Oleh:
MELA BRIG MURDANITA
NIM: 201402090
Oleh:
MELA BRIG MURDANITA
NIM: 201402090
ii
iii
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
Bismillahhirohmannirohim,
Puji syukur Alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kepada Allah SWT atas
karunia-Nya yang begitu besar yang telah memberikan kemudahan, kelancaran
dan kekuatan yang luar biasa kepada saya. Semoga keberhasilan ini menjadi satu
langkah awal bagi saya untuk dapat meraih cita-cita saya.
Saya persembahkan karya sederhana ini, yang saya buat dengan sepenuh
hati, sekuat tenaga dan pikiran untuk orang yang saya kasihi dan saya sayangi.
Untuk Bapak yang telah menjadi sosok ayah terbaik dalam kehidupan saya. Untuk
Alm. Ibu tercinta terimakasih telah selalu memberikan dukungan, motivasi dan
do’a yang tiada hentinya. Untuk adik saya terima kasih karena telah menjadi
penyemangat dalam mengerjakan skripsi. Saya yakin bahwa keberhasilan yang
saya raih ini tidak lepas dari do’a-do’a yang kalian panjatkan disetiap sujudnya.
Untuk ibu Sesaria Betty M., S.Kep., Ns., M.Kes dan bapak Aris Hartono,
S.Kep., Ns., M.Kes yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam
penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.
Semoga Allah memberikan balasan atas segala kebaikannya.
Untuk semua dosen STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun terimakasih yang
telah mendidik dan membimbing saya selama ini. Semoga Allah membalas semua
kebaikan dan ilmu yang telah diajarkan.
Untuk kalian teman-teman khususnya kelas 8b, sahabatku (Lutfiana, Rizky
Dwi, Senja, Lina), abang Eka Yudha Kurniawan, terima kasih atas bantuan
kalian, candaan kalian, mendukung dan menyemangati saya dalam menyelesaikan
skripsi ini. Semoga selamanya tetap dekat seperti ini.
Untuk teman-teman seperjuangan, perjuangan kita belum selesai sampai
disini. Mari kita lanjutkan dengan membuktikan bahwa kita mampu menjadi
perawat yang profesional dan bisa diandalkan agar dapat mengharumkan nama
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Email : melabrig16@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
sekarang
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang .......................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah ..................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Kesepian
2.1.1 DefinisiKesepian........................................................... 7
2.1.2 Tipe Kesepian .............................................................. 8
2.1.3 Penyebab Kesepian ....................................................... 10
2.1.4 Ciri-ciri Kesepian.......................................................... 11
2.1.5 Dampak Kesepian ......................................................... 11
2.1.6 Kesepian di Panti Werdha ............................................ 12
2.1.7 Penanganan Kesepian .................................................. 13
2.1.8 Skala Tingkat Kesepian ............................................... 14
2.2 Konsep Interaksi Sosial
2.2.1 Definisi Interaksi Sosial ................................................ 16
2.2.2 Jenis-jenis Interaksi Sosial ............................................ 17
2.2.3 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial ................................ 17
2.2.4 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial .................................... 19
2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial ............... 21
2.2.6 Akibat Interaksi Sosial ................................................. 22
2.2.7 Instrumen Penelitian Interaksi Sosial .......................... 23
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 KerangkaKonseptual ................................................................ 25
3.2 Hipotesis .................................................................................. 27
x
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian .............................................................. 28
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi ........................................................................ 28
4.2.2 Sampel .......................................................................... 28
4.3 Teknik Sampling ....................................................................... 30
4.4 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................ 31
4.5 Variabel dan Definisi Operasional
4.5.1 Identifikasi Variabel .................................................... 32
4.5.2 Definisi Operasional Variabel ..................................... 32
4.6 InstrumenPenelitian .................................................................. 33
4.6.1 Uji Validitas ................................................................. 34
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 35
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ................................................... 35
4.9 Teknik Pengolahan dan Analisa Data
4.9.1 Pengolahan Data .......................................................... 36
4.9.2 Analisa Data ................................................................. 39
4.10 EtikaPenelitian .......................................................................... 40
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian ........................................................................ 42
5.1.1 Gambaran dan Lokasi .................................................. 42
5.1.2 Analisa Univariat ......................................................... 43
5.1.3 Analisa Bivariat ........................................................... 50
5.2 Pembahasan ............................................................................. 51
5.2.1 Kesepian Pada Lanjut Usia .......................................... 51
5.2.2 Interaksi Sosial Lanjut Usia ......................................... 54
5.2.3 Hubungan Kesepian Lansia dengan Interaksi Sosial ... 57
5.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................... 61
BAB 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan .............................................................................. 62
6.2 Saran ........................................................................................ 62
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ............................................................. 68
Lampiran 2 Surat Balasan Penelitian ..................................................... 69
Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian ................................... 70
Lampiran 4 Surat Permohonan Menjadi Responden .............................. 71
Lampiran 5 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ............................ 72
Lampiran 6 Kuesioner Penelitian ............................................................ 73
Lampiran 7 Tabulasi Data Kuesioner Responden .................................. 75
Lampiran 8 Data Frekuensi .................................................................... 81
Lampiran 9 Hasil Uji Normalitas ........................................................... 82
Lampiran 10 Crosstabulation ................................................................... 84
Lampiran 11 Hasil Uji SPSS..................................................................... 87
Lampiran 12 Jadwal Kegiatan Penelitian.................................................. 88
Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian ...................................................... 89
Lampiran 14 Lembar Konsultasi Bimbingan ........................................... 90
xiv
DAFTAR SINGKATAN
xv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
berjudul “Hubungan Kesepian Lansia dengan Interaksi Sosial pada Lansia di Panti
Werdha UPT PSLU Magetan” dengan baik. Tersusunnya skripsi ini tentu tidak
lepas dari bimbingan, saran dan dukungan moral kepada penulis, untuk itu penulis
1. Drs. Setyo Budi, MM selaku Kepala UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia yang
Usia Magetan.
2. Zaenal Abidin, SKM., M.Kes (Epid) selaku ketua STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun.
3. Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Prodi Sarjana
4. Sesaria Betty M, S.Kep., Ns., M.Kes selaku dosen pembimbing 1 beserta Aris
5. Sagita Haryati, S.Kep., Ns., M.Kes selaku dewan penguji yang telah memberi
6. Kedua Orang tua saya Bapak Aiptu Agus Boirin dan Alm. Ibu Murtini yang
telah memberi dukungan spiritual dan material serta do’anya yang selalu
xvi
7. Adikku Rafael Anugrah Dwi Putra yang selalu membuat saya tersenyum dan
semangat.
8. Abang Eka Yudha Kurniawan yang selalu memberi dukungan moril dan
9. Sahabatku Rosalina, Senja, Rizky Dwi, Diah Kapita, Mirna Ayu, Lutfiana,
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga
Wassalamualaikum Wr.Wb
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
Lansia merupakan orang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Lansia
menurunnya fungsi organ fisik juga berpengaruh terhadap masalah sosial maupun
masalah psikologis (Fitriana, 2013). Jumlah lanjut usia terbanyak di Benua Asia
sebanyak 508 juta jiwa. Benua Eropa dengan jumlah penduduk lansia 176 juta
jiwa, dan Benua Amerika berada pada peringkat ketiga dengan jumlah penduduk
Penuaan merupakan sebuah proses yang terjadi secara alami dan tidak
dapat dihindari oleh semua orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari
tantangan kehidupan dimulai dari proses kelahiran hingga melewati setiap masa
perkembangan untuk hidup lebih lama mencapai umur yang panjang (World
Health Organization, 2012). Proses menjadi tua dan masa tua akan mengalami
kemunduran fisik mental, dan sosial secara bertahap (Azizah, 2011). Semakin
Permasalahan yang muncul adalah kebanyakan lanjut usia tinggal sendiri setelah
kesepian adalah transisi kehidupan yang dialami oleh lanjut usia (Surbakti, E.B,
1
2013). Kesepian adalah dengan merasa terasing dari sebuah kelompok, tidak
dicintai oleh sekeliling, tidak mampu untuk berbagi kekhawatiran pribadi, berbeda
dan terpisah dari mereka yang ada disekitar kita (Beck & Dkk dalam David G.
Myers, 2012).
Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah lanjut usia terbanyak
di dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah lanjut usia di
indonesia yaitu 18,1 juta jiwa (7,6 % dari total penduduk). Pada tahun 2014
jumlah penduduk lanjut usia di indonesia menjadi 18,781 juta jiwa (Kemenkes RI,
2015). Jumlah lanjut usia di Provinsi Jawa Barat dengan jumlah 1.855.472 jiwa,
Provinsi Jawa Timur 1.600.492 jiwa, Provinsi Jawa Tengah 935.202 jiwa, dan
Berencana Nasional, 2016). Jawa Timur pada tahun 2015 usia lanjut berjumlah
11,5 juta jiwa. Jumlah lansia di kabupaten magetan tahun 2015 berjumlah 117.733
jiwa, yang berusia 60-64 tahun sebanyak 30,65 %, yang berusia 65-69 tahun
sebanyak 23,04 %, yang berusia 70-75 sebanyak 19,76 %, yang berusia lebih dari
Kesepian dialami oleh lansia saat pasangan hidup atau teman dekatnya
meninggal, tidak memiliki partner seksual dan terpisah dengan keluarga, tidak
2
anaknya telah dewasa dan membentuk keluarga sendiri. Masalah diatas akan
menimbulkan rasa kesepian bagi usia lanjut (Brehm dan Sharon, 2008).
psikologis mulai dari depresi, gangguan tidur, stress, keinginan bunuh diri, dan
lanjut usia wanita 10%-25%, pada laki-laki 5%-12% dan sekitar 15% penderita
depresi melakukan usaha bunuh diri. Depresi yang dialami lansia bervariasi lebih
dari 20% lansia berada didaerah komunitas, 25% lansia berada dirumah sakit dan
40% lansia penghuni panti werdha (Mustiadi, 2014). Kejadian stres pada lansia di
Indonesia mencapai 8,34 %. Data kejadian stres pada lansia di Jawa Timur
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesepian pada usia lanjut
hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara individu dengan indivu,
terjadi jika ada komunikasi dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam
fisik akan mengakibatkan lanjut usia perlahan menarik diri dari hubungan dengan
menurun (Sinthania, 2015). Interaksi sosial yang dapat dilakukan oleh lansia
3
seperti pengajian, berekreasi dengan keluarga, makan dan menonton tv bersama
Rachma; 2013).
Solusi mengatasi kesepian yang bisa dilakukan oleh lanjut usia dalam
melakukan kegiatan atau kesibukan yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang
lain, melaksanakan ibadah sesuai agama masing-masing dengan rajin dan tekun
masyarakat kepada lansia supaya mereka merasa tidak tersisihkan dan kesepian
(Rosita, 2012).
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan diperoleh data bahwa lansia yang tinggal
di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia magetan sebanyak 86 jiwa, dengan jumlah
lansia laki-laki 38 jiwa dan jumlah lansia perempuan 48 jiwa. Lansia yang tinggal
di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia adalah lansia yang 70,94% tidak memiliki
langsung terhadap 10 lansia didapatkan 100% yang tidak pernah dikunjungi. Dari
4
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui lebih lanjut
tentang hubungan kesepian lansia dengan interaksi sosial pada lansia yang pada
“Adakah hubungan kesepian lansia dengan interaksi sosial pada lansia di UPT
Usia Magetan.
5
1.4 Manfaat Penelitian
lansia.
berkaitan rasa kesepian yang ada di panti sehingga dapat digunakan untuk
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu keadaan dimana seseorang merasa jauh atau tersisih dari lingkungan
sosial yang berdampak pada gangguan kesehatan yang komplek (Rahmi, 2015).
ketika anggota keluarga hidup terpisah dari mereka, kehilangan pasangan hidup,
2009). Kesepian dialami oleh lansia saat pasangan hidup atau teman dekatnya
meninggal, tidak memiliki partner seksual dan terpisah dengan keluarga, tidak
anaknya telah dewasa dan membentuk keluarga sendiri. Masalah diatas akan
menimbulkan rasa kesepian bagi usia lanjut (Brehm dan Sharon, 2008).
kesehatan fisik dan psikologis mulai dari depresi, gangguan tidur, stress,
keinginan bunuh diri, dan system kekebalan tubuh menurun (Damayanti, 2013).
kesepian yang bisa dilakukan oleh lanjut usia dalam menghadapi kesepian yaitu
7
yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain, melaksanakan ibadah sesuai
tersisihkan, terpencil dengan orang lain. Kesepian akan muncul jika seseorang
disekitarnya, terisolasi dari lingkungan, dan tidak ada seseorang yang bisa
dicintai oleh sekeliling, tidak mampu untuk berbagi kekhawatiran pribadi, berbeda
dan terpisah dari mereka yang ada disekitar kita (Beck & Dkk dalam David G.
Myers, 2012). Kesimpulan dari definisi diatas adalah dimana seseorang merasa
jauh atau tersisih dari lingkungan sosial. Kesepian sering mengancam kehidupan
ketidakberdayaan untuk hidup mandiri, dan tidak ada seseorang yang bisa
seseorang,yaitu:
1. Kesepian emosional
8
Selain itukesepian emosional timbul dari tidak adanya figur kasih
2. Kesepian sosial
a. Transient loneliness
b. Transitional loneliness
9
c. Chronic loneliness
melakukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan (Anggota IKAPI, 2010).Selain itu,
rendahnya kualitas hubungan dengan orang lain (Anggota IKAPI, 2010; Hawkley
tinggal yang baru sertahubungan yang tidak harmonis dengan orang terdekat.
10
1. Faktor psikologis
sendiri.
memilih untuk menitipkan lansia kepanti dengan alasan sibuk dan tidak
3. Faktor spiritual
dirinya, seperti merasa tidak berguna atau tidak berharga,merasa gagal dan bosan
dalam menjalani hidup, merasa terpuruk, merasa sendiri atau terasing, merasa
tidak ada yang mengerti, merasatidak diperhatikan dan dicintai, serta perasaan
11
dianggap sebagai hal normal, namun kesepiandapat mengakibatkan munculnya
gangguan tidur, stres, keinginan bunuh diri, dan sistem kekebalan tubuh menurun
(Amalia, 2015). Adapun dampak dari kesepian menurut (Oktaria, 2009) yaitu :
lingkungan sekitar
Kesepian lansia lebih banyak terjadi pada lansia yang tinggal di panti
ketika keluarga tidak mampu untuk merawat lansia, hal tersebut membuat para
merasa kesepian (Maryatun & Herawati, 2012). Selain itu kehilangan pasangan
rumah, karena lansia yang tinggal di rumah bersama keluarga mendapat dukungan
sosial dari keluarga dan dapat melakukan kegiatan sesuai keinginan lansia dengan
12
bebas sehingga kondisi fisik lansia yangtinggal di rumah lebih baik daripada
lansia yang tinggal di panti. Lansia yang tinggal di panti tidak dapat menggunakan
sarana dan prasarana panti dengan bebas, kurangnya aktifitas lansia di panti yang
membuat waktu luang bertambah banyak, kondisi tersebut juga semakin memicu
sendiri atau oleh orang lain. Beberapa hal yang bisa dilakukanlansia dalam
menghadapi kesepian oleh diri sendiri adalah bersikap ramah, mengunjungi teman
2008; Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, 2012). Upaya lain
3. Bagi lansia yang sudah tidak dapat pergi kemana-mana, upayaini dapat
13
2.1.8 Skala Tingkat Kesepian
namakan The UCLA Loneliness Scale. kuesioner ini terdapat 20 pertanyaan yang
terdiri dari 11 pertanyaan yang bersifat negatif atau menunjukkan kesepian dan 9
negatif tersebut yaitu pertanyaan nomor 2, 3, 4, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 17, dan 18
sedangkan pertanyaan positif yaitu nomor 1, 5, 6, 9, 10, 15, 16, 19, dan 20. Skor
untuk pertanyaan negatif yaitu, tidak pernah skor 1, jarang skor 2, sering skor 3,
selalu skor 4, dan untuk pertanyaan positif memiliki skor sebaliknya yaitu tidak
pernah skor 4, jarang skor 3, sering skor 2, selalu skor 1. Tingkat kesepian dapat
1. Nilai 20 - 40 = rendah
2. Nilai 41 - 60 = sedang
3. Nilai 61 - 80 = berat
14
Kuesioner kesepian diadopsi dari The UCLA Loneliness Scale
Tidak
No Pertanyaan Jarang Sering Selalu
Pernah
1 Saya merasa saya sepaham dengan
orang disekitar saya.
2 Saya merasa bahwa saya tidak
memiliki orang terdekat disekitarsaya.
3 Saya merasa bahwa tidak ada
seorangpun yang berpihak kepada
saya.
4 Saya tidak merasa sendirian
5 Saya merasa menjadi bagian dari
suatu kelompok teman
6 Saya merasa bahwa saya memiliki
banyak kesamaan dengan orang-orang
disekitar
Saya.
7 Saya merasa bahwa saya tidak lagi
dekat dengan yang lain.
8 Saya merasa bahwa ide-ide dan
kepentingan saya tidak tersampaikan
kepada orang-orang disekitar saya.
9 Saya adalah orang yang ramah.
10 Ada orang-orang yang dekat dengan
saya.
11 Saya merasa ditinggalkan.
12 Hubungan sosial saya tidak begitu
baik.
13 Tidak ada satu pun yang benar-benar
mengenal saya.
14 Saya merasa terasing dari yang lain.
15 Saya merasa saya dapat menemukan
persahabatan ketika saya
menginginkannya.
16 Ada orang-orang yang benar-benar
mengerti saya.
17 Saya tidak senang ketika di jauhi.
18 Terdapat banyak orang disekitar saya
tetapi tidak bersama saya.
19 Ada orang-orang yang dapat berbicara
dengan saya.
20 Ada orang-orang yang dapat berpihak
dengan saya.
15
2.2 Konsep Interaksi Sosial
kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial terjadi jika ada komunikasi dan
saling mempengaruhi satu sama lain dalam pikiran dan tindakan. Terjadinya
usia perlahan menarik diri dari hubungan dengan masyarakat sekitar. Hal tersebut
antara individu dengan individu, individu dapat mempengaruhi individu lain dan
yang dapat dilakukan oleh lansia diantaranya adalah dengan mengikuti kegiatan
16
2.2.2 Jenis-jenis Interaksi Sosial
antara lain :
Suatu hubungan yang terjalin antara satu orang dengan satu orang
lainnya. Interaksi terjalin saat dua individu bertemu, walaupun tidak ada
dengan keadaan.
pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang, ada komunikasi diantara
pelaku.
Interaksi sosial terjadi karena ada beberapa syarat tertentu. kontak sosial
isyarat.
17
2) Kontak tidak langsung diantaranya surat, media massa, dan media
elektronik.
kelompok.
1) Kontak positif
lain.
2) Kontak negatif
sosial.
2. Komunikasi
sosial. Kontak sosial tidak ada artinya jika tidak ada komunikasi. Kontak
18
pemrosesan pesan. Menurut (Nugroho, 2009) faktor yang mempengaruhi
a. Perkembangan
kognitif seseorang.
b. Sosio-kultural
komunikasi.
c. Atensi
1. Kerja sama
Salah satu bentuk interaksi sosial yang terutama. Kerja sama yaitu
suatu usaha bersama antara individu per individu atau antar kelompok agar
19
mencapai tujuan bersama. Kerja sama juga dapat bersifat agresif apabila
2. Persaingan
suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik
perhatian publik.
3. Pertentangan
sosial.
20
5. Asimilasi
proses sosial dalam taraf lebih lanjut yang ditandai dengan adanya
6. Kontravensi
pihak lain.
Hubungan sosial terjadi ketika terdapat stimulus dan respon. Artinya, tiap-
tiap pihak memahami pesan yang disampaikan dan saling memberikan respon.
Interaksi sosial tidak terjadi tanpa faktor yang mempengaruhi, adapun faktor yang
21
3. Pendidikan
2009).
bahasa pada lansia, dapat meningkatkan kesehatan fisik dan kesehatan mental bagi
lansia (Oxman &Hall dalam Laelasari; Sari; Rejeki; 2015). Menurut Sianipar,
(2013) adanya interaksi sosial yang dijalani oleh lansia, dapat meningkatkan
minat, perhatian dan dapat melakukan aktivitas secara bersama-sama yang kreatif
menginjak usia lanjut akan rentan terhadap depresi apabila perasaan isolasi
22
(2012) karena lansia merasa terisolir, sehingga lansia dapat mengalami depresi,hal
ini dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia itu sendiri (Widodo; Nurhamidi;
Agustina; 2016). Selain itu apabila lansia jarang melakukan interaksi sosial dapat
Rejeki; 2015).
lansia di UPT pelayanan sosial lanjut usia. Dimana interaksi sosial yang dilakukan
lansia tergolong baik, cukup, dan kurang. Kuesioner ini memiliki 12 pertanyaan,
yaitu 1-6 kuesioner interaksi sosial bersifat asosiatif dimana nomor 1-3
jawaban ya diberi skor 1 dan jawaban tidak diberi skor 0. Nilai terendah yang
Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi dikurangi nilai
terendah dimana rentang kelas sebesar 12 dan banyak kelas 3 yaitu baik, cukup,
9 – 12 = Baik
5 – 8 = Cukup
0 – 4 = Kurang
23
Kuesioner Interaksi Sosial
Tabel 2.2 Kuesioner Interaksi Sosial
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah di panti ini dilaksanakan gotong royong?
24
BAB 3
Dampak Kesepian :
Dampak Interaksi Sosial :
1. Lansia akan mengalami rendah diri.
2. Tidak ingin terlibat pada kegiatan sosial. a. Meningkatkan kesehatan fisik dan
3. Mengalami kesulitan dalam pengambilan mental
keputusan. b. Meningkatkan kualitas hidup
4. Takut bertemu orang lain dan menghindari c. Mendapatkan perasaa memiliki suatu
situasi baru. kelompok
5. Mempunyai persepsi negatif tentang diri d. Perasaan terisolir
sendiri.
e. Mengalami depresi
6. Merasakan keterasingan, kesendirian, dan
perasaan tidak bahagia terhadap lingkungan f. Mempengaruhi kualitas hidup
sekitar. g. Menurunkan kemampuan bahasa dan
kemampuan memorinya
keterangan :
= yang diteliti = hubungan
= yang tidak diteliti = pengaruh
25
Dapat dijelaskan penelitian ini, peneliti ingin mengetahui hubungan
kesepian lansia dengan interaksi sosial di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Magetan. Faktor yang mempengaruhi kesepian antara lain faktor psikologi, faktor
kebudayaan serta situasional dan faktor spiritual. Dampak dari kesepian yaitu,
Lansia akan mengalami rendah diri, tidak ingin terlibat pada kegiatan sosial,
dan menghindari situasi baru, Mempunyai persepsi negatif tentang diri sendiri,
lingkungan sekitar. Faktor yang mempengaruhi interaksi sosial antara lain latar
belakang budaya, ikatan dengan kelompok grup, pendidikan dan status fisik,
lanjut usia dalam menghadapi kesepian yaitu bersikap ramah, mengunjungi teman
sebaya, dan melakukan kegiatan. Interaksi sosial yang dapat dilakukan oleh lansia
interaksi sosial.
26
3.2 Hipotesis
Interaksi Sosial pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan.
27
BAB 4
METODE PENELITIAN
diamati, diukur pada saat penelitian berlangsung. Penelitian ini menggunakan data
primer untuk mengetahui hubungan kesepian lansia dengan interaksi sosial pada
lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan. Dimana variabel bebas
yaitu kesepian lansia dan variabel terikat yaitu interaksi sosial yang akan
4.2.1 Populasi
4.2.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian populasi lansia yang berada
di UPT Pelayanan Sosial Lanjutn Usia Magetan. Untuk menentukan besar sampel
28
𝑁
n=
1+𝑁(𝑑)2
Keterangan :
n : Perkiraan Sampel
N : Jumlah Populasi
𝑁
n=
1+𝑁(𝑑)2
70
n=
1+70 (0,05)2
70
n=
1+0.175
70
n= = 59,57 jika dibulatkan menjadi 60 responden.
1.175
29
d. Lansia yang tidak berada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Magetan.
sampel secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi tersebut. Sehingga
semua sampel yang ada memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sebagai
anggota sampel.
sampling yaitu :
4. Jika tidak ada responden pada nomor undian yang keluar maka dikocok
lagi.
30
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia di UPT PSLU Magetan dengan
jumlah 70 orang.
Sampel
Sebagian lansia UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan berjumlah 60 responden.
Teknik Sampling
Pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling).
Desain Penelitian
Menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional.
Pengumpulan Data
Menggunakan lembar kuesioner.
Pengolahan Data
Editing, Coding, Skoring, Data Entry,
Cleaning
Analisa Data
Uji Spearmen Rank
31
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu variabel independent dan variabel
dependent.
1. Variabel independent
2. Variabel dependent
Definisi Skala
Variabel Parameter Alat Ukur Skor
Operasional Data
Kesepian seseorang 20 item Kuesioner Ordinal 1) 20-40= rendah
yang merasa pertanyaan dalam UCLA 2) 41-60= sedang
kehilangan kuesioner The Loneliness 3) 61-80 = berat
orang-orang UCLA Loneliness Scale Version
terdekat atau Scale meliputi : 3 yang terdiri
ditinggal 1. Individu dari 20
pasangan ketidakhadiran pertanyaan
hidup. hubungan dengan
emosional menggunakan
yang intim. skala likert.
2. Individu yang
tidak memilik
keterlibatan
dalam
kelompok.
3. Individu tidak
ikut
berpartisipasi
dalam
kelompok.
4. Individu
merasa
dikucilkan
dengan sengan
dari jaringan.
32
Definisi Skala
Variabel Parameter Alat Ukur Skor
Operasional Data
Interaksi Hubungan 12 item dalam Kuesioner Ordinal 1) 9 – 12 = Baik
Sosial timbal balik pertanyaan Interaksi 2) 5 – 8 = Cukup
yang saling kuesioner Sosial. 3) 0 – 4 = Kurang
mempengaru interaksi sosial :
hi antara 1. 1-6 kuesioner
lansia satu interaksi sosial
dengan yang bersifat
lain. asosiatif
dimana nomor
1-3 merupakan
kerjasama, 4-6
merupakan
akomodasi.
2. 7-12
merupakan
kuesioner
interaksi sosial
bersifat
disosiatif
dimana 7-9
merupakan
persaingan dan
10-12
merupakan
kontravensi.
yang digunakan adalah angket tertutup atau berstruktur dimana angket tersebut
dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab
diadopsi dari The UCLA Loneliness Scale yang telah memiliki nilai uji dengan
bahasa yang mudah dipahami jelas dan sesuai dengan keadaan sampel. Jumlah
semua pertanyaan yang digunakan pada variabel kesepian lansia adalah 20 item
pertanyaan yang terdiri dari 11 pertanyaan yang bersifat negatif atau menunjukkan
kesepian dan 9 pertanyaan yang bersifat positif atau tidak menunjukkan kesepian.
33
Pertanyaan negatif tersebut yaitu pertanyaan nomor 2, 3, 4, 7, 8, 11, 12, 13, 14,
17, dan 18 sedangkan pertanyaan positif yaitu nomor 1, 5, 6, 9, 10, 15, 16, 19, dan
20. Skor untuk pertanyaan negatif yaitu, tidak pernah skor 1, jarang skor 2, sering
skor 3, selalu skor 4, dan untuk pertanyaan positif memiliki skor sebaliknya yaitu
tidak pernah skor 4, jarang skor 3, sering skor 2, selalu skor 1. Tingkat kesepian
kuesioner interaksi sosial bersifat disosiatif dimana 7-9 merupakan persaingan dan
jawabanya diberi skor 1 dan jawaban tidak diberi skor 0. Nilai terendah yang
mungkin dicapai adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 12, dengan interpretasi total
diadopsi dan dimodifikasi dari The UCLA Loneliness Scale yang terdiri dari 20
kuesioner yang diadopsi dan dimodifikasi dari The UCLA Loneliness Scale oleh
tersebut diadopsi dari bahasa Inggris dan perlu penyesuaian makna dan kata-kata
34
ketika dimodifikasi ke dalam bentuk bahasa Indonesia. Validitas kuesioner yang
diadopsi dan dimodifikasi dari The UCLA Loneliness Scale telah diuji coba
interaksi sosial lansia. Validitas kuesioner interaksi sosial telah diuji validitas oleh
1. Lokasi penelitian
2. Waktu penelitian
berikut :
Peneliti mengurus surat ijin penelitian dari STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun yang ditujukan kepada kepala UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Magetan. Peneliti mendatangi UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan pada
hari senin, 14 mei 2018. Kemudian peneliti bersama 6 teman menemui responden
tujuan datang ke UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan. Lansia yang
35
lembar inform concent peneliti dan teman-teman memberi lembar kuesioner
kepada responden untuk dijawab karena ada beberapa yang indra penglihatannya
menurun dan tidak bisa menulis sehingga peneliti membantu menulis jawaban
responden untuk bertanya bila ada informasi atau pertanyaan yang kurang jelas.
1. Editing
tesebut, tetapi apabila tidak memungkinkan maka data yang tidak lengkap
2. Coding
36
Coding pada jenis kelamin :
1 : Laki-laki
2 : perempuan
1 : SD
2 : SMP
3 : SMA
4 : Sarjana
5 : Tidak Sekolah
1 :Rendah
2 : sedang
3 : Berat
1 : Baik
2 : Cukup
3 : Kurang
3. Scoring
32 pertanyaan kuesioner.
37
pertanyaan positif memiliki skor sebaliknya yaitu tidak pernah skor 4,
sebagai berikut :
1) 20-40 = rendah
2) 41-60= sedang
3) 61-80 = berat
1) 9–12 = Baik
2) 5–8 = Cukup
3) 0–4 = Kurang
4. Data Entry
Data yang dalam bentuk “kode” (angka dan huruf) dimasukan ke dalam
progam atau “software” komputer. Dalam proses ini dituntut ketelitian dari
orang yang melakukan “data Entry” ini. Apabila tidak maka terjadi bias,
5. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
38
kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut
1. Analisa Univariat
frekuensi dan tabel. Data distribusi frekuensi akan dianalisa dengan rumus
∑𝑓
𝑃= × 100%
𝑁
Keterangan :
P : Angka Presentase
N : Jumlah Populasi
F : Frekuensi
2. Analisa Bivariat
ordinal dan ordinal. Uji yang di gunakan adalah Spearmen Rank dengan
α= 0,05. Syarat digunakan uji statistik Spearmen Rank, jika data yang di
olah mengandung skala ordinal maka dapat dilakukan uji Spearmen Rank.
39
4.10 Etika Penelitian
berikut:
1. Sukarela
Penelitian ini bersifat sukarela. Tidak ada unsur paksaan atau tekanan
2. Informed Consent
tangani.
Pada lembar kuesioner berisi identitas dan lembar kuesioner yang berisi
4. Kerahasiaan
dinyatakan lolos, maka lembar kuesioner yang telah diisi oleh responden
dimusnahkan dan untuk soft file akan disimpan di komputer dan diberi
password.
40
resiko atau dampak yang merugikan bagi responden penelitian. Prinsip ini
41
BAB 5
Wilayah pegunungan yang memiliki jalan menurun dan menanjak. Fasilitas yang
tersedia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan meliputi kantor pegawai, 8
wisma (Srikandi, Arimbi, Bima, Rama, Shinta, Arjuna, Kuthi, dan pandu),
mushola, dapur, klinik kesehatan, sarana mahasiswa, dan ruang perawatan khusus
bagi lansia yang mengalami gangguan keterbatasan fisik. Lokasi disana sangat
mudah dijangkau, karena lokasinya terletak dipinggir jalan raya dan lansia yang
diantaranya terdapat kegiatan olahraga yaitu senam tera, senam lansia, senam otak
yang dilakukan pada hari selasa dan kamis setiap minggu. Selain senam juga ada
kegiatan lain, biasanya dilakukan kerja bakti yang dilakukan semua lansia yang
berada di wisma, lansia juga membuat kerajinan atau karya yang hasilnya sangat
42
5.1.2 Analisa Univariat
sebanyak 36 lansia (60%) dan tidak ada lansia yang berusia diatas 90
tahun.
43
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
berpendidikan sarjana.
44
Tabulasi parameter di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan
45
Tidak
No Parameter Pertanyaan Jarang Sering Selalu N
Pernah
12. Hubungan sosial 11 21 19 9 100%
saya tidak begitu (18,3%) (35%) (31,7%) (15%)
baik
15. Saya merasa saya 28 23 8 1 100%
dapat (46,7%) (38,3%) (13,3%) (1,7%)
menemukan
persahabatan
ketika
sayamenginginka
nnya
tidak lagi dekat dengan yang lain” didapatkan 45 lansia (75%). Pertanyaan
no. 13 “tidak ada satu pun yang benar-benar mengenal saya” didapatkan
46
adanya masalah kesepian. Untuk parameter 3 individu tidak ikut
antara lain pertanyaan no. 8 “saya merasa bahwa ide- ide dan kepentingan
kesepian antara lain pertanyaan no. 2 “saya merasa bahwa saya tidak
lansia (81,7%).
47
Dengan demikian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia interaksi
48
8. Apakah anda 60 100 0 0 100%
merasa mampu
melakukan aktivitas
seharihari
contohnya mandi,
makan?
9. Apakah anda 15 25 45 75 100%
merasa disaingi oleh
teman anda dalam
melakukan
pekerjaan di panti
ini?
b) Kontravensi 10. Apakah anda sering 20 33,3 40 66,7 100%
merasa tidak senang
dengan teman anda
dalam melakukan
suatu pekerjaan di
panti ini?
49
adanya masalah interaksi sosial antara lain pertanyaan no. 9 “apakah anda
merasa disaingi oleh teman anda dalam melakukan pekerjaan di panti ini?”
“apakah anda sering merasa tidak senang dengan teman anda dalam
“apakah anda selalu mengatakan perasaan tak senang kepada teman anda
Tabel 5.8 Distribusi Tabel Silang Frekuensi Hubungan Kesepian Lansia dengan
Interaksi Sosial di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan Bulan
Mei 2018
Interaksi Sosial P Value
Total Spearmen
Kesepian Kurang Cukup baik
F % F % F % Jumlah % Rank
Rendah 0 0 11 18,3 0 0 11 100
Sedang 3 5 32 53,3 6 10 41 100
0,042
Berat 4 6,7 4 6,7 0 0 8 100
Total 7 11,7 47 78,3 6 10 60 100
Sumber : Hasil Uji SPSS Data primer
interaksi sosial pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan.
Berdasarkan tabel 5.8 dapat disimpulkan bahwa dari total 60 lansia, lansia dengan
50
(18,3%). Lansia dengan kesepian sedang mempunyai tingkat interaksi sosial
tingkat interaksi sosial cukup sebanyak 32 lansia (53,3%). Lansia dengan kesepian
sedang mempunyai tingkat interaksi sosial baik sebanyak 6 lansia (10%). Lansia
lansia (6,7%). Lansia dengan kesepian berat mempunyai tingkat interaksi sosial
bahwa nilai p-value sebesar 0,042, sehingga dapat disimpulkan yaitu ada
hubungan yang signifikan antara kesepian lansia dengan interaksi sosial di UPT
5.2 Pembahasan
pada bulan Mei 2017 dan setelah diolah, maka penulis akan membahas mengenai
hubungan kesepian lansia dengan interaksi sosial pada lansia di UPT Pelayanan
5.2.1 Kesepian Pada Lanjut Usia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Magetan
seluruh lansia yang sedang sendiri tanpa keluarga di UPT Pelayanan Sosial Lanjut
Usia Magetan, diperoleh data kesepian lansia yaitu sebanyak 11 (18,3%) lansia
sedang, dan sebanyak 8 (13,4%) lansia mengalami kesepian berat. Hal ini sejalan
51
dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2014) di Padukuhantiwir
kesepian karena lansia merasa diasingkan, merasa jenuh dan bosan dengan
orang disekitarnya.
Sosial Lanjut Usia Magetan, beberapa jawaban lansia yang sedang mengalami
kesepian adalah jauh dari anak dan sanak keluarga. Pendapat beberapa lansia,
mengatakan bahwa lansia tidak pernah di kunjungi anak ataupun saudara, dengan
demikian banyak lansia yang mengalami kesepian. Tak terkecuali pada lansia
yang sudah memiliki keluarga sendiri merupakan salah satu penyebab kesepian.
individu merasa tersisihkan dan terpencil karena merasa berbeda dengan orang
tersebut. Selain 60 itu, faktor seperti jenis kelamin dan keberadaan teman dekat
faktor psikologi, faktor kebudayaan dan situasional, dan faktor spiritual. Faktor
psikologi antara lain harga diri rendah pada lansia disertai dengan munculnya
52
perasaan-perasaan negatif seperti perasaan takut, cemas, dan berpusat pada diri
sendiri. Faktor kebudayaan dan situasional antara lain terjadinya perubahan dalam
tata cara hidup dan kultur budaya dimana keluarga yang seharusnya merawat para
lansia kini banyak yang lebih memilih untuk menitipkan lansia ke panti dengan
alasan sibuk dan tidak mampu merawat lansia. Faktor spiritual antara lain
kekosongan spiritual pada lansia, terutama lansia yang sudah tidak banyak
Kategori jenis kelamin pada lansia yang ada di UPT Pelayanan Sosial
kesepian lebih mendominasi dibandingkan dengan jumlah lansia laki – laki yang
mengalami kesepian yaitu sebanyak 36 responden (60%). Hal ini terjadi karena,
keluarga.
laki – laki. Hal tersebut disebabkan karena ketika seorang perempuan masih
pasangan bagi perempuan sangatlah penting. Ketika tidak ada lagi pasangan,
perempuan akan lebih membutuhkan orang lain untuk berbagi pikiran atau
perasaannya. Hal ini berbanding terbalik dengan laki – laki, seorang laki –laki
53
berbeda dengan biasanya karena karakteristik laki – laki lebih kuat dan tertutup
Lansia yang tinggal di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia adalah lansia yang
Emik, jumlah lansia yang pernah dikunjungi sebanyak 29,06% dari 86 orang. Dari
pasangan hidup, jauh atau pisah dari sanak keluarga, susah tidur.
5.2.2 Interaksi Sosial Pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Magetan
seluruh lansia yang sedang berada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan,
menunjukan bahwa sebagian besar tingkat interaksi sosial kategori cukup yaitu
kategori kurang yaitu sebanyak 7 responden (11,7%). Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh hasil penelitian ini sebanding dengan penelitian
yang dilakukan Putri (2016), yang berjudul hubungan partisipasi sosial dengan
kesepian pada lansia. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan
negatif yang signifikan antara partisipasi sosial dengan kesepian pada lansia (r= -
0,209; p = 0,037 < 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin frekuensi
partisipasi sosial, maka semakin rendah kesepian yang dirasakan oleh para lansia
54
dan sebaliknya jika frekuensi partisipasi sosial yang dimiliki rendah, maka
semakin tinggi kesepian yang dirasakan oleh para lansia. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada partisipasi sosial yang diikuti oleh para lansia dapat
adanya hubungan sosial yang terisolasi, sehingga diantara perasaan kesepian dan
adanya social isolation perlu adanya partisipasi sosial agar perasaan kesepian
Lestari, (2013) latar belakang budaya yaitu dimana interaksi sosial akan terbentuk
dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya sehingga semakin sama latar
belakang budaya antara seseorang dengan orang lain, maka akan membuat
kelompok grub yaitu dimana nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat
komunikasi yang disampaikan, dan status fisik. Mental dan emosional yaitu
sosial. Adanya kondisi sakit atau menderita secara fisik menyebabkan penurunan
Lanjut Usia Magetan, beberapa jawaban lansia yang sedang mengalami tingkat
interaksi sosial adalah tidak pernah dimintai pendapat sesama penghuni panti
tentang suatu masalah, dan tidak merasa penuh semangat. Pendapat beberapa
55
lansia, mengatakan bahwa lansia tidak tidak pernah dimintai pendapat oleh
sesama penghuni panti dan beberapa lansia tidak semangat dalam menjalani
kehidupan sehari – hari dan juga lansia sering merasa tidak senang dengan teman
interaksi sosial. Tak terkecuali pada lansia yang tidak mempunyai semangat dalam
menjalani kehidupan sehari – hari dan juga lansia sering merasa tidak senang
dengan teman sesama penghuni panti merupakan salah satu penyebab tingkat
interaksi sosial.
responden (60%). Hal ini terjadi karena biasanya penurunan fungsi indra mereka,
penglihatan mereka menurun tentunya hal ini dapat membuat interaksi sosial
lansia berkurang.
sebanyak 36 (60%). Usia tersebut adalah usia yang rentan mengalami terjadinya
tingkat interaksi sosial. Karena pada usia tersebut, individu mengalami penurunan
kesehatan dan kemampuan fisik dan individu perlahan akan menarik diri dari
hubungan masyarakat sekitar sehingga interaksi sosial menurun. Faktor usia pada
Kurang, cukup, atau baiknya tingkat interaksi sosial tergantung dari cara masing-
56
5.2.3 Hubungan Kesepian Lansia dengan Interaksi Sosial Pada Lansia di
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan
responden yaitu seluruh lansia yang berada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
mengalami kesepian sedang dan tingkat interaksi sosial baik yaitu sebanyak 6
responden (10%), responden yang mengalami kesepian berat dan tingkat interaksi
kesepian berat dan tingkat interaksi sosial cukup yaitu sebanyak 4 responden
kesepian lansia dengan interaksi sosial pada lansia di UPT Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Magetan. Hasil analisis pada penelitian ini sesuai dengan menurut
para lansia, ketika anggota keluarga hidup terpisah dari mereka, kehilangan
mandiri. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian sanjaya dan rusdi (2012),
dengan hasil bahwa variabel interaksi sosial dan kesepain pada lansia memiliki
hubungan yang signifikan dengan nilai p = 0,000 (p<0,05) dengan nilai r = -0,652
57
dan arah hubungan negatif. Hal ini bermakna bahwa semakin besar interaksi
sosial maka semakin besar perasaan tidak kesepian dalam hal ini, menunjukkan
gangguan tidur, stress, keinginan bunuh diri, dan system kekebalan tubuh
rasa malu dan terlalu takut untuk melakukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan.
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu faktor psikologi, faktor kebudayaan dan
situasional, dan faktor spiritual. Faktor psikologi antara lain harga diri rendah
takut, cemas, dan berpusat pada diri sendiri. Faktor kebudayaan dan situasional
antara lain terjadinya perubahan dalam tata cara hidup dan kultur budaya dimana
keluarga yang seharusnya merawat para lansia kini banyak yang lebih memilih
untuk menitipkan lansia ke panti dengan alasan sibuk dan tidak mampu merawat
lansia. Faktor spiritual antara lain kekosongan spiritual pada lansia, terutama
upaya lain yang dapat dilakukan dalam menghadapi kesepian antara lain,
menghibur orang yang mengalami kesusahan, bagi lansia yang sudah tidak dapat
58
orang lain melalui telepon, membuka diri untuk bergaul, melaksanakan ibadah
balik yang saling mempengaruhi antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok dan kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial terjadi jika ada
komunikasi dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam pikiran dan tindakan.
Lestari, (2013) latar belakang budaya yaitu dimana interaksi sosial akan terbentuk
dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya sehingga semakin sama latar
belakang budaya antara seseorang dengan orang lain, maka akan membuat
kelompok grub yaitu dimana nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat
komunikasi yang disampaikan, dan status fisik, mental dan emosional yaitu
sosial. Adanya kondisi sakit atau menderita secara fisik menyebabkan penurunan
minat individu untuk melakukan hubungan sosial dengan orang lain. Menurut
59
Laelasari; Sari; Rejeki, (2015) Selain itu apabila lansia jarang melakukan interaksi
interaksi sosial pada lansia yang telah ditinggal pasangan ataupun sanak saudara
dan anaknya yang telah mempunyai keluarga sendiri salah satunya adalah dengan
seperti pengajian, makan dan menonton tv bersama keluarga, hal itu bisa
mengurangi kesepian. Hal yang bisa mengatasi kesepian antara lain, bersikap
kegiatan bersama atau yang bersifat kelompok, dan melakukan aktivitas sehari-
partisipasi sosial yang tinggi dapat dilihat dari seberapa sering para lansia
mereka. Partisipasi sosial tersebut merupakan sarana bagi para lansia dalam
peran tersebut yang membuat para lansia dapat menunjukkan keterlibatan mereka
60
5.3 Keterbatasan Penelitian
hasil yang telah didapatkan karena banyak kelemahan dan keterbatasan antara
lain :
kemampuan peneliti.
persepsi.
61
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
hubungan kesepian lansia dengan interaksi sosial pada lansia di UPT Pelayanan
sebagai berikut :
2. Interaksi sosial pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan,
3. Ada hubungan positif antara kesepian lansia dengan interaksi sosial yang
berarti semakin besar kesepian lansia maka semakin tinggi pula tingkat
6.2 Saran
1. Bagi Lansia
bersama yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain, agar
62
kemampuan yang dimiliki oleh para lansia, dari hasil penelitian ini
kegiatan tersebut terhadap perasaan kesepian dan interaksi sosial dari para
dengan interaksi sosial yang ada di komunitas. Selain itu dapat juga
yang ada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia ataupun lansia yang ada di
63
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, A. 2013. Kesepian dan isolasi sosial yang dialami lanjut usia: tinjauan
dari perspektif sosiologis.Jurnal.Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial RI.<https://media.neliti.com>.
(diakses tanggal 26 Desember 2017).
Anggota IKAPI. 2010. Whole brain training for social intelligent: menggunakan
seluruh otak supaya lepas dari kesepian dan pola pikir primitif. Jakarta: PT
Gramedia.
Damayanti, Y., Sukmono, AC. 2013. Perbedaan tingkat kesepian lansia yang
tinggal di panti werdha dan di rumah bersama keluarga. Jurnal. Prodi
Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya.
<www.stikeshangtuahsby.ac.id/v1/download.php?f=MANUSKRIP%20YU
LIA.pdf>. (Diakses tanggal 1 Januari 2018).
64
Eloranta, S., Arve, S., Isoaho, H., Lehtonen, A., Viitanen, M. 2015. Loneliness of
older people aged 70: A comparison of two Finnish cohorts born 20 years
apart. Elsevier Ireland. Archives of Gerontology and Geriatrics.
Fitria, A. 2011. Interaksi Sosial dan Kualitas Hidup Lansia di Panti Werdha UPT
Pelayanan Sosial Lansia dan Anak Balita Binjai. Skripsi. Falkutas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
<http://repository.usu.ac.id/handle/12345678/23398>. (Diakses tanggal 1
Januari 2018).
Henriksen. J., Larsen. E., Mattisson. C., Andersson. N. 2017. Loneliness, health
and mortality. Jurnal. Aarhus Universitets Biblioteker.
<http://www.psykiatrien.rm.dk/siteassets/forskning/afdeling-q---
forskning/40--loneliness-health-and-mortality.pdf>. (Diakses tanggal 1
Januari 2018).
Juniarti, N., Eka, RS., Damayanti, A. 2008. Gambaran jenis dan tingkat kesepian
pada lansia di balai panti sosial Tresna Wedha Pakutandang Ciparay
Bandung tahun 2008.Jurnal. Universitas Padjajaran.
<http://pustaka.unpad.ac.id/archives/29943>. (Diakses tanggal 14 Desember
2017).
Kemenkes RI. 2015. Pelayanan dan Peningkatan Kesehatan Usia Lanjut. Jurnal.
Kemenkes: Jakarta.
<http://www.depkes.go.id/article/view/15052700010/pelayanan-dan-
peningkatan-kesehatan-usia-lanjut.html>. (Diakses 12 Desember 2017).
65
Lestari, D. 2014. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perasaan Kesepian
Pada Usia lanjut. Skripsi.Prodi Keperawatan STIKES Aisyiyah
Yogyakarta.
Luanaigh, CO., Lawlor, B. 2008. Loneliness and the health of older people.
International Journal of Geriatric Psychiatry.
Jurnal.<http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/gps.2054/abstract>.
(Diakses tanggal 14 Desember 2017).
Luo, Y., Hawkley, L., Waite, L., Cacioppo, J. 2012. Loneliness, health, and
mortality in old age: a national longitudinal study. Elsevier. Social Science
&Medicine.
Oktaria, R. 2009. Kesepian pada pria usia lanjut yang melajang. Universitas
Gunadarma.
Rahmi. 2015. Gambaran tingkat kesepian pada lansia di Panti Tresna Werdha
Pandaan. Jurnal. Magister Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah
Malang. < http://mpsi.umm.ac.id/files/file/257-261%20Rahmi.pdf>.
(Diakses tanggal 12 Desember 2017).
Russel DW. 1996. UCLA loneliness scale (version 3): reliability, validity and
factor structure. Journal of Personality Assesment.
<https://www.researchgate.net/publication/14623374_UCLA_Loneliness_S
cale_Version_3_Reliability_Validity_and_Factor_Structure>. (Diakses
tanggal 12 Desember 2017).
66
Sanjaya, A. 2012. Kuesioner Kesepian.
<https://www.google.co.id/search?client=ucweb-b-
bbookmark&q=kuesioner+kesepian+adopsi+agung+sanjaya&oq=kuesioner
+kesepian+adopsi+agung+sanjaya&aqs=mobile-gws-lite>. (Diakses tanggal
1 Januari 2018).
Stanley, Micker, and Beare. 2006. Buku Ajar Keperawan Gerontik. EGC. Jakarta.
UPT PSLU (Pelayanan Sosial Lanjut Usia) Kabupaten Magetan. 2017. Data
Jumlah Lansia YangBertempat Tinggal di Panti.
Wardani, DP., Septiningsih. DS. 2016. Kesepian pada middle age (masa dewasa
pertengahan) yang melajang. Jurnal. Psikologi Univeristas Muhammadiyah
Purwokerto.
<jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/PSYCHOIDEA/article/view/2118/165
0>. (Diakses tanggal 12 Desember 2017).
67
Lampiran 1
68
Lampiran 2
69
Lampiran 3
70
Lampiran 4
Kepada
Yth. Calon Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Progam Studi
NIM : 201402090
Lansia dengan Interaksi Sosial pada Lansia di UPT PSLU Magetan”. Sehubungan
dengan ini, saya mohon kesediaan saudara untuk bersedia menjadi responden
dalam penelitian yang akan saya lakukan. Kerahasiaan data pribadi saudara akan
sangat kami jaga dan informasi yang akan saya gunakan untuk kepentingan
penelitian.
71
Lampiran 5
(Informed Consent)
Nama :
Umur :
Alamat :
kerahasiaan dan tidak adanya resiko dalam penelitian yang akan dilakukan oleh
yang bernama Mela Brig Murdanita berjudul “Hubungan Kesepian Lansia dengan
Interaksi Sosial pada Lansia di UPT PSLU Magetan”. Saya mengetahui bahwa
informasi yang akan saya berikan ini sangat bermanfaat bagi pengetahuan
keperawatan di Indonesia. Untuk itu saya akan memberikan data yang diperlukan
sesuai keperluan.
72
Lampiran 6
KUESIONER
Data Responden
No. Responden : Alamat :
Nama :
Umur : 60- 74 Tahun 75 – 90 Tahun Diatas 90
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Pendidikan terakhir : SD SMP SMA
Sarjana Tidak Sekolah
KUESIONER KESEPIAN
Petunjuk Pengisian
Dibawah ini terdapat pernyataan mengenai kesepian yang mungkin bapak/ ibu
merasakannya setiap harinya. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama
kemudian berikan jawaban saudara pada lembar jawaban bagi setiap pernyataan
tersebut dengan cara mencentang (√).
1. Tidak Pernah : Jika anda tidak pernah merasakan sepanjang hari
2. Jarang : Jika anda merasakan 1-2 kali sepanjang hari
3. Sering : Jika anda merasakan hampir sepanjang hari
4. Selalu : Jika anda sepanjang hari merasakan
Tidak
No Pertanyaan Jarang Sering Selalu
Pernah
1 Saya merasa saya sepaham dengan orang disekitar
saya.
2 Saya merasa bahwa saya tidak memiliki orang
terdekat disekitar saya.
3 Saya merasa bahwa tidak ada seorangpun yang
berpihak kepada saya.
4 Saya tidak merasa sendirian.
5 Saya merasa menjadi bagian dari suatu kelompok
teman
6 Saya merasa bahwa saya memiliki banyak kesamaan
dengan orang-orang disekitar saya.
7 Saya merasa bahwa saya tidak lagi dekat dengan
yang lain.
8 Saya merasa bahwa ide-ide dan kepentingan saya
tidak tersampaikan kepada orang-orang disekitar
saya.
9 Saya adalah orang yang ramah.
73
Tidak
No Pertanyaan Jarang Sering Selalu
Pernah
10 Ada orang-orang yang dekat dengan saya.
11 Saya merasa ditinggalkan.
12 Hubungan sosial saya tidak begitu baik.
13 Tidak ada satu pun yang benar-benar mengenal saya.
14 Saya merasa terasing dari yang lain.
15 Saya merasa saya dapat menemukan persahabatan
ketika saya menginginkannya.
16 Ada orang-orang yang benar-benar mengerti saya.
17 Saya tidak senang ketika di jauhi.
18 Terdapat banyak orang disekitar saya tetapi tidak
bersama saya.
19 Ada orang-orang yang dapat berbicara dengan saya.
20 Ada orang-orang yang dapat berpihak dengan saya.
Total
74
Lampiran 7
75
19 Ny.S P 65 SD 2 1 1 4 4 3 1 2 1 1 1 1 1 1 3 3 3 2 2 2 39 rendah
20 Tn.M L 68 Tidak sekolah 4 3 4 3 2 4 3 4 2 3 4 3 2 3 4 4 2 4 3 1 62 berat
21 Tn.M L 67 SD 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 4 3 2 2 2 2 2 4 2 3 52 sedang
22 Ny.S P 76 SD 3 2 2 1 2 4 2 4 4 4 1 1 2 1 4 3 2 1 1 1 45 sedang
23 Ny.S P 68 SD 3 1 1 3 2 4 3 2 1 4 1 3 1 4 2 4 3 3 3 3 53 sedang
24 Tn.K L 75 Tidak sekolah 1 4 3 1 1 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 3 2 1 52 sedang
25 Ny.Y P 67 SD 1 1 1 1 4 2 2 1 1 1 1 3 1 1 3 2 3 3 2 2 36 rendah
26 Tn.J L 65 SD 1 4 3 1 1 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 3 2 1 52 sedang
27 Ny.K P 76 Tidak sekolah 3 2 1 1 1 3 2 2 3 3 1 2 1 1 3 3 1 2 3 3 41 sedang
28 Ny.S P 80 Tidak sekolah 3 1 2 3 2 4 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 51 sedang
29 Ny.S P 76 Tidak sekolah 4 1 1 1 2 4 2 1 3 3 1 1 2 2 1 3 2 4 3 3 44 sedang
30 Ny.J P 76 SD 3 1 4 1 1 4 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 3 1 2 2 36 rendah
31 Ny.S P 62 SD 2 3 4 4 3 4 3 4 2 3 4 3 3 2 4 3 2 4 3 4 64 Berat
32 Tn.S L 64 SD 3 4 3 4 2 3 2 4 2 2 4 3 1 4 2 3 3 4 2 2 57 Sedang
33 Ny.S P 62 Tidak sekolah 2 4 4 4 2 3 4 4 2 3 4 3 2 2 4 3 3 4 2 3 62 Berat
34 Tn.S L 66 SD 1 4 3 4 1 4 3 4 2 3 4 3 2 2 4 4 2 4 3 4 61 Berat
35 Tn.A L 64 SD 1 4 3 4 1 4 3 4 2 3 4 4 2 2 4 4 2 4 3 4 62 Berat
36 Tn.S L 76 SMP 3 2 1 2 2 3 2 1 3 2 1 2 2 1 3 3 2 2 3 3 43 Sedang
37 Tn.W L 64 SD 1 1 1 4 1 4 1 1 1 1 2 1 1 1 4 1 4 1 1 1 32 Rendah
38 Ny.S P 66 SD 3 4 1 1 1 3 1 2 3 3 1 3 4 2 3 3 1 1 3 4 47 Sedang
39 Ny.K P 76 Tidak sekolah 1 4 3 4 1 4 3 4 2 3 4 3 2 2 4 4 2 4 3 4 61 Berat
40 Ny.S P 67 SD 2 3 4 4 3 4 3 4 2 3 4 3 3 2 4 3 2 4 2 3 62 Berat
41 Ny.M P 64 SD 1 1 2 4 4 3 1 1 1 1 1 4 1 1 2 3 3 4 2 3 43 Sedang
42 Tn.S L 66 Tidak sekolah 3 2 2 2 3 3 2 2 3 1 1 2 2 1 2 3 2 2 2 3 42 Sedang
43 Tn.D L 78 SD 4 2 1 2 1 3 2 2 4 3 1 3 3 2 3 4 1 1 2 4 48 Sedang
76
44 Ny.S P 63 Tidak sekolah 1 4 3 3 3 3 4 4 2 2 4 2 2 2 3 3 2 3 1 2 53 sedang
45 Ny.L P 76 Tidak sekolah 2 2 2 1 2 4 2 1 2 3 2 2 1 2 3 3 3 2 2 3 44 Sedang
46 Ny.S P 75 Tidak sekolah 3 2 1 2 2 3 2 1 3 3 2 2 1 2 3 3 3 2 3 3 46 Sedang
47 Ny.W P 72 Tidak sekolah 4 2 1 1 2 4 4 1 4 3 1 3 2 2 3 3 2 1 3 3 49 Sedang
48 Ny.K P 79 Tidak sekolah 2 1 2 4 1 4 1 2 4 3 1 2 4 1 2 3 2 2 2 2 45 Sedang
49 Tn.H L 72 SD 1 4 3 1 1 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 3 2 1 50 Sedang
50 Ny.E P 77 SMP 1 1 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 4 1 1 1 32 Rendah
51 Tn.H L 75 SMP 1 1 2 4 1 4 3 4 3 2 4 3 2 3 4 4 2 4 2 4 57 Sedang
52 Ny.P P 76 Tidak sekolah 3 3 4 4 3 3 1 1 3 2 3 2 2 2 4 4 3 2 3 3 55 Sedang
53 Tn.K L 66 SD 3 1 2 1 1 3 1 1 3 4 1 2 3 1 4 4 1 2 2 3 43 Sedang
54 Tn.T L 64 Tidak sekolah 1 4 3 1 1 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 3 2 1 52 Sedang
55 Ny.K P 77 SD 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 1 2 2 3 3 2 2 3 3 2 55 Sedang
56 Ny.W P 66 Tidak sekolah 1 1 1 4 1 4 1 2 1 2 2 1 1 1 4 4 4 1 1 1 38 Rendah
57 Ny.K P 75 Tidak sekolah 2 1 2 1 2 1 2 1 4 3 2 2 1 2 2 2 2 4 3 1 40 Rendah
58 Tn.T L 77 SD 1 4 3 1 1 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 3 2 1 48 Sedang
59 Tn.H L 65 Tidak sekolah 1 4 3 4 1 4 3 4 2 3 4 3 2 2 4 4 2 4 3 1 58 Sedang
60 Ny.M P 64 Tidak sekolah 1 4 3 1 1 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 3 2 2 1 52 Sedang
77
TABULASI KUESIONER INTERAKSI SOSIAL
78
22 Ny.S P 76 SD 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8 cukup
23 Ny.S P 68 SD 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 7 cukup
24 Tn.K L 75 Tidak sekolah 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 5 cukup
25 Ny.Y P 67 SD 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 7 cukup
26 Tn.J L 65 SD 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 7 cukup
27 Ny.K P 76 Tidak sekolah 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 6 cukup
28 Ny.S P 80 Tidak sekolah 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 8 cukup
29 Ny.S P 76 Tidak sekolah 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 6 cukup
30 Ny.J P 76 SD 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 8 cukup
31 Ny.S P 62 SD 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 4 kurang
32 Tn.S L 64 SD 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 7 cukup
33 Ny.S P 62 Tidak sekolah 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 4 kurang
34 Tn.S L 66 SD 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 6 cukup
35 Tn.A L 64 SD 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 4 kurang
36 Tn.S L 76 SMP 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 7 cukup
37 Tn.W L 64 SD 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 6 cukup
38 Ny.S P 66 SD 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 8 cukup
39 Ny.K P 76 Tidak sekolah 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 5 cukup
40 Ny.S P 67 SD 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 6 cukup
41 Ny.M P 64 SD 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 5 cukup
42 Tn.S L 66 Tidak sekolah 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 6 cukup
43 Tn.D L 78 SD 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 5 cukup
44 Ny.S P 63 Tidak sekolah 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 7 cukup
45 Ny.L P 76 Tidak sekolah 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 8 cukup
46 Ny.S P 75 Tidak sekolah 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 10 baik
79
47 Ny.W P 72 Tidak sekolah 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 6 cukup
48 Ny.K P 79 Tidak sekolah 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 6 cukup
49 Tn.H L 72 SD 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 9 baik
50 Ny.E P 77 SMP 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 8 cukup
51 Tn.H L 75 SMP 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 5 cukup
52 Ny.P P 76 Tidak sekolah 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 5 cukup
53 Tn.K L 66 SD 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 kurang
54 Tn.T L 64 Tidak sekolah 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 8 cukup
55 Ny.K P 77 SD 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 6 cukup
56 Ny.W P 66 Tidak sekolah 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 8 cukup
57 Ny.K P 75 Tidak sekolah 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 6 cukup
58 Tn.T L 77 SD 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 8 cukup
59 Tn.H L 65 Tidak sekolah 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 6 cukup
60 Ny.M P 64 Tidak sekolah 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 9 baik
80
Lampiran 8
DISTRIBUSI FREKUENSI
1. Umur
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 60-74 36 60.0 60.0 60.0
75-90 24 40.0 40.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
2. Jenis Kelamin
jenis_kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid L 24 40.0 40.0 40.0
P 36 60.0 60.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
3. Pendidikan Terakhir
pendidikan_terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 22 36.7 36.7 36.7
SMP 5 8.3 8.3 45.0
SMA 1 1.7 1.7 46.7
TIDAK
32 53.3 53.3 100.0
SEKOLAH
Total 60 100.0 100.0
4. Kesepian
Kesepian
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KESEPIAN RENDAH 9 15.0 15.0 15.0
KESEPIAN SEDANG 42 70.0 70.0 85.0
KESEPIAN BERAT 9 15.0 15.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
5. Interaksi Sosial
interaksi_sosial
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BAIK 6 10.0 10.0 10.0
CUKUP 47 78.3 78.3 88.3
KURANG 7 11.7 11.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
81
Lampiran 9
HASIL UJI NORMALITAS
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kesepian 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
interaksi_sosial 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
Descriptives
82
Interquartile Range .00
Skewness .060 .309
Kurtosis 1.861 .608
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kesepian .350 60 .000 .726 60 .000
interaksi_sosial .398 60 .000 .640 60 .000
a. Lilliefors Significance Correction
83
Lampiran 10
CROSSTABULATION
UMUR
KESEPIAN * UMUR Crosstabulation
umur
60-74 75-90 Total
kesepian KESEPIAN RENDAH Count 5 4 9
Expected Count 5.4 3.6 9.0
% of Total 8.3% 6.7% 15.0%
KESEPIAN SEDANG Count 23 19 42
Expected Count 25.2 16.8 42.0
% of Total 38.3% 31.7% 70.0%
KESEPIAN BERAT Count 8 1 9
Expected Count 5.4 3.6 9.0
% of Total 13.3% 1.7% 15.0%
Total Count 36 24 60
Expected Count 36.0 24.0 60.0
% of Total 60.0% 40.0% 100.0%
84
JENIS KELAMIN
85
PENDIDIKAN TERAKHIR
pendidikan_terakhir
TIDAK
SD SMP SMA SEKOLAH Total
interaksi_sosial BAIK Count 1 1 0 4 6
Expected Count 2.2 .5 .1 3.2 6.0
% of Total 1.7% 1.7% .0% 6.7% 10.0%
CUKUP Count 18 4 1 24 47
Expected Count 17.2 3.9 .8 25.1 47.0
% of Total 30.0% 6.7% 1.7% 40.0% 78.3%
KURANG Count 3 0 0 4 7
Expected Count 2.6 .6 .1 3.7 7.0
% of Total 5.0% .0% .0% 6.7% 11.7%
Total Count 22 5 1 32 60
Expected Count 22.0 5.0 1.0 32.0 60.0
% of Total 36.7% 8.3% 1.7% 53.3% 100.0%
86
Lampiran 11
HASIL UJI SPSS
interaksi_sosial
Total Count 6 47 7 60
Correlations
kesepian interaksi_sosial
Spearman's rho kesepian Correlation Coefficient 1.000 .264*
Sig. (2-tailed) . .042
N 60 60
*
interaksi_sosial Correlation Coefficient .264 1.000
Sig. (2-tailed) .042 .
N 60 60
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
87
Lampiran 12
Bulan
No Kegiatan
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1. Menentukan topik proposal
2 Konsul judul
3. Survey pendahuluan
4. Penyusunan proposal
5. Bimbingan proposal
6. Ujian proposal
7. Revisi proposal
8. Pengurusan surat dan perizinan
9. Penyusunan dan konsul skripsi
10. Ujian skripsi
11. Revisi skripsi
88
Lampiran 13
DOKUMENTASI PENELITIAN
89
Lampiran 14
90
91
92