Anda di halaman 1dari 136

SKRIPSI

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN KEBERSIHAN GIGI


DAN MULUT PADA PRIA DEWASA

(Studi di Dusun Sendang Rejo Desa Banjardowo Kabupaten Jombang)

RISKA AGUNG WINARNO


153210077

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2019

1
HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN KEBERSIHAN GIGI
DAN MULUT PADA PRIA DEWASA

(Studi di Dusun Sendang Rejo Desa Banjardowo Kabupaten Jombang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan


pada Program Studi S1 Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang

RISKA AGUNG WINARNO


153210077

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2019
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : RISKA AGUNG WINARNO

NIM : 15 321 00 77

Tempat, Tanggal Lahir : Probolinggo, 16 oktober 1996

Institusi : Prodi S1 Keperawatan STIKes ICME Jombang.

Menyatakan bahwa Skripsi dengan judul : Hubungan perilaku merokok


dengan kebersihan gigi dan mulut pada pria dewasa di Dusun Sendang Rejo Desa
Banjardowo Kabupaten Jombang. Adapun skripsi ini bukan milik orang lain baik
sebagai manapun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan
sumbernya. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya
dan apabila surat pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapatkan sanksi
akademis.

Jombang, 29 Juli 2019


Yang menyatakan

Riska Agung Winarno


153210077
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Probolinggo. Penulis merupakan anak kedua dari


pasangan Bapak Nitro dan Ibu Buyati.

Pada tahun 2009 penulis lulus dari SDN Talkandang Kotaanyar


Probolinggo, pada tahun 2012 penulis lulus dari SMPI Banyuglugur Situbondo,
pada tahun 2015 penulis lulus dari SMAI Banyuglugur Situbondo, Pada tahun
2015 penulis lulus seleksi masuk STIKES ”Insan Cendekia Medika Jombang”.
Penulis memilih program studi S1 Keperawatan di STIKES “ICME” Jombang.

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Jombang, 29 Juli 2019


Yang menyatakan

Riska agung winarno


153210077
PERSEMBAHAN

Puji Syukur Alhamdulilah saya ucapkan akan kehadirat Allah SWT atas
rahmat serta hidayah-Nya yang telah memberi kemudahan dan kelancaran dalam
penyusunan proposal ini hingga sesuai dengan yang dijadwalkan. Dan semoga
proposal ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan.

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Kedua orang tua saya (Bapak Nitro dan Ibu Buyati) yang telah
mencurahkan do’a, nasehat, ridhonya, serta kasih sayang yang tak
terhingga yang tidak bisa saya balas hanya dengan selembar kertas
bertulisan persembahan. Terimakasih yang tak terhingga untuk Bapak
dan Ibu yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi untuk
melakukan hal yang lebih baik. Semoga semua ini merupakan langkah
awal dari sebuah proses untuk membahagiakan bapak dan ibu.
2. Semua keluarga yang saya cintai khususnya kakak dan adik saya
(Winda Rahmawati dan Irma Ramadhani) yang telah memberi
inspirasi, semangat serta dukungan dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini. Semoga hal baik dan do’a yang engkau berikan menjadikan saya
pribadi yang lebih baik kedepannya.
3. Kedua dosen pembimbing saya, Ibu Ruliati, SKM.,M.,Kes serta Ibu
Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep yang telah membimbing saya
dengan sabar dan teliti dalam mengerjakan proposal ini. Semoga ilmu
dan nasehat dan bimbingan yang beliau berikan dapat bermanfaat.
4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen S1 Keperawatan terima kasih banyak
atas semua ilmu, nasehat serta motivasi yang telah diberikan dan
semoga bermanfaat.
5. Kepala Dinas Kesehatan Jombang, Kepala Puskesmas Pulo Lor serta
Kepala Desa Banjardowo yang telah memberi ijin untuk melakukan
penelitian.
6. Seluruh teman-teman ku STIKES ICME khususnya kelas B,
terimakasih semua atas kekompakan dan kerjasamanya selama 4 tahun
kita bersama.

Jombang, 29 Juli 2019

Penulis
MOTTO

.
“never give up to fight in goodness, indeed with hardship will be ease”
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi penelitian yang
berjudul “Hubungan Perilaku Merokok Dengan Kebersihan Gigi Dan Mulut Pada
Pria Dewasa di Dusun Sendang Rejo Desa Banjardowo Kabupaten Jombang”.
Skripsi ini ditulis sebagai persyaratan kelulusan demi menempuh Program Studi
S1 Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika
Jombang.
Penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada: H. Imam Fatoni, S.KM.,MM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan “Insan Cendekia Medika” Jombang. Inayatur Rosyidah, S.Kep.,M.Kep
selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan. Ruliati, SKM., M.Kes selaku
pembimbing I dan Inayatur Rosyidah, S.Kep.,M.Kep selaku pembimbing II yang
dengan sabar dan ikhlas selalu memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyusunan hingga terselesaikannya Skripsi ini, serta seluruh dosen, staf dan
karyawan program Studi S1 Keperawatan STIKES ICME Jombang yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan selama mengikuti pendidikan di
STIKes ICMe Jombang. Dan tidak lupa semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian Skripsi ini.
Saya menyadari bahwa Skripsi ini masih kurang dari kesempurnaan oleh
karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan Skripsi ini
Akhir kata saya berharap semoga skripsi penelitian ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Jombang, 29 juli 2019

Penulis
HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN
KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA PRIA DEWASA
(Studi di Dusun Sendang Rejo Desa Banjardowo Kabupaten Jombang)

Oleh :
Riska Agung Winarno

ABSTRAK

Merokok menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat.


Meskipun telah terbukti dapat menyebabkan munculnya berbagai kondisi
patologis, secara sistemik maupun lokal dalam rongga mulut, tetapi kebiasaan
merokok ini sangat sulit untuk dihilangkan. Tujuan penelitian adalah menganalisis
hubungan perilaku merokok dengan kebersihan gigi dan mulut pada pria dewasa
di Dusun Sendang Rejo Desa Danjardowo Kecamatan Jombang Kabupaten
Jombang.
Desain penelitian analitik survei dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini seluruh pria dewasa yang merokok di Dusun
Sendang Rejo Desa Banjardowo Jombang sebanyak 50 orang dan jumlah sampel
sebanyak 44 orang yang diambil menggunakan teknik simple random sampling.
Variabel independen hubungan perilaku merokok dan variabel dependen
kebersihan gigi dan mulut pada pria dewasa. Pengumpulan data dengan
penyebaran kuesioner dan observasi, pengolahan data editing, coding, scoring dan
tabulating, analisa data dengan uji statistik spearman rank.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 44 responden berumur 21-40
tahun sebanyak 40 responden (90,9%). pekerjaan sebagai petani sebanyak 26
responden (59,1%). pendidikan dasar sebanyak 32 responden (72,7%). merokok
selama 5-9 tahun sebanyak 29 responden (65,9%). pernah memperoleh informasi
tentang rokok dengan kebersihan mulut dan gigi sebanyak 44 responden
(100%).Sebagian besar perilaku merokok sedang sebayak 26 orang (59,1%) dan
sebagian besar responden memiliki kebersihan gigi dan mulut sedang sebanyak 33
orang (75,0%). Nilai p = 0,003 < α 0,05 yang berarti H1 diterima.
Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan perilaku merokok
dengan kebersihan gigi dan mulut pada pria dewasa.

Kata Kunci : Merokok, Kebersihan Gigi Dan Mulut.


RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAVIOR WITH
DENTAL AND MOUTH CLEANING IN ADULT MEN
(Study in Sendang Rejo Hamlet, Banjardowo Village, Jombang Regency)

By :
Riska Agung Winarno

ABSTRACT

Smoking becomes a very common and widespread habit in society.


Although it has been proven to cause various pathological conditions, systemic
and localized in the oral cavity, this smoking habit is very difficult to eliminate.
The aim of the study was to analyze the relationship between smoking behavior
and oral and dental hygiene in adult men in Sendang Rejo Hamlet, Danjardowo
Village, Jombang District, Jombang Regency.
Survey analytical research design with cross sectional approach. The
population in this studywere all adult men who smoked in Sendang Rejo Hamlet
in Banjardowo Jombang Village with 50 people and a total sample of 44 people
were taken using simple random sampling technique. The independent variable
was the relationship between smoking behavior and the dependent variable on
dental and oral hygiene in adult men. Collecting data by distributing
questionnaires and observations, processing data editing, coding, scoring and
tabulating, analyzing data with spearman rank statistical tests.
The results showed that of 44 respondents aged 21-40 years as many as 40
respondents (90.9%). employment as a farmer was 26 respondents (59.1%). basic
education as many as 32 respondents (72.7%). smoking for 5-9 years as many as
29 respondents (65.9%). once obtained information about cigarettes with 44 oral
(100%) oral and dental hygiene. Most of the moderate smoking behavior was 26
people (59.1%) and most respondents had moderate dental and oral hygiene as
many as 33 people (75.0% ) The value of p = 0.003 <α 0.05 means that H1 is
accepted.
The conclusion in this study is that there is a relationship between
smoking behavior and oral and dental hygiene in adult men.

Keywords: Smoking, Hygiene of Teeth and Mouth.


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.....................................................................................i
HALAMAN JUDUL DALAM.........................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI.............................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iv
KATA PENGANTAR......................................................................................v
ABSTRAK........................................................................................................x
ABSTRACK.....................................................................................................xi
DAFTAR ISI....................................................................................................xii
DAFTAR TABEL............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................xvi
DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH .................................xvii
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pria Dewasa
2.1.1 Definisi Pria Dewasa.........................................................................5
2.1.2 Pembagian Masa Dewasa..................................................................6
2.1.3 Ciri-ciri Manusia Dewasa..................................................................7
2.2 Konsep Kebersihan Gigi Dan Mulut
2.2.1 Definisi Kebersihan Gigi Dan Mulut................................................10
2.2.2 Bagian-bagian Dalam Rongga Mulut................................................10
2.2.3 Permasalahan Gigi Dan Rongga Mulut.............................................14
2.2.4 Tingkatan Kebersihan Gigi Dan Mulut.............................................19
2.2.5 Pemeliharaan Kebersihan Gigi Dan Mulut........................................21
2.2.6 Cakupan Kebersihan Gigi Dan Mulut (OHI-S).................................21
2.2.7 Efek Merokok Terhadap Rongga Gigi Dan Mulut............................24
2.3 Konsep Perilaku Merokok
2.3.1 Definisi Merokok...............................................................................26
2.3.2 Komponen Rokok..............................................................................26
2.3.3 Jenis Rokok........................................................................................29
2.3.4 Definisi Perilaku................................................................................31
2.3.5 Definisi Perilaku Merokok................................................................32
2.3.6 Faktor Pengaruh Perilaku Merokok...................................................34
2.3.7 Dampak Perilaku Merokok................................................................38
2.4 Hubungan Perilaku Merokok Dengan Kebersihan Gigi Dan Mulut..........38
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual.................................................................................41
3.2 Hipotesis ..................................................................................................42
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian........................................................................................43
4.2 Rancangan Penelitian..................................................................................43
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................................44
4.4 Populasi, Sampel dan Sampling.................................................................44
4.5 Kerangka Kerja...........................................................................................46
4.6 Identifikasi Variabel...................................................................................47
4.7 Definisi Operasional...................................................................................47
4.8 Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis data.............................................49
4.9 Etika Penelitian...........................................................................................55
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian ...........................................................................................56
5.2 Pembahasan.................................................................................................62
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan..................................................................................................66
6.2 Saran............................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman
Tabel 2.1 DKriteria penilaian debris. 23
Tabel 2.2 HKriteria penilaian calculus. 24
Tabel 4.1 dDefinisi Operasional hubungan perilakku merokok
dengan kebersihan gigi dan mulut pada pria
dewasa di Dusun Sendang Rejo Desa
Banjardowo Kabupaten Jombang 48
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan
pada umur di Dusun Sendang rejo Desa
Banjardowo Kabupaten Jombang 57
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan
pekerjaan di Dusun Sendang rejo Desa 57
Banjardowo Kabupaten Jombang
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan
pada pendidikan di Dusun Sendang rejo Desa 58
Banjardowo Kabupaten Jombang
Distribusi frekuensi berdasarkan pada pernah
Tabel 5.5
memperoleh informasi tentang rokok dengan
kebersihan mulut dan gigi di Dusun Sendang rejo 59
Desa Banjardowo Kabupaten Jombang
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pada
Tabel 5.6 sumber informasi di Dusun Sendang rejo Desa
Banjardowo Kabupaten Jombang 59
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pada
perilaku merokok di Dusun Sendangrejo Desa
Banjardowo Kabupaten Jombang 60

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pada


Tabel 5.8 observasi kebersihan gigi dan mulut di Dusun
Sendang rejo Desa Banjardowo Kabupaten
Jombang
Tabulasi silang dan analisis perilaku merokok 61
Tabel 5.9 dengan kebersihan mulut dan gigi di Dusun
Sendangrejo Desa Banjardowo Kabupaten
Jombang 62

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman


2.1 K jRongga mulut dan bagiannya 12

2.2 KJKomponen utama rokok 28

3.1 KeKerangka konseptual 40


K
4.1 eraKerangka kerja 46
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Jadwal Penelitian


Lampiran 2 : Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 : Lembar Kisi-Kisi Kuesioner
Lampiran 5 : Lembar Kuesioner
Lampiran 6 : Lembar Kriteria Dan Penilaian Kebersihan Gigi Dan Mulut
Lampiran 7 : Lembar Observasi Kebersihan Gigi Dan Mulut
Lampiran 8 : Lembar Tabulasi
Lampiran 9 : Lembar Hasi l Spss
Lampiran 10 : Lembar Surat Perizinan
Lampiran 11 : Lembar Pengecekan Judul
Lampiran 12 : Lembar Konsultasi
Lampiran 13 : Lembar Bukti Plagscan
DAFTAR LAMBANG

1. H1 : Hipotesis alternatif
2. % : Persentase
3. α : Alfa (Tingkat Signifikasi)
4. N : Jumlah populasi
5. n : Jumlah Sampel
6. S : Total Sampel
7. > : Lebih besar
8. < : Lebih kecil
9. , : Koma
10. : : Titik dua
11. ( : Kurung buka
12. ) : Kurung tutup
13. + : Tambah/positif
14. - : Kurang/negatif
15. ° : Derajat
16. / : Atau
17. = : Sama dengan
DAFTAR SINGKATAN

1. RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar


2. DINKES :Dinas Kesehatan
3. OHI-S :Oral Hygine Indeks Simplified
4. RF :Rokok Filter
5. RNF :Rokok Non Filter
6. SKT :Sigaret Kretek Tangan
7. SKM :Sigaret Kretek Mesin
8. SKMFF :Sigaret Kretek Mesin Full Flavor
9. SKM LM :Sigaret Kretek Mesin Ligh Mild
10. U1 : Umur
11. U2 : Umur
12. ICMe : Insan Cendekia Medika
13. N : Anggota Populasi
14. n : Anggota Sampel
15. N : Skor Maksimal
16. e : Tingkat Kesalahan
17. P : Nilai Yang Di Dapat
18. F : Skor Yang Di Dapat
19. STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
20. UR : Umur Responden
21. SL : Selalu
22. SR : Sering
23. KK : Kadang-Kadang
24. J : Jarang
25. TP : Tidak pernah
26. K1 : Kebiasaan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merokok merupakan masalah kesehatan dunia karena dapat

menyebabkan berbagai penyakit dan bahkan kematian, merokok sudah

menjadi kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-haridan

meluas di masyarakat (Asiking,Rottie,&Malara, 2016). Merokok tidak

hanya menimbulkan efek secara sistemik, tetapi juga dapat menyebabkan

timbulnya kondisi patologis di rongga mulut. Gigi dan jaringan lunak

rongga mulut, merupakan bagian yang dapat mengalami kerusakan akibat

rokok. Penyakit periodontal, karies, kehilangan gigi, resesi gingiva, lesi

prekanker, kanker mulut, serta kegagalan implan, adalah kasus-kasus yang

dapat timbul akibat kebiasaan merokok (Kusuma, 2019).

Data World Health Organization (WHO) menunjukkan Indonesia

menduduki peringkat ke tiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia

setelah China dan India. Dan telah menetapkan bahwa tanggal 31 Mei

sebagai hari bebas tembakau sedunia. Hal ini menunjukkan semakin

meningkatnya perhatian dunia terhadap akibat negative rokok bagi


kesehatan dan kesejah teraan manusia (WHO, 2012).Meskipun kebiasaan

merokok berdampak buruk pada kesehatan, tapi prevalensi perokok terus

meningkat tiap tahunnya.Merokok merupakan hal yang biasa bagi

kebanyakan masyarakat Indonesia, khususnya kaum lelaki dewasa.


Dalam 10 tahun terakhir, konsumsi rokok di Indonesia mengalami

peningkatan sebesar 44,1% dan jumlah perokok mencapai 70% penduduk

Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2018) prevalensi merokok

di Indonesia sebesar 28,8% dan di Jawa Barat prevalensi merokok masuk

dalam peringkat pertama dari 34 Provinsi yakni sebesar 32,0%, sedangkan

prevensi merokok paling kecil iyalah Provensi Bali yaitu sebesar 23,5%.

Sedangkan prevalensi merokok (tembakau) baik hisap atau kunyah sesuai

jenis kelamin iyalah prevelensi jenis kelamin laki-laki lebih besar yaitu

sekitar 62,9% dari pada perempuan sekitar 4,8%. Dan prevalensi merokok

pada remaja usia sekolah atau usia 10-18 tahun mengalaimi keniakan.

Presentase perilaku merokok pada remaja pada Riskesdes 2018 tercatat

sebesar 9,1% meningkat dari Riskesdes 2013 yakni 7,2% (Riskesdes,

2018).

Prevelensi merokok di provensi Jawa Timur terdapat urutan ke 18

dari 34 provensi di Indonesia. Sedangkan prevelensi merokok menurut

Kabupaten/Kota dalam daerah Jawa Timur iyalah kota probolinggo dan

lumajang merupakan kota paling tinggi prevelensi merokoknya yaitu

sekitar 36,0% (Riskesdas, 2018). Berdasarkan data Dinas Kesehatan

Kabupaten Jombang pada tahun 2018 jumlah perokok sejumlah 43,24%

(Dinkes Jombang, 2018). Studi pendahuluan yang di lakukan oleh peneliti

melalui wawancara dengan kepala desa di Desa Banjar Dowo di dapatkan

data sebanyak 50 orang berperilaku merokok.

Merokok tidak hanya menimbulkan efek secara sistemik, tetapi

juga dapat menyebabkan timbulnya kondisi patologis di rongga mulut.

Gigi dan jaringan lunak rongga mulut merupakan bagian yang dapat

mengalami kerusakan akibat rokok. Pada saat rokok dihisap tar masuk ke

dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin akan menjadi padat
5
dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi sehingga

timbul perlekatan atau plak pada gigi. Sehingga kurangnya kebersihan

rongga mulut dan gigi yang disebabkan merokok akan berdampak pada

kesehatan gigi dan mulut yaitu bau mulut (halitosis), penyakit jaringan

pendukung gigi (periodontal), karang gigi (tartar, calculus) (Andriyani,

2017).

Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah di uraikan mengenai

perilaku merokok dengan kebersihan gigi dan mulut pada pria dewasa,

beberapa cara dapat di lakukan untuk perilaku merokaok pada pria dewasa

yaitu : tenaga kesehatan setempat perlu melakukan edukasi dan

pemberdayaan kepada masyarakat tentang bahaya merokok, mencegah

atau memotivasi orang agar berhenti merokok, dan menjaga kesehatannya

dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan tetap berolah raga secara

teratur (Sumerti, 2016).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu, apakah ada hubungan antara perilaku merokok

dengan kebersihan gigi dan mulut pada pria dewasa di desa Banjar Dowo

Jombang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk menganalisis hubungan perilaku merokok dengan kebersihan gigi

dan mulut pada pada pria dewasa didesa Banjar Dowo Jombang.

1.3.2 Tujuan Khusus

6
1. Mengidentifikasi perilaku merokok pada pria dewasa didesa Banjar

Dowo Jombang.

2. Mengidentifikasi kebersihan gigi dan mulut pada perokok pria

dewasa didesa Banjar Dowo Jombang.

3. Menganalisis hubungan perilaku merokok dengan kebersihan gigi dan

mulut pada pria dewasa didesa Banjar Dowo Jombang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Penulis berharap dari penelitian ini banyak sekali manfaat di

dalamnya yaitu dapat menambah pengetahuan, pengalaman, wawasan,

memperkaya dan menambah ilmu pengetahuan tentang kebersihan gigi

dan mulut terhadap perilaku merokok.

1.4.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

partisipan mengenai perilaku merokok dengan kebersihan gigi dan mulut

sehingga dapat meningkatkan pengetahuannya dan dengan mudah dan

perlahan dapat mengurangi perilaku merokok.

7
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pria Dewasa

2.1.1 Definisi pria dewasa

Istilah dewasa menggambarkan segala organisme yang telah

matang, tetapi lazimnya merujuk pada manusia.Dewasa adalah orang yang

bukan lagi anak-anak dan telah menjadi pria atau wanita

seutuhnya.Seseorang dapat saja dewasa secara biologis,dan memiliki

karakteristik perilaku dewasa, tetapi tetap di perlakukan sebagai anak kecil

jika berada di bawalh umur secara hukum.Sebaliknya, seseorang dapat

secara legal di anggap dewasa, tetapi tidak memiliki kematangan dan

tanggung jawab yang mencerminkan karakter dewasa.

Setelah mengalami masa kanak-kanak dan remaja yang panjang,

seorang individu akan mengalami masa di mana ia telah menyelesaikan

pertumbuhannya dan mengharuskan dirinya untuk berkecimpung dengan

masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya, di bandingkan dengam

masa-masa sebelumnya, masa dewasa adalah waktu yang paling lama

dalam rentang kehidupan.

Masa dewasa biasanya di mulai sejak usia 18 tahun hingga kira-

kira usia 40 tahun dan biasanya di tandai dengan selesainya pertumbuhan

pubertas dan organ kelamin anak telah berkembang dan mampu

berproduksi. Pada masa ini, individu akan mengalami perubahan fisik dan

psikologis tertentu bersamaan denganmasalah-masalah penyesuain diri dan

harapan-harapan terhadap perubahan tersebut (Jahja, 2011)

8
6

2.1.2 Pembagian masa dewasa

Menurut Elizabeth B. Hurlok membagi masa dewasa menjadi tiga

bagian:

1. Masa dewasa awal ( masa dewasa dini/young adult )

Masa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa

reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan

ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan

masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreatifitas dan penyesuaian

diri pada pola hidup yang baru. Kisaran antara 21 sampai 40 tahun.

2. Masa dewasa madya ( middie adulthood )

Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur 40 sampai 60 tahun.Ciri-

ciri yang menyangkut pribadi dan sosial antara lain; masa dewasa

madya merupakan masa transisi, di mana pria dan wanita meninggalkan

cici-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya da memasuki suatu

periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang

baru. Perhatian terhadap agama lebih besar di bandingkan dengan masa

sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap

agama ini di landasi kebutuhan pribadi dan sosial.

3. Masa dewasa lanjut ( masa tua/older adult )

Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa

ini di mulai dari umur 60 tahun sampai akhir hayat,yang di tandai

dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang

semakin menurun. Adanya ciri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian


7

pribadi dan sosialnya sebagai berikut; perubahan yang menyangkut

perubahan motorik, kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi psikologis,

perubahan dalam sistem saraf, dan penampilan (Jahja, 2011).

2.1.3 Ciri-ciri manusia dewasa

Masa dewasa dalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri

terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada

masa ini, seseorang di tuntut untuk memulai kehidupan- kehidepanya

memerankan peran ganda seperti peran sebagai suami/istri dan peran

dalam dunia kerja ( berkarier ).

Masa dewasa di katakana sebagai masa sulit bagi individu karena pada

masa ini seseorang di tuntut untuk melepaskan ketergantungannya

terhadap orang tua dan berusaha untuk dapat mandiri. Ciri-ciri masa

dewasa dini yaitu:

1. Masa pengaturan ( settle down )

Pada masa ini, seseorang akan “mencoba-coba” sebelum ia menentukan

mana yang sesuai, cocok, dan memberi kepuasan permanen. Ketika ia

telah menemukan pola hidup yang di yakini dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya, ia akan mengambangkan pola-pola perilaku,

sikap, dan nilai-nilai yang cenderung akan menjadi kekhasannya

sealma sisa hidupnya.

2. Masa usia produktif

Dinamakan sebagai masa produktif karena pada rentang usia ini

merupakan masa-masa yang cocok untuk menentukan pasangan


8

hidup, menikah, dan berproduksi/menghasilkan anak. Pada masa ini,

organ reproduksi sangat aktif dalam menghasikan keturunan(anak).

3. Masa bermasalah

Masa dewasa di kaitkan sebagai masa yang sulit dan bermasalah. Halini

dikarenakan seseorang harus mengadakan penyesuaian dengan peran

barunya (perkawinan vspekerjaan). Jika ini tidak dapat mengatasinya,

maka akan menimbulkan masalah. Ada tiga faktor yang membuat

masa ini begitu rumit yaitu:

1) Pertama, individu ini kurang siap dalam menghadapi babak

baru bagi dirinya dan tidak dapat menyesuaikan dengan

babak/peran baru ini.

2) Kedua,karena kurang persiapan, maka ia kaget dengan dua

peran/lebih yang harus di embannya secara serempak.

3) Ketiga, ia tidak memperoleh bantuan dari orang tuaatau siapa

pun dalam menyelesaikan masalah.

4. Masa ketegangan emosional

Ketika seseorang berumur 20-an (sebelum30-an), kondisi emosionalnya

tidak terkendali.Ia cenderung labil, resah, dan mudah memberontak.

Pada masa ini juga emosi seseorang sangat bergelora dan mudah

tegang.Ia juga khawatir dengan status dalam pekerjaan yang belum

tinggi dan posisinya yang baru sebagai orang tua. Namun ketika telah

berumur 30-an, seseorang akan cenderung stabil dan tenang dalam

emosi.
9

5. Masa keterasingan sosial

Masa dewasa dini adalah masa dimana seseorang mengalami “krisis

sosial", ia terisolasi atau terasingkan dari kelompok sosial.Kegiatan

sosial di batasi karena berbagai tekanan pekerjaan dan

keluarga.Hubungan dengan teman sebaya juga menjadi

renggang.Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat

bersaing dan hasrat untuk maju dalam berkarir.

6. Masa komitmen

Pada masa ini juga setiap individu mulai sadar akan pentingnya sebuah

komitmen. Ia mulai membentuk pola hidup, tanggung jawab, dan

komitmen baru.

7. Masa ketergantungan

Pada awal masa dewasa dini sampai akhir masa 20-an, seseorang masih

punya ketergantungan pada orang tua / organisasi atau instansi yang

mengikatnya.

8. Masaa perubahan nilai

Nilai yang di miliki seseorang ketika ia berada pada masa dewasa dini

berubah karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas.

Nilai sudah mulai di pandang dengan kacamata orang dewasa.Nilai-

nilai yang berubah ini dapat meningkatkan kesadaran positif. Alasan

kenapa orang berubah nilai-nilainya dalam kehidupan karena agar

dapat di terima oleh kelompoknya yaitu dengan cara mengikuti

aturan-aturan yang telah di sepakati. Pada masa ini juga seseorang

akan lebih menerima/berpedoman pada nilai konvensional dalam hal


10

keyakinan. Egosentrisme akan berubah menjadi sosial ketika ia telah

menikah.

9. Masa penyesuaian diri dengan hidup baru

Ketika seseorang telah mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih

bertanggung jawab karena pada masa ini sudah mempunyai peran

ganda. (peran sebagai orang tua dan pekerja ).

10. Masa kreatif

Dinamakan sebagai masa kreatif karena pada masa ini seseorang bebas

untuk berbuat apa yang di inginkan. Namun kreativitas tergantung

pada minat, potensi, dan kesempatan.Menurut Dr. Harold shyrock dari

Amerika Serikat, ada lima faktor yang dapat menunjukan kedewasaan

yaitu; ciri fisik, kemampuan mental, pertumbuhan sosial, emosi, dan

pertubuhan spiritual dan moral(Jahja, 2011).

2.2 Kebersihan Gigi Dan Mulut

2.2.1 Definisi Kebersihan Gigi dan Mulut

Kebersihan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi geligi yang

berada dalam ronggo mulut dalam keadaan yang bersih, bebas dari plak

dan dari kotoran yang lain yang berada dalam permukaan gigi , dan sisa

makanan dan tidak tercium bau busuk dari mulut (Ghofur, 2012).

2.2.2 Bagian-bagian dalam rongga mulut

Bibir merupakan bagian terluar rongga mulut. Rongga mulut dilindungi

oleh bagian yang keras yaitu tulang rahang atas dan rahang bawah.

Permukaan rongga mulut bagian dalam terdapat lapisan epitel. Bagian-


11

bagian lain yang terdapat dalam rongga mulut yaitu lidah, gusi dan gigi

(Susanto, 2007).

Gambar 2.1 Rongga mulut dan bagiannya

Berikut merupakan bagian dari rongga mulut:

1. Air ludah

Air ludah merupak campuran berbagai cairan yang terdapat dalam rongga

mulut. Penyusun terbesar air ludah adalah air. Zat kalsium (zat kapur)

fosfor, natrium, maknisium, enzim, dan beberapa mineral lain terdapat

dalam air ludah dalam jumlah kecil. Cairan ludah dikeluakan sekitar 1

liter dalam waktu sehari.Air ludah biasanya bersifat kental dan licin.

Fungsi air ludah sebagai berikut:

1) Membantu pencernaan makanan

Makanan yang masuk ke dalam mulut akan bercampur ke dalam air

ludah. Makanantersebut menjadi licin dan mudah di kunyah.

2) Melindungi rongga mulut dari serangan kuman

3) Melindungi gigi.

Kandungan kalsium dan fluor dalam air ludah akan terserap ke dalam

gigi menjadi kuat.

2. Lidah
12

Lidah terdapat di bagian tengah ronggga mulut.Pada permukaan lidah

terdapat bintil-bintil yang di sebut papila. Papila dengan bantuan air

ludah berguna untuk merasakan makanan manis dan asin. Papila pada

bagian tengah berguna untuk merasakan makanan asam.Papila pada

bagian pangkal lidah di gunakan untuk merasakan makanan pahit.

Kemampuan merasakan makanan ini akan terganngu jika dalam

keadaan pilek dan terdapat ganngguan mulut. Selain berfungsi untuk

mersakan makanan yang masuk kedalam mulut, lidah juga berfungsi

untuk menelan makanan.

3. Jaringan penyangga gigi

Jaringan penyangga gigi terdiri atas beberapa jaringan, yaitu tulang

rahang, serat-serat liat yang berfungsi untuk menyangga gigi agar

tetap melekat pada tulang rahang, dan gusi.nGusi gingiva adalah

jaringan lunak yang menutupi leher gigi dan tulang rahang atas

maupun tulang rahang bawah. Gusi yang sehat biasanya berwarna

merah muda. Warna gusi di pengaruhi oleh warna gigi seseorang.

Semakin gelap warna kulitnya, warna gusinya juga semakin gelap

4. Gigi

Gigi di bagi menjadi tiga bagian, yaitu mahkota, leher gigi, dan akar gigi.

Mahkota gigi di lindungi oleh lapisan email dan akar gigi dilindungi

oleh lapisan sementum.Akar gigi merupakan bagian gigi yang berada

di bawah daerah perlekatan gigi dan gusi. Mahkota gigi merupakan

bagian ggi yang berada di atas daerah perlekatan gigi pada

gusi.Panjang mahkota gigi yang tampak bervariasi.Penyikatan gigi


13

yang terlalu keras dan salah gerakannya dapat menyebabkan turunnya

daerah perlekatan gigi sehingga mahkota gigi tampak lebih panjang.

Bentuk gigi dalam rongga mulut bervariasi. Gigi depan dan gigi

belakang mempunyai bentuk yang berbeda sesuai dengan fungsinya.

Berdasarkan fungsinya, dikenal empat bentuk gigi

1) Gigi Seri

Gigi seri terletak di bagian depan, berjumlah empat buah di tulang

rahang atas, dan empat buah di tulang rahang bawah. Gigi seri

berfungsi untuk memeotong makanan.

2) Gigi Taring

Gigi taring terletak di samping gigi seri.Dua buah gigi taring di tulang

rahang bawah, masing-masing 1 buah di kanan 1 buah di

kiri.Bentuk mahkotanya runcing dan berfugsi untuk mencabik

makanan.

3) Geraham Kecil

Gigi ini terletak di gigi taring.Empat buah geraham kecil di tulang

rahang atas dan empat buah geraham kecil di tulang rahang

bawah.Geraham kecil membantu geraham besar untuk

menghaluskan makanan.

4) Geraham Besar

Geraham besar terletak di belakang gigi geraham kecil.Enam buah

geraham besar di tulang rahang atas 6 buah geraham besar di tulang

rahang bawah masing-masing 3 buah di kanan dan 3 buah di

kiri.Permukaan geraham ini lebar dan terdapat tonjolan-


14

tonjolan.Gigi ini berfungsi untuk menghaluskan makanan(Susanto,

2007).

2.2.3 Permasalahan gigi dan rongga mulut

Adapun permasalah pada gigi dan rongga mulut diantaraya sebagai

berikut:

1. Gigi berwarna

Gigi biasanya berwarna putih.Namun, warna gigi dapat berubah karena

obat antibiotik tertentu.Antibiotik golongan tetrasiklin dapat

menyebabkan gigi berwarna abu-abu, biru, coklat, atau kuning jika di

konsumsi oleh ibu hamil atau anak-anak dalam masa pembentukan

benih gigi.Selain anti biotik,flour juga dapat mengubah warna gigi

menjadi kecoklatan.

Gigi berwarna akibat tetrasiklin dapat diperbaiki dengan bleaching atau

pemutihan. Bleaching dapat memudarkan warna keabuan meskipun

tidak hilang sekaligus. Perawatan bleaching yang terlalu lama dapat

menyebabkan gigi sensitif atau ngilu. Dokter gigi biasanya

memberikan obat penghilang rasa ngilu. Selain bleaching, pemutihan

gigi dapat juga di lakukan dengan menggunankan pasta gigi yang

mengandung pemutih. Namun, cara ini membutuhkan waktu yang

cukup lama untuk mendapatka hasilnya.

Air minum yang mengandung flour juga dapat menyebabkan

perubahan warna gigi jika di konsumsi berlebihan. Pada awalnya akan

tampak bintik atau bercak-bercak putih. Selanjutnya warnanya

berubah menjadi kecoklatan. Kelainan gigi yang di sebabkan oleh


15

flour ini di namakan flourosis. Flourosis dapat terjadi pada anank-anak

sampai orang dewasa. Gigi yang mengalami flourosis dapat di

perbaiki dengancara membuang bagian-bagian gigi yang kekuningan

dan bercak-bercak. Selanjutnya gigi di tambal agar permukaan jadi

rata lagi. Bahan yang di gunakan untuk menambal bagian gigi akibat

flourosis biasanya digunakan bahan tambal gigi yang sewarna dengan

gigi aslinya. Bahan tambal tersebut berbentuk seperti pasta pada saat

di tempelkan pada permukaan gigi yang berlubang. Bahan tersebut

akan mengeras dan menyatu dengan gigi setelah beberapa saat.

2. Gigi Berlubang

Makanan yang tergolong karbohidrat minsalnya jagung, nasi, ubi, dan

roti mudah menempeldi permukaan gigi jika dimakan. Sisa-sisa

makanan yang menempel pada permukaan gigi akan di ubah menjadi

asam oleh kuman-kuman dalam rongga mulut. Asam tersebut mampu

melunakkan email dan bagian-bagian dalam gigi sehingga mudah larut

oleh air. Keadaan ini dapat menyebabkan gigi berlubang.Gigi

berlubang di sebut juga karies gigi. Gigi yang sudah berlubang akan

meluas semakin dalam jika di biarkan begitu saja. Karies gigi dapat

terjadi pada pemukaan gigi yang rata. Karies ini biasanya lebih mudah

di cegah karena perlubangan gigi lebih lambat. Proses karies pada

lekukan gigi terjadi lebih cepat dibandingkan karies pada

permukaangigi yang rata. Hal ini di sebabkan oleh sisa-sisa makanan

yang terselip di dalam lekukan yang sempit pada pemukaan gigi

geraham lebih sulit di bersihkan.Karies pada akar gigi merupakan


16

karies yang paling ulit di cegah. Pada awalnya karies terjadi pada

email gigi.Email gigi merupakan lapisan yang paling luar dan keras.

Karies pada lapisan tersebut terjadi secara perlahan. Setelah

menembus lapisan dentin yang sifatnya lebih lunak, karies akan

menyebar lebih cepat ke lapisan gigi dalam yang mengandung saraf

dan pembuluh darah.

Karies yang terjadi pada lapisan email umumnya di sembuhkan

dengan menjaga kebersihan rongga mulit secara rutin. Karies yang

sudah mencapai dentin perlu di rawat oleh dokter gigi agar tidak

menyebar ke lapisan yang lebih dalam. Biasanya dokter gigi akan

membersihkan bagian gigi yang berlubang, kemudian melakukan

penambalan gigi. Dengan demikian, permukaan gigi yang berlubang

menjadi rata kembali sehingga sisa makanan tidak mudah terselip ke

lubang gigi tersebut.

3. Karang gigi

Bakteri dalam mulut selalu mengubah sisa-sisa makanan yang

mengandung karbohidrat menjadi asam. Kombinasi antara bakteri,

asam, sisa makanan, dan air liur akan membentuk lapisan tipis pada

permukaan gigi yang di sebut plak. Jika tidak dibersihkan, plak

tersebut dapat mengalami pengerasan membentuk karang gigi.

Kecepatan pembentukan karang gigi pada setiap orang berbeda-beda.

Pada orang yang mempunyai air liur yang kental dan bersifat basa,

lebih cepat terbentuk karang gigi di bandingkan orang yang

mempunyai air liur encer banyak dan bersifat asam. Karang gigi yang
17

melekat pada permukaan gigi biasanya berwarna kekuningan,

kecoklatan, bahkan sampai hitam sehingga dapat diamati oleh mata.

Karang gigi yang terbentuk terus-menerus dapat mendesak kedudukan

gusi sehingga akar gigi menjadi terlihat. Hal ini mengakibatkan

penampilan gigi menjadi tidak menarik lagi. Karang gigi dapat masuk

ke dalam tulang pendukung gigi dan merusaknya. Akibatnya, gigi

terlihat lebih panjang mudah goyah dan tanggal atau terlepas.

Selain itu, karang gigi juga dapat menimbulkan bau mulut.

Karang gigi tidak dapat di bersihkan menggunakan sikat gigi atau

benang gigi. Karang gigi biasanya melekat cukup uat pada permukaan

gigi dan biasanya terdapat di bagian gigi yang sulit tejangkau oleh alat

pembersih gigi. Karang gigi umumnya terbentuk di bawah gusi

karena daerah tersebut sulit di jangkau oleh bulu sikat gigi. Karang

gigi tersebut melekat di antara gigi dangusi dan gigi. Perdarahan

tersebut terjadi akibat karang gigi terlepas dari perlekatannya pada

gusi. Pendarahan gusi ini tidak menimbulkan rasa nyeri dan akan

berhenti dalam waktu yang tidak lama. Setelah itu, permukaan gigi

yang sudah di bersihkan karangnya, gigi akan melekat kembali pada

gusi.

4. Penyakit Gusi

Karang gigi yang mendesak perlekatan gigi pada gusi menyebabkan gusi

mudah berdarah. Kebiasaan menyikat gigi yang salah serta pemakaian

bulu sikat yang kasar serta kaku juga dapat menyebabkan perdarahan.

Saat menyikat gigi biasanya noda merah tertinggal pada bulu sikat
18

gigi. Pendarahan gusi tidak selalu di sertai rasa sakit. Selain gusi

berdarah, peradangan juga dapat dialami gusi.peradangan gusi

selanjutnya dapat mempengaruhi tulang yang menopang gigi kita.

Penyakit gusi dapat menyerang siapa saja, namun lebih sering terjadi

pada orang dewasa. Jika hal ini bisa terdeteks sejak awal,penyakit gusi

bisa di hindari.

1) Gingivitis

Gingivitis merupakan tahap awal dari di timbulnya penyakit gusi.

Peradangan di sebabkan oleh ‘plak’ yang terbentuk. Hal itu bisa

menyebabkan timbulnya racun yang bisa menyebabkan kerusakan

pada lapisan luar gusi. Pada tahap awal penyakit gusi ini, kerusakan

lebih lanjut bisa di atasi, asalkan tulang dan jaringn luar gusi yang

menyangga gigi yang terinfeksi belum terinfeksi juga.

2) Periodontitis

Pada tahap ini tulang penyangga gigi dan jaringan yang menyangga

gigi di tempat yang terinfeksi tersebut sudah mengalami kerusakan.

Gusi kita sudah membentuk kantong, yang akan menjadi perangkap

bagi makanan dan plak. Perawatan gigi yang rutin dan pembersihan

sehari-hari yang di lakukan secara benar akan bisa mencegah

kerusakan yang lebih parah.

3) Periodontitis tahap lanjut

Pada tahap yang paling parah dari penyakit gusi ini, jaringan dan

tulang yang menyangga gigi telah hancur.Hal ini dapat


19

menyebabkan gigi tanggal. Jika gigi tanggal maka kenyamanan kita

saat mengunyah menjadi terganggu.

4) Bau mulut

Bau mulut atausering di sebut halitosis. Bau mulut merupakan

masalah kesehatan gigi dan mulut yang di keluhkan sebaian besar

masyarakat di negara kita 80%-90% bau mulut berasal dari rongga

mulut, misalnya akibat adanya karies pada gigi dan infeksi pada

jaringan penyangga gigi. Selain itu, bau mulut juga dapt di

sebabkan oleh adanya gangguan kesehatan pada organ dalam

tubuh. Misalnya, adanya gangguan paru-paru, ginjal, hati, dan

kantung kemih. Mulut yang terlalu kering juga menimbulkan bau

mulut(Susanto, 2007).

2.2.4 Tingkatan Kebersihan gigi dan mulut

Menurut Greendan Vermillionkebersihan gigi dan mulut dapat dikatagorikan

kedalam tingkatanbaik(0,0 - 1,2), sedang (1,3-3,0), buruk (3,1 – 6,0).

Adapun faktor fisiologis yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut

adalah:

1. Posisi

Posisi gigi yang berjejal dan tidakteratur dalam lengkung

rahangmempermudah deposit melekat pada permukaan gigi.

2. Tindakan oral hygiene

Tindakan ini berkaitan dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulutyang meliputi menyikat gigi, penggunaanalat bantu sikat gigi, dan

kontrol kesehatan gigi termasuk kebersihan gigi dan mulut.


20

3. Anatomi gigi

Bagian gigi yangterlindungi dibawah bagian yang cembung, pit dan fissure

gigi, ruang dibawah titikkontak gigi mempermudah lapisan plakmelekat

pada tempat tersebut.

4. Gesekan

Pengunyahan (friksi), yaitu perilaku mengunyah makanan seseorang bila

mengunyah hanya menggunakan sebelah rahang maka, bagian yang tidak

dipergunakan untuk mengunyah tempatyang baik bagi pertumbuhan plak

dan deposit makanan melekat.

5. Struktur permukaan gigi

Anatomi jaringan sekitargigi, Struktur permukaan gigi yang kasardan tepi

gusi yang tidak baik akanmempercepat pertumbuhan plak(Andriyani,

2017).

Adapun faktor yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut adalah diet

makanan yang meliputi diet makanan yang lunak, manis dan melekat

akan mempercepat terbentuknya plak, dibandingkan dengan diet

makanan yang cair dan berserat, keras. Sedangkan faktor yang

mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut menurut faktor lingkungan

sekitar meliputilamanya waktu dan frekwensi makandalam kegiatan

sehari-hari. Bila seseorangmengabaikan kebersihan gigi dalam

jangkawaktu yang lama dan makin seringnyafrekwensi makan manis dan

melekat akansemakin sering dan mudah plak tumbuhdan berkembang

pada permukaan gigi (Andriyani, 2017).

2.2.5 Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut


21

Mulut merupakan pintu gerbang utama di dalam sistem pencernaan.

Makanan dan minuman akan di proses di dalam mulut dalam bantuan gigi-

geligi, lidah, dan saliva. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut

merupakan salah satu upaya meningkatkan kesehatan. Mulut bukan

sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman tetapi fungsi mulut

lebih darai itu dan tidak banyak orang menyadarai besarnya peranan mulut

bagi kesehatan dan kesejahteraan seseorang.oleh karena itu karena itu

kesehatan gigi dan mulut sangat berperan dalam menunjang kesehatan

seseorang.

Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus di

lakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat di mulai dari

memperhatikan diet makanan, jangan terlalu banyak makanan yang

mengan dung gula dan makanan yang lengket. Pembersihan plaks dan sisa

makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan caranya jangan

sampai merusak terhadap struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi

dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan

gigi yan sudah tidak bisa di pertahankan lagi dan merupakan fokal infeksi.

Kunjungan berkala ke dokter gigi setiap enam bulan sekali baik ada

keluhan ataupun tidak ada keluhan

2.2.6 Cakupan kebersihan gigi dan mulut ( OHI – S )

Mengukur kebersihan gigi dan mulut yaitu dengan menggunakan suatu

indek yang di sebut Oral Hygiene Indek Simplified ( OHI-S ). Nilai dari
22

OHI-S ini merupakan nilai yang di peroleh dari hasil penjumlahan antara

debris indeks dan calculus indeks Menurut Green dan Vermillion ( 1964,

cit. Nio,1987).

Pemeriksaan debris dan kalkulus di lakukan pada gigi tertentu dan pada

permukaan tertentu dari gigi tersebut, yaitu:

1. Rahang atas

1) Gigi molar pertama kanan atas pada permukaan bukal

2) Gigi invisius pertama kanan atas pada permukaan labial

3) Gigi molar pertama kiri atas pada permukaan bukal

2. Rahang bawah

1) Gigi molar pertama kiri bawah pada permukaan lingul

2) Gigi invisius pertama kiri bawah pada permukaaan labial

3) Gigig molar pertama kanan bawah pada permukaan lingual

Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Pemeriksaan Debris

No KRITERIA Nilai

1 Pada permukaan gigi yang terlihat,tidak ada debris/pewarna ekstisik 0

2 a. Pada permukaan gigi yang terlihat, pada debris lunak yang1


menutupi permukan gigi selama 1/3 permukaan atau kurang
dari 1/3 permukaan.
b. Pada permukaan gigi yang terlihat tidak ada debris lunak
tetapi ada pewarnaan ekstinsik yang menutupi permukaan gigi
sebaian atau seluruhnya

3 Pada permukaan gigi yang terlihatpada debris lunak yang menutupi2


permukaan tersebut seluas lebih dari 1/3 permukaan gigi, tetapi
kurang dari 2/3 permukaan gigi.

4. Pada permukaan gigi yang terlihatada debris yang menutupi


23

3
permukaan tersebut seluas lebih 2/3permukaan / seluruh
permukaan gigi.

Menghitung indeks debris

jumlah nilai debris


DI =
Jumlah gigi yang di periksa

Tabel 2.2 Kriteria penilaianpemeriksaan calculus

No KRITERIA NILAI

1. Tidak ada karang gigi 0

2. Pada permukaan permukaan gigi yang terlihat ada karang 1


gigisupragingivalmenutupipermukaan gigikurang dari 1/3
permukaan gigi.

3. a. Pada permukaan gigi yag terlihat ada karang gigi supragingival 2


menutupi permukaan gigi lebih dari 1/3 permukaan gigi
b. Sekitar bagian servikal gigi terdapat sedikit subgingival.

4 a. Pada permukaan gigi yang terlihat karang gigi supragingival 3


menutupi permukaan gigilebih dari 2/3 nya atau seluruh
permukaan gigi.
b. Pada permukaan gigi ada karang gigi subgingival yang menutupi
dan melingkari seluruh cervikal ( A. Continous band of
subgingival calculus )

Menghitung indeks calculus

Jumlah nilai calculus


CI =
Jumlah gigi yang di periksa

Kriteria DI dan CI

Kriteria DI = 0,0-0,6 (baik)

0,7-1,8 (sedang)
24

1,9-3,0 (buruk)

Kriteria CI = 0,0-0,6 (baik)

0,7-1,8 (sedang)

1,9-3,0 (buruk)

Menghitung (OHI-S )

OHI-S = debris indeks + calculus indeks

Menurut standar WHO, OHI-S adalah sebagai berikut:

OHI-S = 0,0 - 1,2 ( baik )

1,3 – 3,0 ( sedang )

3,1 – 6,0 ( buruk )

2.2.7 Efek merokok terhadap rongga gigi dan mulut

Perokokmemiliki angka kejadian karies sertanilai rata-rata DMF T

index yang lebih tinggi pada perokok dibandingkan non perokok. Hal ini

terkait dengan keadaan saliva. Saliva merupakan cairan biologis pertama

dari tubuh kita yang terpapar oleh tembakau dari rokok, maka asap rokok

yang berjuta-juta mengandung zat kimia berada dan mengumpul di dalam

rongga mulut kemudian dengan waktu yang lama maka akan menimbulkan

perubahan-perubahan buruk. Asap panas yang dihasilkan dari hisapan rokok

dapat mempengaruhi aliran pembuluh darah pada gusi. Perubahan aliran

darah mengakibatkan penurunan air ludah (saliva) yang berada di dalam

rongga mulut, ketika air ludah mengalami penurunan otomatis mulut

cenderung kering dan ketika mulut cenderung kering maka rentan untuk

munculnya carries(Sumerti, 2016).

Para perokok memiliki skor plak dan kalkulus lebih besar

dibandingkan dengan bukan perokok, artinya perokok memiliki oral hygiene


25

yang lebih buruk dari pada bukan perokok. Oral hygiene yang buruk lama

kelamaan akan menyebabkan penyakit periodontal. Produk tembakau dapat

merusak jaringan gusi dengan cara mempengaruhi perlekatan dari tulang

dan jaringan lunak ke gigi. Pada perokok berat, merokok menyebabkan

rangsangan pada papilafiliformis, menunda penyembuhan jaringan lunak

rongga mulut, timbulnya bau mulut (halitosis). Bau mulut ini tidak dapat

diatasi dengan menyikat gigi atau meng-gunakan obat kumur. Selain itu

merokok juga dapat menimbulkan kelainan-kelainan rongga mulut misalnya

pada lidah, penebalan menyeluruh bagian epitel mulut, mukosa mulut dan

langit-langit yang berupa stomatitis nikotina dan infeksi jamur. Kanker di

dalam rongga mulut biasanya dimulai dengan adanya iritasi dari produk-

produk rokok yang dibakar dan diisap.Iritasi ini menimbulkan lesi putih

yang tidak sakit(Sumerti, 2016).

Kelainan jaringan lunak mulut akibat komponen toksik dan agen

karsinogen yangterkandung dalam asap rokok, antara lain eritroplakia,

leukoplakia, keratosis rokok,squamous cell carcinoma, serta verrucous

carcinoma. Kondisi patologis dalam ronggamulut yang juga sering

ditemukan pada perokok adalah karies akar, halitosis,periimplantitis,

penurunan fungsi pengecapan, staining pada gigi atau restorasi,

sertapenyakit periodontal.Penyakit periodontal termasuk akumulasi plak dan

kalkulus, sakuperiodontal, inflamasi gingiva, resesi gingiva, serta

kehilangan tulang alveolar(Kusuma, 2019).

Perubahan panas akibat merokok, menyebabkan perubahan

vaskularisasi dansekresi kelenjar liur. Merokok juga menyebabkan


26

rangsangan pada papilla filiformis sehingga menjadi lebih panjang

(hipertropi). Rangsangan asap rokok yang lama, dapat menyebabkan

kerusakan pada bagian mukosa mulut yang terpapar, penebalan menyeluruh

bagian epitel mulut, hingga dapat menimbulkan bercak putih keratotik yang

menandai leukoplakia dan kanker mulut(Kusuma, 2019).

2.3 Konsep Perilaku Merokok

2.3.1 Definisi merokok

Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik

menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Merokok menjadi

kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat. Meskipun telah

terbukti dapat menyebabkanmunculnya berbagai kondisi patologis, secara

sistemik maupun lokal dalam rongga mulut, tetapi kebiasaan merokok ini

sangat sulit untuk dihilangkan (Kusuma, 2019).

2.3.2 Komponen Rokok


Rokok merupakan gabungan dari bahan-bahan kimia. Satu batang rokok

yangdibakar, akan mengeluarkan 4000 bahan kimia. Rokok menghasilkan

suatu pembakaranyang tidak sempurna yang dapat diendapkan dalam tubuh

ketika dihisap.Secara umumkomponen rokok dapat dibagi menjadi dua

golongan besar, yaitu komponen gas (92%)dan komponen padat atau

partikel (8%) (Kusuma, 2019).

Komponen gas asap rokok terdiri dari Karbonmonoksida,

Karbondioksida,Hidrogen sianida, Amoniak, oksida dari Nitrogen dan

senyawa Hidrokarbon. Partikelrokok terdiri dari tar, nikotin, benzantraccne,

benzopiren, fenol, cadmium, indol,karbarzoldan kresol. Zat-zat ini beracun,

mengiritasi dan menimbulkan kanker(karsinogen). Nikotin merupakan


27

komponen yang paling banyak dijumpai di dalamrokok. Berikut ini

disajikan gambar tentang komponen rokok:

Gambar 2.2 Komponen Utama Rokok

Tar, nikotin, dan karbonmonoksida merupakan tiga macam bahan kimia

yangpaling berbahaya dalam asap rokok. Tar adalah kumpulan dari beribu-

ribu bahan kimiadalam komponen padat asap rokok dan bersifat

karsinogenik. Pada saat rokok dihisap,tarmasuk ke rongga mulut sebagai

uap padat yang setelah dingin akan menjadi padat danmembentuk endapan

berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran napas, dan paru-

paru.Komponen tar mengandung radikal bebas, yang berhubungan dengan

resikotimbulnya kanker.Nikotin merupakan bahan yang bersifat toksik dan

dapat menimbulkanketergantungan psikis.Nikotin merupakan alkaloid alam

yang bersifat toksis, berbentukcairan, tidak berwarna, dan mudah

menguap.Zat ini dapat berubah warna menjadi coklatdan berbau seperti

tembakau jika bersentuhan dengan udara.Nikotin berperan

dalammenghambat perlekatan dan pertumbuhan sel fibroblast ligamen

periodontal,menurunkan isi protein fibroblast, serta dapat merusak sel

membran(Kusuma, 2019).
28

Gas Karbonmonoksida dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah

yang akanberpengaruh pada sistem pertukaran haemoglobin.

Karbonmonoksida memiliki afinitasdengan haemoglobin sekitar dua ratus

kali lebih kuat dibandingkan afinitas oksigenterhadap haemoglobin. Timah

hitam (Pb) merupakan komponen rokok yang juga sangatberbahaya. Partikel

ini terkandung dalam rokok sebanyak 0,5 μg. Batas ambang timah hitam di

dalam tubuh adalah 20 miligram per hari.Efek merokok yang timbul

dipengaruhi oleh banyaknya jumlah rokok yang dihisap, lamanya merokok,

jenis rokokyang dihisap, bahkan berhubungan dengan dalamnya hisapan

rokok yang dilakukan (Kusuma, 2019).

Kebanyakan orang yang merokok melakukannya karena mereka tidak bisa

berhenti. Nikotin merupakan zat yang sangat adiktif yang membuat orang

merasa berenergi dan waspada. Nikotin adalah obat yang secara alami ada di

tanaman tembakau dan terutama menyebabkan kecanduan seseorang yang

terdapat dalam produk tembakau, termasuk rokok.Selama merokok, nikotin

memasuki paru-paru dan diserap dengan cepat ke dalam aliran darah dan

menuju ke otak dalam hitungan detik. Nikotin menyebabkan kecanduan

akan produk rokok dan produk tembakau lainnya yang mirip dengan

kecanduan pada penggunaan obat-obatan seperti heroin dan kokain. Perokok

mendapatkan semacam semangat setelah rokok, dan akhirnya menyerah

pada keadaan putus nikotin karena mengalami keluhan sulit tidur dan

ketagihan.Sekitar 70% dari orang-orang yang berhenti merokok pada

akhirnya mulai lagi.Nikotin dalam rokok mempengaruhi mood dan kinerja

dan merupakan sumber dari kecanduan tembakau.Ini memenuhi kriteria


29

obat yang sangat adiktif, dalam hal ini adalah zat psikoaktif kuat yang

menyebabkan euforia, memperkuat penggunaan sendiri, dan menyebabkan

sindrom penarikan nikotin ketika tidak ada. Sebagai obat adiktif, nikotin

memiliki 2 efek yang sangat kuat, yang baik stimulan

dandepresan(Sampekalo, 2015).

Dan asap tembakau mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi perokok

dan bukan perokok. Menghirup asap tembakau sedikit saja bisa

berbahaya.Diperkirakan ada lebih dari 7.000 bahan kimia dalam asap

tembakau, dan setidaknya 250 yang diketahui berbahaya, termasuk hidrogen

sianida, karbon monoksida, dan amonia. Di antara 250 bahan kimia

berbahaya yang dikenal dalam asap tembakau, setidaknya 69 dapat

menyebabkan kanker. Bahan kimia penyebab kanker ini termasuk

arsenikum, bensol, berilium (logam beracun), 1,3-butadiena (gas

berbahaya), kadmium (logam beracun), kromium (unsur logam), etilen

oksida, nikel (unsur logam), polonium-210 (unsur kimia radioaktif) dan

vinil klorida. Bahan kimia beracun lainnya dalam asap tembakau yang

diduga menyebabkan kanker, adalah termasuk berikut formaldehida, benzo

pyrene, toluene(Sampekalo, 2015).

2.3.3 Jenis rokok

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Perbedaan ini didasarkan atas

pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokokdan

jenis filter pada rokok (yulianto,n.d).


30

Berikut jenis rokok berdasarkan bahan pembungkus:

1. Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.

2. Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.

3. Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun kertas.

4. Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya daun tembakau.

Sedangkan jenis rokok berdasarkan bahan baku atau isi rokok yaitu:

1. Rokok putih: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau

yang diberi bahan tertentu untuk mndapatkan efek rasa dan aroma

tertentu.

2. Rokok kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau

dan cengkeh yang diberi saus untuk mndapatkan efek rasa dan aroma

tertentu.

3. Rokok klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun

tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan

rasa dan aroma tertentu.

Jenis rokok berdasarka penggunaan filter terbagi menjadi dua yaitu:

1. Rokok filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.

2. Rokok non filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak

terdapat gabus.

Sedangkan jenis rokok berdsarkan pembuatannya sebagai berikut:

1. Sigaret kretek tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan

cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan atau alat bantu

lain.
31

2. Sigaret kretek mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya

mengunakan mesin. Sigaret kretek sendiri di katagorikan dalam dua

bagian diantaranya berikut:

3. Sigaret kretek mesin full flavor (SKM FF): rokok yang dalam proses

pembuatannya ditambah aroma rasa yang khas. Contohnya: gudang

garam filter Internasional, djarum super, dan lain-lain.

4. Sigaret kretek mesin ligh mild (SKM LM): rokok mesin yang

menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah, rokok jenis ini

jarang mengunakan aroma yang khas. Contohnya: A Mild, Clas Mild,

Star Mild, U Mild, LA Light, Surya Slim, dan lain-lain (Nurdiyana,

2017).

2.3.4 Definisi perilaku


Perilaku murupakan semua kegiatan atu aktifitas mausia baik yang dapat

diamati langsung maupaun yang tidak diamati pihak luar(Notoatmojo,

2007). Psikologi memandang perilaku manusia sbagai reaksi yang dapat

bersifat sederhana maupun komplek. Perilaku tidak hannya dapat di tinjau

dalam kaitannya dengan sikap manusia.Perilaku manusia tidaklah sederhana

untuk dipahami dan diprediksi. Begitu banyak faktor internal dan eksternal

yang dialami manusia sejak dirinya bertumbuh yg dapat mempengaruhi

perilaku. Sikap individu memegang peranan penting dalam menentukan

bagaimanakah perilaku seseorang di lingkungannya. Pada gilirannya secara

timbal balik akanmempengaruhi sikap dan perilaku. Interaksi antara situasi

lingkungan dengan sikap, dengan berbagai faktor didalamnya maupun diluar

diri individu akan membentuk suatu proses kompleks yang akhirnya

membentuk perilaku seseorang (Walgito, 2010).


32

Pembentukan perilaku dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Cara pembentukan perilaku dengan keadaan atau kebiasaan

Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan

kondisioning atau kebisingan. Dengan cara membiasakan diri untuk

berperilaku seperti yang diharapkan, akhirnya akan terbentuklah perilaku

tersebut.Cara ini didasarkan atas teori belajar keadaan yang dikemukakan

oleh Pavlov maupun oleh Thorndike dan Skinner mempunyai pendapat

yang tidak seratus persensamaan

2. Pembentukan perilaku dengan pengertian(insight)

Cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan

disertai dengan adanya pengertian.

3. Pembentukan perilaku dengan menggunakanmodel

Pemimpin dijadikan model atau contoh oleh yang dipimpinnya.Cara ini

didasarkan atas teori belajar sosial (social leaning theory) atau

observational learning theory(Walgito, 2010).

2.3.5 Definisi Perilaku Merokok


Perilaku merokok merupakan perilaku yang dilakukan seseorang berupa

membakar tembakau, menghisap, dan menghembuskan asapdari mulut.Pada

umumnya, prinsip dari perilaku merokok adalah sebagai tindakan untuk

memperoleh kenikmatan. Seseorang akan berperilaku merokok karena

sebelumnya Ia telah memiliki persepsi tertentu mengenai merokok.Selain itu

juga karena adanya kepuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan psikologis

yang dapat dipenuhi setelah merokok, yang dapat menjadi motivator kuat

seseorang untuk terus merokok (Lisnawati, 2014).


33

Menurut Laventhal dan Clearlyada empat tahap dalam perilaku merokok

sehingga seorang individu menjadi perokok, yaitu:

1. Tahap Preparatory

Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok

dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan yang

menimbulkan minat untuk merokok.

2. Tahap Initiation

Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan

atau tidak terhadap perilaku merokok.

3. Tahap Becoming a smoker

Tahap yang apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat

batang per hari, maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok.

4. Tahap Maintenance of smoking

Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan

diri (self-regulating).Merokok dilakukan untuk memperoleh efek

fisiologis yang menyenangkan (Lisnawati, 2014).

Menurut (Suhardi et al. dalam Solihin 2011) Perilaku merokok itu sendiri

terbagi ke dalam beberapa kategori :

1. Perilaku merokok berat (merokok lebih dari 20 batang per hari)

2. perilaku merokok sedang (merokok 11-20 batang per hari), dan

3. perilaku merokok ringan (merokok 1-10 batang per hari)

Sementara Smet (1994), juga membagi perilaku merokok ke dalam tiga

kategori yaitu
34

1. perilaku merokok kategori ringan (menghisap rokok 1-4 batang dalam

sehari)

2. perilaku merokok kategori sedang (menghisap rokok 5-14 batang

dalam sehari).

3. dan perilaku merokok kategori berat (menghisap rokok lebih dari 14

batang rokok dalam sehari) (Lisnawati, 2014)

5. Lama merokok

lamanya berlangsung adalah waktu yang di perlukan seseorang untuk

melakukan suatu tindakan. Aspek ini sangatlah berpengaruh bagi

perilaku merokok seseorang. Dari aspek inilah dapat di ketahui perilku

merokok seseorang apakah dalam menghisapnya lama atau tidak

di kategorikan perokok ringan jika nilai 76-100, perokok sedang 56-75%,

dan perokok berat < dari 56 % (nursalam, 2013).

2.3.6 Faktor pengaruh perilaku merokok

Ada dua aspek yang mempengaruhi faktor pengaruh perilaku merokok

diantaranya sebagai berikut:

1. Aspek subyektif individu

Aspek subyektif individu merupakan segala hal yang masih berada dalam

diri individu yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam

kehidupan sehari-hari. Dalam kaitannya dengan rokok, aspek subyektif

individu ini diduga terdiri dari beberapa hal, diantaranya adalah:

1) Pengetahuan
35

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya

(Notoatmodjo 2007).Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa

pengetahuan merupakan hasil gabungan antara kemampuan,

pengalaman, intuisi, gagasan, dan motivasi dari sumber yang

kompeten sehingga membentuk sebuah informasi dan data. Konsep

adopsi perilaku menyatakan bahwa sebelum seseorang mengadopsi

suatu perilaku tertentu, Ia akan melewati tahap awal yang disebut

awareness yaitu adanya kesadaran akan adanya suatu stimuli tertentu.

Artinya orang tersebut akan mempunyai sebuah pengetahuan baru

yang disebabkan adanya stimuli yang diterimanya. Perilaku merokok

yang terjadi pada seseorang merupakan buah dari proses panjang yang

dimulai dari adanya pengetahuan yang disebabkan oleh suatu stimuli

tertentu. Stimuli tersebut dapat berasal dari lingkungan sosial maupun

media informasi.

2) Persepsi

Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi seseorang untuk merokok

yaitu:

a. Sikap dan kepercayaan terhadap merokok.

b. Pengaruh proses sosial

c. Proses konsep diri

Seseorang akan berperilaku merokok karena sebelumnya Ia telah

memiliki persepsi tertentu mengenai merokok. Persepsi itu sendiri

merupakan proses pengaturan dan penerjemahan informasi sensorik


36

oleh otak. Perilaku merokok merupakan suatu perilaku yang dapat

menimbulkan persepsi tertentu pada diri seseorang.Setiap orang akan

memiliki persepsi yang bersifat positif ataupun negatif terhadap suatu

objek atau stimulus tertentu. Persepsi terhadap merokok ini terbentuk

melalui melihat, mendengar, dan membaca berdasarkan

pengalaman.Melihat dari berbagai penjelasan tertang persepsi ini,

dapat disimpulkan bahwa pengertian persepsi berbeda dengan sikap.

Persepsi dipandang sebagai proses pengorganisasian dan

penginterpretasian terhadap suatu stimuli tertentu, sedangkan sikap

adalah kecenderungan individu untuk berperilaku tertentu berdasarkan

hasil persepsinya. Persepsi berperan penting dalam pembentukkan

perilaku individu.Individu cenderung mempunyai perilaku yang

sejalan dengan persepsinya.

3) Pilihan Motif Merokok

Menurut hasil riset yang telah ditemukan sebelumnya, pengambilan suatu

keputusan yang dilakukan oleh seseorang dalam hal pangan dapat

dikatakan sebagai kegiatan yang cukup kompleks karena dipengaruhi

oleh berbagai macam aspek dan interaksi antar aspek. Pengambilan

keputusan ini bisa diambil secara sadar maupun tidak sadar.

Keputusan yang diambil secara tidak sadar dalam pemilihan konsumsi

suatu panganbiasanya disebabkan oleh faktor kebiasaan. Keteraturan

dalam konsumsi, pembelian, dan perilaku lain akan menciptakan suatu

kebiasaan atau kecenderungan perilaku untuk ulangi dan dilakukan

secara otomatis oleh keadaan yang juga berulang. Seseorang akan


37

terus mengulangi perilaku masa lalu mereka dalam konsumsi pangan,

meskipun memegang niat yang tidak sesuai secara sistematis dengan

tingkat pengulangan yang tinggi.

2. Aspek objektif individu

Selain aspek yang ada dalam diri individu atau aspek subyektif individu,

terdapat juga aspek lain yang berada di luar diri individu atau disebut

sebagai aspek obyektif individu yang diduga dapat mempengaruhi

perilaku merokok. Aspek obyektif individu ini terdiri atas jumlah uang

saku atau pendapatan yang diterima setiap bulan, sumber uang saku atau

pendapatan yang diterima setiap bulan, dan dukungan sosial teman

sebaya.

Jumlah pendapatan merupakan jumlah nominal uang yang diperoleh

individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari selama sebulan terakhir.

Jumlah pendapatan yang diterima individu ini diduga dapat

mempengaruhi perilaku merokok.Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Tjahjaprijadi dan Indarto (2003) menunjukkan bahwa pada rokok Sigaret

Kretek Tangan (SKT), tingkat pendapatan memiliki nilai probabilitas

yang lebih besar dari tingkat signifikansi yang artinya tingkat pendapatan

tidak berpengaruh terhadap konsumsi rokok SKT. Pendapatan perokok

tidak menentukan banyaknya rokok SKT yang dikonsumsi, faktor

ketagihan terhadap rokok SKT juga tidak dipengaruhi oleh pendapatan

perokoknya.Sementara hasil dari rokok Sigaret Kretek Mesin (SPM),

manunjukkan adanya pengaruh tingkat pendapatan terhadap konsumsi

rokok SPM. Artinya bahwa kenaikan dari tingkat pendapatan akan


38

direspon dengan naiknya konsumsi rokok SPM. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendapatan

perokok dengan konsumsi rokoknya(Lisnawati, 2014).

2.3.7 Dampak perilaku merokok

Menurut Nasution (2007) mengklarifikasikan dampak perilaku merokok

menjadi dua bagian yaitu:

1. Dampak positif

Manfaat rokok bagi perokok adalah mengurangi keteganganyang individu

rasakan, membantu konsentrasi untuk menghasilkan sebuah karya,

memunculkan ide-ide atau insprirasi, upaya memperoleh dukungan sosial

dan menjadi relaksasi yang menyenangkan.

2. Dampak negative

Meskipun saat ini sudah tersedia rokok yang memiliki kandungan tar dan

nikotin yang rendah, tetapi tidak ada rokok yang aman bagi kesehatan.

Adapun penyakit yang dapat disebabkan oleh rokok seperti; kanker

mulut, kangker faring, kangker paru, penyakit jantung coroner, dan lain-

lainnya (Nurdiyana, 2017).

2.4 Hubungan Perilaku merokok Dengan Kebersihan Gigi Dan Mulut

Penelitian yang dilakukan penelitiAndriyani(2007) pada siswa smk

di bandar lampung, didapat bahwaresponden yang tidak merokok memiliki

kebersihan gigi dan mulut baik sebanyak35 responden, sedang 32 responden

danburuk 6 responden, sedangkan respondenyang merokok memiliki

kebersihan gigidan mulut baik sebanyak 3 responden,sedang 13 responden


39

dan buruk 23responden dari jumlah total responden 112

responden(Andriyani, 2017).

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti wulandari

(2016) di Desa Poyowa Kecil Kecamatan Kota Mobagu, berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa dari 58 responden yang

memiliki kebiasaan merokok sedang dengan kesehatan gigi dan mulut yang

tidak sehat berjumlah 21 responden (36,2%) lebih banyak disbanding

merokok ringan dengan kesehatan gigi dan mulut tidak sehat 3 responden

(5,2%). Sedangkan kebiasaan merokok berat dengan kesehatan gigi dan

mulut yang tidak sehat berjumlah 12 responden (20,7%).Dari hasil

penelitian terlihat bahwamayoritas perokok sedang dengan kesehetangigi

dan mulut yang tidak sehat (36,2%), hal initerlihat dari banyaknya

responden merokoksejak usia <20 tahun, dengan usia yangresponden 36-45

tahun (60,3%).(Wulandari Asiking, 2016).

Dari penelitian-penelitan diatas menunjukkan bahwa ada hubungan

antara perilaku merokok dengan kebersihan mulut dan gigi. Hal ini

olehkandungan pada rokok salah satunya tar dapat menyebabkan adanya

penodaan pada gigi, permukaan gigi akan menjadi kasar dan

mempercepatakumulasi plak pada gigi yang menandakan buruknya

kebersihan gigi dan mulut perokok. Hal ini juga berakibat Bau mulut

disebabkan oeh tar dan nikotin yang berasal dari rokok yang berakumulasi

di gigi dan jaringan lunak mulut.


BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Pria dewasa yang merokok di desa Banjar


Dowo jombang

Faktor yang mempengaruhi prilaku Faktor yang mempengaruhi


merokok: kebersihan gigi dan mulut:
1. Aspeksubjektifindividu 1. Posisi
a. Pengetahuan 2. Tindakan oral hygine
b. Presepsi 3. Anatomi gigi
c. Pilihan Motif Merokok 4. Gesekan
2. AspekObjektifIndividu 5. Struktur permukaan gigi
a. Pendapatan per bulan
b. Teman sebaya
c. sosial

Prilaku merokok : Kebersihan gigi dan mulut :


1. Jumlah rokok yang di hisap 1. Permasalahan gigi dan
per hari rongga mulut
2. Jenis rokok yang di hisap 2. Pemeliharaan kebersihan gigi
3. Lama Merokok dan mulut

Ringan Sedang Berat Baik Sedang Buruk

Keterangan :

= Di Teliti = Mempengaruhi
= Tidak di Teliti

Gambar 3.1 :Kerangka Konseptual Hubungan Merokok Dengan Kebersihan Gigi


Dan Mulut Pada Pria Dewasa Di Desa Sambong Jombang.

41
42

Kerangka konseptual adalah model konseptual yang berkaitandengan

bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan beberapa

faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2014).

3.1 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian.

Biaasanya hipotesis ini di rumuskan dalam bentuk hubungan antara dua

variable(Notoatmodjo, 2010). Hipotesis sebagai hubungan yang diperkirakan

secara logis antara dua atau lebih variable yang diungkapkan dalam bentuk

pertanyaan yang dapat diuji(Nursalam, 2013).

H1: Ada hubungan perilaku merokok dengan kebersihan gigi dan mulut pada

pria dewasa.
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu yang vital dalam penelitian yang

memungkinkan memaksimalkan suatu control beberapa faktor yang bisa

mempengaruhi validasi suatu hasil. Desain riset sebagai petunjuk penelitian

dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan

atau menjawab suatu pertayaan(Nursalam, 2013).

Dalam penelitian ini menggunakan model Cross Sectional yaitu jenis

penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variable

independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat(Nursalam, 2013).

4.2 Rancangan Penelitian

Rancanganpenelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam

penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi akurasi atau hasil. Istilah rancangan penelitian di

gunakan dalam dua hal; pertama, rancangan penelitian merupakan suatu

strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum

perencanaan akhir pengumpulan data; dan kedua, rancangan penelitian di

gunakan untuk mengidentifikasikan struktur penelitian yang akan di

laksanakan (Nursalam 2016 ).

43
44

Penelitian ini di lakukan dengan menggunakan korelasi atau Analitik

cross sectionalyang mengkaji hubungan antara variabel secara cross

sectional yaitu menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel

independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat

4.3 Waktu Dan Tempat Penelitian

4.3.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dari perencanaan penyusunan proposal sampai

dengan penyusunan laporan hasil akhir di laksanakan pada bulan Maret

sampai Agustus 2019.

4.3.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaaksanakan di Desa di Desa Banjar Dowo Jombang.

4.4 Populasi, Sampel Dan Sampling

4.4.1 Populasi

Populasi adalah setiap subjek (missal manusia, pasien) yang

memenuhi kreteria yang ditetapkan (Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini

populasi yang digunakan adalah pria dewasayang merokok di Desa Banjar

Dowo Jombang sebanyak 50 orang.

4.4.2 Sampel

Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat di

pergunakan sebagai subjek penelitian (Nursalam, 2013).Sampel pada

penelitian ini adalah sebagian pria dewasa di Desa Banjar Dowo jombang

yang berjumlah 44 orang.Dalam menentukan jumlah sampel, penelitian

menggunakan rumus Slovin dengan kesalahan 5% atau 0,05yaitu sebagai

berikut:
45

n=

Keterangan:

n= Jumlah elemen /anggota sampel

N= Jumlah elemen /anggota populasi

e= Error level / tingkat kesalahan, 5% atau 0.05

n=

n= = 44,24 = 44 Responden

Jadi jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebayak 44 orang perokok

4.4.3 Sampling

Sampling penelitian adalah suatu proses seleksi sampel yang di

gunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel

akan mewakili keseluruan populasi yang ada. Teknik sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Probability Sampling dengan

metodeSimple Random Sampling adalah teknik pengambilan anggota

sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

strata dalam populasi tersebut(Arikunto, 2010).


46

4.5 Jalannya Penelitian (Keangka Kerja)

Rumusan Masalah

Desain penelitian
Analitik dengan jenis cross sectional

4.6 Identifikasi Variabel Populasi


Semua pria dewasa di desa banjar dowo yang
Menurut Sugiyono (2016) pengertian
berprilaku merokok / pernah merokokvariabel penelitian adalah
sejumlah 50 orang
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari


Sampel
Sebagian
dan kemudian pria dewasa
di tarik di desa banjar
kesimpulannya. Dalamdowo
penelitian ini terdiri variabel
yang berprilaku merokok / pernah
merokok) sebanyak
bebas ( independen 44 orang
dan variabel terikat ( dependen). Adapun

penjelasannya sebagai berikut :


Sampling
4.6.1 Variabel Independen (Variabel Bebas)
Simple Random Sampling
Menurut Sugiyono (2016) variabel bebas adalah variabel yang
Pengumpulan data
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
Kuesioner,Observasi
variabel dependen (terika). Dalam penelitian ini variabel independennya

adalah perilaku merokok


Pengolahan data

4.6.2 Editing, (Variabel


Variabel Dependen Coding, Scoring,
Terikat)Tabulating

Menurut sugiyono (2016) variabel bebas adalah variabel yang di


Analisa data
pengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam
Rank spearman
penelitian ini variabel dependennya adalah kebersihan gigi dan mulut.

Penutup Kesimpulan

Gamba 4.1Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Prilaku Merokok Dengan


Kebersihan Gigi Dan Mulut Pada Pria Dewasa Di Desa Banjar Dowo
47

4.7 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

dapat memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran

secara cermat dalam suatu objek atau fenomena yang dapt diulang oleh

orang lain(Nursalam, 2013).

Tabel 4.2 Definisi operasional hubungan perilaku merokok dengan


kebersihan gigi dan mulut pada pria dewasa diDesa Banjar
Dowo Jombang.

Variable Definisi Opersional Parameter Alat Ukur Skala Skor

perilaku Prilaku yang 1. Jumlah Kuesioner Nominal Skala Likert:


merokok dilakukan pria rokok yang Pertanyaan positif
pada pria dewasa berupa di hisap per diberi skor:
dewasa membakar hari Selalu (SL): 4
tembakau, 2. Jenis rokok Sering (SR): 3
menghisap, dan yang di hisap Kadang-kadang
menghembuskan 3. Lama (KK):2
Merokok
asap dari mulut. Jarang (J): 1
Tidak Pernah (TP):
0
Pernyataan Negatif
diberi skor:
Selalu (SL): 1
Sering (SR): 2
Kadang-kadang
(KK):3
Jarang (J): 4
Tidak Pernah (TP):
0
Dengan kreteria
Skore:
1.Perokok ringan
0-14
48

2.Perokok sedang
15-28
3.Perokok berat 29
-42
(Nursalam, 2013)

kebersihan Suatu keadaan 1. Permasalaha Observasi Ordinal 1. 0,0-0,2 ( baik ): (1)


gigidan dimana gigi geligi n gigi dan 2. 1,3-3,0 (sedang ):
mulut yang berada mulut (2)
pada pria dalam rongga 2. Pemeliharaan 3. 3,1-6,1 (buruk): (3)
dewasa mulut dalam kebersihkan
keadaan yang gigi dan
bersih mulut

4.8 Pengumpulan Dan Analisa Data

4.8.1 Instrumen

Instrument adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

(Notoatmodjo, 2010).Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner sejumlah pertanyan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal pribadinya atau hal

yang diketahui.Kuesoner yang digunkan bersifat tertutup, dimana kuesioner

tersebut sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih

(Arikunto, 2010).

4.8.2 Prosedur Penelitian


49

Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah sebagai

berikut:

1. Mengurus surat pengantar penelitian ke Stikes ICMI Jombang

2. Mengurus surat pengantar dari Dinkes Jombang untuk ditujukan ke

Puskesmas Pulo Lor

3. Mengurus surat pengantar dari Stikes ICMI Jombang ke Desa Banjar

Dowo

4. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan bila bersedia

menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani informed

consent

5. Membagikan lembar kuesioner, peneliti mendampingi responden saat

pengisian kuesioner. Responden di berikan kesempatan untuk bertanya

dan di haruskan menjawab semua pertanyaan.

6. Setelah semua pertanyaan di jawab kuesioner di kumpulkan kembali dan

di periksa oleh peneliti. Peneliti memvalidasi kuesioner untuk melihat

kelengkapan kuesioner dan di lakukan penyusunan laporan hasil

penelitian.

4.8.3 Pengolahan data

Data yang di peroleh kemudian di olah, sedangkan penyajian

datanya di lakukan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan

presentasi dan pengolahan tabel. Sebelum data di olah secara sistematik

terlebih dahulu di tanyakan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing
50

Edititing adalah hasil wawancara, angket atau hasil pengamatan dari

lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.Secara

umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan

perbaikan isian formuliratau kuesioner tersebut (Notoatmodjo, 2010).

2. Coding

Menurut Notoadmodjo (2010) coding adalah data di dasarkan pada kategori

yang di buat berdasarkan petimbangan penulisan sendiri.

1.) Usia

Umur 21- 40 = U1

Umur 40 -60 = U2

2.) Pekerjaan

Wirausaha = P1

Tani= P2

Pegawai= P3

3.) Pendidikan

Pendidikan dasar (sd,smp) = P1

Pendidikan menengah = P2

Perguruan tinggi = P3

4.) Lama merokok

Merokok <5 tahun= 1

Merokok 5-9 tahun= 2

Merokok > 10 tahun = 3

5.) Pernah memperoleh informasi tentang rokok dengan kebersihan gigi

dan mulut
51

Ya =1

Tidak =2

3. Scoring

1) Skoring prilaku merokok

Skor untuk pernyataan positif skor 5 dan tidak skor 1

Skor untuk pernyataan negatif tidak skor 1 dan ya skor 5

a. Perokok ringan 0-14

b. Perokok sedang 15-28

c. Perokok berat 29 - 42

2) Skoring kebersihan gigi dan mulut

Menurut standar WHO, OHI-S adalah sebagai berikut :

OHI-S = 0,0 – 1,2 ( baik )

1,3 – 3,0 ( sedang )

3,1 – 6,0 ( buruk )

4. Tabulating

Menurut ( Arikunto,2010 ) tabulating adalah mengelompokkan

data ke dalam satu tabel tertentu menurut sifat-sifat yang di miliki. Pada

data ini di anggap bahwa data telah di proses sehingga harus segera di

susun dalam satu format yang telah di rancang.

Adapun hasil pengolahan data tersebut di interpretasikan

menggunakan skala kumulatif :

100 % = seluruhnya

76 % - 99 % = hampir seluruhnya

51 – 75 % = sebagian besar dari responden


52

50 % = setengah responden

26 – 49 % = hampir dari setengahnya

1 % - 25 % = sebagian kecil dari responden

1 % = tidak ada satupun dari responden

4.8.4 analisis data

1. Analisa univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik stiap varabel penelitian.Pada umumnya analisis ini hanya

menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo,

2010).Dalam penelitian ini variabel prilaku merokok dengan kebersihan

gigi dan mulutpada pria dewasa

1.) Prilaku merokok

Untuk mengukur prilaku merokok di gunakan skala Likert untuk

pernyataan positif bila di jawab Selalu (SL): 4, Sering (SR): 3,

Kadang-kadang (KK): 2,Jarang (J): 1, Tidak Pernah (TP): 0,

sedangkan untuk pernyataan negativ bila di jawab Selalu (SL): 1,

Sering (SR): 2, Kadang-kadang (KK):3, Jarang (J): 4, Tidak Pernah

(TP): 0. Dalam penelitian ini untuk mengetahui prilaku merokok di

analisis dengan rumus :

p= x 100

keterangan :

P : nilai yang di dapat

F: skor yang di dapat


53

N : skor maksimal

Kriteria :

Perokok ringan 0 – 14

Perokok sedang 15 – 28

Perokok berat 29 - 42

2.) Kebersihan gigi dan mulut

Untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut dengan menggunakan suatu

indeks yang di sebut Oral Hygine Index Simplified(0HI-S). Dalam

peneitian ini untuk mengetahui kebersihan gigi dan mulut di analisi

dengan rumus :

P= x 100

Keterangan :

P : Nilai yang di dapat

F : skor yang di dapat

N : skor maksimal

Menurut kriteria setandar WHO, OHI-S sebagai berikut :

0,0 - 1,2 ( baik )

1,3 – 3,0 ( sedang )

3,1 – 6,0 ( buruk )

2. Analisa bivariat

Analisis yang di gunakan terhada dua variabel yang di duga

berhubungan atau berkorelasi(Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini


54

yatu prilaku merokok dengan kebersihan gigi dan mulut pada pria

dewasa.

Untuk mengetahui hubungan antar dua variabel apakah signifikan

atau tidak dengan kemaknaan 0,05 dengan menggunakan uji rank

spearmandengan software spss 16, dimana p <0,05 maka ada hubungan

kebiasaan merokok dengan kebersihan gigi dan mulut di desa Banjar

Dowo Jombang.

4.9 EtikaPenelitian
4.9.1Iformed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujua nantara peneliti

dengan responden.Informed consent tersebut di berik ansebelumpenelitian

di lakukan sebelum penelitian di lakukan dengan memberika nlembar

persetujuan untuk menjad iresponden. Tujuaninformed consentadalah agar

subjek mengerti maksud dantujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya.

4.9.1 Anonimiti (tanpanama)

Masalahetikamerupakanmasalah yang memberikan jamin andalam

penggunaans ubjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

akan di sajikan.

4.9.2 Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasi lpenelitian, baik informasi maupun masalah –

masalahlainnya.Semuainformasi yang telah di kumpulkan di


55

jaminkerahasiaanolehpeneliti,hanyakelompok data tertentu yang akan di

laporkanpadahasilriset(Hidayat, 2
BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang meliputi gambaran secara

umum lokasi penelitian gambaran umum responden (usia, pekerjaan, pendidikan, lama

merokok, pernah memperoleh informasi, sumber informasi) dan data khusus yang berkaitan

dengan perilaku merokok dan observasi kebersihan gigi dan mulut. Data data tersebut

diperoleh dengan memberikan kuesioner perilaku merokok dan mengobservasi kebersihan

gigi dan mulut pada responden yang berjumlah 44 pria dewasa.

Dalam bab ini akan dibahas pula tentang bagaimana hubungan perilaku merokok

dengan kebersihan gigi dan mulut pada pria dewasa. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli

dengan jumlah responden sebanyak 44 pria dewasa.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Banjardowo merupakan desa yang terletak di Kecamatan Jombang Kabupaten

Jombang. Desa Banjardowo terdiri dari tujuh dusun, yaitu Banjardowo, Gempol Pahit,

Banjarkerep, Banjar Agung, Gedang Karet, Sumber Winong, Sendang Rejo. Berdasarkan

letak desa Banjardowo memiliki batas wilayah sebagai berikut : sebelah utara berbatasan desa

Ploso Geneng, sebelah timur berbatasan desa Denanyar, sebelah barat berbatasaan desa

Sumber Rejo, sebelah selatan berbatasan desa Perak.

56
57
57

5.1.2 Data Umum

1. Karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pada umur di Dusun Sendang
rejo Desa Banjardowo Kabupaten Jombang pada bulan Juli 2019.

No Umur Frekuensi Persentase


(%)
1. 21-40 tahun 40 90,9
2. 40-60 tahun 4 9,1
. Total 44 100
Sumber data primer 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden berdasarkan umur

menunjukkan hampir seluruhnya responden berumur 21-40 tahun sebanyak 40 responden

(90,9%).

2. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di Dusun Sendang


rejo Desa Banjardowo Kabupaten Jombang pada bulan Juli 2019.

No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)


1. Wiraswasta 18 40,9
2. Petani 26 59,1
. Total 44 100
Sumber data primer 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden berdasarkan

pekerjaan menunjukkan sebagian besar responden sebagai petani sebanyak 26 responden

(59,1%).

3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan


58

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pada pendidikan di Dusun


Sendang rejo Desa Banjardowo Kabupaten Jombang pada bulan Juli 2019.

No Pendidikan Frekuensi Persentase( %)


1. Pendidikan dasar 32 72,7
2. Pendidikan menengah 12 27,3
Total 44 100
Sumber data primer 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden berdasarkan

pendidikan menunjukkan sebagian besar responden pendidikan dasar sebanyak 32 responden

(72,7%).

4. Karakteristik responden berdasarkan lama merokok

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pada lama merokok di Dusun
Sendang rejo Desa Banjardowo Kabupaten Jombang pada bulan Juli 2019.

No Lama merokok Frekuensi Persentase


(%)
1. Merokok 5-9 tahun 29 65,9
2. Merokok lebih dari 10 tahun 15 34,1
Total 44 100
Sumber data primer 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden berdasarkan lama

merokok menunjukkan sebagian besar responden merokok selama 5-9 tahun sebanyak 29

responden (65,9%).

5. Karakteristik responden berdasarkan pernah memperoleh informasi tentang rokok


dengan kebersihan mulut dan gigi

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pada pernah memperoleh


informasi tentang rokok dengan kebersihan mulut dan gigi di Dusun
Sendang rejo Desa Banjardowo Kabupaten Jombang pada bulan Juli 2019.
59

No Sumber Frekuensi Persentase (%)


informasi
1 Internet/tv 11 25,0
2 Teman / 4 9,1
keluarga
3 Petugas 29 65,9
kesehatan
Total 44 100
Sumber data primer 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden berdasarkan pernah

memperoleh informasi tentang rokok dengan kebersihan mulut dan gigi adalah seluruhnya

pernah memperoleh informasi tentang rokok dengan kebersihan mulut dan gigi sebanyak 44

responden (100%).

6. Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pada sumber informasi di


Dusun Sendang rejo Desa Banjardowo Kabupaten Jombang pada bulan Juli
2019.

No Sumber informasi Frekuensi Persentase (%)


1. Internet/TV 11 25,0
2. Teman/keluarga 4 9,1
3. Petugas kesehatan 29 65,9
Total 44 100
Sumber data primer 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden berdasarkan sumber

informasi menunjukkan sebagian besar responden sumber informasi melalui petugas

kesehatan sebanyak 29 responden (65,9%).

5.1.3 Data khusus


60

Data khusus ini akan di bahas hasil distribusi frekuensi perilaku merokok dan observasi

kebersihan gigi dan mulut di dusun Sendangrejo desa Banjardowo kabupaten Jombang.

1. Karakteristik responden berdasarkan perilaku merokok

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pada perilaku merokok di


Dusun Sendangrejo Desa Banjardowo Kabupaten Jombang pada bulan Juli
2019.

No Perilaku Frekuensi Persentase (%)


merokok
1. Ringan 14 31,8
2. Sedang 26 59,1
3. Berat 4 9,1
Total 44 100
Sumber data primer 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil responden perilaku merokok

sebagian besar merokok sedang sebanyak 26 responden (59,1%).

2. Karakteristik responden berdasarkan observasi kebersihan gigi dan mulut

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pada observasi kebersihan gigi
dan mulut di Dusun Sendang rejo Desa Banjardowo Kabupaten Jombang
pada bulan Juli 2019.

No Observasi kebersihan Frekuensi Persentase (%)


gigi dan mulut
1. Baik 5 11,4
2. Sedang 33 75,0
3. Buruk 6 13,6
Total 44 100
Sumber data primer 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil responden observasi kebersihan gigi dan

mulut sebagian besar kebersihan sedang sebanyak 33 responden (75,0%).


61

3. Karakteristik responden berdasarkan hubungan perilaku merokok dengan kebersihan

gigi dan mulut di dusun Sendang rejo Desa Banjardowo Kabupaten Jombang

Tabel 5.9 Tabulasi silang dan analisis perilaku merokok dengan kebersihan mulut dan
gigi di Dusun Sendangrejo Desa Banjardowo Kabupaten Jombang pada
bulan Juli 2019.

Perilaku Kebersihan Gigi dan mulut Total


merokok
Baik Sedang Buruk
Merokok 2 10 2 14
ringan
(14,3%) (71,4%) (14,3%) (100%)
Merokok 3 20 3 26
sedang
(11,5%) (76,9%) (11,5%) (100%)
Merokok 0 3 1 4
berat
(0%) (75,0%) (25,0%) (100%)
Uji Rank sparman= 0,003
Sumber data primer 2019

Berdasarkan distribusi tabulasi silang perilaku merokok ringan sebanayak 14 orang dengan

kebersihan gigi dan mulut baik sebanyak 2 orang (14,3%), sedangkan yang sedang sebanyak

10 orang (71,4%) dan buruk sebanyak 2 orang (14,3%). Perilaku merokok sedang sebanyak

26 orang dengan kebersihan mulut dan gigi baik sebanyak 3 (11,5%), sedangkan yang sedang

20 orang (76,9%) dan buruk 3 orang (11,5%). Untuk perilaku merokok berat sebanyak 4

orang dengan kebersihan mulut dan gigi sedang 3 orang (75,0%) dan buruk 1 orang (25,0%).

Dari hasil uji statistik Rank sparman diperoleh angka signifikan atau nilai P Value= 0,003

yang berarti <(0,05), maka H1 diterima, yaitu ada hubungan perilaku merokok dengan

kebersihan gigi dan mulut di dusun Sendang rejo desa Banjardowo kabupaten Jombang.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Perilaku merokok


62

Perilaku merokok berdasarkan penelitian di dusun Sendangrejo desa Banjardowo

kecamatan Jombang kabupaten Jombang di dapatkan bahwa, sebagian besar dalam kategori

merokok sedang sebanyak 26 responden (59,1%).

Sebagian besar pria dewasa berperilaku merokok sedang, karena mereka beranggapan

merokok sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, selain itu perokok beranggapan ketika

merokok dapat memberikan kepuasan tersendiri seperti merasa lebih tenang. Menurut

peneliti, hasil penelitian ini menunjukan bahwa merokok dapat menyebabkan munculnya

berbagai kondisi patologis dalam rongga mulut seperti bau mulut, gigi kecoklatan yg di

sebabkan oleh rokok serta terbentuknya plak pada gigi. Kebanyakan orang yang merokok

melakukannya karena mereka tidak bisa berhenti hal ini di sebabkan oleh kandungan nikotin

yang ada pada rokok tersebut.

Hal ini sesuai dengan teori (Kusuma, 2019). Yang menyatakan bahwa merokok menjadi

kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat. Meskipun telah terbukti dapat

menyebabkan munculnya berbagai kondisi patologis, secara sistemik maupun lokal dalam

rongga mulut, tetapi kebiasaan merokok ini sangat sulit untuk dihilangkan.

Pada tabel 5.1 di atas dapat di lihat bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan

umur menunjukan sebagian besar ber umur 21- 40 tahun sebanyak 40 responden (90,9%).

Sebagian besar pria dewasa berprilaku merokok pada tahap usia dewasa awal, karena

pada masa ini, seseorang di tuntut untuk melepaskan ketergantungannya dan berusaha untuk

dapat mandiri. Menurut peneliti awal mula responden mencoba-coba untuk merokok dan

pada akhirnya ketagihan.

Teori yang dinyatakan oleh (Elizabeth 2011). Menyatakan bahwa masa dewasa awal

adalah pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan

masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa
63

ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreatifitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang

baru yatu kisaran antara umur 21-40 tahun.

Pada tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa setengah dari responden bekerja sebagai petani

26 responden (59,1%).

Perilaku merokok di dusun sendang rejo dapat di pengaruhi oleh faktor lingkungan sosial.

Menurut peneliti sebagian besar pekerjaan responden menjadi petani. Bahkan responden

menyatakan sering merokok waktu berada di sawah bersama masyarakat setempat.

Teori yang dinyatakan oleh (Smet, 1994). Menyatakan bahwa lingkungan sosial

berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan, dan perhatiaan individu pada perokok. Seorang

berperilaku merokok dengan memperhatikan lingkungan sosialnya. Kebiasaan budaya, kelas

sosial, tingkat pendidikan, dan gengsi pekerjaan akan mempengaruhi perilaku merokok pada

individu.

Pada tabel 5.4 diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden berdasarkan lama merokok

menunjukkan sebagian besar responden merokok selama 5-9 tahun sebanyak 29 responden

(65,9%).

Perokok pria dewasa di dusun sendang rejo masuk dalam kategori maentenance of

smoking yaitu suatu tahapan perokok mendapatkan kepuasan terhadap kebutuhan psikologis

yang dapat dipenuhi setelah merokok. Menurut peneliti berdasarkan kuesioner nomor satu

menjelaskan tentang jumlah rokok yang di hisap per hari, responden menyatakan bahwa

merokok sekitar 11-20 perhari dengan jangka waktu lama merokok 5-9 tahun.

Teori yang di kemukakan oleh (Lisnawati, 2014). Seseorang akan berperilaku merokok

karena sebelumnya Ia telah memiliki persepsi tertentu mengenai merokok.Selain itu juga

karena adanya kepuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan psikologis yang dapat dipenuhi

setelah merokok, yang dapat menjadi motivator kuat seseorang untuk terus merokok.
64

5.2.2 Kebersihan gigi dan mulut

Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat bahwa hasil responden observasi kebersihan gigi dan

mulut sebagian besar kebersihan sedang sebanyak 33 responden (75,0%).

Kebersihan gigi dan mulut merupakan suatu keadaan dimana gigi geligi yang berada dalam

ronggo mulut dalam keadaan yang bersih, bebas dari plak dan dari kotoran yang lain yang

berada dalam permukaan gigi , dan sisa makanan dan tidak tercium bau busuk dari mulut. Di

tempat penelitian ini, kebersihan mulut dan gigi pada pria dewasa sebagian besar dengan

kebersihan sedang, ada yang terkena plak, mulut berbau asap rokok, bibir hitam. Hal tersebut

dikarenakan adanya perilaku merokok pada masyarakat.

Adapun faktor yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut adalah diet makanan yang

meliputi diet makanan yang lunak, manis dan melekat akan mempercepat terbentuknya plak,

dibandingkan dengan diet makanan yang cair dan berserat, keras. Sedangkan faktor yang

mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut menurut faktor lingkungan sekitar meliputi

lamanya waktu dan frekwensi makan dalam kegiatan sehari-hari. Bila seseorang

mengabaikan kebersihan gigi dalam jangka waktu yang lama dan makin seringnya frekwensi

makan manis dan melekat akan semakin sering dan mudah plak tumbuh dan berkembang

pada permukaan gigi (Andriyani, 2017). Mulut merupakan pintu gerbang utama di dalam

sistem pencernaan. Makanan dan minuman akan di proses di dalam mulut dalam bantuan

gigi-geligi, lidah, dan saliva. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu

upaya meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan

minuman tetapi fungsi mulut lebih darai itu dan tidak banyak orang menyadarai besarnya

peranan mulut bagi kesehatan dan kesejahteraan seseorang.oleh karena itu karena itu

kesehatan gigi dan mulut sangat berperan dalam menunjang kesehatan seseorang.
65

Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus di lakukan

perawatan secara berkala. Perawatan dapat di mulai dari memperhatikan diet makanan,

jangan terlalu banyak makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket.

Pembersihan plaks dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan caranya

jangan sampai merusak terhadap struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi dan

penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yan sudah tidak bisa

di pertahankan lagi dan merupakan fokal infeksi. Kunjungan berkala ke dokter gigi setiap

enam bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada keluhan.

5.2.3 Hubungan perilaku merokok dengan kebersihan mulut dan gigi

Hasil uji statistik Rank sparman diperoleh angka signifikan atau nilai P Value= 0,003

yang berarti <(0,05), maka H1 diterima, yaitu ada hubungan perilaku merokok dengan

kebersihan gigi dan mulut di dusun Sendang rejo desa Banjar dowo kecamatan Jombang

kabupaten Jombang.

Dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku merokok dengan

kebersihangigi dan mulut. Hal ini disebabkan oleh kandungan pada rokok, salah satunya

dapat menyebabkan adanya penodaan pada gigi, permukaan gigi akan menjadi kasar dan

mempercepat akumulasi plak pada gigi yang menandakan buruknya kebersihan gigi dan

mulut perokok. Hal ini juga berakibat Bau mulut disebabkan oleh tar dan nikotin yang berasal

dari rokok yang berakumulasi di gigi dan jaringan lunak mulut.

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang di lakukan oleh Adriani (2017). Tentang hubungan

merokok dengan kebersihan gigi dan mulut siswa Smk di Bandar Lampung mengatakan

bahwa ada hubungan kategori perokok dengan kebersihan gigi dan mulut. Sedangkan

penelitian Asiking, dkk, (2016). Tentang hubungan perilaku merokok dengan kesehatan gigi

dan mulut pada pria dewasa di desa Poyowa Kecil Kecamata Kotamobogu Selatan
66

Kotamobogu. Mengatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara merokok dengan

kesehatan gigi dan mulut. Sedangkan penelitian yang di lakukan oleh Diba, dkk, (2016).

Tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Dampak Merokok Terhadap Kesehatan Rongga

Mulut Dengan Status Kebersihan Rongga Mulut di Desa Cot Mesjid Kecamatan Lueng Bata

Kota Banda Aceh mengatakan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan

dampak merokok terhadap kesehatan rongga mulut dengan status kebersihan gigi dan mulut.
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

tentang hubungan perilaku merokok dengan kebersihan mulut dan gigi di dusun

Sendangrejo desa Bandar dowo kecamatan Jombang kabupaten Jombang.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan penjelasan hasil

penelitian yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Perilaku merokok pada pria dewasa di Dusun Sendang Rejo Desa

Banjardowo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang sebagian besar

sebagai perokok sedang.

2. Kebersihan mulut dan gigi pada pria dewasa di Dusun Sendang Rejo Desa

Banjardowo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang sebagian besar

kebersihan sedang.

3. Ada hubungan perilaku merokok dengan kebersihan gigi dan mulut pada

pria dewasa

di Dusun Sendang Rejo Desa Banjardowo Kecamatan Jombang Kabupaten

Jombang.

6.2 Saran

56
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka saran yang

dapat diberikan sebagai berikut :

6.2.1 Bagi petugas kesehatan

Diharapkan dapat di jadikan bahan edukasi kepada masyarakat bahwa

perilaku merokok dapat mempengaruhi pada terjadinya kesehatan gigi dan mulut.

6.2.2 Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya meneliti tentang akibat dan baya merokok

pada kebersihan gigi dan mulut.

6.2.3 Bagi responden

Diharapkan bagi responden dapat memperhatikan jomlah rokok yang di

hisap per hari dan jenis rokok yang di hisap, sehingga responden mengetahui

bahwa perilaku merokok dapat mengganggu pada kesehatan mulut dan gigi.

57
DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, D. (2017). Hubungan Merokok Dengan Kebersihan Gigi Dan Mulut


Siswa SMK Di Bandar Lampung. Jurnal Keperawatan, Volume XIII
ISSN,83-89.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rinika Cipta.

Dinkes Jombang. (2018). Profil Dinkes Kab. Jombong. Dinas Kesehatan


Kabupataen Jombang.
Ghofur, A. (2012). Buku Pintar Kesehatan Gigi Dan Mulut. Yogyakarta: Mitra
Medika.

Hidayat, A. (2014). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data.


Jakarta: Selemba Medika.

Jahja, yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan.Jakarta: Prenadamedia Group.


Kusuma, A. R. (2019). Pengaruh Merokok Trhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut.
Majalah Ilmiah , 1-8.
Lisnawati, W. (2014). Perilaku Merokok Di Kalangan Remaja Laki-Laki Desa
Dan Kota Bogor. Istitut Pertanian Bogor .
Notoatmojo. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan . Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metodo Penelitian ilmu Keperawatan.


Jakarta: Selemba Medika.

Nurdiyana, F. R. (2017). Hubungan Perilaku Merokok Dengan Harga diri Remaja.


Disertasi, Stikes ICME Jombang .
Riskesdas. (2018). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Riskesdas.
Riskesdas. (2018). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jawa Timur:
Riskesdas.

58
Sampekalo, P. (2015). Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada
Pekerja Perusahaan Kontruksi. Tesis, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

59
37

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung: Alfabeta.

Sumerti, N. N. (2016). Merokok Dan Efeknya Terhadap Kesehatan Gigi Dan Rongga
Mulut.Jurnal Kesehatan Gigi Volume 4 No.2 , 49-58.
Susanto, A. (2007). Kesehatn Gigi dan Mulut. Jakarta: PT Sunda Kelapa Pustaka.
Walgito, B. (2010). Pengatar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.
Wulandari Asiking, J. R. (2016). Hubungan Merokok Dengan Kesehatan Gigi dan Mulut
Pada Pria Dewsa.Ejournal KeperawatanVolume4 NO.1 , 1-6

37
38

38
37

Lampiran 1

JADWAL PENYUSUNAN PROPOSAL DAN SKRIPSI


No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Konsultasijuduldanstudipen
dahuluan
2 Menyusun BAB I
dankonsultasi
3 Menyusun BAB II
dankonsultasi
4 Menyusun BAB III
dankonsultasi
5 Persiapanujian proposal
6 Ujian proposal
7 Revisi proposal
8 Bimbingan BAB IV
9 Pengumpulan data
10 Pengolahan data
11 Konsultasihasilpenelitian

37
38

12 Persiapanujianskripsi
13 Ujianskripsi

38
Lampiran 2 permohonon menjadi responden

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT

PADA PRIA DEWASA

(Studi di Dusun Sendang Rejo Desa Banjar Dowo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)

Oleh :

RISKA AGUNG WINARNO

DenganHormat,

Dalamrangkapelaksanaantugasakhir yang
merupakansalahsatusyaratuntukmenyelesaikanpendidikan di Program S1
KeperawatanSTIKes ICME Jombang,
sayaselakumahasiswabermaksuduntukmelakukanpenelitiantentang Hubungan Perilaku
Merokok Dengan Kebersihan Gigi Dan Mulut di Desa Banjar DowoKecamatan Jombang
Kabupaten JombangTahun 2019.

Untukkeperluantersebut, sayamohonkesediaan saudara menjadirespondendalampenelitianini.

Demikianpermohonandarisaya, atasbantuandanpartisipasinyasayaucapkanterimakasih.

Jombang, Mei 2019


36

Hormatsaya,

59
RISKA AGUNG WINARNO
Lampiran 3 Pernyataanbersediamenjadiresponden

PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN

Judul :HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN KEBERSIHAN GIGI


DAN MULUT PADA PRIA DEWASA
(Studi di Dusun Sendang Rejo Desa Banjar DowoKecamatan Jombang
Kabupaten Jombang)
Peneliti : Riska Agung Winarno
NIM : 153210077

Bahwasayadimintauntukberperansertadalampenelitianinisebagairesponden.Sebelumnyasayate
lahdiberipenjelasantentangtujuanpenelitianinidansayatelahmengertibahwapenelitiaanmerahasi
akanidentitas, data ataupunhal yang membuatketidaknyamananbagisaya,
penelitiakanberhentidansayaberhakuntukmengundurkandiri.
Demikianpersetujuaninisayabuatsecarasadardansukarela, tanpaunsurpaksaandarisiapapun,
sayanyatakan.

Bersedia
MenjadiRespondendalampenelitianini
Jombang, Mei 2019
Peneliti Responden
(Riska Agung Winarno) (......................................)
Lampiran 4 Kisi-kisi Kuesioer

60
KISI-KISI KUESONER
PERILAKU MEROKOK

No IndikatorPerilakuMerok pernyataan Jumla


ok h
+ -
1 Jumlahrokok yang di hisap 1,2,3 4 4
per hari

2 Jenisrokok yang di hisap 5,6,7 8 4

3 Lama merokok 9,10,11,1 13,1 6


2 4
Jumlahso 14
al

61
Lampiran 5 Kuesioner

LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN KEBERSIHAN GIGI


DAN MULUT PADA PRIA DEWASA

A. Data umum

1. No responden

2. Usia

21- 40 tahun
40 – 60 tahun

3. Pekerjaan

Wirausaha
Tani
Pegawainegri

4. Pendidikan
PendidikanDasar (Sd, Smp)
Pendidikanmenengah
Perguruantinggi

5. Lama merokok

merokokkurangdari 5 tahun
merokok 5-9 tahun
Sayabukanperokokharian
merokoklebihdari 10 tahun

62
6. Pernahmemperolehinformasitentangrokokdengankebersihangigidanmulut

Ya
Tidak

7. Sumberinformasi

Internet/tv
Majalah/koran
Temen/keluarga
Petugaskesehatan

LEMBAR KUESIONER PERILAKU MEROKOK


Petunjuk

63
Jawablahpernyataan di bawahinidenganmemberikantandacek list/centang ()
padakolomjawaban. (SL= Selalu, SR= Sering, KK= Kadang-Kadang, J= Jarang, TP=
TidakPernah)

No Responden:
Umur :

N Pernyatan S S Ka Ja Tidak
d Per
a na
n h
g
-
k
a
d
a
n
g

11. Sayamerokoklebihdari 20 batang


per hari.
2. Sayamerokoksekitar 11-20
batang per hari.
3. Sayamerokokkurangdari 11
batangperhari
4. Sayatidakmerokoklebihdari 3
batang per hari
25. Sayamenggunakanjenisrokoksiga
retkretektangan/ yang
terbuatdengan di gelinting
6. Sayamenggunakanjenisrokokkret
ekmesin full flover/yang
beraromakhas
7. Sayamenggunakanjenisrokokkret
ekmesinligt mild/
tidakberaromakhas
8. Sayatidakmenggunakanjenisroko
kkretekdan filter
39. Sayamerokoksetelahbaguntidur
di pagihari

64
. 10. Sayamerokokselama 30
menitsetelahmkan
11. Sayamerokokdalamwaktus
enggang
12. Sayamerokokketikamengal
amistres

13. Sayatidakmerokokketikawa
ktusenggang

14. Sayatidakmerokokselama 1
hari

Lampiran 6 lembar kriteria penilaian kebersihan gigi dan mulut

65
LEMBAR KRITERIA PENILAIAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT

Kriteria Penilaian Pemeriksaan Debris

No KRITERIA Nilai

1 Pada permukaan gigi yang terlihat,tidak ada debris/pewarna ekstrinsik 0

2 c. Pada permukaan gigi yang terlihat, pada debris lunak yang 1


menutupi permukan gigi selama 1/3 permukaan atau kurang
dari 1/3 permukaan.
d. Pada permukaan gigi yang terlihat tidak ada debris lunak
tetapi ada pewarnaan ekstrinsik yang menutupi permukaan
gigi sebagian atau seluruhnya

3 Pada permukaan gigi yang terlihatada debris lunak yang menutupi 2


permukaan tersebut seluas lebih dari 1/3 permukaan gigi, tetapi
kurang dari 2/3 permukaan gigi.

4. Pada permukaan gigi yang terlihatada debris yang menutupi


3
permukaan tersebut seluas lebih 2/3permukaan / seluruh
permukaan gigi.

` Kriteria Penilaianpemeriksaan Calculus

No KRITERIA NILAI

1.Tidak ada karang gigi 0

2.Pada permukaan permukaan gigi yang terlihat ada karang 1


gigisupragingivalmenutupipermukaan gigikurang dari 1/3
permukaan gigi.

3. c. Pada permukaan gigi yag terlihat ada karang gigi 2


supragingivalmenutupi permukaan gigi lebih dari 1/3 permukaan
gigi
d. Sekitar bagian servikal gigi terdapat sedikit subgingival.

4 c. Pada permukaan gigi yang terlihat karang gigi supragingival 3


menutupi permukaan gigilebih dari 2/3 nya atau seluruh
permukaan gigi.

66
d. Pada permukaan gigi ada karang gigi subgingival yang
menutupi dan melingkari seluruh cervikal( A. Continousband of
subgingivalcalculus )

LEMBAR KRITERIA DAN PENILAIAN KEBERSIHAN GIGI DANMULUT

A. Kriteriapenilaian debris dankalkulussamayaitumengikutiketentuansebagaiberikut :


1. 0,0 - 0,6 = baik
2. 0,6 - 1,8 = sedang
3. 1,9 – 3,0 = buruk
a) Menghitungindeks debris :

DI =

b) Menghitungindekskalculus :

CI =

c) Menghitung (OHI-S)

OHI-S = debris indeks + calculus indeks


Menurutstandar WHO, OHI-S adalahsebagaiberikut :

67
1. 0,0 - 1,2 (baik)
2. 1,3 – 3,0 (sedang)
3. 3,1 – 6,0 (buruk)

68
Lampiran 7lembar observasi pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut (ohi-s)

LEMBAR OBSERVASI PEMERIKSAAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT (OHI-


S)
No responden

Usia :

Pekerjaan :

N Hal-hal yang perlu di nilai Score


0 1 2 3

PEMERIKSAAN DEBRIS INDEK

1 Gigi molar pertamakananataspadapermukaanbukal

2 Gigi insisivus pertamakananataspadapermukaaan


labial
3 Gigi molar pertamakiriataspadapermukaanbukal

4 Gigi pertamakiribawahpadapermukaan lingual

5 Gigi insisivus pertamakiribawahpadapermukaan


labial
6 Gigi molar pertamakananbawahpadapermukaan
lingual

PEMERIKSAAN CALCULUS INDEKS

1 Gigi molar pertamakananataspadapermukaanbukal

69
.
2 Gigi insisivus pertamakananataspadapermukaan
labial
3 Gigi molar pertamakiriataspadapermukaanbukal

4 Gigi molarpertamakiribawahpadapermukaan
lingual
5 Gigi insisivus pertamakiribawahpadapermukaan
labial
6 Gigi molar pertamakananbawahpadapermukaan
lingual

70
Lampiran 9 hasilspss

Data umum

umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 21-40 tahun 40 90.9 90.9 90.9

40-60 tahun 4 9.1 9.1 100.0

Total 44 100.0 100.0

pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid wiraswasta 18 40.9 40.9 40.9

petani 26 59.1 59.1 100.0

Total 44 100.0 100.0

71
Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid pendidikandasar 32 72.7 72.7 72.7

pendidikanmenengah 12 27.3 27.3 100.0

Total 44 100.0 100.0

lama merokok

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid merokok 5-9 tahun 29 65.9 65.9 65.9

merokoklebihdari 10 tahun 15 34.1 34.1 100.0

Total 44 100.0 100.0

pernahmemperolehinformasitentangrokokdengankebersihangig
idanmulut

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ya 44 100.0 100.0 100.0

72
sumberinformasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid internet/tv 11 25.0 25.0 25.0

teman/keluarga 4 9.1 9.1 34.1

petugaskesehatan 29 65.9 65.9 100.0

Total 44 100.0 100.0

Data khusus

perilakumerokok

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ringan<56% 14 31.8 31.8 31.8

sedang 56-75% 26 59.1 59.1 90.9

berat 76-100% 4 9.1 9.1 100.0

Total 44 100.0 100.0

observasikebersihangigi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 0,0-1,2 5 11.4 11.4 11.4

sedang 1,3-3,0 33 75.0 75.0 86.4

buruk 3,1-6,0 6 13.6 13.6 100.0

Total 44 100.0 100.0

73
59
tabulasisilang

perilakumerokok * observasikebersihangigiCrosstabulation

observasikebersihangigi

baik 0,0-1,2 sedang 1,3-3,0 buruk 3,1-6,0

perilakumerokok ringan<56% Count 2 10 2

Expected Count 1.6 10.5 1.9

% within perilakumerokok 14.3% 71.4% 14.3%

% of Total 4.5% 22.7% 4.5%

sedang 56-75% Count 3 20 3

Expected Count 3.0 19.5 3.5

% within perilakumerokok 11.5% 76.9% 11.5%

% of Total 6.8% 45.5% 6.8%

berat 76-100% Count 0 3 1

Expected Count .5 3.0 .5

% within perilakumerokok .0% 75.0% 25.0%

% of Total .0% 6.8% 2.3%

Total Count 5 33 6

Expected Count 5.0 33.0 6.0

% within perilakumerokok 11.4% 75.0% 13.6%

% of Total 11.4% 75.0% 13.6%

59
perilakumerokok

Observed N Expected N Residual

ringan<56% 14 14.7 -.7

sedang 56-75% 26 14.7 11.3

berat 76-100% 4 14.7 -10.7

Total 44

observasikebersihangigi

Observed N Expected N Residual

baik 0,0-1,2 5 14.7 -9.7

sedang 1,3-3,0 33 14.7 18.3

buruk 3,1-6,0 6 14.7 -8.7

Total 44

Data Hasil

60
Correlations

observasikebersi
hanmulutdang
perilakumerokok igi

Spearman's rho perilakumerokok Correlation Coefficient 1.000 .082

Sig. (2-tailed) . .003

N 44 44

observasikebersihanmulutCorrelation Coefficient .082 1.000


dangigi
Sig. (2-tailed) .003 .

N 44 44

61
57

10 surat izin penelitian

SURAT PRE SURVEY STUDI PENDAHULUAN DAN IJIN PENELITIAN


58
59
60
61
62
63

Lampiran 11

SURAT PERNYATAAN PENGECEKAN JUDUL


64

Lampiran 12

LEMBAR KONSULTASI
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75

Anda mungkin juga menyukai