BAB 1
PENDAHULUAN...............................................................................................133
1.1
Latar Belakang......................................................................................133
1.2
Tujuan....................................................................................................135
1.3
Manfaat..................................................................................................136
1.4
Ruang Lingkup......................................................................................137
1.5
Metode Pendekatan...............................................................................137
1.6
Sistematika Penulisan............................................................................138
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................139
2.1
Konsep Dasar Lansia.............................................................................139
2.1.1
Pengertian.......................................................................................139
2.1.2
Teori proses penuaan......................................................................139
2.1.3
Tugas perkembangan usia lanjut....................................................145
2.1.4
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia..............................145
BAB 3
PENGKAJIAN KOMUNITAS............................................................................152
3.1.1
Data Umum....................................................................................159
3.1.2
Data Khusus Lansia.......................................................................166
BAB 4
DIAGNOSIS KEPERAWATAN KOMUNITAS.................................................169
BAB 5
RENCANA DAN STRATEGI POKJAKES LANSIA........................................172
BAB 6
IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS .......................176
BAB 7
EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS..................................179
BAB 8
PENUTUP............................................................................................................183
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................187
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
PROGRAM LANSIA
PROGRAM PRAKTIK PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
DI RT 02 RW IV KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN
MULYOREJO KOTA SURABAYA
Periode 07 Maret 2016 s/d 22 April 2016
Disusun sebagai salah satu syarat dalam mencapai kompetensi Program Ners
pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga
Surabaya
Disusun oleh :
Kelompok 3
Nindya Ghabriella H.Br. Marpaung, S.Kep.
Yunita Praptiwaijaya, S.Kep.
Izza Hadi P, S.Kep.
Sutrisno, S.Kep.
Anisa Agustina, S.Kep.
Yuni Tristian Cahyani Eka Putri, S.Kep.
Eli Sazana, S.Kep.
Dian Agustin, S.Kep.
Selfi Ratna Puspitasari, S.Kep.
Yosephin Nova Eka Irianti, S.Kep.
Hamzah Waldi, S.Kep.
Hartono, S.Kep.
Akub Selvia, S.Kep
M. Fathur Rohman, S.Kep.
Reni Kurnia Fajarwati, S.Kep.
NIM. 131513143003
NIM. 131513143004
NIM. 131513143012
NIM. 131513143015
NIM. 131513143051
NIM. 131513143055
NIM. 131513143057
NIM. 131513143058
NIM. 131513143061
NIM. 131513143069
NIM. 131513143071
NIM. 131513143073
NIM. 131513143077
NIM. 131513143079
NIM. 131513143080
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
Profesi keperawatan menganut pandangan yang holistik terhadap manusia yaitu
keutuhan sebagai makhluk bio-psiko-sosio-spiritual. Kegiatan keperawatan
dilakukan
dengan
pendekatan
humanistik
dalam
arti
menghargai
dan
terdapat 14 lansia (23%) yang bekerja sebagai pegawai swasta, 30 lansia (48%)
wiraswasta, 18 lansia (29%) tidak bekerja. Berdasarkan keluhan, penyakit yang
sering diderita antara lain hipertensi yaitu sebanyak 16 orang (40%), diabetes
mellitus sebanyak 4 orang (10%), ISPA sebanyak 3 orang (7%), TB sebanyak 2
orang (5%), dan sisanya 15 orang (38%) menderita penyakit lainnya dari total 62
orang lansia
UU kesehatan No. 36 Tahun 2009 pasal 138 menegaskan, kesehatan
manusia lanjut usia perlu mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan
ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan
kemampuannya sehingga dapat ikut serta dalam berperan aktif dalam
pembangunan. Secara alami para usia lanjut mengalami berbagi kemunduran baik
fisik, biologis, mental, sosial, dan perjalanan penyakit para usia lanjut pun
mempunyai ciri-ciri tersendiri yaitu bersifat menahun, semakin berat dan sering
kambuh.
Persoalan utama yang seringkali dihadapi lansia di negara berkembang yaitu
persoalan kesehatan dan persoalan kemiskinan (Depsos RI 2003). Hal ini
menunjukkan bahwa lansia sangat tergantung pada dukungan finansial dari orangorang disekitarnya sehingga perlu peranan dari pemerintahan untuk memberikan
perhatian atau bantuan pada kesehatan lansia yang sangat rentang terhadap
penyakit kronis. Untuk mencegah potensi komplikasi yang terjadi, perlu diadakan
promosi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya
menjaga kesehatan karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Bentuk
promosi kesehatan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas yang
berhubungan dengan Lansia di wilayah RT 02 RW IV Kelurahan
1.2.2
Mulyorejo Surabaya.
Tujuan Khusus
Setelah Program Pendidikan Profesi Keperawatan Komunitas, mahasiswa
mampu :
1. Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji masalah kesehatan
komunitas pada agregat lansia di RT 02 RW IV
2. Melakukan pengkajian data dengan tepat sehingga dihasilkan analisa
data yang sesuai dengan keperluan komunitas pada agregat lansia di
RT 02 RW IV
3. Menentukan diagnosa keperawatan komunitas serta menerapkan
prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan kriteria tertentu pada
agregat lansia di RT 02 RW IV
4. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi
pengorganisasian komunitas dalam mengadakan perubahan serta
peningkatan kesehatan komunitas pada agregat lansia di RT 02 RW IV
5. Mengkoordinasikan sumber-sumber yang ada di komunitas untuk
menyelesaikan masalah keperawatan dan kesehatan yang ada di
komunitas pada agregat lansia di RT 02 RW IV
6. Mendemonstrasikan karakteristik para profesional, berpikir kritis,
belajar mandiri dan ketrampilan komunikasi yang efektif dan
kepemimpinan di dalam komunitas pada agregat lansia di RT 02 RW
IV
1.3 Manfaat
1.3.1
Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep asuhan keperawatan
komunitas secara nyata kepada masyarakat
2. Mahasiswa belajar menjadi role model dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas pada agregat lansia
3. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis dan bijaksana dalam
1.3.2
1.3.3
1.3.4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Lansia
2.1.1
Pengertian
Lansia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang
yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun.
Namun manusia dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Menurut
Undang-Undang RI No.23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 19 ayat 1 bahwa
manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan
biologis, fisik, kejiwaan dan sosial.
Demikian juga batasan lansia yang tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia dengan tegas dinyatakan
bahwa yang disebut sebagai lanjut usia adalah laki-laki ataupun perempuan yang
berusia 60 tahun atau lebih.
Batasan-batasan lansia menurut WHO adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
2.1.2
Tabel 2.1
Teori-teori penuaan menurut Donlon
Teori Biologis
Tingkat Perubahan
Genetika
Gen yang diwariskan dari dampak lingkungan
Dipakai dan rusak
Kerusakan oleh radikal bebas
Lingkungan
Meningkatnya pajanan terhadap hal-hal yang
berbahaya
Imunitas
Integritas sistem tubuh untuk melawan kembali
Neuroendokrin
Kelebihan atau kurangnya produksi hormone
Teori Psikososiologis
Tingkat Proses
Kepribadian
Introvert lawan ekstrovert
Tugas perkembangan
Maturasi sepanjang rentang kehidupan
Disengagement
Antisipasi menarik diri
Aktivitas
Membantu mengembangkan usaha
Kontinuitas
Pengembangan individualitas
Ketidakseimbangan
Kompensasi melalui pengorganisasian diri sendiri
system
Sumber: Stanley dan Beare (2007)
1.
Teori biologis
Kelompok teori ini menjabarkan proses fisik penuaan dimana terjadi
kesalahan pada tingkat seluler dan menyebabkan sistem dan organ tubuh
gagal untuk berfungsi.
2) Teori wear-tear (dipakai-rusak)
Teori ini menyatakan bahwa akumulasi sampah metabolik atau zat
nutrisi dapat merusak sintesis DNA sehingga mendorong malfungsi
molekuler dan akhirnya malfungsi organ tubuh. Radikal bebas adalah
contoh dari produk sampah metabolisme yang menyebabkan kerusakan
ketika akumulasi terjadi. Radikal bebas adalah molekul atau atom dengan
suatu elektron tidak berpasangan. Ini merupakan jenis yang sangat reaktif
yang dihasilkan dari reaksi selama metabolisme. Radikal bebas dengan
cepat dihancurkan oleh sistem enzim pelindung pada kondisi normal.
Beberapa radikal bebas berhasil lolos dari proses perusakan ini dan
berakumulasi didalam struktur biologis yang penting, saat itu kerusakan
organ terjadi.
3) Riwayat lingkungan
Teori ini menyatakan bahwa faktor yang berasal dari lingkungan
seperti karsinogen dari industri, cahaya matahari, trauma dan infeksi
membawa perubahan dalam penuaan. Faktor lingkungan diketahui dapat
mempercepat proses penuaan tetapi hanya diketahui sebagai faktor
sekunder saja.
4) Teori imunitas
Teori ini menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem imun
yang berhubungan dengan penuaan. Ketika orang bertambah tua,
pertahanan mereka terhadap organisme asing mengalami penurunan,
Teori psikososiologis
Kelompok teori ini menyatakan bahwa penuaan dipengaruhi dan disertai oleh
perubahan perilaku maupun aspek lain sesuai konteks psikologi dan sosiologis.
1) Teori kepribadian
Teori ini menyebutkan aspek pertumbuhan psikologis tanpa
menggambarkan harapan atau tugas spesifik lansia. Dalam teori Jung
Teori disengagement
Teori pemutusan hubungan, dikembangkan pertama kali pada awal
tahun 1960, menggambarkan proses penarikan diri oleh lansia dari peran
bermasyarakat dan tanggung jawab. Proses penarikan diri ini daoat
diprediksi, sistematis, tidak dapat dihindari, dan penting untuk fungsi yang
tepat dari masyarakat yang sedang tumbuh. Lansia dikatakan akan bahagia
apabila kontak sosial telah berkurang dan tanggung jawab telah diambil
oleh generasi yang lebih muda. Manfaat dari pengurangan kontak sosial
adalah agar dapat menyediakan waktu untuk merefleksikan pencapaian
hidup dan untuk menghadapi harapan yang tidak terpenuhi, sedangkan
manfaat bagi masyarakat adalah dalam rangka memindahkan kekuasaan
generasi tua ke generasi muda. Teori ini memiliki titik kelemahan karena
seolah membatasi peran lansia di masyarakat dan pada kenyataan banyak
lansia yang masih berkontribusi secara positif bagi masyarakat dalam usia
senja.
4) Teori aktivitas
Teori ini dikatakan sebagai lawan dari teori disengagement yang
menyatakan bahwa jalan menuju penuaan yang sukses adalah dengan cara
tetap aktif. Gagasan pemenuhan kebutuhan seseorang harus seimbang
dengan pentingnya perasaan dibutuhkan oleh orang lain ditunjukkan dalam
teori ini. Sebuah penelitian juga menunjukkan pentingnya aktivitas mental
dan fisik yang berkesinambungan untuk mencegah kehilangan dan
pemeliharaan kesehatan sepanjang masa kehidupan manusia.
5) Teori kontinuitas
Teori ini dikenal juga sebagai teori perkembangan dan mencoba
menjelaskan dampak kepribadian pada kebutuhan untuk tetap aktif atau
memisahkan diri agar mencapai kebahagiaan dan terpenuhi kebutuhan di
usia tua. Teori ini menekankan pada kemampuan koping individu
sebelumnya dan kepribadian sebagai dasar untuk memprediksi bagaimana
seseorang akan dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat
penuaan. Lansia yang terbiasa memiliki kendali dalam membuat keputusan
mereka sendiri tidak akan dengan mudah menyerahkan peran ini hanya
karena usia mereka yang telah lanjut. Selain itu, individu yang telah
melakukan manipulasi atau abrasi dalam interaksi interpersonal mereka
selama masa mudanya tidak akan tiba-tiba mengembangkan suatu
pendekatan yang berbeda di dalam masa akhir kehidupan.
2.1.3
kehidupan pribadi dari pada kehidupan orang lain. Tugas perkembangan masa tua
adalah sebagai berikut:
1. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.
2. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income
(penghasilan) keluarga.
3. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
4. Membentuk hubungan dengan orang yang seusia.
5. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.
6. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes.
2.1.4
1. Perubahan-perubahan fisik
1) Sel
Jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh menurun dan cairan
intraseluler menurun.
2) Temperatur tubuh
Temperatur tubuh lansia menurun (hipotermi) secara fisiologik 35 0 C
akibat kecepatan metabolisme yang menurun. Lansia umumnya
mengalami
keterbatasan
reflek
menggigil
dan
tidak
dapat
otot. Hal ini disebabkan oleh fungsi pembuluh darah pada kulit
menurun, berkurangnya tingkat metabolisme dan kekuatan otot
menurun.
3) Sistem neurologi
Terjadi penurunan berat, isi cairan dan aliran darah otak, peningkatan
ukuran ventrikel serta penebalan korteks otak. Pada spinal cord terjadi
penurunan fiber dan anterior horn yang menyebabkan kelemahan otot,
penurunan aliran darah pada spinal cord menyebabkan terjadi
penurunan reaksi dan peningkatan terjadi perlambatan simpatik.
Berkurangnya berat otak sekitar 10 - 20%, berkurangnya sel kortikal,
reaksi
menjadi
lambat,
kurang
sensitif
terhadap
sentuhan,
karena tidak berguna lagi. Muncul perasaan kurang mampu untuk mandiri
serta cenderung serta cenderung bersifat introvert (Mubarak, 2006).
4. Perubahan kognitif
Perubahan pada fungsi kognitif diantaranya adalah kemunduran terutama
pada tugas yang membutuhkan kecepatan dan tugas yang memerlukan
memori jangka pendek atau seketika (0-10 menit). Kemampuan intelektual
dan kemampuan verbal tidak mengalami perubahan (Mubarak, 2006).
5. Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan. Lansia
makin matur dalam kehidupan keagamaan, hal ini terlihat dalam berfikir
dan bertindak dalam sehari-hari (Mubarak, 2006).
BAB 3
PENGKAJIAN KOMUNITAS
3.1
Sejarah
2.
Demografi
Di wilayah RW 04 khususnya di
RT 02 terdapat dua jenis penduduk
yakni penduduk yang menetap
maupun penduduk musiman.
Mayoritas
penduduk
yang
menetap memiliki tempat tinggal
tetap sendiri dan sebagian kecil
menyewa
rumah
kontrakan.
Sedangkan
bagi
penduduk
musiman, mayoritas penduduk
menempati rumah kos yang
disewakan oleh penduduk RT 02.
Pekerjaan warga RT 02 mayoritas
adalah swasta yakni sebagai
satpam dan pegawai toko.
Berdasarkan
data
Kelurahan Mulyorejo
pada triwulan 1 2016
terdapat
573
jiwa
penduduk di RW 04
yang terdiri dari 296
laki- laki dan 277
perempuan dalam 147
KK.
Data hasil pengkajian
di RT 02 RW IV
didapatkan 63 KK
dengan
jumlah
penduduk 213 jiwa
dengan penduduk lakilaki sebanyak 101 jiwa
dan perempuan 102
jiwa. Jumlah penduduk
usia bayi 2 bayi (0,9%),
usia balita sebanyak 13
II.
1.
Nilai dan
Keyakinan
1. Batas daerah RW 04
Barat
:
Perumahan
Dharmahusada Indah RT
03 RW IX Kelurahan
Mulyorejo
Utara : Jalan Dharmahusada
Indah 2, Perumahan
Dharmahusada Indah RT
02 RW IX
Timur
:
Perumahan
Dharmahusada Indah RT
03 RW IX Kelurahan
Mulyorejo
Selatan: Saluran Kalidami,
Wilayah RT 11 kelurahan
Manyar Sabrangan
2. Batas daerah RT 02
Barat
:
Perumahan
Dharmahusada
RT
02
Kelurahan Mulyorejo
Utara : Wilayah RT 01
Timur
:
Perumahan
Dharmahusada
RT
02
Kelurahan Mulyorejo
Selatan : Wilayah RT 11
Kelurahan Manyar Sabrangan.
3. Bangunan
Mayoritas bangunan di RT 02
yang merupakan milik pribadi
terbuat dari tembok permanen
sedangkan bagi warga yang
Status
kepemilikan
rumah sendiri sebanyak
32 KK dan rumah sewa
sebanyak 31 KK
Subsistem
Lingkungan Fisik
4.
5.
6.
2.
Pelayanan
Kesehatan dan
Sosial
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
3.
Ekonomi
1.
2.
4.
Keamanan dan
Transportasi
5.
Pemerintah dan
Politik
6.
Komunikasi
7.
Pendidikan
yang bekerja.
2. Jumlah warung ada
2 buah dan jumlah
toko kelontong 12
buah di wilayah RT
02
Tingkat
pendidikan
warga yang saat ini
sedang
menempuh
pendidikan
dimulai
dengan yang
belum
sekolah 15 orang (7%),
tidak sekolah 6 orang
(2,8%), TK 8 orang
(3,7%), SD 68 orang
(31,9%), SMP 41 orang
(19,3%), SMA 64
orang
(30%),
Perguruan Tinggi 11
orang (5,3%) dari total
penduduk 213 jiwa.
8.
Rekreasi
III. Persepsi
1.
Penduduk
1. Lansia
Sebagian besar lansia di RT 02
menggunakan waktunya untuk
melakukan pekerjaan rumah
tangga yang ringan, merawat
cucu dan bercengkrama dengan
lansia lain. Terdapat beberapa
lansia yang masih mempunyai
toko
kelontong
sebagai
pekerjaan
seharihari.
Kegiatan pengajian rutin yang
diadakan tiap hari rabu malam
di musholla untuk jamaah
perempuan dan hari ahad
malam untuk jamaah laki-laki
di Balai RW 04. Kegiatan
posyandu lansia dan senam
lansia diadakan 1 bulan sekali
secara rutin.
2. Dewasa tua
Pada pagi hingga sore hari
sebagian warga RT 02 bekerja
dan baru mempunyai waktu
senggang bersama keluarga
pada malam hari. Bagi para
laki- laki terdapat acara
mengaji setiap malam hari
dibalai RT dan bagi para ibu-
3.
4.
2.
Persepsi Anda
1.
2.
3.1.1
1)
Data Umum
Proporsi penduduk RT 02/RW IV Berdasarkan jenis kelamin dan usia
2)
5)
6)
7)
8)
Gambar 3.8
3.1.2
Gambar 3.12 Data lansia yang berpartisipasi dalam kegiatan posyandu lansia di
RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota
Surabaya 08 - 10 Maret 2016.
Tabel 3.2
No
Ketidakefektifan
mempertahankan
kesehatan
pada
kelompok lansia di
wilayah RT 02 RW IV
Kelurahan Mulyorejo
Kesiagaan
meningkatkan
pemberdayaan potensi
lansia di wilayah RT
02 RW IV Kelurahan
Mulyorejo
BAB 4
DIAGNOSIS KEPERAWATAN KOMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS RT 02 RW IV KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN MULYOREJO
KOTA SURABAYA
4.1
Analisa Data
Dari hasil pendataan, maka data-data yang ada dianalisa sebagai berikut :
Tabel 4.1 Analisa data asuhan keperawatan komunitas di RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo, Maret 2016
No. Data Subyektif
Data Obyektif
Masalah Keperawatan
1
a. Kader mengatakan program
a. Dari 62 lansia, ditemukan keluhan Ketidakefektifan
posyandu lansia di RT 02 RW IV
hipertensi yaitu sebanyak 16 orang (40%), mempertahankan kesehatan pada
telah terlaksana, pemeriksaan
diabetes mellitus sebanyak 4 orang (10%), kelompok lansia di wilayah RT
kesehatan dilakukan oleh Dokter
ISPA sebanyak 3 orang (7%), TB sebanyak 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo
dari Puskesmas.
2 orang (5%), dan sisanya 15 orang (38%)
b. Kader mengatakan bahwa kegiatan
menderita penyakit lainnya. Terdapat 42
lain lansia yaitu pengajian yang
orang (69%) yang rutin mengikuti kegiatan
rutin diadakan seminggu sekali di
posyandu lansia dan terdapat 19 orang
musholla.
(31%) yang jarang mengikuti kegiatan
posyandu lansia.
b. Saat pengkajian didapatkan 2 dari 4 orang
yang menderita diabetes mellitus tidak
mengetahui diet untuk diabetes mellitus dan
8 dari 16 orang yang menderita hipertensi
2.
4.2
Kesiagaan
meningkatkan
pemberdayaan potensi lansia di
wilayah RT 02 RW IV Kelurahan
Mulyorejo
Penapisan Masalah
Dari hasil analisa data, didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah untuk menentukan prioritas masalah, adapun
penapisan tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.2 Penapisan masalah asuhan keperawatan komunitas RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo, Maret 2016
Diagnosa keperawatan
Pentingnya penyelesaian
Perubahan positif untuk
Penyelesaian untuk
Total score
pada agregate lansia
masalah
penyelesaian di
peningkatan kualitas
1: rendah
komunitas
hidup
2: sedang
0: tidak ada
0: tidak ada
3: tinggi
1: rendah
1: rendah
2: sedang
2: sedang
3: tinggi
3: tinggi
Ketidakefektifan
3
3
3
9
mempertahankan
4.3
Diagnosis Keperawatan
1. Ketidakefektifan mempertahankan kesehatan pada kelompok lansia di wilayah RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo
2. Kesiagaan meningkatkan pemberdayaan potensi lansia di wilayah RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo
BAB 5
RENCANA DAN STRATEGI POKJAKES LANSIA
DI RT 02 RW IV KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN MULYOREJO KOTA SURABAYA
5.1 Intervensi Keperawatan untuk Pokja Lansia
Tabel 5.1 Intervensi keperawatan asuhan keperawatan komunitas RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo, Maret 2016
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan
Kriteria Hasil
1. Ketidakefektifan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
3 x 3 minggu
pemeliharaan
kesehatan pada
kelompok lansia
dapat efektif
dengan kriteria
hasil:
mempertahankan
kesehatan pada
kelompok lansia
di wilayah RT 02
RW IV
Kelurahan
Mulyorejo
Waktu
Rencana Kegiatan
Sasaran
Hari/
Tanggal
1. Sosialisasi
Lansia di Kamis,
penyuluhan diet RT 02
31
DM
RW IV
Maret
2. Posyandu lansia Kelurahan 2016
(pemeriksaan
Mulyorejo dan
GDA, asam urat
Rabu,
dan kolesterol)
13 April
3. Sosialisasi
2016
penyuluhan diet
DM
Intervensi
PJ
Tempat
Halaman NIC:
Sutrisno,
rumah
Health
Education S.Kep
ketua
(5510)
RT 02
1. Mengelompokkan
RW IV
kelompok
(Pak
beresiko
tinggi
Bani)
dan rentang usia
yang bermanfaat
dari
pendidikan
kesehatan
yang
akan dilakukan.
2. Mengidentifikasi
faktor internal dan
NOC:
Pengetahuan
Perilaku
Kesehatan (1805)
1. Manfaat
dari
latihan
secara
rutin
dalam
rentang 1-3
2. Strategi
untuk
manajemen stres
dalam rentang 13
NOC :
Perilaku Promosi
Kesehatan (1602)
1. Memonitor
lingkungan yang
beresiko dalam
rentang 1-3
2. Memonitor
perilaku individu
yang
beresiko
dalam rentang 13
3. Mendukung
kebijakan
pemerintah
eksternal
yang
mungkin
dapat
meningkatkan
/
menurunkan
motivasi
dari
perilaku
kesehatan.
3. Mengidentifikasi
karakteristik dari
populasi
target
untuk menentukan
strategi
pendidikan
kesehatan.
4. Gunakan
kelompok diskusi
dan role play
untuk
mempengaruhi
nilai,keyakinan
dan
perilaku
kesehatan.
5. Libatkan individu,
keluarga,
dan
kelompok dalam
merencanakan dan
pelaksanaan
intervensi untuk
tentang
kesehatan dalam
rentang 1-3
4. Menggunakan
sumber finansial
untuk promosi
kesehatan dalam
rentang 1-3
5. Menggunakan
support
sosial
untuk promosi
kesehatan dalam
rentang 12. Kesiagaan
NOC :
meningkatkan
Keseimbangan
pemberdayaan
Gaya Hdup (2013)
potensi lansia di 1. Menggunakan
wilayah RT 02
strategi
untuk
RW IV Kelurahan
mengurangi
Mulyorejo
stress
dalam
rentang 1-3
2. Mengenali
keseimbangan
kebutuhan hidup
untuk
beraktivitas
dalam rentang 13
Senam lansia
Lansia di Minggu,
RT 02
10 April
RW IV
2016
Kelurahan
Mulyorejo
Halaman NIC:
Akub
rumah
Exercise Promotion Selvia,
ketua
(0200)
S.Kep
kader
1. Menilai
lansia
keyakinan
RT 02
kesehatan
RW IV
individu tentang
(Pak
latihan fisik
Muji)
2. Mengkaji latihan
fisik
yang
dilakukan
sebelumnya
3. Menentukan
motivasi individu
untuk memulai /
3. Mengidentifikasi
kekuatan
personal dalam
rentang 1-3
4. Mengenali
aktivitas
yang
dapat
meningkatkan
perkembangan
personal dalam
rentang 1-3
5. Mengenali
hubungan antara
konsistensi
aktivitas dengan
nilai
personal
dalam rentang 13
melanjutkan
program latihan
fisik
4. Mengkaji
hambatan untuk
program latihan
fisik
5. Mendampingi
individu mengatur
jadwal rutin untuk
program latihan
fisik dalam jadwal
mingguan.
6. Melakukan latihan
aktivitas
fisik
bersama individu.
BAB 6
IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS (PELAKSANAAN KEGIATAN) DI RT 02 RW IV
KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN MULYOREJO KOTA SURABAYA
Dalam kegiatan praktik profesi keperawatan komunitas dan keluarga ini, implementasi yang berhasil kami laksanakan dengan hasil
kesepakatan pada perencanaan antara warga RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya dengan mahasiswa
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya adalah sebagai berikut :
Tabel 6.1 Implementasi kperawatan asuhan keperawatan komunitas RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo, Maret 2016
No
Diagnosa
Kegiatan
Pelaksanaan
Sasaran
Hari/
Tempat
Hambatan
Keperawatan
Tanggal
1 Ketidakefektifan
1. Sosialisasi
Bentuk Kegiatan :
Lansia di
Kamis, 31 Halaman
Lansia yang
mempertahankan
penyuluhan
1. Metode:
RT 02 RW Maret
rumah
datang
di
kesehatan
pada
diet DM
Ceramah
IV
2016
ketua RT
posyandu
kelompok lansia
Diskusi
Kelurahan
02 RW IV lansia kurang
di wilayah RT 02
2. Media:
Mulyorejo
(Pak Bani) fokus
RW IV Kelurahan
Banner
terhadap
Mulyorejo
Stiker
penyuluhan
karena ingin
segera
diperiksa.
2. Posyandu
lansia
Bentuk Kegiatan:
1. Metode:
Lansia di
RT 02 RW
Kamis, 31
Maret
Halaman
rumah
Lansia yang
datang
di
Solusi
Mahasiswa
berkolaborasi
dengan kader
lansia untuk
mengatur
waktu
penyuluhan
yaitu
tepat
sebelum
pemeriksaan
dimulai.
Mahasiswa
berkolaborasi
(pemeriksaan
GDA,
asam
urat
dan
kolesterol
3. Sosialisasi
penyuluhan
diet hipertensi
Pemeriksaan
IV
Fisik
Kelurahan
2. Media:
Mulyorejo
a. Alat
cek
gula darah,
kolesterol,
& asam urat
b. Lancet
c. Alcohol
swab
d. Stick gula
darah,
kolesterol
& asam urat
Bentuk Kegiatan :
1. Metode:
Ceramah
Diskusi
2. Media:
Banner
Stiker
Lansia di
RT 02 RW
IV
Kelurahan
Mulyorejo
2016
ketua RT
posyandu
02 RW IV lansia ingin
(Pak Bani) diperiksa
lebih
dari
satu
pemeriksaan
darah.
dengan kader
lansia untuk
mengatur
strategi
dengan
skrining
kebutuhan
pemeriksaan
kesehatan
berdasarkan
keluhan yang
dirasakan
oleh lansia.
Rabu,
13 April
2016
Halaman
rumah
ketua RT
02 RW IV
(Pak Bani)
Mahasiswa
dalam
melakukan
evaluasi
penyuluhan
lebih kearah
sharing
pengalaman
tentang jenis
makanan
yang sering
dikonsumsi.
Lansia yang
mengikuti
penyuluhan
sebagian
besar
memang
memiliki
hipertensi
dan
sudah
banyak yang
mengetahui
tentang
pembatasan
Kesiagaan
meningkatkan
pemberdayaan
potensi lansia di
wilayah RT 02
RW IV Kelurahan
Mulyorejo
Senam lansia
Bentuk Kegiatan :
1. Metode:
Senam
2. Media:
a. CD player
b. Speaker
c. CD
senam
kebugaran
lansia
Lansia di
RT 02 RW
IV
Kelurahan
Mulyorejo
Minggu,
10 April
2016
garam
berlebih.
Halaman
Gerakan
rumah
senam lansia
ketua
masih
kader
kurang jelas
lansia RT karena
02 RW IV keterbatasan
(Pak Muji) lapang
pandang dari
TV.
Sesuai
dengan pre
planning,
setting
tempat
mahasiswa
berada
diantara
barisan lansia
sebagai
fasilitator
sehingga
dapat
dijadikan
contoh dalam
melakukan
gerakan
senam.
BAB 7
EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS (PELAKSANAAN KEGIATAN) DI RT 02 RW IV
NOC :
Keseimbangan Gaya Hidup (2013)
1. Menggunakan
strategi
untuk
mengurangi stress dalam rentang 3
2. Mengenali keseimbangan kebutuhan
hidup untuk beraktivitas dalam rentang
2
3. Mengidentifikasi kekuatan personal
dalam rentang 3
4. Mengenali aktivitas yang dapat
meningkatkan perkembangan personal
dalam rentang 3
5. Mengenali hubungan antara konsistensi
aktivitas dengan nilai personal dalam
rentang 3
dapat:
1. Pemberiaan motivasi pada lansia untuk terus rutin
mengikuti senam yang sudah terjadwal untuk
meningkatkan kesehatan lansia.
2. Pemberian pilihan gerakan senam baru untuk mengurangi
kejenuhan pada lansia
BAB 8
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Praktik klinik keperawatan komunitas merupakan suatu program profesi
untuk mengaplikasikan konsep-konsep perawatan kesehatan masyarakat dengan
menggunakan proses keperawatan masyarakat sebagai suatu pendekatan ilmiah.
Dalam praktik klinik keperawatan komunitas terdapat 3 kegiatan yang dilakukan,
yaitu praktik klinik keperawatan komunitas, praktik klinik keperawatan keluarga,
dan praktik klinik di puskesmas. Pelaksanaan ketiga praktik klinik tersebut tidak
meninggalkan konsep proses keperawatan yaitu pengkajian, penetapan diagnosa,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi kegiatan yang terstruktur.
Dalam pelaksanaan proses praktik keperawatan komunitas terutama pada
kelompok kerja di lingkungan kerja RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo
Kecamatan Mulyorejo dibagi menjadi 5 kelompok kerja besar untuk menangani
setiap masalah yang timbul dalam proses pengkajian keperawatan. Lima pokja
yang dibentuk yaitu pokja KIA/KB, pokja anak sekolah pokja remaja, pokja
kesehatan lingkungan, dan lansia. Berdasarkan pengkajian pada tanggal 08-10
Maret 2016 di RT 02 RW IV dapat diidentifikasi dua diagnosa keperawatan untuk
masalah keperawatan pada pokja lansia yaitu ketidakefektifan mempertahankan
kesehatan kelompok lansia di wilayah RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo dan
kesiagaan meningkatkan pemberdayaan potensi lansia di wilayah RT 02 RW IV
Kelurahan Mulyorejo.
Adapun kegiatan
praktik
profesi
keperawatan
komunitas
yang
optimalisasi
praktik klinik
keperawatan komunitas.
3. Mahasiswa diharapkan mempunyai konsep yang lebih matang tentang
pengorganisasian masyarakat dengan berbagai alternatif pendekatan,
sehingga akan lebih mempermudah pelaksanaan praktik klinik di
masyarakat.
8.2.2 Untuk Kader
1. Mengoptimalkan program-program yang telah terbentuk dan berjalan,
untuk optimalisasi persiapan warga terhadap program kesehatan.
2. Kerjasama antar kader, puskesmas, dinas kesehatan ataupun lembaga
sosial sehingga kegiatan yang bermanfaat bagi warga dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Black, J. M., & Hawks. J. H 2009, Medical surgical nursing clinical management
for positive outcomes 8th ed, Elsevier, Singapore.
Agrina, Rini, S. S., & Hairitama, R. (2012). Kepatuhan Lansia Penderita
Hipertensi dalam Pemenuhan Diet Hipertensi. Jurnal Sorot, 6 (1), 46-53.
Ann-Marie Rosland, M. M. (2010, Maret 06). Family Influences on SelfManagement Among Functionally Independent Adults with Diabetes or
Heart
Failure.
Retrieved
Maret
10,
2014,
from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3712767/
Dalimartha, S., & Basuri T. Purnama, N. S. (2008). Care Youe Self Hipertensi.
Jakarta: Penebar Plus +.
Garret, A. D. (2012, April 15). NEW AHA guidelines help manage hypertension in
the
elderly.
Retrieved
Maret
11,
2014,
from
http://drugtopics.modernmedicine.com/drugtopics/news/modernmedicine/m
odern-medicine-feature-articles/new-aha-guidelines-help-manage-hype?
page=full
Kemenkes. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. In K.
Kesehatan, Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan (1 ed.). Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kuswardhani, T. (2006). Penatalaksanaan Hipertensi pada Lanjut Usia. Jurnal
Penyakit Dalam, 7 (2), 135-140.
M. Crottyy*, J. P. (2009). Self-management and peer support among people with
arthritis on a hospital joint replacement waiting list: a randomised controlled
trial. Osteoarthritis and Cartilage, 17 (11), 1428-1433.
Rahajeng, E., & T, S. (2009). Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di
Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia, 59 (12), 581-587.
Sarah J Flynn, J. M.-B.-B. (2013, Agustus 06). Facilitators and barriers to
hypertension self-management in urban African Americans: perspectives of
patients and family members. Retrieved Maret 10, 2014, from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3743518/
Tamher, S., & Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan
Asuhan Keperawatan (1 ed.). (R. Angriani, Ed.) Jakarta: Salemba Medika.
Harrison, Wilson, dan Kasper, 2005, Harrisons Manual of Medicine, EGC,
Jakarta.
Kuswardhani, T 2006, 'Penatalaksanaan Hipertensi pada Lanjut Usia', Jurnal
Penyakit Dalam, vol. 7, no. 2, hal. 135-140.
Nugroho, Wahyudi 2008, Keperawatan Gerontik & Geriatrik, Edisi ke 3, EGC
Jakarta.