Anda di halaman 1dari 135

KARYA ILMIAH AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS: EDUKASI BULLYING DENGAN


METODE DISKUSI DAN CERAMAH DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL
DAN LEAFLET DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN
UNTUK PENCEGAHAN TERJADINYA PERILAKU BULLYING
PADA SISWA DI MAN 1 PADANG PANJANG
TAHUN 2021

MAWARNI, S.Kep
1941312089

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KARYA ILMIAH AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS: EDUKASI BULLYING DENGAN


METODE DISKUSI DAN CERAMAH DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL
DAN LEAFLET DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN
UNTUK PENCEGAHAN TERJADINYA PERILAKU BULLYING
PADA SISWA DI MAN 1 PADANG PANJANG
TAHUN 2021

Peminatan Keperawatan Komunitas

Untuk Memenuhi Gelar Ners (Ns)


Pada Fakultas Keperawatan

Universitas Andalas

MAWARNI, S.Kep

BP. 1941312089

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2021

i
KARYA ILMIAH AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS: EDUKASI BULLYING DENGAN


METODE DISKUSI DAN CERAMAH DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL
DAN LEAFLET DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN
UNTUK PENCEGAHAN TERJADINYA PERILAKU BULLYING
PADA SISWA DI MAN 1 PADANG PANJANG
TAHUN 2021

Karya Ilmiah Akhir ini Telah Disetujui


Pada Tanggal 12 Maret 2020

Oleh :

Pembimbing I Pemiming II

Agus Sri Banowo, S.Kp. MPH Dr. Rika Sabri, S. Kp, M. Kes, Sp. Kep. Kom
NIP 196910061005031001 NIP 197308242002122002

Mengetahui
Koordinator Profesi Studi Profesi Ners
Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas

Ns. Lili Fajria, S.Kep., M. Biomed


197010131994032002

ii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI LAPORAN ILMIAH AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS: EDUKASI BULLYING DENGAN


METODE DISKUSI DAN CERAMAH DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL
DAN LEAFLET DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN
UNTUK PENCEGAHAN TERJADINYA PERILAKU BULLYING
PADA SISWA DI MAN 1 PADANG PANJANG
TAHUN 2021

Nama :Mawarni, S.Kep


BP : 1941312089

Laporan Ilmiah Akhir ini telah diuji dan dinilai oleh tim penguji pada Fakultas
Keperawatan Universitas Andalas pada

Tim Penguji

Ketua : Agus Sri Banowo, S.Kp. MPH (…………………….)

Anggota : Dr. Rika Sabri, S. Kp, M. Kes, Sp. Kom (…………………….)

: Fitra Yeni, S.Kp. MN (…………………….)

: Ns. Mahatir, S. Kep, M. Kep, Sp. Kom (……………………)

iii
UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillahhirrobbil’alamin segala Puji kehadirat Allah Subhanahuwataala atas

Karunia dan Hidayah-Nya serta nikmat rahmat kesehatan sehingga peneliti dapat

menyelesaikan Laporan Ilmiah Akhir dengan judul ‘Asuhan Keperawatan

Komunitas: Edukasi Bullying Dengan Metode Diskusi Dan Ceramah Dengan

Media Audiovisual Dan Leaflet Dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan Untuk

Pencegahan Terjadinya Perilaku Bullying Pada Siswa Di Man 1 Padang

Panjang Tahun 2021’’. Karya Ilmiah Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat

dalam menyelesaikan pendidikan Ners Keperawatan di Fakultas Keperawatan

Universitas Andalas

Proses pembuatan Karya Ilmiah Akhir ini penulis tidak terlepas dari kesulitan

dan hambatan, namun berkat bimbingan, bantuan dan penjelasan dari berbagai pihak

akhirnya Karya Ilmiah Akhir ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Ibu Hema Malini, S.Kp, MN, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Andalas Padang

2. Ibu Ns. Lili Fajria, S. Kep., M. Biomed selaku Ketua Program Studi Profesi

Ners Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

3. Bapak Agus Sri Banowo, S.Kp. MPH selaku pembimbing I yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan sumbangan pemikiran

dalam pembuatan laporan ilmiah akhir ini.

iv
4. Ibu Dr. Rika Sabri, S. Kp, M. Kes, Sp. Kom selaku Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan sumbangan pemikiran

dalam pembuatan Laporan Ilmiah Akhir ini.

5. Dewan penguji yang telah memberikan kritik berserta saran demi kebaikan

laporan ilmiah akhir ini.

6. Kepada kedua orang tua dan seluruh anggota keluarga yang telah

memberikan segala bentuk dukungan yang tidak dapat diungkapkan dengan

kata-kata.

7. Teman-teman seangkatan kelompok profesi U’20 dan kelompok profesi

peminatan keperawatan komunitas 2020 di Pendidikan Profesi Ners

Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Padang yang telah

membantu dan memberikan semangat dalam menyelesaikan Karya Ilmiah

Akhir ini.

Penulis menyadari adanya kekurangan dalam penulisan karya ilmiah

akhir ini, oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun

demi kesempurnaan karya ilmiah akhir ini penulis terima dengan senang hati.

Dengan segala kerendahan hati semoga karya ilmiah akhir ini berguna dan

bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan terutama bagi Penulis sendiri.

Padang, ,Maret 2021

(Mawarni, S. Kep)

1941312089

v
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
KARYA ILMIAH AKHIR, Maret 2021

NAMA : MAWARNI, S.Kep


NO. BP :1941312089

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS: EDUKASI BULLYING DENGAN


METODE DISKUSI DAN CERAMAH DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL
DAN LEAFLET DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN
UNTUK PENCEGAHAN TERJADINYA PERILAKU BULLYING
PADA SISWA DI MAN 1 PADANG PANJANG
TAHUN 2021

ABSTRAK

Fenomena perilaku bullying pada remaja ibarat gunung es yang nampaknya


kecil di permukaan, namun menyimpan banyak permasalahan. Perilaku bullying
dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental pada remaja baik bagi korban
maupun pelaku. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan
mencegah terjadinya perilaku bullying adalah dengan memberikan pendidikan
kesehatan seperti pendidikan kesehatan edukasi perilaku bullying dengan metode
diskusi dan ceramah dan menggunakan media audiovisual . Tujuan dari penelitian
ini adalah menggambarkan pelaksanaan asuhan keperawatan edukasi perilaku
bullying pada siswa kelas MAN I Padang Panjang dalam upaya pencegahan dan
pengurangan perilaku bullying. Pemberian asuhan keperawatan dilaksanakan pada
tanggal 17 Februairi – 12 Maret 2021. Siswa yang diberikan implementasi adalah
siswa kelas X & X1 sebanyak 10 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui
kuisioner, wawancara Melalui google forms . Hasil kuisioner post- test
menunjukkan peningkatan pengetahuan dan sikap siswa terkait perilaku bullying
setelah diberikan implementasi. Pengetahuan meningkat dari 10% siswa yang
memiliki pengetahuan baik pada pre-test menjadi 70% pada post-test. Sedangkan
pada sikap meningkat dari 10% siswa yang memiliki sikap positif pada pre-test
menjadi 60% pada post-test. Oleh karena itu, disarankan kepada pihak sekolah
untuk melakukan pengawasan dan melanjutkan dalam pemberian edukasi terkait
perilaku bullying oleh tenaga pendidik dan bekerja sama dengan dinas terkait seperti
puskesmas.

Kata Kunci : Remaja, Perilaku Bullying, Peer Bullying Education


Daftar Pustaka : 56 (2006-2019)

vi
FACULTY OF NURSING ANDALAS UNIVERSITY
FINAL SCIENTIFIC WORKS, March 2021

NAME: MAWARNI, S.Kep


NO. BP: 1941312089

COMMUNITY NURSING CARE: BULLYING EDUCATION WITH


DISCUSSION METHODS AND LESSON WITH AUDIOVISUAL
MEDIA AND THE LEAFLET IN KNOWLEDGE
IMPROVEMENTSFOR PREVENTION OF
BULLYING BEHAVIOR ON STUDENTS
IN MAN 1 PADANG PANJANG
YEAR 2021

ABSTRACT

The phenomenon of bullying in adolescents is like an iceberg that seems small on the
surface, but has many problems. Bullying behavior can cause mental health problems
in adolescents, both for the victim and the perpetrator. One of the efforts that can be
made to reduce and prevent bullying behavior is to provide health education such as
health education, education on bullying behavior with discussion and lecture methods
and using audiovisual media. The purpose of this study was to describe the
implementation of nursing care for bullying behavior in class students of MAN I
Padang Panjang in an effort to prevent and reduce bullying behavior. The provision
of nursing care was held on February 17 - March 12, 2021. Students who were given
the implementation were 10 students of class X & X1. Data collection was carried out
through questionnaires, interviews through google forms. The results of the post-test
questionnaire showed an increase in students' knowledge and attitudes regarding
bullying behavior after being given implementation. Knowledge increased from 10%
of students who had good knowledge on the pre-test to 70% on the post-test.
Meanwhile, attitudes increased from 10% of students who had a positive attitude in
the pre-test to 60% in the post-test. Therefore, it is advisable for the school to
supervise and continue to provide education related to bullying behavior by educators
and to cooperate with related agencies such as health centers.

Keywords : Youth, Bullying Behavior, Peer Bullying Education


Bibliography : 56 (2006-2019)

vii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Dalam i

Halaman Persyaratan Gelar ii

Halaman Pesetujuan pembimbing iii

Lembar Penetapan Panitia Penguji iv

Ucapan Terimakasih v

ABSTRAK...................................................................................................................vi

ABSTRACT vii

DAFTAR ISI viii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................6

C. Tujuan.................................................................................................................6

D. Manfaat...............................................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................10

A. Konsep Remaja.................................................................................................10

1. Definisi Remaja............................................................................................10

2. Karakteristik Tahap Perkembangan Remaja.................................................10

3. Tugas Perkembangan Remaja.......................................................................12

B. Konsep Perilaku Bullying.................................................................................14

1. Definisi Bullying...........................................................................................14

2. Alasan Terjadinya Bullying..........................................................................15

3. Jenis-Jenis Bullying.......................................................................................17

4. Dampak Bullying..........................................................................................18

viii
5. Karakter Korban/Pelaku Bullying.................................................................18

6. Cara Dilakukan Ketika Terjadi Bullying.......................................................19

C. Konsep Pendidikan Kesehatan.........................................................................20

1. Definisi Pendidikan Kesehatan.....................................................................20

2. Metode Pendidikan Kesehatan......................................................................21

3. Media Pendidikan Kesehatan........................................................................23

4. Media Audiovisual........................................................................................25

D. Konsep Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)........................................................27

1. Definisi UKS.................................................................................................27

2. Tujuan UKS..................................................................................................27

3. Sasaran UKS.................................................................................................28

4. Ruang Lingkup Program dan Pembinaan UKS............................................29

E. Konsep Teori Asuhan keperawatan..................................................................31

1. Pengkajian.....................................................................................................31

2. Diagnosa keperawatan..................................................................................33

3. Perencanaan/ Intervensi Keperawatan..........................................................34

4. Implementasi.................................................................................................34

5. Evaluasi Keperawatan..................................................................................34

BAB III ANALISIS LAPORAN.................................................................................35

A. Analisa Situasi..................................................................................................35

B. Manajemen Asuhan Keperawatan Komunitas Pendidikan Kesehatan Tentang


Perilaku Bullying Pada Remaja...............................................................................36

1. Pengkajian Keperawatan...............................................................................36

a. Pendidikan Kesehatan di Sekolah........................................................................37

ix
2. Diagnosa Keperawatan.....................................................................................40

3. Intervensi.......................................................................................................44

4. Implemntasi Keperawatan............................................................................47

5. Evaluasi Kperawatan....................................................................................50

BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................................56

A. Penerapan Edukasi Bullying Dengan Metode Diskusi Dan Ceramah Dengan


Media Audiovisual Dan Leaflet Dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan Untuk
Pencegahan Terjadinya Perilaku Bullying Pada MAN I Padang Panjang...............56

1. Pengkajian.....................................................................................................56

2. Diagnosa Keperawatan.................................................................................57

3. Intervensi Keperawatan................................................................................58

4. Implementasi Keperawatan...........................................................................60

5. Evaluasi Keperawatan...................................................................................61

B. Implikasi Edukasi Bullying Dengan Metode Diskusi Dan Ceramah Dengan


Media Audiovisual Dan Leaflet Dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan Untuk
Pencegahan Terjadinya Perilaku Bullying Pada MAN I Padang Panjang...............62

1. Pengetahuan sebelum diberikan edukasi bullying........................................62

2. Sikap sebelum diberikan edukasi bullying....................................................63

3. Pengetahuan sesudah diberikan bullying edukasi bullying.........................64

4. Sikap sesudah di berikan edukasi bullying...................................................64

5. Rencana Tindak Lanjut.................................................................................66

BAB V PENUTUP......................................................................................................68

A. KESIMPULAN................................................................................................68

B. SARAN.............................................................................................................69

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................70

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 JADWAL KEGIATAN PRAKTEK PEMINATAN PROFESI..............74

Lampiran 2 ANALISA DATA...................................................................................75

Lampiran 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN............................................78

Lampiran 4 CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS..86

Lmpiran 4 EVALUASI AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS.......91

Lampiran 5 FORMAT PERSETUJUAN (INFORMED CONCENT)........................92

Lampiran 7 LEMBAR KUESIONER.........................................................................93

Lampirna 8 SATUAN ACARA PENYULUHAN......................................................95

Lampiran 9 MASTER TABEL..................................................................................110

Lampiran 10...............................................................................................................114

Lampiran 11 DOKUMENTASI................................................................................116

Lampiran 12 LEMBAR KONSULTASI KARYA ILMIAH....................................117

Lampiran 12 KURIKULUM VITAE........................................................................119

xi
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Pengetahuan Siswa Kelas X & XI MAN 1 Padang panjang Tentang
Perilaku Bullying………………………………………………………………….. 53

Diagram 3.2 Pengetahuan Siswa Kelas X & XI MAN 1 Padang panjang Tentang
Perilaku Bullying………………………………………………………………… 54

Diagram 3.3 Sikap Siswa Kelas X & XI MAN 1 Padang panjang Tentang Perilaku
Bullying……………………………………………………………………………. 55

Diagram 3.4 Sikap Siswa Kelas X & XI MAN 1 Padang panjang Tentang Perilaku
Bullying………………………………………………………………………….. 56

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakterstik Tahap Perkembangan Masa Remaja………………….......... 11

xiii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan proses mencari identitas diri. Menurut World

Health Organization (2015) remaja (adolecents) adalah mereka yang berusia

antara 10-19 tahun. Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dalam berbagai

hal, baik fisik, mental, sosial maupun emosional (WHO, 2015). Sejalan dengan

perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga dihadapkan

pada tugas-tugas perkembangan yang berbeda dari tugas selama masa kanak-

kanak.

Menurut Furhman (2015) tugas-tugas perkembangan yang dimiliki

remaja harus dipenuhi dengan baik. Namun tidak semua remaja dapat memenuhi

tugas-tugas tersebut (Sofia, 2010). Tugas-tugas perkembangan ini disertai oleh

berkembangnya kapasitas intelektual, stres, dan harapan-harapan baru remaja

(Wong dkk, 2009). Remaja yang tidak mampu memenuhi tugas

perkembangannya memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal diluar

dugaan yang kemungkinan dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain

(Afriana, 2014). Para remaja juga bisa mengambil resiko melakukan kekerasan

maupun kenakalan. Salah satu bentuk dari kenakalan remaja adalah perilaku

bullying (Ali, 2014).

Stokowsky (2010) menyatakan bahwa bullying adalah perilaku yang

dilakukan oleh seseorang atau kelompok kepada orang ataupun kelompok lain

1
2

secara berulang dan bertujuan untuk mengintimidasi, merendahkan,

menyinggung dari yang kuat ke lemah. United Nations Children’s Fund

(UNICEF) mendefenisikan bullying sebagai suatu pengalaman yang dapat

mengubah dan mempengaruhi hidup lebih dari sepertiga remaja maupun anak di

sekolah secara global (Albuhairan et al, 2017).

Bullying merupakan fenomena di seluruh dunia yang telah berlangsung

lama dan tidak pernah ada habisnya. Hasil riset UNICEF (2019) pada 100.000

anak remaja di 10 negara menunjukkan bahwa 67% anak remaja mengatakan

pernah mengalami bullying dengan alasan, 35% dibully karena penampilan

fisiknya, 25% karena jenis kelamin, dan 25% karena etnis atau negara asal

mereka.

Sebanyak 50% remaja usia 13 sampai 15 tahun di Indonesia pernah

mengalami tindakan bullying (UNICEF, 2019). Berdasarkan laporan Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) jumlah kasus bullying dari bulan januari

sampai oktober 2020 terdapat sebanyak 940 kasus anak yang menjadi korban

kekerasan di sekolah (bullying) dan sebanyak 708 kasus anak yang menjadi

pelaku kekerasan di sekolah (bullying).

Berdasarkan laporan dari UPTD PPA Sumatera Barat bulan januari

sampai september 2019 terdapat 30 kasus anak korban bullying yang melapor

dan ditangani. Sementara menurut data Sistem Informasi Online Perlindungan

Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA) Sumatera Barat Triwulan I s/d III tahun

2019 berdasarkan tempat kejadian perilaku kekerasan dan bullying di Sekolah


3

Kota Padang berada di peringkat pertama dengan 6 kasus dari 19 kasus. Bahkan

dari laporan Polresta Unit PPA Kota Padang ada 5 kasus kekerasan dan bullying

yang ditangani periode januari sampai september 2019.

Fenomena perilaku bullying ibarat gunung es yang nampaknya kecil di

permukaan, namun menyimpan banyak permasalahan yang sebagian besar tidak

mudah diketahui atau disadari oleh guru ataupun orang tua (Surilena, 2016). C.S

Mott Children’s Hospital National (2015) mengatakan bahwa bullying termasuk

ke dalam 10 masalah kesehatan yang mengkhawatirkan pada remaja (Davis,

2015).

Perilaku bullying dapat mengubah kegiatan di sekolah yang awalnya

menyenangkan menjadi menakutkan. Bullying membawa dampak traumatik

jangka pendek dan jangka panjang terhadap tahap perkembangan remaja

selanjutnya (Shaheen et al, 2018). Pelaku maupun korban akan mengalami

masalah gangguan kesehatan mental. Penelitian yang dilakukan Eisenberg et all

(2009) menyatakan bahwa 57% orang yang mengalami bullying di usia remaja

akan mengalami depresi, mempunyai self-esteem rendah, dan kesulitan

interpersonal pada saat mereka dewasa. Dikuatkan oleh penellitian Ian (2009)

bahwa korban bullying rentan memiliki ide atau percobaan bunuh diri serta

gangguan mental emosional seperti depresi. Dampak dari bullying juga

mengakibatkan tingkat ketidak hadiran di sekolah menjadi tinggi dan kehilangan

minat untuk mengerjakan tugas sekolah (Salmon, Turner, Taillieu, Fortier, &

Afifi, 2018).
4

Sejauh ini, Pemerintah sudah mengeluarkan sebuah kebijakan

berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguat

Pendidikan Karakter (PPK). PPK adalah gerakan pendidikan dibawah tanggung

jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui

harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan keterlibatan dan

kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga serta masyarakat sebagai bagian

dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). PPK sendiri memiliki tujuan

membangun serta membekali siswa sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045

dengan karakter religius, jujur, toleran, disiplin, komunikatif, cinta damai, peduli

sosial dan bertanggung jawab sehingga diharapkan siswa tidak melakukan

tindakan yang menyimpang. Penyelenggaraan PKK terintegrasi melalui kegiatan

pemberian materi pembelajaran yang menjadi tanggung jawab Kepala Sekolah

dan guru (Permen Dikbud No. 20 Tahun 2018). Namun kenyataannya

penyelenggaraan PKK belum berjalan secara optimal. Untuk itu diperlukan

tindakan yang nyata dalam menangani perilaku bullying agar dapat mencegah

dampak buruk yang di timbulkanya. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan

yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan.

Pendidikan kesehatan merupakan salah satu bentuk strategi intervensi

atau upaya mencegah dan mengatasi masalah kesehatan dalam pelayanan

keperawatan. Pendidikan kesehatan mencakup pemberian informasi yang sesuai,

spesifik, diulang terus menerus, sehingga dapat memfasilitasi perubahan perilaku

kesehatan. Program pendidikan kesehatan digunakan untuk meningkatkan

kemampuan seseorang dalam merawat kesehatannya sendiri, serta mendukung


5

peningkatan kesehatan dan kualitas hidup. Salah satu upaya untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat pada umumnya dan anak sekolah khususnya dapat

dilakukan melalui program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)

(Notoatmodjo, 2007).

Menurut Bloom pengetahuan yang diperoleh seseorang akan

mempengaruhi sikap, kemudian sikap tersebut menentukan perilakunya. Media

edukasi secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu visual, audio, dan audiovisual.

Media audiovisual merupakan salah satu media yang menyajikan informasi atau

pesan secara audio dan visual ( Azhari & Fayasari, 2020). Melalui pendidikan

kesehtan diharapkan pengetahuan, sikap dan keterampilan remaja dapat

meningkat (Vasishta, 2018). Hal ini diperkuat oleh pendapat Notoatmodjo

(2012) bahwa pendidikan merupakan suatu dasar penting dalam kehidupan

manusia, karena semakin tinggi pendidikan, maka semakin mudah untuk

menerima hal baru dan lebih mudah menyesuaikan dengan hal yang baru

tersebut.

Dari hasil survei yang dilakukan pada tanggal 17 Februari 2021 kepada

siwa siswi MAN 1 padang panjang melalui aplikasi google form di dapatkan data

dari 210 orang siswa/ siswi yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas X dan XI

didapatkan hasil 21,1 % pernah melakukan pembullyan, 25,8% pernah menjadi

korban bullyan dan 69,2% pembulian dilakukan sesame teman sebaya, dan

13,2% dilakukan oleh kakak tingkat, berdasarkan hasil wawancara bersama

dengan guru BK MAN 1 padang panjang bahwa di sekolah ini belum pernah
6

adanya penyuluhan kesehatan mengenai pencegahan dan penanggulangan tetang

terjadinya sikap bullying di sekolah MAN 1 Padang Panjang.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk memberikan

intervensi kepada siswa/ siswi MAN 1 padang panajang melalui pendidikan

kesehatan edukasi bullying dengan metode diskusi dan ceramah dengan media

audiovisual dan leaflet dalam upaya peningkatan pengetahuan untuk pencegahan

terjadinya perilaku bullying pada siswa di man 1 padang panjang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menentukan rumusan

masalahnya adalah “Bagaimana Penerapan Asuhan Keperawatan Komunitas

pendidikan kesehatan edukasi bullying dengan metode diskusi dan ceramah

dengan media audiovisual dan leaflet dalam upaya peningkatan pengetahuan

untuk pencegahan terjadinya perilaku bullying pada siswa di man 1 padang

panjang.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menggambarkan asuhan keperawatan komunitas pendidikan

kesehatan edukasi bullying dengan metode diskusi dan ceramah dengan

media audiovisual dan leaflet dalam upaya peningkatan pengetahuan untuk

pencegahan terjadinya perilaku bullying pada siswa di man 1 padang

panjang.
7

2. Tujuan Khusus

a) Menggambarkan pengkajian komunitas pada remaja dengan perilaku

bullying di MAN I Padang Panjang

b) Menggambarkan diagnosa atau masalah potensial komunitas pada remaja

dengan perilaku MAN I Padang Panjang

c) Menggambarkan intervensi keperawatan komunitas dengan Pendidikan

Keseahatan edukasi perilaku bullying dengan metode diskudi dan

ceramah dan menggunakan media audiovisual dan leaflet pada siswa

MAN I Padang Panjang

d) Menggambarkan implementasi keperawatan komunitas dengan

Pendidikan Keseahatan edukasi perilaku bullying dengan metode diskudi

dan ceramah dan menggunakan media audiovisual dan leaflet pada siswa

MAN I Padang Panjang

e) Menggambarkan mengevaluasi terhadap implementasi dengan Pendidikan

Keseahatan edukasi perilaku bullying dengan metode diskudi dan

ceramah dan menggunakan media audiovisual dan leaflet pada siswa

MAN I Padang Panjang


8

D. Manfaat

1. Bagi Pelayanan Keperawatan

Menjadi bahan masukan bagi tenaga keperawatan sebagai pilihan

intervensi dalam melaksanakan asuhan keperawatan komunitas pada remaja

dengan masalah perilaku bullying.

2. Bagi Pendidikan Keperawatan

Karya ilmiah akhir ini dapat dijadikan sumber informasi yang

berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan profesi keperawatan

terutama dalam hal yang berhubungan dengan mata kuliah keperawatan

komunitas tentang perilaku bullying.

3. Bagi Penelitian Keperawatan

Hasil laporan ilmiah akhir ini dapat menjadi informasi dan referensi

yang berguna bagi mahasiswa yang ingin meneliti penerapan asuhan

keperawatan terhadap remaja dengan masalah perilaku bullying

menggunakan pendidikan kesehatan edukasi bullying dengan metode diskusi

dan ceramah dengan menggunakan media audiovisual dan leaflet untuk

meningkatkan pengetahuan dan pencegahan terjadinya bullying.


9

4. Bagi MAN 1 Padang Panjang

a. Bagi Sekolah

1) Hasil laporan ilmiah akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan

masukan bagi MAN 1 Padang Panjang dalam membuat suatu

kebijakan terkait dengan upaya pencegahan dan pengurangan

perilaku bullying.

2) Terciptanya lingkungan sekolah yang nyaman.

b. Bagi Siswa Meningkatnya motivasi siswa untuk melakukan tindakan

pencegahan dan pengurangan perilaku bullying.


10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Remaja

1. Definisi Remaja

Masa remaja merupakan bagian dari fase perkembangan dalam

kehidupan seorang individu. World Health Organization (2015)

mendefinisikan remaja merupakan anak usia 10-19 tahun. Remaja atau

adolescence (Inggris), berasal dari bahasa Latin “adolescare” yang artinya

tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan.

Menurut Santrock (2012) remaja adalah individu yang menempati

posisi setelah masa anak-anak dan sebelum masa dewasa serta mencakup

perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Lebih jauh Santrock

(2012) juga menambahkan rentang remaja dimulai dari usia 10 hingga 13

tahun dan berakhir pada usia sekitar 18 hingga 22 tahun.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masa remaja adalah

individu dengan usia 10-22 tahun serta mengalami karakteristik perubahan-

perubahan secara biologis, kognitif, dan sosial-emosional.

2. Karakteristik Tahap Perkembangan Remaja

Menurut Erickson, masa remaja dibagi menjadi tiga tahapan yakni

masa remaja awal, masa remaja pertengahan dan masa remaja akhir yang

10
11

memiliki karakteristik masing-masing (Thalib, 2010). Karakteristik tahap

perkembangan masa remaja ditunjukkan pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Karakterstik Tahap Perkembangan Masa Remaja

Usia Tahap Pertumbuhan Dan Perkembanagan


Masa remaja awal ( Pubertas a. Pertumbuhan dan perkembagan fisik yang
sampai 15 tahun) cepat
b. Mulai menyatakan kemandirian dan mulai
menjauh dari orang tua
c. Meningkatkan penekanan hubungan kedekatan
dengan teman sebaya
d. Pemikiran konkret dengan berbagai usaha
untuk menyelesaikan masalah secara abstrak
e. egosentrisme
f. Oreantasi pada saat ini
Masa Remaja Pertengahan a. Perkembangan kemampuan berfikir abstrak
(Usia 16-17 Tahun) secara formal
b. Introfeksi
c. Peningkatan oreantasi masa depan
d. selalu memikirkan eksplorasi seksual
e. Lebih memisahkan diri secara formal dari
orang tua
f. Melakukan evaluasi pada keterbatasan diri
sendiri dan menyenangi aktivitas dengan
teman sebaya.
Masa Remaj Akhir ( Usia a. Membentuk identitas tubuh dan identitas jenis
18-20 Tahun) kelamin yang pasti
b. Mempertahankan hubungan yang stabil
c. Memperlihatkan perilaku yang berorientasi
pada diri sendiri dan orang lain
d. Keterampilan dalam menyelesaikan masalah
secra realistis
e. Menunjukan perhatian pada rencana berkarier
dan kedekatan emosional.
( sumber: Reeder et al, 2012)
12

Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka

juga dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan yang berbeda dari tugas

selama masa anak-anak. Hal ini menyebabkan masa remaja menjadi penting

untuk diperhatikan (Sarwono, 2011).

3. Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Wong (2009) tugas-tugas perkembangan pada masa remaja disertai

oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stres, dan harapan-harapan baru

remaja. Selain itu, Ali & Asori (2006) menambahkan bahwa tugas

perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan

perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan

bersikap dan berperilaku secara dewasa. Menurut Hurlock (dalam Ali &

Asori, 2006) tugas-tugas perkembangan masa remaja adalah sebagai berikut.

a. Mampu menerima keadaan fisiknya.

b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.

c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang

berlainan jenis.

d. Mencapai kemandirian emosional.

e. Mencapai kemandirian ekonomi.

f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat

diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.

g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang

tua.
13

h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab social yang diperlukan untuk

memasuki dunia dewasa.

i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.

j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan

keluarga.

Kay (dalam Jahja, 2012) menambahkan tugas-tugas

perkembangan remaja adalah sebagai berikut.

a. Menerima fisiknya sendiri.

b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang

mempunyai otoritas.

c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar

bergaul dengan teman sebaya dan orang lain baik secara individual

maupun kelompok.

d. Menemukan identitas diri.

e. Menerima diri sendiri dan percaya terhadap kemampuan sendiri.

f. Memperkuat kemampuan mengendalikan diri sendiri atas dasar skala

nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup.

g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)

kekanak-kanakan.

Menurut Furhman (2015), tugas-tugas perkembangan yang

dimiliki remaja harus dipenuhi dengan baik. Namun tidak semua remaja

dapat memenuhi tugas-tugas tersebut (Sofia, 2010). Remaja yang tidak

mampu memenuhi tugas perkembangannya memiliki resiko melakukan


14

kekerasan maupun kenakalan. Salah satu bentuk dari kenakalan remaja

adalah perilaku bullying (Ali, 2014).

B. Konsep Perilaku Bullying

1. Definisi Bullying

Bullying adalah pola perilaku agresif yang melibatkan

ketidakseimbangan kekuasaan dengan tujuan membuat orang lain merasa

tidak nyaman dan dilakukan atas dasar perbedaan pada penampilan, budaya,

ras, agama, orientasi seksual serta identitas gender. Bullying dapat dilakukan

dalam bebagai bentuk dan di mana saja, misalnya di rumah, tempat kerja, dan

masyarakat (British Columbia, 2012).

Menurut Notar & Roden (2013) bullying adalah perilaku agresif

yang dilakukan secara sengaja dan berulang kali, dengan maksud untuk

melakukan kekerasan dan pada umumnya dilakukan oleh orang yang

berkuasa. Dikuatkan oleh Sejiwa (2008) yang menyatakan bahwa bullying

adalah situasi dimana seseorang yang kuat (bisa secara fisik maupun mental)

menekan, memojokan, melecehkan, menyakiti seseorang yang lemah dengan

sengaja dan berulang-ulang, untuk menunjukkan kekuasaanya. Dalam hal ini

korban tidak mampu membela atau mempertahankan dirinya sendiri karena

lemah secara fisik atau mental.

Lebih lanjut, Olweus memberikan konsep bullying sebagai karakter

dengan tiga kriteria, yaitu perilaku agresif atau melakukan kegiatan

berbahaya yang disengaja, dilakukan secara berulang dan berlebihan, terdapat


15

kekuatan yang tidak seimbang dalam hubungan interpersonal (British

Columbia, 2012).

Jadi dapat disimpulkan bullying adalah perilaku tidak

menyenangkan yang dilakukan kepada orang lain secara terus menurus untuk

menunjukkan kekuasaan dan beberapa alasan lainnya.

2. Alasan Terjadinya Bullying

Menurut Astuti (2008) terdapat 7 faktor yang menyebabkan

terjadinya bullying yaitu sebagai berikut.

a. Perbedaan kelas

Seringkali perbedaan kelas menjadi penyebab terjadinya bullying.

Sebagai contoh perbedaan kelas di sekolah, senior akan cenderung

melakukan tindakan bullying kepada juniornya karena merasa berkuasa.

Selain itu perbedaan kelas disni juga termasuk perbedaan gender, agama,

ekonomi, etnisitas atau rasisme. Sebagai contoh perbedaan kelas

ekonomi, seseorang yang berada pada ekonomi yang berbeda dengan

tingkatan ekonomi mayoritas kelompoknya.

b. Tradisi senioritas

Tradisi yang diwariskan oleh seniornya dahulu seringkali

dijadikan alasan melakukan bullying. Contohnya seperti tradisi kelas x

tidak boleh melewati kelas y, dan apabila dilanggar akan mendapatkan

sanksi berupa teguran dan lain sebaginya, dan tradisi ini berlangsung

terus menerus.
16

c. Senioritas

Penyebab senioritas ini datang dari diri siswanya sendiri dengan

alasan untuk menunjukan diri atau mencari popularitas, ajang balas

dendam, atau mungkin menunjukan kekuasaan.

d. Keluarga yang tidak rukun

Masalah yang terjadi pada keluarga seperti perceraian orang tua,

kurangnya komunikasi, ketidak harmonisan orang tua, masalah sosial

ekonomi, dan lain-lain dapat menjadi penyebab perilaku bullying.

e. Situasi sekolah yang tidak harmonis

Situasi sekolah sebagai lembaga pendidikan juga dapat menjadi

penyebab perilaku bullying. Sebagai contoh peraturan sekolah yang tidak

ditegakkan, minimnya pengawsan dari guru, dan tidak layaknya

bimbingan etika dari guru.

f. Karakter individu atau kelompok

Dendam, iri hati, adanya hasrat ingin menguasai, ingin

mendapatkan popularitas dapat menjadi salah satu penyebab perilaku

bullying.

g. Persepsi yang salah atas perilaku korban

Korban sering merasa bahwa dirinya memang pantas diperlakukan

seperti itu (di-bully), sehingga tidak ada usaha untuk menghentikan

tindakan itu walaupun dilakukan berulang-ulang.

Bullying dapat dilakukan dimana saja dan bisa terjadi dalam

berbagai bentuk/jenis yang mungkin tidak disadari oleh seseorang.


17

3. Jenis-Jenis Bullying

Menurut Lee and Cornell (2010) tipe bullying ada sebagai berikut.

a. Kekerasan fisik seperti, mendorong, menendang, memukul, menampar.

b. Secara verbal misalnya panggilan yang bersifat mengejek atau celaan.

c. Secara rasional misalnya menghasut dan mengucilkan.

d. Cyber Bullying segala bentuk tindakan yang dapat menyakiti orang lain

dengan sarana media elektronik.

Sucipto (2012) menyatakan terdapat 5 kategori bullying yaitu sebagai berikut.

a. Kontak fisik langsung (memukul, mendorong, menggigit, menjambak,

menendang, mengunci, seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar,

juga termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimiliki orang

lain).

b. Kontak verbal langsung (mengancam, mempermalukan, merendahkan,

mengganggu, memberi panggilan nama, sarkasme, merendahkan,

mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip).

c. Perilaku non verbal langsung (melihat dengan sinis, menjulurkan lidah,

menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau

mengancam)

d. Perilaku non verbal tidak langsung (mendiamkan seseorang, memanipulasi

persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau

mengabaikan).

e. Pelecehan seksual (kadang dikategorikan perilaku agresif fisik atau

verbal).
18

Bullying yang dilakukan terhadap remaja dapat memberikan dampak

buruk terhadap korban, pelaku maupun saksi dari perilaku bullying tersebut.

4. Dampak Bullying

Bullying merupakan permasalahan yang dampaknya harus

ditanggung oleh semua pihak. Baik itu korban, pelaku, maupun bystander

(saksi). Bullying dapat menyerang psikologis anak, dan anak akan trauma

dengan kejadian kejadian tersebut. Menurut Carney & Merrell (2010)

dampak dari perilaku bullying adalah sebagai berikut.

a. Dampak terhadap pelaku Bagi pelaku bullying gangguan social-

psikologis yang sering muncul adalah depresi, kesepian, dan isolasi

social.

b. Dampak terhadap korban Menjadi korban bullying sangat berkaitan

dengan depresi, kesepian, dan self-esteem yang rendah.

c. Dampak terhadap bystander Gangguan yang muncul bagi bystander

adalah kecemasan dan penurunan kadar kortisol.

Dampak buruk dari perilaku bullying akan terlihat pada

perilaku/karakter remaja yang telibat dalam perilaku bullying tersebut.

5. Karakter Korban/Pelaku Bullying

Menurut Astuti (2008) karakter korban perilaku bullying adalah

sebagai berikut.

a. Pemalu/pendiam/penyendiri.
19

b. Bodoh.

c. Mendadak menjadi penyendiri/pendiam.

d. Sering tidak masuk sekolah oleh alasan tidak jelas.

e. Berperilaku aneh atau tidak biasa (takut/marah tanpa sebab,

mencoretcoret, dsb).

Selanjutnya untuk membalas dendam korban akan menjadi pelaku

bullying agar ingin dipuja kelompok dan menarik perhatian orang lain.

Adapun karakter pelaku bullying menurut Astuti (2008) antara lain sebagai

berikut.

a. Hidup berkelompok dan menguasai kehidupan sosial siswa di sekolah.

b. Menempatkan diri di tempat tertentu di sekolah.

c. Merupakan tokoh populer di sekolah.

d. Gerak-geriknya seringkali dapat ditandai yaitu seperti sering berjalan di

depan, sengaja menabrak, berkata kasar, menyepelekan dan melecehkan.

Pencegahan perilaku bullying sebenarnya dapat dimulai dari diri sendiri.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar perilaku bullying tidak

terjadi.

6. Cara Dilakukan Ketika Terjadi Bullying

Menurut Lee and Cornell (2010) ada beberapa cara yang bisa

dilakukan bagi anak yang berisiko terkena bullying atau menjadi korban

bullying.
20

a. Jangan membawa barang-barang mahal atau uang berlebihan. Merampas,

merusak, atau menyandera barang-barang korban adalah tindakan yang

biasanya dilakukan pelaku bullying.

b. Jangan sendirian. Pelaku bullying melihat anak yang menyendiri sebagai

mangsa yang potensial. Karena itu jangan sendirian di dalam kelas, di

lorong sekolah, atau tempat-tempat sepi lainnya.

c. Jangan cari masalah dengan pelaku bullying. Jika mengetahui ada anak-

anak tertentu yang tidak menyukai kita, sebisa mengkin hindari berada di

dekat mereka atau di area yang sama dengan mereka.

d. Jika sudah terperangkap dalam situasi bullying, kuncinya adalah tampil

percaya diri. Jangan perlihatkan diri seperti orang yang lemah atau

ketakutan. Kita harus berani melapor pada orang tua, guru, atau orang

dewasa lainnya yang dipercayai.

Faktanya, perilaku bullying dapat dicegah dan dikurangi dengan

menambah pengetahuan terkait perilaku bullying tersebut. Pengetahuan yang

kurang berpengaruh terhadap kejadian bullying yang cukup tinggi. Informasi

kesehatan tentang bullying bisa didapatkan melalui pendidikan kesehatan

yang diberikan oleh guru maupun tenaga kesehatan.

C. Konsep Pendidikan Kesehatan

1. Definisi Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk

menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan (Windasari,


21

2014). Menurut (Notoatmodjo, 2012) pendidikan kesehatan adalah suatu

usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat

meningkatkan kemampuan dalam mencapai kesehatan secara optimal.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu

bentuk kegiatan dengan menyampaikan materi tentang kesehatan yang

bertujuan untuk mengubah perilaku sasaran. Pendidikan kesehatan yang akan

dilakukan tentu saja harus didukung oleh metode yang tepat.

2. Metode Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2012) metode pendidikan kesehatan dibagi

menjadi 3 yaitu sebagai berikut.

a. Metode pendidikan individu

Metode ini bersifat individual digunakan untuk membina perilaku

seseorang yang mulai tertarik untuk melakukan sesuatu perubahan

perilaku. Bentuk pendekatan ini yaitu bimbingan dan penyuluhan

(guidance dan councellin) dan wawancara (interview)

b. Metode pendidikan kelompok

Metode tergantung dari besar sasaran kelompok serta pendidikan

formal dari sasaran.

1) Kelompok besar

Kelompok besar di sini adalah apabila peserta penyuluhan lebih dari

15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar yaitu.

a) Ceramah yaitu metode yang baik untuk sasaran yang

berpendidikan tinggi atau rendah.


22

b) Seminar yaitu metode yang baik untuk sasaran dengan

pendidikan menengah keatas berupa presentasi dari satu atau

beberapa ahli tentang topik yang menarik dan aktual.

2) Kelompok kecil Jumlah sasaran kurang dari 15 orang. Metode yang

cocok untuk kelompok ini yaitu

a) Diskusi kelompok, kelompok bisa bebas berpartisipasi dalam

diskusi sehingga formasi duduk peserta diatur saling

berhadapan.

b) Curah pendapat (brainstorming) merupakan modifikasi

metode diskusi kelompok.

c) Bola salju, kelompok dibagi dalam pasangan kemudian

dilontarkan masalah atau pertanyaan untuk diskusi sehingga

mendapatkan suatu kesimpulan.

d) Memainkan peran (role play)

e) Simulasi merupakan gabungan antara role play dan diskusi

kelompok.

3) Metode pendidikan massa

Metode ini menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang

ditujukan untuk masyarakat umum (tidak membedakan umur,

jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi dan sebagainya).

Pada umumnya pendekatan ini tidak langsung, biasanya

menggunakan media massa.


23

Selain didukung oleh metode yang tepat, sebuah

pendidikan kesehatan juga harus mempunyai media yang sesuai

agar hasil yang didapatkan lebih optimal.

3. Media Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2012) media (alat bantu) yang digunakan

dalam penyuluhan merupakan seluruh sarana atau alat yang berfungsi untuk

menyampaikan pesan informasi yang akan disampaikan oleh pemateri

sehingga sasaran dapat meningkatkan penegtahuannya. Adapun manfaat

media (alat bantu) yaitu sebagai berikut.

a. Menimbulkan minat terhadap materi yang diberikan.

b. Menarik minat sasaran yang lebih banyak.

c. Mencegah hambatan dalam pemahaman materi yang diberikan.

d. Membuat sasaran lebih mudah menyebarkan pesan kepada orang lain.

e. Memudahkan sasaran menerima informasi yang diberikan.

f. Memotivasi sasaran untuk mendalami, mengetahui dan memahami

informasi lebih banyak dan tepat sesuai tujuan.

Media dalam pendidikan kesehatan menurut Notoatmodjo (2012)

adalah sebagai berikut.

a. Media cetak

1) Booklet digunakan untuk menyampaikan pesan dalam bentuk

buku,baik tulisan maupun gambar.


24

2) Leaflet, melalui lembar yang dilipat, isi pesan bisa gambar/tulisan atau

pun keduanya.

3) Flyer (selebaran) seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan.

4) Flip chart (lembar Balik) berupa pesan/informasi kesehatan dalam

bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap lembar

(halaman) berisi gambar peragaan dan di baliknya berisi kalimat

sebagai pesan/informasi berkaitan dengan gambar tersebut.

5) Rubrik/tulisan-tulisan, terdapat pada surat kabar atau majalah,

mengenai bahasan suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang

berkaitan dengan kesehatan.

6) Poster merupakan suatu bentuk media cetak berisi

pesanpesan/informasi kesehatan, yang biasanya ditempel di

temboktembok, di tempat-tempat umum, atau di kendaraan umum.

b. Media elektronik

1) Televisi, dapat dalam bentuk sinetron, forum diskusi/tanya jawab,

pidato/ceramah, kuis, atau cerdas cermat.

2) Radio, bisa dalam bentuk obrolan/tanya jawab dan ceramah.

3) Video Compact Disc (VCD)

4) Slide

c. Media papan (Bill Board)

Papan/bill board yang dipasang di tempat-tempat umum dapat

diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan. Media


25

papan di sini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng

yang ditempel pada kendaraan umum (bus/taksi).

Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada peserta didik

memerlukan suatu pembaharuan agar lebih dapat diterima. Berdasarkan

evidence based yang ada, peer bullying education memiliki dampak yang

signifikan dalam pencegahan dan pengurangan perilaku bullying.

4. Media Audiovisual

a. Definisi Media Audiovisual

Media audiovisual adalah media yang menggabungkan antara

media audio dan visual atau media lihat dan dengar. Diharapkan dengan

pemakaian media audiovisual supaya pemberian pesan kepada anak akan

lebih sempurna. Contoh dari media audiovisual seperti program televisi

atau radio pendidikan. Program slide suara dan pemutaran video dan lain-

lain. Menurut Bretz (Dalam Santoso, 2008 ) media mempunyai 3 ciri

utama antara lain : suara,visual dan gerak. Jadi semua media mempunyai

karakteristik yang berlainan. Adapun klasifikasi media pembelajaran

adalah menurut (Induniasih & Wahyu, 2017) antara lain :

1) Media visual

Media yang dapat merangsang indera penglihatan saat

menyampaikan pesan kesehatan di sebut alat bantu visual. Ada dua

macam media visual yaitu yang bisa di proyeksikan dan tidak

diproyeksikan. Contoh yang bisa diproyeksikan yaitu slide power


26

point, sdangkan yang tidak bisa di proyeksikan seperti Leaflet, gambar

bagan, pantom, boneka dan lain sebagainya.

2) Media audio

Alat bantu yang di gunakan untuk merangsang indera

pendengaran saat penyampaian pesan kesehatan, contohnya seperti

radio, casset atau rekaman suara, dan lain-lain.

3) Media audiovisual

Biasanya alat yang digunakan untuk merangsang kedua indera

yaitu pendengaran dan penglihatan agar lebih mudah memahami dan

menerima pesan yang di sampaikan. Contohnya adalah pemutaran film

atau video.

b. Manfaat Media Audiovisual

Media audiovisual sangat baik sebagai media meyampaikan pesan

kesehatan kerena melibatkan kedua panca indera yaitu indera penglihatan

dan pendengaran (Notoatmodjo, 2010c). Manfaat media audiovisual ini

sendiri antara lain :

1) Dapat membantu mengatasi hambatan yang di alami peserta

2) Lebih mudah di pahami

3) Lebih menarik karena ada suara dan gambar

4) Jangkauan relatif lebih besar

5) Sebagai alat diskusi dan dapat di putar berulang-ulang


27

D. Konsep Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

1. Definisi UKS

UKS adalah bagian dari program kesehatan anak usia sekolah

(Depkes RI, 2010). Mubarak & Chayatin (2013) UKS merupakan salah satu

upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang ditujukan kepada

peserta didik (usia sekolah) dan menjadi hal penting dalam meningkatkan

kualitas fisik penduduk. Sedangkan menurut Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan UKS adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan

kesehatan peserta didik pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan mulai

TK/RA sampai SMA/SMK/MA (Kemmendikbud, 2012).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa UKS

adalah suatu upaya pemeliharaan kesehatan yang ditujukan pada peserta didik

usia sekolah, yang meliputi pemeliharaan kesehatan dan lingkungan peserta

serta memiliki beberapa tujuan lainnya.

2. Tujuan UKS

Menurut Widya (2016) secara khusus tujuan UKS adalah untuk

memupuk keb

iasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta

didik yang di dalamnya mencakup hal-hal berikut.

a. Memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk melaksanakan

prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan


28

kesehatan di sekolah dan diperguruan agama, di rumah tangga, maupun di

lingkungan masyarakat.

b. Sehat, baik dalam arti fisik, mental, sosial maupun lingkungan.

c. Memiliki daya tangkap terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan

narkoba, alkohol, dan kebiasaan merokok serta hal-hal yang berkaitan

dengan masalah pornografi dan masalah sosial lainnya.

Salah satu faktor dalam tercapainya tujuan yang optimal adalah

pemberian layanan kepada sasaran yang tepat.

3. Sasaran UKS

Menurut tim Pembina Kesehatan Sekolah (2012), sasaran

pembinaan dan pengembangan UKS adalah sebagai berikut.

a. Sasaran primer yaitu peserta didik.

b. Sasaran sekunder yaitu guru, orang tua, pengelola pendidikan serta TP

(Tim Pembina) UKS disetiap jenjang.

c. Sasaran tertier yaitu lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah

(Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak dan Tempat Penitipan Anak)

sampai pada sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk satuan pendidikan

luar sekolah (Lembaga Kursus dan Pelatihan, Kelompok Belajar, Majelis

Taklim, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), pondok pesantren beserta

lingkungannya.
29

4. Ruang Lingkup Program dan Pembinaan UKS

Menurut Mubarak & Chayatin (2013) UKS memiliki 3 program

pokok atau yang lebih dikenal dengan trias UKS yaitu sebagai berikut.

a. Pendidikan kesehatan di sekolah Kegiatan ini dilakukan berupa

intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Pada kegiatan intrakurikuler

dimaksudkan bahwa promosi kesehatan adalah bagian daripada

kurikulum sekolah. Hal ini dapat diterapkan pada program pembelajaran

yang berdiri sendiri dalam ilmu kesehatan atau pada mata pelajaran

olahraga, ilmu pengetahuan alam, atau lainnya. Sedangkan kegiatan

ekstrakurikuler dimaksudkan bahwa promosi kesehatan bertujuan untuk

menanamkan pola perilaku sehat bagi siswa siswi. Kegiatan

ekstrakulikuler dilakukan diluar jam pelajaran (termasuk kegiatan saat

libur) dapat dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah. Adapun bentuk

kegiatan nyata yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan adalah

memberikan penyuluhan berkaitan dengan hygiene personal, lomba

poster sehat serta lomba kebersihan kelas dan sebagainya.

Tujuan dari pendidikan kesehatan ialah agar peserta didik:

1) Memilki pengetahuan mengenai kesehatan, termasuk cara hidup sehat

dan bersih serta teratur.

2) Memiliki nilai dan sikap positif terhadap perilaku hidup sehat

3) Memiliki keterampilan dalam pemeliharaan, pertolongan, serta

perawatan kesehatan.

4) Memiliki perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)


30

5) Dapat memahami serta menerapkan prinsip pencegahan penyakit

6) Memilki daya tangkal dari pengaruh buruk seperti (narkoba, arus

informasi serta gaya hidup yang tidak sehat).

b. Pelayanan kesehatan sekolah

Hal ini dimaksudkan untuk memelihara, mengetahui gejala dini

dari suatu penyakit, serta untuk meningkatkan status kesehatan, baik

siswa, petugas kesehatan maupun guru. Kegiatan nyata yang dilakukan

misalnya pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan perkembangan

kecerdasan, pemberian imunisasi, pengobatan sederhana, pertolongan

pertama pada kasus darurat, termasuk rujukan jika ditemukan penyakit

yang tidak dapat ditanggulangi di sekolah.

Tujuan Pelayanan Kesehatan adalah sebagai berikut.

1) Meningkatkan kemampuan serta keterampilan siswa melaksanakan

perilaku hidup sehat .

2) Meningkatkan daya tahan tubuh siswa untuk mencegah terjadinya

penyakit, kelainan dan kecacatan.

3) Menghentikan proses penyakit serta mencegah komplikasi dari

penyakit, kelainan serta pengembalian fungsi.

c. Pembinaan lingkungan

sekolah sehat Pemeliharaan lingkungan kehidupan sekolah

bertujuan agar lingkungan kehidupan sekolah dapat terjamin

pemeliharaannya, sehingga diharapkan lingkungan sekolah dapat bersih

dan sehat serta tidak mudah terkena wabah penyakit.


31

Lingkungan sekolah dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan

fisik dan non fisik. Lingkungan fisik terdiri dari konstruksi ruang dan

bangunan, sarana air bersih dan sanitasi, halaman, pencahayaan, ventilasi,

kebisingan, kepadatan kelas, jarak papan tulis, meja/ kursi, vektor

penyakit, kantin sekolah. Sedangkan lingkungan non fisik meliputi

perilaku masyarakat di sekolah, antara lain perilaku tidak merokok,

perilaku membuang sampah pada tempatnya, perilaku mencuci tangan

menggunakan sabun dengan air bersih yang mengalir, dan perilaku

memilih makanan jajanan yang sehat. Pelaksanaan pembinaan lingkungan

sekolah sehat mencakup kegiatan identifikasi masalah, perencanan,

intervensi, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan.

E. Konsep Teori Asuhan keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari sebuah proses

keperawatan. Pada tahap ini terjadi proses pengumpulan data (Prabowo,

2017). Tahap pengkajian merupakan proses pertama dalam proses

keperawatan yaitu proses pengumpulan data secara sistematis untuk

menentukan status kesehatan dan fungsional kerja serta respons klien pada

saat ini dan sebelumnya. Tujuan dari dilakukannya pengkajian keperawatan

adalah untuk menyusun data dasar mengenai kebutuhan masalah kesehatan

serta respon klien terhadap suatu masalah (Induniasih & Hendarsih, 2018).

Pengkajian menurut PPNI (2016) yang dapat dilakukan, yaitu :


32

Gejal dan tanda Mayor Objektif:

a. Menunjukkan penolakan terhadap perubahan statuskesehatan

b. Gagal melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan

c. Menunjukkan upaya status kesehatan yang minimal

d. Gagal mencapai pengendalian yangoptimal

Hal yang perlu di kaji pada komunitas atau kelompok, antara lain sebagai

berikut :

a. Inti (Core) meliputi

Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang

berisiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai,

keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.

b. Mengkaji 8 susbsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain

1) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana

kepadatannya karena dapat menjadi stressor bagipenduduk.

2) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat

digunakan untuk meningkatkan pengetahuanmasyarakat.

3) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan

keamanan dilingkungan tempat tinggal, apakah masyarakat

merasa nyaman atau tidak, apakah sering mengalami stress akibat

keamanan dan keselamatan yang tidakterjamin.

4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup

menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan

pelayanan di berbagai bidang termasukkesehatan.


33

5) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini

dan merawat/memantau gangguan yangterjadi.

6) System komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan

dapat di manfaatkan di masyarakat tersebut untuk meningkatkan

pengetahuan terkait dengan gangguanpenyakit.

7) System ekonomi, tingkat social ekonomi masyakarat secara

keseluruhan, apakah pendapatan yang diterima sesuai dengan

kebijakan Upah Minimun Regional (UMR) atau sebaliknya di

bawah upah minimum.

8) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka,

apakah biayanya dapat di jangkau oleh masyakarat.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai

respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang

dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial (PPNI,

2016).Diagnosis keperawatan merupakan langkah kedua dalam proses

keperawatan yaitu mengklasifikasi masalah kesehatan dalam lingkup

keperawatan (Induniasih & Hendarsih, 2018). Diagnosa keperawatan

bertujuan utuk mengidentifikasi respons klien individu, keluarga, dan

komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (PPNI,

2016).Diagnosa keperawatan dalam penelitian ini menggunakan standar

diagnosa keperawatan Indonesia (SDKI) tahun 2016, yaituDefisit

kesehatankomunitas berhubungandengan program tidakatau kurang


34

didukungkomunitas dibuktikan dengan siswa menunjukan kegagalan

melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan, menunjukan

kegagalan mencapai pengendalian yang optimal, menunjukan upaya

peningkatan status kesehatan yang minimal.

3. Perencanaan/ Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan bagian dari fase

pengorganisasian dalam proses keperawatan yang digunakan sebagai

pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha

membantu, meringankan, dan memecahkan masalah yang tertulis

(Induniasih & Hendarsih, 2018).

4. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah tahap keempat dari suatu

keperawatan setelah Menyusun rencana keperawatan. Tujuan dilakukan

tahapan implementasi adalah untuk mencapai tujuan yang perpusat pada

klien (Induniasih & Hendarsih, 2017).

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi Keperawatan merupakan langkah terakhir dalam proses

keperawatan untuk mengetahui hasil dari tindakan yang telah dilakukan,

sejauh mana tujuan sudah tercapai. Evaluasi meliputi data subjektif, data

objektif, analisa permasalahan, dan perencanaan ulang (Induniasih &

Hendarsih, 2018).
35
BAB III

ANALISIS LAPORAN

A. Analisa Situasi

Asuhan keperawatan komunitas yang dilaksanakan di MAN 1 Padang

Panjang dimulai dari tanggal 17 Februari – 12 Maret 2021. Persiapan diawali

dengan Winshield Survey, observasi dan wawancara yang dilaksanakan pada

tanggal 18 Februari melalui google foms serta gambaran umum situasi sekolah

didapatkan melalui wawancara dengan Kepala Sekolah dan guru BK serta

melalui observasi langsung di lingkungan sekolah, sehingga dapat diperkirakan

fator resiko yang menimbulkan masalah kesehatan dan faktor penunjang untuk

peningkatan kesehatan remaja di sekolah. Selanjutnya tahap pengumpulan data

kesehatan melalui penyebaran quisioner ke seluruh siswa di MAN 1 Padang

panjang melalui google foms Setelah itu dilakukan perumusan masalah kesehatan

atau keperawatan serta penyusunan kegiatan (tindakan keperawatan) dan

disepakati bersama melalui Loka Karya Mini I yang dilaksanakan tanggal 21

Februari 2021.

Selanjutnya tahap pelaksanaan tindakan keperawatan atau implementasi

yang dilakukan berdasarkan perencanaan. Pada tahap akhir, dilaksanakan

evaluasi terhadap hasil kegiatan yang telah dilaksanakan serta rencana tindak

lanjut yang disampaikan melalui Loka Karya Mini II tanggal 14 Maret 2021.

36
37

MAN I Padang Panjang merupakan sekolah negeri yang berbasiskan pendidikan

islam yang beralamatkan di Jl. Syekh Ibrahim Musa, No. 2, Ganting Gunung,

Padang Panjang Timur Kota padang Panjang , Sumatra Barat 27119.

Aktivitas siswa MAN I Padang Panjang setiap hari dimulai pukul 07.15

WIB. Pada hari senin siswa melaksanakan upacara bendera kemudian dilanjutkan

dengan proses belajar mengajar. Dihari Jumat siswa akan melaksanakan tahfiz

sebelum proses belajar mengajar. Pada hari Senin sampai Kamis siswa beserta

guru melaksanakan sholat berjamaah di Mushalla yang berada di lingkungan

Sekolah. Sebelum memulai proses belajar mengajar siswa/i membaca doa

terlebih dahulu. MAN I Padang Panjang juga aktif dalam kegiatan pramuka.

Namun selama Pandemik Ini kegitan Proses belajar Bnayak di lakukan secara

daring dari rumah.

B. Manajemen Asuhan Keperawatan Komunitas Pendidikan Kesehatan

Tentang Perilaku Bullying Pada Remaja

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian dimulai dengan melakukan winshield survey, wawancara

dan observasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK serta hasil dari

pemabagian quisioner melalui aplikasi google form di dapatkan data dari 210

orang siswa/ siswi yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas X dan XI

didapatkan hasil 21,1 % pernah melakukan pembullyan, 25,8% pernah

menjadi korban bullyan dan 69,2% pembullyan dilakukan sesama teman

sebaya, dan 13,2% dilakukan oleh kakak tingkat.


38

Upaya meningkatkan derajat kesehatan peserta didik dengan

menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan

kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah yang

sehat, hal ini dikenal dengan Tiga Program Pokok UKS (TRIAS UKS).

a. Pendidikan Kesehatan di Sekolah

MAN I Padang Panjang sebelelum terjadinya pendemik covid

sangat jarang dilakukan pendidikan kesehatan, namun pernah sekali

dari pihak puskesmas memberikan pendidikan kesehatan seperti

Narkoba namun tidak terjadwal dan tidak berkala selama pandemic

covid 19 ini, MAN I Padang panjang sudah mendapatkan pendidikan

kesehatan dari pihak puskesmas terkait mengenai pandemic covid 19

dan protokol kesehatan Sekolah yang bertujuan mengelola kesehatan

siswa di lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan

guru BK bahwa hasil yang diperolah belum ada pendidikan

kesehatan mengenai perilaku bullying yang diberikan kepada siswa

baik didalam maupun diluar kurikulum sekolah.

b. Pelayanan Kesehatan di Sekolah

Pelayanan kesehatan di sekolah dilaksanakan oleh tim

kesehatan dari puskesmas bekerjasama dengan guru dan kader

kesehatan sekolah. pelayanan di sekolah dilaksanakan secara

menyeluruh dan komperehnsif meliputi kegitan promotof, preventif

dan kuratif.
39

1) Kegitan Promotif

Di MAN 1 Padang Panjang pelaksanaan kegiatan

peningkatan kesehatan sudah mulai berjalan dengan

terbentuknya UKS, pembentukan peran aktif peserta didik

seperti dokter kecil, kader kesehatan remaja dan palang merah

remaja sudah dilaksanakan. Pembina UKS bekerjasama dengan

pihak puskesmas dalam memberikan pendidikan kesehatan pada

siswa, namun belum maksimal. Untuk pembinaan prilaku hidup

bersih dan sehat sudah dilakukan dengan membuat piket kelas

dan dari pihak guru memberikan pengawasan setiap harinya

terkait kebersihan lingkungan.

2) Kegiatan preventif

Di MAN 1 Padang Panjang kegiatan pemeliharaan

kesehatan sudah dilakukan seperti penjaringan (screening)

kesehatan yang dilakukan oleh pihak puskesmas, namun belum

maksimal, tidak adanya jadwal berkala pemeriksaan atau

monitoring kesehatan remaja. Serta tidak tersediannya program

pencegahan kesehatan bagi siswa yang beresiko berprilaku

bullying, karna perilaku bullying bisa mempengaruhi proses

belajar maupun psikologis siswa/i.


40

3) Kegiatan Kuratif dan Rehabilitatif

Di MAN 1 Padang Panjang sudah memiliki ruang UKS

untuk fasilitas siswa dan siswi jika ada yang sakit, namun

kelengkapan masih belum cukup terpenuhi. Seperti misalnya ada

siswa yang pingsan, nanti akan di bantu istirahat ke ruang UKS.

Di UKS tersedia tempat tidur, meja, obat-obatan untuk luka:

seperti verban, gunting, plaster, revanol, dan obatan tablet seperti

paracetamol.

c. Pembinaan Lingkungan Sekolah

MAN 1 Padang Panjang berlokasi Jln. Syech Ibrahim Musa

Parabek No 2 Kel. Ganting. Kec. Padang Panjang Timur. Luas sekolah

lebih kurang 600 m2. Sekolah memiliki pagar, dan memiliki taman,

dan beberapa lapangan olahraga.

Bangunan sekolah sudah permanen, yang terdiri dari 9 kelas, 1

ruangan BK, 1 ruang UKS, 1 ruangan guru serta kepala sekolah, ruang

tata usaha, ruang perpustakaan, serta terdapat 6 kamar mandi untuk

laki-laki dan perempuan. Sekolah juga memiliki fasilitas kantin,

dimana MAN 1 Padang Panjang memiliki 1 buah kantin. Namun

belum ada pengaturan makanan atau jajanan sehat yang diatur dari

sekolah, selama jam pelajaran sisawa tidak diizinkan untuk jajan diluar

dari sekolah.Kondisi lingkungan cukup bersih, namun masih ada

beberapa kelas dengan beberapa sampah yang berserakan, didepan

sekolah juga terdapat selokan, dimana masih ada saja siswa yang
41

membuang sampah ke selokan tersebut. Kondisi toilet cukup

bersih.Sekolah ini sudah sering dilakukan renovasi untuk lingkungan

menjadi lebih baik, nyaman dan sehat. Terdapat juga gazebo untuk

tempat siswa duduk-duduk diluar kelas.

Berdasarkan observasi di MAN 1 Padang Panjang, terdapat

beberapa lapangan di sekolah seperti lapangan basket dan volley,

sehingga juga dimanfaatkan ketika upacara bendera dan kegiatan-

kegiatan lainya.Pembuangan atau pengelolaan sampah di sekolah ini

dengan cara membuang atau menumpuk sampah di BAK sampah di

depan sekolah, yang nantinya sampah tersebut akan diangkut oleh

petugas kebersihan Padang Panjang setiap harinya.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan analisa data pengkajian, maka diagnosa keperawatan

yang bisa diangkat untuk masalah ini adalah “Defisit Kesehatan Komunitas”.

Perumusan diagnosa keperawatan sebelumnya telah disepakati bersama

dengan pihak sekolah melalui Loka Karya Mini I pada tanggal 21 Februari

2021, dengan data mayor dan minor menurut SDKI (2017) sebagai berikut.
42

Tanda Mayor :

Data Objektif

1. Terjadi masalah kesehatan yang dialami komunitas

Berdasarkan hasil survey melalui kuisioner di temukan dapatkan

data dari 210 orang siswa/ siswi yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas X

dan XI didapatkan hasil 21,1 % pernah melakukan pembullyan, 25,8%

pernah menjadi korban bullyan dan 69,2% pembulian dilakukan sesame

teman sebaya, dan 13,2% dilakukan oleh kakak tingkat, dan berdasarkan

hasil wawancara dengan guru BK MAN I Padang Panjang bahwa

disekolah ini belum perah adanaya penyuluahn kesehatan mengenai

pencegahan dan penanggulangan tentang terjadinya sikap bullying di

sekolah MAN I Padang Panjang.

2. Terdapat faktor risiko psikologis yang menyababkan anggota

komunitas menjalani perawatan

Berdasarkan literatur dan teori bahwa bullying memiliki dampak

yang buruk bagi kesehatan mental, terutama bagi remaja yang masih

dalam tahap perkembangan dan pertumbuhan serta akan berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa.

berdasarkan hasil wawancara dengan siswa di dapatkan hasil

bahwa menurut mereka sikap mengolok olok sesame teman sekelas

merupakan hal yang biasa.


43

3. Tidak tersedia program untuk mengurangi masalah kesehatan

komunitas

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah didapatkan

bahwa tidak ada program khusus untuk mengurangi masalah bullying di

sekolah. Selanjutnya dari hasil wawancara dengan guru BK bahwa

sekolah ini belum pernah mendapatkan penyuluhan atau edukasi

mengenai bullying.

Berdasarkan hasil kuesioner pre-test menunjukkan bahwa terdapat

sebagian (50%) yaitu 5 dari 10 siswa yang di ambil dari dua kelas yaitu

kelas X & XII MAN I Padang Panjang memiliki pengetahuan kurang

tentang perilaku bullying, sebanyak 40% atau 4 dari 10 siswa yang di

ambil dari dua kelas yaitu kelas X & XII MAN I Padang Panjang

memiliki pengetahuan memiliki pengetahuan cukup, dan sebnayak 10%

atau 1 dari 10 siswa/ i yang di ambil dari dua kelas yaitu kelas X & XII

MAN I Padang Panjang memiliki pengetahuan baik.

4. Eviden base Practise

a. Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang bullying dengan

metode ceramah menggunakan leaflet dan LCD terhadap sikap

bullying pada pelajar di SMPN 4 Cilacap tahun 2017 (Saraswati et al.,

2017).

b. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh pendidikan kesehatan


44

tentang bullying dengan metode role play terhadap pengetahuan dan

sikap ( Araya et al.,2018)

c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan melalui

audiovisual berpengaruh meningkatkan pengetahuan siswa SMP

Muhammadiyah tentang bullying dan pendidikan kesehatan melalui

audiovisual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap norma

subjektif siswa SMP Muhammadiyah ( Nur Safitri, 2018).

d. Hasil penelitian menunjukkan edukasi dan role play berpengaruh

secara signifikan terhadap pengetahuan (p value=0,000) pencegahan

bullying anak usia sekolah. Metode edukasi dan role play dapat

diterapkan sebagai upaya peningkatan perilaku pencegahan bullying

pada anak usia sekolah yang diintegrasikan dalam pelayanan

keperawatan di sekolah (Kusumawardani, 2020)

e. Terdapat pengaruh sebelum dan sesudah pemberian pendidikan

kesehatan dengan video edukasi tentang bullying terhadap perilaku

bullying pada anak di SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta dengan

nilai p value = 0,000 (< 0,05) (Yolanda & Budiyati, 2020)


45

3. Intervensi

Keperawatan Dari diagnosa yang diangkat maka disusunlah rencana

tindakan keperawatan. Beberapa rencana asuhan keperawatan beserta

aktivitas yang akan dilaksanakan berdasarkan SIKI (2018) yaitu sebagai

berikut.

a. Pengembangan Kesehatan Komunitas

Aktivitas :

Observasi:

1) Identifikasi masalah atau isu kesehatan dan prioritaskan.

2) Identifikasi potensi atau aset dalam masyarakat terkait isu yang di

hadapi

3) Identifikasi kekuatan dan partner dalamm pengemabnagan kesehatan

4) Identifikasi pemimpin atau tokoh dalam sekolah

Terapeutik

1) Berikan kesempatan kepada setiap anggota sekolah untuk

berpartisipasi sesuai aset yang dimiliki.

2) Libatkan anggota sekolah dalam musyawarah untuk mendefinisikan

isu kesehatan dan mengembangkan rencana kerja.

3) Libatkan anggota sekolah dalam musyawarah untuk mengidentifikasi

isu kesehatan dan mengembangkan rencana kerja


46

4) Libatkan anggota sekolah dalam proses perencanaan dan

implementasi serta revisinya

5) Libatkan anggota sekolah dalam mengembangkan jaringan kesehatan

6) Pertahankan komunikasi yang terbuka dengan anggota sekolah dan

pihak-pihak yang terlibat.

7) Kembangkan strategi dalam manajemen konflik.

b. Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan

Observasi:

1) Sediakan materi dan media pendidikan keseehatan.

2) Berikan kesempatan untuk bertanya.

3) Gunakan variasi metode pembelajaran.

4) Berikan pujian dan dukungan terhadap usaha positif dan

pencapaiannya.

Edukasi

1) Jelasakan Penanganan masalah kesehatan

2) Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan

3) Ajarkan menentukan perilaku sfesifik yang akan di ubah

Sesuai rencana tindakan keperawatan, intervensi pendidikan

kesehatan tentang edukasi bullying dengan menggunakan metode

ceramah dan diskusi dan menggunakan media audiovisual berupa video

menggunakan aplikasi Zoom dan e-Leaflet sebagai upaya untuk


47

meningkatkan pengetahuan untuk pencegahan terjadinya perilaku

bullying pada siswa MAN I Padang Panajang.

a. Kegiatan utama untuk pelaksanaan program pendidikan kesehatan

b. Peran serta tanggung jawab petugas sekolah yang berpartisipasi dalam

program pendidikankesehatanKegiatan yang termasuk bagian dari

program :

1) Membuat suatu kegiatan pemberian pendidikan kesehatan, dengan

mengikutsertakan pihak sekolah, dalam persetujuan serta

dukungan terkait program. Bagian perencanaan meliputi

pemilihan metode yang akan digunakan dalam pendidikan

kesehatan, media yang akan digunakan agar dapat menarik minat

siswa sehingga bisa fokus ketika diberikan informasi, waktu dan

tempat kegiatan, serta berapa lama durasi kegiatan

akandilaksanakan.

2) Sebelum pemberian program pendidikan kesehatan, terlebih

dahulu diberikan kuisioner pretest kepada responden guna untuk

mengukur pengetahuan dan sikap remaja mengenai patuh

protokolkesehatan

3) Pelaksanaan edukasi kesehatan disesuaikan dengan rencana

tindakan keperawatan, media pendidikan yang perlu disiapkan

berupa video yang didapatkan dari youtube dan Leaflet yang

dibuat sendiri oleh penulis dan berisi tentang pengertian bullying,

jenis – jenis bullyin, upaya pencegahan bullying, dampak bullying


48

dan lain-lainnya. Metode yang digunakan adalah metode ceramah

dan diskusi secara online atau daring melalui aplikasi Zoom,

4) Setelah seluruh program pendidikan kesehatan telah dilaksanakan,

selanjutnya dilakukan pemberian kuisioner post-test yang memuat

pertanyaan dan pernytaan yang sama dengan kuisioner pretest

yang berguna untuk melihat dan mengevaluasi bagaimana hasil

setelah diberikan pendidikan kesehatan apakah pengetahuan dan

sikap remaja mengalami kenaikan atau tidak.

4. Implemntasi Keperawatan

Pelaksanaan implementasi dimulai dengan kegiatan Lokakarya Mini I

(LOKMIN I) pada tanggal 21Februari 2021 Kemudian dilanjutkan dengan

kegiatan edukasi kesehatan tentang bullying pada tanggal 08 Maret 2021.

Adapun tahap-tahap kegiatannya adalah:

a. Tahap persiapan

Pada tahap implementasi ini mempersiapkan segala sesuatu (sarana) yang

diperlukan sebelum melakukan implementasi. Sarana yang dipersiapkan

mencakup alat pengumpul data (kuesioner dan alat tulis). Langkah

pertama yang harus dilakukan adalah :

1) Membuat surat pengantar melalui staf akademik Fakultas

Keperawatan dengan mengajukan surat izin permohonan


49

pengambilan data dari Wakil Dekan I Keperawatan Universitas

Andalas di tujukan kepada kepala sekolah MAN 1 Padang Panjang.

2) Menyerahkan surat pengantar dari Wakil Dekan 1 Fakultas

Keperawatan Universitas Andalas Kepada kepala sekolah MAN 1

Padang Panjang

3) Koordinasi dengan pihak sekolah dan responden mengenai rencana

pelaksanaan pemberian pendidikankesehatan.

4) Mempersiapkan alat, bahan dan lainnya untuk pendidikan kesehatan

yang akandilakukan.

5) Menyiapkan kuesioner tentang identitas responden

6) Menyiapkan kuesioner untuk mengukur pengetahuan tentang

bullying yang terdiri dari 12 pertanyaan dalam bentuk multipel

choice

7) Menyiapkan kuesioner untuk mengukur sikap tentang patuh

protokol kesehatan yang terdiri dari 16 pernyataan dalam bentuk

pilihan setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju(STS)

8) Video edukasi animasi bullying yang di download dari Youtube

yang kemudian di modifikasi sendiri sesuai dengan kebutuhan yang

memuat materi tentang perilaku bullying.

9) Sedangkan e-Leaflet di berikan setelah pendidikan kesehatan

melalui Audiovisual dilakukan yang diberikan melalui WhatsaApp

group.

10) Persiapan alat penunjang yang digunakan seperti materi


50

penyuluhan menggunakan laptop dan Handphone

b. Tahap pelaksanaan

1) Memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan Pendidikan

kesehatan.

2) Melaksanakan pre-test untuk mengukur tingkat pengetahuan dan

sikap dengan membagikan kuisioner menggunakan link google form

yang disebarkan melalui pesan Chatting Zoom

3) Memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan Pendidikan

kesehatan yang diberikan.

4) Memberikan Materi Pendidikan Kesehatan dengan Pemutaran

video dengan materi tentang perilaku bullying .

5) Tanya jawab mengenai materi telah disampaikan.

6) Selanjutnya penyaji kembali memnberikan lembar kuesioner post

test untuk mengukur tingkat pengetahuan

7) Dua hari setelah pemberianmateri Penyaji kembali memberikan

soal post test tentang sikap melalui grup WhatsAapp.

8) Setelah selesai mengkonfirmasi kembali dan mengecek

kelengkapan jawaban responden.

9) Mengucapkan terima kasih atas partisipasi responden.


51

5. Evaluasi Kperawatan

Hasil respon dari klien terhadap implementasi yang dilakukan

disebut dengan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk melihat tingkat

keberhasilan dari pendidikan kesehatan yang telah dilakukan. Pada saat

dilakukan implementasi, mahasiswa mengalami kesulitan terkait waktu

pemberian pendidikan kesehatan.

Evaluasi keperawatan yang dilakukan dimulai dengan menyebarkan

kuisioner pre-test kepada siswa. Setelah itu dilakukan implementasi kepada

siswa dan selanjutnya siswa diminta untuk mengisi kuisioner post-test. Hasil

kuisioner post-test menunjukkan peningkatan pengetahuan dan sikap siswa

terkait perilaku bullying. Pengetahuan meningkat dari 10% siswa yang

memiliki pengetahuan baik pada pre-test menjadi 70% pada post-test,

sedangkan pada sikap meningkat dari 10 % bersikap positif, 30% bersikpa

netral dan 60 % bersikaf negative pada pre-test menjadi 60% positif dan

40% netral.

Evaluasi keperawatan setelah dilakukannya implementasi edukasi

bullying dengan metode diskusi dan ceramah dengan media audiovisual dan

leaflet dalam upaya peningkatan pengetahuan terkait perilaku bullying telah


52

mencapai kriteria hasil yang diharapkan berdasarkan indikator sebagai

berikut.

a. Siswa kelas X & XI MAN 1 Padang Panjang mampu mencapai

indikator status kesehatan remaja dengan kriteria hasil baik

yang dibuktikan dengan peningkatan pengetahuan siswa terkait

perilaku bullying. Pengetahuan meningkat dari 10% siswa yang

memiliki pengetahuan baik pada pre-test menjadi 70% pada post-test

sedangkan pada sikap meningkat dari 10 % bersikap positif, 30%

bersikpa netral dan 60 % bersikaf negative pada pre-test menjadi 60%

positif dan 40% netral. Pengetahuan yang diperoleh seseorang akan

mempengaruhi sikap, kemudian sikap tersebut menentukan perilakunya,

(Bloom dalam Azhari & Fayasari, 2020 ).

b. Siswa kelas Siswa kelas X & XI MAN 1 Padang Panjang mampu

mencapai indikator ketersediaan program promosi kesehatan

dengan kriteria hasil cukup yang dibuktikan dengan telah terlaksananya

pendidikan kesehatan terkait perilaku bullying dan pihak sekolah

berkomitmen untuk melanjutkan program tersebut melalui UKS yang

telah terbentuk.

c. Siswa kelas Siswa kelas X & XI MAN 1 Padang Panjang mampu

mencapai indikator partisipasi dalam program kesehatan sekolah

dengan kriteria hasil cukup yang dibuktikan dengan tingkat partisipasi

yang baik dari siswa sasaran dalam mengikuti pendidikan kesehatan


53

edukasi bullying dengan metode diskusi dan ceramah dengan media

audiovisual dan leaflet dalam upaya peningkatan pengetahuan terkait

perilaku bullying,

6. Hasil Kuisioner Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa/ i MAN I

Padang Panjang Terkait Perilaku Bullying.

a. Pengetahuan

1) Kuisioner Pre – Test

Diagram 3.1 Pengetahuan Siswa Kelas X & XI MAN 1


Padang panjang Tentang Perilaku Bullying.

10%

50%

40%

Berdasarkan hasil kuesioner pre-test menunjukkan bahwa

terdapat sebagian (50%) yaitu 5 dari 10 siswa yang di ambil dari dua

kelas yaitu kelas X & XII MAN I Padang Panjang memiliki

pengetahuan kurang tentang perilaku bullying, sebanyak 40% atau 4

dari 10 siswa yang di ambil dari dua kelas yaitu kelas X & XII MAN
54

I Padang Panjang memiliki pengetahuan memiliki pengetahuan

cukup, dan sebnayak 10% atau 1 dari 10 siswa/ i yang di ambil dari

dua kelas yaitu kelas X & XII MAN I Padang Panjang memiliki

pengetahuan memiliki pengetahuan baik.

2) Kuisioner Post – Test

Diagram 3.2 Pengetahuan Siswa Kelas X & XI MAN 1


Padang panjang Tentang Perilaku Bullying.

30%

70%

Berdasarkan hasil kuesioner post-test menunjukkan bahwa

lebih dari sebagian (70%) yaitu 7 dari 10 siswa kelas X & XII MAN I

Padang Panjang memiliki pengetahuan baik tentang perilaku

bullying, sebanyak 30% atau 3 dari 10 siswa kelas kelas X & XII

MAN I Padang Panjang memiliki pengetahuan yang cukup dan tidak


55

ada siswa kelas X & XII MAN I Padang Panjang yang memiliki

pengetahuan kurang tentang bullying.

b. Sikap

1) Kuisioner Pre – Test

Diagram 3.3 Sikap Siswa Kelas X & XI MAN 1


Padang panjang Tentang Perilaku Bullying

10%

30 %
60%

Berdasarkan hasil Kuisioner Pre – Test menunjukan bahwa

lebih dari sebagian ( 60%) yaitu 6 dari 10 siswa yang di ambil dari

dua kelas yaitu kelas X & XI memiliki sikap negative, sebanyak

(30%) yaitu 3 dari 10 siswa yang di ambil dari dua kelas yaitu kelas

X & XI memiliki sikap netral dan sebanayak (10 %) yaitu 1 dari 10

siswa yang di ambil dari dua kelas yaitu kelas X & XI memiliki sikap

positif tentang perilaku bullying.


56

2) Kuisioner Post – Test

Diagram 3.4 Sikap Siswa Kelas X & XI MAN 1


Padang panjang Tentang Perilaku Bullying

40%
60%

Beradasarkan hasil kuesioner post- test menunjukan bahwa

lebih dari sebagian ( 60%) yaitu 6 dari 10 sisiwa MAN I Padang

Panjang yang di ambil dari dua kelas yaitu kelas X & XI memiliki

sikap positif, dan didapatkan hasi sebanayak ( 40%) yaitu 4 dari 10

siswa Panjang yang di ambil dari dua kelas yaitu kelas X & XI

memiliki sikap netral dan tidak ada siswa MAN I Padang Panajang

yang memiliki sikap negative setelah di berikan implementasi

edukasi tentang bullying


57
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Penerapan Edukasi Bullying Dengan Metode Diskusi Dan Ceramah Dengan


Media Audiovisual Dan Leaflet Dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan
Untuk Pencegahan Terjadinya Perilaku Bullying Pada MAN I Padang
Panjang.

1. Pengkajian

Pada saat pengkajian pada remaja MAN I Padang Panjang didapatka

data data remaja Dari hasil survei yang dilakukan pada tanggal 17 Februari

2021 kepada siwa siswi MAN 1 padang panjang melalui aplikasi google form

di dapatkan data dari 210 orang siswa/ siswi yang terdiri dari dua kelas yaitu

kelas X dan XI didapatkan hasil 21,1 % pernah melakukan pembullyan,

25,8% pernah menjadi korban bullyan dan 69,2% pembulian dilakukan

sesama teman sebaya, dan 13,2% dilakukan oleh kakak tingkat, berdasarkan

hasil wawancara bersama dengan guru BK MAN 1 padang panjang bahwa di

sekolah ini belum pernah adanya penyuluhan kesehatan mengenai pencegahan

dan penanggulangan tetang terjadinya sikap bullying di sekolah MAN 1

Padang Panjang.

Menurut Notoatmodjo, (2007). Pendidikan kesehatan merupakan

salah satu bentuk strategi intervensi atau upaya mencegah dan mengatasi

masalah kesehatan dalam pelayanan keperawatan. Pendidikan kesehatan

58
59

mencakup pemberian informasi yang sesuai, spesifik, diulang terus

menerus, sehingga dapat memfasilitasi perubahan perilaku kesehatan.

Program pendidikan kesehatan digunakan untuk meningkatkan kemampuan

seseorang dalam merawat kesehatannya sendiri, serta mendukung peningkatan

kesehatan dan kualitas hidup. Salah satu upaya untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat pada umumnya dan anak sekolah khususnya dapat

dilakukan melalui program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE).

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut SDKI (2017) diagnosa keperawatan merupakan penilaian

klinis terhadap pengalaman atau respon individu, keluarga, atau komunitas

pada masalah kesehatan atau proses kehidupan. Diagnosa keperawatan

merupakan bagian penting dalam menentukan asuhan keperawatan yang

sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang optimal.

Sementara itu, Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik

tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan

aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya,

perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan

intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah

dan merubah status kesehatan klien (Herdman & Kamitsuru S, 2015).

Adapun diagnosa keperawatan yang bisa diangkat untuk masalah ini

adalah “Defisit Kesehatan Komunitas hal ini berdasarkan hasil pengkajian


60

Kemudian dilanjutkan dengan pembagian kuesioner mengenai pengetahuan

tentang perilaku bullying.

Hasil kuisioner menunjukkan bahwa sebanyak 50% siswa memiliki

pengetahuan yang kurang tentang bullying dan sebanyak 60 % siswa

memiliki sikap negatif tentang bullying sebelum di lakukan pemberian

pendidikan kesehtan edukasi melalui metode ceramah dan diskusi dengan

menggunakan media audiovisual dan leaflet. pengetahuan yang diperoleh

seseorang akan mempengaruhi sikap, kemudian sikap tersebut menentukan

perilakunya, (Bloom dalam Azhari & Fayasari, 2020 ). Oleh karena itu

diperlukan suatu cara dalam mengatasi masalah perilaku bullying.

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang

dikerjakan oleh perawat berdasarkan pengetahuan dan penilaian klinis untuk

mencapai peningkatan, pencegahan dan pemulihan kesehatan klien individu,

keluarga dan komunitas (SLKI, 2019). Penyusunan intervensi keperawatan

dilakukan untuk mencapai kriteria hasil yang berhubungan dengan diagnosa

keperawatan dan disesuaikan dengan kondisi komunitas. Berdasarkan

beberapa pilihan, maka intervensi keperawatan yang akan dilaksanakan

adalah pendidikan kesehatan edukasi bullying dengan metode diskusi dan

ceramah dengan media audiovisual dan leaflet dalam upaya peningkatan

pengetahuan terkait perilaku bullying. Intervensi keperawatan yang


61

dilakukan antara lain memberikan edukasi kesehatan tentang pengertian,

dampak, jenis jenis dan alasan terjadinya sikap bullying dan Pemberian

intervensi Audiovisual video animasi dan e-leaflet. hal sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh (Sabarudin et al., 2020) bahwa pemberian

pendidikan kesehatan dengan mengkombinasikan kedua media yaitu

audiovisual dan lefleat lebih efektif dari pada hanya dengan memberikan

salah satu media kepada masyarakat .

4. Implementasi Keperawatan

Menurut Potter & Perry (2009) Implementasi merupakan

serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat guna membantu klien

mengatasi masalah kesehatan yang sedang dihadapinya sehingga didapatkan

status kesehatan yang lebih baik. Implementasi keperawatan yang dilakukan

adalah pendidikan kesehatan edukasi menggunakan media audiovisual vidio

dan leaflet dan menggunakan metode diskusi dan ceramah serta dalam upaya

mencegah dan mengurangi perilaku bullying pada siswa MAN I Padang

Panjang. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 17 Februari - 12 Maret 2021.

Pendidikan kesehatan edukasi dengan metode diskusi dan ceramah dengan

media audiovisual dan leaflet yang diberikan diharapkan mampu menambah

informasi siswa terkait perilaku bullying. Hasil kuisioner menunjukkan

bahwa sebanyak 50% siswa memiliki pengetahuan yang kurang tentang

bullying dan sebanyak 60 % siswa memiliki sikap negatif tentang bullying

sebelum di lakukan pemberian pendidikan kesehtan edukasi melalui metode


62

ceramah dan diskusi dengan menggunakan media audiovisual dan leaflet.

Menurut Budiman & Riyanto (2013) semakin banyak informasi yang

didapatkan oleh seseorang maka akan semakin tinggi pengetahuan orang

tersebut. Seseorang dengan pengetahuan tinggi akan bersikap dan berprilaku

lebih patuh dalam melaksanakan program kesehatan (Potter & Perry, 2009).

5. Evaluasi Keperawatan

Menurut Potter & Perry (2009) evaluasi merupakan salah satu proses

keperawatan untuk mengukur respon klien terhadap tindakan keperawatan

dan kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan. Hasil kuisioner post-test

menunjukkan peningkatan pengetahuan dan sikap siswa terkait perilaku

bullying setelah diberikan implementasi pendidikan kesehatan edukasi

Bullying. dengan mtode diskusi dan ceramah dengan menggunakan media

audiovisual dan leaflet. Peningkatan pengetahuan siswa terhadap bullying,

tentu saja belum dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengatakan bahwa

siswa/i MAN I Padang Panjang tidak melakukan perilaku bullying di

sekolah.

Menurut penelitian Bulu dkk (2019) faktor lain yang memiliki

pengaruh terhadap perilaku bullying adalah media sosial dan lingkungan. Di

Indonesia, anak-anak usia 6-14 tahun menggunakan media seperti televisi

dan internet lebih tinggi dari populasi pada umumnya. Dikuatkan oleh

penelitian Dewi dan Jien (2017) yang membuktikan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara media sosial dan perilaku bullying. Selanjutnya yaitu
63

faktor lingkungan. Faktor lingkungan ini terbagi menjadi faktor sekolah dan

pegaulan teman (Wong et al 2009). Dalam kesehariannya, remaja lebih

banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya mereka. Hasil penelitian

Rohimah (2016) menyatakan bahwa ada hubungan antara perilaku bullying

dengan peran teman sebaya. Para remaja cenderung memiliki sifat meniru

apa yang telah mereka lihat dari media sosial maupun lingkungan

pertemanan. Dengan demikian, selain faktor peningkatan pengetahuan remaja

terkait perilaku bullying, dukungan dari guru dan orang tua dalam mengawasi

pergaulan remaja juga menjadi hal yang penting dalam upaya pencegahan

dan pengurangan perilaku bullying.

Pemerintah sudah mengeluarkan sebuah kebijakan berdasarkan

Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguat Pendidikan

Karakter (PPK). PPK adalah gerakan pendidikan dibawah tanggung jawab

satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui

harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan keterlibatan

dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga serta masyarakat sebagai

bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). PPK sendiri

memiliki tujuan membangun serta membekali siswa sebagai generasi emas

Indonesia Tahun 2045 dengan karakter religius, jujur, toleran, disiplin,

komunikatif, cinta damai, peduli sosial dan bertanggung jawab sehingga

diharapkan siswa tidak melakukan tindakan yang menyimpang.

Penyelenggaraan PKK terintegrasi melalui kegiatan pemberian materi


64

pembelajaran yang menjadi tanggung jawab Kepala Sekolah dan guru

(Permen Dikbud No. 20 Tahun 2018).

B. Implikasi Edukasi Bullying Dengan Metode Diskusi Dan Ceramah Dengan


Media Audiovisual Dan Leaflet Dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan
Untuk Pencegahan Terjadinya Perilaku Bullying Pada MAN I Padang
Panjang.

1. Pengetahuan sebelum diberikan edukasi bullying

Menurut Notoadmojo (2012) pengetahuan adalah hasil dari tahu

setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu,

terutama melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan langkah awal

dari seseorang untuk menentukan sikap dan perilakunya. Tingkat

pengetahuan akan sangat berpengaruh terhadap penerimaan suatu program

(Notoadmojo, 2012). Berdasarkan hasil kuesioner pre-test menunjukkan

bahwa sebagian dari siswa/i (50%) yaitu 5 dari 10 siswa yang di ambil dari

dua kelas X & XI memiliki pengetahuan kurang tentang perilaku bullying,

sebanyak (10%) atau 1 dari 10 siswa yang di ambil dari dua kelas X & XI

memiliki pengetahuan yang baik tentang bullying dan terdapat (4%) atau 4

dari 10 siswa/i yang di ambil dari dua kelas X & XI memiliki pengetahuan

yang cukup.
65

2. Sikap sebelum diberikan edukasi bullying

Menurut Azwar (2013) sikap adalah perasaan memihak

( favourable) ataupun tidak memihak terhadap objek psikologis. Proses

terbentuknya suatu sikap pada dasarnya melalui pengamatan sehingga

kemudian dapat diterapkan pada diri seseorang. Sikap pada tingkat tertentu

merupakan komponen penentu dari sebuah perilaku berdasarkan hasil

Kuisioner Pre – Test menunjukan bahwa lebih dari sebagian ( 60%) yaitu 6

dari 10 siswa yang di ambil dari dua kelas yaitu kelas X & XI memiliki sikap

negative, sebanyak (30%) yaitu 3 dari 10 siswa yang di ambil dari dua

kelas yaitu kelas X & XI memiliki sikap netral dan sebanayak (10 %) yaitu 1

dari 10 siswa yang di ambil dari dua kelas yaitu kelas X & XI memiliki sikap

positif tentang perilaku bullying.

3. Pengetahuan sesudah diberikan bullying edukasi bullying

Pemberian pendidikan menggunakan media vidio dapat mengurangi

perilaku bullying pada peserta didik (Pratiwi, 2018). Selain itu, menurut

penelitian Azadirachta & Sumarmi (2017) terdapat peningkatan pengetahuan

siswa setelah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media buku

saku. Hal ini sejalan dengan hasil implementasi yang dilakukan. Berdasarkan

hasil kuesioner post-test menunjukkan bahwa lebih dari sebagian (70%)

yaitu 7 dari 10 siswa yang di ambil dari dua kelas X & XI memiliki

pengetahuan yang baik tentang bullying. Hasil ini meningkat dari sebelum
66

dilakukan implementasi yang hanya menunjukkan nilai 1% atau 1 dari 10

siswa yang di ambil dari dua kelas X & XI memiliki pengetahuan yang baik

tentang bullying Penggunaan dari media pembelajaran yang menarik, tentu

saja belum bisa meningkatkan pengetahuan siswa secara keseluruhan. Selain

dari penggunaan media pembelajaran, faktor lain yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang menurut Notoadmojo (2012) adalah minat. Minat

merupakan suatu bentuk keinginan dan ketertarikan terhadap sesuatu. Minat

menjadikan seseorang untuk menekuni suatu hal dan pada akhirnya dapat

diperoleh pengetahuan yang mendalam. Sehingga dapat dikatakan ketika

media pembelajaran sudah menarik, namun minat dari siswa masih kurang

dapat menjadi penyebab pengetahuan tidak diterima dengan baik.

4. Sikap sesudah di berikan edukasi bullying

Proses pembentukan sikap berlangsung secara bertahap dan melalui

proses belajar. Proses belajar mengajar merupakan sesuatu yang paling

mendasar dalam perubahan sikap manusia. di kuatkan dengan hasil

kuesioner post- test menunjukan bahwa lebih dari sebagian ( 60%) yaitu 6

dari 10 sisiwa MAN I Padang Panjang yang di ambil dari dua kelas yaitu

kelas X & XI memiliki sikap positif, dan didapatkan hasi sebanayak ( 40%)

yaitu 4 dari 10 siswa Panjang yang di ambil dari dua kelas yaitu kelas X &

XI memiliki sikap netral dan tidak ada siswa MAN I Padang Panajang yang

memiliki sikap negative setelah di berikan implementasi edukasi tentang

bullying.
67

Dari outcome atau capaian dari diagnosa yang ingin di capai tentu

masih banyak lagi hal yang harus di perhatikan kedepannya dimana capaian

dari diagnosa defisit kesehatan komunitas yaitu status kesehatan komunitas

meningkat dengan kriteri hasil yang ingin dicapai adalah ketersedian

program kesehatan yaitu di level 3 sedangkan pada rencana asuhan

keperawatan penulis menargetkan pada level 4 yaitu cukup meningkat.

Berdasarkan hasil tersebut dapat diartikan bahwa status kesehatan

komunitas di sekolah sangat penting untuk di tingkatkan berdasarkan

landasan teori maupun praktik untuk perubahan kodisi kesejahteraan fisik

mental dan social komunitas, salah satunya melalui upaya pendidikan

kesehatan. Dengan diberikan nya edukasi bullying pada siswa MAN I

Padang Panjang. Hasil implementasi ini sejalan dengan penelitian yang

dilakuakn oleh Saraswati et al ( 2017) dimana terdapat pengaruh pendidikan

kesehatan tentang bullying dengan metode ceramah menggunakan leaflet

dan LCD terhadap sikap bullying pada pelajar di SMPN 4 Cilacap tahun

2017. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur

safitri ( 2018 ) bahwa pendidikan kesehatan melalui audiovisual

berpengaruh meningkatkan pengetahuan siswa SMP Muhammadiyah

tentang bullying dan pendidikan kesehatan melalui audiovisual mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap norma subjektif siswa SMP

Muhammadiyah ( Nur Safitri, 2018)

Media audiovisual sangat baik sebagai media meyampaikan pesan

kesehatan kerena melibatkan kedua panca indera yaitu indera penglihatan


68

dan pendengaran (Notoatmodjo, 2010). media audiovisual ini dapat

menjelaskan konsep-konsep yang rumit, menyajikan informasi,

memaparkan proses, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau

memperpanjang waktu, dan memperangaruhi pengetahuan dan sikap.

Dalam penulisan karya ilmiah ini, peneliti mempunyai keterbatasan

penelitian yaitu permasalahan terkait waktu yang cukup singkat dalam

penyususnan karya ilmiah akhir. Kemudian dalam hal waktu dalam

melakukan pendidikan kesehatan karena siswa cukup padat kegiatan dan

tugas sekolahnya sehingga kontrak waktu dengan siswa bisa dikumpulkan

dan mendapatkan pendidikan kesehatan dilakukan pada hari sabtu atau

minggu, dan dalam hal respon siswa hanya sebagian siswa yang merespon

kegiatan sehingga tidak maksimalnya remaja atau siswa yang bisa

berfartisipasi, dan masalah non teknis seperti sinyal, kemudian terkait

aplikasi yg harus di download atau diupgrade sehinga siswa banyak yg tidak

bisa mengikuti jalannya kegiatan

5. Rencana Tindak Lanjut

Rencana tindak lanjut dalam mencegah dan mengurangi perilaku

bullying pada siswa MAN I Padang Panajang dapat dilakukan melalui

kegiatan berikut.
69

a. Pihak sekolah dapat meningkatkan pengawasan terhadap perilaku

bullying, serta menegur dan memberi sanksi bagi siswa yang melakukan

perilaku bullying.

b. Pihak sekolah dapat melanjutkan pemberian pendidikan kesehatan mental

terkait bullying pada siswa yang bekerja sama dengan pihak puskesmas.

c. Pihak sekolah diharapkan dapat membentuk suatu program khusus

sebagai tindakan pencegahan perilaku bullying seperti memberikan

pemahaman mengenai perilaku bullying dan dampaknya yang sangat

berbahaya secara berkesinambungan agar perilaku bullying dapat

dihilangkan sehingga terciptanya lingkungan sekolah yang nyaman.

d. Pihak sekolah menyediakan kotak pengaduan masalah untuk siswa/i yang

akan dikelola dan ditindaklanjuti oleh guru BK.

e. Mahasiswa telah memberikan leaflet dan link video kepada siswa

sebagai media yang dapat menambah informasi dan pemahaman terkait

perilaku bullying
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pengkajian telah dilakukan dari tanggal 18- 22 Februari 2021 terhadap

masalah yang ditemui di MAN I Padang Panjang oleh mahasiswa Profesi

Ners Fakultas Keperawatan.

2. Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan, ditemukan permasalahn

kesehatan komunitas di yaitu MAN I Padang Panjang Defisit Kesehatan

Komunitas pada siswa MAN I Padang Panjang.

3. Setelah ditemukan masalah keperawatan komunitas, maka disusunlah

rencana keperawatan komunitas dengan melakukan edukasi bullying dengan

metode ceramah dan diskusi dengan menggunakan media audiovisual dan

leaflet dalam upaya peningkatan pengetahuan untuk pencegahan perilaku

bullying pada siswa/i MAN I Padang Panjang.

4. Berdasarkan rencana keperawatan komunitas maka peneliti melakukan

implementasi edukasi bullying pada siswa/i MAN I Padang Panjang dengan

menggunakan metode ceramah dan diskusi melalui media audiovisual dan

leaflet.

5. Setelah dilakukan implementasi keperawatan komunitas, peneliti melakukan

evaluasi terhadap implementasi dengan indikator sebagai berikut.

a) Mampu menunjukkan status kesehatan yang baik dengan kriteria hasil

70
71

1) Ketersediaan program promosi kesehatan cukup.

2) Partisipasi dalam program kesehatan sekolah cukup.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran sebagai berikut.

1. Diharapkan kepada pihak sekolah MAN I Padang Panjang untuk melakukan

pengawasan dan melanjutkan dalam pemberian edukasi terkait perilaku

bullying oleh tenaga pendidik kepada siswa dan bekerja sama dengan dinas

terkait seperti puskesmas.

2. Membuat suatu program khusus membentuk suatu program khusus sebagai

tindakan pencegahan perilaku bullying.

3. Bagi mahasiswa keperawatan yang akan melaksanakan praktek profesi

khususnya dibidang komunitas, diharapkan dapat meningkatkan kerjasama

dengan pihak terkait baik lintas program maupun lintas sektor, sehingga

status kesehatan sekolah menjadi meningkat.

4. Bagi instansi pendidikan (fakultas keperawatan) sebagai lembaga formal

tempat dalam menuntut ilmu diharapkan dapat mempertahankan dan

meningkatkan pemberian motivasi serta bimbingan terkait kegiatan yang

dilakukan oleh mahasiswa.


DAFTAR PUSTAKA

Afriana, Dina. (2014). Upaya Mengurangi Perilaku Bullying di Sekolah dengan


Menggunakan Layanan Konseling Kelompok. Jurnal Bimbingan Konseling
Vol. 3(2).

Albuhairan, F., Oraynab,A.A., Donna,E.S., Motasim,B., Sulieman,A., Nanne V.


(2017). The Relationship of Bullying to Mental Health and Academic
Performance: A Cross-Cectional Study Among Adolescents in Kingdom
Saudi Arabia. International Journal of Pediatric And AdolescentMedicine.
Xxx. 1-5.

Ali, M & Ansori, M. (2006). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik.


Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Ali, M. (2014). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Astuti, P. R. (2008). Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Menanggulangi Kekerasan


Pada Anak. Jakarta: PT. Grasindo.

Azadirachta, Fitria Laras & Sumarnis, Sri. (2017). Pendidikan Gizi Menggunakan
Media Buku Saku Meningkatkan Pengetahuan dan Praktik Konsumsi Sayur
dan Buah Pada Siswa Sekolah Dasar. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Airlangga. Surabaya.

British Columbia. (2012). Bullying, beintheknow. Diakses tanggal 23 November


2019. Website:http://www.erasebullying.ca/bullying.php.

Budiman & Riyanto, A. (2013). Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Bulu, Yunita dkk. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Bullying


Pada Remaja Awal. Nursing News, Vol 4 (1).

Carney, A. G. & Merrell, K. W. (2010). Perspectives on Understanding and


Preventing an International Problem. Journal School Psychology
International Vol. 22 p: 364-82.

Carpenito, L. (2009). Buku Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

Davis, M.M (2015). Top 10 U.S Children’s Health Concerns in 2015.University of


Michigan health system.

72
73

Depkes RI. (2010). Pola Keterpaduan PMT-AS, UKS dan Program Kesehatan.
Jakarta: Dirjen Binkesmas Direktorat Gizi Masyarakat.

Dewi, Rayani & Jien, Tirta Raharja. (2017). Hubungan Perilaku Bullying di Media
Sosial dengan Sikap Percaya Diri Siswa Kelas X di SMKN 4 Mataram.
Jurnal Bimbingan dan Konseling, FIB IKIB Mataram, Vol. 2 (2).

Eisenberg, N., & Spinrad, T.L. 2009. Emotion-related regulation: Sharpening the
definition. Child Development. Vol. 75 (2), p: 334-339.

Fuhrmann, Barbara S. (2015). Adolescence adolescents 2nd edition. London: Scott,


Foresman and Company
http://pekanbaru.tribunnews.com/2015/04/28/indonesia-ranking-kedua-
bullying-sedunia/.

Indra, Z. (2015). Indonesia Ranking Kedua Bullying Sedunia. Tribunnews Pekanbaru


[online]. Diakses pada 23 November 2018.

Jahja, Y. (2012). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). Penguatan Pendidikan Karakter.


Jakarta: Kemendikbud RI.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia. (2018). Kasus Bullying dan Pendidikan


Berkarakter. Diakses pada tanggal 25 November 2019
http://www.kpai.go.id/berita/kpai-kasus-bullying-dan-pendidikan-karakter/

Lee, T & Cornell, D. (2010). Concurrent Validity of the Olweus Bully / Victim
Questionnaire. Journal of School Violence, Vol. 9 (1) p: 56-73.

Mubarak, W. L., & Chayatin, N. (2013). Ilmu Keperawatan Komunitas I. Jakarta:


Salemba Medika.

Notar, Padgett & Roden. (2013). Cyberbullying: A Review of the Literature.


Universal Journal of Educational Research, Vol 1 (1) p 1-9.

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :


Rineka Cipta.

Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta: Salemba


Medika.

Pratiwi, Fidia Fitri Ade. (2018). Efektivitas Layanan Informasi Menggunakan Media
Animasi Dalam Mereduksi Perilaku Bullying Peserta Didik di SMP PGRI 6
74

Bandar Lampung. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam


Negeri Raden Intan. Lampung.

Salmon, S., Turner, S., Taillieu, T., Fortier, J., & Afifi, T. O. (2018).
BullyingVictimization Experiences Among Middle and High School
Adolescents: Traditional Bullying, Discriminatory Harassment, and
Cybervictimization. Journal of Adolescence, 63 (November 2017), 29–40.
Https://Doi.Org/10.1016/J.Adolescence.2017.12.005.

Santrock. (2012). Life-Span Development 13th Edition. University of Texas, Dallas:


Mc Graw-Hill.

Sarwono, S. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sejiwa. (2008). Bullying! Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar


Anak. Jakarta: PT. Grasindo.

Shaheen, A. M., Hammad, S., Haourani, E. M., & Nassar, O. S. (2018). Factors
Affecting Jordanian School Adolescents’ Experience of Being Bullied.
Journal of Pediatric Nursing, 38, E66–E71.
Https://Doi.Org/10.1016/J.Pedn.2017.09.003.

Sofia, R. (2010). Peranan Keberfungsian Keluarga pada Pemahaman dan


Pengungkapan Emosi. Jurnal Psikologi.
Stokowski, L A. (2010). A Matter Of Respect And Diginity: Bullying In The Nursing
Profession. Diakses pada tanggal 24 November 2018 dari
http://learnonline.canberra.edu.au/pluginfile.php/450179/mod_resourse/cont
ent/0/www.nurse_bullying_2010._docxx.pdf.

Surilena. (2016). Perilaku Bullying Pada Anak dan Remaja. Di akses 24 November
2018.

Thalib, S. B. (2010). Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif.


Jakarta: Kencana Media Group.

Tim Pembina UKS Pusat. (2012). Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktoral Jenderal Pendidikan.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

TIM Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
75

TIM Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta: DPP PPNI.

UNICEF. (2017). 41% Remaja Indonesia Pernah Alami Cyberbullying. Diakses pada
tanggal 24 November 2018 https://kumparan.com/@kumparanstyle/41-
persen-remaja-indonesia-pernahalami-cyberbullying.

WHO. (2015). Health Topics; Adolescent Health. Geneve: World Health


Organization.

Widya, L., N. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Usaha


Kesehatan Sekolah. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Windasari, N. (2014). Pendidikan Kesehatan Dalam Meningkatkan Kepatuhan.


Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
76

Lampiran 1
JADWAL KEGIATAN PRAKTEK PEMINATAN PROFESI
Nama : MAWARNI

No BP : 1941312089

Judul Karya Ilmiah : Asuhan Keperawatan Komunitas : Edukasi Bullying Dengan Metode
Diskusi Dan Ceramah Dengan Media Audiovisual Dan Leaflet Dalam Upaya
Peningkatan Pengetahuan Untuk Pencegahan Terjadinya Perilaku Bullying
Pada Siswa Di MAN I Padang Panjang Tahun 2021

No Kegiatan Februari 2021 Maret 2021

1 2 3 4 1 2 3 4
1 Winshield Survey
2 Penyebaran kuisioner dan pengolahan data
3 Lokakarya mini 1
4 Penyusunan preplanning dan jadwal kegiatan
5 Persiapan
6 Penyuluhan Perilaku Bullying
7 Bimbingan Karya Ilmiah Akhir
8 Lokakarya Mini II
9 Uji Komprehensif
10 Perbaikan Karya Ilmiah Akhir
11 Penggandaan Karya Ilmiah
77

Lampiran 2

ANALISA DATA

Diagnosa Keperawatan : Defisit Kesehatan Komunitas

Definisi : Terdapat masalah atau faktor risiko yang dapat

mengganggu kesejahteraan pada suatu kelompok

No Data Pengkajian Deskripsi


1. Data Mayor
Sujektif:
Tidak Tersedia

Objektif
a. Terjadi masalah √  Kuisioner :
kesehatan yang Dari hasil survei yang
dialami komunitas dilakukan pada tanggal 17
Februari 2021 kepada siwa
siswi MAN 1 padang panjang
melalui aplikasi google form di
dapatkan data dari 210 orang
siswa/ siswi yang terdiri dari
dua kelas yaitu kelas X dan XI
didapatkan hasil 21,1 % pernah
melakukan pembullyan, 25,8%
pernah menjadi korban bullyan
dan 69,2% pembulian dilakukan
sesame teman sebaya, dan
13,2% dilakukan oleh kakak
tingka.

 Wawancara .
berdasarkan hasil wawancara
bersama dengan guru BK
78

MAN 1 padang panjang


bahwa di sekolah ini belum
pernah adanya penyuluhan
kesehatan mengenai
pencegahan dan
penanggulangan tetang
terjadinya sikap bullying di
sekolah MAN 1 Padang
Panjang

b. Terdapat faktor √ Berdasarkan literatur dan teori


resiko psikologis yang bahwa bullying memiliki dampak
menyebabkan anggota yang buruk bagi kesehatan mental,
komunitas menjalani terutama bagi remaja yang masih
perawatan dalam tahap perkembangan dan
pertumbuhan.
berdasarkan hasil wobservasi dengan
siswa di dapatkan hasil bahwa
menurut mereka sikap mengolok olok
sesame teman sekelas merupakan hal
yang biasa

2. Data Minor √
Subjektif: Tidak
 Wawancara : Berdasarkan
Tersedia
hasil wawancara dengan
pihak sekolah didapatkan
Objektif
bahwa tidak ada program
a. Tidak tersedia
khusus untuk menghindari
programuntuk
perilaku bullying di sekolah.
mengurangi masalah
 Kuisioner :
kesehatan komunitas.
Berdasarkan hasil
kuesioner pre-test
menunjukkan bahwa terdapat
sebagian (50%) yaitu 5 dari 10
siswa yang di ambil dari dua
kelas yaitu kelas X & XII
MAN I Padang Panjang
memiliki pengetahuan kurang
79

tentang perilaku bullying,


sebanyak 40% atau 4 dari 10
siswa yang di ambil dari dua
kelas yaitu kelas X & XII
MAN I Padang Panjang
memiliki pengetahuan
memiliki pengetahuan cukup,
dan sebnayak 10% atau 1 dari
10 siswa/ i yang di ambil dari
dua kelas yaitu kelas X & XII
MAN I Padang Panjang
memiliki pengetahuan
memiliki pengetahuan baik.

Sumber : Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator


Diagnostik 2017, p: 244
80

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

SDKI SLKI SIKI Tindakan Keterangan


Defisit Kesehatan 1. Status Kesehatan 1. Pengembangan 1. Identifikasi masalah 1. Mengidentifikasi
Komunitas b.d komunitas Kesehatan atau isu kesehatan dan permasalahan
Ketidakcukupan Defenisi : Kondisi Komunitas prioritaskan. kesehatan: bullying
sumber daya kesejahteraan fisik, Defenisi : yang ada pada siswa
pengetahuan mental dan sosial Memfasilitasi anggota siswi di MAN I Padang
komunitas. kelompok atau Panjang melalui
Definisi : Terdapat masyarakat untuk 2. Berikan kesempatan winshield survey,
masalah atau faktor Kriteria Hasil : mengidentifikasi isu kepada setiap anggota wawancara, penyebaran
risiko yang dapat - Ketersediaan kesehatan komunitas sekolah untuk kuisioner dan observasi
mengganggu program promosi dan berpartisipasi sesuai melalui google forms.
kesejahteraan pada kesehatan (4) mengimplementasikan aset yang dimiliki. 2. Setiap anggota sekolah
suatu kelompok - Partisipasi dalam solusi yang ada ikut berperan dalam
program kesehatan setiap kegiatan sesuai
sekolah (4) (SIKI, 2018, p: 296) dengan hak dan
Keterangan : kewajiban masing-
1 : Menurun masing.
2 : Cukup Menurun Mahasiswa
3 : Sedang memasukkan surat
4 : Cukup penelitian kepada staf
Meningkat TU dan kemudian
5. : Meningkat meminta izin untuk
81

(SLKI, 2019, p: melakukan penelitian


113) kepada kepala sekolah.
Mahasiswa bekerjasama
dengan Kepala Sekolah
dan Guru BK dalam
mengumpulkan data
permasalahan kesehatan
di sekolah melalui
winshield survey,
wawancara, penyebaran
kuisioner melalui google
porms melalui aplikasi
whatdapp.
82

SDKI SLKI SIKI Tindakan Keterangan


.
3. Libatkan anggota 3. Musyawarah diadakan
sekolah dalam untuk mencapai
musyawarah untuk keputusan atas
mendefinisikan isu penyelesaian masalah.
kesehatan dan Mahasiswa mengadakan
mengembangkan rencana Loka Karya Mini
kerja dengan tujuan
untuk menyampaikan
hasil pengumpulan data
4. Mertahankan komunikasi dan permasalahan
yang terbuka dengan kesehatan di SMP Siti
anggota sekolah dan pihak- Khadijah Padang. Loka
pihak yang terlibat. Karya Mini di hadiri
oleh Kepala Sekolah,
guru, staf TU, serta
siswa. Dalam Loka
Karya Mini juga akan
mendiskusikan rencana
kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk
mengembangkan
pembangunan kesehatan
di MAN I Padang
Panjan Mahasiswa
83

meminta masukan dari


kepala sekolah, guru,
staf TU dan siswa
terkait dengan rencana
kerja yang akan
dilakukan.
4. Dalam komunikasi
terbuka, setiap
anggota sekolah dan
mahasiswa

SDKI SLKI SIKI Tindakan Keterangan


dapat mengungkapkan
5. Kembangkan strategi pendapat atau gagasan
dalam manajemen sehingga mencapai
konflik kesepakatan bersama
(Ardianto, 2009).

Mahasiswa
mempertahankan

koordinasi dengan Kepala


Sekolah, guru, staf TU dan
siswa dalam setiap kegiatan
yang dilakukan. Mahasiswa
84

juga mendiskusikan masalah


yang ditemukan di lapangan
kepada Kepala Sekolah dan
guru, serta menerima
masukan dari pihak sekolah
terkait dengan program kerja
yang sedang dilakukan,
sehingga akan terjadi
komunikasi 2 arah antara
mahasiswa dan pihak
sekolah.
5. Manajemen konflik adalah
suatu cara yang digunakan
untuk menyelesaikan
masalah tertentu (Willam,
2001). Mahasiswa akan
melaksanakan intervensi
pendidikan kesehatan
mengenai

SDKI SLKI SIKI Tindakan Keterangan


perilaku bullying
menggunakan.edukasi
85

dengan media audiovisual


Setelah seluruh program
pendidikan kesehatan
dilaksanakan, maka
selanjutnya akan
dilakukan evaluasi dengan
memberikan
2. Edukasi Perilaku 1. Sediakan materi dan kuisionerpost-test. (Sevil
Upaya Kesehatan media pendidikan Albayrak, 2012).
Defenisi : kesehatan. 1. Media yang digunakan
Mengajarkan dan dalam edukasi bullying ini
adalah. Media audiovisual
memfasilitasi
dengan menggunakan
perubahan perilaku video dan leaflet media
yang mendukung yang digunakan harus
kesehatan. sesuai dengan kondisi dan
jumlah sasaran. Sasaran
(SIKI, 2018, p: 100) dalam pendidikan
kesehatan ini adalah siswa
kelas X & XI MAN I
Padang Panjang sebanyak
10 orang.

SDKI SLKI SIKI Tindakan Keterangan


86

menggunakan media vidio


dapat mengurangi perilaku
bullying pada peserta didik
(Pratiwi, 2018). Selain itu,
menurut penelitian Azadirachta
& Sumarmi (2017) terdapat
peningkatan pengetahuan
siswa setelah diberikan
pendidikan kesehatan
menggunakan media
audiovisual
2. Berikan 2. Bertanya sangat penting untuk
kesempatan untuk meningkatkan kualitas dan
betanya. kuantitas dalam proses belajar
mengajar (Notoatmodjo,
2012). Seorang siswa dapat
dikatakan tertarik dan memiliki
rasa ingin tahu terhadap suatu
materi ketika mereka
mengajukan pertanyaan terkait
materi yang diberikan tersebut.
3. Metode yang digunakan dalam
3. Gunakan edukasi perilaku bullying
variasi metode dengan menggunakan media
pembelajaran. audiovisual dan leaflet
Dengan metode ceramah dan
87

diskusi. Dengan metode diskusi


siswa dituntut untuk lebih
aktif. Sedangkan metode
ceramah digunakan untuk lebih
memperjelas materi yang
diberikan.
4. Memberikan pujian dapat
meningkatkan rasa percaya diri
4. Berikan pujian dan meningkatkan kreativitas
dan dukungan siswa. Selain itu dengan
terhadap usaha memberikan pujian siswa akan
positif dan lebih merasa
pencapaiannya dihargai (Anita, 2010).

Sumber : SLKI Edisi 1 dan SIKI Edisi 1

Lampiran 4

CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


88

Hari/ Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


Tanggal
Rabu, 17 Defisit Pengembangan Kesehatan Komunitas S : Kepala Sekolah beserta seluruh Mawar
Februari 1. Identifikasi masalah atau isu kesehatan dan masyarakat sekolah menjelaskan
2021 Kesehatan prioritaskan. permasalahan dan kondisi kesehatan
Komunitas Mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang ada di MAN I Padang Panjang.
bullying yang ada pada siswa/I MAN I Padang O:
Panjang melalui winshield survey, wawancara, 1. Setelah dilakukan winshield
penyebaran kuisioner dan observasi. survey, wawancara dan penyebaran
2. Berikan kesempatan kepada setiap anggota kuisioner didapatkan bahwa angka
sekolah untuk berpartisipasi sesuai aset yang perilaku bullying masih tinggi di
dimiliki. MAN I Padang Panjang
Setiap anggota sekolah ikut berperan dalam 2. Pihak sekolah memperlihatkan
setiap kegiatan sesuai dengan hak dan dukungan terhadap mahasiswa dan
kewajiban masing-masing. Mahasiswa membantu untuk terlaksananya
memasukkan surat penelitian kepada staf TU program kesehatan.
dan kemudian meminta izin untuk melakukan 3. Para siswa/i menceritakan
penelitian kepada kepala sekolah. Mahasiswa pengalamannya terkait perilaku
bekerjasama dengan bullying.
Kepala Sekolah dan Guru BK dalam A : Defisit Kesehata Komunitas
89

mengumpulkan data permasalahan kesehatan di teratasi sebagian dengan indikator.


sekolah melalui winshield survey, wawancara, 1. Partisipasi dalam program
penyebaran kuisioner dan observasi. kesehatan sekolah (4)
P : Intervensi pengembangan
kesehatan komunitas dilanjutkan.
Libatkan anggota sekolah dalam
musyawarah untuk
mendefinisikan isu kesehatan dan
mengembangkan rencana kerja.

Minggu, Defisit Pengembangan Kesehatan Komunitas S : Pihak sekolah mengatakan Mawar


21 Kesehatan 1. Libatkan anggota sekolah dalam musyawarah mendukung program-program
Februari Komunitas untuk mendefinisikan isu kesehatan dan yang sudah direncanakan.
mengembangkan rencana kerja.
2021 Musyawarah diadakan untuk mencapai O : Pihak sekolah berpartisipasi dalam
keputusan atas penyelesaian masalah. membentuk program kesehatan
Mahasiswa mengadakan Loka Karya Mini yang disampaikan mahasiswa.
dengan tujuan untuk menyampaikan hasil A : Defisit Kesehata Komunitas
pengumpulan data dan permasalahan teratasi sebagian dengan
kesehatan di MAN I Padang Panjang. Loka indikator.
Karya Mini di hadiri guru BK, serta siswa. 1. Partisipasi dalam program
Dalam Loka Karya Mini juga akan kesehatan sekolah (4)
mendiskusikan rencana kegiatan yang akan P : Intervensi dilanjutkan.
dilaksanakan untuk mengembangkan 1. Kembangkan strategi dalam
pembangunan kesehatan di MAN I Padang manajemen konflik.
Panjang Mahasiswa meminta masukan dari
2. Sediakan materi dan media
90

kepala sekolah, guru, guru BK staf TU dan pendidikan kesehatan.


siswa terkait dengan rencana kerja yang akan
dilakukan.
2. Pertahankan komunikasi yang terbuka dengan
anggota sekolah dan pihak-pihak yang terlibat.
Dalam komunikasi terbuka, setiap anggota
sekolah dan mahasiswa dapat mengungkapkan
pendapat atau gagasan sehingga mencapai
kesepakatan bersama (Ardianto, 2009).
Mahasiswa mempertahankan koordinasi dengan
Kepala Sekolah, guru, staf TU dan siswa dalam
setiap kegiatan yang dilakukan. Mahasiswa juga
mendiskusikan masalah yang ditemukan di
lapangan kepada Kepala Sekolah dan guru, serta
menerima masukan dari pihak sekolah terkait
dengan program kerja yang sedang dilakukan,
sehingga akan terjadi komunikasi 2 arah antara
mahasiswa dan pihak sekolah.
Senin 8 Defisit Pengembangan Kesehatan Komunitas S : Siswa mengatakan mengerti
maret Kesehatan 1. Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan dengan materi yang diberikan.
2021 Komunitas O:
Mahasiswa akan melaksanakan intervensi 1. Telah diberikan peer bullying
pendidikan kesehatan mengenai perilaku education menggunakan metode
bullying menggunakan metode ceramah dan ceramah dan diskusi serta media
diskusi dengan menggunakan media audiovisual dan leaflet secara baik
audiovisual dan leaflet menjadi beberapa 2. Siswa tampak bertanya terait
tahapan tahap pertama berupa pemberian materi yang telah diberikan.
informasi dasar tentang bullying seperti 3. Telah diberikan kuisioner pre-test
91

defenisi bullying, siapa yang menjadi untuk mengetahui tingkat


korban/pelaku bullying, alasan terjadinya pengetahuan dan sikap sebelum
bullying, tipe-tipe bullying dan karakterter dilakukan implementasi dan
korban/pelaku bullying. Sebelum dilakukan kuisioner post-test setelah
pemberian materi, siswa/i diminta untuk dilakukan implementasi untuk
mengisi kuisioner pre-test terlebih dahulu. mengetahui perubahan tingkat
Media yang digunakan dalam edukasi perilaku pengetahuan dan sikap pada siswa
bullying ini adalah media audiovisual ( Power
point materi bullying serta video animasi bullying
A : Defisit Kesehata Komunitas teratasi
leaflet .
1. Ketersediaan program promosi
2. Sediakan materi dan media pendidika n kesehatan (4)
P : Intervensi dihentikan
kesehatan perilaku bullying . media yang
digunakan dalam intervensi edukasi perilaku
bullying adalah powerpoint video animasi dan
leaflet
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
Bertanya s angat penting untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas dalam proses belajar
mengajar (Notoatmodjo, 2012).
92

Lampiran 5
EVALUASI AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Diagnosa Evaluasi
Keperawatan
Defisit 1. Status Kesehatan Komunitas
Kesehatan
Komunitas Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Skala Outcome Keseluruhan 1 2 3 4 5

Kriteria Hasil :

Ketersediaan Promosi Kesehatan √


93

Partisipasi dalam program kesehatan √


Komunitas
Lampiran 6

FORMAT PERSETUJUAN (INFORMED CONCENT)

Setelah dijelaskan maksud dan tujuan pengisian kuisioner, saya bersedia

menjadi responden dalam asuhan keperawatan yang dilakukan oleh Saudari

Mawarni, S.Kep, Mahasiswa Peminatan Komunitas Program Studi Profesi Ners

Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Padang dengan judul “Asuhan

Keperawatan Komunitas: Edukasi Bullying Dengan Metode Diskusi Dan

Ceramah Dengan Media Audiovisual Dan Leaflet Dalam Upaya Peningkatan

Pengetahuan Untuk Pencegahan Terjadinya Perilaku Bullying Pada Siswa Di

Man 1 Padang Panjang Tahun 2021’’

Demikian persetujuan ini saya tanda tangani atas dasar sukarela tanpa

paksaan dari pihak manapun.

Responden

( )
Lampiran 7

LEMBAR KUESIONER
Kuesioner Pengetahuan dan Sikap
Perilaku Bullying

Nama :
Usia :
Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan (Lingkari Jawabanmu)

A. Pengetahuan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan teliti, kemudian beri
tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan anda.

No Pernyataan Benar Salah Tidak


Tahu
1 Bullying merupakan perilaku negatifseperti
mencela dan mencelakai teman yang dilakukan
secara berulang sehingga menyebabkan
seseorang tidak senang atau merasa tersakiti.
2 Bullying adalah penggunaan kekerasan, ancaman
atau paksaan untuk merendahkan orang lain.
3 Ciri-ciri bullying adalah sering usil, sengaja
melakukan kejahatan, dilakukan berkali-kali.
4 Perilaku bullying dapat dilakukan oleh semua
orang.
5 Seseorang melakukan bullying atas dasar dendam
atau iri hati, adanya semangat ingin menguasai
korban dengan kekuatan fisik dan supaya terkenal.
6 Bullying dapat dilakukan oleh seseorangatau
kelompok yang biasa disebut dengan geng.
7 Pelaku bullying biasanya merupakan seseorang
yang mencari perhatian dari banyak orang dan
suka menimbulkan permasalahan.
8 Ciri-ciri korban bullying antara lain: korban
cenderung pendiam, sulit bergaul dengan yang
lain.
9 Jenis bullying seperti memukul atau mendorong
korban itu merupakan jenis bullying fisik.
10 Perbuatan seperti membentak, meledek, menghina,
dan mencela merupakan jenis bullying verbal.
11 Memandang sinis, memandang penuh ancaman,
mendiamkan dan mengucilkan merupakan jenis
bullying mental.
12 Bullying dapat berdampak, sepertikepercayaan diri
yang rendah, mengasingkan diri, dan
Ketakutan
B. Sikap
Jawablah pertanyaan berikut secara jujur dengan memberi tanda
checklist (v)
pada kolom yang disediakan.

No Pernyataan Setuju Tidak


Setuju
1 Saya pernah meninju teman saya tanpa sebab.
2 Saya pernah ditendang teman saya dengansengaja.
3 Bagi kami dorong mendorong tanpa sebabadalah hal
biasa.
4 Dengan niat yang kurang baik, bolehmenyentuh
bagian tubuh teman sepertimencolek, mengelus,
memeluk dan mencubit.
5 Di lingkungan sekolah diperbolehkan untuk merusak
barang teman dengan sengaja.
6 Memanggil teman dengan julukan atau dengan
panggilan yang membuat teman jengkel atau marah
7 Boleh menghina apabila melihat teman disekolah
memiliki bentuk wajah yang kurang baik.
8 Antar sesama teman boleh mengintimidasi atau
pengancaman dengan kata-kata seperti : awas kamu
Ya
9 Dengan sengaja menyuruh teman melakukan tindakan
yang tidak dikehendaki olehnya
10 Meminta uang atau barang kepada teman dengan cara
Memaksa
11 Dengan niat buruk mengadu domba teman
agardijauhi teman lainnya.
12 Dalam bergaul boleh mengacuhkan teman
tanpasebab tertentu.
13 Dengan niat kurang baik sengaja menuduh
temanmelakukan sesuatu hal buruk yang tidak
dialakukan.
14 Dengan sengaja menjauhi atau mengucilkan
temanyang tidak disenangi.
15 Jika teman melakukan kesalahan
langsungmenertawakannya di depan teman-teman
lainnya.
16 Saya sengaja memberikan benda-benda yang bisa
membuat teman saya takut.
Lampiran 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

Topik Penyuluhan : Edukasi Perilaku Bullying


Sasaran : Siswa MAN 1 Padang Panjang
Tempat : Room Zoom Meeting
Hari/ Tanggal :Senin, 08 Maret 2021
Waktu : 10.30 WIB
Alokasi Waktu : 60 Menit
Metode : Ceramah dan Diskusi dengan Metode Daring
Media : Audiovisual (Power Point Materi Perilaku Bullying dan video
animasi Perilaku Bullying) dan Leaflet
A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan proses mencari identitas diri. Menurut World

Health Organization (2015) remaja (adolecents) adalah mereka yang berusia

antara 10-19 tahun. Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dalam berbagai

hal, baik fisik, mental, sosial maupun emosional (WHO, 2015). Sejalan dengan

perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga dihadapkan

pada tugas-tugas perkembangan yang berbeda dari tugas selama masa kanak-

kanak.

Menurut Furhman (2015) tugas-tugas perkembangan yang dimiliki

remaja harus dipenuhi dengan baik. Namun tidak semua remaja dapat memenuhi

tugas-tugas tersebut (Sofia, 2010). Tugas-tugas perkembangan ini disertai oleh

berkembangnya kapasitas intelektual, stres, dan harapan-harapan baru remaja

(Wong dkk, 2009). Remaja yang tidak mampu memenuhi tugas

perkembangannya memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal diluar

dugaan yang kemungkinan dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain

(Afriana, 2014). Para remaja juga bisa mengambil resiko melakukan kekerasan

maupun kenakalan. Salah satu bentuk dari kenakalan remaja adalah perilaku

bullying (Ali, 2014).

Stokowsky (2010) menyatakan bahwa bullying adalah perilaku yang

dilakukan oleh seseorang atau kelompok kepada orang ataupun kelompok lain

secara berulang dan bertujuan untuk mengintimidasi, merendahkan,

menyinggung dari yang kuat ke lemah. United Nations Children’s Fund

(UNICEF) mendefenisikan bullying sebagai suatu pengalaman yang dapat


mengubah dan mempengaruhi hidup lebih dari sepertiga remaja maupun anak di

sekolah secara global (Albuhairan et al, 2017).

Pendidikan kesehatan merupakan salah satu bentuk strategi intervensi

atau upaya mencegah dan mengatasi masalah kesehatan dalam pelayanan

keperawatan. Pendidikan kesehatan mencakup pemberian informasi yang sesuai,

spesifik, diulang terus menerus, sehingga dapat memfasilitasi perubahan perilaku

kesehatan. Program pendidikan kesehatan digunakan untuk meningkatkan

kemampuan seseorang dalam merawat kesehatannya sendiri, serta mendukung

peningkatan kesehatan dan kualitas hidup. Salah satu upaya untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat pada umumnya dan anak sekolah khususnya dapat

dilakukan melalui program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)

(Notoatmodjo, 2007).

f. TUJUAN INSTRUKSIONAL

A. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode brainstroming


menggunakan media lembar balik diharapkan siswa dapat mengetahui
tentang perilaku bullying terhadap teman sebaya.

B. Tujuan Khusus

Setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan metode brainstroming


menggunakan media lembar balik diharapkan siswa dapat mengetahui
tentang :
a. Definisi bullying.
b. Alasan terjadinya bullying.
c. Tipe-tipe bullying.
d. Karakter pelaku/korban bullying.

C. SETTING TEMPAT

D. MATERI
Terlampir

E. PENGORGANISASIAN
a. Moderator : Weelly sia, S.Kep
Moderator bertugas :
1. Membuka acara
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud dan tujuan
4. Menjelaskan kontrak waktu dan bahasa
5. Evaluasi validasi
6. Menyimpulkan topik yang disajikan oleh penyaji
7. Menutup acara
b. Penyaji :Mawarni, S.Kep
Penyaji bertugas :
1. Menyampaikan materi
2. Memberikan reinforcement positif
c. Fasilitator : Romi Hidayat,S.Kep
Nodi Gusti Randa, S.Kep, Mawarni, S.Kep
Fero Hade Algazhi, S.Kep
Fasilitator bertugas :
1. Menciptakan suasana penyuluhan yang nyaman
2. Memastikan peserta mengikuti penyuluhan sampai selesai
3. Memotivasi peserta untuk bertanya
d. Observer : Delvia Nora, S.Kep
Observer bertugas:
1. Mengamati jalannya penyuluhan
2. Memberikan penilaian atas pelaksanaan penyuluhan
e. Notulen :Weni zuryati , S.Kep
a. Mendokumentasikan pertanyaan dari peserta dan beserta
menjawabnya
b. Mendokumentasikan masukan, saran dan kritik atas pelaksanaan
penyuluhan.

F. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Siswa Waktu


Pembukaan  Moderator mengucapkan salam  Menjawab salam 5 menit
 Moderator memperkenalkan  Mendengarkan
anggota kelompok, narasumber dan
dan pembimbing memperhatikan
 Moderator menjelaskan tentang
topik dan tujuan kegiatan  Mendengarkan
 Moderator membuat kontrak dan
waktu dan bahasa memperhatikan
 Mendengarkan
dan
memperhatikan
Penyajian  Menjelaskan peraturan  Mendengarkan 45 menit
selama penyuluhan
 Memberikan kesempatan  Menjawab
kepada siswa untuk bertanya dan
 Memberikan kuesioner pre-test mendengar
 Menggali pengetahuan siswa kan
tentang materi yang akan  Membaca
disampaikan  Menjawab dan
 Memberikan reinforcement positif mendengarkan
 Memberikan pendidikan kesehatan  Mendengarkan
tentang definisi bullying, alasan  Mendengar dan
bullying, tipe-tipe bullying, dan
memperhatikan
karakter pelaku/korban bullying
dengan metode diskusi dan ceramah  Mendengarkan
 Pemutaran video animasi
 Mendiskusikan apa yang
telah dijelaskan
Penutup  Mengevaluasi hasil pendidikan  Mendengarkan 10 menit
kesehatan dan
 Menyimpulkan bersama memperhatikan
 Memberi salam untuk menutup  Mendengarkan
penyuluhan. Menjawab salam
 Memberikan kuesioner Post-test

G. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
1. Peserta menghadiri penyuluhan.
2. Peserta yang hadir tidak meninggalkan ruangan penyuluhan.
3. Tempat dan media serta alat penyuluhan seesuai rencana.
b. Evaluasi Proses
1. Waktu yang direncanakan sesuai dalam pelaksanaannya.
2. Materi diberikan sesuai dengan rencana kegiatan.
3. Peserta berpartisipasi dalam bertanya atau menjawab.
4. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
c. Evaluasi Hasil
1. Peserta mampu menyebutkan definisi bullying.
2. Peserta mampu menyebutkan alasan terjadinya bullying.
3. Peserta mampu menyebutkan tipe-tipe bullying.
4. Peserta mampu menyebutkan karakter pelaku/korban bullying.
MATERI PENYULUHAN

A. Konsep Perilaku Bullying

1. Definisi Bullying

Bullying adalah pola perilaku agresif yang melibatkan

ketidakseimbangan kekuasaan dengan tujuan membuat orang lain merasa

tidak nyaman dan dilakukan atas dasar perbedaan pada penampilan, budaya,

ras, agama, orientasi seksual serta identitas gender. Bullying dapat dilakukan

dalam bebagai bentuk dan di mana saja, misalnya di rumah, tempat kerja, dan

masyarakat (British Columbia, 2012).

Menurut Notar & Roden (2013) bullying adalah perilaku agresif

yang dilakukan secara sengaja dan berulang kali, dengan maksud untuk

melakukan kekerasan dan pada umumnya dilakukan oleh orang yang

berkuasa. Dikuatkan oleh Sejiwa (2008) yang menyatakan bahwa bullying

adalah situasi dimana seseorang yang kuat (bisa secara fisik maupun mental)

menekan, memojokan, melecehkan, menyakiti seseorang yang lemah dengan

sengaja dan berulang-ulang, untuk menunjukkan kekuasaanya. Dalam hal ini

korban tidak mampu membela atau mempertahankan dirinya sendiri karena

lemah secara fisik atau mental.

Lebih lanjut, Olweus memberikan konsep bullying sebagai karakter

dengan tiga kriteria, yaitu perilaku agresif atau melakukan kegiatan

berbahaya yang disengaja, dilakukan secara berulang dan berlebihan, terdapat


kekuatan yang tidak seimbang dalam hubungan interpersonal (British

Columbia, 2012).

Jadi dapat disimpulkan bullying adalah perilaku tidak

menyenangkan yang dilakukan kepada orang lain secara terus menurus untuk

menunjukkan kekuasaan dan beberapa alasan lainnya.

2. Alasan Terjadinya Bullying

Menurut Astuti (2008) terdapat 7 faktor yang menyebabkan

terjadinya bullying yaitu sebagai berikut.

a. Perbedaan kelas

Seringkali perbedaan kelas menjadi penyebab terjadinya bullying.

Sebagai contoh perbedaan kelas di sekolah, senior akan cenderung

melakukan tindakan bullying kepada juniornya karena merasa berkuasa.

Selain itu perbedaan kelas disni juga termasuk perbedaan gender, agama,

ekonomi, etnisitas atau rasisme. Sebagai contoh perbedaan kelas

ekonomi, seseorang yang berada pada ekonomi yang berbeda dengan

tingkatan ekonomi mayoritas kelompoknya.

b. Tradisi senioritas

Tradisi yang diwariskan oleh seniornya dahulu seringkali

dijadikan alasan melakukan bullying. Contohnya seperti tradisi kelas x

tidak boleh melewati kelas y, dan apabila dilanggar akan mendapatkan

sanksi berupa teguran dan lain sebaginya, dan tradisi ini berlangsung

terus menerus.
c. Senioritas

Penyebab senioritas ini datang dari diri siswanya sendiri dengan

alasan untuk menunjukan diri atau mencari popularitas, ajang balas

dendam, atau mungkin menunjukan kekuasaan.

d. Keluarga yang tidak rukun

Masalah yang terjadi pada keluarga seperti perceraian orang tua,

kurangnya komunikasi, ketidak harmonisan orang tua, masalah sosial

ekonomi, dan lain-lain dapat menjadi penyebab perilaku bullying.

e. Situasi sekolah yang tidak harmonis

Situasi sekolah sebagai lembaga pendidikan juga dapat menjadi

penyebab perilaku bullying. Sebagai contoh peraturan sekolah yang tidak

ditegakkan, minimnya pengawsan dari guru, dan tidak layaknya

bimbingan etika dari guru.

f. Karakter individu atau kelompok

Dendam, iri hati, adanya hasrat ingin menguasai, ingin

mendapatkan popularitas dapat menjadi salah satu penyebab perilaku

bullying.

g. Persepsi yang salah atas perilaku korban

Korban sering merasa bahwa dirinya memang pantas diperlakukan

seperti itu (di-bully), sehingga tidak ada usaha untuk menghentikan

tindakan itu walaupun dilakukan berulang-ulang.

Bullying dapat dilakukan dimana saja dan bisa terjadi dalam

berbagai bentuk/jenis yang mungkin tidak disadari oleh seseorang.


3. Jenis-Jenis Bullying

Menurut Lee and Cornell (2010) tipe bullying ada sebagai berikut.

e. Kekerasan fisik seperti, mendorong, menendang, memukul, menampar.

f. Secara verbal misalnya panggilan yang bersifat mengejek atau celaan.

g. Secara rasional misalnya menghasut dan mengucilkan.

h. Cyber Bullying segala bentuk tindakan yang dapat menyakiti orang lain

dengan sarana media elektronik.

Sucipto (2012) menyatakan terdapat 5 kategori bullying yaitu sebagai berikut.

f. Kontak fisik langsung (memukul, mendorong, menggigit, menjambak,

menendang, mengunci, seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar,

juga termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimiliki orang

lain).

g. Kontak verbal langsung (mengancam, mempermalukan, merendahkan,

mengganggu, memberi panggilan nama, sarkasme, merendahkan,

mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip).

h. Perilaku non verbal langsung (melihat dengan sinis, menjulurkan lidah,

menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau

mengancam)

i. Perilaku non verbal tidak langsung (mendiamkan seseorang, memanipulasi

persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau

mengabaikan).

j. Pelecehan seksual (kadang dikategorikan perilaku agresif fisik atau

verbal).
Bullying yang dilakukan terhadap remaja dapat memberikan dampak

buruk terhadap korban, pelaku maupun saksi dari perilaku bullying tersebut.

4. Dampak Bullying

Bullying merupakan permasalahan yang dampaknya harus

ditanggung oleh semua pihak. Baik itu korban, pelaku, maupun bystander

(saksi). Bullying dapat menyerang psikologis anak, dan anak akan trauma

dengan kejadian kejadian tersebut. Menurut Carney & Merrell (2010)

dampak dari perilaku bullying adalah sebagai berikut.

a. Dampak terhadap pelaku Bagi pelaku bullying gangguan social-

psikologis yang sering muncul adalah depresi, kesepian, dan isolasi

social.

b. Dampak terhadap korban Menjadi korban bullying sangat berkaitan

dengan depresi, kesepian, dan self-esteem yang rendah.

c. Dampak terhadap bystander Gangguan yang muncul bagi bystander

adalah kecemasan dan penurunan kadar kortisol.

Dampak buruk dari perilaku bullying akan terlihat pada

perilaku/karakter remaja yang telibat dalam perilaku bullying tersebut.

5. Karakter Korban/Pelaku Bullying

Menurut Astuti (2008) karakter korban perilaku bullying adalah

sebagai berikut.

a. Pemalu/pendiam/penyendiri.
b. Bodoh.

c. Mendadak menjadi penyendiri/pendiam.

d. Sering tidak masuk sekolah oleh alasan tidak jelas.

e. Berperilaku aneh atau tidak biasa (takut/marah tanpa sebab,

mencoretcoret, dsb).

Selanjutnya untuk membalas dendam korban akan menjadi pelaku

bullying agar ingin dipuja kelompok dan menarik perhatian orang lain.

Adapun karakter pelaku bullying menurut Astuti (2008) antara lain sebagai

berikut.

a. Hidup berkelompok dan menguasai kehidupan sosial siswa di sekolah.

b. Menempatkan diri di tempat tertentu di sekolah.

c. Merupakan tokoh populer di sekolah.

d. Gerak-geriknya seringkali dapat ditandai yaitu seperti sering berjalan di

depan, sengaja menabrak, berkata kasar, menyepelekan dan melecehkan.

Pencegahan perilaku bullying sebenarnya dapat dimulai dari diri sendiri.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar perilaku bullying tidak

terjadi.

6. Cara Dilakukan Ketika Terjadi Bullying

Menurut Lee and Cornell (2010) ada beberapa cara yang bisa

dilakukan bagi anak yang berisiko terkena bullying atau menjadi korban

bullying.
a. Jangan membawa barang-barang mahal atau uang berlebihan. Merampas,

merusak, atau menyandera barang-barang korban adalah tindakan yang

biasanya dilakukan pelaku bullying.

b. Jangan sendirian. Pelaku bullying melihat anak yang menyendiri sebagai

mangsa yang potensial. Karena itu jangan sendirian di dalam kelas, di

lorong sekolah, atau tempat-tempat sepi lainnya.

c. Jangan cari masalah dengan pelaku bullying. Jika mengetahui ada anak-

anak tertentu yang tidak menyukai kita, sebisa mengkin hindari berada di

dekat mereka atau di area yang sama dengan mereka.

d. Jika sudah terperangkap dalam situasi bullying, kuncinya adalah tampil

percaya diri. Jangan perlihatkan diri seperti orang yang lemah atau

ketakutan. Kita harus berani melapor pada orang tua, guru, atau orang

dewasa lainnya yang dipercayai.

Faktanya, perilaku bullying dapat dicegah dan dikurangi dengan

menambah pengetahuan terkait perilaku bullying tersebut. Pengetahuan yang

kurang berpengaruh terhadap kejadian bullying yang cukup tinggi. Informasi

kesehatan tentang bullying bisa didapatkan melalui pendidikan kesehatan

yang diberikan oleh guru maupun tenaga kesehatan.


Jenis - jenis Bullying Karakter Korban/Pelaku
Bullying

Korban
• Pemalu/pendiam/penyendiri.
• Bodoh.
• Mendadak menjadi penyendiri/pendiam.
bullying adalah perilaku agresif • Sering tidak masuk sekolah oleh alasan
yang dilakukan secara sengaja dan tidak jelas.
berulang kali, dengan maksud untuk • Berperilaku aneh atau tidak biasa
melakukan kekerasan dan pada (takut/marah tanpa sebab,
mencoretcoret, ds
umumnya dilakukan oleh orang yang
1. Kontak fisik langsung
berkuasa
2. Kontak verbal langsung
3. perilaku non verbal langsung Pelaku
Alasan Terjadinya Bullying 4. Perilaku non verbal tidak
langsung • Hidup berkelompok dan
menguasai kehidupan sosial
5. Pelecehan seksual siswa di sekolah.
• Menempatkan diri di tempat
Dampak bullying tertentu di sekolah.
• Merupakan tokoh populer di
sekolah.
 Perbedaan kelas • Gerak-geriknya seringkali dapat
 Tradisi senioritas ditandai yaitu seperti sering
 Senioritas
 Keluarga yang tidak rukun
Bagi Pelaku berjalan di depan, sengaja
Gangguan social-psikologis yang sering muncul menabrak, berkata kasar,
 Situasi sekolah yang tidak harmonis
 Karakter individu atau kelompok adalah depresi, kesepian, dan isolasi social. menyepelekan dan melecehkan
 Persepsi yang salah atas perilaku korban
Bagi Korban
1. depresi,
2. kesepian,
3. dan self-esteem yang rendah
Upaya mencegah bullying
Hal yang harus di lakukan Pendidikan Kesehatan
korban Bullying Perilaku Bullying
1. Upaya pengendalian dari diri 1. Jangan membawa barang-barang
sendiri yaitu mengetahui mahal atau uang berlebihan
kelemahan dan kelebihannya 2. Jangan sendirian
2. Pandai bersosialisasi 3. Jangan cari masalah dengan pelaku
bullying
3. Menjalin komunikasi yang baik
dengan orang tua , teman dan 4. Jika sudah terperangkap dalam
guru situasi bullying, kuncinya adalah
tampil percaya diri. Jangan
4. Mampu mengeluarkan pendapat perlihatkan diri seperti orang yang
lemah atau ketakutan. Kita harus DISUSUN
5. Mampu membela diri dengan berani melapor pada orang tua, guru,
baik OLEH:
atau orang dewasa lainnya yang
dipercayai. MAWARNI
(1931412089)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
Lampiran 9

MASTER TABEL

A. Pengetahuan dan Sikap Pre –Test


1) Pengetahuan

No Nama Usia Jenis Kelamin Kelas P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 Jumlah Kode
1 A 16 LAKI- LAKI X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1
2 y 17 Perempuan X1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 3 3
3 M 16 Perempuan X 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 5 3
4 N 17 LAKI- LAKI XI 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 5 2
5 NF 17 LAKI- LAKI XI 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 4 3
6 AS 16 Perempuan X 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 5 3
7 L 16 Perempuan X 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 7 2
8 S 16 Perempuan XI 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 7 2
9 R 16 LAKI- LAKI X 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 5 3
10 P 16 Perempuan X 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 8 2

Keterangan : 1= Baik 2 = Cukup 3 = Kurang


2) Sikap

Jenis
No Nama Usia Kelamin Kelas S1 S2 S3  S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 Jumlah KODE
1 A 16 LAKI- LAKI X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1
2 y 17 Perempuan X1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 10 2
3 M 16 Perempuan X 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 4 3
4 N 17 LAKI- LAKI XI 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 8 3
5 NF 17 LAKI- LAKI XI 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 10 2
6 AS 16 Perempuan X 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 9 3
7 L 16 Perempuan X 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 6 3
8 S 16 Perempuan XI 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 4 3
9 R 16 LAKI- LAKI X 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 8 3
10 P 16 Perempuan X 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 10 2

Keterangan : 1 = Positif 2 = Netral 3 = Negatif


B. Pengetahuan dan Sikap Post –Test

1) Pengetahuan

Jenis
No Nama Usia Kelamin Kelas P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 Jumlah Kode
1 A 16 LAKI- LAKI X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1
2 y 17 Perempuan X1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 1
3 M 16 Perempuan X 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 10 1
4 N 17 LAKI- LAKI XI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11 1
5 NF 17 LAKI- LAKI XI 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 8 2
6 AS 16 Perempuan X 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 8 2
7 L 16 Perempuan X 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 10 1
8 S 16 Perempuan XI 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 9 2
9 R 16 LAKI- LAKI X 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 10 1
10 P 16 Perempuan X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1

Keterangan : 1= Baik 2 = Cukup 3 = Kurang


2) Sikap

No Nama Usia Jenis Kelamin Kelas S1 S2 S3  S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 Jumlah KODE
1 A 16 LAKI- LAKI X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1
2 y 17 Perempuan X1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1
3 M 16 Perempuan X 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 10 2
4 N 17 LAKI- LAKI XI 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 10 2
5 NF 17 LAKI- LAKI XI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1
6 AS 16 Perempuan X 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 10 2
7 L 16 Perempuan X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1
8 S 16 Perempuan XI 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 10 2
9 R 16 LAKI- LAKI X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1
10 P 16 Perempuan X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1
Keterangan : 1 = Positif 2 = Netral 3 = Negatif
Lampiran 10

HASIL UJI STATISTIK

Statistics

Kategorik Pre- Kategorik Post-


test test
Pengetahuan Pengetahuan

Valid 10 10
N
Missing 0 0
Mean 2.40 1.30
Std. Error of Mean .221 .153
Median 2.50 1.00
Mode 3 1
Std. Deviation .699 .483
Variance .489 .233
Skewness -.780 1.035
Std. Error of Skewness .687 .687
Kurtosis -.146 -1.224
Std. Error of Kurtosis 1.334 1.334
Range 2 1
Minimum 1 1
Maximum 3 2
Sum 24 13

Kategorik Pre-test Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Baik 1 10.0 10.0 10.0

Cukup 4 40.0 40.0 50.0


Valid
Kurang 5 50.0 50.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

Kategorik Post- test Pengetahuan


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Baik 7 70.0 70.0 70.0

Valid Cukup 3 30.0 30.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

Pre Test Sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Positif 1 10.0 10.0 10.0

Netral 3 30.0 30.0 40.0


Valid
Negative 6 60.0 60.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

Post Test Sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Positif 6 60.0 60.0 60.0

Valid Netral 4 40.0 40.0 100.0

Total 10 100.0 100.0


Lampira 11

DOKUMENTASI
Lampiran 12
LEMBAR KONSULTASI KARYA ILMIAH
PROGRAM STUDI PROFESI NERS

Nama Mahasiswa : Mawarni


NOBP : 1941312089
Pembimbing I : Agus Sri Banowo, S.Kp. MPH
Kelompok : Peminatan Komunitas
Judul Karya Ilmiah :
Asuhan Keperawatan Komunitas: Edukasi Bullying Dengan
Metode Diskusi Dan Ceramah Dengan Media Audiovisual Dan
Leaflet Dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan Untuk
Pencegahan Terjadinya Perilaku Bullying Pada Siswa Di Man 1
Padang Panjang Tahun 2021’’

Tanda Tangan
NO Hari / Tanggal Kegiatan / Saran Pembimbing
Pembimbing
LEMBAR KONSULTASI KARYA ILMIAH
PROGRAM STUDI PROFESI NERS

Nama Mahasiswa : Mawarni


NOBP : 1941312089
Pembimbing II : Dr. Rika Sabri, S. Kp, M. Kes, Sp. Kom
Kelompok : Peminatan Komunitas
Judul Karya Ilmiah :
Asuhan Keperawatan Komunitas: Edukasi Bullying Dengan
Metode Diskusi Dan Ceramah Dengan Media Audiovisual Dan
Leaflet Dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan Untuk
Pencegahan Terjadinya Perilaku Bullying Pada Siswa Di Man 1
Padang Panjang Tahun 2021’’

Tanda Tangan
NO Hari / Tanggal Kegiatan / Saran Pembimbing
Pembimbing
Lampiran 13

KURIKULUM VITAE

Nama : Mawarni
Tempat / Tanggal Lahir : Muara Sungai / 25 Mei 1996
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : JL. TPA DS II Desa Muara Sungai
Kec, Cambai, Prabumulih, Sumatera
Selatan

Nama Orang Tua


Ayah : Mirwan
Ibu : Eryani

Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 72 Prabumulih Tahun Lulus 2008
3. SMP Negeri 06 Prabumulih Tahun Lulus 2011
4. MAN 1 Prabumulih Tahun Lulus 2014
5. Poltekkes Kemenkes Palembang Tahun Lulus 2017
6. Fakultas Keperawatan UNAND Tahun Lulus 2020
7. Profesi Ners Keperawatan UNAND

Anda mungkin juga menyukai