SKRIPSI
Oleh
SUKOCO PANGGIH RIZEKI
NPM 142012014054P
Skripsi
Oleh
SUKOCO PANGGIH RIZEKI
NPM 142012014054P
Telah diperiksa dan disetujui untuk di uji di hadapan TIM Penguji Skripsi
NPM : 142012014054P
MENYETUJUI
Pembimbing 1
Pembimbing II
Skripsi oleh Sukoco Panggih Rizeki ini telah diperiksa dan dipertahankan di
hadapan tim penguji Skripsi dan dinyatakan lulus pada tanggal 4 Agustus 2016
Mengetahui,
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Muhammadiyah Peringsewu
ABSTRAK
Kebutaan dan masalah pengelihatan yang saat ini sering ditemui masyarakat
dunia. Masalah pengelihatan yang sering ditemui adalah katarak. Katarak
merupakan penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor, salah satu faktor yang
sering ditemui adalah diabetus melitus. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara riwayat diabetus melitus dengan kejadian katarak.
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, sampel penelitian
sebanyak 50 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan Total
sampling. Analisis statistik menggunakan uji chi square. Hasil penelitian univariat
variabel Diabetus melitus menunjukkan 30 respoden (60 %) memiliki riwayat
diabetus melitus, sedangkan variabel kejadian katarak sejumlah 41 responden
(82,0%) memiliki katarak Senilis. Hasil uji chi square menunjukkan ada
hubungan antara riwayat diabetus melitus dengan kejadian katarak (p=0,001) dan
nilai Odd Ratio 1,52. Oleh karena itu diharapkan pada petugas Kesehatan untuk
memberikan penyuluhan lebih lanjut kepada penderita maupun kelompok yang
memiliki resiko khususnya penderita diabetes melitus.
.
ABSTRACT
Blindness and vision problems are currently often encountered people of the
world. Vision problems often encountered is cataract. Cataract is a disease caused
by various factors, one factor that is often encountered is diabetus mellitus. The
purpose of this study was to determine the relationship between history diabetus
mellitus with cataract occurrence. This study using cross sectional, sample of 50
respondents. The sampling technique using total sampling. Statistical analysis
using chi square test. Results of univariate variables diabetus mellitus research
showed 30 respondents (60%) had a history of diabetus mellitus, whereas the
incidence of cataract variable number of 41 respondents (82.0%) had senile
cataract. Chi-square test results showed no relationship between a history diabetus
mellitus with cataract incidence (p = 0.001) and the value Odd Ratio of 1.52. It is
therefore expected on Health officers to provide more counseling to patients and
groups at risk in particular diabetes mellitus.
References: 13 (2009-2015)
PERNYATAAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIK
Sebagai civitas akademik STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung, saya
yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Sukoco Panggih Rizeki
NIM : 142012014054P
Program studi : SI Keperawatan
Jenis karya : Skripsi
Judul : Hubungan riwayat Diabetus Melitus dengan Kejadian
Katarak Pada Penderita Katarak di Klinik Kurnia Medical
Center Pringsewu tahun 2016
Pada tanggal :
Yang menyatakan
2. Adikku (Ahmad Nur Hidayat dan Indah Karunia) yang selalu menanti dan
1992 yang merupakan buah cinta dari pasangan bapak Juwadi dan Ibu Nasiyem
Putra pertama dari 3 bersaudara. Penulis beragama islam dan bertempat tinggal di
Riwayat pendidikan penulis yaitu SDN 4 Sumber Agung dan lulus pada tahun
di STIKes Muhammdiyah pringsewu dan lulus pada tahun 2014, dan kemudian
Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal
yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali.
Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita berada kepada Dia-lah tempat
meminta dan memohon.
(Penulis)
Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen bersama
untuk menyelesaikannya
(Penulis)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt atas segala limpahan rahmat, hidayah dan
Medical Center Pringsewu tahun 2016 dapat saya selesaikan. Skripsi penelitian
ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program
Dalam penulisan skripsi penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ns. Asri Rahmawati S. Kep., M. Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
6. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan doa dan semangat
8. Bapak, ibu, dan semua keluarga yang telah memberikan dukungan moril
Skripsi penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu diharapkan kritik
berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
Penulis
NPM 142012014054 P
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
D. Ruang lingkup ................................................................................. 5
E. Manfaat penelitian ........................................................................... 6
A. Kesimpulan ..................................................................................... 42
B. Saran .............................................................................................. 43
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sering di sering di temui pada masyarakat pada saat ini. Kebutaan dan
pengelihatan yang sering ditemui pada masyarakat saat ini salah satunya adalah
seluruh dunia saat ini. Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup,
dari angka yang diharapkan, sulit untuk mengatasi kasus-kasus baru yang
muncul dan benar-benar tidak mampu menangani kasus lama yang semakin
dunia. Tahun 2014 di ASEAN diperkiran terdapat lebih dari 10 juta kasus
Indonesia menurut hasil survey pada tahun 2013. Berdasarkan angka tersebut,
umumnya adalah penyakit yang diderita pada usia lanjut, namun 16-20% kasus
buta katarak dialamai oleh penduduk Indonesia pada usia 40-54 tahun. Secara
(Riskesdas, 2013).
Data Dinas Kesehatan di lampung pada tahun 2014 tercatat terdapat lebih dari
3654 kasus katarak, jumlah ini terus meningkat bila dibandingka dengan tahun
sebelumnya yang hanya mencapai 2308 kasus, jumlah ini diprediksi akan terus
Penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh manusia dan dapat
Hasil penelitian yang dilakukan oleh arimbi (2012) tentang faktor-faktor yang
faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian katarak adalah umur, tingkat
Umur dengan nilai p value= 0,025 (p<0,05), trauma nilai p value 0,024
hasil bahwa, 12 dari 20 pasien orang menderita diabetes melitus, dan 15 orang
B. Rumusan Masalah
Gangguan pengelihatan merupakan masalah yang saat ini sering ditemui, salah
satu masalah yang sering Katarak merupakan penyebab lebih dari 50% kasus
kebutaan di seluruh duni yang ditemukan saat ini. Banyak faktor yang
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
2016?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tahun 2016.
c. Mengetahui ditribusi frekuensi Penderita Katarak di Klinik Kurnia
Tahun 2016.
D. Ruang lingkup
Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian yaitu: jenis
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
mempengaruhinya.
2. Bagi Klinik/Instiusi
3. Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu rujukan dalam
TINJAUAN TEORI
A. Diabetus Melitus
1. Pengertian
disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat
manis atau madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah,
Lima persen sampai sepuluh persen penderita diabetik adalah tipe I. Sel-
tahun.
Sembilan puluh persen sampai 95% penderita diabetik adalah tipe II.
Pengobatan pertama adalah dengan diit dan olah raga, jika kenaikan
hiperglikemia). Terjadi paling sering pada mereka yang berusia lebih dari
mengidap diabetes.
3. Etiologi
1) Faktor genetic :
lainnya.
2) Faktor imunologi :
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic
insulin.
dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin. Pada awalnya tampak
terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor. Hal ini dapat
glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan
diantaranya adalah:
tahun)
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik
4. Manifestasi klinis
a. Diabetes Tipe I
1) Hiperglikemia berpuasa
b. Diabetes Tipe II
perifer)
5. Penatalaksanaan
a. Medis
darah normal tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan serius pada pola
1) Diet
b. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah :
5) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan
c. Penyuluhan
d. Obat
masih bisa dipakai pada pasien yang berat badannya sedikit lebih.
3) Insulin
a) DM tipe I
OAD
c) DM kehamilan
h) DM operasi
i) DM patah tulang
j) DM dan underweight
4) Cangkok pankreas
B. Katarak
1. Pengertian
Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang dapat
atau dapat juga akibat dari kedua-duanya yang biasanya mengenai kedua
Katarak adalah setiap kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
duanya yang disebabkan oleh berbagai keadaan. (Sidarta Ilyas, dkk, 2008)
Katarak adalah opasitas lensa kristalina atau lensa yang berkabut (opak)
yang normalnya jernih. Biasanya terjadi akibat proses penuaan, tapi dapat
timbul pada saat kelahiran (katarak congenital) (Smeltzer & Bare, 2010)
Katarak merupakan keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi keruh
(Corwin, 2009).
2. Etiologi
Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain (Corwin,
2009):
Katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti:
mata.
diabetes melitus.
2007,)
3. Klasifikasi
b. Katarak trauma : katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa mata.
terjadi pada usia lanjut. Salah satu teori menyatakan bahwa suatu enzim
b. Katarak juvenile, Katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun dan di bawah
usia 30 tahun
d. Katarak senilis, Katarak yang terjadi pada usia lebih dari 40 tahun. Jenis
sering ditemukan.
4. Patofisiologi katarak
Menurut Smeltzer & Bare (2010) Lensa yang normal adalah struktur
influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang
dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim
akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan
Katarak bisa terjaadi bilateral, dapat disebabkan oleh kejadian trauma atau
sistemis (diabetes) tetapi paling sering karena adanya proses penuaan yang
5. Pemeriksaan Diagnostik
adalah:
glukoma.
glukoma.
papiledema, perdarahan.
j. Keratometri.
6. Komplikasi
adalah:
a. Glaucoma
b. Uveitis
c. Kerusakan endotel kornea
d. Sumbatan pupil
e. Endoftalmitis
f. Fistula luka operasi
g. Pelepasan koroid
h. Bleeding
C. Kerangka Teori
Skema 2.1
1. Usia
2. Kongenital
3. Faktor lingkungan (seperti
merokok atau bahan beracun
lainnya) Katarak
4. Cedera mata
5. Penyakit metabolik
(Diabetes)
6. obat-obat tertentu (misalnya
kortikosteroid).
D. Kerangka konsep
atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara
variabel yang satu dengan variabel yang lainnya yang ingin di teliti
2010).
Ha:
.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pada suatu saat (point time approach). Penelitian ini untuk mengetahui
B. Variabel Penelitian
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain
(Notoadmodjo,2010).
ukuran yang dimiliki atau yang didapatkan oleh satuan penelitian tentang
penelitian:
23
1. Variabel Independen
Diabetes Melitus.
2. Variabel Dependen
C. Definisi Operasional
VARIABEL DEPENDEN
2. Katarak Kondisi dimana Rekam Ceklis 1 : Katarak Nominal
terjadi suatu Medik Presenil
tanda yang (Bila klien
menunjukkan berusia 30-
adanya 40 tahun)
kekeruhan pada 2 : Katarak
lensa akibat Senilis (Bila
akumulasi klien
protein berlebih berusia > 40
tahun)
(Corwin,
2009)
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
(Notoatmodjo, 2010).
1. Kriteria Inklusi
F. Etika Penelitian
Etika penelitian yaitu hak obyek penelitian dan yang lain yang harus
Consent).
2. Anonymity (TanpaNama)
pengumpulan data.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
dapat mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stres
G. InstrumenPenelitian
1. Instrumen
katarak klien.
H. Pengumpulan Data
Pringsewu.
.
I. Metode Pengolahan Data
1. Editing
2. Coding
3. Processing
Setelah semua data terisi dengan benar dan juga telah melewati
4. Cleaning
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
dalam populasi terdiri atas dua atau lebih kelas dimana data berbentuk
diajukan diterima atau ditolak dapat dilihat dari nilai P value. Berlaku
ketentuan bila P value kurang dari 0,05 maka Ha diterima dan apabila
(Sugiyono, 2011).
K. Jalannya penelitian
1. Langkah persiapan
Keperawatan.
b. Menyerahkan permohonan izin yang diperoleh ke tempat penelitian
2. Langkah pelaksanaan
pengisian
Awalnya Klinik Kurnia adalah sebuah apotik, yaitu apotik kurnia FII yang
kemudian pada tahun 2005 apotik kurnia berpindah lokasi di jalan Jenderal
Sudirman no. 428 Pringsewu. Pada tahun 2008. Pada tahun 2010 beberapa
dokter mulai ikut bergabung praktek bersama dan kemudian pada tahun 2012
berdirilah Klinik Rawat Utama rawat Inap Kurnia Medical Center dengan
1. 2 Ruang VIP
2. 6 ruang kelas 1
4. IGD 24 jam
5. Laboratorium
8. Rontgen
9. Mushola
32
Bedah Kurnia Medical Center dan sampai sekarang sedang dalam proses
permohonan operasional.
B. Visi
2. Menjadi Rumah Skait khusus Bedah sebagai rumah sakit pilihan dan
kepercayaan masayarakat.
C. Misi
dan profesionalisme.
D. Hasil Penelitian
1. Analisa Univariat
a. Umur responden
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Di klinik Kurnia Medical
Center Pringsewu Tahun 2016.
b. Jenis Kelamin
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di klinik Kurnia
Medical Center Pringsewu Tahun 2016.
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Riwayat Diabetus responden Di klinik Kurnia
Medical Center Pringsewu Tahun 2016.
sebanyak 27 (51,9%).
d. Kejadian Katarak
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Kejadian Katarak di klinik Kurnia Medical Center
Pringsewu Tahun 2016.
41 responden (82).
Kejadian Katarak
Riwayat Presenil Senilis Total P OR
Diabetus N % N % N % Value
Melitus
Ya 1 2 29 58 30 100 0,001 1,52
Tidak 8 16 12 24 20 100
Total 9 18 41 82 50 100
Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa p-value yaitu 0,001 <
0,05 (p-value < 0,05), sehingga Ho ditolak. Hal ini menunjukan bahwa
Kinik Kurnia medical center Tahun 2016 . dari hasil analisis diperoleh
E. Pembahasan
Pada tahap ini penulis membahas mengenai hasil penelitian yang telah
1. Analisa Univariat
kejadian katarak yang timbul selain faktor genetik, pola hidup seperti
laki
2. Analisa bivariat
dampak 4 kali lebih besar dari pada orang yang tidak memiliki riwayat
Diabetus. Penderita yang memiliki riwayat diabetus lebih dari 15 tahun
A. Kesimpulan
Klinik Kurnia Medical Center Pringsewu Lampung Tahun 2016 maka dapat
disimpulkan :
Diabetus Melitus.
Senilis.
42
B. Saran
2. Bagi Masyarakat
luar penelitian ini. seperti faktor dan perilaku lainnya serta melakukan
Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2010).Brunner and Suddarth textbook of Medical
Surgical Nursing (9th ed.). EGC, Buku Kedokteran.
Soemarmo Markam.(2009). dasar-dasar neuropsikologis klinis. Jakarta. Cv.
Sagung seto.
Widodo, S. 2013. Hubungan Diabetus Melitus dengan Kejadain katarak di RSUD
Meulabeuh Aceh http://www.jurnalnurse.com/document/keperawatan.
Diakses pada tanggal 27 mei 2016