berat
badan berlebihan.
2. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang Obesitas dan pencegahannya
masih dibawah terbukti dari kurangnya perhatian masyarakat bagimana
menjaga pola makan dan perbanyak aktifitas fisik.

1.3 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah untuk mengetahui apakah
ada hubungan faktor-faktor dengan perilaku pencegahan obesitas pada wanita
dewasa ?

4
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan umum
Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan
obesitas pada wanita dewasa di wilayah kerja Puskesmas Mokoditek Kecamatan
Bolangitang Timur Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

1.4.2 Tujuan Khusus


1. Teridentifikasi karakteristik responden di wilayah kerja Puskesmas
Mokoditek Kecamatan Bolangitang Timur Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara.
2. Teridentifikasi perilaku pencegahan pada wanita dewasa di wilayah kerja
Puskesmas Mokoditek Kecamatan Bolangitang Timur Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara.
3. Teridentifikasi pola makan pada wanita dewasa di wilayah kerja Puskesmas
Mokoditek Kecamatan Bolangitang Timur Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara.
4. Teridentifikasi aktifitas fisik pada wanita dewasa di wilayah kerja
Puskesmas Mokoditek Kecamatan Bolangitang Timur Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara.
5. Teridentifikasi pengetahuan tentang obesitas pada wanita dewasa di wilayah
kerja Puskesmas Mokoditek Kecamatan Bolangitang Timur Kabupaten
Bolaang Mongondow Utara.
6. Teranalisis hubungan pola makan dengan perilaku pencegahan pada wanita
dewasa di wilayah kerja Puskesmas Mokoditek Kecamatan Bolangitang
Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.
7. Teranalisis hubungan aktifitas fisik dengan perilaku pencegahan pada
wanita dewasa di wilayah kerja Puskesmas Mokoditek Kecamatan
Bolangitang Timur Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.
8. Teranalisis hubungan pengetahuan tentang obesitas dengan perilaku
pencegahan pada wanita dewasa di wilayah kerja Puskesmas Mokoditek
Kecamatan Bolangitang Timur Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

5
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia
pendidikan khususnya pada ilmu keperawatan, ilmu gizi, dan epidemiologi.

1.5.2 Manfaat Praktis


1. Bagi Institusi Kesehatan, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
tambahan referensi untuk unit kesehatan yang lain dan terutama untuk
instansi kesehatan yang ada mengenai faktor-faktor yang berhubungan
dengan perilaku pencegahan obesitas pada wanita dewasa.
2. Bagi Profesi Keperawatan, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan tambahan referensi untuk keperawatan tentang faktor-faktor
yang berhubungan dengan perilaku pencegahan obesitas.
3. Bagi Institusi Pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan ilmu keperawatan dan menjadi acuan penelitan
selanjutnya dan dapat menambah informasi untuk memperluas pengetahuan
tentang obesitas.
4. Bagi Masyarakat, hasil dari penelitian dapat membantu sekelompok
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat terutama menjaga berat badan
dalam batas normal serta memantau kenaikan berat badan, serta membangun
kebiasaan baik seperti beraktifitas fisik dalam sehari dan menjada pola
makan dengan baik.
5. Bagi Peneliti dan penelitian selanjutnya, hasil dari penelitian dapat
menjadikan referensi untuk penelitian-penelitian yang ada, serta bahan
pertimbangan untuk penelitian kedepannya.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori


2.1.1 Obesitas
1. Pengertian Obesitas
Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan kondisi yang sangat sering
ditemukan pada masyarakat maju dan menjadi lebih sering di temukan dalam
negara sedang berkembang dan dalam negara yang sedang dalam fase transisi.
Bahkan prevalensi gangguan yang meningkat ini pada banyak masyarakat dan
negara yang disertai peningkatan risiko banyak penyakit yang terkait, gangguan
kesehatan, dan mortalitas prematur. Komplikasi obesitas juga menyebabkan efek
ekonomi kesehatan yang mendalam (Jim Mann, 2012).
Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan
metabolismeenergi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologis spesifik.
Faktor genetik diketahui sangat berpengaruh bagi perkembangan penyakit ini.
Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi
lemak yang tidak normal atau berlebihan dijaringan adipose sehingga dapat
mengganggu kesehatan (Siti Setiati dkk, 2015).
Obesitas merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari konsumsi
makanan yang jauh melebihi kebutuhannya (psychobiologicak cues for eating
sehingga terdapat penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk
fungsi tubuh. Obesitas umumnya menyebabkan akumulasi lemak pada daerah
subkutan dan jaringan lainnya (Muchnuria Rahmawati, 2012).
Obesitas adalah suatu kondisi terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan
terhadap tinggi badan, berat badan, jenis kelamin dan etnisitas hingga pada batas
yang merugikan kesehatan. Dalam praktik klinis dan riset epidemiologis, obesitas
paling sering didefinisikan sebagai indeks massa masa tubuh atau body mask
index (BMI), yaitu suatu ukuran yang dapat memperkirakan adipositas secara
logis. BMI diperoleh dengan membagi berat badan individu dalam satuan
kilogram dengan tinggi badan dengan satuan meter kuadrat (kg/m2). Orang-orang

7
dewasa dengan BMI antara 25 dan 29.9 kg/m2 dikategorikan sebagai kelebihan
berat badan dan mereka dengan BMI lebih besar 30 kg/m2 dikategorikan sebagai
obesitas.
Pada orang tua atau orang yang sangat sehat dan berotot, definisi BMI yang
diberikan diatas tidak dapat digunakan untuk mengukur obesitas, selanjutnya pada
anak-anak, BMI hanya dapat digunakan jika dikoreksi sesuai dengan usia dan
grafik khusus yang digunakan untuk menilai kelebihan berat badan dan obesitas
hingga usia 18 tahun. Di Indonesia ukuran indeks masa tubuh atau Body Mass
Index(BMI) dikategorikan obesitas apabila berat badan per tinggi badan adalah
>27. Menurut Elvira (2002) dalam Haristia (2012) Obesitas dan Overweight
sebenarnya mempunyai pengertian yang berbeda, kata obesitas berasal dari latin :
obesus, obedere, yang artinya gemuk atau kegemukan. Obesitas mengacu pada
keadaan lemak ketika kelebihan lemak disimpan dalam jaringan adipose (Seidell
& Visscher, 2004), sedangkan menurut Baranowski et al dalam emilia (2008)
menyatakan bahwa obesitas adalah keadaan abnormal atau kelebihan lemak yang
serius dalam jaringan adiposa sehingga menganggu kesehatan.
Menurut Mendez et al, (2004) dalam Diana (2013) kegemukan dapat
meningkatkan resiko penyakit tidak menular seperti diabetes sebanyak 4.5 kali,
hipertensi 2.5 kali, dan penyakit jantung koroner sebanyak 32%. Peningkatan
resiko ini dapat meningkatkan perawatan kesehatan, kunjungan dokter, hilangnya
hari kerja dan kematian selain itu juga menurunkan kualitas hidup (Cawley &
Meyerhoefer, 2012; Swinburn et al, 2004) dalam Diana (2013).

2. Epidemiologi Obesitas
Data pada tahun 2008 dikeluarkan oleh organisasi kesehatan dunia atau
World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa obesitas merupakan
masalah epidemiologi global yang menjadi ancaman serius bagi kesehatan
masyarakat dunia. Lebih dari 1.4 miliar orang dewasa berusia diatas 20 tahun
mengalami kelebihan berat badan, jumlah tersebut lebih banyak dialami oleh
perempuan dibandingkan oleh laki-laki.

8
Fakta lain yang diungkapkan WHO pada tahun 2008 menunjukkan bahwa
setidaknya 2,8 juta orang dewasa setiap tahun mati karena obesitas. Oleh karena
itu kelebihan berat badan dan obesitas menempati urutan kelima dari resiko
penyebab kematian global. Sementara itu di negara-negara barat, seperti Amerika
Serikat, obesitas telah mencapai angka epidemik yang perlu mendapat perhatian
serius. Obesitas adalah salah satu kematian terbesar selain alkohol, tembakau dan
obat terlarang. Kondisi ini terjadi akibat insidensi obesitas yang tinggi pada
masyarakat pada masyarakat di negara tersebut. Selain di negara barat, masalah
ini juga meningkat dengan cepat di Negara-negara berkembang, seperti di India
dan Cina, seiring dengan gaya hidup dan pola makan (Ray, 2003; Gibson, 2003;
Farrell, 2002) dalam buku.
Beberapa tahun yang lalu, obesitas lebih banyak dialami perempuan
dibandingkan laki-laki. Behavior Risk Factor Surveilance (BRFSS) menyatakan
bahwa 19,4% wanita di Amerika Serikat secara klinis mengalami obesitas (IMT
>30kg/m2). WHO pada tahun 2008 menunjukkan bahwa 300 perempuan dewasa
menderita obesitas,sementara itu hanya sekitar 200 orang laki-laki dewasa yang
menderita obesitas. Prevalensi obesitas pun semakin meningkat pada anak-anak
dan remaja di Amerika Serikat dengan 26,7% balita mengalami kegemukan,
12,1% obesitas dan 9,7% obesitas morbid. Anak sekolah (6-11 tahun) sebanyak
32.6% mengalami kegemukan, 18% obesitas dan 13% obesitas morbid. Remaja
(12-17 tahun) sebanyak 33,6% mengalami kegemukan, 18,4% obesitas dan 13%
obesitas morbid (Klish, 2003) dalam buku.
Pada grafik CDC/NCHS (National Health and Nutrition Examination
Survey) prevalensi obesitas berdasarkan jenis kelamin menunjukkan prevalensi
obesitas pada laki-laki dewasa di Amerika meningkat dari 27,5% pada tahun
1999-2000 menjadi 35,5% pada tahun 2009-2010. Sementara itu prevalensi pada
perempuan dewasa tidak mengalami perubahan yang signifikan pada tahun 1999-
2000 (33,4%) hingga tahun 2009-2010 (35,8%). Oleh karena itu, trend prevalensi
obesitas telah mengalami perubahan sejak tahun 1999 sampai tahun 2010. Pada
tahun 1999-2000 obesitas banyak dialami oleh perempuan dewasa, akan tetapi

9
pada tahun 2009-2010, prevalensi obesitas pada laki-laki dewasa hampir sama
dengan perempuan dewasa (Toto Sudargo dkk, 2014).
Penggolongan obesitas merupakan bagian dari penentuan dari status gizi
artinya obesitas merupakan bagian dari status gizi seseorang, yaitu status gizi
yang berlebih karena setiap ras memiliki tipikal ukuran tubuh yang berbeda-beda.
Standar penentuan status gizi ini pun dibedakan berdasarkan ras, bagi etnis Asia
seorang dikatakan mengalami gizi lebih jika IMT melebihi 23 kg/m2. Berikut
adalah tabel penentuan status gizi bagi orang Indonesia :
Tabel. 1 Klasifikasi Status Gizi Dewasa berdasarkan IMT penduduk Asia
Pasifik
Klasifikasi BMI/IMT (kg/m2) Resiko Komorbiditas

Kurang <18.5 Rendah

Normal 18.50-22.9 Rata-rata

Kelebihan berat badan >23.0

Pra obesitas 23.0-26.9 Menigkat

Obesitas ≥27.0 Tinggi

Sumber : WHO, 2014

Survei epidemiologi dan promosi kesehatan pada populasi biasanya


menggunakan IMT sebagai indikator yang berguna untuk mengukur obesitas
secara keseluruhan dan lingkar pinggang (cm) sebagai pengukuran untuk
akumulasi lemak pada perut yang merupakan indikator obesitas sentral. IMT
merupakan titik kritis seorang akan mengalami peningkatan resiko menderita
penyakit tertentu ketika seorang melewati titik kritis tersebut. IMT cenderung
berkaitan dengan kondisi kesehatan seseorang, oleh karena itu klasifikasi IMT
menjadi suatu hal yang penting dan obesitas tidak hanya kondisi fisik seseorang,
tetapi merupakan penyakit (Nishida, 2004) dalam Sudargo dkk, 2014.
Rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) adalah perbandingan antara lingkar
pinggang yang di ukur pada bagian terkecil dari perut secara hozisontal dengan

10
lingkaran panggul yang di ukur melewati bagian paling maksimal dari panggul.
Berikut Parameter Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP).
Tabel 2. Parameter Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP)
Jenis Kelamin Tidak Obesitas Obesitas

Laki-laki ≤0,90 >0,90

Perempuan ≤0,80 >0,80

Sumber : Eston et al, 2009

Peningkatan RLPP berkontribusi pada berkembangnya risiko penyakit yang


terkait dengan distribusi lemak sentral (Esmailzedah et al, 2004). Hasil penelitian
prospektif bahwa rasio lingkar pinggang dan panggul berhubungan erat dengan
penyakit kardiovaskuler (Supriasa, 2002). Hasil penelitian Janseen et al, (2004)
menunjukkan bahwa pengukuran lingkar pinggang lebih menggambarkan keadaan
penumpukan lemak tubuh dibandingkan dengan IMT. Sementara itu Borken et al,
(1983) dalam Waspadji et al, (2003) menunjukkan bahwa lingkar pinggang dapat
digunakan untuk meramal banyaknya jaringan adiposa bagian dalam dan
berhubungan dengan lemak bebas.

3. Etiologi
a. Faktor Genetik
Faktor genetik adalah faktor keturunan yang berasal dari orang tuanya.
Menurut penelitian anak-anak dari orang tua yang mempunyai berat badan normal
ternyata mempunyai 10% risikoobesitas. Bila salah satu orang tuanya menderita
obesitas, maka peluang itu meningkat menjadi 40-50%. Dan bila kedua orang
tuanya menderita obesitas maka peluang faktor keturunan menjadi 70-80%
(Purwati, 2001 dalam buku Pedoman Pengedalian Obesitas 2016; 11-13).
Berdasarkan penelitian Nugraha (2010) pencetus obesitas dari faktor genetik 30%,
namun demikian faktor keturunannya belum lebih jelas sebagai penyebab obesitas
(Kementerian Kesehatan RI, 2016).

11
b. Faktor Lingkungan
1) Pola Makan mencakup jumlah, jenis, jadwal makan, dan pengolahan
bahan makanan. Jumlah asupan energi yang berlebihan secara kronis
akan menyebabkan ketidakseimbangan energi (Giney, 2009). Jadwal
makan yang tidak teratur, tidak sarapan dan suka mengemilsangat
berhubungan dengan kejadian obesitas. Teknik pengolahan makanan
dengan menggunakan minyak yang banyak, santan kental dan banyak
gula beresiko terhadap peningkatan asupan energi(Kementerian
Kesehatan RI, 2016).
2) Pola aktifitas fisik, pola aktifitas fisik sedentary (kurang gerak)
menyebabkan energi yang dikeluarkan tidak maksimal sehingga
meningkatkan risiko obesitas. Beberapa hal yang mempengaruhi
berkurangnya aktifitas fisik antara lain adanya fasilitas yang
memberikan berbagai kemudahan yang menyebabkan aktifitas fisik
menurun. Faktor lainnya adalah adanya kemajuan teknologi diberbagai
bidang kehidupan yang tidak memerlukan kerja fisik yang berat. Hal ini
menjadikan jumlah penduduk melakukan pekerjaan fisik sangat terbatas
menjadi semakin banyak (Moehyi, 1997 dalam Kementerian Kesehatan
RI, 2016).
c. Faktor Obat-obatan dan Hormonal
1) Obat-obatan
Obat-obatan jenis steroid yang sering digunakan dalam jangka
waktu yang lama untuk terapi asma, osteoarthritis dan alergi dapat
menyebabkan nafsu makan yang meningkat sehingga meningkatkan
risiko obesitas. Obat-obatan yang mengandung hormon untuk
meningkatkan kesuburan dan sebagai alat kontrasepsi berisiko
menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh sehingga dapat
menimbulkan obesitas.
2) Hormonal
Hormonal yang berperan dalam kejadian obesitas antara lain
adalah hormon leptin, ghrelin, tiroid, insulin dan estrogen. Hormon

12
leptin yang dihasilkan oleh sel lemak berfungsi sebagai pemberi signal
berhenti makan. Leptin tidak berfungsi untuk resistensi insulin
walaupun kadar leptinnya tinggi. Kurang tidur juga meningkatkan kadar
kortisol yang berdapat pada resistensi leptin sehingga sulit untuk
berhenti makan.
Hormon leptin mempunyai peran dalam mengontrol nafsu makan.
Jika jumlahnya rendah maka seseorang sulit merasakan kenyang
sehingga keinginan makan menjadi lebih. Hormon ghrelin mempunyai
peran meningkatkan nafsu makan. Jika jumlahnya tinggi maka
seseorang mempunyai nafsu makan yang meningkat. Hormon estrogen
mempunyai peran dalam metabolisme energi, jika jumlah estrogen
berkurang terutama pada wanita menopause maka akan mengalami
penurunan metabolisme basal tubuh, sehingga mempunyai
kecenderungan untuk meningkatkan berat badan (Wirakusumah, 1997
dalam Kementerian Kesehatan RI, 2016).
Hormon insulin bersifat anabolik dan memfasilitasi masuknya
glukosa dalam sel otot dan lemak. Jika asupan tinggi karbohidrat
maupun lemak (densitas energi tinggi) akan menstimulasi insulin
sehingga menfasilitasi energi tinggi tersebut menjadi lemak terutama
lemak visceral. Dengan membesarnya sel lemak visceral akan
meningkatkan derajat peradangan ( chronic low grade inflammation),
yang berdampak pada resistensi insulin (Kementerian Kesehatan RI,
2016).
d. Makanan Cepat Saji (Fast Food)
Obesitas terjadi disebabkan banyak faktor, faktor utamanya adalah
ketidakseimbangan asupan energi dengan pengeluaran energi. Di Indonesia akibat
dari perkembangan teknologi dan sosial ekonomi terjadi perubahan pola makan,
dari pola makan tradisional ke pola makan barat seperti fast food yang banyak
mengandung kalori, lemak dan kolesterol (Mahdiah, 2004 dalam Damopolii,
2013).

13
Efek makanan cepat saji terhadap tubuh yakni dapat mempengaruhi tingkat
energi tubuh. Junkfood tidakmengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh agar tetap
sehat. Sebagai hasilnya setiap orang cenderung merasa lelah dan kekurangan
energi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas sehari-hari. Tingginya
kandungan gula dalam makanan cepat saji membuat metabolisme tidak terkendali,
ketika makan gula halus pankreas mengeluarkan insulin dalam jumlah yang tinggi
untuk mencegah lonjakan berbahaya dalam kadar gula darah karena makanan
cepat saji. Junk food tidak jumlah protein dan karbohidrat yang cukup dan baik,
kadar gula darah akan tiba-tiba turun, hal ini membuat mudah marah dan lelah.
Jelasnya junk food tidak berkontribusi terhadap kinerja buruk dan obesitas, junk
food juga mengandung sejumlah besar lemak dan sebagai lemak terakumulasi
dalam tubuh (Husein, 2012 dalam Damopolii, 2013).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kurdanti, 2015 jumlah asupan energi
fast food yang tinggi adalah kelompok non-obesitas dibandingkan kelompok
obesitas (60.% dan 39.7%). Perbedaan jumlah asupan energi fast food antara
kelompok obesitas dan non-obesitas dapat disebabkan oleh porsi fast food yang
dikonsumsi lebih besar pada kelompok non-obesitas dibandingkan dengan
kelompok obesitas. Selain itu jenis fast food yang sering dikonsumsi subjek
kelompok non-obesitas memiliki kandungan energi lebih tinggi dibandingkan
dengan jenis fast food yang sering dikonsumsi subjek pada kelompok obesitas.
Baik itu fast food lokal maupun modern, jenis fast food yang sering dikonsumsi
adalah fast food lokal.
e. Tingkat Sosial
Dikehidupan sehari-hari terdapat suatu kontradiksi hubungan antara status
ekonomi dan prevalensi obesitas. Di tingkat sosial yang rendah, dimana makanan
sukar didapat, overweight tampak sebagai indikator visual terhadap tingkat
kesejahteraan dan status. Namun sebaliknya pada tingkat sosial yang lebih tinggi,
kekurusan dianggap sebagai suatu keinginan yang harus diraih, sedangkan
overweight dipandang sebagai suatu indikator terhadap status yang yang lebih
rendah.

14
f. Pengetahuan
Faktor pengetahuan mempengaruhi terhadap terjadinya obesitas,
pengetahuan seseorang tentang pengaturan makanan, cara pengolahan makanan
dan kandungan gizi dalam bahan makanan sangat mempengaruhi asupan makan
seseorang dan memberikan resiko yang sangat besar terjadinya obesitas.
Pengetahun berkaitan dengan pengetahuan seorang terhadap berat badan dan
tinggi badan, dimana adanya ketidaksesuaian antara usia, berat badan dan tinggi
badan secara individu.

4. Dampak Obesitas
a. Dampak Metabolik
Lingkar pinggang pada ukuran tertentu (pria >90 cm dan wanita >80 cm)
akan berisko meningkatkan sitokin pri inflamasi yang berdampak pada
peningkatan trigliserida dan penurunan kadar kolesterol HDL, serta meningkatkan
tekanan darah. Keadaan ini disebut dengan sindroma metabolik. Apabila dibiarkan
berkembang menjadi gangguan metabolisme glukosa yang ditandai dengan
peningkatan glukosa darah puasa 101 mg/dl- 125 mg/dl, dan atau peningkatan
glukosa darah sewaktu/setelah makan antara 141 mg/dl-199 mg/dl. Biasanya pada
keadaan ini telah terjadi gangguan pada pembuluh darah, jika dibiarkan akan
berkembang akan menjadi DM tipe 2 (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
b. Dampak penyakit lain
a. Perburukan asma
b. Osteoatritis lutut dan pinggul (berhubung dengan mekanik)
c. Pembetukan batu empedu
d. Sleep apnoea (henti nafas saat tidur)
e. Low back pain (nyeri pinggang)

2.1.2 Perilaku
1. Batasan Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme
(Mahluk Hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya perilaku adalah tindakan

15
atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang luas antara
lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca
dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
Perilaku (Manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang
diamati maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. (Notoadmodjo, 2012).
2. Perilaku Kesehatan
Menurut Skinner dalam (Notoatmodjo, 2012), perilaku kesehatan dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok:
a. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (Health Maintanance)
Health Maintananceadalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk
memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk
penyembuhan bilamana sakit.
b. Perilakupencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas Pelayanan
kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (Health
Seeking Behaviour)
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada
saat menderita penyakit atau kecelakaan (Self Treatment) sampai mencari
pengobatan di luar negeri.
c. Perilaku Kesehatan Lingkungan
Perilaku seseorang dalam merespon lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun sosial budaya dan sebagainya. Dengan kata lain perilaku ini adalah
perilaku dimana seorang manusia mengolah lingkungannya agar tidak
menganggu kesehatan baik itu dirinya sendiri, keluarga atau masyarakatnya.

3. Perilaku Pencegahan Obesitas


Sulitnya mengatasi obesitas menyebabkan prioritas tatalaksana obesitas
diutamakan pada usaha pencegahan, yang berarti diawali dari pencegahan obesitas
pada masa anak-anak dan remaja. WHO dalam Syarif (2002) dalam Wenni
Haristia (2012) membagi tahapan pencegahan menjadi tiga yaitu : pencegahan
primer yang bertujuan mencegah terjadinya obesitas, pencegahan sekunder yang
bertujuan menurunkan prevalensi obesitas, dan terakhir pencegahan tertier yang

16
bertujuan mengurangi dampak obesitas. Pencegahan sekunder dan tertier lebih
dikenal tatalaksana obesitas serta dampaknya.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa obesitas terjadi
dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara asupan energi dengan keluaran
energi sehingga terjadi kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan
lemak, maka prinsip dasar pencegahan obesitas adalah mengurangi asupan energi
dan meningkatkan keluaran energi. Asupan energi yang tinggi dapat dikurangi
melalui pengendalian konsumsi makanan sumber energi, sedangkan keluaran
energi yang rendah dapat ditingkatkan melalui peningkatan aktifitas fisik dan
modifikasi perilaku. Usaha pencegahan dimulai dari lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan. Tujuan
pencegahan ini adalah terjadinya perubahan pola dan perilaku makan. Adapun
pencegahannya yaitu :
a. Pola Makan
1) Mengonsumsi makanan beraneka ragam, idealnya setiap kali makan
terdiri dari 4 kelompok hidangan (makanan pokok, lauk pauk, sayur,
dan buah).
2) Mengutamakan konsumsi makanan sumber karbohidrat kompleks,
seperti kelompok padi-padian dan umbi-umbian yaitu 3 – 8 porsi per
hari tergantung kepada kebutuhan.
3) Mengonsumsi makanan sumber protein hewani dan nabati masing-
masing 2 – 3 porsi per hari, seperti ikan, tahu, tempe, dsb.
4) Mengonsumsi sayur 3 – 5 porsi per hari dan buah 2 – 3 porsi per hari.
5) Membatasi konsumsi lemak, minyak, gula, dan alkohol.
6) Membiasakan pola makan teratur yaitu terdiri dari 3 kali makan utama
(pagi, siang, malam) dan 1 – 2 kali makan selingan.
7) Porsi makan malam lebih sedikit dibandingkan makan pagi dan siang.
b. Aktifitas Fisik
1) Meningkatkan aktifitas fisik minimal 1 jam per hari.
2) Membatasi aktifitas, seperti menonton televisi, bermain komputer, dan
games.

17
3) Membatasi tidur yang berlebihan.
4) Melakukan latihan fisik minimal 2 – 3 kali seminggu dengan waktu 30
– 50 menit per kali latihan.
5) Latihan fisik dianjurkan bersifat aerobik, seperti jalan cepat, lari, senam
aerobik, dan treatmil
c. Pengetahuan
Pencegahan dan penanggulangan obesitas melalui pendidikan
kesehatan sebaiknya dimulai sejak usia anak-anak atau remaja. Selain itu
melakukan penyuluhan gizi dalam rangka meningkatkan pengetahuan gizi.
Pendidikan atau penyuluhan gizi adalah pendekatan edukatif untuk
menghasilkan perilaku individu atau masyarakat yang diperlukan dalam
meningkatkan perbaikan pangan dan status gizi (Claire, 2010 dalam Shweta,
2011). Harapan dari upaya ini adalah orang bisa memahami pentingnya
makanan dan gizi, sehingga mau bersikap dan bertindak mengikuti norma-
norma gizi (Ika Riswanti & Oktia Woro K.H, 2016).
Pengetahuan menjadi pedoman yang baik untuk menjaga kesehatan
tubuh dan menjaga berat badan. Pentingnya upaya promotif dalam
menangani obesitas dilakukan dengan cara memberikan pengetahuan
mengenai citra tubuh yang positif. Kemampuan untuk menyaring informasi
dari media massa juga hal penting yang harus dipahamkan kepada
masyarakat agar mereka dapat memperoleh informasi yang benar dari media
massa (Michael J. Gibney, 2008 dalam Isnaini 2012).

2.1.3 Pola Makan


Menurut Sedioetama (2004) dalam Suci (2011) Pola makan merupakan
banyak atau jumlah pangan, secara tunggal maupun beragam, yang dikonsumsi
seseorang atau kelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
fisiologi, psikologi, dan sosiologis. Tujuan fisiologi adalah upaya untuk
memenuhi keinginan makan (rasa lapar) atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang
diperlukan tubuh. Tujuan psikologis adalah untuk memenuhi kebutuhan

18
emosional atau selera, sedangkan tujuan sosiologi adalah untuk memelihara
hubungan manusia dalam keluarga dan masyarakat.
Pola makan merupakan suatu keadaan yang menggambarkan berbagai jenis
dan jumlah bahan pangan yang dikonsumsi oleh seseorang, sedangkan untuk
waktu mengkonsumsi bahan pangan tersebut sesuai dengan aturan makan pada
umumnya yaitu tiga kali dalam sehari sesuai dengan kebutuhan tubuh setiap
individu yang ada. Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki berbagai
macam kebiasaan makan, lebih tepatnya jika disebut dengan pola makan.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
frekuensi makanan (food frequency). Metode frekuensi makan adalah untuk
memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau
makanan jadi selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan atau tahun.
Selain itu dengan metode frekuensi makanan dapat memperoleh gambaran pola
konsumsi bahan makanan secara kualitatif. Kuesioner frekuensi makanan memuat
semua tentang daftar bahan makanan atau makanan dan frekuensi penggunaan
bahan makanan tersebut pada periode tertentu. Bahan makanan yang
terdapatdalam daftar tersebut adalah yang dikonsumsi cukup sering oleh
responden. Langkah-langkah Metode Frekuensi Makanan :
1. Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang tersedia
pada kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran porsinya.
2. Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan bahan makanan
terutama bahan makanan yang merupakan sumber-sumber serat tertentu
selama periode tertentu pula.
Namun pola makan juga bisa menyebabkan masalah gizi ganda yaitu seperti
apabila seorang mengkonsumsi makanan tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh
atau lebih maka mengalami pertambahan berat badan, sebaliknya jika seorang
mengkonsumsi makanan kurang dari kebutuhan makan akan menyebabkan
kekurangan zat gizi yang penting bagi tubuh serta vitamin dan mineral yang baik
untuk metabolisme tubuh itu sendiri.
Salah satu masalah ketidakseimbangan zat gizi adalah kejadian obesitas
terhadap seorang individu atau beberapa dari sekian orang yang ada di Indonesia,

19
sehingga pola makan ada hubungannya dengan kejadian obesitas atau kegemukan.
Menurut Mulyadi dkk, (2016) perubahan gaya hidup mengakibatkan terjadinya
perubahan pola makan masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi kalori,
lemak dan kolesterol, dan tidak diimbangi dengan aktifitas fisik akan
menimbulkan masalah gizi lebih atau obesitas.

2.1.4 Aktifitas Fisik


Lingkungan baik itu dari segi teknologi maupun kebudayaan, telah
memainkan perannya dalam perubahan aktifitas fisik manusia. Teknologi dan
kebudayaan di zaman modern ini telah menciptakan banyak kemudahan sehingga
aktifitas fisik manusia zaman sekarang lebih rendah dibandingkan zaman
sebelumnya. Rendahnya aktifitas fisik ini akan mendorong keseimbangan energi
kearah positif sehingga mengarah pada penyimpanan energi dan penambahan
berat badan (Peters, 2002; Soegih, 1990) dalam Sudargo dkk, 2014.
WHO mendefinisikan dalam Syam (2017) aktifitas fisik adalah gerakan
tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang membutuhkan pengeluaran energi
termasuk aktifitas fisik yang dilakukan saat bekerja, bermain, melakukan
pekerjaan rumah tangga, berpergian dan terlibat dalam kegiatan rekreasi. Aktifitas
fisik dapat direncanakan, terstruktur, berulang dan bertujuan memperbaiki atau
mempertahankan satu atau lebih komponen kebugaran fisik. Aktifitas fisik
dilakukan selama waktu senggang, transportasi menuju, atau dari suatu tempat,
atau pekerjaan sesorang yang memiliki manfaat kesehatan. Selanjutnya, aktifitas
yang sedang dan kuat dapat meningkatkan kesehatan. Menurut Sudargo, dkk
(2014) peran aktifitas fisik terhadap masalah obesitas memang merupakan suatu
hal yang telah terbukti secara empiris. Menurut Nuraini (2015) dalam Syam
(2017) kurangnya aktifitas fisik menyebabkan banyak energi yang tersimpan
sebagai lemak, sehingga pada orang-orang yang kurang melakukan aktiitas fisik
dengan pola makan konsumsi tinggi cenderung menjadi gemuk, kurangnya
aktifitas fisik dapat mempengaruhi terjadinya obesitas.
Adapun menurut Kementerian Kesehatan RI (2017) aktifitas fisik adalah
kegiatan yang menggunakan otot dan tulang (membakar kalori) pada setiap

20
kegiatan, seperti berkebun, menyapu, mengepel, berjalan kaki, bersepeda, atau
olahraga lainnya. Kurang aktifitas fisik jika aktifitas fisik kurang dari 30 menit
atau kurang 150 menit/minggu. Berdasarkan sistem informasi surveilans PTM,
persentase pengunjung POSBINDU PTM dan Puskesmas yang kurang aktifitas
fisik menurut jenis kelamin sebesar 24.7%, persentase terbanyak pada perempuan
25.4%.
Aktifitas fisik yang cukup pada orang dewasa dapat menurunkan risiko
hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, diabetes dan kanker. Berbagai
penelitian menyimpulkan hubungan yang bermakna antara aktifitas fisik dengan
kejadian obesitas, risiko obesitas semakin rendah dengan aktifitas fisik yang
tinggi (Widiantini, 2014).

1. Manfaat Aktifitas Fisik


a. Menurut Natinal Haert Lung and Blood Institute (NIH) (2015) dalam Syam
(2017) manfaat aktifitas fisik adalah :
1) Membantu mempertahankan berat badan yang sehat dan mempermudah
melakukan tugas sehari-hari.
2) Anak-anak dan remaja yang aktif secara fisik memiliki lebih sedikit
gejala depresi dari teman sebayanya.
3) Menurunkan risiko terhadap banyak penyakit, seperti penyakit jantung
koroner, diabetes dan kanker.
4) Memperkuat jantung dan meningkatkan fungsi paru-paru.
b. Adapun menurut CDC (2015) dalam Syam (2017) aktifitas fisik memiliki
manfaat sebagai berikut :
1) Mengendalikan berat badan
2) Mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler
3) Mengurangi resiko diabetes tipe 2 dan sindrom metabolic
4) Mengurangi resiko beberapa jenis kanker
5) Memperkuat tulang dan otot
6) Memperbaiki kesehatan mental

21
7) Meningkatkan kemampuan untuk melakukan aktifitas sehari-hari dan
mencegah jatuh
8) Meningkatkan kesempatan hidup yang lebih lama

2.1.5 Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan
telinga.
Tingkat pengetahuan dalam Domain Kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh menyimpulkan dan meramalkan.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi, real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen tertentu, tetapi masih didalam satu struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

22
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri. (Notoatmodjo, 2012)
2. Pengetahuan tentang Obesitas
Menurut Surajiyao (2007) dalam Isnaini (2012) pengetahuan adalah hasil
tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami
suatu objek yang dihadapinya atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu
objek tertentu. Pengetahuan tentang obesitas berkaitan dengan pengetahuan
seorang terhadap berat badan dan tinggi badan, dimana adanya ketidaksesuaian
antara usia, berat badan dan tinggi badan secara individu.
Pengetahuan menjadi pedoman yang baik untuk menjaga kesehatan tubuh
dan menjaga berat badan. Pentingnya upaya promotif dalam menangani obesitas
dilakukan dengan cara memberikan pengetahuan mengenai citra tubuh yang
positif. Kemampuan untuk menyaring informasi dari media massa juga hal
penting yang harus dipahamkan kepada masyarakat agar mereka dapat
memperoleh informasi yang benar dari media massa (Michael J. Gibney, 2008
dalam Isnaini 2012).
Salah satu paradigma sehat yang diciptakan pemerintah pusat saat ini yaitu
memantau berat badan serta mempertahankan berat badan normal adalah salah
satu kebijakan yang tempat untuk mengatasi prevalensi kejadian obesitas saat ini.
Menciptakan pola makan yang sehat dan teratur merupakan jalan pintas
untuk mengurangi prevalensi obesitas, dengan asupan yang cukup serta aktifitas
fisik yang dilakukan secara teratur. Oleh karena itu, pengetahuan akan pola
makan atau kebiasaan makan setiap individu sangatlah baik bila diatur jenis,
jumlah dan jam makan.

23
Menurut UNICEFF (1998) dalam Saputro, (2014) menggambarkan faktor
yang berhubungan dengan status gizi adalah asupan gizi. Pertama, penyebab
langsung dari status gizi adalah asupan gizi dan penyakit infeksi. Kedua,
penyediaan langsung kesediaan pangan tingat rumah tangga, perilaku/asuhan ibu
dan anak dan pelayanan kesehatan dan lingkungan. Ketiga, masalah utama adalah
kemiskinan, pendidikan rendah, ketersediaan pangan dan kesempatan kerja.
Keempat, masalah dasar yaitu krisis politik dan ekonomi.
Dari kutipan UNICEFF (1998) dalam Saputro (2014) mengartikan bahwa
tingkat pengetahuan sangat erat kaitannya dengan status gizi, kejadian obesitas
juga dipengaruhi oleh status gizi yang lebih atau nilai indeks masa tubuh lebih
(>27) sehingga seorang di kategorikan sebagai obesitas atau memiliki berat badan
lebih.
2.2 Penelitian Yang Relevan
Tabel 3. Daftar Penelitian yang Relevan
No Nama Judul Desain Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian

1 Wenni Faktor- Metode penelitian Berdasarkan analisis


Haristia, Faktor yang Non Eksperimental data dengan Chi Square
2012 Berhubunga dengan desain Test antara jenis
n dengan penelitian cross kelamin dengan
Perilaku sectional perilaku pencegahan
Pencegahan obesitas pada siswa
Obesitas SMP menemukan
pada Siswa bahwa tidak terdapat
SMP di hubungan yang
Kota Depok bermakna secara
statistik (p=0.504),
sedangkan hasil uji
statistik antara status
gizi siswa dengan

24
perilaku pencegahan
obesitas pada siswa
SMP menemukan
bahwa terdapat
hubungan yang
bermakna (p=0.039)

2. Puti Hubungan Metode penelitian Berdasarkan analisis


Kulinda Kejadian Non Eksperimental data dengan Chi Square
Suto, 2017 Obesitas dengan desain Test terdapat hubungan
dengan penelitian cross yang signifikan antara
Kualitas sectional kejadian obesitas
Hidup pada dengan kualitas hidup
Anak Usia pada anak usia sekolah
Sekolah di di SDN 30 Kubu Dalam
SDN 30 Kota Padang dengan
Kubu nilai p<0.05 yaitu 0.000
Dalam Kota
Padang
Tahun 2017

3. Syamsinar Faktor yang Jenis penelitian yang 1. Ada hubungan antara


Wulandari Berhubunga dilakukan adalah pola makan, tingkat
, Hariati n dengan penelitian analitik aktifitas fisik, uang
Lestari, Kejadian dengan pendekatan jajan, parental fatness
Andi Obesitas cross sectional dengan kejadian
Faizal pada study36. Dalam Obesitas pada remaja
Fachlevy, Remaja di penelitian ini terdiri di SMA Negeri 4
2016 SMA dari variabel Kendari Tahun 2016.
Negeri 4 independen (pola 2. Tidak ada hubungan
Kendari makan, aktifitas fisik, antara durasi tidur
uang jajan, parental dengan kejadian

25
tahun 2016 fatness, durasi tidur Obesitas pada remaja
dan variabel dependen di SMA Negeri 4
(obesitas Kendari Tahun 2016

2.3 Kerangka Berpikir


2.3.1 Kerangka Teori
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pencegahan Obesitas Pada
Wanita Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoditek
Kecamatan Bolangitang Timur Kabupaten
Bolaang Mongondow Utara

Faktor Genetik

Pola Makan Lingkungan

Aktifitas Fisik Hormon


Obesitas

Status Sosial Fast Food


Ekonomi

Pengetahuan

Gambar 1. Kerangka Teori


Sumber : Modifikasi dari Brodbenner. C., B dalam Wardlaw & Hampl
(2007)dalam Nuri Rahmawati (2009)

26
2.3.2 Kerangka Konsep
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pencegahan Obesitas Pada
Wanita Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoditek
Kecamatan Bolangitang Timur Kabupaten
Bolaang Mongondow Utara

1. Frekuensi makan
2. Jenis makanan
Pola makan 3. Jumlah makanan

Perilaku Pencegahan
Aktifitas fisik Obesitas

Pengetahuan tentang
obesitas

Gambar 2. Kerangka Konsep


Keterangan :
: Variabel yang di teliti
: Variabel yang tidak di teliti

2.4 Hipotesis Penelitian


Ha : Terdapat hubungan yang bermakna antaraPola Makan dengan Perilaku
Pencegahan Obesitas pada wanita dewasa yang berada di Wilayah kerja
Puskesmas Mokoditek Kec. Bolangitang Timur, Kab. Bolaang
Mongondow Utara.

27
Ha : Terdapat hubungan yang bermakna antara Aktifitas Fisik tentang Obesitas
dengan Perilaku Pencegahan Obesitas pada wanita dewasa yang berada
di Wilayah kerja Puskesmas Mokoditek Kec. Bolangitang Timur, Kab.
Bolaang Mongondow Utara.
Ha : Terdapat hubungan yang bermakna antara Tingkat Pengetahuan dengan
Obesitas dengan Perilaku Pencegahan Obesitas pada wanita dewasa yang
berada di Wilayah kerja Puskesmas Mokoditek Kec. Bolangitang Timur,
Kab. Bolaang Mongondow Utara.

28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu penelitian


Penelitian ini telah dilaksanakan disetiap desa-desa yang termasuk dalam
wilayah kerja Puskesmas Mokoditek dan waktu penelitian dilaksanakan 15
Januari sampai dengan 15 Februari 2019.

3.2 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan data primer
untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan
obesitas pada wanita dewasa yang berada di Wilayah kerja Puskesmas Mokoditek,
Kec. Bolangitang Timur, Kab. Bolaang Mongondow Utara. Jenis penelitian ini
adalah studi non-eksperimental (crossectional), dimana variabel dependen dan
independen diukur dan diamati dalam waktu bersamaan.
Desain crossectional digunakan dalam penelitian ini karena dapat
menemukan adanya perbedaan distribusi antara variabel indenpenden (umur,jenis
kelamin, pola makan, aktifitas fisik, pengetahuan tentang obesitas dan tingkat
pengetahuan), dengan variabel dependen (perilaku pencegahan obesitas), dimana
pengambilan kedua data dilakukan bersamaan.

3.3 Variabel Penelitian


3.3.1 Identikasi Variabel
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel Independent adalah variabel yang menentukan variabel lain
(Nursalam, 2011). Variabel Independen dalam penelitian ini adalah pola
makan, aktifitas fisik dan pengetahuan tentang obesitas.
2. Variabel Dependent (Variabel Terikat)
Variabel Dependent adalah variabel yang ditentukan oleh variabel lain
(Nursalam, 2011). Variabel Dependent dalam penelitian ini adalah perilaku
pencegahan obesitas pada wanita dewasa.

29
3.3.2 Definisi Operasional
Tabel 4. Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala

Perilaku Perilaku pencegahan Kuesioner : 1. Baik :Jika Ordinal


pencegahan obesitas adalah jika jawaban responden
Obesitas usaha seseorang sering diberi menjawab
terhadap kenaikkan nilai 3, jika dengan skor
berat badan melebihi jawaban >23
batas normal, asupan kadang- 2. Kurang :
energi atau total kadang diberi Jikaresponde
kalori di peroleh dari nilai 2, jika n menjawab
3 jenis zat gizi yaitu jawaban tidak dengan skor
kharbohidrat, protein pernah diberi <23
dan lemak. nilai 1

Pola makan Pola makan adalah Kuesioner 1. Pola makan Ordinal


asupan energi yang semi FFQ baik jika
dikonsumsi oleh (Food asupan
responden dalam Frequency): energi dalam
jangka 3 bulan sehari ≤80 %
 ≤80% =
terakhir. AKG.
2100-2180
2. Pola makan
kkal
tidak baik
 >80% =
jika
>2180 kkal
konsumsi
energi >80%
AKG

Aktifitas Aktifitas fisik adalah Wawancara 1. Baik, jika Ordinal


Fisik gerakan tubuh yang kuesioner responden
di hasilkan oleh otot (physical menjawab

30
rangka yang activities dengan skor
membutuhkan quesionary) >12
pengeluaran energi 2. Cukup, jika
termasuk aktifitas responden
fisik yang dilakukan menjawab
saat bekerja, dengan skor
bermain, melakukan =12
pekerjaan rumah 3. Kurang, jika
tangga, berpergian responden
dan terlibat dalam menjawab
kegiatan rekreasi. dengan skor
<12

Pengetahuan Pengetahuan tentang Kuesioner: 1. Baik, jika Ordinal


Tentang obesitas berkaitan jika jawaban responden
Obesitas dengan pengetahuan benar > menjawab
seorang terhadap berat diberi Nilai 2, dengan skor ≥
badan dan tinggi badan, jawaban 9
ketidaksesuaian antara salah diberi 2. Kurang, jika
usia, berat badan dan Nilai 1 responden
tinggi badan secara menjawab
individu. dengan skor <
9

31
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2012).
Populasi yang akan dijadikan penelitian adalah populasi wanita
dewasa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Mokoditek yang berjumlah
908 jiwa.
3.4.2 Sampel Penelitian
Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat
dipergunakan sebagai Subjek Penelitian melalui Sampling. Sedangkan
sampling adalah proses menyeleksi porsi dari proposal yang dapat mewakili
populasi yang ada.
Sampel dalam penelitian ini adalah wanita dewasa yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Mokoditek. Dalam penelitian ini tehnik
pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling dilakukan
berdasarkan dengan pertimbangan tertentu.
Penentu besar sampling dapat ditentukan berdasarkan rumus Arikunto
(2008) bahwa sampel diatas 100 dapat diambil dengan tehnik presentase
10%, 20%, atau 30%.
𝑁𝑥𝑑
𝑛=
100
Keterangan :
n : Jumlah Sampel
N : Besar Populasi
d : Presisi
Berdasarkan rumus diatas, maka besarnya sampel dalam penelitian ini
adalah diketahui besar populasi adalah 908 adalah 10% atau 0,1.
908 𝑥 10
𝑛=
100
𝑛 = 90,8 dibulatkan menjadi 91

32
Dari rumus perhitungan besar sampel tersebut, didapat sampel penelitian
sebanyak 91 responden.
Setelah diperoleh jumlah sampel, maka untuk responden yang akan menjadi
sampel pada penelitian ini didasarkan atas Kriteria Inklusi dan Kriteria Ekslusi.
1. Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum dari suatu populasi target yang
akan terjangkau atau diteliti (Nursalam, 2011).
Kriteria Inklusi dalam penelitian ini yaitu:
a. Responden yang berdomisili di wilayah penelitian
b. Berjenis kelamin perempuan
c. Usia 18-44 tahun
d. Bersedia mengisi informed consent.
2. Kriteria Ekslusi adalah menghilangkan subjek yang memenuhi kriteria
Inklusi dari studi karena sebab tertentu (Nursalam, 2011).
Kriteria ekslusi adalah responden dengan :
a. Kemampuan ketidakmampuan berdiri tegak.
b. Dalam keadaan hamil.
c. Dalam keadaan edem (penumpukan cairan pada bagian kaki)
d. Status gizi underweight.
e. Penyakit penyerta metabolisme seperti DM, Hipotiroidisme, Penyakit
hati, Sirosis Biliaris dan lain-lain

3.5 Tehnik Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan
proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2011). Tehnik pengumpulan data dalam penelitian diperoleh melalui
pengumpulan data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari responden melalui instrument lembar
kuosiener yang diisi oleh responden.

33
2. Data Sekunder
Data Sekunder diperoleh dari instansi – instansi pemerintahan seperti Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara, Puskesmas Mokoditek, dan Kantor Desa di Bolangitang
Timur.

3.6 Instrument Penelitian


Instrument penelitian adalah alat bantu yang dipilih untuk membantu
peneliti dalam melakukan penelitian. Ada beberapa instrument yang
digunakanuntuk mengumpul data kepada subjek yang dijadikan sebagai
responden dalam penelitiandiantaranya timbangan injak, microtoice, kuesioner
perilaku pencegahan obesitas, kuesioner semi FFQ (food frequency), kuesioner
physical activities quesionary dan kuesioner yang berkaitan dengan pengetahuan
tentang obesitas. Adapun pengisian kuesioner semi FFQ (food frequency) dibantu
oleh tenaga nutrisionis di Puskesmas Mokoditek.
Instrument penelitian (kuesioner) sebelum digunakan pada responden,
peneliti terlebih dahulu melakukan Uji Validasi dan Uji Reliabilitas kepada 10
Responden yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ollot Kecamatan Bolangitang
Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Beberapa pertanyaan dalam
kuesioner FFQ telah digunakan sebelumnya oleh Syifa (2011), Hela (2008),
Nasution (2001) dan Ali Khomsam (2000). Kuesioner physical activities
quesionary telah digunakan sebelumnya oleh Yulinar (2017) dan Syamsinar
(2016). Pada uji kuesioner didapatkan pada penelitian ini valid dan reliabel.
Kuosiener dikatakan valid jika nilai corrected item> nilai r tabel sedangkan
kuesioner dikatakan reliabel jika nilai alfa crombach> nilai r tabel.
1. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk menguji apakah suatu kuesioner dianggap
valid, bila kuesioner tersebut telah memiliki validitas konstruk yang berarti
semua item (pertanyaan) yang ada dalam kuesioner itu mengukur apa yang
kita ukur (Saryono, 2011). Kuesioner dikatakan valid jika nilai setiap
pernyataan >0.3. Nilai validitas dalam pernyataan pada kuesioner perilaku

34
pencegahan >0.3, rata-rata nilainya adalah 0.927 dan nilai validitas dalam
pernyataan pada kuesioner perilaku pencegahan >0.3, rata-rata nilainya
adalah 0.728 artinya kedua kuesioner ini valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas harus
didahului validitas (Saryono, 2011). Kuesioner dikatakan realiabel jika
nilainya >0.6. Nilai uji realibilitas kuesioner perilaku pencegahan sebesar
0.732 dan nilai uji realibilitas kuesioner pengetahuan tentang obesitas
sebesar 0.758 artinya kuesioner ini sudah reliabel untuk digunakan pada
penelitian.

3.7 Teknik Analisis Data


3.7.1 Pengolahan data
1. Editing
Editing adalah tahap dimana pemerikasaan data dan kelengkapan setiap data
yang telah dikumpulkan peneliti, mulai dari berat badan, tinggi badan
sampai dengan data responden yang didapat dari penggunaan instrumen
kuesioner.
2. Membuat struktur data (data terstruktur)
Pada tahap ini peneliti menggembangkan data secara tersusun, serta
memeriksa kembali kode pertanyaan yang ada, dengan bantuan perangkat
lunak dan uji stastistik yang telah ditentukan.
3. Entry data
Pada tahap ini peneliti memasukkan setiap data yang telah dikumpulkan dan
telah melalui proses editing, selanjutnya data yang telah berhasil dientry
akan dihubungan melalui uji yang ditentukan dengan bantuan aplikasi
perangkat lunak dalam computer yang ada.

35
4. Pembersihan data
Memeriksa kembali data yang telah diuji dengan segala kelengkapan yang
telah ada, apabila tidak mengalami tidak mengalami kesalahan atau
pemberian kode pada variabel-variabel yang ada.

3.7.2 Analisis Data


Jenis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
univariant dan bivariat.
1. Analisis data univariat
Analisis ini digunakan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi disetiap
variabel yang ada, baik variabel independen (variabel bebas) maupun
variabel dependen (variabel terikat). Hasil analisis ini berupa tabel distribusi
dan presentase masing-masing variabel.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan dalam tabulasi silang antara variabel
independent dan dependent. Dalam analisis bivariat peneliti meggunakan uji
chi square untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel
dependen yang satu sama lain akan memberikan hubungan yang ditandai
dengan nilai P≤ 0.05 %. Kemudian setiap variabel akan ditabulasi-silangkan
dengan variabel dependent.

3.8 Hipotesis Statistika


Jika nilai (X2) < (0.05), Ha diterima atau ada hubungan antara Pola Makan,
Aktifitas Fisik, Pengetahuan Tentang Obesitas dengan Perilaku Pencegahan
Obesitas pada Wanita Dewasa yang ada di Wilayah kerja Puskesmas Mokoditek,
Kec. Bolangitang Timur, Kab. Bolaang Mongodow Utara.

3.9 Etika Penelitian


Dalam melakukan penelitian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
peneliti diantaranya:

36
1. Informed Consent
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan
informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian.
2. Tanpa Nama (Anonimity)
Masalah etika dalam penelitian yang kedua adalah Anonimity atau Tanpa
Nama dengan tidak mencantumkan nama responden pada alat ukur dan
hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau penelitian yang
disajikan.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun
masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan
pada hasil riset (Nursalam, 2011).

37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
Dalam upaya mewujudkan Indonesia yang lebih sehat, kementerian
Kesehatan menetapkan berbagai prioritas program kerja dibidang kesehatan uang
dituangkan dalam rencana strategis ( Renstra ) 2015 – 2019. Angka kematian ibu
(AKI) di Indonesia masih tinggi, menurut data SDKI tahun 2002-2003 sebesar
307 per 100.000 kelahiran hidup demikian pula angka kematian bayi juga masih
cukup tinggi yaitu 35 per 1000 kelahiran hidup. Penduduk Indonesia pun menurut
data SDKI tahun 2002-2003 masih mempunyai umur harapan hidup rata-rata
adalah 66 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan data diatas
menunjukkan bahwa masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat terutama
yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak ternyata masih cukup tinggi.
Sehubungan dengan hal tersebut maka pelayanan kesehatan di masyarakat perlu
terus ditingkatkan baik yang bersifat kuratif maupun promotif dan preventif serta
rehabilitatif. Hal ini sejalan dengan misi Departemen Kesehatan, yaitu membuat
rakyat sehat dan strategi utamanya antara lain 1) Menggerakkan dan
memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat dan 2) Meningkatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Hal tersebut sejalan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
128/Menkes/SKlIII2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
yang menjelaskan bahwa Puskesmas mempunyai 3 fungsi yaitu 1) Sebagai Pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan; 2) Pusat pemberdayaan keluarga
dan masyarakat; 3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Namun dalam
pelaksanaannya puskesmas masih menghadapi berbagai masalah antara lain: 1)
Kegiatan yang dilaksanakan puskesmas kurang berorientasi pada masalah dan
kebutuhan masyarakat setempat tetapi lebih berorientasi pada pelayanan kuratif
bagi pasien yang datang ke puskesmas; 2) Keterlambatan masyarakat yang

38
merupakan andalan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tingkat pertama belum
dikembangkan secara optimal.
Profil ini dapat menggambarkan capaian target ataupun capaian program-
program yang ada dalam kurun waktu satu tahun. Puskesmas Mokoditek sebagai
salah satu sarana yang melaksanakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
merasa sangat perlu menampilkan data-data capaian program yang ada melalui
profil puskesmas agar dapat dijadikan sebagai salah satu dasar untuk melihat
sejauh mana keberhasilan ditiap-tiap program sekaligus sebagai salah satu acuan
dalam pembuatan rencana kerja di tahun berikutnya.
Puskesmas Mokoditek Kecamatan Bolangitang Timur terletak di Jalan
Trans Sulawesi. Wilayah Puskesmas Mokoditek terdiri dari 6 desa, secara
geografis Kecamatan Bolangitang Timur sebagian besar merupakan dataran tinggi
yang banyak pegunungan. Puskesmas Mokoditek terletak di desa Nagara
Kecamatan Bolangitang Timur dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan laut Sulawesi
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kab Bolaang Mongondow Selatan
c. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Bohabak(Ibukota Kecamatan)
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Bolangitang Barat
Dari 6 desa yang ada, seluruhnya dapat di jangkau dengan kenderaan roda
dua dan roda empat. Luas wilayah Puskesmas Mokoditek adalah 72Km2 terdiri
dari 6 Desa. Desa – desa yang terdapat di wilayah kerja Mokoditek antara lain :
Desa Nagara, Desa Mokoditek, Desa Mokoditek I, Desa Nunuka, Desa Saleo dan
Desa Saleo I.

39
4.1.2 Karakteristik Responden
1. Umur
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Umur
Umur n Presentase (%)
18–22 Tahun 9 23.1
23-27 Tahun 25 27.5
28-32 Tahun 20 22.0
33-37 Tahun 24 26.4
38-42Tahun 13 14.3
Jumlah 91 100
Sumber: Data Primer (2019)
Berdasarkan hasil penelitian dari 91 responden yang diteliti menunjukkan
bahwa responden terendah berumur 18-22 tahun tahun sebanyak 9 orang (23.1%)
sedangkan yang tertinggi berumur 23-27 tahun sebanyak 25 orang (27.5%).
2. Pekerjaan
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pekerjaan
Pekerjaan n Presentase (%)
Aparat Desa 2 2.2
Honorer 7 7.7
IRT 77 84.6
Pekerja Toko 1 1.1
Petani 2 2.2
PNS 2 2.2
Jumlah 91 100
Sumber : Data Primer (2019)
Berdasarkan hasil penelitian dari 91 responden yang diteliti menunjukkan
bahwa responden sebagian besar bekerja sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) yaitu
sebanyak 77 orang (84.6%) dan pekerjaan terendah adalah pekerja toko adalah 1
orang (1,1%).

40
3. Pendidikan
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pendidikan
Pendidikan N Presentase (%)
SD 22 24.2
SMP 24 26.4
SMA 37 40.7
PT 8 8.8
Jumlah 91 100
Sumber : Data Primer (2019)
Berdasarkan hasil penelitian dari 91 responden yang diteliti menunjukkan
bahwa yang paling banyak responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 37
orang (40.7%) dan yang paling terendah berpendidikan PT (Perguruan Tinggi)
yaitu sebanyak 8 orang (8.8%).

4.1.3 Analisis Univariat


1. Perilaku Pencegahan
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Perilaku Pencegahan Obesitas
Perilaku Pencegahan N Presentase (%)
Obesitas
Baik 30 33
Tidak Baik 61 67
Jumlah 91 100
Sumber: Data Primer (2019)
Berdasarkan tabel diatas dari 91 responden yang diteliti menunjukkan
bahwa sebanyak 30 (33%) wanita dewasa memiliki perilaku baik terhadap
pencegahan Obesitas dan 61 (67%) wanita dewasa yang memiliki perilaku tidak
baik untuk pencegahan Obesitas.

41
2. Pola Makan
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Pola Makan
Konsumsi Energi (80%) N Presentase (%)
AKG
Asupan Energi Baik 53 58.2
Asupan Energi Lebih 38 41.8
Jumlah 91 100
Sumber: Data Primer (2019)
Berdasarkan tabelhasil penelitian dari 91 responden yang diteliti
menunjukkan bahwa presentasi wanita dewasa yang memiliki asupan energi yang
baik atau sesuai dengan anjuran AKG (≤80%) sebanyak 53 orang (58.2%) dan
yang memiliki asupan energi lebih sebanyak 38 wanita dewasa (41.8%).
3. Aktifitas Fisik
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Aktifitas Fisik
Aktifitas Fisik N Presentase (%)
Sering 30 33
Tidak Sering 61 67
Jumlah 91 100
Sumber: Data Primer (2019)
Berdasarkan hasil penelitian dari 91 responden yang diteliti menunjukkan
bahwa sebanyak 30 (33%) orang sering beraktifitas fisik dan 61 (67%)
diantaranya tidak sering beraktifitas fisik.
4. Pengetahuan
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Obesitas
Pengetahuan Obesitas N Presentase (%)
Pengetahuan Baik 76 83.5
Pengetahuan Kurang 15 16.5
Jumlah 91 100
Sumber: Data Primer (2019)

42
Berdasarkan hasil penelitian dari 91 responden yang diteliti menunjukkan
bahwa76 (83.5%) orang memiliki pengetahuan yang baik tentang obesitas dan
pengetahuan yang kurang sebanyak 15 (16.5%) orang.

4.1.4 Analisis Bivariat


Analisis Bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubung atau berkorelasi. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis
dengan menentukan variabel bebas dan variabel terikat (Sumantri, 2011). Dalam
analisis bivariat dihubungkan dua variabel dengan uji chi square test diantaranya
pola makan, aktivitas fisik dan pengetahuan tentang obesitas dengan Perilaku
Pencegahan Obesitas pada Wanita Dewasa yang dihubungkan dengan analisis chi
square dengan melihat nilai Pearson Chi Square.
1. Hubungan Pola Makan dengan Perilaku Pencegahan Obesitas pada Wanita
Dewasadi Wilayah Kerja Puskesmas Mokoditek
Tabel 12. Hubungan Pola Makan dengan Perilaku Pencegahan Obesitas pada
Wanita Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoditek
Perilaku Pencegahan Total X2
Obesitas
Pola Makan Perilaku Perilaku
Pencegahan Pencegaha
Baik n tidak
baik
Asupan Energi N % n % N %

Asupan Energi Baik 13 43.3 40 65.6 53 58.2 0.043


(80%) AKG
Asupan Energi Lebih 17 56.7 21 34.4 38 41.8
(>80%) AKG
Jumlah 30 100 61 100 91 100
Sumber: Data Primer (2019)
Berdasarkan tabel diatas perilaku pencegahan obesitas pada wanita dewasa
dengan pola makan dengan alat ukur yang dipakai adalah asupan energi,
presentase wanita dewasa yang berperilaku pencegahan tidak baik sebanyak 40
(65.6%) wanita dewasa, dan asupan energi lebih sebanyak 17 (56.7 %) orang yang

43
berperilaku pencegahan baik. Presentase dari dua variabel yang menghasilkan
hubungan yang bermakna ditandai dengan nilai X2< 0.05 yaitu P= 0.043 artinya
hipotesis Ha diterima.
2. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Perilaku Pencegahan Obesitas pada
Wanita Dewasadi Wilayah Kerja Puskesmas Mokoditek
Tabel 13. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Perilaku Pencegahan Obesitas pada
Wanita Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoditek
Perilaku Pencegahan Total X2
Obesitas
Aktifitas Fisik Perilaku Perilaku
Pencegahan Pencegahan
Baik tidak baik
N % n % n %
Sering Beraktifitas 5 5.5 25 27.5 30 33.0 0.020
Fisik
Tidak Sering 25 27.5 36 39.6 61 67.0
Beraktifitas Fisik
Jumlah 30 33.0 61 67.0 91 100
Sumber: Data Primer (2019)
Berdasarkan tabel diatas merupakan hasil analisis dari dua variabel
diketahui adalah responden yang sering beraktifitas dengan perilaku pencegahan
yang tidak baik sebanyak 25 orang (27.5%) dan responden yang tidak sering
beraktifitas fisik namun memiliki perilaku pencegahan baik sebanyak 25 orang
(27.5 %). Presentase diatas memiliki hubungan yang bermakna ditandai dengan
nilai p < 0.05 yaitu p = 0.020 dengan analisis uji chi square yang dilihat dari nilai
Pearson Chi Square.

44
3. Hubungan Pengetahuan tentang Obesitas dengan Perilaku Pencegahan
Obesitas pada Wanita Dewasadi Wilayah Kerja Puskesmas Mokoditek
Tabel 14. Hubungan Pengetahuan tentang Obesitas dengan Perilaku Pencegahan
Obesitas pada Wanita Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoditek
Perilaku Pencegahan Total X2
Obesitas
Pengetahuan Perilaku Perilaku
Tentang Obesitas Pencegahan Pencegahan
Baik Tidak Baik
n % N % n %
Pengetahuan Baik 19 20.9 57 62.6 76 83.5 0.000
Pengetahuan Kurang 11 12.1 4 4.4 15 16.5
Jumlah 30 33.0 61 67.0 91 100
Sumber : Data Primer (2019)
Berdasarkan tabel diatas presentase responden yang memiliki pengetahuan
yang baik dengan perilaku pencegahan yang tidak baik sebanyak 57 orang
(62.6%) dan responden dengan pengetahuan kurang tetapi memiliki perilaku
pencegahan baik sebanyak 11 orang (12.1%), hal ini memberikan nilai yang
signifikan ditandai dengan nilai p<0,05 yaitu p = 0.000 artinya hipotesis Ha
diterima.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Karakteristik Umum Responden
1. Umur
Berdasarkan hasil penelitian dari 91 responden yang diteliti dengan
karakteristik umur interval 5 menunjukkan responden yang berusia yaitu
23-27 tahun yakin sebanyak 25 orang (27.5 %) dan usia 38-42 tahun
sebanyak 13 orang (14.3%). Usia pada umumnya memiliki hubungan
dengan kejadian obesitas berdasarkan pada setiap penggolongan obesitas
yang telah diteliti sebelum dan sesudah penelitian ini, pada penelitian ini
usia 23-27 adalah yang terbanyak yaitu sebanyak 25 orang (27.5%) yang
jika dilihat dari kemauan diri wanita dewasa yang berusia sekian dapat

45
berperilaku sehat pada umumnya diantaranya durasi aktifitas fisik lebih
lama dari wanita yang berusia 38-42, sehingga sangat kecil kemungkinan
seorang yang berusia 23-27 tahun memiliki berat badan lebih dari berat
badan ideal (Obesitas).
Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Sudikno, dkk (2015)
dengan judul Faktor Resiko pada Orang Dewasa Umur 25-65 Tahun di
Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral pada penduduk
Indonesia pada umur 25-65 Tahun sebesar 48.5 lebih tinggi dibandingkan
dengan penelitian di Turki (36.2%), Cina (36.7%), namun lebih rendah
disbanding dengan penelitian di Korea (62.3%) dan Malaysia (54%).
Kecenderungan peningkatan sentral mulai tampak pada kelompok umur 35-
44 tahun sampai dengan kelompok umur 45-54 tahun.
2. Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari 91 responden yang diteliti
menunjukkan sebanyak77 orang (84.6%) mempunyai pekerjaan sebagai Ibu
Rumah Tangga (IRT), wanita dewasa dengan pekerjaan sebagai Ibu Rumah
Tangga cenderung mengerjakan aktifitas didalam rumah dan sekitaran
rumah. Hal ini memberi gambaran bahwa seorang ibu rumah tangga sering
melakukan aktifitas namun pada umumnya aktifitas tersebut memiliki waktu
yang cepat sehingga tidak terjadi pembakaran kalori yang maksimal dalam
tubuh wanita dewasa, akibatnya berat badan semakin bertambah dari hari ke
hari dan aktifitas fisik yang dilakukan tidak rutin dan maksimal.
Salah satu hal yang mepengaruhi aktifitas fisik seorang ibu rumah
tangga tidak maksimal adalah saat beraktifitas ibu memiliki banyak fokus
diantaranya seorang ibu yang memiliki bayi, baduta dan balita. Hal ini
sering ditemukan saat penelitian berlangsung dan terlihat saat peneliti
melakukan penelitian, dan beberapa kali ditemukan seorang ibu selalu
memakai alasan yang sama untuk membatasi beraktifitas fisik disekitaran
rumah, sehingga jika dilihat responden dalam penelitian khususnya ibu
rumah tangga cenderung memiliki aktifitas fisik setiap harinya namun
durasi yang dimiliki setiap responden ibu rumah tangga berbeda, hal ini

46
dikarenakan beberapa faktor diantaranya adalah keberadaan seorang anak
kecil yang menghalangi fokus seorang ibu rumah tangga.
Pekerjaan pada umumnya berhubungan dengan durasi aktifitas setiap
orang, artinya jenis pekerjaan setiap wanita dewasa yang menjadi responden
dalam penelitian ini berpengaruh terhadap perilaku pencegahan obesitas.
Pengaruh tersebut ada hubungannya dengan jenis pekerjaan ataupun pada
kategori aktifitas fisik wanita dewasa terhadap perilaku pencegahan obesitas
oleh karena itu disimpulkan bahwa jenis pekerjaan dapat menggambarkan
aktifitas fisik yang dimiliki seorang wanita dewasa dan pengaruh yang
merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan
obesitas.
3. Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari 91 responden yang diteliti
menunjukkan sebanyak 37 orang (40.7%) pendidikannya adalah SMA
(Sekolah Menengah Akhir) dan 8 orang (8.8%) yang pendidikannya dalam
Perguruan Tinggi (PT), dalam hal ini pendidikan berkaitan dengan
pengetahuan. Semakin pendidikannya lebih tinggi artinya seseorang akan
lebih mudah memahami setiap kondisi ataupun hal-hal yang berkaitan
dengan lingkungan kehidupan diantarnya perilaku pencegahan obesitas.
Perilaku ini antara lain adalah menjaga pola makan dan sering beraktifitas
fisik.
Sebanyak 37 orang (40.7%) dengan pendidikan terakhir adalah SMA
dapat menggambarkan seorang mengerti hal-hal yang berkaitan dengan
obesitas, mudah untuk dipahami lewat kemajuan teknologi yang ada
sekarang dan juga sering dipublikasikan lewat instansi kesehatan terdekat
seperti puskesmas yang setiap bulan rutin untuk melakukan posyandu dan
lewat posyandu masyarakat ataupun responden sering mendengar
penyuluhan yang berlangsung saat posyandu. Ada beberapa hal yang
dilakukan pemerintah untuk mengubah perilaku masyarakat lebih baik dan
salah satunya adalah pengadaan posyandu sehingga lebih mudah untuk
dijangkau oleh masyarakat.

47
Seperti dalam penelitian ini beberapa dari responden memiliki bayi,
baduta dan balita. Jika dilihat secara kasat mata rata-rata responden yang
datang ke posyandu lebih sering mendengarkan hal-hal yang berkaitan
dengan obesitas dibandingkan dengan responden yang tidak lagi datang ke
posyandu, secara tidak langsung pengetahuannya cenderung lebih sedikit
disbanding dengan ibu yang sering datang diposyandu. Adapun hal-hal yang
rutin dilakukan saat posyandu diantaranya adalah penimbangan berat badan
serta pemeriksaan kesehatan ibu pada umunya. Hal ini cukup membantu
responden untuk perduli terhadap kesehatan sendiri, terutama pada
pemantauan berat badan, sehingga pemahaman dan perilaku wanita dewasa
dalam penelitian ini sudah cukup baik, namun beberapa responden dalam
penelitian ini sering tidak konsisten untuk hadir dalam posyandu sehingga
jarak untuk menjangkau cukup jauh ataupun dipengaruhi oleh beberapa
kondisi sekitar ibu hal ini berkaitan dengan seberapa besar kemauan yang
dimiliki oleh responden serta perilaku yang mereka miliki.

4.2.2 Analisis Univariat


1. Perilaku Pencegahan Obesitas
Berdasarkan hasil penelitian dari 91 responden ada sebanyak 61 orang
(67%) memiliki perilaku tidak baik terhadap pencegahan Obesitas dan
perilaku baik sebanyak 30 orang (33%), perilaku tidak baik cenderung
mempengaruhi dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya perilaku
responden, mulai dari kurangnya mengkonsumsi makanan beragam,
aktifitas fisik, serta pengetahuan terhadap obesitas itu sendiri.
Perilaku pencegahan obesitas itu sendiri bukan hanya terfokus pada
satu pandangan saja namun ada beberapa hal yaitu seperti mengatur pola
makan dengan mengkonsumsi makanan beragam dalam sehari yang bisa
dilakukan oleh setiap orang atau wanita dewasa yang adalah responden
dalam penelitian ini. Namun oleh karena banyak faktor yang mempengaruhi
perilaku obesitas artinya setiap wanita dewasa yang adalah responden
memperhatikan semua hal dalam kehidupan sehari-hari mulai dari

48
keragaman makanan, aktifitas fisik serta pengetahuan terhadap obesitas itu
sendiri sehingga membantu pencegahan kenaikan berat badan maupun
penurunan berat badan sampai batas normal yang dianjurkan.
Sementara responden yang berperilaku baik terhadap konsumsi energi
memiliki kebiasaan konsumsi makanan beragam, sering beraktifitas fisik
serta memiliki pengetahuan tentang obesitas yang membantu menunjang
pencegahan terhadap kenaikan berat badan ataupun penurunan berat badan
sampai batas normal. Dalam penelitian ini peneliti sengaja menyusun
kuesioner untuk perilaku pencegahan dengan menggabungkan beberapa
pernyataan yang terkait dengan keragamaan konsumsi makanan, aktifitas
fisik dan pengetahuan sehingga hasil akhir dapat menggambarkan bahwa
kejadian obesitas itu sendiri tidak hanya berdasarkan pada salah satu faktor
saja namun dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
mengarah pada perilaku sehat pada umumnya yaitu terkait dengan konsumsi
makanan beragam, memperhatikan aktifitas fisik dan sebagai penunjang
atau pelengkap untuk penelitian ini maka peneliti menambahkan
pengetahuan tentang obesitas dimana juga adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi. Kesimpulan dalam penelilitian ini pada umumnya adalah
dengan perilaku kebiasaan yang baik untuk kehidupan sehari-hari terkait
dengan hal-hal sebagai berikut : konsumsi makanan beragam, rajin
beraktifitas fisik, dan menjaga berat badan untuk batas normal.
2. Pola Makan
Berdasarkan hasil penelitian dari 91 responden ada sebanyak 53 orang
(58.2%) memiliki konsumsi energi baik dan 38 orang (41.8%) yang
memiliki konsumsi energi lebih dari yang dianjurkan atau (>80% AKG).
Artinya dalam mengkosumsi makanan kita wajib memperhatikan yang
namanya keragaman makanan ataupun bahan makanan yang akan kita olah
untuk menjadi makanan.Banyaknya responden yang memiliki konsumsi
baik dilihat dari total energi yang diterima oleh tubuh, sehingga ditarik
kesimpulan bahwa dengan memiliki pola makan yang teratur dan beragam
dapat mengotrol asupan energi yang masuk dalam tubuh, dan beban kerja

49
yang diterima oleh organ tidak berat untuk membakar cadangan energi yang
tersimpan dalam tubuh setiap orang.
Gambaran kebiasaan makan setiap wanita dewasa dapat dilihat saat
pengisian kuesioner FFQ (Food Frequensi Quesioner) merupakan alat ukur
yang dipakai untuk mengetahui jenis makanan, jumlah makan dan frekuensi
makan wanita dewasa. Dimana ditemukan beberapa responden yang
mengkonsumsi makanan dengan zat gizi yang sama dalam satu kali makan,
hal ini yang membuat asupan energi melebihi dari yang dianjurkan persen
Angka Kecukupan Gizi (% AKG) yang adalah standar untuk melihat tingkat
kecukupan energi setiap responden dalam penelitian ini.
Kelebihan energi adalah salah satu faktor yang mengakibatkan setiap
orang mengalami kenaikan berat badan, hal ini yang mengakibatkan banyak
wanita memiliki berat badan lebih dan sulit untuk kembali pada berat badan
normal. Kejadian ini akan lebih sulit diatasi jika kebiasaan mengatur pola
makan tidak diteladani dan dilakukan secara rutin, karena dengan konsumsi
energi lebih dari yang dianjurkan maka tubuh cenderung menyimpan asupan
energi tersebut dalam bentuk lemak didalam tubuh dan dari hari ke hari
kenaikan berat badan terjadi.
3. Aktifitas fisik
Berdasarkan hasil penelitian dari 91 responden ada sebanyak 61 orang
(67%) tidak sering beraktifitas fisik dan 30 orang (33%) yang sering
melakukan aktifitas fisik, pada umumnya aktifitas seseorang dipengaruhi
oleh jenis pekerjaan. Seseorang akan cenderung melakukan aktifitas yang
setiap hari dilakukannya dan itu berulang kali dalam setiap hari, dalam
penelitian ini responden memiliki pekerjaan rata-rata terbanyak yaitu
sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) yang cenderung beraktifitas dengan
mengerjakan pekerjaan di sekitar rumah. Saat penelitian berlangsung bisa
disimpulkan bahwa banyak responden yang cenderung jarang beraktifitas
fisik, karena aktifitas yang dilakukan diantanya adalah menyapu, mencuci,
dan memasak diantara itupun ada beberapa wanita dewasa yang dalam
sehari tidak rutin untuk menyapu ataupun mencuci pakaian kotor.

50
Hal ini berbeda dengan wanita dewasa yang sering beraktifitas fisik,
adapun setiap wanita yang terhitung aktifitas fisiknya sering karena mereka
bekerja di atas ≥8 jam seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan petani, hal ini
bukan hanya disimpulkan secara kasat mata saat penelitian berlangsung
namun dilihat dari pengisian kuesioner aktifitas fisik yang mencakup
pernyataan-pernyataan tentang aktifitas sehari-hari dan aktifitas yang
dilakukan secara rutin oleh setiap responden, contohnya seorang Pegawai
Negri Sipil aktifitasnya dalam seminggu bukan hanya datang dan duduk di
kantor namun dalam semingu sekali ataupun 2 kali melakukan aktifitas pagi
seperti olahraga selama ≥ 75 menit dalam seminggu. Maka ditarik
kesimpulan bahwa aktifitas fisik yang tidak sering membuat pembakaran
lemak dalam tubuh jarang terjadi sehingga berat badan seseorang cenderung
tidak turun ataupun mengalami kenaikan berat badan.
4. Pengetahuan Tentang Obesitas
Berdasarkan hasil penelitian dari 91 responden diantaranya ada yang
memiliki pengetahuan yang benar antara lain 76 orang (83.5%) dan
responden yang memiliki pengetahuan salah sebanyak 15 orang (16.5 %).
Pengetahuan pada umumnya adalah salah satu kelengkapan yang menunjang
setiap orang untuk menjaga kenaikan berat badan disamping itu
memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi diantarnya pola makan
dan aktifitas fisik.
Hasil penelitian ini meperlihatkan lebih banyak responden yang sudah
mengerti (pengetahuan benar) dengan obesitas ataupun hal-hal yang
berhubungan serta dampak dari kejadian obesitas itu sendiri, banyaknya
responden dengan pengetahuan yang benar terhadap obesitas dilihat dari
tingkat pendidikan responden yang lebih banyak tamatan Sekolah
Menengah Akhir (SMA) yaitu sebanyak 37 orang (40.7%) dan tamatan
Perguruan Tinggi (PT) sebanyak 8 orang (8.8%). Hal ini disimpulkan bahwa
pengetahuan merupakan faktor pelengkap untuk melihat pemahaman
masyarakat atau wanita dewasa yang menjadi responen dalam penelitian ini,
sehingga tingkat pendidikan seseorang juga merupakan gambaran untuk

51
lebih jelas menilai berapa besar pemahaman seseorang terhadap obesitas itu
sendiri.

4.2.3 Analisis Bivariat


1. Hubungan Pola Makan dengan Perilaku Pencegahan Obesitas pada Wanita
Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoditek
Pada umumnya obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan asupan
zat gizi terlebih asupan energi yang lebih cenderung meningkatkan berat
badan yang merujuk pada perubahan Indeks Massa Tubuh (IMT),
Presentase responden yang memiliki asupan energi yang baik atau ≤80%
AKG (Angka Kecukupan Gizi) sebanyak 13 orang (43.3%) yang memiliki
perilaku baik dan 40 orang (65.6%) lainnya memiliki perilaku tidak baik
terhadap perilaku pencegahan obesitas hal ini mengartikan bahwa 13 orang
diantaranya memperhatikan keragaman makanan yang dikonsumsi mulai
dari memperhatikan jenis makanan terlebih kandungan zat gizi yang ada
dalam makanan tersebut tidak dikonsumsi secara bersamaan dalam satu kali
makan sehingga asupan energi cenderung rendah. Pada penelitian ini
asupan energi adalah salah satu variabel yang memiliki hubungan yang
bermakna ditandai dengan nilai p <0.05(X2= 0.043).
Salah satu faktor yang mempengaruhi asupan energi lebih dari yang
dianjurkan Angka Kecukupan Gizi adalah tidak memperhatikan kandungan
zat gizi yang ada dalam makanan, salah satunya kejadian saat dalam sekali
makan terkadang setiap orang mengkonsumsi makanan dengan kandungan
zat gizi yang sama sehingga hal ini cenderung mempengaruhi peningkatan
zat gizi tersebut misalnya total energi yang diperoleh dari 3 macam zat gizi
yaitu : karbohidrat, protein dan lemak, kesalahan tidak memperhatikan
kandungan zat gizi dalam makanan ini merupakan salah satu faktor perilaku
yang tidak baik.
Selain itu jarang untuk melakukan aktifitas adalah salah satu yang
dikategorikan perilaku pencegahan obesitas tidak baik seperti yang terjadi
pada 40 responden dari total sebanyak 53 responden yang memiliki asupan

52
energi baik. Maka disimpulkan pola makan adalah salah satu faktor yang
memiliki pengaruh dan berhubungan dengan perilaku pencegahan obesitas
namun dalam perilaku pencegahan obesitas pola makan tidak menjadi satu-
satunya faktor yang berpengaruh ataupun yang berhubungan tetapi ada
beberapa faktor didalamnya seperti aktifitas fisik.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian-penelitian yang lain seperti
dalam penelitian yang dilakukan oleh Kurdanti, 2015 energi adalah faktor
resiko terjadinya obesitas pada kalangan remaja yang ditandai dengan nilai
(OR=4,69; CI:2,12-10,35); lemak (OR=2,34; CI:1,19-4,57); karbohidrat
(OR=2,64; CI:1,34-5,20); frekuensi fast food (OR=2,47; CI: 1,26-4,83); dan
asupan sarapan pagi (OR=5,24; CI: 2,56-10,71), remaja yang obesistas
memiliki rerata asupan energi yang lebih tinggi dibandingkan remaja yang
non-obesitas (3267.8 kkal vs 3368.5 kkal), remaja dengan asupan energi
lebih beresiko 4.69 kali lebih besar mengalami obesitas dibandingkan
dengan remaja yang asupannya cukup.
Dalam penelitian Salim (2014) tentang tingkat kecukupan energi
terhadap kejadian obesitas memberikan nilai p <0.05 artinya ada hubungan
yang bermakna, nilai Odd Ratio untuk hubungan tingkat kecukupan energi
dengan kejadian obesitas 13.6, hal ini berarti bahwa sampel dengan tingkat
kecukupan energi normal dan lebih mempunyai kecenderungan terhadap
obesitas sebesar 13.6 kali dibandingkan dengan sampel yang defisit tingkat
kecukupan energi. Asupan energi merupakan jumlah total dari asupan
kharbohidrat, protein dan lemak. Dalam hal ini perlunya keseimbangan
untuk mengkonsumsi makanan sehingga energi yang masuk akan sesuai
dengan kebutuhan tubuh.
2. Hubungan Aktifitas Fisik dengan Perilaku Pencegahan Obesitas pada
Wanita Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoditek
Wanita dewasa yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoditek
cenderung memiliki pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) yang
sehari-hari bekerja didalam rumah dan sekitarannya, dari indentifikasi
melalui distribusi tabel dilihat bahwa wanita dewasa sering beraktifitas

53
sebanyak 5 orang (5.5%) dengan perilaku pencegahan baik dan 25 orang
(27.5%) dengan perilaku pencegahan tidak baik, responden tidak sering
beraktifitas fisik sebanyak 25 orang (27.5%) dengan perilaku yang baik dan
36 orang (39.6 %) dengan perilaku pencegahan obesitas yang tidak baik,
Hubungan aktiffitas fisik dan perilaku pencegahan obesitas pada Wanita
Dewasa di wilayah kerja Puskesmas Mokoditek terlihat dari keseharian
yang rutin dilakukan dan ditandai dengan nilai p <0.05 (X2= 0.020) dengan
analisis uji chi square artinya responden wanita dewasa yang memiliki
aktifitas fisik sering belum tentu memiliki perilaku pencegahan obesitas
yang baik, dikarenakan perilaku pencegahan obesitas bukan hanya terkait
dengan aktifitas fisik sendiri tapi diantaranya adalah pola makan, sehingga
disimpulkan bahwa adanya kesadaran dari diri sendiri untuk rutin
melakukan dan memperhatikan setiap faktor-faktor diantaranya adalah
aktfitas fisik dan pola makan.
Menurut Naryanto (2015) dalam penelitiannya ibu rumah tangga yang
memiliki aktifitas fisik rendah mempunyai resiko 5.5 kali menjadi obesitas
dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang memiliki aktifitas tinggi.
Dalam penelitian Sikalak (2017) menunjukkan hasil penelitiannya terdapat
kecenderungan bahwa obesitas lebih banyak terjadi pada karyawan yang
aktifitas rendah sebesar 75.9 %.
3. Hubungan Pengetahuan Tentang Obesitas terhadap Perilaku Pencegahan
Obesitas pada Wanita Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoditek
Dalam penelitian ini pengetahuan memiliki hubungan dengan perilaku
pencegahan obesitas yang ditandai dengan nilai p <0.05 (X2=0.000) dari
hasil analisis disimpulkan bahwa adanya pengaruh terhadap perilaku
pencegahan obesitas. Presentase responden yang memiliki pengetahuan
benar sebanyak 19 orang (20.9%) dengan perilaku pencegahan obesitas baik
dan perilaku pencegahan tidak baik sebanyak 57% (62.6 %) hal ini
disimpulkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan benar terkait
dengan pernyataan dampak obesitas dan pernyataan tentang pengertian
obesitas itu sendiri, hal ini mengartikan bahwa pengetahuan yang benar

54
terhadap obesitas tidak memberi peluang untuk seorang berperilaku baik
terhadap pencegahan obesitas itu sendiri dikarenakan perilaku adalah satu
tindakan yang dilakukan oleh seseorang.
Pengetahuan berasal baik secara internal maupun eksternal,
pengetahuan secara internal berasal dari dalam diri sendiri seperti inovasi
pada jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari adalah bentuk perilaku
yang baik untuk pencegahan obesitas. Pada umumnya pengetahuan obesitas
adalah awal dari kepedulian seorang untuk menjaga berat badan untuk
normal, sampai pada pengaturan makan serta jenis makanan yang akan
dikonsumsi setiap hari. Pada penelitian Astriningrum (2017) menunjukkan
hasil analisis statistik nilai p >0.642 artinya tidak terdapat hubungan
terhadap keragaman konsumsi karbohidrat dengan kejadian obesitas siswa
kesatrian 2 Semarang, hal ini mengakibatkan kurangnya inovasi yang ada
dalam diri sendiri untuk lebih kreasi mengembangkan ataupun mengatur
bahan makanan yang akan kita konsumsi ataupun hal-hal lain seperti
beraktivitas fisik. Selain itu pengetahuan eksternal juga sangat
mempengaruh misalnya tempat makan, ataupun pengetahuan dari orang
sekitar.

55
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Reponden yang diteliti menunjukkan paling banyak pada umur 23-27 tahun
sebanyak 25 orang (27.5%). Presentase untuk jenis pekerjaan dalam
penelitian ini ada sebanyak 77 orang (84.6%) bekerja sebagai IRT (Ibu
Rumah Tangga). Presentase untuk jenis pendidikan terbanyak adalah SMA
(Sekolah Menengah Akhir) sebanyak 37 orang (40.7%).
2. Perilaku Pencegahan Obesitas diukur mengunakan kuesioner pertanyaan
yang berkaitan dengan keragaman konsumsi makanan serta aktivitas yang
dalam hal ini merupakan salah satu bentuk perilaku pencegahan. Adapun
presentase perilaku baik sebanyak 30 orang (33%) dan yang berperilaku
tidak baik sebanyak 61 orang (67%).
3. Pola makan terdiri dari jenis makanan, jumlah makanan dan frekuensi
makan. Adapun jenis dan jumlah makanan dituangkan dalam bentuk zat gizi
yang adalah salah satu variabel untuk melihat pengaruh. Presentase asupan
energi dibagi dalam dua kategori yaitu asupan energi cukup bila ≤80%
AKG demikian didapat sebanyak 53 (58.2%) orang dan sebanyak 38 (41.8
%) orang yang memiliki asupan energi lebih atau >80% AKG berdasarkan
golongan umur. Hal ini menjadikan satu kesimpulan bahwa memperhatikan
jenis, jumlah dan waktu makan adalah satu bentuk perilaku yang baik untuk
pencegahan kejadian obesitas.
4. Presentase aktivitas fisik pada wanita dewasa dibagi menjadi dua kategori
yaitu wanita dewasa yang sering beraktivitas sebanyak 30 orang (33%) dan
jarang beraktivitas sebanyak 61orang (67%).
5. Presentase wanita dewasa yang memiliki pengetahuan yang benar tentang
obesitas sebanyak 76 orang (83.5%) dan pengetahuan yang salah sebanyak
15 orang (16.5%).
6. Dari analisis yang dilakukan diperoleh faktor-faktor yang berhubungan
dengan perilaku pencegahan obesitas diantaranya pola makan dalam hal ini

56
asupan energi yang memiliki hubungan yang bermakna ditandai dengan
nilai p= 0,043.
7. Aktivitas fisik adalah salah satu faktor dengan nilai p =0,020 yang artinya
ada hubungan yang bermakna antara pengaruh aktivitas fisik terhadap
perilaku pencegahan obesitas.
8. Pengetahuan tentang obesitas dengan nilai p < 0,05 ( p=0,000) artinya ada
hubungan terhadap perilaku pencegahan obesitas pada wanita dewasa.

5.2 Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini dijadikan acuan dan menambah informasi dalam bidang
keperawatan, khususnya keperawatan komunitas karena penelitian ini
memiliki keterkaitan dengan kejadian atau masalah kesehatan secara luas
khususnya masalah yang berkaitan dengan berat badan lebih dan perilaku
pencegahan obesitas.
2. Puskesmas atau Instansi Kesehatan Pemerintah
Hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan ataupun sumber informasi bagi
Puskesmas sendiri untuk kemajuan dan pengelolaan kedepan, terutama
untuk pemegang program PTM ( Penyakit Tidak Menular), pemegang
program Gizi dan pemegang Promkes (Promosi Kesehatan) agar lebih
meningkatkan skrining PTM khususnya Obesitas dan meningkatkan
penyuluhan ke masyarakat tentang bagaimana perilaku pencegahan obesitas.
3. Ruang Lingkup Masyarakat
Hasil penelitian ini dijadikan sumber informasi dan acuan untuk masyarakat
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Mokoditek khususnya wanita dewasa
dalam memantau dan mempertahankan berat badan normal.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian bisa dijadikan acuan ataupun menambah referensi dalam
penelitian selanjutnya. Mungkin untuk penelitian selanjutnya bisa mencari
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan obesitas selain yang
sudah dibahas di penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti memiliki

57
hambatan dalam pengisian kuesioner FFQ karena harus meminta bantuan
dari tenaga nutrisionis di tempat penelitian.

58
DAFTAR PUSTAKA
Adriani M, Wirajatmadi B. 2016. Pengantar Gizi Masyarakat ( Edisi 6). Jakarta,
314-218

Aisyah. 2016. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Konsumsi Makanan Berserat


pada Siswa SMK Negeri 6 Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.
Skripsi

Apriaty N., Nuryanto., 2015. Faktor Resiko Obesitas Ibu Rumah Tangga di
Kelurahan Bendungan Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang. Program
Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Arikunto S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT.


Trineka Cipta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2018.


Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018. Jakarta: Author

Damopilii W et al,. 2013. Hubungan Konsumsi Fastfood dengan Kejadian


Obesitas pada Anak SD di Kota Manado. Ejournal Keperawatan (e-Kp)
Volume I (1) : 1-7

Diana R et al,. 2013. Faktor Risiko Kegemukan Pada Wanita Dewasa Indonesia
Jurnal Gizi dan Pangan. 8(1) : 1-8

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian


Kesehatan RI. 2016. Pedoman Umum Pengendalian Obesitas. Jakarta :11-14

Direktorat Jendral Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI. 2016.


Profil Penyakit tidak Menular 2016. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI, 12-
16

Direktorat Jendral Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan


RI.http://www.p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/obesitas

Haristia W. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Pencegahan


Obesitas pada Siswa SMP N 1 Depok. Universitas Indonesia. Skripsi

Hastuti P. 2018. Genetika Obesitas. Yogyakarta : Gadjah Masa University Press,


pp : 1-6, 110-120

Isnaini, Sartono A, Winayati E. 2012. Hubungan Pengetahuan Obesitas dengan


Rasio Lingkar Pinggang Panggul pada Ibu Rumah Tangga di Desa Peepe
Krajan Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobongan. Jurnal Gizi
Universitas Muhamadiah Semarang 01 – (01) : 1-9.

59
Kurdanti W, Suryani I, Syamsiatun H, Siwi L P. 2015. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian Obesitas pada Remaja. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia.

Mann J, Truswell S A. 2012. Buku Ajar Ilmu Gizi (Edisi 4). Jakarta : Kedokteran
EGC, 251-257

Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :


Rineka Cipta

Nugroho K, Mulyadi, Masi M N G. 2016. Hubungan Aktifitas Fisik dan Pola


Makan dengan Perubahan Indeks Masa Tubuh pada Mahasiswa Semester 2
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran. E-Journal
Keperawatan (e-Kp), 04- (02) : 1-5

Puskesmas Mokoditek. 2017. Profil Puskesmas Mokoditek.

Rahmawati M. 2012. Mencegah Obesitas (Problema Obesitas Pada Remaja).


Malang : Universitas Brawijaya Press

Rahmawati N. 2009. Aktifitas fisik, Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fastfood),


dan Keterpaparan Media Serta Faktor-Faktor Lain yang Berhubungan
dengan Kejadian Obesitas Pada Siswa SD Islam Al-Azhar 1 Jakarta Selatan.
Skripsi

Riswanti I, Oktia Woro K.H. 2016. Media Buletin dan Seni Mural dalam Upaya
Meningkatkan Pengetahuan Tentang Obesitas. Journal of Health Education
(1)

Saputro C D M, Nurhayati F. 2014. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Orang


Tua dengan Status Gizi pada Siswa SDN Campurejo 1 Bojonegoro. Jurnal
Pendidikan dan Olaraga Kesehatan, 02- (03) :627-630

Salim A N. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan Dengan Kejadian Obesitas


pada Karyawati Sekertariat Daerah Kabupaten Wonosobo. Universitas
Muhamadiah Semarang.

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan Praktis Bagi Pemula.


Jogajakarta: Mitra Cendekia

Setiati S., Alwi I., Sudoyo A.B,. Simadibrata M., Setiyohadi B., Syam A.F. (eds).
2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta Pusat :
InternaPublishing, 2565

Sikalak W., Widajanti L,. Aruben R,. 2017. Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Obesitas pada karyawati Perusahaan di Bidang Telekomunikasi

60
Jakarta Tahun 2017. Bagian gizi kesehatan masyarakat, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas di Ponegoro

Suci P S. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Makan Mahasiswa


Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011. Universitas Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta. Skripsi

Sudargo T, Freitag M L H, Rosiyani F, Kusmayanti A N. 2014. Pola Makan dan


Obesitas. Gadjah Mada University Press, 21-37

Sudikno., Hidayat S., Cesilia M., Hadi Riyad. 2015. Faktor Risiko Obesitas
Sentral pada Orang Dewasa Umur 25-65 Tahun diIndonesia (Analisis Data
Riset Kesehatan Dasar 2013). Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan.
Vol.38(2):111-120

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Sumantri A. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana Prenada


Media Group

Suto P K. 2017. Hubungan Kejadian Obesitas dengan Kualitas Hidup pada Anak
Usia Sekolah di SDN 30 Kubu Dalam Kota Padang Tahun 2017.
Universitas Andalas. Skripsi

Syam Y. (2017). Hubungan Aktifitas Fisik dengan Kejadian Obesitas pada Anak
Usia Sekolah di SD Negeri Mangkura 1 Makassar, 1-49

WHO. (2016). Obesity and Overweight. Retrieved February 16, 2018, from
WHO: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/

Widiantin W, Tafal. Z. 2014. Aktifitas Fisik, Stres, Dan Obesitas Pada Pegawai
Negeri Sipil. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8-(7) : 330-336

Wulandari S., Hariati L, Andi F F. 2016. Faktor yang Berhubungan dengan


Kejadian Obesitas pada Remaja di SMA Negeri 4 Kendari Tahun 2016.
Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo : 1-13

61
Lampiran 1

RIWAYAT HIDUP

Penulis memiliki nama lengkap Kurnia Mayasari


Syaifuddin, dilahirkan di Rappang, Kab. Sidenreng
Rappang, Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 03
Mei 1988, Agama Islam, Penulis merupakan anak
pertama dari pasangan suami istri Sjaifuddin Nur (Ayah)
dan Suleha Amin (Ibu).
Tahun 2000 penulis Lulus dari SDN 3 Rappang,
Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Panca
Rijang pada tahun 2003, Sekolah Menengah Atas di
SMA Negeri 2 Panca Rijang pada tahun 2006, Lulusan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Nani Hasanuddin Makassar Jurusan
D3 Keperawatan pada tahun 2009 dan penulis melanjutkan pendidikan S1
Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Gorontalo pada tahun 2017
Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif mengikuti seminar Nasional maupun
Internasional. Penulis bekerja di UPTD Puskesmas Mokoditek dan telah
menyelesaikan ujian skripsi yang berjudul Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Perilaku Pencegahan Obesitas pada Wanita Dewasa di Wilayah Kerja
Puskesmas Mokoditek Kecamatan Bolangitang Timur Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara.

62
Lampiran 2

Tabel 15. Jadwal Kegiatan Penelitian


Waktu
No Kegiatan
November Desember Januari Februari Maret

1 Pengambilan Data
Awal
2 Ujian Usulan
Penelitian/Proposal
3 Melakukan Penelitian

4 Ujian Hasil Penelitian

5 Ujian Skripsi

63
Lampiran 3

KUESIONER

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PERILAKU PENCEGAHAN OBESITAS PADA
WANITA DEWASA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MOKODITEK

KURNIA MAYASARI SYAIFUDDIN


NIM. C01417252

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
GORONTALO
2019

64
Lampiran 4

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.
Calon Responden
Di
Tempat

Assalamu alaikum Wr.Wb.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Program Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo :
Nama : Kurnia Mayasari Syaifuddin
NIM : CO1417252
Akan mengadakan penelitian dengan judul : “Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku Pencegahan Obesitas Pada Wanita Dewasa di
Wilayah Kerja Puskesmas Mokoditek Kecamatan Bolangitang Timur Kabupaten
Bolaang Mongondow Utara”.
Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu Saudara (i) untuk
menandatangani lembar Permohonan menjadi Responden. Jawaban responden
akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian.
Atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu alaikum Wr.Wb

Gorontalo, Januari 2019


Peneliti

Kurnia Mayasari Syaifuddin

65
Lampiran 5

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Inisial Ibu :
Umur :
Alamat :
Dengan ini menyatakan bersedia turut berpartisipasi sebagai responden dalam
penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Kurnia Mayasari Syaifuddin dengan
judul penelitian : “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pencegahan
Obesitas Pada Wanita Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoditek
Kecamatan Bolangitang Timur Kabupaten Bolaang Mongondow Utara”.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan benar.

Mokoditek, Januari 2019


Responden

(………………………….)

66
Lampiran 6
KUESIONER 1
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pencegahan Obesitas
pada Wanita Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoditek
Kecamatan Bolangitang Timur Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara

I. IDENTITAS
a. Nama (Inisial) :
b. Umur :
c. Desa :
d. Pekerjaan :
e. Pendidikan :

II. PERILAKU PENCEGAHAN OBESITAS


Keterangan :
a. SR : Sering
b. KD : Kadang – Kadang
c. TP : Tidak Pernah
Beri Tanda Centang (√) pada jawaban pilihan anda
No Pernyataan SR KD TP

1 Mengonsumsi makanan beraneka ragam,


idealnya setiap kali makan terdiri dari 4
kelompok hidangan (makanan pokok, lauk pauk,
sayur, dan buah)

2 Mengutamakan konsumsi makanan sumber


karbohidrat kompleks, seperti kelompok padi-
padian dan umbi-umbian yaitu 3 – 8 porsi per
hari tergantung kepada kebutuhan.

3 Mengonsumsi makanan sumber protein hewani


dan nabati masing-masing 2 – 3 porsi per hari,

67
seperti ikan, tahu, tempe, dsb

4 Mengonsumsi sayur 3 – 5 porsi per hari dan


buah 2 – 3 porsi per hari

5 Membiasakan pola makan teratur yaitu terdiri


dari 3 kali makan utama (pagi, siang, malam)
dan 1 – 2 kali makan selingan

6 Porsi makan malam lebih sedikit dibandingkan


makan pagi dan siang

7 Melakukan aktivitas fisik minimal 1 jam per hari

8 Membatasi aktivitas, seperti menonton televisi,


bermain komputer, dan games

9 Membatasi tidur yang berlebihan

10 Melakukan latihan fisik minimal 2 – 3 kali


seminggu dengan waktu 30 – 50 menit per kali
latihan

68
Lampiran 7
KUOSIONER 2

I. FORMULIR KUESIONER FREKUENSI MAKANAN


Petunjuk
 Tuliskan jumlah (berapa kali) penggunaan masing-masing jenis
makanan/bahan makanan dalam hari, minggu, 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan.
 URT = ukuran rumah tangga (piring, sendok, gelas, mangkok, potong dll).
 Centang (√) jenis Makanan yang anda makan 1 bulan terakhir

Frekuensi penggunaan
Sekali
(tuliskan jumlah kali penggunaan Gram
makan
Nama Bahan /konsumsi) per
makanan 2 3 Tak hari
URT Gr Hari Minggu 1Bln
bln bln Pernah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
SUMBER KH
1 Beras
2 Jagung
3 Ubi
4 Talas
5 Kentang
6 Singkong
7 Mie
8 Roti
9 Biskuit
10 Gula
11 Sirup
12 Madu
PROTEIN
HEWANI
1 Dg. Sapi
2 Daging
ayam

69
Frekuensi penggunaan
Sekali
(tuliskan jumlah kali penggunaan Gram
makan
Nama Bahan /konsumsi) per
makanan 2 3 Tak hari
URT Gr Hari Minggu 1Bln
bln bln Pernah
3 Dg babi
4 Dg. Anjing
5 Dg. Tikus
6 Dg.
Kambing
7 Jeroan
8 Telur ayam

9 Ikan segar

10 Ikan asin
11 Udang
12 Kepiting
13 Sosis
14 Ham
15 Bakso
16 Hati
17 Kelelawar
18 Cumi-cumi

PROT.NABATI
1 K.tanah
2 K.kedele
3 Tempe
4 Tahu
5 K. merah
6 K. buncis

70
Frekuensi penggunaan
Sekali
(tuliskan jumlah kali penggunaan Gram
makan
Nama Bahan /konsumsi) per
makanan 2 3 Tak hari
URT Gr Hari Minggu 1Bln
bln bln Pernah
7 K.mente
8 K.hijau
9 K.kapri
SAYURAN
1 Bayam
2 Kangkung
3 k.panjang
4 D.singkong
5 D.K.panjang
6 D. Pangi
7 D. Leilem
8 D. Gedi
9 Wortel
10 Nangka
muda
11 Kol
12 Buncis
13 D. pakis
14 Labu siam
15 Daun kelor

16 Daun
belimbing
17 Sawi Hijau
18 Jagung
muda
19 Ketimun

71
Frekuensi penggunaan
Sekali
(tuliskan jumlah kali penggunaan Gram
makan
Nama Bahan /konsumsi) per
makanan 2 3 Tak hari
URT Gr Hari Minggu 1Bln
bln bln Pernah
20 Terong
21 Bunga
Pepaya
22 Pepaya
muda
23 Tauge
BUAH-
BUAHAN
1 Pepaya
2 Pisang
3 Nenas
4 Jeruk
5 Apel
6 Pear
7 Mangga
8 Kedondong
9 Nangka
10 Rambutan
11 Salak
12 Semangka
13 Melon
14 Jambu
15 Durian
16 Duku
LEMAK dan
MINYAK

72
Frekuensi penggunaan
Sekali
(tuliskan jumlah kali penggunaan Gram
makan
Nama Bahan /konsumsi) per
makanan 2 3 Tak hari
URT Gr Hari Minggu 1Bln
bln bln Pernah
1 Minyak
kelapa
2 Minyak
sawit
3 Margarin
4 Mentega
5 Minyak babi
6 Santan
7 Kelapa
8 Minyak
sayur
FAST FOOD
1 Fried Chiken
2 Hamburger
3 Chees burger
4 Pizza
5 Kentang
goring
6 Spageti
7 Donat
8 Ice cream

SNACK
1 Pisang
goreng
2 Pastel
3 Lumpia

73
Frekuensi penggunaan
Sekali
(tuliskan jumlah kali penggunaan Gram
makan
Nama Bahan /konsumsi) per
makanan 2 3 Tak hari
URT Gr Hari Minggu 1Bln
bln bln Pernah
4 Siomay
5 Jajan Pasar
6 Mak.Ringan
7 Martabak
8 Terang
Bulan
9 Poding
10 Tahu isi
11 Biapong
Babi
12 Biapong
Temo
3 Biapong unti
14 Pia babi
15 Tart kelapa
16 Dodol
minahsa
LAIN-LAIN
1 Susu bubuk
2 SKM
3 Susu Skim
4 Susu Kedele
5 Kopi
6 Coklat
7 Sofdrink
8 Minuman
beralkohol

74
Frekuensi penggunaan
Sekali
(tuliskan jumlah kali penggunaan Gram
makan
Nama Bahan /konsumsi) per
makanan 2 3 Tak hari
URT Gr Hari Minggu 1Bln
bln bln Pernah
9 Tape
10 Teh
11 Cap tikus
12 Tuak

75
Lampiran 8
KUESIONER 3

I. AKTIFITAS FISIK
Keterangan :
a. S : Setuju
b. TS : Tidak Setuju
c. STS : Sangat Tidak Setuju

Beri Tanda Centang (√) pada jawaban pilihan anda

No Pernyataan S TS STS

1. Anda harus melakukan aktifitas berat seperti


mengangkat barang berat, mencangkul,
senam, atau bersepeda cepat

2. Anda harus melakukan aktifitas fisik berat 75


menit dalam seminggu

3. Anda harus melakukan aktifitas fisik sedang


seperti mengangkat barang ringan, menyapu,
memasak, bersepeda santai

4. Anda harus melakukan aktifitas fisik sedang


150 menit dalam seminggu

5. Anda harus melakukan aktifitas fisik ringan


300 menit dalam seminggu

6. Anda harus berjalan kaki selama 10 menit


setiap hari

76
Lampiran 9
KUESIONER 4

I. PENGETAHUAN TENTANG OBESITAS


Beri Tanda Centang (√) pada jawaban pilihan anda

No Pernyataan Benar Salah

1. Obesitas adalah keadaan dimana berat badan


seseorang melebihi berat badan ideal

2. Obesitas tidak disebabkan oleh seringnya


mengkonsumsi makanan siap santap (fast food)

3. Konsumsi makanan yang berlebihan dapat


menyebabkan obesitas

4. Kurangnya aktifitas fisik dapat menyebakan


obesitas

5. Obesitas mengakibatkan tingginya risiko terserang


penyakit kronis, seperti Diabetes Mellitus,
Hipertensi

6. Cara mencegah obesitas dapat dilakukan dengan


meningkatkan aktifitas fisik

77
Lampiran 10
MASTER TABEL
Perilaku Pencegahan Obesitas POLA MAKAN
Frekue Aktivitas Fisik Pengetahuan Tentang Obesitas
Responde Pendidik P Zat Gizi
No Umur Pekerjaan J/K P P P P P P P P Konsums nsi
n an P1 1 Jlh Q Q Q Q Q Q R R R R R R
2 3 4 5 6 7 8 9 i Energi KH P L Makan jlh jlh
0 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 as 36 IRT SMP P 3 3 2 1 1 2 3 3 3 1 22 3074.4 580 121.1 35 3 2 1 2 2 1 2 10 2 1 2 2 2 2 11
2 ah 25 Honorer S1 P 3 2 1 2 1 1 1 2 3 3 19 3407 546 125.4 85 3 1 2 2 1 1 2 9 2 2 2 2 2 2 12
3 ak 32 IRT SMP P 1 2 3 3 3 3 3 3 2 1 24 2540 318 207.5 124 2 2 3 1 1 2 2 11 1 2 2 1 1 1 8
4 c 39 IRT SMA P 2 3 3 3 3 2 3 3 1 2 25 4374 610 207.5 124 3 2 2 2 2 2 2 10 1 1 1 2 2 1 8
5 dlg 29 IRT SD P 3 3 3 1 1 1 3 2 3 3 23 5987.2 892 194.1 191 3 1 1 2 2 2 1 9 1 1 1 1 1 1 6
6 db 29 IRT SMP P 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 26 2728.7 413 105.3 77 3 1 1 1 2 1 2 8 1 1 1 2 1 1 7
7 dk 26 Honorer S1 P 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 27 2105 315.8 105.3 42 2 3 1 2 2 2 2 10 1 1 1 1 1 1 6
8 dd 31 IRT SMA P 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 26 2122 318 106.1 42.4 3 2 2 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 6
9 ds 25 IRT SMA P 2 3 3 2 3 1 1 1 1 3 20 2103 315.5 105.2 42.1 3 2 1 1 2 1 1 8 2 2 2 1 2 2 11
10 em 23 IRT SMA P 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 22 2122 318 106.1 42.4 4 2 1 1 1 2 1 8 2 2 2 2 1 2 11
11 fs 26 IRT SD P 2 3 1 1 3 2 2 2 2 1 19 2100 315 105 42 3 1 1 2 1 1 2 8 2 2 2 2 2 2 12
12 fs 35 IRT SD P 3 2 2 2 1 3 3 2 1 1 20 2103 315.5 105.2 42.1 4 1 2 1 1 2 1 8 2 2 2 2 1 2 11
13 fl 36 IRT SD P 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 21 2155 323.3 107.8 43 4 3 3 3 2 2 2 16 2 2 2 2 1 2 11
14 fm 20 IRT SMP P 2 1 1 2 3 3 3 3 2 1 21 2180 327 109 44 4 3 1 1 1 2 1 9 2 2 2 2 2 1 11
15 fs 20 IRT SD P 1 1 1 2 1 2 3 3 3 1 18 2100 315 105 42 4 1 1 1 1 2 3 9 2 1 2 2 2 2 11
16 fk 29 IRT SMA P 3 2 1 1 3 3 3 1 1 1 19 2104 316 105.2 42.1 4 1 3 3 2 2 1 12 2 2 2 2 2 2 12
17 fs 33 IRT SMP P 2 1 1 3 3 3 1 3 1 1 21 5892.9 887 277.3 139 4 2 1 1 1 1 2 8 2 2 2 2 2 1 11
18 gd 20 IRT SMA P 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 22 3974.4 690 70.9 110 4 1 1 3 1 1 2 9 2 2 2 2 2 2 12
19 gk 37 IRT SD P 2 2 1 3 3 3 2 2 3 2 23 3911.2 525 201.5 110 3 1 2 2 2 2 1 10 1 1 1 1 1 1 6
20 hn 30 IRT SD P 2 2 2 3 1 1 3 3 3 1 21 2111 317 105.6 42.2 3 1 2 2 2 1 2 10 2 2 2 2 1 1 10
21 hs 35 IRT SD P 1 1 1 2 2 3 3 3 3 2 21 2128 319 106.4 42.6 2 2 1 2 1 1 3 10 1 2 2 2 1 2 10
22 hk 35 IRT SMP P 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 21 2122 318 106.1 42.4 3 2 2 2 1 2 2 11 2 2 2 2 2 2 12
23 im 23 IRT SMK P 3 3 3 1 1 1 1 2 1 3 19 2105 315.8 105.3 42 4 2 1 1 2 1 2 9 2 1 1 1 1 1 7
24 jk 21 IRT SMA P 3 2 2 2 1 1 3 3 3 2 22 2109 316.4 105.5 42.2 3 2 1 1 1 2 2 10 2 2 1 2 2 1 11
25 kk 23 IRT SMP P 1 2 1 1 1 2 3 3 3 3 20 4806.2 571 166.4 212 1 2 1 1 2 2 3 11 2 1 2 2 2 2 11
26 kb 25 IRT SMA P 2 1 2 1 2 3 3 3 2 1 20 5035.9 640 122.8 233 3 1 1 1 1 2 2 8 2 2 2 2 2 2 12
27 ks 27 IRT SMA P 2 2 2 1 1 1 3 3 3 2 21 3822.9 557 161.3 107 2 2 1 1 2 1 1 8 2 1 2 2 2 2 11
28 lk 29 IRT SD P 2 3 3 2 1 1 1 1 1 3 18 4742.8 625 222.2 148 3 2 1 2 2 1 1 9 1 1 2 1 1 2 8

78
29 ls 28 IRT SMA P 1 2 3 2 3 3 1 1 1 3 20 9593.7 1100 413.9 406 4 2 1 1 2 2 3 11 1 2 2 2 1 2 10
30 lk 25 IRT SMK P 3 2 2 2 3 3 3 3 3 1 25 5872.6 728 252.4 222 3 1 1 3 2 2 1 10 1 1 1 1 2 1 7
31 mb 32 IRT SMP P 3 2 1 3 3 3 2 2 2 2 23 2680 402 134 54 3 2 1 2 2 3 1 11 1 1 1 1 1 1 6
32 mb 26 IRT SMP P 3 3 3 3 1 2 2 3 1 2 23 3000 450 150 60 3 2 1 1 2 2 1 9 1 1 1 1 1 1 6
33 mb 23 IRT SMA P 1 2 1 1 1 3 3 2 2 2 18 2109 316 105.5 42 3 2 1 1 2 2 2 10 2 2 2 2 2 2 12
34 ml 38 IRT SD P 3 3 3 1 1 2 2 3 3 3 24 2108 316 105.4 42.2 3 2 1 2 1 1 2 9 2 1 1 1 1 1 7
35 ms 28 IRT SMK P 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 27 2111 316.7 105.6 42 4 2 1 1 2 2 1 9 2 2 2 2 1 2 11
36 mb 38 IRT SD P 3 3 3 3 1 1 1 2 3 2 22 2102 315 105.1 42 3 1 1 2 3 2 1 10 2 2 2 2 2 2 12
37 nt 26 IRT SMK P 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 26 2109 316.4 105.5 42.2 4 2 1 1 2 3 2 11 1 2 2 1 1 2 9
38 nu 30 IRT SMP P 2 3 1 2 3 2 3 3 1 2 22 2120 318 106 42 3 3 2 1 2 1 1 10 2 2 2 2 2 2 12
39 ok 36 IRT SD P 3 2 1 1 3 3 3 2 2 2 22 2155 323.3 107.8 43 4 2 3 2 3 3 3 16 2 2 2 2 2 2 12
40 pi 41 IRT SMP P 2 2 2 2 3 3 3 1 1 2 21 2109 316.4 105.5 42.2 3 3 2 2 1 2 3 13 2 2 2 2 2 2 12
41 rd 29 IRT SD P 2 3 3 3 2 2 1 1 1 1 19 2143 321.5 107.2 42.9 2 3 2 2 2 1 2 12 2 2 2 1 2 2 11
42 rm 27 Honorer S1 P 3 3 3 3 1 1 1 1 3 2 21 2122 318 106.1 42.4 4 2 2 2 1 1 2 10 2 1 1 2 2 1 9
43 rh 35 IRT SMP P 3 2 3 2 1 2 2 2 3 3 23 2155 323.3 107.8 43 4 1 2 3 1 1 2 10 2 2 2 2 2 2 12
44 rk 31 IRT SMP P 3 2 1 2 3 2 3 1 1 1 19 2101 315.2 105.1 42.0 4 2 2 2 1 1 2 10 1 1 2 2 1 2 9
45 ss 33 IRT SD P 3 3 2 2 1 2 2 2 2 3 22 2100 315 105 42 3 3 1 1 3 2 1 11 2 2 2 2 2 2 12
46 ss 24 IRT SMP P 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 26 3197.7 595 124.6 36 2 2 2 1 2 1 2 10 2 2 2 1 2 2 11
47 sw 28 IRT SD P 3 3 3 3 1 1 1 2 1 3 21 4001.7 673 155.9 74 2 3 3 2 1 3 2 14 2 2 1 1 2 2 10
48 so 24 Honorer SMK P 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 26 2448.4 417 100 43 4 2 2 1 2 1 1 9 2 2 2 2 2 2 12
49 shd 27 Aparat Desa SMA P 2 3 3 3 3 1 2 1 1 1 20 4776.7 687 155.5 159 2 3 1 2 2 2 1 11 2 2 2 2 2 2 12
50 sp 24 Honorer S1 P 1 2 1 3 3 2 3 2 2 2 21 6110 609 335.7 262 3 2 1 3 3 2 2 10 2 2 2 2 2 1 11
51 sg 22 Pek.Toko SMP P 2 3 3 3 1 2 1 1 1 1 18 3816.5 598 104.1 109 3 1 1 3 2 2 2 11 1 2 2 2 2 2 11
52 sl 23 Honorer DIII P 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 26 3633 637 133.6 60 4 2 1 2 1 1 1 8 1 1 2 2 2 2 10
53 sr 36 Petani SD P 3 2 2 2 2 2 3 3 1 1 21 3219 550 107.6 62 3 1 3 3 2 2 1 12 2 2 1 2 2 2 11
54 sl 38 Petani SD P 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 26 4458.5 619 192 137 3 1 2 1 3 2 2 11 2 2 2 2 2 1 9
55 yk 24 IRT SMA P 3 2 1 1 2 2 3 3 3 3 23 4820.1 525 235.8 195 4 3 3 2 3 3 1 15 2 2 2 1 1 2 10
56 yk 33 IRT SMA P 2 2 2 2 3 2 1 3 3 3 23 4571.4 602 224.6 144 4 1 1 1 1 2 3 9 2 1 2 2 2 2 11
57 yb 26 IRT SD P 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 25 3347.2 612 104.6 50 3 1 2 2 2 3 3 13 2 2 2 1 2 2 11
58 zg 38 IRT SD P 1 2 2 2 1 1 3 3 3 3 21 2738.7 481 87 48 3 3 3 3 3 3 3 18 1 2 2 2 2 2 11
59 md 28 IRT SMA P 2 1 2 1 2 2 2 3 3 1 19 3225 483.8 161.3 65 3 2 1 1 2 2 3 11 2 2 2 2 1 1 10
60 vk 22 IRT SMK P 1 3 1 2 3 3 1 2 3 3 24 2320 348 116 46 3 2 3 3 2 2 2 14 2 2 2 1 1 1 9
61 mm 28 IRT SMP P 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 25 2100 315 105 42 3 3 3 3 3 3 3 18 2 2 1 1 2 2 10
62 ns 35 Aparat Desa SMA P 2 2 2 3 3 2 3 1 1 1 20 2103.5 316 105.2 42.1 4 3 3 3 3 2 3 17 2 2 2 2 2 2 12
63 nl 31 IRT SMP P 1 1 1 3 3 3 3 2 1 2 20 2100 315 105 42 4 3 1 2 3 3 3 15 2 2 2 2 2 2 12
64 ja 22 IRT SMA P 2 3 3 1 1 1 1 1 2 3 18 2150 323 107.5 43 4 2 3 3 2 2 3 15 2 2 2 2 2 2 12

79
65 nl 36 IRT SMP P 1 2 1 3 3 2 2 2 2 1 19 2350 353 117.5 47 4 3 3 3 3 3 3 18 2 2 1 1 1 2 9
66 wn 42 IRT SMA P 2 2 2 2 1 1 1 1 3 2 17 2200 330 110 44 3 2 3 3 3 2 3 16 2 2 2 2 2 2 12
67 dd 34 IRT SMA P 3 3 2 1 1 1 2 2 2 2 19 2170 326 108.5 43 3 2 3 3 3 2 3 16 1 2 2 1 1 2 9
68 ns 36 IRT SMA P 2 3 3 3 3 2 2 3 1 3 25 2178 327 108.9 43.6 3 1 3 1 1 1 1 8 2 2 2 2 2 12
69 mk 26 IRT SMA P 3 3 2 2 1 1 1 2 2 2 19 2250 338 112.5 45 2 2 2 3 3 2 2 14 2 2 2 2 2 2 12
70 sh 36 IRT SMP P 3 3 3 2 2 1 1 1 1 2 19 2135 320.3 106.8 43 3 3 3 3 3 3 3 18 2 2 2 2 2 2 12
71 sm 37 IRT SMA P 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 21 2135 321 106.7 43 3 3 3 3 3 3 3 18 2 2 1 1 1 2 9
72 mr 36 IRT SMP P 2 2 2 1 2 2 3 3 3 1 21 2125 318.8 106.3 43 3 3 3 3 3 3 3 18 2 2 2 2 2 2 12
73 shh 33 IRT SD P 2 1 1 2 2 3 3 3 2 2 21 2180 327 109 44 4 3 3 3 2 3 1 15 2 2 2 1 1 2 10
74 fn 28 IRT SMP P 2 2 2 1 1 3 3 3 3 3 23 2110 317 105.5 42 4 2 2 2 3 3 3 15 2 2 2 2 2 2 12
75 st 34 IRT SMA P 2 1 1 2 1 2 3 3 3 3 21 2156 323 107.8 43.1 4 3 3 3 3 3 3 18 2 2 2 2 1 2 11
76 ra 38 IRT SMK P 2 3 1 1 1 2 2 2 3 3 20 2111 316.7 105.6 42.2 2 3 3 2 2 2 3 15 2 2 2 2 2 2 12
77 pm 19 IRT SMP P 1 1 1 2 3 1 3 2 2 2 18 2150 323 107.5 43 2 2 3 3 3 3 3 17 1 1 2 2 2 1 9
78 tn 35 IRT SD P 3 3 1 3 3 1 1 1 3 2 21 2156 323 107.8 43.1 2 1 1 2 3 1 2 10 2 1 1 1 1 2 8
79 ma 42 IRT SMP P 3 2 2 1 1 2 2 3 1 3 20 2140 321 107 43 2 2 1 1 1 2 3 10 2 2 2 2 1 1 10
80 ed 39 IRT SD P 2 2 3 3 3 1 1 2 2 3 22 2200 330 110 44 3 2 3 1 1 2 2 11 2 2 1 2 2 1 10
81 mp 42 IRT SMA P 2 1 2 3 2 1 3 3 2 1 20 2180 327 109 44 2 3 1 1 1 2 3 11 1 2 1 1 2 1 8
82 dd 24 IRT SMA P 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 25 2166 325 108.3 43.3 2 2 3 1 1 2 1 10 2 1 2 2 2 1 10
83 sp 42 IRT SMA P 3 3 2 1 2 3 3 1 2 1 21 2130 320 106.5 43 3 2 2 2 2 2 3 13 2 2 2 2 2 1 11
84 fp 38 IRT SMP P 2 3 3 3 2 3 1 3 1 2 23 2150 323 107.5 43 3 1 2 3 2 1 1 10 2 2 2 2 2 2 12
85 ta 30 IRT SMA P 2 3 2 1 3 2 3 3 3 3 25 2100 315 105 42 3 1 2 2 2 1 2 10 2 2 2 2 1 2 10
86 dg 18 IRT SMA P 3 2 1 1 3 3 2 3 1 1 20 2155 323.3 107.8 43 3 2 3 2 1 1 1 10 1 1 2 2 2 2 10
87 yc 23 Honorer S1 P 3 2 1 1 2 3 3 3 3 2 23 3219 482.9 161.0 64.4 2 2 2 2 1 1 2 10 2 2 2 2 2 2 12
88 fp 36 PNS S1 P 3 1 2 1 1 3 2 1 3 3 20 3245 486.8 162.3 65 3 2 1 2 1 1 2 9 1 2 2 2 2 2 11
89 ab 33 IRT SMA P 3 2 2 1 3 1 3 3 3 3 24 2109 301.4 100.5 40 2 1 2 2 1 2 2 10 2 2 2 2 2 2 12
90 ac 23 IRT SMA P 2 1 3 2 3 1 1 3 3 3 22 2111 316.7 105.6 42.2 3 2 3 2 3 3 3 16 2 2 2 2 2 2 12
91 km 31 PNS DIII P 3 3 3 1 1 2 3 3 2 1 22 2119 317.9 106.0 42.4 3 2 3 3 2 2 3 15 2 2 2 1 1 2 10

Keterangan :
Pola Makan : Aktifitas Fisik : Pengetahuan :
≤80 = Baik > 12 = Baik ≥ 9 = Baik
≥80 = Tidak Baik 12 = Cukup < 9 = Kurang
< 12 = Kurang

80
Lampiran 11

HASIL UJI SPSS

1. Karakteristik Responden

klasifikasi umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18-22 tahun 9 9.9 9.9 9.9
23-27 tahun 25 27.5 27.5 37.4
28-32 tahun 20 22.0 22.0 59.3
33-37 tahun 24 26.4 26.4 85.7
38-42 tahun 13 14.3 14.3 100.0
Total 91 100.0 100.0

pekerjaan responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Aparat Desa 2 2.2 2.2 2.2
Honorer 7 7.7 7.7 9.9

IRT 77 84.6 84.6 94.5

Pekerja Toko 1 1.1 1.1 95.6

Petani 2 2.2 2.2 97.8

PNS 2 2.2 2.2 100.0

Total 91 100.0 100.0

pendidikan responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid PT 8 8.8 8.8 8.8

SD 22 24.2 24.2 33.0

SMA 37 40.7 40.7 73.6

SMP 24 26.4 26.4 100.0

Total 91 100.0 100.0

81
2. Data Univariat

Perilaku

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid perilaku pecegahan baik 30 33.0 33.0 33.0

perilaku pencegahan tidak


61 67.0 67.0 100.0
baik

Total 91 100.0 100.0

Energi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid asupan baik atau 80% AKG 53 58.2 58.2 58.2

asupan lebih dari 80% AKG 38 41.8 41.8 100.0

Total 91 100.0 100.0

aktifitas fisik

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid sering berakifitas 30 33.0 33.0 33.0

jarang beraktifitas fisik 61 67.0 67.0 100.0

Total 91 100.0 100.0

pengetahuan obesitas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid pengetahuan baik 76 83.5 83.5 83.5

pengetahuan kurang 15 16.5 16.5 100.0

Total 91 100.0 100.0

82
3. Analisis Bivariat
Crosstab

Perilaku

perilaku perilaku
pencegahan pencegahan
baik tidak baik Total

Energi asupan baik atau 80% Count 13 40 53


AKG
Expected Count 17.5 35.5 53.0

asupan lebih dari 80% Count 17 21 38


AKG
Expected Count 12.5 25.5 38.0

Total Count 30 61 91

Expected Count 30.0 61.0 91.0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value Df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 4.090a 1 .043

Continuity Correctionb 3.227 1 .072

Likelihood Ratio 4.069 1 .044

Fisher's Exact Test .070 .037

Linear-by-Linear Association 4.045 1 .044

N of Valid Casesb 91

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.53.

1) Computed only for a 2x2


table

83
Crosstab

perilaku
perilaku
pencegah
perilaku an tidak
pencegahan baik baik Total
aktivitas fisik sering berakivitas Count 5 25 30
Expected Count 9.9 20.1 30.0
jarang beraktivitas fisik Count 25 36 61
Expected Count 20.1 40.9 61.0
Total Count 30 61 91
Expected Count 30.0 61.0 91.0

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 5.381a 1 .020

Continuity Correctionb 4.337 1 .037

Likelihood Ratio 5.775 1 .016

Fisher's Exact Test .032 .017

Linear-by-Linear Association 5.322 1 .021

N of Valid Casesb 91

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.89.

b. Computed only for a 2x2 table

84
Crosstab

perilaku

perilaku
perilaku pencega
pencegahan han tidak
baik baik Total

pengetahuan obesitas pengetahuan baik Count 19 57 76

Expected Count 25.1 50.9 76.0

pengetahuan kurang Count 11 4 15

Expected Count 4.9 10.1 15.0

Total Count 30 61 91

Expected Count 30.0 61.0 91.0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.


Value df sided) sided) (1-sided)

Pearson Chi-Square 13.243a 1 .000

Continuity Correctionb 11.146 1 .001

Likelihood Ratio 12.506 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear Association 13.098 1 .000

N of Valid Casesb 91

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.95.

b. Computed only for a 2x2 table

85
Lampiran 12

86
87
88
Lampiran 13

89
Lampiran 14

90
Lampiran 15

91
Lampiran 16

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Responden Menandatangani Lembar Informed Consent


Sumber : Dokumen Pribadi Peneliti

Gambar 2. Responden Mengisi Data Identitas Diri


Sumber : Dokumen Pribadi Peneliti

92
Gambar 3. Peneliti menjelaskan tentang tata cara pengisian Kuesioner
Sumber : Dokumen Pribadi Peneliti

Gambar 4. Peneliti membantu pengisian Kuesioner


Sumber : Dokumen Pribadi Peneliti

93

Anda mungkin juga menyukai