Anda di halaman 1dari 109

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN


KETERGANTUNGAN INTERNET PADA REMAJA
DI SMK PATRIOT MANCAR PETERONGAN

Disusun Oleh :

EVANLY YUBELINA SAPULETE


NIM : 2019030073

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
2023

I
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
KETERGANTUNGAN INTERNET PADA REMAJA
DI SMK PATRIOT MANCAR PETERONGAN

SKRIPSI

Disusun Oleh :

EVANLY YUBELINA SAPULETE


NIM : 2019030073

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
2023

II
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : EVANLY YUBELINA SAPULETE


NIM 2019030073
Tempat, tanggal lahir : Sorong, 16 Juli 2001
Institusi : STIKES Husada
Jombang

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “Hubungan antara Dukungan


Keluarga Dengan Ketergantungan Internet pada Remaja Di SMK Patriot Mancar
Peterongan Jombang” adalah tidak mengikuti proposal milik orang lain baik secara
sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah di sebutkan
sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak mana pun, jika
pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapatkan sanksi dari akademik dan
hukum.

Jombang, Juli 2023


Hormat saya

Evanly Yubelina
Sapulete NIM.
2019.03.0073

III
LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI INI TELAH DI SETUJUI


TANGGAL : Juli 2023

Oleh
Pembimbing 1

Elly Rustanti,S.Si.,M.Sc
NPP. 0113005107

Pembimbing II

Roni Setiawan, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NPP. 010906067

IV
HALAMAN PENETAPAN PENGUJI

Skripsi ini telah diuji dan di tetapkan di depan tim penguji

Pada tanggal : Agustus 2023

MENGESAHKAN,
TIM PENGUJI :

Ketua : Dr. Najah Soraya Niah, S.Sos., MM


NPP. 010406018 ( )

Anggota 1 : Elly Rustanti,S.Si.,M.Sc


NPP. 0113005107 ( )

2 : Roni Setiawan, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NPP. 010906067 ( )

Mengetahui

Kepala Prodi Sarjana


Ketua STIKES HUSADA
Keperawatan
JOMBANG

Dra. Hj.Soelijah Hadi,M.Kes.MM Sylvie Puspita,S.Kep.Ns.M.Kep


NPP.010 201 001 NPP. 011005072

V
CURICULUM VITAE

I. BIODATA
Nama : EVANLY YUBELINA SAPULETE
Tempat/Tanggallahir : Sorong, 16 Juli 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Nama Ayah : Yusup Sapulete
NamaIbu : Bernike Salamena
Suku/Bangsa : Ambon/Indonesia
Alamat : Jl Puncak Arfak (Kuda Laut)

II. PENDIDIKAN
SD Inpres 24 sorpus : Lulus Tahun (2012)
SMP Negeri 2 rufei : Lulus Tahun (2015)
SMK Kesehatan Nusantara : Lulus Tahun (2018)
STIKES Husada Jombang : (2019- Sekarang)

VI
ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN


KETERGANTUNGAN INTERNET PADA REMAJA
DI SMK PATRIOT MANCAR PETERONGAN

OLEH
EVANLY YUBELINA SAPULETE
NIM : 2019030073

Dukungan Keluarga memiliki peran penting dalam pengembangan kemampuan


sosial remaja dengan menyediakan interaksi menyenangkan. Remaja yang merasa
memiliki ikatan yang renggang dengan dukungan keluarga dapat memiliki
kemampuan sosial yang lebih rendah dan strategi coping yang kurang tepat. Salah
satu cara remaja untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah melalui internet yang
dapat memfasilitasi remaja untuk menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain,
sehingga remaja lebih banyak menghabis-kan waktu untuk menggunakan internet dan
menjadi lebih bergantung pada internet. Ketergantungan internet dapat menyebabkan
ketidakmampuan mengontrol keinginan menggunakan internet, mengalami masalah
seperti depresi, perasaan terganggu, dan tidak tahan ketika berhenti menggunakan
internet. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan antara Dukungan
Keluarga Dengan Ketergantungan Internet pada Remaja Di SMK Patriot Mancar
Peterongan Jombang.
Desain penelitian ini adalah analitik-cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua remaja di SMK Patriot Peterongan Jombang sebagian besar dengan
menggunakan teknik purposive sampling dengan banyak sampel sebanyak 36
responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisa data yang
digunakan spearman rho.
Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden yang memiliki
dukungan keluarga baik sebanyak 23 responden (63,9%) dan Sebagian besar
responden memiliki ketergantungan internet sedang sebanyak 20 responden (55,6%).
Hasil analisa data spearman rho di peroleh p <α= 0,00 dan taraf kesalahan atau α
0,05, jadi p <α (0,00<0,05) sehingga H1 diterima maka ada Hubungan Antara
Dukungan Keluarga Dengan Ketergantungan Internet Pada Remaja.
Berdasarkan hasil penelitian yang di dapatkan maka dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara dukungan keluarga dengan ketergantungan internet, sehingga
dengan penelitian ini diharapkan remaja dapat memperoleh informasi yang baik
dalam mencegah terjadinya ketergantungan internet.

Kata kunci : Dukungan keluarga, ketergantungan internet

VII
ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT AND INTERNET
DEPENDENCE IN ADOLESCENTSIN PATRIOT MANCAR
PETERONGAN VOCATIONAL SCHOOL
BY
Evanly Yubelina Sapulete
2019030073

Family support has an important role in developing social skills of adolescents


by providing fun interactions. Adolescents who feel that they have tenuous ties with
family support may have lower social skills and inappropriate coping strategies. One
way for teenagers to meet these needs is through the internet which can facilitate
teenagers to establish interpersonal relationships with other people, so that teenagers
spend more time using the internet and become more dependent on the internet.
Internet dependence can lead to an inability to control the desire to use the internet,
experience problems such as depression, feeling disturbed, and can't stand it when
you stop using the internet. The purpose of this study was to determine the
relationship between family support and internet dependency on adolescents at
Patriot Mancar Peterongan Vocational School, Jombang.
The research design is cross-sectional analytic. The population in this study
were all teenagers at Patriot Peterongan Vocational High School, Jombang, mostly
using a purposive sampling technique with a large sample of 36 respondents. Data
collection used a questionnaire and data analysis used Spearman Rho.
The results showed that the majority of respondents who had good family
support were 23 respondents (63.9%) and the majority of respondents had moderate
internet dependence as many as 20 respondents (55.6%). The results of the Spearman
Rho data analysis obtained p <α= 0.00 and the error rate or α 0.05, so p <α (0.00
<0.05) so that H1 is accepted, so there is a relationship between family support and
internet addiction in adolescents .
Based on the research results obtained, it can be concluded that there is a
relationship between family support and internet dependence, so that with this
research it is hoped that adolescents can obtain good information in preventing
internet dependence.

Keywords: Family support, internet dependency

VIII
MOTTO

YESAYA 41 : 10

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini

Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan

memegang engkau dengan tangan kanan-ku yang membawa kemenangan.

IX
PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi Ini Untuk :


1. Tuhan Yesus, Terima kasih atas berkat, napas kehidupan, kesehatan dan
perlindungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Buat bapa (Yusup Sapulete) dan mama (Bernike Salamena/Sapulete ) Tersayang
terima kasih telah memberikan dukungan dan doa yang tak henti-henti untuk
memberikan semangat agar menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Buat keluarga besar Sapulete yang juga telah memberikan dukungan dan support
sehingga skripsi ini telah selesai dengan baik.
4. Untuk Elly Rustanti S.Si.,M,Sc dan Roni setiawan, S.Kep.,Ns.,M.Kep yang telah
benyak membantu dalam membimbing serta mengarahkan dalam penyusun
skripsi ini.
5. Untuk Josua Brian Syaranamual atas semua bantuan, dukungan, dan support
sehingga skripsi ini telah selesai.
6. Untuk Semua teman-teman dan sahabat terima kasih telah membantu dan
memberikan support kepada saya

X
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas

kasih dan karunia - Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan Judul

“Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Ketergantungan Internet Pada

Remaja Di SMK Patriot Mancar Peterongan Jombang”. Dalam penyusunan ini

penulis menyadari adanya kekurangan dan keterbatasan, namun berkat bantuan dan

bimbingan serta dorongan dari semua pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar–

besarnya kepada :

1. Mohammad Fauzi, S.Pd Selaku kepala sekolah SMK PATRIOT Mancar

Peterongan Jombang yang telah banyak membantu memberikan data dan

informasi kepada saya dalam melakukan penelitian.

2. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes. MM..Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Husada Jombang

3. Sylvie Puspita, S.Kep. Ns. M.Kep. selaku Ka Prodi Sarjana

Keperawatan STIKES Husada Jombang.

4. Elly Rustanti,S.Si.,M.Sc selaku pembimbing utama yang telah

memberikan bimbingan, masukan dan arahan selama penyusunan skripsi

ini.

5. Roni Setiawan, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing kedua yang telah

memberikan bimbingan, masukan dan arahan selama penyusunan skripsi

ini.

XI
6. Semua pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan sehingga

memperlancar penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Skripsi

ini masih belum sempurna dan peneliti telah berusaha semaksimal

mungkin sesuai dengan kemampuan, oleh karena itu kritik dan saran

yang sifatnya membangun sangat peneliti harapkan.

Jombang, Juli 2023

Evanly Yubelina
Sapulete NIM.
2019030073

XII
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
HALAMAN JUDUL DALAM..............................................................................ii
SURAT PERNYATAAN.......................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................iv
LEMBAR PENETAPAN PENGUJI....................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI...........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
DAFTAR LAMBANG...........................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7
2.1 Konsep Dukungan Keluarga.....................................................................7
2.2 Konsep Ketergantungan Internet............................................................14
2.3 Konsep Remaja.......................................................................................18
2.4 Penelitian Terkait.....................................................................................25
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS................................29
3.1 Kerangka Konsep....................................................................................29
3.2 Hipotesis.................................................................................................30
BAB IV METODE PENELITIAN........................................................................31
4.1 Rencana Penelitian..................................................................................31
4.2 Kerangka Kerja.......................................................................................31
4.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling.................................................33
4.4 Variabel dan Definisi Operasional..........................................................34
4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................37
4.6 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan data......................................37

XIII
4.7 Cara Analisa Data...................................................................................38
4.8 Etika Penelitian.......................................................................................44
BAB V HASIL PENELETIN DAN PEMBAHASAAN.......................................45
5.1 Hasil Penelitian.......................................................................................45
5.2 Pembahasaan...........................................................................................49
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................................56
6.1 Kesimpulan............................................................................................56
6.2 Saran.......................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

XIV
DAFTAR TABEL

No.Tabel Keterangan Tabel Halaman


Tabel 2.4 Penelitian Terkait......................................................................................25
Tabel 4.1 Definisi operasional hubungan kecanduan internet dengan interaksi
sosial remaja............................................................................................35
Tabel 4.2 Interpretasi nilai r....................................................................................43
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur SMK Patriot Peterongan
Jombang pada tanggal 03 s/d 11 April 2023..........................................46
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasakan Jenis Kelamin di SMK Patriot
Peterongan Jombang pada tanggal 03 s/d 11 April 2023…....................46
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dukungan keluarga tentang ketergantungan internet
pada remaja di SMK Patriot Peterongan Jombang, pada tanggal 03 s/d 11
April 2023…............................................................................................47
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi ketergantungan internet pada remaja di SMK Patriot
Peterongan Jombang pada tanggal 03 s/d 11 April 2023........................47
Tabel 5.5 Dukungan keluarga dengan ketergantungan internet pada remaja di SMK
Patriot Peterongan Jombang pada tanggal 03 s/d 11 April 2023............48

XV
DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Keterangan Gambar Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan


Ketergantungan Internet pada Remaja Di SMA Patriot Mancar
Peterongan Jombang..............................................................................29

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan


Ketergantungan Internet pada Remaja Di SMA Patriot Mancar
Peterongan Jombang.............................................................................32

XVI
DAFTAR LAMBANG

% : Persen
> : Lebih besar sama dengan
α : Alpha
< : Kurang dari
n : Jumlah responden
X : Skor responden
x : Skor kelompok
s : Deviasi standar skor
kelompok r : Koefisien korelasi

 : Jumlah masing-masing butir


x

 : Jumlah skor total

 : Jumlah antara skor x dan y


xy

ri : Nilai reliabilitas
K : Jumlah item

 : Jumlah varian skor tiap item


si2
: Varian total
st 2
p : Koefisien korelasi spearman
D : Perbedaan tiap 2 variabel

XVII
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization


U : Umur
JK : Jenis Kelamin
GSR : Global Stashot Report
APJII : Asosiasi Penyelengara Jasa Internet Indonesia
SMK : Sekolah menengah kejuruan
OCD : Obsesive compulsive disorder
FMRI : Functional magnetic resonance image
BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
SMK : Sekolah Menengah Kejuruan
RT : Rukun Tetangga

XVII
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dukungan Keluarga memiliki peran penting dalam pengembangan

kemampuan sosial remaja dengan menyediakan interaksi yang menyenangkan.

Remaja yang merasa memiliki ikatan yang renggang dengan dukungan keluarga

dapat memiliki kemampuan sosial yang lebih rendah dan strategi coping yang

kurang tepat. Hal ini akan membuat remaja membangun hubungan di dunia maya

untuk mendapatkan keintiman dan kedekatan dengan orang lain yang mengarahkan

remaja menjadi ketergantungan terhadap internet. Salah satu cara remaja untuk

memenuhi kebutuhan tersebut adalah melalui internet yang dapat memfasilitasi

remaja untuk menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, sehingga remaja

lebih banyak menghabis-kan waktu untuk menggunakan internet dan menjadi lebih

bergantung pada internet (Novitasari,W. & Khotimah, 2016). Interaksi sosial yang

diajarkan sejak kecil membuat manusia mengetahui cara hidup bermasyarakat

tetapi saat ini lebih remaja sering menggunakan internet dalam melakukan interaksi

dengan masyarakat dan kurangnya dukungan keluarga, karena tidak ada Batasan

penggunaan handphone sehingga mereka terus menerus menggunakan handphone

untuk mengakses internet. Remaja mengakses internet rata-rata lebih dari 38 jam

perminggu. Keragaman dan kemudahan yang tersedia di internet menjadikan

waktu penggunaan semakin meningkat. Peningkatan waktu yang sangat intensif

ini, menimbulkan kecanduan internet di kalangan remaja (Faisal & Yulianita,

2017).

Menurut Global Stashot Report (GSR) 2022 Jumlah penggunaan internet di

dunia kini mencapai 5 miliar. Angka ini mewakili 63% populasi penduduk dunia

1
yang kini diperkirakan mencapai 7,93 miliar orang. Menurut Data Reportal,

menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia meningkat sebesar 2,1 juta

(+1,0 persen) antara tahun 2021 dan 2022. Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa

Internet Indonesia (APJII) 2022 pengguna internet di Jawa Timur berjumlah 23,4

juta orang. Menurut Asosiasi Penyelengara Jasa Internet Indonesia (APJII, 2022)

pengguna internet di Kabupaten Jombang berjumlah 171,7 juta jiwa atau sekitar

64,8%. Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 07 Oktober

2022 terdapat suspek ketergantungan internet sebanyak 36 siswa di SMK Patriot

Peterongan Jombang.

Ketergantungan internet merupakan salah satu bentuk dari kecanduan perilaku

(behavioral addiction) yang ditandai oleh keinginan yang kuat untuk mengakses

internet, menghabiskan banyak waktu menggunakan internet untuk

kepuasan,ketidakmampuan mengontrol keinginan menggunakan internet,

mengalami masalah mood seperti depresi, perasaan terganggu, dan tidak tahan

ketika berhenti di tengah menggunakan internet, dan menghabiskan lebih banyak

waktu dari yang direncanakan semula untuk menggunakan internet. Kini internet

dan remaja menjadi hal yang saling terikat satu dengan lain. Kehidupan sehari-hari

remaja yang selalu memerlukan teknologi seperti gadget (smartphone) dan

komputer menjadi hal yang lumrah. Jarang ditemukan dalam keseharian remaja

yang tidak menggunakan gadget ketika sedang berkumpul bersama dengan teman-

temannya (Dewangga & Rahayu, 2014). Menggunakan internet tanpa batas

menggunakan internet juga dapat menganggu Kesehatan seperti sakit pada daerah

mata sakit pada mata disebabkan karena pencahayaan dari Handphone yang terlalu

terang sehingga membuat mata muda lelah dan mengakibatkan buram mata kering

2
yang menyebabkan kurangnnya berkedip karena teralalu fokus dalam

menggunakan internet (Hasanuddin, 2014).

Kecanduan internet dapat memberikan dampak negatif berupa masalah

psikologis maupun sosial pada diri remaja. Contoh masalah psikologis tersebut

adalah rasa kesepian dan depresi (Bhandari et al., 2017). Masalah sosial dapat

berupa kesulitan dalam berkomunikasi di dalam interaksi sosial. Selain itu,

penggunaan internet berlebihan juga dapat menimbulkan masalah pada prestasi

akademik dan menurunnya nilai-nilai pelajaran yang diperoleh remaja di sekolah

(Azeez, Dildar, Juni, Ashraf, & Kareem, 2014). Orang-orang yang mengalami

kecanduan internet mengalami gejala yang sama dengan kecanduan obat bius, yaitu

lupa waktu dalam berinternet. Kebanyakan orang yang kecanduan internet ini

dikarenakan individu menemukan kepuasan di internet, yang tidak individu

dapatkan di dunia nyata, merasa senang dengan internet, durasi penggunaan terus

meningkat, mejadi bosan dan cemas saat harus melalui beberapa hari tanpa media

sosial atau jejaring sosial. Internet telah membuat remaja kecanduan, karena

internet menawarkan berbagai fasilitas informasi, permainan, dan hiburan yang

membuat remaja tidak ingin meninggalkan internet. Kebanyakan individu

terperangkap pada aktivitas negatif seperti games, judi dan sex online, Sering

menatap layar ponsel, hingga berjam-jam dapat membuat mata menjadi lelah

dan perih (Ningtyas, 2012).

Menurut Artani & Dian (Putri,2016). Faktor - faktor yang mempengaruhi

kecanduan internet bahwa individu yang tidak mampu mengontrol diri ketika

menggunakan internet merupakan titik awal dari munculnya bentuk kecanduan ini.

Faktor harga diri, faktor jenis kelamin, faktor kesepian, faktor agresi dan faktor lain

yang dapat menyebabkan remaja kecanduan internet adalah lingkungan keluarga.

3
Lingkungan keluarga berhubungan dengan berbagai macam perilaku bermasalah

yang salah satunya adalah kecanduan internet pada remaja.

Oleh sebab itu orang tua perlu melakukan pengawasan terhadap remaja dalam

penggunaan handphone. Sehingga remaja dapat menggunakan gedget dengan

semestinya dan sesuai dengan kebutuhannya. Sebab remaja yang berada pada masa

remaja dapat disebut generasi post millenaials dengan cirinya yaitu tumbuh dengan

teknologi yang sangat mudah untuk diaksesnya. Kemudahan akses ini akan dapat

berdampak buruk jika tidak disikapi dengan baik. Remaja dianggap lebih sering

dan lebih rentan terhadap kecanduan game online dari pada orang dewasa. Masa

remaja yang berada pada periode ketidakstabilan, cenderung lebih mudah

terjerumus terhadap percobaan hal-hal baru.

Individu yang tidak mampu mengungkapkan diri di dunia nyata dengan baik

maka cenderung membentuk coping di dunia maya, khususnya di jejaring sosial

seperti facebook, selain itu untuk mendapat dukungan emosional karena di dunia

nyata hal tersebut kurang terpenuhi yang disebabkan ketidaknyamanan

pengungkapan diri di dunia nyata. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang Ketergantungan Internet pada Remaja yang dapat

menganggu aktivitas sehari-hari, maka peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang

”Dukungan Keluarga Dengan Ketergantungan Internet pada Remaja Di SMK

Patriot Mancar Peterongan Jombang”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada Hubungan antara Dukungan

Keluarga Dengan Ketergantungan Internet pada Remaja Di SMK Patriot Mancar

Peterongan Jombang?.

4
1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan antara Dukungan Keluarga Dengan Ketergantungan

Internet pada Remaja Di SMK Patriot Mancar Peterongan Jombang?.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi Dukungan keluarga Tentang Ketergantungan Internet Pada

Remaja Di SMK Patriot Mancar Peterongan Jombang.

b. Mengidentifikasi Ketergantungan Internet Pada Remaja Di SMK Patriot Mancar

Peterongan Jombang.

c. Menganalisis Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Ketergantungan Internet

Pada Remaja Di SMK Patriot Mancar Peterongan Jombang.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan khususnya menambah

referensi tentang dukungan keluarga tentang ketergantungan Internet Pada Remaja.

2. Praktis

1) Bagi Institusi

Pendidikan dalam upaya peningkatan pengetahuan tentang Ketergantungan

Internet Pada Remaja Di SMK Patriot Peterongan Jombang.

2) Bagi Remaja

Memberikan pengetahuan bagi remaja tentang Ketergantungan Internet.

3) Bagi keluarga

Hasil penelitian ini dapat memberikan dan menerapkan pengetahuan yang telah

diberikan oleh peneliti tentang gambaran dukungan keluarga Tentang

Ketergantungan Internet Pada Remaja.

5
4) Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai sumber literatur dan peneltian dalam pengembangan bidang kesehatan

khususnya mengenai dukungan keluarga mengenai ketergantungan internet pada

remaja di SMK Patriot Peterongan Jombang.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dukungan Keluarga

2.1.1 Pengertian Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga menurut Fridman (2010) adalah sikap, tindakan

penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganny, berupa dukungan

informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan

emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan

interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap

anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang

memperhatikannya. Jadi dukungan sosial keluarga mengacu kepada

dukungan-dukungan sosial yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai

sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga yang selalu siap

memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Erdiana, 2015).

2.1.2 Sumber Dukungan

Keluarga Menurut Friedman (2010) terdapat tiga sumber dukungan

sosial umum, sumber ini terdiri atas jaringan informal yang spontan:

dukungan terorganisasi yang tidak diarahkan oleh petugas kesehatan

professional, dan upaya terorganisasi oleh professional kesehatan.

Dukungan sosial keluarga mengacu kepada 11 dukungan-dukungan sosial

yang di pandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses

atau diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan,

tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung

selalu
7
siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan

sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti

dukungan dari suami/istri atau dukungan dari saudara kandung atau

dukungan sosial keluarga eksternal (Friedman, 2010).

2.1.3 Tujuan Dukungan Keluarga

Dukungan sosial juga dapat berfungsi sebagai strategi pencegahan guna

mengurangi stress akibat negatifnya. Sistem dukungan keluarga ini berupa

membantu berorientasi tugas sering kali diberikan oleh keluarga besar,

teman, dan tetangga. Bantuan dari keluarga besar juga dilakukan dalam

bentuk bantuan langsung, termasuk bantuan financial yang terus-menerus

dan intermiten, berbelanja, merawat anak, perawatan fisik lansia, melakukan

tugas rumah tangga, dan bantuan praktis selama masa krisis (Friedman,

2010).

2.1.4 Jenis Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (2010), menyatakan bahwa keluarga berfungsi

sebagai sistem pendukung bagi anggotanya. Anggota keluarga memandang

bahwa orang yang bersifat mendukung, selalu siap memberikan pertolongan

dan bantuan jika diperlukan. Terdapat empat dimensi dari dukungan

keluarga yaitu:

1) Dukungan emosional berfungsi sebagai pelabuhanistirahat dan

pemulihan serta membantu penguasaan emosional serta meningkatkan

moral keluarga (Friedman, 2010). Dukungan emosianal melibatkan

ekspresi empati, perhatian, pemberian semangat, kehangatan pribadi,

cinta, atau bantuan

8
emosional. Dengan semua tingkah laku yang mendorong perasaan

nyaman dan mengarahkan individu untuk percaya bahwa ia dipuji,

dihormati, dan dicintai, dan bahwa orang lain bersedia untuk

memberikan perhatian (Sarafino, 2011)

2) Dukungan informasi, keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan

disseminator (penyebar) informasi tentang dunia (Friedman, 2010).

Dukungan informasi terjadi dan diberikan oleh keluarga dalam bentuk

nasehat, saran dan diskusi tentang bagaimana cara mengatasi atau

memecahkan masalah yang ada (Sarafino, 2011).

3) Dukungan instrumental, keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan

praktis dan konkrit. Dukungan instrumental merupakan dukungan yang

diberikan oleh keluarga secara langsung yang meliputi bantuan material

seperti memberikan tempat tinggal, memimnjamkan atau memberikan

uang dan bantuan dalam mengerjakan tugas rumah sehari-hari (Sarafino,

2011).

4) Dukungan penghargaan, keluarga bertindak (keluarga bertindak sebagai

sistem pembimbing umpan balik, membimbing dan memerantai

pemecahan masalah dan merupakan sumber validator identitas anggota

(Friedman, 2010). Dukungan penghargaan terjadi melalui ekspresi

penghargaan yang positif melibatkan pernyataan setuju dan panilaian

positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang lain yang

berbanding positif antara individu dengan orang lain (Sarafino, 2011).

9
2.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga

Menurut (Suhita,2015) ada tiga faktor-faktor yang mempengaruhi

penerimaan dukungan keluarga adalah :

1) Keintiman

Dukungan sosial lebih banyak diperoleh dari keintiman dari pada

aspek- aspek lain dalam interaksi sosial, semakin intim seseorang maka

dukungan yang diperoleh akan semakin besar.

2) Harga Diri

Individu dengan harga diri memandang bantuan dari orang lain

merupakan suatu bentuk penurunan harga diri karena dengan menerima

bantuan orang lain diartikan bahwa individu yang bersangkutan tidak

mampu lagi dalam berusaha.

3) Keterampilan sosial

Individu dengan pergaulan yang luas akan memiliki keterampilan sosial

yang tinggi, sehingga akan memiliki jaringan sosial yang luas pula.

Sedangkan individu yang kurang luas memiliki keterampilan sosial

rendah. Dengan pergaulan maka dukungan terhadap seseorang tersebut,

akan semakin besar, sedangkan yang memiliki pergaulan kurang luas

maka akan semakin sedikit dukungan yang diperoleh.

4) Umur

Menurut friedman orang masih muda cenderung untuk lebih egosentris

dibandingkan orang yang libih tua.

1
5) Jenis kelamin

Wanita sering meminimalkan perbedaan dan menetapkan atau

menguatkan sebaliknya laki-laki umumnya melakukan dengan adu otot

Ketika berinteraksi (potter dan Perry,2015).

6) Pendidikan

Rakhman (2015) menyatakan bahwa dalam mempersepsikan sesuatu di

butuhkan kerangka rujukan yang dapat memberi makna pada pesan

yang diterima (stimulus) oleh seseorang.

7) Status Sosial Ekonomi

Friedman menyatakan dalam keluarga kelas menengah, susatu

hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin ada, sementara pada

kelas bawah, hubungan yang lebih otoritas. Kelas sosial menengah

mempunyai tingkat dukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi

(keintiman) dari pada kelas sosial bawah.

8) Lingkungan

Rakhmad (2015) menyatakan persepsi kita tentang sejauh mana

lingkungan memuaskan atau mengecewakan kita akan mempengaruhi

perilaku kita dalam lingkungan tersebut.

2.1.6 Pengukuran Dukungan Keluarga

Pengukuran dukungan keluarga dapat dilakukan dengan menilai

pertanyaan dukungan seseorang. Pertanyaan dukungan adalah rangkaian

kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai obyek sukungan yang berhak

diungkap. Cara pengukuran dukungan dengan skala Likert (Nugraha,2014).

1
Pertanyaan dukungan mungkin berisi atau mengatakan hal yang positif

mengenai obyek dukungan. Pertanyaan ini disebut dengan pertanyaan yang

favourable. Sebaliknya pertanyaan dkungan mungkin pula berisi hal

negative mengenai obyek dukungan yang bersifat tidak mendukung maupun

kontra terhadap obyek dukungan. Pertanyaan seperti ini disebut dengan

pertanyaan Non favourable.

Suatu skala dukungan secepat mungkin diusahakan agar terdiri atas

pertanyaan Favourable dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian

pertanyaan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif yang

seolah isi skala memihak atau tidak mendukung sama sekali obyek

dukungan (Nugraha,2014). Pengukuran dukungan dilakukan secara

langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana

pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu obyek. Secara tidak

langsung dapat dilakukan dengan peryataan hipotesa kemudian di tanyakan

pendapat responden melalui kuesioner (Nugraha,2014).

Peryataan pada skala likert di tulis dengan positif dan negatif dengan

skor.

1. Pernyataan positif Skor/nilai

Selalu 4

Sering 3

Jarang 2

Tidak pernah 1

1
2. Pernyataan Negatif Skor/nilai

Selalu 1

Sering 2

Jarang 3

Tidak Pernah 4

Setelah semua data terkumpul dari hasil kuesioner responden

dikelompokkan sesuai dengan sub variabel yang diteliti. Jumlah

jawaban responden dari masing-masing pernyataan dijumlahkan dan

dihitung menggunakan skala likert :

𝑇 = 50 + 10 𝑋 − 𝑋
𝑆𝐷
Keterangan :

X : Skor responden

: Nilai rata-rata

𝑆𝐷 : Standart deviasi

SD : √𝑓𝑥2

T mean data = ∑ 𝑇𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛


𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 (𝑛)

Setelah itu dukungan dikatakan positif bila nilai skor : T

responden > 50. Tidak mendukung dikatakan negative

apabila nilai skor : T responden <50 (Nugroho,2014).

1
2.2 Konsep Ketergantungan Internet

2.2.1 Pengertian Ketergantungan Internet

Ketergantungan internet menurut Griffiths (2015) mendefinisikan

kecanduan internet sebagai tingkah laku kecanduan yang meliputi interaksi

antara manusia dengan mesin tanpa adanya penggunaan obat-obatan.

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dikemukakan oleh beberapa

ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kecanduan internet merupakan suatu

tingkah laku yang dilakukan individu untuk menyenangkan dirinya guna

melakukan kegemaran dan membuat ketagihan.

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dikemukakan oleh

beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kecanduan internet

merupakan suatu tingkah laku yang dilakukan individu untuk

menyenangkan dirinya guna melakukan kegemaran dan membuat ketagihan.

2.2.2 Aspek – aspek kecanduan internet

Young (2017) menjelaskan aspek-aspek kecanduan internet sebagai

berikut :

1) Merasa asik dengan internet

Ketika pengguna internet sedang online dia merasa gembira, bergairah,

bebas untuk melakukan apa saja dan atraktif.

2) Memerlukan waktu untuk mencapai kepuasan

Merasa kurang dengan waktu yang digunakan untuk membuka internet.

1
3) Berulang kali melakukan upaya untuk menghentikan mengontrol

Mengurangi merasa gagal dan merasa gelisah, murung, depresi dan

marah saat berusaha menghentikan.

4) Waktu yang digunakan membuka internet semakin meningkat

Pengguna internet ingin menggunakan internet dalam jangka waktu

yang semakin meningkat untuk mendapatkan kepuasan.

5) Menjadikan internet sebagai pelarian dari masalah

Melepaskan suasana hati dan kesepian dan masalah

lainnya.

6) Kehilangan orang-orang terdekat, pekerjaan, kesempatan pendidikan

atau karier garagara penggunaan internet.

Membohongi keluarga, terapis, atau orang-orang terdekat untuk

menyembunyikan keterlibatan lebih jauh dengan internet.

2.2.3 Selain Komponen yang dikemukakan oleh Young, (2017) terdapat

komponen lain yang dapat mempengaruhi kecanduan internet Komponen

tersebut adalah

1) Salience

Hal ini terjadi ketika penggunaan internet menjadi aktivitas yang

paling penting dalam kehidupan individu, mendominasi pikiran individu

(pre-okupasi atau gangguan kognitif), perasaan (merasa sangat butuh),

dan tingkah laku (kemunduran dalam perilaku sosial). Individu akan

selalu memikirkan internet, meskipun tidak sedang mengakses internet.

2) Mood modification

Hal ini mengarah pada pengalaman individu sendiri, yang menjadi

1
hasil dari bermain internet, dan dapat dilihat sebagai strategi coping

1
3) Tolerance

Hal ini merupakan proses dimana terjadinya penigkatan jumlah

penggunaan internet untuk mendapatkan efek perubahan dari mood.

4) Withdrawal symptoms

Hal ini merupakan perasaan tidak menyenangkan yang terjadi

karena penggunaan internet dikurangi atau tidak dilanjutkan (misalnya,

mudah marah, cemas, tubuh bergoyang).

5) Conflict

Hal ini mengarah pada konflik yang terjadi antara pengguna

internet dengan lingkungan sekitarnya (konflik interpersonal), konflik

dalam tugas lainnya 16 (pekerjaan, tugas, kehidupan sosial, hobi) atau

konflik yang terjadi dalam dirinya sendiri (konflik intrafisik atau merasa

kurangnya kontrol) yang diakibatkan karena terlalu banyak

menghabiskan waktu bermain internet.

6) Relapse

Hal ini merupakan kecenderungan berulangnya kembali pola

penggunaan internet setelah adanya kontrol.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

komponen kecanduan internet menurut Young (2017) meliputi merasa

keasyikan dengan internet, memerlukan waktu tambahan dalam mencapai

kepuasan sewaktu menggunakan internet, tidak mampu mengontrol,

mengurangi atau menghentikan penggunaan internet, merasa gelisah,

murung, depresi ketika berusaha menghentikan penggunaan internet,

kehilangan orangorang terdekat, pekerjaan, kesempatan pendidikan atau

karier karena

1
penggunaan internet dan membohongi keluarga, terapis atau orang

terdekat untuk menyembunyikan keterlibatan lebih jauh dengan internet.

2.2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecanduan Internet

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecanduan internet diantaranya

adalah sebagai berikut (Kuss, 2015) :

1) Faktor Sosial

Kesulitan dalam melakukan komunikasi interpersonal atau individu

yang mengalami permasalahan sosial dapat menyebabkan penggunaan

internet yang berlebih. Hal tersebut di sebabkan individu merasa

kesulitan dalam melakukan komunikasi dalam situasi face to face,

sehingga individu akan lebih memilih menggunakan internet untuk

melakukan komunikasi karena dianggap lebih aman dan lebih mudah

daripada dilakukan secara face to face. Rendahnya kemampuan

komunikasi dapat juga menyebabkan rendahnya harga diri, mengisolasi

diri 19 menyebabkan permasalahan dalam hidup seperti kecanduan

terhadap internet.

2) Faktor Psikologis

Kecanduan internet dapat disebabkan karena individu mengalami

permasalahan psikologis seperti depresi, kecemasan, obsesive

compulsive disorder (OCD), penyalahgunaan obat-obat terlarang dan

beberapa sindroma yang berkaitan dengan gangguan psikologis.

Internet memungkinkan individu untuk melarikan diri dari kenyataan,

menerima hiburan atau rasa senang dari internet. Hal ini akan

menyebabkan individu terdorong untuk lebih sering menggunakan

internet sebagai

1
pelampiasan dan akan membuat seseorang sulit untuk mengontrol waktu

pada saat bermain internet.

3) Faktor Biologis

Penelitian yang dilakukan oleh Montag & Reuter (2015) dengan

menggunakan functional magnetic resonance image (FMRI)

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan fungsi otak antara individu

yang mengalami kecanduan internet dengan yang tidak. Individu yang

mengalami kecanduan internet menunjukkan bahwa dalam memproses

informasi jauh lebih lambat, kesulitan dalam mengontrol dirinya dan

memiliki kecenderungan kepribadian depresif.

Berdasarkan uraian di atas kecanduan internet dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor menurut young (Kuss, 2015) yaitu : gender,

kondisi psikologis, kondisi sosial ekonomi, tujuan dan waktu

penggunaan internet. Namun selain itu ada beberapa faktor lain yang

mempengaruhi kecanduan internet menurut Montag & Reuter (2015)

yaitu faktor sosial, psikologis, dan biologis.

2.3 Konsep Remaja

2.3.1 Pengertian Remaja

Menurut (Jannah, 2016). Masa remaja merupakan masa peralihan dari

kehidupan kanak-kanak menuju dewasa awal yang ditandai akan adanya

perubahan secara biologis dan psikologis. Dalam hal ini remaja terjadi

perubahan secara biologis meliputi perubahan fisik dan berkembangnya seks

primer dan sekunder. Sedangkan pada perubahan psikologis meliputi adanya

1
perubahan dalam hal emosi yang berubah dan merasa lebih sensitive

(Hidayati & Farid, 2016).

Remaja adalah seseorang yang baru menginjakkan dan mengenal mana

yang baik dan buruk, mengenal lawan jenis dan memahami tugas dan

peranan dalam lingkungan sosial (Jannah, 2016). Berdasarkan uraian yang

diatas, dapat dijabarkan bahwa masa remaja merupakan masa tansisi dimana

remaja mengalami perubahan secara fisik dan mental sehingga dapat

merubah kondisi emosionalnya.

2.3.2 Fase Remaja

Menurut WHO, remaja merupakan penduduk dengan usia 10-19 tahun,

sedangkan menurut Peraturan Menkes Nomor 25 tahun 2014 menjelaskan

bahwa remaja adalah penduduk dengan usia 10-18 tahun. Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) menyebutkan bahwa

remaja berada pada rentang usia 10-24 tahun dengan status yang belum

menikah (Diananda, 2018).

Dalam penjelasan (Diananda, 2018) menyebutkan beberapa fase remaja

yang dijelaskan sebagi berikut :

1) Pra Remaja (11/12 tahun hingga 14 tahun)

Fase ini merupakan fase remaja yang sangat pendek. Pada fase ini

remaja akan sangat tertutup dengan orang tua dan orang lain disekitar.

Adanya perubahan-perubahan bentuk tubuh termasuk perubahan

hormonal yang menyebabkan perubahan kondisi psikologis remaja.

2
2) Remaja Awal (13/14 tahun hingga 17 tahun)

Fase ini merupakan fase dimana banyak perubahan yang terjadi

dalam diri remaja. Pada fase ini remaja mulai mencari jati diri, dan mulai

mandiri dengan keputusan yang mereka ambil. Pemikiran remaja

semakin logis, dan semakin banyak waktu untuk membicarakan

keinginan dengan orang tua.

3) Remaja lanjut (17-20 atau 21 tahun)

Pada fase ini remaja ingin menonjolkan diri, mereka ingin menjadi

pusat perhatian. Sudah memiliki cita-cita yang jelas, lebih bersemangat,

dan sudah mulai menetapkan identitas diri dan tidak bergantung pada

kondisi emosional. Berdasarkan penjelasan diatas fase fase remaja dibagi

menjadi tiga yaitu fase pra remaja, remaja wal, dan remaja lanjut.

2.3.3 Karakteristik Masa Remaja

Penelitian (Jannah, 2016) menjelaskan bahwa Masa remaja merupakan

masa yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Masa remaja

memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang membedakan dari masa masa

pertumbuhan yang lain.

1) Masa Remaja Merupakan masa Peralihan

Masa remaja awal tidak terlepas dari kondisi peralihan. Kondisi ini

bukan berarti remaja berubah dari kondisi sebelumnya, namun masa

peralihan ini merupakan suatu kondisi yang terjadi dimana satu tahap

perkembangan yang menuju ke tahap perkembangan berikutnya.

2
2) Masa Remaja Merupakan Masa Perubahan

Perubahan dalam sikap dan perilaku yang terjadi dalam keadaan

yang sama dengan perubahan fisik pada remaja awal. Perubahan perilaku

berbanding sama dengan perubahan fisik. Disebutkan ada empat

perubahan yang terjadi, yakni :

a) Perubahan tingkat emosi

Perubahan emosi sejajar dengan adanya perubahan fisik dan

psikologi yang terjadi pada remaja. Beberapa kondisi perubahan fisik

yang signifikan menjadikan remaja mengalami stres dan

menyebabkan kondisi psikologis terguncang. Hal ini menjadikan

remaja lebih rentan mengalami perubahan emosi.

b) Perubahan bentuk tubuh, minat dan peran

Perubahan signifikan yang tejadi pada remaja salah satunya

perubahan bentuk tubuh, minat dan peran. Dalam hal ini perubahan

bentuk tubuh akan sangat terlihat yang menyebabkan masalah baru

seperti payudara yang membesar mengakibatkan remaja lebih malu

dan bingung dalam berpakaian. Masalah tersebut menjadikan remaja

harus menjalankan peran untuk diri sendiri agar dapat menyelesaikan

masalah tersebut.

c) Berubahnya pola minat dan perilaku

Masa kanak-kanak yang awalnya dianggap penting, pada masa

ini menjadi hal yang sudah tidak penting seperti halnya masa

kanakkanak yang harus memiliki banyak teman, pada masa remaja

2
awal menjadikan mereka mengerti banyaknya teman sudah tidak

menjadikan suatu prioritas.

d) Takut dalam tanggung jawab yang diberikan

Masa remaja awal menjadikan individu menginginkan

kebebasan, namun pada masa ini remaja tetap masih takut untuk

bertanggung jawab karena takut akan cara mengatasi tanggung jawab

tersebut. Hal ini menjadikan remaja masih ragu dalam mengambil

tanggung jawab yang akan diberikan.

e) Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan masalah

Masa remaja awal akan penuh dengan masalah yang terjadi.

Hal ini terjadi dikarenakan pada saat masa kanak-kanak, masalah

yang terjadi pada mereka lebih banyak diselesaikan oleh orang tua

mereka. Namun, pada kondisi ini mereka merasa mandiri sehingga

pada masa ini mereka menolak bantuan orang tua dan orang lain

dalam menyelesaikan masalah. Hal tersebut akan menjadikan

masalah yang lebih besar ketika remaja tidak dapat menyelesaikan

dan memilik jalan keluar yang baik. Mereka justru akan terjebak

pada permasalahan baru dan lebih besar.

f) Masa remaja menimbulkan banyak ketakutan

Anggapan bahwa pada masa remaja merupakan suatu kondisi

yang tidak rapih, tidak mudah dipercayai, dan cenderung berperilaku

kasar dan merusak. Hal ini yang menjadikan remaja takut untuk

bertanggung jawab, dikarenakan anggapan masyarakat yang tidak

2
percaya kepada dirinya membuat remaja semakin takut jika tidak

dapat menyelesaikan tanggung jawabnya dengan baik.

g) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis

Remaja pada masa ini menjadi tidak realistis, karena remaja

akan melihat diri sendiri dan orang lain sesuai dengan keinginannya.

Mereka beranggapan bahwa apapun yang diinginkannya akan

terwujud. Semakin tinggi keinginan maka semakin tinggi emosional

yang dihadapi. Pada saat orang lain di sekitar tidak mendukung

keinginannya, maka semakin meningkat emosi remaja. Dengan

proses pertumbungan umur dan sikap yang dewasa, akan membuat

remaja berfikir secara realistis.

3) Masa Remaja Sebagai ambang Masa Dewasa

Remaja berfikir bahwa setelah ini mereka memasuki fase masa

dewasa. Pada masa ini remaja akan memusatkan diri pada perilaku

seperti orang dewasa. Pada masa ini menjadikan remaja menginginkan

pola perilaku seperti usia dewasa pada umumnya seperti meroko,

minum alcohol, konsumsi narkoba, dan melakukan seks bebas. Remaja

akan menganggap dirinya bahwa perilaku tersebut benar sesuai dengan

citra orang dewasa.

4) Tugas perkembangan

Remaja merupakan fase yang penting dalam kehidupan manusia.

Fase ini harus diarahkan dalam hal hal yang baik agar mencapai

kehidupan dewasa yang sehat. Untuk mendapatkan kehidupan dewasa

yang sehat maka harus menjalankan tugas perkembangan dengan baik

2
dan benar. Jika tugas perkembangan dilakukan dengan baik, maka akan

membawa remaja dalam kebahagiaan dan kesuksesan. Sebaliknya jika

tahap perkembangan tidak dijalankan dengan baik maka akan

membawa kesusahan pada masa dewasa selanjutnya. Sebagaimana

dijabarkan oleh Havighurst dalam Gunarsa (2018) tahap perkembangan

remaja dijelaskan sebagai berikut (Putro, 2017) :

a) Menerima adanya perubahan fisik yang terjadi dan harus

melakukan peran sesuai dengan jenisnya dan merasakan kepuasan

terhadap dirinya sendiri.

b) Menjalankan peran sosial dengan teman sebaya dan harus

menjalankan sesuai dengan jenis kelamin masing masing.

c) Terbebas dari ketergantungan orang lain seperti orang tua dan

orang yang lebih dewasa.

d) Mengembangkan pemikiran tentang konsep kehidupan masyarakat.

e) Harus mencari jaminan untuk masa depan agar dapat membantu

menopang kehidupan ekonomi.

f) Menyiapkan diri untuk menghadapi dunia pekerjaan dimasa depan.

g) Mempersiapkan diri dari tanggungjawab yang diberikan sesuai

dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

h) Mempersiapkan diri untuk membangun rumah tangga.

i) Mendapatkan penilaian bahwa dirinya mampu bersiap baik dari

orang sekitar.

2
2.4 Penelitian Terkait

No Judul Penulis/thn Desain Hasil


Penelitian

1 HUBUNGAN POLA Juwi Rayfana Analitik Hasil Uji Chi-square yang


ASUH ORANG TUA Tiwa O. I Observasional di dapatkan lebih kecil
DENGAN KECANDUAN Palandeng dari nilai signifikan
GAME ONLINE PADA Jeavery (α=0,05) pada pola asuh
ANAK USIA REMAJA DI Bawotong orang tua dengan
SMA KRISTEN ZAITUN (2019) kecanduan game online
MANADO (ρ=0,021).

2 PENGARUH Dody analisis jalur .Hasil penelitian


KECANDUAN Hartanto1 , (path analysis) menunjukkan bahwa
INTERNET DAN Mufied globalisasi berkontribusi
KARAKTER REMAJA Fauziah2 positif terhadap
RELIGIUS TERHADAP (2021) religiusitas sebesar 0,125.
KUALITAS KELUARGA. Namun, globalisasi tidak
memiliki pengaruh
langsung terhadap
kualitas keluarga.
Sedangkan variabel
religiusitas berkontribusi
positif terhadap kualitas
keluarga sebesar 0,251.
Olehkarena itu, melalui
penelitian ini diketahui
bahwa globalisasi
memiliki pengaruh tidak
langsung terhadap
kualitas keluarga melalui

2
religiusitas sebesar 0,031.

3 DETEKSI DINI Gusti Ayu survey analisis hasil normal, 33,1 %


KECANDUAN Putri Ariani, ketergantugan internet
INTERNET PADA Sri Susanti ringan, 14,0 %
REMAJA SMP DI KOTA Papuke, Rista Ketergantungan sedang.
GORONTALO Apriana Hasil wawancara dengan
(2022) orangtua siswa dari 7
tema hampir semua
mengatakan bahwa anak
mereka mengalami tanda
dan gejala mengarah pada
ketergangtungan internet.

4 Kualitas Relasi Remaja Soffa Mar’ah analisis regresi Hasil analisis regresi
dengan Orang Tua dan Azizah, Tri linear berganda linear berganda
Kecanduan Internet pada Rejeki menunjukkan bahwa
Siswa Sekolah Menengah Andayani, terdapat hubungan yang
Atas Pengguna Smartphone Berliana Widi signifikan antara kualitas
Scarvanovi relasi remaja dan orang
(2019) Jurnal tua dengan kecanduan
Psikologi internet, nilai F hitung >
Teori dan nilai F tabel (8,174 >
Terapan 3,03), nilai r sebesar -
2019, Vol. 9, 0,211, nilai p < 0,05.
No. 2, 112-

2
121.
doi:10.26740
/jptt.v9n2.p1
12-121 p-
ISSN: 2087-
1708; e-
ISSN: 2597-
9035

5 HUBUNGAN ANTARA Afifatun Analisis Hasil dalam penelitian ini


DUKUNGAN Nafisah1, korelasional menunjukkan bahwa ada
KELUARGA DENGAN Rulita hubungan positif antara
SELF COMPASSION Hendriyani, dukungan keluarga
REMAJA DI PANTI Nuke dengan self compassion
ASUHAN Martiarini remaja yang artinya jika
(2018) dukungan keluarga pada
http://journal. kategori tinggi maka self
unnes.ac.id/nj compassion berada pada
u/index.php/I kategori tinggi. Hasil ini
NTUISI dapat dilihat berdasarkan
Terindeks analisis korelasi Product
DOAJ: 2541- Moment yang
2965 menunjukkan bahwa nilai
r = 0,205 dengan nilai
signifikansi atau p =
0,046.

2
6 Bagaimana Dukungan Deni analisis regresi Hasil penelitian
Sosial Keluarga dan Fernando, linear menunjukkan bahwa
Internet Addiction Wahyu dukungan sosial keluarga
Memengaruhi Prestasi Rahardjo dan internet addiction
Akademik Pada Mahasiswa Program secara simultan
Di Universitas Gunadarma Studi berpengaruh bersama-
Magister sama terhadap prestasi
Profesi akademik (p = 0.008; p <
Psikologi 0.05) dan persentasenya
Fakultas sebesar 9,4% (R square =
Psikologi 0.094).
Universitas
Gunadarma
Jl. Margonda
Raya No.
100, Depok
16424, Jawa
Barat
fernando.deni
93@gmail.co
m,
wahyu.rahard
jo@yahoo.co
m

2
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual


Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan, suatu uraian dan visualisasi

hubungan serta kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara

variabel satu dengan variabel lainnya dari masalah yang ingin diteliti yang nantinya akan

diamati (diukur) melalui metode penelitian (Notoatmodjo, 2016).

REMAJA

Dukungan Keluarga
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga Positif >T Mean (> 50)
Keintiman Dukungan emosional Negatif <T Mean (< 50) (Azwar, 2013)
Harga Diri Dukungan informasi
Keterampilan sosial
Umur Dukungan instrumental
Jenis Kelamin Dukungan penghargaan
Pendidikan
Status Sosial ekonomi
lingkungan Ketergantungan Internet
Merasa asik dengan internet Faktor-faktor Yang
Memerlukan waktu untuk mencapai kepuasan Mempengaruhi
Ketergantungan
Berulang kali melakukan upaya untuk menghentikan mengontrol
Keterangan : Waktu yang digunakan membuka internet semakin
Internetmeningkat
Menjadikan internet sebagai pelarian dari masalah
: Yang Di Teliti a. Faktor Sosial
: Yang Tidak DI Teliti b. Faktor Psikologis

Gambar 3.1 Kerangka konseptual Hubungan Antara Dukungan Keluarga: 0Dengan


1. Normal – 19
Ketergantungan Internet pada Remaja Di SMA Patriot Mancar
2. Ringan : 20 – 49
Peterongan Jombang. 3. Sedang : 50 – 79
4. Berat : 80 –

3
Berdasarkan kerangka konsep yang di atas didapatkan bahwa ada 8 faktor yang

mempengaruhi dukungan keluarga meliputi : keintiman, harga diri, keterampilan sosial,

umur, jenis kelamin, pendidikan, status sosial ekonomi dan lingkungan. Adapun

beberapa faktor yang mempengaruhi ketergantungan internet : Faktor sosial, faktor

psikologis, faktor biologis.

3.2 Hipotesis Hipotesis

Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori

(Sugiyono, 2017).

Dari kajian diaatas tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut :

H1 : Ada Hubungan antara Dukungan Keluarga Dengan Ketergantungan Internet pada

Remaja Di SMK Patriot Mancar Peterongan Jombang.

3
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Rencana Penelitian

Metode penelitian merupakan bentuk rancangan yang akan digunakan

dalam melakukan penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,

dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti menggunakan rancangan

analitik korelasi dengan pendekatan croos-sectional. Dimana pengertian dari

deskriptif analitik adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan

dan menghubungkan objek sesuai dengan apa adanya (Notoatmodjo, 20017).

Karena data yang dikumpulkan pada waktu yang bersamaan dan variabel

yang diteliti diukur hanya satu sekali. Keuntungan menggunakan pendekatan

cross-sectional adalah dapat menekan biaya penelitian, waktu yang

dibutuhkan relatif singkat dan efisiensi kerja, sedangkan kelemahan yang

sering di temui adalah kelemahan dalam mempertahankan validitas.

4.2 Kerangka Kerja (Frame Work)

Frame work adalah pentahapan atau langkah – langkah dalam

aktivitas ilmiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian (kegiatan sejak

awal – akhir penelitian) (Nursalam, 2016).

3
Desain Penelit ian
Analitik korelasi/ Cross

Populasi
Dukungan Keluarga : Kuesioner
Semua Remaja Ketergantungan
Di SMK Patriot Peterongan Jombang Internet
Sebanyak 45 : Kuesioner
orang

Pengelolaan
Sampling Data
Editing, Coding, Scoring, Dan Tabulating
Purposive

Samp Spearman Rho


Analisa Data korelasi
el
Sebagian Remaja Di SMK Patriot Peterongan Jombang sebanyak
Penyajian Hasil Penelitian
Pengumpulan Data

Gambar 4.1 : Kerangka kerja Hubungan Dukungan Keluarga Dengan


Ketergantungan Internet pada Remaja Di SMK Patriot Mancar
Peterongan Jombang

3
4.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Menurut Nursalam,

2016), Populasi adalah setiap subjek (misal manusia, pasien) yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini populasi yang

digunakan adalah semua remaja yang mengalami ketergantungan internet di

SMK Patriot Peterongan Jombang sebanyak 45 orang.

4.3.2 Sampel Penelitian

Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai subyek penelitian (Nursalam, 2016). Sampel dalam penelitian ini

adalah Sebagian remaja yang mengalami ketergantungan internet di SMK

Patriot Mancar Peterongan Jombang. Jumlah sampel di tentukan dengan

rumus Solvin sebagai berikut :

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒2

45
n=
1+45 (0,05)2

45
𝑛=
1 + 45 (0,05 x 0,05)

45
𝑛=
1 + (45 x 0,0025)

45
𝑛=
1 + 1.26
45
𝑛= = 35,714 dibulatkan 36 responden
1,26

3
Jumlah setiap kelompok dalam penelitian ini sebanyak 36 responden.

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota yang dapat diambil menjadi sampel.

a. Kriteria Inklusi

1. Remaja yang mengalami ketergantungan internet

2. Bersedia menjadi responden.

3. Remaja yang menggunakan hendphone selama 6-8 jam.

4.3.2 Sampling

Sampling penelitian adalah suatu proses seleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel

akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2014). Teknik

sampling, yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive Sampling

yaitu jenis pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan jumlah

populasi, dimana data sampel yang digunakan harus memenuhi kriteria

inklusi dan ekslusi yang di tetapkan (Nursalam, 2016).

4.4 Variabel dan Definisi Operasional

4.4.1 Variabel penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai

beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain).

1) Variabel independent (bebas)

Variabel bebas adalah stimulus aktivitas yang dimanipulasi oleh

penelitian untuk menciptakan suatu dampak (Nursalam, 2016). Variabel

independent pada penelitian ini adalah Dukungan Keluarga.

3
2) Variabel Dependent (terikat)

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel bebas (Notoatmodjo, 2012). Variabel dependent dalam

penelitian ini adalah Ketergantungan internet.

4.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat

diamati artinya memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau

pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena yang

kemungkinan dapat diulangi lagi oleh orang lain (Nursalam, 2016).

Tabel 4.1 Definisi Operasional Hubungan Antara Dukungan Keluarga

Dengan Ketergantungan Internet Pada Remaja.

Variabel Definisi Parameter Alat Skala Skor


Operasional Ukur
Variabel Bentuk support 1. Dukungan emosional - K N Jawaban
Independen : yang diberikan Keluarga selalu U O YA : 1
Dukungan oleh keluarga atau mengingatkan remaja E M TDK : 0
Keluarga orang tua kepada untuk selalu menjaga S I Kriteria :
Tentang remaja di SMK agar terhindar dari I N 1. Baik
Remaja Patriot Jombang. Ketergantungan O A (76-100%)
Ketergantungan internet. E L 2. Cukup
Internet. 2. Dukungan informasi R (56-75%)
keluarga dalam bentuk 3. Kurang
nasehat, saran dan (< 56%)
diskusi tentang (Nursalam, 2016)
bagaimana cara
mengatasi atau

3
memecahkan masalah
yang ada.
Variabel Ketergantungan Indikator ketergantungan K O Penilaian dilakukan
Dependen : internet merupakan internet : U R dengan
ketergatungan perilaku kompulsif 1. Salience: pikiran E D menggunakan
internet Pada terhadap terdominasi oleh S I kuesioner Internet
Remaja penggunaan penggunaan internet I N Addiction Test
internet dimana 2. Mood Modification: O A (IAT) yang terdiri
individu cenderung segera merasa puas saat N L dari 10 pernyataan
sulit untuk dapat menggunakan E dengan penilaian
mengontrol internet R jika jumlah skor:
penggunaan 3. Tolerance: peningkatan 1) Normal : 0 - 19
internetnya. penggunaan internet 2) Ringan : 20 - 49
secara progresif 3) Sedang : 50 - 79
4. Withdrawal: Merasa 4) Berat : 80 –
gelisah saat tidak dapat 100
mengakses internet (Dewi Sekar
5. Conflict : muncul Tanjung, 2020)
konflik antara dirinya
dengan orang-orang di
sekitarnya karena
penggunaan internet
yang berlebihan.
6. Relapse: telah mencoba
mengurangi waktu
untuk mengakses
internet namun selalu
gagal.

3
4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini rencananya akan di lakukan pada bulan Januari 2023 di

Di SMK Patriot Peterongan Jombang.

4.6 Prosedur pengambilan atau pengumpulan data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan

proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu

penelitian. Langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung pada

rancangan penelitian dan teknik instrumen yang di gunakan (Nursalam,

2016). Instrumen pengumpulan data berupa KUESIONER.

1) Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah sebagai

berikut: Mengurus surat pengantar penelitian ke STIKes Husada

Jombang.

2) Mengurus perizinan penelitian kepada Kepala Sekolah SMK Patriot

Peterongan Jombang.

3) Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan bila

bersedia menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani

informed consent.

4) Responden harus mengisi semua daftar pertanyaan dalam kuesioner

yang telah diberikan, dan jika telah selesai kuesioner diserahkan pada

peneliti.

5) Setelah kuesioner terkumpul, peneliti melakukan analisa data.

6) Terakhir dilakukan penyusunan laporan hasil penelitian.

3
4.7 Cara Analisa Data

4.7.1 Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2014) setelah angket dari responden terkumpul,

selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai berikut :

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.Editing juga harus

mengecek kembali lembar kuesioner bila ada kekeliruan dalam

pengisian.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan

komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan

artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali

melihat dan arti suatu kode dari suatu variabel.

1) Data Umum

a. Usia

14-15 tahun = U1

16-17 tahun = U2

b. Jenis Kelamin

Laki-laki = JK1

Perempuan =

JK2

3
3. Scoring

Skoring adalah melakukan penilaian untuk jawaban dari

responden untuk mengukur dukungan keluarga dengan kuesioner yang

terdiri dari beberapa item pernyataan dukungan keluarga dan

ketergantungan internet dengan menggunakan skala guttman. Skala

guttman adalah skala pengukuran yang memutuhkan jawaban tegas dari

responden.

Skoring untuk soal Dukungan Keluarga yaitu :

Pernyataan Ya = 1

Pernyataan Tidak = 0

Kategori Dukungan Keluarga dengan menggunakan rumus

P : 𝑓 x 100
𝑛

p : Presentase

f : Responden Frekuensi

n : Jumlah Responden

Baik (76-100%)

Cukup (56-75%)

Kurang (< 56%)

Scoring untuk soal Ketergantungan Internet yaitu :

Normal : 0 – 19

Ringan : 20 – 49

Sedang : 50 – 79

Berat : 80 – 100

4
Kategori untuk Ketergantungan Internet :

0= Tidak Pernah (tidak pernah bermain/menggunakan internet)


1= Jarang (pernah menggunakan tetapi hanya sebentar)
2= Kadang-kadang (menggunakan tetapi tidak setiap saat)
3= Sering (menggunakan setiap saat, tetapi tidak menjadi prioritas
utama)
4= Sangat sering (menggunakan setiap saat, menjadi prioritas dan
keutamaan)

4. Tabulating

Tabulating adalah mengelompokkan data ke dalam satu tabel

tertentu menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap bahwa

data telah diproses sehingga harus segera disusun dalam suatu pola

format yang telah dirancang.

Adapun hasil pengolahan data tersebut di interprestasikan

menggunakan skala kumulatif :

100 % : Seluruhnya

76 % - 99 % : Hampir seluruhnya
51 % - 75 % : Sebagian besar dari responden
50 : Setengah responden
26 % - 49 % : Hampir dari setengahnya
1 % - 25 % : Sebagian kecil dari responden
0% : Tidak ada satupun dari
responden (Arikunto, 2010).
4.8 Uji Validitas dan Reabilitas

1. Uji Validilitas

Validitas mempunyai arti sejauh mana alat ukur yang dugunakan

dalam suatu mengukur apa yang akan diukur.dalam penelitian ini di

4
gunakan pengujian validitas dengan cara mengkorelasikan skor tiap item

dengan skor totalnya. Teknik pengujian yang digunakan adalah korelasi

Bivariate Pearson (Produk Moment Pearson), dengan bantuan

menggunakan SPSS. Dengan rumus sebagai berikut :

n( xy)  ( x y)
r=

 n x 2
 ( x)2 n y 2
 ( y)2

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi

 x = Jumlah masing-masing butir

 y = Jumlah skor total

 xy = Jumlah antara skor x dan


yn = Jumlah responden

Instrumen penelitian dikatakan valid jika r hitung > r tabel dan apabila

tidak valid jika r hitung < r tabel berdasarkan signifikan 0,05.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas untuk mengukur suatu koesioner yang digunakan

penelitian untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya dapat

memberikan hasil yang konsisten. Pengujian reliabilitas dilakukan

dengan test dan menganalisa konsisten yang terdapat pada instrumen.

Dengan menggunakan rumus alpha cronbach sebagai berikut :

4
k 
 si 2


ri 
1 (k 1)   st 2

Keterangan :

ri = Nilai reliabilitas

K = Jumlah item

 si 2

= Jumlah varian skor tiap item

st 2 = Varian total

Jika nilai alpha > 0,70 di artikan reliabilitas tinggi sementara jika
nilai alpha 0,70 di artikan reliabilitas sedang dan jika nilai alpha < 0,50
maka diartikan reliabilitas rendah.

3. Analisa data

Analisa data adalah bagaimana cara untuk mengolah data menjadi

informasi sehingga karakteristik data dapat bermanfaat dan bisa dipahami

sehingga bisa untuk menggambil kesimpulan dan untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel apakah signifikansi atau tidak dengan

kebenaran 0,05 dengan menggunakan uji ,spearman rho dengan software

SPSS, dimana < = 0,05 maka ada Hubungan Dukungan keluarga

Dengan Ketergantungan Internet Pada Remaja Di SMK Patriot Mancar

Peterongan Jombang, sedangkan > = 0,05 tidak ada penelitian

Hubungan Dukungan keluarga Dengan Ketergantungan Internet Pada

Remaja Di SMK Patriot Mancar Peterongan Jombang Dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

6 D 2
p1
n(n2 1)

4
Keterangan :

P = Koefisien Korelasi Spearman

D = Perbedaan Tiap 2 variabel

n = Jumlah Responden

Data disusun dalam bentuk tabel kemudian dianalisis, yaitu proses

penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

diinterpretasikan. Untuk indeks korelasi dapat diketahui dengan adanya 3

hal :

1. Ada tidaknya korelasi, dinyatakan dalam angka indeks. Berapapun

kecilnya indeks korelasi, jika bukan 0,000 dapat diartikan bahwa

antara kedua variabel yang dikorelasikan terdapat adanya korelasi.

2. Interpretasi tinggi rendahnya korelasi dapat diketahui juga dan besar,

kecilnya angka dalam indeks korelasi. Makin besar angka dalam

indeks korelasi, makin tinggilah korelasi kedua variabel yang

dikorelasikan.

Tabel 4.2 Interpretasi nilai r

Interval koefisien Tingkat Hubungan

0,000-0,199 Sangat rendah

0,200-0,399 Rendah

0,400-0,599 Sedang

0,600-0,799 Kuat

0,800-1,000 Sangat kuat

4
(Sugiyono, 2017)

3. Signifikan tidaknya korelasi dengan indeks korelasi saja, penelitian

belum berarti apa-apa, angka ini harus dikonsultasikan dengan hasil

yang sesuai mengenai hal ini. Dengan taraf signifikan  = 0,05.

4.8 Etika Penelitian

4.8.1 Informed C onsent

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Tujuan Informed Consent adalah agar subjek mengerti maksud

dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.

4.8.2 Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam

penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama. Responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

akan disajikan.

4.8.3 Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset

(Hidayat, 2014 ).

4
4
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini Penulis akan menyajikan hasil penelitian yang telah di lakukan

pada tanggal 03 s/d 11 April 2023 di SMK Patriot Peterongan Jombang dengan

jumlah responden sebanyak 36 responden. Dalam penyajian ini meliputi, Data

umum dan data khusus serta pembahasan. Data umum responden yang di teliti

antar lain : Umur dan Jenis Kelamin, sedangkan data khusus meliputi : Dukungan

keluarga dengan ketergantungan internet pada remaja di SMK Patriot Peterongan

Jombang.

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Gambaran Tempat Penelitian

SMK Patriot Peterongan Jombang didirikan pada tanggal 16

November 2002 dengan SK Pendirian Nomor : 421.5/6636/415.30/03/2002

pada tahun 2003 berada dibawah naungan Yayasan, yang bertujuan untuk

dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang cakap dan terampil dalam

ilmu yang digelutinya. Dalam proses perjalanannya, SMK Patriot

Peterongan Jombang telah meluluskan 20 angkatan dengan status

terakreditasi A. Luas Tanah SMK Patriot Peterongan Jombang 2,320 M²,

Batas wilayah SMK Patriot Peterongan Jombang :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Mancar, RT 11 dan RW 12

Kecamatan Peterongan

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Mancar, RT 08 dan RW 09

Kecamatan Peterongan

4
Sebelah Timur : Berbatasan denngan Perumahan Griya Permai Desa

Mancar, Kecamatan Peterongan

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Perumahan Kencana Mutiara Desa

Mancar Kecamatan Peterongan.

5.1.2 Data Umum

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di SMK Patriot Peterongan

Jombang.

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur SMK Patriot


Peterongan Jombang pada tanggal 03 s/d 11 April 2023
No Umur Frekuensi Persentase (%)
1. Umur 14-15 Tahun 10 27,8
2. Umur 16-17 Tahun 26 72,2
Total 36 100
Sumber : Data Primer, 2023
Berdasarkan tabel 5.1. di atas dapat diketahui bahwa hampir dari

setengah responden berusia 16-17 Tahun yaitu berjumlah 26 responden

(72,2%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SMK


PATRIOT Peterongan Jombang.

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasakan Jenis Kelamin di SMK


Patriot Peterongan Jombang pada tanggal 03 s/d 11 April
2023.

No Jenis kelamin Frekuensi Presentase (%)


1 Laki-laki 17 47,2
2 Perempuan 19 52,8
Total 36 100
Sumber : Data Primer, 2023

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa Sebagian besar

responden sebanyak 19 responden (52,8%) berjenis kelamin

perempuan dan hampir setengah responden sebanyak 17 responden

(47,2%) berjenis kelamin laki-laki.

4
5.1.3 Data Khusus

1. Dukungan keluarga pada remaja tentang ketergantungan internet di SMK

Patriot Peterongan Jombang.

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dukungan keluarga tentang ketergantungan


internet pada remaja di SMK Patriot Peterongan Jombang,
pada tanggal 03 s/d 11 April 2023

No Dukungan keluarga Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 23 63,9%

2 Cukup 12 33,3

3 Kurang 1 2,8

Total 36 100

Sumber : Data Primer, 2023

Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

dari responden yang dukungan keluarga baik yaitu sebanyak 23 reponden

(63,9), dan sebanyak 1 responden (2,8%) yang dukungan keluarga

kurang.

2. Ketergantungan internet pada remaja di SMK Patriot Peterongan Jombang.

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi ketergantungan internet pada remaja di


SMK Patriot Peterongan Jombang pada tanggal 03 s/d 11
April 2023.
No Ketergantungan Internet Frekuensi Persentase
%
1 Normal 0 0
2 Ringan 16 44,4
3 Sedang 20 55,6
4 Berat 0 0

Total 36 100
Sumber : Data Primer,

4
Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat diketahui hampir seluruhnya

responden yaitu sebanyak 20 responden (55,6%), memiliki

ketergantungan internet sedang dan hampir dari setengahnya responden

yaitu sebanyak 16 responden (44,4%) memiliki ketergantungan internet

ringan.

3. Tabulasi silang dukungan keluarga dengan ketergantungan internet

remaja pada di SMK Patriot Peterongan Jombang.

Tabel 5.5 Dukungan keluarga dengan ketergantungan internet pada remaja


di SMK Patriot Peterongan Jombang pada tanggal 03 s/d 11
April 2023.
Dukungan Ketergantungan internet
Ringan Sedang Jumlah
keluarga
F % F % F %
Baik 13 56,5 10 43,5 23 100,0
Cukup 3 25,0 9 75,0 12 100,0
Kurang 0 0,0 1 100,0 1 100,0
Total 16 44,4 20 55,6 36 100

Sumber : Data Primer, 2023

Berdasarkan Tabel 5.5 Tabulasi Silang hubungan dukungn

keluarga dengan ketergantungan internet pada remaja di SMK Patriot

Peterongan Jombang menunjukan bahwa sebagian besar dari responden

sebanyak 13 responden (56,5%) dukungan keluarga baik dan hampir

seluruhnya responden sebanyak 16 responden (44,4) memiliki

ketergantungan internet yang ringan sedangkan hampir dari setengahnya

sebanyak 3 responden (25,0%) yang dukungan keluarga cukup dan

hampir dari setenganya sebanyak 20 responden (55,6) memiliki

ketergantungan internet yang sedang.

4
4. Analisa Data Hubungan antara Dukungan Keluarga Tentang

Ketergantungan Internet Pada Remaja Di SMK Patriot Mancar

Peterongan Jombang.

Correlations
Ketergantungan
Sperarman’s Rho Dukungan Keluarga internet
Correlation .000 333* 333* .000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .047 .047 .000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Pada penelitian dukungan keluarga dengan ketergantungan internet

pada remaja di SMK Patriot Peterongan Jombang, Hasil Uji Statistik

Spearman’s rho dari perhitungan dengan menggunakan SPSS 16 for

windows diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.047 hal ini didapatkan p <

yaitu = 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima maka

dukungan keluarga dengan ketergantungan internet pada remaja di SMK

Patriot Peterongan Jombang. Dikarenakan nilai korelasi 0,047 masuk

angka interval koefisien antara 1,000 kategori sedang.

5.2. Pembahasan

5.2.1 Dukungan keluarga tentang ketergantungan internet pada remaja di SMK

Patriot Peterongan Jombang.

Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar dari

responden yang dukungan keluarga baik yaitu sebanyak 23 reponden (63,9),

dan sebanyak 1 responden (2,8%) yang dukungan keluarga kurang.

Dukungan keluarga menurut Friedman, Bowden, & Jones. 2018 adalah

sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota keluargannya, berupa

dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan

4
dukungan emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan

interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota

keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang memperhatikannya.

Jadi dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan-dukungan sosial

yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses

atau diadakan untuk keluarga yang selalu siap memberikan pertolongan dan

bantuan jika diperlukan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan

keluarga adalah umur, jenis kelamin (Suhita,2015).

Berdasarkan table 5.1 usia 16-17 tahun merupakan usia yang belum

matang pengalamannya. Namun terdapat 26 responden (72,2%) yang

dukungan keluarga baik keluarga secara efektif membuat remaja merasakan

kenyamanan, merasa terlindungi, ada teman untuk berkomunikasi, dapat

mengekpresikan emosinya, merasa saling terlibat di dalam keluarga

sehingga ia tidak hanya terpaku pada apa yang meraka inginkan. Dukungan

keluarga pada remaja dari segi umur. Umur yang belum produktif ini

menyebabkan responden belum cukup matang dalam memilih dan

menyaring materi atau informasi yang diterima karena bertambahnya umur

seseorang dapat mempengaruhi kemampuan intelektual dalam menerima

informasi sehubungan dengan dukungan keluarga (Larasati, 2015).

Menurut Elizabeth, BH (2015) dalam Mubarak (2016) umur adalah

individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari uraian diatas bahwa salah satu

faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga adalah umur. Umur yang

produktif ini menyebabkan responden cukup matang dalam memilih dan

menyaring materi atau informasi yang diterima karena bertambahnya umur

5
seseorang dapat mempengaruhi kemampuan intelektual dalam menerima

informasi.

Bersadarkan table 5.2 dukungan keluarga pada remaja dari segi jenis

kelamin. 19 responden (52,8%) yang berjenis kelamin perempuan. Dukungan

keluarga pada remaja perempuan yaitu keperluan kecantikan, misalnya

kosmetik, baju dan parfum. Bentuk dukungan keluarga kepada remaja laki

laki berupa pemberian uang saku untuk kebutuhan baju.

Menurut Young (2017), gender mempengaruhi ketergantungan

internet dimana laki-laki lebih sering mengalami kecanduan terhadap game

online, situs porno dan perjudian online, sedangkan perempuan lebih sering

mengalami kecanduan terhadap chatting dan berbelanja secara online

Menurut pendapat peneliti responden yang akan mempunyai cara

berfikir yang baik tentang pentingnya dukungan kepada anggota keluarga

terutama remaja yang rentan terhadap ketergantungan internet. Dukungan

keluarga dapat diwujudkan dengan cara menganjurkan agar menggunakan

internet sesuai kebutuhan, keluarga menjadi tempat untuk menceritakan

masalah yang dihadapi remaja, keluarga memberikan perhatian kepada

anggota keluarga, keluarga menyarankan untuk memilih teman pergaulan

yang baik dan keluarga memberi tahu tentang semua informasi tentang

ketergantungan internet.

5.2.2 Ketergantungan internet pada remaja di SMK Patriot Peterongan

Jombang.

Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat diketahui hampir seluruhnya

responden yaitu sebanyak 20 responden (55,6%), memiliki ketergantungan

internet sedang dan hampir dari setengahnya responden yaitu sebanyak 16

responden (44,4%) memiliki ketergantungan internet ringan.

5
Ketergantungan internet menurut Griffiths (2015) mendefinisikan

ketergantungan internet sebagai tingkah laku yang meliputi interaksi antara

manusia dengan mesin tanpa adanya penggunaan obat-obatan. Berdasarkan

pengertian-pengertian yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli di atas

dapat disimpulkan bahwa ketergantungan internet merupakan suatu tingkah

laku yang dilakukan individu untuk menyenangkan dirinya guna melakukan

kegemaran dan membuat ketagihan.

Ketergantungan internet menurut (Kimberly S. Young & Cristiano

Nabuco De Abreu, 2017) sebagai gangguan psikologis di mana pengguna

meningkatkan penggunaannya untuk membuat mereka merasa bahagia,

yang berujung pada kecemasan, gangguan afektif (sulit diatur, depresi) dan

kehidupan sosial Terganggu terutama pada keluarga dan teman. Pemakaian

media sosial yang berlebihan adalah bagian dari ketergantungan yang

menampilkan emosi yang diungkapkan lewat media sosial sehingga dapat

menular tanpa disadari oleh pengguna media sosial saat membaca atau

melihat konten dari pengguna yang lain dapat menularkan perasaannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketergantungan internet diantaranya

adalah umur dan jenis kelamin (Kuss, 2015).

Ketergantungan internet pada remaja dari segi umur. Umur yang

belum produktif ini menyebabkan responden belum cukup matang dalam

memilih dan menyaring materi atau informasi yang diterima karena

bertambahnya umur seseorang dapat mempengaruhi kemampuan intelektual

dalam menerima informasi sehubungan dengan ketergantungan internet.

Usia 16-17 tahun merupakan usia yang belum matang pengalamannya.

Namun terdapat 20 responden (55,6%) yang ketergantungan sedang internet

hal ini disebabkan oleh informasi yang diterima dari keluarga, media cetak,

5
teman, dan tenaga kesehatan. sehingga dalam penelitian ini, umur tidak

berpengaruh terhadap ketergantungan internet.

Ketergantungan internet pada remaja dari segi jenis kelamin. 19

responden (52,8%) yang mengalami ketergantungan internet didominasi oleh

remaja perempuan sedangkan remaja laki-laki lebih banyak mengalami

kecanduan game online. Remaja perempuan lebih banyak mengalami

ketergantungan internet media karena perempuan bersifat lebih ekspresif

dan senang mengungkapkan informasi pribadi tentang dirinya.

Hal ini didukung dengan teori Yuwanto (2013) mengungkapkan

bahwa ketergantungan internet yaitu ketika individu tidak dapat untuk

mengontrol keinginannya dan menyebabkan dampak yang negatif pada diri

individu tersebut. Ketergantungan internet adalah kegagalan terhadap

perilaku dimana individu mengalami ketergantungan terhadap penggunaan

internet yang menimbulkan ketidakmampuan mengontrol diri sehingga

membuat pengguna akan terus-menerus mengakses internet. Dalam DSM V

(The American Assiociation Diagnostic Manual of Mental Disorder)

ketergantungan internet termasuk dalam gangguan kejiwaan yaitu internet

addiction disorder.

Menurut pendapat peneliti menunjukkan bahwa remaja rata-rata

mengalami ketergantungan internet. Responden yang mengalami

ketergantungan internet didominasi oleh remaja perempuan sedangkan

remaja laki-laki lebih banyak mengalami kecanduan game online. Remaja

perempuan lebih banyak mengalami kecanduan sosial media karena

perempuan bersifat lebih ekspresif dan senang mengungkapkan informasi

pribadi tentang dirinya. Dalam penelitian menyebutkan bahwa remaja laki-laki

menghabiskan waktu dua kali lebih banyak untuk bermain game online

5
dibandingkan remaja perempuan. internet dan game oleh anak dan remaja

dapat meningkatkan kemungkinan menjadi suatu gangguan pada sebagian

orang. Umur pada remaja lebih rentan mengalami ketergantungan internet

karena remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar dan bagian otak

yang berfungsi untuk mengendalikan perilaku masih dalam proses

perkembangan.

5.2.3 Hubungan antara dukungan keluarga dengan ketergantungan internet

pada remaja di SMK Patriot Peterongan Jombang.

Pada penelitian dukungan keluarga dengan ketergantungan internet

pada remaja di SMK Patriot Peterongan Jombang, Hasil Uji Statistik

Spearman’s rho dari perhitungan dengan menggunakan SPSS 16 for

windows diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.000 hal ini didapatkan p

< yaitu

=0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima maka dukungan

keluarga dengan ketergantungan internet pada remaja di SMK Patriot

Peterongan Jombang. Dikarenakan nilai korelasi 0,047 masuk angka interval

koefisien antara 1,000 kategori sangat sedang.

Penggunaan internet yang lama tersebut adalah untuk kesenangan,

bukan untuk kepepentingan belajar. Ketergantungan internet memberikan

sejumlah dampak negative bagi remaja, seperti menurunkan minat belajar,

perubahan mental dan perilaku, ketidakseimbangan emosi, halusinasi,

hingga gangguan jiwa berat. Menggunakan internet tanpa batas

menggunakan internet juga dapat menganggu Kesehatan seperti sakit pada

daerah mata sakit pada mata disebabkan karena pencahayaan dari

Handphone yang terlalu terang sehingga membuat mata muda lelah dan

mengakibatkan buram mata kering yang menyebabkan kurangnnya berkedip

karena teralalu fokus dalam menggunakan internet (Hasanuddin, 2014).


5
Arifah Budhyati MZ (2017) menyatakan bahwa ketergantungan

internet mempunyai peranan yang sangat berpengaruh terhadap kenakalan

remaja, dan dapat memicu timbulnya perilaku dursila seperti: perkelahian;

perkataan kotor, kasar, dan tidak senonoh; penipuan, pemalsuan identitas,

penculikan, perbuatan asusila, membolos sekolah, dan berbohong kepada

orang tua. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa para remaja sudah

mengerti cara menggunakan internet dalam kegiatan sehari-hari. Hal yang

menjadi permasalahan bahwa para remaja sebagai salah satu pengguna

internet mereka belum mampu memilah aktivitas internet yang bermanfaat,

dan cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial tanpa

mempertimbangkan terlebih dahulu efek positif atau negatif yang akan

diterima saat melakukan aktivitas internet tertentu.

Soh,et. al (2017) menyebutkan bahwa teman sebaya mempengaruhi

remaja aktivitas online yang berisiko dan ketergantungan internet. Pengaruh

teman sebaya dapat meningkatkan kecanduan Internet remaja. Berdasarkan

hal tersebut remaja diharapkan dapat lebih bijaksana dalam penggunaan

penggunaan internet dan memilih kelompok teman sebaya yang dapat

mendukung dalam berbagai aktivitas.

Menurut peneliti bahwa perkembangan teknologi yang semakin pesat

mampu mempengaruhi remaja di dalam hal belajar. Seringkali online pada

jam yang tidak dapat ditentukan sehingga mereka melupakan kewajibannya

menjadi seorang siswa yaitu belajar. Begitupula dengan jam tidur mereka

akan berubah, seringkali remaja tidur larut malam dikarenakan masih tetap

melakukan aktivitas online pada malam hari, sehingga akan berakibat pada

keesokan harinya di saat jam pelajaran menjadikan mereka tidak fokus akan

belajar dikarenakan terlalu sering menggunakan media sosial di malam hari

5
dan pada akhirnya berakibat berubahnya jam tidur pada malam hari.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa dukungan

keluarga tentang bahaya ketergantungan internet masih kurang, meskipun

adayang disebabkan oleh ketergantungan internet. Ada banyak faktor yang

mempengaruhi misalnya faktor sosial, faktor psikologis, faktor biologis

dan lain-lain.

5
BAB VI

KESIMPULAN DAN

SARAN

Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian tentang

Dukungan keluarga tentang ketergantungan internet pada remaja.

Pada penelitian ini dapat disimpulkan dan disarankan :

6.1 Kesimpulan

1. Dukungan Keluarga Tentang Ketergantungan Internet Pada Remaja di

SMK Patriot Peterongan Jombang sebanyak 23 responden (63,9%).

2. Ketergantungan Internet Pada Remaja di SMK Patriot Peterongan

Jombang sebagian besar adalah sedang sebanyak 20 Responden (55,6%).

3. Ada hubungan antara dukungan keluarga tentang ketergantungan internet

pada remaja di SMK Patriot Peterongan Jombang yang dibuktikan dari uji

Statistik Spearman’s rho dengan menggunakan SPSS 16 for windows

diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,000 hal ini didapatkan p < yaitu

= 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima maka ada hubungan

antara dukungan keluarga tentang ketergantungan internet pada remaja di

SMK Patriot Peterongan Jombang. Dikarenakan nilai korelasi 0,047 masuk

angka interval koefisien antara 1,000 kategori sedang.

5
6.2 Saran

1. Bagi Institusi

Pendidikan dalam upaya peningkatan pengetahuan tentang

Ketergantungan Internet Pada Remaja Di SMK Patriot Peterongan

Jombang.

2. Bagi Remaja

Memberikan pengetahuan bagi remaja tentang Ketergantungan Internet.

3. Bagi keluarga

Hasil penelitian ini dapat memberikan dan menerapkan pengetahuan yang

telah diberikan oleh peneliti tentang gambaran dukungan keluarga Tentang

Ketergantungan Internet Pada Remaja.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai sumber literatur dan peneltian dalam pengembangan bidang

kesehatan khususnya mengenai dukungan keluarga mengenai

ketergantungan internet pada remaja di SMK Patriot Peterongan Jombang.

5
5
DAFTAR PUSTAKA

Arifah Budhyati MZ, (2017) “Pengaruh Internet Terhadap Kenakalan Remaja”,


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST),
periode III, Yogyakarta, November 2017.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2022. Hasil Survei Penetrasi dan
Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2022. Jakarta: Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia.

Afifatun Nafisah1, Rulita Hendriyani, Nuke Martiarini (2018). HUBUNGAN


ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN SELF
COMPASSION REMAJA DI PANTI ASUHAN
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/INTUISI Terindeks DOAJ:
2541-2965.

Artani, Dian putri, 2016. Stres Belajar Suatu Pendekatan dan Intervensi
Konseling. Makassar: Edukasi Mitra Grafika

Azeez, A., Dildar, Juni, Ashraf, dan Kareem 2014. Internet as Need or Addiction
Amongst Pakistani Youth; Exploring the Use of Internet at University
Level Students. International Journal of Research, 1(10), 1323- 1334.

Bhandari, et al 2017. Sleep quality, internet addiction and depressive symptoms


among undergraduate students in Nepal. BMC Psychiatry, 17(106), 1-8.

Cash, H, Rae, CD, Steel, AH, Winkler, A, Internet Addiction: A Brief Summary
of Research and Practice 2012, Diakses pada 10 Februari 2020

Deni Fernando, Wahyu Rahardjo. Bagaimana Dukungan Sosial Keluarga dan


Internet Addiction Memengaruhi Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Di
Universitas Gunadarma.

Dewangga, K. L dan Rahayu, S. M. 2015.Hubungan Antara Kontrol Diri dengan


Cybersexual Addiction pada Siswa SMP di Orange-net
Bandung.Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Sosial dan
Humaniora). ISSN: 2460-6448

5
Diananda, A. 2018. Psikologi Remaja dan Permasalahanya. Istiqhna. 1(1). 116-
132.

Dody Hartanto1 , Mufied Fauziah2 (2021), PENGARUH KECANDUAN


INTERNET DAN KARAKTER REMAJA RELIGIUS TERHADAP
KUALITAS KELUARGA.

Erdiana, Yuyun. 2015. Dukungan Keluarga Dalam kunjungan Lansia Di posyandu


lansia Di Desa Karanglo lor Kecamatan Sukerejo Kabupaten Ponorogo.
KTI. Tidak diterbitkan ponorogo : Program studi D III Keperawatan
Falkultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Faisal, M.Y dan Yulianita, N. 2017. Makna Nomophobia di kalangan Mahasiswa.


Prosiding Hubungan Masyarakat, Vol 3, 2460-6510.

Friedman, Bowden, & Jones. 2018. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset,
Teori, dan Praktik, Edisi 5. EGC : Jakarta

Global Stashor Report, 2022 Angka pengguna internet di Indonesia.

Gusti Ayu Putri Ariani, Sri Susanti Papuke, Rista Apriana (2022), DETEKSI
DINI KECANDUAN INTERNET PADA REMAJA SMP DI KOTA
GORONTALO

Griffiths, M. 2015. Online video gaming: What sould educational psychologists


know? Educational Psychology in practice 26(1), 35-40.

Gunarsa, S.D. 2018. Psikologi Remaja. Jakarta : Gunung Mulia

Hasanuddin. 2014. alvara-strategic.com.http://alvara-strategic.com. Diakses


september 30, 2015.

Hidayati, K. B., dan Farid, M. (Mei 2016). Konsep Diri, Adversity Quotient dan
Penyesuaian Diri pada Remaja. Persona, Vol. 5, No. 02,, 137 - 144.

Hidayat, 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta :
Salemba Medika.

Izzati, A. N. (2017) Hubungan Kecanduan Media Sosial Terhadap Tingkat Stres


Pada Remaja di SMAN 2 Surabaya. Surabaya.

5
Jannah, M. 2016. Remaja dan Tugas-Tugas Perkembangan Dalam Islam. Jurnal
Psikoislamedia Vol. I , 2-4.

Juwi Rayfana Tiwa O. I Palandeng Jeavery Bawotong (2019), HUBUNGAN


POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECANDUAN GAME
ONLINE PADA ANAK USIA REMAJA DI SMA KRISTEN ZAITUN
MANADO.

Kuss 2015. "Online Social Networking and Addiction-A Review of the


Psychological Literature”. International Journal of Environmental
Research and Public Health. 8, hlm.3528-3552

Maulana, A. 2015. APJII: Media Sosial Paling Sering Diakses Saat Internetan
pada 2014. http://www.droidlime.com/artikel/apjiimedia-sosial-paling-
sering-diakses-saatinternetan-pada-2014.html/ Diakses pada tanggal 23
Mei 2015.

Montag, C dan Reuter, M 2015, Internet Addiction: Neuroscientific Approaches


and Therapeutical Interventions, Springer International Publishing
Switzerland, Switzerland. http://netaddiction.com/wp-
content/uploads/2012/10/Montag-Reuter-2015- Internet-Addiction-
Springer.pdf/ diakses 31 Desember 2016

Novitasari, W., dan Khotimah, N. 2016. Dampak Penggunaan Gadget Terhadap


Interaksi Sosial Anak Usia 5-6 tahun. Jurnal PAUD Teratai, 5(3),
182- 186.

Ningtyas, S. D. 2012. Hubungan Self Control dan Internet Addiction pada


mahasiswa. Journal of Social and Industrial Psychology.

Notoatmodjo, 2016. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Pontes HM, Griffiths MD and Patrao IM 2014 : Internet Addiction and


Loneliness Among Children and Adolescents ini Education Setting An
Empirical Pilot Study in International Gaming Research Unit,
Psychology Division, Nottingham Trent University (2014), 32(1), 91-98.

6
Pranata, A. 2014. Surabayan digital native. https://www.elance.com/samples/inf
ograp hic - surabayan - digital -native info graphics-photo shop
research/122535276/Diakses pada tanggal 23 Mei 2015 Maulana, A. 2015.
APJII: Media Sosial Paling Sering Diakses Saat Internetan pada 2014.
http://www.droidlime.com/artikel/apjiimedia-sosial-paling-sering diakses-
saatinternetan-pada-2014.html/ Diakses pada tanggal 23 Mei 2015.

Putro, K. Z. 2017. Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja.


”aplikasi: Jurnal Aplikasi ilmu Ilmu Agama 17 (1):25-32.

Potter, dan Perry, A. G. 2015. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,


Proses, Dan Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC.

Rahayu, 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakaktifan Kegiatan


Posyandu Lansia Di Desa Plumbon Kecamatan Mojolobon
sukoharjo.jurnal.Surakarta: falkultas ilmu kesehatan universitas
muhammadiyah Surakarta diakses pada tanggal 15 oktober 2016.

Rakhman, 2015. Profil Self Disclosure Peserta Didik dan Implikasinya terhadap
Bimbingan Pribadi Sosial/ skripsi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Universitas Pendidikan Indonesia.

S. Kemp, “Digital in Indonesia: All the Statistics You Need in 2021 -


DataReportal – Global Digital Insights,” DataReportal, 04-Nov-2021.
[Online]. Available: https://datareportal.com/reports/digital-2021-
indonesia. [Accessed: 04-Jan-2022].

Suhita. 2015. dukungan-sosial. http//www.masbow.com. di unduh pada tanggal 17


Januari 2016.

Soffa Mar’ah Azizah, Tri Rejeki Andayani, Berliana Widi Scarvanovi (2019)
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan 2019, Kualitas Relasi Remaja dengan
Orang Tua dan Kecanduan Internet pada Siswa Sekolah Menengah Atas
Pengguna Smartphone. Vol. 9, No. 2, 112-121.
doi:10.26740/jptt.v9n2.p112-121 p-ISSN: 2087-1708; e-ISSN: 2597-
9035

6
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta, CV.

Young, Kimberly S. dan Cristiano Nabuco de Abreu. 2017. Kecanduan Internet.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yuwanto, Listyo. (2013). Kebosanan dan flow akademik. [Online]. Di akses dari
http://www.ubaya.ac.id/2014/content/articles_detail/81/Kebosanan-
danFlowAkademik.html.

6
6
6
65
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Responden yang saya hormati,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Evanly Y. Sapulete

NIM : 2019.03.0073

Adalah mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi


Ilmu Kesehatan Husada Jombang, akan melakukan penelitian tentang :
“Hubungan antara Dukungan Keluarga Dengan Ketergantungan Internet pada
Remaja Di SMK Patriot Mancar Peterongan Jombang”

Oleh karena itu, saya mohon kesediaan untuk menjadi responden serta
mengisi lembar observasi. Jawaban akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas bantuan dan kerjasama yang telah
diberikan, Saya mengucapkan terima kasih.

Jombang, Januari 2023

Hormat saya

Evanly Yubelina Sapulete

6
LEMBAR PESETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa saya sudah mendapat
penjelasan tentang maksud dan tujuan tersebut dibawah ini dan saya bersedia
membantu sebagai responden.

Yang diselenggarakan oleh mahasiswa Pendidikan Program Studi Sarjana


Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Jombang.

Demikian pernyataan ini saya buat atas kemauan sendiri tanpa paksaan dari
orang lain ataupun pihak lain.

Jombang, Januari 2023

Responden

6
KISI-KISI KOESIONER
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA

DENGANKETERGANTUNGAN INTERNET PADA REMAJA DI SMK

PATRIOT MANCAR PETERONGAN

Variabel Indikator Nomor Soal

Independen : 1. Dukungan Emosional 1,2,3,4,5


Dukungan keluarga 2. Dukungan Informasi 6,7,8,9,10
pada remaja

Dependen : 1. Salience: pikiran terdominasi oleh 1,2,3,4


Ketergantungan penggunaan internet
Internet pada 2. Mood Modification: segera merasa 16,17,19
remaja
puas saat dapat menggunakan
internet
3. Tolerance: peningkatan penggunaan 5,6,7,8
internet secara progresif
4. Withdrawal: Merasa gelisah saat 10,11,18

tidak dapat mengakses internet


15,20
5. Conflict : muncul konflik antara
dirinya dengan orang-orang di
sekitarnya karena penggunaan
internet yang berlebihan. 9,12,13,14
6. Relapse: telah mencoba
mengurangi waktu untuk
mengakses internet namun selalu
gagal.

6
KOESIONER
DUKUNGAN KELUARGA PADA REMAJA DI SMK PATRIOT
PETERONGAN JOMBANG

Nama :

Umur : 14-15 Tahun 16-17 Tahun


Jenis kelamin : Laki-Laki Perempuan

Petunjuk Pengisian :

Berikan tanda checklist (√) pada salah jawaban yang memgambarkan diri anda
yang sebenarnya. Dalam kuesioner ini, tidak ada jawaban benar atau salah, maka
dari itu jawablah setiap pertanyaan dengan jujur. Pastikan anda menjawab semua
nomor dengan ketentuan sebagai berikut :

NO PERTANYAAN YA TDK

DUKUNGAN EMOSIONAL

1. Apakah keluarga memberikan saran pada saya agar


mudah mengingat sesuatu setiap menggunakan
handphone
2. Apakah Keluarga perduli kepada saya jika saya
menggunakan handphone

3. Apakah keluarga memberikan fasilitas pada saya untuk


mengakses internet

4. Apakah keluarga memberikan perhatian pada saya saat


sedang bermain handphone

5. Apakah keluarga memberikan bantuan pada saya dalam


menyelesaikan sesuatu yang berhubungan dengan
internet

DUKUNGAN INFORMASI

6
6. Apakah keluarga ikut campur saat saya sedang
mengalami ketergantungan internet

7. Apakah Keluarga menganjurkan saya untuk berhenti


bermain internet

8. Apakah keluarga memberikan informasi pada saya jika


menggunakan hendphone terlalu lama

9. Apakah keluarga menyarankan kepada saya untuk


memilih teman pergaulan yang baik agar saya berhenti
bermain hendphone

10. Apakah keluarga menengahi dan mengambil solusi


tentang masalah yang di hadapi saya

Endah Widiawati, 2018

7
KOESIONER
KETERGANTUNGAN INTERNET PADA REMAJA DI SMK PATRIOT
PETERONGAN JOMBANG

Nama :

Umur : 14-15 Tahun 16-17 Tahun


Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Berikut ini adalah kuisioner mengenai Ketergantungan Internet. Dimohon untuk
memberi paraf (√) pada nomor yang disediakan sesuai dengan penilaian anda.
kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :
1 = Jarang (pernah menggunakan tetapi hanya sebentar)

2 = Kadang-kadang (menggunakan tetapi tidak setiap saat)

3 = Sering (menggunakan setiap saat, tetapi tidak menjadi prioritas utama)


4 = Sangat sering (menggunakan setiap saat, menjadi prioritas dan keutamaan)
5 = Selalu (Menggunakan setiap saat dan menjadi prioritas utama)

NO PERTANYAAN 1 2 3 4 5

1. Seberapa sering anda menghilangkan pikiran yang


menganggu kehidupan anda dengan online
2. Seberapa sering ada perasaan takut bahwa hidup tanpa
internet akan membosankan, hampa dan tidak
menyenangkan
3. Seberapa sering anda tergantung dan memikirikan internet
ketika anda offline, dan membayangkan sedangonline
4. Seberapa sering anda merasa depresi, suasana perasaan
anda tidak menentu, dan gugup ketika anda sedang offline,
dan hal itu akan tiba-tiba hilang ketika anda kembali online
5. Seberapa sering anda mengorbankan nilai dan pekerjaan
sekolah akibat banyaknya waktu yang anda habiskan untuk
online
6. Seberapa sering anda kehilangan waktu tidur karena online
hingga larut malam
7. Seberapa sering anda berkata tidak jujur tentang berapa
lama anda telah online? Misalnya, Anda online 1 jamtetapi
mengakukan ½ jam.

7
8. Seberapa sering kinerja, atau produktivitas anda sebagai
siswa siswi dikorbankan akibat internet

9. Seberapa sering Anda menghabiskan banyak waktu untuk


online dan mengabaikan pekerjaaan rumah seperti
(membereskan kamar, menyapu,mencuci piring dsb)
10. Seberapa sering anda berada pada situasi memikirkan
kapan anda akan online lagi
11. Seberapa sering anda memeriksa email dan sosial media
(Whasapp,instagram,facebook, line, twitter dsb) sebelum
melakukan hal lain yang perlu anda lakukan
12. Seberapa sering anda mencoba mengurangi waktu yang
habiskan untuk online dan gagal
13. Seberapa sering anda berada pada situasi mengatakan
“hanya sebentar lagi ko”ketika online
14. Seberapa sering Anda berada pada situasi online lebih lama
dari pada yang Anda rencana sebelumnya
15. Seberapa sering Anda membentak, berteriak, dan
terganggu jika seseorangmenganggu ketika anda sedang
online
16. Seberapa sering anda membuat grup dan membuat jejaring
baru dengan sesama pemakai online di beberapa aplikasi
media social, seperti (WA,Line,Instagram dan facebook)
17. Seberapa sering anda lebih memilih kesenangan yang bisa
anda dapatkan dengan internet dibandingkan keintiman
dengan orang-orang terdekat (orang tua,teman, pacar dll)
18. Seberapa sering anda tertutup dan merahasiakan ketika
seseorang menanyakan tentang apa yang anda lakukan
selama online
19. Seberapa sering anda menghabiskan lebih banyak waktu
untuk online dibandingkan keluar bersama dengan orang
lain
20. Seberapa sering orang lain dalam hidup anda
(orangtua,saudara,dan teman) mengeluh kepada anda
karena anda lebih banyak menghabiskan waktu untuk
online
Diana Rachmawati,2018

7
7
TABULASI DUKUNGAN KELUARGA TENTANG KETERGANTUNGAN INTERNET PADA REMAJA
DI SMK PATRIOT MANCAR PETERONGAN JOMBANG

Umur J.K DUKUNGAN KELUARGA


No Remaja Remaja P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Skor Hasil % Kategori
1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1
2 1 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6 60 2
3 2 2 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 6 60 2
4 2 2 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 6 60 2
5 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1
6 1 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 80 1
7 2 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 80 1
8 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1
9 2 2 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 6 60 2
10 1 2 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 6 60 2
11 2 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 70 2
12 2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 7 70 2
13 2 2 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6 60 2
14 2 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90 1
15 1 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 80 1
16 2 2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 80 1
17 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1
18 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 80 1
19 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6 60 2
20 2 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 20 3
21 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 6 60 2
22 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 80 1
23 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1
24 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 1
25 2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 80 1
26 2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 80 1
27 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 6 60 2
28 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1
29 1 2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 80 1
30 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 1
31 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 1
32 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1
33 2 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 60 2
34 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1
35 1 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90 1
36 2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 80 1

KETERANGAN :

Umur Remaja : KODE Dukungan keluarga : KODE


14-15 tahun 1 Baik 1 (76-100%)
16-17 2 Cukup 2 (56-75%)
Kurang 3 (< 56%)
Jenis Kelamin : KODE
Laki-laki 1
Perempuan 2
TABULASI TENTANG KETERGANTUNGAN INTERNET PADA REMAJA
DI SMK PATRIOT MANCAR PETERONGAN JOMBANG

Umur J.K KETERGANTUNGAN INTERNET


No Remaja Remaja P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Skor Kategori
1 2 2 1 3 3 1 3 1 3 3 2 3 3 1 3 3 1 3 3 1 3 1 45 2
2 1 2 5 2 4 3 3 5 3 3 2 1 4 3 3 3 4 4 3 3 3 5 66 3
3 2 2 5 2 2 1 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 4 4 5 5 53 3
4 2 2 5 2 4 1 3 4 1 4 3 2 4 2 2 3 2 1 4 4 5 5 61 3
5 2 2 5 2 1 3 2 3 1 4 3 2 4 3 3 3 1 3 3 3 3 5 57 3
6 1 2 5 2 5 5 3 2 2 2 2 2 5 2 2 5 3 2 5 2 5 5 66 3
7 2 2 5 4 5 1 4 3 2 3 2 3 4 5 4 4 3 2 2 3 2 3 64 3
8 2 2 5 2 4 3 2 3 3 4 4 2 4 3 3 3 3 1 3 3 3 4 62 3
9 2 2 2 5 3 5 2 3 3 1 2 3 4 2 2 3 2 1 4 4 5 5 61 3
10 1 2 2 5 3 5 2 4 3 1 2 3 4 2 2 3 2 1 4 4 5 5 62 3
11 2 1 2 2 1 3 3 3 3 1 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 58 3
12 2 1 2 2 2 1 3 3 3 1 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 53 3
13 2 2 5 3 2 2 3 5 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 4 4 55 3
14 2 2 2 3 4 4 1 3 1 3 2 2 4 4 4 2 1 1 1 1 2 1 46 2
15 1 2 2 3 3 2 2 1 1 1 3 2 3 2 1 1 2 2 1 1 1 2 36 2
16 2 2 2 3 3 2 1 3 1 1 1 1 3 1 3 3 2 1 2 1 1 1 36 2
17 2 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 1 4 31 2
18 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 1 4 31 2
19 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 27 2
20 2 1 3 1 1 2 2 4 5 3 4 2 5 3 4 5 3 1 1 5 4 4 62 3
21 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 27 2
22 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 5 4 3 1 1 1 2 4 5 5 47 2
23 2 1 3 3 4 4 2 5 2 2 1 2 2 2 1 3 1 5 1 1 1 1 46 2
24 1 1 3 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 3 2 1 1 1 1 2 2 1 32 2
25 2 1 3 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 3 2 1 1 1 1 2 2 1 32 2
26 2 1 1 3 2 4 2 5 2 1 1 2 5 1 1 1 1 4 5 3 4 1 49 2
27 1 1 3 1 1 2 3 4 1 4 5 2 3 4 5 5 5 2 2 5 5 2 64 3
28 2 2 5 2 4 3 3 5 3 3 2 1 4 3 3 3 4 4 3 3 3 5 66 3
29 1 2 5 2 2 1 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 4 4 5 5 53 3
30 2 1 2 2 1 3 3 3 3 1 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 58 3
31 2 1 2 2 2 1 3 3 3 1 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 53 3
32 1 2 2 3 3 2 2 1 1 1 3 2 3 2 1 1 2 2 1 1 1 2 36 2
33 2 1 2 3 3 2 2 1 1 1 3 2 3 2 1 1 2 2 1 1 1 2 36 2
34 2 2 5 2 4 3 3 5 3 3 2 1 4 3 3 3 4 4 3 3 3 5 66 3
35 1 2 5 2 2 1 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 4 4 5 5 53 3
36 2 1 3 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 3 2 1 1 1 1 2 2 1 32 2

KETERANGAN :

Umur Remaja : KODE Ketergantungan internet : KODE


14-15 tahun 1 Norma 1 0 – 19
16-17 2 Ringan 2 20 – 49
Sedang 3 50 – 79
Jenis Kelamin : KODE Berat 4 80 – 100
Laki-laki 1
Perempuan 2
Statistics
Jenis Dukungan Ketergantung
Usia Kelamin Keluarga an Internet
N Valid 36 36 36 36
Missing 0 0 0 0
Mean 1.72 1.53 1.39 2.56

Frequency Table

Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-laki 17 47.2 47.2 47.2
Perempuan 19 52.8 52.8 100.0
Total 36 100.0 100.0

Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 14-15 10 27.8 27.8 27.8
16-17 26 72.2 72.2 100.0
Total 36 100.0 100.0

Dukungan Keluarga
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid baik 23 63.9 63.9 63.9
cukup 12 33.3 33.3 97.2
kurang 1 2.8 2.8 100.0
Total 36 100.0 100.0

Ketergantungan Internet
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid ringan 16 44.4 44.4 44.4
sedang 20 55.6 55.6 100.0
Total 36 100.0 100.0
CROSSTABS
/TABLES=Pengetahuan.Remaja BY Usia.Remaja Jenis.Kelamin Remaja
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT TOTAL
/COUNT ROUND CELL.

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Usia * 36 100.0% 0 0.0% 36 100.0%
Dukungan
Keluarga
Jenis Kelamin * 36 100.0% 0 0.0% 36 100.0%
Dukungan
Keluarga

Usia * Dukungan Keluarga Crosstabulation


Dukungan Keluarga
Baik Cukup Kurang Total
Usia 14-15 Count 7 3 0 10
% within Usia 70.0% 30.0% 0.0% 100.0%
16-17 Count 16 9 1 26
% within Usia 61.5% 34.6% 3.8% 100.0%
Total Count 23 12 1 36
% within Usia 63.9% 33.3% 2.8% 100.0%

Jenis Kelamin * Dukungan Keluarga Crosstabulation


Dukungan Keluarga
Baik Cukup Kurang Total
Jenis Kelamin Laki-laki Count 10 6 1 17
% within Jenis 58.8% 35.3% 5.9% 100.0%
Kelamin
Perempuan Count 13 6 0 19
% within Jenis 68.4% 31.6% 0.0% 100.0%
Kelamin
Total Count 23 12 1 36
% within Jenis 63.9% 33.3% 2.8% 100.0%
Kelamin
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Dukungan Keluarga * 36 100.0% 0 0.0% 36 100.0%
Ketergantungan
Internet

Dukungan Keluarga * Ketergantungan Internet Crosstabulation


Ketergantungan
Internet
Ringan Sedang Total
Dukungan Baik Count 13 10 23
Keluarga % within 56.5% 43.5% 100.0%
Dukungan
Keluarga
Cukup Count 3 9 12
% within 25.0% 75.0% 100.0%
Dukungan
Keluarga
Kurang Count 0 1 1
% within 0.0% 100.0% 100.0%
Dukungan
Keluarga
Total Count 16 20 36
% within 44.4% 55.6% 100.0%
Dukungan
Keluarga

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Usia * 36 100.0% 0 0.0% 36 100.0%
Ketergantungan
Internet
Jenis Kelamin * 36 100.0% 0 0.0% 36 100.0%
Ketergantungan Internet
Usia * Ketergantungan Internet Crosstabulation
Ketergantungan
Internet
Ringan Sedang Total
Usia 14-15 Count 4 6 10
% within 40.0% 60.0% 100.0%
Usia
16-17 Count 12 14 26
% within 46.2% 53.8% 100.0%
Usia
Total Count 16 20 36
% within 44.4% 55.6% 100.0%
Usia

Jenis Kelamin * Ketergantungan Internet Crosstabulation


Ketergantungan
Internet
Ringan Sedang Total
Jenis Kelamin Laki laki Count 11 6 17
% within Jenis 64.7% 35.3% 100.0%
Kelamin
Perempuan Count 5 14 19
% within Jenis 26.3% 73.7% 100.0%
Kelamin
Total Count 16 20 36
% within Jenis 44.4% 55.6% 100.0%
Kelamin

Correlations
Dukungan Ketergantung
keluarga an internet
Dukungan keluarga Pearson 1000 .333*
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .047
N 36 36
Ketergantungan Pearson .333* 1000
internet Correlation
Sig. (2-tailed) .047 .000
N 36 36
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
DOKUMENTASI PENELITIAN

Menjelaskan pengisian kuesioner Mengajarkan cara mengisi kuesioner

Mengumpulkan kuesioner
Membagikan kuesioner

Memberikan penjelasan Memberikan penjelasan

Anda mungkin juga menyukai