Anda di halaman 1dari 119

SKRIPSI

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEJADIAN


PERNIKAHAN USIA DINI

(Studi di Desa Darurejo Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang)

OLEH :
SELFI TITA PUTRI SUKARMAN
163210036

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020
SKRIPSI

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEJADIAN


PERNIKAHAN USIA DINI

( Studi di Desa Darurejo Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program
Studi S1 Ilmu Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia
Medika Jombang

Selfi Tita Putri Sukarman


163210036

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020

i
SURAT PERNYATAAN

ii

ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

iii

iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

iv
LEMBAR PENGESAHAN

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Jombang dengan nama Selfi Tita Putri Sukarman

pada tanggal 13 Maret 1999 dari seorang ayah bernama Sukarman dan Ibu

bernama Ani Puji Astutik. Peneliti merupakan anak pertama dan memiliki seorang

adik bernama Andre Tabah Putra Sukarman.

Peneliti pernah menempuh pendidikan mulai dari pendidikan di SDN

DARUREJO 3 Kota Jombang lulus tahun 2010, kemudian melanjutkan

pendidikan di SMPN 1 PLANDAAN Kota Jombang lulus tahun 2013 dan

melajutkan pendidikan di SMAN PLANDAAN lulus tahun 2016. Peneliti

memilih Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang untuk

melanjutkan pendidikan dan mengambil program Studi S1 Ilmu Keperawatan.

Demikian Daftar Riwayat Hidup yang dibuat sebenarnya.

Jombang, Mei 2020

Peneliti

vi
MOTTO

Kejarlah segera mimpimu atau kamu akan lelah di pekerjakan untuk mengejar

mimpi mereka jadilah luar biasa dengan versi terbaikmu sendiri

(selfi tita putri sukarman,2020)

vii
PERSEMBAHAN

Skripsi yang dibuat oleh peneliti dengan perjuangan dan kerja keras ini saya

persembahkan kepada :

1. Terimakasih kepada Allah SWT yang memberikan nikmat ilmu

kemudahan dan kelancaran serta nikmat sehat untuk saya menyelesaikan

skripsi terbaik saya.

2. Terimakasih kepada pembimbing saya bu Iva Milia Hani

Rahmawati,S.Kep.,Ns.,M.Kep., dan bu Maharani Tri P.,S.kep.,Ns.MM

3. Skripsi terbaik saya persembahkan untuk kedua orang tua saya ayah saya

Sukarman dan ibu saya Ani Puji Astutik yang paling saya cintai .karna

beliau berdua telah mencurahkan segala kasih saya serta dukungan dan

perhatian yang sangat luar biasa berupa materi maupun semangat untuk

saya menyelesaikan skripsi terbaik saya.

4. Skripsi terbaik saya juga saya persembahkan untuk adik tercinta saya

Andre Tabah Putra Sukarman yang bertempat tahun ini naik kelas XII dan

tahun depan juga akan menjalankan Ujian Nasional yang sedang

menempuh pendidikan sekolah menengah atas di SMKN Kudu Jombang .

5. Spesial thanks for my spesial best parther Lukman Nur Yakin alwasy

support me to helped me to finish my skripsi.

6. Skripsi ini juga saya persembahkan untuk sahabat dan teman tersayang

saya Inchi Arvita Rera,Dais Putra Sahara,Munshin elfine dan Alifia

Anugerah Bintari yang selalu memberi semangat untuk saya

menyelesaikan skripsi ini dan juga para pembaca skripsi saya nanti

viii
semoga bisa jadi referensi dan semoga dapat mengembangkan ilmu

keperawatan komunitas.

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya. Peneliti

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Pola Asuh Orang Tua

Dengan Kejadian Pernikahan Usia Dini yang merupakan hasil studi kasus

Program Strata 1 Keperawatan STIKES ICME JOMBANG. Dalam penyusunan

proposal skripsi, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, sehingga karya tulis dapat terselesaikan dengan baik. Rasa dan

ucapan terimakasih patut penulis sampaikan kepada Yth H. Imam Fatoni,

S.KM.,MM., selaku ketua STIKES ICME JOMBANG, Inayatur Rosyidah,

S.Kep.,Ns.,M.kep., selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan. Sri

Sayekti,S.Si.,M.ked selaku ketua dewan penguji, Iva Milia Hani Rahmawati,

S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku pembimbing satu, Maharani Tri P.,S.kep.,Ns.MM

selaku pembimbing kedua. Perangkat desa Darurejo serta tidak lupa Sukarman

dan Ani Puji Astutik selaku ayah dan ibu tercinta saya dan teman-teman

mahasiswa yang telah membantu, serta semua pihak yang telah memberi

semangat, bantuan, dan doa. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi

ini ada ketidaksempurnaan nya, mengingat keterbatasan kemampuan penulis,

namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan,

maka dengan segala keindahan hati penulis mengharap saran dan kritik yang

bersifat membangun demi kesempurnaanya.

Jombang, Mei 2020

Selfi Tita Putri Sukarman

x
ABSTRAK

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEJADIAN


PERNIKAHAN USIA DINI
(Di Desa Darurejo Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang)

Oleh :

SELFI TITA PUTRI SUKARMAN


Email : selfititaputri99@gmail.com

Pendahuluan Pola asuh orang tua merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kejadian pernikahan usia dini.penerapan pola asuh yang tepat
dalam mengasuh dan mendidik anak sangat dibutuhkan karena salah satu masalah
utama yang dihadapi dari dampak pernikahan usia dini adalah bagaimana
mendidik anak dan mengasuh anak dengan pola asuh yang tepat dan benar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua
dengan kejadia pernikahan usia dini di Desa Darurejo Kecamatan Plandaan
Kabupaten Jombang. Desain penelitian ini Analitik Cross Sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anak dengan rentang usia 16-
19 tahun di Desa Darurejo Plandaan Jombang berjumlah 223 orang dan jumlah
sampel sebanyak 69 orang diambil menggunakan teknik purposive sampling.
Variable independen Pola asuh orang tua dan dependen kejadian pernikahan usia
dini. Pengumpulan data menggunakan kuesioner online, pengolahan data dengan
editing, coding, scoring, tabulating. Analisa menggunakan uji chi square pada
taraf kesalahan 0,05%. Hasil penelitian menunjukan dari 69 responden sebagian
besar orang tua menerapkan pola asuh demokratis sejumlah 25 responden dengan
presentase 36,2%. Dan orang tua yang anaknya melakukan pernikahan usia dini
sejumlah 44 responden dengan presentase 63,8% .hasil uji statistik didapatkan
tingkat signifikan Nilai p value = 0.00 < α 0.05 yang berarti H1 diterima.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan pola asuh orang tua dengan
kejadian pernikahan usia dini di Desa Darurejo Kecamatan Plandaan Kabupaten
Jombang. Saran diharap peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan
judul serupa dengan hasil yang lebih baik,karna dalam penelitian ini masih ada
banyak keterbatasannya. Semoga dengan adanya penelitian ini dapat
meningkatkan khasanah ilmu keperawatan komunitas.

Kata kunci :Pola asuh orang tua,Pernikahan usia dini

xi
ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN PARENTS'PARENTING STYLE AND EARLY


AGE MARRIAGE
(In Darurejo Village, Plandaan District, Jombang Regency)

By:

SELFI TITA PUTRI SUKARMAN


Email : selfititaputri99@gmail.com

Introduction Parenting Style is one of the factors that influence early childhood
marriages. Applying proper parenting in caring for and educating children is
needed because one of the main problems faced from the impact of early marriage
is how to educate children and care for children with the right parenting. The
purpose of this study was to determine the relationship of parentsparenting style
with the occurrence of early marriage in Darurejo Village, Plandaan District,
Jombang Regency. The design of this study is Cross Sectional Analytic. The
population in this study were families with children aged 16-19 years in Darurejo
Village, Plandaan Jombang, with 223 people and 69 samples taken using
purposive sampling technique. Independent variable Parenting and dependent
patterns of early marriage events. Data collection using online questionnaires,
data processing by editing, coding, scoring, tabulating. Analysis using chi square
test at fault level 0,05%. The results showed that from 69 respondents, most
parents adopted democratic parenting, totaling 25 respondents with a percentage
of 36.2%. And parents whose children have early marriages are 44 respondents
with a percentage of 63.8%. Statistical test results obtained a significant level of p
value = 0.00 <α 0.05 which means H1 is accepted. The conclusion of this study is
there is a relationship between parents'parenting style and the incidence of early
marriage in Darurejo Village, Plandaan District, Jombang Regency. The
suggestion that further researchers hope to do a study with a title similar to that
of better results,since the study has many limitations.hopefull this research will
enhance the distinctive nature of community nursing.

Keywords: Parenting style, Early marriage

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..........................................................................................

HALAMAN JUDUL DALAM ............................................................................. i

SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................ iv

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi

MOTTO............................................................................................................. vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... x

ABSTRAK ......................................................................................................... xi

ABSTRACT ........................................................................................................ xii

DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

DAFTAR LAMBANG ................................................................................... xviii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xx

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 5

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

1.1 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

xiii
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

1.2 2.1 Konsep pola asuh orang tua .............................................................. 7

2.2 Konsep pernikahan dini ....................................................................... 15

2.3 Konsep hubungan pola asuh dengan pernikahan dini ............................ 24

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual ........................................................................... 26

3.2 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 27

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian .................................................................................... 28

4.2 Rancangan Penelitian ........................................................................... 28

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 28

4.4 Populasi / Sampel / Sampling ............................................................... 29

4.5 Kerangka Kerja .................................................................................... 31

4.6 Identifikasi Variabel ............................................................................ 32

4.7 Definisi operasional ............................................................................. 32

4.8 Pengumpulan dan Analisis data............................................................ 33

4.9 Etika penelitian .................................................................................... 41

4.10 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 42

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.3 5.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 43

5.2 Pembahasan ......................................................................................... 47

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan.......................................................................................... 57

6.2 Saran ................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 59

LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

No Tabel Nama Tabel Halaman


Tabel 4.2 Definisi Operasional Hubungan pola asuh orang tua
33
dengan kejadian pernikahan dini

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi karakteristik responden


berdasarkan jenis kelamin di wilayah Desa
Darurejo tahun 2020 44

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan


berdasarkan umur diwilayah Desa Darurejo 2020 44

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan


pendidikan diwilayah Desa Darurejo tahun 2020. 44

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan


perekjaan di wilayah Desa Darurejo tahun 2020. 45

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pola


asuh orang tua di wilayah Desa Darurejo tahun 45
2020.

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan


pernikahan usia dini di wilayah Desa Darurejo 46
tahun 2020.

Tabel 5.7 Tabulasi silang pola asuh orang tua dengan


kejadian pernikahan usia dini di wilayah Desa
Darurejo tahun 2020. 46

xv
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Nama Gambar Halaman


3.1 Kerangka konsep Hubungan Pola Asuh Orang Tua 26
dengan Kejadian Pernikahan Usia Dini

4.1 Kerangka Kerja Hubungan Pola Asuh Orang Tua 31


dengan Kejadian Pernikahan Usia Dini

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal penyusunan skripsi


Lampiran 2 Penjelasan penelitan
Lampiran 3 Persetujuan menjadi Responden
Lampiran 4 Lembar kuesioner
Lampiran 5 Lembar kisi-kisi kuesioner
Lampiran 6 Surat bebas judul skripsi
Lampiran 7 Surat dimulainya proses bimbingan
Lampiran 8 Surat uji etik
Lampiran 9 Surat izin penelitian
Lampiran 10 Surat balasan izin penelitian
Lampiran 11 Surat tidak kontak dengan responden
Lampiran 12 Hasil uji turnitin
Lampiran 13 Lembar konsul
Lampiran 14 Uji Validitas
Lampiran 15 Uji Reliabilitas
Lampiran 16 Data tabulasi
Lampiran 17 Hasil SPSS
Lampiran 18 Screenshot kuesioner google form

xvii
DAFTAR LAMBANG

1. Daftar Lambang

a) H1 : Hipotesis alternatif

b) % : Prosentase

c) > : Lebih besar

d) < : Lebih kecil

e) N : jumlah populasi

f) n : Jumlah sampel

g) d : tingkat signifikasi

h) & : Dan

i) sp : skor yang di dapat

j) : skor tertinggi maksimum

k) : jumlah responden

l) : Total responden

m) : Titik Dua

n) : Koma

o) = : Sama dengan

p) ( : Kurung buka

q) ) : Kurung tutup

r) rxy : Korelasi

s) N : Jumlah Sempel

t) rxy >rxy : Valid

u) rxy <rxy : Tidak Valid


xviii
v) rxy : Reabilitas

w) k : Jumlah butir soal

x) : Varian skor setiap butir

y) : Varian total

xix
DAFTAR SINGKATAN

1. BKKBN : Badan kependudukan dan keluarga berencana


nasional
2. DPPKB & PPPA : Dinas pengendalian penduduk dan keluarga
berencana pemperdayaan perempuan dan
perlindungan anak
3. BPS : badan pusat statistik
4. KEMENAG : kementrian agama
5. KUA : kantor urusan agama
6. KBBI : kamus besar bahasa indonesia
7. WHO : World health organization
8. UPPA : Unit pelayanan perempuan dan anak
9. LSM : lembaga swadaya masyarakat
10. LBH : Lembaga bantuan hukum
11. BBLR : Berat badan lahir rendah
12. BAAK : Biro administrasi akademik kemahasiswaan
13. STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
14. ICME : Insan Cendekia Medika
15. Sig : Signifikasi
16. S.Kep : Sarjana Keperawatan
17. Ns : Ners
18. M.Kep : Magister Keperawatan
19. M.Kes : Magister Kesehatan
20. S.KM : Sarjana Kesehatan Masyarakat

xx
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pernikahan usia dini ialah pernikahan yang diantara salah satu atau

dari kedua pasangannya yang berumur <19 tahun atau bisa dikatakan masih

dibawah umur . Batasan umur menikah di usia dini yang dipakai penulis

disini ialah melihat gagasan dari Rosramadhana (2016:67)dimana batas umur

wanita muda yang melakukan kawin anom di ras Banjar berumur 10-20,

hingga wanita muda itu mengalami perlakuan tidak baik yang mengarah

kekerasan dalam pernikahannya, dikeluarga jawa batasan usianya ialah 13-20

tahun.

Pola asuh orang tua ialah hubungan yang di jalin antara orang tua

dan anak dalam proses mengasuh. Mengasuh dengan kata lain orang tua

mendidik dan mengarahkan,memberi perlindungan kepada anak sampai

mencapai umur akil baliq selaras dengan norma yang berlaku di masyarakat

(Habib, 2007) dalam (Purwaningsih dan Setyaningsih,2014).

Di kehidupan, anak hidup di lingkungan keluarga, budaya dan

masyarakat akan bisa mempengaruhi kemajuan dan fase kemandirian anak.

Pola asuh orang tua memiliki kontribusi yang sangat berharga di dalam hidup

anak. Mengapa seperti itu, karna lewat ayah dan ibu anak bisa habituasi

dengan lingkungannya,bisa memahami dunia. Ini dikarenakan keluarga

sebagai dasar pertama atau pondasi tiang untuk membentuk kepribadian

1
2

anak. Orang tua memegang kewajiban pertama dan utama penting dalam

Mendidik ,mengasuh,memelihara dan membesarkan anak.

Menurut Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKB dan PPPA)

jombang 2018 berdasarkan data Sensus Penduduk 2018 mencatat bahwa ada

2 kecamatan angka pernikahan dini terhitung masih tinggi yaitu diurutan

pertama ada kecamatan Bareng dengan jumlah presentase 24,66 % dan yang

kedua adalah kecamatan Plandaan dengan jumlah presentase sebesar 24,39% .

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur 2016 tercatat bahwa pada

tahun 2016 ada 2 Kabupaten yang angka pernikahan dini terhitung paling

tinggi yaitu Kabupaten Bondowoso dengan jumlah presentase 50,20% dan

Kabupaten Situbondo dengan jumlah 43,79%. Menurut Kementrian Agama

Jombang (KEMENAG) tercatat bahwa pada bulan januari-oktober ada 5.820

jumlah peristiwa pernikahan, laki laki yang menikah dengan usia <19

berjumlah 65, usia 19-21 berjumlah 571, usia 21-30 berjumlah 3.431 lalu laki

laki yang menikah di usia >30 berjumlah 1.620. sedangkan jumlah

perempuan yang menikah di usia <16 berjumlah 26, usia 16-21 berjumlah

1.637, usia 21-30 berjumlah 2.875 dan yang menikah di usia >30 berjumlah

1.062. selain itu pernikahan usia anak,yaitu dibawah 18 ternyata marak yaitu

1.220.900 orang (BKKBN,2020). Artinya, 1-9 wanita berumur 20-24 tahahun

menikah dini.

Hasil study pendahuluan oleh peneliti pada 04 Maret 2020 di Kantor

Urusan Agama (KUA) Kecamatan Plandaan desa paling banyak terjadi

pernikahan dini adalah di Darurejo, dengan jumlah yaitu pada 2018 ada 6
3

(enam) kasus orang yang mengalami pernikahan dini, di tahun 2019 7 (tujuh)

kasus remaja yang mengalami pernikahan dini, lalu di tahun 2020 sampai

bulan maret ada 3 (tiga) kasus remaja yang mengalami pernikahan usia dini.

Jadi kesimpulan dari data yang di dapat saya mengambil kesimpulan adanya

peningkatan mengenai kasus pernikahan dini di desa Darurejo Plandaan

Jombang.

Usia pernikahan teramat muda bisa menyebabkan tingginya masalah

percerainan karena minusnya pemahman untuk berkomitmen di kehidupan

berumah tangga bagi sepasang suami istri.Menurut Badan Kependudukan

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) usia ideal menikah yaitu 21-25

tahun, 21 tahun bagi wanita dan 25 bagi pria. UU no 16 tahun 2019 tentang

pernikahan ini dengan batas usia untuk melakukan pernikahan, reformasi

norma mencapai dengan meninggikan batasan minimum usia untuk wanita.

Batas minimum usia pernikahan untuk wanita di persamakan dengan batas

minimum usia pernikahan untuk pria yaitu 19 (sembilan belas) tahun. Batas

umur yang dimaksudkan dipandang sudah cukup umur bisa melaksanakan

pernikahan menjadikan pernikahan secara harmonis tanpa usai di perpisahan

dan mendapat bibit keturunan yang berkualiatas. Kondisi ini tentu

memprihatikan sebab pernikahan usia dini pada anak berpengaruh kuat,

beberapa antaranya meningikan resiko putus sekolah, penghasilan rendah,

kesehatan biologis akibat organ wanita belum siap untuk mengandung dan

bersalin atau organ reproduksinya belum siap dan belum matang(mature),

ketidaksiapan psikiatri membentuk rumah tangga yang menimbulkan adanya

kekerasan dalam rumah tangga.


4

Banyak faktor mengakibatkan pernikahan usia dini adalah faktor

ekonomi keluarga dengan berfikir bahwa anaknya menikah maka beban

perekonomian keluarga akan hilang satu karena di tanggung oleh suaminya

nanti sehingga ada beberapa orang tua memilih untuk mengawinkan anaknya

di umur muda,faktor agama ada beberapa keluarga mengizinkan anaknya

kawin di umur muda karena berfikir dari pada anak berpacaran dan

melanggar syariat agama beberapa keluarga memilih menikahkan anaknya

untuk menjauhkan kejadian yang tidak di inginkan. Faktor adat dan budaya

atau lingkungan juga bisa mendorong seorang keluarga memilih jalan

menikah muda disebabkan orang tua gelisa anaknya dicemooh sebagai gadis

dan jejaka yang tidak laku hingga memilih secepatnya untuk menikahkan.

Kurangnya pendidikan menjadi bagian pencetus kawin anom karena jenjang

pendidikan orang tua maupun anaknya.

Menikah dini dikalangan anak sebagai persoalan karena di anggap

menjadi sesuatu yang awam bagi sejumlah masyarakat dan orang tua saat ini

.sedangkan bila di lihat serta di analisa dari kesehatan, menikah dini menjadi

sumber permasalah yang perlu memperoleh afeksi spesial karena bisa

menyebabkan dampak tidak baik seperti meninggikan angka kematian ibu

dan bayi saat melahirkan,. bagi wanita meninggikan resiko terjadinya kanker

rahim disebabkan rahim belum matang lalu pada bayi bisa meninggikan

resiko timbulnya hilangnya nyawa dan kepedihan(Irianto,2015). Kita bisa

dengan melalui program BKKBN yaitu dengan advokasi KIE pemberian

penyuluhan dan edukasi tentang dampak dan bahaya mengenai menikah di

usia dini,selain itu juga bisa dari program GenRe(generasi berencana) dengan
5

menggunakan media sosial memposting leaflet yang mengandung unsur

tentang pernikahan dini. Adapun cara lain yaitu melalui bidan desa dengan

pembagian leaflet dengan tema bahaya menikah di usia dini saat melahirkan

bagi ibu dan anak beberapa cara diatas diharapkan bisa mengurangi angka

kejadian pernikahan usia dini di indonesia.

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian tertarik untuk mengadakan

penelitian lebih lanjut mengenai “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan

Kejadian Pernikahan Usia Dini Di Desa Darurejo Plandaan Jombang

1.2 Rumusan Masalah

Apakah Ada Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian

Pernikahan Usia Dini di Desa Darurejo Plandaan Jombang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Menganalisis hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian

pernikahan usia dini studi di Desa Darurejo Plandaan Jombang.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi pola asuh orang tua dengan kejadian pernikahan usia

dini studi di Desa Darurejo Plandaan Jombang.

2. Mengidentifikasi pernikahan usia dini di Desa Darurejo Plandaan

Jombang.

3. Menganalisis hubungan pola asuh dan pernikahan usia dini di Desa

Darurejo Plandaan Jombang.


6

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, baik manfaat secara teoritis

maupun secara praktis.

1. Manfaat teoritis

Dapat digunakan untuk menambah khasanah ilmu keperawatan

komunitas dan sebagai acuan penelitian lanjutan yang berkaitan mengenai

pola asuh orang tua dengan kejadian pernikahan usia dini.

2. Manfaat praktis

Bagi komunitas (keluarga dan remaja). Dapat di jadikan masukan

keluarga yang memiliki anggota keluarga remaja terkait pentingnya peran

dan pola asuh orang tua dalam mencegah pernikahan dini lalu untuk

remaja bermanfaat sebagai sumber informasi dan pertimbangan untuk

mengetahui bahaya pernikahan usia dini sedangkan bagi peneliti manfaat

praktis nya adalah menambah wawasan peneliti megenai hubungan pola

asuh orang tua dengan kejadian pernikahan usia dini.


BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep pola asuh orang tua

2.1.1 Pengertian pola asuh orang tua

Di kamus besar bahasa indonesia pola memiliki makna seperti

bentuk,carakerja,model,corak atau sistem, sedangkan asuh memiliki makna

seperti mendidik,merawat,membimbing atau melatih sang anak dengan

demikian pola asuh merupakan suatu kegiatan yang didalamnya berkaitan

mengenai,melatih,mendidik dan merawat sang anak untuk membantu anak

didalam menjalankan kehidupannya.

Pengasuhan atau mengasuh merupakan tindakan interaksi yang

intensif bertujuan untuk membimbing anak bisa mempunyai keahliah di

dalam kehidupannya. Maka sebab itu harus mengaitkan kegiatan dan

kecekatan fisik serta melepaskan stimulus dan membegikan respon yang

benar untuk keadaan yang partikular. (sunarti, 2004)

Slavin berpendapat jika pola asuh merupakan model

karakter/hubungan yang dipergunakan orang tua untuk saling berkaitan

dengan anaknya yang melingkupi seperti melatih, mengarahkan, dan

memberikan perelindungi anak hingga mencapai umur akil baliq/dewasa

atau selaras dengan norma yang ada di masyarakat (Petranto, 2006)

7
8

Marsiyanti dan Farida H (2008) berpendapat pola asuh merupakan

stigma khusus dari model pendidikan,pembimbingan,pengawasan sikap,

pengajaran yang diberikan orang tua kepada anaknya. Serta memberikan

efek pada pertumbuhan anak sejak dari kanak-kanak hingga akil

baliq/dewasa.

Berdasarkan oleh pernyataan di atas bisa disimpulkan jika pola asuh

orang tua ialah hubungan yang dijalin oleh anak dan orang tua dengan

memenuhi kebutuhan psikologi fisik maupun biologis juga berperan di

aktivitas untuk mengarahkan anak, membimbing anak dan mendidik anak

mencapai tujuan hidup yang di inginkan.

2.1.2 Tipe-tipe pola asuh orang tua

Gaya pengasuhan yang diberikan setiap orang tua dapat berpengaruh

pada pertumbuhan perkembangan dalam pembentukan kepribadian anak.

Dengan demikian pengasuhan yang benar dan tepat penting untuk

menunjang pembentukan kepribadian karakter serta tingkah laku anak.

Orang tua memberikan pola asuh yang kurang tepat dapat menghambat

pembentukan karakter serta kepribadian anak. Ada beberapa jenis cara

mengasuh anak di kategorikan menjadi 3 secara umum (Noor, Rohinah,

2012: 134-136) yaitu:

1. Pola asuh otoriter

Pola asuh otoriter merupakan gaya pengasuhan yang diberikan orang

tua cenderung keras dan menuntut dengan membuat keputusan

memperhatikan anak dengan sangat ketat,mengontrol anak sesuai dengan

kemauan orang tua sehingga anak tidak memiliki keluasaan dalam


9

berdiskusi atau mengambil keputusan bersama sehingga tidak ada

keselaraan dikeduanya. ciri dari pola asuhotoriter:

a. Orang tua memegang kendali atas anak

b. Tidak memberikan kesempatan anak untuk menunjukan

pribadinya.

c. Pengawasan terhadap kegiatan anak sangat selektif

d. Orangtua lebih condong untuk menghukumanak jika anak

melakukan kesalahan.

2. Pola asuh permisive

Pola asuh permisive merupakan gaya pengasuhan orang tua

yang tak banyak aturan dan cenderung bebas dalam pola asuh ini orang

tua tidak banyak menutut anak mengikuti aturan orang tua tidak banyak

memberikan arahan kepada anak,orang tua tidak banyak menerapkan

aturan didalam pengasuhan,pengasuhan ini dirasa kurang efektif dalam

pembentukkan karakter anak karena kembali bahwa pengasuhan yang

tepat sangat diperlukan dalam pembentukan kepribadian anak.

Ciri dari pola asuh permisive adalah:

a. kekuasaan cenderung ke anak dari pada orang tua

b. Lebih bebas serta tidak ada aturan dari orang tua ke anak.

c. kurang dalam mendisiplinkan dan membimbing anak

d. Pengawasan dalam bentuk perhatian yang diberikan orang tua

dalam kehidupan anak kurang


10

3. Pola asuh demokratis

Pola asuh demokratis merupakan gaya pengasuhan yang

membiarkan anak untuk bebas akan tetapi memberikan batasan dan

pengawasan adanya komunikasi dua arah yang dilakukan oleh orang tua

dan anak karna orang tua yang memilih mengasuh anaknya dengan

pengasuhan ini cenderung memiliki hubungan hangat dan baik,orang tua

memiliki hak untuk saling mengutarakan pendapatnya.dalam pengasuhan

tetap ada aturan yang berlaku tapi anak bisa berkompromi dan

melakukan negosiasi dalam menyampaikan pendapatnya agar anak bisa

bertanggung jawab, mandiri dalam lingkungan sosial. Gaya khas dari

pola asuh demokratis yaitu:

a. Ada kekompakan baik antara anak dan orang tua

b. Orang tua mengakui kepribadian anak

c. Orang tua memberikan membimbing anak

d. Ada pengawasan dan pengontrolan kepada anak dari orang tua

akan tetapi orang tua lebih rilex.

Menurut Baumrind,berpendapat membagi pengasuhan dibagi

beberapa jenis(dalam Purwandari, 2011: 49-51).

a. Pola asuh Authoritative

Perlakuan orang tua kepada anak cenderung intens karena orang tua

sudah menetukan standart sikap yang baik menurut orang tua untuk

diberikan kepada anaknya dengan tujuan anak menjadi anak yang

mandiri.
11

b. Pola asuh Authoritarian

Perlakuan yang diberikan oleh orang tua ke anak lebih cenderung ke

memberi hukuman kepada anak,komunikasi tidak berjalan dua arah

sehingga tidak ditemukan hubungan yang lebih harmonis

dikeduanya,anak kurang bisa mandiri karena orang tua yang tidak

memberikan motivasi.

c. Pola asuh Indulgent

Perlakuan yang diberikan orang tua ke anak lebih ke penuh

penerimaan,tidak ada peraturan di dalam keluarga yang diterapkan oleh

orang tua, anak bisa mendapatkan kebebasan sesuai keinginannya orang

tua hanya menuntut sedikit kepada anak agar sang anak beranggapan

bahwa orang tua merupakan sumber bagi anak.

d. Pola asuh Indifferent

Memiliki ciri-ciri yaitu Orang tua memberikan banyak kebebasan pada

anak sedikit dalam berkomunikasi ke anak,hubungan antara orangtua dan

anak juga sangat sedikit,anak tidak bisa turut andil dalam berpendapat

dan ikut serta dalam memutuskan keputusan serta anak lebih tidak

diperhatikan.

2.1.3 Faktor mempengaruhi pola asuh orang tua

Menurut Musser (2010) berpendapat berikut faktor yang dapat

mempengaruhi pola asuh ialah:

1. Lingkungan
12

Lingkungan/tempat tinggal bisa mempengaruhi orang tua untuk

menerapkan pola asuhnya kepada anak. Dengan contoh yaitu keluarga

yang tinggal di kota besar dan keluarga yang tinggal di desa dimana

orang tua yang tinggal dikota pasti akan lebih ektra khawatir kepada

anaknya jika ankanya salah bergaul karena pergaulan dikota besar tidak

bisa di kontrol ,sedangkan orang tua yang tinggal di desa akan lebih

memperhatikan tidak terlalu khawatir karena masih bisa mengontrol dan

mengawasi anak.

2. Budaya

Budaya adalah salah satu hal yang bisa mempengaruhi pola asuh

dimana jika kita mengalisa gaya pengasuhan di luar negeri membolehkan

anak untuk menanyakan tindakan yang dilakukan oleh orang tuanya dan

bisa mengambil keputusan mengenai aturan yang diberlakukan keluarga

tersebut.

3. Ekonomi

Status sosial ekonomi bisa mempengaruhi orang tua dalam memilih

cara menerapakan pola asuh yang akan diberikan kepada anak karena

setiap keluarga pasti akan memiliki cara pandang yang berbeda mengenai

cara mengasuh anak yang benar dan tepat misal: Ibu dengan kalangan

kelas ekomomi keatas dan kelas ekonomi kebawah,kalangan kelas

ekonomi kebawah pasti akan menentang mengenai sopan santun pada

berilaku anak dibandingkan dengan ibu kalangan ekonomi ke atas Sama

halnya dengan kelangan buruh akan menilai pembiasaan dengan standar


13

eksternal, sedangkan kalangan menengah lebih menilai pembiasaan

dengan standar terinernalisasi.

Asmaliyah (2009: 86) mencuplik buah pikir Hotman dan Lippit

berpendapat bila larat belakang dari orang tua serta anak dapat

mempengaruhi pola asuh.

a. Latar belakang orang tua

a. Hubungan ayah dan ibu meliputi seperti apa korelasi antara orang tua,

seperti apa model komunikasi, siapakah yang dominan di keluarga

dan siapa yang paling sering memegang kendali dalam memutuskan

sebuah masalah.

b. Keadaan keluarga, misalnya seperti dari jenis kelamin dan besarnya

jumlah anggota keluarga.

c. Posisi keluarga di masyarakat seperti kondisi materi dan

perekonomian keluarga serta letak rumah berada di desa,kota, atau

pinggiran

d. Kepribadian orang tua: bagiamana hubungan sosial orang tua di

dalam masyarakat

e. Cara menilai orang tua kepada anak seperti arti sebuah pola asuh di

mata anak,tujuan orang tua memberikan bimbingan pada anak

bentuk respon orang tua terhadap polasuh yang diberikan ke

anak,harapan apa yang dimiliki orang tua ke anak.

b. Latar belakang anak

a. Karakteristik pribadi, seperti apa konsep diri sang anak, bagaimana

kondisi fisik,biologis dan kondisi psikologinya.


14

b. Cara anak menilai orang tua, seperti apa cara anak menilai mengenai

harapan yang diminta kepada anak,lalu seperti apa sikap yang

diharapkan anak dan sebalinya,seperti apa pengaruh sosok seorang

ayah ibu bagi anak.

c. Perilaku anak ketika tidak berada dirumah, seperti bagaimana

hubungan anak dengan teman di sekolah.

Terdapat faktor yang mempengaruhi perbedaan antara anak dan

orang tua seperti:perilaku yang dialokasikan orangtua saat pengasuhan

,corak kepribadian orangtua itu sendiri,nilai suatu budaya, serta terdapat

peran role model yang tanpa di sadari orang tua,anak belajar dari sang orang

tua sehingga memiliki peranan terpenting di kehidupan anak dalam proses

pembentukan kepribadian.sebab tempat utama anak lahir untuk membentuk

pribadi anak adalah didalam keluarga,anak akan bercermin kepada orang

tuanya. Orang tua membesarkan dan memperhatikan pertumbuhan sang

buah hati, bertanggung jawab dan berkewajiban dalam memaksimalkan

perkembangan sang buah hati supaya sehat jasmani maupun rohani.

2.1.4 Cara menilai pola asuh orang tua

Penilaian untuk menentukan pola asuh orangtua menggunakan

kuesioner dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

Jika jawaban A >7 maka pola asuh otoriter

Jika jawaban B >7 maka pola asuh permisive

Jika jawaban C >7 maka pola asuh demokratis

(Ningsih,2012)
15

2.2 Konsep pernikahan dini

2.2.1 Pengertian pernikahan usia dini

Menikah muda di dalam UU tidak ditemukan istilah pengertian

menikah dini atau menikah anom, Menurut UU. No 16 Tahun 2019 yang

mengatur pernikahan dalam UU dijelaskan bahwa pernikahan hanya di

izinkan bila pihak laki-laki sudah berusia 19 (Sembilanbelas) tahun dan

pihak perempuan berusia 19 (Sembilanbelas) tahun. Jadi menurut undang-

undang disebut menikah anom apabila salah satu atau kedua dari calon

mempelai berumur dibawah usia 19 tahun, pernikahan di bawah umur ini

akan di berikan izin oleh negara dengan syarat dan ketentuan tertentu.

menikah dengan umur yang sangat anom/muda bisa dimaksutkan dengan

kata lain menikah dengan umur yang terlalu awal, dalam artian didalam

kehidupannya belum siap secara psikologis maupun mental.

Kawin anom merupakan pernikahan yang calon mempelai wanita

maupun prianya masih dikatakan sebagai seorang remaja yang umurnya <19

tahun (WHO,2006). Menurut BKKBN(2012) menikah anom secara luas

mempunyai arti lain yaitu perjodohan atau pernikahan dimana calon

mempelai perempuan belum siap secara biologis psikologis maupun

kesiapan mempunyai seorang anak yang dalam batas umur <18 tahun .

Dlori (2005) berpendapat bahwa :menikah usia dini merupakan

menikah yang tergesa-gesa karena tidak ada kesiapan yang maksimal secara

biologi,mental dan psikologis dan segi materi,dikarenakan tidak ada

kesiapan secara matang.


16

Pernikahan Usia ideal seorang wanita dan pria menikah adalah wanita

mecapai usia 21-25 tahun dan pria mencapai usia 25-28 tahun. Pada saat

wanita sudah mencapai umur tersebut segi biologis wanita termasuk organ

reproduksinya sudah matang dan sudah siap untuk mengalami kehamilan

serta persalinan. Sedangkan pria di umur tersebut kondisi psikologis mental

fisik dan segi materi sudah cukup mapan sehingga seorang suami sudah siap

dan mampu untuk menjaga dan mempertanggung jawabkan pernikahan

yang akan dilakukannya,pria di umur tersebut kondisi emosionalnya sudah

matang sehingga bila terjadi masalah di dalam keluarga seorang pria akan

memilih untuk menyelesaikan masalahanya secara baik tanpa ada unsur

kekerasaan dialami oleh seorang istri sehingga pernikahan tersebut akan

jauh dari kata perceraian. faktor yang bisa mempengaruhi seseorang untuk

melakukan pernikahan usia dini ( Mohammad, 2005)

2.2.2 Faktor yang mendorong terjadinya pernikahan usia dini

Menurut BKKBN, Pernikahan usia dini bisa terjadi karena faktor dari

adat dikarenakan adanya norma yang berlaku di mayarakat tradisional yang

menghubungkan antara ekonomi-sosial antar keluarga akan cenderung

menuju ke perjodohan dimana keluarga bermaksut menjodohkan anaknya

agar beban didalam keluarga berkurang satu dalam hal ini belum tentu

terbukti kebenarannya.

Noorkasiani (2007) berpendapat faktor yang memicu terjadinya

pernikahan usia dini , yaitu:


17

1. Faktor individu

a. Pernikahan usia anom bisa berlangsung disebabkan karna

pertumbuhan dari segi biologis,mental,fisik sesorang sudah

berkembang dengan baik akibatnya bila kondisi itu mengalami

pertumbuhan yang cepat maka akan memicu remaja untuk

melangsungkan pernikahan dini.

b. Latar belakang pendidikan sang anak. Semakin rendah pendidikan

yang dimiliki anak dapat memicu pernikahan usia anom pada remaja

karena kurangnya tingkat pengetahuan mengenai resiko menikah

usia dini.

c. Hubungan anak dengan orang tua. Pernikahan usia dini bisa terjadi

jika anak bisa menerima atau menolak keputusan di ambil oleh orang

tua,orang tua dan anak harus memiliki hubungan yang baik agar

tidak menimbulkan ketidaknyaman yang dirasakan oleh anak

sehingga memilih untuk segera melepaskan diri dari keluarga

d. Ingin merubah nasib kehidupan yang lebih layak,salah satunya

adalah dalam masalah materi,sering ditemukan banyak remaja yang

menginginkan menikah anom karena ingin memberpaiki status

ekonomi menjadi lebih baik.

2. Faktor keluarga

Faktor yang memicu terjadinya pernikahan usia dini pada remaja

ialah:

a. Latar belakang perekonomian. Orang tua yang memikahkan anak

gadisnya memiliki tujuan meringangkan beban ekonomi keluarga


18

dimana orang tua beranggapan jika semula ankanya adalah tanggung

jawab keluarga saat menikah anaknya akan menjadi tanggung jawab

suaminya bukan lagi tanggung jawab keluarga.

b. Latar belakang pendidikan. Semakin kurangnya pengetahuan akan

mempengaruhi terjadinya pernikahan anom semakin banyak.karena

latar belakang pendidikan dapat mempengaruhi cara berfikir

seseorang dalam memutuskan masalah seperti mengenai menikah

usia dini .

c. Keyakinan dan adat yang di berlakukan didalam keluarga. Ini bisa

mempengaruhi terjadinya menikah anom pada remaja karena ada

bebeapa orang tua yang menginginkan pernikahan dini untuk

menaikan status sosial kelurga dan bisa melanjutkan garis keturunan

yang sesuai keinginan kelurga.

d. Cara keluarga menyelesaikan masalah . Contoh kasusnya adalah

ketika sang anak melakukan perbuatan yang tidak lazim yang

menyebabkan nama baik keluarga menjadi tercemar maka orang tua

akan memutuskan untuk menikahkan ankanya untuk menutupi rasa

malu dan sebagai jalan keluar yang baik menurut keluarga.

3. Faktor masyarakat

a. Adat. Masih terdapat beberapa daerah yang menganggap bila

seorang gadis yang usianya sudah terbilang cukup akan tetapi belum

menikah dipandang masyarakat bahwa sang gaduis tersebut tidak

laku atau menjadi perawan tua sehingga keluarga akan memilih

untuk mencari jalan keluar bagi anak yaitu menikahnkan anaknya


19

b. Pandangan dan kepercayaan. Contoh mengapa pandangan dan

kepercayaan menjadi salah satu pemicu terjadinya pernikahan anom

karena ada beberapa masyarakat yang masih mempercayai bahwa

jika kedewasaan diukur dari cara pandang mereka melalui sebuah

status pernikahan dimana ada beberapa tanggapan bahwa janda akan

lebih baik dari pada gadis tua.

c. Penyalahgunaan jabatan,kekuasaan.ada kasus dimana seorang laki-

laki masih bisa menyalahgunakan jabatan kekuasaan untuk menikah

calon istri yang akan dimadu seorang laki-laki memilih seorang

calon istri yang lebih muda darinya bukan yang seusianya tau diatas

usianya.

d. Latar belakang pendidikan. Karena latar pendidikan keseluruhan

masyarakat bisa mempengaruhi pernikahan usia dini karena

rendahnya pendidikan masyarakat akan condong untuk menikahkan

anaknya diusia dini.

e. Latar belakang ekonomi masyarakat. Masyarakat yang ekonomi

kelurganya rendah akan cenderung menikahkan anaknya dengan

kelurga yang memiliki ekonomi ditasanya dengan beranggapan cara

menikahkan anaknya adalah jalan keluar yang tepat untuk

memperbaiki status ekonomi keluarga

f. Tingkat kesehatan penduduk. Tingkat kesehatan masyarakat dapat

memicu pernikahan anom didaerah tersebut karena jika sarana

kesehatan di daerah tersebut kurang makan akan tinggi terjadinya


20

kesakitan dan kematian yang menyebabkan kurangnya garis

keturunn di sebuah keluraga

g. Perubahan cara pandang. Kevulgaran yang tidak ada batasan di masa

moderen seperti ini menyebabkan perubahan cara pandang dan

norma yang menyimpang seperti dimana sekarang lebih bebasnya

hubungan antara perepuan dan laki-laki.

Surbakti (2008) berpendapat jika memikah dini akan mempunyai

resiko besar terutama dalam kondisi psikologi,beberapa hal yang bisa

menyebabkan menikah dini yaitu :

a. Pendidikan rendah. kurangnya pemahaman dan pengetahuan

mengenai resiko yang didapatkan saat menikah anom membuat

beberapa remaja putus sekolah atau hanya tamatan SD lalu mengisi

kekosonganya dengan cara menikah.

b. Norma budaya. Mayarakat masih percaya dengan mitos bila

perempuan mendapatkan menstruasi pertama sudah siap untuk

dipaksa menikah dini karena kepercayaan budaya.

c. “Kecelakaan” atau hamil diluar nikah karena pergaulan yang tidak ada

batasannya merupakan faktor pernikahan anom bayak terjadi,mau

tidak mau mereka harus menikah anom karena untuk menutupi rasa

malu keluarga.

d. Korban perceraian. Disebabkan kurangnya perhatian orang tua dan

juga desakan ekonomi ada beberapa anak memilih menikah muda

tujuannya adalah meringankan beban salah satu orang tua yang tinggal

bersamanya untuk bisa hidup lebih baik.


21

e. Daya tarik fisik merupakan salah satu alasan remaja melakukan

pernikahan dini karena sering kita jumpai banyak remaja yang

melakukan pernikahan anom karena tertarik pada penampilan luarnya

yang bersifat sementara sehingga akan rentang dalam sebuah

pertengkaran yang berujung keperceraian.

2.2.3 Dampak Pernikahan usia dini

1. Dampak biologis

Kesiapan remaja dibagian reproduksi masih dalam tahap menuju

kematuran,organ intim remaja tidak belum siap dalam melangsungkan

hubungan intim manalagi mengandung dan melahirkan anak bila dipaksa

akan menyebabkan trauma serta membahayakan jiwa ibu dan bayinya.

Pernikahan ideal terjadi ketika wanita dan pria bisa saling menghormati

jika tidak terlaksana .beberapa hal yang harus di hindari Di dalam

pernikahan yaitu:

a) Kekerasan fisik

Kekerasan yang melibatkan kontak langsung seperti menampar,

melukai hingga berdarah dengan benda tajam,menjambak rambut.

b) Kekerasan psikis

Kekerasan yang melibatkan ketakutan dan rasa tidak berdaya seperti

menghina dan mengancam.

c) Kekerasan seksualitas

Kekerasan yang melibatkan tindakan mengarah pada ajakan seksual

tanpa persetujuan seperti menuntut dan memaksa untuk melayani

nafsu birahi.
22

d) Penelantaran

Melepaskan tanggung jawab seperti tidak memberikan hak untuk

istri(nafka).

e) Memperdagangkan dan memanfaatkan orang.

Hal yang bisa jadi alternatif bila hal itu terjadi ialah:

a) Pergi ke tempat fasilitas kesehatan untuk mendapatkan perawatan bila

ada luka dan memperoleh visum dari dokter bukti untuk diberikan

kepada polisi.

b) Curhat atau bercerita kepada seseorang yang dipercaya seperti kelurga

atau saudara.

c) Melapor pada pihak yang berwenang.

2. Dampak psikologis

Dari sudut segi mental pemahaman mengenai kesiapan

seksualitas belum sepenuhnya siap sehingga bila terjadi penganiayaan

dalam hal intim anak bisa saja mengalami trauma yang berkempanjangan

yang menyebabkan anak akan menarik diri dari inetraksi sosial dan

menutup diri hingga hanya menyisakan sebuah rasa penyesalan.

3. Dampak sosial

Perniakahan akan berdampak mengurangi kebebasan dimana

karena sudah berkeluarga sehingga fokus dalam mencari nafkah

menyebabkan peran keaktifan serta kiprah dalam masyarakat akan

berkurang
23

4. Dampak ekonomi

Gagalnya dalam meningkatkan penghasilan ekonomi kelurga

akan berdampak signifikan saat berumah tangga,karena masalah materi

dapat memicu terjadinya resiko perceraian.

5. Dampak pada saat kehamilan

Mengandung di umur yang masih belia memiliki resiko yang

sanggat besar dari segi kesehatan dimana umur yang masih belum

memupuni sehingga organ dalam perempuan seperti rahim belum

sepenuhnya matang dan siap dalam mengandung serta melakukan

persalinan ditambah lagi dengan pemahaman dan pengetahuan yang

kurang dari sang calon ibu. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2014),

masalah yang mungkin akan muncul saat proses kehamilan:

a. Terjadinya perdarahan saat mengandung atau saat persalinan

b. Munculnya beberapa bengkak yang akan muncul ditubuh seperti

dibagian kaki.

c. Panas serta demam dalam kurung waktu lebih dari 1 hari

d. Pecahnya air ketuban sebelum waktu persalinan

e. Mual dan muntah berkepanjangan.

f. Berat badanyang tidak naik pada trimester 2-3

g. Keaktifan gerak bayi dalam rahim pasif

h. Terjadinya anemia atau kurangnya kadar hemoglobin pada darah.

i. Abortus atau peluruhan sebelum bayi dilahirkan keguguran adalah

berakhirnya kehamilan dengan sebab tertentu sebelum kehamilan

tersebut berusia 22 minggu (Saifudin, 2010).


24

6. Dampak pada proses persalinan

Resiko melahirkan pada usia yang masih muda memiliki resiko lebih

tinggi saat akan melangsungkan persalinan dari pada yang sudah berusia

cukup atau diatas 20 tahun . Ancaman kemungkinan yang mucul ialah:

a. Lahirnya bayi belum cukup umur atau Prematur,yang kelahirannya

sebelum usia kehamilan 37 minggu.

b. BBLR(berat badan lahir rendah),dimana berat badan bayi lahir

<2500 gram

2.2.4 Cara menilai pernikahan usia dini

Setiap jawaban iya dari masing-masing pernyataan di beri nilai 1 dan

jika jawabannya tidak di beri nilai 0, kemudian hasilnya berupa presentase

dengan rumus yang digunakan sebagai berikut :

Keterangan : N = Nilai pernikahan dini

Sp = Skor yang didapat

Sm = Skor tertinggi maksimum

Kemudian hasil presentase di interpresentasikan dengan skala nominal

yaitu : Iya = 0 Tidak = 1

Kriteria penilaian:

<49%-0% (tidak menikah usia dini)

>=50%-100% (menikah usia dini) (Nursalam,2008)

2.3 Konsep hubungan pola asuh dengan pernikahan dini

Marsiyanti dan Farida H(2008) berpendapat bahwa pola asuh

merupakan stigma khusus dari model pendidikan,pembimbingan,pengawasan


25

sikap dan pengajaran yang diberikan orang tua kepadaanak. Serta dapat

memberikan efek pada pertumbuhan anak sejak dari kanak-kanak hingga akil

baliq/dewasa.

Dalam kehidupan anak, anak hidup di lingkungan keluarga, budaya

dan masyarakat akan bisa mempengaruhi kemajuan dan fase kemandirian

anak. Pola asuh orang tua memiliki kontribusi yang sangat berharga di dalam

hidup anak. Mengapa seperti itu, karna lewat ayah dan ibu anak bisa habituasi

dengan lingkungannya,bisa memahami dunia.Ini dikarenakan keluarga

sebagai dasar pertama atau pondasi tiang untuk membentuk kepribadian

anak. Orang tua memegang kewajiban pertama dan utama penting dalam

Mendidik ,mengasuh,memelihara dan membesarkan anak.

Salah satu persoalan yang di hadapi dari menikah dini adalah dari

dampak menikah anom dimana masih banyak sekali kasus yang ditemukan

orang tua yang menikahkan anaknya diusia muda dengan pola asuh

demokratis,permisive maupun otorier.


BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Konsep teori adalah arahan asumsi atau gambaran mengenai variabel

variabel yang akan diteliti atau memiliki arti hasil sebuah sintesis dari proses

berfikir kemudian dengan kemampuan kreatif dan inovatif diakhiri konsep

atau ide baru (Hidayat, 2017, hal 27-29)

Faktor yang Pola asuh orang tua : Otoriter


mempengaruhi pola
asuh: 1. Otoriter
permisive
1. Sosial ekonomi 2. Permisive
2. Lingkungan 3. demokratis Demokratis
tempat tinggal
3. Sub kultural
budaya

Menikah usia
Faktor yang dini (laki laki
mempengaruhi dan perempuan
usia <19 tahun)
pernikahan dini: Pernikahan dini
1. Individu
2. Keluarga Tidak menikah
usia dini (laki
3. Masyarakat laki dan
lingkungan perempuan >19
tahun)
Keterangan :

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

= Mempengaruhi yang di teliti

Bagan 3.1 Kerangka konseptual penelitian hubungan pola asuh orang tua
dengan kejadian pernikahan usia dini Studi di Desa Darurejo
Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang.

26
27

Penjelasan kerangka konseptual :

Pola asuh orang tua di pengaruhi oleh 3 faktor yaitu sosial

ekonomi, lingkungan tempat tinggal dan sub kultural budaya.yang di bedakan

menjadi beberapa tipe yaitu pola asuh otoriter, permisive dan pola asuh

demokratis menghasilkan kriteria hasil yaitu orang tua dengan pola asuh

otoriter,orang tua dengan pola asuh permisive dan orang tua dengan pola asuh

demokratis. Adapun faktor yang mempengaruhi pernikahan dini yaitu foktor

individu, keluarga dan masyarakat lingkungan yang menjadi pendorong

seseorang melakukan pernikahan usia dini dikatakan pernikahan usia dini bila

laki-laki dan perempuan melakukan pernikahan berusia kurang dari 19 tahun

dan tidak menikah usia dini bila laki-laki dan perempuan melakukan

pernikahan berusia lebih dari 19 tahun.

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian,rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan

(Sugiyono, 2016).

Penelitian ini memiliki hipotesis berupa :

H1 : Ada Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kejadian Pernikahan Usia

Dini Di Desa Darurejo Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang.


BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif analitik jenis korelasional.

Penelitian dengan metode korelasional merupakan penelitian mencari tau atau

mengkaji hubungan antara variabel independen dan dependen yang memiliki

hubungan untuk menguak korelatif antara variabel yang lain minimal dua

variabel yang bervariasi (Nursalam 2015).

4.2 Rancangan Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan peneliti ini menggunakan jenis

penelitian cross-sectional. Penelitian cross-sectional merupakan penelitian

yang bersifat menekankan waktu pada pengukuran/observasi variabel hanya

satu kali tidak ada tindak lanjut lagi dalam variabel bebas maupun variabel

terikat (Nursalam,2016)

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian

4.3.1 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari perencanaan (penyusunan

proposal) sampai dengan penyusunan laporan akhir yaitu dari bulan Maret

sampai dengan Juli 2020.

28
29

4.3.2 Tempat penelitian

Tempat penelitian yang digunakan peneliti di Desa Darurejo

Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang dikarenakan keterbatasan jarak

dan penyebaran wabah covid-19 yang ada di Indonesia,maka peneliti

menggunakan metode physical distancing sesuai anjuran dari pemerintah

dan aturan yang berlaku untuk tetap dirumah saja dengan memutus rantai

penyebaran pandemi,peneliti menggunakan bantuan aplikasi google form

dimana aplikasi ini berguna untuk menyebarkan kuesioner secara cepat dan

luas melalui link yang akan dibagikan kepada subjek/responden yang ada di

Desa Darurejo.

4.4 Populasi / Sampel / Sampling

4.4.1 Populasi

Populasi diartikan sebagai obyek atau subyek yang mempunyai

karakteristik yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulannya(Sugiyono,2016). Populasi merupakan keseluruhan

objek/subjek yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan ialah keluarga yang

memiliki anak dengan rentang usia 16-19 tahun di Desa Darurejo

Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang yang berjumlah 223 keluarga.

4.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi itu (Sugiyono, 2016). Sampel

dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anak dengan rentang

usia 16-19 tahun di Desa Darurejo Kecamatan Plandaan Kabupaten

Jombang yang berjumlah 69 keluarga. Besar sampel penelitian yang


30

digunakan untuk jumlah keluarga yang mempunyai remaja yaitu

menggunakan rumus :

n= N
1+N (d)2
= 223
1 + 223 (0,01)2
= 223 = 69,040 = 69
3,23

keterangan : n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d = Tingkat signifikasi 10% (0,1)

4.4.3 Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk

menentukan sampel terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan

(Sugiyono, 2016).

Penelitian ini menggunakan teknik Non Probability Sampling jenis

purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas

makanan,maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan.

(Sugiyono, 2016).
31

4.5 Kerangka Kerja

Identifikasi Masalah

Penyusunan proposal

Populasi
Seluruh keluarga yang memiliki anak dengan usia 16-19 tahun di Desa
Darurejo Plandaan Jombang yang berjumlah 223 keluarga

Sampling
Purposive sampling

Sampel
Keluarga yang memiliki anak dengan umur 16-19 tahun di Desa Darurejo
Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang yang berjumlah 69 keluarga

Desain Penelitian
Cross-sectional

Pengumpulan data
Kuesioner online

Pengolahan data
(Editing, Coding, Scoring,Tabulating)

Analisa Data
Analisis Univariat,Analisis Bivariat,Uji chi squarer

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 4.1 Kerangka kerja hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian
pernikahan usia dini di Darurejo Plandaan Jombang.
32

4.6 Identifikasi Variabel

4.6.1 Variabel

Variabel merupakan suatu penilaian terhadap benda mati atau benda

hidup yang dapat memunculkan nilai dalam bentuk sikap maupun karakter.

1. Variabel independent (bebas)

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependen (Sugiono, 2016). Variabel independent

pada penelitian ini adalah pola asuh orang tua.

2. Variabel dependent (terikat)

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karna adanya variabel bebas (Sugiono, 2016). Variabel

dependent dalam penelitian ini adalah Kejadian pernikahan usia dini.

4.7 Definisi operasional

Definisi operasional merupakan cara peneliti untuk mengidentifikasi

vaiabel sesuai karakteristik yang sedang diteliti dan dapat membantu peneliti

dalam observasi atau perhitungan yang sangat cermat dengan obyek yang

sedang di teliti , (Hidayat, 2017, hal 38).


33

Tabel 4.2 Definisi operasional hubungan pola asuh orang tua terhadap kejadian

pernikahan dini di Desa Durarejo Plandaan Jombang

Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Hasil ukur


Operasional ukur
Variabel Tindakan yang 1) Pola asuh Kuesioner N Jika jawaban
independent dilakukan otoriter. online O
pola asuh orang tua 2) Pola asuh M A>7 pola asuh
orang tua dalam permisive I otoriter
membesarkan 3) pola asuh N B>7 pola asuh
dan mendidik demokratis A permisive
anak L C>7 pola asuh
demokratis

(Ningsih,2012)

Variabel sebuah 1)laki-laki dan Kuesioner N Iya= 0


dependent pernikahan perempuan online O Tidak= 1
kejadian dibawah umur menikah di usia M
pernikahan yang target <19 tahun I Kriteria
dini persiapannya 2) laki-laki dan N penilaian:
belum perempuan A <49%-
dikatakan menikah di usia L 0:(menikah
maksimal >19 tahun matang)
persiapan >=50%-
fisik, 100%
persiapan
:(menikah
mental, juga
persiapan usia dini)
materi.
(Nursalam,
2008)

4.8 Pengumpulan dan Analisis data

4.8.1 Bahan dan Alat

a. Link Kuesioner online

b. Handphone android

c. Jaringan internet
34

4.8.2 Instrumen

Intrumen penelitian merupakan suatu alat yang dapat membatu

menilai sesuatu yang akan diamati (Sugiyono, 2016). Kuesioner disini

dalam bentuk pernyataan. Kuesioner adalah teknik pengumpulan datanya

dengan memberi pertayaan/pernyataan dalam bentuk tulisan dan diberikan

kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2016).

Penyusunan instrumen untuk pola asuh dan pernikahan dini adalah

dengan menentukan indikator yang akan diukur dari variabel pola asuh dan

pernikahan usia dini. Dari variabel tersebut lalu diperluas jadi butiran

pertanyaan dan pernyataan..

Pada penelitian ini penyebaran kuesioner menggunakan aplikasi

pada google form. dimana aplikasi ini berguna untuk menyebarkan

kuesioner secara cepat dan luas melalui link yang akan dibagikan kepada

responden.

Sebelum melakukan penelitian maka peneliti akan melakukan

beberapa uji statistik berupa:

1. Uji validitas

Uji ini dilakukan karena sebelumnya belum diuji oleh para ahli.

Keterangan:

rxy :Korelasi

N :Jumlah Sempel

Valid : rxy >rxy

Tidak Valid : rxy <rxy


35

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat nilai Cronbach alpha yaitu

0,724,kuesioner dikatakan reliabel apabila alpha minimal >0,6 (Wiranti,

2017).

rxy= (1- )

Keterangan :

rxy : Reliabilitas

k :Jumlah butir soal

: Varian skor setiap butir

: Varian total

4.8.3 Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditetapkan dalam melakukan penelitian adalah sebagai

berikut :

1. Mengurus surat pengatar penelitian di kantor BAAK Stikes ICME

Jombang.

2. Mengurus surat pengantar study pendahuluan dan pre survey data di

kantor BAAK Stikes ICME Jombang

3. Meminta izin study pengambilan data kepada ketua prodi S1 Stikes

ICME Jombang

4. Meminta izin penelitian kepada Kepala Desa Darurejo Kecamatan

Plandaan Kabupaten Jombang.

5. Menjelaskan kepada responden mengenai penelitian,tujuan

penelitian,manfaat penelitian dan juga cara pengisian kuesioner.


36

6. Setelah responden telah mengetahui informasi penelitian,apabila

responden bersedia di persilakan untuk mengisi inform consent atau

lembar persetujuan.

7. Responden mengisi semua pernyataan dalam kuesioner yang telah

dibagikan dalam bentuk online melalui media google form jika telah

selesai kuesioner masuk ke peneliti.

8. Setelah kuesioner terkumpul selanjutnya peneliti melakukan analisa

data,scoring dan tabulasi yang terakhir membuat hasil penelitian.

4.8.4 Pengolahan Data

1. Editing

Proses meneliti kembali catatan penelitian, untuk mengetahui apakah

catatan tersebut sudah cukup baik dan dapat segera disiapkan untuk

keperluan proses berikutnya. Dalam langkah ini, hal-hal yang dilakukan

meliputi : 1) kelengkapnya pengisian kuesioner, 2) keterbacaan tulisan

atau catatan petugas peneliti, 3) makna jawaban yang jelas, 4) kesesuaian

jawabanya, 5) relevansi jawaban, dan 6) kesamaan satuan data (Sunggono,

2001 : 129).

Dalam tahap ini penelitian kembali data yang telah dikumpulkan akan

dilakukan pengecekan ulang seperti lengkapnya mengisi,terbacaanya

tulisan,seragamnya jawaban,lalu jawaban terelevansi.

2. Coding

Suatu kegiatan untuk mengklarisifikasikan hasil jawaban responden

menurut kriteria yang ditetapkan (Sunggono, 2001 : 130). Klarisifikasi ini


37

dilakukan dengan cara memberikan ciri khas dengan kode angka.

pemberian ciri khas sebagai berikut :

A. Data umum

1) Data Responden

Responden 1 kode R1

Responden 2 kode R2

Responden 3 kode R3

Dan selanjutnya

2) Jenis Kelamin

Laki-laki kode J1

perempuan kode J2

3) Usia

Usia 20 tahun-30 tahun kode U1

Usia 31 tahun -41 tahun kode U2

Usia 41 tahun -50 tahun kode U3

>50 tahun kode U4

4) Pendidikan

SD kode D1

SMP kode D2

SMA kode D3

Diploma kode D4

S1 kode D5

5) Pekerjaan
38

PNS kode P1

Pegawai swasta kode P2

Wiraswasta kode P3

TNI/POLRI kode P 4

Petani kode P5

Lain-lain kode P6

B. Data khusus

1. pola asuh orang tua

Jawaban A kode 1

Jawaban B kode 2

Jawaban C kode 3

2. kejadian pernikahan dini

Iya kode 1

Tidak kode 2

3. Scoring

Melakukan penilaian untuk jawaban responden. Untuk mengukur

variabel independen yaitu Pola asuh orang tua dengan variabel

dependen Kejadian pernikahan usia dini,digunakan alat ukur kuesioner.

Untuk mempermudah dalam mengkategorikan variabel,dituliskan

dalam kriteria presentase sebagai berikut :

a) Variabel pola asuh orang tua :

Pemberian scoring ini menggunakan kuesioner dengan penilaian

sebagai berikut:
39

jika jawaban A > 7 maka pola asuh otoriter

jika jawaban B > 7 maka pola asuh permisive

jika jawaban C > 7 maka pola asuh demokratis

b) Variabel kejadian pernikahan usia dini :

Pemberian scoring ini menilai jawaban dari responden(skor total)

yang dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan.

Iya = 0

Tidak = 1

Kriteria penilaian:

<49% - 0 = (tidak menikah usia dini)

>=50% - 100% = (menikah usia dini)

Perhitungan scoring dengan rumus:

Keterangan : N = Nilai pernikahan dini

Sp = Skor yang didapat

Sm = Skor tertinggi maksimum

4. Tabulating

Proses penyusunan data kedalam bentuk tabel (Sunggono, 2001 : 132).

Dalam fase ini peneliti menggunakan tabel melayang dalam bentuk

frekuensi dan pesentase % untuk memudahkan peneliti dalam

menganalisa data hasil jawaban dari responden.


40

4.8.5 Analisis data

Tahap analisa data adalah fase pemilihan masalah selaras dari

beberapa sumber sesuai dengan penelittian yang dilaksanakan (Arikunto,

2015).

1. Analisis Univariate (Analisi Deskriptif)

Analisis ini digunakan untuk menampilkan hasil distribusi serta presetase

pada setiap variable yang digunakan dalam menganalisis variable yang

digunakan dalam penelitian dan memberikan kesimpulan secara umum

(Wiranti, 2017).

Analisis univariat dilakukan dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

P : Persentasi kategori

F : Frekuensi kategori

N : Jumlah responden

Hasil dari analisis univariat dapat dikategorikan sebagai berikut :

0% : Tidak seorangpun

1-25% : Sebagian kecil

26-49% : Hampir setengahnya

50% : Setengahnya

51-74% : Sebagian besar

75-99% : Hampir seluruhnya

100% : Seluruhnya(Wiranti, 2017).


41

2. Analisis Bivariat

Analisa yang dicoba dihubungkan pada kedua variabel yang diguga

saling berhubungan (Natoatmodjo, 2010), yaitu korelasi pola asuh orang

tua dengan kerjadian pernikahan dini, dengan cara digunakan uji chi

square dengan software SPSS,bila mana hasilnya <0,05 maka

kesimpulannya ada hubungan akan tetapi bila hasilnya >0,05 maka

kesimpulannya adalah tidak ada korelasi atau tidak ada hubungan.

4.9 Etika penelitian

Etika penelitian ialah bagian yang tidak pernah tertinggal hal ini

penting disebuah penelitian karena akan bersentuhan langsung dengan

mahklum hidup jadi harus ada etika disebuah penelitian berikut ialah:

(Hidayat, 2011).

1. Informed Consent (Persetujuan)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan atara responden dengan

peneliti Persetujuan diberikan kepada responden agar responden mengerti

tujuan kita dan memberikan persetujuannya dalam ikut serta di penelitian

kita karena responden berhak untuk menolak bila tidak mau dan berhak

menerima bila responden mau dalam lembar itu berisikan seperti tujuan

dan manfaat lalu kesediaan responden dan kerahasiaan.

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Tanpa nama disini yang dimaksutkan adalah disaat penliti memberikan

kuesioner peneliti tidak boleh mencantumkan nama responden akan tetapi

cukup dengan inisial nama saja sehingga tetap menjaga privasi responden.
42

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan disini adalah peneliti harus benar-benar memberi jaminan

mengenai informasi maupun data yang di dapat dari responden untuk tidak

disebar luasakan seperti tidak mencantumkan nama maupun informasi

maupun masalah dari responden bertujuan untuk menjaga privasi sang

responden.

4.10 Keterbatasan Penelitian

Pengumpulan data hanya mengunakan kuesioner online yang

disebarkan dengan melalui link sehingga pengumpulan ini lebih bersifat

subjektif karena peneliti tidak bisa terjun langsung kelapangan dan

melakukan observasi sehingga memungkinkan responden pada saat mengisi

kuesioner tidak sesuai dengan kenyataan,melalui kuesioner terkadang tidak

menunjukan pendapat responden karena perbedaan pemikiran,anggapan dan

pemahaman yang berbeda tiap responden sehingga hasil dari kuesioner tidak

bisa menggungkapkan lebih dalam tentang pola asuh orang tua dengan

pernikahan usia dini. Selain itu pengumpulan nomer yang akan dijadikan

responden mebutuhkan waktu yang lumayan lama untuk dijadikan satu grub

dalam whatsApp dimana di grub tersebut kuesioner dalam bentuk link

dibagikan.
BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan,pada

penelitian ini akan di bagi menjadi 2 data yaitu data umum dan data khusus. Data

umum meliputi jenis kelamin,umur,pendidikan dan pekerjaan yang akan disajikan

dalam tabel. Data khusus pengambilan data dalam bentuk kuesioner online yang

diambil pada Juni 2020 di wilayah Desa Darurejo Kecamatan Plandaan

Kabupaten Jombang. Penelitian ini diambil untuk mengetahui apakah ada

hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian pernikahan usia dini di Desa

Darurejo Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang yang berjumlah 69 responden.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di wilayah Desa Darurejo dimana Desa ini

terbagi menjadi 6 dusun yaitu dusun Kendayaan,Klagen,Kalirejo,Tempel,

Ngulaan dan Dusun Darurejo. Desa Darurejo merupakan desa yang di ampit

oleh Desa Tanjung Wadung dan Desa KebonAgung di mana Desa Tanjung

Wadung merupakan wilayah dari kecamatan Kabuh dan Desa KebonAgung

merupakan wilayah dari Kecamatan Ploso.

5.1.2 Data Umum

1. Karakteristik responden bedasarkan jenis kelamin.

43
44

Tabel 5.1 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di wilayah

desa darurejo tahun 2020

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)


1. Laki – laki 25 36,2
2. Perempuan 44 63,8
Jumlah 69 100%
Sumber : Data Primer 2020

Tabel 5.1 menunjukan bahwa jumlah responden yang ada sebagian

besar perempuan sejumlah 44 responden dengan persentase 63,8 %.

2. Karakteristik responden berdasarkan usia

Tabel 5.2 Karakteristik responden berdasarkan usia di wilayah desa

darurejo tahun 2020

No Usia Frekuensi Persentase (%)


1. 20-30 0 0
2. 31-40 18 26,1
3. 41-50 46 66,7
4. >50 5 7,2
Jumlah 69 100%
Sumber : Data primer 2020

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa jumlah responden yang ada

sebagian besar berusia 41 – 50 tahun berjumlah 46 responden dengan

persentase 66,7%.

3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Tabel 5.3 karakteristik responden berdasarkan pendidikan di wilayah

desa darurejo tahun 2020

No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%)


1. SD 23 33,3
2. SMP 22 31,9
3. SMA/SMU 20 29,0
4. S1 4 5,8
Jumlah 69 100%
45

Sumber : Data Primer 2020

Tabel 5.3 menunjukan bahwa jumlah responden yang ada hampir

setengahnya lulusan pendidikan SD sejumlah 23 responden dengan

persentase 33,3%.

4. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 5.4 karakteristik responden berdasarkan perekjaan di wilayah desa

darurejo tahun 2020

No. Pekerjaan Jumlah Persentase (%)


1. PNS 4 5,8
2. Wiraswasta 6 8,7
3. Pegawai Swasta 6 8,7
4. Petani 32 46,4
5. Lain-lain 21 30,4

Jumlah 69 100%
Sumber : Data Primer 2020

Tabel 5.4 menunjukan bahwa jumlah responden yang ada hampir

setengahnya bekerja sebagai Petani sejumlah 32 responden dengan

persentase 46,4%.

5.1.3 Data Khusus

1. Pola asuh orang tua

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi berdasarkan pola asuh orang tua di

wilayah desa darurejo tahun 2020

No. Pola asuh orang tua Frekuensi Persentase (%)


1. Otoriter 24 34,8
2. Permisive 20 29,0
3. Demokratis 25 36,2

Jumlah 69 100%
Sumber : Data Primer 2020
46

Tabel 5.5 menunjukan bahwa hampir setengahnya orang tua

melakukan pola asuh demokratis sejumlah 25 responden dengan

persentase 36,2%.

2. Pernikahan usia dini

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi berdasarkan pernikahan usia dini di

wilayah desa darurejo tahun 2020

No. Pernikahan usia dini Frekuensi Persentase (%)


1. Menikah usia dini 44 63,8
2. Tidak menikah dini 25 36,2
Jumlah 69 100%
Sumber : Data Primer 2020

Tabel 5.6 menunjukan bahwa sebagian besar orang tua yang

anaknya menikah usia dini berjumlah 44 responden dengan persentase

63,8%.

3. Hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian pernikahan usia dini

Tabel 5.7 Tabulasi silang pola asuh orang tua dengan kejadian

pernikahan usia dini di wilayah desa darurejo tahun 2020

Pola asuh Kejadian pernikahan usia dini


orang tua Menikahusia dini Tidak menikah Total
usia dini
F % F % F %
Otoriter 18 40,9 6 24,0 24 34,8
Permisive 19 43,2 1 4,0 20 29,0
Demokrat 7 15,9 18 72,0 25 36,2
is
Total 44 63,8 25 36,2 69 100
Uji Statistik chi square ρ = 0,000< α = 0,05
Sumber : Data primer 2020

Tabel 5.7 menunjukan bahwa responden yang melakukan pola

asuh otoriter sejumlah 24 orang (34,8%) dimana anaknya menikah usia


47

dini berjumlah 18 (40,9%) dan tidak pernikahan dini 6 (24,0%) ,

responden yang melakukan pola asuh permissive lebih sedikit berjumlah

20 orang (29,0%) dimana anaknya menikah usia dini berjumlah 19

(43,2%) dan tidak 1 (4,0%). Pola asuh demokratis lebih banyak

berjumlah 25 responden(36,2%) dengan pernikahan dini sebanyak 7

responden (15,9%) dan tidak menikah dini sejumlah 18 responden

(72,0%)

Analisa data dilakukan dengan uji statistik chi square diperoleh

angka signifikan (0,000) yang lebih rendah dari standart signifikan (0,05)

atau (ρ < α),maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan

antara pola asuh orang tua dengan kejadian pernikahan usia dini diDesa

Darurejo Plandaan Jombang tahun 2020.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pola Asuh Orang Tua

Berdasarkan pada Tabel 5.5 hasil penelitian yang dilakukan di

wilayah Desa Darurejo Plandaan Jombang didapatkan bahwa dari 69

responden sebanyak 24 responden (34,8%) dengan pola asuh otoriter,20

responden (29,0%) dengan pola asuh permisive dan 25 responden (36,2%)

dengan pola asuh demokratis.

Menurut peneliti dari hasil penelitian yang sudah dilakukan hasil pola

asuh yang banyak diterapkan oleh orang tua adalah pola asuh demokratis

dimana pola asuh demokratis merupakan gaya pengasuhan yang

membiarkan anak untuk bebas akan tetapi tetap memberikan batasan dan

pengawasan adanya komunikasi dua arah yang dilakukan oleh orang tua dan
48

anak karna orang tua yang memilih mengasuh anaknya dengan pola asuh ini

cenderung memiliki hubungan yang hangat dan baik terhadap anaknya.

Dalam pola asuh ini tetap ada aturan yang berlaku tapi anak bisa

berkompromi dan melakukan negosiasi dalam menyampaikan pendapatnya

anak juga belajar untuk menerima konsekuensi jika melakukan sebuah

kesalahan tetap memberikan hukuman sesuai dengan kesalahan yang dibuat

dan harus ada batasan yang jelas sehingga anak tidak merasa di kengkang

selain itu pola asuh demokratis dalam pengambilan keputusan orang tua dan

anak memiliki kesempatan yang sama dalam memutuskan sebuah masalah

sehingga membuat anak menjadi lebih mandiri,optimis,bertanggung jawab,

bisa bersosialisasi dengan baik,mampu mengambil keputusan,dan juga

empati dan dapat bekerja sama dengan baik. Karena pemberian pola asuh

kepada anak yang kurang tepat dan benar dapat berpengaruh dalam

pembentukan karakteristik maupun kepribadian anak dalam menjalankan

kehidupannya. Dapat kita lihat di hasil pada tabel 5.7 bahwa orang tua yang

menggunakan pola asuh yang terlalu ketat/keras maupun pola asuh yang

tidak cenderung memberikan kebebasan sedikit aturan jumlah pernikahan

dininya lebih banyak ketimbang orang tua yang menerapkan pola asuh

demokratis dimana anak dan orang tua sama-sama terlibat disebuah

pengambilan keputusan maupun berdiskusi dalam menentukan jalan keluar

untuk sebuah masalah yang terjadi di dalam keluarga .hubungan timbal

balik dan komunikasi dua arah sangat penting didalam keluarga untuk

menciptakan keluarga yang harmonis sehingga antara orangtua dan anak

dapat berinteraksi dengan sangat baik dalam mengatasi masalah yang


49

menimpa. Karena sebaik-baiknya pola asuh adalah pola asuh yang orang tua

maupun anak saling terkait satu sama lain ,tidak hanya dominan di orang tua

ataupun dominan di anak ,akan tetapi anak dan orang tua bisa berjalan

sejalan dan seimbang.

Hal ini sesuai dengan pendapat Purwandari (2011) bahwa Pola asuh

demokratis merupakan gaya pengasuhan yang membiarkan anak untuk

bebas akan tetapi memberikan batasan dan pengawasan adanya komunikasi

dua arah yang dilakukan oleh orang tua dan anak karna orang tua yang

memilih mengasuh anaknya dengan pengasuhan ini cenderung memiliki

hubungan hangat dan baik,orang tua memiliki hak untuk saling

mengutarakan pendapatnya.dalam pengasuhan tetap ada aturan yang berlaku

tapi anak bisa berkompromi dan melakukan negosiasi dalam menyampaikan

pendapatnya agar anak bisa bertanggung jawab,mandiri dalam lingkungan

sosial.

Menurut peneliti pola asuh yang kurang baik disebabkan karena pola

asuh yang dahulunya diterapkan orang tua sebelumnya yang memberikan

kontribusi yang besar kepada orang tua untuk menerapkan pola asuh yang

sama karna beranggapan bahwa pola asuh yang dulu diterapkan dapat

berdampak baik untuk kehidupannya kelak untuk anaknya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock dalam Rahni(2010), bahwa

pola asuh orang tua dapat dipengaruhi oleh persamaan dan kenyakinan yang

diberikan oleh orang tua dulunya/sebelumnya. Hal ini sejalan dengan

pendapat yang di sampaikan oleh Gurnasa dan Yulia(2008) bahwa orang tua

biasanya menerapkan pola asuh yang dibeikan oleh orang tuanya yang
50

dahulu untuk membimbing dan mendidik anaknya biasanya dalam mendidik

anaknya akan diterapkan apabila berguna baik untuk anak dan tidak

diterapkan bila tidak berguna baik untuk anaknya.

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan jumlah responden hampir

setengahnya berpendidikan SD sejumlah 23 orang tua (33,3%), (29,0%)

yang mempunyai tingkat pendidikan SMA dan (5,8%) berpendidikan

perguruan tinggi.

Menurut peneliti seseorang yang memiliki pendidikan SD akan kurang

baik dalam menyaring informasi baik dibandingkan dengan pendidikan

yang ada di atasnyanya seperti SMP dan SMA. Mereka yang memiliki

pendidikan lebih tinggi akan lebih mengerti bagaimana menyaring informasi

yang baik dan tidak baik sehingga informasi yang baik akan diturunkan

kepada anaknya. Karena latar belakang pendidikan yang rendah sehingga

orang tua dengan pendidikan SD dalam menyaring informasi akan kurang

baik serta dapat berdampak menyimpulkan keputusan didalam sebuah

masalah,selain itu pengetahuan maupun pendidikan mengenai bahaya dan

resiko dari pernikahan usia dini sangat minim karena keminiman

pengetahuan mengenai bahaya bila melakukan pernikahan usia dini orang

tua yang memiliki latar belakang pendidikan SD akan cenderung untuk

menikahkan anaknya tanpa mengetahui dampak dan resiko yang akan

dialami oleh sang anak. Pola asuh demokratis bertujuan untuk

menyeimbangkan pemikiran,sikap,tindakan antara anak dan orang tua,

orang dan anak mempunyai kesempatan yang sama untuk menyampaikan

suatu gagasan,pemikiran,pendapat untuk mencapai suatu tujuan. Dengan


51

pola asuh demokratis anak akan mampu bersikap bersahabat,memiliki rasa

percaya diri,bersikap sopan memiliki rasa ingin tau yang tinggi dan juga

mudah bersosialisasi.

Hal ini sesuai dengan pendapat hurlock dalam rahni(2010) bahwa

tingkat pendidikan orang tua mempengaruhi pola asuh yang diterapkan.

orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi akan lebih

memilih untuk menggunakan pola asuh authoritative berbeda dengan orang

tua yang memiliki latar belakang pendidikan rendah penegtahuan dan

pelatihan mengenai pola asuh akan sangat kurang.

Menurut Ningsih (2012) menyatakan orang tua yang berpendidikan

tinggi umumnya mengetahui bagaimana pengaruh orang tua yang baik

sesuai dengan perkembangan anaknya khususnya dalam pembentukan

kepribadian untuk sang anak. Orang tua berpendidikan tinggi umumnya

dapat mengajarkan sopan santun kepada anakya dan orang lain baik bicara

ataupun dalam tingkah laku.

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan bahwa jumlah responden hampir

setengahnya berkerja sebagai Petani sejumlah 32 responden dengan

persentase 46,4%.

Orang tua yang bekerja sebagai petani atau buruh tani penghasilan

yang tidak menentu dan rendah akan menuntut orang tua untuk selalu terus

bekerja untuk memenuhi ekomoni keluarga dan kurang dalam

memperhatikan anak ini akan berdampak pada pola asuh yang diberikan

orang tua kepada anak.


52

Hal ini sejalan dengan pendapat yang di kemukakan oleh Phillips dan

Adams (2001) keluarga dengan penghasilan rendah akan lebih mungkin

bekerja dengan jadwal yang tidak menetu,sehingga itu membatasi mereka

untuk memperhatikan anak mereka. Dalam jurnal itu juga disebutkan bahwa

pola pekerjaan orang tua mempengaruhi pola asuh yang

diterapkan,kebijakan orang tua untuk bekerja atau tetap dirumah mengurus

anak secara langsung akan mempengaruhi pola asuh yang diterapkan oleh

anak.

5.2.2 Kejadian pernikahan usia dini

Berdasarkan Tabel 5.6 hasil penelitian yang dilakukan di wilayah

Desa Darurejo bahwa dari 69 responden sebagian besar melakukan

pernikahan usia dini sebanyak 44 responden (63,8%).

Menurut peneliti pernikahan usia dini bisa terjadi dari banyak sekali

faktor salah satunya bisa dari diri sendiri (kemauan sendiri) dapat juga

terjadi karna pergaulan bebas yang menyebabkan kecelakaan(hamil) selain

itu juga dari faktor keluarga,adat istiadat,rendahnya tingkat pendidikan dan

juga lingkungan serta pengetahuan orang tua dan anak. Dengan umur yang

bisa dikatakan masih sangat muda peneliti berpendapat bahwa banyak sekali

resiko yang menanti saat remaja melakukan pernikahan dini di usia yang

tergolong sangat muda salah satunya dari segi mental,fisik dan juga materi

.khususnya dengan masalah ekonomi keluarga kemiskinan adalah salah satu

faktor utama munculnya pernikahan dini. Pernikahan dini terjadi

peningkatan saat kemiskinan juga meningkat,pernikahan usia dini bisa

terjadi selain dari faktor pendidikan faktor ekonomi juga dapat menjadi
53

penyebabnya dengan mengurangi anggota keluarga akan mengurangi satu

beban di dalam keluarga.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Maemunah(2008) yang

menunjukan terdapat hubungan ekonomi keluarga dengan sikap remaja

memutuskan menikah muda.

Berdasarkan tabel 5.3 menujukan jumlah responden hampir

setengahnya berpendidikan SD sebanyak 23 orang (33,3%) Tingkat

pendidikan orang tua yang masih rendah dapat mempengaruhi terjadinya

pernikahan usia dini pada anak.

Menurut peneliti jika orang tua memiliki pendidikan yang layak atau

memiliki ilmu dan pengetahuan yang baik pasti akan mempertimbangkan

setiap keputusan yang akan diambil salah satunya adalah keputusan

mengenai anaknya jika akan melakukan pernikahan dini,orang tua pasti

akan memikirkan mengenai resiko dampak yang akan ditanggung ketika

memilih untuk melakukan pernikahan dini dan memikirkan segala resiko

yang akan terjadi tidak hanya resiko dan dampak dari menikah di usia dini

akan tetapi orang tua pasti juga akan memikirkan mengenai kesiapan anak

untuk menikah dari segi kesiapan mental,ekonomi maupun biologis anak

untuk mencegah hal buruk yang kemungkinan akan datang saat anak

membangun rumah tangganya sehingga orang tua bisa berdiskusi dan

membicarakan hal tersebut serta mencari jalan keluar yang terbaik untuk

anaknya selain mengambil keputusan untuk menikah di usia dini.

Hasil ini sesuai dengan pendapat Nasution(2019) pemicu menikah

anom bisa dikarenaka oleh rendahnya latar belakang pendidikan serta


54

pemahaman orang tua mengenai pernikahan dini yang memunculkan

pendapat pernikahan yang masih minim dan nantinya akan cenderung

menikahkan anaknya yang masih belia.

4.2.3 Hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian pernikahan usia dini

Berdasarkan pada Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 69 responden

orang tua sebagian besar orang tua menerapkan pola asuh otoriter sejumlah

24 responden (34,8%) dengan hasil yang melakukan pernikahan dini

berjumlah 18 responden (40,9%) dan yang tidak melakukan pernikahan dini

berjumlah 6 responden (24,0%). Responden yang melakukan pola asuh

permisive berjumlah 20 orang (29,0%) dimana anaknya menikah usia dini

berjumlah 19 (43,2%) dan tidak 1 (4,0%). Pola asuh demokratis berjumlah

25 responden (36,2%) dengan pernikahan dini sebanyak 7 responden

(15,9%) dan tidak sejumlah 18 responden (72,0%).

Berdasarkan uji statistik berupa chi square didapatkan hasil berupa

nilai p value 0.000 dimana nilai pvalue <0.05 dengan kata lain ada

hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian pernikahan usia dini di Desa

Darurejo Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang.

Menurut peneliti keluarga merupakan tempat pendidikan pertama

anak untuk belajar. Sehingga membuat pola asuh orang tua mempunyai

peranan yang sangat penting bagi anak,karasteristik anak akan muncul

sesuai dengan pola asuh yang seperti apa yang orang tua berikan pada anak

oleh sebab itu orang tua merupakan tempat dimana pembentukan

kepribadian anak,cara orang tua mendidik anak dalam keluarga dapat

mempengaruhi reaksi anak terhadap lingkungan. Tingkat pendidikan orang


55

tua juga berpengaruh pada pola pikir dan orientasi yang di berikan pada

anak. Pendidikan sangat mempengaruhi pola asuh,maka penting bagi orang

tua untuk dapat diberikan informasi dan penyuluhan tentang pola asuh orang

tua yang baik dalam mengasuh dan mendidik anak dengan benar dan tepat

karna salah satu masalah utama yang dihadapi dari dampak pernikahan usia

dini adalah bagaimana mendidik anak dengan pola asuh yang benar dan

tepat. Meskipun demikian anak dan orang tua harus mempunyai hubungan

yang baik antara satu sama lain untuk mencegah terjadinya pernikahan usia

dini,karna tidak jarang ditemukan banyak sekali orang tua yang sudah

memilih pola asuh yang benar dan tepat akan tetapi anak masih saja

melakukan pernikahan usia dini karna bisa di pengaruhi oleh beberapa

faktor salah satunya adalah pergaulan bebas dan juga lingkungan yang

nyaris tampa batas dimana terjadi perubahan sosial dari tradisional menuju

masyarakat yang modern sehingga otomatis merubah norma ,nilai dan gaya

hidup mereka.

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Purwaningsih(2014)

berjudul hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian pernikahan usia

dini dengan menggunakan desain penelitian descriptive corelational

menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 40

responden menunjukan bahwa hasil uji chi square diketahui nilai signifikan

0.000 dengan p value =0.05 diartikan bahwa ada hubungan pola asuh orang

tua dengan kejadian pernikahan usia dini di Desa Jambu

Kidul,Ceper,Klaten.
56

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hikmah(2013)

berjudul hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian pernikahan usia

remaja dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan

menggunakan pendekatan cross sectional populasi dalam penelitian 87

orang tua,dan dengan sampel 47 orang tua,menggunakan perhitungan

statistik uji chi square dengan nilai signifikan (p=0,000) <0,05 bahwa ada

hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian pernikahan usia remaja di

Desa Banaran Tasikhargo Jatisrono kabupaten wonogiri jawa tengah 2013.


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa :

1. Pola asuh orang tua yang ada di wilayah Desa Darurejo berdasarkan

penelitian menunjukan bahwa hampir setengahnya orang tua menerapkan

pola asuh demokratis.

2. Kejadian pernikahan usia dini yang ada di wilayah Desa Darurejo

berdasarkan penelitian menunjukan sebagian besar anaknya melakukan

pernikahan usia dini.

3. Terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan kejadian pernikahan

usia dini

6.2 Saran

1. Bagi orang tua

Orangtua memegang peranan penting dalam pengasuhan yang baik

sangat penting untuk dapat menjamin tumbuh kembang anak yang

optimal,sehingga orang tua perlu lebih banyak menggali informasi tentang

pola asuh yang tepat untuk diterapkan kepada anak,untuk

57
58

Mengetahui mengenai pentingnya peran dan pola asuh orang tua salah

satunya dalam mencegah pernikahan usia dini.

2. Bagi remaja

Diharapkan bermanfaat sebagai sumber informasi dan

pertimbangan untuk mengetahui bahaya dan resiko dari pernikahan usia

dini.

3. Masyarakat

Diharapkan bisa lebih meningkatkan pengetahuan warga desa

darurejo tentang pola asuh orang tua terhadap kejadian pernikahan usia

dini dengan mengikuti penyuluhan tentang bahaya dan dampak

pernikahan usia dini.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian

lebih lanjut bagi peneliti selanjutnya. Diharap peneliti selanjutnya dapat

melakukan penelitian dengan judul serupa dengan hasil lebih baik,karna

dalam penelitian ini masih ada banyak keterbatasannya. Semoga dengan

adanya penelitian ini dapat meningkatkan khasanah ilmu keperawatan

komunitas.
DAFTAR PUSTAKA

AISAH, U. N. (2018) Pernikahan Dini Di Kecamatan Saptosari Kabupaten


Gunungkidul Tahun 2017.

Arikunto, S. (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Revisi 2010.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bkkbn (2020) Usia ideal menikah. Available at: http.//www.bkkbn.go.id di akses


pada 06 maret 2020 pukul 15:13 wib.

Dlori (2015) ‘Pernikahan Usia Dini’.

UU.No16 Th 2019 tentang pernikahan. Availableat:http.//www.jogloabang.go.id


di akses pada 03 maret 2020 pukul 20:37 wib

Endah, P. and Ria, T. S. (2014) ‘Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan
Kejadian Pernikahan Usia Dini Di Desa Jambu Kidul, Ceper, Klaten’,
Involusi Kebidanan, 4(7), pp. 2–12.

Hidayat (2017) Metode Penelitian. 1st edn. Jakarta: Salemba Medika.

Irianto, K. (2015) Kesehatan reproduksi (reproductive health) teori dan


praktikum. Bandung: Alfabeta.

Mathapermadi (2019) ‘Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kemampuan


Sosialisasi Anak Retardasi MentalStudi di SLB Negeri Jombang, Skripsi.
Stikes Insan Cendekia Medika (ICME) Jombang. Tidak dipublikasikan.’

Nursalam (2015) Pendidikan Praktis Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


3rd edn. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam (2016) Metodologi penelitian ilmu keperawatan :pendekatan praktis.


Jakarta: Salemba Medika.

rahayu ningsih, I. (2012) ‘Hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat disiplin
pada anak di RA. Kartini kelas A Balong Besuk Diwek,Jombang, Jawa
Timur ,skripsi .Stikes Insan Cendekia Medika Jombang. Tidak dipublikasi’.

Rosramdhana, N. (2016) Keter tindasan perempuan dalam tradisi kawin anom.


Edited by yayasan pustaka obor Indonesia. Jakarta.

Sugiyono (2016) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


CV. Alfabeta.

Wiranti (2017) ‘Hubungan Keluarga d engan Kebutuhan Diet DM Tipe 2 pada

59
60

Lansia’.

Nur Hidayah, N., Maryatun (2013) Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua
Dengan Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja Di Smk Batik 1 Surakarta,
Gaster, Vol. 10, No. 2, hh. 53-61

Wahyuningsih, S. A (2016) Hubungan Tingkat Kejadian Pernikahan Dini Dengan


Peran Orang Tua Pada Perempuan Di Bawah Usia 21 Tahun Di Desa
Sidoarum Kecamatan Godean Kabupaten Sleman Yogyakarta, Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, skripsi

Nasution, A. A. P.(2019) ‘Persepsi orang tua terhadap anak yang menikah di usia
dini’.Skripsi: Surakartam : Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Yani, A. And Hikmah, A. (2014) ‘Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan
Kejadian Pernikahan Usia Remaja Di Desa Banaran Tasikhargo Jatisrono
Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah’.

Maemunah (2008) ‘Hubungan Antara Faktor Remaja dan Ekonomi Dengan Sikap
Remaja Yang Memutuskan Menikah Muda . Indonesia,Jakarta.’

Bintang Pratama (2014) 'Perspektif Remaja Tentang Pernikahan Dini Study Kasus
di SMA Negeri 04 Kota Bengkulu,Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Bengkulu, Skripsi.'

Manta (2013) ‘Peran orang tua dalam kejadian pernikahan usia dini pada remaja
putri di kelurahan mojong barat kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara
Barat.Universitas Muhammadyah Surakarta.’
Lampiran 1
JADWAL PENYUSUNAN SKRIPSI

Bulan
No Jadwal Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pendaftaran Skripsi
2. Pengajuan Tema Judul Skripsi
3. Konsultasi proposal
4. Revisi Proposal
5. Acc bab 1-4
6. Ujian Proposal
7. Revisi ujian proposal
8. Penelitian
9. Konsul skripsi
10. Ujian skripsi
Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Selfi Tita Putri Sukarman

NIM : 163210036

Instansi : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Pola

Asuh Orang Tua dengan Kejadian Pernikahan Usia Dini. Penelitian ini tidak akan

menimbulkan akibat yang merugikan bagi calon responden. Saya mengharap

partisipasi anda dalam penelitian yang saya lakukan.

Semua infromasi akan dijaga kerahasiaannya dan dipergunakan untuk

kepentingan penelitian dan tentunya identitas dari responden akan dirahasiakan

dalam bentuk inisial nama. Data yang diperoleh akan digunakan dan diolah dalam

bentuk sebenarnya. Demikian surat pernyataan yang dibuat dengan sesungguhnya.

Jombang, Mei 2020

Hormat Saya

Selfi Tita Putri Sukarman


Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah membaca, mendengarkan dan memahami isi penjelasan tentang

tujuan dan manfaat penelitian ini, maka saya menyatakan :

Bersedia menjadi responden penelitian

Tidak bersedia menjadi responden penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa S1 Keperawatan

STIKes Insan Cendekia Medika Jombang yaitu :

Nama : Selfi Tita Putri Sukarman

Nim : 163210036

Judul : Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kejadian

Pernikahan Usia Dini

Penelitian ini saya buat dengan sadar dan tanpa ada paksaan dari siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaiamana

semestinya.

Jombang, Mei 2020

Mahasiswa Responden

(Selfi Tita Putri Sukarman) ( )


Lampiran 4

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian pernikahan Usia Dini di Desa
Darurejo Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang

Petunjuk pengisian
Pada pertanyaan di bawah ini, Bapak/Ibu/Saudara/i dimohon untuk mengisi
pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan
jawaban yang tersedia.

Identitas Responden
1. Jenis Kelamin :
a. Laki-laki b. Perempuan
2. Usia saat ini : (Pilih salah satu dibawah ini)
a. 20 tahun - 30 tahun
b. 31 tahun - 40 tahun
c. 41 tahun - 50 tahun
d. > 50 tahun
3. Pendidikan terakhir : (Pilih salah satu dibawah ini)
a. SD d. Diploma
b. SMP e. S1
c. SMA
4. Pekerjaan saat ini : (Pilih salah satu dibawah ini)
a. PNS d. Pegawai Swasta
b. TNI/POLRI e. petani
c. Wiraswasta f. Lain-lain ..........................
Petunjuk pengisian
1. Pilih salah satu jawaban yang bapak/ibu yakini paling benar dengan
memberikan tanda (X)
2. Isi jawaban sesuai dengan pendapat dan keadaan yang sebenarnya

A. Variabel Pola Asuh Orang Tua

1. Bagaimana cara anda memutuskan suatu permasalahan di dalam keluarga


anda?
a. Semua keputusan diputuskan oleh orang tua
b. Semua keputusan di putuskan oleh anak
c. Orang tua dan anak mempunyai kesempatan yang sama dalam
memutuskan masalah
2. Apa hukuman yang anda berikan kepada anak ketika mereka melakukan
kesalahan?
a. Memarahi anak dan membentak anak
b. Tidak memberikan hukuman karna menganggap anak masih kecil
c. Menegur dan menasehati agar anak tidak mengulangi kesalahannya
3. Apa yang anda lakukan jika anak malas belajar ?
a. Memarahi anak dan memaksa anak untuk terus belajar
b. Tetap mendukung karna menganggap dia masih anak-anak
c. Menasehatinya dan memberikan semangat agar anak rajin belajar
4. Bagaimana tindakan anda sebagai orang tua ketika anak memiliki masalah
dengan orang lain?
a. Mengajarkan kepada anak untuk menyelesaikan masalahnya
sendiri
b. Terus membela anak tanpa mengetahui permasalahannya
c. Memberikan kesempatan anak untuk bercerita tentang masalah
yang dihadapi dan memberikan solusi
5. Apa yang anda lakukan Ketika anak kesusahan dalam mengerjakan tugas
sekolah ?
a. Memarahi anak karna anak tidak bisa menyelesaikan tugas nya
b. Membiarkan anak semaunya anak mau mengerjakan atau tidak
c. Membantu anak untuk memahami pelajaran dan tugasnya
6. Apa yang akan anda lakukan jika anak mendapatkan prestasi di
sekolahnya ?
a. Menuntut anak untuk lebih meningkatkan keberhasilannya
b. Memberikan hadiah yang sangat banyak untuk anak
c. Memberikan pujian,senyuman dan tepukan di punggung anak
7. Bagaimana tindakan anda dalam mengasuh anak?
a. Segala ucapan dan kehendak orang tua harus ditaati anak
b. Memberi kebebasan secara luas kepada anak
c. Memberi perhatian dan cinta kasih kepada anak
8. Bagaimana cara anda untuk mendisiplinkan anak?
a. Menetapkan peraturan bila anak melanggar maka akan dihukum
b. Tidak ada peraturan dan tidak dihukum bila melanggar
c. Anak akan dihukum sesuai dengan kesalahan yang diperbuat
9. Bagaimana karakteristik anak anda terhadap pola asuh yang anda berikan?
a. Anak patuh, penakut dan tertutup
b. Anak kurang mandiri dan manja
c. Anak mandiri dan memiliki hubungan baik terhadap teman
10. Apa yang ada lakukan jika anak bangun kesiangan saat dirumah ?
a. Memarahi anak dan membentak anak
b. Membiarkan anak sampai anak bangun dengan sendirinya
c. Mengingatkan jam dan membangunkan anak dengan penuh kasih
sayang
11. Apa yang anda lakukan saat anda akan pergi keluar dan anak ada dirumah?
a. Menyuruh anak untuk dirumah dan tidak boleh keluar
b. Membiarkan anak keluar rumah dan bermain
c. Mengizinkan anak keluar rumah tetapi tidak boleh terlalu jauh
12. Apa yang anda laukan ketika anak anda ingin bermain dirumah temannya
yang jauh ?
a. Tidak mengizinkan anak bermain lebih baik dirumah
b. Membiarkan anak melakukan sesuka hati
c. Mengantarkan anak kerumah temannya dan menemaninya
13. Apa yang anda lakukan ketika anak anda di marahin orang lain karena
melakukan kesalahan?
a. Mengajarkan anak untuk tidak melakukan kesalahan sedikitpun
b. Membela anak walaupun anak yang salah
c. Menasehatinya agar lebih berhati hati
14. Apa yang ada lakukan dalam hal bersosialisasi anak ?
a. Membatasi anak untuk bergaul dengan sesama
b. Membiarkan anak untuk bergaul dengan siapa saja sesuka anaknya
c. Mengajarkan anak untuk tidak saling mencela atau mengejek
temannya
15. Apa tindakan anda ketika anak anda saling bertengkar ?
a. Menghukum mereka agar mereka jera
b. Membela salah satu anak yang di sayangi
c. Melerai dan mengajak mereka menyelesaikan masalah bersama-
sama

B. Varibel Pernikahan usia dini

NO. PERNYATAAN IYA TIDAK


1. Dampak dari pergaulan bebas dapat
berpengaruh tinggi untuk melakukan
pernikahan dini.
2. Pernikahan hanya akan diizinkan bila laki-
laki mencapai usia 19 tahun dan
perempuan mencapai usia 19 tahun
3. Pernikahan dini dapat menyebabkan angka
kematian ibu hamil
4. Resiko keguguran bisa terjadi saat
kehamilan usia remaja
5. Remaja yang melakukan pernikahan dini
dapat menyebabkan kelahiran prematur
dan juga bayi BBLR( Berat badan bayi
rendah)
6. Latar belakang adat istiadat merupakan
salah satu pendorong untuk melakukan
pernikahan dini.
7. Pernikahan dini terjadi karna dipengaruhi
oleh orang tua yang menikahkan anaknya
untuk meringangkan beban ekonomi
keluarga.
8. Pernikahan dini dapat terjadi karna faktor
dari kemauan anak sendiri.
9. Rasa keinginan untuk segera mendapatkan
tambahan anggota keluarga merupakan
faktor yang berpengaruh terhadap
pernikahan dini
10. Seorang perempuan tidak perlu menempuh
pendidikan tinggi karna pekerjaan
perempuan adalah mengurus anak dan
memasak.
Lampiran 5
KISI-KISI

KUESIONER POLA ASUH ORANG TUA DAN PERNIKAHAN DINI

Variabel Indikator Nomor Soal Jumlah Item


Variabel Pola asuh 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15 15
Independen orang tua

Variabel Pernikahan 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 10


Dependen usia dini
Lampiran 6

Surat bebas judul skripsi


Lampiran 7

Surat dimulainya proses bimbingan


Lampiran 8

Surat uji etik

Lampiran 9

Surat izin penelitian


Lampiran 9

Surat ijin penelitian


Lampiran 10

Surat balasan izin penelitian


Lampiran 11
Lampiran 12

Hasil uji turnitin


Lampiran 13

Lembar Konsul Pembimbing 1


Lembar Konsul Pembimbing 2
Lampiran 14

Uji Validitas Variabel Pola Asuh

Correlations
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 TOTAL
Q1 Pearson 1 -.091 .242 .188 -.039 .345 .091 .091 .345 -.263 .091 .086 .242 -.091 .773** .292
Correlation
Sig. (2- .803 .501 .602 .916 .330 .803 .803 .330 .463 .803 .813 .501 .803 .009 .414
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Q2 Pearson -.091 1 .363 .753* .425 .517 .818** .818** .517 .263 .818** .345 .363 1.000** .364 .771**
Correlation
Sig. (2- .803 .303 .012 .221 .126 .004 .004 .126 .463 .004 .330 .303 .000 .302 .009
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Q3 Pearson .242 .363 1 .292 .240 .725* .443 .443 .725* .467 .443 .420 1.000** .363 .645* .738*
Correlation
Sig. (2- .501 .303 .413 .505 .018 .200 .200 .018 .174 .200 .227 .000 .303 .044 .015
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Q4 Pearson .188 .753* .292 1 .420 .602 .895** .895** .602 -.034 .895** .290 .292 .753* .424 .777**
Correlation
Sig. (2- .602 .012 .413 .227 .065 .000 .000 .065 .926 .000 .416 .413 .012 .222 .008
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Q5 Pearson -.039 .425 .240 .420 1 .128 .540 .540 .128 .531 .540 .604 .240 .425 .347 .566
Correlation
Sig. (2- .916 .221 .505 .227 .724 .107 .107 .724 .114 .107 .065 .505 .221 .325 .088
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Q6 Pearson .345 .517 .725* .602 .128 1 .560 .560 1.000** .405 .560 .633* .725* .517 .560 .829**
Correlation
Sig. (2- .330 .126 .018 .065 .724 .092 .092 .000 .245 .092 .050 .018 .126 .092 .003
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Q7 Pearson .091 .818** .443 .895** .540 .560 1 1.000** .560 .066 1.000** .302 .443 .818** .545 .854**
Correlation
Sig. (2- .803 .004 .200 .000 .107 .092 .000 .092 .857 .000 .397 .200 .004 .103 .002
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Q8 Pearson .091 .818** .443 .895** .540 .560 1.000** 1 .560 .066 1.000** .302 .443 .818** .545 .854**
Correlation
Sig. (2- .803 .004 .200 .000 .107 .092 .000 .092 .857 .000 .397 .200 .004 .103 .002
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Q9 Pearson .345 .517 .725* .602 .128 1.000** .560 .560 1 .405 .560 .633* .725* .517 .560 .829**
Correlation
Sig. (2- .330 .126 .018 .065 .724 .000 .092 .092 .245 .092 .050 .018 .126 .092 .003
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Q10 Pearson -.263 .263 .467 -.034 .531 .405 .066 .066 .405 1 .066 .842** .467 .263 .066 .422
Correlation
Sig. (2- .463 .463 .174 .926 .114 .245 .857 .857 .245 .857 .002 .174 .463 .857 .224
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Q11 Pearson .091 .818** .443 .895** .540 .560 1.000** 1.000** .560 .066 1 .302 .443 .818** .545 .854**
Correlation
Sig. (2- .803 .004 .200 .000 .107 .092 .000 .000 .092 .857 .397 .200 .004 .103 .002
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Q12 Pearson .086 .345 .420 .290 .604 .633* .302 .302 .633* .842** .302 1 .420 .345 .302 .632
Correlation
Sig. (2- .813 .330 .227 .416 .065 .050 .397 .397 .050 .002 .397 .227 .330 .397 .050
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Q13 Pearson .242 .363 1.000** .292 .240 .725* .443 .443 .725* .467 .443 .420 1 .363 .645* .738*
Correlation
Sig. (2- .501 .303 .000 .413 .505 .018 .200 .200 .018 .174 .200 .227 .303 .044 .015
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Q14 Pearson -.091 1.000** .363 .753* .425 .517 .818** .818** .517 .263 .818** .345 .363 1 .364 .771**
Correlation
Sig. (2- .803 .000 .303 .012 .221 .126 .004 .004 .126 .463 .004 .330 .303 .302 .009
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Q15 Pearson .773** .364 .645* .424 .347 .560 .545 .545 .560 .066 .545 .302 .645* .364 1 .729*
Correlation
Sig. (2- .009 .302 .044 .222 .325 .092 .103 .103 .092 .857 .103 .397 .044 .302 .017
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
TOTAL Pearson .292 .771** .738* .777** .566 .829** .854** .854** .829** .422 .854** .632 .738* .771** .729* 1
Correlation
Sig. (2- .414 .009 .015 .008 .088 .003 .002 .002 .003 .224 .002 .050 .015 .009 .017
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


Uji Validitas Variabel Pernikahan Dini

Correlations
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 TOTAL
** ** ** ** ** **
Q1 Pearson Correlation 1 1.000 1.000 .000 1.000 .000 .000 1.000 1.000 1.000 .971**
.000 .000 1.000 .000 1.000 .000 .000 .000 .000
Sig. (2-tailed)
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
N
Q2 Pearson Correlation 1.000** 1 1.000** .000 1.000** 1.000 .000 1.000** 1.000** 1.000** .971**
.000 .000 1.000 .000 1.000 .000 .000 .000 .000
Sig. (2-tailed)
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
N
Q3 Pearson Correlation 1.000** 1.000** 1 .000 1.000** 10 .000 1.000** 1.000** 1.000** .971**
.000 .000 1.000 .000 1.000 .000 .000 .000 .000
Sig. (2-tailed)
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
N
Q4 Pearson Correlation .000 .000 .000 1 .000 .000 1.000** .000 .000 .000 .238
Sig. (2-tailed) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 .000 1.000 1.000 1.000 .508
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
** ** ** ** ** **
Q5 Pearson Correlation 1.000 1.000 1.000 .000 1 .000 .000 1.000 1.000 1.000 .971**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 1.000 1.000 1.000 .000 .000 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
** ** ** ** ** ** ** **
Q6 Pearson Correlation 1.000 1.000 1.000 .000 1.000 1.000 .000 1.000 1.000 1.000 .971**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 1.000 .000 .000 1.000 .000 .000 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Q7 Pearson Correlation .000 .000 .000 ** .000 .000 1 .000 .000 .000 .238
1.000
Sig. (2-tailed) 1.000 1.000 1.000 .000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 .508
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
** ** ** ** ** **
Q8 Pearson Correlation 1.000 1.000 1.000 .000 1.000 .000 .000 1 1.000 1.000 .971**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 1.000 .000 1.000 1.000 .000 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
** ** ** ** ** **
Q9 Pearson Correlation 1.000 1.000 1.000 .000 1.000 1 .000 1.000 1 1.000 .971**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 1.000 .000 1.000 .000 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
** ** ** ** ** **
Q10 Pearson Correlation 1.000 1.000 1.000 .000 1.000 .000 .000 1.000 1.000 1 .971**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 1.000 .000 1.000 1.000 .000 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
TOTAL Pearson Correlation .971** .971** .971** .238 .971** .971** .238 .971** .971** .971** 1
.508 .000 .000 .000
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .508 .000 .000 10 10 10 10 10
N 10 10 10 10 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 15

Uji Reliabilitas Pola Asuh

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.765 16

Uji Reliabilitas Pernikahan Dini

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 10 100.0
a 0 .0
Excluded
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.785 11
Lampiran 16

Tabulasi Data

A. Responden
Responden Jenis kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Status pernikahan
R1 2 3 1 5 2
R2 1 3 1 5 2
R3 2 3 2 5 2
R4 2 2 2 6 1
R5 2 3 2 6 2
R6 2 3 2 6 2
R7 2 3 2 6 2
R8 1 3 2 5 1
R9 1 4 2 5 2
R10 2 2 2 3 1
R11 2 2 2 6 2
R12 2 2 2 6 2
R13 2 3 2 3 1
R14 2 2 1 6 2
R15 2 2 1 6 2
R16 2 3 1 6 2
R17 1 3 1 6 2
R18 2 3 3 5 1
R19 2 2 1 5 2
R20 2 2 1 5 2
R21 2 2 2 5 1
R22 2 3 3 5 1
R23 2 3 3 5 1
R24 1 3 3 5 1
R25 1 3 1 5 2
R26 1 3 3 5 1
R27 1 3 3 5 1
R28 2 3 3 5 1
R29 2 4 1 5 2
R30 2 4 1 5 2
R31 2 4 1 5 2
R32 1 2 3 5 1
R33 2 2 2 5 1
R34 2 3 2 5 2
R35 2 3 2 5 2
R36 1 3 2 5 2
R37 1 3 2 5 2
R38 2 3 2 4 2
R39 1 3 2 5 1
R40 1 3 2 5 2
R41 2 4 1 5 2
R42 2 3 1 5 2
R43 2 2 3 5 1
R44 2 3 1 6 2
R45 1 3 2 3 2
R46 2 3 1 3 1
R47 2 3 1 6 2
R48 1 3 3 4 1
R49 2 3 1 6 2
R50 1 3 5 1 1
R51 1 3 5 1 2
R52 2 2 1 6 2
R53 2 2 3 5 1
R54 2 2 1 3 2
R55 1 3 1 4 2
R56 2 3 3 6 2
R57 1 3 3 6 1
R58 1 3 3 6 2
R59 2 2 3 6 2
R60 2 3 3 3 2
R61 2 2 2 6 2
R62 1 3 3 4 1
R63 2 2 1 5 2
R64 2 3 3 6 1
R65 2 3 3 6 2
R66 1 3 5 1 1
R67 1 3 3 4 2
R68 1 3 5 1 1
R69 1 3 1 4 2
B. Pola Asuh

Total
Responden q1 q2 q3 q4 q5 q6 q7 q8 q9 q10 q11 q12 q13 q14 q15 Kode Kode Kode Kategori Kode
1 2 3
r1 1 1 3 1 2 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 11 1 3 Otoriter 1
r2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 3 1 3 1 3 4 7 4 permisive 2
r3 2 3 2 2 2 2 1 1 3 2 3 2 1 1 3 4 7 4 permisive 2
r4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 2 1 2 1 3 4 8 demokratis 3
r5 3 3 2 1 2 1 1 1 1 3 1 1 3 1 3 8 2 5 otoriter 1
r6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 3 3 3 2 9 4 permisive 2
r7 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 1 1 3 3 3 3 8 4 permisive 2
r8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 5 0 10 demokratis 3
r9 1 3 3 1 3 1 1 1 3 3 3 1 1 3 1 8 0 7 Otoriter 1
r10 1 3 3 1 3 3 1 1 3 3 1 1 3 3 3 6 0 9 demokratis 3
r11 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 3 3 3 3 9 1 5 Otoriter 1
r12 3 2 2 3 2 2 1 1 3 2 2 2 3 2 1 3 8 4 permisive 2
r13 3 3 3 1 3 3 1 1 3 3 1 1 3 3 3 5 0 10 demokratis 3
r14 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 1 3 3 3 9 0 6 Otoriter 1
r15 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 3 2 3 7 6 2 Otoriter 1
r16 1 1 1 1 1 3 2 1 3 3 3 1 3 1 3 8 1 6 Otoriter 1
r17 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 1 9 5 permisive 2
r18 1 3 1 3 1 3 1 3 2 3 1 3 1 3 3 6 1 8 demokratis 3
r19 3 3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 1 3 3 8 4 permisive 2
r20 3 3 3 2 3 3 1 3 1 3 3 1 3 1 3 4 1 10 demokratis 3
r21 1 3 1 1 2 1 1 3 3 3 1 1 1 3 3 8 1 6 Otoriter 1
r22 3 3 3 3 2 1 3 1 3 3 1 1 1 3 3 5 1 9 demokratis 3
r23 3 1 3 3 2 3 1 3 3 3 2 2 3 2 1 3 4 8 demokratis 3
r24 1 1 1 1 3 3 1 1 3 2 1 1 3 3 3 8 1 6 Otoriter 1
r25 3 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 2 3 1 1 9 3 3 Otoriter 1
r26 1 3 3 3 1 1 2 3 3 3 1 1 1 3 3 6 1 8 demokratis 3
r27 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 1 1 1 1 3 6 0 9 demokratis 3
r28 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 1 3 1 3 10 0 5 Otoriter 1
r29 1 3 1 1 3 1 1 3 3 3 1 1 1 1 1 10 0 5 Otoriter 1
r30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 15 demokratis 3
r31 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 3 3 3 2 8 5 Permissive 2
r32 3 3 3 3 2 2 1 1 3 2 2 2 3 3 3 2 5 8 demokratis 3
r33 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 1 1 3 3 5 0 10 demokratis 3
r34 1 3 3 1 3 3 1 1 3 3 1 1 3 3 3 6 0 9 demokratis 3
r35 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 1 9 5 Permissive 2
r36 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 1 1 1 3 3 4 7 4 Permissive 2
r37 3 1 1 1 1 1 3 1 3 2 3 1 3 1 3 8 1 6 Otoriter 1
r38 1 1 1 1 1 3 1 1 3 3 1 1 3 3 3 9 0 6 Otoriter 1
r39 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 1 1 1 3 3 5 7 3 Permissive 2
r40 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 1 3 1 3 4 8 3 Permissive 2
r41 1 3 1 1 3 1 1 3 3 3 1 1 1 1 1 10 0 5 Otoriter 1
r42 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 3 3 3 3 9 1 5 Otoriter 1
r43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 4 0 11 demokratis 3
r44 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 3 5 9 1 Permissive 2
r45 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 1 1 1 3 4 8 3 Permissive 2
r46 2 3 1 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 1 6 8 demokratis 3
r47 1 3 1 1 2 1 1 3 3 3 1 1 1 1 1 10 1 4 Otoriter 1
r48 1 3 1 1 3 1 1 3 3 3 1 1 1 3 3 8 0 7 Otoriter 1
r49 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 1 1 1 3 3 5 0 10 demokratis 3
r50 3 2 2 3 2 2 1 1 3 3 3 3 3 2 3 2 5 8 demokratis 3
r51 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 3 3 3 3 8 4 Permissive 2
r52 3 2 2 3 2 2 1 1 3 2 2 2 3 2 3 2 8 5 Permissive 2
r53 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 15 demokratis 3
r54 3 2 2 3 2 2 3 1 3 2 2 2 3 2 3 1 8 6 Permissive 2
r55 1 3 3 1 3 3 3 1 3 3 1 1 3 3 3 5 0 10 demokratis 3
r56 1 1 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 3 3 3 10 0 5 Otoriter 1
r57 3 3 3 3 3 3 1 1 3 2 2 2 1 2 3 3 4 8 demokratis 3
r58 3 3 3 1 3 1 1 1 3 3 1 1 1 1 3 8 0 7 Otoriter 1
r59 3 3 3 1 3 3 1 1 3 3 1 1 3 3 3 5 0 10 demokratis 3
r60 1 3 3 1 3 1 1 3 1 3 1 1 1 1 3 9 0 6 Otoriter 1
r61 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 1 9 5 Permissive 2
r62 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 2 1 2 3 9 4 2 Otoriter 1
r63 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 1 3 3 3 1 8 6 Permissive 2
r64 3 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 1 3 1 3 4 0 11 demokratis 3
r65 1 3 1 1 3 1 1 3 3 3 1 3 1 1 3 8 0 7 Otoriter 1
r66 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 0 14 demokratis 3
r67 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 2 9 4 Permissive 2
r68 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 11 0 4 Otoriter 1
r69 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 0 12 Demokratis 3
Jika jawaban 1 >7 maka pola asuh otoriter
Jika jawaban 2 >7 maka pola asuh permissive
Jika jawaban 3 >7 maka pola asuh demokratis
B. Pernikahan Dini

Responden q1 q2 q3 q4 q5 q6 q7 q8 q9 q10 Total Presentasi Kategori Kode


r1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 5 63% Menikah Dini 1
r2 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 5 63% Menikah Dini 1
r3 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 88% Menikah Dini 1
r4 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 3 38% Tidak Menikah Dini 2
r5 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 6 75% Menikah Dini 1
r6 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 6 75% Menikah Dini 1
r7 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 6 75% Menikah Dini 1
r8 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 25% Tidak Menikah Dini 2
r9 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 5 63% Menikah Dini 1
r10 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 3 38% Tidak Menikah Dini 2
r11 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 5 63% Menikah Dini 1
r12 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 6 75% Menikah Dini 1
r13 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 25% Tidak Menikah Dini 2
r14 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 6 75% Menikah Dini 1
r15 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 75% Menikah Dini 1
r16 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 6 75% Menikah Dini 1
r17 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 6 75% Menikah Dini 1
r18 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 25% Tidak Menikah Dini 2
r19 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 88% Menikah Dini 1
r20 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 5 63% Menikah Dini 1
r21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0% Tidak Menikah Dini 2
r22 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 25% Tidak Menikah Dini 2
r23 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 13% Tidak Menikah Dini 2
r24 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 25% Tidak Menikah Dini 2
r25 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 88% Menikah Dini 1
r26 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2 25% Tidak Menikah Dini 2
r27 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 3 38% Tidak Menikah Dini 2
r28 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 3 38% Tidak Menikah Dini 2
r29 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 6 75% Menikah Dini 1
r30 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 6 75% Menikah Dini 1
r31 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 100% Menikah Dini 1
r32 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 3 38% Tidak Menikah Dini 2
r33 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 25% Tidak Menikah Dini 2
r34 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6 75% Menikah Dini 1
r35 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5 63% Menikah Dini 1
r36 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 88% Menikah Dini 1
r37 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 6 75% Menikah Dini 1
r38 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 6 75% Menikah Dini 1
r39 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 13% Tidak Menikah Dini 2
r40 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 88% Menikah Dini 1
r41 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 5 63% Menikah Dini 1
r42 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 6 75% Menikah Dini 1
r43 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 3 38% Tidak Menikah Dini 2
r44 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 5 63% Menikah Dini 1
r45 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 100% Menikah Dini 1
r46 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 25% Tidak Menikah Dini 2
r47 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 6 75% Menikah Dini 1
r48 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 3 38% Tidak Menikah Dini 2
r49 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 6 75% Menikah Dini 1
r50 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 3 38% Tidak Menikah Dini 2
r51 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 6 75% Menikah Dini 1
r52 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 5 63% Menikah Dini 1
r53 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 25% Tidak Menikah Dini 2
r54 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 4 50% Menikah Dini 1
r55 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 7 88% Menikah Dini 1
r56 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 6 75% Menikah Dini 1
r57 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 3 38% Tidak Menikah Dini 2
r58 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 6 75% Menikah Dini 1
r59 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5 63% Menikah Dini 1
r60 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 88% Menikah Dini 1
r61 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 88% Menikah Dini 1
r62 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 3 38% Tidak Menikah Dini 2
r63 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 88% Menikah Dini 1
r64 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 3 38% Tidak Menikah Dini 2
r65 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 6 75% Menikah Dini 1
r66 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 25% Tidak Menikah Dini 2
r67 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 6 75% Menikah Dini 1
r68 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 3 38% Tidak Menikah Dini 2
r69 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 6 75% Menikah Dini 1
Kriteria penilaian:
<49%-0:(tidak menikah dini)
>=50%-100% :(menikah usia dini)
Lampiran 17

A. Frequency Table
JenisKelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 25 36.2 36.2 36.2
Perempuan 44 63.8 63.8 100.0
Total 69 100.0 100.0

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 31 Tahun - 40 Tahun 18 26.1 26.1 26.1
41 Tahun - 50 Tahun 46 66.7 66.7 92.8
> 50 Tahun 5 7.2 7.2 100.0
Total 69 100.0 100.0

Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SD 23 33.3 33.3 33.3
SMP 22 31.9 31.9 65.2
SMA 20 29.0 29.0 94.2
S1 4 5.8 5.8 100.0
Total 69 100.0 100.0

Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid PNS 4 5.8 5.8 5.8
Wiraswasta 6 8.7 8.7 14.5
PegawaiSwasta 6 8.7 8.7 23.2
Petani 32 46.4 46.4 69.6
Lain – lain 21 30.4 30.4 100.0
Total 69 100.0 100.0
PolaAsuh
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Polaasuhotoriter 24 34.8 34.8 34.8
Polaasuhpermisive 20 29.0 29.0 63.8
Polaasuhdemokratis 25 36.2 36.2 100.0
Total 69 100.0 100.0

Pernikahan Dini
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Menikahusiadini 44 63.8 63.8 63.8
tidakmenikahusiadini 25 36.2 36.2 100.0
Total 69 100.0 100.0

B. Uji Chi SquarePolaAsuh&Pernikahan Dini

Notes
Output Created 20-JUN-2020 18:39:23
Comments
Input Data D:\spss 44.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data 69
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each table are
based on all the cases with valid
data in the specified range(s) for
all variables in each table.
Syntax CROSSTABS
/TABLES=Polaasuh BY
Pernikahandini
/FORMAT=AVALUE
TABLES
/STATISTICS=CHISQ
/CELLS=COUNT COLUMN
TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Resources Processor Time 00:00:00.00
Elapsed Time 00:00:00.03
Dimensions Requested 2
Cells Available 349496

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PolaAsuh * Pernikahan Dini 69 100.0% 0 0.0% 69 100.0%
PolaAsuh * Pernikahan Dini Crosstabulation
Pernikahan Dini
tidakmenikahusiadi
Menikahusiadini ni Total
PolaAsuh Polaasuhotoriter Count 18 6 24
% within Pernikahan Dini 40.9% 24.0% 34.8%
% of Total 26.1% 8.7% 34.8%
Polaasuhpermisive Count 19 1 20
% within Pernikahan Dini 43.2% 4.0% 29.0%
% of Total 27.5% 1.4% 29.0%
Polaasuhdemokratis Count 7 18 25
% within Pernikahan Dini 15.9% 72.0% 36.2%
% of Total 10.1% 26.1% 36.2%
Total Count 44 25 69
% within Pernikahan Dini 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 63.8% 36.2% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymptotic Significance (2-sided)
Pearson Chi-Square 23.597a 2 .000
Likelihood Ratio 25.774 2 .000
Linear-by-Linear Association 11.793 1 .001
N of Valid Cases 69
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.25.
Lampiran 18
Screenshot laman kuesioner google form

Anda mungkin juga menyukai