PENDAHULUAN
perhatian dan setiap anak memiliki hak untuk mencapai perkembangan kognisi, sosial
dan perilaku emosi yang optimal dengan demikian dibutuhkan anak dengan kualitas
yang baik agar tercapai masa depan bangsa yang baik (Sarah E. Cusick et al, 2016).
Periode emas atau golden age period merupakan periode yang kritis yang terjadi satu
kali dalam kehidupan anak, karena pada masa ini tidak kurang 100 milyar sel otak
siap untuk distimulasi agar kecerdasan seseorang dapat berkembang secara optimal di
kemudian hari. Periode ini terjadi pada 1000 hari pertama, yaitu semenjak kehamilan
sampai anak berusia 2 tahun dan merupakan masa kritis yang berdampak pada
perkembangan fisik dan kognisi anak (Kadi FA et al, 2008). Anak yang memiliki
awal tumbuh kembang yang baik akan tumbuh menjadi dewasa yang lebih sehat
sehingga nantinya akan memiliki kehidupan yang lebih baik (Deki P, 2015)
bertambahnya jumlah zat interseluler , sehingga dapat diukur dengan satuan panjang
atau tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala. Pertumbuhan pada satu tahun
dalam kandungan. Tiga tahun pertama usia anak merupakan periode emas atau masa
1
Perkembangan adalah istilah untuk menunjukkan peningkatan kemampuan
fungsi yang komplek. Pada fase awal, perkembangan dibagi menjadi 4 aspek
kemampuan fungsional, yaitu (1) motorik kasar, (2) motorik halus dan penglihatan,
berbicara, bahasa dan pendengaran, (4) sosial emosi dan perilaku (Hudaya, 2014).
Masa tumbuh kembang anak adalah masa yang sangat riskan bagi setiap daur
kehidupan seorang anak, maka dari itu sangatlah penting untuk kita memperhatikan
perkembangan seorang anak. Masalah tumbuh kembang anak yang sering di jumpai
berdasarkan data National Health Interview Surveys tahun 1997-2008 adalah 13,87
%. Survei ini juga menemukan sebanyak 15 % anak usia 3-17 tahun atau hampir 10
juta anak pada tahun 2006-2008 mengalami cacat perkembangan. Sedangkan menurut
data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2010, prevalensi balita
kota kudus sebesar 1,15%. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten kudus tahun 2015
4
2
delay cukup komplek, antara lain pada : (1) motorik kasar yaitu kemampuan
melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot – otot besar, seperti
duduk, berdiri dan sebagainya, (2) motorik halus yaitu kemampuan melakukan
pergerakan yang melibatkan bagian – bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot -
otot kecil, tapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti, mengamati sesuatu,
menjimpit, menulis dan sebagainya, (3) berbicara dan bahasa yaitu kemampuan untuk
sebagainya, (4) sosial emosi dan perilaku kemandirian yaitu kemampuan makan
2014).
bidang keahlian yang meliputi dokter anak, dokter saraf anak, fisioterapi dan berbagai
dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan
Tahun 2015). Fisioterapi diharapkan dapat berperan aktif dengan tujuan untuk
motorik. Modalitas yang dipilih penulis adalah neuro development treatment. Neuro
pola koordinasi dan tidak hanya dengan masalah fungsi otot individu. Ini melibatkan
B. Rumusan Masalah
delay?
C. Tujuan
4
D. Manfaat
delay yaitu:
1. Bagi penulis
Karya tulis ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan fisioterapi dalam
Manfaat bagi institusi pendidikan fisioterapi adalah untuk sarana dan media
Karya tulis ini dapat menambah pengetahuan dan informasi pada masyarakat
5
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Tumbuh kembang
konsepsi dan terus berlangsung sampai dewasa. Dalam poses mencapai dewasa inilah, anak
harus melewati berbagai tahap tumbuh kembang. Tercapainya tumbuh kembang optimal
merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan lingkungan biologis, fisik dan
morfologis, biokimia dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi sampai maturitas/dewasa
bertambahnya jumlah zat intreseluler , sehingga dapat diukur dengan satuan panjang atau
tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala. Pertumbuhan pada satu tahun atau pada bulan
4
Perkembangan adalah perubahan yang bersikap kuantitatif dan kualitatif.
yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil
tubuh, jaringan tubuh, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa
kognitif, bahasa, motorik, emosi, dan perkembangan perilaku sebagai hasil dari
progresif, terarah, dan terpadu. Progresif mengandung arti bahwa perubahan yang
terjadi mempunyai arah tertentu dan cenderung maju ke depan, tidak mundur ke
belakang. Terarah dan terpadu menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang pasti
antara perubahan yang terjadi pada saat ini, sebelumnya dan berikutnya
1) Faktor internal:
Ras/etnik atau bangsa, keluarga, umur yaitu kecepatan pertumbuhan paling pesat
pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja, jenis kelamin fungsi
reproduksi anak perempuan berkembang lebih cepat, namun setelah pubertas, laki-
laki lebih cepat, genetik, kelainan kromosom seperti down sindrom, dan sindrom
7
2) Faktor eksternal
a) Faktor prenatal
Gizi seperti nutrisi ibu terutama trimester akhir kehamilan, mekanis yaitu
posisi abnormal fetus dalam kandungan, seperti club foot; racun atau zat kimia;
mental, deformitas anggota gerak, kelainan jantung; infeksi trimester pertama dan
katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, kelainan jantung kongenital ; kelainan
imunologis; anoksia embrio akibat gangguan fungsi plasenta; psikologi ibu seperti
kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu hamil
(Hudaya, 2014).
b) Faktor persalinan
jantung bawaan, lingkungan fisis dan kimia seperti sanitasi lingkungan yang buruk,
kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu; psikologis
yaitu anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya, anak yang selalu merasa
mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan
16
c. Aspek tumbuh kembang
kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembang motorik terdiri dari
motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar meliputi kemampuan melakukan
pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar, seperti merangkak,
merayap, duduk, berdiri dan jalan. Sedangkan motorik halus meliputi kemampuan
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh
Tahapan dalam perkembangan motorik kasar harus dilalui dan dikuasai terlebih
anak akan menguasai suatu keterampilan diusia yang sama. perkembangan motorik
9
TABEL
perhatikan pada tahap tumbung kembang anak. Perkembangan motorik halus anak
16
TABEL
11
2. Development delay
sesuai dengan usia dan didefinisikan sebagai keterlambatan dalam dua bidang atau
lebih perkembangan motorik kasar atau motorik halus bicara atau berbahasa, personal
Faktor-faktor yang mempengaruhi development delay bisa dari faktor internal dan
eksternal. Faktor internal yaitu genetik dan pengaruh hormon, sedangkan faktor
Perkembangan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
16
Selain itu pada dasarnya bayi lahir mempunyai reflek primitif yang akan
menghilang pada usia tertentu, namun menetapnya reflek primitif pada usia tertentu
otot tubuh yang terlibat dan gangguan kontrol kepala. Dengan terganggunya kontrol
kepala maka akan berakibat pada gangguan yang selanjutnya seperti gangguan
Tanda dan gejala kinis development delay dimulai dari adanya hipotonus otot,
gangguan kontrol kepala dan postur, reflek abnormal, kelemahan pada otot dan anak
yang mendasari serta pengobatan yang sedini mungkin dan banyaknya stimulasi yang
diberikan pada anak serta dukungan dari orang tua. Semakin banyak stimulasi dan
dukungan yang diberikan dari orang tua kepada anak maka pertumbuhan dan
13
3. Pemeriksaan Khusus DDST II
pengkajian yang digunakan untuk menilai perkembangan anak usia 0-6 tahun.
Manfaat dari DDST adalah untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai
berkembang.
b. Manfaat
anak yang tampak sehat dan anak yang tidak menunjukan adanya masalah
c. Isi DDST
Denver II terdiri atas 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan umur
anak antara 0 samapi dengan 6 tahun dan dibagi kedalam beberapa aspek yaitu
kepribadian/tingkah laku sosial (personal sosial), gerakan motorik halus (fine motor
32
d. Formulir DDST
Formulir DDST terdiri dari atas satu lembar kertas, pada bagian depan terdapat
a). Pada halaman depan terdapat skala umur dalam bulan dan tahun pada garis
b). Pada halaman depan kiri atas terdapat neraca umur yang menujukan 25%, 50%,
c). Pada kanan bawah terdapat kotak kecil berisi tes perilaku untuk membandingkan
d). Pada bagian tengah terdapat 125 item yang di gambarkan dalam neraca umur
25%, 50%, 75%, dan 90% dari seluruh sample standar anak normal yang dapat
e. Penentuan umur
e). Apabila anak lahir premature maka dilakukan pengurangan umur, missal
15
f. Scoring penilaian tes
Anak dapat melakukan item dengan baik atau ibu/pengasuh memberi laporan
Anak tidak dapat melakukan item dengan baik atau ibu/pengasuh memberi
Anak tidak memiliki kesempatan untuk melakukan item karena ada hambatan.
Skor ini digunakan untuk kode L/Laporan orang tua/pengasuh anak. Misal pada anak
Anak menolak melakukan test karena faktor sesaat, seperti lelah, menangis atau
mengantuk.
g. Interpretasi nilai
Termasuk kategori ini ketika anak lulus pada uji coba item yang berada di kanan
garis umur dan ketika anak menguasai kemampuan anak yang lebih tua dari
umurnya.
Termasuk kategori normal ketika anak gagal/menolak pada item di kanan garis
umur, lulus atau gagal atau menolak pada item di garis umur terletak diantara 25-
75%.
32
3) Penilaian caution/peringatan
Termasuk kategori ini ketika anak gagal/menolak pada item dalam garis umur
4) Penilaian Delayed/keterlambatan
Termasuk kategori ini bila gagal/menolak pada item yang berada di sebelah kiri
garis umur.
Termasuk kategori ketika orang tua laporkan bahwa anak tidak ada kesempatan
1) Normal Dikatakan normal saat tidak ada penilaian delayed (keterlambatan), paling
berikutnya.
2) Suspect
Dikatakan suspect saat terdapat 2 atau lebih caution (peringatan), terdapat 1 atau
Dikatakan untestable saat terdapat 1 atau lebih skor delayed (terlambat), dan/atau
17
32
19
32
5. Pemeriksaan Khusus GMFM
21
37
23
37
25
37
b. Problematik Fisioterapi
Children and Youth (ICF-CY) problematik fisioterapi dibagi menjadi tiga yaitu
1. Impairment
berhubungan dengan aktifitas fungsional dasar. Impairment yang biasa terjadi pada
27
anak development delay adalah: (1) adanya gangguan kontrol kepala, (2) adanya
hipotonus otot, (3) gangguan kontrol gerak dan, (4) adanya reflek yang abnormal.
2. Functional limitation
limitation yang biasa terjadi pada anak development delay adalah anak belum
3. Participation restriction
penjelasannya adalah:
Neuro development treatment (NDT) adalah salah satu pendekatan yang paling
Metode ini pertama kali digunakan untuk terapi anak-anak pada kondisi cerebral
37
palsy. Kemudian metode ini digunakan juga untuk kondisi ganguan perkembangan
pada anak lainnya. Pendekatan dengan NDT berfokus pada normalisasi otot
terapi yang popular dalam pendekatan intervensi pada bayi dan anak-anak dengan
oleh Mrs. Bertha Bobath dari tahun 1942, dari pengalaman klinis yang cermat pada
dipengaruhi oleh genetika, struktur dan fungsi otak maupun dari interaksi
dengan kualitas pola koordinasi dan tidak hanya permasalahan pada fungsi otot.
Kurang masukan sensorik atau persepsi dapat bersifat primer atau karena
kontrol dan body image yang jelek (Velickovic and Perat. 2004).
stimulasi untuk mengurangi kelainan postural dan fasilitasi gerak dengan tujuan
sebagai berikut:
1) Inhibisi
Inhibisi atau menghambat, yaitu menghambat pola gerak abnormal atau sikap
mengatur posisi pasien kita dapat menghambat aktifitas reflek abnormal tertentu,
2) Fasilitasi
Teknik ini kita kenal sangat banyak, namun pada saat ini, kita contohkan adalah
memberikan posisi dan gerakan normal. Teknik ini anak-anak difasilitasi untuk
secara normal. Fasilitasi yang dimaksud di sini juga fasilitasi berupa mainan
kepada anak-anak yang bertujuan untuk mengarahkan posisi dan postur anak
3) Stimulasi
mendapatkan reaksi atau respon dari penderita. Teknik ini biasanya diberikan pada
37
2. Neuro senso motor reflex integration
input sensoris atau terapi sentuh dengan penataan reflek primitif dan motoris
postural sesuai dengan brain development. Metode ini diadaptasi dari berbagai
stimulasi, yaitu :
1) Stimulasi taktil
darah dan memberi efek nyaman. Selain itu stimulasi taktil juga bertujuan untuk :
(1) memberikan rasa kinetik pada anak mengenai panjang, ukuran, batasan
titik tengah dari tubuh dan anggota badan, (3) untuk mengenalkan anak pada
struktur tubuhnya (atas atau bawah, kanan atau kiri, depan atau belakang), (4)
untuk memungkinkan anak membedakan bagian tubuhnya yaiti kepala, tubuh dan
sebagai bentuk fisik dirinya, (6) untuk rileksasi tendon guard refleks (Masgutova,
2004).
Stimulasi dilakukan dalam posisi tidur terlentang, tidur miring dan tidur
31
tengkurap. Stimulasi dimulai dari ujung kepala sampai ujung kaki sesuai dengan
serta diberi penekanan pada setiap sendi. Stimulasi diulang sebanyak 3 atau 5 atau
7 kali.
2) Stimulasi bintang
Stimulasi bintang diberikan untuk mengejarkan titik tengah tubuh, yaitu berada
di umbilicus pada saat posisi terlentang, dan berada di vertebra lumbal II saat
posisi tengkurap. Selain mengajarkan titik tengah tubuh, stimulasi bintang juga
gerak yaitu di pusar, (2) untuk menstimulasi sistem sensoris pada hip dan
(Masgutova, 2004).
Stimulasi dengan satu tangan berada di titik sentral tubuh dan satu tangan
yang lain bergerak menuju 6 (enam) titik yaitu : (1) incisura jugularis (pada posisi
terlentang) atau cervical (pada posisi tengkurap), (2) shoulder dekstra, (3) shoulder
sinistra, (4) hip sinistra, (5) hip dekstra, dan (6) melingkar tubuh. Disetiap akhir
Stimulasi bintang terdapat empat macam gerakan, antara lain : (1) stimulasi
bintang halus berupa usapan dengan menggunakan telapak tangan dan jari-jari, (2)
bergelombang menggunakan ujung jari dan ossa carpalia, (3) stimulasi bintang
37
3) Stimulasi ekstremitas
Stimulasi ekstremitas diberikan pada kedua ekstremitas atas dan bawa. Dengan
tujuan untuk melancarkan sirkulasi darah, mengenalkan anak pada struktur tubuhnya
(lengan dan tungkai, kanan kiri), menstimulasi tendon guard reflex. Terdapat 4
pengulangan. Macam stimulasi antara lain: (1) stimulasi angka 1, (2) stimulasi angka
33
BAB III
STATUS KLINIS
A. Identitas Pasien
Nama :M
B. Pemeriksaan Umum
Pernapasan : 36 kali/menit
37
C. Pemeriksaan Fisioterapi
1. Anamnesis
apapun sebelumnya.
f. Riwayat Kehamilan :
yang dirasakan
secara normal
35
g. Riwayat Tumbuh Kembang :
Tengkurap = 4 bulan
Duduk = 7 bulan
Merangkak = 12 bulan
b. Kesan Awal
c. Kemampuan Sensorik
37
d. Kondisi Keseimbangan
mandiri.
f. Tonus Postural
g. Pola Postural
1) Telentang :
Mata, fokus dengan sekitar
Leher, cenderung ekstensi
Trunk, normal
Kaki, kadang fleksi
38
2) Tengkurap :
Mata, fokus dengan sekitar
Leher, mengangkat (cenderung ekstensi)
Trunk, posisi tetap
Kaki, diam
3) Ke duduk :
Mata, fokus dengan sekitar
Leher, menyesuaikan dengan pandangan mata
Trunk, menyesuaikan tetap stabil
Kaki, diam
4) Duduk :
Mata, bergerak kemana- mana/tidak fokus
Leher, cenderung ekstensi
Trunk, posisi beruah-ubah
5) Merangkak :
Mata, tertuju ke objek yg jauh
Leher, cenderung ekstensi
Trunk, menyesuaikan tetap stabil
Kaki, diam
6) Berdiri :
Mata, bergerak kemana- mana/tidak fokus
Leher, normal
Trunk, stabil
Kaki, belum mampu menjaga berat tubuh
7) Ke berdiri :
Mata, bergerak kemana- mana/tidak fokus
Leher, cenderung ekstensi
Trunk, stabil
Kaki, belum mampu mengangkat berat tubuh
8) Berjalan :
Mata, tidak fokus
Leher, cenderung ekstensi
Trunk, stabil
Kaki, lebif sering fleksi lutut
E. Tujuan Fisioterapi
Sesuai dengan diagnosis fisioterapi berdasarkan ICFCY
F. Intervensi Fisioterapi
1. Neuro Sensomotor Reflex
Teknik pada Neuro Senso Motor Reflex Development and Synchronization
(NSMRD & S) yang dilakukan pada kondisi anak autism spectrum disorder yang
merangkak.
a. Teknik Gerakan Gelombang
d. Latihan berjalan
Posisi anak : Berdiri tegak
Posisi Terapi : Berada di dekat pasien untuk menjaga pasien
Cara : Pasien diminta untuk berjalan dengan bantuan kursi
sebagai pegangan dan pasien diminta untuk berjalan
dengan mendorong kursi
Frekuensi : 3x seminggu, 1-5 menit
e. Standing
Posisi anak : Berdiri tegak
Cara : Pasien dipasangngkan backslab dan sepatu afo splint,
lalu posisikan pasien berdiri tegak di tempat standing
berikan ganjal giling di sela kaki dan ikat pada bagian
lutut, pinggang dan dada pasien
Frekuensi : 3x seminggu, 30 menit
f. Pemeriksaan Khusus
1) Pemeriksaan DDST II
51
60
42
39
72
5
G. UNDERLYING PROCCESS (CLINICAL REASONING)
Prenatal :
- Kehamilan sehat Natal : Postnatal :
- Ibu tidak - Lahir premature
mengkonsumsi obat- - Lahir secara - Reflek Primitif
obatan caesar masih dominan
- Ibu sering kelelahan
DELAYED DEVELOPMENT
Motorik : Kognitif :
- Adanya spasme otot Kepala belum
ekstensor AGA dan AGB Sensorik : terkontrol
- Kekuatan otot menurun Gangguan propieceptif
- Motorik kasar terganggu
v
- NS - Head Control
- Mobilisasi Trunk dan Pelvic
- Massage Ekspresi - Latihan Tengkurap
- Myofascial Release
- Massage General - Latihan Merayap
Kemandirian
H. Home Program
2. Ibu disarankan agar tetap melatih pasien di rumah seperti apa yang
I. Evaluasi
5. Sesaat
Pasien mampu dalam posisi berdiri dalam waktu yang lebih lama dari
6. Berkala
PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan intervensi berupa neuro sensomotor reflex, latihan motorik kasar, Latihan
B. Saran
dalam menjalani program yang telah ditetapkan sehingga penulis menyarankan selain
Agrawal, S. 2008. Normal Vital Sign Children Complex Child E-Magazine. Diakses dari
http://www.articles.complexchild.com/march2009/00114.pdf
Deki P. Factors Affecting Early Childhood Growth and Development : Golden 1000 Days.
Journal of Advanced Practices in Nursing.2015;01(01);1-7
Gunardi, H. 2017. Sari Pediatri. Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18 tahun. Vol 18. Hal
417-422. Diakses dari https://saripediatri.org/index.php/sari-
pediatri/article/view/1120
Harjatmo. P.T, Par’I. M.H, Wiyono.S. 2017. Bahan Ajar Gizi: Penilaian Status Gizi.
Diakses dari http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/PENILAIAN-STATUS-GIZI-FINAL-SC
Himah, K. 2016. Jurnal Kebidanan. Analisis Faktor-Faktor Risiko Keterlambatan
Perkembangan Anak Balita Di Kabupaten Kudus. Vol 5. Halaman 2. Diakses dari
http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id
Hudaya, P., 2012; Pemeriksaan Fisioterapi Satu; Edisi Keempat; Jurusan Fisioterapi
Politeknik Kesehatan Surakarta; Surakarta
Hudaya, P., 2014; pediatri; Edisi Kedua; Jurusan Fisioterapi Politeknik Kesehatan
Surakarta; Surakarta
IBITA, 2008; Theoretical assumptions and clinical practice. Diakses tanggal1 november
2017 dari http://www.ibita.org
Kadi FA, Garna H, Fadlyana E. Kesetaraan Hasil Skrining Risiko Penyimpangan Perkembangan
Menurut Cara Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) dan Denver II pada Anak
Usia 12−14 Bulan dengan Berat Lahir Rendah. 2008;10:29−33.
Permenkes RI, No. 65, 2015; Standar Pelayanan Fisioterapi ; Kementrian Kesehatan,
Jakarta
Raine. S, Meadows. L, Lynch. M. (2009). The Bobath Concept: Theory and clinical
practice in neurological rehabilitation: Publication Data by Library of Congress
Cataloging: India
Sarah E. Cusick, Michael K. Georgieff. The Role of Nutrition in Brain Development : The
Golden Opportunity of the “First 1000 Days”. The Journal of Pediatrics. 2016:15.
Setiyani. A, dkk., 2016; Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra
Sekolah; Pusdik SDM Kesehatan: Jakarta
Soetjiningsih., Ranuh, G.R. 3013. Tumbuh Kembang Anak; Edisi 2. Buku Kedokteran
ECG; Jakarta
Soetomenggalo., 2000; Kelainan Perkembangan; Neurologi Anak; Second Edition;
Ikatan Dokter Anak Indonesia; Jakarta
Sutejo, R.I, Biotech, M.,Wulandari, P., Sudarmanto, Y. 2016. Pemeriksaan fisik dasar
dan BLS. Edisi 2. Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Jember
Tjandrajani, A., Dewanti, A., Burhany, A., Widjaja, J.A. 2012. Sari Pediatri Keluhan
Utama Pada Keterlambatan Perkembangan Umum di Klinik Khusus Tumbuh
Kembang RSAP Harapan kita. Vol 13. Halaham 373-377. Diakses dari
https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/410
Uyanik, M., Kayihan, H. 2013. Down Syndrome: Sensory Integration, Vestibular
Stimulation and Neurodevelopmental Therapy Approaches for Children,
Internasional Encyclopedia Of Rehabilitations; available from;
http://cirrie.buffalo.edu/encyclopedia/en/article/48/
Velickovic, D.T., Perat, V.M. 2004; Basic Principles Of The Neurodevelopmental
Treatment. Health Centre Kranj, Universitas Medical Centre. Ljubljana, Slovenia;
Jurnal Medicina. 42(42): 112-120