Anda di halaman 1dari 117

SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA


DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI
PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
UPT PUSKESMAS TANJUNG REJO
DELI SERDANG
TAHUN 2021

Oleh
MELANIA SYAHFITRI
170204015

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2021
SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA


DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI
PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
UPT PUSKESMAS TANJUNG REJO
DELI SERDANG
TAHUN 2021

Skripsi ini diajukan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Keperawatan


(S.Kep) di Program Studi Keperawatan Fakultas Farmasi Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia

Oleh

MELANIA SYAHFITRI
170204015

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2021
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah di bimbing dan diperiksa oleh pembimbing dan layak di
presentasikan di dalam seminar skripsi

Medan, 04 Agustus 2021

Pembimbing

(Dr. Karnirius Harefa S.Kp., S.Pd., M.Biomed )

Disetujui oleh

Program Studi Keperawatan

Fakultas Fasrmasi Dan Ilmu Kesehatan

Universitas Sari Mutiara Indonesia

Ketua

i
(Ns. Marthalena Simamora, M.Kep)
PERNYATAAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN


TINDAKAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI PADA PASIEN
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS
TANJUNG REJO DELI SERDANG
TAHUN 2021

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan
belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan di
suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain dalam naskah ini,
kecuali tertulis dan tercantum dalam daftar pustaka.

Medan, Agustus 2021

Peneliti

ii
Melania Syahfitri

ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Diri
Nama : Melania Syahfitri
Tempat/Tanggal Lahir : Binjai/ 08 Januari 2000
Agama : Islam
Anak ke : 1 (satu) dari 2 (Dua) bersaudara
Alamat : Jalan Kesatria I No. 6 Lk. III, Kec. Binjai
Kota, Kab. Kota Binjai, Sumatera Utara
No. HP : 0853-6264-7939
E-mail : Melanisyahfitri777@gmail.com

II. Data Orang Tua


Nama Ayah : Muhammad Sofyan
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Nama Ibu : Titin Mardiana
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Jalan Kesatria I No. 6 Lk. III, Kec. Binjai
Kota, Kab. Kota Binjai, Sumatera Utara
III. Pendidikan
Tahun 2004 - 2005 : TK Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Binjai
Tahun 2005 - 2011 : SDN N 020252 Binjai
Tahun 2011 - 2014 : SMP Negeri 7 Binjai
Tahun 2014 - 2017 : SMA Negeri 1 Binjai
Tahun 2017 - sekarang : Sedang menyelesaikan pendidikan Sarjana
Keperawatan di Program Studi Keperawatan
Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia

iii
ii
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Skripsi, Agustus 2021


Melania Syahfitri
Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Dengan Tindakan Pencegahan
Komplikasi Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Tanjung Rejo Deli Serdang Tahun 2021
xiii + 58 hal + 7 tabel + 1 Skema + 17 lampiran

ABSTRAK

Hipertensi merupakan suatu keadaan peningkatan tekanan darah secara abnormal


yang dapat menjadi penyebab utama timbulnya penyakit kardiovaskuler. Peran
keluarga terhadap pencegahan komplikasi hipertensi sangat penting. Namun di
Indonesia menunjukkan pengetahuan dan kesadaran keluarga terhadap hipertensi
dan pencegahan komplikasinya masih sangat rendah. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan tindakan
pencegahan komplikasi pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Tanjung Rejo Deli Serdang tahun 2021. Jenis penelitian ini adalah Analitik
Korelasi dengan desain Cross Sectional. Sampel dalam penelitian sebanyak 77
responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling.
Hasil uji statistik menggunakan uji Spearman diperoleh p value 0,000 < α 0,05
yang menandakan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan
keluarga dengan tindakan pencegahan komplikasi pada pasien hipertensi di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang tahun 2021. Dengan
nilai koefisien korelasi r = 0,421 yang artinya hubungan antara tingkat
pengetahuan keluarga dan tindakan pencegahan komplikasi pada pasien
hipertensi cukup erat. Semakin baik pengetahuan keluarga maka semakin baik
tindakan pencegahan komplikasi pada pasien hipertensi. Disarankan bagi anggota
keluarga pasien untuk meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi dengan
membaca buku, bertukar informasi dengan orang lain, menonton televisi
mengenai kesehatan khususnya hipertensi serta hadir pada acara-acara penyuluhan
kesehatan atau bisa bertanya pada petugas kesehatan.

Kata kunci : Hipertensi, Pengetahuan Keluarga, Pencegahan Komplikasi


Daftar Pustaka : 42 (2016-2021)

iv
NURSING STUDY PROGRAM 
FACULTY OF PHARMACEUTICAL AND HEALTH SCIENCES 
SARI MUTIARA INDONESIA UNIVERSITY 

Scription, August 2021 


Melania Syahfitri 
The Relationship Of Family Knowledge Level With Complications Prevention
Measures in Hypertensive Patients in the Work Area of UPT Puskesmas
Tanjung Rejo Deli Serdang in 2021 
xiii + 58 pages + 7 tables + 1 Scheme + 17 attachments 

ABSTRACT

Hypertension is a condition of abnormally increased blood pressure which can be


the main cause of cardiovascular disease. The role of the family in preventing
complications of hypertension is very important. However, in Indonesia, family
knowledge and awareness of hypertension and prevention of its complications is
still very low. The purpose of this study was to determine the relationship between
the level of family knowledge and the prevention of complications in hypertension
patients in the Tanjung Rejo Deli Serdang Health Center UPT Work Area in
2021. This type of research was Correlation Analytical with adesign Cross
Sectional. The sample in the study was 77 respondents with a sampling technique
using purposive sampling. The results of statistical tests using thetest Spearman
obtained p value 0.000 < 0.05 which indicates there is a significant relationship
between the level of family knowledge and prevention of complications in
hypertension patients in the Work Area of UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli
Serdang in 2021. With a correlation coefficient value of r = 0.421 which means
that the relationship between the level of family knowledge and the prevention of
complications in hypertensive patients is quite close. The better the family
knowledge, the better the prevention of complications in hypertensive patients. It
is recommended for family members of patients to increase knowledge about
hypertension by reading books, exchanging information with others, watching
television about health, especially hypertension and attending health education
events or being able to ask health workers. 

Keywords : Hypertension, Family Knowledge, Complication Prevention


Bibliography : 42 (2016-2021)

v
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan kepada peneliti dan atas berkah rahmat dan karunia-Nya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan
Tingkat Pengetahuan Keluarga Dengan Tindakan Pencegahan Komplikasi
Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo
Deli Serdang 2021”

Penyelesaian skripsi ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan


pendidikan pada Program Studi Keperawatan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun 2021. Selama proses
penyusunan skripsi ini, begitu banyak bantuan, nasehat dan bimbingan yang
peneliti terima demi kelancaran penulisan skripsi ini. Dengan segala kerendahan
hati, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terimakasih yang
terhormat Bapak/Ibu:

1. Dr. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
3. Taruli Rohana Sinaga SP, MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Dr. Budi Afrian, M.Kes, selaku Kepala UPT Puskesmas Tanjung Rejo yang
telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan survey data awal
dan memperoleh data dasar di UPT Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
5. Ismail SSTP, MSP, selaku Camat Percut Sei Tuan yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang.

vi
6. Ns. Marthalena Simamora, S.Kep, M.Kep, selaku Ketua Program Studi
Keperawatan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara
Indonesia.

ii
7. Dr. Karnirius Harefa, S.Kp., S.Pd., M.Biomed, selaku Dosen Pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Ns. Janno Sinaga, M.Kep, Sp.KMB selaku selaku Penguji I yang telah
meluangkan waktu serta pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan dan
saran kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Ns. Edryani Simanjuntak, M.Kep selaku penguji II yang telah meluangkan
waktu serta pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Seluruh Dosen Program Studi Keperawatan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia yang telah banyak memberikan
dukungan kepada peneliti.
11. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta ayahanda Muhammad Sofyan
dan Ibunda Titin Mardiana serta adik tersayang Muhammad Panji Dwi
Anugrah yang telah memberikan dukungan doa, semangat, material maupun
moral kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
12. Terimakasih kepada sahabat Girls Squad, teman-teman, dan keluarga yang
tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dan memberikan
dukungan serta motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih memiliki kekurangan


sehingga peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini dan dapat bermanfaat bagi
semua pihak khususnya dalam bidang keperawatan. Akhir kata peneliti
mengucapkan terimakasih.

Medan, Agustus 2021


Peneliti

Melania Syahfitri

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN...................................................................................................i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................ii
ABSTRAK............................................................................................................iii
ABSTRACT...........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
DAFTAR SKEMA.................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi
BAB I 1

PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1. Tujuan umum............................................................................................5
2. Tujuan khusus............................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS.........................................................................................7
A. Pengetahuan..................................................................................................7
1. Defenisi pengetahuan................................................................................7
2. Tingkat Pengetahuan.................................................................................8
3. Sumber-Sumber Pengetahuan...................................................................9
4. Pengukuran Pengetahuan........................................................................10
5. Faktor Yang Mempengarhui Pengetahuan.............................................11
B. Keluarga......................................................................................................13
1. Defenisi Keluarga....................................................................................13
2. Bentuk Keluarga......................................................................................13
3. Fungsi Keluarga......................................................................................14
4. Tugas dan Fungsi Keluarga dalam Kesehatan........................................15
C. Hipertensi....................................................................................................17
1. Defenisi Hipertensi..................................................................................17
2. Etiologi....................................................................................................18
3. Patofisiologi.............................................................................................19
4. Manifestasi Klinis Hipertensi..................................................................19
5. Klasifikasi Hipertensi..............................................................................20
6. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi:.............................................................21
7. Komplikasi Hipertensi.............................................................................23
8. Tindakan Pencegahan Hipertensi............................................................26
9. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Dengan Tindakan Pencegahan
Komplikasi Pada Pasien Hipertensi................................................................29

D. Kerangka Konsep........................................................................................30
E. Hipotesis Penelitian.....................................................................................30
BAB III 31
METODE PENELITIAN....................................................................................31
A. Desain Penelitian.........................................................................................31
B. Populasi dan Sampel...................................................................................31
1. Populasi Penelitian..................................................................................31
2. Sampel Penelitian....................................................................................31
C. Lokasi..........................................................................................................32
D. Waktu Penellitian........................................................................................32
E. Defenisi Operasional...................................................................................33
F. Aspek Pengukuran......................................................................................34
1. Pengukuran Tingkat Pengetahuan...........................................................34
2. Pengukuran Tindakan Pencegahan Komplikasi Hipertensi....................34
G. Alat dan Prosedur Pengumpulan Data........................................................35
1. Alat Ukur.................................................................................................35
2. Prosedur Pengumpulan Data...................................................................35
H. Pengolahan Data dan Analisa Data.............................................................38
1. Pengolahan Data......................................................................................38
2. Analisa Data............................................................................................39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian............................................................................................40
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian....................................................40
2. Analisa Univariat..................................................................................41
3. Analisa Bivariat....................................................................................44
B. Pembahasan..................................................................................................45
1. Interpretasi dan Diskusi Hasil..........................................................45
2. Keterbatasan Penelitian....................................................................56
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan..................................................................................................58
B. Saran.............................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Tingkat Pengetahuan....................................................................11


Tabel 2.2 Klasifikasi derajat hipertensi secara klinis.................................21
Tabel 3.1 Defenisi Operasional....................................................................34
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Berdasarkan Karakteristik
Responden Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli
Serdang..........................................................................................41
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Frekuensi Pengetahuan
Keluarga Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Tahun
2021...............................................................................................42
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Frekuensi Tindakan Pencegahan
Komplikasi Hipertensi Responden Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Tanjung Rejo Tahun...................................................43
Tabel 4.4 Hubungan frekuensi Pengetahuan Keluarga Dengan Tindakan
Pencegahan Komplikasi Hipertensi Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang Tahun 2021 ...................44
DAFTAR SKEMA

Hal
Skema 2.3 Kerangka Kosep..........................................................................
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Memperoleh Data Dasar Dari Universitas Sari Mutiara
Indonesia
Lampiran 2 :Surat Balasan Izin Memperoleh Data Dasar Dari UPT Puskesmas
Tanjung Rejo Deli Serdang
Lampiran 3 : Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 5 : Lembar Kuesioner Penelitian
Lampiran 6 :Surat Permohonan Persetujuan Uji Etik Dari Prodi Keperawatan
Lampiran 7 :Surat Keterangan Lulus Uji Etik Dari KEPK Universitas Sari
Mutiara Indonesia
Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian Dari Univesitas Sari Mutiara Indonesia
Lampiran 9 : Surat Balasan Izin Penelitian Dari UPT Puskesmas Tanjung Rejo
Lampiran 10 : Surat Balasan Izin Penelitan Dari Camat Percut Sei Tuan
Lampiran 11 : Lembar Master Data Penelitian
Lampiran 12 : Output Data Hasil Penelitian
Lampiran 13 : Lembar Konsul
Lampiran 14 : Lembar Konsul Revisi Proposal
Lampiran 15 : Bukti Izin Menggunakan Kuesioner
Lampiran 16 : Bukti Data
Lampiran 17 : Dokumentasi Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hipertensi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah seseorang di atas


normal yang dapat mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas)
dan angka kematian (mortalitas) (Sumartini, Zulkifli, & Adhitya, 2019).
Masalah yang sering terjadi di Negara berkembang dan Negara maju adalah
Hipertensi. Perubahan gaya hidup modern, seperti merokok, minuman
alkohol, pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya aktivitas dapat
memicu meningkatnya angka kejadian penyakit hipertensi. Akibat dari
perubahan gaya hidup tersebut, selain hipertensi juga dapat menimbulkan
penyakit-penyakit lain misalnya penyakit pembuluh darah dan jantung (A
Sutanto, 2016).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2015


menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi,
artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang
hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025
akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap
tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya
(Kemenkes, 2019).

Data dari WHO (2015), menunjukkan bahwa hipertensi menyerang 36%


penduduk di Asia Tenggara. Kemudian hipertensi juga menjadi penyebab
kematian dengan angka 23,7% dari total 1,7 juta kematian di Indonesia tahun

1
2016 dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler seperti penyakit
jantung koroner dan gagal jantung (Anitasari, 2019).

Di Indonesia sendiri penyakit hipertensi merupakan penyabab kematian nomor


3 setelah stroke dan TBC, yakni 6,7% dari populasi kematian pada semua
umur. Hasil Riset Kesehatan Dasar ( Riskesdas) Badan Penelitian dan

1
2

Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) tahun 2018 menujukkan jumlah


prevalensi hipertensi secara nasional sebanyak 34,1%. Angka tersebut lebih
tinggi dibandingkan tahun 2013 yang menyentuh angka prevalensi 25,8%.
Hasil tersebut merupakan kejadian hipertensi berdasarkan hasil pengukuran
tekanan darah pada masyarakat Indonesia berusia 18 tahun ke atas
(Kementerian Kesehatan RI, 2018). Di Indonesia masalah hipertensi
cenderung meningkat. Prevalensi hipertensi di Pulau Jawa 41,9%, dengan
kisaran di masing-masing provinsi 36,6%-47,7%. Prevalensi di perkotaan
39,9% dan di pedesaan 44,1% (Setiawan, 2019).

Angka kejadian hipertensi di provinsi Sumatera Utara mencapai 29,19 % dari


jumlah penduduk di Sumatera Utara, berdasarkan data dari badan litbangkes
Kementrian Kesehatan. Ini berarti bahwa jumlah penduduk Sumatera Utara
yang menderita Hipertensi mencapai 41.131 ribu tersebar di beberapa
kabupaten, dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 20.203 jiwa dan
perempuan 20.928 jiwa (Riskesdas, 2018).

Menurut profil Kesehatan Deli Serdang 2020, Hipertensi menduduki peringkat


pertama dari sepuluh penyakit terbesar di kabupaten Deli Serdang dengan
jumlah penderita sebanyak 40. 671 jiwa berdasarkan jenis kelamin, dengan
jenis kelamin perempuan sebanyak 22. 526 jiwa dan laki-laki sebanyak 18.
145 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa hipertensi selalu menduduki lima
teratas penyakit terbesar di kabupaten Deli Serdang dari penyakit Influenza,
gastritis, Gastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis), dan Faringitis akut
(Dinkes Deli Serdang, 2019).
3

Berdasarkan data dari UPT Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli Serdang
di tahun 2019 jumlah penderita hipertensi berusia ≥ 15 tahun sebanyak 2.521
kasus dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 1.252 kasus dan perempuan
1.269 kasus. Sejumlah 34 kasus terjadi komplikasi Hypertensive Heart
Desease (HHD), dan 73 kasus mengalami Congestive Heart Failure (CHF).
Kemudian terjadi peningkatan di tahun 2020 sebanyak 2.671 kasus dengan
jenis kelamin laki-laki sebanyak 955 kasus dan perempuan sebanyak 1.716
kasus. Sejumlah 55 orang terjadi komplikasi HHD, dan 96 orang mengalami
CHF. Hal ini menunjukkan hipertensi adalah salah satu masalah utama di UPT
Puskesmas Tanjung Rejo

Penyakit hipertensi menjadi masalah kesehatan keluarga yang perlu segera


ditanggulangi sebelum timbulnya komplikasi atau kerusakan diberbagai organ
sasaran, seperti jantung, pembuluh darah otak, pembuluh darah perifer, ginjal
dan retina (Nuraini, 2015). Terdapat beberapa faktor pemicu terjadinya
komplikasi hipertensi di antaranya yaitu gaya hidup, merokok, minuman
alkohol, konsumsi tinggi natrium dan lemak, obesitas, bertempat tinggal di
daerah pantai (Aulia, R, 2017).

Faktor resiko terjadinya komplikasi hipertensi dapat menyebabkan pecahnya


pembuluh darah serebral (stroke), apabila pembuluh darah otak menyempit
maka aliran darah ke otak akan terganggu dan sel-sel otak akan mengalami
kematian (Situmorang, 2019). Peran keluarga sangat penting dalam
menurunkan komplikasi hipertensi khususnya dalam masalah kesehatan
karena keluarga adalah salah satu kelompok kecil yang mampu mengambil
keputusan dalam kesehatan, ikut merawat anggota keluarga yang sakit,
memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
sangatlah penting dalam mengatasi komplikasi hipertensi (Palupi, 2021).
4

Tidak hanya peran keluarga tetapi juga pengetahuan keluarga tentang


hipertensi dan tindakan pencegahan komplikasi hipertensi diharapkan dapat
mengontrol tekanan darah yaitu dengan cara mengurangi konsumsi garam,
membatasi konsumsi lemak, olah raga teratur, tidak merokok dan tidak minum

alkohol, menghindari obesitas (Fajri S, 2017). Peran dan pengetahuan


keluarga dalam pencegahan komplikasi hipertensi dilatarbelakangi oleh tiga
faktor pokok yaitu faktor predisposisi meliputi pengetahuan, sikap,
kepercayaan, nilai, tradisi keluarga, faktor pendukung meliputi ketersediaan
sumber fasilitas , faktor pendorong meliputi sikap, perilaku petugas kesehatan,
anggota keluarga dan teman dekat (Yanti, 2018). Status sehat sakit para
anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Status
kesehatan anggota keluarga sangat mempengaruhi jalannya suatu penyakit
(Simamora, 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2017), tentang Gambaran


pengetahuan dan sikap keluarga tentang cara perawatan pasien hipertensi
berdasarkan karakteristik di RS Rajawali Bandung, didapatkan 42 responden
dengan 26 orang (61,9%) mempunyai pengetahuan dalam kategorik kurang,
14 orang (33,3%) dalam kategori cukup, 2 orang (4,8%) mempunyai
pengetahuan dalam kategori baik. Sehingga dapat dinyatakan bahwa tingkat
pengetahuan keluarga sangat mempengaruhi cara perawatan pada pasien
hipertensi. Tingkat pengetahuan keluarga yang baik terhadap cara perawatan
hipertensi maka akan mengurangi resiko terjadinya komplikasi atau
kekambuhan hipertensi sedangkan pengetahuan keluarga terhadap cara
perawatan hipertensi yang kurang akan memperburuk kondisi pasien.
5

Sementara penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Arifin (2018) mengenai


Hubungan tingkat pengetahuan dengan dukungan keluarga dalam menurunkan
tekanan darah tinggi (hipertensi) pada lansia Di Desa Truwolu Kecamatan
Ngaringan Kabupaten Grobongan diketahui bahwa dari 60 responden
didapatkan hasil tingkat pengetahuan kurang berjumlah 33 responden (55.0%),
tingkat pengetahuan cukup sebanyak 27 responden (45.0%), dan tingkat
pengetahuan baik 0 responden (0.00%). Hasil uji korelasi hubungan tingkat
pengetahuan dengan dukungan keluarga dalam menurunkan tekanan darah
tinggi (hipertensi) pada lansia dengan nilai ρ value (0,000) < sig (0,05) dapat
disimpulkan ada hubungan tingkat pengetahuan dengan dukungan keluarga
dalam menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi) pada lansia. Dalam hal
ini tingkat pengetahuan sangat memberi dampak positif terhadap penurunan
tekanan darah sehingga dapat mengurangi resiko komplikasi hipertensi.

Dari wawancara yang dilakukan terhadap 10 keluarga pasien penderita


hipertensi yang berkunjung ke UPT Puskesmas Tanjung Rejo, didapatkan
bahwa 7 keluarga mengatakan tidak mengetahui bagaimana cara pencegahan
penyakit komplikasi yang disebabkan oleh hipertensi dan memiliki tingkat
pendidikan tergolong rendah. Tingginya angka kejadian hipertensi di UPT
Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang menyarankan terlibatnya keluarga
yang bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi pada penderita
hipertensi.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan ini, maka peniliti tertarik untuk


mengetahui hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan tindakan
pencegahan komplikasi pada pasien Hipertensi di wilayah kerja UPT
Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang 2021.
6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui


“Bagaimana Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Dengan Tindakan
Pencegahan Komplikasi Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli Serdang 2021?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan


tindakan pencegahan komplikasi pada pasien hipertensi di wilayah kerja
UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang 2021

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan keluarga di wilayah kerja UPT


Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang 2021
b. Mengetahui tindakan pencegahan komplikasi pada pasien Hipertensi di
wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang 2021

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan memberi pengalaman langsung dalam


mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang dimiliki
2. Bagi Institusi Pelayanan

Sebagai bahan masukan bagi perawat dalam meningkatkan pelayanan


profesional dengan lebih banyak memberikan informasi yang luas
mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan penyakit hipertensi dan
7

bahayanya serta informasi bagaimana cara mencegah faktor-faktor yang


dapat memicu timbulnya komplikasi hipertensi
3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai tambahan informasi akademik tentang hubungan tingkat


pengetahuan keluarga dengan tindakan pencegahan komplikasi pada
pasien hipertensi untuk kegiatan belajar mengajar atau sebagai sumber
pengetahuan keperawatan medikal medah.
4. Bagi Keluarga

Sebagai bahan informasi untuk membantu keluarga dalam memberikan


pelayanan yang optimal kepada anggota keluarganya yang mengalami
masalah kesehatan khususnya hipertensi.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan, sumber dan data
tambahan untuk penelitian selanjutnya yang terkait dengan tingkat
pengetahuan dan pencegahan komplikasi hipertensi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengetahuan
1. Defenisi pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses
sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu.
Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya
perilaku terbuka atau open behaviour (Donsu, 2017).

Pengetahuan memegang peranan penting dalam penentuan prilaku yang


utuh karena pengetahuan akan membentuk kepercayaan yang selanjutnya
dalam mempersepsikan kenyatan, memberikan dasar bagi pengambilan
keputusan dan menentukan perilaku terhadap objek tertentu (Novita dkk,
2018). Dari Pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan. Notoatmodjo (2011) mendefinisikan
pengetahuan tentang kesehatan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh
seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan. Pengetahuan tentang
cara-cara memelihara kesehatan meliputi :
a. Pengetahuan tentang penyakit menular dan tidak menular (jenis
penyakit,gejala-gejala penyakit, penyebab penyakit, cara penularan
dan pencegahan penyakit)
b. Pengetahuan tentang faktor-faktor mempengaruhi kesehatan antara
lain : gizi makanan, sarana air bersih, pembuangan air limbah,
sampah, perumahan sehat, polusi udara dan sebagainya.
c. Pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang professional
maupun tradisional
d. Pengetahuan untuk menghindari kecelakan baik kecelakan rumah
e. tangga, kecelakaan lalu lintas dan tempat umum lainnya.
9

2. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo (2014) yang tercangkup dalam
domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) suatu yang spesifik dan seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,
tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham suatu materi atau objek harus dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek
yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
yang sebenarnya (real). Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi
ata penggunaan hukum-hukum, metode, prinsip, dan sebagainya
dalam konteks atau yang lain

d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Biasanya
menggunakan kata kerja membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.
10

e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.
Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan,
dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau
rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemempuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu objek atau materi. Penilaian tersebut didasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri ataupun yang telah ada.
Misalnya, dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan
anak yang kekurangan gizi

3. Sumber-Sumber Pengetahuan
Menurut Suhartono (2011) sumber-sumber pengetahuan terdiri dari:
a. Kepercayaan berdasarkan tradisi, adat istiadat dan agama adalah
berupa warisan nenek moyang. Sumber ini biasanya berbentuk
normanorma dan kaidah-kaidah baku yang berlaku dalam kehidupan
sehari-hari. Didalam norma dan kaidah itu terkandung pengetahuan
yang kebenarannya boleh tidak dapat dibuktikan secara rasional dan
empiris, tetapi sulit dikritik dan diubah begitu saja. Jadi, harus diikuti
dengan tanpa keraguan, dengan percaya secara bulat. Pengctahuan
yang bersumber pada kepercayaan cenderung bersifat tetap
(permanen) tetapi subjektif.
b. Otoritas kesaksian orang lain, sumber pengetahuan ini dari pihak-
pihak pemegang otoritas kebenaran pengetahuan yang dapat
dipercayai adalah orangtua, guru, ulama, orang yang dituakan.
Apapun yang mereka katakan benar atau salah, baik atau buruk, dan
indah atau jelek, pada umumnya diikuti dan dijalankan dengan patuh
11

tanpa kritik.karena, kebanyakan orang telah mempercayai mereka


sebagai orang-orang yang cukup berpengalaman dan berpengetahuan
lebih luas dan benar. Boleh jadi pengetahuan ini mengandung
kebenaran, tetapi persoalannya, terletak pada sejahu mana orang-
orang itu dapat dipercaya. Lebih dari itu, sejahu mana kesaksian
pengetahuannya itu merupakan hasil pemikiran dan pengalaman yang
telah teruji kebenarannya. Jika kesaksian adalah kebohongan, hal ini
akan membahayakan kehidupan manusia dan masyarakat itu sendiri.
c. Pancaindera (pengalaman), Sumber ketiga pengetahuan ini merupakan
pengalaman indrawi. Bagi manusia, pengalaman indrawi merupakan
vital penyelenggaraan kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan mata,
telinga, hidung, lidah, dan kulit, Orang bisa menyaksikan secara
langsung dan bisa pula melakukan kegiatan hidup. Kemampuan
pancaindera ini sering diragukan kebenaranya.
d. Sumber yang keempat yaitu akal pikiran. Akal pikiran senantiasa
bersifat meragukan, pengetahuan semu dan menyesatkan
e. Intuisi merupakan sumber pengetahuan berupa gerak hati atau bersifat
spiritual. Pengetahuan yang bersumber dari intuisi merupakan
pengalaman batin yang bersifat langsung. Ketika dengan serta merta
seseorang memutuskan dengan berbuat atau tidak dengan tanpa alasan
yang jelas, maka ia berada di dalam pengetahuan yang intuitif.
Dengan demikian, pengetahuan intuitif ini kebenarannya tidak dapat
diuji baik menurut pengalaman indrawi maupun akal pikiran. Karena
itu tidak bisa berlaku umum, hanya berlaku secara personal belaka
(Suhartono,2011).

4. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang diinginkan diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat pengetahuan (Wawan
dan Dewi, 2011)
12

Tabel 2.1
Tingkat Pengetahuan
Tingkat Tahu Memahami Aplikasi Analisis Sintesis Evaluasi
pengetahuan
Kurang + +
Cukup + + + +
Baik + + + + + +
(Sumber: Wawan dan Dewi, 2011)

Tabel diatas dilihat bahwa seseorang yang dikatakan memiliki


pengetahuan kurang apabila sesorang tersebut baru sekedar tahu dan
memahami saja, sedangkan sesorang yang memiliki pengetahuan cukup
cenderung memiliki bukan hanya sekedar tahu dan memahami saja,
sedangkan seseorang yang memiliki pengetahuan cukup cenderung
memiliki bukan hanya sekedar tahu dan memahami tetapi juga bisa
mengaplikasikan dan menganalisis, dan seseorang yang dikatakan
memiliki pengetahuan baik apabila sudah mencapai tingkatan atau
tahapan sintesis dan evaluasi. Pengetahuan/kognitif oleh karenanya
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (over behavoir) (Efendy, 2010).

5. Faktor Yang Mempengarhui Pengetahuan


Menurut Yuliana (2017), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin tinggi
pendidikan seseorang, maka semakin mudah seseorang tersebut untuk,
menerima sebuah informasi. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak
diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh juga pada
pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek
mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua
aspek ini menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin
banyak aspek positif dari objek yang diketahui akan menumbuhkan
13

sikap positif terhadap objek tersebut. pendidikan tinggi seseorang


didapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa.
Semakin banyak informasi yang masuk, semakin banyak pula
pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
2. Media massa/ sumber informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
nonformal dapat memberikan pengetahuan jangka pendek (immediatee
impact), sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan
pengetahuan. Kemajuan teknologi menyediakan bermacam-macam
media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat
tentang informasi baru. Sarana komunikasi seperti televisi, radio, surat
kabar, majalah, penyuluhan, dan lain-lain yang mempunyai pengaruh
besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang
3. Sosial budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau tidak. Status ekonomi
seseorang juga akan menentukan ketersediaan fasilitas yang diperlukan
untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang
4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh
terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada
pada lingkungan tersebut. Hal tersebut terjadi karena adanya interaksi
timbal balik yang akan direspon sebagai pengetahuan.
5. Pengalaman
Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun
pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

6. Usia
14

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.


Bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya
tangkap seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin
banyak.

B. Keluarga
1. Defenisi Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang tergabung karena
hubungan darah atau pengangkatan, perkawinan dan mereka hidup
dalam satu atap rumah tangga, melakukan interaksi antara satu dengan
yang lainnya dan memiliki peran masing-masing dalam menciptakan
rasa serta mempertahankan kebudayaan (Friedman dalam Setiana
2016).

Keluarga adalah terdapat sekumpulan manusia yang dihubungkan oleh


suatu ikatan perkawinan antara laki-laki dan perempuan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan serta mempertahankan
budaya yang umum, untuk meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, dan sosial dari tiap anggota (Duvall dalam Setiana (2016).

2. Bentuk Keluarga
Menurut Effendy (dalam rangga D, F., 2015) adapun bentuk keluarga
yaitu:
1. Keluarga Inti (nuclear family), merupakan keluarga yang dibentuk
karena ikatan perkawinan yang direncanakan dan terdiri dari suami,
istri, dan anak-anak, bak dilahirkan secara natural ataupun diadopsi.
2. Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit keluarga
tempat asal seseorang dilahirkan.
3. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti yang ditambah
dengan keluarga lain (karena ada hubungan darah) misalnya, kakek,
nenek, bibi, paman, sepupu.
15

4. Keluarga modern adalah keluarga dengan orang tua tunggal, keluarga


tanpa anak, serta keluarga pasangan sejenis (gay/lesbian family).
5. Keluarga berantai (serial family) adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
suatu keluarga inti.
6. Keluarga duda atau janda (single family), keluarga yang terbentuk
karena perceraian dan atau kematian pasangan yang dicintai.
7. Keluarga komposit (composite family) adalah keluarga dari
perkawinan poligami dan hidup bersama.
8. Keluarga kohabitasi (cohabitation) adalah adalah dua orang menjadi
satu keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak.
9. Keluarga inses (incest family) adalah seiring dengan masuknya nilai-
nilai global dan pengaruh informasi dari berbagai tempat, dijumpai
bentuk keluarga yang tidak lazim , misalnya anak perempuan menikah
dengan ayah kandungnya.
10. Keluarga tradisional dan non tradisional adalah keluarga tradisional
terikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga non tradisional tidak
terikat perkawinan.

3. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (dalam Setiana, I.A., 2016) fungsi keluarga dibagi
menjadi 5 bagian yaitu :
1. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan
maupun untuk berkelanjutan unit keluarga itu sendir, sehingga fungsi
afektif merupakan salah satu fungsi keluarga yang paling
penting.Peran utama orang dewasa dalam keluarga adalah fungsi
afektif, fungsi ini berhubungan dengan persepsi keluarga dan
kepedulian terhadap kebutuhan sosioemosional semua anggota
keluarganya.
16

2. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang
diberikan dalam keluarg yang ditunjuk untuk mendidik anak-anak
tentang cara menjalankan fungsi dan memikul peran sosial orang
dewasa seperti peran yang di pikul suami-ayah dan istri-ibu. Status
sosial atau pemberian status adalah aspek lain dari fungsi sosialisasi.
Pemberian status kepada anak berarti mewariskan tradisi, nilai dan
hak keluarga, walaupun tradisi saat ini tidak menunjukan pola
sebagian besar orang dewasa Amerika.
3. Fungsi reproduksi
Untuk menjamin kontiniutas antar generasi kleuarga dan masyarakat
yaitu menyediakan angagota baru untuk masyaraka
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya
yang cukup finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai
melalui proses pengambilan keputusan.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan
makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan terhadap kesehatan dan
perlindungan terhadap bahaya. Pelayanan dan praktik kesehatan
adalah fungsi keluarga yang paling relafan bagi perawat keluarga.

4. Tugas dan Fungsi Keluarga dalam Kesehatan


Keluarga merupakan salah satu penentu keberhasilan dari suatu
pengobatan yang dilakukan oleh seseorang dalam menjalani suatu
pengobatan karna keluarga juga mempunyai pengaruh dalam menentukan
keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat juga menentukan
tentang program kesehatan yang dapat diterima. (Bailon dan Maglaya
dalam Koyongian, 2015)

Menurut Friedman, Bowden & Jones dalam Sari (2014) menjelaskan


bahwa salah satu fungsi dari keluarga yaitu perawatan kesehatan
17

keluarga. Masalah kesehatan keluarga merupakan suatu hal yang saling


berkaitan dan mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya sehingga
keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan terdepan dalam
meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Menurut Bakri M.H. (2015),
keluarga merupakan perawat primer bagi anggotanya. Fungsi ini penting
untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi. Maka dari itu keluarga sangat berperan
penting terhadap tindakan pencegahan komplikasi pada pasien
Hipertensi.

Ada 5 pokok tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman


(1998) dalam Dion & Betan (2013) adalalah sebagai berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan
yang dialami anggota keluarga.Perubahan sekecil apapun yang dialami
anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga dan
orang tua.Sejauh mana keluarga mengetahui dan mengenal fakta-fakta
dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor
penyebab yang mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat
Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai
masalah kesehatan yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji
keadaan keluarga tersebut agar dapat menfasilitasi keluarga dalam
membuat keputusan.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
keluarga harus mengetahui hal-hal seperti: Keadaan penyakitnya (sifat,
penyebaran, komplikasi, prognosis dan perawatannya), sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan, keberadaan fasilitas yang
dibutuhkan untuk perawatan, serta sikap keluarga terhadap yang sakit.
18

d. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat


Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah
yang sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Sumber-sumber yang dimilki oleh keluarga.
2) Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan.
3) Pentingnya hiegine sanitasi.
4) Upaya pencegahan penyakit.
5) Sikap atau pandangan keluarga terhadap hiegine sanitasi.
6) Kekompakan antar anggota kelompok.
e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat
Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga
harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Keberadaan fasilitas keluarga.
2) Keuntungan-keuntungan yang diperoleh oleh fasilitas kesehatan.
3) Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.
4) Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga

C. Hipertensi
1. Defenisi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolikya 90 mmHg (WHO 2013; Ferri, 2017).
Hipertensi tidak hanya berisiko tinggi menderita penyakit jantung,
tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan
pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya
(Price, 2016).

Peningkatan tekanan darah berlangsung dalam jangka waktu yang lama,


pengobatan yang tidak optimal akan menyebabkan kerusakan ginjal,
penyakit jantung coroner dan stroke (Kemenkes RI, 2014). Hipertensi
merupakan sebuah kondisi umum namun cukup berbahaya. Memiliki
tekanan darah tinggi berarti tekanan darah di pembuluh darah lebih dari
19

seharusnya. Memiliki tekanan datrah yang konsisten berada di atas


normal dapat di diagnosis sebagai hipertensi (Ayukhaliza, 2020).

Sedangkan menurut American Heart Association (AHA) dalam


Kemenkes (2018), Hipertensi merupakan silent killer dimana gejalanya
sangat bermacam-macam pada setiap individu dan hampir sama dengan
penyakit lain. Gejala-gejala tersebut adalah sakit kepala atau rasa berat
ditengkuk, vertigo, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan
kabur, telinga berdenging atau tinnitus dan mimisan.

2. Etiologi
Penyebab hipertensi saat ini secara pasti belum dapat diketahui tetapi
gaya hidup berpengaruh besar terhadap faktor yang menjadi risiko
terjadinya hipertensi, seperti usia, jenis kelamin, merokok, gaya hidup,
dan kurang aktifitas yang dapat mengarah ke obesitas (Tirtasari dan
Kodim, 2019)

Menurut Smeltzer (2013), berdasarkan penyebab terjadinya, hipertensi


terbagi atas dua bagian, yaitu :
a. Hipertensi Primer (Esensial)
Jenis hipertensi primer sering terjadi pada populasi dewasa antara 90% -
95%. Hipertensi primer, tidak memiliki penyebab klinis yang dapat
diidentifikasi, dan juga kemungkinan kondisi ini bersifat multifaktor
(Smeltzer, 2013; Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher,2014).
Hipertensi primer tidak bisa disembuhkan, akan tetapi bisa dikontrol
dengan terapi yang tepat. Dalam hal ini, faktor genetik mungkin
berperan penting untuk pengembangan hipertensi primer dan bentuk
tekanan darah tinggi yang cenderung berkembang secara bertahap
selama bertahun-tahun (Bell, Twiggs, & Olin, 2015).
20

b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder memiliki ciri dengan peningkatan tekanan darah
dan disertai penyebab yang spesifik, seperti penyempitan arteri renalis,
kehamilan, medikasi tertentu, dan penyebab lainnya. Hipertensi
sekunder juga bisa bersifat menjadi akut, yang menandakan bahwa
adanya perubahan pada curah jantung (Ignatavicius, Workman, &
Rebar, 2017).

3. Patofisiologi
Patofisiologi hipertensi belum dapat dijelaskan secara pasti. Sebagian
kecil pasien hipertensi (2-5%) memiliki penyakit ginjal yang mendasari
kondisi tekanan darah. Dan selebihnya tidak ada sebab yang mendasar.
Sejumlah mekanisme fisiologis terlibat dalam proses peningkatan
tekanan darah abnormalitas mekanisme-mekanisme tersebut
menyebabkan terjadinya hipertensi. Diantara faktor-faktor yang secara
intensif telah di teliti adalah asupan garam, obesitas, resistensi insulin,
system renin-angiotensin dan system saraf simpatis. Dalam beberapa
tahun terakhir, faktor lain telah di evaluasi termasuk genetika, disfungsi
endotel, berat badan lahir rendah dan nutrsi intra uterin, dan anomaly
neurovaskuler . (Ayukhaliza, 2020)

4. Manifestasi Klinis Hipertensi


Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016), tanda
dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan darah tidak teratur.
2. Gejala yang lazim
Seing dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan
21

gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari


pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing, sukar tidur
b. Rasa berat di tengkuk
c. Lemas, kelelahan
d. Sesak nafas
e. Gelisah
f. Mual
g. Muntah
h. Epistaksis
i. Kesadaran menurun
j. Sering buang air kecil pada malam hari (jika sudah komplikasi
karena kerusakan ginjal)

5. Klasifikasi Hipertensi
Menurut World Health Organization (dalam Noorhidayah, S.A.2016)
klasifikasi hipertensi adalah :
a.Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan
140 mmHg dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg.
b. Tekanan darah perbatasan (border line) yaitu bila sistolik 141-149
mmHg da n diastolik 91-94 mmHg.
c.Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau
sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan
95 mmHg.

Menurut Tambayong (dalam Nurafif A.H., & Kusuma H. 2016),


klasifikiasi hipertensi klinis berdasarkan tekanan darah sistolik dan
diastolik yaitu:
22

Tabel 2.2 Klasifikasi derajat hipertensi secara klinis


No. Kategori Sistolik Diastolik
(mmHg) (mmHg)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120-129 80-85
3. High Normal 130-139 85-89
Hipertensi
4. Grade 1 (ringan) 140-159 90-99
5. Grade 2 (sedang) 160-170 100-109
6. Grade 3 (berat) 180-209 100-119
7. Grade 4 (sangat berat) ≥210 ≥210
Sumber: Tambayong dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. (2016)

6. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi:


Menurut Aulia, R. (2017), faktor risiko hipertensi dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu:
1. Faktor yang tidak dapat diubah :
a) Riwayat Keluarga
Seseorang yang memiliki keluarga seperti, ayah, ibu, kakak
kandung/saudara kandung, kakek dan nenek dengan hipertensi
lebih berisiko untuk terkena hipertensi.
b) Usia
Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia.
Pada laki-laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun
sedangkan pada wanita meningkat pada usia lebih dari 55 tahun.
c) Jenis Kelamin
Dewasa ini hipertensi banyak ditemukan pada pria daripada
wanita.
d) Ras/etnik
Hipertensi menyerang segala ras dan etnik namun di luar negeri
hipertensi banyak ditemukan pada ras Afrika Amerika dari pada
Kaukasia atau Amerika Hispanik.
23

2. Faktor yang dapat diubah


Kebiasaan gaya hidup tidak sehat dapat meningkatkan hipertensi
antara lain yaitu:
b) Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor penyebab hipertensi
karena dalam rokok terdapat kandungan nikotin. Nikotin
terserap oleh pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan
diedarkan ke otak. Di dalam otak, nikotin memberikan
sinyalpada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin atau
adrenalin yang akan menyemptkan pembuluh darah dan
memaksa jantung bekerja lebih berat karena tekanan darah yang
lebih tinggi (Murni dalam Andrea, G.Y., 2013).
c) Kurang aktifitas fisik
Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh
otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Kurangnya
aktifitas fisik merupakan faktor risiko independen untuk
penyakit kronis dan secara keseluruhan diperkirakan dapat
menyebabkan kematian secara global (Iswahyuni, S., 2017).
d) Konsumsi Alkohol
Alkohol memiliki efek yang hampir sama dengan karbon
monoksida, yaitu dapat meningkatkan keasaman darah. Darah
menjadi lebih kental dan jantung dipaksa memompa darah lebih
kuat lagi agar darah sampai ke jaringan mencukupi (Komaling,
J.K., Suba, B., Wongkar, D., 2013). Maka dapat disimpulkan
bahwa konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah.
e) Kebiasaan minum kopi
Kopi seringkali dikaitkan dengan penyakit jantung koroner,
termasuk peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol darah
karena kopi mempunyai kandungan polifenol, kalium, dan
kafein. Salah satu zat yang dikatakan meningkatkan tekanan
darah adalah kafein. Kafein didalam tubuh manusia bekerja
dengan cara memicu produksi hormon adrenalin yang berasal
24

dari reseptor adinosa didalam sel saraf yang mengakibatkan


peningkatan tekanan darah, pengaruh dari konsumsi kafein
dapat dirasakan dalam 5-30 menit dan bertahan hingga 12 jam
(Indriyani dalam Bistara D.N., & Kartini Y., 2018).
f) Kebiasaan konsumsi makanan banyak mengandung garam
Garam merupakan bumbu dapur yang biasa digunakan untuk
memasak. Konsumsi garam secara berlebih dapat meningkatkan
tekanan darah. Menurut Sarlina, Palimbong, S., Kurniasari,
M.D., Kiha, R.R. (2018), natrium merupakan kation utama
dalam cairan ekstraseluler tubuh yang berfungsi menjaga
keseimbangan cairan. Natrium yang berlebih dapat mengganggu
keseimbangan cairan tubuh sehingga menyebabkan edema atau
asites, dan hipertensi.
g) Kebiasaan konsumsi makanan lemak
Menurut Jauhari (dalam Manawan A.A., Rattu A.J.M., Punuh
M.I, 2016), lemak didalam makanan atau hidangan memberikan
kecenderungan meningkatkan kholesterol darah, terutama lemak
hewani yang mengandung lemak jenuh. Kolesterol yang tinggi
bertalian dengan peningkatan prevalensi penyakit hipertensi.
h) Kegemukan (Obesitas)
Berat badan berlebih membuat seseorang sulit bergerak dengan
bebas sehingga jantung akan bekerja lebih keras untuk
memompa darah agar bisa menggerakkan beban berlebih dari
tubuh tersebut. Dari hasil penelitian membuktikan daya pompa
jantung dan sirkulasi volume darah orang yang mengalami
obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan penderita hipertensi
(Lovastin, 2012)

7. Komplikasi Hipertensi
Komplikasi hipertensi berdasarkan target organ, antara lain sebagai
berikut (Irwan, 2016):
a) Serebrovaskuler: stroke, transient ischemic attacks, demensia
25

b) vaskuler, ensefalopati.
c) Mata : retinopati hipertensif.
d) Kardiovaskuler : penyakit jantung hipertensif, disfungsi atau
hipertrofi ventrikel kiri, penyakit jantung koroner, disfungsi baik
sistolik maupun diastolik dan berakhir pada gagal jantung (heart
failure).
e) Ginjal : nefropati hipertensif, albuminuria, penyakit ginjal kronis
f) Arteri perifer : klaudikasio intermiten

Menurut Suiraoka (2016) Hipertensi harus dikendalikan, sebab


semakin lama tekanan yang berlebihan pada dinding arteri dapat
merusak banyak organ vital dalam tubuh Tempat-tempat utama yang
paling dipengaruhi hipertensi adalah: pembuluh arteri, jantung, otak,
ginjal, dan mata.
a. Sistem Kardiovaskuler
Arterosklerosis : Hipertensi dapat mempercepat penumpukan lemak
di dalam dan di bawah lapisan arteri. Ketika dinding dalam arteri
rusak, sel-sel darah disebut trombosit akan menggumpal pada
daerah yang rusak, timbunan lemak akan menjadi berparut dan
lemak menumpuk disana sehingga terjadi penyempitan pembuluh
darah arteri.
Aneurisma: Adanya penggelembungan pada arteria akibat pembuluh
darah yang tidak elastis lagi, sering terjadi pada arteri otak atau
aorta bagian bawah. Jika terjadi kebocoran atau pecah sangat fatal
akibatnya. Gejala : sakit kepala hebat.
Gagal jantung : Jantung tidak kuat memompa darah yang kembali
ke jantung dengan cepat, akibatnya cairan terkumpul di paru-paru,
kaki dan jaringan lain sehingga terjadi odema. Akibatnya sesak
nafas.
26

b. Otak
Hipertensi secara signifikan meningkatkan kemungkinan terserang
stroke. Stroke disebut juga serangan otak, merupakan sejenis cidera
otak yang disebabkan tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah
dalam otak sehingga pasokan darah ke otak terganggu.

c. Dimensia
Dimensia dapat terjadi karena hipertensi. Dimensia adalah
penurunan daya ingat dan kemampuan mental lain. Resiko untuk
dimensia meningkat secara tajam pada usia 70 tahun keatas.
Pengobatan hipertensi dapat menurunkan resiko dimensia.

d. Ginjal
Fungsi ginjal adalah membantu mengontrol tekanan darah dengan
mengatur jumlah natrium dan air dalam darah. Seperlima dari darah
yang dipompa jantung akan melewati ginjal. Ginjal mengatur
keseimbangan mineral, derajat asam air dalam darah. Ginjal juga
menghasilkan zat kimia yang mengontrol ukuran pembuluh darah
dan fungsinya, hipertensi dapat mempengaruhi proses ini. Jika
pembuluh darah dalam ginjal mengalami arteroklerosis karena
tekanan darah tinggi, maka aliran darah ke nefron akan
menurun sehingga ginjal tidak dapat membuang semua produk sisa
dalam darah. Lama kelamaan produk sisa menumpuk dalam darah,
ginjal akan mengecil dan berhenti berfungsi, sebaliknya penurunan
tekanan darah dapat memperlambat laju penyakit ginjal dan
mengurangi kemungkinan dilakukannya cuci darah dan cengkok
ginjal

e. Mata
Hipertensi mempercepat penuaan pembuluh darah haludalam mata,
bahkan bias menyebabkan kebutaan
27

8. Tindakan Pencegahan Hipertensi


Menurut Piramayana (2020) pencegahan hipertensi di bagi menjadi 4
tingkatan yakni, pencegahan primordial, primer, sekunder, tersier.
1. Pencegahan primordial
Yaitu upaya pencegahan predisposisi pada hipertensi. Pencegahan ini
dilakukan saat belum terlihat faktor yang menjadi resiko hipertensi,
seperti adanya peraturan pemerintah membuat pringatan mengenai
rokok dan juga melakukan senam untuk menghindari terjadinya
hipertensi.
2. Pencegahan primer
Adalah upaya untuk memofdifikasi faktor risiko agar tidak
berkembang sebelum perubahan patologis terjadi dengan tujuan
mencegah atau menunda terjadinya kasus baru penyakit. Upaya awal
melalui penyuluhan dan pengendalian faktor risiko kepada masyarakat
dengan memprorioritaskan keompok risiko tinggi . upaya pecegahan
primer yang dapat di lakukan pada penyakit hipertensi antara lain:
1) Mengurangi asupan garam.
Diet rendah garam sangat bermanfaat bagi penderita hipertensi,
dengan mengkonsumsi garam tidak lebih dari 2 gram perhari.
2) Menurunkan berat badan berlebih
Olahraga secara teratur dan mengurangi makanan mengandung
lemak adalah cara untuk mengontrol berat badan, memperbanyak
asupan sayur dan buah untuk mengganti makanan tidak sehat dapat
memberi manfaat yang lebih baik. Menurunkan berat badan 10 kg
bisa menurunkan tekanan darah 5-20 mmHg
3) Berhenti merokok
Berhenti merokok pada penderita hipertensi akan menurunkan
tekanan darah. Gaya hidup paling kuat dalam pencegahan
hipertensi adalah berhenti merokok.
3. Pencegahan Sekunder
Merupakan upaya yang di lakukan agar hipertensi tidak semakin berat,
hal yang di lakukan secara klinis yaitu dengan screening.
28

4. Pencegahan Tersier
Merupakan salah satu upaya yang di lakukan agar tidak menimnulkan
komplikasi yang di fokuskan pada tindak kuratif dan rehabilitatif
dengan tujuan memperbaiki kualitas hidup penderita.

Pencegahan komplikasi hipertensi dapat dilakukan dengan upaya (Bayu,


2014) :
a. Terapi Non Farmakologis
1. Diet sehat dengan jumlah kalori yang seimbang, rendah lemak,
tinggi serat dan rendah garam/ diet DASH (Dietary Approach to
Stop Hypertension) dimana prinsip utamanya adalah menu
makanan bergizi seimbang yang terdiri dari buah-buahan,
sayuran, ikan, daging, susu rendah lemak, biji-bijian serta kacang-
kacangan. Diet DASH dianjurkan untuk penderita hipertensi
dengan tekanan darah 120-139/80-89 mmHg. Secara umum diet
DASH tidak mempunyai efek samping tetapi pelaksanaannya
harus dikonsultasikan dengan dokter. (Rahadiyani, 2015)
2. Monitoring tekanan darah secara teratur
3. Pola Hidup Sehat
Untuk mencegah terjadinya komplikasi hipetensi perlu dilakukan
pola hidup sehat dengan cara olahraga secara teratur. Dengan
memilih olahraga yang ringan seperti bersepeda, berjalan kaki,
dan lari santai. Lakukan selama 30-45 menit sehari sebanyak 3
kali dalam seminggu.
4. Terapi ansieteas dengan cara tarik nafas dalam, hipnotis 5 jari
atau berbagi cerita tentang masalahnya agar mengurangi stres dan
kita mampu mengendalikan emosi secara stabil
5. Terapi pemberian jus semangka merah dan kuning ( Cici A,
2019), terapi pemberian jus tomat terhadap perubahan tekanan
darah sistolik dan diastolik (Priyo, 2010), pemberian jus
belimbing (Iip Ardiyanto, 2014), terapi pemberian jus buah bit
29

terhadap penurunan tekanan darah ( Devilya P, 2019), konsumsi


buah-buah yang mengandung tinggi kalium seperti pisang ambon
(Eny S, Aulia I, 2014), jeruk mandarin, Jus apel (Ayu S, Asep S
dkk,2018) dan jus pepaya (Sumarni, 2020) karena kalium
berperan sebagai salah satu jenis elektrolit didalam tubuh yang
mengatur cairan tubuh, menghantar sinyal listrik pada saraf dan
megatur kontraksi otot.
6. Berhenti merokok dapat mengurangi terjadinya komplikasi
hipertensi. Didalam rokok terkandung nikotin yang dapat
memperburuk kesehatan pembuluh darah maupun kesehatan
secara umum (Wulandari, 2011; Hanna 2015)
7. Mengurangi konsumsi alkohol
Satu studi meta-analisis menunjukkan bahwa kadar alkohol
seberapapun, akan meningkatkan tekanan darah. Mengurangi
alkohol pada penderita hipertensi yang biasa minum alkohol,
akan mengurangi TDS rata-rata 3,8 mmHg (Fynce, 2017)

b. Terapi Farmakologis
Penanganan hipertensi bertujuan untuk mengendalikan angka
kesakitan, komplikasi dan kematian akibat hipertensi. Terapi
farmakologis hipertensi dapat dilakukan dipelayanan primer atau
puskesmas sebagai penanganan awal. Jenis-jenis obat anti hipertensi
untuk terapi farnakologis yaitiu diuretika ( jenis Thiazide atau
aldosterone antagonist). Beta blocker, Caksium channel blocker,
angiotensin converting enzyme inhibitor, dan angiotensin II receptor
blocker. Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian
besar pasien mulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan secara
tirasi sesuai dengan umur, kebutuhan, dan usia. Beberapa prinsip yang
perlu diingat (Fynce, 2017), yaitu:
1. Pengobatan hipertensi sekunder lebih mengutamakan pengobatan
penyebabnya.
30

2. Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan


tekanan darah dengan harapan memperpanjang umur dan
mengurangi timbulnya komplikasi.
3. Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan
obat anti hipertensi
4. Jika tekanan darah terkontrol maka pemberian obat hipertensi di
puskesmas dapat diberikan disaat kontrol dengan catatan obat
yang diberikan untuk pemakaian selama 30 hari bila tanpa
keluhan baru
5. Untuk penderita hipertensi yang baru di diagnosis (kunjungan
pertama) maka diperlukan kontrol ulang disarankan 4 kali dalam
sebulan atau seminggu sekali, apabila tekanan darah sistolik >
160 mmHg atau diastolik >100 mmHg sebaiknya diberikan terapi
kombinasi setelah kunjungan kedua (dalam 2 minggu) tekanan
darah tidak dapat dikontrol.
6. Pada kasus hipertensi emergensi atau urgensi tekanan darah tidak
dapat terkontrol setelah pemberian obat pertama langsung
diberikan terapi farmakologi kombinasi, bila tidak dapat
dilakukan rujukan

9. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Dengan Tindakan


Pencegahan Komplikasi Pada Pasien Hipertensi
Berdasarkan penelitian Kristin (2019) yang berjudul Hubungan Tingkat
Pengetahuan dengan Sikap dalam Pencegahan Komplikasi Hipertensi
menunjukkan bahwa dari 43 responden di Ruang Poli Penyakit dalam
RSUP H. Adam Malik didapatkan bahwa jumlah kelompok umur 46-55
tahun (30,0%), jenis kelamin laki-laki (53,5%), pendidikan SMA/SMK
(51,2%), pekerjaan wiraswasta (41,9%), dan suku batak (79,1%). Tingkat
pengetahuan baik 21 responden (48,8%), tingkat pengetahuan cukup 17
responden (39,5%), dan tingkat pengetahuan kurang 5 responden (11,5%).
Hasil pengolahan data menggunakan uji chi Square didapatkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan responden dengan
31

sikap dalam pencegahan komplikasi responden di Poliklinik Penyakit


Dalam RSUP H Adam Malik Medan nilai p = 0,00 artinya p < 0,05.

Sejalan dengan penelitian Esra Limbong (2019) yang berjudul Hubungan


Tingkat Pengetahuan Keluarga dengan Pemberian Diet Pada Penderita
Hipertensi menunjukkan bahwa dari 44 responden didapatkan mayoritas
keluarga penderita hipertensi berpengetahuan cukup sebanyak 19 orang
(43,2%) memberikan diet dan 1 orang (2,3%) tidak memberikan diet,
berpengetahuan kurang sebanyak 2 orang (4,6%) memberikan diet dan 12
orang (27,3%) tidak memberikan diet dan berpengetahuan baik sebanyak
10 orang memberikan diet pada pendeita hipertensi. Analisis data
menggunakan uji Pearson Chi Square dengan nilai korelasi sbesar 0,000
dan nilai p value <0,05. Sedangkan pada pencegahan hipertensi yang
mempengaruhi pencegahan hipertensi adalah pengetahuan keluarga
dimana pengetahuan keluarga tentang hipertensi merupakan suatu hal yang
sangat penting untuk dimiliki agar keluarga bisa menanggulangi penyakit
hipertensi.

D. Kerangka Konsep
Skema 2.3
Kerangka Kosep

Variabel Independen Variabel dependen

Tingkat Pengetahuan Tindakan Pencegahan


Keluarga komplikasi

E. Hipotesis Penelitian
Ha : Ada hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan tindakan
pencegahan komplikasi pada pasien hipertensi di wilayah kerja UPT
Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang 2021
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasi
dengan menggunakan desain penelitian Cross sectional yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan tindakan
pencegahan komplikasi pada pasien Hipertensi di wilayah kerja UPT
Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang 2021.

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien Hipertensi di UPT Puskesmas
Tanjung Rejo Deli Serdang sebanyak 2.671 orang dengan rentang waktu
Januari sampai Desember 2020 dengan 223 rata-rata orang perbulan.
2. Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive
Sampling yaitu teknik pengambilan sampel didasarkan atas tujuan tertentu
atau sesuai dengan yang dikehendaki peneliti sehingga sampel tersebut bisa
mewakili karakteristik populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan
melakukan kunjungan kerumah pasien hipertensi yang tinggal bersama
keluarga secara door to door.

Untuk menentukkan besaran sampel dalam penelitian ini menggunakan


rumus yang dikembangkan dari Issac dan Michael (Sugiono, 2013), yaitu:
⋋ 2 NPQ
S=
d 2 ( N −1 )+ ⋋2 PQ

Keterangan:
⋋2 : harga tabel chi-kuadrat untuk α tertentu = 1
N : Jumlah populasi
P = Q : Proporsi populasi = 0,5
33

d : ketelitian (eror) = 5% = 0,05


S : Jumlah sampel

Berdasarkan rumus diatas, maka di ketahui jumlah sampelnya adalah


sebagai berikut:
⋋ 2 NPQ
S= 2 2
d ( N −1 )+ ⋋ PQ
12 .223 . 0,5 . 0.5
S= 2 2
0.05 ( 2 23−1 )+1 . 0,5.0,5
55,75
S=
0,0025 (222 ) + 0,25
55,75
S=
0,805
S= 69,25 70 orang

Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh sampel sebanyak 70


responden, dan untuk menghindari drop out maka peneliti menambahkan
10% dari jumlah sampel sehingga total sampel adalah 77 responden
dengan kriteria:
Kriteria inklusi:
1. Keluarga yang tinggal satu rumah dengan pasien hipertensi
2. Keluarga dengan usia 20-59 tahun
3. Pendidikan minimal SMP

C. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli
Serdang 2021

D. Waktu Penellitian
Penelitian dilakukan pada bulan Maret - Juli 2021
34

E. Defenisi Operasional
Tabel 3.1
Defenisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Skala
Ukur
Operasional Ukur
1. Independen Segala sesuatu Diukur dengan 10 a. Baik: Ordinal
Tingkat yang diketahui pertanyaan melalui 17-20
Pengetahuan oleh masyarkat alat ukur kuesioner b. Cukup:
Keluarga tentang hipertensi menggunakan skala 13-16
meliputi: defenisi, Guttman dengan c. Kurang
klasifikasi, faktor pilihan sbb: jika Ya = :10-12
risiko, komplikasi, 2, Tidak= 1 untuk
penanggulangan. pertanyaan positif
(Favorable) dan Ya=
1, Tidak= 2 untuk
pertanyaan negatif
(Unfavorable).
2. Dependen Tindakan yang di Diukur dengan 30 a. Baik: Ordinal
Tindakan lakukan masyarakat pertanyaan melalui 91-120
Pencegahan dewasa dalam alat ukur kuesioner b. Cukup:
Komplikasi mencegah menggunakan skala 61-90
komplikasi Likert dengan pilihan c. Kurang
hipertensi untuk sbb: jika selalu (SL)= 4, :30-60
mengurangi resiko sering (SR)= 3, kadang-
komplikasi kadang (KD)= 2, tidak

hipertensi seperti: pernah (TP)= 1 untuk


pernyataan positif
mengurangi
(Favorable) dan selalu
makanan yang asin-
(SL) = 1, sering (SR)= 2,
asin, rutin
kadang-kadang (KD)= 3,
berolahraga,
tidak pernah (TP)= 4
mengkonsumsi untuk pernyataan negatif
sayuran dan buahan (Unfavorable)
35

F. Aspek Pengukuran
1. Pengukuran Tingkat Pengetahuan
Untuk mengukur pengetahuan, maka dibentuk kuisioner dengan 10
pertanyaan. Dengan 8 pertanyaan positif (Favorable: 1,2,3,4,5,6,7,10) bila
jawaban pertanyaan Ya= 2, Tidak= 1. Dan 2 pertanyaan negatif
(Unfavorable: 8,9) bila jawaban pertanyaan Ya= 1, dan Tidak= 2. Jumlah
skor tertinggi= 20 dan terendah = 10. Untuk mengetahui rentang skor
kategori digunakan rumus (Hidayat, 2009)
R
P=
BK
20−10
P=
3
10
P=
3
Jadi panjang kelas= 3,3 (dibulatkan menjadi 3)
Keterangan:
P = Panjang kelas
R = Rentang kelas (skor tertinggi- skor terendah)
BK = Banyak kelas

Rentang skor kategori yang ditentukan adalah:


a. Baik = 17 - 20
b. Cukup = 13 - 16
c. Kurang = 10 - 12

2. Pengukuran Tindakan Pencegahan Komplikasi Hipertensi


Untuk mengukur pencegahan, maka dibentuk kuesioner dengan 30
pertanyaan. Jawaban pertanyaan selalu (SL)= 4, sering (SR)= 3, kadang-
kadang (KD)= 2, tidak pernah (TP)= 1 untuk pertanyaan positif
(Favorable:1,2,3,5,6,7,8,10,11,12,13,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,15,16,
17,18,19). dan selalu (SL) = 1, sering (SR)= 2, kadang-kadang (KD)= 3,
tidak pernah (TP)= 4 untuk pertanyaan negatif (Unfavorable: 4, 9, 14).
36

Jumlah skor tertinggi = 120 dan terendah 30. Untuk mengetahui rentang
skor kategori digunakan rumus (Hidayat, 2009):
R
P=
BK
120−30
P=
3
P = 30
Jadi panjang kelas= 30
Keterangan:
P = Panjang kelas
R = Rentang kelas (skor tertinggi- skor terendah)
BK = Banyak kelas

Rentang skor kategori yang ditentukan adalah:


a. Baik = 91 - 120
b. Cukup = 61 - 90
c. Kurang = 30 - 60

G. Alat dan Prosedur Pengumpulan Data


1. Alat Ukur
Peneliti menggunakan alat pengumpulan data (Instrumen Penelitian)
berupa kuesioner. Dimana kuesioner tingkat pengetahuan yang
dikembangkan oleh Dea Gita Septianingsih 2018 yang telah di uji
validitas dengan Cronbach’s alfa 0,863 dan reliabilitas dengan
Cronbach’s alfa 0,938. Dan dimana kuesioner pencegahan komplikasi
hipertensi dikembangkan oleh E. Vestabilivy 2013 yang telah di uji
validitas dengan Cronbach’s alfa 0,75 dan reliabilitas dengan Cronbach’s
alfa 0,903

2. Prosedur Pengumpulan Data


Adapun prosedur terkait pengumpulan data dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Peneliti melakukan pengajuan surat izin memperoleh data dasar dari
37

institute pendidikan Program Studi Keperawatan Fakultas Farmasi


Dan Ilmu Kesehatan dengan nomor 159/01/06/B/USM/IV/2021 di
Universitas Sari Mutiara Indonesia.
b. Kemudian peneliti memberikan surat izin data dasar ke UPT
Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang.
c. Setelah mendapatkan izin, peneliti melakukan pengumpulan data yaitu
dengan mendatangi UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang.
d. Setelah mendapatkan data, kemudian menyerahkan proposal lengkap
dengan daftar isian untuk mendapatkan surat keterangan lolos uji etik
dari Komite Etik Penelitian Universitas Sari Mutiara Indonesia
Fakultas Farmasi Dan Ilmu Kesehatan. Bila lolos uji etik maka
dilanjutkan dengan penelitian.
e. Mengajukan surat izin penelitian dari institute pendidikan Program
Studi Keperawatan Fakultas Farmasi Dan Ilmu Kesehatan di
Universitas Sari Mutiara Indonesia dan mengantarkannya kembali ke
UPT Puskesmas Tanjung Rejo dan ke Kecamatan Percut Sei Tuan.
f. Setelah mendapatkan izin penelitian, lalu peneliti berkunjung kerumah
responden berdasarkan data yang diperoleh dari UPT Puskesmas
Tanjung Rejo Deli Serdang sebanyak jumlah yang telah ditentukan
sebelumnya.
g. Responden yang memenuhi syarat sesuai kriteria inklusi diberikan
penjelasan tentang langkah penelitian.
h. Apabila calon responden bersedia menjadi responden, maka
dipersilahkan untuk menandatangani informed consent, dan apabila
calon responden tidak bersedia menjadi responden maka peneliti tetap
menghormati keputusan itu.
i. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden yang telah
menandatangani informed consent kemudian responden mengisi
kuesioner dan dikembalikan kepada peneliti saat itu juga.
j. Kemudian langkah akhir yaitu menganalisa data.
38

H. Etika Penelitian
Etika dalam penelitian KEP USM-Indonesia merupakan hal yang sangat
penting dalam pelaksanaan sebuah penelitian mengingat penelitian
keperawatan akan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika
penelitian harus diperhatikan aspek legal etik karena manusia mempunyai Hak
asasi dalam kegiatan penelitian.
1. Informed Consent (Lembar persetujuan menjadi responden)
Informed Consent merupakan persetujuan antara penulis dan responden
dengan menandatangani lembar persetujuan, dimana informed consent ini
diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan persetujuan
sebagai responden penelitian. Jika subjek bersedia untuk di teliti maka
harus menandatangani lembar persetujuan sebafgai responden. Bila
reponden menolak untuk diteliti maka penulis tetap menghormati hak
responden
2. Anonimity (Tanpa nama)
Etika dalam penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan
nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Setelah peneliti mendapatkan informasi dari responden, peneliti menjamin
kerahasiaan hasil penelitinya yang sudah di olah dengan program komputer
yang dilaporkan dan memberikan nomor responden sehingga dalam
penelitian tidak mempublikasikan identitas berupa nama.

4. Justice (keadilan)
Peneliti menerapkan keadilan dan tidak melakukan diskriminasi. Hal ini
diaplikasikan dengan memilih sampel berdasarkan masalah penelitian,
bukan atas subjektifitas atau kepentingan lain.
5. Benefience (Kebaikan)
Prinsip etik yang mementingkan keuntungan, baik bagi peneliti maupun
respnden sendiri. Peneliti menjelaskan kepada responden tentang manfaat
penelitian.
39

6. Non Maleficence (tidak merugikan)


Penelitian tidak menimbulkan bahaya bagi responden dan terbebas dari rasa
tidak nyaman, dalam hal ini peneliti meyakinkan responden bahwa ini tidak
merugikan responden

I. Pengolahan Data dan Analisa Data


1. Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2017) setelah semua data terkumpul, maka
dilakukan pengolahan data melalui beberapa tahap yaitu:
a. Editing
Setelah mendapatkan data, peneliti melakukan pengeditan data dan
memeriksa kembali kelengkapan kuesioner dari data demografi, tingkat
pengetahuan keluarga dan tindakan pencegahan komplikasi hipertensi
b. Coding
Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka/bilangan. Kegunaan coding adalah untuk
mempermudah pada saat entry data. Pada data demografi responden,
usia diberi kode 1 apabila 20-39 tahun, kode 2 apabila 40-49 tahun,
kode 3 apabila 50-59 tahun. Jenis kelamin diberi kode 1 apabila laki-
laki dan kode 2 apabila perempuan. Pendidikan diberi kode 1 apabila
SMP, kode 2 apabila SMA, kode 3 apabila D3, kode 4 apabila S1, kode
5 apabila S2, dan kode 6 apabila S3. Agama diberi kode 1 apabila
Islam, kode 2 apabila Kristen, kode 3 apabila Budha, dan kode 4
apabila Hindu. Pekerjaan diberi kode 1 apabila tidak bekerja, kode 2
apabila pegawai swasta, kode 3 apabila wiraswasta, kode 4 apabila
bertani, kode 5 apabila lain-lain. Tingkat pengetahuan keluarga diberi
kode 2 apabila ya dan kode 1 apabila tidak untuk pertanyaan positif
(Favorable), diberi kode 1 apabila ya dan kode 2 apabila tidak untuk
pertanyaan negatif (Unfavorable). Pencegahan komplikasi diberi kode 1
apabila tidak pernah, kode 2 apabila kadang-kadang, kode 3 apabila
sering, kode 4 apabila selalu untuk pernyataan positif (Favorable),
40

diberi kode 4 apabila tidak pernah, kode 3 apabila kadang-kadang, kode


2 apabila sering, kode 1 apabila selalu untuk pernyataan negatif
(Unfavorable).
c. Entry Data
Peneliti menginput data hasil coding, dalam bentuk tabel menggunakan
program komputerisasi.
d. Tabulating
Hasil semua jawaban responden yaitu tentang tingkat pengetahuan
keluarga dalam tindakan pencegahan komplikasi dimasukkan dalam
tabel tabulasi untuk mengetahui pengetahuan keluarga dengan tindakan
pencegahan komplikasi pada pasien hipertensi.

2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang
dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian. Analisa univariat
digunakan untuk menyajikan data-data demografi, yang meliputi jenis
kelamin, usia, tingkat pendidikan, agama dan pekerjaan.

b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Analisis bivariat
yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan uji statistik Non
Parametris dengan menggunakan uji statistik Spearmen. Dengan CI=
95% dan batas kemaknaan alfa 5% (0,05). Dua variabel dikatakan ada
hubungan apabila nilai p (<0,05). Dengan melihat kemaknaan melalui
tingkat kekuatan korelasi:
1. Nilai koefisien korelasi 0,00 – 0,25 = hubungan sangat lemah
2. Nilai koefisien korelasi 0,26 – 0,50 = hubungan cukup
3. Nilai koefisien korelasi 0,51 – 0,75 = hubungan kuat
4. Nilai koefisien korelasi 0,76 – 0,99 = hubungan sangat kuat
5. Nilai koefisien korelasi 1,00 = hubungan sempurna
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang
a. Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo
Puskesmas Tanjung Rejo berada di Kecamatan Percut Sei Tuan yang
terletak di Jalan Lembaga Dusun 2, Desa Tanjung Rejo Kabupaten Deli
Serdang, kode Pos: 20371. Puskesmas Tanjung Rejo memiliki wilayah
kerja seluas 134.13 km2 yang terdiri dari 9 desa. Desa dengan luas wilayah
terbesar adalah desa Saentis yaitu seluas 24 km2 dan desa dengan luas
wilayah tersempit adalah desa Cinta Rakyat yaitu 1.48 km2. Secara
geografis berbatasan dengan wilayah sebagai berikut:
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka
b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Medan
c) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Batang Kuis dan
Kabupaten Simalungun
d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Deli

Jumlah seluruh penduduk yang ada diwilayah kerja Puskesmas Tanjung


Rejo adalah 128.030 jiwa. Desa dengan jumlah penduduk paling banyak
terdapat di desa Sampali dengan jumlah penduduk sebanyak 33.350 jiwa.
Desa dengan penduduk paling sedikit terdapat di desa Pematang Lalang
dengan jumlah penduduk sebanyak 1.871 jiwa. Puskesmas Tanjung Rejo
memiliki 47 posyandu, 5 poskesdes, 6 posbindu PTM dan 9 desa siaga.
Sarana dan prasarana secara umum terkait dalam pencegahan hipertensi
dan komplikasinya di UPT Puskesmas Tanjung Rejo, dilakukannnya
kegiatan senam hipertensi disetiap hari jum’at, mengadakan kegiatan
penyuluhan kesehatan terkait hipertensi dan pencegahan komplikasi
hipertensi serta menyediakan skrining Hipertensi berupa cek tekanan darah
secara gratis upaya penting dalam mendeteksi hipertensi dan
komplikasinya.
42

2. Analisa Univariat
a. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Dan Persentase Berdasarkan Karakteristik
Responden Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang
Tahun 2021 (n= 77)

Karakteristik f Persentase %
Usia
20-39 Tahun 28 36,4
40-49 Tahun 45 58,4
50-59 Tahun 4 5,2
Jenis Kelamin
Laki-laki 36 46,8
Perempuan 41 53,2
Pendidikan
SMP 2 2,6
SMA 39 50,6
D3 12 15,6
S1 23 29,9
S2 1 1,3
Agama
Islam 71 92,2
Kristen 5 6,5
Hindu Budha 1 1,3
Pekerjaan
Tidak Bekerja 6 7,8
Pegawai Swasta 11 14,3
Wiraswasta 33 42,9
Bertani 4 5,2
Lain-lain 23 29,9

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas responden dalam


penelitian ini berada pada usia 40-49 tahun sebanyak 45 responden
43

(58,4%), jenis kelamin perempuan sebanyak 41 responden (53,2%),


pendidikan SMA sebanyak 39 responden (50,6 %), agama Islam sebanyak
71 responden (92,2 %) dan pekerjaan Wiraswasta sebanyak 33 responden
(42,9 %).

b. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Frekuensi Pengetahuan


Keluarga
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Frekuensi Pengetahuan Keluarga Di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Tahun 2021 (n= 77)

Pengetahuan f %
Kurang 2 2,6
Cukup 21 27,3
Baik 54 70,1

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas frekuensi


Pengetahuan Keluarga yang dilakukan kunjungan kerumah keluarga
pasien hipertensi di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo yaitu
frekuensi Pengetahuan Keluarga Baik sebanyak 54 responden (70,1 %),
frekuensi Pengetahuan Keluarga Cukup sebanyak 21 responden (27,3
%), dan frekuensi Pengetahuan Keluarga Kurang sebanyak 2 responden
(2,6 %).

c. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tindakan Pencegahan


Komplikasi Hipertensi
Tabel 4.3
44

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Frekuensi Tindakan Pencegahan


Komplikasi Hipertensi Responden Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Tanjung Rejo Tahun 2021 (n= 77)

Pencegahan Komplikasi f %
Kurang 5 6,5
Cukup 16 20,8
Baik 56 72,7

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa mayoritas frekuensi Tindakan


Pencegahan Komplikasi Hipertensi Baik sebanyak 56 responden
(72,7%), frekuensi Tindakan Pencegahan Komplikasi Hipertensi Cukup
sebanyak 16 responden (20,8 %), dan frekuensi Tindakan Pencegahan
Komplikasi Hipertensi Kurang sebanyak 5 responden (6,5 %).

3. Analisa Bivariat
a. Hubungan Frekuensi Tingkat Pengetahuan Keluarga dan
Tindakan Pencegahan Komplikasi Hipertensi
45

Tabel 4.4
Hubungan frekuensi Pengetahuan Keluarga Dengan Tindakan
Pencegahan Komplikasi Hipertensi Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Tanjung Rejo Deli Serdang Tahun 2021 (n= 77)

Pengetahua Tindakan Pencegahan Total Uji Statistik


n Keluarga Komplikasi
Kurang Cukup Baik
f % f % f % f % P R
Kurang 2 100 0 0 0 0 2 100 0,000 0,421
Cukup 3 14,3 7 33,3 11 52,4 21 27,3
Baik 0 0 9 16,7 45 83,3 54 70,1
Total 5 6,5 16 20,8 56 72,7 77 100

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 2 responden yang


memiliki pengetahuan kurang tentang tindakan pencegahan komplikasi
hipertensi terdapat 2 responden (100%) melakukan tindakan
pencegahan komplikasi kurang, dari 21 responden yang memiliki
pengetahuan cukup tentang hipertensi terdapat 3 responden (14,3%)
melakukan tindakan pencegahan komplikasi hipertensi kurang, 7
responden (33,3%) melakukan tindakan pencegahan komplikasi
hipertensi cukup, 11 responden (52,4%) melakukan tindakan
pencegahan komplikasi hipertensi baik dan dari 54 responden yang
memiliki pengetahuan baik terdapat 9 responden (16,7%) yang
melakukan tindakan pencegahan komplikasi hipertensi dengan cukup,
45 responden (83,3%) yang melakukan tindakan pencegahan
komplikasi hipertensi dengan baik.

Hasil uji statistik menggunakan uji Spearman diperoleh p value 0,000


< α 0,05 yang menandakan ada hubungan antara tingkat pengetahuan
keluarga dengan tindakan pencegahan komplikasi pada pasien
hipertensi di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli
Serdang tahun 2021. Dengan nilai koefisien korelasi r = 0,421 yang
artinya hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga dan tindakan
46

pencegahan komplikasi pada pasien hipertensi cukup erat. Berdasarkan


nilai koefisien korelasi tersebut juga dapat dilihat bahwa nilai korelasi
positif yang artinya terdapat hubungan yang searah antara tingkat
pengetahuan keluarga dan tindakan pencegahan komplikasi pada
pasien hipertensi. Apabila tingkat pengetahuan keluarga baik maka
tindakan pencegahan komplikasi pada pasien hipertensi juga baik,
begitu juga sebaliknya, apabila tingkat pengetahuan keluarga kurang
maka tindakan pencegahan komplikasi pada pasien hipertensi juga
buruk.

B. Pembahasan
1. Interpretasi Dan Diskusi Hasil
a. Pengetahuan keluarga tentang Hipertensi
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan tentang
hipertensi pada keluarga pasien di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Tanjung Rejo tahun 2021, diketahui bahwa keluarga pasien yang
memiliki pengetahuan kurang tentang hipertensi sebanyak 2 responden
(2,6%), yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 21 responden
(27,3%) dan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 54 responden
(70,1%).

Berdasarkan hasil kuesioner, dari 10 pertanyaan terkait pengetahuan


keluarga tentang hipertensi terlihat responden paling banyak menjawab
salah sebanyak 31 responden pada pertanyaan, bahwa semakin
bertambahnya usia tekanan darah semakin meningkat. Hal ini
disebabkan karena masyarakat beranggapan bahwa dengan bertambah
usia maka akan semakin tinggi batas normalnya (Kurnia A, 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nabila (2019) mengatakan bahwa
usia paling banyak menderita hipertensi ialah usia 61-70 tahun dengan
persentase 91,41%. Menurut penelitian (Gebreselassie, K. Z. Dkk,
2020) setiap bertambahnya usia, orang akan 90% beresiko terkena
hipertensi ataupun tekanan darahnya meningkat karena ada perubahan
47

fisiologis dari dinding pembuluh darah tersebut. Hal ini sejalan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni (2019) yang mengatakan
bahwa dengan bertambahnya usia maka resiko terjadinya hipertensi
juga semakin besar. Setelah usia 45 tahun, dinding arteri akan
mengalami penebalan karena adanya penumpukan zat kolagen pada
lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur kaku dan
menyempit. Tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik
meningkat karena kelenturan pembuluh darah besar yang berkurang
seiring bertambahnya usia (Rahajeng, 2018).

Kemudian responden paling banyak menjawab salah sebanyak 41


responden pada pertanyaan, meminum obat hipertensi hanya diminum
saat dirasakan ada keluhan. Hal ini disebabkan karena minimnya
pengetahuan masyarakat mengenai kepatuhan dan terapi farmakologi
pada penderita hipertensi (Kurnia A, 2016). Menurut hasil penelitian
Saraswati D (2017) yang mengatakan bahwa orang yang mengalami
hipertensi harus patuh minum obat, karena kepatuhan minum obat
didapatkan mampu menurunkan tekanan darah dan diharapkan mampu
menurunkan faktor resiko kardiovaskular yang lain, maka sangat
dianjurkan terapi farmakologi. Hal ini juga sejalan dengan penelitian
Robiyanto (2019) kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi sangat
penting karena dengan minum obat antihipertensi secara teratur dapat
mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi, sehingga dalam
jangka panjang risiko kerusakan organ-organ seperti jantung, ginjal
dan otak dapat dikurangi.

Dan sebanyak 36 responden banyak menjawab salah pada pertanyaan,


mengendalikan faktor resiko seperti minum obat merupakan
penganggulan hipertensi. Hal ini disebabkan karena persepsi
masyarakat tentang penyakit hipertensi tidak perlu penanganan serius
dan mudah sembuh. Anggapan seperti itulah yang akan membuat
penyakit hipertensi sering diabaikan dan merasa tidak perlu serius
48

dalam mengobati (Kurnia A, 2016). Menurut Dewi Anggriani (2019)


salah satu upaya untuk mengendalikan hipertensi adalah dengan
minum obat antihipertensi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Honesty (2016), terdapat hubungan yang bermakna antara terapi
farmakologi dengan target penurunan tekanan darah dengan p value
0,003, bahwa dengan mengkonsumsi obat anti hipertensi dapat
menurunkan tekanan darah serta tekanan darah dapat terkontrol
sehingga mengurangi efek lanjut dari hipertensi.

Sedangkan jawaban responden yang paling banyak menjawab benar


sebanyak 74 responden pada pertanyaan, hipertensi disebut juga
sebagai penyakit tekanan darah tinggi. Hal ini dikarenakan penyakit
hipertensi sudah sering didengar dikalangan masyarakat awam
sehingga mayoritas mengetahui defenisi hipertensi (Thersya, 2019).
Hipertensi disebut juga tekanan darah tinggi dimana tekanan darah
sistolik >140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg
(p2ptm.kemkes.go.id, 2020). Hipertensi atau biasa di kenal di
masyarakat awam dengan istilah tekanan darah tinggi merupakan suatu
keadaan meningkatnya tekanan darah individu melewati batas
normalnya yang biasanya dijuluki sebagai sillent killer atau pembunuh
diam-diam sebab hipertensi merupakan penyakit yang tidak diketahui
gejalanya sebagai pengingat bagi penderita (Thersya, 2019).

Kemudian jawaban responden yang paling banyak menjawab benar


sebanyak 64 responden pada pertanyaan, buah-buahan dan sayuran
merupakan makanan yang dapat menyebabkan darah tinggi
(unfavorable). Hal ini disebabkan karena mayoritas masyarakat
mengetahui bahwa sayuran dan buah-buahan memiliki peran dan
fungsi penting dalam tubuh untuk pencegahan hipertensi (Rika, 2019).
Beberapa cara untuk mencegah hipertensi seperti tidak mudah stress,
makan yang sehat seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, tidak
menggunakan penyedap masakan, mengurangi makanan yang
49

berlemak, bersantan, makanan yang asin, dan olahraga (Shella, 2016).


Hal ini juga didukung oleh penelitian Bonita P (2019), bahwa hasil
analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakana antara
konsumsi buah, konsumsi sayur, aktifitas fisik dan status gizi terhadap
hipertensi (p<0.05) dengan menggunakan uji Statistik uji chi square.

Dan jawaban responden yang paling banyak menjawab benar sebanyak


70 responden pada pertanyaan, olahraga secara teratur serta
mengurangi makanan yang asin/garam merupakan kegiatan yang dapat
mengurangi risiko darah tinggi. Hal ini dapat terjadi karena
terpaparnya informasi terkait pencegahan dan penanggulan hipertensi
dimasyarakat melalui penyuluhan, media sosial, lingkungan serta
Program Pengeloaan Penyakit Kronis (PROLANIS) yang dilakukan
oleh pelayanan kesehatan sehingga dapat menambah pengetahuan
masyarakat (Surayitno, 2020). Penelitian ini didukung dengan apa
yang dikatakan Rahmi (2017), olahraga yang paling baik adalah jalan
pagi, olahraga ini tidak terlalu banyak meningkatkan kemampuan fisik
dan pembakaran lemak pada tubuh, olahraga juga dapat mengurangi
tekanan darah bukan hanya disebabkan berkurangnya berat badan,
tetapi juga disebabkan bagaimana tekanan darah dihasilkan. Nuraini
(2016) juga mengatakan salah satu upaya pengendalian hipertensi yaitu
dengan memonitoring tekanan darah dan mengatur gaya hidup.
Berkaitan dengan pengaturan gaya hidup yaitu mengurangi asupan
garam atau diet rendam garam. Pembatasan asupan natrium berupa diet
rendah garam merupakan salah satu terapi diet yang dilakukan untuk
mengendalikan tekanan darah (Nuraini, 2016).

b. Tindakan pencegahan komplikasi Hipertensi


Dari hasil penelitian diketahui bahwa tindakan pencegahan komplikasi
hipertensi pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Rejo Deli Serdang tahun 2021, diketahui bahwa keluarga yang
melakukan tindakan pencegahan komplikasi hipertensi dengan kurang
50

sebanyak 5 responden (6,5%), pencegahan komplikasi hipertensi


dengan cukup sebanyak 16 responden (20,8%), dan pencegahan
komplikasi hipertensi dengan baik sebanyak 56 reponden (72,7%).

Berdasarkan hasil dari kuesioner, dari 30 pernyataan terkait tindakan


pencegahan komplikasi hipertensi terlihat responden paling banyak
menjawab selalu sebanyak 34 responden dan sering 33 responden pada
pernyataan, keluarga mengurangi makanan yang asin-asin untuk pasien
hipertensi. Hal ini menunjukkan pengetahuan keluarga yang baik dapat
melakukan pencegahan komplikasi hipertensi dengan baik. Tingkat
pengetahuan serta pemahaman terkait hipertensi dapat menunjang
keberhasilan pencegahan komplikasi sehingga tekanan darah pasien
dapat terkontrol dengan baik. Semakin seseorang memahami
penyakitnya atau anggota keluarganya, maka semakin aware dalam
menjaga pola hidup dan tingkat kepatuhan menjalani diet hipertensi
juga semakin meningkat (Gebrihet TA, 2017). Dalam pengaturan diet
hipertensi, untuk penderita hipertensi berat diet rendah garam yang
disarankan adalah 200-400 mg Na/hari sedangkan untuk penderita
hipertensi tidak terlalu berat diet rendah garam yang disarankan 600-
800 mg Na/hari, untuk penderita hipertensi ringan diet rendah garam
yang disarankan adalah 1000-1200 mg Na/hari (Rostini, 2018).

Kemudian responden yang paling banyak menjawab selalu sebanyak


33 responden dan sering 31 responden pada pernyataan, keluarga
menyuruh pasien beristirahat jika pasien merasa lelah dan pusing. Hal
ini dikarenakan pengetahuan keluarga yang sudah cukup baik tentang
hipertensi, dimana menurut Wiwin (2016) tanda gejala dari hipertensi
adalah sering merasakan pusing/sakit kepala pada bagian tengkuk,
pada saat bangun tidur merasa lemas dan keluhan cepat lelah saat
beraktivitas. Setiap orang membutuhkan istirahat agar
mempertahankan status kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu
pemenuhan kebutuhan istirahat sangat penting bagi orang yang sedang
51

sakit agar lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel.


Apabila kebutuhan istirahat tersebut cukup, maka jumlah energi yang
diharapkan dapat memulihkan status kesehatan dan mempertahankan
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, orang yang
mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat lebih dari biasanya
(Basit, e.t al, 2016).

Dan responden paling banyak menjawab selalu sebanyak 40 responden


dan sering 23 responden pada pernyataan, keluarga menghindari
makanan cepat saji (misal: indomie, burger) untuk penderita hipertensi.
Hal ini kemungkinan dapat terjadi karena faktor kebiasaan gaya hidup
yang sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta pengetahuan
responden itu sendiri mengenai bahaya mengkonsumsi makanan cepat
saji secara berlebihan (Zulfaa Rif”at, dkk., 2021). Hipertensi memiliki
dua faktor risiko, yaitu faktor yang tidak dapat diubah, antara lain
genetic, jenis kelamin dan usia (Wang et al. 2018). Adapun faktor yang
dapat diubah atau dicegah diantaranya, dengan tidak mengkonsumsi
alkohol, mengurangi kebiasaan konsumsi makanan cepat saji atau fast
food (Sukfitrianty et al. 2016; Dewi et al. 2017) mengendalikan stress,
menurunkan obesitas, rutin aktivitas fisik atau berolahraga, mengurangi
asupan natrium (Abdurrachim et al. 2017), dan Konsumsi makanan
cepat saji menjadi faktor dominan (67,2%) seseorang terkena hipertensi,
(Fatmawati et al., 2017). Makanan cepat saji mengandung tinggi
natrium, tinggi lemak, tinggi sodium, tinggi gula dan monosodium
glutamate (MSG) dan rendah serat (Adriaansz et al. 2016). Kadar
sodium dan kadar lemak yang berlebihan di dalam tubuh menyebabkan
aliran darah meningkat sehingga berakibat pada tekanan darah tinggi,
stroke, dan obesitas (Fatmawati et al., 2017).

Sedangkan jawaban responden yang paling banyak menjawab kadang-


kadang 36 responden dan tidak pernah sebanyak 9 responden pada
pernyataan, keluarga menyuruh penderita hipertensi untuk minum obat.
52

Hal ini kemungkinan dapat terjadi karena kurang terpaparnya


pengetahuan keluarga tentang kepatuhan minum obat pada pasien
hipertensi. Kepatuhan adalah sebagai perilaku untuk menaati saran-
saran atau prosedur dari petugas kesehatan tentang penggunaan obat,
yang sebelumnya didahului oleh proses konsultasi antara pasien atau
keluarga pasien (Made, 2017). Keberhasilan pengobatan pada pasien
hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu peran aktif pasien dan
kesediaanya untuk memeriksakan ke pelayanan kesehatan sesuai
dengan jadwal yang ditentukan serta kepatuhan dalam meminum obat
antihipertensi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Made (2017),
didapatkan hasil 0,001 < 0,05 yang menandakan ada hubungan
bermakna antara sikap dan kepatuhan minum obat antihipertensi pada
penderita hipertensi. Hasil penelitian diharapkan memberikan dampak
untuk lebih disiplin dalam mengkonsumsi obat antihipertensi agar tidak
terjadi komplikasi akibat hipertensi.

Kemudian responden yang paling banyak menjawab kadang-kadang 35


responden dan tidak pernah sebanyak 7 responden pada pernyataan,
keluarga menganjurkan pasien untuk menjalani terapi obat tekanan
darah tinggi. Hal ini terjadi dikarenakan minimnya pengetahuan
keluarga mengenai kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi.
Menurut Jaeynisha Matavhan (2017) dalam penelitiannya yang
berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Terhadap Hipertensi dan
Kepatuhan minum Obat Pada Pasien Hipertensi di wilayah Kintani I”,
penderita hipertensi harus patuh dalam menjalani terapi obat
antihipertensi karena dapat mengontrol tekanan darah pada pasien
hipertensi, sehingga dapat menurunkan resiko berkembangnya
komplikasi kardiovaskuler seperti stroke, serangan jantung serta gagal
jantung.

Dan responden yang paling banyak menjawab kadang-kadang 28


responden dan tidak pernah sebanyak 11 responden pada pernyataan,
53

keluarga menganjurkan pasien untuk rutin memeriksakan tekanan


darah jika obatnya sudah habis. Kejadian ini dapat terjadi karena
kurangnya pengetahuan responden terhadap pentingnya melakukan cek
tekanan darah rutin pada pasien hipertensi dan diakibatkan responden
menganggap hipertensi bukanlah suatu penyakit yang serius sehingga
beranggapan hipertensi bisa sembuh dengan sendirinya tanpa harus
menjalani terapi obat antihipertensi (Kurnia A, 2016). Penderita
hipertensi harus rutin mengontrol tekanan darah serta self awareness
harus lebih ditingkatkan lagi dalam mengenali dan mencegah
hipertensi melalui deteksi dini berupa pengukuran tekanan darah secara
rutin minimal sebulan sekali guna mencegah terjadinya komplikasi
hipertensi (Rokom, 2016).

c. Hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan tindakan


pencegahan komplikasi Hipertensi
Dari hasil tabulasi silang dari 2 responden yang memiliki pengetahuan
kurang tentang tindakan pencegahan komplikasi hipertensi terdapat 2
responden (100%) melakukan tindakan pencegahan komplikasi kurang,
dari 21 responden yang memiliki pengetahuan cukup tentang hipertensi
terdapat 3 responden (14,3%) melakukan tindakan pencegahan
komplikasi hipertensi kurang, 7 responden (33,3%) melakukan
tindakan pencegahan komplikasi hipertensi cukup, 11 responden
(52,4%) melakukan tindakan pencegahan komplikasi hipertensi baik
dan dari 54 responden yang memiliki pengetahuan baik terdapat 9
responden (16,7%) yang melakukan tindakan pencegahan komplikasi
hipertensi dengan cukup, 45 responden (83,3%) yang melakukan
tindakan pencegahan komplikasi hipertensi dengan baik.

Dari tabel silang 4.4 juga terlihat ada 21 responden (27,3%) yang
memiliki pengetahuan cukup namun tindakan pencegahan
komplikasinya baik sebanyak 11 responden. Hal ini dapat terjadi
karena apa yang telah dilakukan responden selama ini merupakan
54

tindakan yang mengarah pada upaya pencegahan komplikasi hipertensi


meskipun responden tidak menyadari dari segi pengetahuan responden
yang masih belum baik (Destiara H.Z, 2017). Hal tersebut berarti
tindakan yang baik tidak hanya dimiliki oleh keluarga yang memiliki
pengetahuan baik saja. Keluarga yang memiliki pengetahuan cukup
juga banyak melakukan tindakan pencegahan komplikasi dengan baik.
Keluarga pada umumnya telah melakukan tindakan dengan baik secara
sadar maupun tidak mereka sadari. Tindakan sudah menjadi aktivitas
yang biasa mereka lakukan. (Destiara H.Z, 2017). Tindakan
pencegahan yang menjadi kebiasaan contohnya seperti pola makan,
kebiasaan olahraga, dan mampu mengatasi rasa stress penderita
hipertensi. Keluarga yang melakukan tindakan pencegahan komplikasi
cukup memiliki porsi yang lebih kecil, karena sebagian besar keluarga
telah melakukan tindakan pencegahan komplikasi hipertensi dengan
baik. Proporsi yang lebih kecil yang melakukan tindakan pencegahan
cukup dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain seperti, keluarga
belum mengetahui dampak dari hipertensi, cara mencegah, ataupun
gejalanya (Agung, 2016).

Serta terdapat 54 responden (70,1%) yang memiliki pengetahuan baik


dan terdapat 45 responden yang melakukan tindakan pencegahan
komplikasi dengan baik. Pengetahuan baik dan tindakan pencegahan
baik dikarenakan bahwa pengetahuan merupakan suatu domain
kognitif yang sangat berpengaruh dalam membentuk tindakan
seseorang, semakin baik pengetahuan seseorang maka semakin baik
pula tindakan yang dilakukannya (Melisa, 2019). Hal ini sesuai dengan
teori Lawrence Green yang menyatakan bahwa perilaku dipengaruhi
oleh faktor-faktor predisposisi, salah satunya pengetahuan responden
(Wulandari, 2019). Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang
telah dilakukan Sunarti (2019) dengan teknik pengambilan sampel Non
Probability berjumlah 57 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa
lebih dari sebagian penderita hiperetensi memiliki tingkat pengetahuan
55

yang baik yaitu sebanyak 70,2%. Dan 57.9% responden berupaya


mengendalikan tekanan darah. Dari hasil uji statistik di peroleh p value
0,00 (<0,05), dengan koefisien korelasi (r) 0,609 artinya terdapat
hubungan yang cukup signifikan antara tingkat pengetahuan tentang
hipertensi dengan pengendalian tekanan darah.

Pengetahuan responden tentang hipertensi tidak dipengaruhi oleh


pendidikan, dimana pendidikan responden SMP yaitu 2 orang (2,6%)
dimana ada 1 responden pengetahuannya cukup dan 1 orang
pengetahuannya kurang, kemudian pendidikan responden SMA yaitu
39 orang (50,6%) dimana ada 23 orang responden yang
berpengatahuan baik, 2 orang berpengetahuan cukup, 1 orang
berpengetahuan kurang lalu pendidan responden D3 yaitu 12 orang
(15,6%) dimana ada 10 orang yang berpengetahuan baik dan 2 orang
berpengetahuan cukup, kemudian S1 yaitu 23 orang (29,9%) dimana
ada 20 orang yang memiliki pengetahuan baik dan 3 orang memiliki
pengetahuan cukup, dan pendidikan S2 yaitu 1 orang (1,3%) dimana
semuanya berpengetahuan baik. Berdasarkan hasil penelitian ini
responden dengan karakteristik pendidikan terakhir tertinggi sebagian
besar pada tamatan SMA yaitu 39 (50,6%) dan terkecil S2 sebanyak 1
(1,3%). Selain dari pendidikan formal, pengetahuan dapat diperoleh
melalui orang lain maupun media massa antara lain majalah, televisi,
surat kabar, dan radio. Dan seseorang dengan pendidikan rendah bukan
berarti mutlak memiliki pengetahuan yang rendah pula. Namun
pendapat lain mengatakan bahwa dengan pendidikan yang semakin
tinggi maka seseorang akan semakin mudah menerima informasi
sehingga semakin meningkat pula pengetahuan yang dimilikinya
(Mujiburrahman, 2020). Menurut pendapat peneliti hasil penelitian ini
sesuai dengan pendapat Yuliana (2017) dimana pengetahuan bisa
didapat selain melalui pendidikan formal dalam sekolah namun juga
bisa diperoleh dari pendidikan non formal diluar sekolah melalui
pengalaman. Walaupun mayoritas berada pada mayoritas
56

berpendidikan rendah maka bukan berarti mutlak berpengetahuan


rendah pula. Pendidikan tidak mempengaruhi pengetahuannya sebab
responden dengan pengetahuan baik dapat memperoleh informasi dari
pengalaman atau orang lain maupun media masa (Sumartini, 2020).

Berdasarkan status pekerjaan dapat diketahui bahwa sebagian besar


responden bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 33 responden
(42,9%) dan yang paling sedikit adalah responden yang bertani
sebanyak 4 responden (5,2%). Hal ini menujukkan bahwa sebagian
besar keluarga di Wilayah Kerja UPT Puskesmas tanjung Rejo Deli
Serdang mempunyai sumber ekonomi yang cukup. Aspek sosial
ekonomi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kesehatan
seseorang, meliputi asuransi atau jaminan yang cukup mampu untuk
menjaga kesehatan agar terhindar dari komplikasi penyakit (Suwaryo,
2017) .

Hasil uji statistik menggunakan uji Spearman diperoleh p value 0,000


< α 0,05 yang menandakan ada hubungan yang bermakna antara
tingkat pengetahuan keluarga dengan tindakan pencegahan komplikasi
pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo
Deli Serdang tahun 2021. Dengan nilai koefisien korelasi r = 0,421
yang artinya hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga dan
tindakan pencegahan komplikasi pada pasien hipertensi cukup erat.
Berdasarkan nilai koefisien korelasi tersebut juga dapat dilihat bahwa
nilai korelasi positif yang artinya terdapat hubungan yang searah antara
tingkat pengetahuan keluarga dan tindakan pencegahan komplikasi
pada pasien hipertensi. Apabila tingkat pengetahuan keluarga baik
maka tindakan pencegahan komplikasi pada pasien hipertensi juga
baik, begitu juga sebaliknya, apabila tingkat pengetahuan keluarga
kurang maka tindakan pencegahan komplikasi pada pasien hipertensi
juga buruk.
57

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Kristin


(2019) yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap
dalam Pencegahan Komplikasi Hipertensi menunjukkan bahwa dari 43
responden dengan hasil pengolahan data menggunakan uji chi Square
didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat
pengetahuan responden dengan sikap dalam pencegahan komplikasi
responden di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP H Adam Malik Medan
nilai p = 0,00 artinya p < 0,05.

Dengan demikian pengetahuan keluarga tentang hipertensi harus lebih


di tingkatkan sehingga keluarga pasien bisa mengetahui dan melakukan
pencegahan hipertensi dan komplikasinya dengan baik. Pencegahan
komplikasi tentang hipertensi dapat ditingkatkan dengan membaca
buku, bertukar informasi dengan orang lain, menghadiri acara-acara
penyuluhan terutama yang berhubungan dengan hipertensi atau disaat
berobat maupun mengunjungi tempat pelayanan kesehatan bisa
bertanya-tanya pada petugas kesehatan.

2. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini memiliki beberapa
keterbatasa, diantaranya sebagai berikut:
a. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel dengan
metode Purposive sampling dimana metode ini tidak dapat mewakili
seluruh populasi
b. Penelitian ini masih belum sempurna, masih mempunyai kelemahan
karena kurang menggali informasi lebih dalam dari responden.
58

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang Tahun 2021, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengetahuan Keluarga pasien hipertensi di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang Tahun 2021 mayoritas baik yaitu
(70,1%).
2. Tindakan Pencegahan Komplikasi Hipertensi pasien hipertensi di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang Tahun 2021
mayoritas baik yaitu (72,7%).
3. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga dengan tindakan
pencegahan komplikasi pada pasien hipertensi di wilayah kerja UPT
Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang tahun 2021 dengan p value =
0,000<0,05.

B. Saran
1. Bagi Keluarga Pasien
Untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang hipertensi dan
pencegahan komplikasi hipertensi dengan membaca buku, bertukar
informasi dengan orang lain, menonton televisi mengenai kesehatan
khususnya hipertensi dan hadir pada acara-acara penyuluhan kesehatan
atau bisa bertanya kepada petugas kesehatan.

2. Bagi Petugas Kesehatan UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang


Dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat, puskesmas
harus lebih menekankan pendidikan kesehatan seperti memberikan
penyuluhan secara rutin dan bertahap yang terjadwal dengan baik tentang
penyakit hipertensi dan pencegahannya. Puskesmas menyediakan alat
abntu media untuk edukasi tersebut seperti leaflet, poster dan media
59

edukasi lainnya sehingga masyarakat diharapkan akan lebih paham


tentang hipertensi dan cara pencegahannya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian
mengenai pengetahuan keluarga dengan tindakan pencegahan komplikasi
pada pasien hipertensi dan disarankan juga kepada peneliti selanjutnya
untuk dapat melakukan observasi langsung terkait pengetahuan keluarga
dan tindakan pencegahan komplikasi pada pasien hipertensi sehingga
benar ditemukan ada permasalahan yang sesuai dengan penelitian yang
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Arifin, S. W. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Dukungan


Keluarga Dalam Menurunkan Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) Pada
Lansia Di Desa Truwolu Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan. 58-
63.

Angkawijaya, A. A. (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat dengan


Tindakan Pencegahan Hipertensi di Desa Motoboi Kecil Kecamatan
Kotamobagu Selatan. Jurnal Kedokteran Komunitas Dan Tropik, 4(1).

Antonia Anna lukito, E. N. (2019). Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi. 1-118.

Ayukhaliza. (2020). Faktor-faktor Hipertensi Di Wilayah Pesisir (Studi Pada


Wilayah Kerja Uptd Puskesmas Tanjung Tiram). Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara, 1-139.

Balitbangkes, R. D. (2018). Balitbangkes laporan Riset Kesehatan Dasar Provinsi


Sumatera Utara.

Damayanti, A. S. (2018). Pengaruh Pemberian Jus Kombinasi Jahe ( Zingiber


officinale Rosc . ) Bawang Bombai ( Allium cepa L .) Jeruk Mandarin
( Citrus reticulata Blanco ) Apel ( Malus domestica ) Wortel ( Daucus
carota L .) terhadap Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi The Effect. 7,
129-135.

Dinkes. (2019). Jumlah kasus 10 penyakit terbanyak di Deli Serdang.

Donsu, J. D. (2017). Psikologi Keperawatan. Pustaka Baru Press.

Endang, T. (2018). Pelayanan Keperawatan Penderita Hipertensi Secara Terpadu.


Yogyakarta: Graha ilmu.
Evi, V. (2013). Hubungan Perilaku Pencegahan Komplikasi Hipertensi Dengan
Kualitas Hidup Dan Stabilitas Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di
Puskesmas Kecamatan Pondok Gede Bekasi. Tesis, 1-145.

Hariawan, H. (2020). Pelaksanaan Pemberdayaan Keluarga Dan Senam Hipertensi


Sebagai Upaya Manajemen Diri Penderita Hipertensi. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Sasambo, 1(2), 75.

Harjo, M. S. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan


Sikap Dalam Pencegahan Komplikasi Hipertensi Pada Lansia Peserta
Prolanis Upt Puskesmas Jenawi Karanganyar. PLACENTUM: Jurnal
Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, 7(2), 34.

Hastono, S. (2016). Analisa Data Pada Bidang Kesehatan. PT Raja Grafindo


Perkasa.

Hastuti. (2017). Gambaran pengetahuan dan sikap keluarga tentang cara


perawatan pasien hipertensi berdasarkan karakteristik di RS Rajawali
Bandung.

Iip Ardiyanto, A. N. (2018). Efektifitas Jus Belimbing Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Pada Lansia Di Kelurahan Tawangmas Baru Kecamatan
Semarang Barat. Jurnal Ilmi Keperawatan Dan Kebidanan (JIKK), 1-8.

Irmawati, D. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga


Dengan Motivasi Pengendalian Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Nogosari Boyolali. 1-21.

Kemenkes. (2019). Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap Masyarakat.


Diunduh Tanggal 17 Mei 2019.

Krista, d. A. (2019). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Deli Serdang. Medan:


Dinkes Deli Serdang.
Kristin, M. F. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Hipertensi dengan
Sikap dalam Pencegahan komplikasi hipertensi di ruang poli penyakit
dalam RSUP H Adam Malik Medan 2019.

Limbong, E. (2019). Hubungan Pengetahuan Keluarga Dengan Pemberian Diet


Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Pancur Batu 9. 1-14.

Marlina, P. W. (2019). Peningkatan Kepatuhan Berobat Melalui Edukasi Bagi


Penderita Hipertensi Di Kabupaten Flores Timur. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan, 15(2), 55-63.

Muliati, R. C. (2019). Pengaruh Pemberian Jus Semangka Merah dan Kuning


Terhadap Tekanan Darah Lansia Menderita Hipertensi. 4(2), 406-413.

Notoadmodjo, s. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan.

Notoatmodjo. (2014). Tingkat Pengetahuan & Perilaku Manusia.

Novita. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Keluarga Dengan


Kemampuan Merawat Anggota Keluarga Yang Menderita Hipertensi Di
Wilayah Puskesmas Payung Sekaki Pekanbaru. 1-109.

Palupi, D. L. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Diet


Hipertensi Dengan Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah
Puskesmas Karanganyar. Jurnal Keperawatan GSH, Vol 10 No 1(ISSN
2088-2734), 68-80.

Rahajeng, T. S. (2019). Prevalensi Hipertensi dan Determinannya Di Indonesia.


Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian Kesehatan
Departemen Kesehatan RI.

Raharjo, P. (2010). Pengaruh pemberian jus tomat terhadap perubahan tekanan


darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi di desa wonorejo
kecamatan lawang malang tahun 2007. 138-143.
Rejo, U. P. (2019). Prevalensi Hipertensi di desa Tanjung Rejo 2019. Deli
Serdang.

Rejo, U. P. (2021). Data Penyakit Hipertensi 2021. Deli Serdang.

RI, B. D. (2018). Balitbangkes Laporan Riset Kesehatan Dasar Provinsi Sumatera


Utara .

Riset, J. (2019). Efektifitas Pemberian Jus Buah Bit ( Beta Vulgaris . L ) Sebagai
Minuman Fungsional Penurun Tekanan Darah pada Lansia Effectiveness
of Beet Juice ( Beta Vulgaris . L ) as a Functional Drink of Blood Pressure
in Elderly. 3(1), 35-40.

Riskesdas. (2018). Riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia.

Serdang, B. P. (2020). Jumlah Estimasi penderita hipertensi dan menurut jenis


kelamin di kabupaten Deli Serdang 2019. Deli Serdang.

Serdang, D. D. (2020). Data Sasaran Penyakit Wilayah Kerja Puskesmas Dinkes


Deli Serdang 2020. Deli serdang.

Setiarini, S. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Penderita


Hipertensi terhadap pengendalian hipertensi di puskesmas Danguang.
Menara Ilmu, XII(8), 141 -148.

Soekidjo, N. (2017). Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutria, E. (2014). Pengaruh Komsumsi Pisang Ambon Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Pra Lansia Hipertensi. 33-41.

Tirtasari, S. d. (2013). Prevalensi dan karakteristik hipertensi pada usia dewasa


muda di Indonesia. Tarumanagara MedicalJournal, 1(2), 395-402.
Umar, A. (2017). Hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang Diit Hipertensi
dan tingkat stress dengan frekuensi kekambuhan hipertensi pada lansia. 1-
19.

Wijayanti, L. (2017). Hubungan Pengetahuan Keluarga tentang Hipertensi dengan


dukungan keluarga dalam proses penyembuhan hipertensi pada Lansia di
Puskesmas Banjarejo Kota Madiun.

Wijayanto, W. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Komplikasi Hipertensi


dengan Keteraturan Kunjungan Penderita Hipertensi Usia 45 Tahun Ke
Atas. Jurnal Berkala Epidemiologi, vol. 2(1), 24-33.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth:
Responden

Di tempat

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Melania Syahfitri
NIM : 170204015

Saya mahasiswa Jurusan Program Studi Keperawatan Fakultas Farmasi Dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia yang akan mengadakan penelitian
dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Dengan Tindakan
Pencegahan Komplikasi Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang”. Sehubungan dengan hal tersebut dan
dengan kerendahan hati saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi
responden dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan yang saya ajukan
secara jujur dan benar. Semua data maupun informasi yang dikumpulkan akan
dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika
bersedia menjadi responden, mohon Bapak/Ibu untuk menandatangani pernyataan
kesediaan menjadi responden. Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu saya
ucapkan terimakasih.

Medan, Juli 2021


Peneliti

(Melania Syahfitri)
Lampiran 4

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN


(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Inisial:

Dengan ini menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan menjadi respoden di


dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasisiswa Program Studi Keperawatan
Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia yang
bernama Melania Syahfitri dengan judul penelitian: Hubungan Tingkat
Pengetahuan Keluarga Dengan Tindakan Pencegahan Komplikasi Pada
Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli
Serdang Tahun 2021. Saya tahu bahwa informasi yang akan diberikan akan
besar manfaatnya bagi mahasiswa yang akan meneliti.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak
lain dan kiranya digunakan sebagaimana mestinya.

Medan, Juli 2021


Responden

( )
Lampiran 5

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELURGA DENGAN


TINDAKAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI PADA PASIEN
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS
TANJUNG REJO DELI SERDANG TAHUN 2021

I. Identitas Responden No Responden:


Jawablah petanyaan yang tersedia dengan mengisi pada tempat yang
telah disediakan.
1. Jenis Kelamin : Lk Pr
2. Usia :
3. Pendidikan : SMP SMA D3

S1 S2 S3

4. Agama : Islam Budha

Kristen Hindu

5. Pekerjaan : Tidak bekerja

Pegawai Swasta

Wiraswasta

Bertani

Lain-lain:
1. Tingkat Pengetahuan
Petunjuk pengisian:
Jawablah semua pertanyaan yang tertera dibawah ini. Berilah tanda () untuk
pilihan ya atau tidak!

No. Pertanyaan YA TIDAK


1. Apakah hipertensi disebut juga sebagai penyakit
tekanan darah tinggi?
2. Apakah tekanan darah ≥140/90 mmHg atau lebih
merupakan tekanan darah tinggi?
3. Apakah penyakit darah tinggi disebabkan oleh
riwayat keturunan?
4. Apakah semakin bertambah umur, tekanan darah
semakin meningkat?
5. Apakah faktor umur, jenis kelamin dan genetik
merupakan faktor resiko yang tidak dapat diubah?
6. Apakah stroke, sakit jantung dan gagal ginjal
merupakan komplikasi penyakit hipetensi?
7. Apakah mengendalikan faktor resiko, seperti minum
obat merupakan penanggulangan penyakit
hipertensi?
8. Apakah meminum obat obat hipertensi hanya
diminum pada saat di rasakan ada keluhan?
9. Apakah buah-buahan dan sayur-sayuran merupakan
makanan yang dapat menyebabkan darah tinggi?
10. Apakah olahraga secara teratur, mengurangi
makanan asin/garam merupakan kegiatan yang dapat
mengurangi risiko darah tinggi?

2. Tindakan Pencegahan
Berilah tanda centang () pada pernyataan yang sesuai menurut anda pada
kotak yang tersedia.
Keterangan singkatan:
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-kadang
TP : Tidak Pernah
No. Pernyataan Jawaban
SL SR KD TP
1. Keluarga mengurangi makanan yang asin-asin untuk
pasien hipertensi.
2. Keluarga mengurangi makanan yang berlemak atau
yang mengandung kolesterol tinggi (daging, hati,
jeroan) pada pasien.
3. Keluarga menganjurkan penderita hipertensi
mengkonsumsi buah-buahan yang tinggi kalium
seperti pisang, jeruk, papaya.
4. Keluarga memberikan makanan kaleng (sarden)
untuk pasien ketika makan
5. Keluarga menyediakan menu sehat pada pasien
hipertensi.
6. Keluarga menganjurkan pasien mengkonsumsi
sayur-sayuran yang bermanfaat untuk pengontrolan
tekanan darah seperti tomat, wortel, seledri, bawang
putih dan lain-lain.
7. Keluarga menganjurkan pasien berolahraga secara
teratur.
8. Keluarga menganjurkan penderita hipertensi untuk
berhenti merokok.
9. Keluarga tidak menganjurkan pasien untuk
menghindari minum kopi
10. Keluarga menghindari makanan cepat saji (misal:
indomie, burger) untuk penderita hipertensi
11. Keluarga tidak menganjurkan pasien duduk
dirumah saja tapi harus lebih banyak beraktivitas
12. Keluarga menenangkan pasien pada waktu marah
13. Keluarga dapat mengatasi kecemasan pasien
hipertensi
14. Keluarga tidak menganjurkan pasien untuk cukup
istirahat
15. Keluarga mampu mengatasi rasa stres pasien (misal:
berbagi cerita tentang masalahnya)
16. Keluarga menyuruh pasien beristirahat jika pasien
merasa lelah dan pusing
17. Keluarga berusaha membantu pasien memecahkan
masalah
18. Keluarga menganjurkan pasien untuk relaksasi
seperti menenangkan diri
19. Keluarga menganjurkan pasien untuk memeriksakan
tekanan darah secara rutin
20. Keluarga memperhatikan tanda-tanda komplikasi/
gangguan hipertensi seperti mata kabur, jantung,
gangguan pada ginjal penderita hipertensi
21. Keluarga menganjurkan pasien minum obat untuk
menurunkan tekanan darah secara teratur
22. Keluarga menganjurkan penderita hipertensi
memeriksakan diri ke dokter jika mengalami sakit
kepala atau jika ada keluhan
23. Keluarga mengantarkan pasien untuk diperiksakan
tekanan darah ketempat balai pengobatan (misal:
puskesmas)
24. Keluarga menyuruh penderita hipertensi untuk
minum obat
25. Keluarga mengawasi penderita hipertensi saat
minum obat
26. Keluarga bertanya pada petugas puskesmas tentang
efek samping obat yang diberikan pada pasien
hipertensi
27. Keluarga menganjurkan untuk menjalani terapi obat
tekanan darah tinggi
28. Keluarga menganjurkan pasien untuk rutin
memeriksakan tekanan darah jika obatnya sudah
habis
29. Keluarga membantu memberikan obat kepada pasien
secara teratur sesuai petunjuk dokter
30. Keluarga menganjurkan pasien untuk berobat ke
balai pengobatan
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Master Data
Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Dengan Tindakan
Pencegahan Komplikasi Pada Pasien Hipetensi Di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang 2021
MASTER DATA
HUBUNGAN TINGKAT PENGTAHUAN KELUARGA DENGAN
TINDAKAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI PADA PASIEN
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS
TANJUNG REJO DELI SERDANG TAHUN 2021

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN KELUARGA PENCEGAHAN KOMPLIKASI


No. Resp KATEGORI KATEGORI
UMUR JENIS KELAMINPENDIDIKANAGAMAPEKERJAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JLH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 JLH

1 1 2 2 1 3 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 16 2 4 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2 4 4 3 3 2 2 3 4 93 3
2 1 2 2 1 3 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 15 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 94 3
3 2 2 3 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 17 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 97 3
4 3 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 17 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 2 3 4 3 4 3 2 3 2 3 4 4 4 3 100 3
5 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 19 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 3 4 2 3 4 2 2 3 4 97 3
6 2 1 2 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 17 2 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 3 4 3 2 4 4 105 3
7 3 1 3 1 3 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 15 2 3 3 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 91 3
8 2 1 4 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 4 4 3 4 4 3 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 104 3
9 2 2 1 1 5 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 12 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 57 1
10 1 2 2 1 5 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 13 1 3 3 3 3 3 2 2 3 1 2 2 2 2 4 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 58 1
11 1 1 2 1 5 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 17 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 2 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 91 3
12 2 1 3 1 3 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 16 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 83 2
13 1 2 2 1 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 104 3
14 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 18 3 3 3 3 4 3 3 4 1 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 93 3
15 2 1 4 1 5 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 18 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 105 3
16 2 2 3 1 5 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 17 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 98 3
17 1 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 17 3 3 4 3 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 107 3
18 2 1 2 1 3 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 15 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 90 3
MASTER DATA
HUBUNGAN TINGKAT PENGTAHUAN KELUARGA DENGAN
TINDAKAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI PADA PASIEN
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS
TANJUNG REJO DELI SERDANG TAHUN 2021

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN KELUARGA PENCEGAHAN KOMPLIKASI


No. Resp KATEGORI KATEGORI
UMUR JENIS KELAMINPENDIDIKANAGAMAPEKERJAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JLH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 JLH

1 1 2 2 1 3 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 16 2 4 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2 4 4 3 3 2 2 3 4 93 3
2 1 2 2 1 3 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 15 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 94 3
3 2 2 3 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 17 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 97 3
4 3 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 17 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 2 3 4 3 4 3 2 3 2 3 4 4 4 3 100 3
5 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 19 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 3 4 2 3 4 2 2 3 4 97 3
6 2 1 2 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 17 2 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 3 4 3 2 4 4 105 3
7 3 1 3 1 3 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 15 2 3 3 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 91 3
8 2 1 4 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 4 4 3 4 4 3 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 104 3
9 2 2 1 1 5 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 12 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 57 1
10 1 2 2 1 5 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 13 1 3 3 3 3 3 2 2 3 1 2 2 2 2 4 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 58 1
11 1 1 2 1 5 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 17 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 2 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 91 3
12 2 1 3 1 3 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 16 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 83 2
13 1 2 2 1 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 104 3
14 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 18 3 3 3 3 4 3 3 4 1 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 93 3
15 2 1 4 1 5 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 18 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 105 3
16 2 2 3 1 5 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 17 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 98 3
17 1 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 17 3 3 4 3 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 107 3
18 2 1 2 1 3 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 15 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 90 3
19 1 1 2 1 5 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 19 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 97 3
20 1 1 2 1 3 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 17 3 4 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 4 2 3 4 4 3 3 3 4 3 99 3
21 1 1 2 1 5 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 18 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 102 3
22 2 1 4 1 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 17 3 4 3 4 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 104 3
23 1 1 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 16 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 95 3
24 2 1 3 1 3 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 18 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 111 3
25 1 2 4 1 3 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 17 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 4 3 4 3 4 2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 103 3
MASTER DATA
HUBUNGAN TINGKAT PENGTAHUAN KELUARGA DENGAN
TINDAKAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI PADA PASIEN
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS
TANJUNG REJO DELI SERDANG TAHUN 2021

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN KELUARGA PENCEGAHAN KOMPLIKASI


No. Resp KATEGORI KATEGORI
UMUR JENIS KELAMINPENDIDIKANAGAMAPEKERJAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JLH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 JLH

1 1 2 2 1 3 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 16 2 4 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2 4 4 3 3 2 2 3 4 93 3
2 1 2 2 1 3 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 15 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 94 3
3 2 2 3 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 17 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 97 3
4 3 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 17 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 2 3 4 3 4 3 2 3 2 3 4 4 4 3 100 3
5 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 19 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 3 4 2 3 4 2 2 3 4 97 3
6 2 1 2 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 17 2 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 3 4 3 2 4 4 105 3
7 3 1 3 1 3 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 15 2 3 3 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 91 3

KETERANGAN
UMUR: JENIS KELAMIN: PENDIDIKAN: Agama Pekerjaan Pengetahuan Keluarga Pencegahan Komplikasi
1. 20-39 Tahun 1. Laki-laki 1. SMP 1. Islam 1. Tidak Bekerja 1. Kurang (10-12) 1. Kurang (30-60)
2. 40-49 Tahun 2. Perempuan 2. SMA 2. Kristen 2. Pegawai Swasta 2. Cukup (13-16) 2. Cukup (61-90)
3. 50-59 Tahun 3. D3 3. Budha 3. Buruh 3. Baik (17-20) 3. Baik (91-120)
4. S1 4. Hindu 4. Bertani
5. S2 5. Lain-lain
6. S3
Lampiran 12

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELURGA DENGAN


TINDAKAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI PADA PASIEN
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS
TANJUNG REJO DELI SERDANG TAHUN 2021

Statistics

Usia Responden Jenis Kelamin Pendidikan Agama Pekerjaan

Valid 77 77 77 77 77
N
Missing 0 0 0 0 0

Statistics

Jumlah Jawaban Pengetahuan Jumlah Jawaban Tindakan


Keluarga Pencegahan Komplikasi

Valid 77 77
N
Missing 0 0

Frequency Table
Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

20-39 Tahun 28 36,4 36,4 36,4

40-49 Tahun 45 58,4 58,4 94,8


Valid
50-59 Tahun 4 5,2 5,2 100,0

Total 77 100,0 100,0


Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Laki-laki 36 46,8 46,8 46,8

Valid Perempuan 41 53,2 53,2 100,0

Total 77 100,0 100,0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

SMP 2 2,6 2,6 2,6

SMA 39 50,6 50,6 53,2

D3 12 15,6 15,6 68,8


Valid
S1 23 29,9 29,9 98,7

S2 1 1,3 1,3 100,0

Total 77 100,0 100,0

Agama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Islam 71 92,2 92,2 92,2

Kristen 5 6,5 6,5 98,7


Valid
Budha 1 1,3 1,3 100,0

Total 77 100,0 100,0


Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Bekerja 6 7,8 7,8 7,8

Pegawai Swasta 11 14,3 14,3 22,1

Wiraswasta 33 42,9 42,9 64,9


Valid
Bertani 4 5,2 5,2 70,1

Lain-lain 23 29,9 29,9 100,0

Total 77 100,0 100,0

Jumlah Jawaban Pengetahuan Keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kurang 2 2,6 2,6 2,6

Cukup 21 27,3 27,3 29,9


Valid
Baik 54 70,1 70,1 100,0

Total 77 100,0 100,0

Jumlah Jawaban Tindakan Pencegahan Komplikasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kurang 5 6,5 6,5 6,5

Cukup 16 20,8 20,8 27,3


Valid
Baik 56 72,7 72,7 100,0

Total 77 100,0 100,0

Nonparametric Correlations
Correlations

Jumlah Jumlah
Jawaban Jawaban
Pengetahuan Tindakan
Keluarga Pencegahan
Komplikasi

Correlation
1,000 ,421**
Coefficient
Jumlah Jawaban
Pengetahuan Keluarga Sig. (2-tailed) . ,000

N 77 77
Spearman's rho
Correlation
,421** 1,000
Jumlah Jawaban Coefficient
Tindakan Pencegahan
Sig. (2-tailed) ,000 .
Komplikasi

N 77 77

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jumlah Jawaban
Pengetahuan Keluarga *
77 100,0% 0 0,0% 77 100,0%
Jumlah Jawaban Tindakan
Pencegahan Komplikasi

Jumlah Jawaban Pengetahuan Keluarga * Jumlah Jawaban Tindakan Pencegahan


Komplikasi Crosstabulation
Jumlah Jawaban Tindakan Total
Pencegahan Komplikasi

Kurang Cukup Baik

Count 2 0 0 2

% within Jumlah
Jawaban 100,0
100,0% 0,0% 0,0%
Pengetahuan %
Keluarga
Kurang
% within Jumlah
Jawaban Tindakan
40,0% 0,0% 0,0% 2,6%
Pencegahan
Komplikasi

% of Total 2,6% 0,0% 0,0% 2,6%

Count 3 7 11 21

% within Jumlah
Jawaban 100,0
14,3% 33,3% 52,4%
Pengetahuan %
Jumlah
Keluarga
Jawaban
Cukup
Pengetahuan
% within Jumlah
Keluarga
Jawaban Tindakan
60,0% 43,8% 19,6% 27,3%
Pencegahan
Komplikasi

% of Total 3,9% 9,1% 14,3% 27,3%

Count 0 9 45 54

% within Jumlah
Jawaban 100,0
0,0% 16,7% 83,3%
Pengetahuan %
Keluarga
Baik
% within Jumlah
Jawaban Tindakan
0,0% 56,2% 80,4% 70,1%
Pencegahan
Komplikasi

% of Total 0,0% 11,7% 58,4% 70,1%


Count 5 16 56 77

% within Jumlah
Jawaban 100,0
6,5% 20,8% 72,7%
Pengetahuan %
Keluarga

Total
% within Jumlah
Jawaban Tindakan 100,0
100,0% 100,0% 100,0%
Pencegahan %
Komplikasi

100,0
% of Total 6,5% 20,8% 72,7%
%
Lampiran 13
LEMBAR KONSUL

Nama : Melania Syahfitri


NIM : 170204015
Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Pencegahan
Komplikasi Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang Tahun 2021
Pembimbing : Dr. Karnirius Harefa S.Kep., S.Pd., M.Biomed

No. Hari/ Materi yang Keterangan Tanda


Tanggal dikonsulkan Tangan
1. Jum’at/ Judul Harus didukung dengan
09-04-21 Penelitian data
Hipertensi yang tinggi
2. Kamis/ BAB I, II, III 1. Perbaiki susunan judul (harus
22-04-21 berbentuk piramida terbalik)
2. Cara penulisan kutipan
3. Susunan prevalensi harus
seperti piramida terbalik
4. Menambahkan sumber
penelitian terkait kedua
variabel
5. Memperbaiki tujuan khusus
6. Menambahkan teori BAB II
7. Penulisan jarak kanan/kiri
dalam tabel
8. Perbaikan data populasi
9. Manambahkan defenisi
operasional
10. Memperbaiki analisa data
Bivariat berdasarkan teori (uji
tidak perlu ditulis pada
proposal).
3. Jum’at/ BAB I, III 1. Menambahkan data hasil
30-04-21 penelitian
2. Mengatur batas tabel defenisi
operasional
3. Menambahkan lampiran
kuesioner
4. Kamis/ BAB I, III 6. Menambahkan
06-05-21 sumber penelitian di BAB I
7. Cara pengambilan
sampel
8. Menambahkan jenis
uji
9. Memperbaiki
kuesioner
5. Kamis/ BAB I, III 1. Menambahkan sumber
06-05-21 penelitian di BAB I
2. Cara pengambilan sampel

3. Menambahkan jenis uji

4. Memperbaiki kuesioner
6. Sabtu/ BAB III 1. Memperbaiki analisa bivariat
08-05-21
7. Sabtu/ BAB I - BAB ACC lanjut sidang proposal
08-05-21 III
8. Kamis/ BAB IV – 1. Tidak perlu terlalu luas
22-07-21 BAB V penjelasan gambaran
puskesmas diluar penjelasan
variabel.
2. Sesuaikan format tabel sesuai
panduan
3. Bahas hasil kuesioner, dari 10
pertanyaan mana yang paling
banyak menjawab salah, apa
penyebabnya kaitkan dengan
teori dan peneliian terdahulu,
begitu juga sebaliknya.
4. Dari 30 pernyataan cari 3
pernyataan terbaik dan 3
terburuk dari seluruh sampel,
mengapa dan kaitkan dengan
teori serta penelitian terdahulu
5. Bahas tabel silang jelaskan
lebih rinci arti nilai masing-
masing pada kesimpulan
9. Sabtu/ BAB IV – 1. Me
31-07-21 BAB V mperbaiki interpretasi pada
hasil dan memastikan makna
nilai r.
2. Me
mperbaiki pembahasan tabel
silang
10. Senin/ BAB IV – 1. Membahas masing-masing
02-08-21 BAB V hasil pembahasan kuesioner
mengapa kemungkinan dapat
terjadi.
11. Rabu/ BAB IV – ACC Lanjut Sidang Skripsi
04-08-21 BAB V
Lampiran 14
LEMBAR KONSUL REVISI PROPOSAL

Nama : Melania Syahfitri


Nim : 170204015
Judul :Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Dengan
Tindakan Pencegahan Komplikasi Pada Pasien Hipertensi
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli
Serdang
Pembimbing : Dr. Karnirius Harefa, S.Kp., S.Pd., M. Biomed
Dosen Penguji I : Ns. Janno Sinaga, M.Kep., Sp.KMB
Dosen Penguji II : Ns. Edryani Simanjuntak, M.Kep

No Hari/tanggal Masukan dan saran Paraf


1 Senin, 14 Pembimbing
Juni 2021

ACC Lanjut Penelitian

(Dr. Karnirius Harefa,


S.Kp., S.Pd., M. Biomed)

2 Jum’at, 11 1. Klarifikasi data hipertensi Penguji I


Juni 2021 2. Kriteria sampel harus homogenitas
3. Memahami penilaian kuesioner
(positif negatif)
4. Memperbaiki analisa bivariat
5. Memperbaiki rumus sampel
Senin, 14
(Ns. Janno Sinaga, M.Kep,
ACC Lanjut Penelitian
Juni 2021
Sp.KMB)
3. Sabtu, 12 1. Klarifikasi data hipertensi Penguji 2
Juni 2021 2. Menambahkan data komplikasi
hipertensi
3. Memperbaiki rumusan masalah
4. Memperbaiki kriteria sampel
5. Harus melakukan uji etik
(Ns. Edryani
6. Memperbaiki prosedur
Simanjuntak, M.Kep)
pengumpulan data
Senin, 14 ACC Lanjut Penelitian
Juni 2021
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17

Anda mungkin juga menyukai