Anda di halaman 1dari 99

HUBUNGAN PERAN KELUARGA, PENGETAHUAN

DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP PENANGANAN


ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS SORONG
TIMUR KOTA SORONG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan


Untuk Mencapai Gelar Sarjana Srata Satu (S1)
Program Studi Keperawatan

Disusun oleh:

JONTE YIKWA
NIM. 201402087A

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SORONG
2021
i
HUBUNGAN PERAN KELUARGA, PENGETAHUAN
DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP PENANGANAN
ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS SORONG
TIMUR KOTA SORONG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan


Untuk Mencapai Gelar Sarjana Srata Satu (S1)
Program Studi Keperawatan

Disusun oleh:

JONTE YIKWA
NIM. 201402087A

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SORONG
2021
ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Dewan penguji skripsi dan telah

disetujui untuk diperbanyak sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan

gelar sarjana Kesehatan Masyarakat pada Program Studi Ilmu Kesehatan

Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua.

Sorong, 26 Oktober 2021

Tim pembimbung

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Maylar Gurning, S.Kep., Ns., M.Kep. Hansen M. Su, S.Kep., Ns., MA., M.Kep.
NIDN. 1214118601 NIDN. 8832890019

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua

Triani Banna, S.Kep., Ns., M.Kep.


NIDN. 1228058702
iii
LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN PERAN KELUARGA, PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN


IBU TERHADAP PENANGANAN ISPA PADA BALITA
DI PUSKESMAS SORONG TIMUR
KOTA SORONG

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

JONTE YIKWA
201402087 A

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji


Pada Hari/Tanggal: 26 Oktober 2021
Dan Telah Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Maylar Gurning, S.Kep., Ns., M.Kep. Hansen M. Su, S.Kep., Ns., MA., M.Kep.
NIDN. 1214118601 NIDN. 8832890019

Tim Penguji

1. Inggerid A. Manoppo, S.Kep., Ns., M.Kep. 1. …………………..

2. Wahyuni M.P. Hutomo, S.Kep., Ns., M.Kes. 2. ….…………….

3. Triani Banna, S.Kep., Ns., M.Kes. 3. …………………..

Sorong, 26 Oktober 2021


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua

KETUA

Dr. Marthen Sagrim, SKM., M.Kes


NIDK. 8959630021
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : JONTE YIKWA

Nim : 201402087 A

Program Studi : ILMU KEPERAWATAN

Menyatakan dengan ini sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan

tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila kemudian hari terbukti atau dapat

dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain,

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Sorong, 26 Oktober 2021

Yang Menyatakan

Materai
10.000

JONTE YIKWA

v
MOTTO

Tuhan adalah gembalaku takka kekurangan aku

MAZMUR 23 : 1

Mintalah Maka Akan Diberikan Kepadmu, Carilah Maka Kamu Akan Mendapat,

Ketoklah Maka Pintu Akan Dibuka Bagimu

MATIUS 7 : 7-8

vi
LEMBAR PERSEMBAHAN

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berkuasa

atas limpahan kasih dan sayang yang telah memeberikan kekuatan, membekali

saya dengan ilmu, serta memberiksan kemudahan sehingga saya bisa

menyelesaikan dan mempersembahkan karya saya kepada orang-orang yang

sangat saya cintai:

1. Orang tua saya Anias Yikwa (alm) dan Since Tabuni yang selalu memberikan

doa, dorongan motivasi serta dukungannya selama ini.

2. Kaka Atina Yikwa, Ade Alince Yikwa, Selly Yikwa, dan Ani Yikwa, yang

selalu mendoakan, memotivasi serta memberikan dukunganya selama ini

kepada saya.

3. Teman-teman asrama dan teman-teman himpunan mahasiswa/I Mamberamo

Tengah (HMMT) yang telah memberikan semangat, motivasi, dukungannya

selama ini.

Semoga Tuhan Yesus akan memberikan balasan kepada mereka yang

dengan iklas membantu saya, sehingga saya bisa menyelesaikan Skripsi dan dapat

memperoleh gelar Sarjana Keperawatan. Amin.

vii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

JONTE YIKWA
201402087A

HUBUNGAN PERAN KELUARGA, PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN


IBU TERHADAP PENANGANAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS
SORONG TIMUR KOTA SORONG

(xvi + 49 Halaman + 12 Tabel + 2 Gambar + 10 Lampiran)

ABSTRAK

Kematian akibat penyakit ISPA pada balita mencapai 12,4 juta pada balita
dan sebanyak 80,3% kematian ini terjadi di negara berkembang. Indonesia sendiri
kasus ISPA mencapai 28% dengan 533,187 kasus yang ditemukan pada 18
provinsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran keluarga,
pengetahuan dan tingkat pendidikan ibu terhadap penanganan ISPA pada balita di
Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong.
Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 758 orang tua dari balita.
Sampel dalam penelitian ini adalah 89 ibu dari balita yang menderita ISPA di
Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong. Penarikan sampel menggunakan puposive
sampling.
Hasil uji chi-square menunjukan p value 0,003 yang berarti ada hubungan
peran keluarga dengan penanganan ISPA pada balita di Puskesmas Sorong Timur
Kota Sorong, hasil uji Chi-square menunjukan p value = 0,002 yang berarti ada
hubungan pengetahuan dengan penanganan ISPA pada balita di Puskesmas
Sorong Timur Kota Sorong, hasil uji Chi-square menunjukan p value = 0,366
yang berarti tidak ada hubungan pendidikan dengan penanganan ISPA pada balita
di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong.
Kesimpulan penelitian ada hubungan peran keluarga dengan penanganan
ISPA pada balita. Ada hubungan pengetahuan dengan penanganan ISPA pada
balita. Tidak ada hubungan pendidikan dengan penanganan ISPA pada balita.
Saran orang tua khususnya ibu yang memiliki anak balita, diharapkan untuk
mencari informasi tentang cara penanganan ISPA yang baik sehingga pemahaman
tentang penyakit ISPA pada balita bisa teratasi.

Kata Kunci : Penganganan ISPA, Peran Keluarga, Pendidikan


Pengetahuan
Jumlah Pustaka : 34 (2011 – 2018)

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian ini

dengan judul “Hubungan peran keluarga, pengetahuan dan pendidikan ibu

terhadap penaganan ispa pada balita di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong”

dalam rangka memenuhi sebagai persyaratan untuk menuju ke penyusunanan

SKRIPSI di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua Kota Sorong.

Terwujudnya hasil penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak

yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun

pemikiriran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Rackhel Debora Sagrim, M.Si., selaku Ketua Yayasan Pemberdayaan

Masyarakat Papua (YPMP).

2. Dr. Marthen Sagrim, SKM., M.Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKES) Papua Kota Sorong.

3. Inggerid A. Manoppo, S.Kep., Ners, M.Kep., selaku Wakil Ketua I Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua sekaligus penguji utama yang telah

banyak memberikan masukan dalam skripsi ini.

4. Maylar Gurning, S.Kep.,Ns., M.Kep., Selaku pembimbing utama yang

dengan sabar membimbing, meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu

dan mengarahkan petulis dalam penyusunan hasil penelitian ini.

ix
5. Hansen. M.Su, S.Kep., Ns., MA., M.Kep., Selaku pembimbing pendamping

yang dengan sabar membimbing, meluangkan waktu dan tenaga untuk

membantu dan mengarahkan petulis dalam penyusunan hasil penelitian ini.

6. Wahyuni M.P. Hutomo, S.Kep., Ns., M.Kes., selaku penguji dua yang telah

banyak memberikan masukan dalam skripsi ini.

7. Triani Banna, S.Kep., Ns., M.Kes., selaku anggota penguji yang telah banyak

memberikan masukan dalam skripsi ini.

8. Hendrik Manggapro, SKM., selaku Kepala Puskesmas Sorong Timur Kota

Sorong yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan

penelitian.

9. Seluruh dosen dan staf pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)

Papua.

10. Keluarga Tercinta., yang senantiasa memberikan dukungan doa, nasihat,

motivasi dalam menyelesaikan hasil penelitian Ini.

11. Teman-teman mahasiswa di STIKES Papua., yang telah memberikan

bantuan, dukungan dan semangat dalam penyusunan hasil penelitian ini

Penulis menyadari bahwa penyusunan hasil penelitian ini jauh dari

kesempurnaan, karena keterbatansan dan kemampuan penulis. Untuk itu penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Terimakasih.

Sorong, 26 Oktober 2021

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
LEMBAR PERSETUJUAN iii
LEMBAR PENGESAHAN iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI v
MOTTO vi
LEMBAR PERSEMBAHAN vii
ABSTRAK viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
DAFTAR SINGKATAN xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Pengangan ISPA 6
B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan 13
C. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan 19
D. Tinjauan Umum Tentang Peran Keluarga 20
E. Kerangka Teori 24
F. Kerangka Konsep 24
G. Definisi Operasional 25
H. Hipotesis Penelitian 26
I.

xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian 27
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 27
D. Teknik Sampling 27
E. Instrumen Penelitian 29
F. Metode Pengumpulan Data 30
G. Pengolahan dan Analisis Data 30
H. Etika Penelitian 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian 33
B. Hasil Penelitian 35
C. Pembahasan 31
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 46
B. Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 48
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distirbusi Frekuensi Berdasarkan Usia Ibu di Puskesmas Sorong


Timur Kota Sorong Tahun 2021 35

Tabel 4.2 Distirbusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu


di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2021 35

Tabel 4.3 Distirbusi Frekuensi Berdasarkan Status Pekerjaan Ibu di


Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2021 36

Tabel 4.4 Distirbusi Frekuensi Berdasarkan Usia Anak di Puskesmas


Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2021 36

Tabel 4.5 Distirbusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Anak di


Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2021 36

Tabel 4.6 Distirbusi Frekuensi Berdasarkan Peran Keluarga di


Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2021 37

Tabel 4.7 Distirbusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan di Puskesmas


Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2021 37

Tabel 4.8 Distirbusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan di


Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2021 38

Tabel 4.9 Distirbusi Frekuensi Berdasarkan Penanganan ISPA di


Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2021 38

Tebel 4.10 Hubungan Peran Keluarga Dengan Penaganan ISPA Pada Balita
di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2021 38

Tebel 4.11 Hubungan Pengetahuan Dengan Penaganan ISPA Pada Balita


di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2021 39

Tabel 4.12 Hubungan Pendidikan Dengan Penaganan ISPA Pada Balita


di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2021 40

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori 24

Gambar 2.2 Kerangka Konsep 24

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Penjelasan Penelitian

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Surat Ijin Pengambilan Data Awal

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 6 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 7 Master Tabel

Lampiran 8 Rekapitulasi Data

Lampiran 9 Data Uji Statistik

Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian

xv
DAFTAR SINGKATAN

Depkes : Departemen Kesehatan

Depdiknas : Departemen Pendidikan Nasional

ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut

MI : Madrasah Ibtidaiyah

RSV : Respiratory syncitial virus

SD : Sekolah Dasar

SLB : Sekolah Luar Biasa

SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMK : Sekolah Menengah Kejuruan

SMU : Sekolah Menengah Umum

STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

WHO : World Health Organzation

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) hingga saat ini masih tercatat

sebagai masalah kesehatan utama pada Negara berkembang dimana dampak

yang ditimbulkan sangat besar terhadap penderita, tidak hanya pada anak-

anak tetapi juga orang dewasa. Selain itu penyakit ISPA juga dapat menjadi

pemicu dari penyakit-penyakit yang lain dan berkembang menjadi penyakit

yang berbahaya (Masriadi, 2017). Penyakit infeksi saluran pernapasan akut

(ISPA) masih merupakan masalah kesehatan yang utama kesakitan yang

terbanyak di dunia (Safarina, 2015).

Menurut World Health Organzation (WHO) tahun 2016 jumlah

penderita ISPA adalah 59.417 anak dan memperkirakan di Negara

berkembang berkisar 40-80 kali lebih tinggi dari Negara maju dan diduga

20% dari bayi yang lahir di negara berkembang gagal mencapai usia 5 tahun

dan 26-30% dari kematian anak disebabkan oleh ISPA. Hal ini dapat dilihat

dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat ISPA. Kematian akibat

penyakit ISPA pada balita mencapai 12,4 juta pada balita golongan umur 0-1

tahun dan sebanyak 80,3% kematian ini terjadi di negara berkembang (WHO,

2016). Indonesia sendiri kasus ISPA mencapai 28% dengan 533,187 kasus

yang ditemukan pada 18 provinsi. Selain itu ISPA juga sering berada pada

1
daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit dan Puskesmas (Kemenkes,

2018).

Pencegahan penyakit ISPA pada balita, peran keluarga sangat

diperlukan khususnya ibu. Pencegahan kejadian ISPA ini tidak terlepas dari

peran orang tua yang harus mengetahui cara-cara pencegahan ISPA.

Tindakan-tindakan untuk mecegah penyakit, termasuk kedalam perilaku

kesehatan (health behaviour), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan

atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya

(Achmadi, 2014).

Tiap individu mempunyai kecenderungan untuk menggunakan

pelayanan kesehatan yang berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan karena

adanya ciri-ciri individu, misalnya jenis kelamin, umur, tingkat pengetahuan

dan tingkat pendidikan (Intan, 2014). Pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan yang dimiliki oleh seseorang. Kondisi ini dibuktikan dengan

faktor yang memengaruhi pengetahuan salah satunya adalah pendidikan.

Dimana pengetahuan merupakan tingkat ilmu atau pengertian yang dihasilkan

dari setelah seseorang tersebut mencaritahu dan melakukan penginderaan

pada suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan dasar seseorang untuk

menentukan pilihan dan mengambil keputusan dalam bertindak seperti

seseorang melakukan upaya pencegahan terhadap suatu penyakit setelah

mendapatkan informasi atau setelah melihat dan mencaritahu perihal tersebut

(Achmadi, 2014).

1
2

Pengetahuan merupakan salah satu faktor resiko terhadap kejadian

penyakit ISPA pada balita. Semakin rendah pengetahuan ibu tentang bahaya

ISPA pada balita maka makin besar peluang balita yang terkena ISPA untuk

mengalami kondisi yang lebih buruk dari penyakitnya. Sebaiknya

pengetahuan yang baik tentang penyakit ini akan menolong ibu dalam upaya

pencegahannya (Notoatmodjo, 2013). Pengetahuan dapat memotivasi untuk

berperilaku sehat, khususnya tehadap penyakit ISPA maka akan lebih besar

kemungkinan mau menciptakan lingkungan yang sehat untuk selalu terhindar

dari ISPA dan dapat menyadari secepatnya jika balita menderita ISPA dengan

melakukan tindakan yang sesuai dengan pengetahuannya.

Pendidikan ibu merupakan hal paling penting yang mempengaruhi

perilaku kesehatan dalam pencegahan ISPA, pendidikan dapat meningkatkan

individu untuk memahami informasi mengenai kesehatan. Hal ini akan

menyebabkan individu lebih waspada untuk memeriksakan anaknya sebelum

terjadinya penyakit yang berkelanjuta. Pendidikan juga dapat meningkatkan

motivasi ibu untuk menerapkan pola hidup sehat dalam pencegahan penyakit

ISPA. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu menjaga keadaan gizi

agar tetap baik, imunisasi, menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan,

menjauhkan blita dengan penderita ISPA (Silalahi, 2014).

Peran keluarga dalam pencegahan ISPA pada balita termasuk dalam

peran orang tua dalam perawatan anak. Peran aktif orang tua dalam

pencegahan ISPA sangat diperlukan karena yang biasa terkena dampak ISPA

adalah usia balita dan anak-anak yang kekebalan tubuhnya masih rentan
3

terkena infeksi. Sehingga diperlukan peran orang tua dalam menangani hal

ini. Orang tua harus mengerti tentang dampak negative dari penyakit ISPA

seperti ISPA ringan bisa menjadi Pneumonia yang kronologisnya dapat

mengakibatkan kematian, jika tidak segera ditangani. Pencegahan kejadian

ISPA ini tidak terlepas dari peran orang tua yang harus mengetahui cara-cara

pencegahan ISPA. ISPA dapat dicegah dengan mengetahui penyakit ISPA,

mengatur pola makan balita menciptakan lingkungan yang nyaman, dan

menghindar factor pencetus (Andarmoyo, 2012).

Berdasarkan data awal yang diambil oleh peneliti di Puskesmas Sorong

Timur Kota Sorong berupa data ISPA selama satu tahun yaitu pada bulan

Januari 2020 sampai Januari 2021 terdapat sebanyak 758 kasus balita yang

menderita ISPA. Dari hasil wawancara terhadap 10 orang ibu yang

mempunyai balita tentang penyakit ISPA di Puskesmas Sorong Timur Kota

Sorong didapatkan 8 orang tidak mengerti tentang ISPA dan cara

pencegahannya. Orang tua yang tidak mengerti kemungkinan disebabkan

yaitu kurangnya pengetahuan ibu tentang ISPA dan informasi yang masih

minim pada masyarakat tentang ISPA. Karena dengan pengetahuan yang baik

diharapkan masyarakat bisa mengerti dan waspada terhadap penularan ISPA

yang tergolong cepat dan beresiko fatal. Selain pengetahuan yang merupakan

salah satu penyebab ketidak tahuan ibut entang ISPA, masalah pendidikan

juga memegang peranan penting secara tidak langsung dalam meningkatkan

atau menurunkan insiden ISPA. Karena dengan pendidikan yang rendah


4

tentunya akan berakibat pada perilaku ibu dalam memhami informasi yang di

dapatkan dari petugas kesehtan yang dapat mendukung kesehatan keluarga.

Berdasarkan uraian diatas menarik minat peneliti untuk meneliti dengan

judul “Hubungan peran keluarga, pengetahuan dan pendidikan ibu terhadap

penanganan ISPA pada balita di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah adakah hubungan peran keluarga, pengetahuan dan

pendidikan ibu terhadap penanganan ISPA pada balita di Puskesmas Sorong

Timur Kota Sorong?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui hubungan peran keluarga, pengetahuan dantingkat

pendidikan ibu terhadap penanganan ISPA pada balita di Puskesmas

Sorong Timur Kota Sorong.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui hubungan peran keluarga terhadap penanganan ISPA

pada balita di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong.

b. Mengetahui hubungan pengetahuan ibu terhadap penanganan ISPA

pada balita di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong.

c. Mengetahui hubungan pendidikan ibu terhadap penanganan ISPA

pada balita di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong.


5

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat ilmiah

Menambah pengetahuan dan sebagai bahan referensi bagi peneliti

lain yang akan melakukan penelitian sejenis berkaitan dengan hubungan

peran keluarga, pengetahuan dan pendidikan ibu terhadap penanganan

ISPA pada balita di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong.

2. Manfaat institusi

Penelitian ini dapat dijadikan tambahan referensi untuk

memperluas wawasan pengetahuan bagi mahasiswa dan mahasiswi

STIKES Papua khususnya program studi Ilmu Keperawatan.

3. Manfaat praktis

Penelitian ini digunakan sebagai tugas akhir dan menambah

pengalaman penelitian, menambah pengetahuan penulis tentang

hubungan peran keluarga, pengetahuan dan pendidikan ibu terhadap

penanganan ISPA pada balita di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Penganan ISPA

1. Definisi ISPA

Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau sering di singkat dengan ISPA

adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau

lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli

(saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga

telinga tengah dan pleura (Depkes, 2012). ISPA meliputi 3 unsur, yaitu

Infeksi, Saluran Pernafasan dan akut.

a. Infeksi

Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam

tubuh manusia dan berkembang.

b. Saluran pernapasan

Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung sampai

gelembung paru (alveoli), beserta organ-organ di sekitarnya.

c. Infeksi Akut

Infeksi akut adalah Infeksi yang berlangsung sampai dengan 14

hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun

untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini

dapat berlangsung lebih dari 14 hari (Depkes, 2012).

6
7

2. Klasifikasi ISPA

Menurut Marni (2014) berpendapat bahwa system pernapasan

terbagi atas dua yaitu:

a. Infeksi salura penapasan atas

Infeksi saluran pernapasan atas di antaranya selesma, sinusitis,

dan radang tenggorokan.

1) Influenza atau selesma

Gejala yang ditimbulkan hampir sama dengan radang

tenggorokan, di antaranya batuk-batuk, hidung tersumbat, pilek, dan

demam (untuk selesma yang sifatnya berat).

2) Sinusitis

Jenis ISPA yang satu ini tidak bisa dianggap sepele.

Penanganan sinusitis harus hati-hati. Sinusitis sendiri merupakan

jenis ISPA bagian atas yang juga bisa menyerang saluran pernapasan

bawah. Sinusitis pada penderita asma bisa memicu munculnya

serangan asma.

3) Radang tenggorokan

Umumnya disebabkan oleh virus. Gejala yang dirasakan

adalah batuk-batuk, demam, terasa sakit saat menelan makanan, dan

ada rasa yang tidak nyaman di dalam mulut.

b. Infeksi saluran pernapasan bawah

Infeksi saluran pernafasan bawah di antaranya adalah pneumonia

dan bronchitis akut.


8

1) Pneumonia atau radang paru-paru

Pneumonia merupakan salah satu penyakit ISPA bagian

bawah yang serius dan perlu mendapatkan penanganan yang serius

juga. Pneumonia adalah salah satu penyakit yang berbahaya yang

akan mengantarkan penderitanya pada kematian jika tidak ditangani

dengan baik. Penyaki ini pun menjadi salah satu faktor yang bisa

menyebabkan kematian pada balita. Penyebab utama pneumonia

pada balita adalah virus. Tetapi penyebab lainya juga tidak kalah

bahayanya, yaitu terhirupnya senyawa hidrokarbon yang berasal dari

minyak tanah,bensin,dan masih banyak lagi. Penyakit pneumonia

pada balita menimbulkan beberapa gejala yang perlu diketahui oleh

orang tua. Di antaranya adalah suara napas balita melemah dari

keadaan normalnya, timbul rasa nyeri pada dada balita, dan berbagai

jenis gangguan pernapasan lain.

2) Bronchitis

Penyebab utama bronkhitis akut adalah virus. Gejala utama

dari bronkhitis adalah batuk-batuk yang disertai dengan lendir.

Mulanya lendir yang keluar hanya sedikit, tetapi lamakelamaan akan

semakin banyak, kemudian akan menghilang dalam kurun waktu dua

minggu. Apabila dalam waktu dua minggu batuk dan lendir tidak

kunjung hilang, maka ada penyebab lain dan perlu segera ditangani.

3. Gejala ISPA

Tanda gejala ISPA menurut Depkes (2012) adalah:


9

a. Gejala ISPA ringan

Balita dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau

lebih gejala-gejala seperti batuk, serak, pilek dan panas suhu tubu tinggi

atau demam.

b. Gejala ISPA sedang

Balita dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala

dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala seperti pernafasan

lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang dari satu

tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak yang berumur satu

tahun atau lebih, Suhu tubuh lebih dari 39 derajat celcius, timbul

bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak. telinga

sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga, pernafasan berbunyi

seperti mengorok (mendengkur), pernafasan berbunyi menciut-ciut.

c. Gejala ISPA berat

Balita dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala-

gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-

gejala seperti bibir atau kulit membiru, lubang hidung kembang kempis

(dengan cukup lebar) pada waktu bernafas, balita tidak sadar atau

kesadaran menurun, pemafasan berbunyi seperti orang mengorok dan

balita tampak gelisah, sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas,

deyut nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.

tenggorokan berwarna merah.


10

4. Penyebab ISPA

Menurut Khrisna (2013) ISPA bisa disebabkan oleh beberapa

penyebab, yaitu :

a. Reaksi alergi

Alergi adalah reaksi kekebalan badan seseorang yang berlebihan

terhadap zat-zat tertentu yang biasanya tidak menibulkan masalah.

Beberapa zat tersebut misalnya debu-debu tertentu, serbuk sari, zat

kimia tertentu, jenis makanan tertentu, bintang peliharaan.

b. Virus

Virus adalah penyebab ISPA yang paling sering. Bebebrapa

virus dikenal sangat sering menimbukan ispa, antara lain : rhinovirus,

adenovirus, RSV(respiratory syncitial virus).

c. Bakteri

Bakteri mikroorganisme yang tidak kadap mata yang bias

menginfeksi saluran pernafasan atas seseorang yaitu streptococcus dan

staphylococcus.

d. Jamur

Beberapa jamur juga bisa menginfeksi daerah ini, walaupun

kejadiannya lebih jarang. Contoh jamur penyebab ISPA ini misalnya

aspergillus.

5. Faktor yang mempengaruhi ISPA

Faktor resiko terjadinya ISPA yang pertama adalah status imunisasi,

balita yang tidak mendapatkan imunisasi mempunyai resiko lebih tinggi


11

terkena ISPA daripada yang mendapat imunisasi. Kadua adalah pemberian

kapsul imunisasi vitamin A yand dapat meningkatkan imunitas anak, anak

atau bayi yang tidak mendapakan vitamin A, beresiko lebih besar terkena

ISPA, ketiga adalah keberadaan anggota keluarga yang merokok didalam

rumah. Balita dengan gizi yang kurang, lebih mudah terserang ISPA

dibanding yang mendapat gizi normal karena daya tahan tubuh yang

kurang (Marni, 2014).

6. Pencegahan ISPA

Secara umum infeksi saluran pernapasan akut pada balita dapat

dicegah dengan cara sebagai berikut (Ardinasari, 2016) :

a. Melakukan imunisasi sesuai usia anak yang disarankan, sehingga bayi,

balita dan anak memiliki kekebalan terhadap berbagai serangan

penyakit

b. Menjaga asupan makanan dan nutrisi .

c. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

d. Menjauhkan bayi, balita dan anak dari asap rokok, tembakau, dan

polusi udara lain.

e. Menghindarkan bayi, balita, dan anak dari seseorang yang tengah

menderita ISPA.

7. Pengobatan ISPA

Pengobatan ISPA pada bayi, balita dan anak secara umum bisa

dilakukan dirumah. Berikut ini beberapa caranya: dengan memberikan

Obat yang sifatnya aman dan alami pada balita, sedangkan bayi sebaiknya
12

segera dibawa ke dokter. Jika demam, bayi yang berusia 2 bulan-5 tahun

dapat diobati dengan paracetamol dan dikompres, sedangkan untuk bayi

dibawah usia 2 bulan segera diperiksakan ke dokter. Penderita ISPA

memerlukan banyak asupan makanan yang bergizi. Balita perlu diberikan

makanan sedikit demi sedikit, tetapi rutin dan berulang, sedangkan untuk

bayi yang masih menyusui diberikan ASI ekslusif (Ardinasari, 2016).

8. Penanganan ISPA

Menurut Khrisna (2013) menyatakan bahwa penanganan ISPA bisa

ditentukan berdasarkan penyebab dari ISPA tersebut antara lain :

a. ISPA yang disebabkan oleh alergi: cara yang paling tepat dengan

menghindari zat-zat yang menimbulkan alergi tersebut. Tablet anti

alergi biasanya diresepkan oleh dokter untuk menghentikan reaksi

alergi tersebut.

b. ISPA disebabkan oleh virus: biasanya ISPA yang disebabkan oleh virus

ini tidak memerlukan pengobatan. Yang diperlukan hanya istirahat,

minum yang banyak dan makan-makanan yang sehat. Dengan istirahat

yang secukupnya, biasanya gejala mulai berkurang setelah 2-3 hari

berlalu.

c. ISPA disebabkan oleh bakteri dan jamur: ISPA jenis ini memerlukan

antibiotik atau anti jamur untuk membunuh kuman tersebut.

Penggunaan obat-obat tersebut harus menggunakan resep dokter untuk

mendapatkan hasil yang maksimal dan menguragi resiko munculnya

efek yang tidak di inginkan.


13

B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

1. Definisi pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan

sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan

indra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek

mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo,

2014).

Sedangkan menurut Tauchid dan Subandini (2017), pengetahuan

merupakan hasil dari mengetahui dan terjadi setelah melakukan

pengindraan terhadap suatu obyek tertentu atau diperoleh dari pengalaman.

Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui indra penglihatan dan indra pendengaran

sehingga hasil dari sumber ini, manusia dapat berpikir, mengamati,

mengalami, dan bertindak.

2. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014), pengetahuan terbagi atas enam

tingkatan, yaitu :
14

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena

itu tahu adalah tingkat pengetahuan yang sangat rendah.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat diinterprestasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang paham terhadap objek atau

materi harus dapat menjelaskan, menyebut contohnya, menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang telah dipelajari.

c. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang dipelajari pada kondisi real. Aplikasi dapat diartikan

sebagai penggunaan hukum-hukum, metode, prinsip dan sebaganiya.

Dalam konteks atau situasi yang lain, misalnya dapat menggunakan

rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan

prinsip-prinsip didalam pemecahan masalah kasus kesehatan yang

diberikan.

d. Analisa (Analysis)

Analisa diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu

materi atau objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam


15

struktur organisasi tesebut, tetapi masih ada kaitanya satu sama lain.

Kemampuan analisa ini dapat digunakan pada penggunaan kata-kata

kerja, dapat menggabarkan, membedakan, memisahkan,

mengelompokan dan sebagainya.

e. Sintesa (Syntesys)

Sintesa menunjukan suatu kemapuan meletakan dan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis merupakan suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya,

dapat menyusun, merencanakan, meringankan, dapat menyesuaikan,

dan sebagainya terhadap teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi, penilaian ini

berdasarkan suatu kriteria yang ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang

ingin kita ketahuai atau ingin di ukur dapat diselesaikan dengan

tingkatan-tingkatan tersebut diatas.


16

3. Cara memperoleh pengetahuan

Pengetahuan seseorang biasanya dapat diperoleh dari berbagai

macam sumber, biasanya buku pelajaran atau jurnal, petugas kesehatan,

media massa, media elektronik, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2014).

Pengetahuan ini dapat menbentuk keyakinan tertentu sehingga

seseorang berperilaku sesuai keyakinan tersebut. Berbagai macam untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan, menurut Ahmad (2015), digolongkan

menjadi dua kelompok yaitu:

a. Konvensional/tradisional atau disebut dengan cara non ilmiah

1) Pengalaman pribadi (Auto Experience)

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang

dihadapi.

2) Belajar dari kesalahan (Trial And Error)

Apabila seseorang mengalami persoalan, upaya pemecahanya

dilakukan dengan coba-coba saja. Apabila kemungkinan tersebut

tidak berhasil dicoba kemungkinan yang lain.

3) Kekuasaan/otoritas (Authority)

Pengetahuan diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan,

apakah itu dari tradisi otoriter dalam pemerintahan, otoritas tokoh

agama, otoritas tokoh adat maupun ahli ilmu pengetahuan.

4) Melalui logikal/pikiran (To mind)


17

Dengan semakin maju perkembanganya peradaban dan

kebudayaan umat manusia, maka cara manusia berfikirpun mulai

berkembang dengan menggunakan akal pikiran dan penalarannya

guna menganalisa sesuatu kondisi disekitarnya.

b. Melalui jalur ilmiah

Dengan cara-cara yang lebih modern dilakukan untuk

memperoleh sesuatu pengetahuan, ternyata akan lebih sistematis, logis,

dan ilmiah. Cara-cara semacam ini dikenal dengan istilah dengan

metode penelitian ilmiah atau diperpendek menjadi metodologi

penelitian (reseach netbodology).

4. Faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014), Pengetahuan seseorang dipengaruhi

oleh beberapa faktor, yakni:

a. Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah mereka

menerima informasi dan semakin banyak juga pengetahuan yang

dimilikinya.

b. Pekerjaan

Lingkunngan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak

langsung.
18

c. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada

aspek fisik dan psikologis (mental).

d. Minat

Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu

hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

e. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

f. Kebudayaan

kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.

g. Informasi

kemudahan untuk memperoleh informasi dapat membantu

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru.

5. Pengetahuan kesehatan

Pengetahuan kesehatan adalah apa yang diketahui seseorang

tentang cara memelihara diri. Pengetahuan tentang cara memelihara

kesehatan meliputi: pengetahuan tentang penyakit menular dan tidak

menular, pengetahuan tentang faktor yang terkait/mempengaruhi

kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang

profesional maupun tradisional dan menghindari kecelakaan. Cara untuk

mengukur pengetahuan kesehatan yaitu dengan mengajukan pertanyaan


19

secara langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan tertulis (angket)

(Tauchid dan Subandini, 2017).

C. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat

diperlukan untuk pengembangan diri. Semakin tinggi pendidikan semakin

mudah menerima dan mengembangkan pengetahuan dan teknologi.

Pendidikan tinggi mempunyai kecenderungan lebih teratur berobat

dibandingkan dengan yang pendidikan rendah (Badan Pusat Statistik, 2014).

Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap kondisi psikologis

seseorang. Semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi realita dan koping

yang digunakan untuk mengatasi masalah (Oakley, 2016). Melalui

pendidikan seseorang dapat meningkatkan kematangan intelektual sehingga

dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam bertindak (Notoatmodjo,

2014).

Menurut Badan Pusat Statistik (2014), bahwa tingkat pendidikan terdiri

dari :

1. Pendidikan dasar : SD, SLB, MI, dan SLTP umum/kejuruan.

2. Pendidikan menengah : SMU, SMA, SMK dan yang setara termasuk SMK

yang dikelola oleh Departemen selain Depdiknas.

3. Pendidikan tinggi :

a. Program gelar : tekanan pada pembentukan keahlian akademik seperti

sarjana Muda, S1, S2 dan S3.


20

b. Program non gelar : Diploma I, Diploma II, Diploma III, Diploma IV

dan Pendidikan Spesialis I serta Pendidikan Spesialis II.

D. Tinjauan Umum Tentang Peran Keluarga

1. Definsi peran keluarga

Keluarga dapat dinyatakan sebagai kesatuan dalam kebersamaan

dan kedekatan emosional serta dapat mengidentifkasi dirinya sebagai

bagian, dimana dalam kesatuan tersebut terdiri dari dua orang atau lebih

(Friedman, 2012). Hubungan dalam keluarga tersebut menggambarkan

secara luas termasuk hubungan keluarga yang tidak memiliki hubungan

darah, pernikahan atau adopsi dan tidak hanya terbatas pada anggota

dalam lingkup satu rumah dengan setiap anggota keluarga memiliki peran

berbeda.

Peran dapat diartikan sebagai kumpulan dari perilaku interpersonal

yang secara relatif homogen dibatasi secara normatif dan diharapkan dari

seorang yang menempati posisi sosial yang diberikan (Friedman, 2012).

Peran merupakan suatu pola yang diharapkan dalam bentuk perilaku

berkaitan dengan posisi atau status (Kaakinen, 2018). Angggota keluarga

telah memiliki perannya masing-masing, namun dalam keluarga juga

terdapat peran ganda yang akan mempengaruhi anggota keluarga untuk

menyesuaikan perannya (Susanto, 2012). Ketegangan peran dapat terjadi

akibat kurangnya kemampuan dalam pelaksanaan peran yang bersifat

kultural dan interaksional. Dasar kesulitan dalam proses interaksi pada

ketegangan peran keluarga yaitu ketidakmampuan untuk menentukan


21

situasi, kurangnya pengetahuan peran, kurangnya peran konsensus, konflik

peran, dan kelebihan peran (Kaakinen, 2018).

2. Jenis-jenis perankeluarga

Menurut Friedman (2012) peran keluarga di bagi menjadi dua yaitu

a. Peran formal (peran terbuka)

Peran formal keluarga adalah peran yang bersifat secara langsung

(eksplisit) yang terkandung dalam struktur peran keluarga (ayah, suami

dan anak). Peran formal keluarga terdiri dari dua peran yaitu peran

parental dan peran perkawinan. Peran pernikahan berfokus pada

interaksi suami istri sedangkan peran parental berfokus pada interaksi

orangtua anak dan tanggungjawab sebagai orangtua, namun peran

pernikahan dan parental akan saling mempengaruhi.

b. Peran informal (peran tertutup)

Peran informal adalah peran yang bersifat tidak nampak (implisit)

dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan emosional anggota

keluarga. Peran informal dalam keluarga meliputi peran keluarga

sebagai pengharmonis, inisiater-kontributor, pendamai, perawatan

keluarga, koordinator keluarga. Peran formal meliputi dua hal yaitu

parental dan hubungan pernikahan.

3. Faktor-faktor utama yang memengaruhi peran keluarga

Menurut Susanto dan tantut (2012) fiktor-faktor yang memengaruhi

peran adalah sebagai berikut:


22

a. Pendidikan

Bidang pendidikan memegang peranan penting. Semakin tinggi

pendidikan semakin mudah menerima hal-hal baru dan bisa

menyesuaikan dengan mudah. Pendidikan yang semakin tinggi

memungkinkan seseorang untuk dapat menerima informasi.

b. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dair tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek.

c. Perilaku

Perilaku adalah perbuatan atau tindakan dan perkataan seseorang

yang sifatnya dapat diamati, diganbarkan dan dicatat oleh orang lain

ataupun orang yang melakukannya.

d. Sikap

Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai

kecenderungan untuk bertindak, sikap senantiasa terarah terhadap suatu

hal atau objek. Manusia dapat mempunyai sikap terhadap bermacam-

macam hal. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak

dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum

merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan

predisposisi tindakan atau perilaku.

e. Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu

obyek.
23

f. Ekonomi

Kekurangan pendapatan ekonomi keluarga membawa

konsekuensi buruk terhadap peran.

4. Bentuk peran dalam keluarga

Menurut Friedman (2012) bentuk peran diantaranya sebagai

pembuat keputusan tentang kesehatan utama, pendidik konselor dan

pemberi asuhan dalam keluarga. Dalam peran ini, ibu menentukan gejala-

gejala dan memutuskan pencarian sumber informnasi yang penting, Ibu

juga menipunyai control substansial terhadap keputusan apakah anaknya

akan mendapatkan layanan kuratif atau preventif dan bertindak sebagai

sumber ketenangaan dan bantuan (Friedman, 2012).

5. Peran keluarga dalam bidang kesehatan

a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit dan yang

tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang

terlalu muda.

d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan

dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga

ke sehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-

fasilitas yang ada (Johnson, 2011).


24

E. Kerangka Teori

Penganan penyakit ISPA


Pada Balita

Tingkat Pengetahuan Peran keluarga


Pendidikan

Pendidikan Rendah: Faktor yang memengaruhi


1. Tidak Sekolh pengetahuan:
2. SD
3. SMP a. Pendidikan
b. Pekerjaan
Pendidikan Tinggi: c. Umur
1. SMA d. Minat
2. Perguruan Tinggi e. Pengalaman
f. Kebudayaan
g. Informasi

Gambar 2.1. Kerangka Teori


Sumber : Modifikasi Notoatmodjo, 2011

F. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Peran Keluaga

Penanganan
Pengetahuan
Penyakit ISPA

Tingkat
Pendidikan

Gambar 2.2. Kerangka Konsep


25

G. Definisi Operasional

1. Peran keluarga

Peran keluarga adalah perilaku yang dilakukan oleh keluarga

terkait kedudukannya dalam keluarga tentang penaganan penyakit ISPA

a. Kriteria obketif:

1) Berperan .: jika skor yang diperoleh ≥ 15 dari 15 pernyataan

2) Kurang berperan.: jika skor yang diperoleh < 15 dari 15 pernyataan

b. Alat ukur .: kuesioner

c. Skala ukur .: ordinal

2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah keluraga tau tentang penyakit ISPA seperti

penyebab, tanda dan gejala serta pencegahan dan perawatan ISPA.

a. Kriteria objektif

1) Baik : jika skor yang diperoleh ≥ 8 dari 15 pertanyaan

2) Kurang : jika skor yang diproleh < 8 dari 15 pertanyaan

b. Alat ukur : kuesioner

c. Skala ukur : ordinal

3. Pendidikan

Pendidikan adalah pendidikan terakhir yang di dapatkan oleh

keluarga.

a. Kriteria objektif

1) Pendidikan tinggi :.jika responden berpendidikan Diploma

………………………...samapai.Sarjana
26

2) Pendidikan rendah :.jika responden berpendidikan tidak

………………….……..sekolah sampai SMA

b. Alat ukur :.kuesioner

c. Skala ukur : ordinal

4. Penanganan ISPA

Penaganan ispa adalah tindkan yang ibu berikan untuk menhidari,

mencegah tejadinya ISPA pada balita.

a. Kriteria objektif

1) Baik : jika skor yang diperoleh ≥ 5 dari 10 pertanyaan

2) Kurang : jika skor yang diperoleh < 5 dari 10 pertanyaan

b. Alat ukur : kuesioner

c. Skala ukur : ordinal

H. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan peran keluarga terhadap penanganan ISPA pada balita di

Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong.

2. Ada hubungan pengetahuan ibu terhadap penanganan ISPA pada balita di

Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong.

3. Ada hubungan tingkat pendidikan ibu terhadap penanganan ISPA pada

balita di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan

menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan untuk

menjelaskan variabel independen yaitu peran keluarga, pengetahuan dan dan

pendidikan serta variabel dependen yaitu penanganan penyakit ISPA.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sorong

Timur Kota Sorong.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei 2021.

C. Populasi, Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 758 orang tua dari balita

yang menderita ISPA di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong selama

bulan Januari 2020 sampai Januari 2021.

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah orang tua balita

yang menderita ISPA di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong yang di

hitung berdasarkan rumus persentase besar sampel menurut (Nursalam,

2011) rumusnya:

27
28

n= N
1 + N (d)2
n= 758
1 + 758 (0,1)2

n= 758
1 + 758 (0,01)

n= 758
1 + 7,58

n= 758
8,58

n = 88,34 dibulatkan menjadi 89 sampel

Keterangan :

n : Perkiraan jumlah sampel

N : Perkiraan besar populasi

d : Tingkat kesalahan yang dipilih (d=0,1) dengan derajat kepercayaan

90%

D. Teknik sampling

Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling

yaitu teknik perhitungan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu

sesuai kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi

Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini antara lain :

a. Orang tua yang balitanya menderita ISPA

b. Orang tua yang mau menjadi responden

2. Kriteria eksklusi
29

Adapun kriteria eksklusi pada penelitian ini antara lain :

a. Orang tua yang balitanya tidak menderita ISPA

b. Tidak bersedia menjadi responden

E. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan adalah lembar kuesioner. Kuesioner adalah

aspek data berisi tentang karakteristik responden (nama, jenis kelamin, umur,

status pekerjaan dan pendidikan) serta informasi tentang peran keluarga dan

pengetahuan orang tua. Kuesioner tentang peran keluarga terdiri dari 15

pertanyaan dengan 14 nomor pertanyan positif yakni nomor 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9,

10, 11, 12, 14, dan 15, apabila responden menjawab sering diberi skor 2,

kadang-kadang diberi skor 1 dan tidak pernah diberi skor 0, serta 2 nomor

pertanyaan negatif yakni nomor 1 dan 3, apabila responden menjawab sering

diberi skor 0, kadang-kadang diberi skor 1 dan tidak pernah diberi skor 2.

Kuesioner tentang pengetahuan terdiri dari 15 pertanyaan dengan 10 nomor

pertanyan positif yakni nomor 1, 3, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, dan 14, apabila

responden menjawab benar diberi skor 1 dan menjawab salah diberi skor 0,

serta 5 nomor pertanyaan negatif yakni nomor 2, 4, 8, 10, dan 15, apabila

responden menjawab benar diberi skor 0 dan menjawab salah diberi skor 1.

Kuesioner tentang penangan ISPA terdiri dari 10 pertanyaan dengan 10

nomor pertanyan positif dengan kriteria penilaian apabila responden

menjawab ya diberi skor 1 dan menjawab tidak diberi skor 0.

Kuesioner tentang pengetahuan dan peran peran keluarga yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner berdasarkan penelitian yang


30

telah dilakukan oleh Harianja Putri Theresia (2018), sedangkan kuesioner

tentang penganan penyakit ISPA yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian yang di lakukan oleh I Putu Dharma Pranata (2018).

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelian ini menggunakan data

primer dan data sekunder

1. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari hasil data awal yang diambil di

Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong berupa jumlah balita yang

menderita ISPA pada bulan Januari 2020 – Januari 2021.

2. Data primer

Data primer diperoleh dengan cara mengajukan pernyataan melalui

kuesioner pada responden yang memiliki balita menderita ISPA dan

datang berobat di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong.

G. Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Pengolahan data

Proses pengolahan data terdapat beberapa langkah yang harus

ditempuh, diantaranya :

a. Pengeditan data (editing data) merupakan upaya untuk memeriksa

kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan,

b. Pengkodean (coding) merupakan kegiatan pemberian kode numerik

(angka) terhadap data yang, sehinggga memudahkan peneliti dalam

melakukan tabulasi dan analisa data.


31

c. Memasukan data (enry data) erupakan kegiatan memasukkan data

yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database

komputer, yaitu dengan menggunakan bantuan sistem komputer.

d. Analisis (analysis) merupakan kegiatan menganalisis data yang telah

diperoleh.

2. Analisis data

a. Analisis univariat

Analisis univariat digunakan untuk melihat, menyajikan dan

mendeskripsikan data variabel idependen yaitu peran keluraga,

pengetahuan, dan pendidikan orang tua serta variabel dependen yaitu

penanganan penyakit ISPA.

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan

antara variabel idependen yaitu peran keluraga, pengetahuan, dan

pendidikan orang tua dengan variabel dependen yaitu penanganan

penyakit ISPA. Dalam penelitian ini dilakukan analisis dengan

menggunakan uji chi-square dengan nilai signifikan α = 0,05.

1) Jika p value ≤ 0,05 maka hasil uji signifikan, yang berarti ada

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

yaitu peran keluraga, pengetahuan, dan pendidikan orang tua

dengan penanganan penyakit ISPA.

2) Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan

yang berarti tidak ada hubungan antara variabel independen


32

dengan variabel dependen yaitu peran keluraga, pengetahuan, dan

pendidikan orang tua dengan penanganan penyakit ISPA.

H. Etika Penelitian

1. Persetujuan responden (informed consent)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan

yang bertujuan agar subjek mengerti maksud, tujuan penelitian, serta

mengetahui dampaknya.

2. Tanpa nama (anonimity)

Memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan

cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar

alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data

atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (confidentialy)

Ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik hasil informasi maupun masalah-

masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaan oleh peneliti.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong berada di bawah pengelolaan

Dinas Kesehatan Kota Sorong, yang terletak di KPR permai Kelurahan

Klamana Distrik Sorong Timur dan mempunyai berbagai program kesehtan

seperti Promkes, Kesling, Kesehatan ibu dan anak (KIA), Keluarga berencan

(KB), Upaya perbaikan gizi, dan Prolanis. Luas wilayah kerja Puskesmas

Sorong Timur Kota Sorong adalah 94,78 km2.

Batas wilayah kerja Puskesmas Sorong Timur yaitu, sebelah utara

berbatasan dengan Distrik Manoi, sebelah selatan berbatasan dengan

Kabupaten Sorong, sebelah timur berbatasan dengan Distrik Klaurung, dan

sebelah barat berbatasan dengan Selat Maladum.

Jumlah tenaga kesehatan yang ada di Puskaesmas Sorong Timur tahun

2021 sebaynyak 60 tenaga kesehatan, 3 Dokter Umum, 1 Dokter Gigi, 1

Apoteker, 2 Asisten Apoteker, 17 Perawat, 18 Bidan, 4 Gizi, 2 Analis, 5

Kesehatan Masyarakat, 1 Kesling, 2 Sanitarian, 4 Administrasi.

33
34

B. Hasil Penelitian

1. Data karakteristik responden

a. Distribusi responden berdasarkan usia ibu

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Ibu di Puskesmas Sorong
Timur Kota Sorong Tahun 2021
No Usia Ibu Jumlah Persentase
1 20 - 30 tahun 50 56,2
2 31- 40 tahun 21 23,6
3 41 - 50 tahun 12 13,5
4 >50 tahun 6 6,7
Total 89 100
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa ibu yang berusia 20-

30 tahun sebanyak 50 responden (56,2%) lebih banyak dari ibu yang

berusia >50 tahun yaitu 6 responden (6,7%).

b. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu di
Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2021
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
1 Tidak Sekolah 18 20,2
2 Sekolah Dasar 14 15,7
3 SMP 10 11,2
4 SMA 28 31,5
5 Perguruan Tinggi 19 21,3
Total 89 100
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa ibu yang

berpendidikan SMA sebanyak 28 responden (31,5%) lebih banyak dari

ibu yang berpendidikan SMP yaitu 10 responden (11,2%).


35

c. Distribusi responden berdasarkan status pekerjaan ibu

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Pekerjaan Ibu di
Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2021
No Status Pekerjaan Jumlah Persentase
1 Bekerja 16 18,0
2 Tidak Bekerja 73 82,0
Total 89 100
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa ibu yang yang tidak

bekerja sebanyak 73 responden (82,0%) lebih banyak dari ibu yang

bekerja yaitu 16 responden (18,0%).

d. Distribusi responden berdasarkan usia anak

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Anak di Puskesmas Sorong
Timur Kota Sorong Tahun 2021
No Usia Anak Jumlah Persentase
1 1-2 Tahun 33 37,1
2 3-4 Tahun 36 40,4
3 5 Tahun 20 22,5
Total 89 100
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa anak yang berusia 3-4

tahun sebanyak 36 responden (40,4%) lebih banyak dari anak yang

berusia 5 tahun yaitu 20 responden (22,5%).

e. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin anak

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Anak di
Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2021
No Jenis Kelamin Anak Jumlah Persentase
1 Laki-Laki 54 60,7
2 Perempuan 35 39,3
Total 89 100
36

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa anak yang berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 54 responden (60,7%) lebih banyak dari

anak yang berjenis kelamin perempuan yaitu 35 responden (39,3%).

2. Analisis univariat

a. Distribusi responden berdasarkan peran keluarga

Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Peran Keluarga di Puskesmas
Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2021
No Peran Keluarga Jumlah Persentase
1 Berperan 65 73,0
2 Kurang Berperan 24 27,0
Total 89 100

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa keluarga yang

berperan sebanyak 65 responden (73,0%) lebih banyak dari keluarga

yang tidak berperan yaitu 24 responden (27,0%).

b. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu

Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Ibu di Puskesmas
Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2021
No Pengetahuan Ibu Jumlah Persentase
1 Baik 62 69,7
2 Kurang 27 30,3
Total 89 100

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa ibu yang

berpengetahuan baik sebanyak 62 responden (69,7%) lebih banyak dari

ibu yang berpengetahuan kurang yaitu 27 responden (30,3%).


37

c. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu

Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu di Puskesmas
Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2021
No Pendidikan Ibu Jumlah Persentase
1 Tinggi 19 21,3
2 Rendah 70 78,7
Total 89 100

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa ibu yang

berpendidikan rendah sebanyak 70 responden (78,7%) lebih banyak

dari ibu yang berpendidikan tinggi yaitu 19 responden (21,3%).

d. Distribusi responden berdasarkan penanganan ISPA

Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penanganan ISP di Puskesmas
Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2021
No Penanganan ISPA Jumlah Persentase
1 Baik 68 76,4
2 Kurang 21 23,6
Total 89 100

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa penganan ISPA yang

baik sebanyak 68 responden (76,4%) lebih banyak dari penanganan

ISPA yang kurang yaitu 21 responden (23,6%).

3. Analisis bivariat

a. Hubungan peran keluarga dengan penanganan ISPA

Tabel 4.10
Hubungan Peran Keluarga Dengan Penanganan ISPA Pada Balita
di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2021
Penaganan ISPA
Total
No Peran Keluarga Baik Kurang
f % f % f %
1 Berperan 55 84,6 10 15,4 65 100
2 Kurang berperan 13 54,2 11 45,8 24 100
Total 68 76,4 21 23,6 74 100
α = 0,05 p value = 0,003
38

Berdasarkan tabel 4.10 bahwa keluarga berperan dengan

penanganan ISPA baik berjumlah 55 responden (84,6%) lebih banyak

dari keluarga berperan dengan penganan ISPA kurang berjumlah 10

responden (15,4%). Sedangkan keluarga kurang berperan dengan

penanganan ISPA baik berjumlah 13 responden (54,2%) lebih banyak

dari keluarga kurang berperan dengan penanganan ISPA kurang

berjumlah 11 responden (45,8%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-square dengan taraf

signifikan α = 0,05 diperoleh p value = 0,003 sehingga p value < α.

Dengan demikian Ha diterima yang berarti ada hubungan peran

keluarga dengan penanganan ISPA pada balita di Puskesmas Sorong

Timur Kota Sorong.

b. Hubungan pengetahuan ibu dengan penanganan ISPA

Tabel 4.11
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Penanganan ISPA Pada Balita
di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2021
Penaganan ISPA
Total
No Pengetahuan Baik Kurang
f % f % f %
1 Baik 53 85,5 9 14,5 62 100
2 Kurang 15 55,6 12 44,4 27 100
Total 68 76,4 21 23,6 74 100
α = 0,05 p value = 0,002

Berdasarkan tabel 4.11 bahwa pengetahuan ibu baik dengan

penanganan ISPA baik berjumlah 53 responden (85,5%) lebih banyak

dari pengetahuan ibu baik dengan penganan ISPA kurang berjumlah 9

responden (14,5%). Sedangkan pengetahuan ibu kurang dengan

penanganan ISPA baik berjumlah 15 responden (55,6%) lebih banyak


39

dari pengetahuan ibu kurang dengan penanganan ISPA kurang

berjumlah 12 responden (44,4%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-square dengan taraf

signifikan α = 0,05 diperoleh p value = 0,002 sehingga p value < α.

Dengan demikian Ha diterima yang berarti ada hubungan pengetahuan

dengan penanganan ISPA pada balita di Puskesmas Sorong Timur Kota

Sorong.

c. Hubungan pendidikan Ibu dengan penanganan ISPA

Tabel 4.12
Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Penanganan ISPA Pada Balita
di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2021
Penaganan ISPA
Total
No Pendidikan Baik Kurang
f % f % f %
1 Tinggi 16 84,2 3 15,8 19 100
2 Rendah 52 74,3 18 25,7 70 100
Total 68 76,4 21 23,6 74 100
α = 0,05 p value = 0,366

Berdasarkan tabel 4.12 bahwa pendidikan tinggi dengan

penanganan ISPA baik berjumlah 16 responden (84,2%) lebih banyak

dari pendidikan tinggi dengan penganan ISPA kurang berjumlah 3

responden (15,8%). Sedangkan pendidikan rendah dengan penanganan

ISPA baik berjumlah 52 responden (74,4%) lebih banyak dari

pendidikan rendah dengan penanganan ISPA kurang berjumlah 18

responden (25,7%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-square dengan taraf

signifikan α = 0,05 diperoleh p value = 0,366 sehingga p value > α.

Dengan demikian Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan


40

pendidikan dengan penanganan ISPA pada balita di Puskesmas Sorong

Timur Kota Sorong.

C. Pembahasan

1. Hubungan peran keluarga dengan penanganan ISPA pada balita di

Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong

Terdapat hubungan antara peran keluarga dengan penanganan ISPA

pada balita di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong. Hal ini sejalan

dengan penelitian Cipto Roso, dkk (2015) tentang peran keluarga dengan

upaya penanganan infeksi pernafasan akut pada balita, hasil penelitian

menunjukan bahwa ada hubungan bermakna peran keluarga terhadap

penanganan ISPA pada balita. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fithria

(2016) tentang upaya keluarga dalam penanganan penyakit pernapasan

akut pada balita, hasil penelitian menunjukan ada hubungan peran keluarga

dalam pencegahan penyakit ISPA.

Keluarga sebagai lembaga tempat anggota keluarga tumbuh dan

berkembang mempunyai peran dalam menjalankan fungsi keluarga yaitu

fungsi perawatan keluarga. Fungsi ini mengharuskan keluarga untuk

menyediakan makanan, pakaian, perlindungan, dan asuhan kesehatan/

keperawatan yang bermanfaat mencegah kejadian ISPA pada balita

(Muslihin, 2014).

Peran keluarga dalam mencegah ISPA berhubungan dengan kejadian

ISPA pada balita. Keluarga yang dapat menjalankan peran keluarga

dengan baik dalam mencegah ISPA, diharapkan balitanya tidak akan


41

mengalami kejadian ISPA. Hal ini sesuai dengan penelitian Habeahan

(2015) yang menyatakan bahwa ada hubungan peran orang tua dalam

pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dengan kekambuhan

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada balita (Gaag, 2012).

Peran aktif keluarga dalam menangani ISPA sangat penting karena

penyakit ISPA merupakan penyakit yang ada sehari-hari didalam

masyarakat atau keluarga hal ini perlu mendapatkan peran yang serius oleh

orang tua karena sebagian besar penyakit ISPA banyak menyerang pada

balita. Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan dengan jelas bahwa peran

orang tua dalam pencegahan ISPA pada balita sangatlah penting, sebab

bila peran orang tua dalam pencegahan ISPA yang buruk akan

berpengaruh pada perjalanan penyakit dari yang ringan akan menjadi

penyakit yang sangat berat (Layuk, 2012.

2. Hubungan pengetahuan ibu dengan penanganan ISPA pada balita di

Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong

Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan penganan ISPA pada

balita di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong. Hal ini sejalan dengan

penelitian Intan (2014) tentang hubungan pengetahuan ibu dengan

penanganan ISPA pada balita, hasil penelitian menunjukan bahwa ada

hubungan antara pengetahuan ibu terhadap penanganan ISPA pada balita.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur dan Dwining (2017) tentang

tingkat pengetahuan ibu dengan pencegahan penularan penyakit ISPA


42

pada balita, hasil penelitian menunjukan ada hubungan pengetahaun ibu

dalam penanganan penyakit ISPA pada balita.

Pengetahuan yang memadai oleh keluarga sangat diharapkan dalam

mendukung pencegahan penyakit ISPA pada balita, karena semakin baik

tingkat pengetahuan semakin baik pula upaya keluarga dalam pencegahan

penyakit, sebaliknya pengetahuan yang kurang atau tidak memadai akan

berdampak pada timbulnya penyakit ISPA yang bisa berdampak pada

kematian (Taarelluan, 2016).

Pengetahuan adalah merupakan suatu hasil dari tahu sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui indera pengelihatan dan

pendengaran. Apabila suatu tindakan didasari oleh suatu pengetahuan

maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng, sebaliknya apabila tidak

didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung

lama (Notoatmodjo, 2014).

Pengetahuan merupakan bagian yang sangat penting dalam proses

perubahan perilaku seseorang. Tingkat pengetahuan seseorang dapat

diketahui melalui pemahaman mereka terhadap suatu informasi atau

fenomena. Pemahaman tersebut kemudian akan berlanjut pada

implementasi, analisis, sintesis, dan evaluasi untuk menilai suatu keadaan.

Contohnya yakni seseorang yang memiliki pengetahuan terhadap ISPA

akan mampu membedakan balita yang terkena ISPA dengan yang tidak

(Achmadi, 2014).
43

3. Hubungan pendidikan Ibu dengan penanganan ISPA pada balita di

Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong

Tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan penganan ISPA

pada balita di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong. Hal ini sejalan

dengan penelitian Firdausia (2013) tentang hubungan tingkat pendidikan

dan pekerjaan dengan penanganan ISPA pada balita, hasil penelitian

menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan terhadap

penanganan ISPA pada balita. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiko

(2013) tentang karakteristik ibu dengan penanganan penyakit ISPA pada

balita, hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan tingkat pendidikan

ibu dalam penanganan penyakit ISPA pada balita.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur

hidup, pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah orang tersebut memberikan informasi. Dengan

pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan

informasi, baik dari orang lain maupun dari media masa semakin banyak

informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang di dapat

tentang kesehatan (Notoatmodjo, 2015).

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah tingkat

pendidikan, dimana tingkat pendidikan yang lebih tinggi mempengaruhi

persepsi seseorang untuk mengambil keputusan dan bertindak

(Notoatmodjo, 2014). Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting


44

dalam menentukan kualitas manusia, dengan pendidikan manusia

memperoleh pengetahuan dan informasi, semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka akan semakin berkualitas hidupnya (Hurlock,

2013).
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ada hubungan peran keluarga dengan penanganan ISPA pada balita di

Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong

2. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan penanganan ISPA pada balita di

Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong

3. Tidak ada hubungan pendidikan Ibu dengan penanganan ISPA pada balita

di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong

B. Saran

1. Bagi Puskesmas

Untuk mencegah peningkatan ISPA pada Balita di perlukan

perhatian khusus dari petugas kesehatan yang dalam hal ini petugas

kesehatan memberikan penyuluhan secara berkala dan pelatihan-pelatihan

tentang bagaimana cara penanganan ISPA dan bagaimana cara

menanggulanginya.

2. Bagi orang tua

Bagi orang tua khususnya ibu yang memiliki anak balita, diharapkan

untuk mencari informasi tentang cara penanganan ISPA yang baik

sehingga pemahaman tentang penyakit ISPA pada balita bisa teratasi.

45
46

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hendaknya dapat mengkaji lebih lanjut mengenai penelitian tentang

peran keluarga, pengetahuan dan pendidikan ibu dengan penanganan ISPA

pada balita dengan mencari variabel Independen yang lain.


47

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, U. F. 2014. Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Ahmad, K. 2015. Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media,


dan Ap likasinya (1st ed.). Jakarta: Rajawali Pers.

Andarmoyo, S. 2012. Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik


Keperawatan. Jakarta: Graha Ilmu.

Ardinasari, E. 2016. Buku Pintar Mencegah & Mengobati Penyakit Bayi & Anak.
Jakarta : Bestari.

Badan Pusat Statistik. 2014. Survei ekonomi nasional. Jakarta.

Cipto, R. Siti, A. Mariyam. 2015. Peran Keluarga Dengan Upaya Pencegahan


Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita di Desa Depok
Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang. Jurnal Keperawatan. Vol. 8 No.
2: 149 – 160.

Depkes RI. 2012. Pengertian ISPA, Etiologi ISPA & Pneumonia. Jakarta : Dirjen
PPM & PL.

Firdausia, A. 2013. Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Pekerjaan Ibu Dengan


Perilaku Penanganan Ispa Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gang
Sehat Pontianak. Skripsi. Fakultas Kedokteran. Universitas Tanjungpura
Pontianak.

Fithria. 2016. Upaya Keluarga Dalam Pencegahan Infeksi Saluran Pernapasan


Akut (Ispa) Pada Balita. Jurnal Ilmu Keperawatan. Vol. 5 No. 5: 2338-
6371.

Gaag, E.J. & Droffelaar, N.V., 2012. Upper Respiratory Tract Infections In
Children: A Normal Stage or High Parental Concern. Journal Pediatrics
Vol.2, pp.244-49.

Habeahan. 2015. Hubungan Peran Orang Tua Dalam Pencegahan Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (Ispa) Dengan Kekambuhan Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA) Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Medan.
Skripsi. Universitas Sumatra Utara.

Harianja P.T. 2018. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Peran Keluarga Terhadap
Balita Penderita ISPA Nonpneumonia di puskesmas saribundolok
kecamatan silimakuta kabupaten simalungun. Karya Tulis Ilmiah.
POLTEKES Kemenkes Medan.
48

Intan Silviana. 2014. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Penyakit ISPA dengan
Perilaku Pencegahan ISPA pada Balita di PHPT ANGKE Jakarta Utara.
Jurnal Forum Ilmiah. Vol 11 No 3.

I Putu D.P. 2018. Hubungan Keyakinan Diri Dengan Perilaku Penanganan ISPA
Pada Ibu Balita di UPT Kesmas I Denpasar Timur Kota Denpasar. Skripsi.
Poltekes Kemenkes Denpasar.

Inatan, S. 2014. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Penyakit Ispa Dengan


Perilaku Pencegahan Ispa Pada Balita di PHPT Muara Angke Jakarta Utara
Tahun 2014. Jurnal Keperawatan. Volume 11 Nomor 3: 45-63.

Juwandono. 2018. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia. Jakarta: Pustaka


Obor Populer.

Kemenkes RI. 2018. Profil kesehatan indonesia 2018. Jakarta: Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia.

Khrisna, A. 2013. Mengenali Keluhan Anda. Jakarta: Infomasi Medika.

Layuk, R. 2012. Faktor yang berhubngan Dengan Kejadian ISPA pada Balita di
Lembang Batu Suwu. Fakultas kesehatan Masyarakat. Skripsi. Universitas
Hassanudin Makassar.

Marni. 2014. Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Gangguan Pernafasan .


Yogyakarta : Gosyen Publising.

Masriadi. 2017 . Hubungan Merokok dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di


Wilayah Kerja Puskesmas Bangko Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin
Provinsi Jambi. Skripsi. Fakultas Keperawatan Universitas Jambi.

Muhlisin, A. 2014. Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo S. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka


Cipta.

Notoatmodjo, S. 2014. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Renka cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2015. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :


Rineka Cipta.

Nur, A. Dwining, H. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Ispa


Dengan Sikap Ibu Tentang Pencegahan Penularan Ispa Pada Bayi Usia 0-
12bulan di Puskesmas Pandaan. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol. 10, No. 1,
hal 60-66.
49

Oakley L.D. 2016. Social cultural context of psiciatric nursing care. Sixth Edition,
Philadelphia : Mosby Year Book Inc.

Silalahi, L. 2014. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik.


Jakarta: Penerbit EGC.

Safarina. 2015. Hubungan Faktor Lingkungan Rumah dan Karakteristik Individu


dengan Gangguan Saluran Pernapasan Anak Balita di Wilayah Puskesmas
Pekik Nyaring Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu. Skripsi.
STIKES Bakti Husada Bengkulu.

Susanto, tantut. 2012. Buku Ajar Keperawatan keluarga Aplikasi Teori Pada
Praktik Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarata: CV. Trans Info media.

Taarelluan. K. T. 2016. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap


Tindakan Pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Desa
Tataaran 1 Kecamatan Tondano Selatan Kabupaten Minahasa”.Jurnal
Kedokteran Komunitas dan Tropik. Vol. 4, No. 1:4-8

Tauchid, SN, Pudentiana & Subandini, SL. 2017. Buku Ajar Pendidikan
Kesehatan Gigi. EGC: Jakarta.

Wiko, A. 2013. Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Penanggulangan Penyakit


Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Balita Di Puskesmas Uteun
Pulo Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.
Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Teuku Umar Meulaboh

World Health Organization, 2016. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran


Pernapasan Akut (ISPA) yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Geneva: Alih Bahasa: Trust Indonesia.
Lampiran50
1

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Sorong, …………2020

Kepada
Yth. Bapak/Ibu di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong
Di Tempat

Selamat Pagi/Siang

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : JONTE yIKWA
NIM : 201402087a
Pekerjaan : Mahasiswa

Melakukan penelitian dengan judul “hubungan peran keluarga, pengetahuan


dan pendidikan ibu terhadap penanganan ISPA pada balita di Puskesmas Sorong
Timur Kota Sorong”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
peran keluarga, pengetahuan dan pendidikan ibu terhadap penanganan ISPA pada
balita di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian dan pengaruh apapun
terhadap diri bapak/ibu sebagai responden. Kerahasiaan identitas dan semua
informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian ini saja. Jika selama bapak/ibu menjadi responden penelitian terjadi hal
yang menimbulkan ketidak nyamanan maka bapak/ibu diperkenankan untuk
mengundurkan diri dengan memberitahukan terlebih dahulu pada peneliti. Jika
bapak/ibu berkenan untuk menjadi responden penelitian ini, saya persilahkan
untuk mengisi lembar persetujuan. Demikian atas perhatian dan kesediaan
bapak/ibu, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

JONTE YIKWA
NIM. 201402087A
Lampiran51
2

LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONEN

(INFORMED CONSENT)

Saya adalah mahasiswa STIKES Papua Program Studi Ilmu Keperawatan,

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “hubungan peran keluarga,

pengetahuan dan pendidikan ibu terhadap penanganan ISPA pada balita di

Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong” peneltian ini merupakan salah satu syarat

untuk menyelesaikan tugas akhir di STIKES Papua.

Saya mengharapkan partisipasi ibu dalam memberikan jawaban atas segalah

pertanyaan pada lembar pertanyaan, sesuai dengan pengetahuan dan pendapat ibu

tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan

jawaban ibu. Informasi yang diberikan hanya dipergunakan untuk keperluan

penelitian dan pengembangan ilmu keperawatan.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini hanya bersifat sukarela dan bebas

menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sangsi apapun.

Jika ibu bersedia menjadi rsponden penelitian, silahkan menandatangani surat

persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah ini sebagai bukti

kesukarelaan ibu. Terimakasih atas partisipasi ibu untuk penelitian ini.

Menyetujui Mengetahui
Responden Peneliti

(……………………………) Jonte Yikwa


NIM. 201502130 A
Lampiran 52
3

KUESIONER

HUBUNGAN PERAN KELUARGA, PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN


IBU TERHADAP PENANGANAN ISPA PADA BALITA DI
PUSKESMAS SORONG TIMUR KOTA SORONG

A. PETUNJUK PENGISIAN

1. Bacalah dengan cermat dan teliti pada setiap pertanyaan


2. Pertanyaan dibawah ini mohon diisi semuanya
3. Pilih salah satu jawaban yang menurut ibu paling sesuai dengan kondisi
yang dialami dengan memberikan tanda ceklis (√)
4. Isilah titik-titik dengan jawaban yang benar

B. IDENTITAS ORANG TUA

1. Nama (Inisial) : …………………………

2. Usia : …………………………

3. Pendidikan

a. Tidak sekolah

b. Tamat SD

c. Tamat SMP

d. Tamat SMA

e. Perguruan Tinggi

4. Pekerjaan

a. Bekerja

b. Tidak Bekerja
53

C. IDENTITAS ANAK

1. Nama : ………………………..
2. Usia : ………………………..
3. Jenis kelamin : …………..…….

1. PERAN KELUARGA

Keterangan :
S : Sering
KK : Kadang-Kadang
TP : Tidak Pernah

No Pernyataan S KK TP
1 Saya memberikan anak saya air es bila sedang flu dan
batuk
2 Jika anak saya kurang sehat, saya selalu mencari tahu ke
pelayanan kesehatan
3 Saya mengunakan obat warung saat anak saya
menderita batuk dan flu
4 Saya membawah anak saya untuk imunisasi di posyandu
atau ke puskesmas
5 Saya mencuci tangan setelah bekerja
6 Saya memasak menggunakan air bersih dan peralatan
yang bersih
7 Saya mengajarkan anak saya untuk mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan
8 Saya menjauhkan anak saya dari asap rokok atau asap
dari pembakaran
9 Saya menganjurkan anak saya menggunakan masker
saat berada di luar rumah
10 Saya menutup mulut dan hidung saat ingin batuk dan
bersin
11 Jika ada keluarga yang mengalami batuk pilek, saya
akan menjauhkan dari anak saya
12 Saat sakit, saya memakai masker sehingga anak saya
dan kelurga tidak tertular
13 Saya akan membawah anak saya ke dokter jika ada
tanda dan gejalah ISPA
14 Saya rutin memberikan obat anjuran dokter kepada anak
saya sampai sembuh
15 Jika anak saya sembuh, saya akan mengontrol kesehatan
anak saya ke dokter
54

2. PENGETAHUAN

No Pertanyaan Benar Salah

1 Balita yang kurang gizi dapat menyebabkan penyakit


ISPA
2 Balita yang tidak diberikan ASI dapat mencegah
penyebab terjadinya penyakit ISPA
3 Asap rokok dapat menybabkan penyakit ISPA pada
balita
4 Polusi udarah dapat mencegah penyebab penyakit ISPA
5 Imunisasi yang lengkap pada balita dapat mencegah
penyakit ISPA
6 Batuk dan pilek merupakan gejalah dari penyakit ISPA
7 Demam adalah tanda dari penyakit ISPA
8 Sering buang air besar dan muntah merupakan gejalah
dari penyakit ISPA
9 Adanya wheezing atau bunyi tambahan dari paru-paru
balita adalah tanda dan gejalah dari penyakit ISPA
10 Lemas dan sakit perut adalah tanda dan gejalah ISPA
yang di rasakan oleh balita
11 Imunisasi adalah salah satu pencegahan dari ISPA
12 Makan yang bergizi merupakan salah satu pencegahan
ISPA pada balita
13 ISPA dapat terjadi dengan kontak fisik orang yang
menderita ISPA
14 Memberikan minuman hangat atau ASI pada balita
dapat mencegah penyakit ISPA
15 Dukun merupakan tempat yang pas untuk
mengobatiISPA

3. PENANGANAN PENYAKIT ISPA

No Pertanyaan Ya Tidak

Saya segera memeriksakan anak saya ke pelyanan


1
kesahatan jika mengalami batuk pilek

2 Saya mengurangi makanan yang berminyak pada anak saya


yang sedang mengalami batuk pilek
3 Saya melarang anggota rumah untuk merokok di dalam
rumah
4 Saya menghindari minum dingin ketika anak saya batuk
pilek
5 Saya memberikan anak saya makan 3x sehari dengan menu
yang sehat
55

6 Saya mencegah anak saya bermain di tempat yang berdebu

7 Saya selalu membawa anak saya ke pelayanan kesehatan


untuk mendapatkan imunisasi
Saya selalu memberikan obat sesuai dosis yang
8
diistruksikan oleh dokter kepada anak saya yang sedang
batuk pilek
9 Saya membersihkan lingkungan rumah setiap hari agar
terhindar dari debu dan kotoran
Jika ada orang sakit seperti batuk di dekat anak saya dan dia
10
hendak menggendong anak saya, saya akan membiarkan
orang tersebut menggendong anak saya
Lampiran 7

MASTER TABEL

Data Orang Tua Data Anak


No Nama Tingkat Status Nama
Usia Kode Pendidikan Kode Kode Kode Usia Kode JK Kode
Inisial Pendidikan Pekerjaan Inisial
Tidak Tidak
1 A.M 29 Thn 1 1 Rendah 2 2 J.B 1 Thn 1 L 1
Sekolah Bekerja
Tidak
2 C.A 30 Thn 1 SMA 4 Rendah 2 2 Y.A 5 Thn 3 P 2
Bekerja
Perguruan Tidak
3 M.M 25 Thn 1 5 Tinggi 1 2 L.P 1 Thn 1 L 1
Tinggi Bekerja
Tidak
4 Y 51 Thn 4 SMA 4 Rendah 2 2 S.S 2 Thn 1 L 1
Bekerja
Tidak
5 D 25 Thn 1 SMA 4 Rendah 2 2 Y 5 Thn 3 P 2
Bekerja
Tidak
6 N 26 Thn 1 SMA 4 Rendah 2 2 N 2 Thn 1 L 1
Bekerja
7 M 24 Thn 1 SMA 4 Rendah 2 Bekerja 1 SR 1 Thn 1 P 2
Tidak
8 A.K.R 25 Thn 1 SMA 4 Rendah 2 2 A 1 Thn 1 L 1
Bekerja
Perguruan
9 D 43 Thn 3 5 Tinggi 1 Bekerja 1 M.S 5 Thn 3 L 1
Tinggi
Tidak
10 Y.L 35 Thn 2 SMA 4 Rendah 2 2 N 1 Thn 1 P 2
Bekerja
Tidak
11 P.R 35 Thn 2 SD 2 Rendah 2 2 S.E 1 Thn 1 P 2
Bekerja

56
57

Data Orang Tua Data Anak


No Nama Tingkat Status Nama
Usia Kode Pendidikan Kode Kode Kode Usia Kode JK Kode
Inisial Pendidikan Pekerjaan Inisial
Tidak
12 D.S 50 Thn 4 SD 2 Rendah 2 2 S.S 3 Thn 2 L 1
Bekerja
Perguruan Tidak
13 D 25 Thn 1 5 Tinggi 1 2 B 3 Thn 2 L 1
Tinggi Bekerja
14 M 28 Thn 1 SMA 4 Rendah 2 Bekerja 1 N 4 Thn 2 L 1
Tidak
15 Y 33 Thn 2 SMP 3 Rendah 2 2 M.P 3 Thn 2 P 2
Bekerja
Tidak
16 M.A 47 Thn 3 SD 2 Rendah 2 2 O.A 5 Thn 3 L 1
Bekerja
Tidak Tidak
17 C.I.A 27 Thn 1 1 Rendah 2 2 R.A 2 Thn 1 L 1
Sekolah Bekerja
Perguruan Tidak
18 A.W 36 Thn 2 5 Tinggi 11 2 F.A.P 3 Thn 2 P 2
Tinggi Bekerja
Perguruan Tidak
19 M.K 26 Thn 1 5 Tinggi 1 2 V.G 2 Thn 1 P 2
Tinggi Bekerja
Perguruan Tidak
20 E.P 25 Thn 1 5 Tinggi 1 2 G.M.U.P 4 Thn 2 L 1
Tinggi Bekerja
Perguruan
21 P.K 32 Thn 2 5 Tinggi 1 Bekerja 1 A.S 3 Thn 2 L 1
Tinggi
Tidak
22 O.W 30 Thn 1 SMA 4 Rendah 2 2 M.L 4 Thn 2 L 1
Bekerja
Tidak
23 T.K 28 Thn 1 SMP 3 Rendah 2 2 M.K 2 Thn 1 L 1
Bekerja
58

Data Orang Tua Data Anak


No Nama Tingkat Status Nama
Usia Kode Pendidikan Kode Kode Kode Usia Kode JK Kode
Inisial Pendidikan Pekerjaan Inisial
Tidak Tidak
24 J.K 23 Thn 1 1 Rendah 2 2 Y.K 1 Thn 1 L 1
Sekolah Bekerja
Tidak Tidak
25 E.W 26 Thn 1 1 Rendah 2 2 R 3 Thn 2 P 2
Sekolah Bekerja
Tidak
26 M.S 40 Thn 2 SMP 3 Rendah 2 2 K.K 5 Thn 3 L 1
Bekerja
Tidak
27 A.J.B 28 Thn 1 SMA 4 Rendah 2 2 A.S 5 Thn 3 L 1
Bekerja
Tidak Tidak
28 L.A 27 Thn 1 1 Rendah 2 2 S.W 5 Thn 3 L 1
Sekolah Bekerja
Tidak
29 S.K 26 Thn 1 SD 2 Rendah 2 2 A.B 5 Thn 3 P 2
Bekerja
Tidak
30 S.K 20 Thn 1 SMA 4 Rendah 2 2 A.W 5 Thn 3 L 1
Bekerja
Tidak
31 M.J 29 Thn 1 SMA 4 Rendah 2 2 A.K 5 Thn 3 L 1
Bekerja
Tidak
32 P.W 35 Thn 2 SMA 4 Rendah 2 2 A.K 4 Thn 2 P 2
Bekerja
Perguruan
33 A.L 49 Thn 3 5 Tinggi 1 Bekerja 1 F.K 3 Thn 2 P 2
Tinggi
Tidak
34 Y.N 45 Thn 3 SD 2 Rendah 2 2 K.P 3 Thn 2 L 1
Bekerja
Tidak Tidak
35 Y.K 58 Thn 4 1 Rendah 2 2 M.K 4 Thn 2 P 2
Sekolah Bekerja
59

Data Orang Tua Data Anak


No Nama Tingkat Status Nama
Usia Kode Pendidikan Kode Kode Kode Usia Kode JK Kode
Inisial Pendidikan Pekerjaan Inisial
Perguruan
36 Y.M 40 Thn 2 5 Tinggi 1 Bekerja 1 M.M 5 Thn 3 L 1
Tinggi
Tidak Tidak
37 R.S 43 Thn 3 1 Rendah 2 2 K.P 5 Thn 3 P 2
Sekolah Bekerja
Perguruan
38 N.T 40 Thn 2 5 Tinggi 1 Bekerja 1 A.G 4 Thn 2 L 1
Tinggi
Perguruan
39 M.M 30 Thn 1 5 Tinggi 1 Bekerja 1 F.W 5 Thn 3 L 1
Tinggi
40 W.W 40 Thn 2 SMA 4 Rendah 2 Bekerja 1 D.T 3 Thn 2 P 2
Tidak
41 A.K 32 Thn 2 SD 2 Rendah 2 2 S.T 3 Thn 2 P 2
Bekerja
Tidak
42 A.A 25 Thn 1 SD 2 Rendah 2 2 E.K 2 Thn 1 L 1
Bekerja
Tidak Tidak
43 J.J 29 Thn 1 1 Rendah 2 2 Y.P 2 Thn 1 L 1
Sekolah Bekerja
Tidak
44 O.K 30 Thn 1 SD 2 Rendah 2 2 P.R 4 Thn 2 L 1
Bekerja
Tidak Tidak
45 A.M 43 Thn 3 1 Rendah 2 2 F 5 Thn 3 P 2
Sekolah Bekerja
Tidak Tidak
46 E.K 50 Thn 4 1 Rendah 2 2 L.K 2 Thn 2 P 2
Sekolah Bekerja
Tidak
47 O.T 46 Thn 3 SD 2 Rendah 2 2 S.W 4 Thn 2 P 2
Bekerja
60

Data Orang Tua Data Anak


No Nama Tingkat Status Nama
Usia Kode Pendidikan Kode Kode Kode Usia Kode JK Kode
Inisial Pendidikan Pekerjaan Inisial
Tidak
48 P 29 Thn 1 SMA 4 Rendah 2 2 M.T 3 Thn 2 L 1
Bekerja
Tidak
49 E.K 30 Thn 1 SMP 3 Rendah 2 2 T.W 5 Thn 3 L 1
Bekerja
Tidak
50 R.K 26 Thn 1 SMA 4 Rendah 2 2 K.W 1 Thn 1 P 2
Bekerja
Tidak
51 S.k 37 Thn 2 SMP 3 Rendah 2 2 F.R 2 Thn 1 L 1
Bekerja
52 N.T 28 Thn 1 SMA 4 Rendah 2 Bekerja 1 N 4 Thn 2 L 1
Tidak
53 E.W 33 Thn 2 SMP 3 Rendah 2 2 M.P 3 Thn 2 P 2
Bekerja
Tidak
54 M 47 Thn 3 SD 2 Rendah 2 2 O.A 3 Thn 2 L 1
Bekerja
Tidak Tidak
55 L 27 Thn 1 1 Rendah 2 2 R.A 2 Thn 1 L 1
Sekolah Bekerja
Perguruan Tidak
56 U.C 36 Thn 2 5 Tinggi 1 2 F.A.P 1 Thn 1 P 2
Tinggi Bekerja
Perguruan Tidak
57 S.S 26 Thn 1 5 Tinggi 1 2 V.G 2 Thn 1 P 2
Tinggi Bekerja
Perguruan Tidak
58 F.S 25 Thn 1 5 Tinggi 1 2 G.M.U.P 4 Thn 2 L 1
Tinggi Bekerja
Perguruan
59 F.P 32 Thn 2 5 Tinggi 1 Bekerja 1 A.S 3 Thn 2 L 1
Tinggi
61

Data Orang Tua Data Anak


No Nama Tingkat Status Nama
Usia Kode Pendidikan Kode Kode Kode Usia Kode JK Kode
Inisial Pendidikan Pekerjaan Inisial
Tidak
60 N.S 30 Thn 1 SMA 4 Rendah 2 2 M.L 4 Thn 2 L 1
Bekerja
Tidak
61 S.K 28 Thn 1 SMP 3 Rendah 2 2 M.K 2 Thn 2 L 1
Bekerja
Tidak Tidak
62 J.I 23 Thn 1 1 Rendah 2 2 Y.K 1 Thn 1 L 1
Sekolah Bekerja
Tidak Tidak
63 A 26 Thn 1 1 Rendah 2 2 R 3 Thn 2 P 2
Sekolah Bekerja
Tidak
64 S 40 Thn 2 SMP 3 Rendah 2 2 K.K 3 Thn 3 L 1
Bekerja
Tidak Tidak
65 N 43 Thn 3 1 Rendah 2 2 K.P 3 Thn 3 P 2
Sekolah Bekerja
Perguruan
66 A.B 40 Thn 2 5 Tinggi 1 Bekerja 1 A.G 4 Thn 3 L 1
Tinggi
Perguruan
67 S.R 30 Thn 1 5 Tinggi 1 Bekerja 1 F.W 4 Thn 3 L 1
Tinggi
68 M.I 40 Thn 2 SMA 4 Rendah 2 Bekerja 1 D.T 4 Thn 2 P 2
Tidak
69 N.H 32 Thn 2 SD 2 Rendah 2 2 S.T 3 Thn 2 P 2
Bekerja
Tidak
70 A 25 Thn 1 SD 2 Rendah 2 2 E.K 2 Thn 2 L 1
Bekerja
Tidak Tidak
71 N 29 Thn 1 1 Rendah 2 2 Y.P 2 Thn 2 L 1
Sekolah Bekerja
62

No Data Orang Tua Data Anak


Nama Tingkat Status Nama
Usia Kode Pendidikan Kode Kode Kode Usia Kode JK Kode
Inisial Pendidikan Pekerjaan Inisial
Tidak
72 S.T 30 Thn 1 SD 2 Rendah 2 2 P.R 4 Thn 2 L 1
Bekerja
Tidak Tidak
73 I.K 43 Thn 3 1 Rendah 2 2 F 5 Thn 3 P 2
Sekolah Bekerja
Tidak Tidak
74 A.T 50 Thn 4 1 Rendah 2 2 L.K 2 Thn 1 P 2
Sekolah Bekerja
Tidak
75 S 46 Thn 3 SD 2 Rendah 2 2 S.W 4 Thn 2 P 2
Bekerja
Tidak
76 S.N 29 Thn 1 SMA 4 Rendah 2 2 M.T 3 Thn 2 L 1
Bekerja
Tidak
77 A.J 30 Thn 1 SMP 3 Rendah 2 2 T.W 5 Thn 3 L 1
Bekerja
Tidak
78 J 26 Thn 1 SMA 4 Rendah 2 2 K.W 1 Thn 1 P 2
Bekerja
Tidak
79 W 37 Thn 2 SMP 3 Rendah 2 2 F.R 2 Thn 1 L 1
Bekerja
Tidak Tidak
80 N 29 Thn 1 1 Rendah 2 2 J.B 1 Thn 1 L 1
Sekolah Bekerja
Tidak
81 R.W 30 Thn 1 SMA 4 Rendah 2 2 Y.A 5 Thn 3 P 2
Bekerja
Perguruan Tidak
82 M.S 25 Thn 1 5 Tinggi 1 2 L.P 1 Thn 1 L 1
Tinggi Bekerja
63

Data Orang Tua Data Anak


No Nama Tingkat Status Nama
Usia Kode Pendidikan Kode Kode Kode Usia Kode JK Kode
Inisial Pendidikan Pekerjaan Inisial
Tidak
83 N.M 51 Thn 4 SMA 4 Rendah 2 2 S.S 2 Thn 1 L 1
Bekerja
Tidak
84 H.B 25 Thn 1 SMA 4 Rendah 2 2 Y 5 Thn 3 P 2
Bekerja
Tidak
85 A.W 26 Thn 1 SMA 4 Rendah 2 2 N 1 Thn 1 L 1
Bekerja
86 N 24 Thn 1 SMA 4 Rendah 2 Bekerja 1 SR 1 Thn 1 P 2
Tidak
87 R.S 25 Thn 1 SMA 4 Rendah 2 2 A 1 Thn 1 L 1
Bekerja
Perguruan
88 M.M 43 Thn 3 5 Tinggi 1 Bekerja 1 M.S 5 Thn 3 L 1
Tinggi
Tidak
89 S 35 Thn 2 SMA 4 Rendah 2 2 N 1 Thn 1 P 2
Bekerja
Lampiran 864

REKAPITULASI DATA

A. Peran Keluarga

Peran Keluarga
No p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 Total Skor Ket
1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 2 2 1 0 9 2 Kurang Berperan
2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 21 1 Berperan
3 2 2 1 0 2 1 1 2 0 0 0 1 0 2 2 16 1 Berperan
4 0 1 2 0 0 1 0 2 1 1 2 0 0 0 0 10 2 Kurang Berperan
5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 27 1 Berperan
6 2 2 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 1 2 2 17 1 Berperan
7 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 0 0 0 20 1 Berperan
8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 1 Berperan
9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 1 Berperan
10 1 1 0 0 0 0 1 0 2 1 0 1 2 0 1 10 2 Kurang Berperan
11 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 1 Berperan
12 1 0 0 0 0 1 0 0 2 0 1 1 1 0 0 7 2 Kurang Berperan
13 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 27 1 Berperan
14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 27 1 Berperan
15 0 2 1 0 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 19 1 Berperan
16 2 2 1 2 0 0 0 0 2 1 1 1 0 1 2 15 1 Berperan
17 0 0 1 2 0 1 0 2 0 0 2 0 2 1 0 11 2 Kurang Berperan
18 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 23 1 Berperan
65

Peran Keluarga Ket


No p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 Total Skor
19 1 1 0 2 1 2 1 1 2 0 1 1 1 2 0 16 1 Berperan
20 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 26 1 Berperan
21 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 28 1 Berperan
22 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 29 1 Berperan
23 2 1 1 2 1 0 0 2 0 2 2 0 2 0 0 15 1 Berperan
24 0 2 1 1 2 1 0 2 1 0 2 1 2 1 0 16 1 Berperan
25 2 2 2 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 1 2 12 2 Kurang Berperan
26 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 28 1 Berperan
27 1 2 0 2 1 1 2 2 2 1 2 0 1 1 2 20 1 Berperan
28 1 2 0 2 1 1 0 0 2 2 2 1 1 2 2 19 1 Berperan
29 1 2 0 2 2 2 1 1 2 2 1 1 0 2 2 21 1 Berperan
30 1 2 0 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 21 1 Berperan
31 1 2 0 2 2 1 1 2 2 2 1 1 0 2 2 21 1 Berperan
32 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 24 1 Berperan
33 2 2 2 2 1 2 2 0 1 0 2 0 2 2 2 22 1 Berperan
34 2 0 0 1 0 2 2 1 0 0 0 1 2 2 1 14 2 Kurang Berperan
35 2 0 2 2 1 1 0 0 0 1 0 2 2 2 1 16 1 Berperan
36 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 27 1 Berperan
37 0 1 0 0 0 0 0 0 1 2 1 0 1 2 0 8 2 Kurang Berperan
38 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 27 1 Berperan
39 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 29 1 Berperan
40 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 1 Berperan
66

Peran Keluarga Ket


No p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 Total Skor
41 0 1 0 1 0 0 2 1 2 0 2 1 2 0 2 14 2 Kurang Berperan
42 0 1 0 1 2 1 2 0 1 2 1 2 1 2 2 18 1 Berperan
43 0 1 0 1 1 2 1 1 1 0 1 1 2 1 1 14 2 Kurang Berperan
44 1 0 1 1 2 1 2 1 0 1 1 1 1 2 2 17 1 Berperan
45 0 0 1 0 0 1 2 0 2 0 0 2 0 0 0 8 2 Kurang Berperan
46 2 2 2 0 1 1 0 2 0 2 2 1 0 2 1 18 1 Berperan
47 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 0 1 1 2 2 23 1 Berperan
48 0 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 24 1 Berperan
49 0 1 0 2 1 0 0 0 2 0 1 1 2 2 1 13 2 Kurang Berperan
50 0 2 1 2 1 1 0 2 1 2 0 2 1 1 1 17 1 Berperan
51 1 0 0 1 2 2 1 1 0 0 0 1 2 1 0 12 2 Kurang Berperan
52 2 2 2 2 1 2 2 0 1 0 2 0 2 2 2 22 1 Berperan
53 2 0 0 1 0 2 2 1 0 0 0 1 2 2 1 14 2 Kurang Berperan
54 2 0 2 2 1 1 0 0 0 1 0 2 2 2 1 16 1 Berperan
55 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 27 1 Berperan
56 0 1 0 0 0 0 0 0 1 2 1 0 1 2 0 8 2 Kurang Berperan
57 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 27 1 Berperan
58 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 29 1 Berperan
59 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 1 Berperan
60 0 1 0 1 0 0 2 1 2 0 2 1 2 0 2 14 2 Kurang Berperan
61 0 1 0 1 2 1 2 0 1 2 1 2 1 2 2 18 1 Berperan
62 0 1 0 1 1 2 1 1 1 0 1 1 2 1 1 14 2 Kurang Berperan
67

Peran Keluarga Ket


No p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 Total Skor
63 1 0 1 1 2 1 2 1 0 1 1 1 1 2 2 17 1 Berperan
64 0 0 1 0 0 1 2 0 2 0 0 2 0 0 0 8 2 Kurang Berperan
65 2 2 2 0 1 1 0 2 0 2 2 1 0 2 1 18 1 Berperan
66 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 0 1 1 2 2 23 1 Berperan
67 0 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 24 1 Berperan
68 0 1 0 2 1 0 0 0 2 0 1 1 2 2 1 13 2 Kurang Berperan
69 0 2 1 2 1 1 0 2 1 2 0 2 1 1 1 17 1 Berperan
70 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 2 2 1 0 9 2 Kurang Berperan
71 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 21 1 Berperan
72 2 2 1 0 2 1 1 2 0 0 0 1 0 2 2 16 1 Berperan
73 0 1 2 0 0 1 0 2 1 1 2 0 0 0 0 10 2 Kurang Berperan
74 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 27 1 Berperan
75 2 2 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 1 2 2 17 1 Berperan
76 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 0 0 0 20 1 Berperan
77 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 1 Berperan
78 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 1 Berperan
79 1 1 0 0 0 0 1 0 2 1 0 1 2 0 1 10 2 Kurang Berperan
80 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 1 Berperan
81 1 0 0 0 0 1 0 0 2 0 1 1 1 0 0 7 2 Kurang Berperan
82 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 27 1 Berperan
83 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 27 1 Berperan
84 0 2 1 0 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 19 1 Berperan
68

Peran Keluarga Ket


No p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 Total Skor
85 2 2 1 2 0 0 0 0 2 1 1 1 0 1 2 15 1 Berperan
86 0 0 1 2 0 1 0 2 0 0 2 0 2 1 0 11 2 Kurang Berperan
87 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 23 1 Berperan
88 1 1 0 2 1 2 1 1 2 0 1 1 1 2 0 16 1 Berperan
89 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 26 1 Berperan
69

B. Pengetahuan

Pengetahuan
No Total Skor Ket
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15
1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 9 1 Baik
2 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 10 1 Baik
3 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 6 2 Kurang
4 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 9 1 Baik
5 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 11 1 Baik
6 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 12 1 Baik
7 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 9 1 Baik
8 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 10 1 Baik
9 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 11 1 Baik
10 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 7 2 Kurang
11 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 11 1 Baik
12 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 7 2 Kurang
13 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 Baik
14 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 Baik
15 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 11 1 Baik
16 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 10 1 Baik
17 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 8 1 Baik
18 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 Baik
19 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 10 1 Baik
20 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 10 1 Baik
No Pengetahuan Total Skor Ket
70

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15


21 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 10 1 Baik
22 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 10 1 Baik
23 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 11 1 Baik
24 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 8 1 Baik
25 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 8 1 Baik
26 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 10 1 Baik
27 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 8 1 Baik
28 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 9 1 Baik
29 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 9 1 Baik
30 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 8 1 Baik
31 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 8 1 Baik
32 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 7 2 Kurang
33 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11 1 Baik
34 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 7 2 Kurang
35 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 6 2 Kurang
36 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 7 2 Kurang
37 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 6 2 Kurang
38 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 7 2 Kurang
39 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 7 2 Kurang
40 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 10 1 Baik
41 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 8 1 Baik
42 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 12 1 Baik
No Pengetahuan Total Skor Ket
71

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15


43 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 6 2 Kurang
44 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 10 1 Baik
45 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 9 1 Baik
46 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 9 1 Baik
47 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 9 1 Baik
48 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 11 1 Baik
49 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 8 1 Baik
50 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 6 2 Kurang
51 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 5 2 Kurang
52 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 6 2 Kurang
53 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 7 2 Kurang
54 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 6 2 Kurang
55 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 7 2 Kurang
56 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 7 2 Kurang
57 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 10 1 Baik
58 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 8 1 Baik
59 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 12 1 Baik
60 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 6 2 Kurang
61 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 10 1 Baik
62 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 9 1 Baik
63 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 9 1 Baik
64 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 10 1 Baik
No Pengetahuan Total Skor Ket
72

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15


65 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 6 2 Kurang
66 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 9 1 Baik
67 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 11 1 Baik
68 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 12 1 Baik
69 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 9 1 Baik
70 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 10 1 Baik
71 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 11 1 Baik
72 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 7 2 Kurang
73 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 11 1 Baik
74 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 7 2 Kurang
75 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 Baik
76 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 Baik
77 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 11 1 Baik
78 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 10 1 Baik
79 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 8 1 Baik
80 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 Baik
81 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 10 1 Baik
82 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 10 1 Baik
83 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 6 2 Kurang
84 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 7 2 Kurang
85 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 6 2 Kurang
86 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 7 2 Kurang
No Pengetahuan Total Skor Ket
73

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15


87 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 7 2 Kurang
88 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 10 1 Baik
89 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 8 1 Baik
C. Penanganan ISPA

Penanganan ISPA
No Total Skor Ket
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10
1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6 1 Baik
2 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 4 2 Kurang
3 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 3 2 Kurang
4 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 4 2 Kurang
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 1 Baik
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 Baik
7 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 5 1 Baik
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 Baik
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 Baik
10 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5 1 Baik
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Baik
12 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 6 1 Baik
13 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 1 Baik
14 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 1 Baik
15 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 6 1 Baik
16 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 5 1 Baik
17 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 3 2 Kurang
18 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1 Baik
19 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 3 2 Kurang
20 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 6 1 Baik
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Baik
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Baik
23 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 1 Baik
24 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 2 Kurang
25 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 6 1 Baik
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 Baik
27 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 1 Baik
28 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 7 1 Baik
29 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 6 1 Baik
30 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 1 Baik
31 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 7 1 Baik
32 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 Baik
33 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 Baik
34 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 4 2 Kurang
35 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 4 2 Kurang
No Penanganan ISPA Total Skor Ket

74
75

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10
36 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 7 1 Baik
37 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 4 2 Kurang
38 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 1 Baik
39 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 1 Baik
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Baik
41 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 1 Baik
42 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 1 Baik
43 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 7 1 Baik
44 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 6 1 Baik
45 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 4 2 Kurang
46 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 2 Kurang
47 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 7 1 Baik
48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Baik
49 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 1 Baik
50 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 1 Baik
51 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 3 2 Kurang
52 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 Baik
53 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 4 2 Kurang
54 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 4 2 Kurang
55 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 7 1 Baik
56 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 4 2 Kurang
57 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 1 Baik
58 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 1 Baik
59 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Baik
60 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 1 Baik
61 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 1 Baik
62 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 7 1 Baik
63 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 6 1 Baik
64 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 4 2 Kurang
65 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 2 Kurang
66 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 7 1 Baik
67 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Baik
68 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 1 Baik
69 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 1 Baik
70 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 Baik
71 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 5 1 Baik
72 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 Baik
Penanganan ISPA Ket
No Total Skor
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10
76

73 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 Baik
74 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5 1 Baik
75 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Baik
76 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 6 1 Baik
77 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 1 Baik
78 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 1 Baik
79 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 6 1 Baik
80 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 5 1 Baik
81 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 3 2 Kurang
82 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1 Baik
83 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 3 2 Kurang
84 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 6 1 Baik
85 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Baik
86 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 5 2 Kurang
87 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 4 2 Kurang
88 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 1 Baik
89 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Baik

Statistics Lampiran 9
77

Usia Tingkat Status Usia Jenis


Ibu Pendidikan Pendidikan Pekerjaan Anak Kelamin
N Valid 89 89 89 89 89 89
Missing 0 0 0 0 0 0

Statistics
Peran
Keluarga Pengetahuan Penanganan ISPA
N Valid 89 89 89
Missing 0 0 0

Frequency Table

Usia Ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-30 Thn 50 56.2 56.2 56.2
31-40 Thn 21 23.6 23.6 79.8
41-50 Thn 12 13.5 13.5 93.3
>50 Thn 6 6.7 6.7 100.0
Total 89 100.0 100.0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Sekolah 18 20.2 20.2 20.2
SD 14 15.7 15.7 36.0
SMP 10 11.2 11.2 47.2
SMA 28 31.5 31.5 78.7
Peruguruan Tinggi 19 21.3 21.3 100.0
Total 89 100.0 100.0

Tingkat Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 19 21.3 21.3 21.3
Rendah 70 78.7 78.7 100.0
Total 89 100.0 100.0
78

Status Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Bekerja 16 18.0 18.0 18.0
Tidak Bekerja 73 82.0 82.0 100.0
Total 89 100.0 100.0

Usia Anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1-2 Thn 33 37.1 37.1 37.1
3-4 Thn 36 40.4 40.4 77.5
5 Thn 20 22.5 22.5 100.0
Total 89 100.0 100.0

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-Laki 54 60.7 60.7 60.7
Perempuan 35 39.3 39.3 100.0
Total 89 100.0 100.0

Peran Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Berperan 65 73.0 73.0 73.0
Kurang Berperan 24 27.0 27.0 100.0
Total 89 100.0 100.0

Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 62 69.7 69.7 69.7
Kurang 27 30.3 30.3 100.0
Total 89 100.0 100.0

Penanganan ISPA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 68 76.4 76.4 76.4
Kurang 21 23.6 23.6 100.0
Total 89 100.0 100.0
79

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Peran Keluarga *
89 100.0% 0 0.0% 89 100.0%
Penanganan ISPA

Peran Keluarga * Penanganan ISPA Crosstabulation


Penanganan ISPA
Biik Kurang Total
Peran Keluarga Berperan Count 55 10 65
% within Peran
84.6% 15.4% 100.0%
Keluarga
Kurang Berperan Count 13 11 24
% within Peran
54.2% 45.8% 100.0%
Keluarga
Total Count 68 21 89
% within Peran
76.4% 23.6% 100.0%
Keluarga

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. Exact Sig.
Value df sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 9.014 1 .003
Continuity Correctionb 7.404 1 .007
Likelihood Ratio 8.338 1 .004
Fisher's Exact Test .005 .004
Linear-by-Linear
8.913 1 .003
Association
N of Valid Cases 89

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5.66.
b. Computed only for a 2x2 table
80

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan *
89 100.0% 0 0.0% 89 100.0%
Penanganan ISPA

Pengetahuan * Penanganan ISPA Crosstabulation


Penanganan ISPA
Biik Kurang Total
Pengetahuan Baik Count 53 9 62
% within Pengetahuan 85.5% 14.5% 100.0%
Kurang Count 15 12 27
% within Pengetahuan 55.6% 44.4% 100.0%
Total Count 68 21 89
% within Pengetahuan 76.4% 23.6% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. Exact Sig.
Value df sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 9.345 1 .002
Continuity Correctionb 7.759 1 .005
Likelihood Ratio 8.795 1 .003
Fisher's Exact Test .005 .003
Linear-by-Linear
9.240 1 .002
Association
N of Valid Cases 89

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
6.37.
b. Computed only for a 2x2 table
81

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tingkat Pendidikan *
89 100.0% 0 0.0% 89 100.0%
Penanganan ISPA

Tingkat Pendidikan * Penanganan ISPA Crosstabulation


Penanganan ISPA
Biik Kurang Total
Tingkat Tinggi Count 16 3 19
Pendidikan % within Tingkat
84.2% 15.8% 100.0%
Pendidikan
Rendah Count 52 18 70
% within Tingkat
74.3% 25.7% 100.0%
Pendidikan
Total Count 68 21 89
% within Tingkat
76.4% 23.6% 100.0%
Pendidikan

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. Exact Sig.
Value df sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square .8.17 1 .366
Continuity Correctionb .359 1 .549
Likelihood Ratio .847 1 .350
Fisher's Exact Test .544 .282
Linear-by-Linear
.807 1 .369
Association
N of Valid Cases 89

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 4.48.
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 10
82

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai