Anda di halaman 1dari 4

4Langkah-langkah Tindakan Keperawatan yang dilakukan:

Alat yang dipersiapakan :

1.leaflet

Langkah –langkah tindakkan yang dilakukan :1.Menetapkan kontrak dengan klien.

2.Membawa

Leaflet

Yang telah dipersiapkan ke ruangan klien.

3.Memberikan posisi yang nyaman kepada klien.

4.Memastikan lingkungan cukup kondusif untuk memulai edukasi yang akandiberikan.

5.Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga.

6.Memberikan

Leaflet

Kepada klien dan keluarga.

7.Menjelaskan pada klien dan keluarga mengenai tujuan dan topik yang akandiberikan.

8.Memulai edukasi yang akan diberikan.

9.Mengajarkan kepada klien dan keluarga mengenai nyeri serta penanggulangannya mengunakan
teknik distraksi nafas dalam (anjurkan klienuntuk mencoba menerapkan teknik yang diberikan).

10.Memberikan kesempatan kepada klien dan keluarga untuk bertanya jika ada halyang kurang
dimengerti atau perlu di ulang.

11.Meminta klien untuk menjelaskan kembali pengetahuan yang telah didapatkandan mencoba
teknik distraksi nafas dalam yang diajarkan secara mandiri.

12.Mengevaluasi respon klien.

13.Mengakhiri kontrak, mengucapkan terimakasih atas kesempatan dan perhatiannya selama


mengikuti proses edukasi.

14.Membereskan alat yang telah digunakan dan memastikan klien dalam kondisinyaman sebelum
meninggalkan ruangan klien.

Asosiasi Internasional untuk penelitian nyeri (International Association for theStudy of Pain, IASP
Dalam Sehono, 2010) mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensorisubjektif dan pengalaman
emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengankerusakan jaringan yang aktual atau potensial
dalam kejadian terjadinya kerusakan. Penanganan nyeri dengan melakukan teknik relaksasi
merupakan tindakankeperawatan yang dilakukan untuk mengurangi nyeri. Tindakan relaksasi
mencakup teknik relaksasi nafas dalam. Beberapa penelitian telahmenunjukkan bahwa relaksasi
nafas dalam sangat efektif dalam menurunkan nyeri.Relaksasi adalah sebuah keadaan dimana
seseorang terbebas dari tekanan dankecemasan atau kembalinya keseimbangan (equilibrium)
setelah terjadinyagangguan. Tujuan dari teknik relaksasi adalah mencapai keadaan
relaksasimenyeluruh, mencakup keadaan relaksasi secara fisiologis, secara kognitif, dansecara
behavioral. Secara fisiologis, keadaan relaksasi ditandai dengan penurunankadar epinefrin dan non
epinefrin dalam darah, penurunan frekuensi denyut jantung(sampai mencapai 24 kali per menit),
penurunan tekanan darah, penurunanfrekuensi nafas (sampai 4-6 kali per menit), penurunan
ketegangan otot,metabolisme menurun, vasodilatasi dan peningkatan temperatur pada
extermitasmenurut Rahmayati (dalam Patasik, dkk 2010).Oleh karena itu, pemberian edukasi teknik
relaksasi nafas dalam pada klien dengannyeri merupakan salah satu langkah tepat dalam
penanggulangan nyeri yang klienalami dan diharapkan mampu mengurangi nyeri yang klien rasakan
selain dari pada pemberian medikasi/analgesik pada klien

enanganan nyeri dengan/15 Lanjut mengenai nyeri yang dirasakan dan pengkajian secara berkala
terhadap nyeri pada Tn. N serta pemberian medikasi/analgesik pada klien jika diperlukan.Modifikasi
lain yang dapat dilakukan adalah lokasi pemberian edukasi, posisi kliendan keluarga ketika edukasi
berlangsung, serta pemilihan

Leaflet

Yang digunakandalam edukasi yang dilakukan.

8Bahaya yang dapat terjadi? (Komponen Bahaya dan Pencegahan)Bahaya

Pelaksanaan teknik relaksasi memerlukan waktu yang relatif lama (karenadilakukan berulang-ulang
atau tidak hanya sekali).

Pelaksanaanya membutuhkan tempat yang kondusif (nyaman dan tenang).

Penyaji yang kurang bisa memfokuskan pikiran atau konsentrasinya dapatmenghambat pelaksaan
teknik relaksasi.

Pencegahan/keuntungan dari teknik yang diedukasikan :

Hal yang harus diperhatikan oleh perawat antara lain :

Membantu klien dalam menanggulangi nyeri.

Mengurangi rasa cemas, khawatir dan gelisah yang mungkin klien rasakan.

Mengurangi tekanan dan ketegangan jiwa klien.

Klien mampu beristirahat dengan lebih tenang/rileks./10

9Hasil yang didapat

S:

Klien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang dari 4/2 menjadi 2/1.Klien mengatakan sudah
dapat berisitirahat.Keluarga klien mengatakan klien mencoba menenangkan diri dengan teknik yang
diajarkan ketika nyeri muncul.

O:

Klien terlihat lebih nyaman saat beristirahat.Klien tampak sudah tidak gelisah. Nilai TTV :TD : 110/80
mmHg, N : 74 X/menit, RR : 20 X/menit, S : 36,2

C.

A:

Masalah nyeri akut belum teratasi, intervensi dilanjutkan.

P:

1.Kaji nyeri klien secara koprehensif (PQRST)2.Monitor TTV klien.3.Anjurkan keluarga untuk
membatasi jumlah pengunjung agar klien dapat berisitrahat.4.Ajarkan keluarga klien teknik distraksi
nyeri dengan teknik nafas dalam.5.Terapi sesuai IMR (pemberian analgesik)./5

Evaluasi Diri:

Saya sudah mampu melakukan tindakan secara mandiri dan percaya diri denganmengikuti sesuai
dengan lefleat./5

Daftar Pustaka:

Aini, Lela & Reskita, Reza. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalamterhadap Penurunan Nyeri
pada Pasien Fraktur. Jurnal Kesehatan Volume 9, Nomor 2. STIK Siti Khadijah Palembang. Diakses
tanggal 27 April 2019Jayanthi. 2010. Teknik Relaksasi Napas Dalam.Patasik, Chandra Kristianto,
Tangka Jon, & Rottie Julia. (2013). Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan Guided Imagery
Terhadap Penurunan Nyeri.ejurnal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Universitas Sam
RatulangiManado.PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia ; Definisi Dan Indikator
Diagnostik. Jakarta : DPP PPNISehono, Endrayani. (2010). Pengaruh Teknik Relaksasi Guided
Imageryterhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Pasca Operasi Fraktur di RSUDDr. Moewardi
Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan. UniversitasMuhammadiyah Surakarta.
/5Nilai 100

Anda mungkin juga menyukai