Oleh:
ANJU FILOMENA MAYASARI
NIM : 201302006
OLEH :
ANJU FILOMENA MAYASARI
NIM : 201302006
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Katolik
Alamat : Asrama Yonif 501, Jl. Urip Sumoharjo No. 60, Madiun
Email :-
Riwayat Pendidikan :
Riwayat Pekerjaan :-
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
The Correlation Knowledge Level with The Anxiety level on Young Teenage in
Facing Menarche in SDN 02 Nambangan Lor Madiun
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
3. Ibu Mega Arianti Putri, S. Kep., Ns, M. Kep. selaku Ketua Program
Keperawatan.
ix
x
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 6
1.3 Tujuan Peenelitian ...................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
1.5 Keaslian Penelitian ..................................................................... 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pengetahuan .................................................................. 9
2.1.1 Definisi Pengetahuan ........................................................ 9
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan .............. 10
2.1.3 Tingkat Pengetahuan ......................................................... 14
2.1.4 Cara-cara Memperoleh Pengetahuan ................................ 16
2.1.5 Pengukuran Pengetahuan .................................................. 17
2.2 Konsep Kecemasan..................................................................... 18
2.2.1 Definisi Kecemasan .......................................................... 18
2.2.2 Faktor-faktor Gangguan Kecemasan................................. 19
2.2.3 Gejala Klinis Kecemasan .................................................. 21
2.2.4 Proses Terjadinya Kecemasan........................................... 22
2.2.5 Tingkat Kecemasan ........................................................... 24
2.2.6 Respon terhadap Kecemasan............................................. 28
2.2.7 Pengukuran Kecemasan .................................................... 31
2.2.8 Penatalaksanaan Kecemasan ............................................. 34
2.3 Konsep Remaja ........................................................................... 36
2.3.1 Pengertian Remaja ............................................................ 36
2.3.2 Perkembangan Remaja dan Tugas Perkembangannya ...... 37
2.3.3 Tahapan Perkembangan Remaja ....................................... 39
2.3.4 Masalah Umum pada Remaja ........................................... 40
xi
2.3.5 Perubahan Kejiwaan pada Masa Remaja .......................... 41
2.4 Konsep Menarche ....................................................................... 42
2.4.1 Pengertian Menarche ........................................................ 42
2.4.2 Faktor-faktor Penyebab Menarche .................................... 45
2.4.3 Fase-fase dalam Menstruasi .............................................. 46
2.4.4 Tanda dan Gejala Menstruasi ............................................ 47
2.5 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan
Pada Remaja Awal dalam Menghadapi Menarche secara
Teoritis ........................................................................................ 48
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ................................................ 50
3.2 Hipotesa ...................................................................................... 51
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ........................................................................ 52
4.2 Populasi dan Sampel................................................................... 53
4.3 Teknik Sampling ........................................................................ 55
4.4 Kerangka Kerja Penelitian .......................................................... 56
4.5 Variabel Penelitian ..................................................................... 57
4.6 Definisi Operasional Variabel .................................................... 57
4.7 Instrumen Penelitian ................................................................... 60
4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas...................................................... 61
4.9 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 63
4.10Prosedur Pengumpulan Data ...................................................... 63
4.11Teknik Analisa Data ................................................................... 65
4.12Pengolahan Data ......................................................................... 68
4.13Etika Penelitian ........................................................................... 71
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................... 73
5.2 Hasil Penelitian ........................................................................... 74
5.2.1 Data Umum ....................................................................... 74
5.2.2 Data Khusus ...................................................................... 75
5.3 Pembahasan ................................................................................ 79
5.3.1 Tingkat Pengetahuan Remaja Awal di SDN 02
Nambangan Lor Madiun ................................................... 79
5.3.2 Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi Menarche di
SDN 02 Nambangan Lor Madiun ..................................... 81
5.3.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat
Kecemasan pada Reamaja Awal dalam Menghadapi
Menarche di SDN 02 Nambangan Lor Madiun ................ 83
5.4 Keterbatasan penelitian............................................................... 86
BAB 6 PENUTUP
6.1 Simpulan ..................................................................................... 87
6.2 Saran ........................................................................................... 87
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR SINGKATAN
xvi
DAFTAR ISTILAH
Adolescene : remaja
Aminorea : menstruasi yang tidakteratur
Analysis : analisis, analisa
Ango, anci : mencekik
Angustus : kaku
Anoreksia : gangguan makan yang ditandai penolakan
untuk mempertahankan berat badan yang
sehat
Ansietas : kecemasan, perasaan tidak nyaman
Application : aplikasi
Autonomy vs shame and doubt : otonomi melawan keraguan
Believe : percaya
Comprehension : memahami
Evaluation : evaluasi
Fertilisasi : pembuahan, konsepsi, pelebuhan nukleus
Follicle de graff : folikel yang telah matang dan siap
mengeluarkan ovum di dalamnya
Gastrointestinal : saluran pencernaan
Holistic : keseluruhan, menyeluruh
Human Immunodeficiency Virus : virus yang menyebabkan penurunan sistem
kekebalan tubuh
Identity vs identity confusion : identitas melawan kebingungan identitas
Industry vs inferiority : kerajinan melawan perasaan rendah diri
Inform consent : surat persetujuan
Initiative vs guilt : inisiatif melawan rasa bersalah
Integument : jaringan kulit
Imagery audience : pusat perhatian orang lain
Impotensi : disfungsi seksual dimana ketidakmampuan
untuk ereksi
Justification : penilaian
Kardiovaskuler : pembuluh jantung
Know : tahu
Korpusluteum : massa jaringan kuning di dalam ovarium
yang dibentuk oleh folikel yang telah
matang
Menarche : menstruasi pertama pada anak perempuan
Misinformation : penerangan informasi yang keliru
Nekrosis : kematian sel-sel jaringan
Neuromuskuler : saraf otot
Neurotransmitter : sinyal penghantar saraf
Personal fabes : merasa unik dan berbeda dari orang lain
Personality development : pengembangan kepribadian
Problem teenager group : kelompok bermasalah remaja
xvii
Psikosomatis : psikologifisik
Psychiatric disorder : gangguan kejiwaan
Prostaglandin : hormon yang dihasilkan lemak yang
membuat konstraksi atau penegangan otot
perut
Pueral : masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja
Real : kenyataan, yang sebenarnya
Recall : mengingat kembali
Schemata : pengetahuan yang dimiliki individu
terhadap situasi tertentu dan
mengendalikan diri dalam situasi tersebut
Spilliting personality : keretakan pribadi
Stressor : pemicu stress
Superstition : takhayul
Synthesis : sintesis, sintesa
Trial and error : mencoba-coba
Trust vs mistrust : kepercayaan melawan ketidakpercayaan
Urogenital : saluran kemih
xviii
BAB 1
PENDAHULUAN
awal masa remaja. Sekitar tahun 1980, usia menarche remaja putri di Eropa adalah
sekitar 16-18 tahun sementara tahun 2002 sekitar 12,5-13,5 tahun (Fitri, 2012).
Suryani dan Widyasih dalam Fitri (2012) berpendapat menarche terjadi kurang lebih
pada usia 11-16 tahun. Menarche terjadi pada usia 12-13 tahun yang dikenal dengan
masa pueral yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja. Pada remaja yang
menghadapi menarche memiliki perubahan psikis yang berbeda, salah satunya adalah
bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi (Ade, 2011a).
Kecemasan yang dialami disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah
dampak positif atau negatif pada remaja seperti kecemasan dalam menghadapi
menarche sehingga merasa tidak siap dan perasaan bimbang tentang hal yang harus
1
Data dari CIA World Factbook dalam Indonesia Investmen (2016) penduduk
proyeksi penduduk pada tahun 2015 menunjukkan bahwa jumlah remaja usia 10-24
tahun di Indonesia mencapai lebih dari 66,0 juta jiwa (25%) dari jumlah penduduk
sebagai ciri akil balik wanita. Pada remaja putri memiliki tingkat pengetahuan tentang
menstruasi sekitar 78% pada wanita usia 20-24 tahun dan 75% pada wanita usia 15-
yaitu umur, sikap, serta kehendak dan kemauan dan faktor eksternal antara lain
akan terjadi perubahan pada seorang gadis yaitu reaksi hormonal, reaksi biologis dan
apa yang terjadi pada kondisi fisiknya. Suryani dan Widyasih dalam Fitri (2012)
berpendapat bahwa tidak semua peristiwa tersebut bisa dihadapi secara normal pada
anak gadis, terkadang juga bisa berjalan tidak lancar atau tidak normal karena banyak
Yusuf dalam Fitri (2012) menyatakan menstruasi awal sering disertai dengan sakit
kepala, sakit punggung, dan kadang-kadang kejang, serta merasa lelah, depresi dan
20
mudah tersinggung dimana hal inilah yang memicu timbulnya cemas pada remaja
kecemasan diawali oleh pertemuan individu dengan stimulus yang berupa situasi
yang berpengaruh dalam membentuk kecemasan secara langsung atau tidak langsung
dimiliki individu terhadap situasi tersebut yang sebenarnya mengancam atau tidak
tidak memadai akan berdampak pada timbulnya kecemasan (Safaria dan Saputra
seperti cemas, bingung, tegang, takut, kaget dan deg-degan sehingga merasa tidak
siap dalam menghadapi menarche (Fitri, 2012). Dampak lain yang akan timbul pada
remaja adalah masalah kesehatan reproduksi seperti kehamilan usia dini, aborsi yang
tidak aman, infeksi menular seksual (IMS) termasuk Human Immunodeficiency Virus
21
psikis yang dialami oleh remaja dalam menghadapi menarche. Pencegahan lain juga
merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian semua pihak untuk
masyarakat yang lain, karena usia 6-18 tahun mempunyai prosentase paling tinggi
dibandingkan dengan kelompok umur yang lain (Notoatmodjo dalam Gita, 2015).
Data dari Dinkes Kota Madiun (2015) diketahui jumlah anak perempuan usia 5-9
tahun sebanyak 6.185 anak dan usia 10-14 tahun sebanyak 5.926 anakserta di
Kelurahan Manguharjo terdapat 12 Sekolah Dasar (SD) dan salah satunya adalah
SDN 02 Nambangan Lor Madiun. Dari studi pendahuluan yang telah saya lakukan di
SDN 02 Nambangan Lor Madiun dari kelas 4 dan 5 sejumlah 10 siswi, terdapat 4
siswi telah mengalami menarche dan 6 siswi belum mengalami menarche dan
sebanyak 50%, pengetahuan cukup sebanyak 30%, dan pengetahuan baik sebanyak
20% sedangkan untuk tingkat kecemasan diperoleh data kecemasan ringan pada 6
siswi (60%), dan kecemasan sedang 4 siswi (40%). Dari data tersebut baik anak yang
22
penelitian tentang kecemasan pada remaja awal yang mengalami menarche. Oleh
karena ini, saya tertarik untuk melakukan penelitian di SDN 02 Nambangan Lor
untuk pertama kali pada remaja awal yang dapat diberikan dengan pendidikan
Indonesia yang terdapat pada Undang- Undang Reproduksi Indonesia No. 36 tahun
2009 dalam Bab VII tentang kesehatan ibu, bayi, anak, remaja lanjut usia dan
penyandang cacat serta pada pasal 136 ayat 1 yang menyebutkan “Bahwa upaya
menjadi orang dewasa yang sehat dan produktif, baik sosial maupun ekonomi“. Pasal
dilakukan dalam mempersiapkan remaja menjadi orang dewasa yang sehat dan
masalah ini adalah diadakannya pendidikan tentang reproduksi khususnya hal dalam
mengalami menarche.
23
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara
tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan pada remaja awal dalam menghadapi
menarche?
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan pada remaja awal dalam menghadapi
menarche.
menarche
menarche
24
1.4 Manfaat Penelitian
Dari tujuan penelitian diatas, penelitian ini dapat memberikan manfaat antara
lain:
Manfaat bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun adalah penelitian ini
Kota Madiun.
Manfaat bagi peneliti sendiri adalah hasil penelitian yang dilakukan dapat
25
jelas pentingnya pengetahuan melalui pendidikan kesehatan bagi para remaja
Jenis
No Judul Variabel Hasil
Penelitian
1. Pengaruh Penyuluhan - Penyuluh Quasi Terdapat pengaruh posi-
Menstruasi terhadap an Experiment tif penyuluhan mens-
Kecemasan Meng- menstru- truasi terhadap tingkat
hadapi Menarchepada asi kecemasan menghadapi
Remaja Putri Kelas - Kecemas- menarchepada remaja
VII SMPN 2 an meng- putri yang dapat menu-
Punggelan Banjar- hadapi runkan tingkat kece-
negara (Grhasta, dkk, menarche masan dalam meng-
2014) hadapi menarche deng-
an tingkat kecemasan
berat.
2. Pengaruh Pendidikan - Pendidik- Pra Ada perbedaan tingkat
Kesehatan mengenai an eksperiment kecemasan pada respon-
Menarche terhadap kesehatan al dengan den sebelum dengan
Penurunan Kecemasan - Penurun- one group setelah diberikan pendi-
Siswi SMP Kelas VII an pre-post test dikan kesehatan menge-
Menjelang Menarche kecemas- design nai menarche sehingga
di SMP Negeri 1 an dapat dikatakan bahwa
Semarapura (Trya, ada pengaruh pendidik-
dkk, 2015) an kesehatan mengenai
menarche terhadap
penurunan kecemasan.
3. Hubungan antara - Tingkat Cross Ada hubungan antara
Tingkat Pengetahuan pengetah sectional tingkat pengetahuan
Tentang Menstruasi uan tentang menstruasi
dengan Kecemasan - Kecemas dengan kecemasan pada
pada Remaja Putri an remaja putri.
Kelas VII di SMP
Tarakanita Solo Baru
Sukoharjo (Ningsih
dan Tunjung, 2016)
26
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dalam Wahitet al, 2007). Pengetahuan adalah hasil mengingat suatu hal termasuk
mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak
sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
9
Notoatmodjo (2010) berpendapat bahwa pengetahuan tentang kesehatan adalah
a. Pengetahuan tentang penyakit menular dan tidak menular (jenis penyakit dan
kesehatan anatra lain gizi makanan, sarana air bersih, pembuangan air
antara lain:
a. Pendidikan
terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri
10
memperoleh informasi dan akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
mereka miliki.
b. Informasi
d. Pengalaman
e. Pekerjaan
dan pengetahuan yang baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
11
f. Umur
Dengan bertambahnya umur maka terjadi perubahan pada aspek fisik dan
g. Minat
akan menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan
a. Faktor internal
1. Pendidikan
suatu usaha dasar untuk menjaddi kepribadian dan kemampuan didalam dan
2. Minat
sesuatu dengan adanya pengetahuan yang tinggi didukung minat yang cukup
12
dari seseorang sangat mungkin orang tersebut berperilaku sesuai dengan apa
yang diharapkan.
3. Pengalaman
meninggalkan kesan yang kuat karena sikap akan mudah terbentuk apabila
4. Usia
Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang
b. Faktor eksternal
1. Ekonomi
status ekonomi baik lebih baik lebih mudah tercukupi dibandingkan keluarga
dengan status ekonomi rendah, hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan
13
2. Informasi
yaitu:
a. Tahu (know)
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
b. Memahami (comprehension)
14
c. Aplikasi (application)
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (synthesis)
baru.
f. Evaluasi (evaluation)
15
2.1.4 Cara-cara Memperoleh Pengetahuan
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran
memecahkan masalah dan apabila tidak berhasil dapat mencoba hal yang
Prinsip dari cara ini adalah orang lain menerima pendapat yang
16
pada umum. Deduksi adalah proses pembuatan kesimpulan dari pernyataan
umu ke khusus.
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah yang sistematis, logis, dan ilmiah.
penelitiannya.
benar76-100%, cukup jika jawaban benar 56-75%, dan kurang bila jawaban benar ≤
17
2.2 Konsep Kecemasan
Kecemasan berasal dari bahasa Latin “angustus” yang berarti kaku dan “ango,
anci” yang berarti mencekik. Kecemasan (ansietas/ anxiety) adalah gangguan dalam
alam perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak
mengalami gangguan dalam menilai realistis (reality testing ability), masih baik,
(Nixson, 2016). Cemas adalah suatu emosi dan pengalaman subjektif dari seseorang
dimana suatu keadaan yang membuat seseorang tidak nyaman dan terbagi dalam
beberapa tingkatan.Jadi cemas berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak
Kecemasan dianggap abnormal hanya jika terjadi dalam situasi yang sebagian
besar orang dapat menanganinya tanpa kesulitan berarti. Gangguan kecemasan adalah
kecemasan umum dan gangguan panik) atau dialami jika seseorang berupaya
mengalaminya dari peristiwa yang oleh sebagian besar tidak dianggap stress (Zuyina
utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan (psychiatric disorder). Tidak semua
orang yang mengalami stressor psikososial akan menderita gangguan cemas, hal ini
18
tergantung pada struktur kepribadiannya. Perkembangan kepribadian (personality
development) seseorang dimulai sejak usia bayi hingga usia 18 tahun dan tergantung
a. Lingkungan
tentang diri sendiri maupun orang lain karena adanya pengalaman yang tidak
lingkungannya.
Kecemasan bias terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan keluar
rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat lama.
c. Sebab-sebab fisik
timbulnya kecemasan.
19
Farida dan Yudi (2010) berpendapat bahwa kecemasan dipengaruhi oleh faktor-
faktor berikut:
1. Peristiwa traumatik
2. Konflik emosional
4. Frustasi
5. Gangguan fisik
8. Medikasi
b. Faktor presipitasi
20
2.2.3 Gejala Klinis Kecemasan
ada yang tergolong normal ada pula yang mengalami kecemasan yang tampak pada
Nixson (2016) berpendapat bahwa gejala kecemasan bersifat fisik dan mental
antara lain:
a. Gejala fisik
3. Keringat dingin
4. Kepala pusing
7. Dada sesak
b. Gejala mental
21
Jeffrey et al dalam Nixson (2016) mengemukakan gejala kecemasan ada 3
jenis yaitu:
sulit bernafas, jantung berdebar kencang, merasa lemas, panas dingin, mudah
dependen.
akan ketakutan terhadap sesuatu yang akan terjadi di masa depan, keyakinan
a. Faktor predisposisi
1. Teori psikoanalitik
22
2. Teori tingkah laku
3. Teori keluarga
keluarga.
4. Teori biologis
b. Faktor presipitasi
Faktor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal yang
Ancaman ini berupa ketidak mampuan fisiologis yang akan dating atau
23
kehamilan dan penuaan. Sumber eksternal antara lain infeksi virus dan
Ancaman ini dapat membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial
Gambar 2.1 menjelaskan bahwa rentang kecemasan dibagi menjadi 2 arah yaitu
arah kekiri yaitu respon adaptif dan kekanan adalah respon maladaptif. Semakin
kekanan maka tingkat kecemasan semakin berat hingga menjadi panik dan semakin
kekiri maka tingkat kecemasan semakin ringan dan bias beradaptasi. Ansietas
berbeda dengan rasa takut yang merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya.
Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat
24
Nixson (2016) mengidentifikasi kecemasan dalam 4 tingkatan dengan
a. Cemas ringan
lahan persepsinya.
1. Respon fisiologis
2. Respon kognitif
25
b. Cemas sedang
1. Respon fisiologis
c) Mulut kering
d) Anoreksia
f) Gelisah
2. Respon kognitif
26
c. Cemas berat
Cemas ini sangat mengurangi lahan persepsi dan memusatkan sesuatu yang
1. Respon fisiologis
d) Penglihatan kabur
2. Respon kognitif
b) Verbalisasi cepat
d. Panik
27
1. Respon fisiologis
a) Nafas pendek
c) Sakit dada
d) Pucat
e) Hipotensi
2. Respon kognitif
c) Persepsi kacau
a. Respon fisiologis
1. Sistem kardiovaskuler
rasa ingin pingsan, pingsan, tekanan darah menurun, dan denyut nadi
menurun.
28
2. Sistem pernafasan
Respon yang terjadi adalah nafas cepat, sesak nafas, tekanan pada dada,
terengah-engah.
3. Sistem neuromuskuler
4. Sistem gastrointestinal
Respon yang terjadi yaitu kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa
tidak nyaman pada abdomen, mual, nyeri ulu hati dan diare.
Respon yang terjadi adalah tidak dapat menahan kencing dan sering
berkemih.
tangan, gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, dan wajah pucat.
29
b. Respon perilaku, kognitif, dan afektif
1. Sistem perilaku
Respon yang terjadi antara lain gelisah, ketegangan fisik, reaksi terkejut,
2. Sistem kognitif
3. Sistem afektif
Respon yang terjadi adalah mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang,
30
2.2.7 Pengukuran Kecemasan
(Hamilton Anxiety Ratting Scale) yang terdiri dari 14 item (Nixson, 2016) yaitu:
1. Perasaan cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, dah mudah
tersinggung.
3. Ketakutan seperti takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal
4. Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur
5. Gangguan kecerdasan seperti penurunan daya ingat, mudah lupa, dan sulit
berkonsentrasi.
7. Gejala somatik seperti nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara
10. Gejala pernapasan yaitu rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering
31
11. Gejala gastrointestinal yaitu sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun,
muntah dan mual, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan
panas diperut.
12. Gejala urogenital yaitu sering kencing, tidak dapat menahan kencing,
13. Gejala vegetatif yaitu mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu
dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan nafas pendek
cepat.
Nilai Keterangan
0 Tidak ada gejala sama sekali
1 Satu dari gejala yang ada
Sedang atau separuh dari gejala yang
2
ada
Berat atau lebih dari setengah gejala
3
yang ada
4 Sangat berat semua gejala ada
32
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor item 1-14
dengan hasil :
(Depression Anxiety Stress Scale) dalam bentuk tabel. Metode ini memberikan
c. 2 : sering
Nilai Keterangan
0-29 Normal
30-59 Kecemasan ringan
60-89 Kecemasan sedang
90-119 Kecemasan berat
>120 Kecemasan sangat berat
33
2.2.8 Penatalaksanaan Kecemasan
pencegahan dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistic
c. Cukup berolahraga
d. Tidak merokok
2. Terapi psikofarma
Terapi ini berupa pengobatan untuk cemas yang berguna untuk memulihkan
pusat otak.Obat yang sering digunakan adalah obat anti cemas (anxiolytic)
3. Terapi somatik
34
4. Psikoterapi
agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi
5. Psikoreligius
35
2.3 Konsep Remaja
Remaja atau adolescene berasal dari kata bahasa latin adilescere (kata benda,
adolescentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh kearah
kematangan. Kematangan yang dimaksud bukan hanya kematangan fisik saja tetapi
juga kematangan social dan psikologis. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12
sampai 24 tahun. Pendapat lain adalah menurut Depkes RI adalah antara 10-19 tahun
dan belum kawin sedangkan menurut BKKBN adalah 10-19 tahun (Yani et al, 2009).
kanak-kanak dan masa dewasa yang dimulai kira-kira pada umur 8-14 tahun dan
Remaja adalah suatu tahap antara masa anak-anak dengan masa dewasa. Masa
remaja merupakan periode yang paling rawan dalam perkembangan hidup seorang
perubahan fisik yang spesifik dan secara psikologis akan mulai mecari jati diri.
Dalam pencarian identitas diri ini remaja harus dihadapkan pada kondisi lingkungan
36
Masa remaja atau masa pubertas bisa dibagi menjadi 4 fase menurut Kartini
(2007) yaitu:
a. Masa awal pubertas disebut pula sebagai masa pueral atau pra-pubertas
c. Masa pubertas sebenarnya mulai usia kurang lebih 14 tahun. Masa pubertas
anak wanita pada umumnya berlangsung lebih awal daripada pubertas anak
laki-laki.
d. Fase adolense mulai usia kurang lebih 17 tahun sampai 19-21 tahun.
1. Mencapai hubungan sosial yang matang dengan teman sebaya baik dengan
masing
37
7. Mempersiapkan diri untuk melakukan perkawinan dan hidup berumah
tangga
jawabkan
dalam tahap formal operasional, di mana tingkah laku yang ditampilkan oleh remaja
adalah rasa kritis, rasional dan jelas sehingga remaja sering mempertanyakan kembali
aturan-aturan yang diterimanya, rasa ingin tahu yang merangsang adanya kebutuhan
atau kegelisahan akan sesuatu yang harus dipecahkan. Jalan pikiran egosentris yang
berkaitan dengan penentangan terhadap pendapat atau pola pikir orang lain yang tidak
sejalan dengan pola pikir diri sendiri. Dalam diri remaja terbentuk imagery audience
yaitu keadaan di mana remaja merasa selalu menjadi pusat perhatian orang lain serta
personal fables, yaitu remaja merasa dirinya unik dan berbeda dengan orang lain
(Eny, 2013).
38
2.3.3 Tahapan Perkembangan Remaja
Jakarta (2010) terdapat delapan tahap perkembangan dan lima tahap diantaranya
Tahap ini terjadi di awal kehidupan, selama satu hingga dua tahun
Tahapan ini berlangsung pada anak usia pra-sekolah dan awal usia sekolah
dimana anak cenderung aktif bertanya untuk memenuhi rasa ingin tahu dan
wawasannya dengan cara bermain aktif, bekerja sama dengan orang lain, dan
Pada tahap ini terjadi persaingan dalam kelompok.Rasa percaya diri anak
mulai terasah, begitu pula dengan kemandiriannya sehingga anak juga lebih
39
5. Identitas melawan kebingungan identitas (identity vs identity confusion)
sisi lain, pada tahapan ini dapat pula terjadi penyimpangan identitas.
yaitu remaja normal, remaja bermasalah umum, dan remaja bermasalah patologis.
Dua kelompok pertama merupakan problem teenager group dengan didasari pada
asumsi bahwa tidak ada remaja yang tidak bermasalah dalam menghadapi transisi
masalah umum yang dialami remaja berkaitan dengan tumbuh kembangnya menurut
Eny (2013):
40
7. Nilai-nilai (moral, penyalahgunaan obat-obatan, dan hubungan seksual).
seperti putus pacar, proses pacaran, backstreet, sulit punya pacar, dan lain-
lain.
1. Perubahan emosi
terlebih dahulu.
c. Ada kecenderungan tidak patuh pada orrang tua dan lebih senang pergi
41
2. Perkembangan intelegensia
kritik.
ingin mencoba-coba.
Menarche atau haid adalah perubahan psikologis dalam tubuh wanita yang
terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Pada wanita siklus
menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi
tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama kadang-kadang siklus
terjadi setiap 21 hari sampai 30 hari. Biasanya menstruasi terjadi selam 5 hari,
terkadang juga 2 hari-7 hari. Umumnya darah yang hilang saat menstruasi adalah 10
Menstruasi adalah darah yang keluar dari vagina wanita sewaktu ia sehat ia
sehat bukan disebabkan oleh melahirkan anak atau karena luka. Dalam keadaan
normal menarche diawali dengan periode kematangan yang dapat memakan waktu 2
(Waryana, 2010).
42
Data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang besar
dari penduduk dunia. WHO menyatakan sekitar seperlima dari penduduk dunia
adalah remaja berumur 10-19 tahun. Di Indonesia, remaja usia 10-19 tahun berjumlah
sekitar 43 jiwa atau 19,61% dari jumlah penduduk. Pada tahun 2008, jumlah remaja
di Indonesia mencapai 62 juta jiwa. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam
kehidupan manusia yang sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan
dari anak-anak ke masa dewasa. Pada tahap ini remaja akan mengalami suatu
perubahan fisik, emosional dan sosial sebagai ciri dalam masa pubertas (Syntia,
2012).
Sekitar tahun 1980, usia menarche remaja putri di Eropa adalah sekitar 16-18
tahun, sementara pada tahun 2002 didapati usia menarche sekitar 12,5-13,5 tahun
(Fitri, 2012). Di Inggris usia rata-rata untuk mencapai menarche adalah 13,1 tahun,
sedangkan suku Bunding di Papua, menarche dicapai pada usia 16,8 tahun. Hal yang
sama di perlihatkan di negara Korea Selatan pada penelitian Hwang et albahwa usia
rata menarche menurun dari 16,8tahun menjadi 12,7 tahun. Demikian pula di
usia menarche di Indonesia dari rata-rata 14 tahun menjadi 12,8 tahun (Sylvia dan
Fitri,2013).
Pada setiap siklus haid FSH dikeluarkan oleh lobus anterior hipofise yang
menyebabkan satu atau dua folikel primer berkembang menjadi folikel de Graf yang
akan menghasilkan hormone estrogen. Estrogen ini menekan FSH sehingga hipofise
43
disalurkan oleh umpan balik negatif estrogen terhadap hipotalamus. Karena pengaruh
terjadi ovulasi (ovum dilepaskan oleh ovarium). Setelah ovulasi terbentuklah korpus
rubrum (berwarna merah) dan akan berubah menjadi korpus luteum karena pengaruh
FSH dan LTH (luteotrophic hormone). Kemudian terjadi degenerasi serta perdarahan
dan pelepasan endometrium yang nekrotik yang disebut dengan menstruasi. Bila ada
pembuahan maka korpus luteum akan terus berkembangan menjadi korpus luteum
Pada awalnya menstruasi tidak teratur, mungkin berlangsung pada dua atau tiga
bulan atau bahkan lebih lama, setelah menstruasi pertama.Hal ini masih normal
seharusnya peristiwa tersebut diterima dengan sikap wajar. Namun bila peritiwa
tersebut menimbulkan keterkejutan (syok) yang sangat hebat disertai dengan iritasi
(rangsangan yang mengganggu), maka wanita mengalami sakit, mual, cepat lelah,
44
2.4.2 Faktor-faktor Penyebab Menarche
a. Faktor hormon
b. Faktor enzim
c. Faktor vaskular
45
d. Faktor prostaglandin
pada haid.
Ada beberapa fase dalam menstruasi menurut Syntia (2012) antara lain:
a. Fase menstruasi
Fase menstruasi adalah luruh dan keluarnya dinding rahim dari tubuh. Hal
ini disebabkan berkurangnya kadar hormon seks secara bertahap terjadi pada
hari ke 1 sampai ke 7.
b. Fase praovulasi
ovarium yang dipicu oleh peningkatan kadar estrogen dalam tubuh yang
c. Fase ovulasi
Fase ovulasi adalah keluarnya ovum matang dari ovarium atau yang biasa
disebut masa subur. Bila siklusnya tepat waktu maka akan terjadi pada hari
d. Fase Pascaovulasi
46
berkembang. Jika tidak terjadi fertilisasi maka hormon seks akan berulang
1. Perut terasa mulas, mual dan panas terjadi karena saat menstruasi terjadi
2. Tubuh lemas berlebihan terjadi karena saat menstruasi banyak darah yang
3. Nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian bawah saat menstruasi yang
kelelahan fisik.
5. Radang pada vagina dan gatal pada kulit area genital dikarenakan pemakaian
7. Nyeri dan bengkak pada payudara yang disebabkan oleh sekresi hormon
8. Siklus menstruasi tidak teratur yang dialami oleh sebagian perempuan. Hal
47
kelenjar adrenal akibat rangsangan ACTH (Adrenocorticotropic Hormone)
kanak-kanak dan masa dewasa yang dimulai kira-kira pada umur 8-14 tahun dan
berlangsung kurang lebih selama 4 tahun. Kejadian yang penting dalam masa
pubertas adalah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder,
menarche, dan perubahan psikis. Pendapat Dariyo yang dikutip dalam penelitian
yang dilakukan oleh Ratna (2009) setiap individu mampu menerima perubahan
semasa remaja dengan respon yang berbeda, terutama saat menghadapi menarche
salah satunya adalah kecemasan yang disebabkan oleh ketidaktahuan remaja putri
menstruasi dianggap sebagai hal yang tidak baik. Hal ini sesuai dengan teori yang
disampaikan oleh Ade (2011b) yaitu bahwa menarche seharusnya diterima dengan
sikap wajar. Namun bila peritiwa tersebut menimbulkan keterkejutan (syok) yang
48
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang menstruasi yaitu tingkat
yang diperoleh, semakin tinggi pula pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo, 2010).
wanita yang mengalami menstruasi untuk pertama kali (menarche). Menarche adalah
hal wajar yang pasti dialami oleh setiap wanita normal dan tidak perlu digelisahkan.
Namun hal ini semakin parah apabila pengetahuan remaja mengenai menstruasi ini
sangat kurang dan pendidikan dari orangtua yang kurang. Adanya anggapan orangtua
yang salah bahwa hal ini merupakan hal yang tabu untuk diperbincangkan dan
Oleh karena itu, pengetahuan seseorang yang diperoleh dari sumber informasi
49
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
Keterangan:
: diteliti : berhubungan dengan
: tidak diteliti : mempengaruhi
50
Gambar 3.1 menjelaskan tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat
dipengaruhi oleh faktor internal seperti pendidikan, minat, pengalaman, dan usia serta
faktor eksternal antara lain ekonomi, informasi, dan kebudayaan atau lingkungan.
Tingkat kecemasan juga terjadi akibat beberapa faktor yaitu faktor predisposisi dan
traumatik, konflik emosional, gangguan konsep diri, frustasi, gangguan fisik, pola
mekanisme koping keluarga, riwayat gangguan kecemasan, dan medikasi serta faktor
presipitasi yang mempengaruhi yaitu ancaman terhadap integritas fisik dan ancaman
3.2 Hipotesa
dari kerangka pemikiran yang telah dibuat yang merupakan dugaan sementara dari
penelitian dilaksanakan karena hipotesis akan bisa memberikan petunjuk pada tahap
51
BAB 4
METODE PENELITIAN
dalam waktu yang bersamaan (Nursalam, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk
52
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini, populasi yang
akan digunakan adalah seluruh anak perempuan usia 8-14 tahun SDN 02 Nambangan
4.2.2 Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dari sebagian populasi dan dianggap
menggunakan kriteria sampel yang sangat membantu dalam mengurangi bias dalam
karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan
akan diteliti (Nursalam, 2013). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
1. Anak perempuan usia 8-14 tahun SDN 02 Nambangan Lor Madiun yang
2. Anak perempuan usia 8-14 tahun SDN 02 Nambangan Lor Madiun yang
3. Anak perempuan usia 8-14 tahun SDN 02 Nambangan Lor Madiun yang
53
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 anak dari
populasi seluruh anak perempuan usia 8-14 tahun SDN 02 Nambangan Lor Kota
Slovin dengan tingkat signifikan yang dipilih 5% (0,05) yang dihitung sebagai
berikut:
Rumus :
n = N
1 + N (d)²
Keterangan:
N: jumlah populasi
n : jumlah sampel
n = N
1 + N (d)²
= 32
1 + 32 (0,05)²
= 32
1 + 32 (0,0025)
= 32
1 + 0,08
54
= 32
1, 08
= 29,6
= 30 anak
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
subjek penelitian (Nursalam, 2014). Dalam penelitian ini, saya mengambil sampel
dari populasi seluruh anak perempuan usia 8-14 tahun SDN 02 Nambangan Lor
Madiun sebanyak 30 anak. Metode yang saya gunakan dalam menentukan sampel
dengan menetapkan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai
dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan atau masalah dalam penelitian), sehingga
sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya
(Nursalam, 2013).
55
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
POPULASI
Semua anak perempuan usia 8-14 tahun SDN 02 Nambangan Lor Madiun sejumlah 32 anak
SAMPEL
Sebagian anak perempuan usia 8-14 tahun SDN 02 Nambangan Lor Madiun sejumlah 30 anak
TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling yang digunakan PurpossiveSampling
DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian deskriptif korelasi dengan metode cross-sectional
PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dengan kuisioner dan wawancara kepada responden
Sampling
PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data dengan cara editing, coding, scoring, entry, dan tabulating
ANALISA DATA
Analisa data dengan metode Spearman Rank dengan tingkat signifikan 5% (α = 0,05)
PELAPORAN
56
4.5 Variabel Penelitian
menarche. Dalam penelitian terdapat dua variabel yang akan diteliti yaitu:
variabel bebas (dependent variable) dimana faktor yang diamati dan diukur
untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas.
responden.
57
Tabel 4.1 Definisi Operasional Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat
Kecemasan pada Remaja Awal dalam Menghadapi Menarche
Alat Skala
Variabel Definisi Parameter Skor
Ukur Data
Tingkat Tingkat Yang harus Kuisio- Ordinal Skor untuk
pengeta- pemahaman diketahui ner jawaban pada
huan dan pengap- adalah: tingkat
remaja likasian Tahu (know) pengetahuan:
awal informasi 1. Pengertian 1. Jawaban
tentang tentang tentang benar = 1
menarche segala menarche 2. Jawaban
sesuatu 2. Faktor- salah = 0
mengenai faktor
menarche penyebab Hasil dari
yang dimiliki menarche skor:
oleh Memahami 1. Kurang
responden (comprehen- (jawaban
sion) benar
3. Fase dalam <56%)
menstruasi 2. Cukup
4. Tanda dan (jawaban
gejala benar skor
menarche 56% -75%)
Aplikasi 3. Baik
(Application) (jawaban
5. Pengguna- benar skor
an pemba- >76%-
lut yang 100%)
benar
6. Penatalaksa
naan
gangguan
saat
menarche
Tingkat Tingkat Perasaan yang Kuisio- Ordinal Skor untuk
kecemas- perasaan akan timbul ner jawaban
an dalam kurang sesuai skala tingkat
meng- menyenang- kecemasan kecemasan :
hadapi kan atau HARS seperti: 1. Nilai 0 :
menarche perasaan 1. Perasaan tidak ada
yang cemas gejala
58
mengganggu 2. Ketegangan sama
yang timbul 3. Ketakutan sekali
atau 4. Gangguan 2. Nilai 1 :
dirasakan tidur satu dari
oleh 5. Gangguan gejala
responden kecerdasan yang ada
dalam 6. Perasaan 3. Nilai 2 :
menghadapi depresi sedang
menarche. 7. Gejala atau
somatik separuh
8. Gejala dari gejala
sensorik yang ada
9. Gejalakardi 4. Nilai 3 :
ovas-kuler berat atau
10. Gejala lebih dari
pernapas- separuh
an gejala
11. Gejala yang ada
gastroin- 5. Nilai 4 :
testinal sangat
12. Gejala berat
urogenital dimana
13. Gejala semua
vegetatif gejala ada
14. Apakah Hasil dari
anda skor :
merasa- 1. Normal
kan (skor
HARS< 6)
2. Kecemas-
an ringan
(skor
HARS 6-
14)
3. Kecemasa
n sedang
(skor
HARS 15-
27)
4. Kecema-
san berat
(skor
59
HARS>27
)
pengetahuan adalah dengan pengukuran melalui kuisioner. Dalam penelitian ini alat
ukur yang digunakan merupakan jawaban dari responden pada kuisioner yang
diberikan dengan model open ended questions dan closed ended questions yang
berupa pertanyaan multiple choice. Dalam penelitian ini, pertanyaan tentang tingkat
pengetahuan berjumlah 12 pertanyaan yang terdiri dari tingkat tahu (know) terdiri dari
terdiri dari 4 pertanyaan berisi cara penggunaan pembalut yang benar, dan
kuisioner dengan model check list dan alat ukur yang digunakan adalah skala HARS
(Hamilton Anxiety Rating Scale) yang terdiri dari 14 item yang memuat perasaan-
60
4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas
apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2013). Kuisioner untuk variabel tingkat
pengetahuan ini dibuat dan dikembangkan oleh peneliti dan perlu dilakukan uji
digunakan adalah korelasi product moment person dimana p-value ≤ 0,05 maka item
pertanyaan dinyatakan valid dan bila p-value ≥ 0,05 maka item pertanyaan
Anxiety Rating Scale) yang terdiri dari 14 item.Skala HARS pertama kali digunakan
pada tahun 1959 oleh Max Hamilton dan sekarang menjadi standart pengukuran
kecemasan pada penelitian trial clinic dengan tingkat validitas cukup tinggi yaitu
0,93.
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau
kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan.
Alat dan cara pengukuran atau mengamati sama-sama memegang peranan penting
dalam waktu yang bersamaan (Nursalam, 2013). Uji reliabilitas dengan menggunakan
61
komputerisasi dengan tingkat signifikan 5% yang dilihat dari nilai cranbach alpha.
Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r alpha > 0,6 maka pertanyaan tersebut reliabel.
Anxiety Rating Scale) yang terdiri dari 14 item. Skala HARS pertama kali digunakan
pada tahun 1959 oleh Max Hamilton dan sekarang menjadi standart pengukuran
kecemasan pada penelitian trial clinic dengan tingkat reliabilitas cukup tinggi 0,97.
4.9.1 Waktu
proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang
responden.
62
b. Penentuan sampel responden dan kriteria sampel penelitian dengan rumus
Slovin pada siswi usia 8-14 tahun di SDN 02 Nambangan Lor Madiun
sebanyak 30 siswi.
data.
63
4.11Teknik Analisis Data
Data umum dalam penelitian ini adalah umur, tingkat kelas dalam sekolah,
Setelah data terkumpul, maka data data umum dihitung dengan rumus:
P= F x 100%
N
Keterangan:
P : Presentase
F : Frekuensi jawaban
N : Jumlah sampel
Hasil Keterangan
100% Seluruhnya
76% - 99% Hampir seluruhnya
51% - 75% Sebagian besar
50% Setengah
25% - 49% Hampir setengahnya
1% - 24% Sebagian kecil
0% Tidak satupun
64
4.11.2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga atau berkorelasi
awal dalam menghadapi menarche di SDN 02 Nambangan Lor Madiun. Analisa data
memiliki skala ordinal dan skala ordinal dengan subjek penelitian yang
sama.
2. Uji ini mengukur hubungan yang bersifat simetris antara variabel X dan
keduanya simetris.
dengan jumlah jawaban yang diharapkan kemudian dikalikan 100% atau dengan
65
rumus :
N = SP x 100%
SM
Keterangan:
SM : skor maksimal
Arikunto dalam Ayu (2014) hasil pengolahan data dapat dimasukkan kedalam
maka gunakan tabel keeratan korelasi (Wiratna, 2014). Kaidah keputusan tentang
hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dengan kriteria sebagai berikut :
menghadapi menarche
b. Bila nilai p-value> 0,05 menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat
menghadapi menarche
66
Berikut adalah tabel yang menunjukkan keeratan atau kekuatan suatu korelasi
1. Memeriksa (Editing)
Memeriksa atau editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isi
kuisioner. Apabila masih ada yang kurang dalam menjawab atau kebenaran
diperbaiki.
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori dalam penelitian ini ada 2 hal
67
a. Tingkat pengetahuan remaja awal :
Pemberian skor atau scoring adalah pemberian skor yang diperoleh dimana
68
Variabel tingkat kecemasan memiliki 14 item yang akan dipertanyakan
Data yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan kedalam
program atau software komputer SPSS 16.00. Dalam proses ini peneliti
memasukkan data.
69
4.13Etika Penelitian
and confidentiality)
dengan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Hal ini dapat mengurangi
70
d. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms
and benefits)
oleh responden dan mengurangi resiko kerugian yang akan didapat oleh
informasi dan penambahan wawasan yang penting dari penelitian ini serta
mengetahui dan memperbaiki apa saja yang bisa menjadikan pengaruh atau
71
BAB 5
berdiri sejak tahun 1980. Sekolah dasar ini masuk dalam kategori SPM (Standart
Pelayanan Minimum) yang dikepalai oleh Bapak Suyanto S.Pd. Sekolah ini memiliki
6 kelas dan fasilitas-fasilitas lain dalam keadaan baik dan sudah dilengkapi dengan
akses internet yang dapat dipakai oleh siswa siswi dalam memperoleh informasi
untuk menambah pengetahuan mereka dalam hal apapun. Jumlah siswa siswi di SDN
02 Nambangan Lor Madiun dari 4 tahun terakhir mengalami penurunan yaitu pada
tahun 2013/2014 sejumlah 149 murid, tahun 2014/2015 sejumlah 145 murid, tahun
2015/2016 sejumlah 144 murid, dan tahun 2016/2017 sejumlah 135 murid.
usia 8-14 tahun di SDN 02 Nambangan Lor Madiun sebagian besar dengan
pengetahuan yang kurang. Hal ini disebabkan karena kurangnya pembelajaran atau
73
penelitian sebelumnya belum pernah membahas dan menyinggung hal mengenai
kesehatan reproduksi khususunya tentang menarche. Oleh karena itu sebagian besar
dari mereka belum memahami atau mengetahui dengan baik apa itu sistem reproduksi
mengalami kecemasan saat menstruasi diusia dini dan berakibat mereka tidak siap
dan bingung tentang apa yang harus dilakukan saat mengalami menstruasi.
dengan rentang umur remaja awal 8-14 tahun sejumlah 30 siswi, sebagian besar
responden berusia 11 tahun sebanyak 11 siswi (37%) dan paling sedikit berusia
74
5.2.1.2 Karakteristik Responden berdasarkan Status Menarche
menarche dengan rentang umur remaja awal 8-14 tahun sejumlah 30 siswi,
75
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan
Tingkat Pengetahuan (C1/C2/C3) pada Remaja Awal
Tingkat Pengetahuan Jumlah
Tingkat Pengetahuan
Kurang Cukup Baik (F)
Tahu/ Know
22 6 2 30
(C1)
Memahami/
Comprehension 26 2 2 30
(C2)
Aplikasi/
Application 15 12 3 30
(C3)
Sumber : Lembar Kuisioner Responden di SDN 02 Nambangan Lor Madiun
Tahun 2017
pengetahuan pada remaja awal yaitu sebanyak 21 siswi yang belum menarche
menghadapi menarche.
76
5.2.2.2 Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi
Menarche
77
5.2.2.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan pada Remaja
Awal dalam Menghadapi Menarche di SDN 02 Nambangan Lor Madiun
Lor Madiun.
dengan tingkat kecemasan diketahui dari 30 siswi terdapat 23 siswi (77%) dengan
tingkat pengetahuan kurang mengalami kecemasan berat dan 2 siswi (7%) dengan
tingkat pengetahuan baik tidak mengalami kecemasan baik yang sudah mengalami
Hasil penelitian yang didapat pada kuisioner terdapat 3 kategori pada tingkat
pengetahuan yaitu baik, cukup, dan kurang serta terdapat 4 kategori pada tingkat
kecemasan yaitu tidak ada kecemasan, kecemasan ringan, kecemasan sedang, dan
kecemasan berat. Hasil yang diperoleh diolah oleh peneliti dengan uji statistik
78
nilai p = 0,004 < α = 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang menunjukkan
bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan pada remaja
awal dalam menghadapi menarche di SDN 02 Nambangan Lor Madiun dengan nilai
hubungan antar variabel pada tingkat sangat kuat dan arah korelasi negatif dimana
semakin tinggi tingkat pengetahuan maka semakin rendah tingkat kecemasan, begitu
sebaliknya apabila semakin rendah tingkat pengetahuan maka semakin tinggi tingkat
kecemasannya.
5.3 Pembahasan
siswi (3%) memiliki tingkat pengetahuan baik. Dari hasil analisa kuisioner diketahui
sehingga remaja awal yang belum mengalami menarche memiliki pengetahuan yang
79
Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Wahit et al (2007) bahwa
kebudayaan lingkungan sekitar, pengalaman, pekerjaan, umur, dan minat. Teori lain
yang mendukung hasil penelitian ini yaitu menurut Notoatmodjo (2010) bahwa faktor
informasi, budaya, pengalaman, dan sosial ekonomi. Dari teori tersebut menunjukkan
dasar pembentukan sikap. Remaja yang belum mengalami menarche tidak akan
cukup dalam mengetahui (know) tentang menarche dimana remaja awal hanya
menarche tetapi masih sedikit yang bisa memahami dan mengaplikasikan dalam
teori yang dikemukakan oleh Wawan dan Dewi dalam Endang dan Tanjung (2016)
pemahaman anak tentang perubahan fisik yang akan dialami sebagai seorang wanita
dan kurangnya pengetahuan yang dapat diperoleh dari lingkungan yaitu sebuah
kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya serta dari sistem sosial budaya
80
Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden
kurang maksimal yang disebabkan karena pengalaman dan status menarche pada
remaja awal. Oleh karena itu, peningkatan pengetahuan pada remaja awal sangat
diperlukan dan diperhatikan oleh pihak-pihak terkait khususnya oleh orangtua, guru,
dan tim kesehatan dengan cara memberikan pendidikan kesehatan tentang reproduksi
sesuai dengan usianya sehingga anak dapat memahami apa yang disampaikan dan
dapat mengaplikasikan dengan baik apa yang harus dilakukan saat menghadapi
menarche.
kecemasan berat dan sebanyak 1 siswi (3%) yang sudah mengalami menarche tidak
mengalami kecemasan. Salah satu responden yang belum menarche pada usia 13
tahun mengalami kecemasan sedang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Aryaputri, dkk (2015) yaitu sebagian besar mengalami mengalami
pendidikan kesehatan mengenai menarche. Hal ini didukung hasil survey di Amerika
Serikat tahun 2003 yaitu mengenai prevalensi yang diperoleh dari penelitian
mengenai masalah remaja dalam menghadapi pubertas diperoleh hasil 5-50% remaja
81
Pada tabel 5.4 menjelaskan bahwa status menarche dan pengalaman saat
menarche. Sebagian besar remaja awal yang belum mengalami menarche mengalami
kecemasan yang berat. Hal ini didukung dengan teori yang disampaikan oleh Farida
dan Yudi (2010) bahwa kecemasan dapat dipengaruhi oleh faktor predisposisi yaitu
fisik, pola mekanisme koping keluarga, riwayat gangguan kecemasan dan medikasi
serta faktor presipitasi yaitu ancaman terhadap integritas fisik dan ancaman terhadap
harga diri. Status menarche dan pengalaman saat menstruasi ini akan menimbulkan
kecemasan pada remaja saat belum mengalaminya sehingga mereka merasa bingung
dan cemas tentang apa yang akan terjadi pada dirinya dan bagaimana menyikapi hal
tersebut.
Tabel 5.5 juga menjelaskan bahwa sebagian besar responden yang sudah
menarche, sebanyak 3 siswi (10%) mengalami kecemasan berat. Hal ini didukung
oleh teori Ade (2011b) yang berpendapat bahwa menarche seharusnya diterima
dengan sikap wajar. Namun bila peritiwa tersebut menimbulkan keterkejutan (syok)
yang sangat hebat disertai dengan iritasi (rangsangan yang mengganggu), maka
wanita mengalami sakit, mual, cepat lelah, dan berbagai emosi depresif salah satunya
seorang wanita yang mengalami menstruasi untuk pertama kali (menarche) dimana
menarche adalah hal wajar yang pasti dialami oleh setiap wanita normal dan tidak
perlu digelisahkan.
82
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada sebagian responden mengalami
kecemasan berat dalam menghadapi menarche pada remaja awal yang belum
megalami menarche. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan yang dimiliki
oleh responden dan karena ketidak tahuan dalam menghadapi menarche. Sebagian
besar remaja merasa malu, bingung, dan gelisah saat ditanya mengenai menarche dan
merasakan hal-hal yang mengganggu dan takut seperti saat mengatasi gangguan saat
merasa cemas dan bingung saat mengahadapi menarche dan ada juga yang
Oleh karena itu, penurunan kecemasan atau mengatasi kecemasan yang dialami
oleh remaja awal dalam menghadapi menarche sangat diperlukan dan diperhatikan
oleh semua pihak dan dilakukan sedini mungkin agar tidak semakin meningkat
dengan berbagai cara salah satu yang bisa dilakukan untuk remaja awal adalah
perubahan yang dialami oleh anak dalam menghadapi menarche serta mengajarkan
anak dalam mengatasi gangguan-gangguan yang akan timbul saat menstruasi agar
83
5.3.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan pada Remaja
Awal dalam Menghadapi Menarche di SDN 02 Nambangan Lor Madiun
Hasil tabulasi silang pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa sebagian besar
23 siswi (77%) baik yang sudah menarche atau belum menarche. Hasil dari
diartikan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan pada
dengan tingkat kecemasan dengan hasil 23 siswi (77%) dengan tingkat pengetahuan
kurang mengalami kecemasan berat dan 2 siswi (7%) mengalami kecemasan sedang,
2 siswi (7%) dengan tingkat pengetahuan cukup mengalami kecemasan sedang dan 1
siswi (3%) mengalami kecemasan ringan, serta 2 siswi (7%) dengan tingkat
Hal ini sesuai dengan pendapat Dariyo yang dikutip dalam penelitian yang
semasa remaja dengan respon yang berbeda, terutama saat menghadapi menarche
salah satunya adalah kecemasan yang disebabkan oleh ketidaktahuan remaja putri
menstruasi dianggap sebagai hal yang tidak baik. Menarche seharusnya diterima
dengan sikap wajar. Namun bila peritiwa tersebut menimbulkan keterkejutan (syok)
84
yang sangat hebat disertai dengan iritasi (rangsangan yang mengganggu),maka
wanita mengalami sakit, mual, cepat lelah, dan berbagai emosi depresif (Ade,
menstruasi ini sangat kurang dan pendidikan dari orangtua yang kurang. Adanya
anggapan orangtua yang salah bahwa hal ini merupakan hal yang tabu untuk
pengetahuan kurang pada tingkat Tahu/ Know (C1) sebanyak 22 siswi (73%),
(C3) sebanyak 15 siswi (50%) baik yang sudah menarche atau belum menarche.
setiap respondenpun berbeda. Ada yang tahu tentang definisi menarche tetapi tidak
mengetahui apa yang menyebabkan menarche, atau mereka memahami tentang fase
dan faktor yang menyebabkan mentruasi tetapi tidak tahu bagaimana cara
menggunakan pembalut yang benar dan mengatasi gangguan saat menstruasi. Hal ini
dipengaruhi oleh kurangnya pendidikan tentang kesehatan reproduksi saat usia remaja
menghadapi menarche. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Wawan
dan Dewi dalam Endang dan Tanjung (2016) dimana kurangnya pengetahuan tentang
85
yang akan dialami sebagai seorang wanita dan kurangnya pengetahuan yang dapat
diperoleh dari lingkungan yaitu sebuah kondisi yang ada di sekitar manusia dan
pengaruhnya.
Oleh karena itu ini harus dijadikan pertimbangan oleh orangtua, tim pendidik,
menganggap hal ini adalah hal biasa yang akan diketahui oleh anak dengan
sendirinya tetapi juga jadi pemahaman yang harus lebih diperhatikan sehingga
kecemasan dan ketakutan yang dialami remaja saat menghadapi menarche bisa
dilakukan setelah ujian semester akhir kelas IV dan V, serta masa Try Out
kelas IV dan persiapan Ujian Nasional tahun 2017 sehingga peneliti tidak bisa
saat penelitian .
86
BAB 6
PENUTUP
6.1 Simpulan
tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan pada remaja awal dalam menghadapi
penelitian yaitu:
3. Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan pada remaja awal
87
6.2 Saran
Setelah mengetahui hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan pihak sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan kajian dan referensi yang dapat
membantu untuk kegiatan penelitian selanjutnya serta hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai salah satu alasan yang baik untuk dilakukannya promosi
awal.
88
DAFTAR PUSTAKA
Albertus dan Sandjaja. 2011. Panduan Penelitian Edisi Revisi. Jakarta: Prestasi
Pustaka Raya
Anastasia. 2017. Ini Dia 9 Keluhan saat Menstruasi dan Cara Mengatasinya.
detikhealth. 16 Maret 2017.
Andini. 2012. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Kecemasan pada
Remaja dalam Menghadapi Menarche di SD Negeri Nayu 77 Surakarta.
Karya Tulis Ilmiah Universitas Sebelas Maret Tahun 2012.
<digilib.uns.ac.id>
Dinkes Kota Madiun. 2016. Profil Kesehatan Kota Madiun Tahun 2015. Madiun.
Farida danYudi. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
89
Gita. 2015. Pengaruh Penyuluhan Menarche terhadap Tingkat Kecemasan
Menghadapi Menarche pada Siswi Kelas V dan VI di SD Negeri Berbah 1
Sleman.Naskah Publikasi STIKES Aisyiyah Yogyakarta Tahun 2015.
<opac.unisayogya.ac.id>
Handoko. 2010. Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R
dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama
Hartono. 2011. SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Joko. 2011. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Kholid. 2014. Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media, dan
Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Nasir, Muhith, dan Ideputri. 2011. Buku Ajar: Metodologi Penlitian Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika
90
Nydia. 2012. Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan
Reproduksi pada Remaja Siswi SMP Kristen Gergaji. Karya Tulis Ilmiah
Universitas Diponegoro, Semarang Tahun 2012.<https://core.ac.uk>
Ratna. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Nyeri Haid Primer dengan Tingkat
Kecemasan Menghadapi Menarche pada Siswi Kelas VI SDN
Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta. dilihat 4 Februari 2017. <http:
eprints.uns.ac.id>
Stuart. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Ed. 5. Jakarta: EGC
Sylvia. 2013. Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada Remaja Putri di
SMP Negeri 22 Bandar Lampung. dilihat 4 Februari 2017. <http:
jukeunila.com>
Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I. 2010. Kesehatan Remaja: Problem dan
Solusinya. Jakarta: Salemba Medika
91
Lampiran 1
92
Lampiran 2
93
Lampiran 3
94
Lampiran 4
Dengan hormat,
Saya sebagai mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun
Nama : Anju Filomena Mayasari
NIM : 201302006
Bermaksud untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Tingkat
Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi Menarche pada Remaja
Awal di SDN 02 Nambangan Lor Madiun”.
Sehubungan dengan ini, saya mohon kesediaan saudari untuk bersedia
menjadi responden dalam penelitian yang akan saya lakukan. Kerahasiaan data
pribadi saudari akan sangat saya jaga dan informasi yang saya dapatkan akan saya
gunakan untuk penelitian ini.
Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan saudari saya
mengucapkan terimakasih.
95
Lampiran 5
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Umur :
Kelas :
Menyatakan *bersedia/ tidak bersedia untuk menjadi responden dalam
penelitian ini dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat
Kecemasan dalam Menghadapi Menarche pada Remaja Awal di SDN 02 Nambangan
Lor Madiun”,
Sehubungan dengan hal tersebut, saya setuju ikut serta dalam penelitian ini
dan menjawab semua pertanyaan yang diberikan dengan sejujur-jujurnya dan apa
adanya serta tanpa adanya keterpaksaan.
Atas kesediaan dan kerjasamanya saya mengucapkan terimakasih.
96
Lampiran 6
KISI-KISI KUISIONER
TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KECEMASAN
Jawaban :
1. A 5. B 9. B
2. A 6. A 10. C
3. C 7. B 11. C
4. B 8. A 12. C
Tingkat Kecemasan
Nomor Nomor
No. Uraian No. Uraian
Soal Soal
1. Perasaan cemas 1 8. Gejala sensorik 8
2. Ketegangan 2 9. Gejala kardiovaskuler 9
3. Ketakutan 3 10. Gejala pernapasan 10
4. Gangguan tidur 4 11. Gejala gastrointestinal 11
5. Gangguan kecerdasan 5 12. Gejala urogenital 12
6. Perasaan depresi 6 13. Gejala vegetatif 13
7. Gejala somatic 7 14. Apakah anda 14
merasakan
97
Lampiran 7
LEMBAR KUISIONER
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN
TINGKAT KECEMASAN PADA REMAJA AWAL DALAM
MENGHADAPI MENARCHE
DI SDN 02 NAMBANGAN LOR MADIUN
98
3. Kuisioner Tingkat Pengetahuan Remaja Awal tentang Menarche
Tahu (Know)
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih jawaban yang paling benar
dan beri tanda (X)!
1. Apa yang dimaksud dengan menarche/ haid pertama?
a. Pengeluaran darah dari vagina karena perubahan hormon
b. Sakit pada perut bagian bawah yang terjadi pada remaja putri
c. Pengeluaran lendir berwarna bening dari vagina
2. Menarche/ haid merupakan tanda bahwa seorang gadis telah memasuki fase?
a. Kedewasaan
b. Anak-anak
c. Lansia (lanjutusia)
3. Apa yang menyebabkan remaja putri mengalami menstruasi?
a. Kelelahan setelah berolahraga
b. Perubahan tinggi badan pada perempuan
c. Hormon pada tubuh
4. Apa yang menyebabkan remaja putri mengalami kram perut saat
menstruasi?
a. Karena hormon seks dalam tubuh meningkat
b. Karena otot rahim mengalami kontraksi
c. Karena banyak beraktivitas
Memahami (Comprehension)
5. Apa yang dimaksud fase menstruasi?
a. Fase dimana anak perempuan mengalami kram perut
b. Fase keluarnya darah di vagina akibat luruhnya dinding rahim
c. Fase anak perempuan mengalami kecemasan dan kebingungan
6. Berapa lama menarche/ haid terjadi?
a. 4-6 hari
b. 10-12 hari
c. 1 hari saja
7. Secara fisik gangguan apa yang sering terjadi saat menarche/ haid?
a. Stress dan mudah marah
b. Sakit punggung, payudara nyeri, mudah letih
c. Riang gembira
8. Perasaan tidak nyaman apa saja yang mungkin timbul saat menstruasi
datang?
a. Suntuk, marah, dan sedih
b. Bahagia, senang, dan bersuka cita
c. Biasa saja
99
Aplikasi (Aplication)
9. Kapan pembalut harus diganti saat menstruasi?
a. 2 kali sehari
b. 4-5 kali sehari
c. Tidak usah diganti
10. Bagaimana cara pemakaian pembalut yang benar?
a. Pakai dibagian belakang saja menutupi pantat
b. Pakai setelah memakai celana dalam
c. Pakai ditengah mulai bagian depan menutupi vagina hingga bagian
belakang
11. Apa yang dapat dilakukan untuk menghindari gangguan saat menarche/ haid
datang?
a. Makan yang banyak
b. Banyak tidur dan bermalas-malasan
c. Berolahraga, hindari stress dan istirahat yang cukup
12. Bagaimana cara anda untuk terhindar dari gangguan rasa gatal pada area
vagina saat menstruasi?
a. Dibiarkan saja nanti akan hilang sendiri
b. Digaruk hingga lecet pada area vagina
c. Menjaga kebersihan area genital dan mengganti pembalut sesering
mungkin
100
4. Kuisioner Tingkat Kecemasan pada Remaja Awal dalam Menghadapi
Menarche
Berilah tanda (X) jika terdapat gejala yang terjadi saat anda menghadapi
menarche/ haid pertama (bisa memilih lebih dari 1 pilihan jawaban)!
1. Perasaan cemas
: firasat buruk
: takut akan pikiran sendiri
: mudah tersinggung
2. Ketegangan
: merasa tegang
: lesu
: mudah terkejut
: tidak dapat istirahat nyenyak
: mudah menangis
: gemetar
: gelisah
3. Ketakutan
: pada gelap
: ditinggal sendiri
: pada orang asing
: pada binatang besar
: pada keramaian lalu lintas
: pada kerumunan banyak orang
4. Gangguan tidur
: sukar memulai tidur
: terbangun malam hari
: tidak pulas
: mimpi buruk
: mimpi yang menakutkan
5. Gangguan kecerdasan
: daya ingat buruk
: sulit berkonsentrasi
: sering bingung
6. Perasaan depresi
: kehilangan minat
: sedih
: bangun dini hari
: berkurangnya kesukaan pada hobi
: perasaan berubah-ubah sepanjang hari
7. Gejala somatik (otot-otot)
: nyeri otot
: kaku
: kedutan otot
101
: gigi gemertak
: suara tak stabil
8. Gejala sensorik
: telinga berdengung
: penglihatan kabur
: muka merah dan pucat
: merasa lemah
: perasaan ditusuk-tusuk
9. Gejala kardiovaskuler
: denyut nadi cepat
: berdebar-debar
: nyeri dada
: denyut nadi mengeras
: rasa lemah seperti mau pingsan
: detak jantung hilang sekejap
10. Gejala pernapasan
: rasa tertekan didada
: perasaan tercekik
: merasa napas pendek/ sesak
: sering menarik napas panjang
11. Gejala gastrointestinal
: sulit menelan
: mual muntah
: berat badan menurun
: konstipasi/ sulit buang air besar
: perut melilit
: gangguan pencernaan
: nyeri lambung sebelum atau sesudah makan
: rasa panas di perut
: perut terasa penuh/ kembung
12. Gejala urogenital
: sering kencing
: tidak dapat menahan kencing
: amenor/ menstruasi tidak teratur
13. Gejala vegetatif/ otonom
: mulut kering
: muka kering
: mudah berkeringat
: pusing/ sakit kepala
: bulu roma berdiri
102
14. Apakah anda merasakan?
: gelisah
: tidak tenang
: mengerutkan dahi muka tegang
: tonus/ ketegangan otot meningkat
: napas pendek dan cepat
: muka merah
Jumlah skor : ………………..
Kesimpulan:
: tidak ada kecemasan
: kecemasan ringan
: kecemasan sedang
: kecemasan berat
103
Lampiran 8
JADWAL KEGIATAN
BULAN
No. KEGIATAN
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
Pembuatan dan
1.
konsul judul
Penyusunan
2.
proposal
Bimbingan
3.
proposal
4. Ujian proposal
5. Revisi proposal
Pengambilan data
6.
awal
Pelaksanaan
7.
penelitian
Pengumpulan data
8.
akhir
Penyusunan dan
9.
konsul skripsi
10. Ujian skripsi
104
Lampiran 9
105
106
107
Lampiran 10
108
10 V 11 √ √ 75 Kurang Kurang Baik Ringan 12
11 V 11 √ √ 33 Kurang Kurang Kurang Berat 28
12 V 11 √ √ 50 Cukup Kurang Cukup Berat 29
13 V 12 √ √ 50 Kurang Kurang Kurang Sedang 18
14 V 12 √ √ 41 Cukup Kurang Kurang Berat 30
15 V 12 √ √ 75 Cukup Kurang Baik Sedang 20
16 V 11 √ √ 50 Kurang Kurang Kurang Berat 30
17 V 11 √ √ 33 Kurang Kurang Kurang Berat 28
18 V 10 √ √ 50 Kurang Kurang Baik Berat 29
Tidak
19 IV 10 √ √ 83 Cukup Baik Cukup 5
Cemas
20 IV 10 √ √ 50 Kurang Kurang Kurang Berat 28
21 IV 10 √ √ 41 Kurang Kurang Cukup Berat 29
22 IV 10 √ √ 50 Kurang Kurang Kurang Berat 29
23 IV 10 √ √ 16 Kurang Kurang Kurang Berat 31
24 IV 9 √ √ 16 Kurang Kurang Kurang Berat 28
25 IV 9 √ √ 41 Baik Kurang Kurang Berat 29
26 IV 11 √ √ 50 Kurang Cukup Kurang Berat 30
109
27 IV 10 √ √ 41 Cukup Kurang Kurang Berat 28
28 IV 10 √ √ 33 Kurang Kurang Cukup Sedang 20
29 IV 10 √ √ 41 Kurang Kurang Cukup Berat 28
30 IV 10 √ √ 50 Kurang Kurang Cukup Berat 28
110
Lampiran 11
CORRELATIONS
/VARIABLES=SOAL_1 SOAL_2 SOAL_3 SOAL_4 SOAL_5 SOAL_6 SOAL_7 SOAL_8 SOAL_9 SOAL_10 SOAL_11 SO
AL_12 TOTAL_SKOR
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
Notes
Comments
111
Filter <none>
Weight <none>
N of Rows in Working
10
Data File
112
Syntax CORRELATIONS
/VARIABLES=SOAL_1 SOAL_2
SOAL_3 SOAL_4 SOAL_5
SOAL_6 SOAL_7 SOAL_8
SOAL_9 SOAL_10 SOAL_11
SOAL_12 TOTAL_SKOR
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
[DataSet1]
113
Correlations
SOAL_ SOAL_ SOAL_ SOAL_ SOAL_ SOAL_ SOAL_ SOAL_ SOAL_ SOAL_1 SOAL_1 SOAL_1 TOTAL_
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 SKOR
SOAL_1 Pearson
Correlatio 1 .375 .375 .375 .612 1.000** .612 .764* .764* .764* .764* .375 .785**
n
Sig. (2-
.286 .286 .286 .060 .000 .060 .010 .010 .010 .010 .286 .007
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
SOAL_2 Pearson
Correlatio .375 1 .375 .375 .612 .375 .612 .218 .764* .764* .764* 1.000** .727*
n
Sig. (2-
.286 .286 .286 .060 .286 .060 .545 .010 .010 .010 .000 .017
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
114
SOAL_3 Pearson
Correlatio .375 .375 1 1.000** .612 .375 .612 .218 .764* .764* .764* .375 .727*
n
Sig. (2-
.286 .286 .000 .060 .286 .060 .545 .010 .010 .010 .286 .017
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
SOAL_4 Pearson
Correlatio .375 .375 1.000** 1 .612 .375 .612 .218 .764* .764* .764* .375 .727*
n
Sig. (2-
.286 .286 .000 .060 .286 .060 .545 .010 .010 .010 .286 .017
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
SOAL_5 Pearson
Correlatio .612 .612 .612 .612 1 .612 1.000** .802** .802** .802** .802** .612 .905**
n
Sig. (2-
.060 .060 .060 .060 .060 .000 .005 .005 .005 .005 .060 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
115
SOAL_6 Pearson
Correlatio 1.000** .375 .375 .375 .612 1 .612 .764* .764* .764* .764* .375 .785**
n
Sig. (2-
.000 .286 .286 .286 .060 .060 .010 .010 .010 .010 .286 .007
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
SOAL_7 Pearson
Correlatio .612 .612 .612 .612 1.000** .612 1 .802** .802** .802** .802** .612 .905**
n
Sig. (2-
.060 .060 .060 .060 .000 .060 .005 .005 .005 .005 .060 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
SOAL_8 Pearson
Correlatio .764* .218 .218 .218 .802** .764* .802** 1 .524 .524 .524 .218 .675*
n
Sig. (2-
.010 .545 .545 .545 .005 .010 .005 .120 .120 .120 .545 .032
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
116
SOAL_9 Pearson
Correlatio .764* .764* .764* .764* .802** .764* .802** .524 1 1.000** 1.000** .764* .977**
n
Sig. (2-
.010 .010 .010 .010 .005 .010 .005 .120 .000 .000 .010 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
SOAL_10 Pearson
Correlatio .764* .764* .764* .764* .802** .764* .802** .524 1.000** 1 1.000** .764* .977**
n
Sig. (2-
.010 .010 .010 .010 .005 .010 .005 .120 .000 .000 .010 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
SOAL_11 Pearson
Correlatio .764* .764* .764* .764* .802** .764* .802** .524 1.000** 1.000** 1 .764* .977**
n
Sig. (2-
.010 .010 .010 .010 .005 .010 .005 .120 .000 .000 .010 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
117
SOAL_12 Pearson
Correlatio .375 1.000** .375 .375 .612 .375 .612 .218 .764* .764* .764* 1 .727*
n
Sig. (2-
.286 .000 .286 .286 .060 .286 .060 .545 .010 .010 .010 .017
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
TOTAL_SKO Pearson
R Correlatio .785** .727* .727* .727* .905** .785** .905** .675* .977** .977** .977** .727* 1
n
Sig. (2-
.007 .017 .017 .017 .000 .007 .000 .032 .000 .000 .000 .017
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
118
RELIABILITY
/VARIABLES=SOAL_1 SOAL_2 SOAL_3 SOAL_4 SOAL_5 SOAL_6 SOAL_7 SOAL_8 SOAL_9 SOAL_10 SOAL_11 SO
AL_12 TOTAL_SKOR
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
N %
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
119
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.780 13
Item-Total Statistics
120
SOAL_6 16.8000 77.511 .766 .764
121
Lampiran 12
122
123
124
Lampiran 13
FREQUENCY TABLE
USIA
Frequeency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 9 2 6.7 6.7 6.7
10 10 33.3 33.3 40.0
11 11 36.7 36.7 76.7
12 6 20.0 20.0 96.7
13 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
KELAS
Frequeency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 12 40.0 40.0 40.0
IV
V 15 50.0 50.0 90.0
VI 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
125
STATUS_MENARCHE
Frequeency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
BELUM 24 80.0 80.0 80.0
MENARCHE
SUDAH 6 20.0 20.0 100.0
MENARCHE
Total 30 100.0 100.0
TINGKAT_PENGETAHUAN
Frequeency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 25 83.3 83.3 83.3
Kurang
Cukup 3 10.0 10.0 93.3
Baik 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
TINGKAT_KECEMASAN
126
TINGKAT_PENGETAHUAN*TINGKAT_KECEMASAN Crosstabulation
Tingkat_Kecemasan
Tidak Kece- Kece- Kece- Total
Ada masanR masanS masanB
Kece- ingan edang erat
masan
Tingkat_Pengetahuan Kurang 0 0 2 23 25
Cukup 0 1 2 0 3
Baik 2 0 0 0 2
Total 2 1 4 23 30
Directional Measures
Value Asymp. Approx. Appro
Std. Tᵇ x. Sig.
Errorᵃ
Ordinal Sommers symmetric -.830 .096 -2.847 .004
by ’d
Ordinal
Tingkat_Pengetahuan -.726 .155 -2.847 .004
Dependent
Tingkat_Kecemasan -.969 .027 -2.847 .004
Dependent
127
Lampiran 14
DOKUMENTASI PENELITIAN
128
PENGAWASAN DAN PEMBERIAN PENDIDIKAN
129