Anda di halaman 1dari 3

HASIL

1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan secara pasif yaitu Puskesmas Bojongsoang menerima laporan dari
Rumah Sakit maupun Bidan Desa. Pengumpulan data aktif dilakukan setelah mendapatkan data
secara pasif yaitu identikasi kasus dan penyelidikan epidemiologi.

2. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara kualitatif berupa deskripsi kasus dan pelaporan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Bandung.

3. Penyajian Data
Penyajian data di Puskesmas Bojongsoang berdasarkan hasil wawancara berupa teks tertulis
dalam laporan. Namun saat dilakukan survey tidak ditemukan adanya bukti fisik laporan kasus
campak.

4. Analisis Dan Interpretasi data


Analisis dan Interpretasi data kasus campak di Desa Bojongsoang tidak dilakukan.

5. Rekomendasi Tindak Lanjut


Rekomendasi Tindak Lanjut yang dapat diberikan adalah edukasi dan pemberian terapi pada
penderita campak.

PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Surveilans Campak di Puskesmas Bojongsoang
1. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data Campak di Puskesmas Bojongsoang dilakukan oleh Petugas
Surveilans secara pasif maupun aktif. Metode pasif yang dilakukan yaitu Petugas Surveilans
Puskesmas Bojongsoang mendapat dari laporan Rumah Sakit maupun Bidan Desa
selanjutkan dilakukan pengumpulan data secara aktif, yaitu dilakukan identifikasi kasus dan
penyelidikan Epidemiologi.
Identifikasi kasus merupakan identitas atau keterangan dari kasus penyakit, dalam kasus
Campak dapat didefinisikan sebagai seseorang yang menderita sakit dengan gejala-gejala
panas, bercak kemerahan disertai dengan satu gejala pilek, mata merah dan diare. Kasus
Campak yang terakhir kali di Puskesmas Bojongsoang dilaporkan oleh orang tua Pasien
pada tanggal 29 Maret 2017 di Kampung Cikoneng Desa Bojongsoang. Pada saat
melaporkan kasus, pasien telah dirawat di Rumah sakit selama seminggu. Langkah
identifikasi kasus campak ini tidak dilakukan lagi oleh pihak puskesmas karena sudah
diidentifikasi oleh pihak rumah sakit. Namun jika kasus belum teridentifikasi, pihak
puskesmas menggunakan metode Subyektif, Obyektif, Assesment dan Planning (SOAP)
untuk identifikasi kasus campak. Subyektif yaitu anamnesa pada pasien berkaitan dengan
gejala dan keluhan yang dirasakan oleh pasien. Obyektif berupa pemeriksaan fisik yang
pada pasien, misalnya ditemukan adanya rash maupun mata merah. Assesment merupakan
penegakkan diagnosa berdasarkan pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan penunjang
berupa pemeriksaan spesimen serum darah pada pasien. Kemudian dialakukan planning
untuk penanganan kasus.
Setelah dilakukan identifikasi, kemudian dilakukan penyelidikan epidemiologi dengan
menggunakan form penyelidikan epidemiologi. Penyelidikan epidemiologi di Puskesmas
Bojongsoang dilakukan oleh tim yang terdiri dari Dokter, Surveilans, Petugas Imunisasi,
bidan dan aparat terkait dengan menggunakan form penyelidikan epidemiologi. Namun
form yang digunakan sebagai instrument penyelidikan epidemiologi pada Puskesmas
Bojongsoang menggunakan form W1, seharusnya penyelidikan epidemiologi penyakit
campak menggunakan form khusus untuk penyelidikan epidemiologi sehingga data yang
didapatkan lebih spesifik.
Pengumpulan data secara aktif sebaiknya dilakukan sebelum adanya laporan dari pihak
ketiga, yaitu petugas mendatangi sumber data, sehingga tidak ada satupun laporan sumber
data yang tidak terekam.

2. Pengolahan Data
Pengolahan data yang dilakukan oleh Puskesmas Bojongsoang dilakukan secara
kualitatif berupa deskripsi kasus dan pelaporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung.
Pengolaha data sebaiknya diolah menjadi tabel, grafik maupun peta, sehingga memudahkan
dalam analisa data dan kemudian dilakukan rencana tindak lanjut.

3. Penyajian Data
Penyajian data secara umum dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu, berupa tulisan,
gambar atau grafik dan tabel. Dalam menyajikan sebuah data yang perlu diperhatikan adalah
kemudahan dalam membaca data yang disajikan. Penyajian data berupa data pasien campak
di Desa Bojongsoang berupa tulisan (textular) dalam bentuk laporan. Namun saat survey
dilakukan, belum ditemukan bentuk laporan tertulisnya.

4. Analisis dan Interpretasi Data


Analisis dan interpretasi data dilakukan setelah pengumpulan data dan pengolahan data.
Analisis dan interpretasi data ini dilakukan untuk memberikan makna pada data yang telah
didapatkan sehingga dapat menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar dalam
penentuan kebijakan program terkait masalah kesehatan yang ada.
Puskesmas Bojongsoang belum melakukan analisis dan interpretasi data. Kasus campak
yang ditemukan hingga bulan April adalah satu kasus, dimana data hanya dijabarkan secara
deskriptif yaitu berupa nama, alamat, usia dan jenis kelamin.

5. Rekomendasi Tindak Lanjut


Rekomendasi tindak lanjut yang dapat diusulkan yaitu pemberian terapi setelah
diagnosis campak atau suspect campak ditegakkan dan disertai edukasi pasien dan
keluarganya tentang pencegahan penularan campak dengan penggunaan masker dan isolasi
penderita.

Anda mungkin juga menyukai