TAHUN 2020
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Terapan
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
DI SUSUN OLEH :
07180100110
DEPARTEMEN KEBIDANAN
JAKARTA 2020
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun Oleh
Skripsi Ini Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk diujikan
Dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kebidanan Program Sarjana
Terapan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Menyetujui
Pembimbing
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
EFI YULINDA FAMANI
07180100110
Skripsi Ini Telah Disetujui Dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju
Mengesahkan,
Pembimbing Penguji
Mengetahui,
Kepala Departemen Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
iii
SURAT PERNYATAAN
NPM : 07180100110
Apabila suatu saat saya terbukti melakukan plagiat, maka saya akan
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Biodata Diri
Nama : Efi Yulinda Famani
Usia : 24 Tahun
Email : efifamani@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
SD Inpres Lubala : 2003 - 2009
Nama Ayah
Nama Ibu
v
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
DEPARTEMEN KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
Skripsi, Maret 2020
EFI YULINDA FAMANI (07180100110)
HUBUNGAN PERAN GURU, DUKUNGAN ORANGTUA DAN PERSEPSI DIRI
TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN HIV PADA SISWA SMA SUDIRMAN
KUPANG
xvii + 121 Halaman + 13 Tabel + 13 Lampiran
ABSTRAK
vi
MIDWIFE STUDY PROGRAM OF APPLICATION DEPARTEMENT OF
MIDWIVERY
INDONESIA MAJU SCHOOL OF THELTH SCIENCE
February 2020
EFI YULINDA FAMANI (07180100110)
RELATIONSHIP OF TEACHER'S ROLE, PARENT SUPPORT AND PERCEPTION
OF SELF ON HIV PREVENTION MEASURES IN SUDIRMAN KUPANG
PRIVATE VOCATIONAL SCHOOL
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
viii
dalam penyusunan Skripsi
6. Maryam Syarah, SST, MKM selaku dosen penguji yang telah
menguji dan memberi masukan yang positif terhadap Skripsi
ini.
7. Seluruh staf dosen Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu.
8. Kepada Bapak Yusuf famani, Ibu Afliana Famani yang terus
mendukung, mendoakan dalam situasi apapuan dan telah
berkorban banyak hal sejau ini.
9. Kepada keluargaKu semua serta adik-adikku Jemi, Efi, Beall,
Talcho yang selalu memberikan semangat untuk sayaa.
10. Kepada semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak
bisa saya sebutkan satu persatu semoga Allah sumber
kehidupan membalas semua kebaikan yang telah diberikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyusunan Skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN......................................................................................iv
ABSTRAK.............................................................................................................vi
ABSTRACT...........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.5Manfaat Penelitian............................................................................................11
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................14
xi
2.4.1 Pengertian Persepsi...................................................................................49
2.5 Remaja.............................................................................................................59
3.5 Hipotesis...........................................................................................................72
xii
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN..........................................................73
xiii
6.1 Analisa Univariat..............................................................................................91
7.3.1 Hubungan Peran Guru Terhadap Tindakan Pencegahan HIV pada siswa
SMA Swasta Sudirman Kupang.............................................................................102
7.3.3 Hubungan Persepsi diri Terhadap Tindakan pencegahan HIV pada siswa
SMA Sudirman Kupang.........................................................................................106
8.1 Kesimpulan....................................................................................................110
8.2 Saran..............................................................................................................110
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................113
LAMPIRAN........................................................................................................117
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner Peran Guru, Orang Tua, Persepsi DirI
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Mahasiswi
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
Immune (AIDS) itu sendiri merupakan gejala penyakit yang disebabkan oleh
singga dapat menjalani hidup dengan normal atau seperti biasanya. Dengan
diagnosis HIV dini dan penanganan yang efektif, pengidap HIV tidak akan
berubah menjadi AIDS. AIDS itu sendiri adalah stadium akhir dari infeksi
virus HIV. Pada tahap ini kemampuan tubuh dapat melawan infeksi sudah
hilang sepenuhnya.1
maka orang tersebut sangat mudah terkena berbagai penyakit infeksi yang
1
UNAIDS Global Report: Geneva: Joint United Nations programme: UNAIDS report on the
global AIDS epidemic 2013.
2
menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak masuk ke dalam
komplikasinya.
Di seluruh dunia pada tahun 2013 ada 35 juta orang hidup dengan HIV
yang meliputi 16 juta perempuan dan 3,2 juta anak berisua <15 tahun. Jumlah
infeksi baru HIV pada tahun 2013 sebesar 2,1 juta yang terdiri dari 1,9 juta
dewasa dan 240.000 akan berusia <15 tahun. Jumlah kematian akibat AIDS
sebanyak 1,5 juta yang terdiri dari 1,3 juta dewasa dan 190.000 anak berusia
<15 tahun.2
tahun 1987. Hinnga saat ini HIV AIDS sudah menyebar di 368 kabupaten
dasar oleh orangtua kepada remaja tentang HIV/AIDS dengan perilaku seksual
remaja sebesar 40,1%. Hal ini menjukan pengetahuan dasar yang didapat dari
pengetahuan dari 74.00 menjadi 83,60 dan media leaflet responden juga
orangtua 78% melakukan hubungan seksual secara bebas yang mana dapat
paling mudah dan didapat adalah dari Guru-guru disekolah. Serta, apakah
3
UNAIDS Global Report: Geneva: Joint United Nations programme: UNAIDS report on the
global AIDS epidemic 2013.
4
UNAIDS Global Report: Geneva: Joint United Nations programme: UNAIDS report on the
global AIDS epidemic 2014
4
pencegahan. Oleh sebab itu, peneliti akan mengambil kekurangan itu sendiri
Terdapat 34 juta orang yang indikasi HIV di seluruh dunia. Saat tahun
AIDS di Indonesia masih sangat tinggi, karena 8 persen orang yang dengan
terbanyak yaitu sebanyak 640.000 orang, setelah china, India, karena ketiga
Indonesia hanya 0,43 persen atau masih di bawah tingkat epidemic sebesar
satu persen6.
Sejak tahun 2005 sampai dengan September 2015, kasus HIV masuk
sebanyak 184.929, laporan layanan konseling dan tes HIV. Jumlah kasus HIV
Jakarta (20.147 kasus), Jawa Timur (17.075 kasus) dan Jawa Tengah (12.267
(AIDS) dan Jakarta Timur paling tinggi di DKI. Dari data dapat diterima
kaum laki-laki dengan jumlah kasus 1.016 orang dan juga perempuan
madya lainnya yakni Jakarta barat yang menempati arutan kedua dengan
jumlah 1.177 orang, Jakarta pusat diurutan selanjutnya dengan kasus 938
itu Juli 2019 mencapai 1.509 orang. Kadis Kesehatan Kota Kupang, drg.
HIV dan sisanya, 440 penderita AIDS. Ia mengatakan, baik penderita HIV
maupun AIDS, sebagian besar berada pada rentang usia 25 sampai 49 tahun
dan dominan tertular melalui hubungan seks. Padahal kata dia, berbagai
jika kita tidak yakin terhadap pasangan kita. (Laporan Reporter POS-
AIDS.9
sebanyak 1.376 orang. “Data terakhir hingga hari ini, tercatat penderita HIV-
AIDS di Kota Kupang mencapai 1.376 orang,” Kata Sekretaris KPA Kota
menurut dia, 960 orang diantaranya terinveksi HIV dan 416 orang positif
menderita AIDS, dengan jenis kelamin penderita laki-laki 813 orang dan
persen, ibu rumah tangga 13 persen, PSK 10 persen, PNS 9 persen, mahasiswa
6 persen, TNI/Polri dan buruh 5 persen, pelaut 4 persen. “Trennya masih dari
AIDS di Kota Kupang, maka KPA telah merekrut sebanyak 510 Warga Peduli
9
POS-KUPANG.COM/LAUS MARKUS GOTI drg. Retnowati Kadis Kesehatan Kota
Kupang di ruang kerjanya, 2019.
7
rentan berisiko tinggi untuk terkena HIV saat berkembang menjadi AIDS dari
tahun 2000 sampai dengan 2013, hal ini terjadi pada remaja berusia 15-29
Jakrta Timur rentan usia 16-29 tahun ittu adalah populasi paling tinggi saat
kanak ke arah masa dewasa. Masa remaja juga adalah masa penuh dengan
gejolak, mempunyai sifat ingin rasa tahu sangat besar ini juga menyebabkan
berinteraksi pada lawan jenis. Pada saaat masa remaja, rasa ingin tahu
seks, remaja yang dapat melakukannya baik cara terbuka bahkan dengan mulai
adalah pacaran12.
10
Kupang.sekertaris KPA kota kupang,steven Manave. NTT TERKINI.COM,2018.
11
KPA, 2011.Strategi Nasional penanggulangan HIV dan AIDS (2011-2014)
12
Ahmadi, A. Social Revisi,Cetakan Kedua, Psikologi Jakarta. Rineka. 2013.
8
Untuk itu, orang tua sangat di harapkan untuk menjadi komunikasi yang
orang tua juga sangat bermanfaat bagi perkembangan remaja, dan peran guru-
pandang dan perilaku generasi muda. Sementara itu HIV dan AIDS hampir di
setiap Negara bahkan dunia telah ada. Karena salah satunya orang muda
perilaku baru yang beriko tinggi, maka mereka juga biasanya lebih cepat
tertular virus dari pada kelompok usia yang cukup lebih tua. Guru-guru juga
itu. Teman sebaya disekolah juga dapat dimotivasi dan bersedia mendukung,
bersikap positif terhadap penderita HIV dan AIDS. Guru juga dapat
tentang HIV dan AIDS dapat dibandingkan mereka yang putus sekolah dan
diri, dan status social: bersekolah dapat memberikan peluang kepada pemuda
13
Perwandari, Atik. Konsep Kebidanan sejarah dan profesionalisme: EGC:Jakarta..2014
9
pribadi.14
Selain dukungan orangtua dan guru, presepsi diri juga menjadi variabel
saja tidaklah cukup, tetapi harus sadar dengan resiko dengan tindakan akan
diambilnya. Harus ada itikad dan niatdari diri ketika berada di lingkungan
yang luas dapat menolak pemakaian narkoba atau seks bebas di dalam hal ini
Tindakan pencegahan HIV pada anak <dari 16 tahun, yakni siswa-siswi kelas
Peran Guru, Dukungan Orang Tua, dan Presepsi Diri terhadap tindakan
Jakarta mencapai 1.416 orang. Nusa tenggara timur mencapai 1.509 orang
penderit tersebut 1.069 merupakan penderita HIV dan sisanya 440 penderita
AIDS. Sebagian besar berada pada rentang usia 25 sampai 49 tahun dan
14
Riset Kesehatan Dasar.Jakarta:Badan penelitian dan pengembangan Kesehatan kementrian
kesehatan RI. Depkes RI.2013
15
AIDS dalam belenggu stigma.diambil dari Jakarta: FKUL Jakarta:intema publishing.
Keperawatan Edisi I. Jakarta: salemba Medika Keperawatan; pedoman skripsi.tesis dan instrument
penelitian. Human BNN.2011
10
masalah HIV dan AIDS didapati 6 responden menyatakan peran guru, sangat
Oleh karena itu penulis meneliti ada hubungan antara peran guru, dukungan
orang tua dan persepai diri terhadap Tindakan pencegahan HIV dan AIDS di
Orang Tua, dan persepsi diri terhadap Tindakan pencegahan HIV di SMA
Peran guru, Dukungan orang tua, dan Presepsi diri pada HIV/AIDS sangat
penting untuk upaya tindakan pencegahan HIV, khususnya bagi mereka yang
sangatlah penting, agar siswa-siswi tidak hanya sekedar tau tetapi juga
ialah Hubungan antara peran guru, dukungan orang tua, dan persepsi diri pada
presepsi diri terhadap tindakan pencegahan HIV pada Siswa SMA Sudirman
kupang.
praktis.
selanjutnya terkait dan sadar pencegahan HIV dengan dukungan orang tua,
siswa SMA agar dapat melakukan upaya pencegahan HIV. Juga kepada
siswa itu sendiri untuk lebih presepsi diri dengan upaya pencegahan HIV
dapat menurun.
tindakan pencegahan HIV dengan dukungan peran guru, dukungan orang tua,
dan persepsi diri pada siswa SMA swasta sudirman kupang. Dalam hal ini
Swasta dan 24 SMK) di wilayah cakupan Kota Kupang Nusa Tenggara Timur
duduk di kelas 10. Data tersebut di ambil melalui data primer dengan
13
AIDS adalah sindrom penyakit yang pertama kali dikenal pada tahun
1981. Sindroma ini menggambarkan tahap klinis akhir dari infeksi HIV.
menunjukan tanda atau simptom selama beberapa bulan atau tahun sebelum
AIDS yang dikembangkan oleh CDC Atlanta tahun 1982 memasukan lebih
presumtif dari bila tes laboratorium menunjukan bukti adanya infeksi HIV.16
Virus HIV adalah retrovirus yang termasuk golongan virus RNA virus
16
Firdaus j. Kunoli, SKM.M.Kes; Epidemiologi penyakit menular; 2013
15
HIV pertama kali ditemukan pada januari 1983 oleh Luc montaigner di
pada penderita AIDS yang kemudian disebut HTLV-III. Pada bulan maret
1986 komisi Taksonomi Internasional memberi nama baru HIV yang sampai
informasi genetic sel limfosit yang diserang. Dengan demikian HIV dapat
baru yang memiliki ciri-ciri HIV. HIV dapat di temukan dan diisolasikan dari
sel limfasitT, limfosit B, sel makrofag (di otak dan paru) dan berbagai cairan
tubuh. Akan tetapi sampai saat ini hanya darah dan air mani yang jelas
te/rbukti sebagai sumber penularan sera ASI yang mampu menularkan HIV
dan akahiran “an” “Cegah” berarti menahan agar sesuatu tidak terjadi;
17
Nana Noviana, S.ST,M.Kes; Konsep HIV/AIDS,Seksualitas dan kesehatan Reproduksi;
jakarta:TIM. 2016
16
diambil terlebih dahulu sebelum kejadian, dengan didasarkan pada data atau
untuk melewan infeksi, penyakit. HIV belum dapat di sembuhkan, tapi ada
pengidap HIV tidak akan berubah menjadi AIDS. AIDS adalah stadium
akhir dari infeksi virus HIV.di tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan
Tidak ada vaksin untuk mencegah HIV dan tidak ada obat untuk
AIDS, tapi kita dapat melindungi diri agar tidak terinfeksi. Satu-satunya
18
Nursalam & Kurniawati, N.D; Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS; 2014
Jakarta Salemba Medika.
17
a. Darah
b. Air mandi
c. Cairan Vagina
darah, air liur, dan atau urin. Beberapa uji coba yang menemukan
antibody HIV, antigen atau RNA. Tes antibody HIV didesain dengan uji
coba diagnistik rutin pada orang dewasa. Tes ini juga disebut murah dan
sangat akurat.
cara yang paling umum terinfeksi HIV adalalah berhubungan seks tanpa
memakai kondom, berbagai alat suntik lainnya. Jika terinfeksi HIV, bisa
yang aman. Anda bisa tertular HIV jenis lain mungkin tidak bisa
19
Nursalam & Kurnawati, N.D; Asuhan Keperawatan pada pasien Terinfeksi HIV/AIDS; 2007;
Jakarta Salemba Medikka
20
Ib,id
18
dengan komitmen politik yang tinggi untuk mencegah dan atau mengurangi
pada klinik keluarga berencana dan klinik bersalin, klinik bagi kaum
(PMS).
untuk dilakukan
tertular melalui seks oral sangat rensah tau minim, tetapi ukan
berarti tidak ada sama sekali atau nol. Seks oral juga bisa
bantu eks juga berisiko dalam menyebarkan HIV jika salah satu
gunakan.
Melakukan sunat pada pria. Surat pada pria itu sendiri adalah
21
Firdaus J. kunoli, SKM, M.Kes. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular; 2013
21
2. Pemakaian kondom
ataupun wanita.
HIV pada infeksi menular seksual lainnya. Kondom juga bida dapat
digunakan untuk hubungan seks apa pun. Sangat penting pada para
penis, vagina, mulut dan anus. HIV bisa ditularkan sebelum terjadi
4. Pemakaian pelumnas
22
Nursalan & Kurniawati, N. D. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS;
Jakarta Salemba Medika. 2014
23
1. Hubungan seksual
2. Trasfusi
didapatkan hanya “ya” dan “tidak”, “setuju” dan “tidak setuju”, “benar”
dan “salah’ atau “pernah” dan “tidak pernah’ serta skala ini hanya
23
Firdaus J. kunoli, SKM, M.Kes. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular; 2013
24
mengajar dan hasil belajar siswa sebagai besar ditentukan oleh peranan
dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu mengelolah
24
Portal. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan; Resmi, www. Gov.my diakses. 2016.
25
oleh guru. Seorang guru akan sukses melaksanakan tugas apabilah dia
dan mendapat derajat yang tinggi dan diberikan oleh Allah sendiri.
meliputi banyak hal sebagaimana yang dokemukan oleh Adams & Decey
25
Drs. Moh. User. Usman Menjadi Guru Profesional; 2007
26
hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
merupakan aspek dari lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-
mengadakan
pengetahuan.
tangan guru.
28
Dilihat dari segi dirinya sendiri (self oriented) , seorang guru harus
kepentingan masyarakat.
pengetahuan.
pendidikan anaknya.
siswa.
psikologi.
innovator (pembaharu).
1994:6-7).26
khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang
26
Drs. Moh. User Usman; Menjadi Guru Profesional. Penerbit PT Remaja Rosdakarya-
Bandung; 2007
27
Drs. Moh. User Usman; Menjadi Guru Profesional. Penerbit PT Remaja Rosdakarya-
Bandung; 2007
30
Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru juga dosen pada bab I pasal I di
nyatakan bahwa:
pengabdian tugas- tugas serta di tandai pada keahlian, baik dalam materi
pendidik, guru juga merupakan salah satu factor penentu keberhasilan pada
upaya pendidikan. 28
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terkait oleh dinas maupun di
luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokan terdapat tiga
28
Depertemen Pendidikan Repiblik Indonesia; Statistic HIV/AIDS di Indonesia. 2013
31
jenis guru, yakti tugas dalam bidang profesi tugas kemanusiaan, dan tugas
keahlihan khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh
masiih dilakukan orang diluar kependidikan. Itulah sebabnya jenis profesi ini
menghadapi 29
29
Drs. Moh. User Usman. 2007. Menjadi Guru Profesional
32
berfungsi bertanggung jawab apabila orang itu mampu membuat pilihan juga
lingkungan sosialnya.
oaring tua mampu bertindakk dengan dasar keputusan moral. Dan setiap guru
bertanggung jawab di bidang pendidikan juga dalam waktu dab dia juga
proses pembelajaran dikelas sebagai guru. Tugas guru juga paling utama
(medium) abtara peserta didik juga ilmu pengetahuan. Secara umum dapat
dikatakan bahwa tugas, tanggung jawab juga harus dilaksanakan oleh guru
Apabila dilihat pada rincian tugas juga, tanggung jawab juga harus
Oleh sebab itu guru juga harus diberikan hak-hak tertentu sehingga
No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bab IV Pasar 14 ayat 1
berhak:
kesejahteraan social;
kerja;
kekayaan intelektual;
perundang-undangan.
profesi;
bidangnnya.
14 Tahun 2005 tentang guru juga Dosen disebutkan bahwa guru dalam
1. Morivator
di Taman Siswa yang sudah alam dikenal dengan istilah “ingmadya mangu
2. Informator / Pengajar
3. Pengarah
Jika kepemimpinan bagi guru pada peranan ini lebih menonjol. Guru pada
4. Fasilitator
Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas
berlangsung secara efektif. Hal ini juga termasuk dalam semborang “Tut
Wuri Handayani”
tugaskeprofesionalnya.
Guttman, dimana dalam skala ini jawaban yang didapatkan hanya “ya” dan
“tidak”, “setuju” dan “tidak setuju”, “benar” dan “salah’ atau “pernah” dan
“tidak pernah’ serta skala ini hanya digunakan untuk mengukur variabel
kebiasaan dan lain sebagainya yang dimiliki juga dilakukan darri guru.
dalam bidang keguruannya, dan dari sisi lain tugas guru mulsi juga
perkembangan anak.
Terdapat beberapa sikap dan perilaku orang tua yang dapat mempengaruhi
yang sudah ditetapkan hal itu yang terbaik untuk anaknya. Hal ini
31
Drs. Moh. User Usman; Menjadi Guru Profesional. 2007
32
Leslie,Butt, Ph.D; Stigma dan HIV/AIDS pada anak remaja. 2014
39
siapapun.
terhadap anak.
tiap individu belajar sesuai cara-cara dan juga norma lingkungan seperti
meniru bula anak melihat dan juga mengerti apa yang dilaksanakan
terhadap berperilaku.33
kepala oaring tua beberapa oaring juga berkumpul dan tinggal pada suatu
tempat dii bawah satu atap yang keadaan saling ketergangguan. Orang tua
juga adalah lembaga social dasar di mana semua lembaga atau pranata
Dukungan ialah suatu pola interaksi hal positif dan perilaku untuk
33
Mayo foundation For Medical and Research; HIV/AIDS. 2010.
34
Arifin, Nurul; Hentikan Sigma terhadap AIDS. 2014
41
perkawinan, dan adopsi. Mereka juga saling berinteraksi satu dan lainnya,
suatu budaya.36
a. Dukungan Nyata
35
Ashari, Muhammad Dedi; Hindari AIDS Demi Masa Depan Kita Semua. 2011
36
Laila Erni Yusnita; Pahami Stigma dan Diskriminasi HIV/AIDS. 2012
42
dari bentuk dukungan nyata hal ini antara lain seperti perhatian,
material.
b. Dukungan pengharapan
Dukungan social dari orang tua juga berasal dari dukungan social
43
saying serta antara anggota orang tua, kerabat serta generasi juga
merupakan dasar orang tua hormanis dan juga bahagia. Hubungan kasih
dan saying di antara orang tua yang harmonis juga bahagia. Dallam
kehidupan diwarnaii terhadap rasa saying maka semua pihak dituntut agar
HIV dalam penelitian ini adalah yang berkaitan dengan dukungan orang
37
Jurnal Ilmiah Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi II (2): Universitas
Sumatera Utara. 2015
38
Nasut ion, Rizali H, dkk; ed.AIDS. Kita Bisa Kena, kita Bisa Cegah. Medan: Monora;
17 AVERT,2013.
39
ibid
44
a. Dukungan interpersional
b. Dukungan penilaian
c. Dukungan instrumental
d. Dukungan Emosional
juga didengarkan.
yaitu40:
a. Pekerjaan
ambigu. Pada satu sisi, hal ini juga menambah sumber daya
anak. Tetapi pada sisi lain, pekerjaan bisa mengurangi waktu antara
b. Tingkat pendidikan
40
Promosi Kesehatan dan Illmu Perilaku. Jakarta : PT RINEKA CIPTA, 139-146.2014
46
pencegahan HIV.
kasih satang yang didapat pada dari orang tua untuk anak.
yang terjadi, sifat juga jenis dukungannya bisa ssaja berbeda-beda dan
Namun demikian hal tahap siklus kehidupan dukungan orang tua mampu
stress terhadap kesehatan juga efek utama dengan dukungan orang tua
yang baik akan menurunkan stress juga tekanan secara langsung dengan
emosi.
Dan bukti kuat dari hasil penelitian yag menyatakan bahwa orang
tua besar, orang tua kecil secara kualitatif memiliki hubungan akan
Anak-anak yang berasal dari orang tua kecil dalam artian orang tuanya
tidak banyak memiliki anakn dan menerima lebih banyak perhatian dari
pada anak-anak dari orang tua besar (orang tua yang memiliki banyak
anak). Dan dukungan ini diberikan orang tua (khususnya ibu) juga
dipengaruhi pada usia dan ibu yang masih muda cenderung dengan tidak
41
Friedman, Marilyn M. Buku ajar keperawatan: riset, Teori dan Praktek; Jakarta : EGC; (2014).
48
kelas social, ekonomi dan orang tua. Kelas social dan ekonomi yang di
tingkat pendidikan individu sebagai anggota orang tua. Dengan hal ini
agosentris dan juga otoristas. Selain lain ini orang tua juga kelas social,
keterlibatan yang lebih tinggi dari pada orang tua dengan kelas sosila,
anaknya42.
Remaja
rasa ingin tahunya yang masih sangat besar peran orang tua tersebut
yaitu43:
HIV
Guttman, dimana dalam skala ini jawaban yang didapatkan hanya “ya” dan
“tidak”, “setuju” dan “tidak setuju”, “benar” dan “salah’ atau “pernah” dan
“tidak pernah’ serta skala ini hanya digunakan untuk mengukur variabel
persepsi adalah acara seseorang melihat akan sesuatu, dan dalam arti luas
stimulus yang didapat dari proses penginderaan pada objek, dan periwisata.
memiliki arti.
karena itu, dari segi biologis pada dasarnya semua makhluk hidup dari
a. Aktivitas yang dapat di amati atau dilihat oleh orang lain seperti
44
Alex Sobur. Psikologi Umum:. Bandung, CV Pustaka Setia; 2016
51
b. Aktivitas yang tidak dapat dimati oleh orang lain (dari luar) seperti
maka dalam hal ini pula perilaku individu respons seseorang terhadap
rangsangan tersebut masih respons, maka dalam ini pula perilaku individu
45
Ibid Sunaryo. 2013
52
dapat diamati oleh orang lain (dari luar) secara jelas. Dari hal ini
bersangkutan.
bisa pada penilaian, target, objek di nilai pada situasi itu dibuat. Ketika
Konteks ini pun sangat berpengaruh. Waktu melihat perinstiwa ini dapat
seseorang yaitu:
objek-objek persepsinya.
persepsi.
47
Notoatmodjo, Soekidjo; Loc. Cit. 2010
54
Gambar 2.1
prakonsepsi mereka.
55
c. Ingatan selektif ialah cenderung akan mengingat bah yang baik telah di
yang hanya focus terhadap satu dan atau dua objek saja.
mempengaruhi persepsi48.
1. Pengorganisasian
2. Stereotif
sudut pandang diri sendiri. Contonya juga dari umur,: orang taua
3. Selektif
48
Ibid Sunaryo. 2013
49
Wibowo. Perilaku dalam Organisasi; Jakarta: Raja Grafindo. 2014
56
4. Karakteristik pribadi
posotof.
5. Situasional
7. Kebutuhan tertentu
b. Persepsi Audinif
c. Persepsi social
menjadi talar.
1. Prinsip kedekatan
58
2. Prinsip kelanjutan
Guttman, dimana dalam skala ini jawaban yang didapatkan hanya “ya” dan
“tidak”, “setuju” dan “tidak setuju”, “benar” dan “salah’ atau “pernah” dan
“tidak pernah’ serta skala ini hanya digunakan untuk mengukur variable
mengartikan dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada
2.5 Remaja
seksual yaitu usia 11 atau 12 tahun sampai pada 20 tahun, yaitu menjelang
masa dewasa muda. Remaja tidak mempunyai tempat yang jelas, yaitu
Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak, masa dewasa,
dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder,
50
Pieter, Herri Zan. Pengantar Psikologi dalam Keperawatan. Jakarta: Kencana 2011.
51
United States of America; Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Remaja Jakarta Tentang
Seks Aman dan Faktor yang Berhubung; MC Graw Hill; 1076,2372-2390. Hadi, et al.,
2008. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional. 2013.
52
Rineka Cipta ; Pencegahan AIDS. Dalam: AIDS & PMS dan perkosaan. Jakarta. 2014
60
bila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun untuk anak
menikah.
6. Dan menurut WHO, remaja dan anak telah mencapai umur 10-18
53
Mayo Foudation For Medical Education and Research. HIV/AIDS. 2014
61
yang dewasa.
Menurut para ahli sala satunya adalah Hurlock, reproduksi sehat remaja
1. Remaja Awal usia 11-13 tahun Usia 11-13 tahun ini juga merupakan tahap
remaja awal. Dengan masa ini mulai terjadi banyak perubahan, baik secara
fisik atau jasmani maupun rohani dan tidak disadari oleh mereka.remaja
dan juga masalah pergaulan. Tahap ini remaja juga perlu mengetahui
2. Remaja Tengah usia 14-18 tahun merupakan tahap lanjut dari remaja awal,
mulai memasuki tahap yang aktif seksual. Tahap lanjut dari remaja awal
kehidupannya.
3. Remaja Akhir usia 19-21 tahun. Dan usia 19-21 tahun merupakan tahap
remaja tengah dengan rentan esia 14-18 tahun. Lebih spesifiknya adalah
Melio no, I., dkk. Pengetahuan. Dalam : MPKT Modul I. Jakarta: Lembaga Penerbit
54
FEUI;33-35. 2014
62
lanjutan juga dillakukan pada proses aktif dalam usaha menghalangi dan
dalam arti luas sebagai pandangan setiap orang secara individu untuk
mengartikan sesuatu dan juga pada sisi pencegahan HIV pada remaja.
55
Notoadmojo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010
56
ibid
64
d. Minat diri
kesehatannya.
57
Gayle, H.D. and G.L. Hill. Glabal impact of human immunodeficiency virus and AIDS.
Climical Epidemiologi. 2014. 14 (12): 327-335.
58
ibid
65
Dibutuhkannya minat diri, terhadap penelitian ini disebut juga persepsi diri
SMA Sudirman Kupang NTT mengacu dari tiga teori perilaku kesehatan dari
teori Lawrance Green (2010), teori Thoughs and Feeeling (WHO, 2010, dan
59
Sayler, G.B. Beyond the Biblical impasse: Homosexuality through the lens of theological the
lens of theological anthropologi. Dialog: A Journal Of Theology, 2015. 44 (1),81-89.
60
Lameshow Stanley. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan; UGM, Yogyakarta.
2013
67
1. Behavior Intention :
Melakukan tes HIV rutin
2. Social support:
Dukungan Orang Tua
Dukungan keluarga
TINDAKAN
3. Accessibility of Informaation
PENCEGAHAN HIV
Peran Guru
Dukungan Sekolah
4. Personal autonomy :
Persepsi Diri
Media Informasi
Gambar 3.1
Independent Dependent
Persepsi Diri
TINDAKAN PENCEGAHAN
Peran Guru
HIV
X1
Y
X2
X3
Keterangan :
Dalam membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang akan diamati dan atau diteliti, dan perlu sekali
variabel tersebut diberikan batasan yang disebut dengan definisi oprasional hal ini juga bermanfaat dan mengarahkan kepada
pengukuran, pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrument dan atau alat ukur61.
NO Variabel Defenisi Konsep Definisi Oprasional Cara Ukur Alat Skala Ukur Hasil
Ukur Ukur
Dependen
1. Tindakan Pencegahan adalah mengambiil suatu Bagaimana sehingga seorang remaja Responden Kuesioner 1. Melakukan Nominal
Pencegahan tindakan yang diambil terlebih dahulu bisah dikatakan mencegah atau tidak Mengisi tindakan
HIV sebelum kejadian, dengan didasarkan dicegah dengan adanya: Kuesioner pencegahan
pada data atau keterangan yang 1. Hubungan seksual HIV, jika skor ≤
bersumber dari hasil analisis 2. Transfusi mean (7,6)
epidemiologi atau hasil pengamatan
61
Notoadmojo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta; Rineka /Cipta. 2013
70
Orang Tua sangat berperan penting keluarga terhadap anggotanya, selalu mendukung
untuk memberikan pemahaman siap memberikan dukungan berupa: jika nilai <
terhadap anak sebagai bahan utama 1. Kasih Sayang mean
sebelum berinteraksi dengan 2. Perhatian
lingkungan sekitar,sosial dan
perkembangan anak pada tindakan
pencegahan HIV itu sendiri.
4 Persepsi Persepsi ialah proses yang dilakukan Factor yang membentuk dan Responden Kuesioner 0. Mendukung Ordinal
Diri secaraa individu untuk memilih mengganggu persepsi. Hal ini juga bisa Mengisi jika nilai ≥
masukan-masukan informasi yang pada penilaian, target, objek di nilai Kuesioner mean
menciptakan dunia yang memiliki pada situasi itu dibuat. Ketika 1. Tidak
arti. seseorang melihat target, interpretasi mendukung
tentang yang dilihat, dipengaruhi oleh: jika nilai <
1. Kebutuhan mean
2. Pengalaman
72
3.5 Hipotesis
Ada hubungan antara peran guru, dukungan orang tua dan persepsi diri
karya tulis berdasarkan kenyataan ilmia. Karya tulis ini diperoleh sebagai hasil
tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatian yaitu, cara ilmiah,
62
Sastroasmoro, metode penelitian bidang Kesehatan. jakarta 2011
63
Wibowo A. Metodelogi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan. Jakarta: PT.
Rajagrafindo persada;2014
64
Wibowo A. Loc. Cit
74
dilaksanakan.
Penelitian ini ialah penelitian atas sebuah hasil survey yang bersifat
oleh peneliti dalam mengumpulkan data supaya penelitian dapat lebih mudah
juga hasilnya lebih baik lagi. Dalam airti yang lebih cermat, lengkap, juga
Instrument dapat digunakan saat penelitian ini ialah kuesioner yang berisi
persepsi diri pada siswa-siswi SMA (SMA Sidirman) kelas 10, di kupang nusa
tenggara timur. Alat ukur digunakan pada penelitian ini yaitu kuesioner untuk
checklist (√) sesuai dengan hasil yang diinginkan responden. Untuk nilai
65
Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka CCipta;2012
66
Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka CCipta;2011
75
positive dari kiri ke kanan 1-5 sedangkan untuk nilai negative dari kiri ke
kanan 5-1.
suatu populasi target, terjangkau dan akan diteliti dapat diambil oleh
siswa yang telah lulus, berhenti, atau sudah tidak terdaftar lagi utuk
tahap uji validitas juga reabbilitas. Untuk ini dilakukan uji coba
4.4.3.1 Validalitas
Validitas ialah suatu indeks yang menggunakan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur. Suatu kuesioner dilakukan valid jika
jika korasional yang diperoleh pertihungan lebih besar atau sama dengan r
1867..
Tabel 4.1
pernyataa
1. 0.814 Valid
2. 0.796 Valid
3. 0.796 Valid
4. 0.696 Valid
6. 0.814 Valid
7. 0.795 Valid
8. 0.796 Valid
9. 0.696 Valid
1. 0.861 Valid
2. 0.836 Valid
3. 0.799 Valid
4. 0.700 Valid
67
Sugiyono. Metodologi Penelitian Statistika Jakarta: Rineka Cipta; 2011
79
6. 0.809 Valid
7. 0.790 Valid
8. 0.779 Valid
9. 0.627 Valid
1. 0.808 Valid
2 0.645 Valid
3. 0.613 Valid
4. 0.652 Valid
6. 0.541 Valid
7. 0.667 Valid
8. 0.699 Valid
9. 0.694 Valid
1. 0. 813 Valid
2. 0. 813 Valid
3. 0.533 Valid
4. 0.787 Valid
6. 0.712 Valid
7. 0.813 Valid
8. 0.787 Valid
80
9. 0.813 Valid
d.4.3.2 Reliabilitas
adalah alat ukur untuk menunjukan sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali dan atau lebih terhadap
gejala yang sama dengan alat ukur sama. Kuesioner dikatakan reliable jika
yang sama. Nilai reabilitas dari Cronbach’s Alpha, yaitu pada sebuah alat
Tabel 4.2
Alpa
HIV
hasil kuesioner yang diujikan seluruhnya valid juga reliabel sehingga juga
dukungan orang tua, persepsi diri pada siswa SMA Swasta sudirman
kepada siswa SMA swasta sudirman kupang nusa tenggara timur. Pada hal
a. Editing
Penyuntingan data saat dilakukan dilapangan , agar data yang salah Bisah
b. Coding
c. Entry Data
d. Data Bersih
perbaikan.
Data yang diolah menggunakan softwere SPSS For Windows versi 1.6
4.4.5.1 Univariat
4.4.5.2 Bivariat
4.4.5.3 Tabel
gambaran.
4.4.6.1 Naratif
pemahaman terhadap hasil penelitian itu sendiri. Berdasarkan teori juga akan
peran guru, dukungan oaring tua, persepsi diri pada siswa SMA swasta sudirman
SMA swasta Sudirman berasal dari kupang Nusa Tenggara Timur. Pada tahun
1999 ditetapkan menjadi SMA di kupang dan terletak di jalan salak Keluran
DATA SEKOLAH
NIS : 30064
Alamat : Jalan Salak RT.17-Rw.07 Kel. Oepura Kec. Mulafa Kota Kupang
Telepon :-
Status :Swasta
Tanah :6648 m2
Bangunan :5500 m2
lain:
1. Kantin
2. Parkiran Kendarahan
3. Kantin
4. Perpustakaan
5. Lapangan
6. Laboratorum Biologi
7. Laboratorum Fisika
8. Laboratorum Kimia
9. Laboratorum Komputer
18. Taman
19. Toilet
SMA Beringin berasal dari kupang Nusa Tenggara Timur yang kita kenal di
NTT Pada tahun 1978 didirikan SMA Beringin di bawa naunggan SMA N. 3
Kupang dan pada tahun 1996 ditetapkan menjadi SMA Beringin dididikan secara
mandiri dan tidak memmakai cabang SMA N. 3 Kupang sekolah ini terletak di
dan pada tahun 1996 SMA Beringin Mempunya status dengan tidak di
4. Pada Tahun 2004-2020 saat ini SMA Beringin Kupang dibawa pimpinan
DATA SEKOLAH
NIS : 2064
Status :Swasta
lain:
1. Kantin
2. Parkiran Kendarahan
3. Kantin
4. Perpustakaan
5. Lapangan
90
6. Laboratorum Biologi
7. Laboratorum Fisika
8. Laboratorum Kimia
9. Laboratorum Komputer
10. Laboratorum IP
Hasil penelitian ini dibagi atas dua bagian yaitu, analisa univariat yaitu
frekuensi peran guru, dukungan orangtua, persepsi diri dan tindakan pencegahan
HIV pada siswa. Analisa bivariat yang digunakan adalah uji Chi Square yaitu
apakah ada hubungan peran guru, dukungan orangtua dan persepsi diri terhadap
frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti, yaitu peran guru, dukungan
Tabel 6.1
Jumlah
Tindakan Pencegahan HIV Persentase
Responden
Tidak Melakukan 63 46%
Melakukan 74 54%
137 100%
Tabel 6.2
Jumlah
Tindakan Pencegahan HIV Persentase
Responden
Tidak Melakukan 63 46%
Melakukan 74 54%
Tabel 6.3
Jumlah
Tindakan Pencegahan HIV Persentase
Responden
Tidak Melakukan 63 46%
Melakukan 74 54%
Jumlah
Peran Guru Persentase
Responden
Tidak Mendukung 54 39%
Mendukung 83 61%
137 100%
hubungan antara 2 variabel yaitu variabel bebas dengan variabel terikat dengan
menggunakan uji chi square pada α=5%. Bila nilai p > α (5%) maka
Ho diterima yaitu ada hubungan peran guru, dukungan orangtua dan persepsi
94
diri terhadap tindakan pencegahan HIV pada siswa SMA Swasta Sudirman
Tabel 6.5
Tahun 2020
siswa SMA Swasta Sudirman Kupang tahun 2020, diketahui dari 83 responden
Hasil uji statistik chi square hubungan peran guru (variabel X1) dengan
artinya p. value < alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan hipetosis nol (Ho)
95
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima atau ada hubungan yang
bermakna antara peran guru terhadap tindakan pencegahan HIV pada siswa
Hasil Uji diperoleh nilai OR = 8,74 artinya peran guru yang mendukung
Tabel 6.6
Tahun 2020
pada siswa SMA Swasta Sudirman Kupang tahun 2020, diketahui dari 85
Hasil uji statistik chi square hubungan dukungan orangtua (variabel X2)
0,000 artinya p. value < alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan hipetosis nol
(Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima atau ada hubungan yang
Tabel 6.6
Hubungan Persepsi Diri Terhadap Tindakan Pencegahan HIV
OR
Dukungan Orangpada
tua Siswa SMA Swasta Sudirman Kupang
P Value
Tahun 2020
n % n % n %
siswa SMA Swasta Sudirman Kupang tahun 2020, diketahui dari 78 responden
Hasil uji statistik chi square hubungan persepsi diri (variabel X3) dengan
artinya p. value < alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan hipetosis nol (Ho)
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima atau ada hubungan yang
bermakna antara persepsi diri terhadap tindakan pencegahan HIV pada siswa
Pada bab ini akan membahas tentang interpretasi data, diskusi penelitian dan
peran guru, dukungan orangtua dan persepsi diri terhadap tindakan pencegahan
HIV pada siswa SMA Swasta Sudirman Kupang. Sampel dalam penelitian ini
pembahasan hasil penelitian ini dibagi menjadi interoretasi hasil dan keterbatasan
penelitian
sulit melihat perilaku siswa dalam rentang waktu yang panjang serta melihat
kebenaran jawaban yang ditulis oleh responden. Rancangan penelitian ini adalah
satu dengan yang lainnya sehingga sehingga menimbulkan jawaban yang sama.
99
Kelemahan lain dalam penelitian ini adalah interpretasi dari tiap-tiap responden
Hasil penelitian tentang peran guru, dukungan orangtua dan persepsi diri
guru mendukung dalam pencegahan HIV (6%), orangtua yang mendukung dalam
pencegahan HIV (62%) dan persepsi diri yang mendukung dalam pencegahan
HIV (57%).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Yani Wulandari (2013),
HIV/AIDS pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru yang kurang baik sebanyak 35
pencegahan HIV/AIDS dan responden memiliki motivasi yang kurang baik dalam
Hasil Penelitian Ini Juga Diperkuat Oleh Penelitian Nenny (2013) dengan
yang kuat, pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki persepsi yang
(2012), bahwa perilaku dan pengetahuan sangat erat hubungan yang positif
senada juga dijelaskan oleh teori WHO (2008), bahwa pengukuran dan
pencegahan HIV/AIDS.69
FEUI;33-35
69
102
melakukan pergaulan bebas (seks bebas), Napza dan juga melakukan kegiatan
dari sekian banyak perilaku hidup sehat. Namun banyak individu yang kurang
Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p = 0,000 artinya p. value <
alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara
peran guru terhadap tindakan pencegahan HIV pada siswa SMA Swasta
70
Notoatmodjo (2010). Pendidikan dan perilaku Kesehatan. Jakarta.
103
belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab
untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses
satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis
pelatihan. Karena tidak ada vaksin yang efektif untuk pengobatan HIV/AIDS,
dan pencegahan, dan guru memainkan peran penting dalam hal ini karena jika
dan sikap positif terhadap siswa. Juga, memiliki pengetahuan dan informasi
adalah kunci pertama dan elemen yang diperlukan dalam usaha untuk
EGC,Jakarta.
104
Yogyakarta dengan tingkat keratan kuat. Hal ini diperoleh dari hasil uji statistik
dengan nilai signifikasi p value 0,000 (p value < 0,05) dan nilai koefisien
kontingensi 0,439.
value < alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang
diri sangat erat hubungannya dengan sikap, serta kekuatan sikap selalu
pandangan hidup yang baik dan benar serta mampu membuat keputusan
kompleksitas masalah yang paling luar biasa. Hal ini menunjukkan bahwa
peran orangtua yang baik akan membentuk citra diri yang baik pada
remaja dan sikap remaja tentang perilaku seksual pranikah yang baik pula
dan secara tidak langsung akan membuat remaja memiliki prilaku yang
dikalangan remaja.
73
Nuranti (2015) asuhan keperawatan dan pesien terinfeksi HIV dan AIDS.
Jakarta: Salemba Medika.
106
Hasil uji statistik chi square hubungan persepsi diri diperoleh nilai p
= 0,000 artinya p. value < alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan ada
pencegahan HIV pada siswa SMA Sudirman Kupang tahun 2020. Persepsi
mendukung.
sikap yang timbul tidak saja ditentukan oleh keadaan lingkungan yang
sehingga sikap seseorang yang baik akan membentuk perilaku yang baik
juga.
yang kuat, pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang
Penelitian ini sejalan juga dengan yang diungkapkan oleh Muhlisin (2009),
sekolah.74
Cipta.
108
dengan sikapnya dan tidak ada upaya dalam mengubah tindakan atau
aktivitas ia harus tahu terlebih dahulu atau seseorang harus memiliki sikap
baik. Sikap yang baik terbukti secara statistik berhubungan dengan angka
kejadian kanker servik, artinya remaja yang mempunyai sikap yang baik
juga cenderung melakukan upaya pencegahan HIV dan AIDS yang kurang
baik, hal ini bisa dapat terjadi karena pengetahuan yang dimiliki
HIV dan AIDS tidak secara menyeluruh. Beberapa faktor seperti tingkat
8.1 Kesimpulan
(62%) dan persepsi diri yang mendukung dalam pencegahan HIV (57%).
pencegahan HIV pada siswa SMA Swasta Sudirman Kupang tahun 2020
pencegahan HIV pada siswa SMA Swasta Sudirman Kupang tahun 2020
8.2 Saran
sebagai berikut :
yang berisiko tertular HIV dan AIDS. Bagi pihak sekolah dan
AIDS untuk seluruh sekolah (guru, staf, dan siswa) agar dapat
remaja.
3. Bagi Masyarakat
112
4. Penelitian Selanjutnya
pencegahan HIV/AIDS.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. 2007. Psikologi Sosial Edisi Revisi, Cetakan Kedua, Jakarta. Rineka
Cipta
Anita, 2014. Penyebaran Dan Usaha Pencegahan Aids. Dalam: Nasution, R.H.,
Anwar, C.,
Nasution, D.P., Ed. Aids Kita Bisa Kena Kita Bisa Cegah. Medan : Penerbit
Monora, 35-41.
Arifin, Nurul. 2014 Hentikan Stikma Terhadap Aids. Jakarta. Binekha Ika
Press.
Brooks, Geo.F., butel, janet S., dan morse. Stephen A., 2010. AIDS dan lentivirus
Indonesia.
Depertemen Kesehatan Republik Indonesia, 2012. Statistic Kasus HIV/AIDS di
Indonesia..
Indonesia..
Indonesia ; 2014
Gayle, H.D. and G.L,. Hill. Global impact if human immunodeficiency vvirus and
sumatera Utara.2015
Timur. 2010-2014.jakarta
EGC:Jakarta..2014
Psikologi Sosial Edisi Revisi, Cetakan Kedua, Jakarta. Rineka Cipta. Ahmadi, A.
2011.
Cipta
JURUSAN D4 KEBIDANAN
TAHUN 2020
Salam Sajatera..
Saya Efi Yulinda Famani Mahasiswi STIKIM dengan nomor induk (NPM)
07180100110, bermaksud melakukan penelitian yang berjudul “HUBUNGAN
ANTARA PERAN GURU, DUKUNGAN ORANG TUA DAN PERSEPSI
DIRI TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN HIV PADA SMA
BERINGIN KUPANG NTT”
Atas kerja sama dan bantuannya saya mengucapkan banyak limpah terima kasih.
Hormat Saya,
A. INDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :…………………………..
2. Asal Sekolah :……………../Kelas……..
3. Jenis Kelamin :L/P
4. Hari/ Tanggal :…………………………..
1. Tabel Pertanyaan Tindakan Pencegahan HIV
N Pertanyaan Jawaban
o Responden
Ya Tidak
Hubungan seksual
1. Apakah Usia anda adalah usia yang paling rawan
terkena HIV?
2. Menurut anda, apakah satu-satunya cara tertular HIV
adalah dengan berhubungan sex?
3. Menurut anda, apakah pemakian kondom sangat
penting?
4. Usia remaja adalah usia yang sangat rentan untuk
tertularnya HIV.
5. Dapatkah saya terkena HIV melalui kontak atau
aktivitas sosial biasa seperti berjabat tangan,
berciuman, berbagi gunting kuku, kolam renang,
dudukan toilet, dan bersin?
Trasfusi
6. Menurut anda, menggunakan pelumas saat
berhubungan seksual dapat mencegah penularan HIV?
7. Apakah dengan donor darah bisah tertular HIV?
8. Apakah, dengan menggunakan narkoba suntik dapat
menular HIV?
9. Dengan adanya bersin dapat menyebabkan tertularnya
virus HIV.
10. Dapatkah saya terkena HIV dari jarum pada kursi
bioskop?
2. Tabel Pertanyaan Variabel Peran Guru
Petunjuk Pengisian Kuesioner :
a. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti sebelum memilih jawaban dan
berikanlah jawaban sesuai dengan alternatif yang anda pilih.
b. Kami mohon setiap pertanyaan dijawab dengan jujur dan apa adanya serta
tidak ada yang terlewatkan.
c. Jawaban yang anda berikan tetap dirahasiakan dan tidak akan digunakan
diluar kepentingan.
d. Beri tanda cheklist (√) pada kolom yang disediakan untuk jawaban yang
dipilih.
Keterangan:
S : Selalu KK : Kadang-Kadang TP
: Tidak Pernah
SR : Sering HTP : Hampir tidak pernah
No Pernyataan Jawaban Responden
S SR KK TP HTP
Motivator.
1. Guru saya sangat berperan penting untuk menyampaikan
informasi tentang penyakit HIV.
2. Guru saya menyarankan saya untuk mengikuti seminar.
3. Guru saya melibatkan saya dalam setiap kegiatan
pencegahan HIV.
4. Guru saya mengingatkan untuk Hindari menyentuh darah
dan cairan tubuh orang lain.
5. Guru saya mengarakan saya untuk Bergabung dengan
kelompok belajar.
Pengajar
S SR KK TP HTP
Dukungan interpersional
Kepribadian
Motivas
i
5. Pertama kali saya melihat pembelajaran ini,saya
percaya bahwa pembelajaran ini sangat bagus bagi
saya.
Fasilitas kesehatan bisah membantu untuk
melakukan pencegahan HIV.
6. Jelas bagi saya bagaimana hubungan materi
pembelajaran pencegahan HIV ini dengan apa yang
telah saya ketahui.
7. Saya memahami tentang pencegahan HIV dengan
motivasi diri saya sendiri.
8. Saya selalu mau belajar mengenai pencegahan HIV.
9. Bergaul dengan teman-teman sebaya untuk saling
memotivasi.
LAMPIRAN OUTPUT SPSS
Frequencies
Notes
Output Created
Comments
Input Data
Filter <none>
Weight <none>
N of Rows in Working
137
Data File
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=HIV Guru Ortu
Persepsi
/ORDER=ANALYSIS.
Tindakan
Pencegahan Dukungan
HIV Peran Guru Orangtua Persepsi Diri
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Peran Guru
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Persepsi Diri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Notes
Output Created
Comments
Input Data
Filter <none>
Weight <none>
N of Rows in Working
137
Data File
Syntax CROSSTABS
/TABLES=Guru Ortu Persepsi BY
HIV
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT EXPECTED
ROW
/COUNT ROUND CELL.
Dimensions Requested 2
Cases
Dukungan Orangtua *
137 100.0% 0 .0% 137 100.0%
Tindakan Pencegahan HIV
Peran Guru * Tindakan Pencegahan HIV
Crosstab
Tidak
Melakukan Melakukan Total
Mendukung Count 22 61 83
Chi-Square Tests
Linear-by-Linear
31.933 1 .000
Association
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 24,83.
Dukungan Orangtua * Tindakan Pencegahan HIV
Crosstab
Tidak
Melakukan Melakukan Total
% within Dukungan
75.0% 25.0% 100.0%
Orangtua
Mendukung Count 24 61 85
% within Dukungan
46.0% 54.0% 100.0%
Orangtua
Chi-Square Tests
Linear-by-Linear
28.198 1 .000
Association
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23,91.
Persepsi Diri * Tindakan Pencegahan HIV
Crosstab
Tidak
Melakukan Melakukan Total
% within Persepsi
76.3% 23.7% 100.0%
Diri
Mendukung Count 18 60 78
% within Persepsi
23.1% 76.9% 100.0%
Diri
Total Count 63 74 137
% within Persepsi
46.0% 54.0% 100.0%
Diri
Chi-Square Tests
Linear-by-Linear
37.988 1 .000
Association
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 27,13.