Anda di halaman 1dari 53

DAFTAR ISI

BAB 1
PENDAHULUAN...............................................................................................133
1.1
Latar Belakang......................................................................................133
1.2
Tujuan....................................................................................................135
1.3
Manfaat..................................................................................................136
1.4
Ruang Lingkup......................................................................................137
1.5
Metode Pendekatan...............................................................................137
1.6
Sistematika Penulisan............................................................................138
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................139
2.1
Konsep Dasar Lansia.............................................................................139
2.1.1
Pengertian.......................................................................................139
2.1.2
Teori proses penuaan......................................................................139
2.1.3
Tugas perkembangan usia lanjut....................................................145
2.1.4
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia..............................145
BAB 3
PENGKAJIAN KOMUNITAS............................................................................152
3.1.1
Data Umum....................................................................................159
3.1.2
Data Khusus Lansia.......................................................................166
BAB 4
DIAGNOSIS KEPERAWATAN KOMUNITAS.................................................169
BAB 5
RENCANA DAN STRATEGI POKJAKES LANSIA........................................172
BAB 6
IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS .......................176
BAB 7
EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS..................................179
BAB 8
PENUTUP............................................................................................................183
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................187

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13

: Preplanning Focus Group Discussion (FGD) Pokja Lansia


: Resume Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Pokja Lansia
: Preplanning Penyuluhan Diet DM Pokja Lansia
: SAP Penyuluhan Diet DM Pokja Lansia
: Resume Penyuluhan Diet DM Pokja Lansia
: Preplanning Pemeriksaan Kesehatan Posyandu Pokja Lansia
: Resume Pemeriksaan Kesehatan Posyandu Pokja Lansia
: Preplanning Senam Pokja Lansia
: Resume Senam Pokja Lansia
: Preplanning Penyuluhan Diet Hipertensi Pokja Lansia
: SAP Penyuluhan Diet Hipertensi Pokja Lansia
: Resume Penyuluhan Diet Hipertensi Pokja Lansia
: Undangan Kegiatan Pokja Lansia

PROGRAM LANSIA
PROGRAM PRAKTIK PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
DI RT 02 RW IV KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN
MULYOREJO KOTA SURABAYA
Periode 07 Maret 2016 s/d 22 April 2016
Disusun sebagai salah satu syarat dalam mencapai kompetensi Program Ners
pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga
Surabaya

Disusun oleh :
Kelompok 3
Nindya Ghabriella H.Br. Marpaung, S.Kep.
Yunita Praptiwaijaya, S.Kep.
Izza Hadi P, S.Kep.
Sutrisno, S.Kep.
Anisa Agustina, S.Kep.
Yuni Tristian Cahyani Eka Putri, S.Kep.
Eli Sazana, S.Kep.
Dian Agustin, S.Kep.
Selfi Ratna Puspitasari, S.Kep.
Yosephin Nova Eka Irianti, S.Kep.
Hamzah Waldi, S.Kep.
Hartono, S.Kep.
Akub Selvia, S.Kep
M. Fathur Rohman, S.Kep.
Reni Kurnia Fajarwati, S.Kep.

NIM. 131513143003
NIM. 131513143004
NIM. 131513143012
NIM. 131513143015
NIM. 131513143051
NIM. 131513143055
NIM. 131513143057
NIM. 131513143058
NIM. 131513143061
NIM. 131513143069
NIM. 131513143071
NIM. 131513143073
NIM. 131513143077
NIM. 131513143079
NIM. 131513143080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSIRTAS AIRLANGGA
2016
Jl. Mulyorejo (Kampus C) Universitas Airlangga Surabaya

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
Profesi keperawatan menganut pandangan yang holistik terhadap manusia yaitu
keutuhan sebagai makhluk bio-psiko-sosio-spiritual. Kegiatan keperawatan
dilakukan

dengan

pendekatan

humanistik

dalam

arti

menghargai

dan

menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta


menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. Keperawatan bersifat universal
dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik,
agama, aliran politik dan status ekonomi sosial. Keperawatan menganggap klien
sebagai partner aktif yaitu bekerja sama dengan klien dalam pemberian asuhan
keperawatan.
Berdasarkan hasil pengambilan data pada tanggal 08 10 Maret 2016
yang dilakukan oleh mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners (P3N)
Keperawatan Kesehatan Komunitas didapatkan data bahwa di RT 02 RW IV pada
kelompok lansia, terdapat 45-60 tahun sebanyak 17 orang (85%), lansia berusia
75-90 tahun sebanyak 3 orang (15%), dan lansia berusia >90 tahun sebanyak 0
orang (0%). Berdasarkan usia ditemukan lansia yang berusia 60-74 tahun
sebanyak 17 orang (85%), usia antara 75-90 tahun sebanyak 3 orang (15%), dan
lebih dari 90 tahun terdapat 0 orang (0%). Berdasarkan keaktifan dalam mengikuti
posyandu lansia, terdapat didapatkan 42 orang (69%) yang rutin mengikuti
kegiatan posyandu lansia dan terdapat 19 orang (31%) yang jarang mengikuti
kegiatan posyandu lansia dari jumlah total lansia 62 orang. Berdasarkan pekerjaan

terdapat 14 lansia (23%) yang bekerja sebagai pegawai swasta, 30 lansia (48%)
wiraswasta, 18 lansia (29%) tidak bekerja. Berdasarkan keluhan, penyakit yang
sering diderita antara lain hipertensi yaitu sebanyak 16 orang (40%), diabetes
mellitus sebanyak 4 orang (10%), ISPA sebanyak 3 orang (7%), TB sebanyak 2
orang (5%), dan sisanya 15 orang (38%) menderita penyakit lainnya dari total 62
orang lansia
UU kesehatan No. 36 Tahun 2009 pasal 138 menegaskan, kesehatan
manusia lanjut usia perlu mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan
ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan
kemampuannya sehingga dapat ikut serta dalam berperan aktif dalam
pembangunan. Secara alami para usia lanjut mengalami berbagi kemunduran baik
fisik, biologis, mental, sosial, dan perjalanan penyakit para usia lanjut pun
mempunyai ciri-ciri tersendiri yaitu bersifat menahun, semakin berat dan sering
kambuh.
Persoalan utama yang seringkali dihadapi lansia di negara berkembang yaitu
persoalan kesehatan dan persoalan kemiskinan (Depsos RI 2003). Hal ini
menunjukkan bahwa lansia sangat tergantung pada dukungan finansial dari orangorang disekitarnya sehingga perlu peranan dari pemerintahan untuk memberikan
perhatian atau bantuan pada kesehatan lansia yang sangat rentang terhadap
penyakit kronis. Untuk mencegah potensi komplikasi yang terjadi, perlu diadakan
promosi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya
menjaga kesehatan karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Bentuk
promosi kesehatan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan

tentang pencegahan komplikasi penyakit yang sering diderita lansia serta


memfasilitasi pemeriksaan rutin yang diperlukan.

1.2 Tujuan
1.2.1

Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas yang
berhubungan dengan Lansia di wilayah RT 02 RW IV Kelurahan

1.2.2

Mulyorejo Surabaya.
Tujuan Khusus
Setelah Program Pendidikan Profesi Keperawatan Komunitas, mahasiswa
mampu :
1. Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji masalah kesehatan
komunitas pada agregat lansia di RT 02 RW IV
2. Melakukan pengkajian data dengan tepat sehingga dihasilkan analisa
data yang sesuai dengan keperluan komunitas pada agregat lansia di
RT 02 RW IV
3. Menentukan diagnosa keperawatan komunitas serta menerapkan
prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan kriteria tertentu pada
agregat lansia di RT 02 RW IV
4. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi
pengorganisasian komunitas dalam mengadakan perubahan serta
peningkatan kesehatan komunitas pada agregat lansia di RT 02 RW IV
5. Mengkoordinasikan sumber-sumber yang ada di komunitas untuk
menyelesaikan masalah keperawatan dan kesehatan yang ada di
komunitas pada agregat lansia di RT 02 RW IV
6. Mendemonstrasikan karakteristik para profesional, berpikir kritis,
belajar mandiri dan ketrampilan komunikasi yang efektif dan
kepemimpinan di dalam komunitas pada agregat lansia di RT 02 RW
IV

1.3 Manfaat
1.3.1

Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep asuhan keperawatan
komunitas secara nyata kepada masyarakat
2. Mahasiswa belajar menjadi role model dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas pada agregat lansia
3. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis dan bijaksana dalam

1.3.2

menghadapi dinamika komunitas pada agregat lansia


Bagi Masyarakat
1. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit pada
komunitas
2. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari
masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah
kesehatan yang terjadi pada komunitas
3. Mengetahui gambaran status kesehatan dan mempunyai andil dalam

1.3.3

upaya peningkatan kesehatan


Bagi Pendidikan
1. Sebagai media pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi Indonesia,
khususnya dalam penelitian, pendidikan dan pengabdian pada
masyarakat
2. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model

1.3.4

praktik keperawatan kesehatan komunitas.


Bagi Profesi
1. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi serta
mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
2. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas sehingga
profesi keperawatan dapat mengembangkannya

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penulisan laporan ini adalah agregat lansia masyarakat RT 02


RW IV Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya.
1.5 Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan penerapan metode
pendekatan pada kader, keluarga, dan masyarakat melalui asuhan keperawatan
profesional yang meliputi biologis, psikologis, sosial, dan kultural secara mandiri
maupun kolaborasi lintas sektor.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dimulai dengan pengkajian data keperawatan, hasil
analisis data, penapisan masalah, penentuan prioritas diagnosa keperawatan,
rencana keperawatan, implementasi, evaluasi keperawatan dan kesimpulan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Lansia
2.1.1

Pengertian
Lansia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang

yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun.
Namun manusia dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Menurut
Undang-Undang RI No.23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 19 ayat 1 bahwa
manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan
biologis, fisik, kejiwaan dan sosial.
Demikian juga batasan lansia yang tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia dengan tegas dinyatakan
bahwa yang disebut sebagai lanjut usia adalah laki-laki ataupun perempuan yang
berusia 60 tahun atau lebih.
Batasan-batasan lansia menurut WHO adalah sebagai berikut:
1.

Usia Pertengahan (middle age), antara usia 45 sampai 59 tahun.

2.

Lanjut Usia (elderly), antara 60 dan 74 tahun.

3.

Lanjut Usia Tua (old), antara 75 dan 90 tahun.

4.

Usia Sangat Tua (very old), di atas 90 tahun.

2.1.2

Teori proses penuaan


Terdapat beberapa teori penuaan yang dimuat dalam buku ajar

keperawatan lansia. Donlon dalam Stanley dan Beare, (2007) mengelompokkan


teori tersebut ke dalam kelompok teori biologis dan teori psikososiologis.

Tabel 2.1
Teori-teori penuaan menurut Donlon
Teori Biologis
Tingkat Perubahan
Genetika
Gen yang diwariskan dari dampak lingkungan
Dipakai dan rusak
Kerusakan oleh radikal bebas
Lingkungan
Meningkatnya pajanan terhadap hal-hal yang
berbahaya
Imunitas
Integritas sistem tubuh untuk melawan kembali
Neuroendokrin
Kelebihan atau kurangnya produksi hormone
Teori Psikososiologis
Tingkat Proses
Kepribadian
Introvert lawan ekstrovert
Tugas perkembangan
Maturasi sepanjang rentang kehidupan
Disengagement
Antisipasi menarik diri
Aktivitas
Membantu mengembangkan usaha
Kontinuitas
Pengembangan individualitas
Ketidakseimbangan
Kompensasi melalui pengorganisasian diri sendiri
system
Sumber: Stanley dan Beare (2007)
1.

Teori biologis
Kelompok teori ini menjabarkan proses fisik penuaan dimana terjadi

perubahan fungsi dan struktur (sampai tingkat molekuler) hingga kematian.


Kelompok teori ini juga mencoba untuk menjelaskan penyebab terjadinya variansi
dalam proses penuaan yang dialami oleh setiap individu yang berbeda.
1) Teori genetika
Menurut teori ini, penuaan adalah suatu proses yang secara tidak
sadar diwariskan yang berjalan dari waktu ke waktu untuk mengubah sel
atau struktur jaringan. Teori ini terdiri dari teori asam deoksiribonukleat
(DNA), teori ketepatan dan kesalahan, mutasi somatik dan teori glikogen.
Teori ini menyatakan bahwa proses replikasi pada tingkatan seluler
menjadi tidak teratur karena adanya informasi tidak sesuai yang diberikan
dari inti sel. Molekul DNA menjadi saling bersilangan (crosslink) dengan
unsur yang lain sehingga mengubah informasi genetik dan mengakibatkan

kesalahan pada tingkat seluler dan menyebabkan sistem dan organ tubuh
gagal untuk berfungsi.
2) Teori wear-tear (dipakai-rusak)
Teori ini menyatakan bahwa akumulasi sampah metabolik atau zat
nutrisi dapat merusak sintesis DNA sehingga mendorong malfungsi
molekuler dan akhirnya malfungsi organ tubuh. Radikal bebas adalah
contoh dari produk sampah metabolisme yang menyebabkan kerusakan
ketika akumulasi terjadi. Radikal bebas adalah molekul atau atom dengan
suatu elektron tidak berpasangan. Ini merupakan jenis yang sangat reaktif
yang dihasilkan dari reaksi selama metabolisme. Radikal bebas dengan
cepat dihancurkan oleh sistem enzim pelindung pada kondisi normal.
Beberapa radikal bebas berhasil lolos dari proses perusakan ini dan
berakumulasi didalam struktur biologis yang penting, saat itu kerusakan
organ terjadi.
3) Riwayat lingkungan
Teori ini menyatakan bahwa faktor yang berasal dari lingkungan
seperti karsinogen dari industri, cahaya matahari, trauma dan infeksi
membawa perubahan dalam penuaan. Faktor lingkungan diketahui dapat
mempercepat proses penuaan tetapi hanya diketahui sebagai faktor
sekunder saja.
4) Teori imunitas
Teori ini menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem imun
yang berhubungan dengan penuaan. Ketika orang bertambah tua,
pertahanan mereka terhadap organisme asing mengalami penurunan,

sehingga mereka lebih rentan untuk menderita berbagai penyakit seperti


kanker dan infeksi. Seiring dengan berkurangnya fungsi sistem imun,
terjadilah peningkatan dalam respons autoimun tubuh. Ketika orang
mengalami penuaan, mungkin mengalami penyakit autoimun seperti
arthritis rheumatoid. Penganjur teori ini sering memusatkan pada peran
kelenjar timus, dimana berat dan ukuran kelenjar timus akan menurun
seiring umur bertambah sehingga mempengaruhi kemampuan diferensiasi
sel T dalam tubuh dan mengakibatkan respon tubuh menurun terhadap
benda asing didalam tubuh.
5) Teori neuroendokrin
Dalam teori sebelumnya dijelaskan bahwa terdapat hubungan
antara penuaan dengan perlambatan sistem metabolisme atau fungsi sel.
Sebagai contoh dalam teori ini adalah sekresi hormon yang diatur oleh
sistem saraf. Salah satu area neurologi yang mengalami gangguan secara
universal akibat penuaan adalah waktu reaksi yang diperlukan untuk
menerima, memproses dan bereaksi terhadap perintah. Dikenal sebagai
perlambatan tingkah laku, respon ini kadang diinterpretasikan sebagai
tindakan melawan, ketulian, atau kurangnya pengetahuan.
2.

Teori psikososiologis
Kelompok teori ini menyatakan bahwa penuaan dipengaruhi dan disertai oleh

perubahan perilaku maupun aspek lain sesuai konteks psikologi dan sosiologis.
1) Teori kepribadian
Teori ini menyebutkan aspek pertumbuhan psikologis tanpa
menggambarkan harapan atau tugas spesifik lansia. Dalam teori Jung

(1971) menyatakan bahwa terdapat kepribadian introvert dan ekstrovert


dan keseimbangan terhadap keduanya sangat penting bagi kesehatan.
Dalam konsep interioritas ini Jung mengungkapkan bahwa separuh
kehidupan manusia berikutnya digambarkan dengan memiliki tujuannya
sendiri, yaitu untuk mengembangkan kesadaran diri sendiri melalui
aktivitas yang dapat merefleksikan diri sendiri. Lansia sering menemukan
bahwa hidup telah memberikan satu rangkaian pilihan yang sekali dipilih,
akan membawa orang tersebut pada suatu arah yang tidak bisa diubah.
2) Teori tugas perkembangan
Tugas perkembangan adalah aktivitas dan tantangan yang harus
dipenuhi oleh seseorang pada tahap-tahap spesifik dalam hidupnya untuk
mencapai penuaan yang sukses. Erickson (1986) menguraikan tugas utama
lansia adalah mampu melihat kehidupan seseorang sebagai bagian
kehidupan yang dijalani dengan integritas. Pada kondisi tidak adanya
pencapaian perasaan bahwa telah menikmati kehidupan yang yang baik,
maka lansia tersebut beresiko untuk disibukkan dengan rasa penyesalan
atau putus asa.
3)

Teori disengagement
Teori pemutusan hubungan, dikembangkan pertama kali pada awal
tahun 1960, menggambarkan proses penarikan diri oleh lansia dari peran
bermasyarakat dan tanggung jawab. Proses penarikan diri ini daoat
diprediksi, sistematis, tidak dapat dihindari, dan penting untuk fungsi yang
tepat dari masyarakat yang sedang tumbuh. Lansia dikatakan akan bahagia
apabila kontak sosial telah berkurang dan tanggung jawab telah diambil

oleh generasi yang lebih muda. Manfaat dari pengurangan kontak sosial
adalah agar dapat menyediakan waktu untuk merefleksikan pencapaian
hidup dan untuk menghadapi harapan yang tidak terpenuhi, sedangkan
manfaat bagi masyarakat adalah dalam rangka memindahkan kekuasaan
generasi tua ke generasi muda. Teori ini memiliki titik kelemahan karena
seolah membatasi peran lansia di masyarakat dan pada kenyataan banyak
lansia yang masih berkontribusi secara positif bagi masyarakat dalam usia
senja.
4) Teori aktivitas
Teori ini dikatakan sebagai lawan dari teori disengagement yang
menyatakan bahwa jalan menuju penuaan yang sukses adalah dengan cara
tetap aktif. Gagasan pemenuhan kebutuhan seseorang harus seimbang
dengan pentingnya perasaan dibutuhkan oleh orang lain ditunjukkan dalam
teori ini. Sebuah penelitian juga menunjukkan pentingnya aktivitas mental
dan fisik yang berkesinambungan untuk mencegah kehilangan dan
pemeliharaan kesehatan sepanjang masa kehidupan manusia.
5) Teori kontinuitas
Teori ini dikenal juga sebagai teori perkembangan dan mencoba
menjelaskan dampak kepribadian pada kebutuhan untuk tetap aktif atau
memisahkan diri agar mencapai kebahagiaan dan terpenuhi kebutuhan di
usia tua. Teori ini menekankan pada kemampuan koping individu
sebelumnya dan kepribadian sebagai dasar untuk memprediksi bagaimana
seseorang akan dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat
penuaan. Lansia yang terbiasa memiliki kendali dalam membuat keputusan

mereka sendiri tidak akan dengan mudah menyerahkan peran ini hanya
karena usia mereka yang telah lanjut. Selain itu, individu yang telah
melakukan manipulasi atau abrasi dalam interaksi interpersonal mereka
selama masa mudanya tidak akan tiba-tiba mengembangkan suatu
pendekatan yang berbeda di dalam masa akhir kehidupan.
2.1.3

Tugas perkembangan usia lanjut


Sebagian besar tugas perkembangan usia lanjut banyak berkaitan dengan

kehidupan pribadi dari pada kehidupan orang lain. Tugas perkembangan masa tua
adalah sebagai berikut:
1. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.
2. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income
(penghasilan) keluarga.
3. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
4. Membentuk hubungan dengan orang yang seusia.
5. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.
6. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes.
2.1.4

Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia

1. Perubahan-perubahan fisik
1) Sel
Jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh menurun dan cairan
intraseluler menurun.
2) Temperatur tubuh
Temperatur tubuh lansia menurun (hipotermi) secara fisiologik 35 0 C
akibat kecepatan metabolisme yang menurun. Lansia umumnya
mengalami

keterbatasan

reflek

menggigil

dan

tidak

dapat

memproduksi panas yang banyak diakibatkan oleh rendahnya aktifitas

otot. Hal ini disebabkan oleh fungsi pembuluh darah pada kulit
menurun, berkurangnya tingkat metabolisme dan kekuatan otot
menurun.
3) Sistem neurologi
Terjadi penurunan berat, isi cairan dan aliran darah otak, peningkatan
ukuran ventrikel serta penebalan korteks otak. Pada spinal cord terjadi
penurunan fiber dan anterior horn yang menyebabkan kelemahan otot,
penurunan aliran darah pada spinal cord menyebabkan terjadi
penurunan reaksi dan peningkatan terjadi perlambatan simpatik.
Berkurangnya berat otak sekitar 10 - 20%, berkurangnya sel kortikal,
reaksi

menjadi

lambat,

kurang

sensitif

terhadap

sentuhan,

bertambahnya waktu jawaban motorik, hantaran neuron motorik


melemah, kemunduran fungsi saraf otonom (Mubarak, 2006). Saraf
panca indra mengecil sehingga fungsi menurun serta lambat dalam
merespon dan waktu bereaksi khususnya yang berhubungan dengan
stres yang berkurang atau hilangnya lapisan mielin akson, sehingga
menyebabkan berkurangnya respon motorik dan reflek.
4) Sistem pendengaran
Membran timpani atrofi sehingga terjadi gangguan pendengaran.
Tulang-tulang pendengaran mengalami kekakuan.
5) Sistem penglihatan
Respon terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap gelap menurun,
akomodasi menurun, lapang pandang menurun dan katarak.
6) Sistem kardiovaskuler
Katup jantung menebal dan kaku, kemampuan memompa darah
menurun (menurunya kontraksi dan volume), elastisitas pembuluh

darah menurun, serta meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer


sehingga tekanan darah meningkat.
7) Sistem respirasi
Otot pernapasan kekuatannya menurun dan kaku, elastisitas paru
menurun, kapasitas residu meningkat sehingga menarik napas lebih
berat, alveoli melebar dan jumlahnya menurun, kemampuan batuk
menurun, serta terjadi penyempitan pada bronkus. Paru-paru
kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih
berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman
bernafas menurun. Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan
menjadi kaku, menurunnya aktifitas silia, berkurangnya elastisitas
paru, alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlah berkurang,
oksigen arteri menurun menjadi 75 mmHg, berkurangnya reflek batuk.
8) Sistem gastrointestinal
Esofagus melebar, asam lambung menurun, lapar menurun, dan
peristaltik menurun sehingga daya absorpsi juga ikut menurun.
Ukuran lambung mengecil serta fungsi organ aksesori menurun
sehingga menyebabkan berkuarngnya produksi hormon dan enzim
pencernaan.
9) Sistem perkemihan
Ginjal mengecil, berat ginjal menurun 30 - 50% dan jumlah nephron
(unit terkecil ginjal) menurun, nephron menjadi atropi, aliran darah ke
ginjal menurun sampai 50%, filtrasi glomerulus menurun sampai 50%,
fungsi tubulus berkurang yang akibatnya ginjal kurang mampu
memekatkan urine, kemampuan memekatkan atau mengencerkan oleh
ginjal menurun. Kapasitas kandung kemih menurun 200 ml karena
otot-otot yang melemah, frekuensi berkemih meningkat, kandung

kemih sulit dikosongkan pada pria akibatnya retensi urin meningkat,


pembesaran prostat 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun
(Mubarak, 2006).
10) Sistem integumen
Keriput serta kulit kepala dan rambut menipis. Rambut dalam hidung
dan telinga menebal. Elastisitas menurun, vaskularisasi menurun,
rambut memutih (uban), kelenjar keringat menurun, kuku keras dan
rapuh, serta kuku kaki berlebihan seperti tanduk.
11) Sistem muskuloskeletal
Cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh (osteoporosis), bungkuk
(kifosis), persendian membesar dan menjadi kaku (atrofi otot), kram,
tremor, tendon mengerut dan mengalami sklerosis.
12) Sistem endokrin
Produksi hampir semua hormon menurun, fungsi paratiroid dan
sekresinya tidak berubah, aktifitas tiroid menurun akibatnya basal
metabolisme menurun, produksi aldosteron menurun, sekresi hormon
gonads (progesteron, estrogen dan testoteron) menurun, daya
pertukaran zat menurun (Mubarak, 2006).
13) Sistem Reproduksi
Selaput lendir vagina menurun atau kering, menciutnya ovarium dan
uterus, atropi payudara, testis masih dapat memproduksi, meskipun
adanya penurunan secara berangsur-angsur dan dorongan seks menetap
sampai diatas 70 tahun asal kondisi kesehatan baik, penghentian
produksi ovum pada saat menopause (Mubarak, 2006). Masalahmasalah fisik sehari-hari yang sering ditemukan pada lansia terkait
dengan perubahan fisik, meliputi mudah jatuh, mudah lelah, kekacauan
mental akut, nyeri pada dada dan berdebar-debar, serta sesak nafas

ketika melakukan aktifitas kerja fisik. Masalah lainnya yaitu


pembengkakan pada kaki bawah, nyeri pinggang atau punggung dan
pada sendi pinggul, berat badan menurun, gangguan pada fungsi
penglihatan, pendengaran dan sukar menahan air kencing, serta sulit
tidur dan sering pusing (Mubarak, 2006).
2. Perubahan-perubahan psikososial
1) Pensiun
Nilai seseorang sering diukur oleh produktifitas dan identitas dikaitkan
dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pensiun (purna
tugas), dia akan mengalami kehilangan antara lain, kehilangan
finansial (income berkurang), kehilangan status, kehilangan teman atau
relasi, dan kehilangan pekerjaan atau kegiatan.
2) Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awereness of mortality).
3) Perubahan dalam hidup yaitu memasuki rumah perawatan lebih
sempit.
4) Ekonomi melemah atau menurun akibat perberhentian dari jabatan
(economic deprivation).
5) Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya
biaya pengobatan.
6) Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
7) Gangguan saraf panca indera.
8) Hilangnya kekuatan dan ketegangan fisik: perubahan terhadap
gambaran diri dan konsep.
3. Perubahan kondisi mental
Perubahan mental pada lansia erat sekali kaitannya dengan perubahan
fisik, keadaan kesehatan, tingkat pendidikan atau pengetahuan serta situasi
lingkungan. Dari segi mental emosional sering muncul perasaan pesimis,
timbulnya perasaan tidak aman dan cemas, adanya kekacauan mental akut,
merasa terancam akan timbul suatu penyakit atau takut ditelantarkan

karena tidak berguna lagi. Muncul perasaan kurang mampu untuk mandiri
serta cenderung serta cenderung bersifat introvert (Mubarak, 2006).
4. Perubahan kognitif
Perubahan pada fungsi kognitif diantaranya adalah kemunduran terutama
pada tugas yang membutuhkan kecepatan dan tugas yang memerlukan
memori jangka pendek atau seketika (0-10 menit). Kemampuan intelektual
dan kemampuan verbal tidak mengalami perubahan (Mubarak, 2006).
5. Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan. Lansia
makin matur dalam kehidupan keagamaan, hal ini terlihat dalam berfikir
dan bertindak dalam sehari-hari (Mubarak, 2006).

BAB 3
PENGKAJIAN KOMUNITAS
3.1

Pengkajian Winshield Survey


Dari pengkajian RT 02 RW 04 Kelurahan Mulyorejo Kecamatan

Mulyorejo Kota Surabaya pada tanggal 8 10 Maret 2016 didapatkan data


pengamatan melalui komponen Winshield Survey (Anderson & Mc. Farlane,
2006) sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pengkajian Winshield SurveyRT 02/RW 04 Kelurahan Mulyorejo Maret,
2016
I. Inti Komunitas
Observasi
Data
1.

Sejarah

Kelurahan Mulyorejo terdiri dari 4 RW yakni RW 01, RW 02, RW 03


dan RW 04. Pada RW 04 terdapat
2 RT yakni RT 01 dan RT 02.
Adapun luas wilayah RW 04
sendiri
secara
keseluruhan
berkisar 4,1 ha.

2.

Demografi

Di wilayah RW 04 khususnya di
RT 02 terdapat dua jenis penduduk
yakni penduduk yang menetap
maupun penduduk musiman.
Mayoritas
penduduk
yang
menetap memiliki tempat tinggal
tetap sendiri dan sebagian kecil
menyewa
rumah
kontrakan.
Sedangkan
bagi
penduduk
musiman, mayoritas penduduk
menempati rumah kos yang
disewakan oleh penduduk RT 02.
Pekerjaan warga RT 02 mayoritas
adalah swasta yakni sebagai
satpam dan pegawai toko.

Berdasarkan
data
Kelurahan Mulyorejo
pada triwulan 1 2016
terdapat
573
jiwa
penduduk di RW 04
yang terdiri dari 296
laki- laki dan 277
perempuan dalam 147
KK.
Data hasil pengkajian
di RT 02 RW IV
didapatkan 63 KK
dengan
jumlah
penduduk 213 jiwa
dengan penduduk lakilaki sebanyak 101 jiwa
dan perempuan 102
jiwa. Jumlah penduduk
usia bayi 2 bayi (0,9%),
usia balita sebanyak 13

balita (6,1%), usia prasekolah dan sekolah


sebanyak
25
jiwa
(11,7%), usia remaja
(13-<24 tahun) 37 jiwa
(17,3%%), usia dewasa
74 jiwa (34,7%), dan
usia lanjut 62 jiwa
(29,3%)
3.

II.

1.

Nilai dan
Keyakinan

1. Mayoritas warga beragama


Islam.
2. Musholla dan TPQ yang
terletak dalam wilayah RT 2.

Sebanyak 210 jiwa


(99%) beragama islam
dan 3 orang (1%)
beragama Kristen.

1. Batas daerah RW 04
Barat
:
Perumahan
Dharmahusada Indah RT
03 RW IX Kelurahan
Mulyorejo
Utara : Jalan Dharmahusada
Indah 2, Perumahan
Dharmahusada Indah RT
02 RW IX
Timur
:
Perumahan
Dharmahusada Indah RT
03 RW IX Kelurahan
Mulyorejo
Selatan: Saluran Kalidami,
Wilayah RT 11 kelurahan
Manyar Sabrangan
2. Batas daerah RT 02
Barat
:
Perumahan
Dharmahusada
RT
02
Kelurahan Mulyorejo
Utara : Wilayah RT 01
Timur
:
Perumahan
Dharmahusada
RT
02
Kelurahan Mulyorejo
Selatan : Wilayah RT 11
Kelurahan Manyar Sabrangan.
3. Bangunan
Mayoritas bangunan di RT 02
yang merupakan milik pribadi
terbuat dari tembok permanen
sedangkan bagi warga yang

Status
kepemilikan
rumah sendiri sebanyak
32 KK dan rumah sewa
sebanyak 31 KK

Subsistem
Lingkungan Fisik

4.

5.

6.

2.

Pelayanan
Kesehatan dan
Sosial

1.

2.

rumahnya kontrak di daerah


tersebut ada sebagian kecil
yang bangunannya terbuat dari
papan dan sisanya dari tembok
permanen.
Arsitektur
Bentuk rumah di wilayah RT
02 hampir sama antara yang
satu dengan yang lain dengan
menggunakan atap berupa
genteng dan lantai dari
keramik. Terdapat beberapa
rumah yang bergabung menjadi
satu blok besar dengan 1 pagar.
Jarak antar rumah juga
berdekatan terutama pada
daerah masuk gang. Sementara
pada pencahayaan, mayoritas
rumah
tidak
mempunyai
pencahayaan
yang
bagus
karena pemanfaatan jendela
<10%.
Halaman
Sebagian besar rumah di RT 02
tidak mempunyai halaman
terutama rumah yang berada di
gang 2 dan gang 3. Sementara
rumah yang ada di jalan utama,
ada beberapa rumah yang
memiliki halaman kecil dan
diisi dengan pot tanaman.
Terdapat 1 lahan kosong di RT
02 yakni 1 petak yang
digunakan
lapanganuntuk
senam dan tempat berdirinya
menara sutet.
Untuk pelayanan kesehatan, 1. ISPA 18 orang
warga
RT
02
biasa
(25%), TBC 2 orang
memanfaatkan
pelayanan
(2,8%), Hipertensi
puskesmas Mulyorejo yang
16 orang (22,2%),
berjarak sekitar 1,5 km
Ginjal
1 orang
maupun ke tempat dokter
orang
(1,4%),
praktek swasta di Kalidami
Diabetes Melitus 4
yang berjarak sekitar 3 km.
orang
(5,6%),
Terdapat dua kegiatan pada
jantung 1 orang
KIA dan KB yakni kegiatan
(1,4%), gatal 1
posyandu balita yang diadakan
orang (1,4%), diare
pada hari senin minggu kedua
3 orang (4,1%),

3.

4.

5.

6.
7.

3.

Ekonomi

1.

2.

dan posyandu ibu balita pada


lain- lain 26 orang
hari senin minggu keempat
(36,1%) dari total
setiap bulannya
72 orang yang sakit.
Terdapat dua agenda kegiatan 2. Sebanyak 38 KK
pada pelayanan kesehatan
memeriksakan
untuk lansia yakni posyandu
kesehatan
ke
lansia yang diadakan setiap
puskesmas
hari rabu minggu kedua dan
Mulyorejo
jika
senam lansia 3 kali setiap
sakit, 21 KK ke
bulan dengan dipimpin para
klinik sekitar RT 02
kader lansia.
RW IV, ke rumah
Terdapat agenda kegiatan
sakit 4 KK.
belajar membaca bagi warga
RT 02 yang masih buta huruf
pada hari Rabu, Kamis dan
Jumat setiap minggunya di
PUSKEL yang dipimpin oleh
bapak RW 04
Terdapat kegiatan TPQ yang
diikuti oleh anak PAUD pada
hari Senin, Selasa dan Rabu.
Anak SD pada Jumat, Sabtu,
Minggu.
Tidak terdapat pemantauan
untuk jumantik secara berkala.
Tingkat sosial
Masyarakat RT 02 mempunyai
hubungan sosial baik antar
tetangga, kegiatan pengajian
mingguan baik laki- laki
maupun
perempuan
yang
diadakan oleh RW 04 dapat
berjalan dengan baik. Warga
juga
mempunyai
tingkat
kepedulian yang baik antar
tetangga.
Tingkat ekonomi
1. Sebanyak 21 orang
Sebagian
besar
pekerjaan
(22,1%)
warga RT 02 adalah pegawai
berpendapatan
swasta yang terdiri dari buruh
kurang dari 1 juta,
bangunan, pegawai swasta,
69 orang (72,6%)
SPG dan lain- lain. Sementara
berpendapatan
untuk
tingkat
ekonomi,
antara 1-3 juta, dan
sebagian besar warga berada
5 orang (5,3%)
pada
tingkat
ekonomi
berpendapatan lebih
menengah kebawah.
dari 3 juta perbulan
Kegiatan yang menunjang
dari total 95 orang
perekonomian yaitu :

4.

Keamanan dan
Transportasi

5.

Pemerintah dan
Politik

6.

Komunikasi

7.

Pendidikan

a.Terdapat warung kelontong,


pedagang keliling, warung
makan, pengrajin batu akik
dan usaha kos-kosan serta
kontrak rumah
b. Terdapat agen-agen seperti
air isi ulang, air mineral,
LPG
c.Terdapat
beberapa
toko
sembako, sayur mayur dan
warung makan. Pedagang
keliling (bakso, pentol, roti,
nasi goreng, siomay, mie
ayam dan es oyen) yang
dapat ditemui di jalan
wilayah RT 02.
1. Umumnya sebagian besar
warga
memiliki
dan
menggunakan
kendaraan
pribadi seperti motor, mobil
atau sepeda untuk mobilisasi
ke lain tempat.
2. Untuk jalan, hampir seluruh
kawasan RT 02 menggunakan
paving blok baik jalan utama
maupun akses ke gang. Hanya
sedikit gang yang jalannya
masih tanah.
Terdapat struktur RW dan RT
beserta pengurusnya. Selain itu,
juga terdapat kader- kader untuk
unit
tertentu
seperti
kader
posyandu, lansia dan jumantik.
1. Komunikasi : sebagian besar
warga telah memiliki televisi,
radio (tape) dan menggunakan
telepon (handphone) serta
selebaran.
2. Informasi : warga mendapatkan
informasi melalui speaker
musholla.
Terdapat PAUD dan TK yang
terletak dalam wilayahRT 02 yaitu
TK Melati

yang bekerja.
2. Jumlah warung ada
2 buah dan jumlah
toko kelontong 12
buah di wilayah RT
02

Tingkat
pendidikan
warga yang saat ini
sedang
menempuh
pendidikan
dimulai
dengan yang
belum
sekolah 15 orang (7%),
tidak sekolah 6 orang

(2,8%), TK 8 orang
(3,7%), SD 68 orang
(31,9%), SMP 41 orang
(19,3%), SMA 64
orang
(30%),
Perguruan Tinggi 11
orang (5,3%) dari total
penduduk 213 jiwa.
8.

Rekreasi

Di RT 02 masyarakat dapat mengunjungi pasar malam yang


diadakaan secara berkala dan ada
kegiatan olahraga di lapangan
yang dapat menjadi tempat
komunitas ibu-ibu untuk bertukar
fikiran. Selain itu, lapangan juga
menjdai area bermain bagi anakanak pada sore hari maupun hari
libur.

III. Persepsi
1.

Penduduk

1. Lansia
Sebagian besar lansia di RT 02
menggunakan waktunya untuk
melakukan pekerjaan rumah
tangga yang ringan, merawat
cucu dan bercengkrama dengan
lansia lain. Terdapat beberapa
lansia yang masih mempunyai
toko
kelontong
sebagai
pekerjaan
seharihari.
Kegiatan pengajian rutin yang
diadakan tiap hari rabu malam
di musholla untuk jamaah
perempuan dan hari ahad
malam untuk jamaah laki-laki
di Balai RW 04. Kegiatan
posyandu lansia dan senam
lansia diadakan 1 bulan sekali
secara rutin.
2. Dewasa tua
Pada pagi hingga sore hari
sebagian warga RT 02 bekerja
dan baru mempunyai waktu
senggang bersama keluarga
pada malam hari. Bagi para
laki- laki terdapat acara
mengaji setiap malam hari
dibalai RT dan bagi para ibu-

3.

4.

2.

Persepsi Anda

1.

2.

ibu yang masih buta huruf


terdapat kegiatan membaca
pada setiap hari rabu, kamis
dan jumat di PUSKEL.
Remaja
Para remaja di RT 02
mempunyai wadah karang
taruna tapi saat ini kurang
aktif. Mereka biasa berkumpul
dengan teman (cangkrukan)
dan
memodifikasi
motor.
Biasanya para remaja juga
memiliki kebiasaan bermain
karambol saat berkumpul,
sebagian kecil merokok dan
minum- minuman keras.
Anak-anak
Anakanak
mempunyai
kegiatan sekolah pada pagi
hingga siang hari, diteruskan
dengan bermain dengan teman
sebaya dan mengaji di TPA
pada sore hari. Pada malam
hari
biasanya
mereka
berkumpul di rumah atau
bermain dengan teman sebaya.
Masyarakat
:
sebagian
masyarakat
menganggap
kesehatan itu penting akan
tetapi
mereka
belum
mempunyai kesadaran secara
penuh
untuk
melakukan
pencegahan
penyakit
dan
pelaksanaan cara hidup yang
sehat terutama dari segi
kebersihan dan lingkungan.
Perawat : Sudah terdapat peran
kader maupun perawat untuk
kesehatan warga tetapi belum
terlaksana secara maksimal.
selain itu, warga juga kurang
tertarik
saat
diadakan
penyuluhan kesehatan oleh
perawat,
mereka
lebih
menyukai
kegiatan
yang
langsung menimbulkan aksi.

3.1.1
1)

Data Umum
Proporsi penduduk RT 02/RW IV Berdasarkan jenis kelamin dan usia

Gambar 3.1 Proporsi Penduduk berdasarkan jenis kelamin dan usia di


RT 02/RW IV Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo
Kota Surabaya pada tanggal 8- 10 Maret 2016
Gambar diatas menunjukkan bahwa jumlah bayi (usia 0-<1 tahun) lakilaki 1 orang dan perempuan 1 orang, balita (usia 1-<5 tahun) laki-laki 4 orang
dan perempuan 9 orang, pra sekolah (usia 5-7 tahun) laki-laki 6 orang dan
perempuan 3 orang, anak usia sekolah (usia 7-12 tahun) laki-laki 9 orang dan
perempuan 7 orang, remaja (usia 13-<24 tahun) laki-laki 13 orang dan
perempuan 24 orang, dewasa (usia 24-<45 tahun) laki-laki 37 orang dan
perempuan 37 orang, pertengahan/middle age (usia 45-<60 tahun) laki-laki 20
orang dan perempuan 18 orang, serta lanjut usia/old (usia 60-<90 tahun) lakilaki 11 orang dan perempuan 13 orang. Kesimpulannya adalah proporsi
penduduk dari total 213 orang (101 laki-laki dan 102 perempuan),
berdasarkan jenis kelamin perempuan dengan usia terbanyak pada usia 24<45 tahun (34,7% dari total penduduk). Hal tersebut menunjukkan bahwa
sebagian besar penduduk RT 02 RW 04 berada dalam usia produktif.

2)

Proporsi penduduk RT 02/RW IV Berdasarkan Status Pernikahan

Gambar 3.2 Proporsi Penduduk berdasarkan status pernikahan di RT


02/RW IV Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo
Kota Surabaya pada tanggal 08- 10 Maret 2016
Gambar diatas menunjukkan bahwa proporsi penduduk di RT 02 RW 04
sudah menikah 116 orang (55%), belum menikah 86 orang (40%), dan
janda/duda 11 orang (5%) dari total jumlah penduduk 213 orang. Hal tersebut
menunjukkan bahwa banyak pasangan usia produktif di RT 02 sehingga
probabilitas angka kelahiran cukup tinggi.
3)
Proporsi penduduk RT 02/RW 04 Berdasarkan Agama

Gambar 3.3 Proporsi Penduduk berdasarkan Agama di RT 02/RW IV


Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya
pada tanggal 08- 10 Maret 2016
Gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk memeluk
agama Islam yaitu sebesar 210 jiwa (99%) dan Kristen 3 jiwa (1%). Hal
tersebut menunjukkan bahwa agama mayoritas dapat hidup berdampingan
dengan pemeluk minoritas.
4)
Proporsi penduduk RT 02/RW IV Berdasarkan Suku

Gambar 3.4 Proporsi Penduduk berdasarkan Suku di RT 02/RW IV


Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya
pada tanggal 8- 10 Maret 2016
Gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk RT 02
adalah suku jawa sebesar 210 jiwa (99%), suku Madura 2 jiwa (0,7%) dan
lain- lain 1 jiwa (0,3%). Hal tersebut dapat dilihat dari keseharian penduduk
yang menggunakan bahasa jawa untuk berkomunikasi dalam kehidupan
sehari- hari.

5)

Proporsi penduduk RW IV Berdasarkan pendidikan

Gambar 3.5 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di RT 02/RW


IV Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota
Surabaya pada tanggal 8- 10 Maret 2016
Gambar diatas menunjukkan bahwa penduduk yang belum sekolah 15
orang (7%), tidak sekolah 6 orang (3%), TK 8 orang (4%), SD 68 orang
(32%), SMP 41 orang (19%), SMA 64 orang (30%), Perguruan Tinggi 11
orang (5%) dari hasil pendataan kepada 213 orang penduduk. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat kurang baik untuk
menerima dan menyerap informasi karena sebagian besar penduduk memiliki
pendidikan SD dan SMP.

6)

Proporsi penduduk RW IV Berdasarkan pekerjaan

Gambar 3.6 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di RT 02/RW IV


Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya
pada tanggal 8- 10 Maret 2016

Gambar diatas menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat RT II RW


IV mempunyai pekerjaan lain- lain yakni masih pelajar sebanyak 67 orang
(31%), tidak bekerja yakni 51 orang (24%), wiraswasta 52 orang (24%),
pegawai swasta 37 orang (17%), petani 4 orang (2%), dan nelayan 1 orang
(0,5%) dan PNS 1 orang (0,5%) dari total jumlah penduduk yaitu 213 orang
yang terdata. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih banyak warga yang
berada pada tahap sekolah dan juga masih banyak yang belum memanfaatkan
usia produktifnya secara maksimal terutama pada ibu rumah tangga sehingga
perlu diberikan pelatihan atau penyuluhan untuk pemberian kegiatan yang
dapat berguna dalam mengisi waktu luang dan bermanfaat bagi ekonomi.

7)

Proporsi penduduk RW IV Berdasarkan penghasilan

Gambar 3.7 Proporsi Penduduk Berdasarkan Penghasilan RT 02/RW IV


Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada tanggal 810 Maret 2016
Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan warga
RT 02 RW 04 berkisar antara 1-3 juta rupiah ada 69 orang (73%), <1 juta ada
21 orang (22%), dan lebih dari 3 juta ada 5 orang (5%) dari total 95 penduduk
RT 02 RW 04 yang bekerja. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar
warga masih mempunyai pendapatan yang berada di bawah UMR sehingga

kebutuhan baik ekonomi maupun kesehatan belum terpenuhi secara


maksimal.

8)

Proporsi penduduk RW IV Berdasarkan status Kesehatan

Gambar 3.8

Proporsi Penduduk Berdasarkan PenyakitRT 02/RW


IV Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo
Kota Surabaya pada tanggal 8- 10 Maret 2016

Berdasarkan gambar 3.8 dapat dilihat bahwa penyakit yang paling


banyak diderita di RT 02 RW IV adalah lain- lain (26 orang dari 72 orang)
yang terdiri dari asam urat, disabilitas, kolesterol, ganggugan mata, susp
tumor, penurunan pendengaran dan hipotensi terutama pada lansia,
kemudian disusul oleh kejadian ISPA sebanyak 18 kasus terutama pada
anak- anak dan remaja, hipertensi sebanyak 16 orang, jantung 1 orang,
ginjal 1 orang, DM 4 orang, TB paru 2 orang, dan gatal 1 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa status kesehatan penduduk masih perlu ditingkatkan.

3.1.2

Data Khusus Lansia

1) Proporsi Lansia Berdasarkan Usia

Gambar 3.11 Data kesehatan lansia berdasarkan usia di RT 02 RW IV Kelurahan


Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya 08-10 Maret 2016.
Berdasarkan gambar 3.11 didapatkan hasil bahwa dari total 62 orang,
sebagian besar anggota kelompok Posyandu lansia berusia 45-60 tahun sebanyak
17 orang (85%), lansia berusia 75-90 tahun sebanyak 3 orang (15%), dan lansia
berusia >90 tahun sebanyak 0 orang (0%). Hal ini menunjukkan bahwa lansia di
RT 02 beresiko memiliki masalah kesehatan penyakit degeneratif.
2)

Proporsi Lansia Berdasarkan Keaktifan Mengikuti Posyandu Lansia

Gambar 3.12 Data lansia yang berpartisipasi dalam kegiatan posyandu lansia di
RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota
Surabaya 08 - 10 Maret 2016.

Berdasarkan gambar 3.12 didapatkan 42 orang (69%) yang rutin mengikuti


kegiatan posyandu lansia dan terdapat 19 orang (31%) yang jarang mengikuti
kegiatan posyandu lansia dari jumlah total lansia 62 orang, artinya sebagian besar
lansia di RT 02 RW IV rutin mengikuti kegiatan posyandu lansia. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat kesadaran lansia untuk mengikuti posyandu sudah
cukup baik.
3)

Proporsi Lansia Berdasarkan Pekerjaan

Gambar 3.13 Data lansia yang berdasarkan pekerjaan di RT 02 RW IV


Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya 08 10 Maret 2016.
Berdasarkan gambar 3.13 dari total 62 orang lansia, terdapat 14 lansia
(23%) yang bekerja sebagai pegawai swasta, 30 lansia (48%) wiraswasta, 18
lansia (29%) tidak bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar lansia di
RT 02 masih aktif bekerja.
4)

Data Lansia berdasarkan Jenis Penyakit

Gambar 3.14 Data lansia berdasarkan Jenis Penyakit di RT 02 RW IV Kelurahan


Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya 08 - 10 Maret
2016.

Berdasarkan gambar 3.14 diperoleh sebagian besar dengan keluhan


penyakit hipertensi yaitu sebanyak 16 orang (40%), diabetes mellitus sebanyak 4
orang (10%), ISPA sebanyak 3 orang (7%), TB sebanyak 2 orang (5%), dan
sisanya 15 orang (38%) menderita penyakit lainnya dari total 62 orang lansia. Hal
ini menunjukkan bahwa lansia di RT 02 RW IV masih menderita beberapa
penyakit degeneratif.
3.2

Hasil Focus Group Discussion (FGD)

Tabel 3.2
No

Hasil Focus Group Discussion RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo,


Maret 2016
Masalah POKJA
Solusi yang
Rencana Solusi
Lansia
sudah Dilakukan

Ketidakefektifan
mempertahankan
kesehatan
pada
kelompok lansia di
wilayah RT 02 RW IV
Kelurahan Mulyorejo

Sudah dilakukan 1. Memberikan


informasi
penyuluhan tetapi
lebih
banyak
melalui
masih
kurang
penyuluhan
tentang
efektif
berbagai penyakit yang
sering dialami lansia.
2. Lebih
mengoptimalkan
konseling sehingga dapat
mengetahui permasalahan
secara detail yg dialami
lansia.
3. Mengadakan pemeriksaan
GDA dan kolesterol setiap
kegiatan posyandu lansia.

Kesiagaan
meningkatkan
pemberdayaan potensi
lansia di wilayah RT
02 RW IV Kelurahan
Mulyorejo

Sudah dilakukan Meningkatkan minat kelompok


senam
lansia lansia
terhadap
senam
tetapi
minat kebugaran lansia.
kelompok lansia
masih kurang

BAB 4
DIAGNOSIS KEPERAWATAN KOMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS RT 02 RW IV KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN MULYOREJO
KOTA SURABAYA
4.1

Analisa Data

Dari hasil pendataan, maka data-data yang ada dianalisa sebagai berikut :
Tabel 4.1 Analisa data asuhan keperawatan komunitas di RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo, Maret 2016
No. Data Subyektif
Data Obyektif
Masalah Keperawatan
1
a. Kader mengatakan program
a. Dari 62 lansia, ditemukan keluhan Ketidakefektifan
posyandu lansia di RT 02 RW IV
hipertensi yaitu sebanyak 16 orang (40%), mempertahankan kesehatan pada
telah terlaksana, pemeriksaan
diabetes mellitus sebanyak 4 orang (10%), kelompok lansia di wilayah RT
kesehatan dilakukan oleh Dokter
ISPA sebanyak 3 orang (7%), TB sebanyak 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo
dari Puskesmas.
2 orang (5%), dan sisanya 15 orang (38%)
b. Kader mengatakan bahwa kegiatan
menderita penyakit lainnya. Terdapat 42
lain lansia yaitu pengajian yang
orang (69%) yang rutin mengikuti kegiatan
rutin diadakan seminggu sekali di
posyandu lansia dan terdapat 19 orang
musholla.
(31%) yang jarang mengikuti kegiatan
posyandu lansia.
b. Saat pengkajian didapatkan 2 dari 4 orang
yang menderita diabetes mellitus tidak
mengetahui diet untuk diabetes mellitus dan
8 dari 16 orang yang menderita hipertensi

2.

a. Kader mengatakan bahwa kegiatan


senam lansia telah terlaksana,
dilakukan setiap 1 atau 2 minggu
sekali (3x dalam sebulan).
b. Kader mengatakan bahwa lansia
yang hadir dalam senam lansia
hanya 50% dari jumlah peserta
posyandu lansia

4.2

tidak mengetahui diet untuk hipertensi.


Sudah dilakukan upaya dari para kader dengan
membagikan undangan kepada para lansia untuk
mengikuti senam namun belum ada peningkatan
minat dari lansia

Kesiagaan
meningkatkan
pemberdayaan potensi lansia di
wilayah RT 02 RW IV Kelurahan
Mulyorejo

Penapisan Masalah

Dari hasil analisa data, didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah untuk menentukan prioritas masalah, adapun
penapisan tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.2 Penapisan masalah asuhan keperawatan komunitas RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo, Maret 2016
Diagnosa keperawatan
Pentingnya penyelesaian
Perubahan positif untuk
Penyelesaian untuk
Total score
pada agregate lansia
masalah
penyelesaian di
peningkatan kualitas
1: rendah
komunitas
hidup
2: sedang
0: tidak ada
0: tidak ada
3: tinggi
1: rendah
1: rendah
2: sedang
2: sedang
3: tinggi
3: tinggi
Ketidakefektifan
3
3
3
9
mempertahankan

kesehatan pada kelompok


lansia di wilayah RT 02
RW
IV
Kelurahan
Mulyorejo
Kesiagaan meningkatkan 2
pemberdayaan
potensi
lansia di wilayah RT 02
RW
IV
Kelurahan
Mulyorejo

4.3

Diagnosis Keperawatan
1. Ketidakefektifan mempertahankan kesehatan pada kelompok lansia di wilayah RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo
2. Kesiagaan meningkatkan pemberdayaan potensi lansia di wilayah RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo

BAB 5
RENCANA DAN STRATEGI POKJAKES LANSIA
DI RT 02 RW IV KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN MULYOREJO KOTA SURABAYA
5.1 Intervensi Keperawatan untuk Pokja Lansia
Tabel 5.1 Intervensi keperawatan asuhan keperawatan komunitas RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo, Maret 2016
Diagnosa
Keperawatan

Tujuan dan
Kriteria Hasil

1. Ketidakefektifan

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
3 x 3 minggu
pemeliharaan
kesehatan pada
kelompok lansia
dapat efektif
dengan kriteria
hasil:

mempertahankan
kesehatan pada
kelompok lansia
di wilayah RT 02
RW IV
Kelurahan
Mulyorejo

Waktu
Rencana Kegiatan

Sasaran

Hari/
Tanggal
1. Sosialisasi
Lansia di Kamis,
penyuluhan diet RT 02
31
DM
RW IV
Maret
2. Posyandu lansia Kelurahan 2016
(pemeriksaan
Mulyorejo dan
GDA, asam urat
Rabu,
dan kolesterol)
13 April
3. Sosialisasi
2016
penyuluhan diet
DM

Intervensi

PJ

Tempat
Halaman NIC:
Sutrisno,
rumah
Health
Education S.Kep
ketua
(5510)
RT 02
1. Mengelompokkan
RW IV
kelompok
(Pak
beresiko
tinggi
Bani)
dan rentang usia
yang bermanfaat
dari
pendidikan
kesehatan
yang
akan dilakukan.
2. Mengidentifikasi
faktor internal dan

NOC:
Pengetahuan
Perilaku
Kesehatan (1805)
1. Manfaat
dari
latihan
secara
rutin
dalam
rentang 1-3
2. Strategi
untuk
manajemen stres
dalam rentang 13
NOC :
Perilaku Promosi
Kesehatan (1602)
1. Memonitor
lingkungan yang
beresiko dalam
rentang 1-3
2. Memonitor
perilaku individu
yang
beresiko
dalam rentang 13
3. Mendukung
kebijakan
pemerintah

eksternal
yang
mungkin
dapat
meningkatkan
/
menurunkan
motivasi
dari
perilaku
kesehatan.
3. Mengidentifikasi
karakteristik dari
populasi
target
untuk menentukan
strategi
pendidikan
kesehatan.
4. Gunakan
kelompok diskusi
dan role play
untuk
mempengaruhi
nilai,keyakinan
dan
perilaku
kesehatan.
5. Libatkan individu,
keluarga,
dan
kelompok dalam
merencanakan dan
pelaksanaan
intervensi untuk

tentang
kesehatan dalam
rentang 1-3
4. Menggunakan
sumber finansial
untuk promosi
kesehatan dalam
rentang 1-3
5. Menggunakan
support
sosial
untuk promosi
kesehatan dalam
rentang 12. Kesiagaan
NOC :
meningkatkan
Keseimbangan
pemberdayaan
Gaya Hdup (2013)
potensi lansia di 1. Menggunakan
wilayah RT 02
strategi
untuk
RW IV Kelurahan
mengurangi
Mulyorejo
stress
dalam
rentang 1-3
2. Mengenali
keseimbangan
kebutuhan hidup
untuk
beraktivitas
dalam rentang 13

gaya hidup atau


modifikasi
perilaku
kesehatan.

Senam lansia

Lansia di Minggu,
RT 02
10 April
RW IV
2016
Kelurahan
Mulyorejo

Halaman NIC:
Akub
rumah
Exercise Promotion Selvia,
ketua
(0200)
S.Kep
kader
1. Menilai
lansia
keyakinan
RT 02
kesehatan
RW IV
individu tentang
(Pak
latihan fisik
Muji)
2. Mengkaji latihan
fisik
yang
dilakukan
sebelumnya
3. Menentukan
motivasi individu
untuk memulai /

3. Mengidentifikasi
kekuatan
personal dalam
rentang 1-3
4. Mengenali
aktivitas
yang
dapat
meningkatkan
perkembangan
personal dalam
rentang 1-3
5. Mengenali
hubungan antara
konsistensi
aktivitas dengan
nilai
personal
dalam rentang 13

melanjutkan
program latihan
fisik
4. Mengkaji
hambatan untuk
program latihan
fisik
5. Mendampingi
individu mengatur
jadwal rutin untuk
program latihan
fisik dalam jadwal
mingguan.
6. Melakukan latihan
aktivitas
fisik
bersama individu.

BAB 6
IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS (PELAKSANAAN KEGIATAN) DI RT 02 RW IV
KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN MULYOREJO KOTA SURABAYA
Dalam kegiatan praktik profesi keperawatan komunitas dan keluarga ini, implementasi yang berhasil kami laksanakan dengan hasil
kesepakatan pada perencanaan antara warga RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya dengan mahasiswa
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya adalah sebagai berikut :
Tabel 6.1 Implementasi kperawatan asuhan keperawatan komunitas RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo, Maret 2016
No
Diagnosa
Kegiatan
Pelaksanaan
Sasaran
Hari/
Tempat
Hambatan
Keperawatan
Tanggal
1 Ketidakefektifan
1. Sosialisasi
Bentuk Kegiatan :
Lansia di
Kamis, 31 Halaman
Lansia yang
mempertahankan
penyuluhan
1. Metode:
RT 02 RW Maret
rumah
datang
di
kesehatan
pada
diet DM
Ceramah
IV
2016
ketua RT
posyandu
kelompok lansia
Diskusi
Kelurahan
02 RW IV lansia kurang
di wilayah RT 02
2. Media:
Mulyorejo
(Pak Bani) fokus
RW IV Kelurahan
Banner
terhadap
Mulyorejo
Stiker
penyuluhan
karena ingin
segera
diperiksa.
2. Posyandu
lansia

Bentuk Kegiatan:
1. Metode:

Lansia di
RT 02 RW

Kamis, 31
Maret

Halaman
rumah

Lansia yang
datang
di

Solusi
Mahasiswa
berkolaborasi
dengan kader
lansia untuk
mengatur
waktu
penyuluhan
yaitu
tepat
sebelum
pemeriksaan
dimulai.
Mahasiswa
berkolaborasi

(pemeriksaan
GDA,
asam
urat
dan
kolesterol

3. Sosialisasi

penyuluhan
diet hipertensi

Pemeriksaan
IV
Fisik
Kelurahan
2. Media:
Mulyorejo
a. Alat
cek
gula darah,
kolesterol,
& asam urat
b. Lancet
c. Alcohol
swab
d. Stick gula
darah,
kolesterol
& asam urat
Bentuk Kegiatan :
1. Metode:
Ceramah
Diskusi
2. Media:
Banner
Stiker

Lansia di
RT 02 RW
IV
Kelurahan
Mulyorejo

2016

ketua RT
posyandu
02 RW IV lansia ingin
(Pak Bani) diperiksa
lebih
dari
satu
pemeriksaan
darah.

dengan kader
lansia untuk
mengatur
strategi
dengan
skrining
kebutuhan
pemeriksaan
kesehatan
berdasarkan
keluhan yang
dirasakan
oleh lansia.

Rabu,
13 April
2016

Halaman
rumah
ketua RT
02 RW IV
(Pak Bani)

Mahasiswa
dalam
melakukan
evaluasi
penyuluhan
lebih kearah
sharing
pengalaman
tentang jenis
makanan
yang sering
dikonsumsi.

Lansia yang
mengikuti
penyuluhan
sebagian
besar
memang
memiliki
hipertensi
dan
sudah
banyak yang
mengetahui
tentang
pembatasan

Kesiagaan
meningkatkan
pemberdayaan
potensi lansia di
wilayah RT 02
RW IV Kelurahan
Mulyorejo

Senam lansia

Bentuk Kegiatan :
1. Metode:
Senam
2. Media:
a. CD player
b. Speaker
c. CD
senam
kebugaran
lansia

Lansia di
RT 02 RW
IV
Kelurahan
Mulyorejo

Minggu,
10 April
2016

garam
berlebih.
Halaman
Gerakan
rumah
senam lansia
ketua
masih
kader
kurang jelas
lansia RT karena
02 RW IV keterbatasan
(Pak Muji) lapang
pandang dari
TV.

Sesuai
dengan pre
planning,
setting
tempat
mahasiswa
berada
diantara
barisan lansia
sebagai
fasilitator
sehingga
dapat
dijadikan
contoh dalam
melakukan
gerakan
senam.

BAB 7
EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS (PELAKSANAAN KEGIATAN) DI RT 02 RW IV

KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN MULYOREJO KOTA SURABAYA


Dalam kegiatan praktik profesi keperawatan komunitas dan keluarga ini sesuai hasil implementasi yang berhasil kami laksanakan, maka
hal-hal yang dapat kami evaluasi adalah sebagai berikut :
Tabel 7.1 Evaluasi keperawatan asuhan keperawatan komunitas RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo, April 2016
Diagnosa Keperawatan
Pencapaian NOC
SOAP
Ketidakefektifan
NOC:
Subyektif : Kader lansia mengatakan warga antusias terhadap
mempertahankan
Pengetahuan Perilaku Kesehatan (1805) adanya pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gratis pada lansia
kesehatan
pada 1. Manfaat dari pemeriksaan secara rutin dan warga RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo mengatakan
kelompok
lansia
di
dalam rentang 3
mengerti terkait pendidikan kesehatan tentang diet/pengaturan
wilayah RT 02 RW IV NOC :
makanan pada Diabetes dan Hipertensi
Kelurahan Mulyorejo
Perilaku Promosi Kesehatan (1602)
1. Memonitor lingkungan yang beresiko Obyektif : Lansia antusias terhadap pemeriksaan kesehatan
dalam rentang 3
gratis yang dilaksanakan pada kegiatan rutin Posyandu lansia.
2. Memonitor perilaku individu yang Lansia juga ada feedback dalam pelaksanaan pendidikan
beresiko dalam rentang 3
kesehatan tentang diet/pengaturan makanan pada Diabetes dan
3. Mendukung kebijakan pemerintah Hipertensi, serta mampu menjawab pertanyaan dari penyuluh.
tentang kesehatan dalam rentang 3
Dari jumlah peserta yang hadir sudah mencapai target yang
4. Menggunakan sumber finansial untuk telah ditentukan.
promosi kesehatan dalam rentang 3
5. Menggunakan support sosial untuk Analisa : Masalah teratasi sebagian, karena mahasiswa hanya
promosi kesehatan dalam rentang 3
dapat mengevaluasi pengetahuan lansia tentang diet diabetes
dan hipertensi pada saat pelaksanaan kegiatan, untuk setiap
warga lansia belum dapat dievaluasi dalam penerapan perilaku
sehari-harinya.

Planning : Kelompok stase komunitas selanjutnya diharapkan


dapat :
1. Pemberiaan motivasi pada lansia untuk terus rutin
mengikuti Posyandu Lansia yang sudah terjadwal dapat
dilakukan oleh kader lansia untuk mengevaluasi tingkat
kesehatan lansia.
2. Pemberian penyuluhan dengan metode berbeda secara
berkelanjutan untuk mempertahanankan pengetahuan yang
telah didapat oleh lansia sehingga dapat diterapkan dalam
perilaku kesehatan
Kesiagaan meningkatkan
pemberdayaan potensi
lansia di wilayah RT 02
RW
IV
Kelurahan
Mulyorejo

NOC :
Keseimbangan Gaya Hidup (2013)
1. Menggunakan
strategi
untuk
mengurangi stress dalam rentang 3
2. Mengenali keseimbangan kebutuhan
hidup untuk beraktivitas dalam rentang
2
3. Mengidentifikasi kekuatan personal
dalam rentang 3
4. Mengenali aktivitas yang dapat
meningkatkan perkembangan personal
dalam rentang 3
5. Mengenali hubungan antara konsistensi
aktivitas dengan nilai personal dalam
rentang 3

Subyektif : Kader lansia dan warga RT 02 RW IV Kelurahan


Mulyorejo mengatakan senang dengan adanya senam yang
berbeda dengan biasanya. Lansia mengatakan baru pertana
kali ini melakukan senam hipertensi.
Obyektif : Lansia antusias terhadap kegiatan rutin senam
lansia. Lansia juga tampak semangat dan mampu mengikuti
gerakan yang dipimpin oleh kader dan mahasiswa serta
terdapat fasilitator di setiap barisan senam untuk dapat
menuntun gerakan senam lansia. Dari jumlah peserta yang
hadir sudah mencapai target yang telah ditentukan.
Analisa : Masalah teratasi sebagian, karena mahasiswa hanya
dapat mengevaluasi kegiatan senam pada saat pelaksanaan
kegiatan, dan masih hampir sekitar 50% peserta yang hadir
dari total lansia di RW IV Kelurahan Mulyorejo.
Planning : Kelompok stase komunitas selanjutnya diharapkan

dapat:
1. Pemberiaan motivasi pada lansia untuk terus rutin
mengikuti senam yang sudah terjadwal untuk
meningkatkan kesehatan lansia.
2. Pemberian pilihan gerakan senam baru untuk mengurangi
kejenuhan pada lansia

BAB 8
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Praktik klinik keperawatan komunitas merupakan suatu program profesi
untuk mengaplikasikan konsep-konsep perawatan kesehatan masyarakat dengan
menggunakan proses keperawatan masyarakat sebagai suatu pendekatan ilmiah.
Dalam praktik klinik keperawatan komunitas terdapat 3 kegiatan yang dilakukan,
yaitu praktik klinik keperawatan komunitas, praktik klinik keperawatan keluarga,
dan praktik klinik di puskesmas. Pelaksanaan ketiga praktik klinik tersebut tidak
meninggalkan konsep proses keperawatan yaitu pengkajian, penetapan diagnosa,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi kegiatan yang terstruktur.
Dalam pelaksanaan proses praktik keperawatan komunitas terutama pada
kelompok kerja di lingkungan kerja RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo
Kecamatan Mulyorejo dibagi menjadi 5 kelompok kerja besar untuk menangani
setiap masalah yang timbul dalam proses pengkajian keperawatan. Lima pokja
yang dibentuk yaitu pokja KIA/KB, pokja anak sekolah pokja remaja, pokja
kesehatan lingkungan, dan lansia. Berdasarkan pengkajian pada tanggal 08-10
Maret 2016 di RT 02 RW IV dapat diidentifikasi dua diagnosa keperawatan untuk
masalah keperawatan pada pokja lansia yaitu ketidakefektifan mempertahankan
kesehatan kelompok lansia di wilayah RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo dan
kesiagaan meningkatkan pemberdayaan potensi lansia di wilayah RT 02 RW IV
Kelurahan Mulyorejo.
Adapun kegiatan

praktik

profesi

keperawatan

komunitas

yang

dilaksanakan untuk mengatasi masalah keperawatan yang didapat untuk pokja


lansia telah dilakukan senam yang rutin dilakukan setiap dua minggu sekali pada
hari minggu, posyandu lansia satu kali dalam sebulan pada minggu kedua pada

hari rabu, pemberian pendidikan kesehatan berupa penyuluhan tentang diet


diabetes mellitus dan hipertensi, pemeriksaan GDA, asam urat dan kolesterol.
Secara umum praktik profesi keperawatan komunitas yang dilakukan
oleh mahasiswa bekerja sama dengan kader pokjakes RT 02 RW IV Kelurahan
Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo, tokoh masyarakat RT 02 RW IV serta pihak
puskesmas, dapat dikatakan berhasil. Pada pokja lansia adanya peningkatan
pengetahuan lansia tentang penyakit yang sering terjadi pada lansia dan kesadaran
lansia dalam memeriksakan kesehatannya di posyandu lansia.
8.2 Saran
Adapun saran-saran yang ingin kami sampaikan kepada beberapa pihak
adalah:
8.2.1 Untuk Mahasiswa
1. Untuk optimalisasi persiapan mahasiswa, maka diharapkan adanya
pembinaan yang intensif pra terjun ke lapangan dengan konsep bimbingan
yang telah terstruktur rapi dan baku, baik dari segi mekanisme bimbingan
maupun konsep-konsep keperawatan komunitas sendiri.
2. Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan dan menambah
bekal tentang konsep keperawatan komunitas dan keluarga sehingga
terdapat

optimalisasi

kinerja dalam melaksanakan

praktik klinik

keperawatan komunitas.
3. Mahasiswa diharapkan mempunyai konsep yang lebih matang tentang
pengorganisasian masyarakat dengan berbagai alternatif pendekatan,
sehingga akan lebih mempermudah pelaksanaan praktik klinik di
masyarakat.
8.2.2 Untuk Kader
1. Mengoptimalkan program-program yang telah terbentuk dan berjalan,
untuk optimalisasi persiapan warga terhadap program kesehatan.
2. Kerjasama antar kader, puskesmas, dinas kesehatan ataupun lembaga
sosial sehingga kegiatan yang bermanfaat bagi warga dapat tercapai.

3. Kader diharapkan lebih sigap dalam mengatasi masalah kesehatan yang


ada di masyarakat.
8.2.3 Untuk Puskesmas
1. Sebagai penunjang program kegiatan puskesmas, diharapkan adanya
kerjasama dan bimbingan secara intensif dari puskesmas untuk mahasiswa
maupun kelompok kerja kesehatan di masyarakat.
2. Puskesmas diharapkan lebih tanggap memfasilitasi kebutuhna kesehatan
masyarakat karena puskesmas merupakan saran rujukan pertama dalam
kesehatan.
8.2.4 Untuk Instansi FKp UNAIR
1. Untuk memperlebar jangkauan kerjasama dengan berbagai instransi
sehingga mempermudah mahasiswa dalam pelaksanaan praktik klinik
keperawatan komunitas, maka diharapkan adanya kerjasama antara FKp
UNAIR dengan pihak-pihak terkait dengan model kontrak kerja/waktu
tentang keberadaan praktik klinik komunitas di wilayah kerja puskesmas
yang telah ditentukan seperti dengan dinas pertamanan, LSM, kepolisian
(Polres/Polsek), dan pihak terkait lainnya.
2. Memfasilitasi kegiatan mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan kesehatan
masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Black, J. M., & Hawks. J. H 2009, Medical surgical nursing clinical management
for positive outcomes 8th ed, Elsevier, Singapore.
Agrina, Rini, S. S., & Hairitama, R. (2012). Kepatuhan Lansia Penderita
Hipertensi dalam Pemenuhan Diet Hipertensi. Jurnal Sorot, 6 (1), 46-53.
Ann-Marie Rosland, M. M. (2010, Maret 06). Family Influences on SelfManagement Among Functionally Independent Adults with Diabetes or
Heart
Failure.
Retrieved
Maret
10,
2014,
from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3712767/
Dalimartha, S., & Basuri T. Purnama, N. S. (2008). Care Youe Self Hipertensi.
Jakarta: Penebar Plus +.
Garret, A. D. (2012, April 15). NEW AHA guidelines help manage hypertension in
the
elderly.
Retrieved
Maret
11,
2014,
from
http://drugtopics.modernmedicine.com/drugtopics/news/modernmedicine/m
odern-medicine-feature-articles/new-aha-guidelines-help-manage-hype?
page=full
Kemenkes. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. In K.
Kesehatan, Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan (1 ed.). Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kuswardhani, T. (2006). Penatalaksanaan Hipertensi pada Lanjut Usia. Jurnal
Penyakit Dalam, 7 (2), 135-140.
M. Crottyy*, J. P. (2009). Self-management and peer support among people with
arthritis on a hospital joint replacement waiting list: a randomised controlled
trial. Osteoarthritis and Cartilage, 17 (11), 1428-1433.
Rahajeng, E., & T, S. (2009). Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di
Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia, 59 (12), 581-587.
Sarah J Flynn, J. M.-B.-B. (2013, Agustus 06). Facilitators and barriers to
hypertension self-management in urban African Americans: perspectives of
patients and family members. Retrieved Maret 10, 2014, from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3743518/
Tamher, S., & Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan
Asuhan Keperawatan (1 ed.). (R. Angriani, Ed.) Jakarta: Salemba Medika.
Harrison, Wilson, dan Kasper, 2005, Harrisons Manual of Medicine, EGC,
Jakarta.
Kuswardhani, T 2006, 'Penatalaksanaan Hipertensi pada Lanjut Usia', Jurnal
Penyakit Dalam, vol. 7, no. 2, hal. 135-140.
Nugroho, Wahyudi 2008, Keperawatan Gerontik & Geriatrik, Edisi ke 3, EGC
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai