PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia merupakan salah satu fase kehidupan yang dilalui setiap orang,
fase ini dapat dilalui dengan baik apabila sehat diusia senja. Kebanyakan
orang berpikir bahwa lansia itu selalu melekat dengan penyakitan dan sering
juga banyak lansia yang mempunyai penyakit pikun. Lansia secara perlahan
Penurunan daya tahan tubuh lansia akibat faktor usia maka dari itu lansia
Menjadi tua adalah proses yang tidak dapat dihindari kita semua namun
jumlah lansia setiap tahun di dunia maka akan berpengaruh dengan angka
lansia di dunia tumbuh dengan sangat cepat dengan data pada tahun 2019
WHO melaporkan populasi lansia di dunia mencapai 703 juta dengan usia
rata - rata 65 tahun dan tahun 2050 akan mencapai 1,5 milyar dengan laju
oleh diri lansia sendiri maupun bagi keluarga dan masyarakat sekitar (Darwis,
2014).
1
Sedangkan Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2019 sebanyak 9,7%
(25,9 juta) dari total penduduk dan diperkirakan meningkat tahun 2045
Kutai Barat, 2021). Dari studi pendahuluan pada tanggal 22 Nopember 2021
Juaq Asa, posyandu Juhan Asa, posyandu Rejo Basuki, posyandu Ombau
lansia yang dilaksanakan satu bulan sekali yang didampingi tim kesehatan
dari Puskesmas.
2
Untuk mencapai tujuan tersebut maka kegiatan yang dilakukan di
Oktober 2021 . Data lansia yang hadir pada 17 posyandu yang terdapat dalam
wilayah kerja UPT Puskesmas Barong Tongkok bulan Agustus sebanyak 189,
bulan September sebanyak 156 jiwa, bulan Oktober sebanyak 108 jiwa (UPT
Keluarga merupakan suatu sistem sosial yang berisi dua atau lebih
3
Keluarga merupakan support sistem utama bagi lansia dalam
kondisi kesehatan lansia yang tidak dapat terpantau dengan baik, sehingga
tubuh dan dikhawatirkan dapat berakibat fatal dan mengancam jiwa mereka.
lansia dapat meningkatkan fungsi kognitif, fisik dan emosional. Hal ini
merupakan wilayah yang cukup sulit di jangkau oleh para lansia karena masih
berjauhan antara rumah warga dengan posyandu untuk para lansia menuju
tersedia.
oleh keluarga dan lansia, misalnya jaringan internet yang terbatas, tidak
adanya telepon kabel dan tidak terjangkaunya media cetak dan media
elektronik lainnya belum maksimal, dan tidak semua keluarga dan lansia
4
Dari data kehadiran lansia ke posyandu lansia pada bulan Agustus,
penurunan kehadiran lansia pada bulan Oktober yang cukup signifikan dalam
B. Rumusan Masalah
Barat”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
5
2. Tujuan Khusus
Barong Tongkok.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
6
2. Praktis
lansia
7
3. Keasliaan Penelitian
N Nama Peneliti
o (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Sampel Hasil Penelitian Perbedaan
1 Dwi Sapta Faktor - faktor yang Metode penelitian Lansia yang Hasil penelitian adalah lansia 1. Variabel
Aryantiningsih berhubungan dengan kuantitatif dengan berumur ≥ 60 yang tidak aktif 2. Tujuan
(2014) pemanfaatan posyandu jenis desain analitik tahun yang ada di memanfaatkan posyandu 3. Jumlah Sampel
lansia di kota Pekanbaru Cross Sectional wilayah kerja yaitu 70,3%. 4. Waktu
puskesmas, - variabel yang berhubungan 5. Tempat
dengan sampel dengan pemanfaatan pelaksanaan
364 orang. posyandu yaitu pengetahuan
(CI 95%; POR=1,726
(1,092-2,729), dukungan
keluarga (CI 95%;
POR=3,153 (1,972- 5,042),
dukungan petugas kesehatan
(CI 95%; POR=2,508
(1,579-3,982)
- variabel yang tidak
berhubungan dengan
pemanfaatan posyandu yaitu
jarak tempat tinggal lansia.
8
2 Berlian Hubungan Antara Metode deskriptif Lansia yang - Hasil analisis uji univariat 1. Variabel Tujuan
(2015) Dukungan Keluarga korelational dengan berusia diatas 60 - Hampir sebagian besar 2. Jumlah sampel
dengan Tingkat menggunakan tahun yang berada responden (42,1%) memiliki 3. Waktu
Kepatuhan Lanjut Usia pendekatan cross wilayah kerja dukungan keluarga tinggi. 4. Tempat
Dalam Melaksanakan sectional. Dengan Puskesmas Ratu - Hampir sebagian responden
Senam Lansia Di menyebarkan Agung Kota (39,5%) patuh melaksanakan
Wilayah Kerja kuisioner. Bengkulu dengan
senam lansia.
Puskesmas Ratu Agung sampel 38 orang.
Kota Bengkulu
3 Christine Hubungan dukungan Metode deskriptif Sampel berjumlah Hasil penelitian ini 1. Teknik Sampling
Yohana keluarga dan faktor dengan pendekatan 96 orang menunjukan terdapat 2. Jumlah Sampel
(2017) lainnya dengan keaktifan cross sectional. hubungan antara perkerja 3. Waktu
lanjut usia (Lansia Variabel bebas dukungan keluarga tingkat 4. Tempat
mengikuti posyandu adalah karakteristik pengetahuan dan sikap
lansia Di Wilayah kerja sosiodemografi, dengan keaktifan lansia
Puskesmas Rajabasa jarak dukungan mengikuti kegiatan posyandu
Indah keluarga, dukungan
kader, pengetahuan
dan sikap, variabel
terikat adalah
keaktfan lansia
mengikuti kegiatan
posyandu lansia.
dipilih dengan teknik
proportionate
stratified random
sampling.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan teori
1. Konsep lansia
a. Lanjut usia
ditentukan oleh tuhan yang maha Esa. Setiap orang akan mengalami
proses menjadi tua dan masa tua akan mengalami kemunduran fisik
tahun.
10
c. Teori proses penuaan
a) Teori genetic
b) Teori nutrisi
11
c) Teori mutasi somatic
penyakit.
2) Teori psikologis
aktualisasi diri.
b) Teori individualisme
12
dikatakan berhasil apabila seorang individu melihat kedalam
pembatasan fisiknya.
3) Teori sosiologi
mengikuti perintah.
b) Teori aktivitas
13
d. Perubahan akibat proses menua
1) Perubahan fisik
a) Sel
b) Sistem persarafan
c) Sistem pendengaran
bunyi suara atau nada yang tinggi, suara tidak jelas, sulit
otosklerosis.
14
d) Sistem pengelihatan
e) Sistem kardiovakuler
f) Sistem respirasi
g) Sistem pencernaan
15
h) Sistem reproduksi
angsur.
i) Sistem genitourinaria
j) Sistem endokrin
16
k) Sistem integument
l) Sistem musculoskeletal
2) Perubahan sosial
3) Perubahan psikologis
17
2. Definisi keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
kelurga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat
(Friedman,2013).
a. Tipe keluarga
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
keluarga inti.
18
5) Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang
sebagai berikut:
perubahannya.
tetangga.
19
3) Memberikan perawatan anggota keluarga. Keluarga hendaknya
dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda dan
keluarga.
masalah kesehatan.
3. Dukungan keluarga
20
yang bersifat mendukung dan juga selalu ada dan memberikan pertolongan
kehidupan, sifat dan jenis dukungan berbeda dalam berbagai tahap siklus
Seperti dukungan dari suami, istri atau dukungan dari saudara kandung
keluarga:
1) Dukungan emosional
lansia di puji, dihormati dan dicintai dan bahwa orang lain bersedia
21
2) Dukungan informasi
3) Dukungan penghargaan
mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi.
22
Selain itu dukungan keluarga memiliki pengaruh yang positif pada
4. Aksesabilitas
a. Geografis
b. Alat transfortasi
c. Jaringan internet
23
d. Media komunikasi
e. Jarak
Jarak antara rumah dan posyandu lansia cukup jauh sehingga tidak
5. Posyandu Lansia
a. Definisi
sehat serta merawat yang sakit agar menjadi sehat. Upaya tersebut
puskesmas.
b. Sasaran langsung
3) Masyarakat luas
24
c. Tujuan pembentukan posyandu lansia
1) Tujuan umum
mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan
kemasyarakatan.
2) Tujuan khusus
sendiri kesehatannya
lanjutan.
masyarakat meliputi:
1) Promotif
jasmani.
25
2) Preventif
3) Kuratif
4) Rehabilitatif
a) Meja 1 : pendaftaran
d) Meja 4 : penyuluhan
e) Meja 5 : pengobatan
26
2) Sistem 5 (lima) meja
a) Meja 1 : pendaftaran
KMS
dilakukan dimeja 2.
27
6. Keaktifan lansia
a. Definisi
setahun
setahun.
28
2) Petugas kesehatan mendapatkan data mengenai pola makan dan
lanjut.
29
minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan
posyandu lansia.
posyandu lansia.
30
dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan
bersama lansia
31
d. Peran aktif lansia
4) Menjalani pengobatan.
kebutuhan pribadi.
32
B. Kerangka Teori
Berdasarkan telaah pustaka diatas, maka dapat disusun kerangka teori sebagai berikut:
Tugas kesehatan keluarga: Perubahan - perubahan yang sering terjadi pada lansia:
Dukungan keluarga:
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya 1. Perubahan fisiologis 1. Dukungan informasional
2. Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang - Sistem integument 2. Dukungan penghargaan
tepat - Sistem musloskeletal atau penilaian
3. Memberikan perawatan anggota keluarga - Sistem kardiovaskuler
3. Dukungan instrumental
4. Mampu memodifikasi lingkungan rumah menjadi - Sistem neurologis
- Sistem sensori 4. Dukungan emosional
lebih sehat
- Sistem pernapasan 5. Dukungan harga diri
5. Mempertahankan hubungan antara keluarga dan
menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat - Sistem gastrointestinal
2. Perubahan psikologis/kognitif
Aksesabilitas :
33
C. Kerangka Konsep
Dukungan keluarga
1. Dukungan informasional
2. Dukungan penghargaan atau penilaian
3. Dukungan instrumental
4. Dukungan emosional
5. Dukungan harga diri
Keaktifan lansia mengikuti posyandu:
Aksesabilitas
1. Geografis
2. Alat transfortasi
3. Jaringan internet
4. Media komunikasi
Bagan 2.2
Kerangka Konsep Penelitian
D. Hipotesis
34
Berdasarkan landasan teori dan kerangka konsep yang dipaparkan ,
Barat.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
Aktif ke posyandu
Dukungan keluarga (positif)
Aktif ke posyandu
Dukungan keluarga (Negatif)
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
36
C. Populasi dan sampel
1. Populasi penelitian
penelitian ini adalah semua lansia yang ada di posyandu lansia di wilayah
1.358 jiwa.
2. Sampel penelitian
stratified sampling yaitu dilakukan pada suatu populasi yang dibagi atas
sampel terpisah.
1358
𝑛= = 93,14 = 93 sampel
14,58
37
a. Kriteria inklusi
lansia.
b. Kriteria eksklusi
posyandu.
D. Variabel penelitian
aksesabilitas.
E. Definisi operasional
konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variable yang
38
Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Operasional
Independen Suatu Instrumental Kuesoner Nominal Kriteria:
dorongan Informasional a. Mendukung jika
Dukungan atau Emosional T hitung ≥ T
keluarga motivasi Harga diri mean
seseorang b. Kurang
yang mendukung jika
diberikan T hitung < T
untuk mean.
memberikan (Azwar,2011)
semangan
kepada
orang lain
Independen suatu Mudah Kuesioner Nominal - Mudah terjangkau
ukuran menjangkau jika skor ≥ 60 %
Aksesabilitas kemudahan posyandu - Sulit terjangkau
dalam lansia jika skor < 60%
menjangkau
fasilitas
kesehatan
Dependent Suatu Mengikuti Kuesioner Nominal - Aktif jika lansia
kegiatan kegiatan mengikuti
Keaktifan yang posyandu posyandu lansia
lansia membuat - Tidak aktif jika
mengikuti seseorang lansia tidak
posyandu melakukan mengikuti
atau posyandu lansia
mengikuti
kegiatan
rutin
39
F. Teknik pengumpulan data
1. Pengumpulan data
mendapatkan data.
a. Data primer
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang di dapat tidak secara langsung dari
Lembar kuisioner
3. Instrumen penelitian
mudah diolah ( Saryono & Mekar ,2013). Dengan instrumen yang sudah
40
a. Dukungan keluarga
b. Aksesabilitas
mudah di jangkau jika hasil ukur (YA) ≥ 60% ; Sulit di jangkau jika
c. Keaktifan lansia
41
dan tindakan 2 soal jawaban setiap kuesioner terrdapat dalam
4. Uji instrumen
5. Pengelolaan data
perhitungan statistik.
variabel.
42
2) Data entry, data entry yakni jawaban - jawaban dari masing-
program komputer.
3) Cleaning, yaitu apabila semua data dari setiap sumber data atau
data yang didapatkan oleh peneliti tidak ada yang di buang atau
kuantitatif.
G. Analisa Data
Data yang telah diolah akan dianalisis, sehingga hasil analisi data dapat
1. Univariat
Analisis univariat adalah analisis distribusi dari kasus kasus yang ada di
43
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sedangkan data numerik
tetapi jika data tidak terdistribusi normal digunakan Median dan nilai
Minimal Maximal.
2. Bivariat
Analisa bivariat adalah analisis terhadap dua variabel yang terdiri atas
1. Data primer
2. Data sekunder
Dalam penelitian ini data sekunder untuk keaktifan lansia yang digunakan
44
I. Alur penelitian
populasi l.ansia
posyandu.
responden.
45
BAB IV
A. Hasil Penelitian
46
2. Karakteristik lansia di Posyandu Lansia di wilayah Kerja UPT Puskesmas
Barong Tongkok
47
3. Analisis Univariat
berikut:
48
aksesabilitas lansia ke posyandu sulit terjangkau yaitu sebanyak 50
Barong Tongkok
41 orang (44,1%).
4. Analisis Bivariat
sebesar 5%.
sebagai berikut:
49
a. Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia mengikuti
tabel 4.6 dapat diketahui nilai p-value sebesar 0,000. Nilai p-value
50
b. Hubungan aksesabilitas dengan keaktifan lansia mengikuti posyandu
tabel 4.7 dapat diketahui nilai p-value sebesar 0,000. Nilai p-value
51
B. Pembahasan
masyarakat yang terdiri atas kepala kelurga dan beberapa orang yang
Terutama bagi lansia yang sudah tidak mampu lagi berjalan atau tidak
diperlukan. Jika tidak ada dukungan dari keluarga maka secara tidak
berkurang.
52
penghargaan tersebut dapat membantu lansia dalam proses antara
terjangkau.
posyandu yang jauh atau sulit dijangkau. Jarak posyandu yang dekat
53
mengalami kelelahan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan
Barong Tongkok
keluarga.
54
dilatarbelakangi oleh kriteria lansia yang memilki berbagai macam
dengan hasil tabulasi silang pada tabel 4.6 yang menunjukkan lansia
55
penelitian ini yaitu seperti halnya penelitian yang telah dilakukan oleh
lansia.
keluarga juga dapat bertindak sebagai dukungan sosial bagi lansia dan
56
0,000 (0,000<0,05). Hal ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna
lansia.
sebagian besar lansia tidak aktif dalam posyandu lansia yaitu sebanyak
transportasi dan jarak rumah. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang
Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi
57
posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang serius
maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk
posyandu lansia.
(2015) yang menunjukkan tidak ada hubungan antara jarak dan akses
lansia.
C. Keterbatasan Penelitian
penelitian bahwa rancangan ini adalah cross sectional, oleh karena itu
58
suatu hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
mengerti pertanyaan.
59
BAB V
A. Kesimpulan
(44,1%).
60
B. Saran
hanya searah saja, tetapi dua arah sehingga masyarakat atau lansia
61
kuratif, dan rehabilitatif. Menjalankan program GERMAS semaksimal
mungkin .
62